Oleh
Yetrie LudangNRP 3309301006
Tim pembimbing :Prof. Dr. Ir. Sarwoko Mangkoedihardjo, MSc.ES
SIDANG PROMOSI DOKTOR/SENIN, 20 JANUARI 2014
PROGRAM STUDI DOKTORBIDANG KEAHLIAN TEKNIK LINGKUNGANJURUSAN TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2013
Prof. Dr. Ir. Sarwoko Mangkoedihardjo, MSc.ESProf. Ir.Wahyono Hadi, MSc., Ph.D
Dr. Siun Jarias, SH., MH
120/1/2014
PENDAHULUANPENDAHULUAN
TINJAUAN ALAMIAH
RTH SEBAGAIEKSOSISTEM
PENYERAP KARBONDIOKSIDA
PENDEKATANLEGALITAS
PENDEKATANJUMLAH
PENDEKATANPENGETAHUAN
2
LEGALITAS JUMLAHPENDUDUK
1. Inmendagri Nomor 14 Tahun 1988tentang Penataan Ruang TerbukaHijau Wilayah Perkotaan
2. UU Nomor 41 Tahun 1999tentang Kehutanan
3. PP Nomor 63 Tahun 2002 tentangHutan Kota
4. UU Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang
Samudro &Mangkoedihardjo
(2006)
1. Tata Luasan
2. Tata Sebaran
PENGETAHUANULAYAT
PENGEMBANGANKERAGAMANHAYATI RTH
20/1/2014
RUMUSANRUMUSANMASALAHMASALAHRUMUSANRUMUSANMASALAHMASALAH
a. Memanfaatkan jenis
tumbuhan yang dapat
diterima adat penduduk
setempat
TUJUANTUJUAN
a. Memperoleh buktikeilmuan bagi jenis-jenistumbuhan dalamkemampuannya menyerapkarbon dioksida
3
setempat
b. Mengkaji tingkat serapan
karbon dioksida oleh jenis
tumbuhan setempat dan
tumbuhan umum RTH
lainnya
c. Menetapkan luasan danpenyebaran RTH.
karbon dioksidab. Memperoleh peringkat
jenis tumbuhanberdasarkankemampuannya menyerapkarbon dioksida
c. Mendapatkan formatluasan area dansebarannya.
20/1/2014
MANFAATMANFAAT
a. Kontribusi pengembangan ilmulingkungan khususnya bidangkeilmuan Fitoteknologi
b. Penerapan keragaman hayati dalam
4
b. Penerapan keragaman hayati dalamRTH untuk memperkuat konsepsanitasi lingkungan berkelanjutandari PBB
c. Sumber ilmiah untuk pertimbangankebijakan, peraturan danimplementasi RTH, baik lokalmaupun nasional.
20/1/2014
METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN
AREA
Kota Palangka Rayameliputi 5 kecamatan, yaitu
5
AREASTUDI
meliputi 5 kecamatan, yaituKecamatan Pahandut,
Jekan Raya, Bukit Batu,Sebangau dan Rakumpit
20/1/2014
20/1/2014 6
PETA KOTA PALANGKA RAYA BERDASARKANPERATURAN DAERAH NOMOR 28TAHUN 2003
20/1/2014 7
PETA KOTA PALANGKA RAYA BERDASARKAN RTRWKOTA PALANGKA RAYA
SUBJEK STUDISUBJEK STUDI
1. Respondenmasyarakat Suku
Dayak 2-3generasi yang
tinggal menetapdan tidak
20/1/2014 8
dan tidakbercampur
dengan suku-sukulain
Bersama Responden Depan Keramat(Tempat Leluhur/Orang Gaib)
2. Jenis Tumbuhan2. Jenis Tumbuhan
2.1 Basis pengetahuan ulayat, 6 jenis tumbuhan :a.Memiliki nilai ekonomis dan sebagai obat
tradisional, Nangka (Artocarpus heterophyllusLam.) dan Kelapa Kuning (Cocos eburen)
b.Berfungsi sebagai tumbuhan hias, Pinang Merah
9
b.Berfungsi sebagai tumbuhan hias, Pinang Merah(Cyrtostachys lakka Becc.)
c.Memiliki bunga: Kenanga (Canangium odoratum(Lamk.) Hook. dan Thorms. (Lat.))
d.Berfungsi sebagai tumbuhan pangan dan obattradisional,Pepaya (Carica papaya L.) dan Serai(Cymbopogon citratus)
20/1/2014
TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHAN CONTOH/MUDA
TUMBUHANNANGKA
20/1/2014 10
LAPANGAN/TUA
TUMBUHANKELAPA KUNING
TUMBUHAN CONTOH/MUDA TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHAN CONTOH/MUDA TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHANPINANG MERAH
20/1/2014 11
TUMBUHANKENANGA
LAPANGAN/TUA
TUMBUHAN CONTOH/MUDA TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHANPEPAYA
TUMBUHAN CONTOH/MUDATUMBUHAN REALITA
LAPANGAN/TUA
20/1/2014 12
TUMBUHANSERAI
LAPANGAN/TUA
TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHAN CONTOH/MUDA
2.2 Tumbuhan umum RTH, 6 jenis tumbuhan :
a. Berfungsi sebagai tumbuhan pelindung,
Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) dan
Tanjung (Mimusops elengi L.)
b. Berfungsi sebagai tumbuhan hias, Bambu
Jepang (Dracaena surculosa Lindl.)
