Episode 1
Gu Mi-ho menunggu dengan sabar di luar gedung kampus. Dia terlihat sangat cantik dan
segar. Setelah dia melihat sosok Cha Dae-woong, dia melambai dan memangil pemuda itu
dengan semangat. Dae-woong di sisi lain, sama sekali tidak senang melihat keberadaan Mi-
ho. Dae-woong berbalik dan berpura-pura sedang menelpon lalu menuju arah yang lain.
Menjadi sosok yang punya kekuatan supernatural ada untungnya. Kecepatan contohnya. Mi-
ho muncul dari arah yang berlawanan dan dia menerima alasan kenapa Dae-woong tidak
melihatnya. Mi-ho berkata dengan sungguh2, “Yah, aku yakin kalau kau tidak ingin mati, kau
pasti sudah berbohong dan berpura-pura tidak mendengarku. Benar kan?” Ancaman ini tidak
sungguh2 tapi ancaman inilah yang dipakai Gu Mi-ho dalam hubungan mereka. Dia tidak
ragu menggunakannya bila itu perlu.
Mi-ho menarik tangan Dae-woong menuju ke „penemuannya yang sangat spesial‟ sedangkan
semua pria di kampus mulai tergila-gila pada Mi-ho. Tampilan seorang Serigala Berekor
Sembilan memang cantik. Tambahan pula, dia punya aura yang bisa menarik banyak pria.
Begitulah, Dae-woong membuat iri pria lainnya… hanya saja, Dae-woong menginginkan hal
yang berbeda.
Dengan senang, Mi-ho menunjukkan penemuan barunya: sebuah restoran yang melayani
daging sapi segar yang baru dipotong. Mi-ho benar2 ingin makan daging sapi segar. Ini
adalah kegiatan rutin buat mereka tapi hari ini Dae-woong bertahan – tidak! Dia tidak boleh
makan daging sapi!
Terhadap penolakan ini, Mi-ho menaikkan alisnya seolah-olah ingin berkata, “Oh benarkah?”
kemudian dia bersandar lebih dekat untuk berbisik, “Lalu, aku akan memakanmu.” Itu
membuat Dae-woong yang pengecut sangat ketakutan. Mi-ho mulai berceloteh lagi, “Serigala,
serigal apa kabar? Aku makan nasi. Apa yang kau makan bersama nasi itu? Beberapa lauk
pauk Dae-woong!” Mi-ho dengan bercanda bertanya, “Apakah dia mati? Apakah dia hidup?”
Dae-woong menelan ludah dengan ketakutan. Mi-ho mengumumkan dengan gembira, “Dia
hidup!” Dia berlari dengan riangnya untuk makan daging sapi.
Jadi bagaimana semuanya bisa seperti ini? Mari kita lihat sekarang. Dae-woong merekam
sebuah video di sekolah silat dengan bantuan dana dari Sun-nyeo dan kawan2nya.
Berlawanan dengan adegan pembukaannya, disini Dae-woong menggunakan tenaga yang
besar untuk menukik ke seberang tempat latihan lalu mengacungkan pedang dengan gaya
mengancam. Dia melakukan ini dengan harapan untuk memasukkannya ke internet agar
menjadi cerita yang terkenal.
Seluruh anggota dalam grup itu menuruti saja kata2 Dae-woong dan Dae-woong jelas2
menikmati menjadi pemimpin. Dia juga punya sifat manja anak kaya misalnya seperti waktu
dia membelikan semua orang es krim seolah-olah yang melakukan itu adalah bintang besar
yang mentraktir para staffnya. Dae-woong juga membual tentang peran dalam film yang
hampir dia dapatkan. Dia adalah finalis-nya dan audisinya untuk film berikutnya akan segera
tiba.
Dae-woong membawa teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo, ke salon rambut kakeknya dsan
berjanji untuk memberikan mereka kriting gratis. Dia sendiri ingin agar rambutnya dibenahi
untuk persiapan audisinya yang berikutnya. Jeleknya, manajer menelpon kakek, yang marah
pada Dae-woong karena merusak statusnya sebagai cucu pemilik salon, lagi. Dae-woong
berpikir cepat dan kali ini mengatakan kalau dia akan membayar. Kemudian, Dae-woong
kabur.
Dae-woong mengebut dengan motor barunya yang mencolok. Motor yang dibeli dengan uang
sekolah yang diberikan oleh kakek – siapa yang perlu pendidikan kalau kau akan menjadi
bintang film? Akan tetapi, polisi menghentikan Dae-woong sebab kakek melaporkan bahwa
motor itu curian jadilah Dae-woong ditangkap untuk dimasukkan ke penjara. Dimana
kekhawatiran Dae-woong yang terbesar muncul: di dalam penjara rambutnya akan dikeriting!
Bibi Min-sook membayar jaminan agar Dae-woong bisa keluar dari penjara. Dia membela
Dae-woong sebab bibi bisa bersikap lebih toleran ketimbang ayahnya (kakek Dae-woong).
Akan tetapi, kakek diwajibkan untuk bisa mengubah perilaku cucunya dan mengumumkan
kalau dia akan mengirim Dae-woong ke akademi displin untuk mendapatkan pendidikan.
Kakek meminta Dae-woong untuk mendaftar ulang di sekolah.
Dae-woong protes – bagaimana dengan audisinya? Kakek tidak berubah pikiran dan berkata
bahwa sampai Dae-woong menjadi seseorang (yang lebih matang), dia dihukum. Kakek
serius dan dia bahkan tidak akan membiarkan Dae-woong lepas dari genggamannya meski itu
untuk pipis sekalipun.
Dae-woong menawarkan satu sepatunya sebagai jaminan kalau dia tidak akan kabur dan itu
memberikan Dae-woong sedikit ruang ketika mereka beristirahat di stasiun peristirahatan.
Dae-woong bersembunyi di sebuah tong sampah kosong, jadi saat kakek datang untuk
mencarinya, kakek berpikir kalau Dae-woong kabur lewat jendela. Kakek berteriak dengan
putus asa sedangkan Dae-woong mengendap-endap di belakang truk pengantar barang.
Sukses dah!
Nah, sekarang untuk cerita asli sang Gumiho. Cerita ini diceritakan oleh seorang biksu
kepada pengunjung kuilnya saat dia mengacu ke sebuah lukisan di dinding. Di atas lukisan
dinding itu terdapat gambar seorang wanita tua dan seekor serigala. Gambar itu menceritakan
tentang Gumiho yang ingin menjadi manusia.
Serigala di lukisan itu berubah menjadi manusia dan inilah Mi-ho yang keluar dari lukisan.
Dia hidup tentu saja. Dia muncul di dunia dan mengambil wujud manusia serta hidup di
sekeliling manusia. Karena kecantikannya, dia membuat para pria bertekuk lutut
dihadapannya serta megap2 tidak bisa bernafas karena saking kagumnya. Hal ini pasti terjadi
kemanapun dia pergi.
Para pria menjadi gila karena Gumiho dan ini adalah masalah besar. Para wanita tidak
menyukainya. Mereka percaya kalau rahasia kecantikan Gumiho ada di ekornya yang
berjumlah sembilan. Mereka lalu berdoa pada wanita yang ada dilukisan. Wanita itu adalah
roh nenek moyang. Permintaannya adalah agar ekor sang Gumiho dihilangkan.
Arwah nenek moyang mendapati dirinya berada dalam sebuah konflik. Tapi akhirnya
mendapatkan ide. Dia percaya kalau semua ini akan berakhir bila dia mencarikn suami untuk
sang Gumiho. Seorang pria dipilih dan Gumiho siap untuk melaksanakn pernikahannya.
Sayangnya, tidak ada seorang wanita pun yang mau menyerahkan seorang pria ke genggaman
Gumiho. Mereka kemudian menyebarkan gossip kalau Gumiho memakan 100 hati manusia
agar bisa berubah menjadi manusia. Ini tentu membuat takut semua orang dan pada hari
pernikahannya, Gumiho ditolak. Roh nenek moyang memotong ekor Gumiho dan
mengurungnya selamanya di dalam lukisan selamanya. Sekarang dia disana tanpa ekornya.
Setelah tersangkut di truk selama beberapa saat, Dae-woong turun di sebuah jalanan
pegunungan entah dimana. Suasananya gelap dan hujan. Dia memberi sinyal pada sebuah
mobil untuk meminta tumpangan. Ternyata pengendara mobil itu adalah biksu yang tadi. Dia
membawa Dae-woong ke kuil untuk bermalam.
Dae-woong meminjam telpon biksu itu untuk menelpon bibinya, Min-sook. Dia mencoba
menebak-nebak nomer hp bibinya itu. Tapi sinyal di tempat itu jelek sekali. Jadi, Dae-woong
memegang telponnya dan berkelana ke beberapa tempat untuk mencari sinyal yang lebih kuat.
Dae-woong sampai ke sebuah kuil terisolasi dimana lukisan Gumiho disimpan. Dae-woong
akhirnya mendapatkan sinyal tepat di luar kuil. Dia kemudian mencoba menelpon bibinya
lagi beberapa kali. Dia menelpon nomer yang salah tapi yang terakhir meminta Dae-woong
untuk tidak menutup telponnya. Jadi Dae-woong tetap bisa online.
Orang terakhir yang ditelpon Dae-woong ini membuat beberapa pernyataan keingintahuan.
Seperti, bagaimana Dae-woong terlihat lebih bagus kalau topinya dilepas. Dengan marah2,
Dae-woong melihat hp-nya – hp itu sudah mati tapi tetap ada suara yang keluar dari hp itu.
Apa yang terjadi? Dae-woong mencoba untuk menyingkir. Akan tetapi, suara di hp itu
memperingatkan kalau Dae-woong pergi maka dia akan sangat marah. Suara itu punya tugas
untuk Dae-woong dan mengundangnya untuk masuk ke dalam.
Mi-ho menuntun Dae-woong ke lukisan di dinding dan menyuruhnya untuk menggambar
sembilan ekor pada serigala di lukisan itu. Dae-woong tetap ketakutan tapi Mi-ho
menyuruhnya untuk cepat2. Jadi dengan terburu-buru, Dae-woong menggambar sembilan
ekor di serigala dalam lukisan itu. Ketika Dae-woong menggambar, alam menjadi terganggu:
kilat muncul dan anjing penjaga menggong dengan keras. Biksu menyadari ada yang salah
dan bergegas ke kuil Gumiho.
Saat Dae-woong selesai menggambar, Mi-ho akhirnya bebas dari lukisan itu. Dan tahu tidak,
surga benar2 tidak suka ini. Badai membuat Dae-woong takut dan malah kabur dari tempat
itu. Dia berlari dan jatuh di bukit berbatu. Dia mendarat dengan keras dan pingsan.
Mi-ho menemukan Dae-woong dan memandangnya dengan penuh penasaran. Dae-woong
tidak akan bangun jadi dia memutuskan untuk menolong. Pria itu sudah membantu
menggambarkan ekor di lukisan dan sebaiknya Mi-ho juga membantunya. Mi-ho mendekat
ke tempat Dae-woong dan meniupkan energi mistis ke mulut Dae-woong. Energi ini disebut
„manik-manik serigala‟. Ketika Mi-ho melakukan itu, ekor-nya berkilat-kilat dibawah cahaya
bulan.
Pada pagi harinya, Dae-woong bangun dengan posisi yang aneh – dia tersangkut di cabang
pohon yang tinggi. Dia hanya ingat bagian ketika terpeleset di bukit berbatu di sisi gunung.
Ketika Mi-ho mendekat, Dae-woong sama sekali tidak mengenalinya. Bahkan tetap tidak
kenal ketika Mi-ho memberitahunya kalau mereka bertemu tadi malam.
Akan tetapi, beberapa frase yang diucapkan Mi-ho memicu ingatan Dae-woong. Dia adalah
gadis yang ditelpon tadi malam itu. Dae-woong ketakutan sebab dia berpikir kalau Mi-ho
adalah hantu. Maka, dia menyentuh pipi Mi-ho dan akhirnya lega karena ternyata dia
manusia. Mi-ho menganggapnya sebagai pujian, “Apa aku terlihat seperti manusia?”
Sekarang, Dae-woong jadi marah sebab mengira Mi-ho mengerjainya malam sebelumnya.
Dia mengajak Mi-ho kembali ke kuil itu untuk mengakui tentang lukisan yang sudah dia
coret. Hal itu dianggap Dae-woong sebagai vandalisme.
Mi-ho berbicara yang sejujurnya tapi cerita itu begitu fantastik sehingga Dae-woong
mengartikannya sebagai cerita yang sangat manusiawi. Contohnya saja, Mi-ho mengeluh
kalau dia tidak suka kuil itu – dia dikurung disana oleh seorang nenek dan baginya hal itu
sangat membosankan. Dae-woong mengartikan itu bahwa Mi-ho adalah pembuat masalah
yang sedang menerima hukuman.
Dae-woong bertanya sudah berapa lama Mi-ho dikurung di dalam kuil. Mi-ho menjawab,
“Lima ratus tahun.” Hal itu membuat langkah Dae-woong terhenti dan meminta cerita
lengkapnya. Mi-ho menceritakan semuanya. Cerita tentang roh nenek moyang adalah cerita
yang sangat terkenal dan gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Gumiho. Jadi Dae-woong
berikir kalau Mi-ho mengarang cerita itu atau dia gila.
Mi-ho menjelaskan kalau dia juga sudah menolong Dae-woong. Alasan kenapa Dae-woong
tidak merasa sakit adalah karena Mi-ho memberianya manik2 serigala yang sekarang ada di
dada Dae-woong. Mi-ho mencari-cari dibalik T-shirt Dae-woong untuk menunjukkan letak
manik2 serigala itu berada. Dae-woong menyingkirkan tangan Mi-ho sebab dia yakin gadis
itu pasti sudah gila. Dae-woong berkata kalau Mi-ho seharusnya punya ekor sembilan dan
Mi-ho menjawab kalau ekor2nya hanya muncul di bawah sinar rembulan.
Cukup sudah. Dae-woong pergi sendiri. Dia mengarahkan Mi-ho ke arah yang lain lalu
berjalan pergi. Hanya saja, seekor babi datang. Meski Dae-woong sangat ingin
menyingkirkan gadis yang dia anggap gila, tapi dia tidak bisa membiarkan gadis itu mati di
tempat itu. Jadi dia kembali untuk menjemput si serigala. Mi-ho sebenarnya tidak takut pada
binatang itu tapi Dae-woong menarik tangannya dan mereka pun mulai lari.
Sementara itu, seorang misterius bernama Dong-joo, Pemburu Gumiho, muncul di kuil. Dia
merasakan gangguan yang terjadi dan memeriksa kuil yang terisolasi. Dia bergumam kalau
dia melakukan semua pencegahan ini untuk memastikan kalau Gumiho tetap terkurung. Di
kota terdekat, Dae-woong berpisah dengan Mi-ho dan dia menjual sebuah kalung untuk
mendapatkan uang. Dia menduga kalau kakeknya membayar uang sekolah maka dia bisa
pulang ke rumah dengan selamat. Di rumah, kakek membayar uang sekolah lalu berhenti
untuk berpikir, “Tunggu. Apa ini artinya aku kalah lagi kali ini?”
Dae-woong menelpon sekolahnya dan mendapatkan konfirmasi yang artinya dia bebas
kembali ke Seoul. Mi-ho memanfaatkan telinganya yang tajam dan menguping setiap detail
percakapan Dae-woong lalu mulai mengikutinya. Dae-woong berpikir kalau dia bisa
mengabaikan Mi-ho dengan mudah sebab Mi-ho tidak tahu apa2 tentang dirinya. Jadi, ketika
Mi-ho memanggil nama Dae-woong, anak kaya ini terkejut. Mi-ho bahkan menguraikan data
pribadi Dae-woong dan meminta pemuda itu untuk mentraktirnya makan siang. Dae-woong
terjebak dengan gadis gila.
Dae-woong mengajaknya ke restoran panggang, dimana Mi-ho tidak sabar untuk mencicipi
daging setelah 500 tahun! Dia hampir menggigit sepotong daging mentah tapi Mi-ho segera
menahan dirinya – dia telah bekerja keras untuk bisa tampil seperti manusia dan makan
daging mentah sangat tidak manusiawi.
Dae-woong mengejek kepercayaan tentang dirinya yang seorang Gumiho. Dia mengatakan
kalau kakeknya sering meminta dirinya untuk bisa bersikap seperti manusia. Itulah satu2nya
kesamaan mereka. Dae-woong bertanya tentang keluarga Mi-ho dan dia menjawab kalau dia
tidak punya siapa-siapa. Itu membuat Dae-woong langsung bersimpati pada Mi-ho.
Dae-woong permisi untuk pergi ke kamar mandi tapi sebenarnya dia berencana untuk kabur.
Dia sudah merencanakan ini sejak membelikan makan siang untuk Mi-ho. Saat Dae-woong
tidak kembali juga, Mi-ho berinisiatif untuk mencari pemuda itu – hanya, dia terkagum
melihat semua kursi yang ada di kamar mandi. Dia membuka sebuah tempat duduk dari
porcelain, terpesona pada kecantikan benda itu dan memutuskan kalau itu adalah sumur. Dan
kebetulan dia sedang haus…
Untungnya, Mi-ho memutuskan kalau itu sumur yang indah tapi tidak bersih. Daging adalah
masalah yang lain. Saat dia memasukkan daging itu ke mangkuk, dia secara tidak sengaja
menjatuhkannya. Mi-ho menyentuh daging itu tapi kemudian dia menangkap bau para
pengejarnya (biksu, Dong-joo, dan polisi) di udara dan memutuskan untuk kabur.
Dong-joo mendengar kalau gadis itu di resto itu bersama seorang pria muda – yang ciri2nya
sama dengan pria yang menginap di kuil – dan menebak kalau mereka bersama. Saat Dong-
joo sudah bisa memperbaiki hp biksu yang rusak, dia bisa siapa yang ditelpon pemuda itu dan
mulai melakukan pelacakan. Jujur saja, Dong-joo belum pernah bertemu dengan Gumiho itu
tapi dia yakin dia akan bisa melacaknya dari kecantikan dan auranya.
Bibi Min-sook masuk ke dalam lift dan kentut. Tapi dia panik waktu seorang pria misterius
masuk ke dalam lift juga padahal bau kentutnya bibi belum hilang. Tapi pria misterius itu
berusaha untuk tidak memedulikan bau itu. Dan ketika dua wanita masuk ke dalam lift dan
megap2 karena tidak bisa bernafas, sang pria misterius mau mengaku kalau dialah yang
kentut dan meminta maaf. Min-sook sangat tersentuh pada sikap ini dan membungkuk untuk
mengucapkan terima kasih. Pria itu malah merasa kalau Min-sook sangat menarik.
Dae-woong sangat ingin menggunakan bus berikutnya untuk kembali ke Seoul, hanya dia
diikuti oleh Mi-ho. Dae-woonr berpikir kalau Mi-ho membuntutinya selama ini dan tidak
percaya pada penjelasan Mi-ho kalau dia mengikuti Dae-woong lewat baunya. Mi-ho
mengatakan, “Aku menyukaimu. Aku akan mengikutimu.”
Sekarang Dae-woong sangat putus asa dan menuduh Mi-ho sebagai penguntit, tipe orang
yang sangat akrab dengannya sebab orang selalu menempel padanya karena uangnya. Dae-
woong juga menyindir cerita Mi-ho dan mengejek penejelasan kalau dia adalah Gumiho.
Kekejaman ini membuat Mi-ho sakit hati. Dae-woong kemudian berbalik untuk pergi dari
sana. Dengan nada yang tajam, Mi-ho bersumpah akan membuat Dae-woong percaya
padanya, “Lalu, kau mati.”
Dae-woong naik bus untuk pergi ke Seoul dan langsung menuju sekolah laga. Tapi dia tetap
merasa takut dan membayangkan kalau Mi-ho mengintai di setiap sudut. Yang membuatnya
tenang adalah dia bertemu dengan teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo. Sun-nyeo jelas
ingin membuat Dae-woong senang dan memberikan kunci gedung pada Dae-woong jadi dia
bisa bermalam disana.
Baru sekaranglah, Dae-woong melihat luka di punggungnya yang terlihat sangat menyakitkan.
Dia tidak memperhatikannya sebab luka itu tidak terasa sakit. Tiba2 Dae-woong ingat pada
penjelasan Mi-ho tentang kekuatan manik2 serigalanya. Dae-woong mulai mengatakan
pengalaman anehnya pada Byung-soo dimana dia bertemu dengan seorang gadis aneh yang
mengatakan kalau dirinya adalah Gumiho. Lalu, dia ingat kalau dia sudah berjanji tidak akan
mengatakan pada siapa2 kalau Mi-ho adalah Gumiho. Byung-soo memperingatkan Dae-
woong (setengah bercanda) bahwa jika Gumiho memintamu untuk tidak mengatakannya
maka kau sebaiknya tidak mengatakannya atau mati.
Dae-woong mencoba untuk mengabaikan fakta itu dan mulai mengambil gambar. Tapi ketika
bola mulai menjauh darinya, bola itu malah mendekat lagi. Dia meyakinkan dirinya kalau
bola itu hanya terpental. Tapi semua bola mulai menggelinding sendiri!
Dari kegelapan munculah Mi-ho yang mengikuti Dae-woong ke tempat itu lewat baunya,
seperti yang dia janjikan beberapa waktu yang lalu. Dengan gugup, Dae-woong memberikan
acungan jempol lemah atas kemampuan Mi-ho dan Mi-ho mengingatkan Dae-woong kalau
dia adalah Gumiho. Mi-ho melihat ke langit dan mengatakan kalau bulan akan muncul.
Sekarang, dia baru bisa membuktikan semuanya pada Dae-woong.
Mi-ho melangkah ke cahaya bulan ketika awan terbuka dan memperlihatkan bulan. Dan tentu
saja, saat Mi-ho berhadapan dengan Dae-woong, ada sembilan ekor di belakang Mi-ho yang
melambai-lambai. Dae-woong kaget dan mulai megap2. Mi-ho berkata pada Dae-woong,
“Aku Gumiho. Kembalikan manik-manik serigalaku!”
Setelah itu, Mi-ho mendekati Dae-woong dan mencondongkan diri untuk mengambil manik-
maniknya kembali.
Episode 2
Setelah Mi-ho menunjukkan dirinya dalam bentuk Gumiho (Serigala Berekor Sembilan), dia
mengambil kembali manik2 serigalanya dan Dae-woong langsung ambruk di lantai. Mi-ho
melayang-layang di atas Dae-woong mengatakan kalau dia sudah menyelamatkan Dae-
woong tapi Dae-woong malah mencampakkannya jadi dia tidak kenal lagi pada Dae-woong.
Dae-woong mulai memburuk dengan cepat saat asap hitam pekat mengelilinginya. Mi-ho
masih melayang-layang di atas Dae-woong dan merasa sedikit sedih sebab membiarkan dia
mati. Tapi dia mulai pergi. Mi-ho teringat kembali pada insiden babi waktu itu. Dia ingat
betap beraninya Dae-woong kembali untuknya dan menyelamatkannya dari babi yang Dae-
woong kira sangat menakutkan. Jadi Mi-ho kembali, tenaga putihnya menghilangkan kabut
hitam itu. Dia berkata karena Dae-woong kembali untuknya satu kali maka dia juga akan
melakukan hal yang sama.
Dae-woong bangun dengan kepala pening. Dia kaget melihat Mi-ho memandanginya seperti
mainan baru. Dae-woong lalu lari dan bersembunyi jadi Mi-ho bergumam kepada dirinya
sendiri bahwa dia harus membuat takut pemuda ini agar dia tetap berada di sisinya! Hehe!
Mi-ho memandang dengan geli saat Dae-woong berusaha keras mengeluarkan dirinya dari
tempat itu tapi dia malah gagal total! Mi-ho berkata, “Kau ingin aku membantu?”
Ada adegan tambahan dimana ada sosok imajiner Dae-woong yang beraksi melakukan aksi
kabur ini dan menyemangati Dae-woong yang asli kalau dia pasti bisa kabur. Dae-woong
terjebak di atas Mi-ho dan di atas semua itu kakek menelpon Dae-woong dan dia malah
menjatuhkan hp-nya. Mi-ho menatap hp itu dengan penasaran. Dia mendengar suara dan
menjawab. Kakek bertanya dimana Dae-woong dan Dae-woong menjawab dengan nafas
berat waktu dia berpegangan pada seutas tali sedangkan Mi-ho menjawab, “Dae-woong?
Berada di atasku.”
Mi-ho menyuruh Dae-woong untuk turun sekarang tapi Dae-woong bersikeras untuk tetap
disana daripada dimakan. Dia lebih baik mati di atas sana. Mi-ho mengancam akan menarik
Dae-woong turun tapi pemuda itu mencemooh kalau Mi-ho tidak bisa menariknya turun
seperti sebuah apel. Jadi Mi-ho menunjukkan kekuatan Gumiho-nya yang lain dan terbang
untuk menjemput Dae-woong.
Mi-ho mendarat di atas Dae-woong. Akhirnya, Dae-woong mengakui kalau Mi-ho adalah
Serigala Berekor Sembilan. Dae-woong berkata, “Baiklah. Kau Gumiho. Karena kau
menarikku, maka kau bisa memakanku.” Mi-ho merespon, “Benarkah aku bisa memakanmu?”
Dae-woong berkata lagi, “Kau bisa memakanku. Tapi ketahuilah hal ini. Kalau ada banyak
gumiho di dunia ini, pasti ada hantu juga. Jadi aku akan kembali sebagai hantu dan balas
dendam!” Dae-woong menguatkan dirinya untuk menyambut kematiannya dengan
keberanian palsu. Dia tidak mendengarkan pertanyaan Mi-ho kenapa dia tidak minta
diselamatkan saja. Mi-ho berkata, “Baiklah, tapi jika kau minta aku untuk menyelamatkanmu,
aku pasti akan membiarkanmu hidup…” Segera setelah itu, Dae-woong berlutut dan meminta
Mi-ho untuk mengampuni nyawanya. Dari tadi kek Dae-woong!
Pemburu Gumiho, Dong-joo menemukan pola nomer hp yang dihubungi Dae-woong. Dia
lalu mencari bibi Dae-woong. Dong-joo berpura-pura sebagai teman Dae-woong dan
meminta konfirmasi nomer hp Dae-woong.
Di atap sekolah laga, Mi-ho memakan daging ayam ketika Dae-woong berlutut meminta
maaf karena tidak mampu mendapatkan daging sapi saat ini. Dae-woong mendengarkan
konfirmasi ulang dari Mi-ho kalau sampai Mi-ho bisa dengan aman mengaluarkan manik2
serigala yang menyelamatkan Dae-woong, maka Mi-ho akan terus menempel Dae-woong. Ini
bisa jadi benar atau ini hanya alasan Mi-ho agar bisa dekat dengan Dae-woong.
Dae-woong masih berlutut. Dia mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini tapi kembali
takut waktu melihat Mi-ho menghancurkan tulang ayam dengan semangatnya. Mi-ho berkata,
“Dae-woong, selagi kau memiliki manik2 serigalaku, aku tidak bisa membiarkanmu pergi.
Kau milikku.” Mi-ho tersenyum dan Dae-woong tertawa dengan gugup. Dae-woong mulai
memanggilnya Gu Mi-ho dan mencoba bersikap sopan. Dae-woong sebenarnya takut tapi dia
juga harus bisa bersikap seolah-olah Mi-ho adalah naka kecil.
Dae-woong masuk ke dalam dan memutuskan kalau untuk sekarang, jika dia memberi makan
daging sapi pada Mi-ho, jadi dia tidak akan mencoba memakannya. Saat sedang melatih ilmu
pedangnya (untuk jaga2 kalau-kalau dia harus membela dirinya), dia melihat kostum film
laga, yaitu sebuah baju besi dan mengenakannya. Mi-ho bertanya-tanya apakah dia memang
begitu menakutkan sebab yang dia lakukan hanyalah menyelamatkan Dae-woong. Dae-
woong berkata tetap saja. Bagaimana kalau Mi-ho melihat hatinya dan lapar dengan tiba2?
Mi-ho membela diri, “Pernahkan kau melihatku makan hati? Pernahkah kau melihatku
mengeluarkan hati seseorag dan memakannya?” Dae-woong berkata kalau dia adalah
Gumiho. Ini membuat Mi-ho mendesah dan menyerah. Mi-ho berujar, “Baiklah. Aku gumiho.
Jaga hatimu baik2!” Setelah itu, Mi-ho pergi tidur.
Dong-joo, sang pemburu Gumiho, menemukan informasi tentang Dae-woong dengan
gampang di internet. Dia tersenyum pada dirinya kalau itu akan menjadi perburuan yang
mudah. Dia membuka sebuah tembok yang berisi info seputar semua hal yang berkaitan
dengan gumiho. Dia mengeluarkan sebuah pisau dengan ukiran kuno. Dong-joo menyeringai
dan heran kenapa gumiho ingin sekali menjadi manusia ketimbang tetap tinggal di tempatnya
yang seharusnya.
Dae-woong tidur dengan baju besinya di luar dan Mi-ho menjaganya. Mi-ho berkata kalau
dia bersenang-senang hari ini karena dia bersama Dae-woong. Dia senang karena selagi
manik2 serigala menyembuhkan Dae-woong, dia tetap bisa bersama pemuda itu lebih lama.
Mi-ho memperhatikan nyamuk yang terbang di atas Dae-woong. Dengan riang, Mi-ho
menangkap nyamuk itu dan berkata pada Dae-woong yang tertidur kalau baik nyamuk
ataupun dia tidak akan memakan Dae-woong malam ini. Mi-ho lalu memandang ke kota dari
atas atap gedung sekolah laga dan kagum betapa dunia sudah menjadi begitu indah.
Kakek dan bibi Min-sook mengkhawatirkan Dae-woong dan kakek meratapi fakta bahwa
ketika Dae-woong menyebabkan banyak masalah, dia tidak pernah punya masalah dengan
seorang gadis… sampai sekarang. Kakek meminta bibi untuk mengblokir kartu kredit Dae-
woong. Min-sook bertanya apakah yang dikatakan gadis itu di telpon. Kakek malah berkata
kalau bibi yang belum menikah tidak pantas mendengarnya. Bibi jadi marah karena
kesendiriannya dibawa-bawa lalu pergi dari sana.
Kartu kredit Dae-woong ditolak di restoran tepat setelah Mi-ho memakan daging yang
dipesan. Dae-woong dipaksa membayar dengan uang-nya yang ada. Mi-ho menghentikan
Dae-woong untuk membelikannya soda di pinggir jalan. Koin Dae-woong macet di dalam
mesin jadi dia mulai menendang mesin itu. Mi-ho juga ikut melakukan hal yang sama.
Seluruh isi mesin itu berhamburan keluar lalu sebotol soda meluncur keluar pula. Mereka
mengambilnya lalu kabur.
Min-sook menyesap es kopi di depan lift dan tiba2 saja es tersangkut di tenggorokannya.
Berikutnya, pria misterius yang Min-sook temui tempo hari keluar dari lift dan mendapati
Min-sook sedang tercekik. Jadi pria itu melempar bibi ke bahunya dan melompat naik turun
sampai balok e situ keluar dari mulut Min-sook. Min-sook jelas sangat malu dan pria itu pergi
begitu saja.
Dae-woong mengajak Mi-ho ke kampus dimana dia terkagum-kagum melihat bangunan
kampus itu. Mi-ho hanya tahu kuil dimana banyak pengunjung berdoa. Mi-ho berpikir Dae-
woong cukup keren karena mengajaknya pergi ke kampus dan Dae-woong jelas menikmati
pujian itu. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau orang2 di kampus sangat pintar jadi sebaiknya
Mi-ho berpura-pura sebagai manusia dan tidak melakukan hal yang mencurigakan. Mi-ho
berjanji untuk bersikap seperti manusia. Dia juga bertanya pada Dae-woong apakah dia
terlihat seperti manusia bila dia diam dan tidak melakukan apa2. Dae-woong mengiyakan dan
Mi-ho menjadi sangat senang.
Dae-woong berkeliling ke semua teman2nya untuk meminta uang. Hal ini dikira gampang
oleh Dae-woong sebab dia sering memberikan traktiran pada mereka. Tapi setiap teman yang
didatangi Dae-woong berbohong kalau mereka tidak punya uang lalu pergi. Mi-ho mencium
bau uang di kantong teman2 Dae-woong yang membuat Dae-woong sangat malu ketika
dihadapkan pada fakta bahwa teman2nya bersikap seperti itu padanya.
Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong tidak mempercayainya dan bertanya juga kenapa dia
tidak melakukan apa2 saat teman2nya membohonginya. Apa dia takut? Untuk pernyataan itu,
Dae-woong mencari temannya dan menyerahkan uang yang tersisa di kantongnya serta
menyuruh temannya itu untuk makan siang dengan uang itu. Mi-ho sekarang menjadi
bertambah bingung – kenapa dia menyerahkan uangnya pada teman yang telah berbohong?
Dae-woong memberitahu Mi-ho dengan marah kalau kadang2 lebih baik tidak tahu apa2, dan
bahwa berpura-pura adalah hal yang tidak terlalu memalukan. Dae-woong membentak Mi-ho
kalau dia bukan manusia jadi jangan mencampuri urusan manusia. Hal ini membuat Mi-ho
jadi masam.
Mi-ho mencoba mengikuti Dae-woong ke perpustakaan tapi Dae-woong mengatakan kalau
Mi-ho tidak bisa masuk ke dalam sebab dia tidak punya tanda pengenal. Dan karena dia
bukan manusia – tidak punya nama dan tanda pengenal sosial – Mi-ho tidak bisa ikut. Mi-ho
merenggut lagi dan mengatakan pada Dae-woong agar dia tidak merendahkannya karena dia
bukan manusia. Dae-woong menjawab bahwa karena Mi-ho bukan manusia, maka dia takut
padanya. Saat Dae-woong meninggalkan Mi-ho disana, Mi-ho hanya bisa mendesah. Dia
ingin sekali pergi ke tempat yang bisa dimasuki manusia.
Di dalam perpus, Dae-woong mulai mencari-cari tentang legenda gumiho. Dia mencari cara
agar Mi-ho pergi dari sisinya. Dia berpikir kalau caranya pasti sama seperti mengusir setan.
Tapi tidak apa2 dan karena dia bosan berurusan dengan bahasa yang kuno, Dae-woong
menyerah. Dia mengeluh keras2 di tengah2 perpustakaan kalau tidak ada yang pernah
melihat gumiho. Jadi apa yang orang2 pintar tahu? Dan kenapa pula, dari sekian banyak
orang, gumiho memilihnya?
Dae-woong mendapatkan ide saat dia mengingat kuil tempat munculnya Mi-ho pertama kali.
Dia mencari-cari berita tentang kuil itu dan mendapatkan berita baru tentang kuil itu dimana
lukisannya diletakkan secara berdampingan. Lukisan yang asli dan yang gambar serigalanya
sudah hilang. Dae-woong sadar kalau dia membebaskan gumiho dengan menggambar
sembilan ekor itu.
Di luar, Mi-ho menemui teman2 Dae-woong yang berbohong. Dia mengembalikan bola
mereka yang nyasar keluar dengan satu pukulan keras yang mengarah ke salah satu teman
Dae-woong. Pemuda itu ambruk dan Mi-ho pergi, dia sadar baru saja menghina pria yang
mengikuti Dae-woong kemana-mana dan mendapatkan banyak hal dengan gratis… hal itu
juga Mi-ho lakukan ternyata. Dia menghibur diri dengan mengatakan kalau dia bukan
manusia atau teman Dae-woong jadi tidak apa.
Dae-woong bertanya apakah Mi-ho adalah serigala di dalam lukisan di kuil dan Mi-ho
menjawab iya. Dae-woong ingat begitu ketakutan malam itu dan membuat kesalahan dengan
penanya – ternyata titik yang dia buat menjadi tahi lalat di bahu Mi-ho. Dia batal
menanyakan kenapa dia yang dipilih Mi-ho sebab dia sadar kalau hal itu juga salahnya.
Mi-ho mengatakan kalau karena Dae-woong sudah membebaskannya maka dia memberikan
hal paling berharga baginya dan meletakkan tangannya di dada Dae-woong. Mi-ho berkata
kalau Dae-woong harus memikirkannya sebagai sebuah tanggung jawab padanya. Tentu hal
ini punya makna berbeda dalam bahasa Korea dimana seks = tanggung jawab.
Teman2 Dae-woong, Sun-nyeo dan Byung-soo, masuk dan hanya mendengarkan unjung
percakapan Dae-woong dan Mi-ho. Sun-nyeo kabur sambil menangis yang mungkin saja
mengindikasikan apa yang orang pada umumnya pikirkan: dia sudah memberikan
keperawanannya pada Dae-woong dan sekarang dia harus memikul tanggung jawab. Di lain
pihak, Byung-soo mengucapkan selamat pada Dae-woong seperti teman sejati.
Dae-woong menjelaskan pada Byung-soo kalau nama gadis baru itu adalah Gu Mi-ho dan
mengatakan kalau untuk sementara waktu dia akan tinggal bersama Dae-woong karena alasan
kelelahan. Byung-soo kelihatannya menjadi teman satu2nya Dae-woong soalnya dia
memberikan uang dalam dompetnya untuk membantu Dae-woong sebab dia tahu apa artinya
kemarahan kakek.
Mi-ho mendengarkan pembicaraan antara Dae-woong dan Byung-soo. Selanjutnya, dia
bertanya kanapa Dae-woong memanggilnya Gu Mi-ho. Dae-woong hanya mengatakan kalau
dia hanya mengarangnya saja sebab kedengaran nama dan ini membuat Mi-ho mulai marah.
Dae-woong mulai menjelaskan bahwa karena Mi-ho sangat ingin menjadi manusia maka dia
perlu sebuah nama. Mi-ho kedangaran merupakan nama yang manis apalagi nama itu cocok
untuknya. Mi-ho bersinar-sinar dan mengatakan kalau dia suka mendengar bila Dae-woong
memanggilnya dengan nama barunya itu. Dae-woong juga mengatakan kalau Mi-ho tidak
boleh mengganggu temannya (tepat pada saat itu pula seorang pemain basket diusung dengan
tandu). Mi-ho memalingkan matanya lalu mengangguk. Tentu dia tidak akan melakukan itu
lagi.
Dong-joo tiba di kampus dan menggunakan Dae-woong sebagai umpan dengan cara
memanggilnya ke kantor administrasi. Dia menunggu gumiho sampai bersama Dae-woong.
Dia melihat belati mistisnya besinar sebagai tanda dekatnya gumiho. Dae-woong datang
sendiri tapi ketika Mi-ho duduk di tempat terdekat, belati itu bersina lagi. Dong-joo berlari
untuk menemukan gumiho.
Mi-ho merasakan sesuatu datang mendekatinya… dan dia membalikkan kepalanya. Di sisi
lain, Dong-joo berlari menuruni tangga. Kemudian kita bertemu lagi dengan Mi-ho yang
berkata, “Itu ayam!” Dia kemudian berlari mengejar ayam dalam motor itu dan Dong-joo
mengejarnya. Dong-joo berhasil mendekat dan pisaunya bersinar yang menandakan
kehadiran gumiho. Mi-ho berbalik ke arah Dong-joo. Dong-joo kaget melihat wajah Mi-ho.
Ini bukan karena kecantikan Mi-ho tapi karena dia mengenali Mi-ho – dia kenal dengan
Serigala Berekor Sembilan itu! Dong-joo menghentikan langkahnya.
Dong-joo heran (badannya gemetar) kenapa dia harus kembali dengan wajah yang sama. Dia
mengingat kejadian seabad yang lalu ketika dia membunuh Mi-ho untuk pertama kalinya.
Dong-joo memegang Mi-ho dengan tangannya. Mereka berdua menangis ketika Mi-ho
menghilang menjadi abu. Hu… hu… hu… Pemburu Gumiho jatuh cinta pada Gumiho! This
would be a great drama!
Kembali ke masa sekarang. Dong-joo meyakinkan dirinya kalau dia tidak mungkin gumiho
yang sama. Tidak, dia membunuhnya dengan tangannya sendiri. Dia hanya terlihat sama.
Hanya itu!
Dae-woong mencoba bertanya pada Mi-ho tentang lukisan itu dan dimana dia bisa
menemukan roh nenek moyang yang mengurung Mi-ho disana. Mi-ho tidak ingin
memberikan informasi apa2, jadi Dae-woong memikirkan cara sebuah bodoh: buat Mi-ho
mabuk maka dia akan bicara!
Dae-woong tahu Mi-ho suka minum, jadi dia mengguncang-guncangkan bir sehingga
minuman itu jadi lebih berbusa lalu melemparnya. Mi-ho sangat kuat minum. Dae-woong
minum mungkin hanya setengah dari yang diminum Mi-ho sebab dia melempar birnya saat
Mi-ho tidak memperhatikan. Atau dia mengajak Mi-ho main batu-kertas-gunting dan
mengatakan kalau gunting mengalahkan batu jadi Dae-woong yang menang. Dia bahkan
mencoba mengajarkan Mi-ho bagaimana menghancurkan kaleng yang dilakukan Mi-ho
dengan mudah tapi itu sulit bagi Dae-woong.
Dae-woong berpikir kalau Mi-ho sudah mabuk jadi dia memulai permainannya. Dia
mengatakan kalau dia sudah merasa dekat dengan Mi-ho sekarang. Mi-ho bahkan lebih baik
ketimbang teman2nya yang lain. Dia juga berkata kalau Mi-ho lebih cantik dari gadis
kebanyakan. Dan bahwa, dia kaget waktu pertama kali melihat Mi-ho. Sebaliknya, Mi-ho
justru tidak suka mendengar itu. Sebab, untuk bisa tampil seperti manusia, dia lebih suka
menjadi wanita yang biasa2 saja.
Dae-woong mengucapkan banyak pujian untuk Mi-ho, banyak sekali. Dia mengatakan kalau
selama Mi-ho tidak memakannya, dia mau berteman dengan gadis itu. Itu membuat Mi-ho
bingung –bisakah mereka menjadi teman meski dia bukan manusia? Mi-ho bertanya
bagaimana mereka bisa menjadi teman dan Dae-woong langsung mengajarinya salaman ala
E.T.
Mi-ho begitu senang sehingga mengulanginya berkali-kali dan Dae-woong merasa sedikit
menyesal karena sudah berbohong padanya saat dia sangat ingin menjadi temannya. Tapi itu
tidak menghentikan Dae-woong untuk mencapai tujuannya. Dia mulai bertanya tentang
kekuatan gumihonya dan tahu kalau Mi-ho sekarang lebih lemah dari aslinya sebab Dae-
woong membawa manik2 Serigalanya, yang merupakan sumber kekuatan Mi-ho. Dae-woong
bertanya apakah Mi-ho punya kelemahan. Ternyata tidak. Kalau takut? Ya- dia takut pada air
dalam jumlah besar apalagi sekarang dia tidak punya manik2 serigalanya. Dae-woong
berpikir bagaimana dia akan membuang Mi-ho di danau terdekat.
Mi-ho berlari dan mengatakan kalau bir membuat moodnya jadi bagus dan ekornya sangat
ingin keluar. Dia ingin Dae-woong keluar jadi dia bisa menunjukkannya pada Dae-woong.
Tapi kemudian mereka saling tarik ulur – Dae-woong tidak siap dan Mi-ho mengatakan kalau
Dae-woong toh sudah pernah sekali melihatnya. Mi-ho membujuk Dae-woong seolah-olah
dia akan mengajaknya ke tempat tidur dan Dae-woong berhasil ditarik keluar. Dae-woong
berkata, “Yang pelan… yang lembut… perlakukan aku dengan baik!”
Hari berikutnya, Mi-ho ingin makan daging sapi sebagai makan pagi, siang dan malam. Kita
kembali melihat adegan yang di episode 1 itu, dimana Dae-woong mengatakan kalau mereka
tidak bisa makan daging sapi hari ini. Mata Mi-ho berubah biru dan Dae-woong menjadi
ketakutan. Ketika seorang wanita menjatuhkan pot bunga di atas mereka, Mi-ho terbang dan
menendang pot itu hingga mendarat tepat di rambut wanita itu. Mi-ho lalu memohon lagi
dengan manis dan bahkan memanggil Dae-woong dengan „Woong‟ saja yang merupakan
kependekan dari Dae-woong.
Min-sook kembali ke departemen store dan berharap bisa bertemu dengan pria misteriusnya
lagi. Dia menemukan pria itu sedang mencari jas hujan dan akan mendekatinya tapi Sun-nyeo
muncul dan memanggil pria itu Doo-hong. Mereka bertingkah sangat manis dan Min-sook
diam tidak bisa bernafas. Lalu dia kabur.
Doo-hong mendekati gadis itu dan Sun-nyeo memanggilnya „ayah!‟. Doo-hong mendapati
Min-sook ketika dia kebetulan bersembunyi di bagian pakaian dalam pria. Pramuniaga
bertanya apakah Min-sook berbelanja pakaian dalam pria dan untuk menyelamatkan diri
berkata, “Ya.” Doo-hong menunduk dan dia berjalan terus. Mereka berdua berpikir kalau
mereka masing2 sudah punya pasangan.
Di taman, Byung-soo bermain tebak2an dengan Mi-ho (koin berada di tangan siapa). Mi-ho
tentu saja menang di setiap permainan. Byung-soo memanggil Mi-ho „jae-soo-sshi‟ yang
merupakan panggilan untuk pacar atau istri sahabat. Dae-woong mencemooh hal itu tapi
membiarkannya begitu saja. Dia lalu bertanya-tanya bagaimana jika Mi-ho melempar Byung-
soo ke danau seperti ini, dia mungkin akan mati.
Byung-soo menyuruh Dae-woong untuk berhenti memberi makan ikan karena mereka adalah
jenis ikan yang langka. Dae-woong mengatakan kalau mereka bukan ikan yang langka seperti
yang dipelihara kakek. Dia mendapat ide: begitulah cara dia mendapatkan uang. Dae-woong
mengendap-endap untuk menangkap satu ikan tapi kakek memergoki aksinya. Dae-woong
kabur dengan kakek dan bibi Min-sook mengejar di belakangnya. Saat Dae-woong tidak
melihat, sebuah truk datang ke arah Dae-woong.
Bibi dan kakek berteriak dan ikan itu terbang ke atas… kita ke rumah sakit dimana kakek
meminta dokter untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya. Dokter berkata tidak ada
yang bisa dilakukan. Musik dramatis mulai muncul… Dae-woong berjalan keluar dengan
hanya satu perban di keningnya dan ternyata kakek memohon pada dokter untuk
menyelamatkan ikannya.
Di luar, kakek menyuruh Dae-woong untuk pulang ke rumah tapi Dae-woong menolak dan
akhirnya berteriak, “Kalau aku tidak tinggal bersama gadis itu, maka aku akan mati!” Dia
meminta uang lagi agar bisa tinggal dengan gadis itudan menjaganya. Kakek mengatakan
kalau Dae-woong sudah gila hanya karena seorang gadis. Kakek seharusnya tahu kalau Dae-
woong itu serius! Hehe! Bibi dan kakek akhirnya mengatakan agar Dae-woong membawa
gadis itu kesini jadi mereka bisa bertemu dengannya serta memutuskan apakah Dae-woong
bisa menikahinya. Dae-woong berkata, “Aku tidak cukup gila untuk menikahinya! Kenapa
aku harus menikahinya? Aku hanya akan tinggal sebentar dengannya lalu mengirimnya
jauh2!” Kakek menampar Dae-woong.
Hal itu mengguncang mereka semua. Jelaslah kalau ini pertama kalinya kakek bersikap keras
sejauh yang Dae-woong tahu. Dae-woong memegang pipinya karena perasaan emosional
yang dia rasakan sekarang. Kakek berkata pada Dae-woong untuk hidup sesukanya dan
masuk ke dalam mobil.
Dae-woong berjalan sendiri sambil masih memegangi pipinya. Dia masih kecewa. Sun-nyeo
berlari mendekati Dae-woong dan berkata kalau Dae-woong tidak bisa tinggal di sekolah laga
bersama pacarnya jadi Sun-nyeo mengusir mereka. Dia juga menambahkan kalau Hye-in
datang dan menemui Byung-soo dan Mi-ho yang membuat Dae-woong langsung berlari
kencang.
