SALINAN BAB II
BAB II
SELINTAS TENTANG PALESTINA
A. Profil Palestina
Palestina adalah suatu wilayah yang terletak di antara tepi sungai Yordan mencapai
sebelah Selatan dari Laut Mati hingga muara Teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk segitiga,
bagian kepala menuju ke Selatan dan ekornya ke Utara. Pada bagian kepala bertemu dengan
ujung Teluk Aqabah, sedangkan bagian ekor memanjang dari Laut Mati hingga Laut Tengah.
Wilayah Palestina berada di ujung sebelah Barat dari Benua Asia, membentang pada garis
15˚-34˚ dan 40˚-35˚ lintang Timur serta memanjang pada garis 30˚-29˚ dan 15˚-33˚ Lintang
Utara. Palestina berbatasan dengan Lebanon di Ras El- Nakoura, di wilayah Laut Tengah
(Laut Mediterania) dengan arah mengarah ke Timur di dekat kota kecil di Lebanon, yaitu
kota Berit Jubael. Garis pemisah antara kedua negara ini berbelok ke utara dengan sudut yang
nyaris lurus. Pada titik ini, perbatasan berada dibibir Mata Air Sungai Yordania yang menjadi
bagian dari Palestina. Dari wilayah Timur berbatasan dengan wilayah Suriah dan Danau Al
Hola, Lout dan Tabariyya. Perbatasan dengan Yordania dari wilayah Selatan Danau
Tabariyya, di Sungai Al Yarmouk, sepanjang Sungai Yordan. Dari air Sungai Yordan, arah
Selatan Palestina membelah pertengahan Laut Mati secara geometrical dan Lembah Araba,
hingga sampai ke Teluk Aqaba. Perbatasan ini dimulai dari Rafah, Laut Tengah, hingga ke
daerah Taba di Teluk Aqaba. Dibagian Barat, Palestina berbatasan dengan perairan lepas
Internasional dari Laut Tengah dengan jarak kurang lebih 250 KM² hingga Rafah di bagian
selatan.
Karena lokasinya terletak di tengah-tengah negara-negara Arab, Palestina
membentuk kombinasi geografis natural dan humanistic. Tanah Palestina istimewa
dibandingkan dengan daerah lain karena menjadi jembatan aktivitas komersial dan tempat
penyusupan ekspedisi militer disepanjang era bersejarah yang berbeda-beda. Lokasi strategis
yang dinikmati Palestina menjadi faktor penghubung berbagai benua Asia, Afrika, dan
Eropa.1
Daerah-daerah di Palestina meliputi:
1. Daerah Pesisir
Daerah pesisir Palestina memanjang dari Ra΄s An-Naqurah hingga Rafah pesisir
Palestina hampir datar, tidak terdapat pelabuhan-pelabuhan yang dapat dilabuhi kapal. Kota-
kota terpenting dan pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di daerah pesisir Palestina adalah
Gaza, Yafa, dan Aka. Pesisir Palestina merupakan jembatan yang menghubungkan Asia
dengan Afrika dan jalur Laut tempur terpopuler dalam sejarahnya.
2. Daerah Pegunungan
Daerah pegunungan Palestina memanjang di tengah Negara itu dan menempati
sepertiga luas Palestina seperti Gunung Galia, Nablus, dan Gunung Al-Quds. Di daerah
pegunungan ini banyak didapati tempat-tempat suci umat Islam, Kristen, dan umat Yahudi
seperti di Al-Quds (Jerusalem), Hebron, Bethlehem, Nasiroh, Nablus, dan Safad.
3. Daerah Lembah
1 Hermawati. op. cit. hal. 38
Daerah Lembah terletak di Timur palestina melewati Sungai Jordan dengan danaunya.
Daerah itu termasuk bagian dari yang sangat indah mulai dari Gunung Taoros di Asia kecil
sampai Tenggara melewati Syria, Laut mati, dan Teluk Aqabah dan berakhir di Danau
Victoria, tengah-tengah Afrika.
