Nama : RitaNIM: I21109027
PALA
(Myristica fragrans)
1. KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Magnoliales
Family : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica Fragrans
Nama lokal:
Nama simplisia Myristicaeae Arillus,Macis;Kembang pala (selubung biji buah)
Myristicae Semen;Biji pala. Myristicae fructus Cortex;Kulit buah pala. Termasuk
tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan).
2. Sejarah singkat
Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli
Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala
menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang
melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala
terus meluas sampai Sumatera.
3. Jenis Tanaman Pala
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt, 2)
Myristica argentea Ware, 3) Myristica fattua Houtt, 4) Myristica specioga Ware, 5)
Myristica Sucedona BL, 6) Myristica malabarica Lam. Jenis pala yang banyak
diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai
ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan
Myristica fattua. Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica
malabarica produksinya rendah sehingga nilai ekonomisnya pun rendah pula.
4. Kandungan dan Manfaat Tanaman Pala
Secara umum, kandungan pala yaitu tidak ada sianogenik, alkaloida (ada juga yang
tidak punya) ,iridoids tidak terdeteksi, terdapat proanthocyanidins, cyaniding,terdapat
flavonols,kaempferol dan quercetin,tidak terdapat asam ellagic. Manfaat tanaman pala
selain sebagai rempah-rempah, juga berfungsi sebagai tanaman obat, penghasil
minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan
kosmetik, kandungan dan manfaatnya secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Kulit batang dan daun
Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai
kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
2) Fuli
Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti
anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak
dijual didalam negeri.
3) Biji pala
Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempahrempah.
Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang
disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala
sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah dan lain-
lainya. Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-
komponen asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5
%, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %.
Asam Oleat Asam Linoleat
Asam Palmitat
Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa
senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi
yang sama dengan asam miristat. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan
relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-
kira 77 % atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40 %
trimiristin dengan cara mentransasi biji pala. Trimiristin adalah suatu gliserida atau
lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Rumus
molekulnya adalah :
Struktur trimiristin
Nama lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar.
Wujudnya berupa kristaL berwarna putih agak berminyak. Rumus molekulnya adalah
CH3(CH2)12COOH. Titik leleh 54,4 oC dan titik didih 326,2 oC. Sangat larut dalam
alkohol dan eter. Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841
dan sekaligus menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji pala
ditemukan pula bahwa asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi
dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan pala.
Meskipun asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air. Sifat ini
digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin.
Kegunaan asam miristat adalah untuk sabun, kosmetik, farfum, dan ester sintesis
untuk flafor dan aditif pada makanan.
4) Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses
menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala,
kKristal daging buah pala. Buah pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin,
pinen, kamfen (zat membius), dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol),
gliseda (asam-miristinat, asam-oleat, borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula,
vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristin. Biji pala dikenal sebagai
Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans dengan lapisan kapur,
setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan memiliki
wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 – 17% minyak terbang yang
ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.
5. Khasiat Pala sebagai Tumbuhan Obat
PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit
dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang menyenangkan.
Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat
rnencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai
campuran jamu. Getah segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air)
dipakai sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk
mengobati encok. Kegunaan khusus dari biji Pala, yarig dikenal sebagai Nux
moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci
untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam alkohol) atau
tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit histeri, sembelit, mencret
dan penyakit sulit tidur atau perut kembung. Biji PaIa telah terbukti berhasil
mengobati mencret pada manusia maupun pada hewan. Di India maupun di Indonesia,
biji Pala sudah umum dipakai sebagai obat mencret. Berdasarkan pembuktikan di
labolatorium bahwa biji pala bereaksi dengan prostaglandin-prostaglandin.
Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek merangsang
(hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan efek membius dan
menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf disusul oleh depresi dan tanda-
tanda keracunan seperti sakit kepala, kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan
sebagainya. Biji pala menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering,
gemetaran, hilang ingatan dan rasa berat di kepala
6. Syarat Tumbuh
6.1. Iklim
1) Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi
dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.
2) Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara
teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap
musim kering selama beberapa bulan.
6.2. Media Tanam
1) Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah
vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di
tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang
tinggi.
2) Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini
peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase
yang baik.
3) Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak
mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras
teras melintang lereng.
6.3. Ketinggian Tempat
Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m
dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akanrendah.
7. Morfologi
7.1 Batang :
Pohon tinggi lebih kurang 10 meter,batang tegak,berkayu,warna putih kotor,
7.2 Daun :
Daun tunggal,bentuk lonjong,ujung dan pangkal runcing,warna hijau mengkilat.
