.**-
rry
Daftar lsi
Sambutan Ketua Panitia
Sambutan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas TanjungpuraSambutan Ketua lAl Kompartemen Akuntan PendidikSambutan Rektor Universitas Tanjungpura
PENDAHULUAN
Latar Belakang
TujuanBidang KajianWaktu dan TempatSusunan Acara
Makalah yang dipresentasikanJadwal Penyajian Makalah
ABSTRAK MAKALAH
KOMISI AKUNTANSI KEUANGAN
!. INTELLECTUAL CAPITAL DAN KII\ERJA KEUANGAN PERUSAHAAN : SUATU
ANALISIS DENGAN PENDEKATAN PARTIAL LEAST SQUARES
lhyaul Ulum, lmam Ghozali & Anis Chariri2. TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA
DENGAN KARAKTERISTIK DEWAN SEBAGAI SALAH SATU MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE
Ratna Wardhani3. REALITAS REFERENSIAL LABA AKUNTANSI SEBAGAI REFLEKSI KANDUNGAN
INFORMASI (Studi lnterpretif-Kritis Pada Komunitas Akuntan dan
Non-Akuntan)Akhmad Riduwan
4. PENGARUH RESIKO PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP RELEVANSI
NILAI LABA AKUNTANSI
Zahroh Naimah5. PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
Benny Kuryanto & Muchamad Syafruddin6. PERILAKU HARGA PEMBUKAAN (OPENINC PRTCE): NOISE DAN/ATAU
)VERREACTION (STUDI EMPIRIS BERBASIS INTRADAY DATA, 2006)
Hendrik Gamaliel & Sumiyana7. HUBUNGAN MANAJEMEN LABA SEBELUM IPO DAN RETURN SAHAM DENGAN
KECERDASAN I NVESTOR SEBAGAI VARIABE L P E M O D E RASI
Jogiyanto H. M. & Joni8. PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI
VARIABEL MODEMTING (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta)lslahuddin & Rika Nurlela
ill
xi
xiiiXV
xvii
1
3
3
3
4
4
6
L5
4L
47
ill
IL.
L2.
13.
9. PENGUJIAN SIMULTAN : BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING
RESPONSE COEFFTCTENT (ERC)
Etty Murwaningsari 5110. EKSPROPRIASI PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM STRUKTUR
KEPEMILIKAN ULTIMAT
Baldric SiregarPENGUJIAN EMPIRIS MARKET TIMING THEORY OF CAPITAL STRUCTURE DI BEJ
DENGAN KASUS rPO EMTTEN (NON KEUANGAN) 2000 - 2001
Budi Frensidy & lgnatius Roni SetyawanEVENT STUDY; PENGUMUMAN LABA TERHADAP REAKSI PASAR MODAL(STUDY EMPtRtS, BURSA EFEK INDONES|A 2004-2006)Binsar l. K. Telaumbanua & SumiyanaPEMILIHAN PREDIKTOR DELISTING TERBAIK (PERBANDINGAN ANTARA THE
ZMIJEWSKI MODEL, THE ALTMAN MODEL, DAN THE SPRINGATE MODEL)
Syamsul Hadi & Atika Anggraeni 5514. PENGARUH TINGKAT KETAATAN PENGUNGKAPAN WAJIB DAN LUAS
PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP KUALITAS LABA ( STUDI PADA
PERUSAHAAN PUBLIK SEKTOR MANUFAKTUR)
Sovi lsmawati Rahayu
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN -PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR Dr BEJ PERTODE 2004-2006l'Utari Hilmi FH & SyaifulAliPENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNAIVCF TERHADAP MANAJEMEN LABA
NuryamanOVERREAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN - PERUSAHAAN
Dl INDONESIA (Studi Kasus Pada Bursa Efek lndonesia)Azhar Ardi, Kiryanto & Dista AmaliaPERAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI MODERATING VARIABLE
DARI PENGARUH EARIV/NG5 MANAGEMFNT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Vinola HerawatyPENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILIW TERHADAP KINERJA
PERUSAHMN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA
EFEK |NDONESTA PADA TAHUN 2005 DAN 2006)Sylvia Veronica Siregar & Lely DahliaANALISIS HUBUNGAN VALUE BASED MANAGEMENT DENGAN CORPORATE
soctAl RESPONSTBTLTTY DALAM rKLrM BTSNTS TNDONESTA (STUDt KASUS
PERUSAHAAN SWA100 2006)
Dwi Hartanti& Elsa Rumiris MonikaANALISIS ARUS KAS KEGIATAN OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI
AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PASAR
Yanthi Hutagaol & Megawati Oktorina
15.
16.
L7.
L8.
19.
2r.
IV
64
6s
66
67
68
69
7t
73
75
76
PENGARUH FAKTOR KULTUR ORGANISASI, MANAJEMEN, STRATEGIK,
KEI.'ANGAN, DAN AUDITOR TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN
AKUNTANSI: STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA
Rangga Soselisa & MukhlasinPENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCETERHADAP RESIKO KREDIT,
rilEr.D sURAT HUTANG (OBLIGASI)
RinaningsihPRAKTEK WINDOW DREss/NG PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA
5E LAMA PE RI ODE 2OOI-2007
Patrick Kapugu
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB SOSTAL (CsR D/SCLOSURE) PADA LAPORAN TAHUNAN
PERUSAHAAN: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERCATAT DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006Chaerul D. Djakman & Novita
i5
25. PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN LEVERAGE
TERHADAP MANAJEMN LABA, NILAI PEMEGANG SAHAM SERTA COST OF
EQUITY CAPITAL
Tarjo27. PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEPUTUSAN KEUANGAN
DAN NILAI PERUSAHMN (SURVEY PADA PERUSAHMN MANUFAKI-UR DI
PT. BURSA EFEK TNDONESIA)
Tendi Haruman
KOMISI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. STUDI FENOMENOLOGIS TERHADAP PELAKSANAAN PENGENDALIAN
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PADA SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN
DAERAH KOTA PUSAKO DI PROPINSI JAMBI DALAM PEMAHAMAN
FUNCTIONALISM STRUCTU RAL PARSONS
Didied P. Affandy, Yudi & Eko Ganis Sukoharsono
2. PENGINVESTIGASIAN AUDIT EXPECTATION GAP PADA SEKTOR PUBLIK
Abdul Halim & Rusliyawati. ANALISA KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI,
PENGANGGURAN, DAN KEMISKINAN: PENDEKATAN ANALISIS JALUR (SruDI
PADA 29 ]GBUPATEN DAN 9 KOTA DI PROPINSI JAWATIMUR PERIODE 2OO1- 2006)
Ardi Hamzah4, ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DAERAH BERDASARKAN BUDAYA
oRGANtSASt, KOMITMEN ORGANTSAST DAN AKUNTABTLTTAS PUBLIK (SURVEI
PADA RUMAH SAKIT DAERAH DI JAWA TIMUR)
Nurul Kompyurini & Prasetyono5. PERAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN DAN PELAPORAN
KINERJA LINGKUNGAN OLEH PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PUBLIK DI
INDONESIA
Muhammad Ja'far S.
