SILABUS STASE MUSKULOSKELETAL
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
DAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PEDOMAN PERKULIAHAN
Abstrak
Fisioterapi Muskuloskeletal merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi
berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi
muskuloskeletal bedah, kasus fisioterapi muskuloskeletal non-bedah, dan kasus fisioterapi
muskuloskeletal kelainan postur. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu:
Menjunjung tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan
etika; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan
di bidang keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang
keilmuan fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan
kesehatan manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori
aplikasi pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada
bidang keilmuan Fisioterapi Muskuloskeletal; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip
Clinical Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan).
Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki
kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu
bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang
profesinya; Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya.
(CP Ketrampilan umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang
berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan
fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan
IPTEK komunikasi, psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang
diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang
tersedia; Mampu menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar
rujukan bagi fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP
Ketrampilan khusus)
Tujuan
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi kasus fisioterapi muskuloskeletal bedah, kasus
fisioterapi muskuloskeletal non-bedah, dan kasus fisioterapi muskuloskeletal kelainan postur,
serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi kasus fisioterapi muskuloskeletal bedah, kasus fisioterapi
muskuloskeletal non-bedah, dan kasus fisioterapi muskuloskeletal kelainan postur diantaranya:
(Pre dan Post Arthroplasty, Dislokasi, Fraktur Anggota Gerak Atas, Fraktur Anggot Gerak
Bawah, Fraktur Vertebrae, Bedah Umum, Amputasi, Frozen Shoulder, Shoulder Impigement
Syndrome, Tennis Elbow, Carpal Tunnel Syndrome, Rhematoid Arthritis Tangan, Hip
Osteoarthritis, Knee Osteoarthritis, Bursitis, Sprain Ankle, Fasciitis Plantaris/Calcaneus Spur,
Tendinitis, Temporomandibular Joint Problems, Hernia Nucleus Pulposus, Cervical
Spondiloarthrosis, Myfascial Syndrome, Thoracic Outlet Syndrome, Thoracic Joint Blockade,
Lumbar Spondiloarthritis, Sacroilliac Joint Blockade, Joint Instability, Scoliosis,
Lumbalisasi/Sacralisasi, Torticolis, Hyperkifosis, Hyperlordosis, Flat Foot dan Genu
Valgus/Varus).
SILABUS BERBASIS KOMPETENSI
I. IDENTITAS MATA KULIAH
Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode : PFT1001
SKS : 8 SKS
Semester : I
Prasyarat : -
II. STANDAR KOMPETENSI
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada
kasus muskuloskeletal.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/
Rincian Materi
1.
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah
(pre dan post
arthroplasty)
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal bedah (pre
dan post arthroplasty).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal bedah (pre dan post
arthroplasty).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal bedah (pre
dan post arthroplasty).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal bedah (pre
dan post arthroplasty)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi sistem muskuloskeletal
bedah (pre dan post arthroplasty).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal bedah (pre dan post
arthroplasty)
Proses asuhan fisioterapi
pada pre dan post
arthroplasty.
2 Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(dislokasi, fraktur anggota gerak atas
Proses asuhan fisioterapi
pada dislokasi, fraktur
anggota gerak atas dan
fraktur anggota gerak
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah
(dislokasi, fraktur
anggota gerak atas dan
fraktur anggota gerak
bawah)
dan fraktur anggota gerak bawah)
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait muskuloskeletal
bedah (dislokasi, fraktur anggota
gerak atas dan fraktur anggota gerak
bawah).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(dislokasi, fraktur anggota gerak atas
dan fraktur anggota gerak bawah)
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(dislokasi, fraktur anggota gerak atas
dan fraktur anggota gerak bawah).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(dislokasi, fraktur anggota gerak atas
dan fraktur anggota gerak bawah).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal bedah (dislokasi,
fraktur anggota gerak atas dan
fraktur anggota gerak bawah).
bawah.
3
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah
(Fraktur Vertebrae).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(Fraktur Vertebrae).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal bedah (Fraktur
Vertebrae).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(Fraktur Vertebrae).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(Fraktur Vertebrae).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(Fraktur Vertebrae).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
Proses asuhan fisioterapi
pada fraktur vertebrae.
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal bedah (Fraktur
Vertebrae).