7.3 Bunga :
Perbungaan bentuk malai,keluar dari ketiak daun.Bunaga jantan berbentuk
bola,warna kuning.Biji kecil,bulat telur,selubung biji merah,biji berwarna hitam
kecoklatan
7.4 Buah :
Bulat berkulit kuning jika sudah tua,berdagang putih yang merupakan bahan
manisan yang dikenal khas di Bogor.
7.5 Biji :
Berkulit tipis agak keras berwarna hitam kecoklatan yang dibungkus fuli berwarna
merah padam.Isi bijinya putih,bila dikeringkan menjadi kecoklatan gelap dengan
aroma khas mirip cengkih.
8. Anatomi
Pohon dengan buah yang berwarna yang khas dengan getah merah,mengandung
minyak,mesophytic,daun pohon selalu hijau,pengubah berpilin ke
distichous,kasar,bercabang,tidak memiliki sarung pelindung tapi kadang punya,bau
harum/tanpa bau,sederhana,keseluruhan berupa selaput tipis,daun muda pada tangkai
berurat,memiliki daun tambahan,memiliki tepi daun yang khasd,daun tanpa meristem
basal
BIJI
Struktur kulit biji terbentuk dari kedua integument,tersusun atas selapis sel epidermis
berdinding tebal,sel sel parenkimatis,selapis sel malpigi dan lapisan makrosklereida
yang lebih panjang.Arilus berasal dari daerah pangkal funikulus,tersusun atas selapis
sel epidermis di bagian luar dan sel-sel parenkimdiantaranya dengan banyak sel-sel
sekresi dan berkas pengangkut yang tersebar.Nuselus berkembang menjadi perisperm
sekunder yang melipat ke bagian dalam kandung lembaga menembus
endosperm.Endosperm tipe selular dan pada akhir perkembangan menjadi tipe
ruminat.Embrio dengan suspensor haustoria yang berbentuk seperti sayap menembus
perisperm dan endosperm.
DAUN
Helaian daun biasanya dilengkapi lubang sekretori,lubang sekretori mengandung
minyak.Mesofil dilengkapi dengan sel minyak ethereal berbentuk bulat.Memiliki
sklerenkim idioblast atau tanpa sklerenkim idioblast.
BATANG
Terdapat kambium gabus pada awal/permukaan tipis.Tangkai pohon
bilacunar/unilacunar,tanpa floem internal,bahan pengental sekunder
mengembang,floem sekunder membuat stratifikasi ke dalam daerah yang keras
(berserat dan daerah yang lunak (parenkim) atau tidak membuat
stratifikasi,xilemretikulum terlubangu dengan serat libriform,dinding
felariform,sederhana, parenkim sebagian besar paratracheal,plastid tipe-s,berkas
pengangkut dengan sekat atau tanpa sekat.
BUNGA
Putik dari Myristica fragrans bercabang dan punya bentuk lonceng,tiga buah
selaput,Gynoecium terdiri dari sebuah bakal biji yang terletak di dekat
gynophore,terdapat kantong basal tunggal,anatroupus bakal biji,tepi bakal buah
berlekatan satu sama lain tapi tidak bersatu.susunan bunga di tangkai ,berhubungan
dengan bunga,buah dan ilmu bentuk kata benih,bunga terkumpul,susunan bunga di
tangkai,dalam cymes,dalam fascicles,dalam rangkaian,dalam kepala.Unit susunan
bunga di ujung tangkai cymose,atau racemose.Susunan bunga di ketiak,bunga
bercabang(daun kecil pada bunga yang pada umumnya kecil,pada umumnya 3
merous,siklik. Dalam putik pedicel stele,selalu menimbulkan jejak yang vaskuler pada
cabang dan perrianth,menuju ke gynophore kemudian ke dinding gynoecium,dimana
mereka memberikan kenaikan kedua cabang hingga batas luar dan pada suatu tingkat
lebih tinggi kepada pusat tersebut.
9. Fisiologi
Pala termasuk tanaman C3,dalam fotosintesis C3 berbeda dengan C4,pada C3karbon
dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.Struktur kloroplas pada tanaman C3
homogen.Tanaman C3 mempunyai suatu peran penting dalam metabolisme,tanaman
C3 mempunyai kemampuan fotorespirasi yang rendah karena mereka tidak
memerlukan energi untuk fixaxi sebelumnya.tanaman C3dapat kehilangan 20 %
carbon dalam siklus calvin karena radiasi,tanaman ini termasuk salah satu group
phylogenik. Konsep dasar reaksi gelap fotosintesis siklus Calvin (C3) adalah sebagai
berikut CO2 diikat oleh RUDP untuk selanjutnya dirubah menjadi senyawa organik
C6 yang tidak stabil yang pada akhirnya dirubah menjadi glukosa dengan
menggunakan 18ATP dan12 NADPH.Siklus ini terjadi dalam kloroplas pada bagian
stroma.Untuk menghasilkan satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I. Trubus Agriwidya.
