SISTE1"I PENDIDIKAN MODERN
DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
Oleh:
ISKOLA SAPUTRA NIM:104011000102
d;1ri
f'J.[l.
' . . . ., ............. ,.,,,
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAJ\1 NEGERI SY ARIF IlIDA YA TULLAR JAKARTA
2008 M/1429 H
No.
I
2
3
4
~
6
7
8
9
10
11
12
13
14 15 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR TAHAP AKHIR PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
TAHUN AJARAN : 1.I; ~ !5 HI .<oo¥ M
Mata Pelajaran I Angka \
Nilai
Huruf
Al Qur 1an B 17./n•1f}r1 Tafsir 0 r '
Hadits 7 7,.: .. l
M ushtholahul Had its 7 'T.-,;" {, Fiqh 8 1r:1n "'"' Usul Fiqh 8 1Je.la
0
nan
Faraidl (p £-·---Ta uh id 7 7:.~:·h Diyanah 7 ,..,,, h J···U Tarckh Tasyri' 8 11: Jn hon
Scjarah Islam 7 ri. : .. : " lnsya' (,, c.:..a.-Tamrin Lughah 8 :JJela.-iCJ.n Muthala'ah lo r . Nushus Adahiyah 8 'JJdn hn~ Nahwu 0 '
f---Sharar . (p
c_ ___
Balaghah 7 T,,,: (,, Mantiq 8 ,,,-_La ---TarekhAdabul Lughah 7 .7.,;u.f, Tar,jamah 8 .1/eln "an Ilmu Pcndidikan (Tcori) 8 1J"L-·- -..... llmu Pendidikan (Praktek) &, /:---Bahasa lnggris it> f----Bahasa Indonesia i:f, r
Gcografi (p r ' -
Sejarah Umum 8 11.th ---Tata Negara 9 \t.-i:..·u,..., Kutubut Turns
a. Fathul Mu'in !£, f-~~ b. Alfiyah (p c. ,.., Cl .,..,
Jumlah 210 fJuaro.tus Se.pu{u.fz
Dengan predikat : BAIK
Juni 2004 M
-
!J-i.:\fv1A U ,i/\i{re\HTA
SISTEM PENDIDIKAN IviODERN
DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
Oieh:
Iskola Saputra NIJW:: 104011000102
Di Bawah Bimbingan:
Dosen Pembimbing Skripsi
--------Dr. H. Ab ui i'Yia "id Khou ivi. A .
NIP: 131682377
----------- -·
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIT AS ISLA.M NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
2008 M/1429 H
·,
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini yang be1judul "SISTEM PENDIDIKAN MODERN DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN JAKARTA", te!ah diujikan dalrnn sidang munaqasyah Fakultas llmu Tarbiyah dan Kcguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal I 7 Dcscmber ·2008. Skripsi h1i telah diterima sebagni salah· satu syarnt untuk mcmpcrolch gclar Sa1jana Program Strntn I (SI) padajurusan Penclidikan Agama Islam.
Jakarta, I 7 Descmber 20u6
Panitia Ujian Sidang Munaqasyah
Ke'1''.l Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Abdul Fattah Wibisono. MA NIP. I 50 236 009
Sek re tar is J urusan
Drs. Snriudin Shidiq, MA NIP. I 50 299 477
Penguj i I,
Dr. Abdul Fattah W ihisono. M;\ NIP. I 50 236 009
Pcnguji II,
Drs. Abdul Haris, fvl._'.';g NIP. I 50 275 608
1\11ggota:
tanggal
t& /i' '10d8 .... ./? .....
1&/ 2.cd? /ri ..
18/d.OO"f? /(;},_. ............
Mcngctahui:
Dcbi11 Fakultas !Im~ ~biyah dan Kcguruan
Prof. DR. e Ros ada MA
Nip. 150 2 356
tanda tangan
~-.P
'·---.._\v / . . ...... -~ ... .
LEMBARPERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
Nim
Pro di
Jurusan
Fakulas
: Iskola Saputra
: 104011000102
: Reguler
: Pendidikan Agama Islam
: Ilmu Tarbiyab dan Kegurnan
Dengan ini saya menyatakan babwa:
1. Skripsi ini mernpakan basil kaiya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salab satu
persyaratan memperoleb gelar strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyab dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullab Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telab saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian bari terbukti bahwa kaiya ini bukan basil kaiya asli saya atau mernpakan
basil plagiat dari kaiya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullal1 Jakarta.
NIM: 104011000102
ABSTRAK Iskola Saputra
"Sistem Pendidikan Modern di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta"
Dewasa ini, lembaga pendidikan Islam di Indonesia (pesantren) telab mengalami banyak pembaharuan dan perkembangan. Pesantren yang berkembang di Indonesia: Pertama. Pesantren yang masih terikat kuat dengan sistem pendidikan Islam sebelum zaman pembabaruan yang dicirikan dengan pengajaran kitab-kitab klasik serta menggunakan metode sorongan dan hafalan. Kedua, Pesantren yang merupakan pengembangan dari pesantren model pertama yakni dengan pengajaran kitab-kitab klasik yang diajarkan dalam bentuk klasikal dan nonklasikal. Disamping itu telah diajarkan ekstrakurikuler . Ketiga, pesantem yang didalamnya program keilmuan telab diupayakan menyeimbangkan antara ilmu agama dan umum. Keempat, pesantren yang mengutamakan pengajaran ilmu-ilmu keterampilan di samping ilmu-ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok. Kelima, pesantren yang mengasuh beraneka ragam lembaga pendidikan yang tergolong formal dan nonformal.
Pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta, dalam proses pembelajarannya telab mempergunakan sistem pendidikan modem. Sistem pendidikan modem di pondok pesantren Daarul Rahman dapat dilihat dari beberapa ha!;
a. Adanya pembagian kelas berbentuk klasikal, bukan berdasarkan pengajian kitab salafiyah.
b. Penyampaian materi pelajaran sudab menggunakan berbagai variasi metode, metode dipilih berdasarkan kesesuaian materi dengan metode.
c. Sarana dan prasaran yang sudab cukup memadai guna membantu kegiatan belajar mengajar.
d. Adanya pengajaran bahasa dan disiplin pondok yang ketat, sehingga keinginan orang tua dan tujuan santri dari rumah untuk· belajar disini benar-benar bisa terwujud.
e. Adanya struktur kepengurusan, baik pondok pesantren maupun pelajar. Yang mengatur kegiatan keseharian santri adalah pengurus, pengurus dipilih dari kelas V pada pertengaban tahun ajaran. Guru hanya memberikan bimbingan, pengaraban dan pengawasan terhadap pengurus dan santri.
f. Kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan pondok pesantren berdasarkan hasil musyawarab, bukan keputusan sepihak oleh pimpinan dan lain sebagainya.
Kurikulum yang dipakai pondok pesantren Daarul Rahman adalah kurikulum mandiri. Materi pelajaran keagamaan banyak diambil dari kitab-kitab salafiyab berwawasan modem, sedangkan materi pelajaran umum diambil berdasrkan kebutuhan santri dan masyarakat.
Selain itu, antara pelajaran keagamaan dan pelajaran umum memiliki keseimbangan dalam porsinya. Walaupun pelajaran keagamaan Iebih nampak dominan namun sebenamya tidak, sebab pelajaran keagamaan tidak semuanya . . . . ... ~ . . .
KATA PENGANTAR
~)I U-)1 .111 F-
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas
rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: "Sistem Pendidikan
Modern di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta." Shalawat serta salam
penulis haturkan pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.
Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai tugas akhir perkuliahan guna mencapai sarjana strata
I (S. Pd.I).
Penulis menya<lari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan; walaupun waktu, tenaga, dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidiakn Agama Islam, penulis banyak
mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Abdul Madjid Khon, MA., Dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing dan mengarahkan selama berlangsungnya penulisan skripsi
ini, juga memberikan ruang kebebasan kepada penulis untuk menentukan
4. Thu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Si., Dosen pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan mengarahkan saya selama belajar di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
5. Prof. DR. Dede Rosyada, MA., Dosen pembimbing seminar proposal skripsi
saya di kelas VII b. yang telah mengarahkan dan membimbing saya selama
penulisan proposal skripsi ini.
6. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan
pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan.
7. Bapak Prof. KH. Syukron Ma'mun, Pengasuh Pondok Pesantren Daarul
Rahman serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
8. Ust. A. Qosim Susilo, M. Pd., Selaku Kepala Sekolah di pondok pesantren
Daarul Rahman Jakarta yang telah memberikan kemudahan bagi saya dalam
penulisan skripsi ini.
