SIKAP DAN PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP MI INSTAN
DI KECAMATAN ABUNG SEMULI KABUPATEN LAMPUNG UTARA
(Skripsi)
Oleh :
PRAMADHANA SELLYNDA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
SIKAP DAN PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP MI INSTAN
DI KECAMATAN ABUNG SEMULI KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Oleh
Pramadhana Sellynda
Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui sikap konsumen rumah tangga
terhadap atribut mi instan, permintaan mi instan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan mi instan pada konsumen rumah tangga di Kecamatan
Abung Semuli. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Abung Semuli Kabupaten
Lampung Utara. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
(purposive). Metode sampling yang digunakan dalam penilitian adalah
probability sampling dengan metode pemilihan sampel secara acak. Sampel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah konsumen rumah tangga yang membeli mi
instan sebanyak 54 orang. Data penelitian ini dianalisis secara deskriptif,
menggunakan model multiatribut Fishbein dan analisis regresi linear berganda.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah sikap konsumen lebih menyukai mi
instan kuah goreng. Jumlah permintaan mi instan oleh rumah tangga adalah yang
membeli kedua mi instan (kuah dan goreng) sebesar 57,41 persen dengan rata-rata
pembelian 894,32 gram per bulan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
permintaan mi instan kuah adalah harga mi instan kuah, harga mi instan goreng
dan pendapatan keluarga. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan mi
instan goreng adalah harga mi instan kuah, harga mi instan goreng, jarak, dan
pekerjaan responden.
Kata kunci: mi instan, permintaan, rumah tangga, sikap
ABSTRACT
HOUSEHOLD ATTITUDE AND REQUEST FOR INSTANT MI IN
ABUNG SEMULI DISTRICT, NORTH LAMPUNG REGENCY
Oleh
Pramadhana Sellynda
This research aimed to know consumer behavior to instant noodle attribute,
instant noodle demand and some factors that influenced instant noodle demand in
Abung Semuli Sub-district. This research was done in Abung Semuli Sub-district
North Lampung Province. The location was defined by purposive method. The
research was drawn by simple random sampling method. The samples in this
research were instant noodle consumer as much as 54 people. The data was
analized by descriptive analysis, Fishbein multi attribute model, and multiple
linier regression analysis. The result showed that consumer prefer instant soup
noodle than instant fried noodle. The consumer mostly (57.41%) bought two
types of noodles (soup and fried), in average 894.32 g/month. The factors that
influenced to instant soup noodle demand were instant soup noodle price, instant
fried noodle price and family income. The factors that influenced to instant fried
noodle were instant soup noodle, instant fried noodle price, location, and
respondent jobs.
Keywords: behavior, demand, household, instant noodle
SIKAP DAN PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP MI INSTAN
DI KECAMATAN ABUNG SEMULI KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Oleh :
PRAMADHANA SELLYNDA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Judul Skripsi : SIKAP DAN PERMINTAAN RUMAH
TANGGA TERHADAP MI INSTAN DI
KECAMATAN ABUNG SEMULI
Nama Mahasiswa : Pramadhana Sellynda Nomor Pokok Mahasiswa : 1114131087
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc. Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si.
NIP 19621022 198503 2 004 NIP 19640825199003 2 002
2. Ketua Jurusan Agribisnis
Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si.
NIP. 19691003 199403 1 004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc. ___________
Sekretaris : Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si. ___________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P.
___________
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.
NIP 19611020 198603 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 20 Desember 2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 17 Februari 1993 di
Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Penulis merupakan
anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan suami istri
Bapak H. Agus Saksono, B.Sc dan dan Ibu Hj. Sugiarti
(Almarhum). Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman
Kanak-kanak di TK Al Muhajirin Semuli Jaya pada tahun 1998, Sekolah Dasar di
SD N 1 Semuli Jaya pada tahun 2005, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP
N 1 Semuli Jaya pada tahun 2008, tingkat Sekolah Menengah Kejuruan di SMK N
1 Kotabumi pada tahun 2011. Kemudian pada tahun yang sama (2011), penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lampung (Unila).
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Sangga Buana, Kecamatan
Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun ajaran 2014/2015 dan
Praktik Umum (PU) di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Way Berulu Desa
Kebagusan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran bulan Juli pada
tahun ajaran 2015/2016. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai
anggota bidang 2 (Pengkaderan dan Pengabdian Masyarakat) organisasi
Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEPERTA).
SANWACANA
Assalamu‘alaikum Warahmatullah Wabarakatu
Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT
yang telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan dengan judul “Sikap dan Permintaan Rumah
Tangga Terhadap Mi Instan di Kecamatan Abung Semuli Kecamatan Lampung
Utara dapat diselesaikan. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih
sebesarbesarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. TeguhEndaryanto, S.P., M.Si.selaku Ketua JurusanAgribisnis, yangtelah
memberikan arahan, saran, dannasihat.
3. Dr. Ir. Yaktiworo Indriyani, M.Sc., selaku dosen pembimbing pertama atas
saran, kritik, bimbingan, motivasi, dan waktu yang telah diluangkan. Terima
kasih atas kesabarannya dalam membimbing penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si., selaku dosen pembimbing ke dua. Terima
kasih atas bimbingan, arahan, motivasi, nasihat dan kesabarannya dalam
membimbing Penulis selama proses penyelesaian skripsi.
5. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan saran, kritik, arahan dan bantuan yang telah diberikan.
6. Dr. Ir. Raden Hanung Ismono, M.P., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan saran, arahan, nasehat, bantuan yang telah diberikan.
7. Orang tuaku, Bapak H. Agus Saksono, B.Sc. dan ibu Hj.Sugiarti (Almarhum)
atassemua doa, nasihat, dukungan dan kasih sayang yang begitu luar biasa.
Serta terimakasih kepada kakakku Aerobiandini Sagarti, S.T. karena selalu
memberikan perhatian, kasih sayang, dukungandan senantiasa mendoakanku.
8. SuamikuWahyu Abdul Rasyid yang telah memberikan dukungan, motivasi
doa dan kesabaran kepada Penulis.
9. Seluruh Dosen, staf dan Karyawan di Jurusan Agribisnis.
10. Seluruh Teman-teman Agribisnis 2011.
11. Almamater tercinta dan semua pihak yang telah membantu
demiterselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bandar Lampung,Desember 2018Penulis,
Pramadhana Sellynda
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1A. Latar Belakang dan Masalah............................................................... 1B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7C. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 9A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9
1. Mi Instan.......................................................................................... 92. Atribut Produk Mi Instan................................................................. 103. Sikap Konsumen ............................................................................. 134. Teori Perilaku Konsumen................................................................ 155. Model Prilaku Konsumen................................................................ 166. Model Multiatribut Fishbein ........................................................... 177. Teori Permintaan ............................................................................ 198. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan .............................. 23
B. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................... 26C. Kerangka Pemikiran............................................................................ 30D. Hipotesis ............................................................................................. 32
III. METODE PENELITIAN....................................................................... 33A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ............................................. 33B. Lokasi, Sampel, dan Waktu Penelitian ............................................... 39C. Metode Pengambilan Data .................................................................. 42D. Metode Analisis Data.......................................................................... 43
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 432. Analisis Multiatribut Fishbein ...................................................... 453. Analisis Deskriptif ........................................................................ 474. Analisis Kuantitatif dengan Regresi Linear Berganda.................. 475. Uji Asumsi Klasik......................................................................... 50
x
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 53A. Gambaran Umum dan Daerah Penelitian............................................ 53B. Karakteristik Responden ..................................................................... 58C. Validitas dan Realibilitas .................................................................... 62D. Sikap Konsumen Rumah Tangga Terhadap Atribut Mi Instan ......... 64
1. Evaluasi tingkat kepentingan responden (Ei) terhadap atribut miinstan ............................................................................................. 66
2. Kekuatan kepercayaan responden (Bi) terhadap atribut mi instan 673. Analisis sikap responden terhadap mi instan kuah dan goreng di
Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara................ 69E. Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Mi Instan. 71F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Mi Instan Pada
Konsumen Rumah Tangga di Kecamatan Abung Semuli................... 75
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 86A. Kesimpulan ......................................................................................... 86B. Saran .................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 88
LAMPIRAN ................................................................................................... 92
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi zat gizi dari mi basah, mi kering dan mi instan per 100 grambahan ......................................................................................................... 3
2. Penelitian terdahulu .................................................................................. 27
3. Jumlah penduduk Kecamatan Abung Semuli Kabupaten LampungUtara tahun 2015.... ................................................................................... 40
4. Skor jawaban responden untuk evaluasi terhadap atribut......................... 47
5. Skor atribut mi instan dan kekuatan kepercayaan (bi).............................. 48
6. Administratif batas wilayah Desa Semuli Jaya dan Desa Sidorahayu...... 56
7. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Abung SemuliKabupaten Lampung Utara tahun 2015 .................................................... 57
8. Sebaran respondenmenurut pembelian mi instan di Kecamatan AbungSemuli ....................................................................................................... 58
9. Sebaraan responden mi instan di Kecamatan Abung Semuli menuruttingkat pendidikan..................................................................................... 59
10. Sebaraan responden mi instan di Kepenelitian menurut tingkat pendapatankeluargaper bulan...................................................................................... 61
11. Hasil uji validitas dan reliabilitas kepercayaan atribut mi instan kuah diKecamatan abung Semuli Kabupaten Lampung Utara ............................. 63
12. Hasil uji validitas dan reliabilitas kepercayaan atribut mi instan goreng diKecamaatan Abungn Semuli..................................................................... 63
13. Hasil rata-rata evaluasi tingkat kepenting (ei) atribut mi instan di KecamatanLampung Utara ......................................................................................... 66
14. Hasil rata-rata evaluasi kepercayaan responden rumah tangga (bi) terhadap
xii
atribut mi instan kuah di Kecamatan abung Semuli Kabupaten Lampungutara........................................................................................................... 68
15. Hasil rata-rata evaluasi kepercayaan responden rumah tangga (bi) terhadapatribut mi instan kuah di Kecamatan abung Semuli Kabupaten Lampungutara........................................................................................................... 68
16. Hasil analisis sikap responden trhadap mi instan kuah dan goreng diKecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara ................................... 70
17. Sebaran jumalah pembelian mi instan menurut jenis rasa ........................ 72
18. Data pola permintaan mi instan oleh responden rumah tangga dalam satubulan terakhir ............................................................................................ 74
19. Hasil uji multikolinieritas permintaan mi instan kuah dan mi instan goreng 76
20. Hasil uji heterokedasitas permintaan mi instan kuah dan mi instan gorengdengan menggunakan uji White ................................................................ 76
21. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaanmi instan kuah pada konsumen rumah tangga di Kecamatan AbungSemuli ....................................................................................................... 77
22. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaanmi instan goreng pada konsumen rumah tangga di Kecamatan AbungSemuli ....................................................................................................... 78
23. Identitas responden mi instan.................................................................... 93
24. Pembelian responden mi instan ................................................................ 96
25. Sebaran responden mi instan menurut umur............................................. 99
26. Sebaran responden mi instan menurut jumlah anggota keluarga.............. 99
27. Sebaran responden mi instan berdasarkan suku........................................ 99
28. Tingkat kepentingan 30 anggota responden uji validitas dan uji reliabilitas 100
29. Uji validitas dan realibilitas tingkat kepentingan atribut mi instan ......... 101
30. Tingkat kepercayaan mi instan kuah30 anggota responden uji validitas danuji reliabilitas ............................................................................................ 102
31. Uji validitas dan realibilitas tingkat kepercayaan atribut mi instan kuah . 103
32. Tingkat kepercayaan mi instan goreng 30 anggota responden uji validitas
xiii
dan uji reliabilitas...................................................................................... 104
33. Uji validitas dan realibilitas tingkat kepercayaan atribut mi instan goreng 105
34. Tingkat kepentingan responden (ei) terhadap mi instan ........................... 106
35. Tingkat kepercayaan responden (bi) terhadap mi instan kuah.................. 107
36. Tingkat kepercayaan responden (bi) terhadap mi instan goreng .............. 108
37. Evaluasi tingkat kepentingan konsumen (ei) terhadap mi instan kuah danmi instan goreng........................................................................................ 110
38. Tingkat kepercayaan konsumen (bi) terhadap atribut mi instan kuah ...... 111
39. Tingkat kepercayaan (bi) konsumen terhadap atribut mi instan Kuah ..... 112
40. Analisis model multiatribut Fishbein mi instan kuah dan mi instan gorengdi Kecamatan Abung Semuli .................................................................... 113
41. Harga telur ayam....................................................................................... 114
42. Data pertanyaan tempat pembelian dan cara mengosumsi ....................... 115
43. Data permintaan ........................................................................................ 116
44. Hasil regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mi instan kuah 119
45. Uji White Heterokedasitas mi instan kuah ................................................ 121
46. Hasil regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mi instangoreng ....................................................................................................... 122
47. Uji White Heterokedasitas mi instan kuah ................................................ 124
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan Antara Tiga Komponen Sikap ............................................ 15
2. Model PerilakuKonsumen.................................................................... 17
3. Penurunan Kurva Permintaan dari Kurva Indifference ........................ 21
4. Kerangkapemikiranpenelitiansikapdan permintaan mi instan padarumah tangga di Kecamatan Abung Semuli......................................... 32
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Makanan adalah pangan yang sudah diolah dan siap untuk dimakan. Pangan
adalah bahan-bahan yang dapat dimakan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan tubuh, dalam bentuk padat maupun cair. Istilah Pangan digunakan
khusus untuk manusia, adapun untuk hewan disebut sebagai pakan (Indriani,
2015). Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia (Saparinto dan Hidayati, 2006).