Hye-in bertemu dengan Mi-ho dan memperkenalkan dirinya sebagai teman Dae-woong. Tapi
Hye-in membaca keadaan yang ada dan bertanya apakah Mi-ho pacar Dae-woong. Di sisi lain,
Dae-woong berlari ke arah mereka dan meminta Mi-ho untuk tidak mengatakan apa2. Tapi,
Mi-ho menjawab, “Iya.”
Dae-woong sampai dan mengumumkan dengan keras kalau Mi-ho bukan pacarnya! Hal ini
membuat Mi-ho jadi tidak senang.
Episode 3
Dae-woong berlari untuk memberikan jaminan pada Hye-in kalau Mi-ho bukan pacarnya.
Byung-soo memandangi Dae-woong dengan tatapan khawatir dan para wanita yang ada
disana terlihat tidak nyaman dengan situasi yang kaku ini.
Hye-in dengan tajam berkata kalau dia tidak punya hak untuk kesal pada Dae-woong karena
mempunyai pacar baru dan diapun pergi. Dae-woong terpukul dan mengejar Hye-in untuk
memberikan penjelasan. Dia mengatakan fakta setengah benar untuk membuat Hye-in tenang.
Cerita Dae-woong: dia pergi ke desa untuk membebaskan diri dari kebosanan dan Mi-ho
yang menjaganya selama dia disana. Karena Mi-ho punya nenek yang keras jadi dia
mengikuti Dae-woong ke Seoul. Hal ini sama sekali tidak disadari Dae-woong sampai dia ada
disini. Dae-woong merasa kasihan pada Mi-ho karena dia tidak kenal siapa2 di Seoul.
Tambahan, Mi-ho sudah menolongnya waktu dia ada di desa.
Hy-in mendesah karena ternyata Mi-ho memanfaatkan Dae-woong untuk kepentingan
pribadinya. Tapi setidaknya, hal ini mambuat Dae-woong lega karena Hye-in tidak berpikir
negative tentang hubungannya dengan Mi-ho.
Sementara itu, Byung-soo merasa sangat kecewa pada perlakukan Dae-woong terhadap
pacarnya di depan Hye-in. Mi-ho, yang berasal dari masa lampau, tidak langsung mengerti
apa artinya „pacar‟ tapi dia menebak kalau „pacar‟ artinya „orang yang diinginkan agar
menjadi pasangan‟ dan dari reaksi Dae-woong, Mi-ho sadar kalau pemuda itu tidak ingin
menjadikan dirinya pasangannya. Lalu, Mi-ho bergumam kalau dia juga tidak mau
menjadikan Dae-woong pacarnya.
Byung-soo memaksa Mi-ho untuk melakukan sesuatu dan tidak membiarkan Dae-woong
mengejar Hye-in, yang semua orang tahu disukai Dae-woong. Pada pernyataan itu, Mi-ho
berteriak dengan kaget, “Tidak! Dia tidak bisa melakukan itu!” Mi-ho lalu bergegas untuk
bertindak. Byung-soo mendoakan Mi-ho agar dia beruntung.
Dae-woong senang karena bisa menemani Hye-in makan siang tapi Mi-ho mendekat. Sikap
Hye-in yang santai berubah menjadi licik saat melihat rivalnya datang. Dae-woong berlari
untuk memperingatkan Mi-ho untuk menjauh saat dia sedang makan siang tapi Mi-ho
langsung ke poin pembicaraannya: “Apa kau menyukai wanita itu? Apa kau akan
berpasangan dengannya?”
Dae-woong protes dan bertanya apakah Mi-ho cemburu. Mi-ho menyentuh dada Dae-woong
dan berkata kalau Dae-woong tidak bisa membawa manik2 serigalanya lagi dan berbagi
energi (ki) dengan wanita lain sebab hal itu akan menyakiti manik2 serigala Mi-ho. Dae-
woong bertanya apa artinya berbagi energi dan langsung mendapatkan jawaban dari Mi-ho:
“Berpasangan.” Mi-ho tidak akan mengijinkan Dae-woong pergi dengan Hye-in. Apalagi
karena Mi-ho melihat kalau Dae-woong tidak hanya akan membagi energinya bersama Hye-
in tapi dia juga akan memberikan seluruh jiwanya pada wanita itu.
Mi-ho memutuskan kalau dia harus pergi bersama Dae-woong atau Dae-woong harus
mengembalikan manik2 serigalanya. Pilihan yang buruk. Jadi Mi-ho menyederhanakan lagi
pilihannya, “Jika kau pergi, kau mati.” Karena lelah menunggu, Hye-in menjadi kesal dan
memutuskan untuk pergi. Dia mengabaikan Dae-woong yang mengejar mobilnya.
Dengan masam, Dae-woong bisa melihat garis perak dari dicampakkan oleh Hye-in: akan
lebih memalukan memberitahukan Hye-in kalau dia tidak bisa pergi dengannya. Jadi lebih
baik bila Hye-in yang pertama meninggalkannya. Mi-ho menjadi gembira pada hal ini
dimana Dae-woong tidak akan pergi dengan Hye-in.
Dae-woong balik membentak Mi-ho tapi Mi-ho berkata dengan nada terluka kalau dia hanya
ingin menyelamatkan Dae-woong, “Aku ingin menyelamatkanmu dari penderitaan. Jadi aku
memberikanmu manik2 serigalaku yang paling berharga.” Dae-woong merasa ditikam oleh
rasa sesal dan berkata kalau dia merasa kesal karena harga dirinya telah dihancurkan. Dae-
woong: “Aku menjadi kesal tidak akan menyelamatkan manik2mu jadi tolong menjauhlah
dariku dan tinggalkan aku.”
Mi-ho lapar lagi tapi dia menyangka kalau meminta daging lagi pada Dae-woong hanya akan
membuat Dae-woong lebih marah padanya. Dia bertanya-tanya apakah mood jelek Dae-
woong karena dia tidak mau membelikannya makanan dan mengikutinya dalam jarak dekat.
Mi-ho kelaparan tapi tidak mau mengganggu Dae-woong agar memberinya makanan. Dong-
joo, sang pemburu Gumiho, menyaksikan semua ini dari kejauhan. Rambutnya keren banget.
Di sisi lain kota, bibi Min-sook diminta untuk membawa Dae-woong pulang ke rumah
dengan paksaan bila perlu. Jadi bibi pergi ke sekolah laga dimana pria misterius yang pernah
menyelamatkannya menjalankan bisnis. Nama pria itu adalah Ban Doo-hong. Min-sook
masuk tepat ketika seorang stunt dilatih dan stunt itu jatuh dari lantai dua. Bergerak cepat,
Doo-hong langsung meluncur ke depan untuk menyelamatkan Min-sook. Mereka saling
mengenali.
Pada percakapan yang terjadi, Min-sook memastikan apakah wanita muda yang dilihat Min-
sook bersamanya adalah anak perempuan Doo-hong. Bibi kegirangan waktu mendengar
kalau Doo-hong adalah single father dan melakukan tarian kegembiraan setelah tahu Doo-
hong masih single. Di pihak lain, Doo-hong masih berpikir kalau Min-sook sudah punya
pasangan dan berkata pada dirinya untuk melupakannya saja.
Ini memberikan motif tersembunyi pada bibi untuk mengatakan pada kakek Dae-woong
(ayahnya) kalau mereka harus membiarkan Dae-woong sendiri untuk beberapa saat.
Ketimbang menyeret Dae-woong pulang ke rumah, bibi akan memastikan untuk memeriksa
keadaan Dae-woong. Setiap hari kalau perlu.
Di dalam bus, Dae-woong duduk sejauh mungkin dari Mi-ho dan melirik ketika Mi-ho tergiur
memandangi iklan daging sebuah restoran. Mi-ho memandangi Dae-woong tapi Dae-woong
pura-pura tidak melihat dan malah mengirimi Hye-in sms permintaan maaf: „tolong terima
permintaan maafku.‟
Mi-ho melihat dua orang duduk di depannya: seorang ibu memberitahu putrinya kalau dia
baru saja akan „memakan‟ putrinya itu. Mi-ho bertanya-tanya kenapa seorang wanita ingin
memakan anaknya dan ketika gadis kecil itu menengadah melihat Mi-ho, dia bercanda kalau
dia mungkin akan memakan gadis itu. Dae-woong melihat Mi-ho mengangkat tangan anak
gadis itu seolah-olah dia akan menggigit. Dia panik dan menarik Mi-ho keluar bus.
Mi-ho berkata dia sedang meniru sikap ibu gadis itu. Dia juga mengingatkan Dae-woong
kalau dia tidak makan manusia. Merasa malu, Dae-woong sadar kalau dia sudah bersikap
berlebihan. Sampai akhirnya Mi-ho berujar, “Jika aku lapar, apakah aku akan makan anjng
kecil? Aku akan memakan sesuatu yang lebih besar seperti kau.”
Sayangnya, Dae-woong meninggalkan hp-nya di dalam bus. Dia meminta orang asing yang
lewat agar meminjamkannya hp dan selagi Dae-woong memohon pada orang asing yang
ditemuinya, Mi-ho berlari mengejar bus itu. Ketika Dae-woong memakai hp orang asing
untuk menelpon hp-nya, sambil berharap seseorang akan mengangkatnya, dia malah
mendengar suara Mi-ho di seberang sana. Mi-ho sudah berusaha melacak bus itu dan
membawakan hp Dae-woong kembali.
Dae-woong mendapatkan sms balasan dari Hye-in yang setuju untuk menerima permintaan
maafnya. Tapi kalimat Hye-in terlihat agak angkuh. Dae-woong yang masih kena sihir Hye-
in sangat gembira. Di sisi lain, Mi-ho bangga pada dirinya sendiri karena telah melakukan hal
yang berguna dan berkata, “Dae-woong kali ini kau senang karena aku, benar kan?”
Dae-woong melihat kalau Mi-ho kehabisan nafas. Dia sedikit terkejut karena ternyata gumiho
mengalami reaksi fisik yang sama seperti manusia. Mi-ho menjelaskan, karena Dae-woong
yang membawa manik2nya, maka dia mengalami kelelahan fisik lebih besar dari biasanya.
Dae-woong akhirnya mengerti dan berkata, “Manik2 itu benar2 sangat penting buatmu.”
Mi-ho berkata kalau manik2 itu memang sangat berharga untuknya tapi Dae-woong tidak
menyadarinya karena dia tidak bisa merasakan manik2 itu seperti yang Mi-ho rasakan. Jadi
Mi-ho merangkul Dae-woong ke dalam pelukannya dan meminta Dae-woong untuk
memperhatikan. Akhirnya Dae-woong bisa merasakan dorongan manik2 itu. Dae-woong juga
akhirnya mengerti kalau Mi-ho adalah makhluk yang berbeda – bahkan perjalanan waktu
berbeda pada saat itu.
Mi-ho berulang-ulang berkata kalau Dae-woong memiliki bagian penting darinya di dalam
diri pemuda itu dan meminta, “Berjanji padaku kalau kau akan memperlakukan benda itu
dengan baik dan menjamin kalau itu tidak akan terluka.” Dae-woong berjanji. Malam itu,
Dae-woong terjebak di rumah. Dia tidak bisa memenuhi undangan temannya untuk berpesta.
Dia mendesah, “Kemana hidupku berjalan? Selagi Mi-ho bersamaku, aku tidak bisa
melakukan apa2!”
Hye-in tiba selagi Mi-ho sedang tidur jadi Dae-woong mengendap-endap keluar untuk bicara
dengan Hye-in di luar. Dengan adanya saingan seperti Mi-ho, Hye-in meminta Dae-woong
untuk mengungkapkan perasaannya pada dirinya sekarang juga. Hye-in bahkan
menyemangati Dae-woong – memeluknya dan memegang tangannya – untuk membuat Dae-
woong mengungkapkan perasaannya.
Dae-woong menyerah pada godaan itu dan mencondongkan badan untuk berciuman…
sampai akhirnya, dia membayangkan Mi-ho memperingatkannya dengan keras kalau dia
tidak bebas melakukan hal2 semacam itu. Dalam bayangan Dae-woong, Mi-ho menggeram,
“Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak berpasangan!” Dan Dae-woong pun bangun
dari mimpi buruknya.
Mi-ho akhirnya mengerti masalah uang itu dimana hal itu menyebabkan masalah daging. Dia
juga mengerti tentang promosi yang dilakukan penjual daging ayam dimana bila 10 kupon
bukti pembelian di toko itu bisa ditukar dengan satu makan gratis. Mereka baru punya 8 jadi
Mi-ho menuju ke tong sampah di pinggir jalan untuk mendapatkan yang lain.
Dalam perjalanan Mi-ho kesana, dia berlari kencang di sebuah mobil, dan mobil itu langsung
menabraknya ketika mobil itu akan berhenti di tepian. Di dalam mobil itu ada Doo-hong yang
bertanya pada Mi-ho apakah dia baik2 saja. Mi-ho menemukan kupon di dalam tong sampah
tapi hembusan angin membuat kupon itu terbang ke udara. Jadi Mi-ho melompat ke atas
pohon untuk mengambil kupon itu.
Doo-hong yang terpesona tidak dapat mempercayai matanya saat Mi-ho melompat dari satu
cabang pohon ke cabang pohon yang lainnya untuk mengambil kupon itu. Sebagai sutradara
film laga yang sedang melakukan casting untuk sebuah proyek baru, kemampuan fisik seperti
itu sangatlah mengesankan. Apalagi hal itu dilakukan tanpa tali atau tipuan. Akhirnya, Doo-
hong menemukan pahlawan yang dia cari selama ini.
Hari audisi untuk Dae-woong. Dia meminta pendapat Mi-ho tentang kaus yang dia kenakan.
Mi-ho memilih yang berwarna coklat: “Itu adalah warna sapi!” Dengan kesal, Dae-woong
menarik kaus-nya yang lain dan bertanya, “Jadi apakah ini warna babi (pink) dan ini ayam
(kuning)?”
Tanpa ekspresi apa2, Mi-ho setuju dan menyusun kaus2 itu untuk dinilau sesuai seleranya:
yang pertama adalah warna sapi, yang kedua babi dan yang ketiga ayam. Mi-ho menyuruh
Dae-woong untuk mengenakan warna sapi yang langsung dijawab dengan cepat oleh Dae-
woong kalau dia akan memakai warna rumput agar tidak membuat selera makan Mi-ho
muncul.
Saat Dae-woong berangkat untuk ikut audisi, kakek tiba dan mendengarkan percakapan
antara Dae-woong dan Mi-ho. Kata2 Dae-woong (kalau dia akan berusaha keras untuk tetap
membuat Mi-ho makan daging sapi) mempunyai makna yang berbeda di telingan kakek.
Khususnya saat Dae-woong mengumumkan kalau semua ini „untuk mendukugmu‟.
Pada awalnya kakek kaget bukan main. Tapi kemudian dia terkenang pada perkataan Dae-
woong kecil yang begitu dimanja. Dae-woong kecil mengatakan kalau karena kakek begitu
kaya jadi dia tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian
kakek mengingat Dae-woong remaja yang mengatakan kalau dia bisa saja membangun ruang
biliar dengan uang kakek. Kakek juga ingat Dae-woong yang sudah kuliah yang meminta
kakek untuk membangun perusahaan manajemen jadi dia bisa menjadi bintang. Dae-woong
mengumumkan, “Aku tidak suka hal2 rumit. Aku ingin melakukan hal2 besar.”
Dalam konteks itu, Dae-woong yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pacarnya
bukanlah hal yang menngerikan. Malah, kakek merasa senang pada perubahan ini.
Pendengaran Mi-ho yang tajam mendengar gumaman kakek dan mengatakan pada Dae-
woong kalau seseorang sedang membicarakannya – seseorang bangga pada Dae-woong
karena rasa tanggung jawabnya. Kemudian Dae-woong angkat tangan – itu pasti Dae-woong
yang lain.
Asisten Doo-hong mempersiapkan segalanya untuk acara audisi hari itu dan menjelaskan
pada Doo-hong tentang pilihan pemeran utama wanita. Tapi Doo-hong malah terganggu oleh
pahlawan wanita yang dia lihat malam sebelumnya. Pada kenyataannya, Hye-in ikut casting
sebagai pemeran utama wanita dengan banyak adegan laga, tapi wanita ini mendengarkan
pembicaraan asisten Doo-hong kalau sutradara ingin memilih seorang pahlawan wanita hebat
untuk peran itu – seseorang yang memiliki rambut panjang dan berbaju putih.
Dalam perjalanan menuju tempat audisi, Dae-woong memperhatikan kalau Mi-ho terlihat
menderita. Mi-ho menjelaskan kalau mereka melewati sungai dan air dalam jumlah besar
sangat menakutkan buat Mi-ho sebab itu adalah kelemahannya. Dae-woong tidak bisa
melakukan apa2 tentang hal itu. Jadi dia mendekatkan Mi-ho ke tubuhnya dan menempelkan
tangan Mi-ho ke dadanya – untuk membuat Mi-ho dekat dengan manik2 serigalanya.
Mi-ho tersenyum dan menempelkan kepalanya ke dada Dae-woong serta bertanya, “Woong,
apa itu pasangan?” Dae-woong bertanya kenapa dan Mi-ho menjelaskan, “Orang2
memanggil kita pasangan.” Ini Mi-ho dapat dari pendengarannya yang tajam kalau
penumpang bus yang lewat memanggil mereka pasangan. Dae-woong tidak bisa terima dan
mendorong Mi-ho menjauh. Jadi Mi-ho memutuskan, “Itu pasti bukan sesuatu yang bagus.”
Dae-woong menggunakan alasan kalau dia ingin merentangkan tangannya karena hari ini
sangat panas. Jadi Mi-ho lebih baik menjauh dari Dae-woong. Tidakkah bagus bila turun
hujan yang menghilangkan panas.
Mi-ho menjawab kalau ingin turun hujan di hari yang secerah ini, maka dia harus menangis.
Dae-woong bertanya dengan sedikit terkejut apakah Mi-ho menangis dan dia menjawab iya,
“Ketika hujan turun di hari yang crah, itu artinya aku sedang sedih.” Mi-ho mengatakan kalau
dia akan menangis karena dia begitu lapar. Dae-woong sedang dalam mood baik dan
menyarankan agar mereka berhenti untuk makan siang dalam perjalanan. Hal ini membawa
senyum di wajah Mi-ho.
Bagaimana cara Dae-woong memberi makan Mi-ho? Dia memberikan contoh daging dari
supermarket! Karena Mi-ho bukan manusia, Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia tidak
perlu khawatir bila ditertawakan karena memakan lebih dari satu sample daging. Dae-woong
juga menyuruh Mi-ho untuk memakan sebanyak yang dia inginkan. Dengan penasaran, Mi-
ho berjalan menuju gang sambil menyanyi, “Sapi! Sapi! Sapi!”
Pemburu Gumiho, Dong-joo juga ada di toko itu, menyaksikan Mi-ho. Sambil tersenyum, dia
berpikir, “Kau pasti menikmati kehidupan manusia, Nona Gumiho.” Meskipun Dong-joo
tidak mengatakannya dengan keras tapi Mi-ho mendengar kalimat itu dan mencari-cari
berkeliling pemilik suara itu. Dong-joo melanjutkan, “Kau telah dikurung dalam waktu yang
sangat lama – dunia telah banyak berubah, benar kan?” Dong-joo menyuruh Mi-ho untuk
tidak khawatir, karena dia tidak ingin menyakiti Mi-ho sekarang… apa artinya dia akan
menyakiti Mi-ho dipertemuan berikutnya?
Dong-joo menantang Mi-ho untuk menemukan dirinya. Dong-joo penasaran apakah Mi-ho
dapat mencari dirinya di dalam keramaian. Mi-ho mengikuti perasaannya. Dia berkeliling di
toko itu lalu bertatapan dengan Dong-joo. Pandangan ini membangunkan kenangan masa lalu
Mi-ho yang telah terkubur lama tentang penjelamaan masa lalunya. Mi-ho berjalan ke tempat
Dong-joo.
Mi-ho bisa merasakan hubungan diantara mereka tapi tidak bisa mengenali siapa laki2 itu dan
bertanya apakah dia yang memanggilnya. Dong-joo mengiyakan. Mi-ho menyentuh wajah
Dong-joo dengan tangannya dan mengatakan, “Kau juga bukan manusia.” Sebagai gantinya,
Dong-joo juga menaikkan tangan untuk menyentuh wajah Mi-ho lalu mengatakan, “Dan kau
juga bukan gadis yang aku kenal.” Dong-joo menjelaskan kalau ada makhluk gaib lain yang
mirip dengan Mi-ho. Berikutnya, Mi-ho bertanya apakah Dong-joo juga makhluk seperti itu.
Mi-ho menduga kalau meskipun Dong-joo memang makhluk gaib tapi dia mungkin masih
lebih kuat darinya. Tapi Dong-joo melawan Mi-ho – selagi Mi-ho kehilangan manik2
serigalanya, Dong-joo lebih kuat dari Mi-ho! Faktanya, Mi-ho telah melemah begitu sangat
hingga dia tidak bisa mengenali siapa Dong-joo sebenarnya. Jika Dong-joo berusaha
menangkap Mi-ho, maka Mi-ho tidak akan mampu melawan.
Mi-ho meniru sikap kekanak-kanakan Dae-woong dan menjamin bahwa manik2nya ada di
tempat yang dekat dan aman. Dong-joo bertanya pada Mi-ho apakah dia benar2 mempercayai
Dae-woong tidak akan lari atau mengabaikannya. Dong-joo memberikan satu nasehat bijak
pada Mi-ho – jangan percaya pada manusia.
Saat Dong-joo pergi, dia berjanji akan menemui Mi-ho lagi nanti. Di sisi lain, Dae-woong
menuju ke counter kosmetik untuk berdandan selagi Mi-ho memakan makanannya. Disana,
Dae-woong menemui Hye-in. Wanita (uh, aku nggak suka sama cewek ini. Bakal jadi
pengganggu!) ini telah berubah menjadi wanita dengan rambut panjang (karena hair
extension) dan mengenakan baju putih. Dia berharap penampilan ini bisa sesuai dengan
keinginan sutradara. Hye-in menyapa Dae-woong dengan antusias.
Karena ingat pesan Mi-ho, Dae-woong mencoba membebaskan lengannya dari Hye-in dan
wanita ini memperhatikan. Ketika Hye-in menyarankan agar mereka pergi ke tampat audisi
bersama, Dae-woong membuat alasan kalau sebaiknya Hye-in pergi tanpa dirinya. Hye-in
tidak mengerti kenapa Dae-woong memainkan peran jual mahal tapi Hye-in kesal dengan
reaksi Dae-woong. Padahal sebenarnya, Dae-woong meratapi keputusan untuk menyuruh
Hye-in menjauh darinya.
Dae-woong kembali ke tempat daging untuk menjemput Mi-ho. Padahal sebanarnya Mi-ho
berada di atas di tempat penjualan pakaian. Disana, Hye-in melihat Mi-ho (Mi-ho sedang
menciumi jaket kulit lalu berusaha menggigitnya). Hye-in menebak kalau Dae-woong
mengabaikannya karena Mi-ho.
Dengan gaya siap menyerang, Hye-in mendekati Mi-ho dan mengatakan kalimat yang
merendahkan tentang Dae-woong yang pergi tanpa Mi-ho. Sebaliknya, Mi-ho justru
merasakan hal yang berbeda dan yakin sekali kalau dae-woong sedang berada di dekat sini
sedang mencarinya. Mi-ho melawan pernyataan Hye-in. Berikutnya, Hye-in mengatakan,
“Dae-woong membuatmu menunggu. Apa kau mengira aku berbohong padamu?” Mi-ho
tidak meladeni perkataan Hye-in dan dengan singkat menjawab, “Iya. Itu dia disana.” Mi-ho
menunjuk Dae-woong yang sedang berada di kejauhan. Mi-ho lalu menambahkan dengan
penuh ironi, “Kau pasti pembohong!”
Ini membuat Hye-in sangat marah dan dengan cekatan dia melakukan gerakan menantag ke
arah Mi-ho. Tapi dengan gampang Mi-ho bisa mengalahkan Hye-in yang tentu saja hasilnya
adalah Hye-in terkapar di lantai dengan kopi melumuri pakaian putihnya. Dae-woong berlari
ke sisi Hye-in dan Hye-in menyalahkan semuanya pada Mi-ho. Hye-in benar bersandiwara,
berakting sebagai sosok yang sangat sedih dan berkata kalau baju baru ini diperlukan untuk
konsep audisinya.
Dae-woong bergerak untuk membereskan segalanya dan menyuruh Hye-in untuk bergegas ke
tampat audisinya. Dia akan mencarikan baju pengganti untuk Hye-in dan membawanya ke
tempat audisi. Dae-woong bahkan menelpon bibi Min-sook untuk mendapatkan dana
tambahan guna membeli baju baru.
Setelah membeli baju, Dae-woong bergegas ke tampat audisi dimana Doo-hong memimpin
semua kegiatan dan tidak senang pada para kontestan. Hye-in sebenarnya sudah memutuskan
memakai baju putih karena sudah mendengar keinginan sutradara terhadap gadis tertentu
yang berbaju putih, mencoba peran utama wanita. Waktu Dae-woong sampai di tempat itu,
semuanya sudah selesai. Dia telah melewatkan kesempatannya untuk ikut audisi.
Melalui telpon, Dae-woong mendengar kalau Hye-in melakukan audisinya dan mencoba
mengatakan kalau tidak apa bila Dae-woong melewatkan audisinya. Padahal jelas2, Dae-
woong merasa super kesal. Saat semua kegilaan ini berlangsung, dia bahkan melupakan Mi-
ho. Akan tetapi, berkat kemampuan penciuman gumiho yang dimiliki, Mi-ho dapat
merasakan keberadaan Dae-woong. Dia sedang duduk di lobi dengan lemas.
Mi-ho tidak mengerti kalau Dae-woong menyalahkannya atas semua kejadian yang terjadi
hari ini. Dimulai dengan daging sampai kopi yang terjatuh – Hye-in membuat segalanya
terlihat kalau Mi-ho yang telah mendorongnya dan menyebabkan bajunya kotor. Mi-ho sama
sekali tidak protes. Dengan penuh kebencian, Dae-woong menuntun Mi-ho keluar dan sampai
di dermaga ferry di sungai Han.
Pelayanan makan malam sedang dipersiapkan oleh sebuah resto di atas kapal saat mereka
sampai. Mi-ho tidak menyukainya sebab merasa tidak nyaman karena dikelilingi banyak air
dan memohon agar pergi ke tempat lain saja. Tapi Dae-woong mengatakan dengan tegas
kalau disinilah dia ingin makan malam. Dia lalu pergi ke kamar mandi selagi Mi-ho berdiri
sendiri dimana dia berusaha menghilangkan rasa takutnya. Ketika makanan telah siap, Mi-ho
memaksa dirinya untuk ke tempat makan.
Karena di kelilingi oleh air, kesaktian Mi-ho menjadi tidak berfungsi dan membuatnya sama
sekali tidak bisa menjaga diri. Tapi dia tidak ingin protes sebab Dae-woong sedang bad mood.
Jadi Mi-ho dengan setia menunggu. Dia sama sekali tidak bisa merasakan kalau Dae-woong
keluar kapal. Dae-woong berlari di sepanjang dermaga dan meninggalkan Mi-ho sendirian.
Mi-ho baru sadar kalau Dae-woong pergi saat dia melihat keluar dermaga dan melihat Dae-
woong menjauh.
Mi-ho menjadi takut. Dia berteriak memanggil Dae-woong. Di sisi lain, Dae-woong tidak
merasa bangga pada dirinya tapi dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia tidak peduli
pada apapun yang terjadi pada Mi-ho. Dia bukan siapa2!
Di atas kapal, Mi-ho merapatkan dirinya. Dia gemetaran. Dia menyadari satu hal: “Dia
mengabaikanku dan pergi. Dan setelah dia berjanji.”
Mi-ho mulai menangis dan langit yang tadinya cerah berubah seketika menjadi gelap. Hujan
gumiho mulai turun.
Hujan yang turun menghentikan langkah Dae-woong dan sadar apa artinya hal ini, “Mi-ho
menangis!”
Episode 4
Mi-ho sadar kalau dia sudah ditinggalkan sendirian di atas kapal dan memanggil Dae-woong.
Di sisi lain, Dae-woong terus berlari tanpa menoleh. Mi-ho berjongkok dan mulai menangis.
Dan ketika air matanya jatuh, langit mulai gelap dan hujan pun turun. Dae-woong
menengadah. Dia mengingat apa yang Mi-ho pernah katakan tentang air matanya yang bisa
menyebabkan hujan serigala. Hal ini mambuat Dae-woong menghentikan langkahnya dan
mulai berpikir, “Itu konyol. Lalu, waktu dia menghembuskan nafasnya, maka turun salju.
Dan ketika dia bersin maka ada angin topan!”
Dae-woong melanjutkan langkahnya tapi dia tiba2 ingat kalau Mi-ho pernah mengumumkan
kalau mereka sudah berteman sekarang dan janjinya kalau dia akan menjaga manik2 serigala
milik Mi-ho itu. Dae-woong berkata pada surga kenapa Mi-ho menggunakan hujan untuk
menghentikannya. Dae-woong berbalik dan berlari untuk menemui Mi-ho.
Di atas kapal, Mi-ho mulai kehilangan kendalinya terhadap penampilan luarnya. Masalahnya,
ada beberapa factor yang memicu hal ini: manik2 serigalanya jauh darinya, dia takut karena
air, dan ada seekor anjing yang mendekat. Mata Mi-ho berubah menjadi biru terang. Mi-ho
bersembunyi di kamar mandi ketika penampilan serigalanya mulai keluar.
Dae-woong sampai di kapal dan mendengar sebuah keluarga yang punya anjing berbicara
tentang seorang wanita aneh yang terlihat seperti monster. Jadi Dae-woong berusaha
menguatkan dirinya. Dia mengira anjing itu adalah Mi-ho sebab punya ekor. Tapi kemudian
dia menemukan Mi-ho di dalam kamar mandi. Mi-ho gembira karena Dae-woong kembali
tapi dia tidak mau membuka pintu sebab dia berubah. Dae-woong bersikres. Toh, dia sudah
sering melihat Mi-ho berubah wujud. Jadi Mi-ho membuka pintunya…
Dae-woong sama sekali tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Dia sama sekali tidak
berani melihat Mi-ho dan berikutnya menutupi Mi-ho dengan taplak meja. Mereka lalu keluar
dari kapal. Di luar, Mi-ho bertanya pada Dae-woong kenapa dia meninggalkannya. Dae-
woong merasakan secuil rasa bersalah tapi berkata bohong kalau dia tidak meninggalkan Mi-
ho, kapalnya yang meninggalkan Dae-woong. Satu hal yang dipetik Mi-ho dari kejadian ini
adalah Dae-woong kembali karena mulai turun hujan. Mata Mi-ho yang biru terang terlihat
sangat bahagia.Pelayan kapal mengikuti mereka keluar untuk meminta kembali taplak
mejanya. Dae-woong melepaskan benda itu dari Mi-ho lalu memeluk gadis itu dengan erat.
Mereka berpelukan untuk beberapa waktu dan Dae-woong berkata kalau mereka akan baik2
saja bila dia memegang Mi-ho dengan erat selama perjalanan pulang ke rumah.Mi-ho
menyembulkan kepalanya dan terlihat sangat bersina – dia sudah kembali. Mereka saling
tersenyum dan Mi-ho mengatakan kalau semua ini karena Dae-woong yang mau kembali
untuknya. Dae-woong berpikir kalau sebaiknya mereka pergi. Tapi Mi-ho menarik jaket Dae-
woong dan menarik pemuda itu mendekat untuk berpelukan lagi. Jadi Dae-woong menurut
dan menepuk kepala Mi-ho ketika Mi-ho mendesah bahagia. Di tempat lain, Dong-joo
mengunjungi kuil dan mengatakan pada biksu kalau serigala akan kembali ke tempatnya
semula.
Kakek mengemasi barang2 Dae-woong dan mengirim Bibi Min-sook untuk menyerahkannya
pada Dae-woong. Kakek terlihat bahagia untuk Dae-woong yang sudah berubah ini. Min-
sook menunggu di luar sekolah laga dan tertidur di sebuah kursi. Doo-hong, pria idola bibi
Min-sook, melihat bibi tidur di kursi dan cahaya matahari akan segera menimpa bibi. Jadi
pria itu bergegas ke tempat bibi dan membuka jaketnya untuk menutupi bibi agar tidak kena
sinar matahari. Doo-hong berdiri dalam posisi itu sampai dia keringatan dari ujung rambut
sampai ujung kaki! Malam itu, Doo-hong kembali menunggu gadis yang bisa melompat
tanpa bantuan tali itu!
Mi-ho mengeluhkan makan malamnya – ayam lagi! Tapi Dae-woong mengatakan kalau
dalam keadaan seperti ini, sangat memalukan bagi Mi-ho untuk minta daging sapi. Mi-ho
menjelaskan kalau Dae-woong lah yang mengatakan padanya bahwa karena dia bukan
manusia jadi dia bisa bersikap se-memalukan mungkin sesuai yang dia inginkan.
Dae-woong meratap kalau dia tidak bisa mencarikan daging sapi karena mimpinya sudah
hancur. Mi-ho bertanya apa itu bintang laga dan Dae-woong menjawab kalau bintang laga
adalah sesuatu yang sangat dikuasainya. Mi-ho mencoba menebak, “Kabur?” hehehe. Dae-
woong bersikeras meskipun Mi-ho melihat dirinya sebagai manusia yang lemah tapi bagi
gadis normal lainnya dia sangat menggoda. Mi-ho mengacungkan ibu jari sebab dia pun
berpikir kalau Dae-woong cukup menarik.
Setelah itu, Dae-woong mendemonstrasikan kemampuan laganya, dalam sebuah aksi pedang
yang sangat mengagumkan. Mi-ho terpsona melihat aksi itu dan Dae-woong terus beraksi.
Mi-ho mulai meniru setiap ucapan dan aksi Dae-woong dan Dae-woong merasa kalau itu
sangat lucu. Pada satu titik, Dae-woong menendang tembok bata dan Mi-ho jelas mengikuti.
Hanya saja, Mi-ho menendang dengan kekuatan penuh hingga tembok itu hampir rubuh.Doo-
hong kebetulan menuju ke tempat itu untuk menenangkan diri jadi Dae-woong dan Mi-ho lari
dan bersembunyi lalu melihat dengan ngeri (Dae-woong menutup mata Mi-ho dengan tangan)
ketika Doo-hong mulai kencing di tembok itu. Kekuatan apa saja ternyata bisa membuat
tembok itu roboh dan di balik tembok itu ternyata ada wanita yang sangat kaget. Doo-hong
diseret ke kantor polisi dan dia dituduh sebagai orang gila dengan jas hujan. Doo-hong
menjelaskan kalau dia bukan orang seperti itu dan berkata kalau yang dia lakukan hanya pipis:
“Bahkan bukan pipis yang aku pegang. Itu hanya selingan normal!”Dae-woong datang
membela. Dia muncul di kantor polisi dan mengatakan bahwa dirinya adalah saksi dan
mengatakan kalau yang Doo-hong lakukan hanyalah pipis. Dae-woong juga mendapatkan
kesempatan untuk memperkenalkan dirinya sebagai teman Sun-nyeo. Sutradara Doo-hong
dengan senang memberikan kesempatan pada Dae-woong untuk mengikuti audisi selama
kejadian hari itu tetap menjadi rahasia bagi mereka. Hehehe… malu kali sutradara ditangkap
karena pipis sembarangan!Dae-woong keluar dan menemukan Mi-ho sedang menggali-gali
sampah dengan tulang rusuk di mulutnya. Dae-woong sadar kalau gaya berpakaian Mi-ho
sangat buruk dan mengajaknya berbelanja untuk membeli make-up dan baju. Mi-ho malah
memilih daging.
Di rumah, Dae-woong mengajari Mi-ho bagaimana caranya menggosok gigi dan mencuci.
Meskipun begitu, Mi-ho memakan semua produk pembersih yang membuat Dae-woong
kaget. Mi-ho mandi dan berganti baju. Dia terlihat cuantik! Dae-woong bahkan bergumam
kalau Mi-ho terlihat seperti gadis normal dengan gaya seperti ini. Memangnya kalau pake
dress putih nggak normal, ya?
Mi-ho berteriak, “Woong, aku sangat bahagia karena kau hari ini!” Dae-woong
menghentikan kegembiraan Mi-ho dengan menanyakan kapan dia akan mengambil manik2
serigala dari dalam tubuhnya. Mi-ho kemudian bergumam tak jelas lalu mengatakan kalau dia
terlalu lelah untuk makan dan pergi tidur. Mi-ho tidak ingin meninggalkan Dae-woong dan
berhenti menjadi manusia. Dae-woong tidak melihat kalau sebenarnya dia sudah melukai Mi-
ho.
Dong-joo duduk di rumahnya sambil mengayunkan pedangnya dan berkata dengan keras
kalau dia tidak ingin mengirim kembali Mi-ho ke dalam lukisan. Dia bisa saja mengirim Mi-
ho dengan diam2 tapi dia tahu kalau Mi-ho tidak akan menyerah dengan gampang.
Selagi Dae-woong tidur, Mi-ho memeriksa manik2 serigalanya dan menyadari kalau Dae-
woong hampir sembuh. Dia mendesah kalau dia memberitahu Dae-woong yang sebenarnya,
maka Dae-woong akan mengusirnya. Mi-ho bertanya-tanya kenapa dia tidak bisa tinggal di
sisi Dae-woong, membunuh nyamuk selagi Dae-woong tidur. Lalu dia sadar kalau memang
tidak bisa karena dia bukan manusia.
Kakek mendapati bibi Min-sook sedang menonton A Better Tomorrow dan sadar kalau bibi
pasti tertarik pada seorang pria. Jadi kakek meminta Dae-woong untuk datang dan
mendiskusikan masalah ini.
Hari ini, Mi-ho mengatakan kalau dia tidak akan mengikuti Dae-woong kemana-mana jadi
Dae-woong bisa melakukan yang terbaik di audisinya tanpa masalah. Dae-woong tercengang.
Mi-ho bertanya jika dia menunggu disini, lalu apakah Dae-woong kembali untuknya? Dae-
woong tidak terlalu mempercayai Mi-ho pada awalnya dan kemudian malah memberi Mi-ho
uang untuk membeli makanan. Dae-woong juga memberitahu Mi-ho untuk tidak menggali-
gali sampah bila lapar dan menelponnya bila sesuatu terjadi.
Dae-woong akhirnya pergi tapi dia merasa tidak nyaman karena meninggalkan Mi-ho serta
dia merasa agak aneh karena tidak ada Mi-ho yang mengikutinya kemana-mana. Mi-ho
keluar dan melambai pada Dae-woong dari atap. Dae-woong balas melambai tapi kemudian
dia menghentikannya dan mengatakan kalau dia harus berhenti menumbuhkan
ketergantungan pada Mi-ho.
Dari atap, Mi-ho berkata pada dirinya sendiri, “Dae-woong, kau sudah sembuh sekarang. Aku
harus mengambil kembali manik2ku. Tapi, bisakah aku tinggal disini?” Mi-ho menghabiskan
harinya dengan menggali-gali tong sampah untuk menemukan kupon ayam (dia percaya bila
punya 10 kupon maka akan berubah menjadi ayam!) dan bahkan bertengkar dengan bibi
tetangga untuk kupon yang terakhir. Dong-joo menemui Mi-ho dan mengajaknya jalan-jalan.
Mi-ho sangat kagum mengetahui kalau Dong-joo punya kartu pengenal, nomer keamanan
sosial, dan hp. Semuanya sangat manusia – meski sebenarnya dia bukan manusia.Dae-woong
melakukan yang terbaik di audisinya dan mendapatkan peran itu. Dia berkata pada diri
sendiri, “Malam ini, ada sapi dan soda, Gu Mi-ho! Tidak setiap minggu… tapi tunggu. Lalu,
apakah ekormu akan keluar?” Hye-in menemui Dae-woong dan meminta untuk mengadakan
makan malam perayaan bersama. Dae-woong sudah berjanji pada Mi-ho untuk kembali dan
membawakan daging sapi jadi Dae-woong menggunakan kakek sebagai alasan. Hye-in
mengakui kalau keluarga adalah alasan yang bagus untuk pergi dan membiarkan Dae-woong
pergi.Dong-joo mengajak Mi-ho ke apartemennya dimana Mi-ho takjub melihat gaya hidup
Dong-joo yang seperti manusia. Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau dia pindah dari satu
tempat ke tempat lain tiap beberapa tahun sekali, mengubah namanya dan tidak pernah
mencoba dekat dengan yang lain. Dan bahwa, dia sudah hidup dengan cara seperti ini lebih
lama dari Mi-ho yang terkurung di dalam lukisan. Mi-ho ingin Dong-joo agar mengajarinya
bagaimana menjadi manusia juga.Tapi Dong-joo memberitahu Mi-ho bahwa dengan hidup
seperti ini, Mi-ho tidak akan bisa dekat dengan manusia seperti yang dia inginkan – Mi-ho
tidak akan pernah punya teman, keluarga, atau cinta. Mi-ho berpikir kalau dia akan senang
bila dekat dengan manusia. Tapi Dong-joo membentak balik, “Makhluk abadi sepertimu
tidak bisa bersama manusia. Selamanya.”
Dong-joo melanjutkan, “Caraku hidup sekarang… tidak jauh berbeda dari terjebak di dalam
lukisan. Kau harus kembali.” Mi-ho kecewa dan berkata kalau dia benar2 tidak ingin kembali.
Lalu, Dong-joo mengajukan tantangannya, “kalau begitu, apa kau ingin mati?”
Dae-woong di sisi lain, mengatakan pada Byung-soo kalau hari2nya bersama Mi-ho tinggal
menghitung hari. Dia berkata kalau E.T. akan kembali ke rumah dan bahwa sebenarnya
mereka berasal dari dunia yang berbeda. Byung-soo menyalahartikan perkataan ini bahwa
Mi-ho adalah chaebol (pewaris yang kaya).
Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau ada cara baginya agar bisa menjadi manusia. Tapi
untuk melakukan itu, jiwa gumihonya harus mati. Dia memerlukan dua hal: seseorang
(sesuatu) yang bisa membunuhnya, dan seseorang yang akan membagi energi manusia
mereka – ki atau energi kehidupan bersama Mi-ho.
Setelah itu, Dong-joo mengeluarkan pisau gaibnya dan memotong tangannya. Darahnya
mengalir ke dalam sebuah gelas dan mengatakan pada Mi-ho kalau pisaunya bisa membunuh
Mi-ho begitu pula dengan darahnya. Jika Mi-ho meminum darah ini dan Mi-ho punya manik2
serigala yang telah mengumpulkan energi dari manusia selama 100 hari maka Mi-ho akan
menjadi manusia. Mi-ho bertanya kenapa Dong-joo memberitahukan semua hal ini. Dong-joo
berkata kalau ini karena gadis lain yang mirip dengan Mi-ho dan menginginkan hal yang
sama. Dong-joo akan membantu Mi-ho mati tapi apakah Cha Dae-woong dapat dipercaya
untuk melindungi manik2 serigala Mi-ho selama 100 hari.
Dong-joo mengatakan sekali lagi pada Mi-ho kalau manusia tidak dapat dipercaya dan
bersikeras agar Mi-ho melupakan semuanya dan kembali. Mi-ho pergi dan pertanyaan itu
masih menggantung di kepalanya. Mi-ho memegang sebotol kecil darah Dong-joo di
tangannya ketika dia melihat orang2 di jalanan di bawahnya. Mi-ho: “Apakah mati berarti
menghilang? Aku hanya ingin hidup di bawah sana.”
Mi-ho berjalan ke rumah dan langsung dikenali oleh Doo-hong, yang mengejarnya tapi tidak
bisa mendapatkannya. Hye-in melihat ini dari kejauhan dan mencibir. Tidak hanya Mi-ho
mendapatkan kasih sayang Dae-woong tapi sekarang sutradara juga, untuk peran yang sangat
diinginkan itu.
Hye-in memutuskan untuk menelpon Dae-woong buat mendiskusikan hal itu dan menangkap
kebohongan Dae-woong ketika dia berada di dekat rumah dengan setumpuk daging di
tangannya. Mereka duduk bersama dan Hye-in bertanya apakah Dae-woong menyukainya.
Hye-in berkata kalau dia sudah menunggu Dae-woong untuk mengungkapkan perasaannya
padanya dan sudah mempersiapkan jawabannya. Hye-in berkata kalau dia sudah kehilangan
kepercayaan pada Dae-woong yang sudah menggoyangkan perasaannya. Hye-in ingin agar
Dae-woong tidak membuatnya menunggu.
Dae-woong minum banyak soju selagi Mi-ho menunggunya kepulangannya. Mi-ho
meninggalkan voicemail untuk Dae-woong dan mengatakan kalau ada hal penting yang ingin
dia tanyakan pada Dae-woong. Dan Mi-ho bertanya apakah dia bisa tinggal bersama Dae-
woong lebih lama. Mi-ho mencium bau Dae-woong ketika dia mendekat dan berlari untuk
menemuinya di gym.
Mi-ho muncul di depan Dae-woong dari kegelapan. Dae-woong mengatakan kalau dia sedang
mabuk lalu berkata, “Bulan keluar. Apakah kau ingin merentangkan ekormu dan ber‟hoi-
hoi‟?” Dae-woong berkata lagi, “Mi-ho, kita teman, kan? Apakah kau mau melakukan
sesuatu yang membuatku senang?” Mi-ho memandangi Dae-woong dengan manis. Dae-
woong: “Apa kau akan… menghilang?” Dae-woong yang mabuk memohon pada Mi-ho agar
dia pergi dan berhenti membuat hidupnya menjadi sulit. Dae-woong kemudian jatuh ke lantai
dan pingsan.Mi-ho memandangi Dae-woong dan berkata, “Dae-woong, yang sebenarnya
adalah kau sudah jauh lebih baik. Aku akan pergi, jadi kau berhenti terluka.” Mi-ho
melepaskan tangan Dae-woong.Keesokan paginya, Dae-woong bangun di atas tempat
tidurnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa sampai kesana. Dia memanggil Mi-ho tapi Mi-ho
tidak ada. Dae-woong melihat dan melihat dan akhirnya dia sadar: Mi-ho sudah pergi.
Episode 5
Dae-woong tidak langsung menyadari kalau Mi-ho pergi mencari makanan. Dia berpikir
mungkin Mi-ho mengorek-ngorek tong sampah. Tapi Dae-woong mulai curiga apalagi
setelah melihat daging sapi yang tidak disentuh sama sekali.Secara perlahan-lahan, ingatan
Dae-woong tentang peristiwa tadi malam mulai muncul selagi dia mabuk. Akan tetapi, dia
tidak ingat bagain ketika dia menyuruh Mi-ho untuk pergi. Ketika Dae-woong menjatuhkan
sebuah tas berat di kakinya, dia bertanya-tanya kenapa rasanya sakit sekali bila dia memiliki
perlindungan manik2? Apa ini artinya manik2 itu sudah pergi? Apa itu artinya Mi-ho juga
pergi?Dae-woong berlari keluar untuk mencari Mi-ho tapi tidak menemukan jejak gadis itu.
Dae-woong kembali ke dalam dengan lemas, terlihat kecewa, terlihat seperti dia dia akan
menangis karena air mata bahagia. Dae-woong bergembira, “Gumiho itu akhirnya
meninggalkanku!” Dia bersenang-senang atas kebebasan barunya.Dengan buru2, Dae-woong
mengemasi barang2nya – dia tidak ingin kehilangan keberuntungannya kalau2 Mi-ho
memutuskan untuk kembali. Selama beres2, dia menemukan kupon ayam Mi-ho. Secara tidak
terduga, Dae-woong tersentuh melihat hal itu, kemudian dia menghentikan dirinya dari sikap
gila itu dan pergi. Dae-woong tidak melihat kalau Mi-ho memperhatikan kepergiaannya. Mi-
ho berkata, “Dae-woong terlihat cemas. Apakah dia tidak senang atas kepergianku?”Tiba2
saja, hujan turun meski langit cerah dan hal ini menghentikan langkah Dae-woong serta
membuatnya memikirkan Mi-ho… kecuali kalau ini hanya pria yang sedang mencuci mobil.