9. Ust. A. Nurdedy, M. Ed., Selaku Kepala Bidang Kurikulum Modern pondok
pesantren Daarul Rahman Jakarta.
10. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafnya yang
membantu pelayanan fasilitas buku-buku demi selesainya skripsi ini.
11. Terkhusus buat kedua orang tuaku, Ayahanda Rahman Jaya (Alm) dan Ibunda
Nisma Nela yang tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan
mencurahkan kasih sayang serta tak bosan-bosannya memberikan bantuan
secara moral, materil, semangat dan do' a buat penulis.
12. Terkhusus buat adikku, Lili Yupitasari dan Witri Niarti serta keluarga besarku
yang selalu memberikan motivasi buatku.
13. Terkhusus juga buat tunanganku (Trisna Melia) yang selalu dihatiku, Terima
Kasih kau telah hiasi hari-hariku, kau Iaksana pelangi yang warnai hidupku
ketika warna dibumi telah memudar, kau laksana mentari dalam gelapku
ketika sang surya telah pergi tinggalkan diriku. Ku hanya ingin kau tau, kau
anugrah terindah yang diberikan Tuhan tukku ...
14. Buat teman-temanku (Jufri, Humaidi, Al-Habsyi, Yosep, Simens, Hambali,
Eci, Rizal, Mela, Hafiz, Rahma, Dado, Hepy, Farida, Ginan ) yang senasib
sepenanggungan, berbagi suka dan duka.
15. Teristimewa buat teman-teman kelas C dan B angkatan 2004 yang senasib dan
seperJ uangan.
16. Teristimewa buat teman-teman alumni angkatan 2004 Pondok Pesantren
Daarul Rahman Jakarta yang senasib dan seperjuangan.
Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga,
semoga Allah swt membalas kebaikan yang mereka berikan dan apabila penulis
ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan.
PenuJis sadar, penulis hanya punya keinginan dan kehendak ... tapi Allah
!ah Sang Maha Kehendak. Penulis sadar, penuJis punya Asa, Cita dan Cinta ... tapi
penuJis yakin apa yang diberikan Allah untuk penulis itu adalah hal terbaik buat
penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna
baik dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar,
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini, dapat
membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga
bermanfaat untuk kita semua amin.
Jakarta, 04 Desember 2008
Penulis
-1rrr '
Iskola Saputra
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... .
DAFT AR ISi..................... .. . . ... .. . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... iv
DAFT AR TAB EL.................................................................... vi
DAFTARLAMPmAN .............................................................. vii
BABI PENDAHULUAN........................................................................ 1
A Latar Belakang Masai ah.......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........ ..... .. . . . . . . . . .. .. . . . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . .. ... . . . . . .. . . 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masai ah .. . .. . ... ... .. .. . .. . . .. ... . . . . . . . ... . 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........ ............... ............ ............ 6
BAB II KAJIAN TEORI........................... ............................. 7
A. Pondok Pesantren Modern.................................................... 7
I. Pengertian Pondok Pesantren........ .................................... 7
2. Pengertian Pondok Pesantren Modern.............................. 12
3. Ciri-ciri Pondok Pesantren Modern.................................. 15
B. Pendidikan di Pondok Pesantren .................................. ..,.... 24
I. Pengertian Pendidikan .. .. . . . . . . .. . . . . . .. .. .. . . ... ... .. ... . . ... ...... 24
2. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren . .. .. .. .. . . . ... . .. .. ... .... .. 29
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren.............. 34
C. Kurikulum dan Metode Pengajaran Pondok Pesantren ... 40
1. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Modern... . . . . . 40
2. Metode Pengajaran di Pondok Pesantren Modern.......... 45
BAB ill METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 50
A Teori Penelitian ............................................. .............. ........... 50
BDk' .Ob'kP 1·· 0 . es nps1 ~e ene 1tian...... .. . . . . .. . . .. .. .. . . . . . .. . .. . . .. . . .... 5
C. Desain Penelitian... ... . .. ... .. . ... ... ... ... ... . . ... ... ... ... ... ... .. 51
D. Prosedur Pengumpulan dan perekaman Data.......................... 51
E. Pengolahan Data..................................................................... 52
F. Analisa Data .
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 54
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Daarul Ralnnan Jakarta 54
1. Pondok Psantren Daarul Rahman .. .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . .. . .. . . 54
2. Sejarah Berdirinya... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
3. Visi, Misi dan Tujuan Didirikannya................ .. . . . . . . .. 57
4. Keberadaan Guru dan Santri... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . . 58
5. Kepengurusan Pondok Pesantren.......... .. .. . .. . ... .. . ... ... 63
B. Modemitas Pendidikan di Pondok Pesantren Daarul
Ralnnan Jakarta....................................................................... 68
1. Tujuan Pendidikan .................................. .. ......................... 68
2. Kurikulum Pendidikan. .. . . . . .. . . .. . . . .. .. . . ... .. . . . . . . . . . . . .. . . .. ... .. .. . . . 70
3. Sarana dan Prasarana... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 76
4. Media Pembelajaran... .. . ... . . . ... ... . .. . .. .. . ... .. . ... . .. . . . ... 78
5. Metode Pembelajaran... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... 79
6. Disiplin Pondok... ... . . . ... . . . ... .. . .. . . .. ... . . . ... . . . .. . . . . .. . ... 81
7. Pengajaran Bahasa.............................................. 84
C. Analisa Data... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85
BAB V PENUTUP .................................................................................... 87
A. Kesimpulan . . . . .. . .. . . . .. ... . .. . . . .. . . ... . . .. .. .. . .. .. . . . . . . . .. . .. . . .. . ... . . . .. . . ....... 87
B. Saran........................................................................................ 88
DAFTAR PUST AKA..................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
1. Tabet 01 Daftar nama-nama dewan guru................................................. 59
2. Tabel 02 Data santri putra .................. ..................... ................................. 62
3. Tabel 03 Data santri putri......................................................................... 62
4. Tabet 04 Sarana dan Prasarana................................................................. 77
5. Tabel 05 Jadwal kegitan santri setiap harinya.......................................... 82
6. Tabel 06 Jadwal kegiatan mingguan santri .............................................. 83
7. Tabel 07 Jadwal kegiatan tahunan........................ .................................... 83
8. Bagan 01 Bagan pengurus PP Daarul Rahman........................................ 65
9. Bagan 02 Bagan pengurus IP3DR............................................................ 66
10. Bagan 03 Bagan pengurus IP4DR............................................................ 67
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pengajuan Proposal Skripsi
2. Surat Bimbingan Skripsi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Surat Izin Obseivasi dan Wawancara
5. Surat Keterangan Penelitian
6. Berita wawancara dengan Kepala Sekolah
7. Berita wawancara dengan Kepala Bidang Kurikulum
8. Agenda Awai Tahun Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
9. Rincian Jumlah Santri pada bulan November th. Ajaran 2008-2009
10. Bentuk Ijazah Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Pesantren sebagai lembaga yang mengiringi dakwah Islamiyah di Indonesia
memiliki persepsi yang plural. Pesantren bisa dipandang sebagai lembaga ritual,
lembaga pembinaan moral, lembaga dakwah, dan yang paling popular adalah
sebagai institusi pendidikan Islam yang mengalami pembaharuan dan romantika
kehidupan dalam menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal.
Peasantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri ratusan
tahun, di lembaga ini diajarkan dan dididikkan kepada santri nilai-nilai agama.
Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal adalah pendidikan dan
penanaman nilai-nilai agama kepada santri lewat kitab-kitab klasik. Selanjutnya
setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke Indonesia, turut serta
terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan pesaritren yang pada
mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu agama semata-mata, mulai
dimasukkan mata pelajaran umum. Masuknya mata pelajaran umum ini
diharapkan untuk memperluasa cakrawala berpikir santri, sebab pendidikan Islam
pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi
muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk
jasmani maupun rohani.
Sekedar bercem1in pada masa lalu, setiap satuan pendidikan yang tidak
mengikuti aturan pendidikan sekolah umwn/kejuruan tidak diakui sebagai satuan
2
pendidikan yang terakreditasi sehingga tidak dapat diregulasi, atau dibantu
layaknya pendidikan umurn.