Berkembangnya teknologi dan informasi di bidang makanan menyebabkan
masyarakat atau konsumen lebih sadar terhadap segala perubahan yang ada.
Perubahan ini ternyata secara tidak langsung mengubah selera dan
kebiasaanmasyarakat akan produk makanan yang dikonsumsinya. Masyarakat
yang kebutuhan hidupnya semakin tinggi dan kesibukanyang meningkat
terdorong untuk memilih makanan yang lebih praktis dan mudah dikonsumsi.
Perubahan pola atau gaya hiduptersebut yang menjadi faktor pemicu
terjadinya perubahan pola konsumsi. Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005),
gaya hidup (Lifestle) didefinisikan sebagai “bagaimana seseorang hidup (how
2
one lives)”, termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya,
bagaimana ia mengalokasikan waktunya, dan sebagainya.
Perubahan pola konsumsi pada masyarakat berdampak positif terhadap
industri makanan terutama makanan instan. Makanan instan seperti mi instan
saat ini sudah menjadi makanan praktis yang tersedia dalam pola makan
rumah tangga baik di perkotaan maupun pedesaan. Menurut Permatasari
(2009) mi tergolong sebagai produk pasta yaitu suatu produk bahan makanan
yang dibuat dengan mencampurkan tepung terigu dan air serta berbagai bahan
tambahan seperti garam, telur dan bahan tambahan lainnya. Mi merupakan
salah satu jenis makanan olahan berbahan baku terigu sebagai sumber
karbohidrat. Bahkan tidak heran banyak rumah tangga yang memiliki banyak
persedian mi instan karena mi instan merupakan salah satu inovasi makanan
cepat saji dengan harga yang murah sehingga dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat.Hal inilah merupakan salah satu penyebab masyarakat Indonesia
mengkonsumsi makanan cepat saji sebagai salah kebutuhan pangan sehari-
hari.
Mi instan terdiri dari mi goreng dan mi kuahdengan banyaknya beragam jenis
rasa, sehingga dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat baik orang
dewasa maupun anak-anak.Komposisi mi basah, mi kering, dan mi instan per
100 gram bahan disajikan dalam Tabel 1
3
Tabel 1. Komposisi zat gizi dari mi basah, mi kering dan mi instan per 100gram bahan
Zat gizi Mi basah Mi Kering Mi InstanEnergi (kkal) 86 337 450Protein (g) 0,6 7,9 10 – 12Lemak (g) 3,3 11,8 117 – 20Karbohidrat (g) 14 50 457 – 60Kalsium (mg) 14 49 3 – 7Fosfor (mg) 13 47 –Besi (mg) 0,8 2,8 –Vitamin A (SI) 0,0 0,0 1.800Vitamin B1 (mg) 0,0 0,01 0.5 – 0,7Air (g) 80 28,6 5 – 8
Sumber : Suyanti(2008).
Mengonsumsi satu mangkuk mi dengan berat massa 100 g, dapat
menyumbangkan gizi ke dalam tubuh sekitar 10,6 g protein, 60 g karbohidrat,
20 g lemak, serta sejumlah vitamin dan mineral. Total energi yang yang
disumbangkan mi tersebut sekitar 467 kkal. Apabila kebutuhan energi
seseorang dewasa 2.500 kkal per hari, sumbangan energi dari semangkuk mi
sekitar 14 persen dari total energi.Berdasarkan sumbangan energi yang
diberikan,semangkuk mi sudah cukup untuk sarapan pagi, apabila
dikombinasikan dengan bahan makanan lainnya, seperti sayuran dan telur
ayam.
Konsumsi penjualan mi instan dari lima negara yang paling tinggi di dunia
menurut World Instant Noodles Association (WINA) tahun 2014, antara lain
negara China 46,2 miliar, Indonesia 14,9 miliar, Jepang 5,5 milyar, Vietnam
5,2 miliar dan India 4,9 milyar. Indonesia adalah salah satu negara yang
memproduksi banyak kreasi dan variasi rasa mi yang biasa dikonsumsi.
Variasi rasamiinstanantara lain adalahrasa kari ayam, bakso, soto, semur,
4
gulai, rendang, kornet, bulgogi ala Korea, laksa ala Singapura, tom yum ala
Thailand dan variasi rasa lainnya yang merupakan kreasi rasa mi instan dari
hasil rempah-rempah di dunia sehingga masyarakatnya selaku penjual mi
dapat menciptakan mi dengan rasa yang banyak digemari dan sesuai dengan
selera masyarakat serta diikuti dengan harga mi instan yang relatif murah.
Proses pengolahannya, masyarakat Indonesia cukup kreatif,ada
yangmenambahkan protein hewani, sayuran, telur, cabai rawit sampai kornet.
Makanan instan memang praktis dibuat dan mempunyai rasa yang enak dari
berbagai produk mi instan di Indonesia. Hal ini dapat dikatakan sebagai
diversifikasi pangan, yaitu sebagai upaya mengurangi ketergantungan
masyarakat terhadap beras.
Mi instan kini semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Tanpa melihat
status ekonomi, mi instan dengan cepat meraih pangsa pasar yang besar di
Indonesia. Tingkat pertumbuhan produksi mi instan mencapai angka triliun
rupiah per tahun. Menurut majalah Indonesian Commercial Newsletter
(2009), secara umum kapasitas produksi mi instan di Indonesia dalam periode
lima tahun (2000 – 2005) mengalami pertumbuhan rata-rata 18,6 persen per
tahun. Kapasitas produksi mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu
mencapai 72,6 persen menjadi 1.691.588 ton pada 2005 dari sebelumnya
hanya 979.628 ton. Hal ini dipicu oleh tingginya tingkat permintaan mi
instan dibandingkan tahun sebelumnya yang relatif masih rendah. Kenaikan
kapasitas yang cukup pesat tersebut didukung oleh adanya perluasan
kapasitas dari beberapa pemain yang sudah memiliki pasar cukup baik seperti
Indofood, Wingfood dan perusahaan lainnya.
5
Secara umum peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah
konsumsi berbagai produk pangan termasuk konsumsi mi instan. Lampung
Utara adalahsalah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam
Provinsi Lampung.Kabupaten Lampung Utara dalam kategori memiliki
masalah kemiskinan dengan tingkat tertinggi di Provinsi Lampung yaitu
sebesar 23,67 persen penduduk. Kabupaten Lampung Utara memiliki luas
wilayah sekitar 2.725,63 km², satu dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten
Lampung Utara adalah Kecamatan Abung Semuli. Kecamatan Abung Semuli
dengan ibu kota di Semuli Jaya memiliki luas 9.688 ha dan jumlah penduduk
24.462 jiwa (BPS,2015).
Corak kehidupan masyarakat dengan latar belakang perilaku, adat, kebiasaan,
agama, dan bahasa, membawa pengaruh besar bagi pola kehidupan
masyarakat. Banyak masyarakat kalangan miskin di Kecamatan Abung
Semuli yang mengambil keputusan untuk mengonsumsi mi instan karena
harga mi instan yang terjangkau. Daya beli dan sikap konsumen rumah
tangga pada suatu produk makanan kemungkinan merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelian makanan tersebut.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013)sikap menggambarkan pandangan
kognitif dari psikologi sosial, dimana sikap diangap memiliki tiga unsur,
yaitu: (1) kognitif (pengetahuan), (2) afektif (emosi, perasaan), dan (3)
konatif (tindakan). Menurut Sumarwan (2011) sikap konsumen adalah faktor
penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Adapun Schiffman
dan Kanuk dalam Suryani (2008) menyatakan sikap merupakan ekspresi
6
perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah
seseorang senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju terhadap suatu
objek.
Merk merupakan hal penting dalam menentukan pembelian. Suatumerk
konsumen cenderung menyukai atau tidak menyukai merk mi instan.
Terdapat banyak jenis dan merkmi instan, dengan rasa yang berbeda. Ada
beberapa merkmi instan yang beredar di Indonesia, yaitumerkIndomie,
Sedaap, ABC, Supermi, Intermi, Salam Mie, Gaga Mie, Alhami danmerk mi
lainnya. Untuk mengetahui merk mi instan yang beredar di Kecamatan
Abung Semuli, maka dilakukan survai awal kebeberapa minimarket dan
warung-warung di sekitar rumah warga pada bulan Juli tahun 2016. Hasil
prasurvai awalmenunjukkan bahwamerk Indomie dan Sedaap adalah mi
instan yang paling banyak dibeli oleh konsumen.
Pengambilan keputusan mengonsumsi kedua merkmi instan tersebut oleh
konsumen berarti konsumen tersebut telah menentukan sikap terhadap produk
mi instan. Adanya tindakan membeli mi instan menunjukkan bahwa
konsumen tersebut telah memiliki sikap dalam mengonsumsi produk mi
instan antara lain menyukai atau yang tidak menyukai mi instan tersebut.