Jakarta.
Hadad, dkk. 2006. Budidaya Tanaman Pala. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka
Tanaman industry. Parungkuda.
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e24/24b.htm
http://www.deltaintkey.com/angio/www/myristic.htm
Pelawi, John Franta. 2010. Isolasi Senyawa Alkaloid dari Biji Buah Pala. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Tim Penyusun. 2010. Pala (Myristica Fragrans). Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.
http://www.ristek.go.id
Widowati,lucie. 1995. Pala. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di
Indonesia VII dan VIII,Pusat Penelitian dan pengembangan Farmasi,Jakarta
PARE((Momordica charantia L.)
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil
Sub Kelas: Dilleniida
Ordo: Violale
Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus: Momordica
Spesies: Momordica charantia L.
Nama Umum:
Indonesia:Pare, paria
Inggris:balsam-pear, bitter gourd
Melayu:Peria
Vietnam:muop dang, kho qua
Thailand:mara, phakha, maha
Pilipina:ampalaya, amargoso, paria, palia
Cina:ku gua, foo gwa
2. Ciri Tanaman Pare
Tanaman Pare (Momordica charantia L.) adalah sejenis tanaman menjalar dengan
buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. Pare banyak terdapat di daerah
tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
terlantar, tegalan, serta dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan
dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak
sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.
Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur dengan
karakteristik umum berbentuk spiral, banyak bercabang, dan berbau tidak enak.
Tanaman pare mempunyai biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih
memanjang, keras.
3. Jenis-jenis Tanaman Pare
Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih
berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang
dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare
hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah pare
yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah
yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan
batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan
lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih
muda dapat dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, lalu
dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, serta gado-gado. Tanaman ini juga
dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan atau pembudidayaan
tanaman pare dilakukan dengan biji. Beberapa Sinonim tanaman pare antara lain
M.balsamina, Blanco. M.balsamina, Descourt. M.cylindrica, Blanco. M.jagorana
C.Koch. M.operculata, Vell. Cucumis africanus, Lindl.
4. Morfologi
5. Kandungan Kimia
Buah pare mengandung albuminoid, karbohidrat, zat warna, karantin,
hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C. Per 100 gr bagian buah yang dapat dimakan
mengandung 29 kilo kalori; 1,1 gr protein; 0,3 gr lemak; 6,6 gr karbohidrat; 45 mg
kalsium; 64 mg fosfor; 1,4 mg besi; 180 s.l. nilai vit A; 0,08 mg vit B1; 52 mg vit C
dan 91,2 gr air. Selain itu juga mengandung saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid,
triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam
palmitat, asam linoleat, dan asam stearat. Daun pare mengandung momordisina,
momordina, karantina, resin, asam trikosanik, asam resinat, saponin, vitamin A, dan C
serta minyak lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan
L.oleostearat. Biji pare mengandung saponin, alkanoid, triterpenoid, asam momordial
dan momordisin. Sedangkan akar pare mengandung asam momordial dan asam
oleanolat.
Alfa-momordisin charantin
Penemuan kandungan zat berkhasiat lain dalam buah pare sudah banyak dikerjakan.
Sejak lama pare digunakan juga sebagai antikanker, antiinfeksi, dan dalam tahun-
tahun belakangan terungkap pula kalau pare berkhasiat sebagai antiAIDS. Efek buah
pare sebagai anti-virus HIV terletak pada kandungan protein momorcharin alfa dan
beta, atau pada protein MAP30 Buah pare yang belum masak mengandung saponin,
flavonoid, dan polifenol, serta glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam
palmitat, asam linoleat, dan asamstearat.
Cucurbitacin hydroxytryptamine
Sabira, B.; Mansoor, A.; Bina, S. S.; Abdullah; Zafar, S.; dan Mohammad juga telah
berhasil mengisolasi senyawa steroid, monosiklik alkohol, dan beberapa senyawa
triterpenoid. Pada biji buah pare telah berhasil ditemukan senyawa a -momorcharin
yang aktif sebagai agen antitumor, hal ini diharapkan juga akan ditemukan pada
daging buah pare yaitu adanya senyawa kimia tertentu yang berpotensi sebagai agen
antitumor. Oleh karena potensi buah pare yang begitu besar, sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut guna mengungkap potensi buah pare khususnya sebagai
antitumor.
6. Kandungan Gizi Tanaman Pare
7. Khasiat
Secara umum, buah pare mempunyai berbagai khasiat antara lain anti inflamasi dan
antelmintik, selain itu juga dapat sebagai obat untuk penyakit batuk, radang
tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing
manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, demam, malaria, sakit liver, serta
sembelit.Buah pare digunakan pada demam, disentri biasanya digunakan 2 buah pare
segar, kencing manis yang biasanya digunakan 2 buah pare 13, radang tenggorokan.