Masih memperhatikan, Mi-ho berkata, “Woong, selamat tinggal.” Untuk beberapa saat, lebih
banyak air muncrat ke Dae-woong. Dia berbalik untuk memaki si pencuci mobil – tapi tidak
ada orang disana.
Dae-woong tidak bisa menghilangkan perasaan tidak nyaman ini, meskipun dia sudah
bersikap seolah-olah dia sangat bahagia. Contohnya saja, dia memberitahu kakek karena Mi-
ho pergi dengan keinginannya sendiri, dia tidak melakukan hal salah. Kakek kecewa
mendengar berita itu sebab dia menghargai Mi-ho karena sudah mengubah Dae-woong
menjadi pria dewasa.
Dae-woong mencoba untuk bersantai di kamarnya tapi dia terganggu oleh perasaan tidak
enak ini yang dia tidak benar2 mengerti. Dia menggambarkan perasaan itu sebagai „kosong
dan tidak nyaman.‟ Tapi karena Dae-woong masih menyangkal kalau dia merindukan Mi-ho
sebenarnya, jadi Dae-woong sangat dibuat bingung.
Hye-in sangat gembira karena Dae-woong datang saat dia menelpon. Dia menasehati Dae-
woong untuk tidak terlibat dengan Mi-ho meski dia kembali. Hye-in senang mendengar
jawaban Dae-woong yang mengatakan kalau dia tidak tahu kemana Mi-ho dan bagaimana
menghubunginya.
Akan tetapi, senyum di wajah Hye-in hilang waktu dia mendengar Dae-woong berkata kalau
Mi-ho kejam karena pergi tidak bilang2 dulu. Hye-in bertanya apakah Dae-woong sedih
karena Mi-ho pergi. Dae-woong bersikeras kalau dia cemas tapi kadang2 dia tidak yakin.
Mi-ho telah menemukan caranya untuk pergi ke kampus dimana dia bersembunyi dari
pandangan manusia dan mengosongkan mesin makanan. Sekarang dia sudah memiliki lagi
manik2 serigalanya yang artinya kekuatan Mi-ho juga kembali. Ini juga berarti Mi-ho bisa
berlari super kencang dan melayang-layang di udara yang pada dasarnya menakuit
mahasiswa yang lewat di lorong.Contohnya saja, seorang siswa (yang diperankan oleh UEE)
sedang melukis di studio dan tidak memerhatikan sosok Mi-ho yang melayang di udara.
Sebuah patung di pukul hingga jatuh yang menyebabkan cat merah bececeran di lantai dan
membuat mahasiswa itu sesak nafas karena saking takutnya. Tujuan dari gangguan ini jelas
ketika mahasiswa itu menikmati makan siangnya yang berupa burger dan mendapati
potongan daging burgernya hilang.Di luar, Mi-ho dengan gembira menguyah makanan hasil
curian itu. Tapi ketika dia melihat sebuah sosok hebat mendekat – Dong-joo – Mi-ho kabur.
Dong-joo berhasil menangkap Mi-ho dan sebuah tusukan berhasil membuat Mi-ho tidak
sadar. Tidak hanya itu, tusukan itu juga membuat manik2 serigala keluar dari tubuh Mi-ho
dan Dong-joo langsung mengambilnya.
Tidak sadar pada semua ini, Dae-woong pergi minum bersama teman2nya untuk merayakan
peran yang dia dapatkan. Akan tetapi, senyum hilang dari wajah Dae-woong saat Byung-soo
bertanya apakah Mi-ho tahu berita bagus ini. Mereka meminta Dae-woon untuk
mengundangnya juga jadi Dae-woong menjawab dengan putus asa, “Sekalipun aku ingin, aku
tidak bisa!”
Malam itu, Dae-woong mampir ke sekolah laga untuk mencari Mi-ho. Dia membawa
beberapa bird an berharap Mi-ho mungkin kembali. Dia mencoba meyakinkan dirinya kalau
dia senang Mi-ho tidak disini lalu duduk sendiri di luar untuk minum bir sambil bertanya-
tanya apa yang membuat Mi-ho pergi. Dae-woong mulai menyanyi. Dia mengarang liriknya
sendiri, “Mi-ho yang misterius, Mi-ho, Mi-ho… Temanku Mi-ho. Gumiho yang manis –
gumiho yang menyeramkan. Hoi-hoi. Gumiho itu adalah temanku… hoi-hoi… Mi-ho adalah
temanku yang menyeramkan.”
Dong-joo telah membawa Mi-ho ke apartemennya dimana dia menunjukkan dua botol kecil
pada Mi-ho: yang satunya adalah manik2 Mi-ho dan yang lainnya adalah darah Dong-joo.
Berlawanan dengan keyakinan Mi-ho, Dong-joo ternyata tidak ingin membunuhnya. Dong-
joo hanya ingin mengambil manik2 Mi-ho untuk disimpan agar mencegah Mi-ho membuat
masalah. Dong-joo menjeslakan kalau Mi-ho sudah meneror para siswa dan mencuri
makanan mereka. Dong-joo berkata, “Tidakkan kau merasa malu?”
Dong-joo menebak kalau Dae-woong menolak permintaan Mi-ho untuk membantunya
menjadi manusia. Mi-ho mengakui kalau dia bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk
mengungkapkan hal itu. Mi-ho: “Dae-woong berkata kalau aku adalah temannya tapi dia
pasti sangat membenciku karena menjadi gumiho. Dia memintaku untuk menghilang.”
Dong-joo bertanya apakah Mi-ho sudah menyerah untuk menjadi manusia. Mi-ho belum
memutuskan. Dong-joo memberikan dua pilihan: manik2 serigala versus darahnya. Atau bisa
dilihat dari cara lain: botol biru atau merah. Minum dari botol merah berarti memilih jalan
manusia sebab darah Dong-joo punya kekuatan untuk membunuh sisi gumiho-nya Mi-ho.
Jika Mi-ho mengambil botol merah maka Mi-ho meminta kembali manik2nya dan harus
kembali ke kuil. Dong-joo memberikan waktu pada Mi-ho untuk berpikir. Dia bahkan
mengijinkan Mi-ho tinggal di apartemennya untuk sementara waktu.
Dae-woong menandatangani kontrak filmnya dan membuat Dae-woong dilirik olah agen
bakat. Dae-woong sedang gembira dan dia sudah kembali ke gayanya yang lama yaitu
berfoya-foya. Dia tidak akan mendapatkan banyak uang dari film ini tapi dia menyebut
gajinya sebagai „uang belanja‟ dan yakin kakek akan membelikannya mobil baru.
Sebuah kejadian hampir tabrakan membuat Dae-woong harus kembali ke RS dengan luka
ringan. Tapi dokter memberitahu Dae-woong kalau dia baru2 ini mendapat luka berat. Meski
Dae-woong sudah sembuh tapi dokter menyarankan Dae-woong untuk berhati-hati karena
tulangnya yang lemah.
Dae-woong senang karena disetujui untuk main dalam film – tapi ini film laga. Jika Dae-
woong cedera selama proses ini maka mungkin dia tidak akan bisa berjalan lagi. Dae-woong
ingin protes tapi itu adalah ramalan yang sangat mengerikan. Tidak sudi mundur dari film itu,
Dae-woong bergumam kalau manik2 Mi-ho membuatnya tetap sehat dan sekarang dia sadar,
“Aku ingin Mi-ho bersamaku.”
Dong-joo menonton sepakbola di tv dan mengatakan kalau permainan itu menjelaskan semua
sifat manusia. Jadi Mi-ho bergabung untuk ikut „belajar‟ bersamanya. Dong-joo berkata kalau
sudah waktunya Piala Dunia, seluruh dunia melihat bola ditendang kesana kemari. Hal ini
membuat Mi-ho tertawa sendiri dan berkata, “Wow, pasti mengerikan bila meledakkan bola
itu.” Karena melihat ekspresi Dong-joo, Mi-ho menambahkan, “Aku tidak akan
melakukannya.”
Acara tv berubah ke tayangan drama dan Mi-ho dibingungkan oleh jalan ceritanya, “Kenapa
wanita tua itu tetap berteriak pada wanita muda itu?” Dong-joo menjelaskan, “Itu adalah
seorang ibu dan menantunya. Hal seperti itulah yang mereka lakukan.” Ketika pasangan
kekasih mulai bermesraan di layar, Dong-joo melihat ke Mi-ho (menunggu dia menanyakan
hal itu). Mi-ho tersenyum dan berkata, “Aku tahu itu apa. Mereka sedang berpasangan.”
Dong-joo batuk2 tidak nyaman dan mengganti channel tv-nya.
Program berikutnya mengingatkan Mi-ho kalau dia lapar dan dia mulai melempar tatapan
ingin makan ke Dong-joo. Mi-ho merengek dengan sedih, “Aku ingin makan daging.”
Sayangnya, Dong-joo kebal pada usaha Mi-ho untuk mempermainkannya. Mi-ho keluar
untuk makan daging sapi dan membungkus sepuluh porsi. Dia tidak punya uang untuk
membayar belanjaannya tapi dia berkata pada pemilik resto, “Karena aku makan seperti
manusia jadi aku akan membayarnya seperti manusia.” Itu artinya, Mi-ho harus mencuci
piring…
Mi-ho begitu cepat dan teliti hingga pemilik resto terkesan dan menawarinya pekerjaannya.
Tapi Mi-ho menolaknya, sebab dia tidak siap menjalin hubungan atau masuk ke dalam
sebuah persatuan. Sebagai gumiho, dia mungkin bisa hidup di dunia ini tapi tidak boleh
berhubungan dengannya.
Setelah mendapatkan daging, waktunya mencari jus buah2an. Mi-ho berhadapan dengan
mesin penjual makanan dan berkata, “Aku bisa saja menendangmu dan membuatmu
mengeluarkan air berbuih itu tapi aku akan menyelesaikan ini seperti manusia.” Yang itu
artinya Mi-ho harus mengangkat mesin itu dengan kekuatan supernya untuk mendapatkan
koin yang ada di bagian bawah mesin itu.
Hasilnya? Mi-ho dilihat oleh dua gadis kecil yang memandang dengan kagum. Mi-ho
memutuskan kalau dia harus menyelesaikan ini seperti manusia dan menyerahkan salah satu
koinnya pada mereka. Dia cukup mengerti kalau menjadi manusia = membayar orang! Mi-ho
bangga pada dirinya karena sudah mempraktekkan sikap manusia dengan sukses. Tapi ketika
dia menatap botol yang berwarna merah, dia berkata kalau menjadi manusia yang sebenarnya
akan lebih baik. Mi-ho memandangi keluarga dan pasangan yang ada di taman dan
memutuskan kalau dia juga akan punya seseorang yang bersamanya, “Pasti akan
menyenangkan kalau orang itu adalah Dae-woong.”
Dae-woong kembali ke loteng sekolah laga untuk mencari tanda keberadaan Mi-ho tapi yang
bisa dia temukan hanyalah kupon ayam itu. Dengan kecewa, dia mendesah, “Gu Mi-ho,
bagaimana bisa kau pergi seperti ini? Setelah aku memanggilmu temanku…” Kata itu –
teman – memicu ingatan Dae-woong dan sekarang dia ingat permintaannya saat mabuk.
Dengan kaget, Dae-woong menyadari kalau Mi-ho pergi karena dia yang
memintanya.Mengambil saran dari pelajaran filmnya, Min-sook bergaya beda dengan
berpakaian serba hitam untuk mengundang Doo-hong makan siang. Sebuah langkah kaku
membuat Min-sook terlempar ke sebuah patung… dan sebuah ciuman lipstick warna pink
berbekas di pantat patung itu. Dengan liar, bibi berusaha menghapus tanda itu tepat pada saat
itu, Doo-hong muncul. Min-sook berkata kalau dia bukan orang aneh yang berkeliaran
menciumi pantat patung. Doo-hong melihat betapa malu Min-sook dan menawarkan untuk
menyelesaikan masalah itu. Dia memindahkan plester dari lengannya dan menggunakannya
untuk menutupi bekas lipstick bibi.
Ini membuat Min-sook berani untuk melakukan aksinya (mengajak makan siang) dan ketika
dia menangkap kesan Doo-hong yang merasa kurang bagus, Min-sook mengatakan kalau dia
menyukai hal yang tidak beraturan. Min-sook bukan Audrey Hepburn tapi dia itu tipe
Angelina Jolie. Min-sook mengumpulkan keberanian dan mengundang Doo-hong untuk
makan siang. Doo-hong bersikeras dan masih percaya kalau Min-sook sudah menikah.
Dengan metafora perpisahan tentang bagaimana Angeline Jolie yang punya Brad Pitt dan dia
tidak ingin menjalin cinta dengan wanita yang sudah berpasangan, dia pergi.
Dae-woong menemukan Doo-hong di kantornya untuk bertanya tentang jadwal syuting. Dia
mencoba mencari cara apakah dia bisa syuitng adegannya terakhir jadi dia tidak perlu keluar.
Melihat reaksi seram sang sutaradara, Dae-woong menarik pertanyaannya dan malah di suruh
datang besok ke sekolah laga untuk „sesi latihan menghancurkan tulang.‟
Doo-hong juga mengirim Dae-woong untuk menggosok lipstick dari patung dan
menambahkan kalau bibi Dae-woong pasti malu jadi sebaiknya Dae-woong merahasiakan ini
dari pamannya. Pada perkataan itu, Dae-woong menjadi bingung dan berkata kalau dia tidak
punya paman; bibi Min-sook belum menikah. Ini membuat Doo-hong terhenyak. Dia dipukul
oleh harapannya dan kekecewaannya karena sudah mengacaukan semuanya karena
kesalahpahamannya. Sedangkan, Min-sook berkendara sambil menangis sebab dia sakit
sudah ditolak.
Dae-woong masih mencoba untuk menemukan Mi-ho dan menelpon kuil untuk menanyakan
apakah serigala yang hilang dari lukisan itu sudah muncul. Dae-woong juga ingat kalau Mi-
ho pernah meninggalkan pesan voicemail untuknya dan menelpo nomer itu. Telpon itu
dijawab oleh wanita pemilik restoran ayam itu, yang pernah diajak berkelahi oleh Mi-ho
untuk memperebutkan sebuah kupon.Mi-ho menemukan kupon kesepuluh dan membawanya
kembali ke loteng sekolah laga, menambahkannya ke penyimpanan Dae-woong. Mi-ho
menebak kalau Dae-woong tidak akan kembali lagi kesini. Dia berkata, “Aku benar2
merindukan Dae-woong.” Mi-ho jadi berpikir sendiri: “Aku bisa melihat sangat jauh dan
mendengar sangat jelas, tapi karena aku tidak bisa melihat atau mendengarmu, kau pasti
sangat jauh. Aku sudah hidup sangat lama hingga tidak tahu bagaimana waktu mengalir tapi
setelah aku mengenalmu hatiku mulai memberitahukan tentang waktu. Sewaktu aku
bersamamu, kau akan berpikir, „hanya sebentar saja‟, padahal waktu berjalan sangat cepat.
Tapi tanpamu, waktu berjalan begitu lambat karena aku berpikir, „aku merindukanmu.‟ Kau
tahu itu, Dae-woong? Rasanya hatiku seperti telah disihir olehmu dan menghitung waktu
dengan sendirinya.”
Ketika Mi-ho memikirkan ini, Dae-woong sedang berlari kembali ke loteng sekolah laga
soalnya dia sudah biacar dengan wanita di resto ayam itu. Saat Dae-woong sampai di
lingkungan itu dan berlari ke tempat Mi-ho, tentu saja Mi-ho menangkap bau Dae-woong dan
langsung kegirangan. Mi-ho berteriak, “Dae-woong datang padaku!”
Sangat mengagumkan bagaimana mereka terlihat bahagia ketika bertemu lagi. Dae-woong
bisa saja mengarang alasan tapi kali ini dia benar2 bahagia. Mi-ho bertanya penuh harap,
“Apa kau mencariku?” Mi-ho senang mendengar Dae-woong menjawab iya. Pertama-tama
Dae-woong mengatakan kalau dia sangat sedih waktu Mi-ho pergi tapi Mi-ho justru
mengatakan kalau Dae-woong sangat bahagia waktu dia pergi. Dae-woong mengakuinya. Dia
memang gembira pada awalnya tapi hanya untuk sementara. Dae-woong mengatakan kalau
dia merasa kosong setelah Mi-ho pergi.
sebenarnya jelas sekali kalau Dae-woong berbohong. Dia hanya ingin memanfaatkan Mi-ho
demi mendapatkan manik2 itu. Di sisi lain, Mi-ho juga memanfaatkan Dae-woong agar bisa
menjadi manusia. Manik2 itu berada di tempat Dong-joo jadi Mi-ho harus kembali untuk
mengambilnya. Selagi Mi-ho pergi, Dae-woong juga pulang ke rumahnya untuk mengemasi
barang2nya sebab dia akan pindah lagi ke loteng sekolah laga.Ada rasa aneh dalam wajah
Dong-joo, Sang Pemburu Gumiho, ketika dia memasakkan daging untuk Mi-ho. Dong-joo
vegetarian dan dia berkata pada diri sendiri kalau rasanya sudah lama sekali dia menunggu
seseorang. Tapi senyum Dong-joo hilang waktu Mi-ho datang dan mengatakan kalau Dae-
woong sudah kembali.Kakek ketakutan mendapati Dae-woong pindah sebab ini untuk
pertama kalinya dia pindah dengan keinginan untuk bekerja keras dan bukan untuk kabur dari
masalah. Kakek meminta Min-sook untuk mengantar Dae-woong ke sekolah laga. Tapi Min-
sook sedang mengobati harga dirinya yang terluka dan menolak. Dae-woong ingat kalau dia
ada acara makan malam dengan Hye-in. Sebelum bertemu, Dae-woong pergi untuk membeli
cincin sebab dia ingin sekali memperjelas suasana dan menyatakan keinginannya dengan
Hye-in. Dae-woong berkata, “Ini hanya gaya Mi-ho.” Lalu dia memutuskan kalau sekarang
dia sedang dalam mood baik dan membelinya.
Hye-in mendengar dari Sun-nyeo tentang masalah kesehatan Dae-woong dan menelpon
dengan gelisah. Dae-woong menjamin kalau semuanya akan beres dan mencari-cari
cincinnya untuk menyatakan cintanya. Akan tetapi, Hye-in terlalu terbawa emosi dan
menangis kalau dia yang merekomendasikan Dae-woong pada agennya. Jika Dae-woong
tidak bisa tampail dalam film itu, maka dia akan dianggap bodoh. Hye-in masih artis baru dan
tidak boleh membuat orang lain berpikir kalau dia berbohong demi kepentingan pacarnya.
Dae-woong gentar. Dia mengatakan kalau dia akan menjamin Hye-in tidak dianggap
berbohong demi kepentingannya atau dia dianggap sebagai pacarnya. Dae-woong meletakkan
kembali cincinnya. Dia pulang ke rumah dengan mendesah, “Aku tidak bermaksud
berbohong pada noona. Orang yang bermaksud aku bohongi adalah Mi-ho.”
Di rumah Dong-joo, Mi-ho telah membuat keputusan. Dia akan memilih botol berwarna
merah: menjadi manusia. Dong-joo bertanya apa yang akan Mi-ho lakukan bila Dae-woong
kabur bersama wanita lain dalam 100 dia harus menjaga manik2 serigala Mi-ho. Untuk
pertanyaan ini, Mi-ho menjawab kalau dia percaya pada Dae-woong. Dong-joo mengatakan
kalau wanita yang mirip Mi-ho juga menjawab seperti itu. Dong-joo: “Wanita itu ingin
menjadi manusia dan mencintai seorang pria, tapi pada akhirnya dia dikhianati oleh pria itu
dan menghilang tanpa jejak. Bisakah kau mati seperti itu, juga? Bisakah kau menahan
kematian?”
Mi-ho mengangguk. Dong-joo menerima keputusan Mi-ho tapi memberikannya sebuah
nasehat: jangan beritahu Dae-woong kalau dia sedang mencoba untuk menjadi manusia. Mi-
ho harus menanamkan sedikit ketakutan dalam diri Dae-woong untuk mencegahnya kabur.
Jadi ini dia instruksinya: ketika Mi-ho meminum darah Dong-joo, dia akan mulai mati secara
perlahan. Tenaga gumiho Mi-ho akan menghilang secara perlahan sedangkan manik2 Mi-ho
akan hidup di tubuh manusia selama 100 hari dan menyerap energinya. Saat Mi-ho menagih
kembali manik2nya, Mi-ho akan menjadi manusia.
Dae-woong menunggu Mi-ho sambil memeluk kaki ayamnya. Dia menemukan Mi-ho di luar
sedang menatapi manik2nya. Mi-ho mengatakan kalau dia ingin agar Dae-woong menjaga
manik2nya lagi. Dae-woong segera setuju tapi Mi-ho memperingatkannya bahwa selagi Dae-
woong memiliki manik2 Mi-ho maka dia tidak boleh pergi jauh. Dae-woong tidak bisa
membagi energinya dengan wanita lain dan dia harus tinggal bersama Mi-ho selama 100 hari.
Dae-woong juga tidak boleh berhenti di tengah jalan.Sekarang semuanya membuat Dae-
woong ngeri: 100 hari itu sangat lama! Mi-ho bahkan bukan pacarnya – itu bakal terlihat
aneh. Solusinya terlihat mudah bagi Mi-ho: “Kalau begitu, aku akan menjadi pacarmu!” Ada
sesuatu yang aneh saat Mi-ho mengatakan, “Dae-woong biarkan aku menjadi pacarmu…”
Dae-woong menolak dan masuk kembali ke dalam. Dia ketakutan pada pikiran menjadi pacar
seorang gumiho. Reaksi Dae-woong memberitahu Mi-ho kalau dia belum siap. Mi-ho juga
sadar kalau Dae-woong tidak akan melakukannya. Mi-ho berkata pada Dae-woong, “Aku
akan pergi. Aku akan kembali ke tempat seharusnya aku berada. Jika aku pergi kali ini, aku
tidak akan mampu keluar ke dunia lagi. Aku tidak akan datang padamu lagi.”
Berhadapan dengan masalah hebat lagi, Dae-woong merasakan sedikit rasa sakit – itu artinya
dia tidak akan bisa melihat Mi-ho lagi? Dan Mi-ho akan pergi sekarang? Dae-woong berkata
kalau Mi-ho menyalahartikan satu hal – dia berbohong pada Mi-ho. Alasan kenapa dia
mencari Mi-ho adalah karena manik2 Mi-ho bukan karena Mi-ho, “Masih bisakah kau
memberikanku manik2mu?”
Mi-ho mengangguk, tapi dengan cara yang aneh dan itu tetap membuat Dae-woong tidak
nyaman. Dae-woong berujar, “Tidakkah kau merasa sedih?” Mi-ho menjawab kalau
meskipun akan lebih manis bila Dae-woong memerlukannya, manik2 Mi-ho masih satu
bagian dengannya. Plus, jika Dae-woong begitu memerlukan manik2 Mi-ho, Dae-woong
tidak akan meninggalkannya selagi memiliki manik2 itu.
Dengan setengah enggan, Dae-woong menjawab kalau itu hanya 100 hari dan setuju untuk
melakukannya. Mi-ho bertanya dengan girang, “Kalau begitu, sekarang aku pacarmu?” Dae-
woong masih merasa buruk tentang semua ini dan berkata dengan tidak puas kalau semua ini
salah. Dae-woong kembali ke dalam rumah dan membuat Mi-ho berpikir kalau Dae-woong
membatalkan semuanya. Tapi Dae-woong tidak membatalkannya dan kembali sambil
membawa cincinnya.
Dae-woong berkata pada Mi-ho, “Karena aku manusia, maka aku akan melakukannya dengan
cara manusia. Gu Mi-ho, tolong jadilah pacarku.” Setelah itu, Dae-woong menyelipkan
cincin itu ke jari Mi-ho dimana Mi-ho menerimanya dengan girang.
Faktanya, Mi-ho sangat gembira hingga ekornya menyembul keluar! Tapi!!!!! Dong-joo
menambahkan sesuatu pada saat ini. Dong-joo bergumam, “Kematian paling menyakitkan
bagi manusia bukanlah kematiannya sendiri tapi kematian orang yang dincintai.”Ketika Dae-
woong dan Mi-ho minum dari botol yang mereka hormati, Dong-joo mengungkapkan satu
hal lagi yang Mi-ho tidak ketahui: yaitu setelah 100 hari berakhir, ketika manusia
menyerahkan manik2 pada gumiho, kematian yang harus dihadapi oleh gumiho yang telah
menjadi manusia bukanlah kemtiannya sendiri tapi… kematian Dae-woong!
Episode 6
Mi-ho kagum melihat cincinnya dan mengumumkan kalau dia adalah pacar Dae-woong
sekarang. Dae-woong sama sekali tidak bisa tersenyum dan menyerah saja. Mereka
menubrukkan cincin mereka untuk mengesahkan perjanjian diantara mereka. Mi-ho
melompat dan mengatakan kalau selalu ada sesuatu yang ingin dia lakukan ketika sudah
punya pacar. Dan Mi-ho muncul dengan dandanan seperti seorang pengantin! Dae-woong
menghentikan setengah hormat Mi-ho dan mengatakan sekarang Mi-ho sudah menjadikan
Dae-woong pacarnya, apakah Mi-ho juga ingin menikah dengannya?
Dae-woong mulai berjalan pergi dan Mi-ho berkata, “Baiklah. Kalau begitu, apa kau mau
berpasangan?” Dae-woong menghentkan langkahnya, menggoyangkan kepalanya seolah-olah
dia mendengar ucapan yang salah. Dia memeriksa – tidak, Mi-ho serius. Dae-woong mulai
tertawa gugup dan Mi-ho menganggapnya sebagai sikap sungguh2 untuk berpasangan
dengannya. Dae-woong mengumumkan kalau ketimbang berpasangan dengan gumiho lebih
baik dia membuang manik2 serigala itu. Mi-ho hanya tersenyum dan berkata, “Kau tidak bisa
membuangnya begitu saja. Kau milikku sekarang!”
Dae-woong memutuskan untuk mengalahkan Mi-ho dalam permainannya sendiri. Jadi dia
melakukan pendekatan pria tidak sadar. Dia menarik Mi-ho dan menempelkannya di tembok
dan mulai mencondongkan badan ke Mi-ho. Dae-woong berkata, “Inikah yang kau inginkan?”
Mi-ho terlihat malu dan mengatakan kalau dia hanya bercanda. Hanya saja, inilah bayangan
Dae-woong pada apa yang gadis normal akan lakukan.
Yang sebenarnya terjadi adalah Dae-woong condong semakin dekat dan Mi-ho malah
memeluknya yang membuat Dae-woong lari ketakutan dan meminta ampun. Di rumahnya,
Dong-joo membalik jam mistis 100 hari di mejanya. Dia berkata kalau saat satu sisi kosong
maka sisi yang lainnya akan terisi.
Dae-woong mencoba menetapkan aturan mendasar dengan Mi-ho. Dia mengatakan kalau
perjanjian mereka bukanlah sebuah hubungan melainkan sebuah kontrak. Mi-ho berjanji
untuk tidak melakukan apa yang tidak diinginkan Dae-woong. Jadi Dae-woong meminta Mi-
ho untuk berhenti melihat Dae-woong seolah-olah Mi-ho akan memakannya.
Mi-ho dengan defensif mengatakan kalau dia tidak melihat Dae-woong seperti ini sama
sekali… belakangan ini. Dae-woong kaget, “Belakangan ini? Kalau begitu, ada kalanya dulu
kau ingin memakanku?” Mi-ho mencoba untuk berbohong tapi Dae-woong sama sekali tidak
memberikan kesempatan, “Beritahu aku yang sebenarnya. Pernahkan ada saat2 dimana kau
melihatku dan berpikir „Dae-woong terlihat lezat hari ini!‟” Mi-ho mencoba untuk
menyangkalnya. Tapi mengaku pernah berpikir seperti itu satu kali. Tidak, dua kali. Dae-
woong pergi tidur dengan marah dan Mi-ho sudah menyesal mengatakan hal itu.
Dae-woong bangun pada tengah malam oleh suara tangisan Mi-ho. Ratapannya terdengar
kemana-mana, jadi Dae-woong merayap perlahan dan menemukan Mi-ho di dalam kamar
mandi dan tidak tahu apa yang menantinya disana. Ternyata, Mi-ho mengoleskan make up
pernikahannya dengan bahan yang permanent dan sekarang riasan itu tidak mau hilang. Dae-
woong mengangkat wajah Mi-ho untuk melihat kerusakannya dan langsung surfing di
internet untuk mencari cara menghapusnya.
Dae-woong membersihkan wajah Mi-ho dan Mi-ho bercerita tentang bagaimana 500 tahun
yang lalu dia ingin merias wajahnya seperti itu dan menikah. Karena ada rumor jelek yang
beredar jadi tidak ada orang yang datang dan diapun di kurung di dalam lukisan. Untuk
membuat Mi-ho merasa baikan, Dae-woong berjanji akan membuatkan film suatu hari nanti
untuk membersihkan namanya. Dae-woong lalu ingat hadiah lain yang dia belikan untuk Mi-
ho dan naik untuk memberikan Mi-ho hadiah boneka paha ayam raksasa.
Keesokan harinya, Byung-soo memutuskan kalau dia akan memberitahukan sutradara tentang
luka Dae-woong untuk melindungi sahabatnya itu. Tapi dia mendapati Dae-woong tidak
hanya sudah sembuh tapi bisa menampilkan aksi laga yang bagus hingga membuat sutradara
menangis. Dae-woong meyakinkan Byung-soo kalau dia baik2 saja dan Byung-soo
memperhatikan cincin di tangan Dae-woong. Byung-soo segera memberitahukan hal ini pada
Sun-nyeo yang langsung mengecek jari Hye-in apakah dia punya cincin yang sama. Hye-in
jengekel mendengar kalau Dae-woong punya gadis lain.
Mi-ho pergi untuk menemui Dong-joo dan menunjukkan cincinnya serta mengatakan kalau
manusia memberikan cincin ketika mereka menyukai seseorang. Dong-joo menjawab kalau
Dae-woong tidak melihat Mi-ho sebagai manusia atau punya alasan untuk menyukainya, jadi
Mi-ho mulai mengocehkan semua hal lain yang Dae-woong puji dari dirinya misalnya
kecepatan yang Mi-ho miliki. Dong-joo berkata kalau hal itu tidak berguna di dunia yang
sudah ada mobil dan pesawat terbang. Baiklah, kalau begitu Mi-ho makan banyak. Dong-joo
berujar kalau bukan hal bagus menghabiskan banyak uang untuk makan. Jadi Mi-ho
mengatakan pertahanan terakhirnya, “Tapi, aku cantik.” Dong-joo mengingatkan Mi-ho
untuk tidak bergantung pada kecantikannya dan menyerahkan dirinya pada Dae-woong.
Dong-joo memberikan beberapa nasehat pada Mi-ho yaitu untuk mencoba dan melakukan hal
yang ingin Dae-woong lakukan.
Di rumah, Mi-ho mencoba bertanya pada Dae-woong apa yang dia inginkan tapi yang Dae-
woong inginkan hanyalah agar Mi-ho tenang jadi dia bisa mempelajari naskahnya. Mereka
diganggu oleh pekerja yang akan membersihkan loteng dimana mereka tinggal, jadi Dae-
woong lantas memohon pada sutaradara untuk membiarkannya tinggal disana selama proses
syuting. Dae-woong bahkan berjanji akan bersih2 dan tentu saja Doo-hong setuju sebab dia
berpikir mungkin saja Min-sook akan berkunjung. Doo-hong bertanya tentang gadis yang
memakai baju putih dan Dae-woong berpura-pura tidak tahu. Dae-woong lalu
memperingatkan Mi-ho untuk kabur kalau dia melihat sutaradara.
Mereka kemudian keluar dan menghampiri wanita pemilik resto ayam dan Dae-woong kaget
mengetahui kalau Mi-ho sudah menjalin pertemanan dengan warga di sekitar sana. Dia
bangga pada Mi-ho sampai hp-nya berdering dan Dong-joo ada di seberang sana. Dae-woong
menyindir ketika Mi-ho bicara dengan riang pada orang asing itu. Mi-ho mengendap-endap
menjauh untuk bicara dengan Doo-hong dan wajah Dae-woong terlihat kusam.
Dae-woong menyuruh Mi-ho untuk bicara disini saja tapi Mi-ho malah menjauh. Dae-woong
malihat Mi-ho tersenyum dan malu yang membuat Dae-woong marah. Dae-woong menguntit
dan bertanya-tanya kalau mereka pasti sangat dekat. Mi-ho memanggil Dong-joo teman, yang
membuat Dae-woong lebih kusan lagi. Dae-woong mencoba mengingatkan Mi-ho kalau dia
harus berhati-hati pada orang yang tidak tahu siapa Mi-ho sebenarnya. Mi-ho malah
memotong Dae-woong dan berkata kalau dia tidak ingin Dae-woong bertanya soal Dong-joo.
Dan bahwa, dia tidak akan melakukan hal jahat pada Dong-joo. Dae-woong berteriak, “Jadi
kau akan memakanku tapi kau akan baik padanya?”
Dae-woong tidak ingin Dong-joo menelpon ke hpnya lagi. Mi-ho setuju dan mengatakan
kalau dia akan mengunjunginya saja nanti. Itu membuat Dae-woong menghentikan
langkahnya lagi. Di halte bus, seluruh pria yang bicara disana terkagum melihat kecantikan
Mi-ho. Bahkan para bibi juga. Mi-ho sendiri sedang sibuk melihat gambar daging sapi
sedangkan Dae-woong menggelengkan kepala sebab mau terperdaya oleh kecantikan Mi-ho.
Sampai salah satu pria itu mendekat untuk bicara pada Mi-ho. Dae-woong memandang
dengan marah dan langsung mendekati Mi-ho dimana dia merentangkan tangannya pada
tubuh Mi-ho lalu menunjukkan cincinnya.
Di dalam bus, Dae-woong dan Mi-ho duduk terpisah tapi seorang pria yang lain lagi melihat
Mi-ho dan duduk di sebelahnya. Dae-woong melihat ini dan mengusir pria itu dari kursi di
dekat Mi-ho, dan dengan diam2 mengambil tangan Mi-ho untuk menunjukkan kalau mereka
punya cincin yang sama. Pria itu menyerah. Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong duduk
disebelahnya sekarang padahal Dae-woong menyuruhnya untuk jaga jarak. Dae-woong
menjawab kalau dia melakukan itu demi kemnusiaan dan melindungi seseorang dari Mi-ho,
seperti superhero favoritnya, Batman.
Mereka kemudian diganggu oleh seorang gadis (cameo ini diperankan oleh Park Shin Hye
jadi kita panggil saja Go Min-yeo, ya! Ingat perannya di You‟re Beautiful). Min-yeon
ternyata teman SMP Dae-woong. Min-yeo mengenali Dae-woong dan mereka senang bisa
bertemu lagi dan berkata bagaimana mereka tampak lebih keren sekarang. Sekarang Mi-ho
yang cemburu. Min-yeo harus turun di halte selanjutnya jadi dia meminta nomer hp Dae-
woong yang baru. Tapi ketika Dae-woong mencari hpnya, Mi-ho malah menarik tangan Dae-
woong untuk menunjukkan cincinnya dengan cara yang sama persis seperti yang Dae-woong
lakukan sebelumnya. Min-yeo minta maaf karena sudah menganggu saat Dae-woong sedang
bersama pacarnya lalu pergi.
Mi-ho merenung kalau cincin itu sangat hebat – benda itu bisa mengusir gadis tidak
diinginkan ke arah yang berlawanan. Mi-ho berkata kalau dia ingin menghentikan Dae-
woong kalau2 Dae-woong menyukai gadis lain itu dan mengejarnya untuk berpasangan
dengannya. Dae-woong menjamin kalau dia bukan pria seperti itu dan mengumumkan kalau
bagaimana pun terkenalnya dia, dia hanya akan melihat satu gadis. Mi-ho memberengut
waktu menyadari kalau yang dimaksud Dae-woong adalah Hye-in.
Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong tidak menjadikan Hye-in pacarnya. Dae-woong
mengatakan yang sebenarnya kalau dia akan melakukan itu dengan cincin dan semuanya. Mi-
ho memandang cincinnya sebab semuanya jelas bagi Mi-ho kalau cincin itu memang bukan
untuknya. Dae-woong tidak bisa menyembunyikan fakta kalau cincin itu dia beli untuk Hye-
in tapi dia menjamin kalau cincin itu bukan cincin yang sudah ditolak. Dia bahkan belum
mengatakan apa2 pada Hye-in atau menawarkan cincin itu. Mi-ho masih merengus kalau hal
itu tidak benar dan Dae-woong seharusnya tidak begitu. Dae-woong mengaku.
Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia akan melepas cincinnya dan Mi-ho
menghentikannya. Dae-woong meninggalkan Mi-ho di luar sedangkan Dae-woong pergi ke
gedung sekolah yang hanya untuk manusia. Tapi saat sudah berada di dalam, Dae-woong
merasa bersalah karena sudah meninggalkan Mi-ho disana. Dae-woong mencoba untuk
menghilangkan pikiran itu tapi akhirnya menjemput Mi-ho keluar juga untuk membawanya
ke dalam. Dae-woong mengajak Mi-ho ke dalam kelas dan Mi-ho super gugup dan senang
karena akan masuk kelas seperti manusia. Dae-woong lalu keluar untuk membelikan
minuman untuk Mi-ho.
Di luar, Dae-woong menghampiri Hye-in, yang mencoba untuk melihat tangan Dae-woong.
Dia dengan segera meyembunyikan tangannya dan melepas cincin itu. Cincin itu jatuh ke
tanah tapi dengan keras Dae-woong menendangnya ke bawah mesin soda dengan panik. Hye-
in melihat tangan Dae-woong yang tanpa cincin. Selagi Dae-woong mencari cincin itu waktu
Hye-in sudah pergi, Hye-in pergi ke ruang kuliah dengan sandwich di tangannya untuk Dae-
woong. Padahal Mi-ho sedang duduk di dalam.
Dae-woong segera mengajak Hye-in keluar dan ketika Hye-in menawarkan agar mereka ikut
kuliah bareng, Dae-woong berbohong kalau kelas sudah dibatalkan. Hye-in lalu mengajak
Dae-woong untuk makan siang jadi Dae-woong bergegas untuk menemui Mi-ho dan
berbohong kalau dia harus keluar mengurusi sesuatu. Yang membuat Dae-woong kesal, Hye-
in ternyata ingin pergi ke suatu tempat untuk makan siang. Dae-woong menelan ludahnya dan
bertanya-tanya apakah tidak apa bila dia pergi.
Di resto, Hye-in memesan banyak makanan yang membuat Dae-woong terpinggirkan tapi dia
sama sekali tidak bisa berkata apa-apa. Sedangkan Mi-ho tertangkap waktu dia mengangkat
tangannya untuk menangkap nyamuk jadi dia diusir. Mi-ho menunggu dan menunggu Dae-
woong. Saat Dae-woong tidak muncul juga, Mi-ho pulang ke rumah sendirian. Sutaradara
Ban melihat Mi-ho ketika dia mengantar Sun-nyeo dan Mi-ho, yang mengikuti saran Dae-
woong, kabur.
Ban mengajar Mi-ho dengan mobilnya, kagum pada kecepatan Mi-ho tapi Mi-ho berusaha
menjauh dari sutaradara. Jantung Mi-ho berpacu kencang dan membuatnya sesak. Mi-ho
bertanya-tanya apa yang terjadi padanya. Dae-woong bergegas menyantap makanannya lalu
segara menuju ruang kuliah dan mendapati ruangan itu sudah kosong. Oh-ho.
Mi-ho pergi ke tempat Dong-joo sambil memegang dadanya dan mengatakan kalau ada yang
salah dengan dirinya. Dong-joo menjelaskan kalau Mi-ho sudah mulai menjadi manusia –
begitulah rasanya sakit dan manusia sering sekali merasa sakit. Dong-joo bertanya apakah
Mi-ho mampu menahannya dan Mi-ho tersenyum setelah mendengar kalau dia mulai
mempunyai sifat manusia. Mi-ho berkata kalau dia bisa menahannya. Dong-joo memasakkan
steak untuk Mi-ho dan ketika Mi-ho berkata kalau Dong-joo vegetarian, Dong-joo menjawab
kalau dia mempersiapkan hal itu khusus untuk Mi-ho.
Di rumah, Dae-woong juga mempersiapkan sepiring daging untuk Mi-ho dan menunggunya.
Dia bahkan mempersiapkan air berbuih untuk Mi-ho. Dae-woong menunggu dan menunggu
tapi Mi-ho tidak muncul. Dia akhirnya keluar untuk menunggu Mi-ho di luar saja. Tapi dalam
perjalanan turun, dia melihat Mi-ho berjalan bersama Dong-joo.
Dae-woong kaget melihat kalau Dong-joo ternyata terlihat seperti manusia normal dan Dae-
woong mencibir waktu mendengar Mi-ho berkata kalau dia sangat menyukai daging yang
dimasakkan Dong-joo untuknya. Mi-ho bertanya apakah daging itu mahal dan Dong-joo
menjawab kalau daging itu mahal. Mi-ho jadi bergumam kalau Dae-woong pasti tidak akan
membelikan daging seperti itu untuknya. Dong-joo meletakkan tangannya di kening Mi-ho
untuk memeriksa suhu tubuh Mi-ho dan hal ini memicu kecemburuan Dae-woong. Dia
berjalan pergi dengan marah2.
Dong-joo bertanya kenapa Mi-ho memanggilnya „Guru Dong-joo‟. Mi-ho menjawab kalau
itu karena Dong-joo mengajarinya bagaimana caranya menjadi manusia. Dong-joo dengan
malu2 bertanya apakah Mi-ho benar2 mempercayainya. Mi-ho dengan lugu bertanya apakah
Dong-joo pernah berbohong padanya dan Dong-joo menjawab kalau dia tidak pernah
mengatakan hal yang salah tapi dia belum mengajari Mi-ho semuanya. Mi-ho sangat
menghargai ini dan berlari untuk menemui Dae-woong.
Mi-ho menemukan Dae-woong sedang memanggang daging dengan mood jelek sebab Mi-ho
makan daging mahal dengan orang lain lalu datang padanya. Mi-ho tersenyum sebab dia tahu
Dae-woong mendengarkan percakapannya dengan Dong-joo. Dae-woong mengkritik Mi-ho
karena berpura-pura menjadi gadis lemah agar mendapatkan daging mahal.
Selagi Dae-woong sibuk dengan kemarahannya, Mi-ho memperhatikan kalau Dae-woong
tidak memakai cincinnya. Dae-woong melupakan cincin itu jadi mereka kembali ke kampus.
Mi-ho mengangkat mesin soda dan Dae-woong mendapatkan kembali cincinnya. Dae-woong
mencoba berbohong tapi Mi-ho tidak membiarkannya. Mi-ho: “Bagaimana cincin itu bisa
berada disana?” Dae-woong akhirnya mengaku kalau dia melepaskan cincin itu sebab tidak
ingin Hye-in melihatnya. Mi-ho sadar kalau Dae-woong meninggalkannya hari ini agar bisa
menyembunyikannya dari Hye-in. Mi-ho bertanya dengan langsung apakah Dae-woong
berencana untuk menyembunyikan Mi-ho seperti menyembunyikan cincin itu.
Dae-woong menjawab dengan jujur kalau dia memang ingin dan bertanya apakah bisa
meminta hal itu. Mi-ho menggelengkan kepalanya – yang lainnya boleh asal jangan itu. Mi-
ho mulai berteriak dengan marah dan terluka kalau Dae-woong tidak memikirkan Mi-ho
sama seperti Mi-ho memikirkannya. Mi-ho bertanya apa yang diinginkan Dae-woong dan dia
menjawab tidak ada yang dia inginkan dari seorang gumiho. Mi-ho bertanya apakah tidak ada
hal lain yang diinginkan Dae-woong darinya selain manik2 serigalanya. Dae-woong
menundukkan kepalanya dengan penuh rasa bersalah dan mengatakan kalau Mi-ho tahu itu
yang sebenarnya. Jadi kenapa bertanya? Dae-woong lalu pergi dan meninggalkan Mi-ho.
Sutradara Ban mengajak minum para kru tapi dia menumpahkan anggur merah ke kemejanya
dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkannya. Dia menghampiri Min-sook yang
kebetulan keluar bersama teman2nya. Dia memeluk Min-sook dari belakang dan Min-sook
berpura-pura protes. Hanya saja, waktu Ban tidak bergerak, Min-sook sadar kalau pria itu
sudah tidur. Jadi bibi menggendongnya.
Hye-in dan Sun-nyeo bertemu dan setelah mengatahui kalau Dae-woong kembali ke sekolah
laga, Hye-in memutuskan untuk kesana dan menjernihkan masalah cincin itu untuk
selamanya. Dae-woong sementara itu tidak bisa tidur sebab dadanya sakit dan dia bertanya-
tanya apa itu karena percernaannya. Dae-woong mengintip Mi-ho tapi dia tidak ada di tempat
tidurnya. Dae-woong melihat keluar dan sangat kaget mendapati Mi-ho mabuk dengan ekor
yang menjulur keluar. Dae-woong; “Apa yang kau lakukan dengan ekormu yang menjulur
keluar?” Mi-ho: “Aku gumiho! Mulai dari sekarang aku akan mengeluarkan ekorku dan
hidup dengan bangga sebagai gumiho!”
Dae-woong sadar kalau Mi-ho sudah terlalu jauh dan sesak nafas waktu melihat botol soju
yang kosong di sebalah botol bir Mi-ho. Dae-woong meyakinkan Mi-ho untuk
menyembunyikan ekornya dan Mi-ho sangat gembira karena akhirnya diminta untuk
melakukan sesuatu. Mi-ho menurut dan bertanya apa yang Dae-woong inginkan lagi. Dae-
woong punya Mi-ho untuk memaku dengan tangan kosong, melolong pada anjing tetangga
untuk membuat anjing itu diam dan membunuh nyamuk.
Mi-ho melakukannya dengan gembira dan mengatakan pada Dae-woong kalau membunuh
nyamuk adalah hal yang sudah dia lakukan untuk Dae-woong sebab dia tidak ingin nyamuk
itu menggigit Dae-woong. Dae-woong tersenyum mendengar jawaban itu dan bermain
bersama Mi-ho untuk menangkap nyamuk.
Sedangkan, Hye-in sedang naik… naik… naik… Mi-ho mencium kedatangan Hye-in dan
mencoba memberitahu tapi Dae-woong tidak tahu siapa yang Mi-ho maksud. Tanpa
penjelasan, Mi-ho melangkah ke pinggir dan membentangkan tangannya. Dia berkata, “Aku
akan memberikanmu apa yang paling kau inginkan. Karena aku menyukaimu.”
Dae-woong melihat Mi-ho dan kaget mendengar pengakuan Mi-ho. Hye-in muncul di
belakang Dae-woong dan ketika Dae-woong melihat Hye-in, Mi-ho melompat dan
menghilang. Dae-woong sadar kalau Mi-ho telah pergi dan bergegas untuk mencarinya
sambil berteriak, “Mi-ho!” Dae-woong melihat Hye-in berdiri disana tapi dia melewati gadis
itu begitu saja dalam perjalanannya turun untuk menemukan Mi-ho!
Episode 7
Dengan semangat memberikan semua yang Dae-woong inginkan untuk Mi-ho lakukan, Mi-
ho mengumumkan, “Aku bersembunyi!” tepat saat Hye-in muncul lalu Mi-ho melompat dari
tempatnya berdiri. Dengan terkejut, Dae-woong melewati Hye-in dan berjalan turun. Padahal,
Mi-ho sebenarnya baik2 saja. Mi-ho bertanya kenapa Dae-woong mengikutinya turun ketika
dia bersembunyi untuk keuntungan Dae-woong.
