Transcript
Page 1: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

SIMULATOR PENGHITUNG JUMLAH ORANG PADA PINTU MASUK

DAN KELUAR GEDUNG

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh :

Nama : Achmad Miftachudin

NIM : 5351303010

Prodi : Teknik Elektro D3

Jurusan : Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan dosen penguji Tugas

Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 16 Agustus 2007

Pembimbing,

Penguji II Penguji I

Subiyanto, S.T, M.T Drs.Sutarno, M.T NIP.132 309 137 NIP.131 404 308

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Drs. Agus Murnomo,M.T NIP. 131 570 064 NIP. 131 616 610

Mengetahui Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

ii

Page 3: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

ABSTRAK

Achmad Miftachudin, 2007. ”Simulator Penghitug Jumlah Orang Pada Pintu Masuk dan Keluar Gedung”. Tugas Akhir, Teknik Elektro D3. Fakultas Teknik . Universitas Negeri Semarang.

Latar Belakang dari pembuatan simulator ini adalah memudahkan pengitungan orang dalam gedung. Simulator ini dapat digunakan dalam pabrik ataupun dalam tempat – tempat hiburan. Karena alat ini menghitung setiap orang yang masuk / melewati sensor LDR.

Oleh karena itu dibuatlah suatu alat dalam bentuk miniatur atau dalam skala

percobaan dengan panjang 42 cm, lebar 40 cm, tinggi 23cm dan tinggi pintu 10 cm, lebar 6,5 cm. Alat ini dikendalikan otomatis dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51.

Dari hasil percobaan pertama malam hari pada kondisi hujan dapat mendeteksi dan menghitung orang masuk dan keluar dengan persentase kesalahan 0%. Kedua malam hari pada kondisi normal atau tidak hujan dapat mendeteksi dan menghitung orang masuk dengan persentase kesalahan 0%. Ketiga pada siang hari pada kondisi normal dapat mendeteksi dan mengitung orang dengan persentase kesalahan 0%. Keempat pada siang hari pada kondisi hujanl dapat mendeteksi dan mengitung orang dengan persentase kesalahan 0%.

Hasil dari percobaan maka dapat disimpulkan bahwa simulator ini persentase kesalahannya adalah 0%. Dan dipastikan akan mengurangi dari pekerjaan manusia. Kesimpulan dari hasil pengujian mesin simulator ini adalah simulator ini sangat akurat mendeteksi dan menghitung setiap pengunjung yang masuk dan keluar gedung. Simulator ini juga berfungsi sebagai penghitung obyek atau batang pada jalur conveyer pada suatu industri. Saran dari hasil percobaan adalah apabila ada orang yang masuk secara bersamaan hanya dapat mendeteksi satu. Dan sensor harus dipasang pada pertengahan pintu karena bisa mendeteksi orang kedua orang pendek dan tinggi.

iii

Page 4: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

MOTTO

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan

hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang sudah dipersiapkannya untuk

hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan.”

( AL Hasyr : 18)

“ Maka tetaplah kamu dijalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan

orang yang telah tobat beserta kamu. Dan juga kamu melampaui batas. Sesungguhnya

dia maha melihat apa yang kamu kerjakan”.

( QS. Hud : 112 )

Taqwa akan membawa seseorang pada nuansa hidup tentram.

“ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, dijadikan perkaranya menjadi mudah

” (Ath- Thalaq :4).

Sesuatu itu tidaklah sulit, sebelum kita mencobanya dan jadikan permasalahan yang

kita hadapi sebagai peluang untuk “ mendewasakan diri”

Ide yang berani itu seperti pemain catur yang bergerak maju, mungkin mereka akan

kalah, tetapi mereka juga sedang memulai kemenangan.

“Johann Wolfgang Von Goethe”

iv

Page 5: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

PERSEMBAHAN

Sebuah karya yang sederhana ini kan kupersembahkan kepada mereka yang memiliki

diriku & telah menjadi bagian dari hidupku yang selama ini tak henti-hentinya dan

tak bosan-bosannya dengan tulus ikhlas memberikan doa, nasehat, bimbingan,

dorongan, serta kasih dan sayang yang tulus suci.

Sebagai wujud dan tanpa mengurangi rasa syukur, rasa hormat, rasa terima kasih dan

sayang yang tiada terkira karya tulis ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT

2. Nabi Junjungan kita Muhammad SAW

3. Ayahanda dan Ibunda, berserta kakaku dan adikku tercinta di

rumah

4. Teman-Teman ku yang telah membantu aku (Dedi Notol, Edi

K@mpung Kali, Dika Bomber, Sigit, Arief, Emha Robben,

Batitsta, Amir, Asrof Gundul, Jepri, Ridho-Penky, Sigesit-irit dan

tman2 yang lainnya)

5. Almamater yang kubanggakan

v

Page 6: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

KATA PENGANTAR

Puji dan puja syukur atas segala limpahan dan karunia-Nya patut dan wajib

kita tujukan kepada Allah SWT, Sang Maha Bijak lagi Bijaksana, selanjutnya salam

serta shalawat untuk sang penginterupsi sejarah yakni Nabi dan Rosul Allah

Muhammad SAW karena beliau telah membuka zaman kegelapan menuju zaman

yang terang benderang dibawah panji-panji islam dan semoga kita semua masih

konsisten dalam menjalankan amanah sekaligus cita-cita beliau, amien. Dengan

mengucap Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan tugas Akhir (TA) dengan

judul " Simulator Penghitung Jumlah Orang Pada Pintu Masuk dan Keluar

Gedung ".

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini perkenankan penulis sampaikan ucapan terima kasih, berkat

bantuan dari beberapa pihak yang dengan ikhlas telah banyak membantu dalam

penyusunan Tugas Akhir ini. Meskipun ucapan terima kasih saja tidaklah cukup

untuk membalas, namun hanya dengan kata-kata itulah dan penghargaan setulus hati

yang dapat penulis persembahkan.

vi

Page 7: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. DR. Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang

2. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

3. Drs. Sutarno, MT, selaku dosen Pembimbing yang telah memberi masukan-

masukan dan fikirannya kepada penulis.

4. Subiyanto, S.T, M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

dan arahan pada laporan ini.

5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan do’a nya.

6. Temen-temenku anak Teknik Elektro D3’2003………kompak slalu and

smangat truzzz……!!!!!

7. Temen-temenku kost Just Tice ayo maju bae……!!!!!!

8. Kepada tuan mudaku yang selalu menemani aku pergi” AA 5740 LE”

9. Temen-temenku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.

Semarang, Agustus 2007

Penyusun

Achmad Miftachudin

vii

Page 8: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………....... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah…………………………………………………. . 2

C. Tujuan .................................................................................................. 2

D. Manfaat ................................................................................................ 2

E. Batasan Masalah ................................................................................... 3

F. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 3

viii

Page 9: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BAB II TEORI PENUNJANG……………………………………………… . 5

A. Sistem Mikrokontroller ..................................................................... 5

B. Perbedaan antara MCS-51 versi C dan S……................................... 6

C. Bahasa Pemrograman Mikrokontroler.............................................. 6

D. Mikrokontroller….............................................................................. 7

E. Komfigurasi Pin AT89S51.. .............................................................. 7

F. Pengorganisasian Memori.................................................................. 10

G. Memori Program................................................................................ 12

H. Memori Data ...................................................................................... 14

I. SFR (Special Function Register) ....................................................... 19

J. Mode – Mode Pengalamatan ............................................................. 20

K. Port Parallel........................................................................................ 21

L. Port Serial........................................................................................... 23

M. LDR (Light Dependent Resistor) ....................................................... 26

N. Dekoder dan Seven Segment ............................................................. 28

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUTAN.............................................. 31

A. Umum .............................................................................................. 31

B. Langkah – langkah Pembuatan Alat ................................................ 32

C. Pembuatan Miniatur Gedung .......................................................... 34

D. Pembuatan Catu Daya. .................................................................... 34

E. Rangkaian Sensor LDR .. ................................................................ 36

ix

Page 10: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

F. Rangkain Seven Segment.. .............................................................. 37

G. Rangkaian Mikrokontrller AT89S51............................................... 38

H. Prinsip Kerja Alat ............................................................................. 41

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA. ............................................. 44

A. PengujiAlat ....................................................................................... 44

B. Pengujian Rangkain Mikrokontroller ............................................... 45

C. Pengujian Rangkain LDR................................................................. 47

D. Pengujian Rangkain Catu Daya........................................................ 48

E. Pembahasan ...................................................................................... 50

F. Sensor LDR ...................................................................................... 50

G. Unit Pusat Kontrol ............................................................................ 51

H. Display.............................................................................................. 52

I. Hasil Pengujian dan Pembahasan ALat............................................ 53

BAB V PENUTUP........................................................................................... 58

A. Kesimpulan....................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 11: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Special Function Regist................................................................. 19

Tabel 2 T2 CON Timer / Counter 2 Control Register................................ 24

Tabel 3 Pemilihan Mode Timer2 ............................................................... 26

Tabel 4 Pengukuran LDR........................................................................... 82

Tabel 5 Hasil pengukuran Tegangan Output Catu Daya............................ 49

xi

Page 12: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Konfigurasi Pin AT89S5............................................................... 8

Gambar 2 Struktur Memori MCS-5 ............................................................... 11

Gambar 3 Memori Program ........................................................................... 12

Gambar 4 Eksekusi Memori Program Eksternal............................................ 14

Gambar 5 Pengaksesan Memori Data Eksternal............................................ 15

Gambar 6 Data Memori Internal .................................................................... 16

Gambar 7 Blok Lower 128............................................................................. 17

Gambar 8 Blok Upper 128 ............................................................................. 18