Sikap konsumen yang membeli mi instan dapat dilihat dari merk mi instan
yang disukai dan tidak disukai. Konsumsi makan dalam rumah tangga atau
kebiasaan makan terhadap mi instan mencerminkan adanya permintaan mi
instan itu sendiri.Pembelian konsumen akan suatu produk dapat berubah-ubah
sesuai dengan keinginan dibutuhkan dan harapannya semakin tinggi, harapan
7
atau tingkat ekspetasinya akan berdampak pada konsumen yang
menginginkan kualitas yang lebih dari mi instan.Perusahaan mi instan
diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya
agar permintaan konsumen selalu meningkat.
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen rumah tangga pada
produk mi instan, maka peneliti akan meneliti tentang “Sikap danpermintaaan
rumah tangga terhadap mi instan di Kecamatan Abung Semuli Kabupaten
Lampung Utara”. Pertanyaan penelitian yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sikap konsumen rumah tangga terhadap atribut mi instan di
Kecamatan Abung Semuli?
2. Bagaimana permintaan mi instan di Kecamatan Abung Semuli?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan mi instan pada
konsumen rumah tangga di Kecamatan Abung Semuli?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sikap konsumen rumah tangga terhadap atribut mi instan di
Kecamatan Abung Semuli
2. Mengetahui permintaan mi instan di Kecamatan Abung Semuli
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mi instan pada
konsumen rumah tangga di Kecamatan Abung Semuli
8
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Produsen, sebagai pertimbangan dalam perencanaan produk mi instan.
2. Penelitian selanjutnya, sebagai bahan informasi, perbandingan dan sumber
referensi.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjaunPustaka
1. Miinstan
Mi merupakan produk pasta yang pertama kali ditemukan oleh bangsa China
yang berbahan baku beras dan tepung kacang-kacangan (Puspasari,
2007).Saat ini, mi telah menjadi salah satu pangan alternatif pengganti nasi.
Hal ini tentu sangat menguntungkan ditinjau dari sudut pandang
penganekaragaman konsumsi pangan. Dengan demikian, kita akan terhindar
dari ketergantungan kepada satu bahan pangan pokok terpopuler saat ini,
yaitu beras (Astawan, 2008).
Mi diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, diantaranya ukuran diameter
produk, bahan baku, cara pengolahan, dan karakterisitik produk akhirnya.
Berdasarkan bahan bakunya, terdapat dua macam mi, yaitu mi yang bahan
bakunya berasal dari tepung terutama tepung terigu dan mi transparan
(transparence noodle) dri bahan baku pati, misalnya soun dan bihun
(Puspasari, 2007).
Menurut Suyanti (2008), mi instan sangat praktis karena cukup diseduh
dengan air panas, mi siap dihidangkan.Sejarah mi instan menurut perusahaan
10
Indofood, pertama kali mi instan diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia
pada tahun 1969,meskipun banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok, karena mie instan sendiri
harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet.Produk Indomie
pertama kali diperkenalkan adalah Indomie kuah rasa kaldu ayam yang saat
itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Indomie berkembang
pesat seiring dengan diterimannya mi instan di Indonesia.
Menurut majalah online dunia industri pada tahun 2015, pada laporan
keuangan PT Indofood CBP Makmur Tbk menunjukkan penjualan segmen
mi instan naik 6,17 persen menjadi 10,93 triliun rupiah dibanding periode
yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan mi instan itu ikut
mendorong penjualan konsolidasi perseroan tumbuh 6,63 persen menjadi
16,55 triliun rupiah pada periode yang sama.
2. AtributProduk Mi Instan
Kepercayaan adalah kekuatan bahwa sesuatu produk memiliki atribut
tertentu. Kepercayaan disebut objek atribut, yaitu kepercayaan konsumen
tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atribut
yang relavan (Sumarwan, 2004). Mowendan Minor (2002), mendefinisikan
kepercayaan konsumen sebagai semua pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen tentang objek,
atribut, dan manfaatnya. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang mungkin
dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Terdapat dua macam atribut, yaitu
11
intrinsik dan atribut ekstrinsik. Atribut intrinsik adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik adalah
segala sesuatu yang diperoleh dari segala aspek eksternal produk, seperti
nama merk, kemasan, dan label.
Menurutteoriatribusi (attribution theory), perlu
ditentukanapakahpenyebabtindakanmerupakansesuatu yang bersifat internal
ataueksternalbagiseseorangatauobyek yang dipertanyakan.
Atributprodukadalahpengembangan suatuprodukataujasa yang
melibatkanpenentuanmanfaat yang akandiberikan (KotlerdanAmstrong,
2003).
MenurutSangadji dan Sopiah (2013), menjelaskanempatunsur yang
menentukanperhatiankonsumen yang diharapkanpadasebuahatributadalah:
a. Karakteristikpenerimaanpesan
Karakteristik penerimaan pesan yang mempengaruhi adalah kebutuhan
nilai-nilai konsumen dan konsep diri konsumen
b. Karakteristik pesan
Karakteristikpesan dapat menarik perhatian konsumen terhadap atribut
dan menyebabkan alokasi kapasitas konsep kognitif pada atribut tersebut.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhipeluangtanggapanpeneriman
Faktor-faktor ini menentukan seberapa luas seseorang harus memperoses
informasi tentang sebuah atribut. Peluang tanggapan akan meningkat
apabila informasi tentang atribut diulang dan konsumen tidak dikacaukan
saat informasi tentang atribut diproses.
12
d. Karakteristikproduk
Karakteristik produk adalah kualitas yang dirasakan dampak
penaambahan fitur bahwa atribut baru akan meningkatkan nilai yang
dirasakan dengan kebenaran yang lebih besar untuk merk berkualitas
rendah dari pada yang berkualitas tinggi.
Menurut Simamora (2002), atribut merupakan karakteristik yang
membedakan suatu merk atau produk dari yang lain. Atribut meliputi
dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau merk, seperti performance,
conformance, daya tahan, keandalan, desain, gaya, reputasi dan lain-lain.
Hargamerupakansalahsatuatribut paling penting yang
dievaluasiolehkonsumen, danmanajerperlubenar-
benarmenyadariperantersebutdalampembentukansikapkonsumen (Sangadji
dan Sopiah, 2013).
Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan karakteristik atribut
produk tersebut. Menurut Diana (2003) dalam penelitiannya
tentangkebiasaan makan mie instan pada mahasiswa IPB, ditemukan bahwa
sikap terhadap produk mi instan yang paling positf adalah pada merk Indomie
kemudian Sarimi dan ABC. Rasa yang enak dan nilai gizi dievaluasi sebagai
karakteristik mi instan paling diinginkan. Atribut yang ada pada mi instan
adalah harga, merk, berat, promosi, kemudahan memperoleh produk,
kandungan gizi, aroma, tekstur, label halal dan informasi kadaluarsa.
13
3. SikapKonsumen
Sikapadalahpolaperasaan, keyakinandankecenderunganperilakuterhadap
orang, ide, atauobjek yang tetapdalamjangkawaktu yang lama (Lefton,
1982).SchiffmandanKanuk (2000), mengatakanbahwasikapadalahpredisposisi
yang dipelajaridalammeresponsecarakonsistensesuatuobjek,
dalambentuksukaatautidaksuka.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) sikap adalah inti dari perasaan suka atau
tidak suka seseorang terhadap suatu objek tertentu. Fungsi dari sikap adalah
membantu menyimpan memori jangka panjang sehingga orang bisa dengan
mudah mengingat kembali suatu hal pada saat yang tepat ketika sedang
menghadapi isu atau masalah pada produk, merk, dan jasa dalam rangka
membuat pernyataan tentang diri merka. Definisi tersebut menggambarkan
pandangan kognitif dari psikologi sosial, di mana sikap dianggap memiliki
tiga unsur, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif
(tindakan).
Sikapadalahperasaanpositifataunegatifterhadapsesuatu.Sikapdibedakanantaras
ikapterhadapobjek, sikapterhadapperilakudansikapterhadaptindakan yang
menggabungkansikapterhadapperilakudengannorma-norma
subjektif(PrasetijodanIhalau, 2005). Katz (2004), mengidentifikasi ada empat
fungsi sikap yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi Utilitarian
14
Seorang konsumen menyatakan sikapnya terhadap produk jika mereka
mendapat kepuasan dari produk tersebut dan memperoleh manfaat. Sikap
positif dirasakan apabila suatu produk memberikan kepuasan kepada
konsumen, sebaliknya sikap negatif dirasakan apabila suatu produk
memberikan kekecewaan kepada konsumen.
b. Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen mengekspresikan sebuah nilai melalui produk yang mereka
gunakan. Hal tersebut menggambarkan identitas sosial, gaya hidup serta
kepribadian konsumen.
c. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap bertujuan melindungi konsumen dari tantangan eksternal maupun
perasaan internal yang dirasakan sehingga dapat menimbulkan
kepercayaan diri seorang konsumen jika memakai produk tersebut.
d. Fungsi Pengetahuan
Konsumen yang ingin membeli suatu produk perlu mengetahui informasi
tentang produk tersebut. Pengetahuan akan produk akan membentuk
sikap konsumen untuk menyukai atau tidak menyukai produk.
Menurut Saladin dan Oesman (2002), tiga komponen dalam pembentukan
sikap adalah sebagai berikut.
a. Komponen Kognitif
komponen kepercayaan yang didasari oleh pengetahuan, persepsi, dan
pengalaman seseorang, mengenai suatu objek sepeti kepercayaan terhadap
merk.
b. Komponen Afektif atau perasaan
15
Emosi atau perasaan yang ada pada diri seseorang dalam kaitannya dengan
suatu objek atau merk tertentu.
c. Komponen Konatif atau kecendrungan bertindak
Kesiapan untuk berperilaku tertentu yang didasari oleh suatu sikap tertentu
atau maksud untuk membeli.
Gambar 1. Hubungan antara tiga komponen sikap, (Setiadi, 2003).
4. TeoriPerilakuKonsumen
Perilaku konsumen menurut Engelet al. (1994) adalah tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan
menghabiskanproduk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menyusuli tindakan tersebut.Menurut Mowen (2002) perilakukonsumen
(consumer behavior) didefinisikansebagaistuditentang unit pembelian (buying
units) dan proses pertukaran yang melibatkanperolehan,
konsumsidanpembuatan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Definisi
yang sederhanainimengandungsejumlahkonseppenting.
Komponen KognitifKepercayaan terhadap Merk
Komponen AfektifEvaluasiMerk
Komponen KonatifMaksud untuk membeli
16
SchiffmandanKanuk (2000)mengatakanbahwaperilakukonsumenadalah
proses yang dilaluiolehseseorangdalammencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasidanbertindakpascakonsumsiproduk, jasamaupun ide-ide yang
diharapkanbisamemenuhikebutuhannya.Jadidapatbisadikatakanbahwaperilaku
konsumenmerupakanstuditentangbagaimanapembuatkeputusan (decision
units), baikindividu, kelompok, ataupunorganisasi, membuatkeputusan-
keputusanbeliataumelakukantransakasipembeliansuatuprodukdanmengonsum
sinya.