4
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah
(bedah umum dan
amputasi).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(bedah umum dan amputasi).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal bedah (bedah
umum dan amputasi).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(bedah umum dan amputasi).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(bedah umum dan amputasi).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal bedah
(bedah umum dan amputasi).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait muskuloskeletal
bedah (bedah umum dan amputasi).
Proses asuhan fisioterapi
pada bedah umum dan
amputasi
5 Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah (frozen shoulder,
shoulder impingement
syndrome, thoracic
outlet syndrome,
thoracic joint blockade)
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(frozen shoulder, shoulder
impingement syndrome, thoracic
outlet syndrome, thoracic joint
blockade)
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (frozen
shoulder, shoulder impingement
syndrome, thoracic outlet syndrome,
thoracic joint blockade)
- Menetapkan planning terkait
patologi sistem muskuloskeletal
non-bedah (frozen shoulder,
shoulder impingement syndrome,
thoracic outlet syndrome, thoracic
Proses asuhan fisioterapi
pada frozen shoulder,
shoulder impingement
syndrome, thoracic outlet
syndrome, thoracic joint
blockade
joint blockade)
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(frozen shoulder, shoulder
impingement syndrome, thoracic
outlet syndrome, thoracic joint
blockade)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(frozen shoulder, shoulder
impingement syndrome, thoracic
outlet syndrome, thoracic joint
blockade)
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (frozen
shoulder, shoulder impingement
syndrome, thoracic outlet syndrome,
thoracic joint blockade)
6
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah (tennis elbow,
carpal tunnel
syndrome, rhematoid
arthritis tangan)
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(tennis elbow, carpal tunnel
syndrome, rhematoid arthritis
tangan)
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (tennis
elbow, carpal tunnel syndrome,
rhematoid arthritis tangan)
- Menetapkan planning terkait
patologi sistem muskuloskeletal
non-bedah (tennis elbow, carpal
tunnel syndrome, rhematoid arthritis
tangan)
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem muskuloskeletal
non-bedah (tennis elbow, carpal
tunnel syndrome, rhematoid arthritis
tangan)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
Proses asuhan fisioterapi
pada tennis elbow, carpal
tunnel syndrome,
rhematoid arthritis tangan
(tennis elbow, carpal tunnel
syndrome, rhematoid arthritis
tangan)
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (tennis
elbow, carpal tunnel syndrome,
rhematoid arthritis tangan)
7
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah (hip
osteoarthritis, knee
osteoarthritis).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(hip osteoarthritis, knee
osteoarthritis).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (hip
osteoarthritis, knee osteoarthritis).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(hip osteoarthritis, knee
osteoarthritis).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(hip osteoarthritis, knee
osteoarthritis)
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(hip osteoarthritis, knee
osteoarthritis).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (hip
osteoarthritis, knee osteoarthritis).
Proses asuhan fisioterapi
pada hip osteoarthritis,
knee osteoarthritis.
8 Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(bursitis, sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
Proses asuhan fisioterapi
pada mubursitis, sprain
ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur,
tendinitis
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah (bursitis, sprain
ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus
spur, tendinitis).
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (bursitis,
sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(bursitis, sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(bursitis, sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(bursitis, sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (bursitis,
sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
9
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah
(temporomandibular
joint problem, cervical
disc bulging/HNP,
cervical
spondiloarthtrosis,
myofascial syndrome).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
Proses asuhan fisioterapi
pada temporomandibular
joint problem, cervical
disc bulging/HNP,
cervical
spondiloarthtrosis,
myofascial syndrome.
cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
10
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah (lumbar disc
bulging/ HNP, lumbar
spondiloarthrosis).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(lumbar disc bulging/ HNP, lumbar
spondiloarthrosis).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (lumbar
disc bulging/ HNP, lumbar
spondiloarthrosis).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(lumbar disc bulging/ HNP, lumbar
spondiloarthrosis).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(lumbar disc bulging/ HNP, lumbar
spondiloarthrosis).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(lumbar disc bulging/ HNP, lumbar
spondiloarthrosis).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah (lumbar
disc bulging/ HNP, lumbar
Proses asuhan fisioterapi
pada lumbar disc bulging/
HNP, lumbar
spondiloarthrosis.
spondiloarthrosis).