13
Jepang (Dracaena surculosa Lindl.)
c. Memiliki nilai ekonomis, Rambutan
(Nephelium lappaceum L.) dan Mangga
(Mangifera indica L.)
d. Berfungsi sebagai tumbuhan obat tradisional,
Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack.).
20/1/2014
TUMBUHANTREMBESI
TUMBUHAN CONTOH/MUDA TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
20/1/2014 14
TUMBUHANTANJUNG
TUMBUHAN CONTOH/MUDA
LAPANGAN/TUA
TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHANBAMBU JEPANG
TUMBUHAN CONTOH/MUDA TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
20/1/2014 15
TUMBUHANRAMBUTAN
TUMBUHAN CONTOH/MUDA
LAPANGAN/TUA
TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
TUMBUHANMANGGA
TUMBUHAN CONTOH/MUDA TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
20/1/2014 16
TUMBUHANPASAK BUMI
TUMBUHAN CONTOH/MUDA
LAPANGAN/TUA
TUMBUHAN REALITALAPANGAN/TUA
3. EKSPERIMEN3. EKSPERIMEN
3.1 Lapangan :a. Penempatan tumbuhan dalam sungkup transparanb. Pengukuran tingkat serapan spesifik karbon dioksida setiap 5
menit (5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit)c. Perulangan dilakukan 4 kali sehari (pukul 06.00, 09.00, 12.00 dan
15.00 WIB)d. Mingguan : eksperimen harian dilakukan selama 4 minggu.
17
PERSIAPAN PENGUKURAN SERAPANKARBON DIOKSIDA
CARA PENGAMBILAN GAS KARBONDIOKSIDA DALAM SUNGKUP20/1/2014
20/1/2014 18
KUNJUNGAN LAPANGANPROMOTOR (BAGIAN PROSES
DISERTASI)
KONFIRMASI KEBERADAANBERBAGAI JENIS TUMBUHAN UNTUK
PENGEMBANGAN RTH
44. PENENTUAN FORMAT DAN PETA AREA RTH. PENENTUAN FORMAT DAN PETA AREA RTH
19
Peta RTH di Bundaran Besar (Pusat Kota Palangka Raya)dan Jalan Mayjen D.I. Panjaitan
20/1/2014
20
Peta RTH di Jalan Ahmad Yani20/1/2014
21
Peta RTH di Jalan Diponegoro
20/1/2014
22
Peta RTH di Jalan R.T.A. Milono dan Adonis Samad
20/1/2014
HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN
PeringkatJenis
TumbuhanNama Ilmiah
Laju Serapan
Spesifik CO2
(mg/m2/menit)
Asal
Tumbuhan
1 Pinang Merah Cyrtostachys lakka Becc. 1,37 Setempat
2 Serai Cymbopogon citratus 1,35 Setempat
3 Pepaya Carica papaya L. 1,29 Setempat
4 Kenanga Canangium odoratum (Lamk.) Hook.
danThorms. (Lat.)
1,22 Setempat
A. Temuan Baru : Peringkat Jenis TumbuhanTabel 1. Peringkat Jenis Tumbuhan Laju Serapan Spesifik Karbon Dioksida
23
danThorms. (Lat.)
5 Bambu Jepang Dracaena surculosa Lindl. 1,22 Tumbuhan umum
RTH
6 Trembesi Samanea saman (Jacq.) Merr. 1,19Tumbuhan umum
RTH
7 Tanjung Mimusops elengi L. 1,11Tumbuhan umum
RTH
8 Pasak Bumi Eurycoma longifolia Jack. 1,10 Tumbuhan umum
RTH
9 Mangga Mangifera indica L. 0,88 Tumbuhan umum
RTH
10 Rambutan Nephelium lappaceum L. 0,54 Tumbuhan umum
RTH
11 Kelapa Kuning Cocos eburen 0,47 Setempat
12 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. 0,43 Setempat20/1/2014
- Laju serapan spesifik menyatakan laju serapankarbon dioksida (mg/menit) per satuan luasekosistem RTH (dalam penelitian ini, ekosistemRTH berbentuk sungkup).
- Untuk sejumlah jenis tumbuhan terpilihmenunjukkan fakta bahwa lebih banyaktumbuhan setempat yang unggul dalammenunjukkan fakta bahwa lebih banyaktumbuhan setempat yang unggul dalammenyerap karbon dioksida.
- Oleh karena sifat ulayat (setempat), makakeunggulan jenis tumbuhan tersebut bersifat“site-specific” dan tidak dapat diperbandingkandengan jenis tumbuhan di tempat lain.