Dae-woong ternyata lupa kalau Mi-ho bukan manusia tapi luka di tangan Mi-ho rasanya
sangat mengkhawatirkan. Mi-ho terbentur papan nama sekolah laga ketika dia melompat. Mi-
ho mencium Hye-in yang mendekat dan bergerak untuk bersembunyi lagi, tapi Dae-woong
menarik tangan Mi-ho dan menyuruhnya untuk diam.
Hye-in melihat Dae-woong memegang tangan Mi-ho dan memberengut. Hye-in bertanya
apakah Dae-woong berbohong soal mengusir Mi-ho, dan apakah mereka sudah tinggal
bersama disini selama ini. Berbeda dengan sikap Dae-woong yang dulu, sekarang dia
menjawab tanpa alasan: dialah yang meminta Mi-ho untuk tetap tinggal. Dia harus tinggal
dengan Mi-ho sekarang jadi tidak bisa bersama Hye-in. Melihat perubahan sikap ini, Hye-in
bertanya apakah Dae-woong menyukai Mi-ho. Tidak puas dengan jawaban Dae-woong
dimana dia bilang kalau dia berjanji akan bersama Mi-ho, Hye-in pergi dengan penuh
kemarahan.
Dae-woong sedang merasa sedih jadi Mi-ho menjauh dengan ragu2. Dae-woong berkata
kalau ini bukan salah Mi-ho, dia hanya sudah lelah berbohong. Dae-woong sadar kalau dia
belum pernah menjadi pria yang baik, tapi dia masih ceroboh hingga keadaan ini
mengubahnya menjadi pria yang jahat pada Hye-in. Dae-woong memperhatikan kalau dia,
yang tidak pernah menjadi orang yang bisa menepati janji telah membuat janji pada Mi-ho
dan Dae-woong menatap cincinnya. Dia mendesah kalau janji yang akan dia buat adalah
bersama Hye-in, noona-nya.
Dae-woong hanyut dalam angannya hingga dia tidak menyadari kalau hujan telah turun. Dia
baru sadara ketika dia menyentuh bangku yang basah. Kenapa dia tidak sadar? Soalnya, Mi-
ho berada di belakang Dae-woong dan memegangi papan nama sekolah laga di atas kepala
Dae-woong – cukup lama sebenarnya. Dae-woong bertanya apakah papan itu berat. Karena
kekuatannya yang mulai pudar, Mi-ho mengernyit dan mengaku kalau papan itu berat. Tapi
Dae-woong tidak menghiraukan itu dan menyangka bahwa karena dia adalah gumiho, maka
itu pasti pekerjaan yang mudah.
Dae-woong berencana untuk berpikir lebih lama lagi jadi dia menyuruh Mi-ho untuk tetap
memegang papan itu untuknya. Tidak ingin ikut campur atau keberatan, Mi-ho setuju dan
selama itu pula, Mi-ho menyeringai dengan tidak nyaman karena berat pada tangannya yang
tidak bisa ditahan.
Akhirnya, Dae-woong sampai pada kesimpulan dan menghentikan sesi berpikirnya. Karena
tidak ada yang perlu disembunyikan, dia memakai kembali cincinnya. Dae-woong bangkit
dari kursinya dan mengambil papan itu dari Mi-ho. Pada awalnya, Mi-ho berpikir kalau Dae-
woong akan pergi sendiri tapi waktu Dae-woong mengisyaratkan kalau Mi-ho harus ikut, dia
akhirnya menyusul.
Tidak hanya itu, Mi-ho bahkan menarik Dae-woong dan memeluknya. Lalu, Mi-ho melihat
reaksi Dae-woong – terganggu – jadi Mi-ho mundur dengan malu2 dan berhenti memegangi
ujung kaos Dae-woong. Dae-woong mulai memperbaiki papan nama yang jatuh itu dengan
mengelem huruf yang terlepas. Mi-ho takjub melihat kekuatan lem itu dimana Dae-woong
langsung memperingatkan kalau ini adalah lem super yang kalau sekali menempel, akan
susah melepaskannya.
Dae-woong selesai mengelem dan puas karena huruf2 itu tidak akan jatuh lagi. Itu membuat
Mi-ho gembira tapi Dae-woong memperingatkannya kalau huruf itu tidak akan terpisah
sekarang, tapi mereka (Dae-woong dan Mi-ho) akan berpisah setelah 100 hari. Mi-ho
mencibir cara Dae-woong mengucapkan kata2 itu yaitu artinya Dae-woong akan menghitung
hari2 yang akan datang dengan hati2. Lebih pastinya, mereka punya 95 hari lagi buat bersama.
Dae-woong berkata pada dirinya sendiri, “Lima hari telah lewat.” Mi-ho mengelem sebuah
gambar daging di tempat tidurnya sambil bergumam, “Jangan jatuh, jangan jatuh…”
Ingat luka di tangan Mi-ho, Dae-woong mengobatinya dengan salep. Mi-ho mencoba
menyarankan kalau dia akan lebih cepat sembuh dengan „memeluk manik2nya‟ ketimbang
menggunakan obat2an. Tapi Dae-woong malah berkata kalau tidak apa-apa bila Mi-ho
sembuhnya lambat sebab mereka masih punya banyak waktu.
Ketika Mi-ho mengatakan kalau dia masih ada luka lagi lalu menghisap luka itu, Dae-woong
tertawa dan membandingkan Mi-ho dengan anjing keluarganya. Mi-ho tidak suka tapi
kemudian Dae-woong berkata kalau Ddoong-ja adalah teman baiknya. Mi-ho juga ingin
menjadi teman Dae-woong dan Dae-woong menghibur Mi-ho dengan mengatakan kalau dia
akan merahasiakan ini dari anjingnya. Dae-woong bahkan menepuk kepala Mi-ho seperti
anjing dan menggoyangkan tangan Mi-ho seolah-olah itu cakar.
Dae-woong dan Mi-ho menggantung papan yang sudah diperbaiki dan saat itulah mereka
melihat Min-sook tiba dengan Doo-hong yang mabuk, yang diseret oleh bibi. Min-sook tidak
bisa menghubungi Dae-woong jadi dia menempatkan Doo-hong di karpet. Sekilas, bibi
melihat hp Dae-woong dan melihat juga foto Hye-in disana. Min-sook berpikir kalau gadis
itu pasti yang diajak Dae-woong tinggal bersama. Min-sook mulai bangkit tapi tidak bisa. Dia
tertempel lem di karpet. Tanpa ada pilihan yang bagus, dia meninggalkan celananya disana
dan pulang dengan jas Doo-hong.
Karena Doo-hong yang mendengkur di loteng, Dae-woong dan Mi-ho memutuskan untuk
menginap di gym. Mi-ho sangat penasaran dengan urusan film, khususnya film yang
melibatkan yang bukan manusia. Apa ada cerita yang menceritakan yang bukan manusia
jatuh cinta pada manusia, menikah, dan hidup bahagia selamanya?
Dae-woong menyebutkan saru film antara hantu wanita dan seorang pria tapi Mi-ho tidak
suka endingnya sebab hantu wanita itu menghilang karena dia bukan manusia. Mi-hi
mengatakan, “Apa ada cerita yang tidak ada gadis bodohnya seperti itu?” Dae-woong
berpikir lagi, dan menyebutkan film vampire, dimana dalam cerita ini, vampire seksi merayu
manusia lugu (Mi-ho) dan mereka pun jatuh cinta. Tapi alih2 menikah, vampire ini malah
kena sinar matahari dan menghilang. Mi-ho meminta film dengan happy ending sebab dia
kecewa karena semua film yang diceritakan Dae-woong endingnya menyedihkan. Dae-
woong cukup senang karena bisa menggoda Mi-ho tapi saat melihat Mi-ho tidak suka, dia
mengatakan kalau itu hanya film dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka adalah teman.
Dae-woong tidak bisa memikirkan contoh film lain yang happy ending, jadi Mi-ho
memutuskan untuk bertanya pada „guru Dong-joo yang pintar‟ untuk mendapatkan cerita
yang lain. Mendengar nama Dong-joo disebut, sikap Dae-woong jadi berubah, khususnya
ketika Mi-ho memuji-muji kebaikan Dong-joo. Meski begitu, Dae-woong tidak bisa
mengakui kalau dia sebenarnya cemburu. Bersikap seolah tidak peduli, Dae-woong meminta
Mi-ho untuk bertanya pada Dong-joo saja.
Tanpa mendengar nada suara Dae-woong, Mi-ho menjawab kalau dia telah mengatakan pada
Dong-joo kalau dia akan sering2 datang. Ketika Mi-ho bertanya pada Dae-woong tentang
film apa yang sedang dia buat, Dae-woong menjawab, “Kenapa kau tidak tanya guru Dong-
joo-mu? Dia mungkin pintar, tapi aku bertaruh dia tidak akan tahu!” Dae-woong tidur di atas
tumpukan matras sedangkan Mi-ho tidur di sampingnya di atas tumpukan yang lebih rendah.
Pada pagi hari, badan Dae-woong bertengger di sisi matras dan Mi-ho bernyanyi, “Jatuh…
jatuh… jatuh.” Dan berdoa agar Dae-woong berguling ke matrasnya.
Dae-woong tidak bergerak jadi Mi-ho menendang tumpukan itu hingga Dae-woong berguling
ke sisinya dan setelah itu, Mi-ho merapatkan tubuhnya ke Dae-woong. Sayang buat Mi-ho,
soalnya Doo-hong juga bangun – mendapati dirinya di atas karpet di dekat celana Min-sook
yang kena lem – lalu menuju ke sekolah untuk mencari Dae-woong.
Hal ini membuat momen berharga Mi-ho terpotong dan dengan cepat Mi-ho menghilang dari
pendangan. Tapi tetap saja, Mi-ho tidak bisa berhenti marah2 pada Doo-hong karena
menghancurkan saat2 berharganya. Dengan kesal, Mi-ho menendang tembok dan membuat
papan yang baru dipasang jatuh lagi. Papan itu mengenai kepala Doo-hong. Meski dia tidak
pingsan, tapi hentakan itu membuatnya ingat kembali apa yang terjadi. Dia ingat telah mabuk
dan melakukan hal tidak pantas dengan Min-sook.
Dae-woong kembali ke loteng dan menemukan Mi-ho sedang makan lebih banyak daging.
Dia melihat wajan yang kotor dengan sangat kecewa. Dia mengatakan pada Mi-ho kalau Mi-
ho harus mulai mencuci sendiri dan menyarankan agar mereka menjalankan system kerja
sama dalam hidup bersama seperti ini. Dae-woong sudah berjanji pada sutaradara kalau dia
akan menjaga sekolah laga sebagai ganti dia tinggal disini. Tapi karena Dae-woong sibuk jadi
dia meminta Mi-ho untuk mengambil alih tugas sebagai penjaga rumah. Dae-woong juga
mengatakan kalau posisi yang dia tawarkan ini adalah hal yang umum bagi manusia yang
tentu saja membuat Mi-ho mau melakukannya.
Cukup lucu, salah satu perintah yang membuat Mi-ho menyeringai adalah perintah yang
menggunakan bahasa tingkat tinggi jondaemal. Selama ini, Mi-ho menggunakan bahasa
banmal pada semua orang, yang terdengar kejam. Mi-ho protes dan mengatakan kalau hal itu
melecehkan harga dirinya dengan menggunakan jondaemal sebab dia adalah gumiho yang
telah hidup lebih lama. Solusi Dae-woong? Dia membungkuk dan berkata, “Kalau begitu,
tolong pertahankan harga diri anda, Nenek Gumiho.” Mi-ho berteriak kalau dia akan
melakukannya. Mi-ho menyombongkan pekerjaan barunya pada Dong-joo. Dia gembira
karena Dae-woong memperlakukannya seperti manusia. Dong-joo mengajak Mi-ho ke toko
buku untuk menunjukkannya lebih banyak contoh cerita yang melibatkan non-manusia.
Sambil membalik-balik buku yang ada gambar panda-nya, Mi-ho takjub melihat binatang
yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dong-joo berkata, “Ada banyak hal untuk dimakan,
kan?” Mi-ho menjawab, “Aku bukan melihat karena aku ingin memakannya!” Tapi ada satu
hal yang sudah Mi-ho tahu. Dia tersenyum saat dia mengambil sebuah majalah. Dia
mengumumkan, “Berpasangan!” Dong-joo lalu menuntun Mi-ho ke bagian buku dongeng
dan mengambil buku Little Mermaid untuk Mi-ho sebagai contoh cerita yang menampilkan
tokoh yang ingin menjadi manusia. Dong-joo memberikan buku itu pada Mi-ho dan
memintanya untuk membaca buku itu.
Doo-hong sangat terkesan pada aksi laga Dae-woong sehingga dia menambah adegan Dae-
woong dalam film. Akan tetapi, agar bisa seperti itu adegan seseorang harus dikorbankan dan
dalam kasus ini, adegan putrinya Doo-hong yang harus dikorbankan. Sun-nyeo menerobos
masuk ke dalam ruangan itu sambil dipegangi oleh Byung-soo untuk memprotes perannya
yang dikurangi. Sun-nyeo juga bertanya apakah ayah menginap di tempat Dae-woong. Pada
pertanyaan ini, Dae-woong memandangi tatapan mata Doo-hong lalu mengiyakan. Ketika
Hye-in tiba di ruangan itu untuk meminta waktu bicara dengan sutaradara, suasana diantara
mereka jadi tegang. Dae-woong memilih untuk keluar dan membiarkan mereka bicara.
Dae-woong bergabung dengan teman2nya di luar dimana Sun-nyeo memaksan Dae-woong
untuk mengatakan tentang perjanjiannya dengan Mi-ho. Dae-woong sudah berkata kalau Mi-
ho bukan siapa2 dan sudah melakukan berbagai cara untuk menyembunyikannya, jadi apa
yang terjadi? Karena Dae-woong telah memutuskan untuk berhenti menyembunyikan Mi-ho,
dia mengaku dan mengumumkan, “Mulai dari sekarang, Mi-ho adalah pacarku.” Ketika Dae-
woong beranjak pergi, Hye-in mendengarkan percakapan itu.
Kakek tiba di sekolah dimana Mi-ho sedang sibuk melakukan tugas bersih2nya. Kakek
merasa kalau hal ini adalah indikasi dari sifat baik Mi-ho. Kakek sedikit kaget waktu melihat
Mi-ho memungut setusuk daging yang sudah dia jatuhkan, bermaksud untuk memakannya
tapi kemudian kakek bisa tenang karena dia malah menjatuhkannya lagi.
Papan nama itu jatuh lagi dan Mi-ho melompat agar tidak mengenai kakek, yang menambah
nilai Mi-ho di buku catatan kakek. Karena sudah berjanji untuk bicara lebih sopan, Mi-ho
merubah bahasanya yang membuat kakek senang dengan sikap Mi-ho. Kakek memuji Mi-ho
lalu menawarkan jus organic. Kakek lalu bertanya tentang hal2 mendasar tentang Mi-ho dan
kakek jadi semakin bersimpati. Contohnya saja, kakek merasa kasihan setelah mendengar
kalau Mi-ho tidak punya orang tua. Ketika kakek memberikan Mi-ho sebotol jus lagi, Mi-ho
bertanya apakah dia boleh memberikan jus ini pada orang lain. Tujuannya jelas, agar dia
tidak usah meminum jus itu. Akan tetapi, kakek malah menerjemahkannya sebagai sikap
murah hati Mi-ho.
Dae-woong tiba di rumah dan memuaskan dirinya dengan sedikit keluhan – rumahnya sangat
nyaman dan rapi tapi sekolah laga sangat tidak nyaman – yang ditujukan untuk
mengendorkan dompet kakek yang sangat ketat. Tapi karena percakapan menyenangkan
kakek dengan Mi-ho, kakek merasa sangat murah hati dan setuju kalau Dae-woong
menggunakan mobilnya. Bahkan, kartu kredit Dae-woong dikembalikan lagi.
Tujuan tercapai, dan Dae-woong tiba di departemen store lalu mulai shopping. Sejujurnya,
Dae-woong tidak berpikir untuk membelikan Mi-ho hadiah apa2 sampai sebuah hadiah gratis
memberikan Dae-woong sebuah hiasan hp tapi Dae-woong memutuskan untuk membelikan
Mi-ho hp juga.
Dengan suasana hati yang bagus, Dae-woong pulang ke rumah dan bermaksud untuk
memberikan langsung hadiah itu pada Mi-ho. Akan tetapi, dia memperhatikan buku yang ada
di tangan Mi-ho yang Mi-ho bilang adalah hadiah dari Dong-joo. Mood Dae-woong langsun
berubah jelek. Dia sama sekali tidak memberikan hadiah hp itu pada Mi-ho tapi hanya
mengeluarkan daging sapi yang dia beli.
Doo-hong bertemu dengan Min-sook dimana Doo-hong mengembalikan celana Min-sook
dan Min-sook mengembalikan jas Doo-hong. Sang sutradara terlalu malu untuk membuat
penawaran atau meminta Min-sook untuk tetap tinggal. Jadi Min-sook bangkit dengan
jengkel. Akan tetapi, Min-sook kena sial lagi: dia bertabrakan dengan pelayan dan kali ini jus
mengenai bajunya yang berwarna putih. Min-sook meratapi nasibnya jelek dan hampir
ambruk di kafe itu.
Doo-hong bergerak cepat untuk menutupi Min-sook dengan jas-nya dan hal ini jelas
memperlihatkan lengannya yang ditambal oleh koyo. Lucunya, koyo itu ditempel disana
bukan karena Doo-hong sakit tapi karena Min-sook pernah berkata kalau dia suka bau koyo
itu jadi Doo-hong menempelnya di seluruh tubuhnya. Doo-hong membungkuk untuk
meminta maaf atas kelancangannya dan beranjak pergi. Tapi sikap ini memberikan
keberanian bagi Min-sook untuk meminta Doo-hong agar jangan pergi dan mengobrol saja
disini.
Di loteng. Dae-woong melihat buku Mi-ho tergeletak dan tergoda untuk menggunakannya
sebagai alas wajan. Dia berpura-pura tidak sadar dan tidak tahu kalau dia tidak tahu sedang
menggunakan buku Mi-ho sebagai alas wajan. Mi-ho melihat tanda yang diciptakan oleh
wajan itu. Tapi dia sama sekali tidak marah dan malah senang karena punya buku yang
beraroma daging.
Dae-woong meminta Mi-ho untuk makan tapi Mi-ho mengatakan kalau dia sudah makan
banyak daging di tempat Dong-joo. Dengan kesal, Dae-woong mendengus kalau Mi-ho pasti
bersahabat baik dengan Dong-joo dan bukan dirinya. Mi-ho mencoba menjelaskan kalau itu
tidak mungkin: “Jika aku harus membuat perbandingan, Guru Dong-joo hanya daging dan
Dae-woong adalah daging sapi.”
Dae-woong lega mendengarnya dan melakukan satu tes lagi dengan mengatakan kalau dia
akan baik2 saja bila menjadi daging ayam. Mi-ho memberikan jaminan, “Tidak. Dae-woong,
kau daging sapi Korea favoritku!” Hal ini membuat Dae-woong senang dan dia siap untuk
memberikan Mi-ho hadiah yang dia belikan dan meminta Mi-ho untuk mengambil hadiah itu
dari dalam.
Saat berada di dalam, Mi-ho mendengar suara hp berbunyi dan mengikuti sumber suara itu.
Ketika dia menjawab hp itu, Dae-woong mengatakan kalau itu adalah hp Mi-ho. Lebih jauh,
Dae-woong menjelaskan hiasan hp itu – yang juga hadiah untuk Mi-ho sebab Mi-ho sudah
memberikan manik2nya pada Dae-woong. Mi-ho begitu takjub hingga tidak punya kata2
untuk menjelaskannya dan tidak ada jawaban waktu Dae-woong bertanya apakah Mi-ho
menyukainya. Tapi itu karena Mi-ho berlari keluar karena dibanjiri kebahagiaan.
Mi-ho berlari ke Dae-woong dan memeluknya. Mi-ho berterima kasih pada Dae-woong
karena sudah memperlakukannya seperti manusia dan memberikannya hadiah yang diberikan
seseorang pada orang lain. Pelukan itu membuat Dae-woong kaget. Dia sendiri tidak tahu
kenapa. Mi-ho berlari untuk mengetas hp-nya dari kejauhan dan dae-woong mendapati
dirinya melambai secara otomatis. Dae-woong bertanya-tanya apakah dia sudah gila karena
bahagia dipanggil sepotong daging.
Sedangkan. Manajer Hye-in memberikan tiket VIP pemutaran sebuah film pada Hye-in dan
meminta Hye-in untuk mengajak Dae-woong. Sang manajer berharap Hye-in bisa mengajak
Dae-woong untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan mereka meski begitu, Hye-in
mengelak dengan mengatakan kalau dia sudah kehilangan kendali atas Dae-woong.
Di loteng, Dae-woong melatih dialognya sedangkan Mi-ho membaca bukunya. Mi-ho
menghubungkan alur cerita Little Mermaid dan Dae-woong sama sekali tidak buta pada
kesamaan alur itu. Contohnya, ikan duyung menyelamatkan sang pria, yang dia sukai tapi
perasaan putri duyung itu tidak berbalas. Dae-woong berkata kalau putri duyung itu
menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Tapi Mi-ho menyamakan keadaan dan putri
duyung punya alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan identitasnya pada pria yang dia
sukai.
Mi-ho memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetes Dae-woong dan bertanya apakah pria
itu mau sang putri duyung kembali bila dia mengakui kalau dia bisa menjadi manusia.
Jawaban dari Dae-woong sama sekali tidak membuat Mi-ho senang sebab dia menjawab
tidak. Dae-woong mengambil buku itu untuk melihat endingnya tapi Mi-hi menarik lagi buku
itu dan berkeras kalau dia akan membacanya sendiri. Mi-ho berharap agar putri duyung itu
bisa menjadi manusia dan hidup bahagia.
Dae-woong tahu kalau cerita itu berakhir tragis dan merasa khawatir terhadap reaksi Mi-ho
kalau dia membaca buku itu sampai habis. Akhirnya, Dae-woong bangun dan mengambil
buku itu selagi Mi-ho tidur dan merobek bagian terakhirnya. Sedangkan, Sang Pemburu
Gumiho, Dong-joo membalik bukunya sendiri dan bergumam kalau saat terberat bagi Mi-ho
adalah saat dia akan memutuskan apakah harus mati atau membunuh orang yang dia cintai.
Keesokan harinya, Mi-ho pusing sebab ada halaman bukunya yang hilang. Tapi dia belum
tahu bagaimana akhir cerita itu. Dae-woong menawarkan diri untuk memberitahukan akhir
cerita itu dan tidak memedulikan bagaimana Mi-ho menutup telinganya untuk protes. Dae-
woong mengumumkan, “Cerita itu berakhir bahagia!” Dae-woong lalu mulai menyanyikan
lirik „Under the Sea‟ dan mengatakan kalau ada film tentang cerita ini dan sang putri duyung
menjadi manusia, menikah dengan pangeran dan hidup bahagia.
Pemberitahuan ini memperbaharui harapan Mi-ho dan dia menghembuskan nafas lega. Topic
tentang film mulai muncul jadi Dae-woong menyarankan agar mereka pergi nonton sekali-
sekali. Bagaimana kalau hari ini? Segala hal yang dilakukan manusia disambut oleh Mi-ho,
jadi dia menantikan rencana mereka untuk bertemu di bioskop nanti malam.
Mi-ho menunjukkan pada Dong-joo hp barunya dan mengatakan dengan gembira, “Aku akan
menjadi seperti putri duyung!” Dong-joo bertanya apakah Mi-ho sudah membaca
keseluruhan buku itu. Mi-ho berkata tidak tapi Dae-woong telah mengatakan kalau semuanya
berakhir gembira. Dong-joo mendoakan agar kencan pertama Mi-ho sukses dan Mi-ho
bertanya apa yang bisa dia lakukan sebagai persiapan. Dong-joo menyebutkan setiap aktivitas
biasa, yang semuanya tidak bisa Mi-ho lakukan – membayar, melakukan percakapan yang
menyenangkan, dan tampil mempesona. Yang bisa Mi-ho lakukan adalah berdandan agar
terlihat cantik.
Mi-ho tidak puas dengan hal itu dan bertanya apa ada hal lain yang bisa dia lakukan jadi
Dong-joo menasehati Mi-ho untuk memberikan apa yang Dae-woong sukai. Mi-ho
mempertimbangkan hal ini ketika dia berjalan pulang dimana pada saat itu pula pendengaran
hebat Mi-ho menangkap suara ajumma penjual ayam yang sedang kesulitan. Wanita itu
sedang berdebat dengan sekelompok penjahat di ruang biliar sebab mereka menolak
membayar pesanan mereka.
Ajumma beteriak kalau mereka harus membayar tapi ini malah menyebabkan salah satu
penjahat melemparkan sekotak tisu ke wanita itu – Mi-ho mencegah hal ini. Kalau ada hal
yang Mi-ho mengerti, itu adalah pentingnya membayar daging yang kau beli dan dia berdiri
bersama ajumma untuk memberikan pelajaran pada para penjahat itu. Memang tidak ada
perkelahian tapi hal berikut yang bisa kita lihat adalah para pria itu membungkuk dan
menyerahkan uang mereka.
Setelahnya, ajumma menawarkan untuk memasakkan ayam pada Mi-ho. Tapi Mi-ho
menolaknya sebab dia akan pergi berkencan. Ajumma memandangi Mi-ho dari atas sampai
bawah dan menawarkan bantuan. Ajumma sebanarnya dalam perjalanan untuk mengeriting
rambut jadi dia mengajak Mi-ho pergi bersamanya.
Ketika Dae-woong melihat Mi-ho di acara pemutaran film itu, dia terlihat tolol dan kaget.
Bahkan Sun-nyeo terlihat tidak rela Mi-ho tampil seperti itu dan Mi-ho membalas dengan
sopan pujian itu. Selagi Dae-woong mengambilkan minum untuk mereka, Sun-nyeo
memperhatiakn hp Mi-ho dan beroh-oh terhadap benda itu. Wallpaper hp itu adalah gambar
putri duyung dan Mi-ho berkata kalau dia akan menjadi seperti sang putri. Sun-nyeo bertanya,
“Apa kau berkata kalau kau akan mati?”
Mi-ho sadar kalau pendapatnya tentang cerita itu salah dan suasana hatinya tambah jelek
waktu Byung-soo mengatakan kalau putri duyung tidak mati tapi menghilang. Ketika Dae-
woong bergabung bersama mereka, dia mendengar kalau Mi-ho membeli buku di toko buku
di bawah. Dia langsung menuju lobi untuk mencari Mi-ho.
Disana, Dae-woong menghampiri Hye-in dan mereka sudah lelah pada ketegangan diantara
mereka jadi mereka akhirnya sepakat untuk berbaikan. Sebenarnya ini bukan percakapan
romantis tapi Mi-ho mengartikannya sebagai hal yang berbeda. Dae-woong berbalik tepat
waktu untuk melihat Mi-ho yang berdiri di lift kaca sambil memegang sebuah buku. Tapi
ketimbang keluar lift, Mi-ho tetap berdiri disana sampai pintu lift tertutup.
Dong-joo memberikan narasinya saat Mi-ho naik dengan lift itu: “Sang putri duyung melihat
sang pangeran dengan wanita yang dicintainya lalu berubah menjadi gelembung dan
menghilang sepenuhnya di udara.”
Mi-ho menemukan kursi di atap dan duduk dengan murung bersama bukunya. Karena
berpikir Dae-woong menginginkan Hye-in, dia berkata pada diri sendiri, “Aku memutuskan
untuk memberikan apa yang dia inginkan jadi aku harus diam disini.” Dae-woong
menemukan Mi-ho dan menutup bukunya. Mi-ho berkata kalau Dae-woong berbohong
padanya, “Dia tidak pernah bahagia, kan? Dia menghilang, kan?”
Dae-woong berlutut di depan Mi-ho dan berkata dengan hangat, “Dia tidak menghilang. Dia
bertahan dan hidup dengan bahagia. Jangan dengarkan orang lain – kata2ku benar jadi
percaya saja pada kata2ku.” Dan perlahan-lahan, Mi-ho tersenyum.
Episode 8
Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau The Little Mermaid berakhir bahagia dan untuk
mempercayai kata2nya, bukan kata2 orang lain. Dengan manis, Dae-woong menyeka air
mata Mi-ho ketika dia berkata, “Jadi jangan menangis, nanti akan hujan.”
Mereka bangkit untuk pergi dan Mi-ho meninggalkan buku itu disana. Mereka melewatkan
acara pemutaran film jadi Dae-woong mengantre buat mendapatkan tiket untuk film yang lain.
Selagi menunggu Dae-woong, Mi-ho melihat pasangan lain yang lagi berkencan lalu dia
mulai meniru aksi mereka. Mi-ho melihat gadis itu berdandan dan berkedip pada pacarnya,
jadi Mi-ho melakukan hal yang sama pada Dae-woong.
Ketika Mi-ho melihat pasangan itu berbagi satu minuman dengan dua sedotan, dia meneguk
habis sodanya lalu dengan diam2 menusukkan sedotannya di minuman Dae-woong, dan
manunggu. Dae-woong kaget ketika melihat Mi-ho dan memarahinya karena mencuri
sodanya.
Berikutnya, Mi-ho melihat pasangan kekasih yang berjalan bersama dan sang gadis
melingkarkan tangannya di pinggang sang lelaki. Jadi Mi-ho mengikuti, meletakkan
tangannya melingkari Dae-woong dan menyelipkan tangannya tepat ke kantong Dae-woong.
Dae-woong jelas kambali kaget dan dia mendekapkan tangannya pada tangan Mi-ho. Lalu,
Mi-ho tersenyum pada Dae-woong. Dia terkejut pada awalnya tapi kemudian Dae-woong
tersenyum juga sambil berkata, “Kau tidak bisa menunggu?” Berikutnya, Dae-woong
mengeluarkan sosis!
Mi-ho mendapati kegagalan lagi dalam usahanya untuk memulai sebuah hubungan. Tapi
selama pemutaran film, Dae-woong berusaha mengeluarkan sepotong jagung dari rambut Mi-
ho dan Mi-ho berusaha menguasai tangan Dae-woong selama acara itu berlangsung.
Setelahnya, Mi-ho berkata pada Dae-woong kalau kencan itu menyenangkan dan Dae-woong
menolak dengan tegas pemakaian kata „kencan‟ itu. Dae-woong mengatakan kalau ini bukan
kencan , ini hanya jalan2 seperti mengajak anjing jalan2. Dan, ketimbang memegang tangan
Mi-ho seperti yang dia minta, Dae-woong malah menarik tali tas Mi-ho seperti anjing.
Mereka tiba di toko elektronik mall itu dan Mi-ho kagum pada semua gadget baru yang
benar2 aneh untuknya. Dae-woong berhenti di sebuah display dan melihat camcorder yang
sangat dia inginkan. Dae-woong terhibur karena Mi-ho merasa semua benda yang dilihatnya
sangat menarik. Jadi dia menggunakan kesempatan ini untuk membandingkan jangkauan
pengetahuan guru Dong-joo. Dia mengatakan kalau stereo adalah alat untuk membaca pikiran,
timbangan adalah alat untuk mengetahui usia dan kalkulator adalah remote manusia. Dae-
woong juga mempermainkan Mi-ho dengan vacuum seolah-olah benda itu memakan tangan
Dae-woong. Jadi Mi-ho menyelamatkan Dae-woong dengan melempar benda itu dimana
benda itu pecah! Dae-woong terpaksa harus membelinya.
Saat sedang menunggu Dae-woong, Mi-ho mendekati sebuah kipas, bermain-main dengan
bunyi suaranya serta membiarkan rambutnya terbang. Dae-woong melihat Mi-ho dan berkata
pada dirinya kalau dia bodoh bila berpikir Mi-ho akan memakannya. Dae-woong bergumam
kalau seperti ini, Mi-ho terlihat seperti gadis normal dan sadar kalau pikirannya tetap lupa –
kalau Mi-ho bukan gadis normal. Dia memandangi Mi-ho dan jantungnya mulai berdegup
kencang. Dae-woong sekarang melihat Mi-ho dengan cara yang berbeda.
Dae-woong menutup mulutnya sendiri karena sudah berpikir seperti itu lalu dia mematikan
kipas dan pergi. Dae-woong tetap memperhatikan Mi-ho ketika dia berjalan dan tahu apa
yang dia rasakan. Dae-woong meyakinkan dirinya kalau dia sudah gila karena berpikir
kesana.
Hye-in bertemu dengan Byung-soo dan Sun-nyeo, mentraktir mereka makanan untuk
mendapatkan info tentang Mi-ho. Hye-in mengetahui kalau Mi-ho tidak bersekolah atau
bekerja. Dan karena dia tahu sutradara Ban sedang mengejar Mi-ho untuk peran dalam film,
pikiran Hye-in langsung tertuju pada kemampuan stunt Mi-ho yang tidak biasa. Hye-in
bertanya-tanya apa malam itu di tempat Dae-woong, Mi-ho sebenarnya melompat dari atap
tapi dia lalu menyadari kalau itu adalah hal gila.
Di rumah, Dae-woong memanggang daging sedangkan Mi-ho duduk di depan kipas.
Untungnya, keriting Mi-ho tidak permanent, meski begitu dia berharap keriting itu akan
bertahan lama. Dae-woong melihat Mi-ho dengan hati2, dan hampir berharap agar Mi-ho
tetap melakukan hal2 gila, untuk membebaskan dirinya dari pikiran kalau dia mulai
menyukai gumiho.
Mi-ho bertanya kapan mereka akan berkencan lagi dan berkata kalau dia suka melakukan
kegiatan bersama Dae-woong dan Dae-woong malah menanyakan Mi-ho pertanyaan yang
menjurus, seperti, “Kau menyukaiku karena aku membelikanmu daging, kan? Kau menyukai
daging jadi kau menyukaiku.” Dae-woong mengatakan kalau dia akan berhenti membelikan
daging, sebab dia berpikir Mi-ho akan memutuskan kalau dia tidak menyukai Dae-woong.
Tapi sangat mengecewakan buat Dae-woong sebab Mi-ho berkata kalau itu sangat
disayangkan tapi dia akan setuju.
Dae-woong mulai bersikap berlebihan kalau dia adalah gumiho – bagaimana bisa dia begitu
sombong padahal Dae-woong tidak akan membelikannya daging sapi? Dae-woong
mengatakan kalau Mi-ho seharusnya takut dan mengancamnya – Mi-ho akan menakutkan
dan Dae-woong akan ketakutan. Setelahnya, dia akan ingat kalau Mi-ho adalah gumiho dan
bukan manusia. Mi-ho berkata kalau dia tidak ingin menakuti Dae-woong lagi dan Dae-
woong sebaiknya hanya memikirkan Mi-ho sebagai manusia saja. Dae-woong tidak bisa
menerima itu, “Kau gumiho! Kau harus berbuat sesuai dengan ekormu. Kau punya sembilan
ekor!”
Dae-woong meminta Mi-ho untuk melakukan bagian itu, jadi mereka mulai beraksi
mengambil daging Mi-ho dan Mi-ho mengamcam akan memakan Dae-woong dan
mengambil nyawanya. Dae-woong pergi tidur sambil bernyanyi pada dirinya sendiri kalau
garis itu harus tetap diperjelas dan mengulangi berkali-kali, “Gumiho, gumiho…”
Dong-joo bangun dari mimpi buruknya tentang cintanya yang hilang yang mirip dengan Mi-
ho yang terjadi berabad-abad lalu. Dalam mimpinya, gadis itu mengatakan pada Dong-joo
kalau kalau dia sudah jatuh cinta pada seseorang dan menanyakan cara untuk bisa menjadi
manusia. Dong-joo lalu mengatakan pada gadis itu untuk membunuh pria yang dia cintai
yang tentu saja tidak bisa dia lakukan. Gadis itu malah meminta Dong-joo untuk
membunuhnya saja dan Dong-joo menurut. Dong-joo terbangun dengan gemetaran dan
menangis.
Dae-woong meletakkan sebuah papan penghitung untuk mengetahui sisa hari dari kontrak
mereka. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kalau ini akan membantu semua hal kembali
seperti semula. Dia mencoba sebaik mungkin untuk menjaga jarak antara dirinya dengan Mi-
ho. Dae-woong menjelaskan pada Mi-ho kalau ini adalah jarak hubungan mereka dan saat
100 hari berakhir, dia tidak akan menyusahkan dirinya dengan kemana Mi-ho pergi atau apa
yang Mi-ho lakukan. Dae-woong pergi dan Mi-ho melambaikan tangan. Dae-woong meminta
Mi-ho melambai dengan sikap mengancam dan Dae-woong bersikap seperti manusia yang
ketakutan serta berjanji akan membawakan daging sapi. Mi-ho memberengut pada sikap
dingin Dae-woong ini.
Mi-ho bertemu dengan Guru Dong-joo dan bertanya apakah dia harus memberitahukan Dae-
woong kalau dia ingin menjadi manusia. Dong-joo mengatakan kalau Mi-ho seharusnya tidak
mengharapkan perasaan Dae-woong sebab dia tidak punya hal2 yang manusia inginkan –
uang, bakat, cara mendapatkan uang dan sebagainya. Dong-joo berujar dengan marah bahwa
dia tidak bisa mengerti kenapa Mi-ho ingin berhenti menjadi makhluk special, yang kuat, dan
malah menjadi manusia yang rendah. Mi-ho bertanya apakah Dong-joo baik2 saja dan
meletakkan tangannya di pipi Dong-joo lalu bertanya dengan manis apa Dong-joo sedih. Air
mata Dong-joo mengalir tapi dia berkata tidak apa2. Mi-ho menawarkan jus sayuran yang dia
simpan untuk Dae-woong pada Dong-joo lalu pergi.
Hye-in dan Dae-woong mendapat telpon untuk bertemu dengan sutradara Ban dan selagi
menunggu di kantor Doo-hong, Hye-in mengeluarkan beberapa jurus untuk memecah
kebekuan diantara dirinya dengan Dae-woong. Hye-in dengan sengaja menyandung dan
terjatuh karena DVD dan mereka lalu menyusun DVD itu selagi menunggu Ban. Ini cukup
untuk membuat mereka bisa berbaikan lagi.
Mi-ho kembali ke departemen store dan memandangi camcorder yang Dae-woong inginkan.
Mi-ho mengkhayalkan tentang membelikan benda itu untuk Dae-woong dan memperoleh
rasa hormat Dae-woong sebagai manusia serta di saat yang bersamaan membuat Dae-woong
bahagia.
Di rumah, Dae-woong melihat cincinnya dan calendar, mendesah kalau masih tersisa 93 hari.
Waktu berjalan begitu cepat dari yang dia kira. Dia heran kenapa Mi-ho tidak di rumah jadi
dia menelponya. Tapi Mi-ho sedang sibuk mencuci piring di restoran jadi dia bisa
mendapatkan uang untuk membelikan camcorder untuk Dae-woong. Sedangkan, Dae-woong
duduk di rumah. Menunggu dan menunggu serta semakin kesal pada pikiran kalau Mi-ho
mungkin nongkrong di tempat Dong-joo.
Dae-woong bahkan mempertimbangkan untuk menelpon Dong-joo tapi membatalkannya
untuk menyelamatkan harga dirinya. Mi-ho akhirnya menelpon balik dan kekhawatiran
terdengar di suara Dae-woong. Dia bertanya Mi-ho ada dimana tapi yang Dae-woong dapat
adalah jawaban singkat, “Aku sibuk. Jangan menelponku. Jangan menungguku.” Mi-ho
menutup telponnya untuk kembali bekerja yang membuat Dae-woong terpaku lalu berteriak
pada hp-nya dengan penuh rasa tidak percaya. Dae-woong berkata, “Lihat saja apa aku akan
menelponmu lagi!” Lalu, dia menunggu Mi-ho semalaman.
Dae-woong menelpon Mi-ho lagi. Mi-ho: “Kenapa kau menelponku lagi? Aku sibuk.” Dae-
woong: “Kau seorang gadis dank au sudah keluar semalaman!” Mi-ho: “Woong, aku gumiho.”
Dae-woong mendapati dirinya lupa lagi dan bersumpah kalau dia tidak akan menelpon lagi.
Dae-woong mengeluarkan baterai hp nya dan pergi tidur.
Dae-woong bangun di pagi hari dan menemukan Mi-ho sudah di rumah tapi Mi-ho sudah
bersiap-siap untuk pergi lagi. Dae-woong berkeras kalau saat ini dia bukan sedang menunggu
atau apa tapi dia hanya ingin tahu apa yang Mi-ho lakukan. Mi-ho tidak punya waktu untuk
berbincang dan bergegas pergi dengan mengatakan kalau dia sibuk. Sekarang semuanya
terbalik. Dae-woong yang menunggu Mi-ho sekarang. Dia makan sendiri dan mengeluh kalau
Mi-ho terlambat lagi hari ini. Dae-woong mendesah dalam waktu dia menyilang tanggal di
calendar. Dae-woong menelpon Mi-ho tapi kali ini Mi-ho mematikan hp-nya.
Dae-woong bangun di pagi hari untuk mendapati kalau Mi-ho bahkan tidak pulang tadi
malam. Dia berpikir untuk menelpon Dong-joo tapi dia memutuskan kalau dia tidak bisa
melakukan itu dan kemudian, Mi-ho masuk. Dae-woong menarik pergelangan tangan Mi-ho
dan minta diberitahu dia kemana saja, “Apa kau bersama Dong-joo selama ini?” Mi-ho
tersenyum dan akhirnya menyerah. Dia memang bersama Dong-joo. Dae-woong bertanya
apakah Mi-ho akan pergi tiap malam dan tanpa basa-basi, Mi-ho menjawab kalau dia akan ke
tempat Dong-joo, “Kalau kau sapi biasa, Dong-joo adalah sapi liar!”
Ini tentu saja sebuah mimpi tapi sudah memberitahu segalanya. Dae-woong bangun dan
memaki dirinya karena sudah bermimpi seperti itu. Dae-woong memutuskan ini karena dia
telah menunggu gumiho – semua ini menyebabkan dia memimpikan mimpi sapi aneh itu. Dia
lalu menyilang tanggal di calendar lagi dan meyakinkan dirinya kalau dia sebaiknya tidak
membebani diri dengan memikirkan Mi-ho.
Mi-ho menghitung uang dengan ajumma penjual ayam dan merengus kalau mencari uang itu
susah. Ajumma mengatakan kalau Mi-ho adalah tukang makan yang hebat, jadi dia punya
pekerjaan bagus untuk Mi-ho. Ajumma mengajak Mi-ho ke tempat syuting sebuah acara
home shopping dimana mereka sedang membuat iklan tentang daging sapi. Yang hanya harus
mereka lakukan adalah makan – pekerjaan yang sangat sempurna buat Mi-ho. Dia melakukan
pekerjaan itu dengan gembira dan Dae-woong melewatkan penampilan perdana Mi-ho di
televise, di saat dia sedang bertanya-tanya dimana sebenarnya Mi-ho.
Byung-soo melihat Mi-ho di tv dan Dae-woong shock serta terganggu melihat Mi-ho sebab
dia ternyata punya waktu untuk dirinya sendiri. Dae-woong melihat sutradara Ban dan bibi
Min-sook berjalan masuk jadi dia menghalangi tv dari penglihatan mereka. Dia lalu pulang
ke rumah dan mendapati Mi-ho sedang menunggunya. Mi-ho mengatakan kalau rasanya
sudah seabad mereka tidak bertemu dan dia sangat merindukan Dae-woong. Hal itu membuat
Dae-woong tenang sedikit tapi kemudian dia mengatakan kalau Mi-hi bersenang-senang di tv
dengan ajumma penjual ayam serta meluangkan waktu dengan Dong-joo tapi tidak bisa
mengangkat hp-nya sama sekali.
Mi-ho berkata kalau terlalu banyak piring jadi tidak bisa menjawab hp-nya. Dia mengatakan
pada Dae-woong kalau dia bekerja keras untuk mendapatkan uang, jadi dia bisa membelikan
Dae-woong benda yang paling Dae-woong inginkan – benda yang Dae-woong pilih waktu itu
setelah nonton film. Dae-woong begitu terkesan pada Mi-ho dan tersenyum. Mi-ho berkata
kalau Dae-woong akan sangat terkejut pada hadiahnya dan berlari ke atas untuk
mengambilnya.
Dae-woong menunggu sambil terkekeh dan berkata kalau tidak ada kejutan bila Mi-ho
memberitahukan apa hadiahnya. Mi-ho melompat dari atas dengan riuh dan memberikan
Dae-woong… spanduk iklan camcorder yang sangat Dae-woong inginkan! Dae-woong tahu
kenapa pikiran Mi-ho menerjemahkan sesuatu dengan cara seperti ini dan Dae-woong sama
sekali tidak memberitahu Mi-ho kalau dia membelikan hadiah yang salah. Dia bahkan
memuji kemampuan Mi-ho memberikan hadiah dan mengatakan kalau dia akan meletakkan
hadiah itu di samping tempat tidurnya. Ini adalah hal yang paling dia inginkan.
Dae-woong bertanya pada Mi-ho apakah susah mencari uang. Ketika Mi-ho mengatakan
berapa pemilik restoran itu membayarnya untuk mencuci piring, Dae-woong kaget dan
langsung menuju ke restoran itu untuk bertemu dengan pemiliknya dan memberikan sedikit
ceramah. Dae-woong mendapatkan sisa gaji Mi-ho dan memberikan uang itu padanya. Mi-ho
mengatakan kalau pria itu pasti sudah memanfaatkan dirinya karena dia terlihat bodoh. Tapi
Dae-woong menjamin kalau Mi-ho tidak bodoh. Dia hanya berbeda karena dia gumiho. Dae-
woong meminta Mi-ho untuk tidak membiarkan ekornya terkulai.
Hye-in membelikan dirinya sebuah camcorder dan membelikan satu akhirnya untuk Dae-
woong. Sun-nyeo memberikan sebuah info pada Hye-in: Dae-woong belum sembuh benar
dari kecelakaannya tapi dia terus bekerja demi cinta karena Mi-ho. Hye-in tidak suka pada
fakta itu. Dae-woong menuju studio untuk melakukan tes kostum dan meminta Mi-ho untuk
menunggunya. Nanti malam, dia juga akan mengajak Mi-ho makan di luar. Mi-ho gembira
dan berkata, “Kencan?” Dae-woong mengatakan kalau ini acara jalan2 dan Mi-ho langsung
mengkerut.
Sutradara Ban dan Min-sook kembali dari kencan makan siang dan bibi melingkarkan
tangannya pada Doo-hong saat mereka berjalan bersama. Tapi kemudian Sun-nyeo muncul
bersama Hye-in dan Doo-hong ketakutan. Dia mendorong Min-sook dengan kekuatan yang
bisa dibilang besar hingga bibi terpelanting beberapa lantai dan akhirnya mendarat di lantai.
Sun-nyeo mendekat ayahnya dan Doo-hong sama sekali tidak bisa mempengaruhi dirinya
untuk memperkenalkan Min-sook di depan putrinya. Min-sook sangat menderita karena
janjinya.
Hye-in kebetulan melihat Min-sook dan bertanya apa bibi baik2 saja. Min-sook mengenali
wajah Hye-in dari hp Dae-woong dan bertanya apa dia pacar Dae-woong. Hye-in mengatakan
kalau dirinya hanya teman tapi ketika Min-sook mengaku kalau dia tahu sedikit tentang pacar
Dae-woong, Hye-in melihat sebuah kesempatan. Hye-in berkata bohong kalau bukan dia
yang menilai tapi dai berpikir kalau Mi-ho menempel Dae-woong dengan sebuah rencana
untuk mendapatkan uangnya. Hye-in mengatakan pada Min-sook kalau Dae-woong cedera
serius tapi terus melakukan syuting film atas permintaan Mi-ho.
