7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
1/112
PERANAN KOMITE AUDIT DALAM MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL( Studi kasus pada PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Company )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat
dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh :
Nama : Yudi Suardi
NRP : 01.05.041
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi (Accredited)
S.K. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 014/BAN- PT/AK-XII/SI/VI/2009
Tanggal 12 Juni 2009
BANDUNG
2009
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
2/112
PERANAN KOMITE AUDIT DALAM MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL( Studi kasus pada PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Company )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat
dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh :
Nama : Yudi Suardi
NRP : 01.05.041
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
( H. Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si., Ak. )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi,
( Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak. )
Ketua Program Studi Akuntansi,
( Eriana Kartadjumena, S.E., M.M., Ak. )
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
3/112
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yudi Suardi
NRP : 01.05.041
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 02 Februari 1987
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Peranan Komite Audit dalam
Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal, adalah benar danhasilnya sendiri. Bila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima segala
akibat yang telah ditetapkan. Demikian skripsi ini dibuat sebagaimana mestinya.
Bandung, 15 Desember 2009
Penulis
Yudi Suardi
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
4/112
ABSTRAK
PERANAN KOMITE AUDIT DALAM MENINGKATKANEFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
Komite audit dalam kegiatannya meliputi melaksanakan penelaahan,
mengevaluasi dan mereview pengendalian sistem intern yang dilaksanakan oleh
audit internal, serta memberikan rekomendasi hasil laporan audit internal.
Sedangkan pelaksanaan audit internal di dalam organisasi perusahaan untuk
mengendalikan intern perusahaan yang optimal dan efektif. Pelaksanaan audit
internal diukur dari standar pelaksanaan berdasarkan Standar Profesional Audit
Internal (SPAI).
Penelitian ini dilakukan pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk dengan data yang diperoleh dari kuesioner. Tujuan penelitian ini
dilakukan adalah untuk mengetahui kefektivitasan pelaksanaan audit internal dan
untuk mengetahui peran komite audit dalam meningkatkan efektivitas
pelaksanaan audit internal.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi
analisis dengan pendekatan studi kasus, sedangkan untuk memperoleh data
dilakukan dengan penelitian lapangan berupa wawancara, observasi, dan
kuesioner (data primer). Selain itu juga dilakukan penelitian kepustakaan untuk
mendapatkan data sekunder sebagai landasan teoritis yang dipakai untuk dasar
pertimbangan dengan kenyataan yang ada selama dilakukannya penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulanbahwa pelaksanaan audit internal pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk telah dilakukan dengan efektif dan demikian pula dengan komite
audit dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaa audit internal pada PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company Tbk telah dilaksanakan dengan efektif. Hal ini
dapat dilihat dari persentase jawaban kuesioner sebesar 84.23%. Jadi hipotesis
yang penulis kemukakan, yaitu: Komite Audit sangat berperan dalam
meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit internal, dapat diterima.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
5/112
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit
Internal yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana
Akuntansi pada Universitas Widyatama.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingani mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua, papah dan mamah tercinta serta adik-adikku, Andi dan Adie
tersayang yang telah memberikan doa, kasih sayang, perhatian, semangat
serta dukungan moril dan materil dikehidupan penulis.
2.
Bapak H. Supriyanto Ilyas, S.E., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing
yang dengan telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Koesbandijah A.K., M.S., Ak., selaku Ketua Badan Pengurus
Yayasan Widyatama Bandung.
4. Bapak Dr. H. Mame S. Sutoko, Ir, DEA, selaku Rektor Universitas
Widyatama.5. Bapak Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
6. Bapak Eriana Kartadjumena, S.E., M.M., Ak. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
7. Bapak Usman Sastradipraja, S.E., M.Si., AK. selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama sekaligus dosen wali
penulis.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
6/112
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Universitas Widyatama yang telah banyak
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis.
9. Seluruh Staf dan Karyawan Universitas Widyatama yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Kepada Bapak Zainal Kholiddin, S.E., selaku Staf General Affair di
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co., terima kasih telah mengarahkan
penulis untuk melakukan penulisan dan bersedia meluangkan waktu nya
dalam rangka penyusunan skripsi ini
11.Untuk Widya Saraswati, S.E. Daya dan keluarga, yang selalu memberikan
dukungan, nasihat, saran sama gemblengan nya dan bantuan materil serta
doanya yang sangat memberikan motovasi dan semangad dalam
menyelesaikan skripsi ini. Makasih ya Nyon.....
12.Buat sahabat-sahabatku Dgangstah yaitu Anna Ratna Kurnia Sari Ano,
Arini Sri Wahyuni Arin, Dewi Rahmi Azachra Dedew, Nida Annisa
Djayadikarta Needa, Widya Saraswati Daya, Ratih Windarti Wewe,
Aditya Pratama Dower, Ali Subrata Abah, Fajar Shidiq Zay,
Muhammad Miftah Ibrahim Meep, Riza Ahmad Fuazi Iza Cribs, Kang
Yoga Kakang. Sahabat yang selama ini menguatkan, meneguhkan dan
banyak mendoakan penulis. Terima kasih untuk support kalian yang tidak
terputus, untuk kesetiaan dan pengorbanan serta selalu mengajak jalan-jalan
disaat jenuh dan juga telah mengenalkan dengan seseorang yang telah sangat
berati dalam hidup ini.
13.Buat sahabat-sahabat SD Sabang anak kelas 6C yang sekarang suka ngumpul
bareng lagi.
14.Buat Om Aan, Tante Yeyen, dan Tante Santi yang selalu memberi dukungan
pada penulis.
15.Kepada teman-teman angkatan 2005, teman-teman kepanitiaan mabim
2006,2007,2008 yang telah banyak membantu penulis selama masa
perkuliahan.
16.Buat anak-anak TRASH di Jl. Taruna raya yang selalu memberikan support
juga pada penulis.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
7/112
17.Buat anak-anak POS Daniel, Abe, Egi, Firman, Acay, Rendy, Midun, Armi,
Berry, Robby, Arly, Dian, Abi, Opick, Candra, Dicky, Riza, Meep, Gilang,
Emir, Husni, Zam-zam, Milvan, Sukma, Anjar, Faldin, Allen, Riska, Rizny,
Achie, Mutty, Ronal, Sinyo, Dean, Ayam, Nova, Mamoth, Rangga, Atis,
Rizky, Bokir, dan semua anak Pos yang belum disebutin, intinya terima kasih
sudah bisa masuk keluarga Pos. Bisa futsal bareng.
18.Buat anak-anak Kelas B Manikam, Amel, Aty, Mayang, Guantina, Denny,
Yudi, Fajar, Rama, Ance, Riche, Anto, Nugie, Adiguna, Avip, Robby, Egi,
dan semua anak Kelas B yang belum disebutin.