Gambar 9 Simbol LDR .................................................................................. 18

Gambar 10 Kontruksi LDR.............................................................................. 28

Gambar 11 Light Emitting Dioda .................................................................... 29

Gambar 12 Decoder BCD to Seven Segmen ................................................... 30

Gambar 13 Diagram Blok Alat ........................................................................ 32

Gambar 14 Diagram Alur Perancangan Alat ................................................... 33

Gambar 15 Miniatur Gedung ........................................................................... 34

Gambar 16 Rangkaian Catu Daya.................................................................... 35

Gambar 17 Gambar Driver LDR. .................................................................... 36

Gambar 18 Ruangan yang di pasang sensor .................................................... 37

Gambar 19 Gedung tampak dari depan............................................................ 38

xii

Page 13: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Halaman

Gambar 20 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 .......................................... 39

Gambar 21.Rangkaian Lengkap Simulator Penghitung orang......................... 41

Gambar 22 Pengujian bentuk gelombang Reset .............................................. 46

Gambar 23 Pengujian Osilator ......................................................................... 47

Gambar 24 Diagram blok pengukuran catudaya.............................................. 48

xiii

Page 14: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penetapan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa............ 60

Lampiran 2.Surat Keterangan Selesai Bimbingan .......................................... 61

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Revisi.................................................. 62

Lampiran 4. Skema Rangkaian Penghitung ..................................................... 63

Lampiran 5.Spesifikasi AT89S51 .................................................................... 64

Lampiran 6.Spesifikasi BCD TO 7-Seven Segment Dekoder/Driver.............. 67

Lampiran 7. Spesifikasi CA3140, CA3140A................................................... 71

xiv

Page 15: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa dekade terakhir perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi

khususunya teknologi dan pengetahuan dibidang elektronika telah begitu pesat

perkembangannya. Untuk itu kita perlu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dengan seksama, kalau tidak kita akan ketinggalan. Dalam tugas

akhir ini penulis akan membahas tentang peralatan elektronika yaitu alat

penghitung orang masuk dalam gedung, fungsi alat ini adalah menghitung setiap

orang yang masuk dalam gedung ataupun yang keluar gedung. Alat ini dapat

digunakan didalam kapal, gedung pertunjukan, atau stadion dan lain – lain. Alat

ini dapat memperkecil atau mengantisipasi manakala terjadi keributan dalam

memilih tempat duduk. Karena alat ini membatasi jumlah orang yang masuk.

Penggunaan komponen mikrokontroller itu saat ini dapat dipastikan telah

dapat diaplikasikan hampir pada semua peralatan-peralatan yang menggunakan

sistem kontrol. Aplikasi kontrol dapat berguna bagi kehidupan manusia maupun

dalam bidang industri, dan memungkinkan untuk menciptakan perangkat yang

mendukung kinerja manusia lebih praktis atau sebagai alat bantu kerja yang

efisien. Salah satunya adalah istem pendeteksi pengunjung yang keluar masuk

gedung secara otomatis yang dikontrol oleh mikrokontroller.

Mikrokontroller ini merupakan bagian dari suatu system mikroprosesor yang

berorientasi kontrol dengan rangkaian pendetak (clock generator) yang dipaket

1

Page 16: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

menjadi satu chip tunggal yang dapat di program dan didalamnya sudah memiliki

rangkaian - rangkaian pendukung sebagai mikrokomputer.

(Didin Wahyudin; 2006)

Berdasarkan pemikiran diatas pada kesempatan ini penulis mencoba

merancang sistem kerja sebuah alat yang dapat mendeteksi jumlah orang yang

keluar masuk gedung dengan menggunakan Mikrokontroller AT89S51.

Mikrokontroller ini mudah didapat dipasaran dan juga dari segi kapasitas

karakteristik komponen mendukung untuk aplikasi kerja sistem yang dirancang.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang perumusan yang dikemukakan adalah:

1. Bagaimana cara membuat simulator alat yang dapat menghitung jumlah orang yang

keluar masuk gedung dan perangkat lunak sebagai pengendalinya.

2. Bagaimana prinsip kerja dari simulator penghitung pintu otomatis

menggunakan rangkaian sensor LDR.

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Merancang-bangun suatu simulator yang dapat menghitung jumlah orang

dalam suatu gedung atau ruangan apabila ia melintas dan melewati LDR

yang dipasang di pintu masuk dan pintu keluar gedung.

2. Mengetahui bagaimana caranya prinsip kerja dari sistem simulator

penghitung tersebut.

2

Page 17: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

D. Manfaat

Adapun manfaat yang ingin diberikan dari pembuatan Tugas Akhir ini

adalah :

1. Memberikan manfaat teknologi dalam bidang mikrokontroller.

2. Sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa teknik elektro Universitas

Negeri Semarang.

3. Manfaat dari pembuatan alat tersebut adalah bisa menentukan

jumlah/kapasitas orang yang masuk dalam suatu gedung atau ruangan.

4. Memberikan kemudahan bagi penglola gedung untuk menghitung jumlah

orang.

E. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan dan menghindari salah pengertian

tentang perancangan alat, permasalah dibatasi sebagai berikut:

1. Fungsi alat yang dirancang sebagai penghitung jumlah orang dalam gedung

dengan menggunakan sistem kontrol mikrokontroller AT89S51, maksimal

jumlah yang dihitung 50.

2. Sistem pengujian menggunakan simulasi dengan miniature gedung dua pintu,

keluar atau masuk gedung.

3

Page 18: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

F. Sistematika Penulisan

1. Bagian awal

Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, motto,

persembahan abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, batasan

masalah, perumusan masalah, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang teori – teori yang berhubungan

dengan alat yang dirancang, diantaranya teori tentang

mikrokontroller, LDR, Decoder seven segment.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Bab ini berisi tahap – tahap perancangan alat mulai dari tujuan,

perancangan, percobaan, sampai ketahap perakitan alat.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil dari perancangan dan

pengujian alat serta menganalisa prinsip kerja alat tersebut.

3. Bagian akhir terdiri dari:

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

4

Page 19: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Mikrokontroler

Mikrokontoller merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau

sebagian besar elemenya dikemas dalam suatu chip IC, sehingga sering disebut

single chip mikrokomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem

komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda

dengan PC yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah

perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antar komputer dengan

mikrokontroler. Dalam mikrokontroler, ROM jauh lebih besar dibanding RAM,

sedangkan dalam komputer PC RAM jauh lebih besar dibanding ROM.

Mikrokontroler umunnya dikelompokkan dalam suatu keluarga. Berikut

adalah contoh-contoh keluarga mikrokontroler:

1. Kelurga MCS-51

2. Keluarga MC68HC05

3. Keluarga MC68H11

4. Keluarga AVR

5. Keluarga PIC 8

Sedangkan keluarga MCS-51 dikelompokkan menjadi:

1. AT89C51/52/53

2. AT89C1051/2051/4051

3. AT89S51/52/53

5

Page 20: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

B. Perbedaan antara MCS-51 versi C dan S

Generasi awal MCS-51 adalah mikrokontroler generasi C, yaitu AT89C51

dan AT89C52. Mikrokontroler hanya dapat diprogram secara parallel, sehingga

untuk memprogramnya kita membutuhkan pemrogram khusus. Sistem seperti

demikian memiliki kelemahan yaitu:

1. IC mudah rusak karena sering dicabut-pasang dan kerusakan yang paling

sering adalah patah kaki IC.

2. Kemungkinan terjadinya salah posisi dalam pemasangan IC sangat besar,

sehingga IC mudah rusak.

3. Tidak praktis karena harus selalu mercabut pasang IC.

4. Downloader-nya agak sulit untuk dibuat sendiri, terutama didaerah yang

fasilitasnya kurang, tetapi jika membeli harganya relative mahal.

C. Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

Secara umum, bahasa yang digunakan untuk pemrogramannya adalah bahasa

tingkat rendah, yaitu bahasa assembly. Setiap mikrokontroler memiliki bahasa-

bahasa pemrograman yang berbeda. Karena banyak hambatan dalam penggunaan

bahasa assembly, banyak berkembang komputer atau penerjemah untuk bahasa

tingkat tinggi. Untuk MCS-51, bahasa tingkat tinggi yang banyak dikembangkan

antara lain BASIC, Pascal, dan bahasa C.

D. Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 memiliki fitur, diantaranya:

1. Kompatibel dengan produk MCS-51

2. 8 kbyte in system programmable flash memory

6

Page 21: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

3. Dapat deprogram sampai 1000 kali pemrograman

4. Tegangan kerja 4.0 – 5.5 v

5. Beroperasi antara 0.33 Mhz

6. Tiga tingkatan program memori lock

7. 256 x 8 bit RAM internal

8. 32 saluran I/O

9. Tiga buah timer / counter 16 bit

10. Delapan buah sumber interupsi

11. Saluran UART serial Full Duplex

12. Mode low-power Idle dan power-down

13. Interupt recovery dari mode power-dow

14. Wtchdog timer

E. Konfigurasi Pin AT89S51

AT89S51 mempunyai 40 kaki digunakan untuk keperluan port parallel.

Setiap port terdiri atas 8 pin, sehingga terdapat 4 port, yaitu port 0, port 1, port 2,

dan port 3. Konfigurasi pin akan ditunjukan pada gambar dibawah ini.

7

Page 22: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Gambar 1. Konfigurasi Pin AT89S51

Fungsi bebrapa pin AT89S51

1. VCC

Dihubungkan ke sumber tegangan +5V.

2. GND

Dihubungkan ke Ground

3. RST

Mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal. Pin ini harus

diberi logika 1 selama 2 siklus mesin untuk mengaktifkannya.