Menurut PrasetijodanIhalauw (2005) perilakukonsumen diartikansebagai
proses yang dilaluiolehseseorangdalammencari, membeli, menggunkanan,
mengevaluasi, danbertindakanpascakonsumsiproduk,jasamaupun ide yang
diharapkanbisamemenuhikebutuhan. Sementara menurut Griffin (2005)
perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi
yang mendorong tindakan tersebut pada saat membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di
atas atau, kegiatan mengevaluasi.
5. Model PerilakuKonsumen
Setiapharikonsumenmenentukanberbagaipilihanpembelian.Kebanyakanperusa
haanbesarmenyelidikikeputusanpembeliankonsumenbegiturincinyauntukmen
emukanapa yang dibelikonsumen, dimanamerkamembeli,
bagaimanadanberapabanyakmerkabeli, kapanmerkabeli,
danmengapamerkasampaisekarangmembeli (KotlerdanAmstrong, 2001).
17
Gambar2. Model PerilakuKonsumen, (PrasetijodanIhalauw,2005).
6. Model multiatribut Fishbein
PengaruhInternal :1. Kebutuhan
dan motivasi2. Kepribadian3. Psikografik4. Persepsi5. Pembelajaran6. Sikap
Konsumen Kebutuhano Pilihan
atributproduk
Sikap Persepsi Gaya hidup
PengaruhEksternal :1. Keluar2. Kelas sosial3. Budaya dan
sub budaya4. Komunikasi
pemasaran
Mencari danmengevaluasi
Menentukanalternative-alternatif
Menentukan pilihan danmemutuskan membeli
Membeli
Perilaku pasca beli
Puas/ tidakpuas Desonansi
pasca beli
18
Menurut Saladin dan Oesman (2002), model multiatribut Fishbein
merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur sikap atau kesukaan atas
suatu objek (merk). Ada tiga tipe model multiatribut Fishbein, yaitu model
sikap terhadap objek, model sikap terhadap perilaku dan model teori tindakan
beralasan (Sangadji dan Sopiah, 2013).
Berdasarkan penelitian Sudiyarto (2012), model analisis multi atribut
Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap
(produk atau merek) sangat ditentukan oleh atribut yang dievaluasi. Alasan
penggunaan model analisis Fishbein adalah :
a. Model dapat mengungkap evaluasi konsumen terhadap atribut-atribut
yang melekat pada produk berdasarkan evaluasi mereka terhadap banyak
atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.
b. Model selanjutnya juga dapat mendeskripsikan nilai sikap konsumen
terhadap multiatribut tersebut.
c. Hasil dari masing-masing merek atau asal produk juga dapat
dibandingkan, sehingga dapat dilihat produk mana yang lebih diminati oleh
konsumen.
Menurut Simamora (2002) model Multiatribut Fishbeindapat dirumuskan
sebagai berikut:
n
Ao =∑ bi . ei ................................................................................... ( 1 )i=1
Keterangan:
Ao= Sikap terhadap suatu objek
19
bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut Iei = Evaluasi terhadap atribut In = Jumlah atribut yang dimiliki objeki = Atribut ke-I (1,2,3,…,n)Komponen ei menggambarkan evaluasi atribut produk, diukur secara khusus
pada skala evaluasi 5 angka (skala likert) mulai dari sangat penting (2),
penting (1), cukup penting (0), tidak penting (-1), dan sangat tidak penting (-
2). Komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya terhadap
atribut produk dari merk produk. Kepercayaan biasanya diukur pada skala
likert dengan 5 angka dari kemungkinan yangdimulai dari sangat baik (2),
baik (1), cukup baik (0), tidak baik (-1), dan sangat tidak baik (-2).
7. Teori Permintaan
Pada dasarnya pemintaan (demand) dalam ekonomi manajerial dapat
didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli
oleh konsumen dalam periode waktu tertentu berdasarkan kondisi – kondisi
tertentu (Gaspers,1996). Permintaan (demand) adalah jumlah barang-barang
yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar
tertentu dan dalam waktu tertentu pula (Rosyidi, 1996). Teori permintaan
menerangkan sifat dari permintaan pembelian pada suatu komoditas (barang
atau jasa) dan juga menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dan
harga serta pembentukan kurva permintaan (Sugiarto dkk, 2002).Menurut
Rahardja dan Mandala (2008) permintaan adalah keinginan konsumen
membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode
waktu tertentu.
20
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi
dan tingkat harga. Semakin tinggi (mahal) harga, maka semakin sedikit
permintaan terhadap suatu barang dan jasa. Sebaliknya semakin rendah
harga, maka semakin banyak permintaan terhadap barang dan jasa (Ritonga,
2003).Menurut Daniel (2004) hukum permintaan pada hakikatnya adalah
makinrendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang
tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit
permintaan atas barang tersebut. Jumlah barang yang diminta akan naik
apabila harga barang yang diminta turun dengan catatan bahwa hal-hal lain
adalah tetap.
Kurva permintaan dari suatu barang menghubungkan keseimbangan jumlah
barang yang dibeli konsumen dan tingkat harga pasar, dimana penghasilan
konsumen dan harga nominal barang lain tidak berubah (Sudarman, 2004).
Kurva permintaan diturunkan dari kurva indiferen. Kurva indiferen
menunjukkan berbagai kombinasi dari komoditi X dan komoditi Y yang
menghasilkan utilitas atau kepuasan yang sama kepada konsumen (Salvatore,
2006).
Menurut Boediono (1982) perilaku konsumen dapat diterangkan dengan
pendekatan kurva indifference dengan anggapan bahwa (1) konsumen
mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumsi (misalnya X1 dan
X2) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map, (2) konsumen
mempunyai sejumlah uang tertentu, dan (3) konsumen selalu berusaha
mencapai kepuasan maksimum.
21
Gambar 3. Penurunan Kurva permintaan dari kurva indifferenceBoediono (1982).
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa dengan sejumlah uang
tertentu(M) konsumen bisa membeli barang X sebanyak M/Px dan barang Y
sebanyak M/Py atau konsumen bisa membelanjakan jumlah uang M tersebut
untuk berbagai kemungkinan kombinasi X dan Y seperti garis yang
M/Py
I1
M/Px
I2
M/Px’
X10
Y1
X1
Px
X10
P1
P2
X1 X2
A B
X2
22
ditunjukan oleh garis lurus yang menghubungkan M/Px dan M/Py. Garis
tersebut disebut garis budget atau budget line. Tingkat kepuasan maksimum
yang dicapai bila konsumen membelanjakan uang sejumlah M untuk membeli
barang OY1 barang Y dan OX1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan
antara budget line dengan kurva indifference yang terletak pada titik A.
Posisi ini menunjukkan posisi kepuasan yang maksimum atau posisi
equilibrium konsumen karena I1 adalah kurva indifference tertinggi yang bisa
dicapai oleh budget line tersebut. Jika harga X turun dari Px menjadi Px’ dan
harga Y tetap, maka budget line akan bergeser ke kanan menjadi garis M/Py
dan M/Px’ sehingga posisi equilibrium yang baru adalah pada titik B. Jadi,
dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah barang X yang
diminta naik dari OX1 menjadi OX2. Perilaku konsumen menurut Hukum
Permintaan terbukti.
Pada dasarnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak
terbatas,sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas sehingga tidak
semua kebutuhan akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang akan dapat terpenuhi
apabila ia dapat mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan dan mencapai
kepuasan maksimum. Perolehan kepuasan merupakan nilai daya guna yang
diberikan oleh suatu barang atau jasa yang dikonsumsi. Namun demikian,
konsumen dibatasi oleh pendapatan yang digunakan dalam
membelanjakanuangnya dan memenuhi kebutuhan konsumen. Permintaan
adalah jumlahbarang yang diminta konsumen pada suatu waktu yang
didukung oleh daya beli. Daya beli mencerminkan kemampuan konsumen
23
dalam membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang biasanya dinyatakan
dalam bentukuang.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang diminta
olehkonsumen adalah harga komoditi atau barang itu sendiri, harga komoditi
lain, pendapatan, rata-rata penghasilan rumah tangga (distribusi pendapatan),
selera, dan besarnya populasi atau jumlah penduduk (Lipsey dkk, 1995).
Secara matematis variabel-variabel tersebut dapat dibentukdalam fungsi:
Qdx = f (Px, Py, I, Di, T, N) ................................................................. ( 2 )
Keterangan:
Qdx = Jumlah barang x yang dimintaPx = Harga barang xPy = Harga barang yI = PendapatanDi = Distribusi pendapatanT = SeleraN = Populasi
Menurut Sukirno(2005) hukum permintaan hanya menekankan perhatiannya
kepada pengaruh suatu harga barang terhadap jumlah barang yang diminta,
sedangkan pada kenyataannya permintaan suatu barang juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, yaitu harga barang lain, pendapatan para pembeli, distribusi
pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan ekspektasi. Barang-barang yang
harganya mempengaruhi jumlah permintaan suatu barang adalah:
a. Harga barang itu sendiri
24
Semakin rendahnya harga suatu barang atau komoditi, semakin
banyakjumlah yang akan diminta, faktor lain dianggap tetap, sebaliknya
naiknya harga suatu barang menyebabkan permintaan terhadap suatu
barang tersebut turun.
Harga komoditas yang dibahas dalam penelitian ini adalah harga dari mi
instan yang dibeli oleh konsumen rumah tangga. Sesuai dengan teori
tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila harga dari mi instan menurun
maka permintaan akan mi instan oleh konsumen rumah tangga akan
meningkat. Penurunan harga mi instan tersebut menyebabkan pendapatan
riil konsumen meningkat yang mendorong konsumen tersebut membeli
lagi mi instan dalam jumlah yang lebih banyak. Apabila harga mi instan
tersebut naik, maka konsumen akan mencari komoditas lain seperti telur
ayam ras yang dapat digunakan sebagai pengganti atas mi instan tersebut.
Kenaikan harga mi instan juga menyebabkan pendapatan riil konsumen
rumah tangga berkurang yang memaksa konsumen mengurangi
pembelian mi instan.
b. Harga barang lain
Harga barang lain sangat memiliki hubungan erat dengan barang yang
ditawarkan. Hubungan antara suatu barang dengan jenis barang lain dapat
digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
1) Barang substitusi (pengganti)
Barang pengganti adalah apabila barang tersebut dapat menggantikan
fungsi dari barang lain secara sempurna. Apabila harga barang
25
pengganti murah maka permintaan terhadap barang yang digantikan
akan turun.
2) Barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap adalah apabila suatu barnang selalu digunakan
bersama-sama dengan barang-barang yang lain. Apabila harga barang
pelengkap tinggi maka permintaan terhadap suatu barang akan turun.
3) Barang netral
Barang netral adalah apabila barang tersebut tidak mempunyai
keterkaitan yang erat dengan barang lain.
c. Jumlah Penduduk
Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk.
Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin banyak pula
permintaan barang untuk dikonsumsi.
d. Pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mencerminkan daya beli dari seorang
konsumen. Semakin tinggi pendapatan konsumen, maka daya beli
semakin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang akan
mengalami peningkatan.
e. Selera
Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan
pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya. Ketika selera
masyarakat akan suatu barang semakin tinggi maka permintaan akan
barang tersebut juga akan semakin tinggi namun apabila selera
26
masyarakat akan suatu barang semakin rendah maka permintaann akan
semakin rendah.
f. Perkiraan Harga di Masa Mendatang
Perkiraan atau ramalan mengenai keadaan di waktu yang akan datang
Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang dapat
mempengaruhi jumlah permintaan. Apabila seseorang meperkirakan suatu
barang di masa yang akan datang mengalami kenaikan harga, maka akan
mendorong orang tersebut untuk membeli barang lebih banyak di masa
sekarang. Hal ini tentunya akan meningkatkan permintaan di masa yang
sekarang.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait
denganpenelitian yang dilakukan. Kajian penelitian terdahulu diperlukan
sebagai bahan referensi bagi peneliti untuk menjadi pembanding antara
penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Kajian penelitian
terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.
27
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No Nama Penelitian/Tahun
Judul Prnelitian Metode Analisis Hasil Penelitan
1 Juwita, Sayektidan Indriyani
Tahun : 2015
Sikap dan pembelian bumbuinstan kemasan olehkonsumen rumah tangga diBandar Lampung
Metode analisis deskrptifkuantitatif, Metode analisismultiatribut Fishbein danAnalisis Komponen Utama.
Analisis sikap menunjukkan bumbu instan yang palingdisukai dan dipercayai oleh konsumen adalah bumbu instanmerek Indofood. Atribut yang paling disukaidan dipercayaioleh konsumen adalah kemudahan memperoleh produk,informasi kadaluarsa dan pengaruh rasa. Berdasarkan skorsikap atribut bumbu instan merek Indofoodkemudahanmemperoleh produk mendapatkan nilai tertinggikemudian atribut informasi kadaluarsa dan pengaruh rasa.
2 Novalita,Prasmatiwi, danAdawiyah.
Tahun : 2016
Pola konsumsi dan tingkatkepuasan konsumen rumahtangga terhadap mi instan diKota Bandar Lampung
Metode Analisis deskriptifdan Metode CustumerSatisfactions Index (CSI)
Jumlah konsumsi mi instan per rumah tangga sebesar1.300,5 gram. Rata-rata responden mengonsumsi keduajenis mi instan yaitu mi goreng dan mi rebus untukpemenuhan kebutuhan konsumsi sehari-hari. Tingkatkepuasan mi instan berdasarkan jenis mi goreng dan miinstan rebus berada pada tingkat sanggat puas sebesar82,91 persen dan 82,30 persen.
3 Parastry, Lestari,dan Prasmatiwi.
Tahun : 2017
Pengambilan keputusan dansikap konsumen rumah tanggadalam membeli beras SigerToga Sari dan Mekar Sari
Metode analisis deskrptifkuantitatif, dan Metodeanalisis multiatributFishbein
Sikap konsumenrumah tangga terhadap beras siger TogaSari menunjukkan sikap sangat puas dan sangat sukasedangkan sikap konsumen terhadap beras siger MekarSari menunjukkan sikap puas dan suka.
4 Sianturi, Ibrahim,dan Situmorang
Sikap dan pengambilankeputusan konsumen dalam
Metode analisis deskriptifkualitatif, analisis sikap
Sikap konsumen terhadap atribut-atribut pada dagingayam adalah lebih menyukai daging ayam ras
28
Tahun : 2016 membeli ayam potong di KotaBandar Lampung
konsumen dengan modelMultiatribut Fishbein dananalisis regresi ordinalLogit.
dibandingkan dengan daging ayam kampung khususnyadalam hal harga daging dan bobot daging.
5 Nasir (2004) Analisis permintaan mieinstan indomie komoditasterkait di Kota KecamatanKabupaten Sukoharjo
Metode analisis deskriptifdan model permintaanstatik.
Permintaan mie instan indofood dipengaruhi oleh hargamie ABC, harga kecap dan pendapatan.
6 Vidyaningrum,Sayekti danAdawiyah
Tahun : 2016
Preferensi dan permintaankonsumen rumah tanggaterhadap bihun tapioka diKecamatan PurbolinggoKabupaten Lampung Timur.
Metode analisis deskrptifkuantitatif, Analisis RegresiLinier Berganda, Preferensidan Permintaan.
Permintaan bihun tapioka oleh konsumen rumah tangga diKecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timurdipengaruhi oleh harga bihun tapioka, harga mi,pendapatan, jumlah anggota keluarga, suku, pendidikanSD dan pendidikan SMA.
7 Gultom, Sayektidan Kasymir.
Tahun : 2017
Analisis permintaan tepungterigu oleh pedagang gorengandi Bandar Lampung
Metode analisis statistikdeskriptif, metode statistikinferensi dan analisis regresiberganda.
Jumlah rata-rata pembelian tepung terigu oleh pedagangdalam seminggu sebesar 68,27 kg. Faktor-faktor yangberpengaruh positif terhadap permintaan tepung teriguadalah harga kol, jumlah pembelian dan omzet dan faktor-faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaantepung terigu adalah harga tepung terigu dan hargaminyak goreng.
8 Putri, Prasmatiwi,dan Adawiyah
Permintaan dan kepuasankonsumen rumahtanggadalam mengonsumsi susububuk di Bandar Lampung
Analisisdeskriptif kuantitatif dandeskriptif kualitatif, Metodeanalisis fungsi eksponensial
Rata-rata permintaan susu bubuk oleh konsumen rumahtangga mencapai 670 gram per bulan, dengan ukurankemasan yang sering dibeli adalah 400 gram. Frekuensipembelian susu bubuk rata-rata satu kali per bulan.
29
Tahun : 2015 (tipe fungsiCobb Douglass)
Sebanyak 28,75 persen konsumen susu bubuk full creamdan 21,25 persen konsumen susu bubuk instant sama-sama memilihsusu bubuk merek Dancow untukdikonsumsi.
9 Ariesman,Prasmatiwi danIndriani
Tahun : 2015
Permintaan dan KepuasanKonsumen Rumah Tanggadalam Mengonsumsi KecapDi Bandar Lampung
Metode analisis deskriptifkuantitatif dan verifikatif,analisis Fungsi CobbDouglas, analisis tingkatkepuasan konsumen(Costumer SatisfactionIndex), Analisis the logitmodel.
Permintaan kecap manis oleh konsumen rumah tanggamencapai 38.133 ml dalam waktu satu bulan. Faktor yangberpengaruh nyata terhadap tingkat kepuasan konsumenadalah usia, lama mengonsumsi, harga kecap dan lokasipembelian.
30
C. KerangkaPemikiran
Pangan atau makanan adalah bahan yang berasal dari hewan atau tumbuhan,
yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi.
Makanan Makanan cepat saji adalah makanan yang disajikan dalam waktu
cepat dan siap disantap. Makanan cepat saji yang dimaksud adalah jenis
makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara
sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan
pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk
mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan
cepat saji seperti mi instan banyak diolah didalam rumah tangga, jenis
makanan ini dikonsumsi oleh rumah tangga karena penyajiannya yang cepat
dan praktis, sehingga memudahkan konsumen untuk mengolahnya. Mi instan
terdiri dari dua jenis mi, yaitu mi kuah dan mi goreng. Mi instan memiliki
jenis varians rasa yang beragam sehingga konsumen dapat mengonsumsi
sesuai selera.
Perilakukonsumendariwaktukewaktuselalumemilikiperbedaan,
dimanaperilakukonsumen selalumemilikiselera yang
yangberbedasetiapmembelidanmengonsumsi, ini merupakan hal yang
menarik untuk diteliti.Perilakukonsumenyang meliputi sikapkonsumen dalam
melakukandanmemutuskanpembeliansuatuprodukakandipengaruhiolehatribut
-atribut yang adapadaproduk mi instan. Atribut-atributyang diteliti, yaitu
harga, berat kondisi kemasan, promosi, kemudahan memperoleh produk,
31
kandungan gizi, jenis mi (kuah/goreng), tekstur, label halal dan Informasi
Kadaluarsa.
Perilaku konsumen mi instan merupakan perilaku yang dilakukan oleh
konsumen dalam mengkonsumsi mi instan. Permintaan dipengaruhi oleh
harga barang itu sendiri, harga barang lain, tingkat pendapatan, distribusi
penduduk dan selera. Harga barang lain yaitu meliputi harga barang
pengganti maupun harga barang pelengkapnya (Lipsey dkk, 1995). Faktor
yang mempengaruhi permintaan mi instan adalah Harga mi instan kuah (X1),
harga mi instan goreng (X2), harga telur ayam ras (X3), pendapatan keluarga
(X4), pendidikan responden (X5), jumlah anggota keluarga (X6), umur
responden (X7), suku (D1), jarak lokasi (D2), pekerjaan responden (D3) dan
(Y) permintaan mi instan.
Analisis sikap digunakan untuk mengetahui sikap konsumen (rumah tangga)
terhadap produk mi instan, suka atau tidak sukanya terhadap produk tersebut.
Untuk menganalisa sikap konsumen mengunakan metode multiatribut
fishbein. Model ini dapat memberikan gambaran serta atribut yang dianggap
penting atau tidak oleh konsumen dan sikap konsumen terhadap suatu produk
yang diteliti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
atribut mi instan, permintaan mi instan dan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan mi instan. Konsumen mi instan yang diteliti
pada penelitian ini adalah konsumen rumah tangga di Kecamatan Abung
32
Semuli. Pada Gambar 4 dapat dilihat kerangkapemikiranpenelitiansikapdan
permintaan mi instan pada rumah tangga di Kecamatan Abung Semuli.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dan masalah yang ada maka dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga permintaan konsumen dalam pembelian mi instan di Kecamatan
Abung Semuli di pengaruhi oleh harga mi instan kuah, harga mi instan
goreng, harga telur ayam, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan,
jumlah anggota keluarga, umur, suku, jarak dan pekerjaan.
Atribut mie instan:1. Harga2. Merk3. Berat4. Promosi5. Kemudahan memperoleh produk6. Kandungan gizi7. Jenis mi (kuah/goreng)8. Tekstur9. Label halal10. Informasi Kadaluarsa
Mi Instan
Faktor yang mempengaruhipermintaan mi instan:1. Harga mi instan kuah (X1)2. Harga mi instan goreng (X2)3. Harga telur ayam ras (X3)4. Pendapatan responden (X4)5. Pendidikan responden (X5)6. Jumlah anggota responden (X6)7. Umur responden (X7)8. Suku (D1)9. Jarak lokasi (D2)10. Pekerjaan responden (D3)
Pangan(Makanan cepat saji)
PerilakuKonsumen
Konsumen ibu rumah tanggami instan
Sikap Konsumen Permintaan MiInstan
33
Gambar4.Kerangkapemikiranpenelitiansikapdan permintaan mi instan padarumah tangga di Kecamatan Abung Semuli, 2016.
33
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang
digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis yang sesuai dan
berhubungan dengan tujuan penelitian.
Mi adalah adalah produk makanan yang dibuat dari tepung gandum atau
tepung terigu. Ada tiga jenis mi, yaitu mi basah, mi kering dan mi instan.