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan balasan berupa hidayah dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dan semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan tentang Ilmu
Akuntansi bagi siapapun yang membacanya, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, 23 Maret 2009
Yudi Suardi
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
8/112
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
1.5
Kerangka Pemikiran ............................................................ 7
1.6 Objek dan Metode Penelitian ............................................. 10
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 Komite Audit ........................................................................ 12
2.1.1 Pengertian Komite Audit .......................................... 12
2.1.2 Perkembangan Komite Audit ................................. 132.1.3 Latar Belakang Terbentuknya Komite Audit ........... 15
2.1.4 Kompisisi dan Persyaratan Anggota Komite
Audit ......................................................................... 17
2.1.5 Tugas-tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit .... 20
2.1.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Audit
kepada Audit Internal ............................................... 22
2.1.7 Mengembangkan Komite Audit yang Handal .......... 23
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
9/112
2.2 Audit ..................................................................................... 24
2.2.1 Pengertian Audit ...................................................... 24
2.2.2 Jenis-jenis Audit ....................................................... 25
2.3 Audit Internal ....................................................................... 26
2.3.1 Pengertian Audit Internal ......................................... 26
2.3.2 Karakateristik Audit Internal .................................... 27
2.3.3 Tujuan dan Ruang Lingkup audit Internal ............... 28
2.3.4 Peranan Audit Internal ............................................. 31
2.3.5 Program Audit .......................................................... 34
2.3.6 Pelaksanaan Audit Internal ...................................... 36
2.3.7 Laporan Hasil Audit ................................................. 37
2.3.8 Kinerja Audi t Internal ............................................. 40
2.4 Efektivitas ............................................................................ 44
2.4.1 Pengertian Efektivitas .............................................. 44
2.4.2 Indikator efektivitas Audit Internal .......................... 45
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 49
3.1 Objek Penelitian ................................................................... 49
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................... 49
3.1.2 Visi dan Misi PT Ultrajaya .................................... 50
3.1.3 Akta Pendirian & Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan ........................................................ 51
3.1.4 Lokasi Kantor Pusat dan Pabrik Perseroan .............. 51
3.1.5 Tata Kelola Perusahaan ............................................ 52
3.1.5.1 Anggaran Dasar Perseroan ........................ 52
3.1.5.2 Organisasi Perseroan ................................. 53
3.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan ............................... 54
3.1.7 Job DescriptionPerusahaan ..................................... 55
3.1.8 Proses Produksi Perusahaan ..................................... 60
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
10/112
3.1.9 Hasil Produksi dan Daerah Pemasaran .................... 62
3.1.9.1 Hasil Produksi ........................................... 62
3.2.9.2 Daerah Pemasaran 63
3.2 Metode Penelitian ................................................................. 65
3.2.1 Metode yang Digunakan .......................................... 65
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................... 65
3.2.3 Operasional Variabel ................................................ 66
3.2.4 Teknik Pengembangan Instrumen ............................ 69
3.2.5 Rancangan Analisis Data ......................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Audit Internal .................................................. 72
4.1.1. Independensi Audir Internal PT Ultrajaya Milk
Industry .................................................................... 72
4.1.2 Pemeriksaan Audit Internal PT Ultrajaya Milk
Industry .................................................................... 72
4.1.3 Aktivitas Audit Internal PT Ultrajaya Milk
Industry .................................................................... 74
4.1.4 Prosedur Tetap (Protap) Pelaksanaan Audit
Internal ..................................................................... 76
4.2 Misi, Tugas dan Tata Laksana Komite Audit Komisaris
PT Ultrajaya Milk Industry .................................................. 81
4.2.1 Tugas Komite Audit ................................................. 81
4.2.2 Tugas Khusus ........................................................... 83
4.2.3 Tata Laksana Komite Audit ..................................... 83
4.2.4 Laporan Komite Audit ............................................. 83
4.3 Pembahasan .......................................................................... 84
4.4 Pengujian Data Analisis ....................................................... 90
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
11/112
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .............................................................................. 93
5.2 Saran .................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 96
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
12/112
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Hasil Produksi PT Ultra Jaya ........................................................ 64
Tabel 3.2 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran ..................................... 67
Tabel 3.3 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran...................................... 68
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
13/112
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Proses Produksi Susu ..................................................... 61
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
14/112
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Co.
Lampiran 2 : Struktur Organisasi Audit Internal PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Co.
Lampiran 3 : Berita Acara Pemeriksaan Fisik Kas PT. Ultrajaya Milk
Insdustry & Trading Co.
Lampiran 4 : Berita Acara Pemeriksaan Fisik Persediaan PT.Ultrajaya
Milk Industry & Trading Co.
Lampiran 5 : Surat Pemerikaan Audit Internal PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Co.
Lampiran 6 : Program Operasional Audit PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Co.
Lampiran 7 : Surat Survey
Lampiran 8 : Kartu Bimbingan Skripsi
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
15/112
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di kawasan Asia,
terutama Asia Tenggara secara terus menerus berusaha menggalakkan
pembangunan ekonomi, yang merupakan bidang yang selalu mendapatkan
prioritas utama. Faktor utama pertumbuhan ekonomi bersumber dari kemajuan
teknologi dan berhubungan juga dengan tingkat keahlian atau kemahiran dari
sumber daya manusia. Perseroan Terbatas (PT) sebagai salah satu pelaku ekonomi
dengan misi dan peran yang dimilikinya, saat ini mengahadapi tantangan
kompetisi global dunia usaha yang semakin besar.
Dalam era globalisasi sekarang ini telah tumbuh dan berkembang
bermacam-macam perusahaan industri berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang
satu sama lain saling bersaing dalam membangun pertumbuhan ekonomi, di
tambah lagi arus informasi yang bergerak sangat cepat, akurat, dan tepat waktu.Perseroan Terbatas (PT) baik yang sudah go public maupun tidak atau
belum go public,kepemilikan satuan usahanya terbagi dalam saham-saham yang
dimiliki oleh para pemegang saham. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
merupakan kekuasaan tertinggi dalam Perseroan Terbatas (PT) dan
diselenggarakan sebagai tempat berkumpulnya para pemilik untuk membahas dan
mengambil keputusan atas masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan. Bagi
perusahaan yang go public, di mana para pemegang sahamnya tersebar luas di
berbagai daerah di dalam negeri hingga bahkan di luar negeri sangatlah sulit dan
tidak praktis untuk menghadiri RUPS yang terlalu sering.
Deregulasi, desentralisasi, dan demokratisasi dalam perusahaan sebaiknya
tidak hanya menyangkut aktivitas operasionalnya saja, tetapi menyangkut
kewenangan yang dimiliki oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Untuk
itu perlu kiranya sebagian tugas dan wewenang RUPS dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris akan terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan bersama
Dewan Direksi perusahaan. Dewan Komisaris umumnya terdiri dari beberapa
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
16/112
orang dengan latar belakang pendidikan dan atau pengalaman yang berbeda-beda.
Dengan sebagian besar kewenangan RUPS dilimpahkan kepada dewan komisaris,
tidaklah mungkin dipikirkan dan ditangani sendiri oleh Dewan Komisaris. Dengan
demikian diperlukan suatu unit independen yang dinamakan Komite Audit.
Salah satu prasyarat implementasi Good Corporate Governance (GCG)di
BUMN dan perusahaan publik Indonesia adalah keberadaan Komite Audit di
dalam organisasi perusahaan. Khusus untuk BUMN, keberadaan Komite Audit
adalah suatu keharusan bagi BUMN yang telah diatur dan ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-MBU/2002
yang dikeluarkan pada tanggal 1 Agustus 2002. Selain itu, Komite Audit juga
ditetapkan dalam surat keputusan dari Bapepam Nomor : KEP-41/PM/2003
tanggal 22 Desember 2003 pasal 2 tentang Emitten atau perusahaan publik wajib
memiliki Komite Audit.
Bank, BUMN, dan perusahaan publik wajib membentuk dan
mengembangkan fungsi internal audit yang independen, memiliki staf yang
kompeten, dan didukung sumber daya yang memadai. Fungsi internal audit
memberikan assessment (penilaian) atas pengendalian internal dan proses
pengelolaan risiko kepada Manajemen Senior, Direksi, Komite Audit, dan
Komisaris. Direksi dan komisaris pada bank , BUMN, dan Perusahaan Publik
diwajibkan melaporkan hasil penelitian atas efektivitas pengendalian internal pada
organisasinya termasuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku,
dalam laporan tahunan perusahaan. Bank, BUMN, dan Perusahaan Publik
membentuk Komite Audit untuk membina dan mendukung internal auditor dalam
melakukan penilaian atas proses corporate governance, pengelolaan risiko, dan
pengendalian internal. Direksi bertanggung jawab atas proses corporate
governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian internal. Dewan Komisaris
bertanggung jawab memonitor efektivitas pelaksanaannya. Oleh karena itu,
internal audit wajib menyampaikan laporannya kepada Direktur Utama dan
kepada Komisaris Utama melalui Komite Audit.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
17/112
Komite Audit beranggotakan auditor independen yang bertanggungjawab
dan diketuai oleh komisaris independen. Komite Audit bertanggungjawab kepada
Dewan Komisaris dan bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang
independen tentang telaah atas informasi keuangan yang dikeluarkan perusahaan,
telaah atas ketaatan peusahaan pada peraturan perundang-undangan pasar modal
serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan dan telaah atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan
publik untuk memastikan semua risiko telah dipertimbangkan. Selain itu, Komite
Audit juga bertanggungjawab untuk mendorong terbentuknya struktur
pengawasan internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan
pelaporan keuangan, mengkaji ruang lingkup dan ketepatan eksternal audit, biaya
eksternal audit, dan kemandirian serta objektivitas eksternal auditor.