Saat itu agar eksistensi pendidikan keagamaan terbilang sederajat maka harus
disetarakan terlebih dahulu dengan cara sis wan ya mengikuti "uj ian persamaan" di
sekolah/madrasah yang sudah terakreditasi. Harus diakui, tradisi penyetaraan
dengan ikut ujian persamaan di masa lalu walau ada gunanya untuk pengakuan
ijazah, tetapi di dalamnya mengandung keganjilan sosial yang tajam karena
memiliki konotsasi pandangan rendah terhadap pendidikan keagamaan
(pesantren).
Di tengah pergulatan masyarakat informasional, pesantren dipaksa memasuki
ruang kontestasi dengan institusi pendidikan lainnya, terlebih dengan sangat
maraknya pendidikan berlabel Juar negeri yang menambah semakin ketatnya
persaingan mutu out-put (keluaran) pendidikan. Kompetisi yang kian ketat itu,
memposisikan institusi pesantren untuk mempertaruhkan kualitas out-put
pendidikannya agar tetap unggul dan menjadi pilihan masyarakat, terutama urnat
Islam. Ini menandakan, bahwa pesantren perlu banyak melakukan pembenahan
internal dan inovasi baru agar tetap mampu meningkatkan mutu pendidikannya.
Persoalan ini tentu saja berkorelasi positif dengan konteks pengajaran di
pesantren. Di mana, secara tidak Jangsung mengharuskan adanya pembaharuan
(modernisasi) dalam berbagai aspek pendidikan di dunia pesantren. Sebut saja
misalnya mengenai kurikulum, sarana-prasarana, tenaga kependidikan (pegawai
administrasi), guru, manajemen (pengelolaan), sistem evaluasi dan aspek-aspek
lainnya dalam penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Jika aspek-aspek
pendidikan seperti ini tidak mcndapatkan perhatian yang proporsional untuk
segera dimodemisasi, atau minimalnya disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat, tentu akan mengancam survival pesantren di masa depan.
Masyarakat akan semakin tidak tertarik dan lambat laun akan meninggalkan
pendidikan 'ala pesantren, kemudian lebih memilih institusi pendidikan yang lebih
menjamin kualitas output-nya. Pada taraf ini, pesantren berhadapan dengan dilema
antara tradisi dan modernitas.
3
Dengan begitu, pengembangan pesantren tidak saja dilakukan dengan cara
memasukkan pengetahuan non-agama, melainkan agar lebih efektif dan
signifikan, praktek pengajaran harus menerapkan metodologi yang lebih baru dan
modern. Sebab, ketika didaktik-metodik yang diterapkan masih berkutat pada
cara-cara lama yang ketinggalan zaman alias "kuno", maka selama itu pula
pesantren sulit untuk berkompetisi dengan institusi pendidikan lainnya. 1
Pada masa sekarang ini telah banyak model pesantren yang berkembang di
Indonesia: P ertama. Pesantren yang masih terikat kuat dengan sistem pendidikan
Islam sebelum zaman pembaharuan yang dicirikan dengan pengajaran kitab-kitab
klasik serta menggunakan metode sorongan dan hafalan. Kedua, Pesantren yang
merupakan pengembangan dari pesantren model pertama yakni dengan
pengaJaran kitab-kitab klasik yang diajarkan dalam bentuk klasikal dan
nonklasikal. Disamping itu telah diajarkan ekstrakurikuler . Ketiga, pesantern
yang didalamnya program keilmuan telah diupayakan menyeimbangkan antara
ilmu agama dan umum. Keempat, pesantren yang mengutamakan pengajaran
ilmu-ilmu keterampilan di samping ilmu-ilmu agama sebagai mata pelajaran
pokok. Kelima, pesantren yang mengasuh beraneka ragam lembaga pendidikan
yang tergolong fonnal dan nonformal.2
Dengan demikian, pesantren diidentifikasi memiliki tiga peranan penting
dalam masyarakat Indonesia: I) Pesantren sebagai pusat berlangsungnya transmisi
ilmu-ilmu Islam Tradisional, 2) Sebagai penJaga dan pemelihara
keberlanngsungan Islam tradisional, dan 3) Sebagai pusat reproduksi ulama.
Jadi, sebagai lembaga pendidikan Islam yang berdiri pada tahap awal dan
hanya mengajarkan kitab-kitab klasik yang bertujuan untuk membentuk ulama,
kiai yang kompeten dalarn bidang ilmu-ilmu diniyah, pesantren telah rnengalarni
banyak pernbaruan seiring rnasuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke
Indonesia. Pembaruan itu dapat dilihat dari tiga segi, pembaruan materi (bahan
1 Ahmad El Chumaedy, Membongkar Ji·adisiona/isme Pendidikan Pesantren "Sebuah Pilihan Sejarah", dalam Transformasi Pendidikan Pesantren, •\·'''' ;.1u·.>~1e rnu1 tanggal 06 Oktober 2002.
2u,,;r1,., .. n .. + .. ,,, n,,, .. 1~ .. 11,r,1. n_ .. ,.1,_1:1.~·- r~'·-- ,,,..... ,
4
yang diajarkan), pembaruan administrasi dan management, se1ia pembaruan
sistem dari nonklasikal menjadi klasikal. Pembaruan tersebut dilakukan guna
meningkatkan kualitas dan tuntutan kebutuhan masyarakat saat ini, serta untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pondok pesantren Daarul Rahman, dalam proses pembelajaran dan
pengajarannya menggunakan sistem pendidikan modem dan salafiyah secara
bersamaan. Penerapan sistem ini telah dimulai sejak didirikannya lembaga
tersebut. Penerapan sistem pendidikan salafiyah dicirikan dengan mengajarkan
kitab-kitab klasik abad pertengahan dan menggunakan berbagai metode modem
dalam proses pembelajarannya merupakan ciri pendidikan modem.
Dari itu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana sistem pendidikan modem
yang dilaksanakan Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta. Sebuah lembaga
pendidikan yang mengadopsi sistem pendidikan pesantren modem, tetapi tidak
melepaskan sistem pendidikan pesantren salafiyah. Lembaga pendidikan dengan
latar belakang Pesantren Nadhatul Ulama yang didalamnya diajarkan kitab-kitab
klasik namun diajarkan pula ilmu pengetahuan umum, sebuah lembaga tanpa
ijazah pemerintah namun diakui ke eksistensiannya di masyarakat.
Berdasarkan latar belalrnng masalah diatas, dalam melaksanakan penulisan
skiripsi yang menjadi syarat untuk mencapai geler sarjana starata I (satu) penulis
memilih judul "Sistem Pendidikan Modern di Pondok Pesantren Daarul
Rahman Jakata".
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, banyak pennasalahan yang dapat dikaji dalam
penelitian diantaranya:
1. Bagaimana sistem pendidikan modern di pondok pesantren Daarul
Rahman?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren Daarul
Rahman?
3. Seberapa besar peranan ustadz dan ustadzah dalam pembentukan
5
4. .Mengapa pondok pesantren Daarul Rahman tidak dibawah naungan Depag
atau Diknas?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memeperjelas penelitian tm, penulis merasa perlu memberikan
batasan masalahnya sebagai berikut:
a. Sistem pendidikan yang akan dibahas pada penulisan ini terbatas pada
pembahasan tentang sistem pendidikan modem yang dilaksanakan di
pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta.
b. Sistem pendidikan yang dimaksud adalah suatu keseluruhan yang
tersusun dari bagian-bagian yang bekerja sendiri-sendiri atau bekerja
bersama-sama untuk mencapai basil atau tujuan yang diinginkan
berdasarkan kebutuhan.
c. Pendidikan yang dimaksud adalah proses perubahan sikap dan tingkah
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
d. Pondok pesantren Daarul Rahman yang dimaksud adalah lembaga
pendidikan Islam yang dipimpin oleh K.H Syukron Ma'mun, yang
terletak di JI. Senopati Dalam II No.35 A Kebayoran Baru Jakarta
Selatan.
2. P,erwnusan l'viasalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
Bagaimana sistem pendidikan modern yang dilaksanakan di pondok
pesantren Daarul Rahman Jakarta?
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan
sistem pendidikan modem yang dilaksanakan di pondok pesantren Daarul
Rahman Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk:
a. Memenuhi syarat dalam mencapai sarJana Starata I di Univarsitas
Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
b. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan masyarakat
luas umumnya.
c. Sebagai bahan masukan dalam upaya mencerdaskan santri di pondok
pesantren Daarul Rahman Jakarta guna tercapainya tujuan pendidikan.