8

Page 23: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

4. ALE /PROG

Pulsa output ALE akan low byt eselama mikrokontroler melakukan pengaksesan

ke memori eksternal. Pin ini berfungsi pula sebagai input pulsa program selama

Flash Programing. Pada operasi normal, ALE megelurkan nilai konstan 1/16

frekuensi osilator. Satu pulsa ALE dilewati setiap akses ke memori data eksternal.

Jika mengoperasikan ALE, mikrokontroler dapat di-sable oleh setting bit 0 dari

SFR dengan lokasi BEH.

5. EA/ Vpp

External Access Enable atau EA harus dihubungkan ke Vcc untuk mengeksekusi

program internal. Untuk mengakses memori eksternal, EA harus dihubungkan ke

ground.

6. PSEN

Program Store Enable adalah membaca strobe ke memori program eksternal.

Ketika AT89S51 mengeksekusi kode dari program memori eksternal. PSEN

diaktifkan dua kali setiap mesin bekerja.

7. XTAL1

Input kepenguat inverting ocilator dan masukan ke rangkain clock ineternal.

8. XTAL 2

Out put dari penguat inverting osilator.

9

Page 24: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

F. Pengorganisasian Memori

Semua perangkat MCS-51 memiliki ruang alamat tersendiri untuk

memrogram memori dan data memori. Pemisahan program dan data memori

memungkinkan pengaksesan data memori dan pengalamtan 8 bit, sehingga dapat

langsung disimpan dan dimanipulasi oleh mikrokontroler dengan kapasitas akses

8 bit. Namun, untuk pengaksesan data memori dengan alamat 16 bit, kita harus

terlebih dahulu register DPTR(Data Pointer).

Program memori hanya dapat dibaca (diletakan pada ROM / EPROM).

Untuk membaca program memori eksternal, mikrokontroler akan

mengirimkan sinyal PSEN (Program Stoer Enable). Sebagai data memori

eksternal, kita dapat mnenggunakan RAM eksternal (maksimun 64 Kbyte).

Dalam pengaksesan, mikrokontroller akan mengirimkan sinyal RD (Read

yaitu melakukan pembacaan penulisan data ) WR (Write yaitu opoerasi penulisan

data ). Bila memerlukan, program memori dan eksternal data dapat

dikombinasikan dengan menyatukan sinyal RD dan PSEN ke dalam input gerbang

AND dan menggunakan output dari gerbang sebagai sinyal read (baca) untuk

program memori atau eksternal data.

10

Page 25: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

11

EKSTERNAL

MEMORI PROGRAM(HANYA DI BACA)

EA = CEKSTERNAL EKSTERNAL

0000H

PSEN

MEMORIDATA

(BACA /TULIS)

INTERNAL

FFH

00H

EKSTERNAL

FFFFH

0000H

FFFFH

RD

WR

Gambar 2. Struktur Memori MCS-5

(Didin Wahyudin, 2006 : 11)

Page 26: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

reset

LOKASIINTERUPSI

Timer 2Port SerialTimer 1InterupsiEksternalTimer 0Interupsi 0 0000H

0003H0006H0013H0018H0023H

(0033H)0028H

8 BITS

G. Memori Program

CPU akan memulia eksekusi program dari lokasi alamat 0000H setelah reset.

Seperti terlihat pada gambar ini , setiap instruksi mnendapatkan lokasi sendiri

pada memori program (aturan dikenal sebagai interrupt vektor). Sebuah interupsi

akan menyebabkan CPU melompat ke lokasi interupsi yang bersangkutan, yaitu

letak subrutin layanan interupsi, kemudian mengeksekusinya.

Gambar 3. Memori Program

(Didin Wahyudin, 2006: 12)

Lokasi layanan interupsi menempati lokasi-lokasi dengan jarak 8 byte: 0003H

untuk interupsi eksterenal, 000BH untuk timer 0, 0013H untuk inbterupsi

eksternal 1, 001BH untuk timer 1, dan seterusnya. Jika suatu rutin layaman

interupsi sangat pendek (kurang datri 8 byte ), maka seluruh rutin akan bisa

disimpan pada lokasi interupsi, tetapi jiuka lebih dari 8 byte, maka harus

digunakan suatu perintah lompat kelokasi rutin interupsi yang terletak pada lokasi

yang telah ditentukan.

12

Page 27: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Alamat-alamat yang paling bawah dari memori program dapat berada dalam

flash on chip maupun memori eksternal, tergantung pada pengkabelan pada pin

EA atau eksternal akses ke Vcc (akses internal) atau Gnd (akses eksternal). Pada

Mikrokontroler AT89S51 (dengan flash sebesar 8 K byte ), jika EA = Vcc, maka

lokasi 000H hingga 1FFFH menempati memori internal, sedangkan lokasi 200H

hingga FFFH menempati memori eksternal.

Jika EA = Gnd, maka semua pengambilan instruksi langsung dilakukan pada

memori eksternal. Untuk pengambilan program eksternal, kita dapat

menggunakan tanda baca PSEN , sedangkan pengaksesan instruksi pada memori

internal tidak menggunakan PSEN.

Gambar di bawah ini memperlihatkan suatu konfigurasi perangkat keras yang

menggunakan EPROM eksternal. Port 0 dan port 2 dihubungkan dengan EPROM

sebagai bus data dan bus alamat. Port 0 menjadi multipleks untuk alamat dan data.

Port 0 mengirimkan byte bawah program COUNTER sebagai suatu alamat,

kemudian, port akan berada pada keadaan mengambang (floating) karena

menunggu kode byte dari memori program. Selama waktu byte bawah program

COUNTER valid (benar) pada port 0, sinyal ALE dikirimkan , sehingga byte

bawah program COUNTER akan dikunci (latch). Sementara itu, port 2

mengirimkan byte atas program counter. Kemudian, PSEN mengirimkan sinyal ke

EPROM dan mikrokontroler unruk membaca byte kode. Panjang alamat memori

program selalu 16 bit, tetapi jum;ah memori yang digunakan bisa kurang dari 64

K byte.

13

Page 28: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

14

MCS-51

P1 P0

EA

ALE

PSEN

ADDR

MEMORIPROGRAM

EKSTERNALINSTR

OE

LATCH

Gambar 4. Eksekusi Memori Program Eksternal

(Didin Wahyudin, 2006: 13)

H. Memori Data

Gambar ini menunjukkan konfigurasi perangkat keras pada saat mengakses

RAM eksternal bila kapasitas memori yang dibutuhkan lebih dari 2 K byte.

Dalam hal ini, CPU mengeksekusi program dari ROM internal. Port 0 berfungsi

sebagai bus alamat atau data (bersifat multiplexer) terhadap RAM. Kemudian, 3

buah jalur dari port 2 digunakan untuk pemilihan halaman RAM (RAM page).

CPU mengaktifkan sinyal RD dan WR berdasarkan kebutuhannya selama

pengaksesan RAM eksternal.

Page 29: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

MCS-51

P1 P0

EA

ALE

RD

ADDR

MEMORIPROGRAM

EKSTERNALDATA

WE

LATCH

VCC

OE

PAGE BITS

WR

P3

P2I/O

Gambar 5. Pengaksesan Memori Data Eksternal

(Didin Wahyudin, 2006: 14)

Data memori eksternal dapat mencapai 64 KB. Pengalamatan data memori

eksternal ada yang memerlukan lebar cukup 1 byte atau dengan 2 byte.

Pengalamatan dengan 1 byte sering digunakan asalkan satu atau lebih jalur I / O

digunakan untuk memilih RAM page, seperti yang terlihat pada gambar.

Sebaliknya, pengalamatan 2 byte digunakan dengan catatan port 2 digunakan

untuk mengirim high address byte (byte alamat atas).

15

Page 30: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

16

FFH

UPPER128

80H7FH

LOWER128

DIAKSES HANYADENGAN INDIRECTADDRESSING

PENGAKSESANDENGAN DIRECTADDRESSING

DIAKSES DENGANDIRECT MAUPUNINDIRESTADDRESSING

SPECIALFUCTIONREGISTER

FFH

80H

0

Gambar 6. Data Memori Internal

(Agfianto Eko Putra;2002: 6)

Data memori internal dibagi menjadi beberapa bagian seperti pada gambar.

Memori internal dibagi menjadi 3 blok yang secara umum dibedakan menjadi

lower 128, upper 128 dan ruang Special Fucntion Register (SFR).

Lebar alamat data memori internal selalu sebesar 1 byte, sehingga kapasitas

maksimum sebuah alamat data adalah 256 byte. Namun demikian, mode

pengalaman untuk internal RAM dapat diakomodasikan menjadi 384 byte dengan

sedikit trik. Pengalamatan langsung yang lebih tinggi dari 7 FH akan mengakses

blok memori berbeda. Gambar 6 menunjukkan bagaimana upper 128 dan ruang

SFR menggunakan blok yang sama pada pengalamatan 80H sampai FFH,

walaupun secara fisik keduanya terpisah

Page 31: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

17

7FH

2FH

1FH

17H

H

RUANGPENGALAMATAN

11

10

01

20H

18H

10H

08H 4 B

AN

K D

AR

I R

EGIS

TER

(R0-

R7)

BIT PEMILIHBANK REGISTER

PADA PSW

0F

07H00 0 STACK

8 POINTER

SAAT RESET

Gambar 7. Blok Lower 128

(Didin Wahyudin, 2006: 16)

Blok lower 128 selalu tersedia pada semua piranti MCS-51 seperti terlihat

pada gambar diatas. Lokasi di bawah 32 byte dikelompokkan menjadi 4 buah

bank dari 8 register. Program instruksi mengenalnya sebagai R0 sampai R7. dua

bit dalam PSW (Program Status Word) dipakai untuk memilih bank-bank yang

akan digunakan. Akibatnya, penggunaan pengkodean akan lebih efisien sebab

dengan menggunakan cara demikian, kita akan mendapatkan instruksi yang lebih

pendek daripada dengan menggunakan Direct Addresing (pengalamatan langsung)

(Didin Wahyudin; 2006;16 ).