Berdasarkan tinjauan historis dalam artikel yang ditulis oleh Hekinus
(2004 : 5) menunjukkan bahwa keberadaan Komite Audit menjadi semakin
penting terutama untuk memulihkan dan mempertinggi daya tahan perusahaan
setelah berbagai kasus kecurangan yang terjadi. Tujuan pembentukan Komite
Audit umumnya dimaksudkan untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat
terhadap mekanisme akuntansi, auditing, serta sistem pengendalian yang lain
sehingga unsur-unsur pengendalian tersebut tetap optimal dalam sistem ekonomi
pasar.
Masih dari artikel yang dikemukakan Hekinus, disebutkan bahwa hingga
saat ini belum ada kesepakatan mengenai tolak ukur keberhasilan atau efektivitas
suatu Komite Audit. Sementara belum terdapat hasil pembuktian empiris
mengenai hal ini, Summer (1991) berpandangan bahwa Komite Audit di banyak
perusahaan belum melakukan tugasnya dengan baik. Menurut Summer, banyak
Komite Audit yang hanya sekedar melakukan tugas-tugas rutin, karena banyak di
antara mereka tidak memiliki kompetensi dan independensi yang memadai, dan
juga banyak yang belum memahami peran pokoknya. Summer berpendapat bahwa
adanya Komite Audit yang efektif akan memberi perlindungan bagi akuntan
publik yang melakukan kegiatan audit, serta mengangkat hakikat auditor internal
karena pelaksanaan fungsinya akan lebih diperhatikan.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
18/112
Belum efektifnya Komite Audit juga disebutkan dalam artikel Kompas
(2003) Komisaris Independen PT Indofood Sukses Makmur, Wahjudi Prakarsa
mengatakan bahwa Komite Audit belum bertindak secara benar. Menurut Hekinus
Manao selaku Kepala Pusat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Departemen
Keuangan Republik Indonesia berpendapat bahwa fakta ketidakefektifan Komite
Audit di Indonesia terlihat dari gagalnya Komite Audit pada BUMN dan bank-
bank swasta. Hekinus Manao juga mengatakan kegagalan Komite Audit ini
disebabkan beberapa fakta antara lain peran Komisaris yang oportunis,
pemahaman fungsi Komite Audit masih rendah, kendala implementasi GCG
berkaitan fungsi RUPS yang masih kurang jelas dan masih diperebutkannya
auditor eksternal.
Audit internal yang fungsinya sebagai penilai kegiatan perusahaan
seharusnya memiliki andil yang cukup besar dalam membantu perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Jasa yang diberikan oleh seorang
auditor internal bisa memberi banyak masukkkan baik untuk auditee yang
diperiksanya, untuk pihak manajemen, untuk Dewan Direksi, untuk Komite
Audit, atau bahkan untuk auditor eksternal, apabila tugasnya dilaksanakan secara
efektif. Peran penting auditor internal di dalam suatu organisasi dapat dilihat
dalam laporan survey Harvard University seperti yang dikemukakan Chamber
(1981 : 10), terdapat dalam majalah Internal Audit No. 3 tahun 1997, yaitu :
Audit internal telah menangani sekitar 30% efisiensi dan efektivitas
kegiatan perusahaan. Di samping itu, audit internal semakin banyak
memberikan kepada manajemen di mana aktivitas audit tidak lagi berfokus
kepada keuangan, namun telah banyak ke bidang operasional antara lain
produksi, penjualan, distribusi, personalia, dsb.
Audit internal yang merupakan alat pengendalian perpanjangan tangan
manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan (controlling) adalah penting
untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Lebih lagi perkembangan saat ini telah menempatkan fungsi audit internal pada
posisi yang lebih penting daripada sebelumnya di mana ada pergeseran peran
audit internal dari suatu fungsi yang bertugas memberikan penilaian dan
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
19/112
pengawasan menjadi suatu fungsi yang dapat memberikan masukkan-masukkan
operasional dan strategis.
Kenyataan ini mendorong penulis untuk mengamati apakah adanya
peranan dan hubungan Komite Audit dengan membantu audit internal dalam
meningkatkan efektivitas pelaksanaanya di dalam perusahaan. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran Komite Audit dan
hubungan dalam peningkatan efektivitas pelaksanaan audit internal di salah satu
Perusahaan yang berada di Bandung. Jika ternyata peran Komite Audit hasilnya
positif dalam efektivitas pelaksanaan yang dilakukan oleh audit internal, maka
audit internal diharapkan untuk melakukan langkah-langkah perubahan
pelaksanaannya sebagai implikasi dari adanya peranan Komite Audit sehingga
dapat lebih memberikan nilai tambah dalam mencapai tujuan perusahaan
tempatnya bekerja.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : PERANAN KOMITE AUDIT DALAM
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELASANAAN AUDIT INTERNAL
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang sebelumnya, penulis
mengidentifikasi masalah yang diangkat dalam peneltian ini adalah :
1. Apakah pelaksanaan audit internal telah berjalan efektif
2. Apakah terdapat peran Komite Audit dalam meningkatkan efektivitas
pelaksanaan audit internal
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
20/112
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan berperannya Komite Audit dan meningkatkan efektivitas
pelaksanaan audit internal untuk digunakan peneliti sebagai data penyusunan
skripsi. Skripsi tersebut sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keefektivitasan pelaksanaan audit internal.
2. Untuk mengetahui peran Komite Audit dalam meningkatkan efektivitas
pelaksanaan audit internal.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang berkaitan dengan peranan Komite Audit terhadap
efektivitas pelaksanaan audit internal ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini dapat memberikan wawasan pengatahuan atas
permasalahan yang diteliti, pengalaman dan bentuk penerapan ilmu yang telah
didapat selama kuliah.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan masukkan dan saran
kepada pihak perusahaan untuk mengetahui pentingnya peran Komite Audit
terhadap efektivitas audit internal dalam suatu perusahaan, dan untuk
mengevaluasi efektivitas unit audit internal di perusahaan sehingga terjadi
perbaikan di masa yang akan datang.
3. Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan dari penelitian ini dapat menambah informasi dan wawasan
masyarakat umum mengenai peran Komite Audit terhadap efektivitas
pelaksanaan audit internal.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
21/112
1.5 Kerangka Pemikiran
Pada perusahaan yang masih memiliki ukuran relatif kecil di mana
operasional atau kegiatan perusahaan dapat dikerjakan beberapa orang, pemilik
atau pimpinan dapat mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi
dalam perusahaan secara langsung. Namun, dengan bertambah besar dan
kompleksnya perusahaan, jarak antara manajemen dan pegawai semakin jauh.
Lebih banyak orang yang terlibat dan lebih banyak struktur yang dibutuhkan
dalam perusahaan. Oleh karena itu, penggunaan audit internal adalah sangat
penting bagi perusahaan. Mengenai pengendalian manajemen, Ratliff (2002)
mengemukakan:
The management control process is expected to ensure that organization
is working toward its stated objectives and that required resources to
achieve such goals are available when needed
Manajemen bertanggung jawab atas pengendalian internal organisasi dan
tanggung jawab ini diwujudkan melalui audit internal untuk mengawasi kinerja
sistem pengendalian organisasi, di mana audit internal berfungsi sebagaifeedback
untuk manajemen. Audit internal merupakan fungsi dalam organisasi yang
bertugas memeriksa dan menilai aktivitas-aktivitas dalam perusahaan. Tanpa
fungsi audit internal, Dewan Direksi tidak memiliki sumber informasi internal
yang bebas mengenai organisasi, mengingat pengertian audit internal adalah :
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organizations operations.
It helps an organization accomplish its objectives by bringing a
systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effectivenessof risk management, control and governance processes (Arens et al,
2003 : 732; Pickett 2004: 3, IIA Research Foundation-IIARF-2004: xxvii).
Untuk mencapai tujuan tersebut audit internal menganalisis, menilai,
memberikan rekomendasi, memberikan bimbingan, dan memberikan informasi
sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa. Adanya internal audit selama
ini di dalam perusahaan ternyata kurang dapat memberikan kepercayaan
yang maksimal bagi pihak publik atas efektivitas kinerja perusahaan. Maka
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
22/112
dibutuhkan suatu pihak yang independen yang dapat menjamin kepercayaan
publik terhadap suatu perusahaan yang saat ini dikenal dengan nama Komite
Audit.
Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang
lebih besar, untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-
tugas khusus (Hiro, 2002:8). Sebuah Komite Audit dapat melayani perusahaan
dengan sangat baik pada saat ia merupakan kelompok independen dan memiliki
tanggung jawab yang pasti, pada saat Ia memiliki akses penuh terhadap informasi
keuangan perusahaan dan pada saat diinformasikan dari semua kepentingan
manajemen.