4. Daerah Bi΄ru As-Sabu dan Sahana Palestina
Daerah itu menduduki setengah luas Palestina dan terletak di bagian selatan
Palestina. Daerah ini seperti segi tiga yang sudutnya terletak di Teluk Aqabah, mencakup
wilayah yang terletak di antara kedua tanah Gaza dan Semenanjung Pulau Sinai serta Timur
Jordan dan Selatan Laut Mati sebagai sikunya. Bi΄ru Sabra merupakan satu-satunya kota
kawasan Palestina yang dihuni oleh orang-orang baduy dan seni Baduy. Ia juga merupakan
penghubung perdagangan penting dunia masa lalu dan tempat kelahiran Nabi Ibrahim dan
tempat kelahiran putranya, Ismail, nenek kabilah Arab Kan΄an. Kawasan ini bukan
merupakan kawasan yang subur dengan hasil alam yang melimpah. Kawasan ini menjadi
penting bukan karena hasil kekayaan alamnya, melainkan lebih karena kedudukannya yang
strategis. Letak wilayah ini menghubungkan tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika, serta
menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah. Wilayah Palestina berbatasan langsung
dengan Lebanon, Suriah, Yordania, Arab Saudi, serta Mesir, yang artinya menghubungkan
negara-negara Arab di kawasan Benua Asia dengan negara-negara di Benua Afrika.2
B. Sejarah Palestina
Tanah Kan’aan, yang sekarang disebut Tanah Palestina memiliki sejarah yang
panjang. Dari Kan’aan hingga berubah menjadi Palestina menyimpan banyak cerita. Banyak
catatan sejarah dan prasasti yang menceritakan tentang hal itu. Palestina adalah tanah kakek
2 Hermawati., op. cit, hal. 105
moyang semua keturunan Ibrahim atau Abraham. Kakek moyang umat manusia ketiga agama
yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam. Istilah palestina muncul kembali setelah setelah wilayah itu
dikuasai Kekaisaran Romawi. Pada tahun 63 SM, Pompey atau yang sering disebut Pompius
menaklukan Tanah Israel. Pada zaman ketika Yesus lahir, penguasa Romawi menunjukan
Herodes Agung sebagai raja wilayah jajahan itu. Ia memerintah mulai tahun 37 SM sampai 4
SM. Pada awal pemerintahan Romawi, istilah Palestina tidak pernah digunakan. Istilah itu
baru muncul setelah
pemberontakan Bar Kochba pada tahun 135 M. Setelah berhasil menaklukan
pemberontakan itu, Kaisar Hadrian merubah nama wilayah Jerusalem menjadi Aelia
Capitolina. Ia juga mengubah nama Israel dan Judea (dua kerajaan pada masa itu) menjadi
Palestina. Kemudian ketika para penguasa Arab Muslim mampu menguasai wilayah itu pada
tahun 638 M, mereka juga menggunakan nama Palestina untuk wilayah tersebut. Mereka
melafalkan Palestina menjadi “Falastin” atau “Filastin”.
Para ahli geografi Arab pada abad ke-10 menyebut Palestina sebagai salah satu
propinsi Suriah. Ketika wilayah itu jatuh ke tangan orang-orang Turki dari Dinasti Ottoman
atau Utsmaniyah dan dikuasai selama 400 tahun (1517-1917), wilayah yang sebelumnya
disebut Palestina dimasukan dalam Vilayet (Propinsi) Damascus dan diperintah dari Istanbul,
berdasarkan Undang-Undang Vilayet 1864. Yang juga dimasukan ke dalam Vilayet
Transjordan. Bagian Utara negeri itu, termasuk Acre (Arab), Haifa, Tiberias, safed, Nablus,
jenin, dan Tulkarm, menjadi bagian Vilayet Beirut. Jerusalem, Gaza, Hebron, dan Beersheba
menjadi bagian dari Sanjak (Distrik) Jerusalem. Oleh karena itu alasan-alasan religius
khusus, dan merupakan kota-kota suci serta menjadi pusat perhatian kepentingan orang-orang
Eropa, maka kota-kota itu ditetapkan sebagai unit independen dan diperintah langsung dari
Konstantinopel atau Istanbul saat ini. Pada masa Perang Salib, Palestina jatuh ke tangan umat
Kristen. Mereka berkeinginan untuk kembali menguasai Palestina, terutama Jerusalem. Di
hadapan orang-orang Normadia Paus Urbanus II memprovoksi mereka agar mereka
mengangkat senjata untuk kembali merebut Jerusalem dari tangan kaum Muslim. Provokasi
Paus tersebut menjadi sangat efektif pada saat orang-orang Barat berkeinginan kuat untuk
melakukan kunjungan ke Jerusalem yang mereka anggap sebagai kampung halaman Yesus.