74
77
V
6. VARIABEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
KEUANGAN DAERAH (SIKD) (Studi Empiris Pada Badan Koordinasi WilayahPembangunan Lintas Kabupaten/Kota Wilayah I PropinsiJawa Tengah)Dona Primasari, Lego Waspodo & Syaiful Rahman
7, PROGRAM AUDIT KINERJA BERBASIS SPKN
Oktarika Ayoe Sandha
KOMISI INTERNASIONAL
t. IMPLEMENTATION OF REFINED HYPERVIEW OF LEARNING (rHOL) ON
MANAGEMENT ACCOUNTTNG LEARNING PROCESS (AN ETHNOGRAPHIC
STUDY)
Aji Dedi Mulawarman & Ari Kamayanti2. WHAT DETERMINES II\ITERNAL CONTROL WEAKNESS? AN EMPIRICAL
ANALYSIS OF STATE-OWNED ENTERPRISES AUDITED BY STATE AUDIT AGENCY
Benedicta Dhias Ayu Nita Sari, Ronny Prabowo & Hosanna Christy W3. THE EFFECT COGNITIVE STYLE At\D SPONSORSHIP BIAS ON THE TREATMENT
OF OPPORTUNITY COSTS IN RESOURCES ALLOCATION DECISIONS
H. Alfian4, ANALYSIS OF SELLING, GENERAL AND ADMINISTRATIVE COST STICKINESS ON
NET SALES AT DTFFERENT ECONOMIC CONDIT|ON (EMPIRICAL STUDY OF
MANUFACTURTNG COMPANY LTSTED lN THE JAKARTA STOCK EXCHANGE)
Astri Novianti & Primanita Setyono5. ACCOUNTING IN THE GOLDEN AGE OF SINGOSARI KINGDOM :
A FOUCAULDIAN PERSPECTIVE
Eko Ganis Sukoharsono & Novrida Qudsi6. DETERMINANTS OF STOCK MARKET REACTION TOWARD LEGAL
REQUIREMENT OF CSR IN INDONESIA
Rudy Suryanto & Gatot Soepriyanto 89
7, EARNINGS AND CASH FLOW PERFORMANCES SURROUNDING IPO
M. Adi lrawan & Tatang Ary Gumanti 90
8. DOES INVESTOR PROTECTION PREVENT EARNINGS MANAGEMENT ACTIVITY
THROUGHT REAL ACTIVITY MANIPULATION ? ASIAN COMPARISON
Sri Suryaningsum, Sony Warsono & Ratna Candrasari 91
9. THE LONG-RUN PERFORMANCE OF lNlTlAL PUBLIC OFFERINGS : COMPARISON
BETWEEN SHARI,AH AND NON SHARI'AH BASED FIRMS
Agung D. Buchdadi & Suherman 92
KOMISIAKUNTANSI MANAJEMEN DAN KEPERIIAKUAN 93
L. PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI
KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN
KERJA
Tri Ramaraya Koroy
78
79
VI
3
4.
ANALISIS FAIRNESS DAN INCENTIVE CONTRACTING PADA KINERJA BERBASIS
ANGGARAN : PENGUJIAN EKSPERIMEN ATAS REFERENT COGNITION THEORY
Yusnaini 96
DETERMINAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
INOVATIF :STUDl EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Dl INDONESIA
Yudhi Herliansyah & Meifida llyas 97
S]STEM KONTROL DAN KINERJA : PENDEKATAN INTERAKSI DAN SISTEM
UNTUK RISET KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN
Muhammad Ja'far S & Lisa Kartikasari 98
PENGARUH SKEMA BONUS DIREKSI TERHADAP AKTIVITAS MANAJEMEN LABA
(sruDt EMP|RIS PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA) PERIODE TAHUN 2003 - 2006
Neneng Suryatiningsih & Sylvia Veronica Siregar 99
PENILAIAN KEPUTUSAN INVESTIGASI VARIAN: EFEK OUTCOMES DAN
FRAMING
Jesica Handoko 100
KOMISIAKUNTANSISYARIAH 101
1. PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PMKNK MANAJEMEN LABA DI BANK
SYARIAH
Zahara & Sylvia Veronica Siregar 103
2. KESENJANGAN HARAPAN ANTARA NASABAH DAN MANAJEMEN TERHADAP
PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
BANK SYARIAH : STUDI EMPIRIS BANK SYARIAH DI YOGYAKARTA DAN
SURAKARTA104Rizal Yaya, Ahim Abdurrahim & Peni Nugraheni
3. REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PENGUMUMAN PENERBITAN
OBLIGASI SYARIAH
Nunung Ghoniyah, Mutamimah & Jenar Widayati 105
4. PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANASYARIAH DENGAN REI6A DANA KONVENSIONAL
Cahyaningsih, Eko Suwardi & Doddy Setiawan 106
5. EKSISTENSI LAPORAN NILAITAMBAH SYARI,AH BERBASIS REZEKI
Aji Dedi Mulawarman LO7
6. ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA
PERTODE 1992-1998 DAN L999-2006
Ratna Sahara & Nunung Nurul Hidayah 108
KOMISI PENDIDIKAN VOKASI 109
1. PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PENDIDIKAN
DIJURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Rini lndahwati, S.E., Ak, M.Si tLl.2, EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DAN PEMBERIAN
TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MATA
KULIAH AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN MAHASISWA
sEMESTER IJURUSAN AKUNTANSI FE UNNES TAHUN 2006/2A07
5.
Amir Mahmud & Bestari Dwi H
{
3. PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA, PEMANFAATANTEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERNAKLINTAN S I TERHADAP NILAI INF ORMA S I PELAPORANKEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PADA PEMERINTAHKOTA PALEMBANG DAN KABUPATEN OGAN ILIR)
Desi lndriasari & Ertambang Nahartyo 113KOMISI AKUNTANSI PENDIDIKAN 1151. PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI SOSIOLOGI
KRITIS, KREATIFITAS, DAN MENTALITAS
Ardi Hamzah tt72, PENGARUH PANDANGAN DOSEN AKUNTANSI TENTANG KEPEMIMPINAN
DEKAN DAN KULTUR UNIVERSITAS TERHADAP PERFORMANCE DOSEN
AKUNTANSI DI BEBEMPA UNIVERSITAS NEGERI DAN SWASTA DISUMUT(sTUDr I(ASUS SUMUT) MEDAN
Firman Sharif & Anggriyani 1183. KAJIAN EMPIRIS ATAS PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
DALAM MEMPENGARUHI STRESS KULIAH MAHASISWA AKUNTANSIMarita, SriSuryaningsum & Hening Naafi Shaalih 119
4. STUDI ATAS PELAKSANAAN METODE PBL DAN HUBUNGANNYA DENGAN SOFT
SKILL DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWAFitriany & Dahlia Sari LZO
5. PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS
KASUS YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA TERHADAP EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Siti Mutmainah LzL6, PERBEDAAN PERSEPSI INTENSITAS MORAL MAHASISWA AKUNTANSI DALAM
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN MORAL (STUDI PADA MAHASISWAAKUNTANSI 51, MAKSI, PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS
DTPONEGORO SEMAMNG)Andri Novius & Arifin Sabeni
KOMISIAUDIT]NG DAN ETIKA PROFESI
PENGARUH IDENTIFIKASI AUDITOR ATAS KLIEN TERHADAP OBJEKTIVITAS
AUDITOR DENGAN AUDITOR TENURE, CLIENT IMPORTANCE DAN CLIENT
IMAGE SEBAGAI VARIABEL ANTESEDEN (PENELITIAN TERHADAP AUDITORKANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG LISTED DI BEJ DENGAN PENDEKATANPARTTAL LEAST SQUARE)
Ewing Yuvisa l, Abdul Rohman & Rr Sri Handayani LZsT, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN BERPINDAH KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Shulamite Damayanti & Made Sudarma 1262. PEMAHAMAN STRUKTURASI ATAS PRAKTIK AUDIT INVESTIGATIF PADA
KANTOR PERWAKILAN BPK-RI Dl SURABAYA (STUD| KASUS TTNDAK ptDANA
KORUPST)
Gemalia DwiAgustina & M. Achsin
L22
L23
t27
vilt
5.
6.
7.