Page 32: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BIT NOTADDRESSABLE

Dapat digunakan sebagai ruangSTACK pada piranti dengan RAM

256 byte

80H

FFH

Gambar 8. Blok Upper 128

(Didin Wahyudin, 2006: 17)

16 byte berikutnya di atas bank register adalah ruang memori yang bersifat

bit-addressable (dapat dialamati per bit). Pada instruktion Set MCS-51 terdapat

instruksi-instruksi yang dapat mengolah bit tunggal dan sebanyak 128 bit pada

area dapat diakses secara langsung dengan menggunakan instruction set. Bit yang

dapat diakses langsung adalah daerah dari 00H sampai 7FH. Semua daerah dalam

lower 128 dapat diakses secara direct maupun indirect addressing (pengalamatan

langsung maupun tidak langsung). Sebaliknya, upper 128 dari RAM tidak

digunakan pada 8051, tetapi menggunakan RAM lain dengan kapasitas 256 byte.

Tabel di bawah ini menunjukkan ruang SFR (Spesial Function Register).

Dalam ruang SFR, ada port latch, timer, kontrol peripheral dan lain-lain. Kita

dapat mengakses register-register hanya dengan menggunakan dirrect addressing.

Secara umum, seluruh keluarga MCS-51 memiliki ruang SFR sama dengan 8051.

kemudian SFR diletakkan pada alamat yang sama. Kita dapat melakukan

pengalamatan sebanyak 16 alamat pada ruang SFR, baik pengalamatan bit

18

Page 33: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

maupun byte. SFR yang bersifat bit addressable adalah alamat-alamat yang

berakhir dengan 000B. Bit yang dialamatkan pada daerah ini mulai 80H sampai

FFH.

I. SFR (Special Function Register)

SFR pada mikrokontoler dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap FSR

pada mikrokontoler AT89S51mempunyai alamat masing-masing sebagai berikut :

Tabel 1. Special Function Register

Macam SFR Alamat Fungsi

Accumulator E0H Menyimpan data sementara

Register B F0H Operasi perkalian dan pembagian

Program Status

Word (PSW)

D0H Informasi statuus program

Stack Pointer 81H Menyimpan dan mengambil data dari

atau ke stack

Data Pointer 83 H dan 82H Menampung data 16 bit

Port 0, 1, 2 dan 3 80H, 90H, A0H Menyimpan data yang akan dibaca

atau ditulis dari atau ke port

Serial Data Buffer 99H Sebagai register penyangga penerima

atau pengirim

Timer Register 8CH dan 8AH Merupakan register-register

pencacah 16 bit untuk masing-

masing timer 0, 1 dan 2

19

Page 34: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Capture Register CBH dan CAH Menyimpan nilai isi ulang

J. Mode-mode Pengalamatan

1. Pengalamatan Langsung (Direct Addressing)

Dalam pengalamatan langsung pemindahan-pemindahan data ditentukan

berdasarkan alamat 8 bit (1 byte) dalam suatu intruksi. Hanya RAM data SFR

yang dapat diakses secara langsung.

2. Pengalamatan Langsung (Indirect Addressing)

Dalam pengalamatan tidak langsung, instruijsi menentukan suatu register

yanag digunakan untuk menyimpan alamat operan. RAM internal maupun

eksternaal dapat diakses secrara tidak langsung. Register alamt untuk alamat-

alamat 8 bit bisa menggunakan Stackm Pointer atau R 0 atau R1 dari bank register

yang dipilih. Sebaliknyan alamat 16 bit hanya bisa menggunakan register pointer

data 16 bit atau DPTR.

K. Port Parallel

1. Port 0

Port 0 adalah port I/O 8 bit jalur bidirectional terbuka. Sebagai sebuah port

out put, masing-masing pin dapatr memasukan 8 bit input TTL. ‘1’ ditulis ke pin

port 0, maka pin dapat digunakan sebagai input impendansi tinggi.

Port 0 bisa pula dikonfigurasikan pada multiplexed low oeder adrress/data

bus sealama akses ke program eksternal dan memori data. Pada mode demikian, P

0 mempunyai Pull up internal.

20

Page 35: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Port 0 menerima kode byte selama Flash Programing dan memerlukan Pull

up eksternal selama program Vertification.

2. Port 1

P 1 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up ineternal. Port 1 output

buffer dapat menjadi sumber 4 TTL input. Ketika ‘1’ ditulis ke port 1, pin di-pull

high oleh pull up internal dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai input, pin

port 1 yang secara eksternal di-pull low akan menjadi sumber arus (Iµ) karena

berasal dari pull up internal. Port 1 pun menerima low order addres byte selama

Flash Programing dan Verification.

Port 1 memiliki pula fungsi lain yaitu:

a. P1.0 : external input counter/timer 2

b. P1.1 : T2EX (Timer/conter 2 capture/reload tringger/direction control)

c. P1.5 : MOSI (digunakan untuk in system programing )

d. P1.6 : MISO (digunakan untuk in system programing)

e. P1.7 : SCLK (digunakan untuk in system programing)

3. Port 2

Port 2 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan pull up internal. Out put

buffer port 2 dapat menjadi 4 sumber TTL input. Ketika ‘1’ ditulis ke port 2, pin

dapat di-pull high oleh pull up internaldan dapat digunakan sebagai input. Sebagai

in put, pin port 2 yang secara eksternal di-pull low akan menjadi sumbver (Iµ)

karena berasal dari pullup internal.

Keluaran port 2 high order addres byte selama pengambilan memori program

eksternal dan selama akses ke memori data eksternal menggunakan 16 bit addres

21

Page 36: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

(MOVX@DPTR). Pada aplikasi ini, port menggunakan pull up internal yang kuat

ketika mengeluarkan ’1’. Selama akses ke memori data eksternal yang

menggunakan 8 bit addres (MOVX@R1), port 2 mengeluarkan isi port 2 Special

Finction Register. Port 2 pun selama Flash Programming dan Verification.

4. Port 3

Port 3 adalah port I/O 8 bit bidirectional dengan internal pull up. Out put

buffer port 3 dapat menjadi sumber 4 TTL input. Ketika ’1’ ditulis ke port 3, pin

di-pull high oleh internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Sebagai

input, pin port 3 yang di-pull low sumber arus (Iµ) karena adanya pull up internal.

Port 3 menyediakan keistimewaan berbagai fungsi spesial yaitu:

a. P3.0 : RXD (Serial Input Port)

b. P3.1 : TXD (Serial Output Port)

c. P3.2 : 1NT0(Eksternal Interupt 0)

d. P3.3 : 1NT1(Eksternal Interupt 1)

e. P3.4 : T0 (Timer 0 Eksternal Input)

f. P3.5 : T1 (Temer 1 Eksternal Input)

g. P3.6 : WR(Eksternal Data Memori Write Strobe)

h. P3.7 : RD(Eksternal Data Memori Read Strobe)

Port 3 menerima pula beberapa sinyal control untuk Flash Programming dan

Verification.

22

Page 37: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

L. Port Serial

Mikrocontroler AT89X51 telah dilengkapi perangkat komunikasi serial.

Untuk mengaktifkan dan mengkofigurasikannya, pemrogram harus mengakses

register SCON dan bit SMOD (bit ke 7 pada register PCON).

1. Mode 0

Bekerja sebagai sarana komunikasi data seri sinkron, data seri dikirim dan

diterima melalui kaki RxD, sedangkan kaki TxD dapat dipakai untuk menyalurkan

clock yang diperlukan komunikasi data sinkron. Data ditransmisikan per 8 bit

dengan kecepatan transmisi data(baud rate) tetap sebesar ½ frekuensi kerja AT

89X51.

2. Mode 1

Mode 1 dan 2 mode berikutnya merupakan sarana komunikasi seri asinkron. Data

seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima kaki RxD. Data ditransmisikan per 10

bit yang terdiri atas 1 bit start (’0’), 8 bit data, dan 1 bit stop (’1’). Kecepatan

transmisi data (baud rate) ditentukan lewat timmer 1 yang bisa diatur untuk

berbagai kaecepatan.

3. Mode 2

Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima dari kaki RxD. Data

ditransmisikan per 11 bit, terdiri atas 1 bit start (’0’), 8 bit data, 1 bit data

tambahan (bit ke-9), dan 1 bit stop (’1’). Kecepatan transmisikan data (baud rate)

hanya dapat dipilih 1/32 atau 1/64 frekuensi AT89X51.

4. Mode 3

23

Page 38: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Data seri dikirim melalui kaki TxD dan diterima dari kaki RxD. Data

ditransmisikan per 11 bit pula. Sesungguhnya, mode 2 dan mode 3 sama persis.

Perbedaannya adalah kecepatan transmisi data (baud rate) mode 3 ditentukan

lewat timmer 1, yang bisa diatur untuk berbagai kecepatan, persis sama dengan

mode 1.