Mengikuti ajakan sang Paus, pada musim panas tahun 1097 sekitar 150.000 berkumpul di
Konstantinopel. Pasukan ini berhasil menaklukan Palestina pada tahun 1099. Dengan
penaklukan itu, tentara Salib menjadikan kota Jerusalem sebagai Ibu kota kerajaan Katolik
baru yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.
Kekuasaan Kristen di Palestina tidak berlangsung lama. Pasukan Salib hanya
menguasai kawasan ini selama 88 tahun (sampai tahun 1187). Setelah itu kawasan Palestina
kembali ke tangan kaum Muslim. Salahuddin Al-Ayubi adalah panglima yang paling berjasa
dalam mengembalikan Palestina ke pangkuan Islam. Sejak saat itu, Palestina di bawah
kekuasaan Inggris setelah Perang Dunia I, selama 400 tahun Palestina berada di bawah
kekausaan Turki Utsmani. Masa ini menyebabkan orang-orang Palestina menikmati
kedamaian dan stabilitas. Meskipun ada pemeluk tiga keyakinan berbeda, mereka hidup
berdampingan satu sama lain. Nama Palestina juga dihidupkan kembali setelah kekuasaan
Utsmaniyah berakhir pada Perang Dunia I. setelah Perang Dunia I, wilayah tersebut oleh Liga
Bangsa-Bangsa penguasaannya dipercayakan kepada Inggris dengan dimasukkan ke dalam
Mandat Inggris untuk Palestina. Pada akhir kekuasaan Turki Usmani (akhir abad ke19),
terjadi imigrasi besar-besaran orang-orang Yahudi dari Eropa ke empat kota penting di
Palestina, yaitu Jerusalem, Safed, Tiberias, dan Hebron. Keempat daerah ini pada masa
berikutnya menjadi pemukiman-pemukiman Yahudi yang paling penting. Pada saat ini pula
muncul gerakan Zionisme, sebuah gerakan politik yang dilegitimasi dengan doktrin-doktrin
agama yang menghendaki orang-orang Yahudi menguasai seluruh Palestina tanpa terkecuali.
Inilah awal munculnya kekisruhan Yahudi-Arab Muslim di Palestina.3
B. Organisasi-Organisasi di Palestina
Dengan kondisi yang serba sulit dialami oleh bangsa Palestina setelah Perang Dunia I,
kondisi kehidupan dunia Arab secara umum mengalami keterpurukan karena cengkraman dan
kekuasaan Zionis. Aktifitas politis Palestina terfokus pada tuntutan-tuntutan yang paling
utama adalah sebagai berikut:
1. Penghapusan janji Balfour yang penuh dengan kezaliman, ketidakadilan terhadap hak-hak bangsa Palestina.
2. Penghentian imigrasi Yahudi.
3. Penghentian penjualan tanah kepada Yahudi.
4. Pendirian pemerintahan nasional Palestina enggan dipilih oleh parlemen yang menjadi penjelmaan keinginan hakiki masyarakat.
5. Masuk dalam negosiasi dengan Inggris untuk membuat kesepakatan yang akhirnya dapat memerdekaan Palestina.
Dengan dasar-dasar tersebut, maka lahirlah sebuah Pergerakan Nasional Palestina tahun 1918
1928 dan Pergerakan Nasional Palestina tahun1929-1939.
A. Pergerakan Nasional Palestina
Gerakan Nasional Palestina ini mengadakan muktamar pertama (Konferensi Arab
Palestina 27 Januari-10 Febuari 1919) di al Quds. Konferensi ini menolak pemecahan negeri
Syam yang hanya mementingkan maslahat penjajah. Ia menganggap bahwa Palestina adalah
bagian dari Syam. Bangsa Palestina telah mengadakan 7 kali muktamar sejenis hingga tahun
1928. Muncul beberapa tokoh pergerakan nasional seperti Musa Kadhim al-Husaini yang
terus memegang pucuk kepemimpinan hingga wafat bulan Maret 1934. Adapun dari sisi riil,
muncul tokoh Al-Hajj Amin al-Husaini yang kemudian menjadi mufti al-Quds tahun 1921,
3 Tiar Anwar Bahtiar. Hamas Kenapa di Benci Israel?, (Jakarta: mizan, 2009), hal. 21
dan ketua Majelis Syariah Tinggi Islami sejak berdirinya tahun 1922 yang kemudian menjadi
benteng pergerakan nasional yang kokoh. Dengan wafatnya Musa Kadhim al-Husaini, al-Hajj
Amin menjadi pemimpin yang tak terbantahkan hingga akhir mandat Inggris 1948.