Mi instan merupakan makanan cepat saji dengan penyajian yang praktis
menjadi makanan favorit di Indonesia yang mudah dihidangkan. Mi instan
adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan
minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan
air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam paketnya. Mi instan
juga merupakan makanan yang digunakan sebagai salah satu pangan
alternatif pengganti nasi. Mi instan terdiri dari dua jenis mi kuah dan mi
goreng. Mi instan kuah merupakan mi yang sudah dimasak terlebih dahulu
dan dicampur dengan minyak serta bumbu pelengkap, dan disajikan dengan
air rebusan kuah mi instan, sedangkan mi instan goreng merupakan mi yang
sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak serta bumbu
34
pelengkap, dan disajikan tanpa kuah atau air rebusan dari mi instan. Jenis
merk mi instan yang di jumpai di lokasi penelitian adalah merl Sedaap.
Responden mi instan merupakan ibu rumah tangga yang membeli mi instan,
baik jenis mi kuah maupun jenis mi goreng untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangganya.
Perilaku responden mi instan adalah kegiatan individu yang secara langsung
terlibat untuk mendapatkan dan mengonsumsi produk mi instan, termasuk di
dalamnya sikap konsumen dalam membeli mi instan.
Pola konsumsi mi instan adalah susunan makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang dan dicerminkan dalam jumlah, frekuensi mengonsumsi, cara
mengonsumsi, dan tempat pembelian. Jumlah diukur dalam satuan gram,
frekuensi dinyatakan dalam kali per satu bulan, cara mengonsumsi terdiri
sebagai lauk, pengangganti nasi dan pelengkap makanan pokok, sedangkan
tempat pembelian dilakukan di toko pasar, minimarket (Alfamart/Indomart)
dan warung dekat rumah.
Sikap responen adalah sikap rumah tangga yang diwakili oleh responden
yang ditunjukan oleh perasaan suka atau tidak suka terhadap atribut mi
instan yang akan menentukan perilaku dan sikap konsumen juga merupakan
faktor yang berpengaruh dalam keputusan konsumen. Dalam penelitian ini
diukur dengan model multiatribut Fishbein dengan mengukur skor sikap
konsumen (Ao) dengan cara mengalikan skor evaluasi atribut (ei) dengan
kekuatan kepercayaan atribut (bi).
35
Atribut mi instan adalah ciri-ciri yang ada pada mi instan yang dapat
mewakili dimensi mi instan kuah dan mi instan goreng dan berfungsi
sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan. Atribut-atribut mi
instan yaitu harga, merk, berat, promosi, kemudahan memperoleh produk,
kandungan gizi, jenis mi, tekstur, label halal dan informasi kadaluarsa.
Tingkat kepentingan atribut adalah penilaian terhadap kepentingan atribut
yang diperhatikan oleh responden. Tingkat kepentingan dihitung dengan
Melihat penilaian konsumen terhadap indikator harga, merk, berat, promosi,
kemudahan memperoleh produk, kandungan gizi, jenis mi, tekstur, label
halal dan informasi kadaluarsa. Skor 2 untuk “sangat penting”, skor 1
“penting”, skor 0 “cukup penting”, skor -1 “kurang penting”, dan skor -2
“tidak penting”.
Sikap responden terhadap atribut harga adalah tingkat harga yang terdapat
pada mi instan mulai dari sangat murah sampai mahal. Pengukurannya
menggunakan skala likert yaitu : sangat murah (2), murah (1), cukup (0),
mahal (-1), dan sangat mahal (-2).
Sikap responden terhadap atribut merk adalah nama atau simbol yang
terdapat pada mi instan mulai dari sangat terkenal sampai tidak terkenal.
Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu : sangat terkenal (2),
terkenal (1), cukup (0), tidak terkenal (-1), dan sangat tidak terkenal (-2).
Sikap responden terhadap atribut berat adalah ukuran atau besaran yang
terdapat pada mi instan mulai dari sangat banyak sampai sangat sedikit.
36
Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu : sangat banyak (2), banyak
(1), cukup (0), sedikit (-1), dan sangat sedikit (-2).
Sikap responden terhadap atribut promosi adalah upaya untuk
memberitahukan atau menawarkan produk dengan tujuan menarik yang
terdapat pada mi instan mulai dari sangat menarik sampai sangat tidak
menarik. Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu : sangat menarik
(2), menarik (1), cukup (0), kurang menarik (-1), dan tidak menarik (-2).
Sikap responden terhadap atribut kemudahan memperoleh produk adalah
penilaian responden terhadap tingkat kesulitan untuk memperoleh mi instan
yang terdapat pada mi instan mulai dari sangat mudah sampai sangat tidak
mudah. Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu : sangat mudah (2),
mudah(1), cukup (0), tidak mudah (-1), dan sangat tidak mudah (-2).
Sikap responden terhadap atribut kandungan gizi adalah nilai gizi yang
terkandung dalam produk yang terdapat pada mi instan mulai dari sangat
baik sampai tidak baik. Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu :
sangat baik (2), baik (1), cukup (0), kurang baik (-1), dan tidak baik (-2).
Sikap responden terhadap atribut jenis mi adalah sensasi yang diterima oleh
indra pengecap dalam mengonsumsi mi instan. Pengukurannya
menggunakan skala likert yaitu : sangat enak (2), enak (1), cukup (0),
kurang enak (-1), dan tidak enak (-2).
Sikap responden terhadap atribut tekstur adalah sensasi penilaian konsumen
terhadap tekstur yang diterima oleh indra pengecap dalam mengonsumsi mi
37
instan. Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu : sangat kenyal (2),
kenyal (1), cukup (0), kurang kenyal (-1), dan tidak kenyal (-2).
Sikap responden terhadap atribut label halal adalah kejelasan tentang label
jaminan halal yang terdapat pada mi instan mulai dari sangat jelas sampai
tidak jelas. Pengukurannya menggunakan skala likert yaitu : sangat jelas
(2), jelas (1), cukup (0), kurang jelas (-1), dan tidak jelas (-2).
Sikap responden terhadap atribut informasi kadaluarsa adalah penilaian
responden terhadap pencantuman tanggal produksi dalam kemasan pada mi
instan mulai dari sangat jelas sampai tidak jelas. Pengukurannya
menggunakan skala likert yaitu : sangat jelas (2), jelas (1), cukup (0),
kurang jelas (-1), dan tidak jelas (-2).
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode tertentu.
Permintaan mi instan adalah jumlah mi instan yang dibeli oleh konsumen
dalam kurun waktu satu bulan yang diukur dalam satuan bungkus per bulan
(bungkus/bulan) yang kemudian dikonversi menjadi gram per bulan
(gram/bulan).
Permintaan mi instan kuah (Y1) jumlah mi instan kuah yang dibeli oleh
konsumen dalam kurun waktu satu bulan yang diukur dalam satuan bungkus
per bulan (bungkus/bulan) yang kemudian dikonversi menjadi gram per
bulan (gram/bulan).
38
Permintaan mi instan goreng (Y2) jumlah mi instan goreng yang dibeli oleh
konsumen dalam kurun waktu satu bulan yang diukur dalam satuan bungkus
per bulan (bungkus/bulan) yang kemudian dikonversi menjadi gram per
bulan (gram/bulan).
Harga mi instan kuah (X1) adalah adalah jumlah uang yang dikeluarkan
responden dalam melakukan pembelian mi instan jenis kuah yang diukur
dalam satuan rupiah per gram (Rp/100 gram).
Harga mi instan goreng (X2) adalah jumlah uang yang dikeluarkan
responden dalam melakukan pembelian mi instan goreng yang diukur dalam
satuan rupiah per gram (Rp/100 gram).
Harga telur ayam ras (X3) adalah jumlah uang yang dikeluarkan responden
dalam melakukan pembelian telur ayam ras yang diukur dalam satuan
rupiah per gram (Rp/100 gram).
Pendapatan keluarga (X4) adalah penghasilan yang didapat oleh semua
anggota rumah tangga per bulan, diukur dalam satuan rupiah per bulan
(Rp/bulan).
Pendidikan responden (X5) adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh
responden, jenjang pendidikan diukur dari lamanya masa studi. Untuk
jenjang pendidikan SD yaitu 6 tahun, untuk SMP yaitu 9 tahun, SMA yaitu
12 tahun, D3 yaitu 15 tahun dan S1 yaitu 17 tahun.
39
Jumlah anggota rumah tangga (X6) adalah sejumlah orang yang tinggal
bersama dalam satu rumah dengan pengelolaan keuangan dilakukan secara
bersama-sama.
Umur responden (X7) adalah usia responden atau konsumen yang diukur
dalam satuan tahun.
Suku (D1) adalah kesatuan sosial yang disatukan oleh identitas kebudayaan,
khususnya dari identitas bahasa. Dalam penelitian ini suku diukur dengan
variabel dummy yaitu D = 1 apabila suku Jawa, dan D = 0 apabila bukan
suku Jawa.
Jarak lokasi pembelian (D2) adalah jauh atau dekatnya tempat yang
menghubungkan dua lokasi atau tempat akan yang dituju dari rumah
responden ke tempat pembelian melalui ukuran waktu ataupun ukuran
satuan meter, kilometer dan sebagainya. Dalam penelitian ini jarak diukur
dengan variabel dummy yaitu D = 1 apabila jarak dekat, dan D = 0 apabila
jarak tidak dekat
Pekerjaan responden (D3) adalah suatu kegiatan yang dikerjakan oleh
seseorang dan mendapatkan penghasilan per bulan. Dalam penelitian ini
pekerjaan diukur dengan variabel dummy yaitu D = 1 apabila responden
bekerja, dan D = 0 apabila responden tidak bekerja.
B. Lokasi, Sampel dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung
40
Utara. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Abung Semuli Kabupaten
Lampung Utara merupakan penduduk dengan tingkat kemiskinan tertinggi
serta banyak konsumen rumah tangga yang mengonsumsi mi instan. Waktu
pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2016.
Metode sampling yang digunakan dalam penilitian adalah Probability
Sampling dengan metode pemilihan sampel Simple Random Sampling.
Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah konsumen rumah
tangga yang membeli mi instan. Jumlah penduduk di Kecamatan Abung
Semuli Kabupaten Lampung Utara tahun 2015 dapat dilihat Pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah penduduk Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung
Utara tahun 2015
No Nama Desa Jumlah
KK (N)
Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Sukamaju 1.119 2.310 2.152 4.462
2 Semuli Jaya 1.206 2.137 2.066 4.203
3 Semuli Raya 1.716 3.346 3.108 6.454
4 Papan Asri 710 1.299 1.139 2.438
5 Sidorahayu 1.203 1.355 2.237 3.592
6 Gunung Kramat 403 862 807 1.669
7 Gunung Sari 633 1.172 1.109 2.281
Jumlah 6.990 12.481 12.618 25.099
Sumber: Penduduk Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara,
2015.
Langkah penentu jumlah sampel adalah memilih dua kelurahan dari tujuh
kelurahan yang ada di Kecamatan Abung Semuli untuk mewakili daerah
terdekat dengan sentral dan yang jauh (lebih dari 10 km) dari sentral.
Kelurahan yang terpilih adalah kelurahan Semuli Jaya yang dekat dengan
41
sentral sebanyak 1.206 KK dan kelurahan Sidorahayu yang jauh (lebih dari
10 km) dari sentral sebanyak 1.203 KK.