Hye-in bangkit dan bangga pada dirinya yang pintar menangani masalah tapi kemudian dia
ketakutan sebab ada Mi-ho di belakangnya. Mi-ho berhadapan dengan Hye-in dengan
kebohongannya itu dan saat Hye-in membela diri, Mi-ho malah menakuti Hye-in. Gadis jahat
ini pergi dengan jengkel dan berharap seharusnya dia berkata lebih banyak. Hye-in
memutuskan untuk menggunakan camcorder itu untuk mengirim pesan pada Mi-ho. Pesan itu
dikirim ke rumah dan Mi-ho membukanya dan sadar kalau ini sebenarnya yang dinginkan
Dae-woong. Mi-ho memandangi hadiahnya dan sadar betapa dangkalnya dirinya.
Di tempat lain, bibi Min-sook mengatakan pada kakek tentang kecelakaan yang terjadi pada
Dae-woong serta keterlibatan Mi-ho dalam mendorong Dae-woong untuk tetap main film
yang bertentangan dengan nasehat dokter. Kakek marah. Mi-ho pergi untuk menemui Dong-
joo dan dia berkata kalau dia tahu bila dia adalah makhluk yang berbeda tapi hari ini dia
sadar kalau dia sangat bodoh. Dong-joo memberitahu Mi-ho kalaupun dia menjadi manusia,
dia tidak akan bisa bersama Dae-woong. Dengan orang lain, yang berpikir kalau Mi-ho
bodoh atau ketinggalan, Mi-ho bisa belajar dan banyak tahu. Tapi dengan Dae-woong, yang
tahu kalau Mi-ho berbeda, semuanya tidak akan berhasil. Mi-ho menunduk kalah.
Saat Dae-woong menyelesaikan pekerjaannya, dia menolak ajakan Byung-soo untuk keluar.
Dia berkata kalau dia menerima hadiah dari Mi-ho jadi dia akan membawakan daging untuk
Mi-ho di rumah. Byung-soo heran sebab Dae-woong membawakan daging ketimbang bunga.
Dae-woong berkata, “Mi-ho-ku berbeda.” Dia mengatakan kalau Mi-ho tidak suka bunga.
Atau… tunggu. Dia sadar kalau dia benar2 tidak tahu sebab dia tidak pernah bertanya.
Jadi Dae-woong pulang ke rumah sambil membawa buket bungan raksasa. Dia berhenti di
depan pintu masuk dan berpikir kalau sedikit aneh memberikan bunga pada gumiho tapi
kemudian dia melihat spanduk camcorder-nya di tempat sampah. Dae-woong membawanya
masuk dan melihat hadiah Hye-in, serta sadar kalau Mi-ho sudah tahu hadiahnya bukan
hadiah yang Dae-woong inginkan.
Mi-ho pulang malam itu dan kaget waktu berjalan di ruangan yang gelap. Di tengah2 ruangan,
hanya ada sebuah cahaya di atas spanduk camcorder. Dae-woong keluar dari balik spanduk
itu dan bertanya kenapa Mi-ho membuangnya. Mi-ho berkata kalau bukan benda itu yang
Dae-woong inginkan. Dae-woong mengakuinya – itu bukan apa yang dia inginkan tapi
spanduk itu hadiah dari Mi-ho jadi sekarang itu yang dia inginkan dan dia akan belajar
menyukainya.
Setelah itu, Dae-woong memberikan bunga pada Mi-ho yang membuatnya senang. Mi-ho
berkata kalau dia menyukai bunga itu. Dae-woong terkejut melihat bahwa berlawanan dengan
dugaan awalnya, Mi-ho menyukai bunga seperti gadis biasa. Dae-woong berkata kalau dia
tidak tahu sebab Mi-ho berbeda tapi dia senang karena Mi-ho menyukainya. Mi-ho masih
tetap bertahan pada fakta kalau dia tidak memberikan Dae-woong hadiah yang tepat. Dae-
woong membenarkan Mi-ho – Mi-ho salah soal itu sama seperti Dae-woong salah soal apa
yang Mi-ho sukai dan tidak sukai. Dae-woong berkata kalau mereka akan memperbaiki
semua itu dengan belajar tentang satu sama lain dan hidup dengan menyamakan selera
mereka. Mi-ho berkata kalau mulai dari sekarang dia akan bertanya segala hal pada Dae-
woong. Dan dia langsung memulainya.
Mi-ho: Sekarang, seberapa besar rasa takutmu padaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak takut padamu sama sekali. Aku hanya berpura-pura
sebelumnya.
Mi-ho: Apa kau benci tinggal bersamaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak membencinya. Aku rasa aku mulai terbiasa denganmu.
Mi-ho: Kalau begitu… mulai dari sekarang… apa mungkin kalau kau mulai menyukaiku?
Meski aku berbeda darimu, tidak bisakah kau menyukaiku?
Dae-woong memandangi wajah Mi-ho. Dia menelan ludahnya dan saat dia mulai berpikir
kalau dia mungkin bisa mulai menyukai Mi-ho, sebuah daun jatuh dari buket itu dan Dae-
woong menangkapnya dengan tangannya.
Dae-woong menepuk daun itu dan akan menjawab… Ketika kakek tiba2 masuk dan
memecah saat2 berharga itu. Kakek mengumumkan kalau semuanya sudah berakhir – mereka
harus berpisah. Kakek membentak Dae-woong agar dia mengemasi barang2nya.
Episode 9
Kakek yang marah masuk di saat yang sangat tidak tepat yaitu tepatnya ketika Dae-woong
akan menjawab permintaan Mi-ho untuk menyukainya juga. Karena si jahat Hye-in, kakek
dan bibi Min-sook jadi punya kesan kalau Mi-ho adalah cewek matre yang mendorong Dae-
woong untuk membahayakan kesehatannya dengan main film.
Kakek memerintahkan mereka untuk putus dan agar Dae-woong mengemasi barang2nya.
Dae-woong menolak dengan berkata kalau dia baik2 saja dan jika dia tinggal disini bersama
Mi-ho, tidak akan ada yang salah. Mi-ho mendengarkan perkataan untuk berpisah ini waktu
dia menunggu di bawah dengan takut dan berlari untuk buka mulut tapi jantung Mi-ho mulai
beraksi. Ini adalah bagian dari proses pemudaran gumiho. Mi-ho menghentikan langkahnya
dan membeku kesakitan.
Dae-woong membela diri dihadapan kakek dan bibinya dengan berkata kalau kakek selalu
memintanya untuk menjadi manusia dan seorang lelaki, jadi bagaimana bisa kakek
menyuruhnya untuk berhenti. Dae-woong berkata, “Aku akan memikul tanggung jawab ini
sampai akhir seperti yang kakek harapkan dan tidak menyerah.” Kakek dan bibi menggerutu
tapi mereka sudah mempunya rencana cadangan. Setelah Dae-woong kembali ke loteng,
kakek memandang Min-sook sebagai awal dari dimulainya rencana mereka.
Di dalam, Dae-woong menemukan Mi-ho yang terduduk di lantai dan bertanya ada apa.
Tepat pada saat itu, sebuah erangan terdengar dari luar dan Min-sook berteriak memanggil
Dae-woong. Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia akan segera kembali. Lalu, dia berlari
keluar untuk membawa kakek ke rumah sakit, yang ironisnya meninggalkan orang yang
benar2 sakit dan membawa ke rumah sakit orang yang berpura-pura sakit.
Mi-ho duduk kesakitan, mata birunya menandakan kalau dia kehilangan kendali atas
perubahan bentuknya seperti yang terjadi di atas kapal sebagai akibat dari terpisahnya dia
dari manik2 serigalanya. Ketika Mi-ho tersandung ke tempat tidur, dia menendang camcorder
ke lantai – yang ternyata menyala dan mulai merekam. Mi-ho ambruk dan berkata, “Rasanya
sakit sekali.”
Memang sudah diprediksi kalau malam ini adalah malam yang menandai „kematian pertama‟.
Ekor Mi-ho menghilang satu. Dia melihat ekornya menghilang dan berkata, “Aku pasti
benar2 sekarat!”
Di dalam mobil, kakek memberitahu kalau dia tidak benar2 kesakitan tapi menggunakan itu
sebagai tanda: kalau Dae-woong tidak ingin kakek benar2 pingsan, maka Dae-woong harus
ikut dengan patuh. Karena mengingat Mi-ho, Dae-woong meminta bibinya untuk kembali
dan mengancam akan melompat kalau bibi tidak mau berhenti. Dae-woong mengatakan kalau
dia hanya ingin memastikan kalau Mi-ho baik2 saja lalu dia akan pulang ke rumah.
Dae-woong berlari selama perjalanan ke loteng dan ketika dia sampai disana, dia mendapati
Mi-ho sudah lebih baik. Meski begitu, dahi Mi-ho luar biasa dingin. Mi-ho mengatakan kalau
dia baik2 saja dan ini mungkin akibat dari dia yang bekerja terlalu keras mencuci piring.
Setelah memastikan kalau Mi-ho baik2 saja, Dae-woong harus kembali ke rumah sampai dia
mendapatkan jaminan kalau kakek tidak akan jatuh sakit lagi. Mi-ho meminta Dae-woong
untuk tidak khawatir dan kembali ke „rumah kita‟ saat kakek sudah lebih baik. Tidak sampai
Dae-woong membalikkan badannya, Mi-ho sudah menyeringai. Dia menyembunyikan
sakitnya untuk ketenangan Dae-woong.
Frase „rumah kita‟ memberikan efek buat Dae-woong yang tiba2 saja merasakan kekagetan
sebab membiarkan dirinya merasa nyaman bersama Mi-ho. Untuk itulah, Dae-woong merasa
bimbang waktu Mi-ho bertanya apakah Dae-woong akan kembali sebelum bunga2nya layu
sebab Dae-woong tidak ingin merasakan keterikatan pada „rumah‟ yang telah mereka bangun
bersama. Ini juga membuat Dae-woong ingat pada kelopak bunga yang jatuh tadi.
Kemudian cayaha mulai berkedip yang mencerminkan keraguan Dae-woong. Kakek
menelpon dan Dae-woong menganggapnya sebagai peringatan untuk kembali ke akal
sehatnya. Setelah Dae-woong pergi, Mi-ho mendapati kalau cahaya sudah menghilang
sepenuhnya – yang mengindikasikan kalau Dae-woong sudah membuat keputusannya. Ketika
kembali ke rumah keluarganya, Dae-woong mengingatkan dirinya kalau inilah rumahnya
dimana cahayanya terang. Dia mencoba meyakinkan dirinya kalau begini lebih baik dengan
adanya jarak antara dirinya dan Mi-ho.
Di sisi lain, Mi-ho dengan gembira mengumumkan pada Dong-joo kalau dia sudah
kehilangan ekornya. Jadi sekarang dia bukan lagi gumiho tapi palmiho (gu = 9 dan pal = 8).
Dong-joo berkata kalau kejadiannya pasti sangat menyakitkan. Tapi kegembiraan Mi-ho
hilang waktu Dong-joo mengingatkan kalau Mi-ho masih harus mengalami 8 kali sakit
seperti itu, dan setiap kali hal itu juga akan bertambah menyakitkan.
Mi-ho enggan menunjukkan sakitnya pada Dae-woong sebab dia belum bisa mengungkapkan
rencananya untuk menjadi manusia. Dia yakin kalau dia akan bisa memberitahukan Dae-
woong segera sebab Dae-woong semakin hangat padanya. Dong-joo menganggap bunga itu
sebagai pertanda bagus tapi meminta Dae-woong untuk menyukainya adalah sebuah
kesalahan – itu malah mengantar Dae-woong untuk menjauh dari Mi-ho.
Mi-ho sudah cukup mendengarkan semua petuah seperti ini, jadi dia meledak, “Guru Dong-
joo jahat! Kau guru palsu!” Kata yang Mi-ho gunakan sebenarnya berarti „guru anjing‟ dan
Dong-joo mengingatkan kalau Mi-ho sudah mengambil kata „anjing‟ yang dalam bahasa
Korea bisa menjadi sumpah serapah. Mi-ho berkata lagi kalau Dong-joo memang guru anjing
(dokter hewan) yang membuatnya sebagai guru palsu juga. Ketika Mi-ho mengunjungi
ajumma toko ayam, Mi-ho memetik kelopak bunga dan secara bergantian menyebutkan, „dia
akan kembali dan dia tidak akan kembali.‟ Sayangnya, bunga itu memprediksi kalau Dae-
woong tidak akan kembali jadi Mi-ho merengus frustasi lalu mengunyah kelopak itu.
Ajumma toko sup ayam mengatakan pada Mi-ho kalau dia sudah habis bila calon keluarga
barunya mengatakan kalau dia mencabut pendiriannya terhadap Mi-ho. Adegan yang sama
terungkap dari drama yang sedang diputar di Tv dimana seorang wanita memohon calon
keluarga barunya di masa depan untuk menerimanya. Mi-ho menonton dengan kecewa sebab
semua itu juga terjadi padanya. Contohnya, dia lebih tua dari Dae-woong sekitar 600 tahunan.
Dae-woong tidak terbiasa tenang selama beberapa hari belakangan, yang menganggu kakek
dan bibinya. Dae-woong mencoba mengingatkan dirinya tentang siapa Mi-ho sebenarnya.
Soalnya, melupakan berarti dia melihat Mi-ho sebagai seorang wanita, yang mengindikasikan
semakin bertambahnya ikatan diantara mereka.
Pada akhirnya, Dae-woong mengunggah foto serigala di hp-nya dan mengatakan pada dirinya
kalau Mi-ho adalah serigala yang menakutkan. Tapi kemudian Dae-woong memperhatikan
kalau serigala itu tidak terlalu menakutkan. Dae-woong berpikir, “Matanya bulat dan indah.
Ini terlihat seperti Mi-ho…” Kemudian dia menyarankan Ddoong-ja, anjingnya, kalau dia
akan mengajaka anjingnya untuk bertemu dengan Mi-ho.
Hati Hye-in jadi tenang waktu mendengar kalau kakek sudah tahu tentang luka Dae-woong
dan berkeras agar Dae-woong pulang ke rumah. Ini memberikan kesempatan pada Hye-in
untuk mengecek kecurigaannya. Dia menuju kea tap sekolah laga untuk melihat tempat
dimana dia berpikir Mi-ho melompat. Melihat betapa tingginya tempat itu, Hye-in
memutuskan kalau itu mustahil.
Hye-in menghampiri Dae-woong yang tiba bersama anjingnya tapi dia kesal waktu
mendengar Dae-woong kesini untuk mengunjungi Mi-ho. Dae-woong menghindari
pertanyaan Hye-in tentang latar belakang Mi-ho dan ini membuat rasa keingintahuan Hye-in
menjadi lebih besar. Dae-woong mengambil camcorder yang Hye-in belikan dan
mengembalikannya yang membuat Hye-in pergi dengan marah2. Hye-in hampir menabrak
seorang pejalan kaki tapi entah kenapa dia bisa menghindarinya dan waktu dia menengadah,
dia kaget melihat Mi-ho berdiri disana dengan selamat.
Hye-in memeriksa camcordernya untuk memastikan benda itu tidak rusak dank arena itulah,
dia melihat rekaman dimana Mi-ho muncul dengan semua ekornya keluar. Hye-in jelas punya
rencana sebab dia langsung menemui sutradara Ban untuk menanyakan tentang wanita yang
selama ini dicari-cari oleh Doo-hong. Hye-in mendengar tentang gadis yang bisa melompat
tinggi dan bisa berlari sangat cepat. Hye-in pun mulai menyatukan info ini.
Memang dasar beruntung, kebetulan ayah Hye-in adalah seorang dokter dan Hye-in meminta
ayahnya untuk menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan hasil tes Dae-woong. Di
loteng yang kosong, Dae-woong menemukan hp Mi-ho, yang dia ditinggalkan untuk diisi
baterai-nya. Perasaan Dae-woong jadi berubah jelek waktu dia melihat kalau Mi-ho
menelpon Dong-joo di pagi harinya. Dae-woong pun pergi dengan perasaan yang jengkel.
Dae-woong malah pergi ke Klinik Dong-joo. Bukan untuk mencari Mi-ho tapi untuk
memeriksakan anjingnya. Setelah pemeriksaan singkat, Dae-woong meninggalkan Klinik itu
dengan perasaan yang lebih baik dari saat dia tiba disana sebab Mi-ho tidak ada disana.
Dong-joo sendiri malah bertanya-tanya apakah ini indikasi dari Dae-woong yang mulai
peduli pada Mi-ho. Dong-joo jelas tidak senang dengan perkembangan ini dan bergumam,
“Apakah manusia itu tidak akan mengkhianati Mi-ho pada akhirnya, dan meninggal?”
Mi-ho berjalan menuju rumah Dae-woong untuk bertemu dengannya. Dia menunggu di
tangga rumah itu untuk beberapa saat tapi akhirnya memutuskan lebih baik tidak dilihat oleh
kakek lalu pergi. Di tempat lain di lingkungan itu, Dae-woong berjalan ke rumahnya dengan
perasaan kecewa sebab dia tidak bertemu dengan Mi-ho tapi dia malah mengatakan maaf
pada anjingnya sebab Ddoong-ja tidak sempat bertemu Mi-ho. Kenapa nggak ngaku aja, sih?
Dan tentu saja waktu tiba di rumah Dae-woong tidak sempat bertemu Mi-ho sebab mereka
berbelok di pojok yang berdekatan. Tapi untungnya Ddoong-ja menggonggong, dan Dae-
woong melihat sesuatu di lantai. Dilihat dari dekat, kelopak bunga itu berbunyi: „Woong.‟
Dan tidak hanya itu, kelopak bunga itu dilem di lantai.
Dae-woong mendapatkan Mi-ho waktu dia masih berjalan di lingkungan rumah Dae-woong
dan wajah Mi-ho berubah cerah melihat kedatangan Dae-woong. Mi-ho langsung
melemparkan dirinya ke dada Dae-woong dan memeluknya dengan erat. Dae-woong bahkan
tidak protes kali ini dan hanya tersenyum melihat Mi-ho yang menempel padanya. Dae-
woong berusaha untuk membebaskan dirinya dari pelukan Mi-ho dengan mengatakan banyak
orang yang melihat. Sebagai jawaban, Mi-ho malah menutup mata Dae-woong dengan
tangannya.
Ketika Mi-ho bertanya bagaimana kesehatan kakek, Dae-woong menjelaskan kalau kakek
tambah parah setelah ortu Dae-woong meninggal. Kakek juga terluka dan semua orang
mengira kalau kakek juga akan meninggal dan merupakan sebuah kejaiban dia masih hidup.
Ternyata kakek berada di sisi Dae-woong selama 100 hari sambil memegang tangan Dae-
woong. Mi-ho tersenyum, “Kalau begitu, kakekmu adalah manik2 serigalamu!” Dae-woong
menunjukkan pada Mi-ho bagaimana bermain bulu tangkis lalu membelikannya burger waktu
melihat Mi-ho kelaparan. Dae-woong bahkan memberikan dagingnya untuk Mi-ho dengan
mengatakan kalau dia sudah kenyang dan Mi-ho kemudian membagi daging itu dengan
Ddoong-ja.
Ketika hari semakin sore, Dae-woong mengatakan kalau dia tadi mampir ke rumah. Hal ini
membuat Mi-ho senang sebab membuktikan kalau Dae-woong merindukannya. Mi-ho ingin
mendengar Dae-woong mengucapkannya keras2 dan memaksa Dae-woong untuk
mengakuinya. Dae-woong malah marah2 dan menyangkalnya, tapi Mi-ho yakin kalau dia
benar. Dengan semangat, Mi-ho mengatakan kalau dia sangaaaaaaaattttttttt merindukan Dae-
woong dan bahwa dia sangaaaaaaaatttttttt menyukai Dae-woong. Mi-ho mengakhiri ini
semua dengan gerakan tangan yang aneh.
Tetap saja, Dae-woong tidak siap mengakui perasaannya dan dia bersikap berlebihan waktu
kakek bertanya apakah Dae-woong pergi menemui Mi-ho karena dia merindukannya. Dae-
woong meledak, “Aku sama sekali tidak merindukannya! Yang benar saja, ada apa dengan
semua orang?” Sedangkan, Mi-ho bernyanyi selama dalam perjalanannya, “Dae-woong
berkata dia merindukanku, karena dia menyukaiku. Kalau begitu aku juga harus
memberitahukannya kalau aku akan menjadi manusia.”
Dong-joo muncul karena berpikir Mi-ho memerlukan teman. Tapi dia sama sekali tidak
mengharapkan Mi-ho akan segembira ini. Senyum Dong-joo menghilang waktu Mi-ho
memberitahukan kalau dia akan mengatakan pada Dae-woong jika dia akan menjadi manusia.
Min-sook mengungkapkan kekhawatirannya pada Doo-hong dan meminta Doo-hong apakah
dia bisa meyakinkan Dae-woong untuk keluar. Doo-hong kecewa tapi dia setuju membantu.
Kemudian, Min-sook terpeleset lagi dan membuat koleksi DVD Doo-hong tersiram kopi. Ini
membuat Doo-hong habis kesabaran dan dia tidak bisa menahan dirinya. Doo-hong
membentak Min-sook kalau seharusnya dia lebih hati-hati. Kata2 Doo-hong terlalu mengena
hingga Min-sook merasa terhina dan keluar dengan jengkel.
Saat makan malam, Mi-ho menegaskan kalau Dae-woong tidak akan kabur bila dia
mengatakan padanya tentang proses pemanusiaan ini sebab Mi-ho ingin sekali bersikap jujur.
Dong-joo merasa sedikit keyakinan kalau Dae-woong tidak akan mengkhianati Mi-ho tapi itu
hanya dilihat dari satu kacamata. Dong-joo bertanya apa yang akan Mi-ho lakukan bila dia
tidak bersama Dae-woong saat sudah menjadi manusia.
Mi-ho menjawab, “Aku tidak bisa tanpa Dae-woong. Aku tinggal dengannya bukan karena
memerlukannya tapi aku tinggal karena aku menyukainya. Dan alasan terbesarku menjadi
manusia adalah karena Dae-woong kita juga.” Dong-joo mencoba menjelaskan pada Mi-ho
kalau lebih baik tidak bersama seseorang yang tahu identitas kita yang sebenarnya. Mi-ho
sebaiknya meninggalkan Dae-woong setelah seratus hari.
Mi-ho tidak suka hal itu dan Dong-joo jadi terdengar ketus ketika mengatakan pada cMi-ho
kalau Mi-ho tidak setuju padanya, maka dia tidak bisa menolong lagi. Di atas semua itu,
Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau dia belum memberitahukan Mi-ho kebenaran yang
sepenuhnya. Dong-joo berujar, “Untuk menjadi manusia dengan aman, kau sangat
memerlukan bantuanku. Aku harap kau mendapatkan apa yang kau inginkan dengan selamat,
tanpa menderita.”
Mi-ho menolak untuk mengikuti perintah Dong-joo dan berkeras kalau dia akan tinggal
bersama Dae-woong selama Dae-woong tidak keberatan. Setelah Mi-ho pergi, Dong-joo
berkata, “Masalahnya aku berpikir kau tidak akan bisa menghadapi kematian Dae-woong!”
Kakek ingin agar Dae-woong pergi memeriksakan diri ke dokter besok dan Dae-woong
setuju. Ini semua sudah diatur oleh Hye-in untuk mendapatkan kemenangannya. Dia juga
berusaha membodohi Min-sook agar dirinya terkesan baik dan manis, yang jelas lebih baik
dari Mi-ho. Untungnya, kakek ingat kalau pada awalnya dia menyukai Mi-ho, yang
menunjukkan kalau masih ada kesempatan untuknya.
Hye-in juga meminta Byung-soo dan Sun-nyeo untuk membawa Mi-ho ke rumah sakit tapi
juga memastikan agar Dae-woong tidak tahu. Hye-in membuat ini semua terkesan dilakukan
demi kebaikan Mi-ho. Lalu, apa rencana Hye-in? Dia ingin memaksa Mi-ho melakukan tes
fisik agar tahu identitas Mi-ho yang sebenarnya.
Dae-woong menelpon Mi-ho untuk memastikan kalau dia sudah sembuh sekarang. Dia hanya
ingin memastikan kalau hasil tes yang keluar akan normal. Mi-ho mencoba untuk mengetes
perasaan Dae-woong dengan bertanya apa yang Dae-woong rasakan bila Mi-ho tidak
bersamanya setelah 100 hari. Dae-woong tidak siap menjawab ini dan cepat2 menutup
telponnya.
Alasan kenapa Dae-woong bersikap seperti itu adalah karena dia „bingung.‟ Dia tetap „lupa‟
pada siapa Mi-ho sebenarnya dan Dae-woong kembali bermain dengan cahaya yang
menunjukkan keraguannya. Mi-ho tidak merasa kalau jawaban Dae-woong meyakinkan. Dia
mendesah kalau untuk memaksa Dong-joo kalau Mi-ho akan tetap tinggal, maka Dae-woong
harus merindukannya. Keesokan harinya, Dae-woong pergi ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan. Sedangkan, Byung-soo dan Sun-nyeo menjemput Mi-ho untuk diajak ke rumah
sakit juga.
Hye-in menuntun Mi-ho untuk bertemu Dae-woong – atau begitulah yang dia bilang –
sedangkan Mi-ho terlihat gelisah dan tidak nyaman. Rumah sakit terkesan aneh bagi Mi-ho
dan menutupi kemampuannya untuk menemukan Dae-woong. Jadi Mi-ho harus percaya
kalau Hye-in mengajaknya ke tempat yang benar.
Yang tentu saja tidak! Hye-in mengajak Mi-ho ke ruang pemeriksaan dan mengatakan
dengan keprihatinan palsu kalau dia ingin Mi-ho diperiksa untuk memastikan kalau tidak ada
yang salah pada Mi-ho setelah kecelakaan itu. Hye-in tidak memberikan Mi-ho kesempatan
untuk bereaksi dan dia mengurung Mi-ho di ruangan untuk menunggu sampai dokternya
datang lalu Hye-in bertanya, “Kau ini apa? Apa kau monster?”
Hye-in bangga pada dirinya sendiri sebab bisa melakukan rencananya tapi dia tidak tahu hal
yang lain: kekuatan super Mi-ho! Pintu terbuka lebar dan Mi-ho kabur. Soalnya dia tahu dia
tidak boleh melakukan pemeriksaan itu sebab tidak ingin membawa masalah lagi untuk Dae-
woong.
Hye-in mengejar Mi-ho di sepanjang lorong dan meminta Mi-ho untuk menunjukkan diri
dengan ancaman kalau Mi-ho tidak mau maka dia akan mengatakan pada semua orang
tentang Mi-ho. Mi-ho menunjukkan dirinya untuk bertanya dengan bingung, “Apa masalah
siapa aku ini? Kenapa kau bersikap seperti ini padaku?” Mi-ho tidak melakukan hal yang
salah dan dia bukan orang jahat.
Hye-in menyimpulkan dan menuduh Mi-ho telah memberikan obat2an aneh pada Dae-woong
atau melakukan hal2 ilegal untuk membuat Dae-woong sembuh secara ajaib. Mi-ho
bersikeras kalau dia bukan orang jahat dan berkata, “Tidak bisakah kau meninggalkanku?”
Dan itu memberikan Hye-in kesempatan untuk menyatakan apa yang dia inginkan: jika Mi-
ho menghilang, dia akan tutup mulut.
Hasil tes menunjukkan kalau Dae-woong sangat sehat yang membuat semua orang senang.
Dae-woong mengingatkan mereka semua kalau dia memang baik2 saja dan bergegas untuk
pulang ke rumah. Dia tiba di loteng dengan suasan hati yang ceria dan membawa daging
untuk menggelar perayaan dengan Mi-ho malam ini. Hanya saja, dia tidak menemukan Mi-ho
disana. Malahan, Mi-ho keluar dari rumah sakit setelah melakukan perjanjian dengan Hye-in
dan berkata pada diri sendiri kalau dia harus menghilang. Mi-ho tidak punya pilihan.
Dae-woong menjawab telpon Mi-ho dengan senyuman dan menggodanya ketika Mi-ho
bertanya apakah Dae-woong akan pulang awal malam ini. Dae-woong bercanda kalau dia
tidak terlalu merindukan Mi-ho dan untuk itu dia tidak berencana pulang cepat malam ini,
yang dianggap Mi-ho sebagai hal serius. Mi-ho mendesah, “Kau tidak terlalu merindukanku.
Itu menenangkan.” Dae-woong mulai mengaku kalau dia hanya bercanda tapi Mi-ho menyela
dengan hal yang lebih penting.
Mi-ho: Meski aku tidak menakutimu, kau akan menjaga manik2ku, kan?
Dae-woong: Ya.
Mi-ho: Meski kau tidak memerlukannya, kau akan menjaganya, kan?
Dae-woong: Ya. Apa kau masih tidak percaya padaku?
Mi-ho: Aku percaya padamu. Jadi meski aku tidak bersamamu, jaga manik2ku baik2, ya?
Mata Dae-woong melebar dan Mi-ho berkata, “Dae-woong, aku rasa aku harus menghilang
dari sisimu.”
Episode 10
Mi-ho menelpon Dae-woong untuk mengatakan kalau dia harus pergi dari sisi Dae-woong.
Tatapan wajah Dae-woong terlihat marah dengan air matanya…
Dae-woong: Jangan kembali! Apa kau melakukan ini karena aku tidak berkata aku
merindukanmu? Terakhir kali kau pergi tanpa berkata apa2, dan sekarang kau tidak akan
melakukan apa2 tapi menelpon lalu menghilang? Kau… lanjutkan saja dan coba menghilang
seperti ini. Dimana kau? Apa kau mengikutiku sepanjang perjalananku ke rumah sakit untuk
check up? Dan bagaimana orang seperti itu akan menghilang dari sisiku? Jangan bergerak
sejengkal pun dan tunggu disana. Aku akan menemukanmu!
Mi-ho khawatir kalau dia harus menghilang dan mengatakan pada dirinya untuk tidak
menangis kalau tidak, cuaca akan berubah hujan. Mi-ho berkata kalau dia bisa kembali pada
Dae-woong ketika dia bisa berdiri dihadapan Dae-woong dengan bangga sebagai manusia.
Dia mulai berjalan pergi tapi kemudian, tentu saja dia tidak ingin pergi. Berikutnya, Byung-
soo dan Sun-nyeo muncul dan bertanya kenapa Mi-ho disini sendirian. Mi-ho bersiap-siap
untuk pergi tapi mereka berkeras agar Mi-ho ikut untuk makan daging sapi.
Mi-ho dengan segera mengunyah daging sapi di mulutnya sambil bergumam kalau dia harus
menghilang. Dae-woong sampai di rumah sakit dan menelpon Mi-ho. Mi-ho menjawab dan
dia tidak akan memberitahu Dae-woong dimana dia berada, kecuali kalau dia sedang makan
dan Dae-woong mendengar suara Byung-soo lewat telponnya. Mi-ho dengan cepat makan
daging yang terakhir dan mengucapkan selamat tinggal. Dia berkeliaran di jalan dan
bertanya-tanya kemana dia harus menghilang. Dia sedang bertengkar dengan Guru Dong-joo
jadi tidak mungkin kesana.
Kemudian, kakek dan Min-sook menepi di samping Mi-ho dan kakek meminta maaf karena
sudah salah mengerti lalu meminta Mi-ho untuk masuk ke dalam mobil. Mereka membawa
Mi-ho pulang dan memberikannya daging sapi (lagi) yang Mi-ho makan dengan cepat. Kakek
memanjakan Mi-ho dan memberikan daging sapi lagi. Dia meminta Min-sook untuk
membungkuskan daging sapi jadi bisa dibawa pulang oleh Mi-ho dan dibagi bersama Dae-
woong. Mi-ho tidak menjawab telpon Dae-woong dan tidak bisa berkata tidak pada kakek
atau daging sapinya, jadi dia terjebak.
Sedangkan, Dae-woong mengetahui dari Byung-soo dan Sun-nyeo kalau Hye-in hari ini
melakukan sesuatu yang aneh di rumah sakit dan Mi-ho bersikap begitu pasti karena sesuatu
yang dikatakan Hye-in padanya. Mi-ho meninggalkan rumah kakek dengan banyak makanan.
Dia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia hanya akan mampir ke rumah untuk
meninggalkan semua ini untuk Dae-woong lalu dia akan menghilang. Dalam perjalanan
pulangnya, Mi-ho dihentikan oleh ajumma toko sup ayam, yang khawatir karena Mi-ho
terlihat sedih.
Dae-woong melakukan hal yang sangat mengagumkan – dia langsung menemui Hye-in untuk
menanyakan apa yang dia katakan pada Mi-ho. Hye-in mengatakan semuanya dan berkata
kalau dia meminta Mi-ho untuk menghilang lalu mendesah dengan lega. Dia berpikir kalau
dia sudah menyelamatkan Dae-woong dari monster yang menjijikkan. Dae-woong lalu
berkata, “Mi-ho tidak menjijikkan atau monster. Dan Mi-ho, kecuali seseorang memaksanya,
tidak akan pernah pergi dari sisiku. Aku tidak punya keinginan untuk membiarkannya
meninggalkanku, jadi jangan bebani dirimu dengannya, atau siapa dia!” Hye-in menyebut
Dae-woong gila dan Dae-woong mengaku kalau dia memang gila dan meminta Hye-in untuk
menjauhi mereka.
Di rumah, Mi-ho memeluk boneka paha ayamnya dan merengus kalau dia sudah kehabisan
alasan sekarang. Tapi dia tidak ingin pergi. Mi-ho menangis seperti gadis kecil, “Woong, aku
tidak ingin pergi!” dan air mata Mi-ho pun jatuh. Cuaca mulai berubah hujan ketika Dae-
woong bicara dengan Hye-in. Dae-woong berbalik dan melihat kalau di luar sedang hujan
dan jantungnya Dae-woong rasanya copot. Dae-woong berlari keluar dan menelpon Mi-ho
yang akhirnya menjawab telponnya. Dae-woong meminta Mi-ho untuk berhenti menangis
tapi Mi-ho tidak bisa menghentikan air matanya. Dae-woong berkata, “Aku tidak ingin
kehujanan. Kau harus berhenti menangis… jadi aku bisa mencarimu.”
Dae-woong sadar kalau hanya ada satu cara menghentikan tangis Mi-ho jadi Dae-woong
berkata, “Aku merindukanmu.” Mi-ho langsung berhenti menangis dan terkejut. Dae-woong
melanjutkan, “Aku sangat merindukanmu. Jadi berhentilah menangis jadi aku bisa
mencarimu sekarang.” Dae-woong menutup telponnya dan hujan pun berhenti. Dae-woong
menengadah dan tersenyum pada langit lalu dia pun mulai berlari.
Dong-joo bertemu dengan orang yang sangat mencurigakan untuk mendapatkan surat2 baru
buat Mi-ho. Dong-joo meminta pria itu untuk mempersiapkan sebuah rumah di Jepang dan
mengatakan kalau Mi-ho akan tinggal disana selama beberapa bulan, dengan identitas
barunya. Di rumah, Mi-ho duduk sendirian menunggu. Dia memutuskan kalau dia tidak bisa
pergi sekarang ketika Dae-woong akhirnya mengaku kalau dia merindukannya. Dia
menyadari kalau satu2nya hal yang harus dilakukan adalah „menangani wanita itu.‟
Mi-ho menemukan Hye-in di tempat parkir dan menakuti Hye-in dengan menggerakkan
kendaraan yang sedang parkir dengan tangan kosong. Hye-in mencoba kabur sebab berpikir
kalau Mi-ho ada disini untuk mengancamnya. Tapi ternyata, Mi-ho ada disini untuk meminta
istirahat. Mi-ho menceritakan segalanya pada Hye-in dan berkata kalau dia bisa saja
menakuti Hye-in tapi Mi-ho ingin melakukan hal yang manusiawi. Hye-in melihat
kesempatan lain untuk mengubah ini menjadi kesenangannya. Jadi Hye-in bertanya apakah
Mi-ho akan melakukan apa saja yang dia minta.
Hye-in membawa Mi-ho ke Doo-hong dan memperkenalkan Mi-ho sebagai temannya. Hye-
in merancang sedemikian rupa sehingga Mi-ho hanya akan dijadikan sebagai stuntwoman
bagi pemeran utama dan hanya jika temannya Hye-in yang menjadi pemeran utama. Dae-
woong muncul di studio dan berjalan diantara kedua gadis itu dan menarik pergelangan
tangan Mi-ho lalu berdiri diantara Mi-ho dan Hye-in. Dae-woong ingin tahu apa yang Hye-in
lakukan pada Mi-ho. Hye-in jadi marah dan berkata apa Dae-woong sudah mengalami
keterbelakangan mental. Pada saat inilah, Dae-woong menurunkan tangannya untuk
memegang tangan Mi-ho.
Dae-woong mengambil tangan Mi-ho dan mereka pun berjalan pergi tapi Hye-in punya
ucapan terakhir. Dia berkata kalau dia sudah mengetahui kalau Mi-ho itu sebenarnya sangat
berguna dank arena itulah dia akan memanfaatkannya, sama seperti Dae-woong. Hal ini
menyengat Dae-woong dan Mi-ho lalu Hye-in berjalan pergi dengan penuh kemenangan.
Dae-woong merasa sangat bersalah soal ini dan meminta maaf pada Mi-ho sebab sudah
memanfaatkannya. Mi-ho berkata kalau itu tidak apa – dia benar2 mengancam untuk
memakan Dae-woong sebagai balasan. Dae-woong berkata kalau dia sangat2 menyesal.
Dae-woong membantu Mi-ho mempersiapkan film itu dan dia mengatakan kalau Mi-ho harus
memakai kabel meski Mi-ho tidak memerlukannya dan untuk berpura-pura lelah. Mi-ho
berpura-pura menjadi gadis yang lemah. Mereka lalu membaca naskah – yang ceritanya tentu
saja mencerminkan kisah mereka berdua – sebuah cerita tragis dimana seorang wanita
memberikan hatinya pada seorang pria lalu menghilang. Dan pria ini harus bertahan tanpa
sang wanita.
Mi-ho mendapatkan kisah dalam film itu dimana karakternya melakukan adegan tanpa
busana. Dae-woong berkata kalau Mi-ho tidak melakukan adegan seperti itu! Heheh… Dae-
woong berujar, “Kau hanya melakukan adegan laga! Jangan baca bagian itu!” Mi-ho ingin
mendengar Dae-woong mengucapkan bagian naskahnya jadi Dae-woong mulai mengutip.
Dae-woong: Saat pertama kali, ketika pakaianku basah oleh air matamu, aku berkata pada
diriku sendiri kalau aku akan menunggu sampai pakaianku mengering. Tapi kemudian,
mendung mulai bertambah besar, langit menjadi gelap, dan hujan yang menghalangi
langkahku turun. Hujan yang tidak bisa dihentikan, tidak bisa dihindari, membasahiku…
Kemana aku pergi? Aku telah tersesat. (Dae-woong berhenti sebab kalimat itu mulai menjadi
kalimatnya sendiri) Meski aku berusaha berlari jauh, aku tetap saja kembali. Aku ingin
melindungimu dan memperlakukanmu dengan baik. Aku pasti sudah kehujanan dan menjadi
gila.
Mi-ho bersandar di punggung Dae-woong sebab dia tersentuh mendengar kata2nya. Dae-
woong menggeser Mi-ho dan bertanya apa yang dia lakukan. Mi-ho berkata kalau itu adalah
reaksi karakternya dan ketika Dae-woong berkata kalau itu tidak ada di naskah, Mi-ho
berkata kalau kata2 terakhir Dae-woong juga tidak ada dalam naskah. Dae-woong berkata
kalau dia mengacaukan naskahnya lalu kabur ke kamarnya.
Mi-ho menemui Dong-joo yang khawatir sebab Hye-in sudah tahu identitas Mi-ho yang
sebenarnya. Dong-joo memberikan semua surat2 pada Mi-ho untuk memulai hidupnya yang
baru. Tapi Dong-joo memeringatkan kalau untuk mendapatkan indentias baru itu, Mi-ho
harus pergi dari Dae-woong dan semua orang yang mengenalnya sebagai Mi-ho. Dia tidak
menyukai ide ini. Di rumah, Mi-ho melihat semua dokumen baru-nya dan mengkhayalkan
hidup sebagai Park Sun-joo: mengendarai mobil, lulusan universitas, dan punya banyak uang.
Tapi Mi-ho mematikan khayalannya sendiri dan mengatakan kalau tidak ada yang berarti bila
Dae-woong tidak ada di sisinya.
Latihan untuk film itu dimulai. Tapi Sutradara Ban mengkhawatirkan kehidupan asmaranya
yang memburuk dari hari ke hari sebab Min-sook menolak telponnya setelah kejadian kopi-
dvd itu. Dia akhirnya mendapatkan cara terakhir. Doo-hong mengundang Min-sook ke acara
dimana dia menerima penghargaan dan sebagai persiapan, dia menghentikan semua
perlengkapan A Better Tomorrow-nya dan secara dramatis, dia mengucapkan selamat tinggal
pada Chow Yun Fat.
Hye-in melihat Dae-woong bersama Mi-ho dan langsung terbakar cemburu. Jadi dia
mengatakan pada Mi-ho untuk tidak datang ke acara penghargaan itu. Stuntman yang lain
mulai memperhatikan Mi-ho dan mencoba membelikannya minum untuk bisa dirayu. Dae-
woong menghentikan itu semua dengan kaleng soda dan cincinnya.
Mi-ho bertanya apakah Dae-woong mengkhawatirkannya ketika dia dekat2 dengan orang lain.
Dae-woong mulai berkata kalau ini karena Mi-ho sangat can- tapi dia menghentikan dirinya
sebelum selesai mengatakan „cantik.‟ Mi-ho mengatakan kalau Dae-woong pergi duluan saja
ke pesta penghargaan itu dan nanti dia akan menyusul kesana. Ketika menerima
penghargaannya, Doo-hong memanggil Min-sook dengan gulungan kepalanya yang aneh dan
berkata kalau dia berharap seseorang akan tahu perasaannya yang sebenarnya. Min-sook
terdiam dan mulai menangis sedangkan kakek mulai tertawa.
Mi-ho duduk sendiri di rumah dan kecewa karena dia tidak bisa pergi ke pesta itu tapi
akhirnya dia pergi bersama Dong-joo. Mi-ho sedih karena melewatkan pesta itu dan menolak
tawaran Dong-joo untuk menjadi Park Sun-joo ketika Mi-ho sudah menjadi manusia. Dong-
joo berkata ini karena Mi-ho belum hidup sebagai Sun-joo jadi Dong-joo mengajak Mi-ho
berbelanja baju dimana Mi-ho mengambil baju coklat sebab itu warna favoritnya – sapi.
Dong-joo kemudian mengajak Mi-ho ke pesta alumni yang hanya Mi-ho bisa lakukan sebagai
Sun-joo.
Sedangkan, Dae-woong bertanya-tanya apa yang membuat Mi-ho begitu lama. Sun-nyeo
mabuk dan mengatakan pada Dae-woong kalau dia sudah berhenti menyukai Dae-woong tapi
dia ingin mengucapkan selamat tinggal dengan sebuah ciuman.
Sun-nyeo menarik wajah Dae-woong dan mendekat tapi Dae-woong punya cukup waktu
untuk mengambil cumi2 untuk diletakkan di depan mulut Sun-nyeo. Dae-woong berteriak ke
Byung-soo untuk menjauhkan Sun-nyeo darinya dan bahwa Sun-nyeo sangat ingin
kenyamanan. Byung-soo berpikir kalau Dae-woong berlebihan tapi Dae-woong mengatakan
kalau bukan Byung-soo yang dia khawatirkan tapi Mi-ho – sesuatu yang buruk akan terjadi
pada Mi-ho! Hye-in mendengarkan semua ini dan sadar kalau hubungan antara kontak fisik
dengan wanita lain dan manik2 Mi-ho.
Dong-joo membelikan Mi-ho dompet yang cocok dengan baju Mi-ho dan meski begitu, dia
tidak mau menyerahkan tas yang diberikan Dae-woong padanya sebab tas itu menyimpan hal
yang berharga buatnya. Dong-joo berkata kalau tas ini menyempurnakan penampilan lalu
menyerahkan Mi-ho sebuah dompet dengan ID sebagai Park Sun-joo. Mi-ho pun masuk ke
pesta itu dengan nama tersebut.
Hye-in mendatangi Dae-woong dan bertanya apakah Dae-woong masih marah padanya. Hye-
in berujar, “Aku sangat khawatir padamu. Aku sungguh2.” Dae-woong menjawab, “Aku
khawatir pada Mi-ho. Aku bersungguh-sungguh!” Dae-woong pergi mencari Mi-ho dan
meninggalkan Hye-in yang jengkel.
Mi-ho keluar dari pesta itu dan berkata kalau semua orang memperlakukannya seperti Park
Sun-joo yang membuatnya tidak nyaman. Mi-ho berkata pada Dong-joo kalau ketika dia
bersama Dae-woong, yang tahu siapa dia, rasanya nyaman tapi ketika dia mencoba menjadi
orang lain rasanya seperti kebohongan. Dong-joo memberikan passport pada Mi-ho dan
berkata kalau Mi-ho bisa pergi kemana saja dengan ini. Dia meminta Mi-ho untuk pergi
setelah hari ke-100 dan dia akan membantu Mi-ho.
Sutradara Ban bertanya-tanya apakah Min-sook melihatnya di TV ketika Min-sook berjalan
ke kantor Doo-hong dengan dandanan seperti Chow Yun-fat wanita. Min-sook berkata kalau
dia menyukai semua tentang Doo-hong dan Doo-hong tidak perlu menyerah seperti itu.
Mereka berpelukan dan menjatuhkan semua penghargaan Doo-hong.
Dae-woong pulang ke rumah dan bertanya dimana Mi-ho soalnya dia sudah mencari ke toko
ayam dan Mi-ho juga tidak menjawab telponnya. Dia bangkit untuk mencari Mi-ho tapi
kemudian Mi-ho masuk masih dengan dandanan pesta. Dae-woong menghentikan
langkahnya terkejut melihat Mi-ho dan bertanya kemana Mi-ho pergi dengan dandanan
seperti itu. Mi-ho sadar kalau dia meninggalkan barang2nya pada Dong-joo, yang
mengatakan pada Mi-ho kalau dia akan mengembalikannya lain kali. Dong-joo bergumam
pada diri sendiri kalau Mi-ho harus melupakan satu hal secara bersamaan seperti sekarang.
Dae-woong menjad marah karena Mi-ho berdandan seperti ini dan pergi ke pesta dengan
Dong-joo dan bertanya seberapa dekat sebenarnya mereka. Mi-ho bertanya pada Dae-woong
apa yang Dae-woong katakan pada teman2nya dan keluarganya tentang Mi-ho. Dae-woong
belum mengatakan apa2 tapi berencana untuk mengarang sebuah cerita dalam waktu dekat.
Mi-ho meminta maaf karena Dae-woong harus berbohong karenanya.
Dae-woong memandang naik turun Mi-ho dan masih kesal tentang Dong-joo kemudian
menyadari sebuah solusi. Dae-woong berkata kalau sama seperti dirinya yang membagi ki
dengan wanita lain dan menyakiti manik2 serigala Mi-ho, dia bisa merasakan hal yang sama
bila Mi-ho dengan pria lain! Hah! Bilang aja kalau sakit hati!
Mi-ho berpikir kalau itu tidak benar tapi Dae-woong berkeras kalau dia merasakan seperti itu.
Dae-woong berkata kalau Mi-ho bersama Dong-joo, dia bisa merasakan sesuatu membuat
dadanya sakit. Mi-ho percaya pada hal itu dan bertanya-tanya apakah dia sudah terlalu dekat
dengan Dong-joo. Dae-woong berkata, “Kalian dekat?! Karena itulah aku merasa seperti ini!
Setidaknya 5 meter… tidak, tidak, 10 meter dari sekarang!”
Mi-ho meletakkan tangannya di dada Dae-woong dan bertanya-tanya kenapa manik2
serigalanya bertingkah seperti itu dan Dae-woong sangat menyukainya. Dae-woong
mengarahkan Mi-ho, “Tidak… tidak… aku rasa… di sebelah sini.” Malam itu, Mi-ho melihat
dokumennya dan merenungkan keputusan besar ke depan. Di rumahnya, Dong-joo
memandangi hp Mi-ho yang penuh dengan telpon dari Dae-woong. Dia bergumam akan
menjadi sulit untuk melupakan seperti ini. Keesokan harinya, dia berangkat untuk
mengembalikan tas Mi-ho.