Menurut Amin Widjaya Tunggal (2002:1), faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitasBoard of Directorsdan Komite Audit
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Board of Director dan
Komite Audit suatu entitas mencakup independensi dari Komite Audit,
pengalaman dan kualitas anggotanya, tingkat keterlibatan mereka terhadap
aktivitas, ketepatan tindakan mereka, tingkat kualitas pertanyaan yang
muncul dan terus dipertanyakan kepada manajemen, serta interaks mereka
dengan auditor internal dan auditor ekstenal.
Lingkungan pengendalian (control environment) dari suatu organisasi
secara signifikan dipengaruhi oleh efektivitas Board of Directors (Dewan
Komisaris, Direksi, dan Komite Audit). Board of Directors dan Komite Audit
umumnya bertugas untuk mengarahkan dan mengawasi suatu entitas. Mereka
bertanggung jawab untuk memonitor operasi dan kemajuan entitas, mengotorisasi
aktivitas tertentu, memberikan nasihat kepada manajemen dan mengawasi
pengendalian intern serta pelaporan keuangan.
Komite Audit harus terhindar dari campur tangan keputusan-keputusan
operasional sehari-hari. Kecuali terhadap jumlah yang terbatas dari pembentukan
suatu lingkungan kontrol yang efektif. Jika Komite Audit mengambil alih fungsi
manajemen, Ia akan kehilangan independensi dan objektivitasnya dalam
hubungan dengan manajemen.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
23/112
Menurut Surat Edaran Bapepam SE-03/PM/2003, Komite Audit
mempunyai fungsi Dewan Komisaris untuk :
1. Meningkatkan kualitas Laporan Keuangan.
2. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi
kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.
3. Meningkatkan efektivitas internal auditor dan eksternal auditor.
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
Lebih jauh lagi menurut Hiro dan dikutip oleh Kasyful (Media Ak,
2003:49) tentang wewenang dan tanggung jawab Komite Audit kepada auditor
internal atas sebagai referensi kepada auditor internal dalam hal :
1. Melakukan penelaahan terhadap program kerja dan fungsi audit internal.
2. Melakukan pekerjaan untuk bisa membangun dan mengembangkan semua
fungsi audit internal.
3. Melakukan investigasi yang diperlukan dengan atau di bawah kewenangan
dari Kepala Audit Internal ke dalam semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan Komite Audit.
Peranan yang baik atas Komite Audit diharapkan dapat memberikan
implikasi yang baik terhadap peran yang mungkin dimainkan oleh auditor internal
dalam mencapai efektivitas pelaksanaan audit internal yang baik.
Menurut Komarudin (1994) pengertian peranan (role) dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam
manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian dari fungsi seseorang dalam kelompok.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada
padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
24/112
Pelaksanaan audit internal menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI)
dapat terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut :
1. Independensi atau kemandirian bagian internal audit yang membuatnya
terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa dan keobjektifan para
pemeriksa intern (auditor internal).
2. Kemampuan profesional dan penggunaan kemahiran profesional secara cermat
dan seksama para pemeriksa intern.
3. Lingkup pekerjaan pemeriksaan intern.
4. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan intern.
5. Pemantauan tindak lanjut.
Penilaian terhadap efektif tidaknya hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh
audit internal dilihat dari keberadaan peranan Komite Audit di dalam perusahaan
itu sendiri, serta hubungan Komite Audit dengan pihak yang berhubungan
langsung dengan auditor internal (pihak auditee), ataupun pihak lain yang ada
hubungannya dengan internal seperti pihak auditor eksternal ataupun pihak-pihak
yang terlibat dalam organisasi profesi yang diikuti oleh auditor intern.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan
hipotesis, yaitu : Komite Audit sangat berperan dalam Meningkatkan Efektivitas
Pelaksanaan Audit Internal
1.6 Objek dan Metode Penelitian
1.6.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peranan Komite Audit dalam meningkatkanefektivitas pelaksanaan audit internal, yang akan diteliti dengan menggunakan
kuesioner.
Pemilihan data-data di atas didasarkan atas pertimbangan untuk
mendapatkan gambaran mengenai peranan Komite Audit dan hubungannya dalam
meningkatkan efektivitas pelaksanaan audit internal.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
25/112
1.6.2 Metode Penelitian
Dalam rangka mencari dan mengumpulkan data yang akan dipakai untuk
menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu
metode yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan mengenai objek
yang diteliti. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan
metode survey yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan
lisan dan tertulis. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara
studi literatur. Data yang diperoleh tersebut kemudian akan diolah, dianalisis dan
diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari sehingga dari
data tersebut dapat ditarik kesimpulan.
Teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini akan dilakukan dengan cara meneliti data primer yang
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber data yaitu
perusahaan tempat penelitian yang berupa kuesioner, prosedur-prosedur serta
data-data yang terkait dengan prosedur audit internal dan Komite Audit.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini gunanya untuk memperoleh data sekunder yang merupakan data
yang diperoleh dari orang atau badan lain yang belum dikumpulkan atau
belum diolah menjadi data-data yang diperlukan. Dengan cara mempelajari
buku-buku yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti dan dapat
digunakan sebagai landasan teoritis dalam menganalisis masalah, selain itu
dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan studi dan penelitian
dalam lapangan.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penelitian dilakukan di PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company Tbk, yang berlokasi di Jalan Raya Cimareme 131
Padalarang 40552- Kabupaten Bandung. Waktu penelitian dilakukan mulai dari
bulan September 2009 sampai dengan bulan November 2009.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
26/112
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komite Audit
Telah diketahui secara umum bahwa untuk dapat bekerja secara tepat guna
dalam suatu lingkungan usaha yang kompleks, Dewan Komisaris harus
mendelegasikan beberapa tugas kepada komite-komite. Adanya komite-komite ini
merupakan suatu sistem yang bermanfaat untuk dapat melaksanakan pekerjaan
Dewan Komisaris secara lebih rinci dengan memusatkan perhatian Komisaris
kepada bidang khusus perusahaan atau cara pengelolaan yang baik (governance)
oleh manajemen. Salah satu komite yang umumnya dibentuk adalah Komite
Audit.
2.1.1 Pengertian Komite Audit
Pengertian Komite Audit adalah komite yang bertugas untuk membantu
dewan pengawas organisasi dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian
intern dan efektivitas tugas auditor eksternal dan auditor internal (Hiro, 2004). Di
dalam perusahaan, Komite Audit sangat berguna untuk menangani masalah-
masalah yang membutuhkan integrasi dan koordinasi sehingga dimungkinkan
permasalahan-permasalahan yang signifikan atau penting dapat segera teratasi.
Pengertian Komite Audit menurut Arens et al (2006:84) adalah sebagai
berikut :
An audit committee is a selected number of members of companys Boardof Directors whose responsibilities include helping auditors remain
independent of management. Most audit committees are made up of three
to five or sometimes as many as seven directors who are not a part of
company management.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
27/112
K.H. Spencer Picket menyatakan pengertian Komite Audit (2006:37)
sebagai berikut :
The audit committee (AC) is a standing committee of the main board and
tends to consist of a minimum of three non-executive directors (NEDs).
Most audit committees meet quarterly and they are now found in all
business and government sectors for larger organization. The format is
normally that the CFO, external audit, CEO and CAE attend whenever
required.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
mempertahankan independensi dan kebebasan dalam melaksanakan tugasnya
anggota Komite Audit hanya terdiri atas anggota Dewan Komisaris yang bukan
termasuk manajemen perusahaan (tidak terlibat dalam menjalankan operasi
perusahaan).
2.1.2 Perkembangan Komite Audit
Perkembangan Lembaga Komite Audit di Indonesia (Hiro Tugiman, 2004)
adalah sebagai berikut :
Tanggal 5 Oktober 1995
Badan Usaha di Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan
terlebih-lebih yang sudah terjun ke pasar modal (go public) sebaiknya diwajibkan
membentuk Komite Audit.
Tanggal 8 Maret 1999
Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (M-P.BUMN)
dengan Surat Keputusan Nomor : KEP-133/M-BUMN/1999, tentangPembentukan Komite Audit Bagi Badan Usaha Milik Negara yang antara lain
mengatur : Komisaris Badan Usaha Milik Negara dapat membentuk Komite Audit
(pasal 2 ayat 1).
