Transcript

Essroom SIARAN PERS

Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110

Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id

Menteri Ekonomi ASEAN Pastikan Implementasi Blueprint di Tengah Krisis Ekonomi Dunia

Myanmar, 28 Februari 2012 – Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers) kembali melakukan pertemuan Retreat tahunannya pada 25-26 Februari 2012 di Ibu Kota Myanmar, Nay Pyi Taw, untuk membahas program kerja ASEAN pada tahun 2012 di bawah kepemimpinan Kamboja.

“Kami ingin memastikan adanya kesinambungan program kerja dari tahun lalu ke tahun 2012 ini dan ada program atau inisiatif baru untuk terus mendorong proses integrasi ekonomi ASEAN,” jelas Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan yang memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut. Mendag menilai kesinambungan program kerja dan implementasi blueprint sangat penting di tengah melemahnya pasar dunia dan menghadapi pengalihan target pasar negara-negara lain ke ASEAN.

Pada kesempatan ini, para Menteri Ekonomi ASEAN setidaknya membahas dua isu, yaitu langkah-langkah untuk meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dan penyikapan terhadap perkembangan ekonomi dunia, termasuk adanya sejumlah perundingan Free Trade Agreement (FTA) di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik.

Untuk meningkatkan perdagangan intra-ASEAN, para Menteri membahas pembentukan trade repository, peningkatan disiplin penerapan hambatan non-tarif, integrasi sektor jasa dan peningkatan koordinasi di tingkat regional dan nasional.

Seperti negara anggota lainnya, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjalankan kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Namun Indonesia juga menggarisbawahi bahwa perbedaan kebijakan, sistem hukum dan skala ekonomi di antara negara anggota perlu mendapatkan pertimbangan.

Mendag mengutarakan perekonomian sebesar Indonesia, dengan sistem demokrasi dan penyerahan sebagian kekuasaan kepada daerah, proses perubahan kebijakan dan peraturan perundangan sesuai kesepakatan ASEAN memerlukan sosialisasi dan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Para Menteri dalam pertemuan ini juga membahas tindak lanjut dari ASEAN Framework for Regional Comprehensive Economic Partnership yang disepakati oleh para Kepala Negara ASEAN dalam KTT ASEAN di Bali pada November 2011 yang lalu. Konsep dasar yang digagas melalui framework ini adalah untuk mengkonsolidasikan berbagai ASEAN+1 FTA yang ada agar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi ASEAN.

2

“Mengkonsolidasikan lima FTA ASEAN merupakan tantangan yang tidak mudah karena hampir setiap negara ASEAN memberikan komitmen yang berbeda kepada mitra FTA ASEAN yang berlainan. Tetapi perlu disikapi bahwa hasil konsolidasi ini kelak akan menciptakan pasar dengan 3,3 miliar penduduk yang melibatkan negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia saat ini, dengan ASEAN sebagai penggeraknya (driving factor),” jelas Mendag.

Di sela pertemuan, Mendag berkesempatan melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Perencanaan Nasional dan Pembangunan Ekonomi Myanmar. Selain itu, Mendag Gita Wirjawan bersama para Menteri Ekonomi ASEAN lainnya melakukan audisi dengan Presiden Myanmar U Thein Sein.

Pesan utama yang disampaikan oleh Presiden maupun Menteri Myanmar adalah penghargaan yang tinggi kepada sesama negara ASEAN yang memberikan dukungan penuh dalam proses reformasi Myanmar, dan bahwa Myanmar tidak akan melupakan hal ini di tengah menguatnya hubungan Myanmar dengan negara besar non-ASEAN yang berbatasan langsung, yakni RRT dan India.

Dalam pembicaraan bilateral, Myanmar menawarkan kesempatan investasi kepada Indonesia di sejumlah sektor prioritas Myanmar seperti minyak sawit, karet, konstruksi, pertambangan, serta pembangunan special economic zones.

Kerja sama produksi padi dan perdagangan beras juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan oleh kedua negara dimana konsumsi beras rata-rata mencapai 200 kg per orang per tahun dan merupakan di antara yang tertinggi di dunia. Myanmar masih mencatatkan surplus produksi beras rata-rata 2 juta ton per tahun dengan kualitas dan harga sangat bersaing.

“Myanmar sedang bangun dari tidur panjangnya dan kita harus memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya. Beberapa pengusaha Indonesia telah berkunjung ke Myanmar untuk menjajaki kerja sama investasi dan perdagangan di Myanmar sebagai pintu masuk ke RRT, India, Banglasdesh, Laos dan Thailand, dan kita akan terus mendorong mereka,” imbuh Mendag.

Dalam kunjungan kerjanya ke Myanmar kali ini, Mendag memuji bandara Nay Piy Taw International Airport yang modern dan luas, yang desainnya ternyata ditangani oleh arsitek muda Indonesia.

--selesai--

Informasi lebih lanjut hubungi:

Frank Kandou Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected]

Iman Pambagyo Direktur Kerja Sama ASEAN Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3858203 Email: [email protected]


Recommended