Pergerakan nasional Palestina mengkonsentrasikan pergerakannya dengan
perlawanan damai Zionis, khususnya pada masa 1918-1928, dengan cara meyakinkan Inggris
untuk menghapus Deklarasi Balfour. Karena mereka masih menyisakan harapan, mengingat
Inggris adalah sekutu Syarief Husain saat Perang Dunia I. Apalagi proyek Zionis belum
berhasil merealisasikan suatu hal konkret yang dapat membahayakan kondisi di Palestina.
Pada saat muktamar Palestina kelima (22-25 Agustus 1922), para peserta muktamar berhasil
membuat satu kesepakatan dan piagam nasional dengan bersumpah untuk komitmen
padanya.
b. Pergerakan Nasional Palestina (1929-1939)
Revolusi al-Buroq tahun 1929 menjadi pembuka pintu bagi zaman di mana
perlawanan terhadap Zionisme dan Inggris telah sampai pada puncaknya, revolusi
terbesar pada tahun 1936-1939. Banyaknya proyek Yahudi-Zionis telah mulai dirasakan
oleh bangsa Arab. Khususnya setelah eksodus lebih dari 152.000 Yahudi antara tahun
1930-1935 terjadi hingga melipatgandakan jumlah Yahudi yang pada pertengahan 1929
berjumlah 159.000. Pada tahun 1930-an Syekh Izzuddin Al-Qassam mendirikan Young
Men’s Moslem Association yang menyerukan perlawanan terhadap imperialisme Inggris
dan pendudukan bangsa Yahudi. Ia juga kemudian Mengorganisir Haifa Youth
Association. Al Qassamlah yang memulai menyerukan gerakan perlawanan bersenjata
terhadap para penjajah yang menindas Palestina. Pada tahun 1932 M, muslim Palestina
berhasil mendirikan Partai Kemerdekaan. Tetapi akibat dari tekanan Inggris, Partai
Kemerdekaan ini tidak dapat bertahan lebih dari satu tahun. Pada tahun 1935 M muncul
pula Partai Arab Palestina, sebuah kelompok muslim yang paling lantang dalam
mensuarakan hak-hak muslim. Partai ini berdiri dalam arahan Mufti al-Hajj Amin.
Mereka mulai menempatkan Inggris sebagai musuh Palestina.
Kemajuan ini segera disusul dengan munculnya organisasi-organisasi rahasia
bercorak militeristik. Di antara mereka yang paling terkenal adalah Jihadiyah pimpinan
Izzudin al-Qasam dan organisasi Jihad Suci pimpinan Abdul Qadir al-Husaini. Mereka
mulai menggunakan cara-cara kekerasan untuk menyuarakan hak keadilan kepada
kolonial Inggris.4 Pergerakan Jihadi didirkan oleh Syekh Izzuddin al-Qassam. Pergerakan
ini secara rahasia juga berpartisipasi dalam revolusi al-Buraq, dan melaksanakan operasi-
operasi pada masa pertengahan tahun 1930-an. Syekh al-Qssam meninggal dalam
pertempuran pertama dengan polisi dalam peperangan Ahrasy Yu’bad tanggal 20
November 1935. Kesyahidannya tidak membuat aksi-aksi pergerakan ini surut, karena
pucuk kepemimpinan kemudian dipegang oleh Syekh Farkhan as-Sa’adi yang punya
pionir dan besar dalam revolusi besar. Al-Jihad al-Maqdis adalah sebuah gerakan yang
berkarakteristik Islami dan nasional, dengan perlindungan dari al-Hajj Amin. Organisasi
ini berpusat di kota Al-Quds dengan kepemimpinan Abdul Qadir al-Husaini dengan
jumlah anggotanya hingga tahun 1935 sekitar 400 orang. Pergerakan ini juga
berpartisipasi dalam revolusi terbesar yang memimpin langkah praktis di wilayah al-Quds
dan al-Khalil (Hebron).5 Pergerakan muslim Palestina semakin memuncak dalam sebuah
aksi massal, hingga membuat Inggris kesulitan untuk mengendalikannya. Aksi ini digelar
tahun 1938 M yang dikenal dengan nama revolusi kubra.
4 Abu Bakar. Berebut Tanah Suci Palestina, (Yogyakarta: Pustaka Insani Mandiri, 2008), hal. 2445 Muhsin Muhammad Shaleh. op.cit, hal. 49