Tanggal 6 September 1999
Setelah mengetahui Surat Keputusan yang dikelurkan pada tanggal 8
Maret 1999, Hiro khawatir kalau ada yang bertanya antara lain tentang tugas,
tanggung jawab, hak dan kewajiban dari Komite Audit. Lalu Beliau menyusun
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
28/112
buku Contoh Anggaran Dasar Komite Audit tertanggal 6 September 1999, yang
mana Beliau selanjutnya mengirimkan buku tersebut kepada sebagian besar
Komisaris BUMN di Indonesia (semuanya dibiayai oleh PT Telkom).
Tanggal 19 Juni 2003
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 19
tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, antara lain
mengatur : (1) Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membentuk Komite
Audit yang bekerja secara kolektif atau berfungsi membantu Komisaris atau
Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya (Pasal 70).
Tanggal 29 Juli 2003
Lima organisasi profesi auditor internal Indonesia yang terdiri dari : (1)
The Institute of Internal Auditors(IIA)Indonesia Chapter; (2) Forum Komunikasi
Satuan Pengawasan Internal (FKSPI BUMN/D); (3) Yayasan Pendidikan Internal
Audit (YPIA); (4) Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA); dan
(5) Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) mengeluarkan Position Paper
# 1/ 2003, yaitu: Rekomendasi Mengenai Peran Audit Internal dalamMeningkatkan Corporate Governancedi Indonesia.
Rekomendasi tersebut disampaikan oleh organisasi profesi auditor internal
kapada Gubernur Bank Indonesia, Menteri BUMN, dan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal; yang isinya antara lain:
(1)Direksi dan Komisaris pada Bank, BUMN, dan Perusahaan Publik agar
diwajibkan melaporkan hasil penilaian atas efektivitas pengendalian intern
pada organisasinya termasuk kepatuhan tarhadap peraturan perundangan yangberlaku,dalam laporan tahunan perusahaan.
(2)Bank, BUMN, dan Perusahaan Publik agar membentuk Komite Audit untuk
membina dan mendukung auditor internal dalam melakukan penilaian atas
proses corporate governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian intern.
Tanggal 22 Desember 2003
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor : KEP-41/PM/2003, tentang Pembentukan dan Pedoman
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
29/112
Pelaksanaan Kerja Komite Audit, antara lain mengatur : Emiten atau Perusahaan
Publik wajib memiliki Komite Audit sebagaimana diisyaratkan dalam lampiran
keputusan ini, selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2004.
2.1.3 Latar Belakang Terbentuknya Komite Audit
Perkembangan teknologi setelah revolusi industri memberikan pengaruh
yang besar terhadap perkembangan perekonomian dunia. Dengan perkembangan
teknologi memungkinkan diadakannya mekanisme dan perubahan kerja di
berbagai bidang. Pola kerja lebih cepat dan tepat sehingga lebih efisien dalam
penggunaan sumber daya, dan produk yang dihasilkan lebih optimal. Perubahan
itu berdampak kepada ekspansi usaha yang semakin cepat, yang mana
mengakibatkan semakin besar modal yang dibutuhkan untuk melakukan investasi
baru. Salah satu upaya yaitu dengan melakukan penambahan modal secara go
public.
Karena kepemilikan saham yang dikuasai oleh masyarakat luas baik
nasional maupun internasional, sehingga berakibat kepada sulitnya pengambilan
keputusan pada tingkat tinggi. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai
kekuasaan tertinggi dalam perusahaan, tidak mungkin diadakan sesering mungkin
karena beragamnya pemilik. Di lain pihak, banyak wewenang yang harus
diputuskan oleh RUPS di antaranya (Hiro, 1996:6-7) :
1. Melakukan perubahan dan pengesahan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga perusahaan.
2. Mengesahkan pertanggungjawaban atas laporan keuangan tahunan.
3.
Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi.
4. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
5. Menyetujui pengeluaran saham baru.
6. Penunjukkan auditor internal.
7. Menyetujui dan mengesahkan revisi rencana kerja dan anggaran sampai
dengan batas tertentu.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
30/112
8. Menghibahkan harta perusahaan.
9. Mengesahkan dan menyetujui pembentukan perusahaan anak.
10.Menyetujui rencana penjualan aktiva tetap.
Oleh karena itu, perlu dilakukan deregulasi wewenang sehingga sebagian
tugas dan wewenang RUPS dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Tugas RUPS
dibatasi hanya membahas hal-hal yang sangat signifikan yaitu (Hiro, 1995:8) :
1. Pertanggungjawaban laporan keuangan.
2. Perubahan anggaran dasar perusahaan.
3.
Pengangkatan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.
Akibat adanya pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris, tugas
yang diemban Dewan Komisaris semakin berat. Untuk menangani pekerjaan
Dewan Komisaris, khususnya mengenai masalah pengendalian, dibentuklah suatu
komite, yang beranggotakan Komisaris yang tidak terlibat dalam manajemen serta
dapat dibantu oleh pihak luar yang independen. Komite itu dinamakan Komite
Audit.
Secara kuantitatif maupun kualitatif, pembentukan Komite Audit akanbanyak membantu efektivitas dan efisiensi perusahaan. Bahkan adanya Komite
Audit merupakan suatu keharusan apabila perusahaan tersebut mendaftarkan diri
pada bursa saham di New York Stock Exchange, seperti yang dikemukakan oleh
Arens (1994: 84) :
An audit committee is required for all companies listed on the New York
Stock Exchange
Menurut Hiro Tugiman, keuntungan yang dicapai dengan dibentuknya
suatu Komite Audit, yaitu :
1. Penggabungan keahlian khusus yang dimiliki para anggota komite yang
diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas atau masalah tertentu.
2. Dapat memfokuskan diri secara intensif pada pokok permasalahan, sehingga
masalah dapat diselesaikan dalam periode yang relatif lebih singkat.
3. Masalah-masalah yang berlanjut untuk periode waktu yang lama dapat terus
diawasi.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
31/112
4. Dapat menimbulkan perasaan terlibat dan partisipasi yang tinggi dalam diri
anggota komite, karena mereka membagi tanggung jawab yang sama atas
penyelesaian masalah.
5. Anggota dapat mengembangkan keterampilan secara bersama-sama.
Dalam hal ini untuk kepentingan Dewan Komisaris, pembentukan Komite
Audit kelihatannya berarti suatu perusahaan/peningkatan penugasan dalam arti :
1. Aktif dalam mekanisme pemeriksaan, baik pemeriksaan yang dilakukan oleh
eksternal auditor maupun yang dilaksanakan oleh internal auditor.
2.
Aktif dalam mengadakan penelaahan terhadap kebijakan akuntansi yang
dilaksanakan oleh perusahaan khususnya mengenai laporan keuangan.
2.1.4 Komposisi dan Persyaratan Anggota Komite Audit
Surat Keputusan Menteri P.BUMN Nomor : KEP-133/M-P.BUMN/1999
tanggal 8 Maret 1999 pasal 4 dan 5 telah mengatur komposisi dan persyaratan
anggota Komite Audit yaitu :
Pasal 4
(1)Keanggotaan Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. Satu orang Komisaris
b. Dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang
bersangkutan.
(2)Salah satu anggota Komisaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,
bertindak sebagai Ketua Komite Audit.
Pasal 5Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggota Komite Audit adalah :
1. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja yang
cukup di bidang pengawasan / pemeriksaan dan bidang-bidang lainnya yang
dianggap perlu sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana
tercantum dalam pasal 3 secara optimal.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
32/112
2. Tidak memiliki kepentingan / keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan
dampak negatif dan konflik kepentingan terhadap Badan Usaha Milik Negara
yang bersangkutan, misalnya :
a. Mempunyai kaitan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat
ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan
pengawas atau pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bersangkutan.
b. Mempunyai kaitan dengan rekanan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bersangkutan.
3. Mampu kaitan dengan rekanan Badan Usaha Milik Negara yang bersangkutan.
Surat Keputusan Bapepam Nomor : KEP-41/PM/2003, tanggal 22
Desember 2003, tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit sebagai berikut :
Pedoman Pembentukan Komite Audit :
1. Struktur Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan
dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Anggota Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen bertindak
sebagai Ketua Komite Audit. Dalam hal Komisaris Independen yang menjadi
anggota Komite Audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak
sebagai Komite Audit.
Persyaratan keanggotaan Komite Audit :
1. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan pengetahuan dan pengalaman
yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya, serta mampu
berkomunikasi dengan baik.
2. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan
akuntansi atau keuangan.
3. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan
keuangan.
4. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan di
bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
33/112
5. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa
audit dan atau non-audit pada Emiten atau Perusahaan Publik yang
bersangkutan dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor VIII A2 tentang independensi
Akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal.
6. Bukan merupakan Karyawan Kunci Emiten atau Publik yang bersangkutan
dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum diangkat Komisaris.
7. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten
atau Perusahaan Publik. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham
akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain.
8. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik,
Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan
Publik.
9. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
10.
Tidak merangkap sebagai anggota Komite Audit pada Emiten atau
Perusahaan Publik lain pada periode yang sama.
Pedoman Kerja Komite Audit
Secara umum, Audit Committee Charter merupakan misi, wewenang,
kewajiban, dan tanggung jawab Komite Audit Charter tersebut harus mendapat
persetujuan dari Dewan Komisaris.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
34/112
Audit Committee Charter mendefinisikan :
1. Maksud dan tujuan secara keseluruhan.
2. Ukuran organisasi, keseringan dan waktu pertemuan.
3. Peranan dan tanggung jawab.
4. Hubungan dengan manajemen, auditor internal dan auditor eksternal.
5. Tanggung jawab pelaporan.
6. Wewenang untuk melakukan investigasi khusus.
2.1.5 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Tugastugas Komite Audit seperti yang disebutkan dalam buku Audit
Internal (Hiro, 2002:3) difokuskan pada :
1. Terhadap proses pemeriksaan
Tanggung jawab tertinggi dari Komite Audit dititikberatkan kepada proses
pemeriksaan di lokasi atau area, akan tetapi lebih sering melakukan
penelaahan terhadap ruang lingkup tindak lanjut dari hasil pemeriksaan
auditor eksternal, yang menyangkut :
a.
Meyakini bahwa semua temuan atau rekomendasi dari auditor telah
ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh manajemen dengan persetujuan/
pemberitahuan kepada auditor.
b. Melakukan penelaahan dan pengujian bersama-sama dengan auditor
terhadap hasil pemeriksaan.
c. Melakukan penelaahan terhadap audit program auditor eksternal.
d. Membahas ruang lingkup pemeriksaan setelah berkonsultasi dengan
auditor.
e. Melakukan penelaahan atas efektivitas dari auditor eksternal.
2. Terhadap Laporan Keuangan
Tanggung jawab Komite Audit yang harus dilakukan dalam laporan keuangan
mencakup :
a. Melihat dan mengamati pembuatan laporan tahunan gabungan dan akun-
akun terkait serta memberikan rekomendasi yang diperlukan.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
35/112
b. Melakukan penelaahan tengah tahunan terhadap ikhtisar keuangan
termasuk juga perspektus perusahaan sebelum diserahkan kepada Dewan
Komisaris dan sebagai dasar untuk persetujuan.
c. Mengadakan diskusi dengan auditor dan manajemen tentang dasar atau
kebijaksanaan akuntansi yang diterapkan, kebijakan dan aplikasi dalam
penyiapan akun serta menyajikan angka yang sebenarnya ikhtisar
keuangan disertai dengan semua rincian yang diperlukan secara lengkap.
d. Mengadakan penelaahan terhadap kemungkinan adanya perubahan
perlakuan akuntansi di masa yang akan datang.
e.
Melakukan penelaahan terhadap semua perubahan dari perlakuan
akuntansi serta pengaruhnya terhadap hukum perusahaan dan
melaporkannya kepada Dewan Komisaris.
3. Terhadap masalah keuangan dan pembelanjaan
Tanggung jawab Komite Audit dalam masalah keuangan dan pembelanjaan
mencakup :
a. Melakukan penelaahan terhadap posisi keuangan gabungan dengan
referensi anggaran kas, deviden yang mungkin diterima atau dibayarkandan laba yang diinginkan.
b. Tanggap terhadap proposal dari pejabat berwenang yang berhubungan
dengan :
1) Target keuangan, termasuk target tahunan.
2) Mengadakan pertemuan dengan kelompok penyandang dana dan
memberikan metode alternatif dalam pemilihan mitra penyandang
dana.
3)
Mengadakan analisa terhadap batas pembelanjaan modal dalam satu
tahun.
c. Membuat catatan terhadap proposal untuk kegiatan pembelanjaan di atas
jumlah tertentu dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
d. Melakukan penelaahan terhadap proses pekerjaan untuk kontrak yang
nilainya lebih dari jumlah tertentu.
e. Melakukan penelaahan terhadap dasar disetujuinya investasi yang tidak
ada dalam program perusahaan.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
36/112
4. Terhadap sistem informasi manajemen
Komite Audit juga melakukan penelaahan terhadap sistem informasi
manajemen yang meliputi :
a. Meyakini akan kebenaran dari sistem informasi manajemen yang
dihasilkan oleh perusahaan.
b. Bertindak sebagai standing committee dari Dewan Komisaris apabila
Dewan Komisaris memberikan hal-hal yang positif tentang kelayakan
laporan keuangan dengan obyek atau perusahaan.
5. Terhadap sistem dan pengendalian
Komite Audit juga melakukan penelaahan terhadap sistem dan pengendalian
dalam bentuk :
a. Melakukan penelaahan terhadap efektivitas dari pengendalian manajemen
dan pengendalian intern.
b. Melakukan penelaahan terhadap sistem pengendalian intern.
c. Melakukan penelaahan dan pengujian yang memadai terhadap sistem
akuntansi dan pengendalian operasi.
d. Melakukan pengawasan dan koordinasi pada kebijaksanaan pengendalian
gabungan dalam hubungannya dengan sistem akuntansi.
e. Tanggap terhadap rekomendasi yang diberikan oleh eksternal auditor
dalam menyangkut akuntansi, pengendalian intern dan masalah lainnya.
f. Melakukan monitoring untuk mengetahui tingkat ketaatan dengan
kebijaksanaan/peraturan yang telah ditetapkan, anggaran, perintah, dan
prosedur yang berhubungan dengan perilaku sikap pejabat/personil
perusahaan.
2.1.6 Wewenang (Authority) dan Tanggung Jawab (Responsibility) Komite
Audit kepada Audit Internal
Menurut Hiro Tugiman, yang dikutip oleh Kasyful (MIA, 2003:49),
wewenang dan tanggung jawab Komite Audit kepada Audit Internal adalah
sebagai referensi kepada auditor eksternal dalam hal :
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
37/112
a. Melakukan penelaahan terhadap program kerja dan fungsi audit internal.
Berdasarkan seminar nasional FKSPI BUMN/BUMD (Antonius:2003), dalam
hubungan dengan perannya untuk melakukan pengawasan terhadap fungsi
audit internal, Komite Audit harus :
1) Memberikan persetujuan atas penunjukkan dan atau pemberhentian Ketua
Audit Internal perusahaan yang diajukan oleh Presiden Direktur.
2) Melakukan reviewatas charter dari audit internal.
3) Melakukan reviewatas struktur fungsi audit internal.
4) Melakukan reviewatas rencana audit tahunan.
b. Melakukan pekerjaan untuk bisa membangun dan mengembangkan semua
fungsi audit internal. Komite Audit harus (berdasarkan seminar nasional
FKSPI BUMN/BUMD:2003) :
1) Memastikan bahwa fungsi audit internal memiliki metodologi, alat bantu,
dan sumber daya yang tepat dan cukup sehingga dapat memenuhi charter
mereka, dan menyelesaikan rencana tahunan audit internal.
2)
Melakukan review atas semua laporan audit internal.
3) Memonitor kinerja fungsi audit internal.
4) Memastikan bahwa fungsi audit internal patuh terhadap standar-standar
profesional yang berlaku.
c. Melakukan investigasi yang diperlukan dengan atau di bawah kewenangan
dari Kepala Audit Internal ke dalam semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan Komite Audit.
d.
Melakukan penelaahan dan pengujian terhadap perencanaan dan mengadakan
koordinasi antara auditor eksternal dan auditor internal untuk memberikan
pelayanan yang efektif.