Jumlah populasi dari dua kelurahan adalah 2.409 kepala keluarga (Semuli
Jaya dan Sidorahayu). Perhitungan penentuan jumlah sampel mengacu pada
teori Sugiarto (2001), yaitu :
n =
...................................................................................... (3)
keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
S² = Variasi sampel (5%) = 0,05
Z = Tingkat Kepercayaan (90%) = 1,645
d = Derajat Penyimpangan (5%) = 0,05
Dari rumus tersebut, jumlah sampel yang akan diambil adalah:
n = ( ) ( )
( ) ( ) ( ) .......................................................... (4)
n = 52,99
n = 53
Perincian jumlah responden masing-masing wilayah (ni) dan digunakan
alokasi proposional dengan rumus (Nasir, 1988), yaitu :
ni =
.................................................................................................. (5)
dimana :
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
42
Pemilihan dusun pada masing-masing kelurahan dilakukan dengan
menggunakan cara pengundian, masing-masing dusun diambil satu dusun,
yaitu dusun Cendrawasih dan dusun Tritunggal. Setelah didapat dua dusun
yang terpilih, maka selanjutnya menentukan 54 sampel dari masing-masing
dusun. Masing-masing dusun dari dua kelurahan memperoleh 27 orang
yang akan dijadikan sebagai sampel sebagai berikut.
Dengan menggunakan persamaan (2), maka sampel di :
Kelurahan Semuli Jaya : (1.206/2.409) x 53 = 26,53 = 27
Kelurahan Sidorahayu : (1.203/2.409) x 53 = 26,46 = 27
Jumlah sampel ini dapat dianggap sudah mewakili seluruh konsumen rumah
tangga yang mengkonsumsi mi instan di Kecamatan Abung Semuli
Kabupen Lampung Utara dengan pertimbangan semakin banyak sampel
maka data yang diteliti semakin baik.
C. Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survai. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung
kepada konsumen rumah tangga yang membeli mi instan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat dalam bentuk kuesioner.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan membaca literatur yang
berkaitan dengan topik penelitian dari perpustakaan dan beberapa instansi
yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian.
43
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan bagian yang penting dalam karya ilmiah,
metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, model multiatribut Fishbein dan analisis regresi linear berganda.
Pengolahan data menggunakan software Microsoft Office Excel 2010,
Eviews 8 dan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS 24).
Untuk mengetahui klasifikasi rata-rata pembelian mi instan kuah dan mi
instan goreng di Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara,
digunakan dasar klasifikasi variable bebas (X) dan variable terikat (Y)
mengacu pada rumus Sturges (dalam Dajan, 1986) sebagai berikut:
Lebar Interval =
Penentuan klasifikasi dalam penelitian ini meggunakan rata-rata. Rata-rata
digunakan untuk melihat suatu angka di sekitar mana nilai-nilai dalam suatu
distribusi memusat. Setelah rata-rata pembelian mi instan kuah dan mi
instan goreng maka selanjutnya membandingkan penelitian mi instan kuah
dan mi instan goreng yang lebih banyak dibeli oleh rumah tangga.
1. Uji validitas dan reliabilitas
Sebelum melakukan analisis terhadap sikap konsumen terhadap mi
instan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji
validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk menguji sikap konsumen
terhdap atribut mi instan dengan kuesioner yang telah dibuat.
44
a. Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat dari keandalan suatu alat ukur. Secara keseluruhan alat ukur
digunakan dengan cara mengkorelasikan skor total. Sugiyono (2009)
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur
pernyataan yang ada dalam kuesioner, dari hasil penelitian yang valid
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi. Rumus yang digunakan untuk uji validitas
yaitu:
r hitung = ( ) ( ) ( )
√{( ) ( ) } {(
) ( ) }
.................... (6)
Keterangan :
Rxy = r hitung = koefisien korelasi
X = skor pada subjek item n
Y = skor total subjek
XY = skor pada subjek item n dikalikan skor total
n = banyaknya responden
di mana:
a. Jika r hasil positif dan r hasil > r tabel, maka variabel tersebut
valid
b. Jika r hasil negatif dan r hasil < r tabel, maka variabel tersebut
tidak valid
Pada penelitian ini atribut-atribut yang akan diuji validitas adalah
atribut-atribut yang terdapat pada produk mi instan adalah harga,
merk, berat, iklan, kemudahan memperoleh produk, kandungan nilai
gizi, jenis mi instan, informasi kadaluarsa, tekstur dan label halal.
45
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas merupakan suatu
nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dapat melihat tingkat
reliable kuesioner dengan memperlihatkan jawaban yang telah terisi
di kuesioner. Uji reliabilitas dapat menunjukkan keandalan dari
suatu alat ukur. Uji reliabilitas dapat dilakukan menggunakan rumus
sebagai berikut (Sufren dan Natanael, 2013):
[
] [
] ............................................................... (7)
Keterangan:
Α = Koefisien Reliabilitas Alpha
K = Jumlah Item
= Jumlah Varians Skor Total
Σi = Varians Responden Untuk Item
2. Analisis Multiatribut Fishbein
Analisis Multiatribut Fishbein digunakan untuk menjawab tujuan
pertama. Model sikap multiatribut ini menerangkan proses integrasi
yang mengkombinasikan pengetahuan produk (evaluasi dan kekuatan
kepercayaan utama) untuk membentuk evaluasi atau sikap yang
menyeluruh. Metode analisis Fishbein menyatakan sikap dari seorang
konsumen terhadap suatu objek ditentukan oleh sikapnya terhadap
berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini digunakan
untuk mengukur sikap konsumen terhadap berbagai atribut suatu produk.
46
Rumus dalam analisis multiatribut Fishbein adalah (Simamora, 2002):
n
Ao = ∑bi ei ....................................................................................... ( 8 )
i=1
Keterangan :
Ao = skor sikap terhadap mi instan
bi = Kekuatan kepercayaan bahwa atribut mi instan memiliki atribut
ke-i
ei = evaluasi terhadap atribut i
n = jumlah atribut yang dimiliki mi instan
i = atribut ke-I (1, 2, 3,....,n)
Variabel Ao merupakan sikap konsumen terhadap suatu produk mi
instan, yang diperoleh dari hasil perkalian setiap skor evaluasi
kepentingan (ei) dengan skor evaluasi kepercayaan (bi) konsumen
terhadap atribut mi instan. Menurut Hermawan (2005), skala Likert
merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidak setujan
seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan
atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Format skala Likert
merupakan perpaduan antara kesetujuan dan ketidak setujuan, skala ini
dikembangkan oleh Rensis Likert sehingga dikenal dengan skala Likert.
Atribut yang terdapat pada mi instan adalah harga, merk, berat, pomosi,
kemudahan memperoleh produk, kandunagn gizi, tekstur, label halal dan
informasi kadaluarsa. Skala likert dengan menggunakan rentang dari (2)
sampai (-2) dapat digunakan untuk memudahkan reponden dalam
jawaban kuesioner. Skala Likert beserta skor jawaban responden yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
47
Tabel 4. Skor jawaban responden untuk evaluasi terhadap atribut
No Jawaban Responden Skor
1
2
3
4
5
Sangat penting
Penting
Cukup penting
Kurang penting
Tidak penting
2
1
0
-1
-2
3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis yang bertujuan
untuk menggambarkan atau mendeskripsikan gambaran data yang telah
diperoleh dari hasil penelitian, baik data kualitatif maupun data
kuantitatif. Analisis deskriptif pada penelitian ini yaitu untuk
mengetahui atribut yang diinginkan responden dari produk mi instan di
Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara.
4. Analisis Kuantitatif dengan Regresi Linear Berganda
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random.
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan ketiga,
yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mi
instan pada konsumen rumah tangga di Kecamatan Abung Semuli.
Analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda, yaitu diharapkan dapat menghubungan antara permintaan mi
instan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
48
Tabel 5. Skor atribut mi instan dan kekuatan kepercayaan (bi)
No Atribut Peryataan Skor
1 Harga
a. Sangat murah
b. Murah
c. cukup
d. Mahal
e. Sangat mahal
2
1
0
-1
-2
2 Merk a. Sangat terkenal
b. Terkenal
c. cukup
d. Tidak terkenal
e. Sangat tidak terkenal
2
1
0
-1
-2
3 Berat a. Sangat banyak
b. Banyak
c. cukup
d. Sedikit
e. Sangat sedikit
2
1
0
-1
-2
4 Promosi a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Cukup
d. Kurang menarik
e. Tidak menarik
2
1
0
-1
-2
5 Kemudahan memperoleh
produk
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Cukup
d. Tidak mudah
e. Sangat tidak mudah
2
1
0
-1
-2
6 Inforamasi kandungan
gizi
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang baik
e. Tidak baik
2
1
0
-1
-2
7 Jenis mi a. Sangat enak
b. Enak
c. Cukup
d. Kurang enak
e. Tidak enak
2
1
0
-1
-2
8 Tekstur a. Sangat kenyal
b. Kenyal
c. Cukup
d. Kurang kenyal
e. Tidak kenyal
2
1
0
-1
-2
9 Label halal a. Sangat jelas
b. Jelas
c. Cukup
d. Kurang jelas
e. Tidak jelas
2
1
0
-1
-2
10 Inforamasi kadaluarsa a. Sangat jelas
b. Jelas
c. Cukup
d. Kurang jelas
e. Tidak jelas
2
1
0
-1
-2
49
Model yang digunakan, yaitu menggunakan model ekonometrika yang
dapat digunakan untuk menganalisis permintaan.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan mi instan adalah
Harga mi instan kuah (X1), harga mi instan goreng (X2), harga telur
ayam ras (X3), pendapatan keluarga (X4), pendidikan responden (X5),
jumlah anggota keluarga (X6), umur responden (X7), suku (D1), jarak
lokas (D2), pekerjaan (D3). Model persamaan fungsi permintaan mi
instan adalah:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + d1D1 +d2D2 +
d3D3 + u………............................................................................. ( 9 )
Dimana:
Y1 = Permintaan mi instan kuah
Y2 = Permintaan mi instan goreng
β0 = Intersep
β1 – β6 = Koefisien variabel bebas
d1– d2 = Koefisien dummy
X1 = Harga mi instan kuah (Rp/100 gram)
X2 = Harga mi instan goreng (Rp/100 gram)
X3 = Harga telur ayam (Rp/100gram)
X4 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan)
X5 = Pendidikan responden (Tahun)
X6 = Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X7 = Umur Responden (Tahun)
D1 = Suku D = 1 jika jawa, D = 0 bukan suku jawa
D2 = Jarak lokasi (waktu/meter/kilometer) D = 1 jika jarak
lokasi dekat, D = 0 jika lokasi tidak dekat
D3 = pekerjaan D =1 jika bekerja, D = 0 jika tidak bekerja
e = Bilangan natural (2,7182)
u = Kesalahan pengganggu (error term)
50
5. Uji asumsi klasik
Untuk menguji hasil dari perhitungan, maka dilakukan uji asumsi klasik,
yaitu:
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati
sempurna antar variabel independen (variabel bebas). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna
atau mendekati sempurna diantara variabel independen (Priyatno,
2009). Menurut Ghozali (2006) jika variabel-variabel idependen
saling berkolerasi, yaitu nilai nilai cutoff umum yang dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0,10 atau
sama dengan VIF > 10. Apabila berdasarkan uji multikolinearitas
nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas.
b. Uji Heterokedastis
Menurut Gujarati (2005) situasi heteroskedastisitas akan
menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien
dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang
semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi
tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus
dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan
mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai
51
absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-
masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error)
ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat
heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka dilakukan uji t dan uji F. Pengambilan keputusan dengan uji t dan
uji F menggunakan taraf kepercayaan 90 % atau dengan menggunakan
taraf nyata α 0,01.