Daun pare digunakan pada disentri, kencing manis 13, membangkitkan nafsu makan,
nifas, pelancar ASI, sakit liver, bisul ( obat luar ) digunakan 1 buah segar lalu
dilumatkan dan diborehkan, radang kulit bernanah ( obat luar ). Sedangkan akar pare
digunakan pada disentri amoeba.
8. Efek Biologi dan Farmakologi
Beberapa senyawa yang terkandung dalam buah pare adalah alkaloid, triterpenoid,
saponin dan flavonoid. Saponin adalah suatu kelas gabungan senyawa kimia, salah
satu senyawa metabolit sekunder yang ditemukan dari sumber alami dan dari berbagai
macam spesies tanaman. Secara spesifik, saponin merupakan glikosida amphiatik
dengan struktur seperti busa sabun yang dihasilkan bila dikocok pada larutan berair
dan strukturnya terdiri dari satu atau lebih glikosida hidrofilik dikombinasikan dengan
derivat triterpene lipofilik.Senyawa flavonoid atau bioflavonoid adalah suatu
kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa ini
merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon.
Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang
bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid
berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran
dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan. Beberapa alkaloid
diketahui beracun terhadap organisme lain.15 Sedangkan triterpenoid merupakan
senyawa kimia yang tersusun dari 4 atau 5 konfigurasi cincin dari 30 atom karbon dan
beberapa oksigen. Triterpenoid dibentuk oleh unit C5 isoprene melalui jalur
mevalonat sitosolik untuk membentuk C30 dan merupakan senyawa steroid di alam.
Kolesterol merupakan salah satu contoh triterpenoid.
DAFTAR PUSTAKA
Agus D. Khasiat Tanaman Obat Indonesia [Online]. 2008 Aug [diakses 2011 April 10]; Available from: URL:http://www.depkes.litbang.co.id/
Departemen Teknologi Pertanian DKI Jakarta. Tanaman Pare [online]. [diakses 2011 April 10];Available from: URL:http://www.pustakadeptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf
Derrida M. Bitter Melon (Momordica charantia L.) [Online]. 2004 Feb 2004 [diakses 2011 april 20]. Available from: URL: http://www.mdidea.com/products/herbextract/bittermelon/data.html
Hyeronimus SB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. 1st ed. Jakarta: Agro Media;2006.
Subahar TS. Khasiat dan Manfaat Pare. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta;2004.
Tanaman Obat Indonesia [Online]. 2007 Aug 1 [diakses 2011 april 20]; Available from: URL:http://www.iptek.net.id
Tati, S. S. Subahar, 2004, Khasiat dan manfaat Pare si Pahit Pembasmi Penyakit, AgroMedia Pustaka, Jakarta
Wijayakusuma, 1994, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid III, Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta
Patikan China
(Euphorhia thymifolia Burns)
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Euphorbia
Spesies: Euphorbia thymifolia L.
Nama Umum:
Patikan cina (Indonesia), Gelang pasir, krokot cina (Jawa); Ki mules, nanangkaan
gede, useup nana (Jawa),; jalu-jalu tona (Maluku); Xiao lei yang cao 根草千 (China).;
Spurge Thyme (Inggris).
2. Deskripsi
Terna kecil merayap, kadang-kadang setengah tegak, berambut, terdapat di mana-
mana diantara rumput di halaman, sekeliling tegalan, pinggir jalan pada tempat-
tempat yang agak basah sampai ketinggian 1.400 m dari permukaan laut. Batang tidak
tegak dan berbaring di tanah berbentuk bulat hijau dengan tinggi atau panjang sekitar
50-100 cm, daunnya agak kemerah-merahan, bila dipatahkan mengeluarkan getah.
Daunnya bersirip genap, kecil-kecil, bulat telur, berhadapan, baunya wangi. Bunga
berwarna merah muda. Buahnya bulat kecil berwarna cokelat.
Daun:
Daun yang berlawanan, elips, persegi panjang atau bulat telur terbalik, 4 - 8 mm, 2 - 5
mm lebar, puncak bulat, dasar miring, inaequilateral, bulat atau subcordate, margin
bergigi kecil, jarang seluruh, berbulu jarang pada kedua permukaannya, jarang
glabrous; peticles ca. 1 mm long; stipules lanceolate or linear, 1 - 1.5 mm long, soon
deciduous. 1 mm, stipula lanset atau linier, 1 - 1,5 mm panjang, segera gugur.