A. Pondok Pesantren
BABII
KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian Pondok Pesantren
Untuk memahami makna dan pengertian Pondok Pesantren, terlebih
dahulu perlu dipahami maknanya, istilah pondok berasal dari bahasa Arab
Funduq yang berati hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. 1
Sementara itu untuk istilah pesantren terdapat perbedaan dalam makna
khususnya berkaitan dengan asal-usul katanya. Secara etimologis pesantren
berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe dan akhiran an, berarti
tempat tinggal para santri. Istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti
guru mengaji. 2
Menurut Nurcholish Madjid ada dua pendapat berkaitan dengan istilah
pesantren. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa "santri" berasal dari
kata sastri, sebuah kata dari bahasa sanskerta yang artinya melek huruf
(menngenal huruf). Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri
sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata cantrik, berarti seseorang
yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap. 3
1 Yas1nadi, "Modernisasi J)esa11tre11" Kritik Nurcholis Madjicl Terhadap F>e1ulidika11 Islam 11-adisiona/, (Jakarta: Ciputat Press), cet. Ke-I, ha!. 62
'Mansur dan Mahfud Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), ha!. 95.
31'..T.--~t-~1:h 11..r~..t::.J D~1:1. J..;1;1. n~-~----"··---- ''-L .. _1_ n _ _, ___ , n ___ __ , __ _
8
Zamakhsyari Dhofier berpendapat bahwa kata santri berasal dari bahasa
India yang berarti orang yang tahu buku-buku suci agama, atau secara umum
dapat diartikan buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang
ilmu pengetahuan.4
Pesantren adalah lembaga lokal yang mengajarkan praktik-praktik dan
kepercayaan-kepercayaan Islam. Pesantren merupakan pengembangan sistem
halaqah yang di dalamnya para murid harus mondok dan hidup dalam
zawiyah (kamar penyiapan) syaikhnya (guru tarekat). 5
Pesantren didefenisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran
yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat
tinggal santri yang bersifat permanen. Selanjutnya, pesantren adalah sistem
pendidikan yang melakukan kegiatan sepanjang hari, santri tinggal di asrama
dalam sastu kawasan bersama guru, kiai dan senior mereka.6
Dalam buku Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, istilah pondok
pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan kepada suatu pengertian,
suku Jawa menggunakan sebutan pondok atau pesantren dan sering pula
menyebutnya sebagai pondok pesantren.7
Dalam buku Profil Pesantren dikemukakan bahwa pengertian istilah
pesantren sebagai berikut: "Pesantren adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran agama Islam, umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang
guru/kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri b(..rdasarkan
kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama Arab abad
pertengahan". Para santri biasanya tinggal di dalam pondok ( asrama) dalam
4 Za1nakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren "Stzuii 'l'entang Pa11£/a11gan Hitlup KJ1ai ", (Jakarta: LP3ES, 1982), cet. I Maret 1982, ha!. 18
5Hilmy Muhammadiyah dan Sulthan Fatoni, NU: Jdentitas Islam Indonesia, (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Sosial (eLSAS), 2004), cet. I November 2004, ha!. l 09.
6Mujamil Qamar, ]Jesantren Dari ll·ansfor1nasi Metodologi Me1111/u Demokratisasi Institusi, (Jakarta: PT. Erlangga, tth), hal. 2.
7 ,\,.,..,;..,,,,.:i;.., D,...,...,,.,.l ,.l,..~ O ... !L.. ... ~: AV C'n•--.-1. Dn .• ,J;..J:T.-.• T-.1---- ..J; T .. ,.J ___ •
9
pesantren tersebut. 8 Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam
dengan kyai sebagai sentralnya dan masjid pusat lembaganya. 9
Menurut M. Arifin pondok pesantren berarti: Suatu lembaga pendidikan
agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem
asrama (komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui
sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan
dari leadership seorang atau beberapa oranng kyai dengan ciri-ciri khas yang
bersifat karismatik serta independent dalam segala ha!. 10
Sementara A Q. Al-Azwary mendefinisikan pondok pesantren sebagai
berikut: "Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional umat Islam yang
bertujuan untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam dengan
memberikan tekanan pada keseimbangan antara aspek ilmu dan aspek prilaku
(akhlak)"u
Pendapat di atas pada dasamya tidak menunjukan suatu kontradiksi,
melainkan lebih bersifat saling melengkapi. Sehingga, meski terdapat
perbedaan dalam melihat asal-usul kata pondok dan kata pesantren, namun
tidak terdapat perbedaan esensiaL Oleh karena itu secara sederhana pondok
pesantren dapat diartik~n sebagai lembaga pendidikan Islam untuk
mempelajari, mendalami, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman
prilaku sehari-hari, serta mengajarl,an pada santri membaca kitab-kitab agama
(Agama Islam), dan para santrinya tinggal bersama guru mereka.
Adapun fungsi dan kedudukan pesantren pada masa ini belum sebesar dan
sekomplek sekarang. Pada masa awal, pesantren hanya berfungsi sebagai
media Islamisasi dan sekaligus memadukan tiga unsur pendidikan, yakni: 12
8Sudjako Prasojo., Profi!Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1975), ha!. 6 9M. Habib Chirzin, "Agama, !!mu, clan Pesantren ", cla/am M Dawam Raharcljo,
Pesantren clan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet. Ke-5, hal. 82 10Hadimulyo, Dua Pesan/ren Dua Wqiah B11claya, dalam M. Dawam Raharjo (ed),
Pergulatan Dunia Pesan/ren Membang1111 Dari Bawah, (Jakarta: LP3ES, 1985), hal. 99 11 A Q. Al-Zwary, Pesantren Lokomotif Peraclaban, (lndramayu: Al-zaytun, 2000), edisi
ke-8, ha!. 30 l2u.r_t.: __ ,_ ___ n_ . ., _________ 'I": .• --: D-----~------ n ... JcJ:1 _ ___ A rJ ____ .J:r ~ ,r_
11
b. Ma:.jid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan
pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik
para santri, terutama dalam praktek shalat lima waktu, khutbah dan
pengajaran kitab-kitab klasik.
Seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren, biasanya
pertama-tama akan mendirikan masjid didekat rumahnya. Langkah ini
biasanya diambil atas perintah gurunya yang telah menilai bahwa ia
sanggup memimpin sebuah pesantren.
c. Pengajian kitab-kitab Islam klasik
Pada masa lalu, pengajaran kita Islam klasik, terutama karangan
karangan ulama yang menganut faham syafi'iyah merupakan satu-satunya
pengjaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Sekarang,
meskipun kebanyakan pesantren telah memasukkan pengajaran
pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan
pesantren, namun pengjaran kitab-kitab klasik tetap diberikan sebagai
upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren mendidik calon-calon
ulama, yang setia kepada faham Islam tradisional.
d. Santri
Menurut tradisi pesantren, terdapat dua kelompok santri: 1 ). Santri
mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap
dalam komplek pesantren. 2). Santri kalong, yaitu murid-murid yang
berasal dari daerah sekitar pesantren, yang biasanya tidak menetap di
pesantren. Mereka pulang-pergi dari rumah masing-masing untuk
mengikuti pembelajaran di pesantren.
e. Kyai
Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren.
Jadi, sudah sewajarnya jika pertumbuhan sebuah pesantren bergantung
kepada kemampuan pribadi kyainya.
13
perguruan tunggi untuk melanjutkan pendidikan para santrinya.
Berbeda dengan pesantren tradisional yang melaksanakan
penjenjangan pendidikan berdasarkan pengajian kitab yang dipelajari.
2. Lembaga ekonomi produktif
Lembaga ekonomi formal yang ada di pondok pesantren modern biasa
disebut juga dengan koperasi pelajar. Koperasi pelajar menyediakan
segala kebutuhan santri, mulai dari buku hingga pakaian. Koperasi
dikelola oleh pesantren, santri diajarkan dan dibimbing untuk
bermuamalah menurut Islam disini.
3. Lembaga pengembangan masyarakat
Lembaga pengembangan masyarakat atau organisasi. Pada pesantren
modern organisasi dijalankan oleh santri, organisasi yang mengatur
kehidupan sehari-hari santri. Pengurus organisasi biasanya diambil dari
kelas tertinggi dan berlaku untnk satu priode setelah itu diadakan
pergantian pengurus baru, ketua organisasi dipilih oleh seluruh santri
secara demokrasi. Ustadz atau guru biasanya hanya bertindak selaku
pembimbing atau pengasuh.
Dalam organisasi terdapat berbagai kegiatan yang diajarkan kepada
santri, ha! tersebut guna menyiapkan santrinya terjun kemasyarakat.