:L PENGALAMAN AUDIT, RED FLAGS, DAN URUTAN BUKTII Wayan Suartana & I Wayan Kartana I2g
I. PENGARUH ORIENTASI ETIKA PADA KOMITMEN DAN SENSITIVITAS ETIKAAUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR Dl BENGKULU DAN SUMATERASEIATAN)I{urna Aziza & AndiAgus Satim 130PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR INTERNAL:MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (PENELITIAN PADA KANTORYAYASAN PEN DIDIKAN INTERNAL AUDIT JAKARTA)Diah Wijayanti 131HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR DAN SITUASI AUDIT, ETIKA,PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIANOPINIAUDITOR OLEH AKUNTAN PUBLIKMaghfirah Gusti & SyahritAti igZPENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAANPERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA AUDITORPEMERINTAH YANG BEKERJA DI BPKP PERWAKILAN JAWA TENGAH DAN DAERAH
135
1. PENGARUH EXTRINSIC MOTIVATION, ABSORPTIVE CAPACITY, DAN CHANNELRICHNESS TERHADAP SIKAP INDIVIDU ATAS PERILAKU SHARING KNOWLEDGEEliada herwiyanti tg7
2. KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANNET\ DAN KARAKTERTSTIK TtpEKEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSISyaifulAli& Fadilah 138
3. PENGARUH INFORMATION TECHNOLOGY RELATEDNESS TERHADAP KINERJAPERUSAHMN (PEN ELTTAN TERHADAP PERUSAHMN PERBAN KAN DI JAWA TENGAH)
TSTTMEWAYOGYAKARTA)
Provita Wijayanti
KOMISI SISTEM INFORMASI AKUNTANS
Luluk Muhimatul lfada4. PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, PERCEIVED IJSEFTJLNESS, DAN
KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWAREAKUNTANSI
lstianingsih & Setyo hariwijanto5. PENGARUH PRIVASI, KEAMANAN, KEPERCAYAAN DAN PENGALAMAN
TERHADAP NIAT UNTUK BERTRANSAKSI SECARA ONLINEM. Rafki Nazhar & Syahran
6. COGNITIVE VS PERSONALITYTERHADAP NIAT PENGGUNMN TEKNOLOGT (|NTERNFT)M. Rafki Nazhar
133
139
t40
t4t
t42
PANTTTA STMpOStUM NASTONAL AKUNTANST (SNAI Xt
IN FORMASI KOTA PONTIANAKA Peta PontianakB Peta Kampus Universitas TanjungpuraC Nomor Telepon PentingD Rumah Sakit dan ApotekE Perguruan TinggiF Hotel dan PenginapanG TransportasiH Biro PerjalananI Restoran dan Rumah MakanJ Tempat PerbelanjaanK Objek WisataL Makanan Khas
M ldentitas Pemakalah
t43
1.49
151
L52153
153
154155
1s6156
L57
158
159L6L163
SISTEM KONTROL DAN KINERJA: PENDEKATAN INTERAKSI DAN SISTEM UNTUK RISET KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN
Muhammad Ja'far Shodiq, Lisa Kartikasari
ABSTRACT The research was done to investigate the influence of control systems on firms’ performance, which involved perceived environment uncertainty (PEU). Using interaction and system approach, which use to test of fit between contextual and organizational variables, tested the hypothesis. Therefore, this research has theoretical and methodological meanings. The data was collected from managers of Bank Perkreditan Rakyat (BPR), where the Branch of Indonesian Central Bank at Semarang has supervised them. There are 97 samples was collected by using mail survey and was chosen by purposive random sampling. The variables include PEU, control systems and financial performances. According to early literature, the control systems were categorized into operational control systems, management control systems and strategic planning, while financial performance was measured by ROA. The result indicates that control systems affected to financial performance, which involved PEU and using system approach. Any way, based on this research, the system approach is better than interaction approach. Key Word: Control Systems, Perceived Environment Uncertainty, Interaction Approach,
System Approach, Fit, Performance.
1
1. PENDAHULUAN
Sistem kontrol merupakan bidang penting dalam perusahaan. Sistem kontrol
didefinisikan sebagai semua prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi
untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas organisasi (Simons, 1987). Sistem kontrol
berkaitan dengan strategi pencapaian tujuan yang diukur dari kinerja organisasional
(Anthony and Vijay G., 1998).
Riset-riset terdahulu menunjukkan bahwa penerapan sistem kontrol organisasi
secara efektif akan memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan kinerja.
Namun, hubungan tersebut tidak secara langsung demikian, tetapi terdapat faktor
kontekstual (misalnya ketidakpastian lingkungan (perceived environtmental uncertainty
(PEU)) yang ada dalam hubungan antara sistem kontrol dengan kinerja organisasi
tersebut (Chong VK, 1996). Argumentasi yang mendukung proposisi tersebut adalah
adanya kenyataan bahwa lingkungan merupakan faktor kontekstual penting yang
mempunyai dampak kuat terhadap kinerja perusahaan. Lebih jauh, dalam terminologi
kontinjensi dinyatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan fungsi dari fit
(kesesuaian) antara struktur organisasi dan lingkungan dimana organisasi tersebut
beroperasi (Duncan dan Ken Moores, 1989).
Riset-riset yang menguji hubungan antara sistem kontrol dengan kinerja
organisasi yang melibatkan variabel kontekstual telah diakui oleh kalangan peneliti
sebagai aplikasi teori kontinjensi. Pendekatan kontinjensi merupakan sebuah aplikasi
konsep teori yang menyatakan bahwa tidak ada suatu sistem kontrol terbaik yang dapat
diterapkan untuk semua organisasi dan penerapan sistem kontrol secara tepat harus
memandang adanya keterlibatan variabel kontekstual dimana organisasi tersebut berada.
2
Kajian yang dilakukan oleh Otley (1980) terhadap hasil-hasil riset Gordon dan
Miller (1976), Dermer (1977), Watherhouse dan Tiessen (1978), Burn dan Waterhouse
(1975) serta Hayes (1977) dan Piper (1977) menunjukkan bahwa riset-riset tersebut
sangat sedikit sekali menggunakan literatur-litaratur teori organisasi dan bahkan terdapat
beberapa penyimpangan terhadap literatur-literatur organisasi. Penyimpangan tersebut
berkatan dengan desain framework kontinjensi, terutama pada aspek metode pengujian.
Lebih jauh, Fulmer dan Rue (1974), Kenis (1979), Boulton (1982), Simons
(1987), Mak (1989), Moers dan Hartmann (1999), Shield et al, (2000) Chong VK et al
(2001), Chong VK dan Chong KM (2004) menunjukkan pentingnya keterlibatan variabel
kontekstual dalam hubungan antara sistem kontrol dengan kinerja organisasi. Pendekatan
kontinjensi merupakan terobosan penting yang mampu menggeser pendekatan
universalistik (Bays, 2000; Duncan dan Keith, 1989; dan Drazin dan Van de Ven, 1985).
Malasahnya, riset-riset empirik terdahulu di bidang kontinjensi menunjukkan
adanya karakteristik pengujian (testing) hubungan antara variabel-variabel dalam model
kontinjensi yang sederhana dan tidak terpola (Fry dan Smith dalam Duncan dan Ken
Moores, 1989). Kesesuaian antara variabel kontinjensi dengan variabel organisasional
dalam riset-riset tersebut dibangun dalam proposisi hubungan yang berbeda-beda,
meskipun, konsep sentral dari proposisi kontinjensi adalah fit, yang merupakan
kesesuaian antara variabel kontekstual dengan desain organisasional. Dalam hal ini,
Drazin dan Van de Ven (1985) kemudian melaporkan adanya pendekatan konseptual
mengenai fit. Menurut mereka, setidaknya ada tiga pendekatan yang berbeda dalam
pengukuran fit antara variabel organisasional dan variabel kontinjensi. Ketiga pendekatan
tersebut adalah pendekatan seleksi, pendekatan interaksi dan pendekatan sistem.