Fasilitas Timer / Counter

Alamat T2CON = 0C8H nilai reset = 0000 000B

Bit addressable

TF2 EXF2 RCL:K TCLK EXEN TR2 C/T2 CP/RC2

7 6 5 4 3 2 1 0

Tabel 2. T2 CON Timer / Counter 2 Control Register

Simbol Fungsi

TF2 Timer2 overflow flag: aktif jika timer 2 overflow dan harus di-reset

melalui softwere. TF 2 tidak akan set jika RCLK atau TCLK = 1

EXF2 Timer2 external flag akan set jika ada transisi negative pada T2EX

dan EXEN = 1. Jika interupsi timer2 diaktifkan, maka EXF2 =1

akan menyebabkan CPU menjalankan rutin interupsi. EXF2 harus

di-clear secara software.

RCLK Receive clock enable. Jika set, maka akan menyebabkan serial port

menggunakan pulsa overflow timer2 sebagai sumberclock

24

Page 39: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

penerimannya pada mode 1dan 3. Jika tidak, maka serial port

menggunakan timer 1.

TCLK Transmit clock enable. Jika set, maka akan menyebabkan port serial

menggunakan pulsa overflow timer2 sebagai sumber clock

pengirimannya pada mode 1 dan 3. Jika tidak, maka port serial

menggunakan timer 1.

EXEN2 Timer2 external enable. Jika set, maka memperbolehkan capture

atau reload sebagai hasil transsi negatif pada pin T2EX jika timer2

tidak di gunakan sebagai sumber clock di port serial.

TR2 Start / stop kontrol untuk timer2, TR2=1 start timer

C/T2 Pilihan Timer/Counter pada timer2. C/T2=0 sebagai fungsi timer,

sedangkan C/T2=1 sebagai external counter (aktif sis rendah).

CP/ RC2 Pilihan Capture / Reload. CP / RC2 =1 menyebabkan capture terjadi

jika ada transisi negatif di T2EX jika EXEN 2=1.

Timer2 adalah Timer / Counter 16 bit yang dapat beroperasi sebagai timer

maupun counter. Pemilihan mode Counter / Timer dengan mengatur bit C / T2

pada register T2CON. Timer 2 mempunyai tiga mode operasi, yaitu : Capture,

Reload (up/ down counting), dan baud rate generator. Peilihan modenya dengan

mengatur Register T2 CON pada table dibawah ini.

25

Page 40: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Tabel 3. Pemilihan Mode Timer2

RCLK+TCLK CP/ RL2 TR2 Mode

0 0 1 16 bit auto-reload

0 1 1 16 bit capture

1 X 1 Baud rate generator

X X 0 Off

M. Light Dependent Resistor (LDR)

Light Dependent Resistor atau Photoconductive adalah suatu elemen yang

konduktivitasnya berubah-ubah tergantung dari intensitas berkas cahaya yang

diterima permukaan elemen tersebut merupakan sejenis yang peka cahaya.

Apabila LDR mendapat sorotan sinar, maka akan terlepas sejumlah elektron dari

lintasan-lintasan atomnya elektron bebas. Penambahan jumlah elektron bebas

dalam resistor meningkatkan konduktivitasnya, maka harga tahanannya akan

menurun. Semakin kuat sorotan sinar terhadap LDR semakin kecil pula harga

tahanannya. Dalam rangkaian pintu otomatis, LDR ini dipakai sebagai sensor

cahaya. LDR merupakan sel fotoresistif.

Sel-sel fotoresistif adalah elemen-elemen yang daya hantarnya merupakan

fungsi dari radiasi elektromagnetik (cahaya) yang masuk. Beberapa bahan jika

disinari atau dikenakan cahaya akan mengalami perubahan tahanan. Biasanya

bahan itu adalah semikonduktor, karena sebagian besar tahanan semikoduktor

sensitive terhadap radiasi elektromagnetik. Pada umumnya jika ada rangkaian

cahaya atau iluminasi akan menyebabkan penurunan harga tahanannya sebaliknya

26

Page 41: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

penurunan iluminasi akan menyebabkan kenaikan harga tahanan. Banyak bahan

bersifat fotoresistif sampai tingkat tertentu, akan tetapi yang terpenting secara

komersial adalah cadmium sulfide, germanium dan silicon. Respon spectral dari

sel ini sering digunakan dalam pemakaian dimana penglihatan manusia

merupakan suatu faktor, seperti selaput pelangi otomatis pada alat potret kamera.

Gambar 9. Simbol LDR.

Gambar 10. Kontruksi LDR.

(Dedi Rusmadi, 1995: 71)

27

Page 42: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Elemen-elemen dasar dari sebuah sel fotoresistif adalah subtract keramik,

lapisan bahan fotoresistif, electrodametalik untuk menghubungkan alat kesebuah

rangkaian dan sebuah penutup tahan uap atau pembungkus yang melindungi LDR

dari kelembaban.

N. Dekoder Dan Seven Segment

Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Dekoder dan seven

segment untuk menampilkan hasil dari penghitungan. Decoder adalah suatu

rangkaian logika yang dapat dipergunakan untuk merubah bilangan Biner menjadi

bilangan Desimal. Berdasarkan kegunaannya Dekoder dapat digolongkan atas:

1. BCD to Decimal Dekoder

2. BCD to Seven Segment Dekoder

Yang akan dijelaskan pada pembahasan disini yaitu tentang BCD to Seven

Segment Dekoder. Dekoder jenis ini dapat dipergunakan untuk mengubah

bilangan Biner dalam Sandi BCD 8421 ke dalam bilangan Desimal yang akan

ditampilkan oleh sebuah penampil Seven Segment (Seven Segment Display).

Penampil Seven Segment ini terdiri dari 7 buah segment yang disusun sedemikian

rupa membentuk angka 8. Tiap- tiap segment tersebut diberi tanda dengan hurup

a, b, c, d, e, f, dan g. Segmen-segmen yang banyak dipakai adalah yang

menggunakan prinsip lampu LED seperti pada gambar dibawah ini.

28

Page 43: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Gambar 11. Light Emitting Dioda

Gambar 12. Decoder BCD to Seven Segment

29

Page 44: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Seperti terlihat pada gambar diatas, Decoder BCD to Seven Segment

mempunyai empat buah input DCBA dan 7 buah output yang diberikan tanda a, b,

c, d, e, f dan g. keempat input DCBA mendapatkam signal yang berasal dari

Counter, sedangkan ketujuh output dihubungkan dengan display Seven Segment

melalui tahanan sebesar 150 Ohm.

30

Page 45: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

A. Umum

Didalam merancang alat penulis menginginkan ketika ada orang yang

melintas melewati pintu yang dipasangi sensor LDR maka sensor akan

mengirimkan sinyal ke rangkaian mikrokontroller. Sinyal yang berupa pulsa-pulsa

ini kemudian dicacah oleh mikrokontroller AT89S51 dan dikonversikan menjadi

BCD, sehingga dapat diproses oleh decoder BCD to seven segment. Bit-bit yang

telah dikonversikan kemudian ditampilkan pada seven segment

Sebelum melakukan pembuatan alat maka langkah awal adalah membuat

suatu rancangan dimana pada perancangan dilakukan pembuatan diagram blok

dan sketsa rangkaian untuk setiap blok dengan fungsi tertentu sesuai dengan

spesifikasi alat yang diharapkan. Kemudian setiap blok dihubungkan sehingga

membentuk sistem dari alat yang diharapkan. Pada perancangan dilakukan juga

pemilihan komponen dan perhitungan nilai komponen agar alat dapat bekerja

dengan baik.

.

31

Page 46: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

SENSORMASUK

SEVENSEGMEN

MOTOR 1

CONTROLLERMCS - 51

MOTOR 2

SENSORKELUAR

CATU DAYA

B. Langkah - langkah Pembuatan Alat

Dalam merancang/membuat alat, terlebih dahulu membuat diagram blok alat

tersebut. Dibawah ini adalah gambar diagram blok

Gambar 14. Diagram Blok Alat

Keterangan Diagram:

1. Board controller MCS-51 memakai IC AT89S51, berfungsi sebagai

pengendali logika dan pengolah data.

2. Sensor 1 (Pintu masuk) untuk mendeteksi gerakan sebagai tanda ada yang

lewat pada Pintu masuk

3. Sensor 2 (Pintu keluar) untuk mendeteksi gerakan sebagai tanda ada yang

lewat pada pintu keluar.

4. Motor 1 untuk menggerakkan pada pintu masuk.

5. Motor 2 untuk menggerakkan pada pintu keluar.

6. Peraga 3 x 7 Segment berfungsi untuk melihat berapa jumlah orang yang

lewat atau terdeteksi. Batas maximum yang lewat 50.

32

Page 47: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

7. Catu Daya.

Setelah merancang alat tersebut selanjutnya membuat alur proses pembuatan

alat/alur pembuatan alat. Untuk lebih mudah megetahui proses pembautan,

perhatikan alur gambar dibawah ini.

Alur Manufakturing

Studi Pustaka

Persiapan Perancangan Hardware

Mulai

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Pengujian Rangkaian

LDR

Pembuatan Rangkaian Catu Daya

Pembuatan Rangkaian

LDR

Pembuatan Rangkaian

Seven

Pengujian Rangkaian

Mikrokontroll

Persiapan Perancangan Software

Koneksi Rangkaian Ke Port

Mi ll

Pembuatan Rangkaian

Microcontrol

Download Program ke dalam Rangkaian

Pembuatan Software dengan menggunakan

Program Bahasa C

Pengujian alat

k l h

PenyusunanLaporan

Selesai

Y

Pengujian Rangkaian

Seven

Gambar 15. Diagram alur perancangan alat

33

Page 48: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

23 cm

40 cm42 cm

10 cm

6,5 cm

C. Pembuatan Miniatur Gedung

Miniatur gedung terbuat dari triplek, yang dibentuk persegi panjang dengan

diatas terbuka. Replikasi gedung itu terdiri dari dua pintu, pintu masuk dan keluar.