Ini adalah hari pertama syuting dan Dae-woong sendiri tidak mendapatkan jatah syuting hari
ini tapi dia disini untuk menjaga Mi-ho. Di kamar ganti, Hye-in meminta Mi-ho untuk
melepaskan cincinnya dan ketika Mi-ho melakukannya, Hye-in berusaha memakai cincin itu.
Mi-ho melihatnya dan memintanya kembali. Dia mengatakan kalau cincin itu awalnya untuk
Hye-in yang mana hal ini membuat Hye-in semakin marah. Hye-in mengancam untuk
menyakiti Dae-woong dan manik2 serigala Mi-ho untuk menyakiti Mi-ho.
Mi-ho mempercayakan cincinnya pada Dae-woong dan dia pun memanjat tangga untuk
mempersiapkan adegan pertamanya. Dae-woong membawakan sodah untuk Mi-ho dan ketika
dia mencari Mi-ho, dia melihat Hye-in dari belakang dengan kostum yang sama. Dia berpikir
kalau itu pasti Mi-ho. Dae-woong menuju kesana dan saat itulah Hye-in berputar dan
mencium Dae-woong!
Hye-in mencium Dae-woong dan Dae-woong mendorong Hye-in menjauh dan berteriak,
“Apa yang kau lakukan?!” tapi ini sudah terlambat. Mi-ho merasakan pedih dari manik2nya
lalu pingsan… dia jatuh dari tangga.
Episode 11
Merasakan kerusakan pada manik2 serigalanya, Mi-ho kehilangan kesadaran dan jatuh dari
tangga. Untungnya, dia mendarat di atas matras di bawah, tapi lukanya lebih tentang
manik2nya ketimbang jatuhnya.
Dae-woong mendorong Hye-in dengan kasar dan marah. Suara ribut2 menarik perhatiannya,
dan matanya melebar melihat Mi-ho terbaring tidak sadar di atas matras. Sutradara ingin
menelpon dokter, tapi karena hal itu akan menimbulkan masalah yang lebih besar, Dae-
woong mencoba meyakinkan untuk tidak perlu melakukan itu. Ketika Mi-ho sadar,
ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan sikap biasanya – malahan, dia terlihat kesal.
Matanya biru, yang merupakan bukti kalau sifat gumihonya meluncur tanpa bisa dia
kendalikan.
Hye-in mendapati jalan keluarnya dihalangi oleh Dong-joo, yang memasang ekspresi
menakutkan di wajahnya. Dong-joo mengatakan pada Hye-in kalau Hye-in sangat bodoh – ki
Hye-in telah merusak manik2 itu, jadi Mi-ho sekarang akan mencoba membunuh Hye-in!
Dong-joo memperingatkan, “Jika kau ingin hidup, kaburlah!” Dengan ketakutan, Hye-in
keluar dari lokasi syuting dimana Mi-ho sudah melacak keberadaannya dan berusaha
menghalanginya agar tidak kabur. Mi-ho membuat boks2 berjatuhan di sekitar Hye-in dan
memojoknya Hye-in di jalan buntu. Mi-ho menggeram, “Mati!”
Mi-ho menggapai tiang yang berat untuk dilemparkan ke Hye-in, dimana pada saat itu Dae-
woong muncul dan mengambil bagian yang terberat dari benda itu. Dia memohon agar Mi-ho
berhenti, tapi Mi-ho mengatakan agar Dae-woong menyingkir. Dorongan Mi-ho membuat
Dae-woong terlempar ke tiang yang lain, dan sesuatu jatuh dari kantong Dae-woong – cincin
Mi-ho, yang Mi-ho minta agar dijaga Dae-woong.
Menghadapi Hye-in, Mi-ho mengulangi, “Mati.” Tapi ketika dia mencapai musuhnya, Dae-
woong berlari untuk menghalanginya (menginjak cincin itu dalam aksinya) dan menarik Mi-
ho untuk dipeluk. Dae-woong membalik Mi-ho agar menghadap dirinya tapi tetap
mempertahankan pegangan eratnya ketika dia meminta maaf. Warna biru pada mata Mi-ho
menyala-nyala tapi kemudian menghilang, yang membuat Mi-ho kembali ke dirinya yang
semula.
Ketika Hye-in melarikan diri, Dong-joo menariknya untuk memberitahukan sebuah
peringatan lagi, “Jika kau melakukan hal bodoh seperti ini lagi, aku akan membunuhmu.”
Dong-joo berkata kecemburuan bodoh Hye-in menghancurkan harapan dan keinginan dalam
hatinya. Dan untuk sekali saja, Hye-in kelihatannya menyesali perbuatannya.
Manik2 Mi-ho tidak rusak karena ciuman itu dan dia menganggapnya sebagai luka kecil.
Melihat Dae-woong berdarah karena dorongannya barusan, Mi-ho khawatir kalau dia sudah
melukai Dae-woong. Dae-woong mengesampingkan lukanya dan menegaskan kalau semua
ini adalah salahnya. Mi-ho menyanggah Dae-woong dengan mengatakan dia bisa saja
membunuh Hye-in hari ini dan melukai Dae-woong. Mi-ho berkata, “ Seperti yang Hye-in
katakan, aku adalah seekor monster yang sangat menakutkan dan dibenci!”
Dae-woong bersikeras kalau Mi-ho bukan monster, dan bahwa dia tidak menakutkan. Tapi
Mi-ho mengatakan kalau Dae-woong yang berlari ketakutan karena perasaan Mi-ho sama
seperti Hye-in yang lari karena kerusakan fisik. Mi-ho menyadari siapa dia sebenarnya dan
sekarang merasa bersalah pada bagaimana dia telah menakuti Dae-woong selama ini dengan
kelancangannya.
Lebih jauh, Mi-ho memikul semua kesalahan hari ini sebab Hye-in bersikap seperti itu
setelah mengetahui kalau cincin itu sebenarnya buat dia. Mi-ho meminta maaf, “Tapi karena
aku juga tidak bisa langsung pergi, aku juga minta maaf untuk itu.” Dae-woong berkata kalau
Mi-ho tidak melakukan hal yang salah hari ini dan sisi „seperti monster‟ itu sangat normal.
Mi-ho bersikap seperti pacar, sebab beginilah manusia bersikap bila dia berpikir pacarnya
berselingkuh. Sadar bahwa dia telah menjatuhkan cincin Mi-ho, Dae-woong meminta Mi-ho
menunggu ketika dia kembali ke lokasi syuting untuk mencari cincinnya.
Byung-soo melihat darah kering di dahi Dae-woong dan ketakutan. Tapi Dae-woong begitu
ingin menemukan cincinnya dan mengabaikan lukanya serta meminta Byung-soo untuk ikut
mencari. Dae-woong menjelaskan bahwa karena perasaan Mi-ho sudah dilukai, dia harus
mulai menyembuhkannya.
Dong-joo menemukan Mi-ho dan sekali lagi meyakinkan Mi-ho untuk pergi dari Dae-woong
setelah hari ke-100. Dong-joo memainkan Mi-ho dengan mengatakan kalau seseorang yang
tahu identitas Mi-ho yang sebenarnya akan selalu melihatnya sebagai gumiho. Mi-ho
mengaku kalau dia selalu berharap jika dia cukup menyukai Dae-woong, maka Dae-woong
juga akan menyukainya. Dia tidak pernah berpikir untuk pergi setelah hari ke-100, tapi
sekarang dia percaya kalau dia mungkin harus pergi. Dong-joo menasehati Mi-ho untuk
mulai berlatih bagaimana hidup tanpa Dae-woong.
Dong-joo memperingatkan Mi-ho kalau kematian keduanya akan tiba. Mi-ho akan mulai
kehilangan kekuatannya, tapi dia sudah sadar pada kemampuan mendengar dan menciumnya
yang sudah menurun ketajamannya. Faktanya, dia sama sekali tidak bereaksi waktu Dae-
woong tiba di belakangnya. Dae-woong bersikap sedikit cemburu melihat Dong-joo menjaga
Mi-ho dan suasan menjadi tegang ketika para pria ini saling menyapa. Dae-woong
mengucapkan terima kasih karena sudah menjaga „Mi-ho kami‟ dan berkata kalau dia harus
pulang ke „rumah kami.‟
Dong-joo menjawab kalau dia sudah mendengar banyak tentang Dae-woong dan mengatakan
kalau dia tahu hubungan kontrak mereka. Dae-woong mengaku kalau dulu dia memang
menggunakan kata2 itu tapi reaksi Dae-woong menunjukkan kalau sudah cukup lama juga
dia menganggap kalau dirinya dan Mi-ho memang memiliki hubungan.
Mi-ho melihat dunia dengan pandangan baru, memperhatikan kalau orang lain bekerja untuk
mendapatkan penghasilan. Dia berkata, “Tapi di samping menyukai Dae-woong, aku belum
melakukan apa2.” Mi-ho memutuskan untuk menuruti nasehat Dong-joo dan berlatih hidup
tanpa Dae-woong. Mi-ho mengambil pekerjaan dari ajumma penjual sup ayam dan membawa
pulang boneka.
Di rumah, Dae-woong mengatakan kalau dia tidak bisa menemukan cincin itu tapi dia
menjamin kalau dia akan menemukannya besok. Jawaban Mi-ho membuat Dae-woong kaget
sebab Mi-ho mengatakan kalau Dae-woong tidak harus menemukan cincin itu atau dia juga
tidak harus memakainya. Dae-woong mengatakan kalau dia akan menemukannya dan
memakainya. Dae-woong lebih kaget lagi waktu Mi-ho mengatakan kalau dia akan mencari
penghasilan sendiri. Mi-ho menjelaskan, “Sejak datang ke dunia manusia ini, aku telah
bertindak tanpa rencana – hanya menyukaimu, mengikutimu, dan mempercayaimu. Aku rasa
aku hanya hidup untuk terlihat bagus bagimu. Sekarang aku harus mempersiapkan bagaimana
hidup tanpamu!”
Mencoba menyenangkan Mi-ho, Dae-woong menawarkan untuk membelikannya daging sapi
kualitas tinggi. Tapi Mi-ho juga menolak yang ini. Mi-ho akan memberi makan diri sendiri
mulai sekarang dan bahkan dia membeli telur dalam perjalanannya pulang. Dia memang
belum mampu makan telur tapi dia akan memulainya. Dae-woong bersikeras, “Aku akan
membelikanmu daging!” Mi-ho menjawab, “Sampai berapa lama?” Bingung karena sikap
baru Mi-ho, Dae-woong bertanya apakah luka pada manik2nya juga membuat keyakinan Mi-
ho padanya menghilang. Dae-woong memandangi Mi-ho dengan penuh kebingungan.
Sedangkan, Dong-joo menemui Hye-in dengan sikap lebih ramah dan menghantam Hye-in
dengan ketakutan pada Tuhan. Hye-in memohon untuk ditinggalkan sendiri dan menawarkan
untuk menjauhi Mi-ho serta keluar dari produksi film itu. Tapi Dong-joo menjawab kalau
Hye-in harus melakukan sesuatu untuknya dan memerintahkan Hye-in untuk tetap bersikap
seperti yang sudah2. Dong-joo ingin agar Hye-in terus ikut campur dalam hubungan Dae-
woong dan Mi-ho, agar membuat Mi-ho melupakan Dae-woong. Merasa terpukul, Hye-in
bertanya apakah Dong-joo juga „seperti Mi-ho.‟ Dong-joo menjawab kalau dia setangah
manusia.
Mencoba mencari tahu bagaimana cara mengembalikan hubungan mereka menjadi normal,
Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia tidak membagi ki-nya dengan Hye-in, dan bahwa
Hye-in lah yang mengambil keuntungan darinya. Mi-ho percaya itu, jadi Dae-woong tidak
tahu apa masalahnya.
Mi-ho berkata kalaupun Dae-woong tidak menyukai wanita lain, Dae-woong tidak bisa
menyukainya. Dae-woong bisa memberinya makan tapi tidak hatinya. Mi-ho menyadari hari
ini kalau dialah yang salah karena meminta Dae-woong untuk menyukainya dan berkata
kalau dia tidak akan memberikan masalah lagi untuk Dae-woong – setelah 100 hari lewat, dia
akan pergi. Reaksi pertama Dae-woong jelas senang tapi ada bagian dalam dirinya yang juga
tidak senang jadi dia berhamburan keluar.
Dae-woong masuk lagi untuk mengatakan bagaimana Mi-ho bisa percaya pada Dong-joo dan
mengatakan hubungan kontrak mereka. Meski Mi-ho terlihat tenang tapi ada bagian dalam
dirinya yang berharap kalau Dae-woong akan mengatakan kalau dia bisa menyukainya. Dia
tahu dan dengan sedih melihat kalau Dae-woong masih tetap tidak akan mengatakan kalau
dia menyukai Mi-ho.
Keesokan harinya, Dae-woong kembali ke lokasi syuting untuk mencari cincin itu tapi dia
menghentikan sebentar pencarian itu ketika dia tiba2 merasakan sakit di dadanya. Dia
bertanya-tanya apakah manik2 yang bertingkah seperti ini, yang artinya Mi-ho sedang dalam
masalah. Dae-woong langsung bergegas pulang. Dan benar saja: Mi-ho berbaring di rumah
sambil menahan rasa sakit luar biasa ketika dia mengalami kematian keduanya. Dae-woong
mendapati pintu depan terkunci dan karena dia tidak punya kuncinya, jadi dia tidak bisa
masuk. Mendengar Dae-woong di depan pintu, Mi-ho menutup mulutnya untuk mencegah
agar suara rintihannya tidak terdengar, tapi toh kelepasan juga. Itu membuat Dae-woong
beraksi dengan menendang pintu dan berlari ke tempat dimana Mi-ho berbaring sambil
memegangi jantungnya.
Dengan gelisah Dae-woong pergi menemui Dong-joo untuk meminta penghilang rasa sakit
dengan alasan kalau obat itu untuk anjingnya. Dong-joo ikut saja berpura-pura meski
sebenarnya dia tahu apa yang terjadi, lalu memberikan nasehat pada Dae-woong kalau
bersamanya akan lebih menolong ketimbang obat. Dae-woong merawat Mi-ho semalaman
dan mengambil tangan Mi-ho lalu mengatakan kalau dia minta maaf. Ketika Mi-ho bangun
keesokan harinya, Dae-woong masih memegangi tangan Mi-ho dan tertidur di sisi tempat
tidur. Dae-woong selanjutnya mendapati dirinya bangun di tempat tidurnya sendiri, dan tepat
waktu mendengar Mi-ho berterima kasih pada Dong-joo untuk obatnya. Dae-woong lebih
terganggu lagi waktu mendegar Mi-ho mengatakan kalau lain kali dia sakit, maka dia akan
senang bila Dong-joo bersamanya.
Dae-woong baru tenang waktu Mi-ho mengucapkan terima kasih padanya tapi Mi-ho malah
mempersingkat pertemuan mereka. Dae-woong menawarkan untuk menemani Mi-ho ke
lokasi syuting jadi Mi-ho bergegas pergi yang membuat Dae-woong tidak bisa mengantarnya.
Dae-woong kecewa pada hal ini tapi Mi-ho punya alasan sendiri yang dia ucapkan waktu
berlari di jalanan: “Woong, aku sangat menyukaimu sampai sekarang, aku tidak bisa berhenti
disana. Aku juga tidak bisa berbohong kalau aku tidak menyukaimu. Yang hanya bisa aku
lakukan adalah tidak menunjukkan kalau aku menyukaimu. Yang bisa aku lakukan adalah
berhenti memintamu untuk menyukaiku. Aku akan mulai pelan2 menjauhkan diriku darimu,
aku rasa aku harus berlari kencang.” Sementara itu, di loteng Dae-woong melihat gambar
daging yang ditempel Mi-ho mulai jatuh.
Min-sook diundang ke lokasi syuting dan Doo-hong akhirnya bisa bersikap dewasa dengan
mengatakan yang sebenarnya pada putrinya. Jadi ketika Sun-nyeo mendekat, Doo-hong mulai
memperkenalkan… dan pada saat itu, Min-sook mengeluarkan kentut yang, yeah, kecil tapi
terdengar. Sun-nyeo mengkerutkan hidungnya dan Min-sook yang malu kabur dari lokasi
syuting itu. Doo-hong mengejarnya dan mengatakan pada Min-sook kalau tidak ada alasan
untuk Dae-woong untuk malu. Min-sook bertanya, “Apa kau tidak malu?” Doo-hong
bersumpah kalau dia tidak malu. Min-sook bertanya lagi, “Apa tidak bau?” Sekali lagi, Doo-
hong berkata tidak.
Ditinggal di rumah, Dae-woong merenungkan tentang kemerdekaan baru Mi-ho, dan
bertanya-tanya, “Apa aku juga harus bersiap-siap untuk hidup tanpanya?” Dae-woong lalu
melihat chart penghitungan mundur untuk melihat berapa hari yang masih tersisa. Dia kaget
melihat betapa cepat waktu sudah berlalu. Dae-woong beralasan dia telah membuat kesalahan
dan menghapus sebuah tanda silang merah untuk memberikan mereka waktu bersama sekitar
10 hari lagi.
Di lokasi syuting, Hye-in mendekati Mi-ho dengan sikap yang ramah, meski begitu Mi-ho
memerhatikan kalau Hye-in lebih menakutkan ketika tersenyum. Hye-in senang mendengar
kalau Mi-ho hanya akan berada disini selama 3 bulan tapi senyum di wajahnya hilang waktu
Mi-ho mengatakan kalau Dae-woong tetap tidak akan memilihnya. Mi-ho berkata, “Woong
tahu betapa kejamnya kau!”
Hye-in mencoba meraih kemengangan dengan mengatakan kalau setidaknya dia manusia tapi
Mi-ho tidak melawan dan setuju, “Karena aku bukan manusia, aku tahu berbagai hal.” Lalu
Mi-ho menggoyangkan tangannya dengan cara yang mistis dan mengucapkan kata2 mistis
juga lalu menepuk Hye-in di kepalanya seolah-olah dia baru saja dikutuk dengan voodoo.
Hye-in bertanya apa yang Mi-ho lakukan baru saja dan Mi-ho mengumumkan, “Kau akan
perlahan-lahan bertambah jelek.” Hye-in menggertak kalau Mi-ho hanya bercanda tapi Mi-ho
memintanya untuk menunggu dan melihat lalu berbisik, “Hati-hatilah.”
Mi-ho diminta untuk mengisi formulir untuk pekerjaannya yang menimbulkan sedikit
masalah kecuali kalau dia memakai nama Park Sun-joo seperti yang Dong-joo nasehatkan. Di
sisi lain. Dae-woong gembira mendengar suara seseorang tiba di loteng dan berpikir kalau itu
pasti Mi-ho tapi ternyata itu kakek. Ini memberikan Dae-woong ide sebab Mi-ho jarang
menolak permintaan kakek jadi dia menyarankan kakek untuk menelpon Mi-ho untuk diajak
makan keluar.
Mi-ho menolak pada awalnya tapi Dae-woong mendesak kakek untuk bersikap seperti pria
tua yang lemah untuk membuat Mi-ho setuju. Ketika Mi-ho tiba, kakek sudah pergi. Mi-ho
memperhatikan papan hitung mundur itu sudah dihapus dan tidak mendengarkan protes tidak
meyakinkan Dae-woong kalau Mi-ho telah salah hitung. Mi-ho mengeluarkan pulpen dan
menandai kembali hari itu untuk membuat mereka kembali ke hitungan semula. Dae-woong
mengatakan kalau Mi-ho bersikap dengan kepala dingin untuk hal ini. Ketika Dae-woong
mulai menyanyikan lagunya lagi, dia merubah kata2nya menjadi, “Temanku Mi-ho adalah
gumiho yang tidak punya perasaan. Dia adalah gumiho yang sangat kejam.”
Ketika Mi-ho bekerja mengelem mata boneka, Dae-woong mencoba memikirkan cara untuk
mendapatkan perhatiannya. Dia melihat camcorder dan menunjukkannya pada Mi-ho dan
mengingatkannya kalau mereka sebenarnya ingin pergi ke tempat seperti itu. Karena Mi-ho
adalah gumiho yang tidak punya dokumen, mereka tidak bisa pergi ke luar negeri ke lokasi
itu tapi Dae-woong sudah berusaha untuk menemukan tempat seperti itu, yang terletak di
dekat kampusnya. Dae-woong akan mengajak Mi-ho kesana besok.
Mi-ho setuju dengan riang sebab dia ingin sekali melihatnya. Kemudian dia ingat pada
keputusannya dan merubah pikirannya. Dia beralasan kalau dia sibuk dan tidak bisa pergi.
Dae-woong meminta Mi-ho untuk menjadwal ulang tapi Mi-ho berkata, “Aku harus pergi
setelah 100 hari. Jika aku tetap pergi ke tempat2 seperti itu denganmu, akan sulit nantinya.
Aku berkata aku akan berlatih untuk pergi.”
Dae-woong terluka dan dia ingin tahu kenapa Mi-ho seperti itu, “Apakah latihan itu untuk
menolak semua hal yang aku berikan padamu dan memalingkan wajah ketika aku bicara
padamu dan menolak pergi ketika aku ingin pergi ke suatu tempat?” Mi-ho berkata iya. Dae-
woong mengatakan pada Mi-ho kalau pergi adalah sesuatu yang tidak perlu dilatih – kau
hanya melakukannya begitu saja. Kok jadi ingat Cinderella‟s Stepsister?
Setelah Dae-woong pergi, Mi-ho mulai menangis dan berkata, “Berlatih sangat menyakitkan.
Rasanya lebih menyakitkan ketimbang kehilangan ekorku.” Mi-ho melihat iklan itu dan
berkata lagi, “Aku ingin pergi ke tempat itu.” Dae-woong yang ingat pada cincin yang hilang
itu ternyata kembali ke lokasi syuting. Dengan berbekal senter dia mulai mencarinya. Dia
tidak sukses dan Byung-soo menemukannya membungkuk keesokan harinya disana dan
ternyata Dae-woong sudah semalaman mencari disana.
Akhirnya Dae-woong menemukan cincin itu. Dia tersenyum dengan penuh kelegaan.
Berikutnya, Dae-woong menghampiri Hye-in tapi menolak permintaan wanita itu untuk
bicara dengan berkata singkat, “Tidak ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.” Hye-in
bertanya apa benar Mi-ho akan pergi dalam 3 bulan dan dia senang pada jawaban Dae-woong.
Kemudian Dae-woong berkata, “Tidak. Aku tidak ingin melepaskannya pergi. Aku akan
memintanya untuk tetap bersamaku.” Hye-in lalu mengatakan kalau Dae-woong sudah
dikuasai oleh Mi-ho dan Dae-woong mengakuinya, “Ya, aku sudah dikuasai dan aku sudah
gila. Jadi kau dan pikiran warasmu seharusnya tidak perlu repot2 untuk mengerti atau peduli.”
Mi-ho mengisi lamaran pekerjaannya dengan menggunakan identitas Park Sun-joo lalu dia
menemui Dong-joo untuk merayakan ultah Park Sun-joo. Dong-joo menghadiahkan kue dan
mengucapkan selamat karena Sun-joo telah lahir. Mi-ho mengucapkan terima kasih atas
bantuan Dong-joo dengan identitas baru ini tapi dia mengatakan kalau dia tidak akan
menerima hal lain dari Dong-joo. Mi-ho ingin menanganinya sendiri, meskipun sulit. Mi-ho
dengan penuh harap bertanya kalau dia melakukannya, “Meski perlu beberapa waktu, apa
akan mungkin kembali pada Dae-woong.” Dong-joo menjawab, “Dae-woong tidak akan ada
di dunia ini lagi!” Tapi Dong-joo mengatakannya dengan santai jadi Mi-ho tidak terlalu kaget.
Dae-woong pulang ke rumah sambil memikirkan komentar Byung-soo tentang formulir
pekerjaan Mi-ho dan menemukan amplop dokumen Mi-ho. Di dalamnya, dia melihat paspor
dan dokumen dengan nama Park Sun-joo dan Dae-woong mulai menyadarinya. Dia juga
mendapati hp Mi-ho ditinggalkan dan sebuah sms dari Dong-joo tentang alamat pertemuan
mereka. Dengan dokumennya, Dae-woong langsung menuju kesana tapi dia melewati Mi-ho
dalam perjalanan keluarnya.
Dae-woong menemukan Dong-joo duduk sendiri di meja dan mencari tahu siapa Park Sun-
joo. Dae-woong kaget pada jawaban Dong-joo kalau nama itu akan membuat gumiho hidup
sebagai manusia. Sebab Dae-woong belum tahu kalau Dong-joo sudah tahu identitas Mi-ho
yang sebenarnya. Lebih jauh, Dong-joo menjelaskan, “Setengah dari diriku sepertinya, bukan
manusia.”
Dong-joo mengatakan pada Dae-woong kalau Mi-ho sedang menyiapkan semua hal untuk
hidup tanpa Dae-woong, “Jadi ketika dia ingin pergi, yang harus kau lakukan adalah
membiarkannya.” Dae-woong memikirkan ini berulang-ulang dan bertanya-tanya apakah Mi-
ho akan tinggal dengan Dong-joo memakai nama baru ini. Dan jika dia tidak pernah kembali
ke loteng mereka, apa selanjutnya?
Memikirkan bangunan di dekat kampus yang seharusnya menjadi tempat yang harus mereka
kunjungi, Dae-woong pergi kesana sendirian. Dia memikirkan waktu Mi-ho mengatakan
kalau dia menyukai Dae-woong dan akhirnya sampai pada kebenaran perasaannya, “Mi-ho,
aku menyukaimu.” Berikutnya, Dae-woong melihat Mi-ho berdiri tidak jauh dari sana yang
punya gagasan sama untuk mengunjungi tempat itu. Dae-woong mendekat dan mengatakan
pada Mi-ho, “Mi-ho, jangan pergi. Jangan tinggalkan aku. Menempellah padaku.” Mi-ho
bertanya, “Apa tidak apa2 jika aku berbeda darimu?”
Dae-woong menjawab, “Tidak apa2. Ini aneh, liar dan gila tapi aku menyukaimu. Aku tidak
menyukaimu sebab tidak apa2 bila menyukaimu. Itu karena aku menyukaimu, semunay baik2
saja.” Akhirnya! Ini memberikan Mi-ho keyakinan pada Dae-woong dan Mi-ho berkata,
“Karena kau menyukaiku, sekarang aku bisa mengatakan padamu. Aku akan menjadi
manusia.”
Dengan riang, Mi-ho menjelaskan kalau manik2 itu akan membantunya untuk menjadi
manusia. Dae-woong bertanya, “Apakah kau memanfaatkanku untuk menjadi manusia? Apa
kau menyukaiku karena aku memerlukanku?” Mi-ho menggelengkan kepalanya dan
mengatakan kalau dia bisa saja memanfaatkan orang lain untuk menjaga manik2nya. Mi-ho:
“Karena aku menyukaimu, aku memerlukanmu. Bukan karena kau memerlukanmu lalu
menyukaimu.” Tapi ini tidak jadi masalah buat Dae-woong dan berkata, “Jika kau perlu aku,
manfaatkan saja aku. Tapi sebagai gantinya, bertanggung jawablah atas diriku.”
Malam itu, Mi-ho menjelaskan tentang detail perpindahan manik2 itu meski Mi-ho masih
tetap tidak sadar pada bagian Dae-woong akan mati setelah mengembalikannya pada Mi-ho.
Dia juga menjelaskan kalau meminjam nama Park Sun-joo akan membantunya menjadi
manusia secara sah. Serta dia akan bersenang-senang pada acara ultahnya dengan menerima
hadiah dan kue.
Dae-woong memperhatikan kalau Mi-ho tidak mendapatkan lagu dan menawarkan untuk
menyanyikan satu lagu untuknya. Dae-woong berhenti setelah satu baris „happy birthday‟
dengan mengatakan kalau Mi-ho harus mendapatkan lagu yang special. Kemudian dia
menyanyikan lagu tentang temannya gumiho. Kali ini Dae-woong mengganti kata2nya lagi
dengan „gumiho yang manis‟ dan bukannya „gumiho yang tidak punya perasaan.‟ Dae-woong
mengakhiri lagu itu dengan: “Aku menyukainya, pacarku.”
Mi-ho bertanya apa artinya „pacar‟ jadi Dae-woong memegang tangan Mi-ho dan menariknya.
Kemudian Dae-woong mencium Mi-ho…
Episode 12
Dae-woong menyanyikan lagu gumiho untuk Mi-ho dan menarik tangannya dengan lembut
untuk sebuah ciuman. Mi-ho tersenyum pada Dae-woong dengan ceria dan Dae-woong
mengeluarkan cincinnya. Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kali ini, ini sungguh2 dan
menyelipkan cincin itu ke jari Mi-ho.
Dan kemudian, Dae-woong meletakkan tangannya di belakang kepala Mi-ho dan mendekat
untuk sebuah ciuman lagi… tapi dihalangi oleh manik2 serigala yang memukul-mukul
dadanya. Dae-woong meraih dadanya dengan kesakitan dan Mi-ho menilai kerusakannya.
Mi-ho berkata kalau manik2 serigala itu tidak melakukan penyembuhan sejak Dae-woong
membagi ki-nya dengan wanita lain. Dan manik2 itu bertingkah karena Dae-woong secara
alami berpikir tentang berpasangan.
Dae-woong bergerak dengan kaget dan malu dan mengatakan kalau dia tidak memikirkan
tentang itu. Mi-ho tersenyum pada Dae-woong dan berkata kalau dia tidak perlu berbohong –
manik2 itu mengatakan yang sebenarnya. Mi-ho kemudian memberengut sebab menyadari
kalau sampai manik2 itu sembuh, mereka tidak bisa berpasangan. Mi-ho mencibir, seperti
anak kecil yang permennya diambil.
Dae-woong memegangi dadanya ketika kekecewaan terekam jelas di wajahnya. Dae-woong
bertanya, “Kenapa manik2 harus melakukan itu?” Mi-ho menjawab kalau itu karena Dae-
woong sudah dikotori oleh wanita lain. Dae-woong menolak hal tersebut dan mengatakan
bahwa dia diserang. Mata Dae-woong melebar waktu Mi-ho menyimpulkan kalau jika
manik2 serigala belum sembuh, Dae-woong pasti melakukannya secara sungguh. Dae-woong:
“Aku langsung mundur!”
Mi-ho berhenti untuk beberapa saat lalu berkata, “Woong, jika kau bisa menanggungnya
(rasa sakit), maka kita bisa…” Dae-woong mengangguk dan bergerak untuk mencium lagi.
Mi-ho terlihat memberengut lalu menggoda Dae-woong untuk mencoba lagi. Dae-woong
mencoba lagi tapi sia2 dan dia akhirnya menyuruh Mi-ho untuk duduk menjauh saja.
Dong-joo ternyata menjadi penguntit dan dia telah mengikuti Mi-ho dan Dae-woong hari itu,
ketika mereka bertemu di chapel. Dong-joo berkata pada dirinya kalau dia ingin melindungi
Mi-ho dari kematian Dae-woong dan menghilangkan rasa sakitnya tapi dia tidak bisa
menghentikannya sekarang. Di rumah, Mi-ho menulis rencana hidup yaitu daftar tujuan yang
ingin dia capai ketika menjadi manusia. Isinya sebagai berikut:
1. Berpasangan dengan Dae-woong (Ketika manik2 serigala sembuh)
2. Menikahi Dae-woong (ketika 100 hari berkahir)
3. Punya anak dengan Dae-woong (satu tahun kemudian, lalu satu kali tiap tahunnya)
4. Hidup bahagia bersama Dae-woong selamanya.
Dae-woong tersenyum pada awalnya tapi ketika tiba di bagian punya anak, khususnya waktu
melihat rencana punya anak tiap tahun, dia mulai terlihat takut. Dia mulai membayangkan
perkembangannya dan berakhir dengan sekelompok anak bernyanyi, “Ayah, belikan kami
daging!” Dae-woong menghilangkan angan2nya dan berteriak, “Tidak!” Dae-woong berkata
kalau dia tidak bisa mematuhi rencana hidup yang membuatnya menikah di usia 21 tahun dan
punya anak usia 22 tahun. Dia kabur ke kamarnya. Dae-woong secara diam2 berterima kasih
pada manik2 serigala karena sudah mengacaukan rencana hidup Mi-ho.
Keesokan harinya, Mi-ho bertanya pada ajumma pedagang ayam tentang rencana itu.
Ajumma meminta Mi-ho untuk pelan2 saja dengan membuat rencana 10 tahunan. Mi-ho
mendengar kalau pembangunan di dekat sana merobohkan sebuah pohon besar tadi malam
dan Mi-ho bertanya-tanya apa yang akan dilakukan penghuni pohon itu. Seorang anak lelaki
mengerikan melihat Mi-ho lewat dan langsung tahu kalau Mi-ho adalah serigala. Anak itu
mengikuti.
Mi-ho pergi untuk menemui Dong-joo, yang tidak senang mendengar acara perdamaian Mi-
ho dan Dae-woong. Dong-joo mendesah kalau sekarang Mi-ho akan berhenti
mendengarkannya dan berkata pada Mi-ho kalau dia tidak lagi bisa hadir dan menjaga Mi-ho.
Dia sudah tinggal cukup lama di suatu tempat dan sedang bersiap-siap untuk pergi. Mi-ho
bertanya apa ini karena dirinya. Dong-joo mengakuinya dan menambahkan karena Mi-ho, dia
melanggar banyak aturannya sendiri serta terlibat dimana seharusnya dia tidak terlibat. Dong-
joo minta maaf karena tidak bisa menjaga Mi-ho sampai akhir.
Ketika Dong-joo bertanya bahwa dia berpikir untuk pergi ke tempat yang terpencil, seperti
sebuah pulau, Mi-ho mendesah kalau dia tidak bisa mengunjungi Dong-joo sebab dia takut
air. Dong-joo takut mendengar itu dan bertanya-tanya kenapa ketika binatang lain takut pada
api, Mi-ho malah takut pada air. Mi-ho mengatakan kalau Nenek Samshin membuatnya
keluar dari api dank arena itulah ekor Mi-ho berpijar biru seperti nyala api.
Mi-ho berkata pada Dong-joo kalau sebelum mereka berpisah, dia akan menunjukkan
ekornya pada Dong-joo di bawah sinar bulan. Mi-ho menyebut sinar bulan dengan „dal gil‟
yang kita tahu adalah nama wanita yang dicintai Dong-joo di masa lalu. Dong-joo tidak
bereaksi. Ketika mereka berpisah, Dong-joo melihat anak lelaki mengkuti Mi-ho dan
langsung memasang wajah serius. Di lokasi syuting, Dae-woong mendengar kalau syuting
aksi laga bisa saja dilakukan di Cina. Dia menjadi resah pada kemungkinan itu sebab harus
berpisah dari Mi-ho selama 2 bulan.
Di wajah Hye-in ada bisul merah (jerawat kali ya!) dan Mi-ho menikmati kemenangannya
yang kebetulan. Hye-in berkata kalau Mi-ho sama sekali tidak punya rasa malu dan harga diri,
dengan menempel pada Dae-woong lagi ketika dia berkata kalau dia akan pergi. Mi-ho
berkata dengan gambling kalau dia tidak punya hal itu dan untuk itu, dia akan menikah
dengan Dae-woong serta hidup bahagia selamanya. Mi-ho menambahkan beberapa mantra
lagi dan meninggalkan Hye-in yang bimbang.
Dae-woong mengundang Mi-ho ke rumah kakeknya untuk makan malam dan anak kecil itu
langsung melihat kalau Dae-woong sedang menjaga manik2 serigala Mi-ho. Anak itu
menabrak dengan sengaja dan menemukan kalau manik2 itu memiliki bau api jin. Anak itu
menjila tinjunya ketika berpikir mencuri penyembuh berharga seperti itu. Dia mengikuti Dae-
woong tapi Dong-joo menangkapnya di tengah perburuan dengan berkata kalau dia tahu anak
itu siapa. Si anak berkata, “Kalau begitu kau aku jin?!”
Dong-joo mendorong anak itu untuk membunuhnya tapi anak itu memohon agar nyawanya
diampuni. Anak itu berkeras kalau dia hanya ingin berteman dengan gumiho sebab
manik2nya terciuma seperti api jin. Dong-joo terhunyung-hunyung mendengar berita ini. Ini
adalah bukti yang diberikan padanya kalau Mi-ho dan Gil-dal saling terhubung. Anak itu
melihat kesempatannya dan lari sedangkan Dong-joo berdiri megap2 dan bertanya-tanya
apakah mereka berbagi wajah yang sama bukan kebetulan.
Di rumah kakek, Mi-ho memainkan seruling dan melakukan tarian tradisional yang membuat
semua orang senang. Ini adalah pertunjukkan yang tepat buat Mi-ho yang menguasai bakat
tradisional sebab kakek menyukai kebudayaan tradisional. Mi-ho makan dengan baik, tapi
hanya daging sapi, yang membuat Min-sook sedikit kesal sebab dia telah menyiapkan
makanan yang lain. Min-sook berkeras agar Mi-ho mencoba sayuran dan nasi, jadi Mi-ho
mengambil acar dan memandangnya seolah-olah itu adalah racun. Dae-woong yang
menyelamatkan dengan mengalihkan perhatian kakek dan Mi-ho menyuapi Dae-woong
ketika kepala kakek dan bibi berbalik.
Di atas di kamar Dae-woong, Mi-ho sangat senang dapat melakukan hal2 yang dia pelajari
ketika menunggu seorang suami berabad-abad yang lalu… di depan keluarga suaminya nanti.
Dae-woong memikirkan dengan teliti fakta bahwa Mi-ho telah hidup selama berabad-abad,
yang membuat usianya yang 20an hanya terlihat seperti satu bip di radar Mi-ho.
Dae-woong bertanya apakah Mi-ho tidak takut pada pikiran tentang semakin menuai dan
bahkan sekarat. Dae-woong berkata kalau hal2 ini adalah hal yang tidak hadapi karena Mi-ho
sudah hidup selama beratus-ratus tahun tapi hal ini adalah hal yang secara universal ditakuti
manusia. Mi-ho berkata, “Aku tidak hidup… aku hanya ada. Aku ingin berubah dan mengisi
waktuku ketika aku hidup.”
Mi-ho mengatakan pada Dae-woong bahwa ketika dia terkurung di dalam lukisan, dia
mendengarkan begitu banyak harapan/doa orang2 dan yang diinginkannya adalah memiliki
harapan seperti mereka. Mi-ho mengakui kalau rencana hidupnya mungkin terlihat sepele dan
biasa tapi itulah yang Mi-ho saksikan sebagai harapan semua orang. Dae-woong berjanji
untuk membuat kenangan baru bersama Mi-ho dan mereka pun berfoto bersama.
Dong-joo mengunjungi Kuil Samshin dan bertanya pada Nenek apakah dia menciptakan Mi-
ho keluar dari api jin Gil-dal. Air mata kemarahan muncul ketika Dong-joo bertanya apakah
dia mengulangi semua kesalahannya lagi. Dia menangis ketika dia ingat membunuh Gil-dal.
Sedangkan. Dalam perjalanan pulang, Mi-ho dan Dae-woong dilewati oleh pasangan yang
tangan mereka saling melingkar satu sama lain dan Mi-ho berkata kalau meskipun mereka
telah menjadi pasangan, tidak ada yang berbeda bagi mereka. Mi-ho menuduh Dae-woong
telah menggunakan manik2 serigala untuk membuatnya tetap jauh.
Dae-woong memutuskan bahwa mereka telah memulai sekarang, jadi dia harus menaikkan
level mereka. Dae-woong mengeluarkan tangannya dan Mi-ho memberikan dae-woong
tangannya. Dae-woong memeriksa dan manik2 serigala kelihatan baik2 saja dengan hal itu
jadi kemudian Mi-ho menggandengkan tangan. Itu kelihatannya baik2 saja dan Mi-ho
menarik tangan Dae-woong untuk dilingkarkan di bahunya. Dae-woong berpura-pura tentang
ketidaksenangan manik2 serigala tentang itu, yang hanya membuat kacau Mi-ho. Mi-ho
memberengut, tapi ketika Dae-woong mengambil tangannya lagi, kali ini mengunci jari2nya,
Mi-ho tersenyum. Mereka berjalan pulang ke rumah sambil mengayunkan tangan mereka ke
depan dan belakang.
Dae-woong berhenti di toko untuk mendapatkan sesuatu dan menyuruh Mi-ho pulang duluan.
Ketika Mi-ho sampai, Dong-joo sedang menunggunya. Dong-joo lupa diri untuk beberapa
saat, berkata pada Mi-ho seolah-olah bicara pada Gil-dal dengan berkata kalau sudah lama
sekali dan bahwa dia merindukannya. Mi-ho bertanya apakah Dong-joo disini untuk
mengucapkan selamat tinggal, tapi tidak, Dong-joo disini untuk mengucapkan halo, lalu
berkata kalau dia akan tinggal untuk menjaga Mi-ho.
Dong-joo menyentuh wajah Mi-ho dengan manis dan air mata muncul di matanya. Mi-ho
berkata kalau Dong-joo tidak perlu khawatir. Dia akan menjadi manusia dan hidup bahagia
bersama Dae-woong. Hal itu membuat air mata Dong-joo mengalir lebih banyak dan kali ini,
Dong-joo berkata kalau dia akan melindungi Mi-ho sampai akhir.
Dae-woong mencetak foto pertama mereka dan membeli album untuk tempatnya. Dia berkata
pada diri sendiri kalau mereka bisa mengisinya bersama-sama, mulai sekarang. Dalam
perjalanannya pulang, Dae-woong menghampiri Dong-joo, yang mengatakan kalau
rencananya untuk pergi telah ditunda. Dae-woong berubah menggunakan bahasa yang kurang
sopan, dengan berkata kalau itu tidak apa yang penting Dong-joo tetap pergi. Dong-joo
meminta Dae-woong untuk menjaga agar manik2 serigala itu dengan baik dan Dae-woong
menyindir berpikir kalau Dong-joo sudah melewati batasnya. Dong-joo menambahkan, “Dan
ketika tiba waktunya dia (Mi-ho) untuk pergi, biarkan dia pergi.”
Dae-woong: “Tidak ada waktu dimana Mi-ho ingin pergi dan aku tidak punya keinginan
untuk membiarkannya pergi. Mulai dari sekarang, Mi-ho dan aku akan hidup bahagia untuk
waktu yang sangat, sangat lama.”
Dong-joo melihat Dae-woong pergi, berharap bahwa orang lain yang menjaga manik2
serigala itu, untuk melindungi Mi-ho dari sakit hati yang tidak tertahankan. Dong-joo
menyadari kalau dia harus menjaga Dae-woong selama Dae-woong membawa manik2 itu,
jadi dia memutuskan kalau jin kecil itu harus dibunuh.
Hari berikutnya, Dae-woong dan Mi-ho makan di rumah dan Dae-woong mencoba untuk
membuat Mi-ho memakan makanan diet yang lebih seimbang. Mi-ho berkata kalau dia akan
mulai saat dia menjadi manusia dan memandang sayuran dengan curiga. Dae-woong berkata
kalau Mi-ho bisa memakan makanan seperti ini sekarang karena dia gumiho tapi kalau Mi-ho
tetap begini, “Kau akan segera berubah dari serigala menjadi babi.” Dae-woong berkata kalau
makan sayuran akan membuat kulit menjadi lebih sehat dan membuat Mi-ho lebih cantik. Mi-
ho: “Bagaimana mungkin aku menjadi lebih cantik? Aku sudah puas dengan yang sekarang!”
Dae-woong mendapat telpon kalau syuting di Cina akan berlangsung, yang artinya Dae-
woong akan sendirian di luar negeri selama 2 bulan. Hye-in mengatakan berita itu pada Mi-
ho dengan mengatakan kalau Dae-woong menjadi bimbang karena Mi-ho. Dae-woong
menemukan Mi-ho ketika dia mencibir, “Wooooooong, Woooooooooong,” sendirian. Sambil
mendesah, Mi-ho menyuruh Dae-woong untuk pergi dan tidak mengkhawatirkannya.
Dae-woong melihat betapa patah semangatnya Mi-ho, jadi dia membuat daftarnya sendiri:
Sembilan Alasan Kenapa Bagus Punya Pacar Gumiho – 1. Dia unik dari semua yang ada di
dunia, 2. kau bisa berkeliaran di jam apa saja pada malam hari sebab dia kuat, 3. dia tidak
pura2 malu sebab dia blak-blakan dan jujur, 4. jika dia menyukaimu, dia meneriakkannya
dimanapun dia berada, 5. dia percaya diri, 6. dia penuh perhatian, 7. dia tahu dua masa
kematian yang sama, 8. Dae-woong bisa percaya kalau Mi-ho tidak akan pernah
meninggalkannya, 9. “Aku sangat, sangat, sangat, sangat, sangat menyukaimu.”
Mi-ho pingsan karena saking bahagianya dan ketika kamera diputar, mereka tidak hanya
punya satu penguping tapi dua! Dong-joo terlihat terluka dan Hye-in terlihat kesal. Hye-in
tidak ingin ikut campur lagi tapi Dong-joo berkeras kalau mereka harus memisahkan Mi-ho
dan Dae-woong. Ketika Mi-ho mengunjungi Dong-joo beberapa saat kemudian, untuk
bertanya apa dia mungkin bisa pergi bersama Dae-woong jika dia menggunakan paspor
barunya, Dong-joo menggunakan jin itu sebagai alasan untuk mengirim Dae-woong pergi dan
membuat Mi-ho tetap tinggal.
Waktunya bagi Dae-woong untuk pergi dan Mi-ho menunjukkan pada Dae-woong kalau dia
akan memakan sayurannya seperti gumiho yang baik. Dae-woong memberikan album foto
pada Mi-ho dan menyuruhnya untuk mengisinya dengan banyak foto jadi dia bisa
memberitahu Dae-woong apa saja yang dia lakukan selama Dae-woong pergi. Dae-woong
pergi dan berbalik untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir. Mi-ho terlihat begitu sedih
hingga Dae-woong kembali untuk memberikan sebuah kecupan di pipinya. Dae-woong
berjanji kalau manik2 serigala sudah sembuh maka dia akan mencium Mi-ho dengan pantas.
Selagi Dae-woong pergi, Mi-ho merekam semua waktunya, bermain dengan Ddoong-ja,
mendekatkan diri dengan kakek, Min-sook, ajumma toko ayam, Sun-nyeo serta memakan
sayurannya. Setelah sebuah piring sayuran, Mi-ho berkata pada diri sendiri, “Ah, begitu
enak… TIDAK!”
Dae-woong tiba di rumah pada akhir pekan dan tidak sabar ingin memberi kejutan pada Mi-
ho. Sedangkan, Mi-ho ada di rumah Dong-joo, dimana Dong-joo menunjukkan pada Mi-ho
rumah yang dia siapkan di Jepang. Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau dia akan pindah
kesana… bersama Mi-ho. Mi-ho mendesah putus asa, bertanya apakah Dong-joo akan
menyuruhnya untuk meninggalkan Dae-woong lagi. Mi-ho berkata kalau dia punya banyak
banyak sekalu rencaana hidup dengan Dae-woong, jadi Dong-joo bisa melupakannya saja.
Dong-joo mengatakan karena jin itu sehingga Mi-ho harus menjauh dari Dae-woong sampai
100 hari berakhir.
Ketika Dae-woong sedang menunggu Mi-ho di luar, jin itu mendapatkan kesempatannya. Dia
berpura-pura terluka jadi Dae-woong akan mendekatinya lalu, dia memukul Dae-woong
hingga pingsan. Berikutnya, Dong-joo mengantar Mi-ho pulang, dia merasakan pisau gaibnya
mulai beraksi, jadi Dong-joo menepi untuk menangkap jin itu. Dong-joo meminta Mi-ho
untuk tidak mengikuti sebab kekuatan pisau itu akan berpengaruh pada Mi-ho. Mi-ho sadar
kalau Dong-joo adalah pemburu sejati, yang menangkap makhluk2 seperti dirinya.