Inflorescences solitary or severally clustered at leaves axils; peduncles 1 - 2 mm long,
sparsely pilose; involucres narrowly campanulate to tarbinate, ca. Perbungaan soliter
atau bergerombol beberapa kali di axils daun; peduncles 1 - 2 mm, berbulu jarang;
involucres sempit lonceng untuk tarbinate, ca. 1 mm high and diam., sparsely pilose
outside, margins 5-lobed, lobes ovate; glands 4, with white appendages . 1 mm tinggi
dan diam, jarang berbulu luar, margin 5-lobed, cuping bulat telur, kelenjar 4, dengan
pelengkap putih.
Bunga
Bunga beberapa Male, sedikit melebihi involucres. female flower 1, stipes of ovaries
very shorter perempuan bunga 1, stipes ovarium sangat pendek.
Biji
Panjang biji bulat telur-tetragonal, ca. 0.7 mm long, 0.5 mm in diam., scarlet, each
rib-plances with 4 to 5 transverse furrows, ecarunculate 0,7 mm, 0,5 mm diameter.,
Merah, masing-masing rusuk plances dengan 4 sampai 5 melintang alur-alur,
ecarunculate.
Buah
Ovarium diluruskan-dibawah umur, cocci trivalved saat jatuh tempo
Pembungaan : Dari Juni - November
Pembuahan : Dari Juni - November
3. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
Rasa agak asam, astringent, sedikit sejuk. Anti-inflamasi, peluruh air seni,
menghilangkan gatal (antipruritic) dan antipiretik.
4. Kandungan Kimia
Glikosida; Samponin; Apigenin; Tarakserol; Tirukalol; Tanin; Euforbin; Kuersetin
Akar: Myricyl alkohol, taraxerol, tirucalol, kamzuiol, hentriacon-tane. Batang dan
daun: Cosmosiin.
Cosmosiin Hentriacon-tane
Kuersetin Myricyl alkohol
5. Pemanfaatan dan Cara Penggunaan
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN:
1. Disentri basiler, typhus abdominalis, enteritis, diare.
2. Wasir berdarah.
PEMAKAIAN:
15-30 gram kering atau 30-60 gram segar, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
1. Eczema, allergic dermatitis (sakit kulit karena alergi), herpes zoster, gatal-gatal di
kulit, abses, payudara : Patikan cina segar secukupnya direbus untuk cuci. Getahnya,
diteteskan untuk bintik pada comea (micula).
2. Abses Payudara :
Herba segar dilumatkan, ditambah gula enau, ditempelkan ke tempat
pembengkakan.
3. Herpes zoster:
1 genggam herba segar + 1 buah bawang putih, dilumatkan
kemudian ditambah air dingin, ditempelkan ke tempat yang sakit.
4. Eczema, dermatitis, kulit gatal, wasir berdarah:
Herba segar secukupnya direbus, cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Disentri basiler, enteritis:
15-30 gram patikan cina direbus, bagi 2 dosis, minum.
2. Wasir:
1/3 genggam patikan cina, 1/3 genggam patikan kebo, 1 jari
rimpang kunyit, 3 jari gula enau, 3 gelas air, direbus menjadi 1 1/2
gelas, saring setelah dingin. Sehari 3 x 1/2 gelas.
3. Luka Bakar
Tumbuk semua bagian patikan kebo dan tempelkan pada bagian yang luka
DAFTAR PUSTAKA
Drs Sudjaswardi W dan M Sitanggang, 2010, Sehat dengan Ramuan Tradisional,
Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol, AgroMedia
Pustaka, Jakarta.
http://www.herbalisnusantara.com/xmlrpc.php./patikan china [ diakses tanggal 8 April 2011].
http://tanamanherbal.wordpress.com/xmlrpc.php/patikan cina [ diakses tanggal 8 April 2010]
Poojet. 2010. Patikan Kebo ( Euphorbia thymifolia) . http://community.um.ac.id
[ diakses tanggal 8 April 2011].
www://根草 千 Euphorbia thymifolia..hkflora.com
Www.iptek.net.id
Patikan Kebo
(Euphorbia hirta)
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Euphorbia
Spesies: Euphorbia hirta L.
Nama Umum :
Indonesia:Patikan kebo, gelang susu, nanangkaan (Sunda), kukon-kukon (Jawa),
sosononga (Maluku)
Melayu:Gelang susu
Pilipina:Gatas-gatas
Cina:Da fei yang cao
2. Deskripsi
Patikan kerbau (Euphorbia hirta) merupakan suatu tumbuhan liar yang banyak
ditemukan di daerah kawasan tropis. Di Indonesia tumbuhan Patikan kerbau dapat
ditemukan diantara rerumputan tepi jalan, sungai, kebun-kebun atau tanah
pekarangan rumah yang tidak terurus. Biasanya patikan kerbau ini hidup jadi satu
dengan Patikan Cina (Euphorbia Prostrata, Ait) pada ketinggian 1 - 1400 meter di
atas permukaan laut. Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan hidup selama 1
tahun dan berkembang biak melalui biji. Patikan kerbau mempunyai warna
dominan kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonya memiliki cabang dengan
diameter ukuran kecil. Daun Patikan kerbau mepunyai bentuk bulat memanjang
dengan taji-taji. Letak daun yang satu dengan yang lain berhadap-hadapan.