Pintu yang digunakan adalah pintu geser. Sensor 1 dipasang pada pintu masuk,

dan sensor 2 dipasang pada pintu keluar dan diatas kanan dipasang tampilan seven

segment untuk mengatahui berapa yang jumlah orang. Ukuran gedung panjang: 42

cm, lebar: 40cm, tinggi: 23cm. Sedangkan ukuran pintu masuk dan keluar sama

adalah yaitu panjang lebar: 6,5 cm, tinggi: 10 cm

Gambar. 16 Miniatur Gedung

D. Pembuatan Catu Daya

Proses pembuatan catu daya dilakukan awal biar labih mudah merangkaianya.

Kebutuhan catu daya untuk keseluruhan rangkaian adalah sekitar 5 VDC karena

rangkaian bekerja pada format TTL sehingga catu daya yang dibuat harus

mempunyai tegangan output 5 VDC. Adapun rangkaian catu daya ditunjukkan

seperti pada gambar berikut

34

Page 49: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

C1

12VDC UNREG

D2

1N4001

IC1 LM7805C/TO220

1 3

2

IN OUT

GND

VCC 5VDC

D3

LED

D1

1N4001

J2

AC IN

123 R1

Gambar 17. Rangkaian Catu Daya

Karena mikrokontroler AT89S51 dan komponen lainnya terutama IC

membutuhkan catu daya yang stabil pada 5 VDC maka digunakan IC regulator

yang akan menstabilkan tegangan keluaran pada 5 VDC yaitu IC 7805 yang

banyak tersedia dipasaran dengan harga yang cukup murah. D1 dan D2 berfungsi

sebagai penyearah sementara C1 sebagai filter untuk menekan ripple yang terjadi.

Sementara sebagai indikator catu daya sedang aktif maka dipasang LED D3

dengan pembatas arus LED oleh R1 yang akan menyala jika catu daya aktif.

35

Page 50: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

5VDC

20K

BD 139

12VDC

470

5VDC

LED

10K

OUT1

12VDC

LED

1K

LDR

LED

1K

+

-

CA31403

26

7 54 8 1

+

-

CA31403

26

7 54 8 1

LDR

10K

470

OUT2

20K

LED

4K7

1K1K

4K7

BD 139

E. Rangkaian Sensor LDR

Sensor LDR ini dipasang pada pintu masuk dan pintu keluar gedung.

Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi orang yang lewat dimana cara kerja

rangkaian ini adalah dengan memancarkan cahaya kemudian diterima oleh

penerima dan jika ada yang melewati antara pemancar dan penerima maka cahaya

LDR akan terhalang sehingga tidak sampai di penerima.

Gambar 18. Gambar Driver LDR

36

Page 51: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Didalam rangkaian LDR dari sensor cahaya diubah menjadi logic, logic

terbagi menjadi 2 yauitu logic 0 dan logic 1, setelah itu disalurkan ke

microcontroller diolah dan di tampilkan diseven segment. Pada alat penghitung

orang masuk diatas sensor LDRnya ada dua, yaitu di pintu masuk dan pintu

keluar. Untuk lebih jelas nya gambar dibawah ini.

PINTUMASUK

SENSOR

PINTUKELUAR

SENSOR

RUANGAN

Gambar 19. Ruangan yang di pasang sensor

F. Seven Segment

Seven segmen yang digunakan disini adalah seven segment 3 digit. Tapi yang

di tampilkan hanya 2 digit. Karena maksimal orang yang masuk hanya 50 orang.

Dalam perancangan alat ini penulis menggunakan Dekoder dan seven segment

untuk menampilkan hasil dari penghitungan. Tampilan seven segment terpasang

pada kanan atas. Terlihat pada gambar dibawah ini.

37

Page 52: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Seven Segment 3digit

Sensor LDR

6,5 cm

10 cm

Gambar.20 Gedung tampak dari depan.

G. Rangkaian Mikrokontroler AT 89S51

Rangkaian ini merupakan jantung rangkaian keseluruhan yang akan

mengolah data dari 10 sinyal yang masuk secara bergantian kemudian data

tersebut dikirimkan ke PC. Sebagai pengendali digunakan IC mikrokontroller

AT89C51 yang mempunyai banyak kemudahan antara lain bahasa pemrograman

yang mudah dipelajari, sudah mengandung 4 Kbyte flash memori, RAM 128 byte,

32 jalur I/O, dua timer 16 bit, 5 vektor interupsi 2 level, port serial 2 arah,

rangkaian detak (clock).Disamping itu harga IC tersebut cukup murah dan banyak

tersedia dipasaran. Rangkaian lengkap mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan

pada gambar.

38

Page 53: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

39

BUZZER

C

R array 10K

123456789

5V

5V

LDR 12

10K

5V

RESET

DRIVER MOTOR1234

12MHz

10uF

AT89S51

91819 29

30

31

40

12345678

2122232425262728

1011121314151617

3938373635343332

RSTXTAL2XTAL1 PSEN

ALE/PROG

EA/VPP

VCC

P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5P1.6P1.7

P2.0/A8P2.1/A9

P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

P3.0/RXDP3.1/TXD

P3.2/INTOP3.3/INT1

P3.4/TOP3.5/T1

P3.6/WRP3.7/RD

P0.0/AD0P0.1/AD1P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

LIMIT SWITCH1234

SEVEN SEGMENT

1234

SEVEN SEGMENT

12345678

2x 33pF

Gambar 21. Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Data dari port 0 akan diolah lebih lanjut dengan mengelompokannya untuk

jalur tertentu ( 10 jalur ), kemudian data terswbut dikirimkan secara serial melalui

pin TXD dan akan menerima sinyal dari PC bahwa data telah sampai melalui pin

RXD.

Agar mikrokontroller dapat mengekskusi program dari awal program (

alamat 00H ) maka mikrokontroller akan direset secara otomatis saat catu daya

pertama kali dihidupkan dimana untuk resat otomatis ini dilakukan oleh C8 dan

Page 54: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

C9 ( Power On Reset ). Dengan cara ini maka reset akan berlangsung secara

otomatis, namun demikian reset manual tetap diperlukan untuk keadaan tertentu

misalnya untuk memulai kembali program dari awal tanpa harus mematikan catu

daya. Prinsip kerja dari reset otomatis ini adalah proses pengisian dan

pengosongan C8 dimana pin reset membutuhkan logika high. Pada saat catu daya

dihidupkan maka C8 mulai diisi sementara pada pin reset belum ada tegangan.

Setelah C8 penuh maka tegangan dari C8 akan menyulut pin reset high sehingga

terjadi reset. Pada saat catu dimatikan maka akan berlangsung pengosongan C8

melalui R9 sehingga saat catu dihidupkan kembali maka akan terjadi lagi proses

pengisian sehingga terjadi reset kembali

Agar mikrokontroller dapat bekerja maka dibutuhkan suatu rangkaian osilator

sebagai sumber clock dan dalam hal ini digunakan osilator internal yang sudah

ada dalam mikrokontroller AT89S51, tinggal dihubungkan dengan sebuah kristal

Dalam hal ini kristal yang digunakan adalah 11.0592MHz agar mikrokontroller

bekerja dengan kecepatan maksimum. C9 dan C10 merupakan penstabil clock dan

merupakan saran atau rekomendasi dari pabrik pembuat ATMEL Prinsip kerja

dari mikrokontroller ini sesuai dengan program yang dibuat sehingga penjelasan

menyeluruh dijelaskan bersama dengan diagram alir atau flowchart program yang

dibuat pada sub pembahasan perancangan software.

40

Page 55: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Gambar 22. Rangkaian Lengkap Simulator Penghitung Orang

H. Prinsip Kerja

Pada dasarnya alat yang dibuat merupakan sebuah alat penghitung jumlah

orang yang memasuki suatu gedung. Pada saat catu daya dihidupkan maka sensor

LDR akan mendeteksi orang yang masuk gedung, kemudian sensor akan

mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses dan menjumlahkan setiap

pendeteksian orang yang masuk. Sebaliknya jika sensor yang ditempatkan pada

pintu keluar, maka akan mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses dan

LED

LED

100uF

LDR

1K

74LS47

7126

5

3

13

12

11

10

9

15

14

8

4

16

INAINBINCIND

RBI

LT

OUTA

OUTB

OUTC

OUTD

OUTE

OUTF

OUTG

GN

D

BI/RBO

VC

C

12V

1N4002

MOTOR DC1

1 2

5VDC

RELAY1

RELAY 2

12MHz

74LS47

7126

5

3

13

12

11

10

9

15

14

8

4

16

INAINBINCIND

RBI

LT

OUTA

OUTB

OUTC

OUTD

OUTE

OUTF

OUTG

GN

D

BI/RBO

VC

C

LED

5VDC

RELAY 2

1K

10K

4K7

5VDC

10K

7 X 180

RESET

100uF

10K

1K

LDR

10k

5VDC

1K

BC517

5VDC

S4

5VDC

12VDC

4K7

S1

470

5VDC

RELAY 1

5VDC

5VDC

4K7

12V

S2

V MOTOR

10uF

1K

4K7

V MOTOR

100uF

1N4002

C

R array 10K

123456789

+

-

CA31403

26

7 54 8 1

100uF

4K7

12V

MOTOR DC2

1 2

4K7

BC517

BC 517

5VDC

74LS47

7126

5

3

13

12

11

10

9

15

14

8

4

16

INAINBINCIND

RBI

LT

OUTA

OUTB

OUTC

OUTD

OUTE

OUTF

OUTG

GN

D

BI/RBO

VC

C

BD 139

+

CA3140

-

7

36

2

54 8 1

1K

AT89S51

91819 29

30

31

40

12345678

2122232425262728

1011121314151617

3938373635343332

RSTXTAL2XTAL1 PSEN

ALE/PROG

EA/VPP

VCC

P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5P1.6P1.7

P2.0/A8P2.1/A9

P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

P3.0/RXDP3.1/TXD

P3.2/INTOP3.3/INT1

P3.4/TOP3.5/T1

P3.6/WRP3.7/RD

P0.0/AD0P0.1/AD1P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

1K

1N4002

10K

LED

2x 33pF

1K

4K7

7 X 180

1K

1K

1K

BC517

10K

5VDC

470

1N4002

1K10k

BUZZER

7 X 180

1K

5VDC

BC517

12V

1K

10K

10K

1K

1K

1K

S3

12V

12VDC

BD 139

41

Page 56: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

42

mengurangi hasil penjumlahan orang yang masuk. Apabila ruangan sudah penuh

atau seven segmen menunjukan angka 50 maka tanda alarm akan berbunyi. Alarm

tersebut berupa buzeer yang terpasang pada sebelah kanan atas. Hasil

pendeteksian orang yang ada digedung akan ditampilkan pada seven segmen.

