STAN 2014
1. Apakah yang menjadi kendala-kendala (umum dan pribadi) untuk sanggup mengampuni orang lain?
2. Apakah syarat-syarat supaya lebih bisa mengampuni?
3. Apakah ada keadilan dalam pengampunan?
4. Apakah engkau mengalami kesulitan untuk mencintai? Mengapa?
5. Apakah engkau mengalami kesulitan untuk mengampuni? Dilema apayang dihidupi?
6. Dimanakah “pengorbanan” yang harus aku lakukan untuk bisamengampuni - mencintai?
7. Apakah saya tumbuh dengan sebuah keyakinan bahwa “AKU TIDAK PERNAH BERSALAH” (perfeksionisme)? Ketakutan apa yang ada di dalam diriku sehingga aku ingin tampil sempurna?
8. MEMAAFKAN? Berapa kali aku difitnah, dilukai, diserang? Berapa lama waktu diperlukan untuk meredakan kemarahan? Apakah aku berani mengampuni?
Mengampuni
Apakah engkau inginberbahagia sejenak?Balaskanlah dendam-mu
Apakah engkau inginberbahagia selamanya?Ampunilah(Henri Lacordaire)
1. MENGAMPUNI itu tidak MELUPAKAN
2. MENGAMPUNI itu tidak berarti mengingkari diri sendiri
3. MENGAMPUNI itu lebih dari KEINGINAN kuat untuk mengampuni
4. MENGAMPUNI tidak bisa DIPAKSAKAN
5. MENGAMPUNI berarti kembali seperti situasi awal sebelumperistiwa terjadi
6. MENGAMPUNI berarti melepaskan hak-hak dasar
7. MENGAMPUNI orang lain tidak berarti MEMAAFKAN
8. MENGAMPUNI berarti menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, termasuk tanggung jawab pribadi
9. Barangsiapa tidak sanggup mengampuni, dia serupa dengan orang yang meruntuhkan jembatan yang harus dipakainya untukmenyeberang.
10. Mengampuni adalah membebaskan seorang tawanan danmenguak takbir bahwa tawanan itu adalah engkau sendiri.
Semua orang membutuhkanpengampunan
pada saat-saat tertentu, untuk menstabilkan kembali
damai di hati dankeindahan hidup bersama
Tanpa pengampunan?
1. Mengkekalkan di dalam dirisendiri dan sesama, bebankesalahan yang dialami
• Dalam pengampunan, tidak terbataspada tidak membalas, tetapi menyentuhakar kecenderungan agresivitas yang tidak terkendali. Rantai kebencian harusdiputuskan.
2. Hidup dalam kebencian dandendam terus menerus
• Hidup berlawanan dengan jati diri, meskipada level tidak sadar, mengkonsumsibanyak energi dan mengalimentasi stress tanpa akhir. Ini bisa mengancamkesehatan.
• Dendam itu sebuah mekanisme bela diri: selalu siap melawan serangan apapun, baik real maupun imaginer.
• Marah adalah sebuah emosi yang sehat. Hilang setelah diungkapkan.
3. Tetap terikat erat dengan masalampau
• Bagi yang sulit mengampuni masalampau, akan sulit menikmati masa kini(present).
• Waktu itu menguap tanpa kebahagiaan. Hilang kesempatan indahnya relasi pribadidengan orang lain.
• Masa depan itu kering dengan ikatanafektif, rencana baru dan kurangtermotivasi. Hidup masih terikat denganmasa lampau.
4. Membalas dendam
• Insting membalas dendam itu membutakan
• “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”: untukmengontrol kekuatan balas dendam.
• Balas dendam adalah sebuah keadilaninstingtif, yang berasal dari ruang primitifbawah sadar, berdasar pada KESAMAAN antara penderitaan yang telah kualamidengan yang akan kuterapkan pada orang lain.