2420/1/2014
No Jenis Tumbuhan
Laju Serapan Spesifik CO2 (mg/m2/menit) pada
Periode Waktu
6.00-6.30
WIB
9.00-9.30
WIB
12.00-12.30
WIB
15.00-
15.30 WIB
Setempat
1 Nangka 0,45 -0,61 -0,07 1,96
2 Pinang Merah 1,93 1,33 -0,46 2,68
Temuan Baru : Laju Serapan Spesifik Karbon Dioksida dalamPeriode Waktu
Tabel 2. Laju Serapan Spesifik Karbon Dioksida dalam Periode Waktu
25
3 Pepaya 1,15 1,48 0,53 2,00
4 Kenanga 2,19 1,00 0,58 1,13
5 Kelapa Kuning -0,04 0,99 0,18 0,75
6 Serai 1,24 1,56 1,39 1,23
Tumbuhan Umum RTH
7 Bambu Jepang 1,73 0,16 1,29 1,70
8 Tanjung 1,92 1,29 0,20 1,01
9 Trembesi 1,56 -0,14 0,34 3,03
10 Rambutan -1,13 0,93 0,67 1,69
11 Mangga 1,63 0,66 -0,54 1,77
12 Pasak Bumi 1,60 0,12 0,61 2,0820/1/2014
- Laju serapan spesifik negatif (-) menunjukkan laju
serapan spesifik karbon dioksida menurun
- Kedua kategori tumbuhan (setempat dan tumbuhan
umum RTH) menunjukkan adanya jenis tumbuhan,
yang mengalami penurunan laju spesifik pada
interval waktu tertentu dalam sehari
- Belum diketahui/dilaporkan oleh penelitian sejenis- Belum diketahui/dilaporkan oleh penelitian sejenis
lainnya, yang menghasilkan fenomena fluktuasi laju
serapan spesifik. Jadi, hasil di atas adalah temuan
baru
- Fakta tersebut memperkuat perlu dan pentingnya
keragaman hayati dalam sebuah ekosistem RTH.
2620/1/2014
C. Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan
Penambahan jenis tumbuhan setempatdalam RTH yang sudah ada, untukmeningkatkan laju serapan spesifik karbondioksida, seperti di RTH Bundaran Besar(Pusat Kota Palangka Raya), jalan Mayjen
27
(Pusat Kota Palangka Raya), jalan MayjenD.I. Panjaitan, jalan Ahmad Yani, jalanDiponegoro, jalan R. T. A. Milono danAdonis Samad.
20/1/2014
28
Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan di BundaranBesar (Pusat Kota Palangka Raya)
20/1/2014
Sebaran RTHSesuai
Struktur danFungsi
PenggunaanLahan diLahan di
BundaranBesar (Pusat
KotaPalangka
Raya)
2920/1/2014
30
Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan diJalan Mayjen D.I. Panjaitan
20/1/2014
Sebaran RTH Sesuai Struktur dan Fungsi Penggunaan Lahan di JalanMayjen D.I. Panjaitan
3120/1/2014
32
Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan diJalan AhmadYani
20/1/2014
Sebaran RTH Sesuai Struktur dan Fungsi Penggunaan Lahan di JalanAhmad Yani
3320/1/2014
34
Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan di JalanDiponegoro
20/1/2014
Sebaran RTH Sesuai Struktur dan Fungsi Penggunaan Lahan diJalan Diponegoro
3520/1/2014
36
Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan di JalanR.T.A. Milono
20/1/2014
Sebaran RTHSesuai
Struktur danFungsi
PenggunaanPenggunaanLahan di JalanR. T. A Milono
3720/1/2014
38
Penempatan Implementasi Jenis Tumbuhan di JalanAdonis Samad
20/1/2014
Sebaran RTH Sesuai Struktur dan Fungsi Penggunaan Lahan diJalan Adonis Samad
3920/1/2014
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Untuk jenis tumbuhan terpilih dalampenelitian ini, jenis tumbuhan berbasispengetahuan ulayat terbukti secarailmiah menunjukkan keunggulan dalam
40
ilmiah menunjukkan keunggulan dalamtingkat laju serapan karbon dioksida.Terdapat jenis tumbuhan, baik setempatmaupun tumbuhan umum RTH,mempunyai ciri laju serapan spesifikfluktuatif. Oleh karena itu, penanamansecara bersamaan (keragaman jenisdalam suatu RTH) dapat saling mengisikekurangan dan kelebihan masing-masing jenis tumbuhan.
20/1/2014
SARAN
1. Ilmiah : temuan baru laju serapan spesifik karbondioksida perlu penelitian lanjut mengenai faktor-faktor penyebabnya
2. Legalitas : perlu menekankan segi keragamanhayati dalam RTH dengan mengedepankan
41
hayati dalam RTH dengan mengedepankantumbuhan ulayat
3. Implementasi : perlu seleksi tepat keragamanhayati untuk setiap area aktivitas kehidupan(permukiman, infrastruktur transportasi, komersial,industrial, dan lain-lain).
20/1/2014
4220/1/2014