Untuk lebih lanjut perhatikan diagram bolck dibawah ini.

LDR

Ada Sinyal

MCS- 51

Limit IOpen

Motor

Limit IIClose

Seven Segment

Pembalik Putaran Motor1 2

3 4

56

7 8

9

10

(+1)

Gambar. 22 Diagram Proses Kerja Sistem Alat pada Pintu 1

Page 57: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

43

LD RA da Sinyal

M CS- 51

Lim it IO pen

M otor

Lim it IIClose

Seven Segm ent

Pem balik Putaran M otor1 2

3 4

56

7 8

9

10

(-1)

Gambar. 23 Diagram Proses Kerja Sistem Alat pada Pintu 2

Keterangan

Pada diagram proses sistem pada pintu satu. Apabila LDR ada sinyal maka

LDR langsung mengirimkan sinyal ke mikro, setelah diproses dimikro maka akan

ditampilakan diseven segment dan di salurkan ke pembalaik putaran motor,

otomatis sevensegment akan bertambah pada pintu 1, lalu pembalik putaran motor

ke motor, motor akan bergerak maka pintu akan membuka setelah terkena limit

switch langsung mengirimkan ke mikro dan disalurkan kembali ke pembalik

putaran motor dan mengerakan motor maka pintu akan menutup. Perbedaan pada

pintu 1 dan 2 adalah pada seven segmentnya. Apabila pada pintu satu LDR nya

ada sinyal maka akan bertambah sedangkan pada pintu dua LDR nya ada sinyal

maka akan berkurang.

Page 58: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BAB IV

PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS

Setelah tahap perancangan hingga terciptanya sebuah alat maka tahap

selanjutnya adalah pengukuran dan pengujian. Langkah ini ditempuh agar dapat

diketahui karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi alat secara keseluruhan.

A. PENGUJIAN ALAT

Setelah merancang alat dan mempelajari cara kerjanya, maka dilakukan

pengujian dan beberapa pengukuran yang merupakan bagian dari suatu

proses perancangan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kerja dari alat yang

telah dirancang. Pengujian dilakukan berdasarkan blok diagram dari alat

tersebut agar dapat diketahui kerja dari setiap bagian.

Didalam melaksanakan pengujian maupun pengukuran diperlukan beberapa

peralatan, diantaranya untuk melihat bentuk gelombang yang keluar, juga

besarnya nilai tegangan dan lain sebagainya. Adapun peralatan pendukung yang

digunakan adalah :

1. Osciloscope berfungsi untuk melihat bentuk gelombang disetiap titik yang

telah di tentukan. Dengan adanya Osciloscope dapat diketahui adanya

penyimpangan-penyimpangan, juga dapat dihitung besarnya tegangan dan

frekuensi dari setiap titik. Jenis Osciloscope.

2. Voltmeter Heles untuk melihat nilai tegangan dari bagian penguat ( Driver ).

3. Frekuensi counter untuk mengukur nilai frekuensi pada bagian yang perlu

diketahui nilai frekuensimya.

44

Page 59: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

4. Multimeter Digital untuk mengukur tegangan catu daya.

B. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51.

Untuk Pengujian Rangkaian Microcontroler ini ada beberapa titik yang perlu

diuji diantaranya :

1. Pengujian Bentuk Gelombang Reset.

a. Pengujian ini bertujuan mengamati atau mengetahui lamanya waktu reset

yang dibutuhkan oleh Microcontroler.

b. Jalannya Percobaan : Kabel positip osiloskop dihubungkan diantara kapasitor

dan resistor pada rangkaian Microcontroler.

c. Hasil Pengamatan : Dari hasil pengamatan didapat bahwa lamanya waktu

reset pada Microcontroler yaitu sebesar 0,0940 s.

d. Analisa : Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa pada saat

power dihidupkan maka Microcontroler akan mendapat reset dengan waktu

selama 0,0940 s.

45

Page 60: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Gambar 22. Pengujian bentuk gelombang Reset

2. Pengujian Osilator.

a. Tujuan : Mengamati besarnya frekuensi osilator pada rangkaian

Microcontroler.

b. Jalannya Percobaan: Kabel Positip Osciloscope dihubungkan pada kaki input

osilator dan kabel negatif dihubungkan pada ground.

c. Hasil pengamatan : Dari hasil pengamatan didapat besarnya frekuensi yang

dihasilkan oleh kristal atau osilator adalah sebesar 11,04 MHz.

d. Analisa : Dari hasil pengamatan terdapat perbedaan dari nilai sebenarnya

yaitu sebesar 11,59 MHz, perbedaan ini disebabkan oleh ketidak akurasian

alat ukur atau faktor kesalahan mata.

AD2

VCC

AD7

X'TAL

11.0592MHz

AD3

DATA ADC INPUT

12345

AD0

678

R9100K

AD4

B

TXD

AD5

D

C10

33p

SW2

MANUAL RESET

A

C

C8

10uF

AD1

VCC

RXD

IC11

AT89C51

9

1819

2930

31

12345678

2122232425262728

1011

1213

1415

1617

3938373635343332

RST

XTAL2XTAL1

PSENALE/PROG

EA/VPP

P1.0/T2P1.1/T2-EXP1.2P1.3P1.4P1.5P1.6P1.7

P2.0/A8P2.1/A9

P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

P3.0/RXDP3.1/TXD

P3.2/INTOP3.3/INT1

P3.4/TOP3.5/T1

P3.6/WRP3.7/RD

P0.0/AD0P0.1/AD1P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

AD6

C933p

CRO + -

46

Page 61: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

AD2

VCC

AD7

X'TAL

11.0592MHz

AD3

DATA ADC INPUT

12345678

AD0

R9100K

AD4

B

TXD

AD5

D

C10

33p

SW2

MANUAL RESET

A

C

C8

10uF

AD1

VCC

RXD

IC11

AT89C51

9

1819

2930

31

12345678

2122232425262728

1011

1213

1415

1617

3938373635343332

RST

XTAL2XTAL1

PSENALE/PROG

EA/VPP

P1.0/T2P1.1/T2-EXP1.2P1.3P1.4P1.5P1.6P1.7

P2.0/A8P2.1/A9

P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

P3.0/RXDP3.1/TXD

P3.2/INTOP3.3/INT1

P3.4/TOP3.5/T1

P3.6/WRP3.7/RD

P0.0/AD0P0.1/AD1P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

AD6

C933p

CRO + -

Gambar 23. Pengujian Osilator.

C. Pengujian Rangkaian LDR

LDR disini dipasang seri dengan R 10K berfungsi sebagai pembagi tegangan.

Intensitas cahaya yang mengenai permukaan LDR akan mempengaruhi output

dari pembagi tegangan tersebut. Adapun hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel

berikut :

47

Page 62: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Tabel 4. Pengukuran LDR

LDR V-OUT

Terbuka

Tertutup

0 V

5 V

Pengujian seperti yang terlihat pada kondisi sensor LDR pada saat tidak

terhalang antara pemancar dan penerima tegangannya 0 V atau sama dengan

logika “0”, sedangkan pada saat terhalang antara pemancar dan penerima

tegangannya 5 V atau sama dengan logika “1”. Hal ini sesuai dengan karakteristik

LDR dimana nilai resistansinya akan bertambah pada saat cahaya berkurang.

Dengan demikian rangkaian LDR yang dibuat sudah sesuai dengan perancangan.

D. Pengujian Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya adalah hal pertama yang harus mendapat perhatian

mengingat catu daya merupakan sumber daya alat sehingga jika catu daya tidak

bekerja maka alatpun tidak akan bekerja. Pengukuran catu daya dapat

diperlihatkan dengan menggunakan blok diagram sebagai berikut:

48

Page 63: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

MultimeterDigital

RangkaianCatu daya.

Gambar 24. Diagram blok pengukuran catudaya

Pengukuran dilakukan berulang – ulang dengan tujuan untuk meyakinkan

apakah data yang diukur telah memenuhi standar rangkaian atau tidak. Catu daya

sesuai perancangan adalah mempunyai tegangan keluaran 12 VDC untuk bagian

relay dan 5 VDC untuk rangkaian digital.

Berdasarkan pengukuran diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil pengukuran Tegangan Output Catu Daya

Pengukuran Vout 12VDC Vout 5 VDC

1 11.90 5.01

2 11.92 5.04

3 11.93 5.03

4 11.93 5.03

5 11.95 5.03

49

Page 64: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Tegangan keluaran dari rangkaian catu daya nampak sudah sesuai dengan

perancangan yaitu sekitar 12 VDC dan 5 VDC, meskipun ada sedikit perubahan

namun rata-rata Vout catu daya sudah memadai untuk digunakan.