Santri dididik dan diajarkan untuk bertanggung jawab serta peka
terhadap lingkungan masyarakat.
4. Klinik kesehatan
Di pondok pesantren modern biasanya sudah terdapat klinik kesehatan
atau puskesmas, klinik kesehatan ini untuk melayani guru, karyawan
dan santri yang memerlukan perawatan dan pengobatan. Biaya yang
dikeluarkan untuk pengobatan biasanya relativ murah dibandingkan
dengan berobat diluar pesantren.
Klinik kesehatan bisa jadi milik pesantren, atau hasil ke1:ia sama
dengan pihak kesehatan pada umumnya.
14
5. Manajemen
Segala urusan di pondok pesantren modem sudah terorganisir dengan
baik. Mulai dari urusan bayaran santri atau keuangan samapai
hubungan masyarakat guna mengembangkan pondok pesantren.
Kepemimpin tidak lagu bersifat absolut pada satu orang, kyai sebagai
pimpinan dan pengasuh serta ustadz atau dewan guru juga memiliki
wewenang masing-masing pada organisasi pesantren. Kebijakan
berdasarkan hasil musyawarah dewan guru dan pimpinan pesantren.
Dalam perkembangan terakhir, akibat persentuhan dengan pola pendidikan
modern, pondok pesantren mengalami perubahan sebagai respon terhadap
perkembangan dunia pendidikan dan perubahan sosial yang tercakup
diantaranya:
a. Pembaharuan substansi atau isi pendidikan
b. Pembaharuan metodologi seperti klasikal
c. Pembaharuan kelembagaan
d. Pembaharuan fungsi dari fungsi kependidikan sampai fungsi sosia!
ekonomi. 19
Selain itu, pondok pesantren juga mempunyai trend baru dalam rangka
merenovasi pendidikannya agar menjadi lebih baik, yaitu:
a. Mulai akrab dengan metodologi ilmiah modem.
b. Semakiu berorientasi pada pendidikan dan fungsional, artinya terbuka
atas perkembangan diluar dirinya.
c. Diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka dan
ketergantungannya pun absolut dengan kyai, serta membekali
santrinya dengan berbagai keterampilan yang diperlukan di lapanngan
kerja.
d. Berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. 20
19 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gont01· & Pembeharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), ha!. 172
20TJ~nt. .. 11nl. f/ __ ;,_ C' .• 1-1-•- n_ .. ,J;,.J;( __ •• L.1-.•• fT-1 __ _._ __ n'T' n.!. ,,-, __ £"'._ • ..l. "- ___ .1.
16
Asrama untuk para santri ini berada dalam lingkungan komplek pesantren di
mana kyai beserta keluarganya bertempat tinggal serta adanya masjid sebagai
tempat untuk beribadah dan tempat untuk mengaji bagi para santri.
Pada pesantren yang telah maju, pesantren biasanya memiliki kompleks
tersendiri yang dikelilingi oleh pagar pembatas untuk dapat mengawasi keluar
masuknya para santri serta untuk memisahkan dengan lingkungan sekitar. Di
dalam komplek itu diadakan pemisahan secara jelas antara perumahan kyai
dan keluarganya dengan asrama santri, baik putri maupun putra. Pondok yang
merupakan asrama bagi para santri ini merupakan ciri spesifik sebuah
pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan surau di daerah
Minangkabau.
Sementara itu ciri-ciri Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan
agama Islam yang lain dikemukakan oleh Departemen Agama (2003:40)
dimana pesantren memiliki komponen-komponen berikut : Kyai, sebagai
pimpinan Pondok Pesantren, Santri yang bennukim di asrama dan belajar
pada kyai, Asrama sebagai tempat tinggal para santri, Pengajian sebagai
bentuk pengajaran kyai terhadap para santri, Masjid sebagai pusat pendidikan
dan pusat kompleksitas kegiatan Pondok Pesantren.
Paling tidak terdapat empat alasan utama pesantren membangun pondok
(asrama) unruk para santrinya. Pertama, ketertarikan santri-santri untuk
belajar kepada seorang kyai dikarenakan kemasyhuran atau kedalaman serta
keluasan ilmunya yang rnengharuskannya untuk meninggalkan kampung
halamannya untuk menetap di kediaman kyai itu. Kedua, kebanyakan
pesantren adalah tumbuh dan berkembang di daerah yangjauh dari keramaian
pemukiman penduduk sehingga tidak terdapat perumahan yang cukup
mernadai untuk menampung para santri dengan jumlah banyak. Ketiga,
terdapat sikap timbal balik antara kyai dan santri yang berupa terciptanya
hubungan kekerabatan seperti halnya hubungan ayah dan anak. Sikap timbal
balik ini menimbulkan keakraban dan kebutuhan untuk saling berdekatan
secara terns menerus dalam jangka waktu yang lama. Keempat, untuk
17
intensif dan istiqomah.
Meskipun secara umum ciri-ciri pondok pesantren hampir sama atau
bahkan sama, namun dalam realitasnya terdapat beberapa perbedaan terutama
dilihat dari proses dan substansi yang diajarkan. Secara umwn Pondok
Pesantren dapat dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu Pesantren Salajiyah
dan Pesantren Khalajiyah. Pesantren Salafiyah sering disebut sebagai
Pesantren tradisional, sedang Pesantren Khalafiyah disebut Pesantren Modern.
Di dalam buku Pola Pengembangan Pondok Pesantren dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pondok Pesantren Salafiyah (Tradisional)
Pondok Pesantren Salafiyah adalah Pondok Pesantren yang
menyelenggarakan pengajaran al-Qur'an dan ilmu-ilmu agama Islam yang
kegiatan pendidikan dan pengajarannya sebagaimana yang berlangsung
sejak awal pertumbuhannya. Menurut Zamakhasyi Dhofier, pesantren salaf
adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab
Islam klasik sebagai inti pendidikan.23
Pembelajaran (pendidikan dan pengajaran) yang ada pada Pondok
Pesantren ini dapat diselenggarakan dengan cara non-klasikal atau dengan
klasikal. Jenis Pondok Pesantren ini pun dapat meningkat dengan
membuat kurikulum sendiri, dalam arti kurikulum ala Pondok Pesantren
yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan .:iri khas yang
dimiliki oleh Pondok Pesantren. Penjenjangan dilakukan dengan cara
memberikan kitab pegangan yang lebih tinggi dengan funun (tema kitab)
yang sama, setelah tamatnya suatu kitab. Para santri dapat tinggal dalam
asrama yang disediakan dalam lingkungan Pondok Pesantren, dapat juga
mereka tinggal di luar lingkungan Pondok Pesantren (santri kalong).
Pondok Pesantren Salafiyah yang menambah lembaga pendidikan
fonnal dalam pendidikan dan pengajarannya. Penjenjangan dapat
dilakukan berdasarkan pada sekolah formalnya atau berdasarkan
pengajiannya ( seperti pada Pondok Pesantren Salafiah). Para santri yang
18
ada pada pondok pesantren tersebut pun adakalanya "mondok'', dalam arti
sebagai santri dan sebagai siswa sekolah. Ada pula siswa lembaga sekolah
bukan santri pondok pesantren, hanya ikut pada lembaga formal saja.
Bahkan ada santri yang hanya mengikuti pendidikan kepesantrenan saja.
b. Pondok Pesantren Khalafiyah (Modern)
Pondok Pesantren Khalafiyah adalah Pondok Pesantren yang selain
menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan, juga menyelenggarakan
kegiatan pendidikan formal (sekolah), baik itu jalur sekolah umum (SD,
SMP, SMU dan SMK), maupun jalur sekolah berciri khas agama Islam
(MI, MTs, MA atau MAK).
Selain yang tersebut diatas, ada pula yang mendefenisikan bahwa
Pesantren Khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran
umum dalam kurikulum madrasah yang di kembangkan, atau pesantren
yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti SMP, SMU,
dan bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya. 24
Biasanya kegiatan pembelajaran kepesantrenan pada pondok pesantren
ini memiliki kurikulum pondok pesantren yang klasikal dan berjenjang,
dan bahkan pada Rebagian kecil pondok pesantren pendidikan formal yang
diselenggarakannya berdasarkan pada kurikulum mandiri, bukan dari
Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen Agama. Pondok
Pesantren ini mungkin d.ipat pula dikatakan sebagai Pondok Pesantren
Salafiah plus.
Disamping dua jenis pesantren sebagaimana disebutkan diatas, ada dua
jenis pesantren lainnya yaitu Pesantren Kilat dan Pesantren terintegrasi.