11
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-
bedah (sacroiliac joint
blockade dan joint
instability).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
Proses asuhan fisioterapi
pada sacroiliac joint
blockade dan joint
instability.
12 Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal
kelainan postur
(scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
Proses asuhan fisioterapi
pada scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi.
postur (scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
13
Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal
kelainan postur
(torticollis,
hyperkifosis dan
hyperlordosis).
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
Proses asuhan fisioterapi
pada torticollis,
hyperkifosis dan
hyperlordosis.
14 Mahasiswa dapat
melakukan assessment,
menetapkan diagnose
fisioterapi secara ICF,
- Melakukan assessment terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (flat foot, genus
Proses asuhan fisioterapi
pada flat foot, genus
valgus/varus.
menetapkan planning,
melakukan intervensi,
serta evaluasi dan
rujukan ke profesi
terkait apabila
dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal
kelainan postur (flat
foot, genus
valgus/varus).
valgus/varus).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi
muskuloskeletal kelainan postur (flat
foot, genus valgus/varus).
- Menetapkan planning terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (flat foot, genus
valgus/varus).
- Melakukan intervensi terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (flat foot, genus
valgus/varus).
- Melakukan evaluasi terkait
patologi muskuloskeletal kelainan
postur (flat foot, genus
valgus/varus).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi
muskuloskeletal kelainan postur (flat
foot, genus valgus/varus).
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 1
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana pre dan post
arthroplasty.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post
arthroplasty)
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal bedah (pre dan post arthroplasty)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching - Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana muskuloskeletal bedah
(pre dan post arthroplasty).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 2
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana dislokasi,
fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur
anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah)
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas dan fraktur anggota gerak bawah).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal bedah (dislokasi, fraktur anggota gerak atas
dan fraktur anggota gerak bawah).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching - Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah (dislokasi,
fraktur anggota gerak atas dan
fraktur anggota gerak bawah).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 3
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana Fraktur
Vertebrae.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal bedah (Fraktur Vertebrae).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah (Fraktur
Vertebrae).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 4
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana bedah umum
dan amputasi.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan
amputasi).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait muskuloskeletal bedah (bedah umum dan amputasi).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal bedah (bedah
umum dan amputasi).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley
edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 5
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana frozen
shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet
syndrome, thoracic joint blockade.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi Mahasiswa dapat melakukan assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi,
serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet
syndrome, thoracic joint blockade).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic
joint blockade)
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint
blockade)
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (frozen shoulder, shoulder
impingement syndrome, thoracic outlet syndrome, thoracic joint blockade)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah (frozen
shoulder, shoulder impingement
syndrome, thoracic outlet
syndrome, thoracic joint
blockade).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 6
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana tennis elbow,
carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow,
carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel syndrome, rhematoid arthritis tangan)
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (tennis elbow, carpal tunnel
syndrome, rhematoid arthritis tangan)
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah (tennis
elbow, carpal tunnel syndrome,
rhematoid arthritis tangan).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 7
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana hip
osteoarthritis, knee osteoarthritis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis,
knee osteoarthritis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis)
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee osteoarthritis).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (hip osteoarthritis, knee
osteoarthritis).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah (hip
osteoarthritis, knee osteoarthritis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 8
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana bursitis, sprain
ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain
ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (bursitis, sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur, tendinitis).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah
(bursitis, sprain ankle, fasciitis
plantaris/calcaneus spur,
tendinitis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 9
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana
temporomandibular joint problem, cervical disc
bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis,
myofascial syndrome).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical
spondiloarthtrosis, myofascial syndrome).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial
syndrome).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (temporomandibular joint
problem, cervical disc bulging/HNP, cervical spondiloarthtrosis, myofascial syndrome).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah
(temporomandibular joint problem,
cervical disc bulging/HNP,
cervical spondiloarthtrosis,
myofascial syndrome).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
Soft skill
mahasiswa
dan bertanya jika
tidak jelas
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 10
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana lumbar disc
bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc
bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP, lumbar spondiloarthrosis).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (lumbar disc bulging/ HNP,
lumbar spondiloarthrosis).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah
(lumbar disc bulging/ HNP,
lumbar spondiloarthrosis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 11
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana sacroiliac joint
blockade dan joint instability.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint
blockade dan joint instability).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint instability).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal non-bedah (sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal non-bedah
(sacroiliac joint blockade dan joint
instability).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 12
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal kelainan postur
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan lumbalisasi/sacralisasi).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(scoliosis dan
lumbalisasi/sacralisasi).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 13
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal kelainan postur.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana torticollis,
hyperkifosis dan hyperlordosis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis,
hyperkifosis dan hyperlordosis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan hyperlordosis).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(torticollis, hyperkifosis dan
hyperlordosis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode/SKS : PFT1001 / 8 SKS
Semester : I
Minggu ke : 14
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi
muskuloskeletal kelainan postur.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana flat foot, genus
valgus/varus.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot,
genus valgus/varus).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).