3
Pendekatan seleksi mengasumsikan fit sebagai kesesuaian (congruence) antara
variabel kontekstual dengan struktur organisasi, misalnya formalisasi dan sentralisasi.
Namun pendekatan ini tidak secara jelas menguji pengaruh hubungan antara variabel
kontekstual dengan organisasional terhadap kinerja. Pendekatan interaksi,
mengasumsikan konsep fit sebagai interaksi bivariate. Fit merupakan interaksi variabel-
variabel kontekstual-organisasional yang dapat memberi dampak terhadap kinerja. Dalam
perkembangannya, pendekatan interaksi banyak diaplikasi oleh para peneliti dengan
menggunakan dua konsep analisis, multiple interaction dan resydual analysis. Namun
demikian, terdapat perbedaan pandangan yang tajam mengenai validitas penggunaan
kedua konsep di atas. Perbedaan hasil riset antara Dewar dan Werbel (1979), Duncan dan
Moores (1989), Hartmann dan Frank Moers (1999), Mak (1989), Bambang Riyanto
(2001) dan Muhammad Ja’far S. (2001) cukup menjadi bukti mengenai hal ini.
Pendekatan ketiga dalam uji fit adalah pendekatan sistem, yang mengasumsikan
fit sebagai konsistensi dari berbagai variabel kontinjensi dan variabel organisasional yang
memberi dampak terhadap kinerja. Dengan kata lain, pendekatan sistem merupakan
pendekatan yang mengaplikasikan hubungan variabel kontekstual-organisasional secara
simultan dalam suatu sistem yang dapat berimplikasi pada peningkatan kinerja. Namun
sejauh ini, masih sedikit sekali penelitian yang menggunakan pendekatan ini.
Mendasarkan pada uraian di atas, penelitian ini secara khusus mengevaluasi
penggunaan berbagai pendekatan uji dalam riset-riset kontinjensi. Pendekatan yang
hendak diuji meliputi penggunaan konsep multiple regression dan residual analysis
dalam pendekatan interaksi, dan penggunaan konsep distance dalam pendekatan sistem.
Penelitian ini tidak memandang pendekatan seleksi sebagai alternatif uji mengingat
4
ketidakjelasan pendekatan ini dalam riset kontinjensi, sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya.
Secara teoritis, penelitian ini hendak menguji pengaruh hubungan variabel
kontekstual (PEU) dengan variabel organisasional (sistem kontrol) terhadap kinerja
keuangan organisasi. Sejalan dengan gagasan Anthony (dalam Mak, 1989) dan
pandangan Veliyath, et al (1997), sistem kontrol sebagai variabel organisasional dibagi
dalam tiga level, yaitu operational control system (OCS), management control system
(MCS) dan strategic planning (SP).
2. RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
Sejauh ini, kritikan terhadap riset kontinjensi lebih banyak diarahkan dalam
desain framework kontinjensi, terutama pada aspek metode pengujian. Drazin dan Van de
Ven (1985) mengajukan tiga pendekatan pentig dalam riset kontinjensi, meliputi: seleksi,
interaksi dan sistem. Kenyataan bahwa dalam pendekatan seleksi dan interaksi
memunculkan sejumlah kelemahan baik dalam konsep maupun konsekwensi hasil, arah
metode pendekatan kemudian difokuskan terhadap pendekatan sistem.
Mengacu pada fakta empirik dan latar belakang penelitian yang telah disebutkan
di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Diantara pendekatan interaksi dan sistem dalam uji fit, diprediksikan terdapat
satu pendekatan terbaik dari sudut pandang metodologis dan teoritis.
2. Secara teoritis, perlu diuji pengaruh hubungan multidimensional antara variabel
OCS, MCS dan SP dengan variabel PEU, terhadap kinerja perusahaan.
Lebih jauh, berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan, secara garis besar penelitian ini memiliki dua tujuan utama:
5
1. Tujuan metodologis. Dari aspek metodologi penelitian, penelitian ini hendak
menguji dan mengevaluasi penggunaan pendekatan uji fit dalam riset-riset
kontinjensi. Sesuai dengan kerangka konsep yang diajukan oleh Drazin dan Van
de Ven (1985), pendekatan uji fit yang hendak dianalisis meliputi konsep multiple
regression dan resydual analysis dalam pendekatan interaksi, dan konsep distance
dalam pendekatan sistem.
2. Tujuan teoritis. Dari aspek teoritis mengenai konsep kontinjensi, penelitian ini
hendak menguji hubungan antara variabel kontekstual dengan variabel
organisasional dan implikasinya terhadap kinerja keuangan organisasi.
3. TELAAH PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU
Perspektif Kontinjensi
Sistem kontrol didefiniskan sebagai semua prosedur dan sistem formal yang
menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas perusahaan
(Simons, 1987). Dalam studi-studi yang ada, sistem kontrol dinyatakan dapat
mempengaruhi pencapaian kinerja dengan melibatkan variabel kontinjensi, seperti PEU.
Lebih jauh, Otley (1980) memandang pentingnya perspektif kontinjensi dalam riset-riset
akuntansi. Otley (1980) menunjukkan adanya dampak penggunaan pendekatan
kontinjensi dalam menjelaskan hasil-hasil riset sistem kontrol yang berbeda-beda.
Pada awal perkembangan teori kontinjensi, framework kontinjensi dipandang
sebagai model linier hubungan antara desain struktur organisasi dengan sistem kontrol
organisasi. Model ini dikritisi oleh Otley (1980) dengan mengemukakan gagasan
framework kontinjensi minimal (minimum necesary contigency framework). Pada model
yang diperkenalkan Otley ini, sistem kontrol tidak dipandang sebagai konsekwensi logis
6
dari kebijakan desain struktur organisasi, melainkan sebagai bagian integral dari paket
pengendalian organisasi dan sejajar dengan desain struktur organisasi yang diterapkan.
Pendekatan Multiple Interaction
Terdapat tiga pendekatan dalam kosep fit sebagaimana dikemukakan oleh Drazin
dan Van de Ven (1985), yang meliputi seleksi, interaksi dan sistem. Tabel 1 pada
lampiran 2 menunjukkan ketiga konsep fit yang diajukan oleh Drazin dan Van de Ven
(1985).
Pendekatan seleksi menghubungkan antara variabel kontekstual dengan variabel
organisasional, namun tidak secara jelas mengkorelasikan hubungan kedua variabel
tersebut dengan kinerja organisasi. Pendekatan multiple interaction memandang bahwa
pengaruh fit antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional diekspresikan
dengan bentuk perkalian antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional
dalam model regresi. Koefisien signifikansi dari order tertinggi dari interaksi dalam
persamaan regresi menunjukkan adanya dukungan terhadap hipotesis yang
dikembangkan. Dalam persepektif ini, misalkan Xc mewakili variabel kontekstual dan
Xo mewakili variabel organisasional maka persamaan regresi dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y = a + b1Xc + b2Xo + b3 XcXo ...................................................... (1)
Dimana, Y : Kinerja (organisaional atau manajeral) a : konstanta b1,2 : koefisien regresi Xc dan Xo dan koefesien interaksi XcXo Xc, Xo : variabel kontinjensi dan variabel organisasional. XcXo : Order kedua interaksi Xc dan Xo. Bila dalam model terdapat i variabel kontekstual dan j variabel organisasional, maka
order tertinggi dalam persamaan regresi tersebut adalah (i+j).
7
Sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan (1) di atas, untuk data dengan skala
ordinal (sebagian peneliti menyatakan minimal skala interval), maka koefesien yang
dapat diinterpretasikan adalah b3 (Duncan dan Ken Moores (1989), Gul dan Chia
(1994)). Hal ini karena pada skala ordinal dan interval tidak ada nilai 0 (zero), yang
dengan demikian data dapat diskala ulang (rescaled).