2.1.7
Mengembangkan Komite Audit yang Andal
Sesuai dengan ruang lingkup Komite Audit yang terkait dengan
pengawasan risiko dan pengendalian internal yang efektif. Dewan Komisaris perlu
mengembangkan Komite Audit (dengan memperhatikan komposisi struktur,
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
38/112
tanggung jawab dan efektivitas) yang andal. Hal yang perlu harus menjadi
perhatian pertama adalah pentingnya anggota Komite Audit memiliki keahlian
dalam bisnis, regulasi, auditing, corporate (financial) reporting, dan corporate
governance. Komite Audit bertanggungjawab untuk mengkaji hasil kerja dan
mengembangkan hubungan kerja yang erat dengan auditor eksternal atau
independen. Komite Audit juga diharapkan memiliki hubungan kerja dan
memberdayakan audit internal atau Satuan Pengawasan Intern (SPI) perusahaan
yang terwujud dengan adanya hubungan langsung.
2.2 Audit
2.2.1 Pengertian Audit
Pengertian mengenai audit internal telah banyak dikemukakan oleh para
ahli. Sebelum mengupas lebih jauh apa itu audit internal, ada baiknya bila kita
mengenal lebih dahulu kata audit itu sendiri.
Pada dasarnya, pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan audit
bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang telah
disajikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa audit merupakan proses
untuk membandingkan antara kenyataan dengan sesuatu yang seharusnya terjadi.
Hal ini sesuai dari pernyataan Mulyadi (2002:9) yang mendefinisikan auditing
adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antar pernyataan-
penyataan tersebut dengan kinerja yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-
hasil kepada pemakai yang berkepentingan.
Boynton (2006:6) mendefinisikan audit sebagai berikut :
A systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence
regarding assertions about economic actions and events to ascertain the
degree of correspondence between those assertion and established criteria
and communicating the result to interested users.
Arens (2008:4) mendefinisikan audit (auditing) :
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
39/112
between and information and established criteria. Auditing should be done
by competent, independent person
Pernyataan tersebut mendefinisikan audit sebagai suatu proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten
dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian yang
ditetapkan.
2.2.2 Jenis-jenis Audit
Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan dan dikelompokkan oleh
Arens et al (2006, 14-15) yaitu :
1. Operational audit (Audit operasional)
Adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian prosedur dan metode operasi
suatu organisasi unuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan entitas
tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran
rekomendasi pada manajemen untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
operasional organisasi.
2. Financial statement audit (Audit laporan keuangan)
Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu
organisasi atau perusahaan secara keseluruhan merupakan informasi terukur
yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu yang
dalam hal ini adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum atas penyajian
laporan keuangan.
3.
Compliance audit (Audit ketaatan/kepatuhan)
Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan yang
mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti atas suatu prosedur atau
peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang memiliki
otoritas yang lebih tinggi. Biasanya hasil atau laporan dari auditor ketaatan
tidak dilaporkan kepada pihak luar tertentu.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
40/112
Audit yang dilakukan dapat bermacam-macam. Cashin mengelompokkan
audit menjadi 3 (tiga) cabang seperti yang dikutip oleh Hiro (2002:4) yaitu
independent auditing (audit independen), internal audit (audit internal), dan
governmental auditing(audit pemerintah). Dengan begitu kita dapat mengatakan
bahwa audit internal merupakan bagian dari audit.
2.3 Audit Internal
2.3.1 Pengertian Audit Internal
Audit internal pada dasarnya merupakan suatu fungsi independen yang ada
di dalam perusahaan untuk melakukan pengendalian atas pengendalian internal
perusahaan.
Internal audit pada dasarnya merupakan suatu fungsi yang independen
yang ada di dalam organisasi untuk pengendalian atas pengendalian internal
perusahaan.
Adapun pengertian audit internal menurut Sawyers (2005:10) adalah
sebagai berikut:
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sitematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah:
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalakan
2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi
3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
5.
Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif
Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen
dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya
secara efektif.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
41/112
The Institute of Internal Auditors telah memberikan definisi baru tentang
audit internal yang dikutip oleh Arens (2008:9) sebagai berikut:
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organization operations. It
helps an organizations accomplish its objectives by bringing a systematic,
disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk
management, control and governance processes.
Sementara itu acuan bagi auditor internal di Indonesia dapat kita lihat pada
pernyataan tanggung jawab internal auditor yang disusun oleh Hiro Tugiman
(2006) :Internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang
dibuat dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan
mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan organisasi.
Sedangkan di dalam SPAI (2004: 5) disebutkan bahwa definisi audit
internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif,
yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan
operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai
tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan
proses governance.
2.3.2 Karakteristik Audit Internal
Dari definisi di atas terdapat lima konsep yang dikemukakan, yaitu :
Independence and objective, assurance and consulting activity, adding value,
organizational objective, anda systematic and disiplined approach. Independensi
merupakan prasyarat yang dibutuhkan dalam suatu fungsi pemeriksaan.
Courtmanche menganggap bahwa independensi dan objektivitas berkaitan erat
dalam mempengaruhi kecenderungan emosional, tetapi independensi tidak selalu
menghasilkan objektivitas.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
42/112
Independensi berperan pada saat auditor internal akan mengumpulkan
temuan-temuan dan membuat laporan audit. Independensi tidak lain adalah
kemampuan untuk berbicara atau menuliskan sesuatu yang benar secara bebas
tanpa rasa takut. Masih menurut Courtmanche, seseorang akan mampu bersikap
objektif jika ia mampu melihat realitas dengan tepat. Kemampuan tersebut
dipengaruhi oleh :
a. Kecerdasan
b. Pengetahuan formal/pendidikan
c. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman
d. Tidak adanya kecenderungan emosional, misal cinta, loyalitas, benci, takut,
kepentingan pribadi, dsb.
2.3.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Di dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang ditulis oleh
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, standar yang terkait adalah Standar
Atribut 1000 tentang tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab (2004: 8) yang
menyatakan bahwa :
Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi audit internal harus
dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan
Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari
Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi
Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian audit internal harus
didokumentasikan secara tertulis yang formal yang di dalamnya menjelaskan
posisi audit internal dalam organisasi, kewenangan fungsi audit internal untukmendapatkan akses tehadap semua catatan, personil dan asset perusahaan yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dan juga menjelaskan ruang lingkup
fungsi audit internal.
Tujuan audit internal sebenarnya telah tersirat dalam definisi audit internal
itu sendiri, yaitu membantu seluruh anggota manajemen agar dapat melaksanakan
tanggung jawab secara efektif dengan jalan memberikan analisis, penilaian,
rekomendasi, saran dan keterangan dari operasi perusahaan yang diperiksa.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
43/112
Tujuan utama audit internal menurut IIA (1995:95) adalah :
The objective of internal auditing is to assist number of organization in
the effective discharge of the responsibilities, to the end, internal auditing
furnishes them with analysis, appraisals, recommendations, counsels, and
information concerning the activities reviewed. The audit objective
includes promoting effective control at reasonable cost.
Pengertian dari pernyataan di atas, tujuan audit internal yang
dialihbahasakan oleh Hiro Tugiman (2006:99) dapat dilihat sebagai berikut :
Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota
organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara
efektif. Tujuan internal mencakup pula usaha mengembangkanpengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
Dengan kata lain, tujuan audit internal sangat luas tergantung pada besar
kecilnya organisasi dan permintaan dari manajemen organisasi yang
bersangkutan. Namun tujuan adanya audit internal dalam organisasi adalah
membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan baik, sehingga setiap organisasi dapat saling bekerja sama satu sama lain,
tujuan organisasi dapat dicapai dengan mudah, dan audit internal dapat menilai
dan menyesuaikan pengendalian internal dalam organisasi agar sesuai dengan
perubahan lingkungan yang sangat cepat agar pengendalian tersebut dapat
berjalan efektif dengan biaya yang wajar.
Wewenang yang dimiliki auditor internal dalam melakukan audit adalah
kebebasan unutk me-reviewdan menilai kebijakan-kebijakan, rencana, prosedur,
dan sistem yang telah ditetapkan. Wewenang yang diberikan harus bersumber dari
manajemen dan disetujui oleh Dewan Direksi.
Tanggung jawab audit internal menurut Komite Ikatan Akuntan Indonesia
dalam SPAP (IAI, 2001: 322) adalah :
Auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan
evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain
kepada manajemen entitas dan Dewan Komisaris, atau pihak lain yang
setara wewenang dan tanggung jawabnya tersebut, auditor internal
mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang
diauditnya. Tanggung jawab penting fungsi audit internal adalah
memantau kinerja pengendalian entitas .