3. Menetapkan planning terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).
4. Melakukan intervensi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus valgus/varus).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi muskuloskeletal kelainan postur (flat foot, genus
valgus/varus).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi
muskuloskeletal kelainan postur
(flat foot, genus valgus/varus).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley
edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of
Clinical Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Muskuloskeletal
Kode Mata Kuliah : PFT1001
Pengajar : Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis.
Semester : 1
Hari pertemuan/Jam :
Tempat Pertemuan : RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Mangusada Badung, RS Bali Mandara ,
RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso, RSUD Sanjiwani Gianyar, RSUD Wangaya Denpasar,
1. Manfaat Mata Kuliah
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta melakukan
rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait
patologi muskuloskeletal bedah, muskuloskeletal non-bedah, dan muskuloskeletal kelainan
postur.
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya :
1. Pre dan Post Arthroplasty
2. Dislokasi
3. Fraktur Anggota Gerak Atas
4. Fraktur Anggot Gerak Bawah
5. Fraktur Vertebrae
6. Bedah Umum
7. Amputasi
8. Frozen Shoulder
9. Shoulder Impigement Syndrome
10. Tennis Elbow
11. Carpal Tunnel Syndrome
12. Rhematoid Arthritis Tangan
13. Hip Osteoarthritis
14. Knee Osteoarthritis
15. Bursitis
16. Sprain Ankle
17. Fasciitis Plantaris/Calcaneus Spur
18. Tendinitis
19. Temporomandibular Joint Problems
20. Cervical Disc Bulging/Hernia Nucleus Pulposus
21. Cervical Spondiloarthrosis
22. Myfascial Syndrome
23. Thoracic Outlet Syndrome
24. Thoracic Joint Blockade
25. Lumbar Disc Bulging/Hernia Nucleus Pulposus
26. Lumbar Spondiloarthritis
27. Sacroilliac Joint Blockade
28. Joint Instability
29. Scoliosis
30. Lumbalisasi/Sacralisasi
31. Torticolis
32. Hyperkifosis
33. Hyperlordosis
34. Flat Foot
35. Genu Valgus/Varus
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu
melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta
melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi.
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan
lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal,
dan ujian bagian.
6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
1. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Apley A.G and Solomon L. 1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley edisi 7. Diterjemahkan oleh dr. Edy Nugroho. Jakarta: Widya.
3. Lewis at al. 2000. Medical Surgical Nursing Assesment and Management of Clinical
Problem 5th ed. Philadelpia: Mosby.
7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
1. Morning Report (MR)
a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD
b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa
c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase
d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT
(perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)
e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE
f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR
kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
2. Tugas Lapangan (TL)
a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE
b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE
c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan
melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log
d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien
e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk
dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )
f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
3. Presentasi Kasus (Presus)
a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase
b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada
buku log
c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor
d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)
e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)
f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018
(max H-3 ujian)
g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS)
h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
4. Presentasi Jurnal (Presjur)
a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase
b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE
c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal
d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada
buku log
e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor
f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR
g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max
H-3)
i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)
h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok
i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)
j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
5. Kuliah Kepakaran
a. Kuliah kepakaran bersifat isidental
b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain
c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran
d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain
f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)
6. Ujian Bagian
a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase
b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor
c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa
d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor
e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)
f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor
8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan
Kemampuan
≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa
≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik
≥ 70 – 74 B 3,0 Baik
≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik
≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup
≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup
≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang
0 – 39 E 0 Sangat Kurang
Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:
1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi
Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.
Menyetujui
Mahasiswa Dosen pengampu
(……………………………) (…………………………………….)