Perlakuan skala ulang tersebut akan merubah nilai koefesien regresi kecuali
parameter b3 dalam persamaan (1). Proses ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
misalkan nilai Xc pada persamaan (1) ditambah dengan nilai konstanta tertentu (rescaled)
misalnya Q, dan asumsikan hasil rescaled tadi adalah Zc, maka Zc = Xc + Q, dan Xc=
Zc - Q. Dengan demikian:
Y = a + b1Xc + b2Xo + b3 XcXo Y = a + b1(Zc-Q) + b2Xo + b3(Zc-Q)X0 Y = a – b1Q + b1Zc + (b2-b3)Xo + b3ZcXo ....................................... ..(2) Bila a – b1Q = a’ dan b2-b3 = b’ maka persamaan (2) dapat diubah menjadi
Y = a’ + b2’ + b3ZcXo ................................................................. (3)
Tampak bahwa persamaan (3) merubah nilai b2 menjadi b2’ sementara b3, sebagai term
koefesien interaksi, tetap dan tidak berubah. Dengan demikian hanya b3 saja memiliki
arti (meaningfull).
Pendekatan Residual Analysis
Pendekatan residual analysis mengacu pada konsep nilai residual dari persamaan
regresi. Dalam pendekatan ini, residual diasumsikan sebagai unfit dari persamaan regresi.
Terdapat tiga tahap dalam uji ini. Tahap pertama adalah penentuan desain hubungan
variabel organisasional dengan kontekstual. Dalam hal ini, sistem kontrol didesain
sebagai variabel dependen dan PEU sebagai variabel indepeden. Oleh karena itu
persamaan dapat dibentuk sebagaimana dinyatakan dalam persamaan (4).
8
Yi = a + b(X) + εi .............................................................................. (4)
Dimana, Yi = sistem kontrol ke i a,b = konstanta dan koefesien regresi X = PEU εi = residual ke i Jika hubungan antara Yi dan X merupakan fit kedua variabel, maka εi merupakan unfit
dari model regresi kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, jika εi dihubungkan dengan
variabel kinerja maka nilai unfit tersebut akan berpengaruh negatif terhadap kinerja.
Tahap kedua dari persamaan tersebut adalah menentukan nilai absolut dari
residual dan menghubungkan nilai absolut tersebut dengan kinerja. Dalam hal ini nilai
absolut residual (unfit) dinyatakan sebagai variabel independen dan kinerja dinyatakan
sebagai variabel dependent. Penggunaan notasi absolut dikarenakan unfit merupakan
besaran konsep dan oleh karena itu tanda (positif atau negatif) bukan persoalan yang
relevan (Duncan dan Ken Moores, 1989). Berdasarkan operasionalisasi variabel tersebut,
persamaan kedua dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = a – bi εi + ε’ ................................................................ (5) Y : kinerja a, bi : konstanta, koefesien ke i dari εi εi : nilai absolut residual ke i dari persamaan (4) ε’ : random error (residual dari persamaan (5)). Pendekatan Sistem: konsep Distance Pendekatan seleksi dan interaksi dalam fit memfokuskan pada bagaimana faktor
tunggal dari variabel kontekstual berpengaruh terhadap faktor-faktor organisasional dan
bagaimana pasangan variabel kontekstual-organisasional tersebut berinteraksi dalam
mempengaruhi kinerja. Oleh kalangan reductionism, cara ini dipandang sebagai
9
dekomposisi dari variabel-variabel organisasional dan kontekstual yang secara efektif
dapat menjelaskan hubungan keseluruhan organisasi.
Pandangan kalangan reductionism tersebut ditentang oleh Miller (1981) dan
Drazin dan Van de Ven (1985) dengan menyatakan bahwa pemahaman hubungan
variabel kontekstual-organisasional hanya dapat dilihat secara simultan dalam aspek-
aspek kontinjensi dan alternatif struktural (organisasional) serta kriteria kinerja yang
secara holistik dapat digunakan untuk memahami desain organisasi. Oleh karena itu
model tersebut harus sistemik, yang dikenal sebagai pendekatan sistem.
Pendekatan sistem menekankan pada adopsi multivariate untuk menguji pola
konsistensi diantara dimensi organisasional, kontekstual dan kinerja. Hubungan
multidimensional variabel kontekstual dan organisasional harus konsisten dalam
seperangkat sistem guna menunjang pencapaian kinerja. Jika model tersebut digambarkan
dalam dua dimensi variabel, akan tampak seperti pada gambar 1 (Lampiran1).
Terdapat tiga langkah dalam uji fit dengan pendekatan sistem. Pertama,
pengembangan tipe ideal dari variabel kontekstual dan organisasional. Tipe ideal
merupakan semua bentuk kombinasi ideal yang mungkin antara variabel kontekstual
dengan variabel organisasional dalam kerangka mencapai kinerja yang tinggi. Berdasar
pada gambar 4, semakin dekat jarak perusahaan dengan tipe ideal maka semakin tinggi
kinerjanya. Dengan kata lain, semakin jauh jarak (deviasi) perusahaan dengan tipe ideal
maka semakin kecil kinerja yang dapat dicapai.
Tahap kedua adalah menghitung nilai distance dari skor unfit tersebut dengan
menggunakan pengukuran Euclidean distance (Drazin dan Van de Ven, 1985). Skor unfit
merupakan jumlah dari deviasi setiap skor variabel kontekstual dan organisasional dari
10
skor tipe ideal. Rumus yang digunakan untuk menghitung distance tersebut seperti
ditunjukkan dalam persamaan (6). Tahap ketiga pada pendekatan sistem adalah
mengkorelasikan atau meregreskan nilai distance yang diperoleh dengan variabel kinerja.
DISTij = √ (∑(Xis – Xjs)2
Dimana,
............................................................. (6)
DISTij = Euclidean distance dari titik skor ke j ke titikideal i Xis = skor dari tipe ideal pada dimensi ke s dari variabel kontekstual atau
organisasional. Xij = skor riil ke j pada dimensi ke s dari variabel kontekstual atau organisasional. (Drazin dan Van de Ven, 1985; NIST, 2004)
Ketidakpastian Lingkungan Yang Dipersepsikan, Sistem Kontrol dan Kinerja Keuangan
PEU didefiniskan sebagai kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi
operasional perusahaan (Otley, 1980). Dalam penelitiannya, Burns dan Stalker (dalam
Gudono, 1999) mengidentifikasi tipe struktur dan praktik manajemen yang tepat untuk
berbagai kondisi lingkungan yang berbeda.
Ketidakpastian merupakan rasa ketidakmampuan individu dalam memprediksi
sesuatu secara tepat (Gudono, 1999) dan persepsi ketidakpastian lingkungan (PEU)
didefinisikan sebagai persepsi individual atas ketidakpastian yang berasal dari lingkungan
(Gregson et al, 1994). Pada dasarnya, PEU merupakan ketidakmampuan persepsi
manajemen top dalam memprediksi lingkungan eksternal organisasi secara tepat
(Milliken, 1987). Gul dan Chia (1994) menyimpulkan bahwa PEU lebih merupakan
persepsi manajemen terhadap envirotmental uncertainty daripada environtmental
uncertainty itu sendiri.