Uji statistik seperti uji R2, uji F, dan uji T, sedangkan uji asumsi klasik
meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
a. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat dengan
tingkat kesalahan ≤ 10%. Untuk uji F digunakan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : bi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Ha : minimal satu variabel yang ≠ 0, bi ≠ 0, artinya ada pengaruh
Variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
52
bebas terhadap variabel tak bebas pada tingkat signifikansi (α)=1%,
5%, 10%. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho : bi = 0
Ha : b1 ≠ 0
Di mana, kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Nilai signifikansi ≥ α maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
t hitung ≥ t tabel.
2) Nilai signifikansi < α maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti
bahwa t hitung < t tabel.
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketepatan paling baik dalam analisis regresi. Besarnya koefisien
determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1ditunjukkan apabila koefisien
determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) bernilai nol artinya variabel independen
sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi juga dipergunakan untuk mengetahui
persentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh
variabel bebas (X).
86
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sikap konsumen terhadap atribut-atribut pada mi instan adalah lebih
menyukai mi instan kuah dibandingkan dengan mi instan goreng. Atribut-
atribut mi instan kuah yang lebih dipercaya oleh konsumen rumah tangga
di Kecamatan Abung Semuli adalah informasi kandungan gizi dan
atribut-atribut mi instan goreng yang lebih dipercaya oleh konsumen
rumah tangga di Kecamatan Abung Semuli adalah harga dan jenis mi.
2. Jumlah permintaan mi instan oleh rumah tangga tertinggi adalah yang
membeli kedua mi instan (kuah dan goreng) sebesar 57,41 persen dengan
rata-rata pembelian 894,32 gram per bulan. Rata-rata frekuensi
pembelian mi instan sebanyak 2 kali/bulan, mi instan dikonsumsi sebagai
lauk makan yang mudah diperoleh dibeli dari warung di sekitar rumah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mi instan kuah pada
konsumen rumah tangga adalah harga mi instan kuah (X1), hargami instan
goreng (X2)pendapatan keluarga (X5), dan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan mi instan goreng pada konsumen rumah
87
tangga adalah harga mi instan kuah (X1), harga mi instan goreng (X2),
jarak (D2), pekerjaan pesponden (D3).
B. Saran
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan sebelumnya maka saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Bagi produsen mi instan, diharapkan dapat memproduksi mi instan
dengan lebih banyak jenis rasa mi instan dengan keinginan konsumen.
2. Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian yang sama
dengan menambahkan atribut-atribut lain untuk mengetahui sikap
konsumen terhadap mi instan seperti manfaat mengkonsumsi, tempat
pembelian serta lama mengkonsumsi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Anggiasari, N.M., Y. Indriani dan T. Endaryanto. 2016. Sikap dan Pengambilan KeputusanPembelian Sayuran Organik Oleh Konsumen Di Kota Bandar Lampung.JurnalIlmu-Ilmu Agribisnis. Volume 4 No. 4, Oktober 2016. Fakultas PertanianUniversitasLampung. Bandar Lampung.
Anonim.2015a. Industri Mie Instan Bersaing Ketat dalam majalah IndonesianCommercial Newsletter 2009. http://www.datacon.co.id/Mie Instan1-2009.html. diakses pada Tanggal 28 mei 2015.
______. 2016a. Sejarah Terbentuknya Desa Semuli Jaya. http:www//semulijaya.blogspot.co.id. diakses pada Tanggal 2 Januari2016.
Ariesman, L. S., F. E. Prasmatiwi dan Y. Indriani. 2015. Permintaan danKepuasan Konsumen Rumah Tangga dalam Mengonsumsi Kecap diBandar Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Volume 3 No. 2, April2015. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Astawan, M. 2008. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Depok
Boediono, D.R. 1982. Ekomoni Mikro Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2015.Jumlah Penduduk Lampung Utara PerKecamata, 2010-2014.Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung .Bandar Lampung.
Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Diana, Y. 2003. Kebiasaan Makan Mie Instan Pada Mahasiswa IPB dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Engel, J. F, Roger D.B, dan Paul W.M. 1994. Perilaku Konsumen. EdisiKeenam. Jilid 1. Budiyanto,Penerjemah. Terjemahan dari ConsumerBehavior. Binarupa Aksara. Jakarta.
Gaspers, V. 1996. Ekonomi Manajerial. PT Gramedi Pustaka Utama. Jakarta.
Ghozali, Imam.2006.Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, CetakanKeempat.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
89
Griffin, J. 2005. CustomerLoyalty: Menumbuhkan dan MempertahankanPelanggan. Erlangga. Jakarta.
Gujarati, D. N. 2005.Dasar-Dasar Ekonometrika.Erlangga. Jakarta.
Gultom, Y.A. 2017. Analisis Permintaan Tepung Terigu oleh PedagangGorengan di Bandar Lampung. Skripsi Jurusan Agribisnis. FakultasPertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hermawan, A. 2005. Penelitian Bisnis, Pradigma Kuantitatif. PT Grasindo.Jakarta.
Indriani, Y. 2015. Gizi dan Pangan (Buku Ajaran). Fakultas PertanianUniversitas Lampung. Bandar Lampung
Juwita, A., W. D. Sayekti, dan Y. Indriyani` 2015. Sikap dan pola pembelianbumbu instan kemasan oleh konsumen rumah tangga di Bandar Lampung.Jurnal Ilmu-IlmuAgribisnis. Volume 3 No. 3 Juni 2015. Fakultas PertanianUniversitasmLampung. Bandar Lampung.
Katz, D. 2004. The functional Approach to the study of Attitudes. Gramedia.Jakarta.
Kotler, Philipdan Amstrong, G.2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1 edisikedelapan. Erlangga. Jakarta.
Lipsey, G. R. Roger, D. D. Purvis. dan P. O. Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Edisi Kesepuluh Jilid Satu. Binarupa Aksara. Jakarta.
Mowen,J.Cdan M. Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1 edisi kelima.Erlangga. Jakarta.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nazir, M. 2004. Analisis Permintaan Mie Instan Indomie Komoditas Terkait diKota Kecamatan Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Ekonomi UniversitasMuhamadiyah Surakarta.
Novalita, A., F. E. Prasmatiwi dan R. Adawiyah 2006. Pola Konsumsi danTingkat Kepuasan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Mi Instan di KotaBandar Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Bandar Lampung.
Parastry, A., D. A. H. Lestari., F.E. Prasmatiwi. 2017. Pengambilan Keputusandan Sikap Konsumen Rumah Tangga Dalam Membeli Beras Siger TogaSari dan Mekar Sari. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis ,Volume 5 No. 2, Mei2017. Fakultas Pertanian UniversitasmLampung. Bandar Lampung.
90
Permatasari, S. Widiastuti, S dan Suciyati. 2009. Pengaruh Rasio Tepung Talasdan Tepung Terigu terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Mie Basah.Prosiding Seminar NasionalFakultas Teknologi Pertanian, UniversitasUdayana, Peranan Ilmu dan Teknologi
Prasetijo R dan Ihalauw, J. 2005. Perilaku Konsumen. Andi Offset.Yogyakarta.
Priyatno, D. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta.Andi.
Puspasari, K. 2007. Aplikasi Teknologi dan Bahan Tambahan Pangan untukMeningkatkan Umur Simpan Mie Basah Matang. Skripsi. JurusanTeknologi Pertanian, Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Putri, E. V.,F. E. Prasmatiwi dan R. Adawiyah. 2015. Permintaan dan kepuasankonsumen rumah tangga dalam mengkonsumsi susu bubuk di BandarLampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Volume 3 No. 4, Oktober 2015.Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rahardja, P. M. Mandala. 2002. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. FE. UI.Jakarta.
Rajagukguk, M.J. 2014. Analisis sikap dan pengambilan keputusan konsumendalam membeli buah jeruk lokal dan jeruk impor di Bandar Lampung.Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Ramadhan, R. 2014. Analisis Pengetahuan dan sikap konsumen dalammembeli susu kedelai eceran di Bandar Lampung. Skripsi. FakultasPertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Ritonga, Hamonangan. 2003. Perhitungan Penduduk Miskin. Jakarta: Badan pusatStatistik.
Ritonga, M.T. 2003. Pelajaran Ekonomi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Rosyidi, Suherman. 1996. Pengatar Teori Ekonomi. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta
Saladin, D dan Y. M Oesman.2002. Perilaku Konsumen Dan Pemasaranstrategik.CV Linda Karya. Bandung.
Salvatore, Dominick., Krugman. 2006. yang diterjemahkan oleh Munadar Harris,Ekonomi InternasionalEdisi ke 5. PT Gelora Aksara Pratama. Bandung.
Sangadji, E.M., dan Sopiah. 2013.Perilaku Konsumen. Andii Offset.Yogyakarta.
91
Saparinto, C dan Hidayati, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Kanisius.Yogyakarta.
Schiffman, Leon G. And L.Kanuk.2000. Consumer Behavior. Fifth Edition :Prentice-Hall Internasional New Jesey.
Setiadi, N. 2003. Perilaku Konsumen (Konsep dan Implikasi Untuk Strategidan Penelitian Pemasaran). Erlangga. Jakarta.
Sianturi, J.S,. A. Ibrahim dan S. Situmorang. 2016. Sikap dan Pengambilan KeputusanKonsumen Dalam Membeli Ayam Potong Di Kota Bandar Lampung. . JurnalIlmu-Ilmu Agribisnis. Volume 4 No. 4, Oktober 2016. Fakultas PertanianUniversitas Lampung. Bandar Lampung.
Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedi PustakaUtama. Jakarta.
Sudarman, Ari. 2004. Teori Ekonomi Mikro, edisi 4. BPFE UGM. Yogyakarta.
Sufren dan Natanael.2013. Mahir Menggunakan SPSS secara Otodiddak. PTElex Media Komputindo. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2005. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan DasarKebijakan Pembangunan. UI-Press. Jakarta.
Sugiyono. 2009. MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.Bandung.
Sugiarto. Herlambang, T. Brastoro. Sudjana, R. dan S. Kelana. 2002. EkonomiMikro. PT Gramedi Pustaka Utama. Jakarta.
Sumarwan, U. 2011. Perilaku Konsumen, Teori Dan Penerapannya DalamPemasaran. PT. Ghalia Indnesia. Jakarta.
Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi Dan Bebas Pengawet. PenebarSwadaya. Depok.
Vidyaningrum, A., W. D. Sayekti dan R. Adawiyah. 2016. Preferensi danPermintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Bihun Tapioka DiKecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ilmu-IlmuAgribisnis. Volume 4 No. 2, Mei 2016. Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Bandar Lampung.
World Instant Noodles Association. 2014. Global Demand for Instant Noodle.www.instantnoodles.org. Diakses tanggal 15 September 2015.