Pesantren kilat adalah pesantren yang berbentuk semacam training dalam
waktu relatif singkat, sedangkan pesantren terintegrasi adalah pesantren yang
lebih menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan, dimana
santrinya kebanyakan berasal dari siwa putus sekolah atau para pencari ke1:ja.
Penjenisan lainnya yang lebih rinci tentang Pondok Pesantren terlihat dari
peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 1979 yang mengungkapkan bentuk
19
Pondok Pesantren sebagai berikut :
a. Pondok Pesantren Tipe A, yaitu Pondok Pesantren di mana para santri
belajar dan bertempat tinggal di asrama lingkungan Pondok Pesantren
dengan pengajarannya yang berlangsung secara tradisional (wetonan
atau sorongan ).
b. Pondok Pesantren Tipe B, yaitu Pondok Pesantren yang melaksanakan
pengajaran secara klasikal (madrasah) dan pengajaran oleh kyai
bersifat aplikasi dan diberikan pada waktu-waktu tertentu. Para santri
tinggal di asrama lingkungan Pondok Pesantren;
c. Pondok Pesantren Tipe C, yaitu Pondok Pesantren yang hanya
merupakan asrama, sedangkan para santrinya belajar di luar (madrasah
atau sekolah umum) dan kyai hanya merupakan pengawas dan
pembina mental para santri tersebut
d. Pondok Pesantren Tipe D, yaitu Pondok Pesantren yang
menyelenggarakan sistem Pondok Pesantren dan sekaligus sistem
sekolah atau madrasah.
Bentuk atau jenis/tipe Pondok Pesantren seperti yang diungkapkan di atas
amat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas berkaitan
dengan Pondok Pesantren. Namun demikian, dalam kenyataannya
sesungguhnya perkembangan Pondok Pesantren tidak terbatas pada
pengelompokan sebagaimana dikemukakan terdahulu, namun dapat lebih
beragam banyaknya, bahkan dari tipe yang sama pun sering terdapat
perbedaan tertentu yang menjadikan satu sama lain tidak sama.
Selanjutnya, dalam upaya mengakomodasi perkembangan yang terjadi
dalam jenis/bentuk pesantren, Departemen Agama mengemukakan berbagai
bentuk Pondok Pesantren yang muncul yang sering menunjukan kombinasi
bentuk di antaranya sebagai berikut (Depag, 2003:25-26):
a. Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pengajim kitab-kitab klasik
(salafiyah), sebagaimana pengertian mmun yang di atas. Para santri
dapat diasramakan, kadangkala tidak diasramakan. Mereka yang tidak
20
berada di sekitar masjid atau rumah kyai. Pondok Pesantren seperti
yang telah diungkapkan pada poin a namun memberikan tambahan
latihan keterampilan atau kegiatan pada para santri pada bidang-bidang
tertentu dalam upaya penguasaan keterampilan individu atau
kelompok. Tennasuk dalam kategori ini adalah Pondok Pesantren yang
menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan potensi umat.
b. Pondok Pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pengajian kitab
namun lebih mengarah pada upaya pengembangan tarekat/sufisme,
namun para santrinya kadang-kadang ada yang diasramakan,
adakalanya pula tidak diasramakan.
c. Pondok Pesantren yang hanya menyelenggarakan kegiatan
keterampilan khusus agama Islam, kegiatan keagamaan, seperti tahfidz
(hafalan) Al-Quran dan majelis taklim, seperti halnya dengan yang
tersebut sebelunmya, adakalanya santri diasramakan, adakalanya tidak.
d. Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitab klasik,
naimm juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan fonnal ke dalam
lingkungan pondok pesantren. Siswa pada lembaga pendidikan formal
yang tidak tinggal di asrama bukan termasuk kategori santri (tidak ikut
pengajian). Kadang-kadang ada santri yang hanya ikut pengajian saja
dan tidak tinggal di asrama. Pondok Pesantren yang menyelenggarakan
pengajaran pada orang-orang yang menyandang masalah sosial.
Kajian yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)
tahun 1997 misalnya, menunjukkan gambaran adanya tiga tipe kelembagaan
pesantren.
a. Pendidikan Keagamaan (Tafaqquh Fiddin). Pesantren tipe ini hanya
melaksanakan pendidikan ilmu-ilmu keagamaan kepada santrinya.
b. Gerakan Sosial Ekonorni. Pesantren yang sejak awal rnemang sudah
didesain sebagai lernbaga yang bergerak di bidang sosial-ekonorni
keagamaan. Pengkajian kitab kuning secara khusus tidak dilakukan
melainkan sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan pesantren.
21
yang memadukan tipe keduanya, yakni bergerak dalam bidang
pendidikan keagamaan sekaligns bidang sosial-ekonomi. 25
Dari karekteristik pengelompokkan pondok pesantren diatas, maka secara
garis besar pondok pesantren dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik
pengajaran dan penyampaian yang dilakukan pihak pesantren kepada:
a. Pesantren Tradisional
Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih kuat mengelola
sistem tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam.
Ciri dari pesantren ini adalah: kitab-kitab yang dipelajari masih
menggnnakan sistem sorongan, bandongan maupun watonan.26
Ciri lain dari pesantren ini adalah: kemutlakan seorang kyai sebagai
pemegang kekuasaan dan penentu suatu keputusan, pesantren ini biasanya
secara manajemen pun masih menggnnakan manajemen keluarga.
b. Pesantren Tradisional Moderen
Pesantren tradisional modern adalah pesantren yang mengandung
sistem tradisional di satu sisi dan di sisi lain menggnnakan sistem madiasi
klasikal, yang mengarah pada sistem atau pola modern dari segi
penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam. 27
Ciri pesantern ini adalah kewenangan seorang kyai tidak mutlak lagi,
akan tetapi sudah ada pembagian tugas diantara para pengasuhnya. Dari
segi pengajaran, selain menggnnakan cara-cara tradisional juga memak.ai
sistem modern dengan pendidikan formal.
c. Pesantren Modern
Modem berasal dari bahasa Inggris yang bermakna "mutakhir" atau
"baru".28 Dalam kamus Jhon M. Echols dan Hassan Shadly kata "modern"
memiliki makna pembaharuan, yang terbaru atau tidak tradisional. 29
25Fuad Jabali dan Jamhari, JAIN .. , hal. 107 26Masdar F. Masud, Direktori Pesamren, (Jakarta: P3M, 1986), hal. 76 27Masdar F. Masud, Direktori .. ., hal. 203 28A. L. N. Kramer Sr, Kamus Kantong Inggris "!11ggris-!11do11esia, Indonesia-Jnggris",
(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), hal. ! 73 29Tt..~·~ ~,r T::'-t.~1- D. T_T~---- C't.-.lL. v~ ..... _ T .. --.·~- T •• ,J,~----.~- /T.1----"-· Tl'T' "-··---..!'..
22
Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem modern
(baru) dari segi penyampaian dan pengajaran materinya. 30
Jadi pesantren modern dapat dikatakan pesantren yang menggunakan
sistem sekolah atau madrasah serta klasikal dalam penjenjangannya, serta
menggunakan kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum pemerintah
baik itu Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam pembelajaran pesantren ini telah mengguanakan berbagai metode
terbaru dan media guna membantu proses pembelajaran.
Pada umumnya, pesantren modern secara garis besar memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Adanya sekolah formal
2) Adanya lembaga ekonomi produktif
3) Adanya lembaga pengembangan masyarakat
4) Manajemen dan organisasi.
Dengan demikian, ciri pesantren modern dapat diklasifikasikan
kepada:
l) Dalam pembelajaran sudah menggunakan berbagai metode, seperti
metode diskusi dan tanyajawab.
2) Menggunakan media pembelajaran guna membantu kegiatan
belajar mengajar.
3) Adanya penjenjangan berdasarkaa klasikal.
4) Adanya keterikatan siswa Jengan kedisiplinan/aturan pondok
pesantren.
5) Adanya pendidikan kemasyarakatan, segenap pelajar terlebih
memperhatikan, mempelajari dan mengerjakan hal-hal yang
nantinya akan dialami ketika berada di tengah-tengah masyarakat.
6) Memberikan pelajar kebebasan sebebas mungkin, akan tetapi
dididik untuk bertanggung jawab.