11
Riset-riset akuntansi manajemen telah banyak mengaplikasi teori kontinjensi
dalam studi tentang desain sistem informasi manajemen dan kinerja (Chenall dan Moris,
1986; Gul, 1991). Secara khusus, studi-studi tersebut memfokuskan pada hubungan
antara aspek-aspek variabel kontekstual (seperti PEU), karakteristik sistem informasi
manajemen dan kinerja. Sistim informasi manajemen dalam hal ini dipandang sebagai
subsistem kontrol yang berpengaruh terhadap kinerja. Dengan konsep teori kontinjensi,
fit antara PEU yang tinggi dan cakupan sistem informasi yang luas akan berpengaruh
terhadap kinerja dibanding fit antara sistem informasi yang luas dengan PEU yang rendah
(misfit) (Gordon dan Narayanan, 1984). Hal demikian merupakan pandangan teori
kontinjensi yang manyatakan bahwa kapasitas informasi atau sistem kontrol (seperti
OCS, MCS dan SP) harus sesuai dengan kondisi ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan (Gerloff dalam Gul dan Chia, 1994). Melalui penyesuaian kapasitas dengan
lingkungan, organisasi akan mampu meningkatkan kinerja. Dengan kata lain, jika
ketidakpastian lingkungan meningkat, maka tingkat keluasan penggunaan sistem kontrol
juga diharapkan meningkat untuk mendorong pencapaian kinerja yang tinggi.
Sejauh ini, dinyatakan bahwa fit antara sistem kontrol dengan PEU dapat
meningkatkan kinerja perusahaan (Merchant, 1981; Gul dan Chia, 1994; Gul, 1991;
Chenall dan Moris, 1986; Gordon dan Narayanan, 1984; Gerloff dalam Gul dan Chia,
1994). Namun, riset-riset yang dilakukan selama ini kurang memandang pada aspek
keterlibatan variabel sistem kontrol secara luas, misalnya penggunaan sistem kontrol
pada level operasional (OCS), manajerial (MCS) dan perencanaan strategi (SP).
OCS sendiri merupakan subsistem kontrol akuntansi pada tataran operasional.
Pada level ini, aktivitas yang terpgrogram digunakan dan diaplikasikan secara sempit.
12
OCS lebih cocok diterapkan pada pola aktivitas yang menunjukkan hubungan input-
output, dan judgment memegang peranan yang relatif kecil (Veliyath, etal, 1997).
Pada sisi lain, MCS dimaksudkan sebagai kontrol terhadap penemuan dan
penggunaan sumber-sumber pencapaian tujuan perusahaan secara efektif. MCS
menekankan pada program dan pusat pertanggungjawaban serta berkaitan dengan
aktivitas dimana hubungan input-output sulit ditentukan. MCS merupakan integrasi,
koordinasi dan memiliki banyak aplikasi dibanding OCS. Aplikasi judgment managerial
lebih banyak digunakan pada level ini.
Sementara itu, perencanaan strategi (strategic planning) memfokuskan pada
tujuan, perubahan tujuan, sumber-sumber untuk mencapai tujuan serta kebijakan usaha
dan pemerintah yang berlaku. SP diformulasikan dalam jangka panjang berkaitan dengan
strategi. Esensi dasar dari SP adalah monitoring dan pencapaian informasi yang berkaitan
dengan lingkungan eksternal (Veliyath, et al, 1997).
3. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Riset yang sekarang ini dilakukan bermaksud mengevaluasi konsep fit baik secara
metodologis maupun teoritis. Aspek motodologis berkaitan dengan penggunaan metode
multiple interaction, residual analysis dan pendekatan sistem. Sementara itu, aspek
teoritis berkaitan dengan pengembangan variabel organisasional dengan mengaplikasikan
variabel OCS, MCS dan SP dalam dasain sistem kontrol.
Berdasarkan tinjauan teori yang telah dikemukakan, kerangka pemikiran teoritis
dapat dikembangkan sebagaimana dinyatakan dalam gambar 2 (Lampiran 1).
13
Atas dasar kerangka pemikiran teoritis tersebut hipotesis penelitian dapat diturunkan
sebagai berikut:
Hipotesis 1: PEU memoderasi pengaruh OCS, MCS dan SP terhadap kinerja perusahaan.
Hipotesis 2: Deviasi fit dari OCS, MCS dan SP terhadap PEU berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
Hipotesis 3: Distance dari PEU, OCS, MCS dan SP dalam sistem dimensi kontekstual- organisasional berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan
4. METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah CEO atau setingkat manajer Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) se Jawa Tengah yang terdaftar dalam wilayah kantor cabang (KC) Bank
Indonesia (BI) di Semarang. Pemilihan BPR sebagai obyek penelitian disebabkan
kemampuan mereka bertahan pada kondisi krisis yang dimulai sejak awal tahun 1997
(Joko Sugiarsono, 1999).
Diantara kantor cabang BI yang ada (3 KC BI di Jawa Tengah), KC BI Semarang
membawahi 64% BPR di seluruh Jawa Tengah, yang dengan demikian diharapkan
mampu memenuhi representasi sampel yang diambil. Di sisi lain, faktor confounding
effect juga menjadi pertimbangan dalam desain sampel.
Sampel diambil dengan teknik purposive random sampling, dengan kriteria
sampel BPR sehat berdasarkan nilai ROA sebesar 1,215% (BI Semarang, 2000). Cara
pengumpulan sampel dilakukan dengan mail survey terhadap 160 responden yang
ditetapkan dalam sampel. Jumlah sampel yang kembali sebanyak 102 sampel dengan
respon rate 63,75%. 5 dari 102 sampel yang kembali didrop karena tidak memenuhi
kriteria, yang berarti terdapat 97 sampel yang dianalisis dalam penelitian ini.
14
Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel utama, yaitu variabel
kontekstual yang berupa PEU dan organisasional yang terdiri dari OCS, MCS, dan SP,
serta variabel outcome yang berupa kinerja keuangan (ROA). Tabel 2 pada lampiran 2
mendeskripsikan definisi operasional masing-masing variabel.
Teknik Analysis
1. Pendekatan multiple interaction untuk uji hipotesis 1, mengacu pada persamaan (1).
Dalam hal ini, secara komprehensif desain uji statistiknya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X1X2 + b6X1X3 + b7X1X4 + ............... +b1X1X2X3 + b12X1X2X4 + ........ + b15 (X1X2X3X4) ..................................................(7) Dimana, Y : Kinerja, ROA a : konstanta
b1..15 : koefisien regresi dari X1 hingga order tertinggi (X1X2X3X4) X1, X2, X3 : OCS, MCS, SP. X4 : PEU X1X2X3X4 : Interaksi Oder ke empat (four way interaction) 2. Pendekatan residual analysis untuk uji hipotesis 2, mengacu pada persamaan (4) dan
(5). Dalam hal ini secara komprehensif desain uji statistiknya adalah sebagai berikut:
Yi = a + b(X) + εi........................................ ...............(8) Tahap 1.
Dimana, Yi = sistem kontrol ke i (OCS, MCS, SP) a,b = konstanta dan koefesien regresi X = PEU
εi = residual ke dari regresi sistem kontrol ke i terhadap PEU.
Y = a – b1 ε1- b2 ε2 - b3 ε3+ ε’................ (9) Tahap 2
Y : kinerja a, bi : konstanta, koefesien ke i dari εi ε1..3 : nilai absolut residual OCS-PEU, MCS-PEU dan SP-PEU
ε’ : random error (residual dari persamaan (8)).
15
3. Konsep distance dari pendekatan system untuk uji hipotesis 3, mengacu pada
persamaan (6). Dalam hal ini secara komprehensif desain uji statistiknya adalah
sebagai berikut:
DISTij = √ (∑(Xis – Xjs)2
Dimana,
................................. (10)
DISTij = Euclidean distance dari titik skor (j) ke titik ideal i Xis = skor dari tipe ideal pada dimensi ke (s) dari variabel kontekstual atau organisasional. Xij = skor riil ke (j) pada dimensi ke (s) dari variabel kontekstual atau organisasional.