Di gym, jin itu bertanya-tanya bagaimana mengeluarkan manik2 itu tanpa melukainya. Dae-
woong sadar dan kaget mendengar anak itu bicara tentang manik2nya. Jin itu mengira kalau
Dae-woong ditipu oleh serigala itu untuk membawa manik2nya dan mengatakan pada Dae-
woong kalau dia membawa manik2 itu, maka Dae-woong akan mati.
Jin itu meminta manik2 itu dan ketika Dae-woong manolak, dia mulai menyerang Dae-
woong. Dong-joo muncul tepat waktu, mengoleskan darahnya pada belati itu lalu
melemparkannya ke jin itu. Tapi jin itu berhasil lolos, namun, Dong-joo berhasil
mempermainkannya. Jin itu berusaha kabur. Dae-woong mengembalikan belati Dong-joo dan
bertanya yang tadi itu apa. Dae-woong bertanya tentang apa yang dikatakan jin itu – apa
benar dia akan mati?
Di luar, Mi-ho menangkap jin itu, yang sangat terluka untuk membebaskan dirinya dari
genggaman Mi-ho. Jin itu mengatakan hal yang sama pada Mi-ho, menyebut Mi-ho jahat
karena sudah menggunakan manik2nya untuk mencuri ki manusia. Dia tidak hanya
mengatakan pada Mi-ho kalau manusia itu akan mati ketika dia akan mengambil kembali
manik2nya tapi bahwa Dong-joo tahu segalanya. Mi-ho berdiri membeku disana dan
memikirkan kalau dia mengambil manik2 itu maka Dae-woong akan mati.
Di gym, Dong-joo berbohong pada Dae-woong, dengan mengatakan kalau Dae-woong
menolak untuk mengembalikan manik2 itu setelah 100 hari maka Mi-ho akan mati. Dong-joo
memperingatkan Dae-woong sekali lagi untuk menjaga manik2 itu dengan baik. Dae-woong
balas menjawab kalau Dong-joo tidak perlu meminta sesuatu yang Dae-woong sudah bilang
akan dia lakukan.
Di taman, Mi-ho memikirkan kata2 misterius Dong-joo tentang hidup di dunia ini tanpa Dae-
woong dan Mi-ho mulai menangis. Ketika air mata Mi-ho mulai keluar, hujan pun juga turun
dan Mi-ho bertanya, “Woong, apa yang aku lakukan?” Di rumah, Dae-woong memperhatikan
hari2 Mi-ho tanpa dirinya dan dia melihat kalender 100 hari itu dengan penuh harapan. Dae-
woong tersenyum kalau mereka hampir sampai disana hingga Mi-ho bisa menjadi manusia.
Dae-woong melihat Rencana Hidup Mi-ho yang ditempel di tempat tidurnya dan
menambahkan „Dae-woong dan…‟
Mi-ho menemui Dong-joo. Dia tidak mengungkapkan apa yang dia tahu, tapi bertanya apa
yang terjadi pada Gil-dal untuk membuatnya tetap menjadi manusia. Dong-joo mengatakan
kalau Gil-dal menyalahkan pengkhianatan cinta dan dia tidak akan membiarkan itu terjadi
pada Mi-ho. Dong-joo mengaku kalau dia mengatakan pada Dae-woong bahwa jika Dae-
woong tidak mengembalikan manik2 itu ada Mi-ho maka Mi-ho akan mati.
Mi-ho memandangi belati Dong-joo lalu bertanya apakah benda itu akan membunuhnya.
Dong-joo berkata kalau itu akan membunuhnya lalu memindahkannya tanpa memikirkan hal
lain dari pertanyaan Mi-ho. Ketika Dong-joo meninggalkan ruangan itu, Mi-ho memutuskan,
“Aku harus menghilang.” Mi-ho pulang ke rumah untuk menemui Dae-woong yang
kegirangan, yang bertanya kenapa Mi-ho sama sekali tidak bereaksi. Dae-woong mengaku
pulang ke rumah karena merindukan Mi-ho dan bertanya pada Mi-ho kenapa Mi-ho tidak
memberitahunya fakta kalau Mi-ho akan mati bila dia tidak mengembalikan manik2nya.
Dae-woong berkata kalau dia akan setia dan mengembalikannya pada hari ke-100, seperti
yang dijanjikan. Mi-ho memandangi Dae-woong sambil menangis, “Aku yakin kau akan
mengambalikannya.” Dae-woong bertanya kenapa Mi-ho menangis dan Mi-ho berkata kalau
itu karena dia sangat menyukai Dae-woong. Dae-woong menghapus air mata Mi-ho dan
berujar, “Ketika kau dekat denganku, rasa sakitnya berhenti, kan? Aku tidak akan pernah
pergi dari sisimu!” Dae-woong meletakkan tangan Mi-ho di dadanya.
Dae-woong: Aku akan melindungimu.
Mi-ho: Dan aku akan melindungimu.
Episode 13
Mi-ho mendapatkan ide untuk mau menderita demi melindungi Dae-woong, jadi hari2 yang
tersisa memiliki arti yang sangat keramat. Dae-woong berpikir kalau Mi-ho ingin melewati
hari2 di calendar dengan cepat untuk bisa menjadi manusia tapi Mi-ho menjelaskan kalau tiap
hari bersama Dae-woong merupakan hari yang berharga.
Mi-ho ingin pergi „jalan-jalan‟ tapi sekarang Dae-woong sudah dewasa dan telah menerima
perasaannya. Dae-woong menyebutnya sebagai kencan yang pantas dan mengambil tangan
Mi-ho ketika Dae-woong meminta Mi-ho keluar. Lucunya, ketika Dae-woong memesankan
es krim untuk mereka, dia menggunakan istilah yang sudah Mi-ho ketahui: warna sapi,
dicampur dengan beberapa warna babi dan warna ayam. Lebih banyak warna sapi.
Kemudian, Dae-woong memperhatikan pasangan yang mesra di dekat mereka dan
mendapatkan ide untuk berpura-pura lelah sebagai alasan untuk bersandar pada Mi-ho. Tapi
Mi-ho menganggapnya serius dan memandangi Dae-woong dengan khawatir lalu
mengangkatnya untuk di gendong di punggungnya. Ha! Dae-woong melihat seorang gadis
menyuapi pacarnya dan membuka mulutnya sebagai tanda kalau dia juga mau diperlakukan
seperti itu… hanya untuk mendapati Mi-ho sibuk dengan es krimnya.
Mi-ho melihat berkeliling dan melihat pasangan kekasih membuat hati dengan tangan mereka,
dan Dae-woong mendemonstrasikan yang paling besar, mengangkat tangannya di atas
tangannya. Sebagai balasan, Mi-ho membuat bentuk V yang membuat Dae-woong kecewa –
setelah hatinya, dia hanya mendapat penunjuk sapi yang lain? Penjelasan Mi-ho mengecilkan
hati Dae-woong – Mi-ho belajar itu dari bibi Min-sook dan mereka mempersembahkan
„antena hati‟yang selalu tertuju ke arah Dae-woong.
Min-sook bertemu dengan Ban Doo-hong yang telah kembali dari lokasi syuting di gurun
Cina. Dan fakatnya, Doo-hong sangat bau. Min-sook menyarankan dengan lembut agar
mereka membersihkan diri dan mulai menyegarkan diri di sauna selama seharian – disanalah
mereka. Di tempat itu pula, Mi-ho dan Dae-woong berada.
Dae-woong telah kembali ke Korea tanpa sepengetahuan sutradara Ban, jadi dia cepat2
bersembunyi dimana dia dan Mi-ho bersembunyi di bawah handuk bersama. Ban mendengus
melihat di tempat umum ini ada banyak pasangan tapi Min-sook merasa baik2 saja. Ketika
mereka berjalan, Dae-woong melihat pasangan tua berjalan bergandengan tangan dan berkata
kalau mereka akan seperti itu dalam 50 tahun, dimana hal ini membuat redup suasana hati
Mi-ho. Dae-woong menunjukkan kepada Mi-ho bagaimana melemparkan koin ke pancuran
untuk membuat permohonan dan Mi-ho berpikir bagaimana dia harus meninggalkan Dae-
woong untuk melindunginya.
Mi-ho: Tapi setelah aku pergi, jangan kaget atau terluka. Meski begitu, panggil aku beberapa
kali… dengan begitu aku akan hidup di hatimu selamanya. Benar, kan? Kau akan
mengingatku selamanya, kan?
Hye-in kesal mendengar dari Sun-nyeo dan Byung-soo kalau Dae-woong dan Mi-ho akan
pergi bersama ke Cina selagi syuting film dilaksanakan. Tahu identitas Mi-ho, Hye-in tidak
mengerti bagaimana Mi-ho bisa punya paspor sah tapi dia curiga kalau Dong-joo ada di
belakang semua ini.
Dong-joo mengakui kalau dia yang membuat dokumen itu, tapi dia bermaksud untuk
menggunakannya mengirim Mi-ho pergi jauh. Karena Dong-joo tahu Mi-ho tidak akan mau
mengalah, dia memutuskan kalau mereka harus menangani Dae-woong dan meminta Hye-in
untuk menakuti Dae-woong, untuk mengatakan kalau dia sedang berada dalam bahaya dan
harus menjauh dari Mi-ho. Hye-in kesal karena dipaksa melakukan ini tapi dia masih sedikit
takut pada pemburu gumiho ini.
Mi-ho melihat Dae-woong telah mengumumkan Rencana Hidup mereka dan Dae-woong
benar2 di atas angina sekarang. Akan tetapi, Mi-ho malah menariknya turun dan berkata
kalau mereka harus meletakkannya agak jauh untuk beberapa waktu. Mi-ho beralih ke hal2
lain dan Mi-ho bisa memikirkan hal itu setelah dia menjadi manusia. Sekarang, Mi-ho harus
memikirkan apa yang harus dilakukan selama sisa 52 hari menjadi gumiho.
Dae-woong sedikit khawatir saat dia memastikan kalau Mi-ho tidak bermaksud
menyingkirkan Rencana Hidup itu demi kebaikan. Mi-ho tidak bisa menjawab itu, jadi dia
mengalihkan ke yang lain. Ketika mereka membolak-balik album foto mereka, Dae-woong
memikirkan semua hal yang bisa mereka lakukan untuk mengisinya, seperti main ski pada
musim dingin, menyiapkan Natal.
Mi-ho tahu kalau tidak akan ada salju dalam 50 hari ke depan, tapi dia setuju pada rencana
Dae-woong untuk mengisi album foto itu dengan foto baru. Contohnya, Mi-ho ingin pergi ke
kebun binatang, yang untuk beberapa alasan Dae-woong merasa tidak nyaman dan dia
menyarankan untuk pergi ke Aquarium sebagai gantinya. Pada tengah malam, Mi-ho
akhirnya membiarkan dirinya melewatkan hari itu. Dia bahkan mendapati bahwa waktu tidur
ini hanya sia2 saja dan ingin memandangi Dae-woong semalaman.
Keesokan harinya, Hye-in menemui Dae-woong untuk mencoba menghalanginya membawa
serta Mi-ho bersamanya, dan tidak membuat Dae-woong yakin bahwa sangat aman baginya
untuk menjaga manik2 serigala. Hye-in melakukan ini bukan karena dia menginginkan Dae-
woong tapi Hye-in berkata kalau dia memang khawatir – dia yakin kalau Mi-ho dan Dong-
joo pasti menyembunyikan sesuatu. Dae-woong dimanfaatkan oleh mereka untuk sesuatu,
dan Hye-in bisa merasakannya. Yang membuat Hye-in kaget, Dae-woong mengaku kalau
Mi-ho memang memanfaatkannya dan dia meminta Mi-ho untuk melakukan itu.
Dong-joo melihat kalau dia tidak bisa menghentikan Mi-ho, dan hanya memintanya kalau dia
pasti akan kembali dalam satu bulan. Dan Mi-ho setuju. Alasannya: Mi-ho sebenarnya telah
mengikuti Dong-joo ketika dia menyembunyikan belatinya, untuk tahu dimana dia
meletakkan benda itu. Dengan sedikit waktu untuk mencari tempat itu, Mi-ho turun ke
apartemena Dong-joo.
Dong-joo tidak bodoh dan dia menduga Mi-ho sudah tahu kalau dia bisa menyelamatkan
Dae-woong dengan bunuh diri. Dong-joo menunggu beberapa menit di luar sebelum masuk
ke dalam. Mi-ho menemukan kotak di bawah meja dan membukanya. Pedang itu mulai
memancarkan energi tertentu. Suara Dong-joo terdengar dimana memperingatkan Mi-ho
untuk tidak menyentuhnya dan Mi-ho tahu kalau dia sudah tertangkap. Tapi Mi-ho tidak
membuat alasan atau membela dirinya, Mi-ho hanya berkata, “Aku perlu pisaumu.”
Dong-joo bertanya apakah Mi-ho akan membunuh dirinya sendiri bila dia mengeluarkan
dengan paksa manik2 serigala dari Dae-woong, dan Mi-ho mengangguk. Dong-joo
mengatakan kalau Mi-ho akan memberikan dirinya pada Dae-woong dan Mi-ho menjawab,
“Aku harus melindungi Dae-woong.” Ini membuat Dong-joo putus asa dan marah dan
menyebut sikap Mi-ho berat sebelah dengan memutuskan segalanya sendiri. Mi-ho memang
mencintai Dae-woong hingga mau mati tapi apakah Dae-woong merasakan hal yang sama.
Dong-joo percaya kalau Dae-woong tidak mencintai Mi-ho seperti Mi-ho mencintainya.
Dong-joo meminta Mi-ho untuk bertanya pada Dae-woong apakah dia mau mati untuknya
dan yakin kalau Mi-ho tidak punya cukup keyakinan pada jawaban Dae-woong. Tapi
tidakkah sangat tidak adil dan salah bagi Mi-ho untuk mati demi Dae-woong? Lebih jauh,
jika Mi-ho mati tanpa memberitahu Dae-woong, maka Dae-woong akan segera
melupakannya dan wanita lain akan mengambil tempat Mi-ho di sisi Dae-woong.
Mi-ho menegaskan kalau Dae-woong tidak akan pernah melupakannya, tapi Dong-joo malah
meremehkan fantasi cinta Mi-ho. Meski Mi-ho tidak merasa kalau ini tidak adil, dia
mendorong Mi-ho untuk menanyakannya. Mi-ho pulang ke rumah dan mencobanya dimana
dia memberikan Dae-woong beberapa skenario „seandainya‟. Bagaimana kalau mereka akan
tenggelam dan hanya ada satu papan kayu? Bagaimana kalau ada kebakaran dan hanya satu
orang yang bisa keluar dengan selamat? Bagaimana kalau mereka tergantug di jurang dan
hanya ada satu tali?
Tidak mengerti maksud Mi-ho, Dae-woong menertawakan skenario itu dengan berkata kalau
hal2 itu tidak akan pernah terjadi. Ketika Mi-ho menjadi semakin gelisah, Dae-woong
mengaku kalau dia akan memberikan talinya pada Mi-ho tapi Dae-woong hanya bercanda
dan Mi-ho tahu itu. Mi-ho menangkan diri dengan menghibur dirinya dengan memikirkan
kalau Dae-woong tidak perlu ingin mati untuknya untuk membuat cinta mereka jadi nyata:
“Bukan itu yang aku inginkan. Yang dia harus lakukan adalah tetap mengingatku. Itu yang
aku yakini.”
Tapi keyakinan itu menjadi pukulan ketika lupa kalau Dae-woong sudah membelikannya
sepatu. Mi-ho mengetes ingatan Dae-woong dengan bertanya apa yang mereka hindari waktu
mereka pertama kali bertemu dan bagaimana Dae-woong memanggilnya. Ingatan Dae-woong
lengkap tapi sedikit tidak jelas dalam detailnya – seperti apakah daun pohon dimana Mi-ho
meletakkan Dae-woong bentuknya runcing atau bulat. Yang benar saja?!
Mi-ho semakin bekerja keras dan Dae-woong menebak kalau Mi-ho pasti khawatir bahwa
hilang ingatan adalah salah satu bagian dari proses „penghilangan gumiho‟dalam diri Mi-ho.
Mi-ho menjawab kalau Dae-woong salah: “Aku ingat segalanya!” Sekali lagi, sedikit
penenangan membuat Mi-ho yakin kalau tidak apa bila Dae-woong lupa beberapa hal. Mi-ho
menyarankan agar mereka pergi keluar hari ini dan memastikan untuk mengingat semuanya
tentang hari ini dan Dae-woong setuju. Tapi Dae-woong ingin diingatkan kemana Mi-ho
ingin pergi kemarin dan itu membuat Mi-ho ketakutan lagi.
Mi-ho: Jika kau tidak bisa mengingat apa yang aku ucapkan kemarin, apa yang sebenarnya
kau ingat? Kau akan melupakan segalanya, dan kau tidak akan memberikanku talinya, lalu
kau akan bersama Tukang Fitnah Internet (Hye-in) dan Melong (Sun-nyeo), benar kan?
Kalau itu benar, berarti sangat tidak adil buatku.
Mi-ho merenung dengan bertanya pada ajumma toko ayam apakah orang2 hidup bahagia
setelah seseorang menderita. Ajumma berkata tentu saja – yang hidup harus tetap
melanjutkan hidupnya. Jika kita semua menempel terus pada kenangan kita, kita akan
menangis sepanjang hari dan tidak bisa melanjutkan hidup. Mi-ho menyadari kebijakan
kalimat itu lalu menuju ke rumah untuk bicara dengan Dae-woong tapi, dia mendapati pintu
terkunci. Mi-ho berpikir kalau Dae-woong marah padanya jadi lantas dia minta maaf masih
dengan pintu yang tertutup itu. Tapi Dae-woong tidak akan membuka pintu itu jadi Mi-ho
mendobrak pintu itu untuk masuk dan Dae-woong malah mengejutkan Mi-ho dengan makan
untuk dibawa piknik ke kebun binatang!
Mereka mampir untuk melihat kakek setelah acara piknik itu dan kakek menduga Mi-ho pasti
sangat special hingga mampu membawa Dae-woong ke kebun binatang. Bagaimana pun juga,
orang tua Dae-woong meninggal setelah mereka pulang dari kebun binatang dan sejak saat
itu, Dae-woong tidak suka kebun binatang. Mi-ho tidak tahu ini dan malah membuatnya
memikirkan ulang berbagai hal: “Aku hanya ingin kau mengingatku. Aku tidak berpikir
betapa menyakitkannya kenangan itu jadinya.”
Ketika dia dan Dae-woong menyilang hari ke-51 di calendar, ini membuat mereka berada di
tengah2 100 hari yang harus mereka lalui. Mi-ho berkata, “Aku minta maaf bila kau merasa
sakit. Tapi aku ingin memberimu banyak hal untuk diingat. Dengan begitu, aku tidak akan
merasa bersalah sama sekali.” Mi-ho berpikir sendiri kalau dia akan puas dengan 50 hari
„bahwa itu lebih indah dari 500 tahun.‟
Hari ke-50 menandai keberangkatan mereka ke Cina dan pasangan ini berencana untuk
bertemu di air port sebab Mi-ho punya urusan yang harus diselesaikan dulu. Dia mengatakan
kalau dia harus mengucapkan selamat tinggal pada keluarga Dae-woong dulu dan ajumma
toko ayam. Ketika yang lain berpikir kalau Mi-ho mengucapkan selamat tinggal untuk
perjalanan singkat, Mi-ho tahu ini demi kebaikan semua.
Hye-in menemui Mi-ho untuk melakukan usaha terakhir untuk menghentikan Mi-ho
bergabung dengan Dae-woong – dia hanya punya perasaan buruk kalau sesuatu yang buruk
akan terjadi bila Dae-woong tetap tinggal dengan Mi-ho. Hye-in bahkan mengancam akan
mengatakan kalau Mi-ho adalah gumiho, tapi Mi-ho malah tertawa pada hal itu sebab semua
orang hanya akan berpikir kalau dia gila, khususnya sekarang setelah Mi-ho terdaftar sebagai
warga negara yang sah.
Hye-in menggertak kalau Dae-woong adalah satu2nya yang tidak waras. Bagaimana Mi-ho
menyihir Dae-woong? Mi-ho menjawab dengan simple: “Dengan menyukainya. Sebab aku
sangat sangat sangat menyukainya, dia juga menyukaiku.” Jika Hye-in ingin pria seperti dia,
Hye-in harus mencoba dengan mengatakan kalau dia sangat sangat sangat menyukainya. Lalu,
Mi-ho mengajari Hye-in gerakan tangan ajaibnya.
Setelah itu, Mi-ho mengatakan selamat tinggal untuk pergi ke loteng dan bersiap-siap pergi –
dan saat itulah Dong-joo menemukannya. Dong-joo tahu kalau Mi-ho pasti sudah merubah
pikirannya untuk menghilang di Cina. Mi-ho bertanya apakah dia terlihat menyedihkan
karena mau menderita demi Dae-woong. Dong-joo tidak melihat alasan kenapa Mi-ho mau
melakukan itu untuk satu manusia rendah. Tapi Mi-ho berpikir kalau dia sangat terkesan
melakukan itu dan meminta Dong-joo untuk tidak menghentikannya.
Mi-ho berkata, “Aku gumiho dan aku tidak bisa menjadi manusia, tapi untuk orang yang aku
cintai, aku bisa memberikan segalanya. Aku suka itu!” Sekarang Dong-joo mengatakan
motivasinya karena mencoba menghentikan Mi-ho melakukan itu. Dong-joo berkata, “Aku
dulu percaya kalau melakukan apa yang diinginkan orang lain adalah cinta. Aku melakukan
itu, dan selama lebih dari seribu tahun aku menyesalinya. Aku tidak ingin mengulangi
kesalahan yang sama.” Mi-ho berujar, “Aku bukan Gil-dal mu.”
Hye-in berkata pada Dong-joo kalau tidak ada cara menghentikan pasangan itu, yang sudah
sangat pasti akan pergi bersama. Jadi akhirnya, Dong-joo mengeluarkan kartu terakhirnya.
Dia mengatakan bahwa satu2nya hal yang bisa dia lakukan adalah mengatakan yang
sebenarnya pada Dae-woong. Dong-joo menjelaskan semua konsep gumiho, termasuk bagian
dimana manusia yang mengembalikan manik2 pada gumiho akan mati. Dengan kebenaran itu,
Hye-in diminta untuk menghentikan Dae-woong untuk tidak pergi dengan Mi-ho.
Hye-in memotong Van Dae-woong ketika dia berangkat menuju bandara dan menyuruhnya
untuk kabur. Tapi sekarang, Dae-woong sudah lelah pada campur tangan Hye-in, tapi kali ini
Hye-in punya informasi penting untuk diungkapkan: bahwa jika Dae-woong tinggal dengan
Mi-ho, dia akan mati. Selagi Hye-in dan Dae-woong berdebat, Dong-joo menemui Mi-ho di
bandara, dan sedang menunggu Dae-woong lalu mengatakan kalau dia tidak bisa membiarkan
Mi-ho pergi. Dong-joo menjatuhkan bom dimana dia mengatakan kalau Dae-woong sudah
dibuat sadar akan keadaan bila meminjam manik2 serigala.
Mi-ho kesal – kenapa Dong-joo melakukan itu? Mi-ho sudah memastikan agar Dae-woong
tidak tahu yang sebenarnya. Mi-ho tidak pernah ingin membuat Dae-woong berada pada
posisi membuat pilihan antara mati atau hidup demi Mi-ho.
Dong-joo yakin kalau Dae-woong tidak akan datang ketika dia tahu dia sekarat – dia akan
berlari jauh dari Mi-ho. Meski dia datang sekarang, dia toh akan tetap lari nanti. Sekali lagi,
Dong-joo menyebut keyakinan Mi-ho sebagai fantasi bodoh dan berkata kalau dia disini
untuk menghancurkan ilusi itu. Oleh karena itulah, Mi-ho tidak bisa memberikan kesempatan
pada Dae-woong untuk membuat pilihan itu secara jujur, sebab nantinya ilusi cinta Mi-ho
akan hancur. Mi-ho perlu melindungi dirinya dan ketika dia menyadari Dae-woong tidak
akan datang, dia bisa menerima kenyataan dan melanjutkan hidup.
Sekarang Dae-woong mengerti pilihan yang mereka hadapi – bahwa pada akhir hari ke-100
Mi-ho atau dia yang akan mati. Hye-in berpikir Dong-joo punya alasan sendiri mengapa
mengatakan yang sebenarnya padanya dan Dae-woong menyimpulkan bahwa ini pasti cara
Dong-joo untuk memisahkan dirinya dengan Mi-ho. Dae-woong mengerti kalau dia
diharapkan untuk kabur.
Malah, Dae-woong memutuskan untuk pergi menemui Mi-ho, yang menumbulkan jeritan
Hye-in, yang tidak mengerti kenapa Dae-woong melakukan itu padahal saat bersama Mi-ho
dia akan mati. Dae-woong meledak, “Aku tidak akan mati!” Setelah itu, Dae-woong berlari
ke bandara selagi Mi-ho menunggunya, yang semakin murung ketika semakin lama dia
menunggu.
Selama itu pula, Dong-joo memerhatikan dan membuat sebuah usaha lagi untuk membuat
Mi-ho mau mendengarkannya. Jika Mi-ho menyerahkan semuanya padanya, dia akan
mengurus segalanya dan mereka bisa pergi bersama ke Jepang. Mi-ho bisa memikirkan ulang
keputusannya selama sisa 50 hari ini.
Dengan putus asa, Mi-ho setuju untuk mencoba cara Dong-joo dan berjalan bersama Dong-
joo ketika dia menuntun Mi-ho untuk membelikannya tiket baru. Akan tetapi, ketika Dong-
joo berbalik untuk menanyakan arah, Mi-ho melarikan diri. Dia berlari ke arah pintu keluar,
yang dihalangi oleh kerumunan yang membuat Dong-joo tidak bisa melihat Mi-ho kabur
kemana. Ketika Mi-ho berlari, begitu pula Dae-woong yang mempercepat langkahnya
menuju terminal saat Mi-ho meninggalkannya.
Mi-ho tidak cukup yakin akan pergi kemana tapi dia meyakinkan dirinya kalau tidak apa bila
Dae-woong tidak datang. Sebab perasaannya bukanlah fantasi. Lalu, suara Dae-woong
memanggil Mi-ho dari seberang jalan. Dengan yakin, Dae-woong berjalan di penyeberangan
jalan tapi berhenti pada satu titik untuk bertanya, “Apa kau akan kabur? Meski pun aku
disini?”
Reaksi Mi-ho bercampur senang dan khawtir tapi kemudian dia menyadarkan dirinya dan
berjalan ke arah Dae-woong untuk bertemu dengannya. Dae-woong bertanya apakah benar
salah satu diantara mereka akan mati dan menantang, “Karena semuanya sudah diputuskan,
kau ingin aku hanya duduk dan menerimanya atau menyelamatkan diriku dan kabur?! Aku
tidak bisa melakukan itu! Aku tidak akan melakukannya!”
Dae-woong membalikkan kepalanya ke Dong-joo yang memandangi, dan berkata pada Mi-ho
kalau dia tidak akan menerima pilihan itu (Dae-woong atau Mi-ho yang mati). Dae-woong
berkata, “Setengah dari 100 hari sudah lewat – ambil manik2nya sekarang!” Mi-ho ketakutan
pada perkembangan yang seperti itu tapi Dae-woong mengaku kalau dia tidak tahu apa yang
akan terjadi dan dia menambahkan dengan tatapan tajam ke Dong-joo kalau Dong-joo juga
tidak tahu apa yang akan terjadi.
Dae-woong: Kita akan membuat keputusan dan menjalaninya. Aku akan menyerahkan
setengah hidupku dan kau akan menyerah menjadi manusia dan kita akan melihat apa yang
terjadi. Aku tidak tahu apakah kita akan hidup atau mati.
Mi-ho: Kalau begitu, kita meraih tali satu2nya.
Dae-woong mengangguk.
Dae-woong: Mi-ho. Aku mencintaimu. Aku tidak akan mati sendirian untukmu dan kau
jangan mati juga untukku.
Mi-ho: Dae-woong, aku mencintaimu. Aku tidak akan mati untukmu dan jangan melakukan
itu untukku.
Dae-woong: Sebagai orang yang mencintaimu, inilah keputusanku. Siapa yang tahu dimana
ini akan berakhir. Jika kita hidup, kita berdua hidup. Dan jika kita mati, kita berdua mati.
Setelah itu, Dae-woong mencium Mi-ho ketika air mata jatuh di pipi Dae-woong. Dae-woong
mundur beberapa saat dan kemudian mendekat lagi. Kali ini ada cahaya biru keluar dari
mulut Dae-woong saat Mi-ho mengambil kembali manik2nya.
Dong-joo melihat semua ini dengan marah dan tidak percaya. Sedangkan, di apartemennya,
kejadian ini membuat jam pasir Dong-joo jatuh. Sekarang pasir itu berimbang di kedua sisi
jam. Pertanda apakah ini?
Episode 14
Setelah tangisan yang hebat sekali, ciuman untuk mengembalikan manik2 serigala, Dae-
woong dan Mi-ho memastikan satu sama lain dengan penuh ketenangan sebab berpikir
mereka sudah mengalahkan keanehan ini. Dae-woong tersenyum ketika berkata kalau mereka
baik2 saja… kemudian dia pingsan.
Byung-soo membantu membawa Dae-woong ke rumah sakit dimana dia dan Mi-ho melihat
tanpa harapan saat Dae-woong di bawa ke ruang gawat darurat. Dong-joo muncul untuk
menjelaskan kalau pilihan Mi-ho sangat buruk! Ya ampun, kenapa Dong-joo harus bilang
kayak gitu???
Mi-ho dipanggil ke ruangan Dae-woong dan dia berjalan sangat hati2 dalam setiap
langkahnya. Dia melihat Dae-woong berbaring disana, hampir mati, dan memutuskan bahwa
dia harus memberikan kembali manik2 serigalanya. Dong-joo menghentikan Mi-ho dan
berkata kalau semuanya sudah terlambat dan tidak ada yang Mi-ho bisa lakukan lagi. Dong-
joo memegang tangan Mi-ho dengan erat.
Berikutnya, Dae-woong sadar. Hal pertama yang dia ucapkan adalah, “Lepaskan tangannya!”
Dae-woong meminta Dong-joo untuk melepaskan tangan Mi-ho sebab dia sangat baik2 saja
dan bahwa peramal sudah sering memberitahukan kakek Dae-woong kalau Dae-woong akan
hidup sampai usia 120 tahun! Dae-woong memperkirakan kalau dia masih punya waktu 50
tahun setelah dibagi oleh manik2 serigala.
Dong-joo berjalan dengan lemas sekarang dan bertanya-tanya apakah tujuannya sekarang
sudah diubah oleh keputusan seorang manusia, “Keputusan satu orang… untuk orang yang
lain.” Dia memikirkan kembali pengumuman Dae-woong di bandara dan pilihan yang mereka
ambil demi cinta mereka, yang merupakan kehancuran bagi pandangan Dong-joo tentang
dunia.
Mi-ho khawatir tapi Dae-woong berkeras kalau dia baik2 saja. Dae-woong memeriksa Mi-ho
tapi manik2 serigala sudah membuatnya baik2 saja. Mi-ho bertanya apakah ini akan membuat
empat ekornya yang sudah hilang tumbuh kembali. Dae-woong menarik Mi-ho mendekat dan
berkata kalau dia baik2 saja bila Mi-ho menjadi gumiho, jadi dia baik2 saja dengan oh-miho
(oh = 5).
Mereka khawatir kalau perjalanan ke Cina akan sulit untuk mereka, jadi mereka
menggunakan kunjungan ke rumah sakit untuk mendapat cukup waktu dari Ban Doo-hong.
Mi-ho menepuk perutnya dan mengatakan kalau manik2 serigala akan baik2 saja di dalam
sana.
Dan tepat pada saat itu kakek, bibi Min-sook dan Byung-soo tiba dia tirai yang lainnya.
Kakek ingin tahu apakah „manik2 yang sedang mereka bicarakan. Dae-woong ketakutan pada
awalnya sebab dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan masalah ini. Sampai kakek
menyelesaikan kalimatnya, “Bagaimana mungkin kalian tidak memberitahuku soal cucuku?!”
Haha!!!
Ekpresi wajah Dae-woong berubah dari ketakutan menjadi „apa2an ini?‟ ketika dia
menyadari bahwa kakek mengira mereka sedang membicarakan anak mereka yang belum
lahir. Dae-woong mencoba meyakinkan mereka kalau Mi-ho tidak hamil, tapi tidak ada yang
mempercayainya. Saat kakek mengatakan kalau Mi-ho harus diperiksa dokter untuk
memastikan, Dae-woong melangkah ke depan Mi-ho, dan mengumumkan, “Ini benar… Mi-
ho membawa manik2ku.” Kakek menggeser Dae-woong ke samping untuk memeluk Mi-ho
dengan penuh kegembiraan sedangkan Byung-soo bertepuk tangan dan bibi Min-sook diam
saja.
Dong-joo dan Hye-in berduka pada masalah hubungan Mi-ho dan Dae-woong. Hye-in tidak
percaya bahwa Dae-woong akan mengorbankan hidupnya dengan cara seperti itu – ini bukan
Dae-woong yang dia kenal. Dong-joo berkata kalau Dae-woong pasti berubah karena dia
bertemu dengan wanita yang mau menyerahkan seluruh hidupnya jadi Dae-woong menjadi
orang yang seperti itu juga.
Kakek mengumumkan kalau Mi-ho harus tinggal di rumah mulai sekarang, dengan begitu
„manik2‟ bisa dijaga dengan baik. Dae-woong akan tingga selama beberapa hari lalu
berangkat ke Cina, dan kakek berencana untuk menjaga Mi-ho selagi Dae-woong pergi.
Mereka menuju ke atas ke kamar Dae-woong dan Mi-ho memandang Dae-woong penuh
harap, “Apa kita… tinggal bersama… di satu kamar?”
Dae-woong gembira mendengar implikasi seks itu tapi Mi-ho mulai menggelengkan
kepalanya. Dia sudah mengambil setengah ki Dae-woong dan dia tidak bisa mengambilnya
lagi. Dae-woong menjelaskan kalau Mi-ho sudah mengambil setengah dan dia baik2 saja, jadi
Dae-woong berpikir kalau akan baik2 saja bila Mi-ho mengambilnya lagi. Mi-ho
menggelengkan kepalanya. Terlalu berbahaya. Dae-woong, “Aku bahkan tidak memikirkan
hal itu.” Mi-ho berkata, “Aku memikirkan itu banyak sekali.” Dae-woong mulai memasang
muka masam dan Mi-ho berkata kalau mereka harus menunggu sampai lewat 100 hari untuk
memastikan bahwa semuanya sudah aman.
Mi-ho mengatakan pada Dae-woong kalau dia harus sabar dan Dae-woong malah
mengatakan kalau Mi-ho yang harus sabar sebab Mi-ho lah yang selalu mengagetkannya.
Yep. Mi-ho bahkan tidak bisa melawannya. Untuk membuat pikirannya jauh dari
berpasangan, Mi-ho mengusir Dae-woong dari kamarnya sendiri.
Bibi Min-sook menelpon sutradara Ban karena sudah memberikan waktu istirahat untuk Dae-
woong dan ternyata kemarahan Min-sook bukan dalam menilai Mi-ho melainkan karena
menjadi nenek sebelum dia menjadi istri orang lain. Hye-in menenggelamkan kesedihan bibi
dengan bir lalu membuat keputusan kejam dengan mengirimkan foto Mi-ho yang
memamerkan ekornya pada bibi Min-sook. Dia menyuruh bibi untuk mengawasi Mi-ho!
Mi-ho mulai merasa demam pada tengah malam dan Dong-joo memperhatikan keadaan ini,
dalam pandangan mistisnya dengan arloji pasirnya bahwa jika manik2 serigala dan energi
manusia bisa menyatu dengan aman dalam tubuh Mi-ho… maka Mi-ho mungkin bisa
menjadi setengah manusia seperti dirinya.
Mi-ho terbangun dan mata Mi-ho terlihat berwarna biru. Dia dikuasai oleh manik2 serigala
yang lapar akan energi manusia. Dia menyelinap ke kamar Dae-woong hingga membuat Dae-
woong terbangun. Mi-ho naik ke atas Dae-woong dan semakin mendekat, “Ayo berbagi ki
kita.” Kaget, Dae-woong bergerak dengan cepat dan mengingatkan Mi-ho kalau mereka
harus bersabar. Tapi Dae-woong melihat mata biru Mi-ho dan sadar kalau dia ada dibawah
pengaruh manik2 serigala.
Mi-ho pada akhirnya mengejar Dae-woonh keliling ruangan itu, ingin berpasangan. Dae-
woong mendengar bibinya mencari mereka jadi dia mencoba menenangkan Mi-ho. Mi-ho
mulai marah karena kehilangan empat ekornya, jadi Dae-woong dengan cepat berpikir dan
mengambil mantel bulu bibinya (yang terbuat dari ekor serigala tentu saja) dan hal itu cukup
untuk membuat Mi-hi tenang dan tertidur.
Dae-woong membawa Mi-ho kembali ke kamarnya soalnya sekarang Mi-ho sudah kembali
tertidur dan kembali ke dirinya yang sebenarnya. Ketika Dae-woong meletakkannya, Mi-ho
terbangun dan melihat Dae-woong di atasnya. Mi-ho melompat dan mendorong Dae-woong
ke sisi tempat tidur. Mi-ho berteriak pada Dae-woong dan berpikir kalau Dae-woong bahkan
tidak bisa menunggu satu malam saja. Mi-ho menghukum Dae-woong karena membiarkan
gumiho mengalahkannya dalam permainan menunggu ini.
Dae-woong meluruskan pemikiran Mi-ho dan mengatakan bahwa Mi-ho lah yang datang ke
kamarnya sebab ingin berbagi ki dengannya. Mi-ho tidak ingat tapi Dae-woong mengatakan
kalau hal itu adalah efek samping karena Mi-ho sudah mendapatkan kembali manik2nya lalu
berkata lagi kalau dia akan menjaga Mi-ho. Lalu, Dae-woong duduk di sisi tempat tidur Mi-
ho dan memandangi Mi-ho tidur.
Mi-ho: Woong, bagaimana kalau aku berubah menjadi seperti itu, setiap hari?
Dae-woong: Kalau begitu setiap hari… aku akan menjagamu.
Dae-woong memegangi Mi-ho dan mengatakan kalau semuanya akan baik2 saja. Keesokan
paginya, tidak ada daging di meja makan dan mata Mi-ho berubah biru ketika dia menyanyi
ala zombie meminta daging. Dae-woong melihat ini tepat waktu dan menuntun Mi-ho pergi
sambil menutupi matanya. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho baik2 saja tapi kemudian Mi-
ho memandangi Ddoong-ja dan mulai menyanyi lagi, “Daging, daging…” Bibi Min-sook
datang jadi Dae-woong membekap Mi-ho dan berpura-pura sedang main dengan Mi-ho, yang
tentu saja bibi rasanya ingin muntah melihat hal manis ini.
Dae-woong memutuskan kalau mereka harus mengatakan yang sebenarnya pada kakek dan
pindah ke loteng lalu menemui Dong-joo untuk bertanya tentang kondisi Mi-ho. Dae-woong
tidak suka jika dia harus berada disana tapi dia tahu kalau Dong-joo akan tahu lebih banyak
tentang keadaan Mi-ho. Dae-woong mengatakan pada Dong-joo kalau dia tidak peduli bila
Mi-ho kembali seperti dulu lagi, yang penting dia masih bisa hidup di dunia ini.
Dong-joo malah berkata kalau dia tidak tahu apa-apa lagi. Yang dia tahu adalah Mi-ho punya
setengah ki manusia dan setengah ki gumiho dalam tubuhnya. Sedangkan darah setengah
manusia yang bisa membunuh keduanya mengalir dalam pembuluh darahnya.
Dong-joo mengatakan kalau kedua ki itu bisa bercampur dengan pas, kalau begitu Mi-ho
akan menjadi setengah manusia, seperti dirinya dan darah Dong-joo akan berhenti membunuh
Mi-ho. Kalau tidak begitu maka Mi-ho akan meninggal. Dae-woong meminta cara untuk
dapat memastikan. Dong-joo mengatakan kalau pada hari ke-55, kematian yang kelima akan
datang. Jika Mi-ho tidak kehilangan ekornya, maka darah Dong-joo harus berhenti
membunuhnya. Jika Mi-ho kehilangan ekornya, maka sudah bisa dipastikan kalau pada akhir
hari ke-100 Mi-ho akan mati.
Setelah mengambil foto keluarga, Dae-woong mengatakan yang sebenarnya pada kakek, dan
membuatnya hancur. Demi bisa kembali ke loteng, mereka meninggalkan sejibun orang yang
kecewa dan membuat Mi-ho merasa bersalah telah menjadikan setiap orang dalam kehidupan
Dae-woong marah pada Dae-woong. Dae-woong menjamin kalau ini bukan karena Mi-ho
tapi Mi-ho tidak yakin.
Byung-soo bertanya kenapa Dae-woong mengarang kebohongan seperti itu dan bertanya juga
apakah Dae-woong akan menikahi Mi-ho tahun ini. Byung-soo mengingatkan mimpi Dae-
woong yang ingin hidup seperti Brad Pitt (oh, I love Brad Pitt!) tapi Dae-woong menjawab
kalau dia harus menjalani dua kali kehidupan dalam sebagian waktu hidupnya. Jadi dia tidak
mau menyianyiakan apapun.
Dong-joo datang pada hari ke-55 untuk mengingatkan Dae-woong pada bahaya itu. Dae-
woong membalas balik kalau dia tahu hari apa sekarang tanpa Dong-joo harus repot2 datang
kesini untuk mengingatkannya. Dae-woong pulang ke rumah dan berkeluh kesah pada Mi-ho
dan mengumumkan kalau mereka harus berpadu dengan baik jadi semua ini akan berhenti.
Mi-ho tidak mengerti apa yang Dae-woong katakan. Jadi Mi-ho berpikir kalau Dae-woong
mengatakan bila dia harus berhenti berubah ke wujud gumiho-nya. Dae-woong hanya
menyuruh Mi-ho untuk bertahan sampai hari ke seratus dan tetap sebagai Oh Mi-ho.
Malam itu, Dae-woong memandangi Mi-ho dari balkonnya ketika Mi-ho tertidur. Mi-ho
bangun tiba2 pada tengah malam dan berlari ke kamar mandi. Dae-woong juga berlari ke
pintu kamar mandi untuk melihat apakah Mi-ho baik2 saja, tapi Mi-ho keluar sambil
tersenyum… dia sudah kehilangan satu lagi ekornya. Mi-ho berseri-seri sebab dia berpikir
kalau dirinya sedang dalam perjalanan untuk menjadi manusia. Tapi Dae-woong benar2 sakit
melihat ini.
Dae-woong duduk di luar, mencerna kebenaran itu – Mi-ho sedang sekarat. Mi-ho bertanya-
tanya apakah dia sudah membuat Dae-woong khawatir, tapi Dae-woong tidak bisa
memberitahu Mi-ho apapun jadi dia bergegas menemui Dong-joo. Mereka bertemu di sebuah
atap gedung. Dae-woong meminta cara untuk menghentikan semua ini, untuk menjauhkan
Mi-ho dari penderitaan ini. Dong-joo memberitahu Dae-woong satu2nya cara bagaimana Mi-
ho bisa diselamatkan: Dae-woong harus pergi dari sisi Mi-ho. Dong-joo mengatakan kalau
kedua ki itu mengalami masa2 sulit saat penggabungan sebab Mi-ho masih berpegang pada
harapannya untuk menjadi manusia. Dong-joo berujar satu2nya cara agar Mi-ho melewati ini
adalah melupakan mimpinya menjadi manusia dan hidup yang sudah dia rancang bersama
Dae-woong.
Dae-woong mengumumkan kalau dia tidak peduli Mi-ho itu apa, gumiho atau yang lainnya,
dan Mi-ho juga tahu itu. Dae-woong tidak percaya kalau mereka telah beranjak dari salah
satu yang bertahan ke berpisah untuk bertahan hidup. Dia tidak percaya kalau satu2nya cara
bagi mereka untuk bertahan hidup adalah berpisah.
Dong-joo mengatakan kalau ini adalah perbuatan Dae-woong sendiri, karena Dae-woong
orang yang membuat keputusan itu untuk menemukan cara agar mereka bertahan hidup.
Inilah akibatnya. Dong-joo meminta Dae-woong untuk menimbang keputusannya dengan
hati-hati. Dia menambahkan kalau jika Dae-woong pergi, dia akan mengambil tempat Dae-
woong di sisi Mi-ho dan mengajarinya bagaimana hidup di dunia ini, sebagai orang seperti
dia (Dong-joo).
Dae-woong pulang ke rumah dan menemukan Mi-ho sedang menunggunya dan Mi-ho masih
terus girang pada harapan kehilangan ekornya dan menjadi manusia. Dae-woong mengatakan
pada Mi-ho kalau dia gembira pada keadaan mereka sekarang. “Bisakah kau tinggal seperti
ini, di sisiku?” Tapi Mi-ho memberitahu Dae-woong tidak untuk melupakan harapan Mi-ho
yang ingin menjadi manusia.
Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho akan bertambah tua dan meninggal tapi Mi-ho ingin
melakukan semua hal itu, dengan Dae-woong. Dae-woong menyadari kalau dengan adanya
dia di sisi Mi-ho maka Mi-ho tidak akan menyerah pada hal2 itu dan dia juga tidak bisa
memaksa Mi-ho untuk menyerah.
Dae-woong terjaga memandangi Mi-ho tidur malam itu dan tahu apa yang harus dia lakukan.
Dae-woong menyerah dan mengambil tangan Mi-ho, memegangnya dengan penuh cinta dan
air mata muncul di matanya. Dae-woong mencium tangan Mi-ho dengan manis sambil
menahan air matanya. Keesokan harinya, Dae-woong mengajak Mi-ho naik mobil dan Mi-ho
bertanya dengan cerianya apakah mereka pergi jalan2. Yep,,, ke rumahnya Dong-joo.
Mi-ho bertanya kenapa mereka pergi kesana dan pada saat itulah Dae-woong memulai pidato
(yang sudah dia latih sebelumnya) yang menyatakan kalau sebaiknya mereka berpisah.
Dengan berlinang air mata, Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau dia tidak nyaman
dengan semua ini lagi – perubahan itu, Mi-ho yang selalu mengikutinya kemana-mana dan
harus berbohong pada semua orang dalam hidupnya. Dae-woong menggunakan kepemilikan
gumiho Mi-ho sebagai alasan untuk mengatakan kalau semua itu membuatnya takut dan
bahwa dia tidak bisa melakukannya lagi.
Mi-ho dengan segera berkata kalau dia akan menghentikan semua ini; dia akan melakukan
apa saja. Dae-woong menepi dan meminta Mi-ho untuk keluar. Dae-woong menggertakkan
gigi2nya dan mengucapkan pidato terakhirnya: dia mulai terikat pada Mi-ho tapi sekarang
tidak ada jaminan apakah Mi-ho akan menjadi manusia dan dia tidak bisa terus hidup seperti
ini. Dae-woong meminta Mi-ho untuk pergi dulu dan dia melakukannya; dia meminta Mi-ho
untuk cepat pergi lagi sebab dia tidak tahan melihat Mi-ho lagi!
Mi-ho berdiri disana, di jalanan dan sangat kaget waktu Dae-woong melaju dengan mobilnya.
Ketika di dalam mobilnya, Dae-woong mulai menangis saat dia meninggalkan Mi-ho di
belakang dan bayangan Mi-ho mulai mengecil di kaca spion mobil Dae-woong. Mi-ho
mencoba meyakinkan dirinya kalau Dae-woong sedang mengalami masa2 sulit dan bahwa
semuanya akan membaik bila dia berusaha lebih keras lagi. Dae-woong mulai menuangkan
soju dan Byung-soo mulai menghentikannya. Dae-woong meraih kembali botolnya dan
berkata:
Dae-woong: Aku harus gila. Tidak mungkin dia pergi dalam sekali perintah. Dia akan
kembali dan ketika dia melakukannya, aku harus benar2 sudah gila dan bertingkah seperti
bajingan gila.