E. PEMBAHASAN

Pembahasan dari rancangan alat yang dibuat disusun atas beberapa bagian

pembahasan, dan dibahas menurut fungsinya masing-masing, sehingga lebih

mudah untuk di pahami. Adapun pembahasan yang akan dijelaskan disini hanya

bagian-bagian intinya saja yang mendukung sistem kerja dari alat yang telah

dirancang.

F. Sensor LDR

Fungsi dari sensor LDR pada prinsipnya yaitu sebagai detector yang

mendeteksi setiap gerakkan objek atau orang yang melintas didepannya. Bila ada

objek atau orang yang melintas maka cahaya yang dipancarkan oleh pemancar

LDR pada saat catu daya dihidupkan akan terhalang dan tidak sampai ke penerima

LDR. Pemancar ini adalah sebuah LED LDR dan penerima LDR adalah sebuah

Photo dioda.

Cahaya yang terhalang dan tidak sampai ke Photo dioda menyebabkan Photo

dioda tidak aktif, sehingga pada transisitor Q2 menjadi off seperti LDR yang telah

dijelaskan pada Bab Perancangan Rangkaian LDR Transistor Q2 off karena pada

basis tidak ada bias tegangan, dan arus yang mengalir pada Photo dioda dibias

50

Page 65: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

reverse sehingga arus pada basis adalah nol, bila dioda dibias reverse maka arus

yang mengalir pada dioda kecil sekali.

Pada saat transistor Q2 off dan pada basis tidak ada bias tegangan akibatnya

kolektor dan emitter menjadi terbuka, sehingga tegangan keluaran Vout sensor

akan berlogika high, dan bernilai sesuai dengan tegangan sumber (Vcc).

Jika transistor beroperasi dan bekerja dalam daerah titik sumbat (Cut Off),

tidak ada arus kolektor yang mengalir, dan semua tegangan sumber muncul pada

terminal kolektor – emitter dan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut ini.

Persamaan pendekatan tegangan kolektor – emitter pada daerah Cut Off

transistor adalah :

Vce (Cut Off) = Vcc

Dimana:

Vce = Tegangan kolektor – emitter

Vcc = Tegangan sumber kolektor

Pada saat Vout sensor berlogika high, maka pulsa high inilah yang diterima

oleh mikrokontroller sebagai tanda atau sinyal yang dikirimkan oleh sensor infra

merah yang menandakan ada orang yang melintas didepannya, dan

mikrokontroller AT89S51 ini akan memproses dan menjumlahkan setiap

pendeteksian orang yang masuk dan menampilkannya pada display seven

segment.

G. Unit Pusat Kontrol

Pusat kontrol secara keseluruhan adalah pada mikrokontroler AT89S51

dimana keseluruhan proses dilaksanakan oleh prosesor tersebut, baik proses

51

Page 66: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

pengolahan data, proses menampilkan data maupun proses kontrol perlengkapan

luar sebagaimana telah dibahas sebelumnya , sehingga ia dapat dikatakan sebagai

pusat semua kontrol. Fungsi utama dari mikrokontroller AT89S51 ini adalah

sebagai pencacah atau penghitung, setelah sensor LDR mengirimkan sinyal yang

telah dideteksi sebagai tanda ada orang yang melewati sensor LDR tersebut.

Sinyal yang berupa pulsa – pulsa inilah kemudian dicacah oleh

Mikrokontroller AT89S51 dan dikonversikan menjadi BCD, sehingga dapat

diproses oleh decoder BCD to seven segment. Bit – bit yang telah dikonversikan

tadi kemudian ditampilkan pada seven segment sebagai tampilan. Pada rancangan

alat ini digunakan tiga buah seven segment sehingga batas maksimum yang

ditampilkan adalah 999.

H. Display

Pada pembahasan tentang display ini sangat berhubungan erat dengan teknik

multiplek, decoder BCD ke seven segment dan penggunaan saklar transistor

emitter follower, dimana ketiga hal tersebut merupakan inti dari penayangan data

ke tampilan seven segment. Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa teknik

multiplek dilaksanakan dan diolah dalam mikrokontroller, mikrokontroller

mengirimkan data BCD ke decoder sekali dalam satu waktu dan di terjemahkan

oleh decoder menjadi bit – bit yang sesuai dan mengirimnya ke seven segment

dan sesaat kemudian mikrokontroller juga mengirimkan bit – bit khusus ke

transistor emitter follower sebagai bit pe-multipleks sehingga seven segment

dapat menampilkan data yang dikirimkan satu setiap saat, kejadian tersebut juga

52

Page 67: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

dinamakan teknik berbagi waktu atau Time Sharing yang berlangsung terus

sampai seven segment yang terakhir dan kembali lagi melakukan scanning dari

segment yang paling awal kembali.

Kecepatan scanning dari segment yang satu ke segment yang lain menentukan

performa dari tampilan, jika frekuensi pengaktif saklar transistor emiter follower

rendah tampilan akan tampak berkedip dan apabila frekuensinya tinggi maka

tampilan akan saling tumpang tindih, sehingga tampilan seven segment akan

menunjukan data yang salah, agar tampilan tak berkedip dan tidak saling tumpang

tindih kita dapat mengatur waktu tunda yang tepat dengan memerintahkan

mikrokontroller agar menunda pengiriman bit – bit data pe-multiplek atau bit

pengaktif segment sehingga tampilan tampak jelas.

53

Page 68: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari pembahasan bab-bab sebelumnya , maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Simulator ini akurat mendeteksi dan menghitung setiap pengunjung yang

masuk dan keluar gedung dengan kontrol mikrokontroller AT89S51 dengan

persentase kesalahan 0%.

2. Simulator juga berfungsi sebagai penghitung obyek atau barang pada jalur

conveyer pada suatu industri.

3. Kelemahan dari simulator ini ketika ada orang yang masuk secara bersamaan

sensor hanya mendeteksi satu. Dan tidak disertai sensor unuk mengetahui

apakah ruangan itu penuh atau tidak seperti halnya sistem control yang ada di

lift.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil perancangan alat tersebut maka untuk menambah

fungsi dan kehandalan alat disarankan agar :

1. Alat ini dapat dimodifikasi dan dikombinasikan dengan komputer sehingga

lebih bagus dan proses kerja lebih cepat

2. Program yang ada dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.

58

Page 69: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

DAFTAR PUSTAKA

Eko Putra, Agfianto, 2002, Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55 ( Teori dan

Aplkasi ), Gava Media, Yogyakarta.

Insap Santoso. P, 1996, Semi Konduktor, Erlangga, Jakarta

JP. Holman. 1985. Metode Pengukuran Teknik Edisi Ke 4. Jakarta. Erlangga.

Malvino, A.P, 1996, Prinsip – Prinsip Elektronika Edisi ke 3, Erlangga, Jakarta. Petruzella, frank.D.2001, Elektronik Industri, Yogyakarta

Tim Gramedia, 1991, Rangkaian – Rangkaian Elektronika, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Wahyudin, Didin, 2007, Belajar Mudah Mikrokontroller AT 89S52 dengan bahasa Basic Menggunakan BASCOM-8051, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Zuhal, 1992, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT.Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

59

Page 70: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

I. Hasil Pengujian dan Pembahasan pada Alat

Jumlah

Orang yang

ditentukan didalam

ruangan

Keluar Masuk Jumlah / maksimal

50 1 1 50

50 2 2 50

50 3 3 50

50 4 4 50

50 5 5 50

50 6 6 50

50 7 7 50

50 8 8 50

50 9 9 50

50 10 10 50

50 11 11 50

50 12 12 50

50 13 13 50

50 14 14 50

54

Page 71: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

50 15 15 50

50 16 16 50

50 17 17 50

50 18 18 50

50 19 19 50

50 20 20 50

50 21 21 50

50 22 22 50

50 23 23 50

50 24 24 50

50 25 25 50

50 26 26 50

50 27 27 50

50 28 28 50

50 29 29 50

50 30 30 50

50 31 31 50

50 32 32 50

50 33 33 50

50 34 34 50

50 35 35 50

55

Page 72: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

50 36 36 50

50 37 37 50

50 38 38 50

50 39 39 50

50 40 40 50

50 41 41 50

50 42 42 50

50 43 43 50

50 44 44 50

50 45 45 50

50 46 46 50

50 47 47 50

50 48 48 50

50 49 49 50

50 50 50 50

Pembahasan

Pada dasarnya alat yang dibuat merupakan sebuah alat penghitung jumlah

orang yang memasuki suatu gedung. Apabila dalam gedung sudah di tentukan jumlah

50 orang maka pintu akan menutup dan tidak akan membuka kecuali ada orang yang

keluar di pintu keluar. Apabila yang keluar 5 maka yang masuk 5 dan seterusnya.

56

Page 73: Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung

Pada saat catu daya dihidupkan maka sensor LDR akan mendeteksi orang yang

masuk gedung, kemudian sensor akan mengirimkan sinyal ke mikro untuk diproses

dan menjumlahkan setiap pendeteksian orang yang masuk. Apabila Sebaliknya jika

sensor yang ditempatkan pada pintu keluar, maka akan mengirimkan sinyal ke mikro

untuk diproses dan mengurangi hasil penjumlahan orang yang masuk. Apabila

ruangan sudah penuh atau seven segmen menunjukan angka 50 maka tanda alarm

akan berbunyi. Alarm tersebut berupa buzeer yang terpasang pada sebelah kanan atas.

Hasil pendeteksian orang yang ada digedung akan ditampilkan pada seven segment.

57


Recommended