(Drazin dan Van de Ven, 1985; NIST, 2004)
5. HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif, Validitas, dan Reliabilitas
Statistik deskriptif, validitas dan reliabilitas instrumen variabel yang digunakan
untuk memperoleh data disajikan dalam Tabel 3 (Lampiran 2). Berdasarkan pada tabel 3
tersebut, dapat dijelaskan bahwa untuk data primer (PEU, OCS, MCS, SP) rata-rata item
berada pada level di atas 4. Hal ini berarti responden mempersepsikan faktor kontekstual
sebagai faktor yang memiliki ketidakpastian menengah-tinggi (medium-high), dan rata-
rata responden mengaplikasikan sistem kontrol secara canggih (sophisticate). Nilai
Z<1,96 menunjukkan bahwa data normal untuk semua variabel. Semua alat ukur juga
valid dan reliabel di atas 0.6 (Nunally, dalam Ghozali, 2002).
Uji Hipotesis 1
Hipotesis 1 dalam penelitian ini diuji dengan model multiple interaction untuk
menunjukkan moderasi variabel PEU terhadap pengaruh variabel OCS, MCS dan SP
terhadap kinerja keuangan (ROA). Berdasar aplikasi persamaan (7) dapat dinyatakan
16
bahwa hipotesis 1 ditolak dengan merujuk hasil uji yang disajikan pada tabel 4 (Lampiran
2). Nilai p-value untuk β15
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan multiple
interaction, PEU tidak memoderasi pengaruh OCS, MCS dan SP terhadap kinerja.
Pendekatan alternatif dari mutiple interaction adalah harga mutlak selisih nilai variabel
independen dengan variabel kontekstual. Frocut dan Shearon (1991) misalnya, mendesain
model interaksi dengan mendeviasikan (mengurangkan) skor locus of control terhadap
partisipasi anggaran. Desain demikian dikarenakan sifat dari hubungan antar dimensi
(variabel) yang ada. Dinyatakan oleh Frocut dan Shearon (1991) bahwa tingginya locus
of control berasosiasi dengan rendahnya partisipasi dalam anggaran, dan hal ini
berdampak pada meningkatnya kinerja. Model yang demikian dinyatakan oleh
Venkatraman (2003) sebagai fit as matching (fit sebagai penandingan) dan bukanya fit as
interaction (fit sebagai interaksi).
adalah 0.167 dengan nilai t = 1.394.
Uji hipotesis 2
Alternatif lain dari pendekatan interaksi dalam desain fit adalah residual analysis
(Duncan dan Moores, 1989; Dewar dan Werbel, 1979, Mak, 1989). Pendekatan ini
mengaplikasikan unfit dari nilai mutlak residual hasil regresi tahap pertama antara
variabel sistem kontrol terhadap PEU. Nilai unfit tersebut kemudian diregresikan secara
simultan terhadap kinerja sebagai variabel outcome (persamaan (8) dan (9)).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa deviasi fit dari OCS, MCS dan SP
terhadap PEU tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil pengujian hipotesis
kedua ini disajikan dalam tabel 5 (Lampiran 2).
Mengacu pada tabel 5, nilai VIF dari masing-masing ε menunjukkan nilai sekitar
1 (jauh dibawah 10) yang berarti tidak ada multikolinieritas dalam persamaan. Demikian
17
juga untuk deteksi heteroskedastisitas dengan uji Glejser (Lampiran 3) menunjukkan
bahwa nilai p-value dari regresi εi terhadap ε’ tidak ada yang signifikan, yang
berarti model homoskedastis. Berdasarkan pada fakta ini, model yang dihasilkan
merupakan model yang terbaik meskipun menunjukkan penolakan terhadap hipotesis
yang diajukan. Disisi lain, meskipun deviasi antara PEU-SP (ε3) menunjukkan nilai p-
value yang signifikan pada level 0.1, namun sign (tanda) dari variabel tersebut tidak
sesuai dengan ekpektasi dalam hipotesis. Duncan dan Moores (1989), Dewar dan Werbel
(1979), Mak (1989), Drazin dan Van de Ven (1985), menunjukkan bahwa nilai residual
merupakan unfit dari hubungan variabel kontekstual dan organisasional. Hal ini
mengindikasikan bahwa korelasi antara unfit dengan kinerja dibentuk melalui hubungan
yang negatif dalam perspektif kontinjensi.
Hasil riset ini konsisten dengan hasil penelitian Mak (1989) yang menyimpulkan
bahwa dengan pendekatan residual analysis, PEU tidak memoderasi pengaruh OCS,
MCS, dan SP terhadap kinerja keuangan. Namun hasil riset ini tidak konsisten dengan
hasil temuan Duncan dan Moores (1989) dan Dewar dan Werbel (1979).
Uji hipotesis 3
Uji hipotesis 3 dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap. Pertama,
penentuan skor ideal dari variabel-variabel dalam dimensi organisasional-kontekstual
yang hendak diuji dalam penelitian. Kedua, dengan mengaplikasikan persamaan (10) dan
skor ideal untuk dimensi PEU, OCS, MCS dan SP (masing-masing 70, 35, 49 dan 49)
dapat dihitung nilai distance perusahaan tertentu Nilai skor ideal untuk masing-masing
variabel ditentukan berdasarkan nilai tertinggi yang mungkin dicapai untuk setiap
kombinasi variabel-variabel dalam masing-masing dimensi (Bambang Riyanto, 2001).
Dengan demikian, untuk PEU dengan jumlah item 10 dan skala maksimal 7, memiliki
18
nilai ideal 70. Berdasar nilai distance yang diperoleh, tahap terakhir adalah
mengkorelasikan (atau meregresikan) skor distance tersebut dengan kinerja (ROA).
Hasil pengujian secara lengkap disajikan dalam Lampiran 3 dan diringkas dalam
tabel 6. Berdasarkan pada tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai β untuk Distance Seluruh
Variabel signifikan pada p-value 0.023 (<0.05), dengan sign negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa distance antara PEU-OCS-MCS-SP berpengaruh terhadap kinerja
(ROA). Secara spesifik dapat dinyatakan bahwa dalam perspektif kontinjensi kinerja
dipengaruhi oleh interaksi PEU dengan variabel-variabel organisasional: OCS, MCS dan
SP. Lebih jauh, hasil penelitian ini mendukung kesimpulan Drazin dan Van de Ven
(1985) dan investigasi dari Bambang Riyanto (2001). Sebagai tambahan, hasil pengujian
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa model ini homoskedastis (Apendix C).
Selanjutnya, uji regresi sederhana antara masing-masing ditance PEU-OCS, PEU-MCS
dan PEU-SP dengan kinerja (ROA) menujukkan hasil yang signifikan untuk semua
variabel pada level 0.05. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3, yang
diringkas pada table 7.
Dari hasil-hasil penelitian terlihat bahwa pendekatan sistem lebih
menggambarkan realita hubungan antar dimensi. Hal ini dikarenakan bahwa dalam
perspektif empirik, hubungan antara berbagai variabel dalam dimensi organisasional
dengan variabel-variabel dalam dimensi kontekstual bersifat sistemik dan simultan.
Hubungan antar antar variabel kontekstual dan organisasional terjadi dalam space yang
memungkin adanya kombinasi antar variabel secara lebih sistemik dan terstruktur
membentuk pola yang berimplikasi terhadap kinerja organisasi.
19
5. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Berdasarkan pada pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, hasil
penelitian ini secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam perspektif pendekatan sistem, ketidakpastian lingkungan yang
dipersepsikan (PEU) dan sistem kontrol akuntansi, dalam hal ini Operational
Control System, Management Control System dan Strategic Planning,
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA)
2. Hubungan antara berbagai variabel dalam dimensi kontekstual-organisasional
dapat dijelaskan dengan teori kontinjensi dengan menggunakan pendekatan fit
melalui multiple interaction, residual analysis dan system. Dalam hal ini,
pendekatan system diakui lebih baik dalam menguji hubungan antar dimensi
kontekstual-organisasional tersebut.