7) Adanya organisasi pelajar yang mengatur aktivitas mereka, segala
sesuatu mengenai kehidupan mereka diatur dan diselenggarakan
23
sendiri oleh mereka dengan cara demokrasi, gotong royong dan
dalam suasana ukhuwah yang mendalam, tetapi tidak terlepas dari
pengawasan dan bimbingan pengasuh-pengasuhnya. 31
8) Adanya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala
sesuatu dengan kehidupan dan kegiatan belajar sehari-hari, tata
tertib, disiplin dan masing-masing dapat menyatakan pendapatnya
serta melakukan kegiatan kesiswaan yang terkait dengan
pendidikan dan pengajaran dan lain sebagainya.
Jadi, segala sesuatu mengenai kehidupan dan kegiatan belajar santri
sehari-hari diselenggarakan sendiri oleh mereka, tetapi semua itu tidak
terlepas dari pengawasan dan bimbingan para pengasuh. Dalam pesantren
modem kemutlakan seorang kyai begitu longgar, sehingga tanggungjawab
ada pada masing-masing bagian pengurus.
Lepas dari persoalan itu, karakter tradisional yang melekat dalam dunia
pesantren tidak selamanya buruk. Asumsi ini sebetulnya relevan dengan
prinsip ushul fiqh, "al-Muhafadhah 'ala al- Qodimi as-Shalih wa al-Akhdu bi
al-Jadid al-Ash/ah" (memelihara /mempertahankan tradisi yang baik, dan
mengambil sesuatu yang baru (modemitas) yang lebih baik). Artinya,
tradisionalisme dalam konteks didaktik-metodik yang telah lama diterapkan di
pesantren, tidak perlu ditinggalkan begitu saja, hanya saja perlu disinergikan
dengan modemitas. Hal ini dilakukan karena masyarakat secara praktis
pragmaiis sernakin membutuhkan adanya penguasaan sains dan tekhnologi.
Oleh Karena itu, mensinergikan tradisionalisme pesantren dengan rnodemitas
dalam konteks praktek pengajaran, rnerupakan pilihan sejarah (historical
choice) yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab, jika tidak dernikian,
eksistensi pesantren akan semakin sulit bertahan di tengah era informasi dan
pentas globalisasi yang kian kompetitif
24
B. Pendidikan di Pondok Pesantren
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni "proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajara dan pelatihan. "32
Kata pendidikan yang dalam bahasa Inggris "education", dalam bahasa
Arab "tarbiyah", yang berarti pengembangan atau bimbingan. Istilah
pendidikanberasal dari bahasa Yunani, yaitu "paedagogie". Paedagogie asal
katanya adalah pais yang artinya "anak", dan again yang terjemahannya
adalah "pembimbing'', dengan demikian maka paedagogie berarti bimbingan
yang diberikan pada anak.33
Secara etimologi, kata pendidikan berasal dari kata "didik" yang mendapat
awalan "pen" dan akhiran "an'', yang berarti "proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan.34
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1 dikemukakan:
Pendidikan adalah "Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang". 35
Ngalim Purwanto menyatakan pendidikan merupakan "segala usaha orang
dewasa dalam pergaulannya denngan anak-anak untuk mem1mpm
perkembanganjasmani dan rohaninya kearah kedewasaan".36
32 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), edisi kedua, h. 232
33Sudirman. N. et, I/mu Pendidikan, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1992), cet. Ke-6, hal. 4
34\Vjs. Pur\.vadatninta, Ka111us Un1111n Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hal. 674
35 Redaksi Sinar Grafika, Undang Undang Sis/em Pendidikan Nasional No 2 Ta/um 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995),Cet. Ke-1, h. 2-3.
361\lf 1'.T,-.,.-.1;........_ n ........ , ... ~.-,... r1~ .... n,,,.,,.J;,.1:1,~n /'I'~~··;,; ... ,-I~·· D .. ~1.,; ... \ tn ... _,.i_. •• _. n ___ :_ n ...... ...:1 ...
25
Ahmad D. Marimba mengajukan defenisi sebagai berikut: Pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama.37
Para pakar ilmuwan berpendapat tentang definisi pendidikan, di antaranya:
a. Plato, FilosofYunani 346 SM.
Pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani seseorang, supaya
dapat sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin
dapat dicapai.
b. Rousseau, Pendidik Bangsa Prancis.
Pendidikan memberi kita perbekalan yang tak ada pada masa kanak
kanak, tetapi kita butuhkan di waktu sudah mencapai kedewasaan.
c. James Mil, Filosof Inggris.
Pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan
dirinya dan membahagiakan orang lain pada umumnya. 38
Sedangkan Zuhairini mengatakan bahwa "Pendidikan adalah suatu
aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang
berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung
di dalam kelas, tapi berlangsung juga di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat
formal saja, tetapi mencukup pula yang non formal". 39
Atiyah Al-Ibrasyi dalam bukunya Al-Tarbiyah Al-Jslamiyah wa
Falsafatuha, berpendapat: Pendidikan ialah mempersiapkan manusia supaya
hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya
sempuma budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam
pekerjaannya, bertolong-tolong d<)ngan orang lain, manis tutur bahasanya,
baik dengan lisan ataupun tulisan. Al-Attas mendefinisikan pendidikan
sebagai proses menanamkan adab kepada manusia (education is the instilling
37Ahmad D. Marimba, Filsqfat Pe11didika11 Islam, (Bandung: Alma'arief, 1990), eel. Ke-4, h. 19
38 Salwa Shahab, lvlembina Muslim Sejati, (tt. : Karya Indonesia, 1989), h. 18-19. 39 ,..., I • • • , 11 Y"'• > r , T• T•T T >
26
and inculcation of adab in man-ii is ta 'dib). Sedangkan Zakiah Darajat
berpendapat bahwa pendidikan adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang dewasa dalam menyampaikan pelajaran, memberi contoh, melatih
keterampilan berbuat, member motivasi, dan menciptakan lingkungan sosial
yang mendukung pembentukan kepribadian anak didik atau proses penyiapan
generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai
nilai islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia
dan memetik hasilnya diakhirat. 40
Secara umum mendidik diartikan sebagai "membantu anak didik di dalam
perkembangan daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai. Bantuan atau
bimbingan itu dilakukan dalam pergaulan antara pendidikan anak didik dalam
situasi pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga, sekolah
maupun masyaralcat".41
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan
atau usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa dengan sengaja terhadap
peserta didik untuk mengarahkan dan membantu pembentukan talenta yang
dimiliki oleh peserta didik, serta menjadikan peserta didik lebih dewasa dalam
segala ha!.
'Abdurahman al-Nahlawi salah seorang pengguna istilah tarbiyah,
berpendapat bahwa pendidikan berarti:
a. Memelihara fitrah anak
b. Menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapannya
c. Mengarahkan fitrah dan seluruh bakatnya agar menjadi baik dan
sempurna, serta
d. Bertahap prosesnya.
Berdasarkan pengertian diatas, al-Nahlawi mengemukakan kesimpulan
sebagai berikut:
a. Pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran, dan target.
40 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor .... hal. 21 4J '7-1.~ .. -l. "'---!-~ -~ -11 T1 -·- n ___ J"J!I_ ... T.1 __ rt_,_ __ , __ T'>
27
b. Pendidik yang sebenarnya adalah Allah, karena Dia-lah yang
menciptakan fitrah dan bakat bagi manusia, Dialah yang membuat dan
memberlakukan hukum-hukum perkembangan serta bagaimana fitrah
dan bakat-bakat itu berinteraksi; Dialah pula yang menggariskan
syariat untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan dan
kebahagiaannya.
c. Pendidikan menghendaki penyusunan langkah-langkah yang sistematis
yang harus dilalui secara bertahap oleh berbagai kegiatan pendidikan
dan pengajaran.
Namun, beberapa ulama tidak sependapat dengan al-Nahlawi. Abdul Attah
Jalal, ahli pendidikan dari Universitas al-Azhar, mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan tarbiyah dalam al-Qur'an adalah pendidikan yang
berlangsung pada fase pertama pertumbuhan manusia, yaitu fase bayi dan
kanak-kanak, masa anak sangat bergantung pada kasih sayang keluarga.
Dengan demikian, pengertian pendidikan yang digali dari kata tarbiyah
terbatas pada pemeliharaan, pengasuhan, dan pengarahan anak manusia pada
masa kecil. Bimbingan dan tuntunan yang diberikan sesudah itu tidak lagi
termasuk dalam pengertian pendidikan.