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
44/112
Ruang lingkup audit internal menurut Hiro Tugiman (2006:99-100) bahwa
ruang lingkup audit internal menilai keefektifan sistem pengendalian internal serta
mengevaluasi terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal
serta mengevaluasi terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian
internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang
diberikan. Pemeriksaan internal harus :
1. Mereview keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi finansial dan
operasional serta cara yang dipengaruhi untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi tersebut.
2. Mereview berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan
peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan organisasi, serta
harus menentukan apakah organisasi telah mencapai kesesuaian dengan hal-
hal tersebut.
3. Mereview berbagai cara yang digunakan untuk melindungi harta dan bila
dipandang perlu memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut.
4.
Menilai keekonomisan dan keefisiensian pengguna berbagai sumber daya.
5. Mereview berbagai operasi atau program untuk menilai apakah hasilnya
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah
kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan.
Dalam buku Standar Profesi Audit Internal (SPAI) tahun 2004, ruang
lingkup audit internal dijelaskan bahwa fungsi audit internal melakukan evaluasi
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,
pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,
teratur, dan menyeluruh.
1. Pengelolaan risiko (Seksi 2110)
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
45/112
2. Pengendalian (Seksi 2120)
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara
pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan,
efisiensi, dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan
pengendalian intern secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil penilaian
risiko, fungsi audit internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas
sistem pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan
sistem informasi organisasi. Hal ini harus mencakup :
a. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.
b. Keandalan dan integritas informasi.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pengamanan assetorganisasi.
3. Proses Governance
Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai
untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan
berikut:
a.
Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi
b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas
c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-
unit yang tepat di dalam organisasi
d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasi
informasi di antara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal, auditor
eksternal, dan manajemen.
2.3.4 Peranan Audit Internal
Peranan audit internal seperti yang disebutkan oleh Courtmanche dan
dalam Hiro (1996:16) menyatakan bahwa :
Pengawas internal berperan untuk membantu para anggota organisasi
agar dapat menyelesaikan tanggung jawab secara efektif. Untuk tujuan
tersebut, pengawas internal menyediakan bagi mereka berbagai analisis,
penilaian, rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan
aktivitas yang diperiksa.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
46/112
Sedangkan peranan audit internal yang dikemukakan oleh Hiro (1996:4)
adalah :
Pemeriksa internal berperan dalam memastikan efektivitas dan
kecukupan pengendalian internal yang dijalankan dan membantu anggota
organisasi dalam menjalankan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dan pada akhirnya
pemeriksa internal ini berperan untuk memperbaiki kinerja perusahaan
secara keseluruhan.
Menurut modul internal auditor di Abad 21 (YPIA, 1999: 25-26)
disebutkan bahwa auditor internal memiliki 3 (tiga) peran, yaitu :
1. Watch dog: auditor internal memperhatikan dan mengingatkan, yaitu :
a. Peran sebagai watch dog melibatkan observasi, penghitungan, dan
pengecekan ulang untuk memastikan bahwa operasi perusahaan sudah
sesuai dengan hukum, peraturan, dan kebijakan organisasi.
b. Proses audit utama dari peran watch dog ini adalah compliance audit
(audit ketaatan). Audit ketaatan ini berfokus pada variasi yang ada pada
sistem (kesalahan, penghilangan, penundaan, dan kecurangan).
c.
Audit ketaatan merupakan cara untuk mengidentifikasi variasi-variasi
yang ada pada sistem sehingga perbaikan bisa dilakukan.
2. Consultant : auditor internal menyarankan dan berpartisipasi, yaitu sebagai
partnerdari manajemen.
a. Ruang lingkupnya : ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.
b. Fokus pada perannya sebagai consultant adalah pemeliharaan sumber daya
perusahaan dan membantu manajemen untuk mengurusnya.
3.
Catalyst : auditor internal mengarahkan dan menggerakan yang lain untuk
mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior. Sebagai
catalyst, auditor internal mencari dampak jangka panjang yang ada dalam
organisasi dengan memfokuskan auditnya pada nilai organisasi untuk jangka
panjang.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
47/112
Peran aktivitas audit internal dengan Komite Audit sesuai dengan standar
yang berlaku yaitu Standar Profesional Audit Internal (Konsorsium Organisasi
Profesi Audit Internal, 2004) yang meliputi :
1. Meminta komite untuk secara tahunan mereviewdan menyetujui charter audit
internal.
2. Bersama-sama komite mereview fungsi dan tanggung jawab laporan
administrasi audit internal untuk memastikan bahwa struktur organisasi
berjalan sehingga pemeriksa internal cukup independen.
3. Di dalam charter dimuat bahwa Komite Audit mereview keputusan dan
pengangkatan Penanggungjawab Fungsi Audit Internal (PFAI), termasuk
penunjukkan dan pemberhentian serta kompensasi PFAI.
4. Di dalam charter dimuat bahwa Komite Audit mereview dan menyetujui
usulan untuk melakukan outsourcing beberapa aktivitas audit internal tertentu.
5. Membantu Komite Audit mengevaluasi kecukupan personalia, budget, dan
cakupan serat hasil pelaporan aktivitas audit internal.
6. Memberikan informasi atas koordinasi fungsi controldan monitoring lainnya,
misal : manajemen risiko, kepatuhan, security, kelangsungan bisnis, legal,
ethic, lingkungan, audit eksternal.
7. Memberikan informasi atas status, posisi rencana pemeriksaan tahunan serta
kecukupan sumber daya dalam melaksanakan tujuannya kepada manajemen
senior dan Komite Audit.
8. Melaporkan pelaksanaan rencana pemeriksaan tahunan yang telah disetujui,
termasuk tugas atau proyek khusus yang diminta oleh manajemen dan Komite
Audit.
9. Memasukkan ke dalam charter audit internal tanggung jawab dari FAI untuk
melaporkan ke Komite Audit secara tepat waktu setiap dugaan fraud yang
melibatkan manajemen atau pegawai yang secara signifikan terlibat.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
48/112
Audit internal dapat memberikan berbagai layanan kepada organisasi
perusahaan yaitu membantu mengevaluasi aktivitas dalam bidang-bidang :
1. Pengendalian akuntansi internal
2. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan
3. Pemeriksaan keuangan
4. Pemeriksaan ketaatan
5. Pemeriksaan operasional
6. Pemeriksaan manajemen
7. Pemeriksaan kontrak
8. Pemeriksaan sistem informasi
9. Pengembangan kualitas internal
10.Hubungan dengan entitas di luar perusahaan
2.3.5 Program Audit
Program audit merupakan perencanaan prosedur dan teknik-teknik
pemeriksaan yang tertulis secara sistematis untuk mencapai tujuan pemeriksaan
secara efektif dan efisien. Selain berfungsi sebagai alat perencanaan juga penting
untuk mengatur pembagian kerja, memonitor jalannya kegiatan pemeriksaan,
menelaah pekerjaan yang telah dilakukan.
Konsorsium Organisasi Audit Internal (2004: 15) mendefinisikan program
audit sebagai berikut :
Dalam merencanakan penugasan auditor internal harus
mempertimbangkan sasaran penugasan, alokasi sumber daya penugasan,
serta program kerja penugasan.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa program kerja harus menetapkan
prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan
mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja harus
memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan. Penugasan atau penyesuaian atas
program kerja harus segera mendapat persetujuan.
7/24/2019 S- 2009- Yudi S- Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Studi Kasus pa
49/112
Program audit yang baik mencakup :
1. Tujuan audit dinyatakan dengan jelas dan harus tercapai atas pekerjaan yang
direncanakan.
2. Disusun sesuai dengan penugasan yang bersangkutan
3. Langkah kerja yang terperinci atas pekerjaan yang yang harus dilaksanakan
dan bersifat fleksibel, tetapi setiap perusahaan yang ada harus diketahui oleh
atasan auditor.
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program audit antara lain :
1.
Memberikan bimbingan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan
2. Memberikan checklistpada saat pemeriksaan berlangsung, tahap demi tahap
sehingga tidak ada yang terlewatkan
3. Merevisi program audit sebelumnya, jika ada perubahan standar dan prosedur
yang digunakan perusahaan.
Manfaat program audit antara lain sebagai berikut :
1. Meratanya pembagian kerja auditor
2. Program audit yang rutin hasilnya lebih baik dan menghemat waktu
3. Program audit memilih tujuan audit yang penting saja
4. Program audit yang telah digunakan dapat menjadi pedoman untuk tahun
berikutnya
5. Program a