3. Secara spesifik, penelitian ini tidak mampu menolak hipotesis 3. Meskipun
demikian, kegagalan pembuktian hipotesis 1 dan 2 bukan berarti kegagalan teori
kotinjensi dalam menjelaskan fenomena hubungan variabel organisasional-
kontekstual, namun lebih disebabkan oleh faktor kelemahan pendekatan uji teori
kontinjensi yang digunakan (multiple interaction dan resydual analysis).
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengukuran kinerja sampel
perusahaan. Hal ini karena penelitian ini mengaplikasi data empirik dari kalangan industri
perbankan (BPR) yang secara umum ukuran kinerjanya ditentukan berdasarkan CAMEL,
dan bukan ROA. Disisi lain, studi secara lebih mendalam dapat dilakukan untuk sampel
indutri manufaktur yang memiliki kompleksitas sistem kontrol yang lebih tinggi.
20
Anthony. RN dan Vijay Govindarajan (1998)
References:
Management Control Systems, Ninth Edition, Mc. Graw-Hill. Bambang Riyanto LS., (2001)
Alternative approach to examining a contingency model in accounting research: a comparison, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol. 1 No. 1, Februari, pp. 12-32.
Bank Indonesia, (1999) Informasi peraturan dibidang perbankan, September, BI-Semarang.
___________, (2000)
Statistik ekonomi-keuangan daerah propinsi Jawa Tengah, Oktober, BI-Semarang. __________, (1999) Daftar alamat BPR dan BPR-BKK, BI-Semarang Bays, Marianne, (2000)
Organizing for information systems quality: a structural contingency theory investigation, http://panoptic.csustan.edu/cpa96/pdf.
Boulton, WR., et al., (1982)
Strategic Planning: determining the impact of environmental Characteristics and Uncertainty, Academy of Management Journal, 25, pp. 500-519.
Burns, W.J., Jr., and J.H. Waterhouse (1975)
Budgetary control and organizational structure, Journal of Accounting Research, pp.307-321.
Chenhall, R.H., (2003) Management control system design within its organizational context: Findings from contingency-based research and directions for the future, Accounting, Oreganizations and Society, 28 (2-3), pp. 127-168.
___________and D. Morris, (1986) The impact of structure, environtment, and interdependence on the perceived usefulness of management accounting systems, the Accounting Review, January, pp. 16-35.
Chong, Vinchent K., (1996)
Management Accounting System (MAS), Task Uncertainty and Managerial Performance: A Research Note, Accouting organizations and society, Vol. 21, No. 5 PP.115-121.
21
________, Ian R. C. Eggleton, Michele Leong, (2001) “The impact of market competition and budgetary participation on performance and job satisfaction: Evidence from the Australian banking and financial services sectors, Working Paper, January, Department of Accounting and Finance, Faculty of Economics and Commerce, The University of Western Australia, Western Australia.
________ and Chong KM, (2004)
An Examination of the Effects of the Motivational and Informational Roles of Budget Participation on Performance, working paper, Department of Accounting and Finance, Faculty of Economics and Commerce, The University of Western Australia.
Dermer, J., (1977)
Management Planning and Control Systems, Irwin
Dewar, Robert, and James Werbel, (1979) Universalistic and contingency predictions of employee staisfaction and conflict, Adminstrative Science Quartelrly, September, Vol. 24.
Drazin, R and AH Van De Ven (1985) Alternative Forms nof Fit in Contingency Theory, Administrative science quartely, 30, pp. 514-538.
Duncan, Keith, and Ken Moores (1989)
Residual analysis: a better methodology for contingency studies in management accounting, Journal of Management Accounting Research, Vol 1, Fall.
Frucot, V., W.T. Shearon, (1991)
Budgetory participation, locus of control, and Mexican managerial performance and job stisfaction, The Accounting Review, vol. 66. No. 1, pp. 80-99.
Ghozali, Imam (2002)
Aplikasi multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gordon, L.A., and D. Miller, (1976)
A contingnecy framework for the design of accounting information systems, Accounting, Organizations and Society, pp. 59-69.
_________, and V.K. Narayanan (1984)
Management accounting systems, Perceived environtmental and organizations structure: an empirical investigation, Accounting, Organizations and Society, pp. 34-47
22
Gregson, Terry, et al., (1994) Role ambiguity, role conflict, and perceived environtmental: are the scale masruring separate construct for accountant, Behavioral Research in Accounting, Vol. 6., pp. 144-159.
Gudono, M., (1999)
Teori akuntansi keperilakuan, Semiloka sehari: Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Novotel, Yohyakarta.
Gul, F.A., (1991),
The effect of management accounting systems and environtmental uncertainty onsmall business manger’s performance, Accounting and Buisness research, pp.57-61.
______, and Yew Ming Chia, (1994)
Thee effect of management accounting systems, perceived environtmental uncertainty and decentralization on managerial perforamnce: a test of three-way interaction, Accounting Organizations and Society, vol. 19, pp. 413-426.
Hartmann, Frank GH., and Frank Moers (1999)
Testing contingency hypotheses in budgetary research: an evaluation of the use of moderated regression analysis, Accounting, Organization dan Society, Vol. 24 pp. 291-315
Hayes, D.C., (1977), pp.22-39.
The contingency theory of managerial accounting, The Accounting Review, pp. 22-39.
Joko Sugiarsono, (1999)
Bank-bank kecil dan menengah, SWA, No. 22/XV/4-17, November. Kennis, (1979)
Effects of Budgetary goal characteristics on managements attitudes and Performances. The Accounting Review, 54, 707-721.
Mak, Yuen Ten, (1989)
Contingency Fit, Internal Consistency and Financial Performance, Journal of Business Finance & Accounting, 16(2), Spring.
Merchant, K., (1981) The design of corporate budgeting systems: influences on managerial behavior
and performance, The Accounting Review, 56, 813, 829
23
Milliken, F. J. (1990) Perceiving and interpreting environmental change: An examination of college administrators’ interpretation of changing demographics, Academy of Management Journal, 33, pp. 42-63.
Muhammad Ja’far S., (2001)
Pengaruh sistem kontrol terhadap kinerja keuangan: uji fit versus uji internal consistency, Tesis, Unpublished, Universitas Diponegoro.
Muhammad Syafruddin, (2000)
Pengaruh moderasi lingkungan pada sistim kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan, Seminar Nasional Akuntansi 3, IAI, Kompartemen Akuntan Pendidik, Unpublished.
NIST (National Institute of Standards and Technology), (2004) Euclidean distance, Balck, E. Paul (ed.):[email protected],
http://www. Nist.gov./dads/HTML/euclidndstnc.html Otley, David T., (1980)
The Contingency Theory of management Accounting Achievement and prognosis, Accounting Organizations and Society, 5, p. 413-428
Piper, J., (1977) Determinants of financial control systems for multiple retailers, Paper, unpublished, University of Lourghborough.
Shield, Michael D and F Johnny Deng, Yutaka Kato, (2000) The Design and Effect of Control Systems: Test of direct and indirect-effect Models, Accounting Organization and Society, 25, 185-202
Simons, Robert, (1987)
Accounting Controls Systems and Business Strategy: An empirical Analysis, Accounting Organizations and society, Vol. 12, 4, PP. 357-374
Veliyath, Raj, et al., (1997)
Organizational control systems: matching controls with organizational levels, Review of Business, Winter, pp. 20-24
Venkatraman, N., (1989) The concept of fit in strategy reserach: toward verbal and statistical corespondence, The Academy of Management Review, Vol. 14, No. 3, pp. 423-444
Waterhouse, J.H., and P. Tiesen, (1978) A contingency framework for management accounting systems research, Accounting, Organizations and Society, pp. 65-76