Sedang bunganya muncul pada ketiak daun. Patikan kerbau hidupnya merambat
(merayap) di tanah. Bagian yang Digunakan seluruh bagian tumbuhan. Nama
simplisia Hirtae Herba; Herba Patikan Kebo. Sifat khas
agak pahit, asam, mendinginkan, dan agak beracun.
3. Kandungan Kimia
Patikan kerbau (Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya :
alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin,
ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di samping
itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol, tarakserol dan
tarakseron serta kautshuk. Selain itu juga mengandung 2% xanthorhamnin.
Getahnya mengandung euphorbon (zat yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit,
bagi yang tidak tahan). Herba kering mengandung asam galat, quercetin,
triacontane, phytosterol, phytosterolin, jambulol, melissic, gallic, palmitic, linolic,
oleic acids, ellagic acid, senyawa fenolik C28H18O15 dan euphosterol C25H39OH.
Juga dilaporkan mengandung taraxerol t.l. 275-277oC dan taraxeron t.l. 237-
238oC.
Xanthorhamnin (7-methylquercetin-3-rhamninoside C34H42O20) adalah kristal
kuning t.l. 195oC, larut dalam air dan alkohol, praktis tidak larut dalam eter, ben-
zena, karbon disulfida. Ketika dipanaskan dalam larutan asam sulfat 1% selama
0,5 jam akan terurai menjadi aglikon rhamnetin dan 2 mol. L-rhamnose. Namun
bila dihidrolisis dengan enzim rhamnodiastase akan terurai menjadi rhamnetin
dan rhamninose. (Cat. : senyawa ini juga terkandung dalam tanaanan Rhamnus
infectoria L.).
Pada jenis lain (Euphorbia peplus) ditemukan b-Sitosterol 0,1%, senyawa sterol
(belum teridentifisir, 0,005% dengan jarak lebur 204-205°C), triterpenoid (belum
teridentifisir 0,05%, dengan jarak lebur 280-281°C) quercetin 0,16%, hyperoside
0,23% kaempferol monosaccharide 0,36%
Akar Euphorbia calyptrata ditemukan: euphol (triterpenoid), caducifolin
(diterpene lactone), ingenol-3-hexadecanoate (diterpene), helioscopinolides D
dan E, helioscopinolides A dan C.8 Pada jenis lain (Euphorbia sieboldiana)
ditemukan golongan senyawa diterpene ent-atisane-3b,16a,17-triol,
helioscopinolide A (3b-O-acetyl-ent-atisane-16a,17-diol), ingenol-20-palmitate.
Entatisane triol & Ingenol 20-palmitat
4. Efek Biologi dan Farmakologi
Ekstrak air Euphorbia hirta L. yang telah dibebaskan dari senyawa lipofilik
mempunyai efek analgetik pada susunan syaraf pusat dan mempunyai efek sedatif
(dengan takaran 100 dan 400 mg/kg). Disamping itu ekstrak air bebas senyawa
lipofilik mempunyai efek pula sebagai penurun panas, yang diakibatkan karena
yeast (dengan takaran 100 dan 400 mg/kg). pada takaran 20-25 mg/kg secara intra
peritoneal dan berefek antiradang yang ditimbulkan karena carrageenan dengan
takaran 100 mg/kg. Ekstrak air bebas senyawa lipofilik mempunyai potensi
terhadap Entamorba histolytica dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Gram positif dan Gram negatif (Staphyllococcus aureus, S.faecalis S.dysentriae,
Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, Entamuba. Ekstrak batang
mempunyai potensi lebih besar dari pada ekstrak bagian lain terhadap bakteri
Gram positif maupun bakteria Gram negatif. Herba yang berasal dari tanaman
yang tumbuh di daerah tertentu dilaporkan ada yang mengandung racun cyanide
(HCN) yang berefek toksik.
5. Khasiat dan Cara Penggunaan
1. Radang tenggorokan
Bahan: daun patikan kerbau secukupnya.
Cara membuat: diseduh dengan air panas secukupnya;
Cara menggunakan: disaring dan dipakai untuk kumur.
