RISIKO AUDIT
Risiko yang terjadi dalamh hal auditor, tanpa disadari nya, tidak memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Standar Audit seksi 312Risiko audit dan materialitas dalam
pelaksanaa audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam:
Perencanaan audit Pengevaluasian akhir
TIPE RESIKO
Risiko Tipe I Risiko bahwa suatu saldo akun
mengandung kesalahan jika digabungkan dengan kesalahan-kesalahan pada saldo akun yang lain, dapat mengakibatkan leporan keuangan salah saji material. Terdiri dari risiko bawaan dan pengendalian.
Risiko Tipe II Risiko Auditor tidak dapat mendeteksi
adanya kesalahan seperti dalam risiko tipe I. Terdiri dari risiko deteksi.
RISIKO BAWAAN
Kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur SPI yang terkait.
Auditor harus menetapkan risiko bawaan pada tingkat maksimum pada saat merancang prosedur audit.
Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi. Misal Kas memiliki risiko bawaan lebih tinggi
dari aktiva tetap.
Faktor menentukan risiko bawaan
FAKTOR-FAKTOR Indikator Risiko
Lebih Rendah Lebih tinggi
Gaya Manajemen Pengawasan kelompok
Individu
Sikap manajemen thd laporan keuangan
konservatif Agresif
Tingkat perputaran pegawai akuntansi
Normal Tinggi
Reputasi Jujur Dikhawatirkan
Tingkat profitabilitas Sedikit Sangat tinggi
Tingkat perubahan usaha Konsisten Berfluktuasi
Keadaan usaha Stabil Cepat
Sistem organisasi Sehat Tertekan
Isu tentang prelakuan akuntansi Sentralisasi Desentralisasi
Kesulitan pemeriksaan saldo akun
Tidak ada Banyak
Kesalahan audit awal sedikit Banyak
RISIKO PENGENDALIAN
Risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi atau dicegah secara tepat waktu oleh berbagai prosedur pengendalian intern perusahaan.
Risiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas SPI.
Penetapan risiko pengendalian didasarkan atas kecukupan bukti audit yang menyatakan bahwa SPI klien efektif.
RISIKO DETEKSI
Risiko bahwa auditor ttidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung pada penetapan auditor atas risiko audit, risiko bawaan,dan risiko pengendalian.
Risiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. Risiko Riview Analitis Risiko Tes Substantif.
Dalam taham perencanaan: Planned assessed level of detection risk
untuk setiap asersi signifikan ditentukan dengan cara menerapkan model risiko audit. Actual level of detection risk dapat diubah auditor dengan memodifikasi sifat, penentuan waktu dan luas test substantif.
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN RISIKO AUDIT
AR = IR x CR x DRRisiko deteksi merupakan risikoyang
dikendalikan auditorDR = AR : (IR x CR)Dimana, AR : Risiko audit IR : Risiko bawaan CR : Risiko pengendalian DR : Risiko deteksi
HUBUNGAN RISIKO AUDIT DENGAN BUKTI AUDIT Risiko audit berhubungan terbalik
dengan bukti audit. Semakin tinggi risiko audit dan risiko
deteksi, semakin sedikit bukti audit yang diperlukan, sebaliknya.
Risiko bawaaan dan pengendalian mempunyai hubungan searah dengan bukti audit.
MATRIK KOMPONEN RISIKO
Risiko Bawaan
Risiko Pengandalian
Maksimum Tinggi Moderat Rendah
Maksimum Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk mencapai risiko audit yang rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Rendah Rendah
Tinggi Sangat Rendah
Rendah Rendah Moderat
Moderat Rendah Rendah Moderat Tinggi
Rendah Rendah Moderat Tinggi *
Kertas Kerja
Catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya,dan kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan pelaksanaan audit.
Tujuan Pembuatan dan Penyimpanan Kertas Kerja
Memberikan dukungan yang prinsipal atas laporan audit.
Alat untuk melakukan koordinasi, mengorganisasi, dan mengawasi seluruh tahapan audit.
Bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan audit berikutnya.
Kertas Kerja dan Standar Auditing Standar Umum
Bukti pelatihan teknis dan kecakapan auditor yang ditunjukan dengan pengetahuan auditor tentang prinsip akuntansi dan kemampuannya menerapkan prosedur audit.
Standar Pekerjaan Lapangan Mengkoordinasikan pekerjaan yang
dilakukan dalam penugasan profesionalnya. Mendokumentasikan bukti-bukti selama audit.
Standar Pelaporan Mendukung pendapat auditor.
TIPE KERTAS KERJA
Program Audit Working trial balance Ringkasan Jurnal penyesuaian Daftar pendukung Daftar utama Memorandum audit dan dokumentasi
informasi pendukung
Program audit
Daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu. Pemeriksaan yang harus diikuti dalam
melakukan verifikasi setiap elemen. Tanggal pelaksanaan audit. Paraf pelaksana prosedur audit. Indeks kertas kerja yang dihasilkan
auditor.
WTB
Daftar yang berisi saldo berbagai akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom untuk penyesuaian dan pengklasifikasian kembali serta saldo setelah koreksi auditor dan akan dicantumkan dalam laporan keuangan auditan.
JURNAL PENYESUAIAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KEMBALI Jurnal untuk mengkoreksi dan
memastikan pengklasifikasian akun telah tepat.
DAFTAR PENDUKUNG
Kertas Kerja untuk mendukung informasi yang dikumpulkan.
Contoh: hasil perhitungan fisik kas.
DAFTAR UTAMA
Semua Informasi yang dicatat dalam daftar pendukung diringkas dalam daftar utama.
Daftar utama digunakan untuk menghubungkan akun buku besar yang sejenis, yang disajikan dalam laporan keuangan dalam satu pos.
Kolom-kolom dalam daftar utama sama dengan WTB.
MEMORANDUM AUDIT DAN DOKUMENTASI INFORMASI PENGUAT
Memorandum audit Data tertulis yang disiapkan oleh auditor
dalam bentuk naratif. Misalnya komintar atas kinerja prosedur
auditing dan kesimpulan selama pelaksanaan audit.
Dokumen infromasi penguat Dokumen tasi pengajuan pertanyaan
tentang rapat dewan komisaris, respon konfirmasi, dan salinan kontrak penting.
SUSUNAN KERTAS KERJA
Draf laporan audit Laporan keuangan auditan Ringkasan informasi bagi penelaah. Program audit. Laporan keuangan atas neraca lajur
yang dibuat klien Ringkasan jurnal penyesuaian WTB Daftar utama Daftar pendukung
PENELAAHAN KERTAS KERJA
Auditor harus menelaah kertas kerja yang dibuat oleh staf maupun asistennya.
Penelaahan dilakukan pada: Pemeriksaan pada suatu segmen telah
selesai Tahap pekerjaan lapangan telah selesai
PEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA
Milik KAP Auditor harus menjaga kerahasiaan kertas
kerja, dan menyimpannya selama sepuluh tahun.
Pengarsipan Kertas Kerja: Arsip Permanen (permanen file)
Salinan ADRT perusahaan, Surat penjanjian, Notulen Rapat direksi dan komisaris, Bagan organisasi, dll
Arsip Kini (current file) Kertas kerja yang dipakai untuk suatu audit
yang telah selesai.