Mi-ho mencari Hye-in yang tidak mengatakan hal baru tapi malah mengatakan kalau Mi-ho
adalah monster. Ketika Mi-ho sampai di rumah, Dae-woong sudah ada disana dalam keadaan
pingsan. Byung-soo mengatakan pada Mi-ho kalau Dae-woong mabuk karena sedang
mengalami masa2 sulit dan meminta Mi-ho untuk merawatnya baik2.
Ketika Dae-woong bangun keesokan paginya, Mi-ho menyapanya dengan penasaran. Dae-
woong mencoba untuk bersikap kasar tapi Mi-ho sekarang adalah dirinya yang paling
mengagumkan dengan mengingatkan Dae-woong kalau dia adalah lem super – apakah Dae-
woong benar2 berpikir kalau dia akan bisa menyingkirkan Mi-ho dengan mudah? Tapi Dae-
woong tidak boleh takut sekarang. Dae-woong mengumumkan kalau jika Mih- tidak pergi
sekarang maka dia yang akan pergi. Lalu Dae-woong pun berlalu.
Mi-ho menghentikan Dae-woong, meminta agar bisa pergi dengannya, dan memohon agar
Dae-woong marah saja kalau dia memang marah serta melakukan apapun yang dia suka
selama dia masih bisa berada di sisi Dae-woong. Dae-woong merasa ragu selama beberapa
saat pada kata2 Mi-ho tapi dia memperoleh kembali ketenangannya. Dae-woong mengatakan
kalau dia tidak melihat Mi-ho dengan cara yang sama lagi sebab dia tahu siapa Mi-ho yang
sebenarnya.
Mi-ho bertanya, “Kalau begitu, kau melihatku sebagai apa?” Bibir Dae-woong bergetar dan
air mata mulai muncul dan dia berkata pada Mi-ho, “Monster.”
Dae-woong berlari sejauh yang bisa dicapai oleh kakinya saat Mi-ho melihat dari atap. Mi-ho
mulai menangis ketika dia melihat Dae-woong meninggalkannya dan hujan pun mulai turun.
Dae-woong menghentikan langkahnya ketika hujan mulai turun dan dia berdiri disana dalam
keadaan basah, menangis ketika dia merasakan air mata Mi-ho jatuh dari langit.
Satu bulan kemudian, Dae-woong kembali dari Cina dengan seluruh kru film sebab mereka
sudah menyelesaikan syutingnya. Dae-woong pulang ke rumah kakek dan mengeluarkan
semua barang2nya dan mendesah saat dia mengeluarkan cincinnya yang sekarang dia simpan
dalam sebuah kotak. Hatinya mencelos ketika dia berkata kalau sekarang adalah hari ke-88.
Dae-woong rupanya masih ngitung!
Dae-woong pergi ke kantor Dong-joo tapi mendapati kalau tempat itu sudah di tutup untuk
beberapa saat. Dae-woong berpikir kalau mereka (Dong-joo dan Mi-ho) pasti sudah berkemas
dan pindah ke tempat yang jauh.
Padahal… Mi-ho dihentikan oleh seseorang di jalan dan bisa dilihat kalau dia juga tidak
mengenakan cincinnya. Ketika ditanya namanya, dia berbalik dan berkata, “Park Sun-joo”
sambil tersenyum.
Episode 15
Jadi disinilah kita, satu bulan setelah putus. Mi-ho masih hidup dengan kondisi sehat dan
memakai nama Park Sun-joo. Setelah kepulangannya ke Korea dari lokasi syuting di Cina,
Dae-woong melihat kalau Dong-joo telah menutup kantornya dan mengira kalau Dong-joo
dan Mi-ho telah pindah bersama.
Dae-woong bereaksi waktu nama seorang pelayan kafe dipanggil – Park Sun-joo, siapa lagi?
– tapi ternyata dia wanita lain. Sambil menggeleng kepalanya, dia mengingatkan dirinya
bahwa tidak ada alasan bagi Mi-ho untuk tetap berada di Korea, dan tepat saat itulah Mi-ho
berjalan di belakang Dae-woong.
Namanya dipanggil juga (Park Sun-joo) dan lagi2 Dae-woong mencarinya. Pandangan Dae-
woong dihalangi oleh sebuah taksi dan seseorang, jadi dia menebak dengan kecewa kalau
Park Sun-joo adalah nama biasa. Dae-woong berjalan ketika taksi Mi-ho lewat di sampingnya,
dia tidak sadar pada keberadaan Mi-ho di dalam taksi itu.
Dae-woong kembali ke loteng sekolah laga yang tetap tidak tersentuh sejak dia pergi. Melihat
kenang2an semasa mereka bersama masih disana, Dae-woong mengatakan pada dirinya
sendiri kalau merupakan hal bagus bila Mi-ho meninggalkan segalanya. Di sisi lain, Mi-ho
bertemu dengan Dong-joo untuk mengurus beberapa urusan untuk keperluan pernikahan
mereka yang akan datang. Tapi Mi-ho tidak menunjukkan kegembiraan pada hari besar itu
dan menyerahkan semua keputusan pada Dong-joo.
Dong-joo ingin memilih semuanya berdasarkan selera Mi-ho tapi Mi-ho meminta Dong-joo
untuk memilih segalanya, mulai dari makanan yang mereka pesan hingga pakaian yang akan
Mi-ho kenakan. Dong-joo meminta Mi-ho untuk memastikan mengundang Dae-woong ke
pernikahan itu, jadi Dae-woong bisa melihat kalau Mi-ho baik2 saja. Jika Mi-ho bisa dijamin
bahwa Dae-woong baik2 saja, hal itu akan membantunya melupakan Dae-woong dan
melanjutkan hidupnya sendiri. Dong-joo mengatakan kalimat terakhirnya seolah-olah dia
sedang mencoba meyakinkan dirinya; dan bukan rahasia lagi kalau Mi-ho telah kehilangan
cahayanya sejak meninggalkan Dae-woong.
Dong-joo, setidaknya, sudah mengaku apa arti ekor Mi-ho yang menghilang dan bahwa tetap
kehilangan ekor itu mengindikasikan kalau darah Dong-joo terus membunuh Mi-ho. Selama
ini, Dong-joo tetap berharap bahwa jika Mi-ho mampu melupakan Dae-woong dan menerima
dirinya sebagai makhluk berdarah campur seperti Dong-joo, maka sisi gumiho Mi-ho akan
menguat dan Mi-ho akan menghentikan proses pemusnahan. Akan tetapi, hingga sekarang
hal tsb tidak terjadi dan Dong-joo mengatakan dengan prihatin kalau kematian lainnya akan
terjadi malam ini. Jika ekor yang ini mati juga, Mi-ho hanya akan punya satu.
Mi-ho tidak yakin apakah dia sudah cukup melupakan Dae-woong untuk menghentikan prose
situ tapi dalam beberapa hal, mereka akan tahu malam ini. Tapi mengejutkan juga karena Mi-
ho telah memindahkan manik2 serigalanya. Mi-ho mengendap-endap ke apartemen Dong-joo
dan mengeluarkan sebuah botol kecil dari tempat persembunyiannya. Mi-ho berkata, “Aku
tidak bisa berhenti – aku akan menghilang. Hal bagus bila aku mengeluarkan manik2 yang
berisi hidup Dae-woong, sebab ini tidak akan menghilang.” Rasanya menyakitkan sekali
bahwa Mi-ho lebih baik mati daripada hidup bukan sebagai manusia!
Dae-woong mengajak Ddoong-ja jalan2 dimana mereka berhenti sebentar di sebuah toko
untuk membeli minuman. Dia meninggalkan anjingnya di luar di depan toko, yang menderap
untuk bertemu seseorang di kejauhan. Itu Mi-ho! Ini adalah acara rutin mereka karena Mi-ho
sering bertemu anjing itu setiap kali bibi Min-sook mengajaknya jalan2 tentu saja tanpa
sepengetahuan Min-sook. Mi-ho berbincang dengan Ddoong-ja untuk beberapa saat, lalu
beranjak pergi sebelum pemiliknya datang.
Dae-woong muncul dari toko sesaat setelah Mi-ho pergi, jadi mereka tidak saling bertemu
tapi Ddoong-ja menggonggong dan menolak untuk menuruti perintah Dae-woong. Malahan,
anjing itu berlari. Dan ini, menuntun Dae-woong tepat pada Mi-ho. Mereka tetap bersikap
seolah-olah mereka melakukan semua ini untuk kepentingan bersama.
Mi-ho menjelaskan keberadaannya di Korea dengan mengatakan bahwa dia mempunyai
beberapa hal untuk diurus sebelum pergi. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho sudah berhenti
berharap untuk bisa menjadi manusia dan berencana untuk hidup seperti Dong-joo, dan Mi-
ho berkata iya. Mi-ho memberikan sekotak kebohongan pada Dae-woong tentang bagaimana
dia hidup nyaman di sekitar orang yang tidak tahu dia itu sebenarnya apa, dan bagaimana
Dong-joo memberikan banyak bantuan. Faktanya, Mi-ho suka semua hal yang seperti
sekarang ini.
Mi-ho mengeluarkan undangan dan menyerahkannya, meminta Dae-woong bahwa dia bisa
mendapatkan jaminan kalau dia (Mi-ho) baik2 saja dan tidak harus merasa bersalah. Dae-
woong memandangi kertas itu lalu menyerahkannya kembali sambil berkata dia tidak
memerlukannya. Dan ternyata Mi-ho memberikan voucher kosmetik pada Dae-woong! Mi-ho
meraba-raba dompetnya untuk mencari amplop yang tepat, tapi Dae-woong menyadari kalau
anjingnya telah berkelana dan mulai mencarinya. Untungnya sebuah telpon pada kakek bisa
memberikan kepastian kalau Ddoong-ja sudah menemukan jalan pulang ke rumah.
Akan tetapi, Dae-woong merasa aneh bahwa Mi-ho tidak bisa mencium bau Ddoong-ja atau
mendengarkan pembicaraan telpon dengan kakek. Berpikir kalau ini artinya Mi-ho semakin
sekarat, Dae-woong bertanya apakah kekuatan Mi-ho begitu lemahnya sekarang. Mi-ho
membuat alasan bahwa dia secara sengaja menyembunyikan kemampuannya untuk berbaur
dengan masyarakat. Tapi Dae-woong tahu yang sebenarnya dan kaget pada tanda2 kekuatan
Mi-ho yang menurun. Mi-ho bahkan tidak bisa membebaskan diri dari genggaman Dae-
woong waktu dia memegang balik Mi-ho dan meminta Mi-ho untuk menggoyang dirinya
untuk membuktikan kalau Mi-ho hanya berpura-pura soal kekuatannya.
Mi-ho dengan tajam mengatakan bahwa dia memilih untuk tidak melakukannya, jadi orang2
tidak akan memanggilnya monster seperti yang Dae-woong lakukan, dan pegangan Dae-
woong mengendur pada ingatan itu. Mi-ho menggunakan nada menyakitkan untuk membuat
Dae-woong tidak bertanya lagi dan pergi dari sana. Tapi dengan kecurigaan yang sudah
sangat tinggi, sekarang Dae-woong dipaksa untuk mencari tahu berapa banyak ekor yang
masih dimiliki Mi-ho, dan memutuskan untuk tetap menempel Mi-ho sampai dia bisa
memeriksanya pada malam hari.
Di sisi lain. Sutradara Ban harus bersikap manis pada Min-sook untuk merayu Min-sook agar
tidak dongkol lagi sebab Ban Doo-hong sedang merencanakan pernikahan mereka berdekatan
dengan jadwal syuting. Min-sook merasa terluka pada pertunangan mereka yang tergesa-gesa,
tapi buang2 waktu adalah pertimbangan yang besar sebab Min-sook sedang hamil. Caranya
memenangkan hati Min-sook: Doo-hong mengatakan kalau setelah bertemu dengan Min-
sook, kegiatan favoritnya sudah dihilangkan (yaitu minum kopi) sebab, “Kau mengisi
kekosongan di dalam sini, kau adalah kopi cinta!”
Untuk memastikan Dae-woong menerima undangan pernikahan Mi-ho, Dong-joo
memberikannya pada Hye-in, yang sebaliknya malah menipu Sun-nyeo dan Byung-soo
dengan hal itu. Mereka berdua sangat kaget sebab mereka mengira bahwa pasangan itu akan
memperbaiki semuanya dan kembali bersama.
Mereka bertanya-tanya atas keterlibatan Hye-in dalam masalah ini, tapi Hye-in mendesah di
depan mereka berdua untuk melupakan itu; benar2 tidak bisa dipercaya bahwa mereka lebih
memilih membiarkan semua ini berjalan begini. Secara alami, hal ini memicu rasa penasaran
Byung-soo dan Sun-nyeo dan mereka membayangakn skenario yang mungkin. Seperti…
Dae-woong menghancurkan pernikahan itu untuk menarik Mi-ho dan meninggalkan Dong-
joo sendirian di altar.
Tapi mereka ingat bahwa Hye-in mengatakan bahwa cerita itu begitu sangat tidak dapat
dipercaya, jadi mereka membayangkan ulang adegannya… hanya saja kali ini Dae-woong
malah menarik Dong-joo keluar! Hehehe. Tapi tidak, mereka yakin Dae-woong tidak
berputar menjadi pria seperti itu. Jadi skenario ketiga mengharuskan Dae-woong untuk
menerobos masuk ke pernikahan itu untuk mengentikannya… sebab mereka bertiga adalah
saudara! Bersama, mereka harus bersatu untuk membalas musuh ortu mereka! Aneh!
Dae-woong tetap mengikuti Mi-ho dengan memakai berbagai alasan untuk menghabiskan
waktu selagi dia menunggu munculnya bulan. Bersikeras untuk makan daging bersama, Dae-
woong punya dua alasan: yang pertama adalah untuk melewatkan waktu, tapi juga untuk
mengingatkan Mi-ho hal2 yang dia sukai dan untuk mengetes kebohongannya.
Mi-ho menolak kegiatan ini dengan mengatakan kalau mereka tidak punya hubungan apa2
lagi sekarang. Dae-woong setuju, mengatakan bahwa dia bahkan tidak tahu apa nama
belakang Mi-ho sekarang, yang mengacu ke perubahan ekor Mi-ho. Dia dulu menamai Mi-ho
Gu Mi-ho, yang berasal dari gumiho dang u artinya sembilan, sesuai dengan jumlah asli ekor
Mi-ho. Karena satu per satu hilang, Mi-ho akan mengubah cirinya khas-nya itu – palmiho
(delapan), ohmiho (lima), dan seterusnya. Jadi sekarang, Dae-woong ingin tahu apa nama
belakang Mi-ho – sa (empat)? Atau sam (tiga)?
Dae-woong menolak pergi sampai Mi-ho membelikannya daging. Karena dulu dia
memberikan Mi-ho banyak sekali daging, Mi-ho bisa melakukan itu sekarang. Dae-woong
memanggang setiap potong daging itu. Tahu kalau Dae-woong menguji daya tahan Mi-ho
saat Mi-ho berpura-pura tidak tertarik pada daging2 itu. Mi-ho mengembalikannya semua
pada Dae-woong, menyebutnya sok dengan duduk disini berjam-jam, sehinggal memaksa
Dae-woong untuk berbuat sesuai dengan hal itu. Dengan tidak nyaman, Dae-woong
menggigit dagingnya sepotong demi sepotong sebab dia tahu kalau waktunya masih panjang.
Setelahnya, Dae-woong minta jus buah dan mesin makanan memakan koin Mi-ho. Tidak
ingin menunggu tukang reparasi, Mi-ho menendang mesin itu. Mesin itu memuntahkan koin
Mi-ho tapi Dae-woong prihatin pada betapa lemah tendangan Mi-ho jadinya – dia dulunya
kuat, kaleng bisa muncul hanya sekali tending saja.
Dae-woong berpura-pura sakit kepala untuk mendekati Mi-ho dan mendapatkan simpatinya,
menjelaskan bahwa dia merasa lebih baik sekarang karena dia dekat dengan manik2 Mi-ho.
Tahu bahwa itu bohong, Mi-ho menyebut Dae-woong pembohong dan berkata kalau dia akan
mengatakan pada semua orang jika Dae-woong adalah penguntit kalau dia masih terus
mengikutinya. Dae-woong hanya ingin memeriksa ekor Mi-ho tapi Mi-ho menjawab kalau
hal itu membuat Dae-woong menjadi orang yang tidak wajar, plus Dae-woong merupakan
seorang pemalas!
Itu memang menyakitkan, tapi itu tidak cukup untuk membuat Dae-woong goyah. Dia
mengikuti Mi-ho ke dalam bus. Tapi Mi-ho berpikir cepat dengan segera keluar dari dalam
bus dan menjebak Dae-woong di dalamnya. Waktu Dae-woong kembali ke perhentian bus,
Mi-ho menyembunyikan dirinya. Dae-woong memandang berkeliling ketakutan mencari Mi-
ho dan Mi-ho berkata, “Kau tidak boleh tahu sedang dalam keadaan bagaimana aku. Kau
harus berpikir aku hidup dengan bahagia.”
Dong-joo memberitahu Mi-ho bahwa Dae-woong akan mendapatkan undangannya besok.
Dia juga mengatakan kalau Dae-woong akan mendapatkan pesannya ketika melihat Mi-ho
menikah dan pergi. Mi-ho meminta maaf karena sudah mengacaukan rencana Dong-joo
untuk hidup rendah hati tapi Dong-joo malah mengatakan kalau keberadaan Mi-ho membuat
segalanya menjadi baik2 saja.
Dengan satu kematian terjadi setiap sebelas hari, hari ini menandai hari ke-88 dan kematian
ke-8. Mi-ho mulai merasakan serangan sakit dan berusaha menyembunyikannya dari Dong-
joo. Dia pergi ketika sakit itu semakin menjadi-jadi. Mi-ho menuju ke basement untuk
mengambil manik2nya dan memegangnya dekat dengan dadanya. Dia melakukannya dengan
pelan2 dan hati2 sebab dia tahu hal itu akan membuat Dong-joo kesal karena sudah
memindahkan manik2nya.
Dae-woong juga sadar pada jadwal hari ini dan khawatir di rumah, dan berharap agar Mi-ho
baik2 saja. Akhirnya, ekor ke delapan Mi-ho menghilang dan rasa sakit Mi-ho mulai
menghilang. Mi-ho meletakkan kembali manik2 ke tempat persembunyiannya dan pada saat
itulah Dong-joo muncul di pintu. Dia ternyata menjadi curiga dan datang untuk memeriksa
Mi-ho.
Mi-ho membuat alasan tapi Dong-joo tahu dan bertanya apakah Mi-ho kehilangan ekornya.
Mi-ho mengakuinya. Melihat reaksi Dong-joo, Mi-ho meminta Dong-joo untuk
membiarkannya pergi sekarang jadi mereka bisa melanjutkan jalan mereka dengan terpisah,
tapi Dong-joo menolak menyerah menolong Mi-ho. Selama Mi-ho masih punya ekor, Mi-ho
masih punya kehidupan dalam dirinya dan itu artinya dia masih punya kesempatan.
Tidak mampu menghilangkan kekhawatirannya pada kemungkinan kematian ke delapan Mi-
ho, Dae-woong bergegas keluar rumah. Dia dihentikan oleh kakek, yang ingin agar Dae-
woong menemani Min-sook dan menjaga bibi ketika bibi mengurusi persiapan
perkawinannya. Dengan enggan, Dae-woong menurut. Dae-woong begitu tidak sabar pada
urusan itu hingga Min-sook terganggu dengan ketidaksabaran Dae-woong.
Dae-woong dan Min-sook duduk dengan WO-nya. Ketika sedang melihat calendar, Dae-
woong memperhatikan nama Park Dong-joo dan Park Sun-joo tapi dia menganggapnya
sebagai kebetulan yang lain. Tapi Dae-woong menghampiri mereka ketika Dong-joo dan Mi-
ho keluar dari lorong. Dia terluka dan kaget menyadari bahwa mereka menikah. Dengan
tajam, Dae-woong berkata kalau jelas sekali Mi-ho baik2 saja.
Sekarang Mi-ho memberikan undangannya pada Dae-woong dan mengucapkan selamat
tinggal. Dia juga berkata kalau dia akan bertemu dengan Dae-woong pada upacara
pernikahannya. Dengan penuh air mata, Dae-woong bertanya apakah Mi-ho pikir dia akan
datang ke pernikahan itu, jadi Mi-ho menawarkan ucapan selamat tinggalnya disini. Karena
sakit, Dae-woong berkata, “Jangan saling bertemu lagi.” Dia mengerjapkan air matanya
ketika Dong-joo dan Mi-ho berjalan pergi dan mengatakan pada dirinya kalau ini demi
kebaikan semua.
Min-sook membaca keadaan ini dan menebak kalau Dae-woong yang dicampakkan, bukan
Mi-ho. Bibi membagi cerita ini dengan kakek yang memperhatikan bahwa Min-sook seusia
dengan Dae-woong waktu pertama kali dicampakkan. Min-sook mengenang dengan penuh
kasih sayang bagaimana Dae-woong selalu berada di sekitarnya untuk menenangkannya.
Sebuah cerita singkat memberitahu kita bagaimana pertama kali Bibi Min-sook dicampakkan
yaitu pada tahun 1991, dijelaskan oleh salah satu lagu hit jaman itu dari Shin Seung Hoon.
Kemudian ada lagi tahun 1999 yang ditemani oleh lagu dari G.O.D. dan terakhir dengan lagu
dari Yoon Da Hyun tahun 2005!
Min-sook memutuskan untuk mengembalikan kebaikan itu dengan menenangkan Dae-woong,
jadi dia dan kakek memanjakan Dae-woong dengan makan siang dan memberikan perhatian
lebih pada Dae-woong. Sayangnya, sebutan daging membuat Dae-woong lemas lagi, bibi
lupa kalau daging adalah sesuatu yang sangat berhubungan erat dengan Mi-ho. Byung-soo
memaksa Dae-woong untuk melupakan Mi-ho, dan bahkan menawarkan diri untuk
membantu membersihkan loteng. Sutradara Ban sudah memutuskan untuk membersihkan
tempat itu dan mereka perlu membuang benda2 yang tertinggal.
Mi-ho melihat album foto yang diisi dengan foto2 Dae-woong yang diambil secara rahasia
waktu dia syuting di Cina. Tanpa sepengetahuan Dae-woong, Mi-ho mengikuti Dae-woong
ke Cina dan melihat dari pinggir dan sekarang dia menggumamkan alasan kenapa dia tahu
kata penguntit, tidak wajar, dan pemalas. Itu karena dia mendapatkan kata2 itu waktu dia
mengikuti Dae-woong ke Cina.
Contohnya, Mi-ho melihat seorang pengintai ditegur oleh seorang kru dan memanggilnya
penguntit atau orang aneh, sedangkan dia menyebut diri pemalas ketika dia nebeng makan
dengan staff. Dong-joo menghampiri Mi-ho yang sedang melihat album dan mengingatkan
Mi-ho kalau pernikahan itu adalah ide Mi-ho!
Mi-ho sadar kalau dia harus mengambil beberapa hal terakhir dan Dong-joo mencoba
menghentikannya. Dia memohon pada Mi-ho untuk melupakannya – itulah alasan kenapa
mereka berbuat sejauh ini dan ketika Mi-ho masih punya nyawa, Mi-ho masih punya
kesempatan untuk mendapatkannya. Tapi Mi-ho harus meninggalkan semuanya disini. Mi-ho
tidak mau dihalangi jadi dia melepaskan tangan Dong-joo.
Sun-nyeo melihat foto2 yang diambil di Cina, dan sebuah sosok di latar belakang terlihat
sama persis seperti Mi-ho. Byung-soo ingin berpura-pura kalau itu bukan Mi-ho, untuk
ketenangan pikiran Dae-woong, tapi kemudian Dae-woong muncul di sampingnya untuk ikut
melihat, penasaran pada apa yang mereka lihat. Dengan cepat, dia mengenali Mi-ho tapi
Byung-soo protes dengan keras dengan berkata kalau itu tidak mungkin Mi-ho. Dae-woong
ikut2an, mengatakan kalau itu bukan Mi-ho, meski dengan sangat jelas dia tidak percaya itu.
Benda yang ingin Mi-ho ambil adalah album foto tua – yang berisi banyak foto gembira –
dan dia menemukannya kembali di loteng sekolah laga. Ketika melihat boneka kaki ayam,
dia memutuskan dia akan menambahkan itu juga – tapi kemudian dia melihat poster kamera
digital dan tidak juga ingin meninggalkan itu. Khawatir bahwa pada titik ini dia tidak akan
mampu meninggalkan apa2, dia meletakkan yang lainnya dan hanya membawa album foto
itu saja.
Melihat calendar yang belum lengkap di tembok, Mi-ho menandai sisa hari yang sudah lewat,
berhenti pada hari ke-9. Mendengar seseorang mendekat, Mi-ho bersembunyi di kamar mandi
ketika Dae-woong tiba. Dia disini untuk membereskan semuanya. Dia bingung pada album
yang hilang itu dan melihat calendar yang baru saja ditandai. Hanya ada satu orang yang bisa
melakukan ini dan ini memberi harapan pada Dae-woong kalau Mi-ho datang hari ini.
Mi-ho mendengar pintu depan ditutup, dan dengan hati2 keluar sebab berpikir kalau sudah
aman. Hanya saja, dia malah bertemu dengan Dae-woong di pintu depan sedang
menunggunya. Mi-ho menyembunyikan album di belakang tapi Dae-woong melihatnya dan
menariknya dari Mi-ho. Mi-ho mencoba mempertahankan sikapnya untuk bersikap tidak
peduli pada Dae-woong, tapi Dae-woong malah bertanya apakah Mi-ho mengikutinya ke
Cina. Dae-woong tidak percaya penyangkalan lemah Dae-woong.
Lagi, Dae-woong meminta melihat ekor Mi-ho, sebab ingin tahu keadaan Mi-ho sekarang.
Mi-ho merasa sudah muak dan berlari menuruni tangga menuju gym. Dae-woong menyusul
Mi-ho kesana dan ingin tahu alasan sebenarnya kenapa Mi-ho menghindarinya, tidak percaya
pada alasan yang diberikan Mi-ho. Dae-woong menebak kalau kematian Mi-ho tidak berhenti
– Mi-ho terus kehilangan ekornya, benar kan?
Dae-woong berkata kalau dia benar2 harus tahu bagaimana keadaan Mi-ho. Dengan alunan
melankolis, Mi-ho melangkah ke bawah cahaya bulan dan meminta Dae-woong untuk
melihat dekat2, “Lihat bagaimana aku, bagaimana hatiku.” Dan ketika Mi-ho menunjukkan
keadaannya yang sebenarnya, Dae-woong melihat kalau yang Mi-ho punya hanya satu ekor
yang mengayun lemas dan sedih di bawah cahaya bulan.
Sambil menahan air matanya, Mi-ho berkata, “Aku tidak bisa berhenti.” Meski Dae-woong
mencurigai yang sebenarnya, dihadapkan pada hal ini adalah sebuah pukulan besar. Dae-
woong bertanya dengan cemas, “Kalau begitu kau masih sekarat?” Mi-ho mengangguk, “Aku
akan menghilang.”
Episode 16
setelah memperlihatkan satu2nya ekornya di bawah cahaya bulan, Dae-woong bertanya pada
Mi-ho, “Kalau begitu… kau masih sekarat?” Mi-ho menjawab kalau dia tidak bisa
menghentikan keinginannya untuk menjadi manusia.
Dong-joo sedang sibuk memperhatikan lubang dalam gelas kaca ki yang sudah dia balik lagi.
Dia melihat ketika hidup Mi-ho keluar, meninggalkan sedikit sekali sisa. Dong-joo meminta
Mi-ho untuk menunggu sedikit lagi.
Dae-woong tidak percaya kalau Mi-ho masih sekarat. Setelah semua yang dia lakukan untuk
melepaskannya pergi, dia masih sekarat. Mi-ho berkata kalau ini bukan hanya karena cinta –
dia tidak mampu menghilangkan keinginan menjadi manusia, dan takut kalau di sisi Dae-
woong, dia pasti sudah melakukan segalanya untuk tetap hidup dan bahkan menyerahkan
seluruh hidupnya jika Mi-ho menderita. Setelah itu, Dae-woong bangkit dan meletakkan
tangan Mi-ho di dadanya, “Kalau begitu ambil saja, ambil semuanya.”
Mi-ho menunduk, kaget, dan menjauh dari Dae-woong. Itu memperlakukan Mi-ho sama
seperti apa yang tidak dia inginkan – sebagai monster! Dae-woong tidak peduli, dia akan
melakukan apa saja untuk menyelamatkan Mi-ho. Dae-woong berkata kalau Mi-ho adalah
gumiho yang menakutkan dan dia adalah manusia yang berada di bawah sihir, jadi Mi-ho
harus memainkan perannya dan mengambil nyawanya. Dae-woong menarik pergelangan
tangan Mi-ho dan berteriak agar Mi-ho mengambil nyawanya.
Mi-ho bahkan tidak berani memandang mata Dae-woong ketika dia melangkah pergi. Mi-ho
berkata kalau Dae-woong adalah manusia yang sangat tidak dewasa dan dia akan kembali
lagi nanti dan benar2 mengambil nyawa Dae-woong. Mi-ho meninggalkan Dae-woong
dengan ancaman mati setengah hati.
Mi-ho kembali ke Dong-joo dan mengaku untuk memindahkan manik2nya saja. Dong-joo
terperanjat pada kenyataan itu bahwa sejak saat Mi-ho datang padanya, Mi-ho sudah
menyerah. Mi-ho tidak bisa menjadi manusia ataupun setengah manusia seperti dirinya. Jadi
inilah jangkauan yang bisa dia lakukan untuk melindungi Dae-woong. Mi-ho meminta Dong-
joo untuk mengembalikan manik2 itu pada Dae-woong dan berbohong padanya, jadi Dae-
woong akan mengambilnya kembali.
Dong-joo bertemu dengan Dae-woong di atap sebuah gedung dan berbohong padanya – jika
Dae-woong mengambil kembali manik2 itu dan mengisinya dengan sisa ki-nya, Dong-joo
akan membunuh Dae-woong pada akhir hari ke-100 dan mengembalikan manik2 itu pada Mi-
ho lagi untuk menyelamatkannya. Dong-joo mulai berkata kalau dia mengerti bila Dae-
woong ragu.
Dan Dae-woong lalu menelan manik2 Mi-ho dalam sekali tegukan. Tanpa rasa takut, dia
meminta Dong-joo untuk datang membunuhnya dan memastikan agar Dong-joo
mengembalikan manik2 itu pada Mi-ho dengan selamat. Ketika Dae-woong pergi, Mi-ho
muncul dan telah menyaksikan kejadian tadi secara utuh. Dong-joo bingung oleh keteguhan
pendirian Dae-woong yang mau menyerahkan hidupnya untuk Mi-ho.
Mi-ho menghampiri Dong-joo sambil tersenyum tapi kemudian dia tetap saja bersikap bodoh
dengan mengatakan kalau mereka harus pergi jauh dan tidak boleh muncul lagi dihadapan
Dae-woong. Sedangkan, Dae-woong menyiapkan dirinya untuk menyerahkan hidupnya pada
Mi-ho sedangkan Mi-ho bersiap-siap pergi. Dae-woong menangis ketika dia ingat dia tidak
mampu ada disana untuk Mi-ho tapi dia puas karena mampu melindungi Mi-ho dengan
nyawanya. Dong-joo memandangi Dae-woong dari jauh dan takjub pada pengorbanan yang
dilakukannya.
Dong-joo muncul di bandara untuk bertemu dengan Mi-ho dan dia bertanya untuk yang
terakhir kalinya apakah ini yang Mi-ho benar inginkan. Dong-joo mengatakan kalau dia
berpikir cinta adalah melakukan apa yang orang lain inginkan, tapi kemudian menyesalinya
selama seribu tahun. Dia bersumpah untuk tidak membuat kesalahan itu lagi, tapi kali ini, dia
mengingat kembali langkah2nya. Jadi dia melakukan satu2nya hal yang bisa dia lakukan
untuk melindungi Mi-ho, sebab seandainya dia memberikan nyawanya sendiri, itu tetap tidak
akan menyelamatkan Mi-ho.
Dong-joo mengatakan yang sebenarnya pada Dae-woong dan mata Mi-ho berlinang air mata
ketika Dong-joo mengakui kalau cinta mereka adalah cinta sejati. Mi-ho lalu berkata,
“Kenapa kau melakukan itu? Kau kejam. Aku benci padamu. Tapi… terima kasih.” Dong-joo
mengatakan kalau dia bukan orang yang akan bersama di sisi Mi-ho sampai akhir. Tapi,
orang itu ada disana. Dae-woong berlari ke bandara dan Dong-joo meminta Mi-ho untuk
menemuinya dan menyerahkan mereka pada takdir. Mi-ho menghampiri Dae-woong.
Dae-woong: Kau benar-benar… gumiho yang mengerikan sekali. Kau menyihir manusia
dengan sihirnya dan mengambi ki-nya dan sekarang kau mencabik-cabik hatinya, kau gumiho
yang menakutkan!
Mi-ho: Aku minta maaf. Tapi meskipun bersamaku mengerikan dan menakutkan, bisakah
aku berada di sisimu?
Dae-woong memeluk Mi-ho dan Mi-ho membiarkan dirinya menangis di tangan Dae-woong.
Di kuil, Biksu menjelaskan lukisan itu pada sekelompok wanita. Biksu itu menceritakan janji
yang dibuat Nenek Moyang Kuil Samshin pada gumiho: jika gumiho menemukan suami yang
mau memberikan hidupnya untuk sang gumiho, Nenek Samshin akan membiarkannya hidup
di dunia ini. Salah satu wanita itu berbalik dan bergumam pada dirinya kalau janji adalah
janji.
Nenek Moyang dari Kuil Samshin muncul dihadapan Dong-joo. Dia bertanya pada Dong-joo
apa yang menurut Dong-joo benar: „Aku minta maaf‟ (kata2 terakhir Gil-dal) atau „Terima
kasih‟ (Kata2 terakhir Mi-ho). Dong-joo tersenyum ketika dia menyadari siapa wanita itu dan
berkata kalau „terima kasih‟ adalah jawaban paling benar. Nenek tersenyum pada Dong-joo
ketika dia berkata kalau Dong-joo baik2 saja jika begitu.
Dae-woong dan Mi-ho berjalan berpegangan tangan, tapi kebahagiaan mereka lenyap ketika
mereka berjalan melewati pasangan yang sudah tua sebab mereka tahu mereka tidak akan
sampai sejauh itu. Mereka saling berkata, “Sekarang, bersama denganmu – adalah
kebahagiaan terbesar!” Mereka kembali ke loteng dan makan bersama. Dae-woong mencoba
memaksa Mi-ho untuk makan kimchi, yang tidak disukainya, tapi Dae-woong mengatakan
kalau Mi-ho harus makan kimchi kalau dia orang Korea. Mi-ho meminta sebuah ciuman di
pipi jika dia memakan kimchi itu tapi Dae-woong malah menawarkan sebuah ciuman di bibir!
Jadi, Mi-ho berencana untuk memakan semua kimchi di meja!!!
Mi-ho menunjukkan tea set yang dia beli sebagai hadiah pernikahan Bibi Min-sook. Dae-
woong memuji Mi-ho karena tahu selera bibinya. Mi-ho bertanya-tanya apakah hadiah ini
tidak tepat untuk sutradara Ban tapi Dae-woong mengatakan kalau lebih baik pria
mencocokkan seleranya dengan selera istrinya. Mereka bertanya-tanya apakah mereka harus
membeli satu set yang sama untuk mereka berdua tapi kemudian mereka menyadari fakta
menyakitkan kalau mereka tidak akan pernah menikah dan pergi ke Cina. Mi-ho membuat
alasan kalau tea set itu sangat mudah pecah dan mereka memutuskan untuk membeli yang
tidak mudah pecah. Dae-woong setuju, “Ayo cari yang tidak mudah pecah!”
Ini adalah hari pernikahan bibi Min-sook dan ketika pengantin wanita khawatir pada
kebiasaan kentutnya, sutradara Ban muncul dengan tampilan biasanya – jas plus kaca mata!
Tapi untungnya Dae-woong ikut campur dan membantunya menghilangkan gugupnya
dengan memanggilnya paman.
Pernikahan mulai dan ini adalah saat terbaik bagi pengantin wanita dan pria. Tapi di samping
itu, ini juga hal terbaik buat pendamping pengantin. Soalnya Mi-ho dan Dae-woong saling
lirik. Nenek Moyang dari Kuil Samshin muncul diantara kerumunan dan melihat Dae-woong
serta Mi-ho dengan tatapn mengutuk dan khawatir. Ketika kakek melepaskan Min-sook, Bibi
tiba2 saja terpeleset dan Doo-hong menangkapnya lalu bertanya apakah bayinya baik2 saja.
Kakek gembira dan semua orang bersorak.
Setelah pernikahan, Mi-ho berkeliling dan berhenti ketika melihat pasangan pengantin yang
mengenakan pakaian tradisional Hanbok. Dia mengingat penantiannya yang sepi lima ratus
tahun yang lalu. Dae-woong bertanya apakah dia menyesal tidak menemukan pasangannya,
tapi Mi-ho tentu tidak menyesali apa2 sebab dia terjebak dalam lukisan itu lalu bertemu
dengan Dae-woong.
Tahu seberapa besar Mi-ho selalu ingin jadi penganti, Dae-woong menarik tangan Mi-ho dan
mengajaknya mencari merah pipi (yang dibentuk bulat) lalu mereka berfoto bersama untuk
merayakannya. Berikutnya, Mi-ho meletakkan foto itu di album ketika dia mengumumkan
pada dunia, “Dalam lima ratus tahun, aku akhirnya menemukan pengantin pria-ku. Karena
dia sangat sangat sangat sangat sangat mencintaiku, dia mau memberiku segalanya. Aku telah
menemukannya.”
Hari ke seratus yang penting itu akhrinya tiba. Dae-woong mengatakan pada dirinya kalau dia
tidak akan menghitung waktu atau menangis dan bahwa dia akan menghabiskan hari terakhir
dengan Mi-ho dengan bahagia. Dae-woong menelan kesedihannya dan memasang wajah
tegar. Dae-woong keluar dan bertanya pada Mi-ho apakah dia ingin pergi ke suatu tempat.
Mi-ho bertanya apakah Dae-woong tidak lelah sebab dia sudah tidak tidur selama beberapa
hari. Mi-ho mengeluarkan lotion yang Dae-woong belikan untuknya dan mengoleskan di
wajah Dae-woong.
Mereka bertanya-tanya apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka berpikir untuk
melakukan kembali kencan pertama mereka yaitu menonton film… kecuali yang Dae-woong
miliki hanyalah hari untuk masa depan. Mereka memutuskan untuk menemui ajumma toko
ayam tapi dia sedang pergi ke desa, jadi dia tidak akan kembali sampai besok.
Dae-woong bertanya-tanya kenapa semua orang (bahkan bibi Min-sook dan kakek) pergi
sampai besok? Mi-ho akhirnya mengatakan kalimat itu keras2: “Besok… aku tidak akan ada
disini!” Mereka memutuskan untuk pergi ke pancuran yang Mi-ho sukai, hanya saja, ketika
mereka tiba disana, pancuran itu sedang diperbaiki sampai… besok. Mi-ho berkata kalau hal
itu tidak apa tapi hal ini cukup membuat Dae-woong putus asa. Dia mulai gemetaran waktu
berkata kalau harus hari ini lalu dia berjalan pergi dengan marah.
Dengan punggung dibalik jadi Mi-ho tidak akan bisa melihat, Dae-woong menangis. Mi-ho
memandangi Dae-woong, tahu bahwa dia hanya memasang wajah tegar demi dirinya. Dae-
woong menghapus air matanya lalu berbalik, tersenyum dan mengulurkan tangannya pada
Mi-ho. Mereka pulang ke rumah dan menyalakan kembang api dan Mi-ho bersinar karena
gembira. Mereka menghabiskan sisa malam mereka di gym, sebab disanalah tempat dimana
Dae-woong melihat diri Mi-ho yang sebenarnya untuk pertama kalinya.
Mi-ho: Apa kau benar-benar takut waktu itu?
Dae-woong: Ya. Tapi dibandingkan dulu, aku seratus kali lebih takut sekarang.
Dae-woong memegang tangan Mi-ho. Selanjutnya, Mi-ho menutup mata Dae-woong ketika
Dae-woong mulai menangis. Air mata mulai meluncur, Mi-ho meminta Dae-woong untuk
memikirkannya sebagai mimpi sejak pertama kali dia muncul. Dengan cara begitu, ketika
Dae-woong membuka matanya, rasanya tidak akan sakit. Mereka menangis, dimana Mi-ho
masih menutup mata Dae-woong untuk mencegahnya melihat dirinya menghilang.
Dae-woong: Jangan pergi.
Mi-ho: Lupakan semua yang menakutkan. Dan ingatlah aku sebagai mimpi yang benar-benar
indah.
Setelah itu, Mi-ho mencium Dae-woong dan ekor Mi-ho mencuat di bawah cahaya bulan.
Ekornya menghilang ketika butir pasir terakhir menetes di gelas waktu dan hanya seperti itu
saja, Mi-ho menghilang. Dae-woong membuka matanya dan melihat kalau Mi-ho sudah pergi.
Dan air mata sedihnya berubah menjadi amarah ketika dia berkata pada dirinya, “Sebuah
mimpi? Ketika aku membuka mataku, rasanya tidak akan sakit?! Rasanya sakit sekali…
bagaimana bisa kau hanya mimpi?!”
Dae-woong jatuh ke tanah dan terisak. Kembali ke Kuil, Nenek Moyang Samshin sudah
kembali ke dalam lukisan. Dae-woong bangun keesokan harinya di gym dan menyesali
dirinya karena sudah tidur dengan posisi seperti itu. Dia sadar kalau Mi-ho sudah pergi dan
meninggalkannya sendiri disana dan Dae-woong menolak untuk membiarkannya pergi
dengan cara seperti itu. Dia berlari ketika berkata:
Dae-woong: Mi-ho, kau pasti menangis, tapi tidak hujan lagi bila kau menangis. Tidak peduli
betapa sedihnya kau, aku tidak tahu cara mengetahuinya… sebab kau tidak disini lagi. Mi-ho
sudah pergi. Mi-ho sudah pergi. Mi-ho sudah pergi.
Dae-woong meneriakkan nama Mi-ho untuk yang terakhir kalinya. Dan kemudian dia berdiri
di jalan truk yang sedang melaju. Dia berbaring di jalan masih sadar ketika dia mulai
menangis. Hari mulai hujan dan Dae-woong memegang dadanya, gembira karena Mi-ho
masih disana, di suatu tempat di jagat raya ini.
Dong-joo dan Nenek Samshin duduk di taman dan Dong-joo bertanya apa yang akan Nenek
lakukan pada Mi-ho. Nenek berkata kalau dia tidak bisa mengembalikan gumiho yang sudah
kehilangan sembilan ekornya dan memberikan ki-nya pada manusia tapi kemudian berkata
lagi kalau mereka menunggu, mungkin surga akan ikut campur.
Beberapa bulan kemudian, film Dae-woong keluar dan menjadi best seller dan membuat dia
serta Hye-in menjadi bintang. Bibi Min-sook sudah punya bayi dan Sun-nyeo serta Byung-
soo berkencan. Dae-woong menjadi cover sebuah majalah dan Hye-in syuting iklan dengan…
Hong-ki! Yep ada Hong-ki!!!! Dia disini sebagai Jeremy, mewakili A.N.Jell!!!
Sun-nyeo tahu kalau Hye-in naksir Jeremy dan jadi dia meminta Hye-in untuk melupakan
ego-nya dan melakukan sesuatu. Kalau tidak, Hye-in akan berakhir seperti apa yang dia
lakukan pada Dae-woong. Hal itu cukup untuk membuat Hye-in ketakutan jadi dia menelan
harga dirinya dan melakukan taktik Mi-ho: “Aku sangat sangat sangat menyukaimu!”
Lengkap dengan gerakan tangannya! Haha
Byung-soo juga muncul dengan film-nya sendiri. Dia menunjukkan pada Dae-woong naskah
yang dia tulis sendiri – idenya sendiri – yaitu kisah cinta antara manusia dan hantu. Dae-
woong mengatakan kalau seharusnya itu gumiho tapi Byung-soo membalas kalau gumiho
terlalu sulit karena perlu special efek untuk ekor-nya yang sembilan itu. Jadi dia
menggunakan hantu saja!
Dong-joo muncul di lokasi syuting dan Dae-woong senang melihatnya. Dia masih saja gaya-
gayaan sebab dia adalah Dae-woong. Tapi mereka sangat bersahabat ketika bertemu. Dong-
joo adalah professor sekarang sebab telah memutuskan untuk hidup diantara manusia. Dia
bertanya apa Dae-woong masih menunggu. Dae-woong memegang dadanya dan mengatakan
kalau tentu saja dia masih menunggu sebab Mi-ho belum pergi kemana-mana.
Dong-joo mengatakan kalau hari ini akan ada gerhana. Dong-joo berkata, “Matahari dan
Bulan – mereka tidak bisa bersama-sama dalam satu tempat. Tapi mereka melanggar aturan
itu dan muncul bersama-sama dalam gerhana…” Dong-joo mengatakan kalau gerhana itu
akan muncul hari ini, pada hari dimana surga menjadi liar. Benar saja, gerhana mulai muncul
dan hp Dae-woong mulai berdering. Hanya saja, dia sadar kalau itu bukan hp nya tapi hp Mi-
ho. Dia menjawabnya dan Mi-ho ternyata memakai gerhana untuk bicara dengannya.
Dae-woong berlari mencari Mi-ho dan bertanya dia dimana tapi Mi-ho hanya menjawab
kalau dia sedang memerhatikan Dae-woong dan bahwa dia sangat dekat dengan Dae-woong.
Gerhana lewat dan koneksi mereka menghilang. Dae-woong menangis dan bertanya dengan
marah apakah hanya begitu saja. Dia berpikir kalau seharusnya surga berubah liar – tidakkah
itu berarti Mi-ho akan kembali padanya?
Dae-woong menangis karena tidak percaya dan tiba2 saja dari kejauhan, dia mendengarkan
suara Mi-ho: “Woong…” Dae-woong melihat dan Mi-ho ternyatasedang berdiri disana,
memanggil namanya. Dae-woong mendekat, sebab dia tidak tahu apakah dia sedang
berhalusinasi dan menyentuh wajah Mi-ho untuk memastikan. Mi-ho menangis pada
sentuhan ini. Dae-woong bertanya apa Mi-ho hantu dan Mi-ho akan menjawab tapi Dae-
woong sudah memeluknya dan berkata tidak masalah.
Dae-woong: Tidak masalah jika kau hantu atau gumiho atau manusia. Tidak masalah. Sudah
cukup kau ada di depanku. Jika kau kembali, rasanya sudah cukup.
Malam itu, mereka kembali ke loteng dan duduk di bawah cahaya bulan. Mi-ho bertanya
apakah Dae-woong tidak penasaran apakah dia kembali sebagai manusia atau gumiho. Dae-
woong berkata kalau itu tidak masalah tapi dia penasaran. Mi-ho: “Bulan tidak muncul dan
semuanya. Haruskah kita berkeliling berhoi-hoi dan mencari tahu?”
Dae-woong senang melihat kalau Mi-ho tidak punya ekor yang membuat Mi-ho kesal karena
itu artinya Dae-woong tidak baik2 saja bila dia gumiho. Mi-ho mengaku kalau dia masih
punya satu ekor yang dia lingkarkan di pinggang Dae-woong. Mereka berbaring ketika Dae-
woong berkata: “Seperti yang selalu, pacarku, dia masih saja… seekor rubah!”
The end.