2. Bronkhitis
Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1/2 botol Coca Cola;
Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus sampai mendidih;
Cara menggunakan: disaring dan diminum 3 kali sehari 1/2 cangkir.
3. Asma
Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau kering;
Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih;
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas,
pagi dan sore.
4. Disentri, Radang perut, Diare dan Kencing darah
Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1 potong gula batu;
Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 3 gelas air sampai
mendidih;
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.
5. Radang Kelenjar Susu atau Payu Dara Bengkak :
Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 2 sendok kedelai;
Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus dengan 3-5 gelas air
sampai mendidih;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir.
Selain itu dibuat pula tapal untuk payu dara :
Bahan: daun patikan kerbau yang masih segar dan garam dapur
secukupnya;
Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah garam dapur
secukupnya, diaduk sampai merata;
Cara menggunakan: ditempel pada bagian payu dara yang sakit.
6. Eksim
Bahan: daun patikan kerbau secukupnya;
Cara membuat: direbus dengan air secukupnya;
Cara menggunakan: dipakai untuk mencuci bagian yang sakit.
6. Anatomi
Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga
yang masing-masing terdini atas empat bunga jantan. Patikan kerbau
(Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya :
alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin,
ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di
samping itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol,
tarakserol dan tarakseron serta kautshuk. euphorbia mempunyai getah
bidalam batangnya.
7. Fisiologi
Euphorbia hirta memiliki Bunga dengan susunan satu bunga betina
dikelilingi oleh lima bunga yang masing-masing terdini atas empat bunga
jantan . karena bunga ini memiliki dua kelamin maka bunga dari euphorbia
hirta termasuk bunga banci . Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan
hidup selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji. akar berfungsi
untuk merambat karena euphorbia hirta jenis tanaman merambat .patikan
kerbau termasuk tumbuhan golongan c4 .karena tumbuhan ini merupakan
macam tumbuhan rumput.euphorbia hirta tumbuhan C4, dimana terdapat
dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda: sel seludang-berkas pembuluh
dan sel mesofil. Sel seludang-berkas pembuluh disusun menjadi kemasan
yang sangat padat disekitar berkas pembuluh. Di antara seludang-berkas
pembuluh dan permukaaan daun terdapat sel mesofil yang disusun lebih
longgar. Pada permukaan atas dan bawah terdapat rambut-rambut.
Daunnya tersusun atas epidermis, stomata, sel-sel parenkim, jaringan
kolenkim, mesofil, dan jaringan pengangkut. Pada daun yang disayat
melintang melalui tulang daun akan terlihat epidermis atas terdiri dari satu
lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan ukuran tidak selalu sama dan
mempunyai rambut penutup.Epidermis bawah terdiri dari sel yang serupa
dengan sel epidermis atas tetapi ukurannya lebih kecil. Stomata terdapat di
kedua permukaan. Mesofil terdiri sel-sel parenkim yang tersusun renggang
dan berisi tetes-tetes minyak. Letak jaringan kolenkim adalah tersebar
diantara jaringan parenkim. Jaringan pengangkutnya terdiri atas xilem dan
floem yang merupakan berkas pembuluh tipe kolateral. Seringkali ditemukan
bunga euphorbia hirta tumbuh diketiak daun.Berikut dapat kita lihat euphorbia
hirta yang dikeringkan.
( Gambar Bunga)
(Gambar Batang dan Daun)
DAFTAR PUSTAKA
Ajao A.O; Emele F; Femi-Onadeko B; 1985, Antibacterial Activity of Euphorbia hirta.,
Fitoterapia, Vol. LVI, No.3, p.165-171.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid II (terjemahan), Yayasan Sarana
Wanajaya, Jakarta, p.1213-1214
Jia Z., Ding Y., 1991, New diterpenoids from Euphorbia sieboldiana., Planta Med., Vol.57,
p. 569-571
Khafagy S.M; Gharbo S.A; Abdel Salam N.A; 1975, Phytochemical Study of Euphorbia
Peplus., Planta Medica, vol.27, p.387-394.
Lanhers M.C; Fleurentine J; Dorfman P; Mortier F; Pelt J.M; 1991. Analgesic, Antipyretic
and Anti-Inflamatory Properties of Euphorbia hirta., Planta Medica, 57, 225-231.
Mardisiswojo S; Radjak mangunsudarso H; 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang,
Cetakan Pertama, Penerbit Prapantja, hal.52.
Perry L.M., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia : Attributed, Properties, and
Uses., The MIT Press., Massachusetts., p. 143
Speroni E; Colletti B; Minghetti A; Perellino N.C; Guicciardi A; 1991, Activity on the CNS of
Crude Extracts and Some Diterpenoids Isolated from Euphorbia Calyptrata Suspended
Culture., Planta Medica, 57, p.531-535.