Realitas pasca kematian ini akan membantu kita untuk mengingat tujuan kehidupan kita di dunia saat ini
Akhir zaman
Kematian
Neraka
Surga Api
penyucian
Limbo
Persekutuan para kudus
Sakramen PerdamaianBertemu dengan Kerahiman Ilahi
Sakramen Tobat
Sakramen Pemulihan
Sakramen Pengakuan
Sakramen Pengampunan
Sakramen Pendamaian
Sakramen Tobat
Melaksanakan secara sakramental
panggilan Yesus untuk bertobat,
untuk bangkit dan kembali pada
Bapa, dari siapa orang telah
menjauhkan diri karena dosa
Sakramen Pemulihan
menyatakan langkah pribadi dan gerejani
demi pertobatan, penyesalan dan
pemulihan warga katolik yang berdosa
Sakramen Pengakuan
Menekankan penyampaian dan
pengakuan dosa di depan imam sebagai
unsur hakikinya
Sakramen Pengampunan
Di dalam absolusi,
Kristus menganugerahkan
pengampunan dan kedamaian
Sakramen Pendamaian
Sakramen ini memberikan kepada
pendosa, cinta Allah yang
mendamaikan
Sakramen Tobat
Adalah perayaan cinta kasih
Allah Bapa yang berbelaskasih,
yang dengan kerahimannya
menganugerahkan pengampunan atas dosa-dosa kita, melalui pelayan Gereja (pastor)
dan mendamaikan kita dengan Allah dansesama.
Di dalam Sakramen Tobat Perdamaian,
engkau mengalami bahwa Allah telah
mencintaimu, MAKA engkaupun diajak
sanggup mencintai dirimu sendiri
Di dalam Sakramen ini pula ditunjukkan
bahwa Allah telah mengampunimu, MAKA,
engkaupun harus diajak untuk mengampuni
dirimu sendiri
Sakramen tobat setelah pembabtisan menyatakan bahwa babtis menghapus dosa tetapi tidak menghapus kerapuhan dan kelemahan kodrat manusiawi beserta kecenderungan untuk berbuat dosa (concupiscentia)
Sakramen ini
pertama-tama
merujuk pada
kerahiman Allah
dan bukan dosa-
dosa manusia
Tidak cukup pertobatan batin?Sikap bertobat mendesak agar
diaktualisasikan dalam tanda-tanda yang kelihatan dalam karya-karya pertobatan
(silih). Pertobatan mendorong orang (pendosa)
untuk menerima segala sesuatu dgn rela hati, di dalam hatinya ada penyesalan,
di mulutnya ada pengakuan, di dalam tindakannya ada kerendahan hati
yang mendalam atau penitensi yang menghasilkan buah.
Memang, hati manusia lamban dan keras. Pertobatan
hati perlu rahmat dari Allah.
1. Pencipta Sakramen ini: Yoh 20:22-23
2. Hanya Allah yang mengampuni dosa: Mk 2:5-Luk 7:48
3. Otoritas diberikan kepada manusia agar ikut serta melaksanakannya atas nama-Nya: 2Kor 5:18
4. Kuasa mengikat dan melepas: Mat 16:19
1. KHK 1461: Karena Kristus telah percayakan pelayananperdamaian kepada para rasul-Nya, maka pengganti-penggantinya, para Uskup dan rekan kerja mereka, para imam, terus melaksanakan pelayanan ini. Para Uskup dan imam telahmenerima wewenang, berkat Sakramen Imamat, untukmengampuni segala dosa “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.
2. KHK 1464: para imam harus mendorong umat beriman supayamenerima sakramen-sakramen ini dan menunjukkankesediannya untuk menerimakan, kapan saja, kepada wargakatolik yang meminta dengan wajar.
3. KHK 1467: setiap imam yang mendengar pengakuan, diwajibkan, dengan ancaman siksa yang sangat berat, supayaberdiam diri secara absolut tentang dosa yang diakukan dalampengakuan (CIC 1388)
Menjumpai kerahiman Allah dengan baik
Pemeriksaan batin
Penyesalan yang tulus
Niat untuk berubah
Pengakuan
Penitensi / Silih
Di depan pastor
Tanda salib
Pengakuan dosa
Mendengarkan nasihat dan penitensi
Doa tobat
Absolusi
Doa syukur
Menjalankan penitensi dan pertobatan dalam hidup sehari-hari
Bawalah kami kembali kepada-mu ya Allah, maka kami akan kembali
(Rat 5: 21)