Sri Sugati, 1991 Sugati S., Johny Ria Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia.,
Jilid I., Balitbang Kesehatan., DepKes RI. Jakarta., p. 244-245
van Steenis M.J; 1963, Select Indonesian Medicinal Plants, Bulletin No. 18, Organization for
Scientific Research in Indonesia, p.22
Watt J.M., & M.G. Breyer-BrandWijk, 1962, The Medicinal and Poisonous Plants of
Southern and Eastern Africa., 2nd Ed., E. S. Livingstone Ltd. London., p. 408-411
Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae L. Sweet. )
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea pes-caprae (L) Sweet
Nama Umum:
Indonesia:Tapak kuda, batata pantai (Manado), katang-katang (Bali), lalere (Bugis)
Inggris:beach morning glory
Cina:ma an teng
2. Deskripsi
Herba tahunan dengan akar yang tebal. Batang panjangnya 5-30 m dan menjalar, akar
tumbuh pada ruas batang. Batang berbentuk bulat, basah dan berwarna hijau
kecoklatan.
Daun:Tunggal, tebal, licin dan mengkilat. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan.
Bentuk: bulat telur seperti tapak kuda. Ujung: membundar membelah (bertakik).
Ukuran: 3-10 x 3-10,5 cm.
Bunga:Berwarna merah muda - ungu dan agak gelap di bagian pangkal bunga. Bunga
membuka penuh sebelum tengah hari, lalu menguncup setelah lewat tengah hari.
Letak bunga: di ketiak daun pada gagang yang panjangnya 3-16 cm. Formasi: soliter.
Daun mahkota: berbentuk seperti terompet/corong, panjang 3-5 cm, diameter pada
saat membuka penuh sekitar 10 cm.
Buah:Berbentuk kapsul bundar hingga agak datar dengan empat biji berwarna hitam
dan berambut rapat. Ukuran: buah 12-17 mm, biji 6-10 mm.
Ekologi:Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m, biasanya di pantai berpasir,
tetapi juga tepat pada garis pantai, serta kadang-kadang pada saluran air.
Penyebaran:Pan-tropis.
Manfaat:Bijinya dilaporkan sebagai obat yang baik untuk sakit perut dan kram.
Daunnya untuk obat reumatik/nyeri persendian/pegal-pegal, wasir dan korengan,
sedangkan akarnya sebagai obat sakit gigi dan eksim. Cairan dari batangnya
digunakan untuk mengobati gigitan dan sengatan binatang. Wanita hamil dilarang
memakai tanaman obat ini.
Catatan:Dua anak jenis dikenali oleh beberapa penulis, yaitu I. pes-caprae ssp.
pescaprae yang memiliki cuping daun yang dalam, dan I. pes-caprae ssp. brasiliensis
yang memiliki takik pada ujung daun. Keduanya terdapat di Indonesia, meskipun
anak jenis yang terakhir hanya diketahui dari Sumatera Barat dan Pulau Krakatau.
3. Kandungan Kimia
Daun mengandung behenic acid, melissic acid, myristic acid. Daun kering
mengandung antistine (antihistamin/anti alergi). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam betulinic, alfa dan beta amyrin
asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga terdapat antinociceptive, yang
berguna mengatasi rasa sakit berlebihan.
Asam alfa-amyrin Antinociceptive
Asam Betulinic
Isoquercitrin
4. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
Rasa pedas sedikit pahit, hangat. Anti rheumatic, anti radang (anti inflammasi), anti
bengkak (anti swelling).
5. Kegunaan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam
betulinic, alfa dan beta amyrin asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga
terdapat antinociceptive, yang berguna mengatasi rasa sakit berlebihan.
Antinociceptive akan beraksi seperti hidroalkoholik, yang mampu mengurangi rasa
sakit. Dengan kandungan tersebut, tapak kuda kerap digunakan untuk meredakan
nyeri persendian atau pegal otot. Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai
pereda sakit gigi dan pembengkakan gusi.
Beberapa Ramuan Tapak Kuda:
Rematik
45 gram tanaman tapak kuda segar direbus dengan arak ketan dan air dalam jumlah
yang sama. Setelah itu dinginkan dan minum.
Sakit gigi
45 gram akar tapak kuda kering direbus dengan air. Dinginkan dan minum.
Bisul atau eksem
Lumatkan daun tapak kuda segar. Balurkan pada bisul, eksem, atau tempat yang sakit.
Cara lain: rebus daun tapak kuda segar, lalu gunakan airnya untuk mencuci bagian
yang sakit.
Catatan: tanaman ini tidak diperkenankan digunakan untuk perempuan hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Plantus. 2008. Tapak Kuda. www. Iptek.net.id [diakses tanggal 9 April 2011].