Menurut Drs. Burlian Somad, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri,
berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah
mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah. Secara terperinci, beliau
mengemukakan "Pendidikan itu disebut pendidikan Islam apabila memiliki
dua ciri khas, yaitu:
a. Tujuannya membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi
menurut ukuran Al-Qur'an
b. Isi pendidikannya adalah ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap
di dalam Al-Qur'an yang pelaksanaannya di dalam praktek hidup
28
sehari-hari sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW. 42
Berikut beberapa ahli didik yang merumuskan mengena1 pengertian
pendidikan Islam, diantaranya:
a. Dr. Ahmad Tafsir mengartikan pendidikan Islam sebagai "bimbingan
yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam".43
b. Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani mendefinisikan pendidikan
Islam sebagai "usaha sadar dalam bentuk proses pendidikan untuk
mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau
kehidupannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya yang dilandasi
oleh nilai-nilai Islam".44
c. Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam adalah "bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum Islam menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut aturan-aturan Islam".45
Dari beberapa definisi pendidikan Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Islam adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan melalui syariat Islam, serta menyadarkan
bahwa kodrat manusia adalah hamba Allah yang berfungsi menghambakan
diri hanya kepada-Nya.
42Djamaluddin & Abdullah Aly, Kapila Se!ekta Pe11didika11 Islam, (Bandung: CV. Pustaka Selia, 1999), eel. Ke-2, ha!. 9
43 Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan Dalam persepektif Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), eel. I, ha!. 32
440mar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, Fa/sajah Pendidikan Islam, Terjemah hasan r t /y 1 y,. 1 .,.... ' • ~ ,-,.,..,,-.,, , TF ,... 1 t ,.. ,-
29
2. Pengertian Sistem Pendidikan Pondok Pesantren
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata "sistem" memiliki arti
"seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan dengan membentuk
suatu totalitas''. 46
Secara umum, sistem dimaknai sebagai suatu kesatuan unsur-unsur yang
saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi
keluaran. Sistem juga dapat diartikan dengan satu kesatuan komponen yang
satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu
hasil yang di harapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. 4 7
Bonar Simangunsong mengatakan, sistem ialah "suatu totalitas yang
terjadi dari komponen-komponen dan unsur-unsur yang saling berinteraksi
menuju suatu tujuan tertentu ... bagian terkecil dari sistem adalah unsur".48
Menurut Ryan, sistem adalah sejumlah elemen ( objek, orang, aktivitas,
rekaman, informasi, dan lain-lain) yang saling berkaitan dengan proses dan
struktur secara teratur, dan merupakan kesatuan organisasi yang berfungsi
untuk mewujudkan hasil yang dapat diminati (dapat dikenal wujudnya)
sedangkan tujuan tercapai. Sedangkan Sanafiah Faisal berpendapat, istilah
sistem menuju kepada totalitas yang bertl\juan dan tersusun dari rangkaian
unsur dan komponen.49
H. M. Arifin mengartikan sistem sebagai "suatu keseluruhan yang terdiri
dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam
fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen-komponen lainnya
secara terpadu bergerak menuju ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan.50
46Tim Penyusun Ka1nus Pusat Pen1binaan dan Pengen1bangan Bahasa departe1nen Pendidikan dan Kebudayaan, Ka11111s ... , cet. Ke-9, ha!. 849
47Zurinal Z & Wahdi Sayuti. !!mu Pendidikan Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, ha!. 57
48Bonar Simangunsong, Sistem Injonnasi Manajemen, (Jakarta: Panel Inda, 1991 ), cet. Ke-I, ha!. 5
49Ramayulis, I/mu Pendidikan Jslam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), cet. Ke-3, ha!. 3-4 50u l'l.lf ti. •. ;r;.., Yn/'it,,-, (',.,/,~Trio fJ,,.~Airlib-fYU ({.,/,-.,,, .. ,e TTu ...... 1 11 ... 1,.. ... ...+,,.. u ........ : At ........... ,..
30
Dalam terminologi ilmu pendidikan, sistem dapat diartikan sebagai "suatu
keseluruhan yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja sendiri-sendiri
(independent) atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan
yang diinginkan berdasarkan kebutuhan. "51
Sistem pendidikan pesantren terdiri dari berbagai unsur (subsistem) yang
semuanya meemiliki kaitan fungsional, tak terpisahkan untuk mewujudkan
tujuan yang ditetapkan.52
Sistem pendidikan pesantren hingga saat ini masih belum memiliki
kasamaan dasar di luar penggunaan buku-buku wajib. Keragaman ini timbul
karena ketidak samaan sistem pendidikannya, ada pesantren yang
menyelenggarakan pengajian tanpa sekolah/madrasah, ada pesantren yang
hanya menggunakan sistem pendidikan madrasah secara klasikal, dan ada
pula pesantren yang menggabungkan system pengajian dan system madrasab
secara non klasikal. 53
Sistem pendidikan pesantren yang dibangun dalam rangkaian sejarah telah
melahirkan sejumlab jiwa pesantren yang meniscayakan standardisasi nilai.
Jiwa yang dibangun itu secara keseluruhan akan menjadi karektiristik
karektiristik yang belum pernah dibangun oleh sistem pendidikan mana pun.
Jiwa pesantren berikut ini terimplikasi dalam panca-jiwa pesantren berikut:
a. Jiwa Keikhlasan, jiwa yang tidak didorong oleh ambisi apa pun untuk
memperoleh keuntungan-keuntungan tertentu, tetapi semata-ma,a demi
ibadah kepada Allab.
b. Jiwa kesederhanaan tetapi agung. Sederhana bukan berarti pasif,
melarat, dan miskin, tetapi mengandung unsur kekuatan dan ketaban
hati, penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan.
c. Jiwa Ukhuwah Jslamiyah yang demokratis. Situasi dialogis dan akrab
antar-komunitas pesantren yang dipraktikkan sehari-hari, disadari atau
tidak, akan mewujudkan suasana damai, senasib dan sepenanggungan,
"Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor .. , ha!. 29. 5211,r .. : __ :1 r.-~--- n.~-··-'··-·. 1-_1 ,,.,...
31
yang sangat membantu dalam pembentukan dan pembangunan
idealisme santri.
d. Jiwa kemandirian. Kemandirian disini bukanlah kemampuan dalam
mengurusi persoalan-persoalan pribadi dan intern, tetapi juga
kesanggupan membentuk kondisi pesantren sebagai institusi
pendidikan Islam yang mandiri dan tidak menggantungkan diri pada
bantuan dan belas kasihan pihak lain.
e. Jiwa bebas dalam memilih alternativ jalan hidup dan menentukan masa
depan dengan jiwa besar dan sikap optimis menghadapi segala
problematika hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. 54
Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional adalah merupakan
seperangkat aturan atau ketentuan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional. 55 Dengan sifatnya yang menyeluruh,
semua bentuk pendidikan di Indonesia tercakup dalam Sitem Pendidikan
Nasional, termasuk pendidikan di madrasah dan pondok pesantren yang
diselenggarakan atau dibina oleh Departemen Agama dan selama ini lebih
dikenal sebagai perguruan agama Islam. Masuknya madrasah dan pondok
pesantren ke dalam kesatuan Sistem Pendidikan Nasional mengharuskan
dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam penyelenggaraan dan pembinaan
dengan ketentuan dan pokok pikiran :,;ang terdapat dalam UUSPN dan semua
peraturan pelaksanaannya. 56
Pada tahun 1946 ketika Mr. R. Suwandi sebagai Menteri P dan K, beliau
membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia, dengan
ketuanya Ki Hajar Dewantoro. Ada tiga ha! yang menjadi tugas panitia:
Pertama, Merencanakan susunan persekolahan, Kedua, Menetapkan bahan
"'Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. I Maret 2004, ha!. 126-128.
55Haidar Putra Daulay, Historistas dan Eksistensi Pesantren, Seka/ah dan Madrasah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), ha!. 101.
56.1, ~K-1'.L r._J: __ ! J_.J··---·L ,J ___ '!' .•.• •-·----- ! J._,J •..•. ~•-- m __ .J··--· ~,r:_. __ li'IAI"\\ __ ,.
32
pengaJaran, Ketiga, M.enyiapkan rencana pelajaran di tiap-tiap kelas pada
setiap sekolah.
Regulasi Pendidikan keagamaan dalam UU No. 20/2003 diduga bertujuan
mengakomodir tuntutan pengakuan terhadap model-model pendidikan yang
selama ini sudah berjalan di masyarakat secara formal namun tidak
diakreditasi oleh Negara karena kurikulumnya mandiri atau tidak mengikuti
kurikulum sekolah ataupun madarsah pada umumnya. Justru kemandirian
kurikulum pendidikan keagamaan ini dipandang perlu di pertahankan dalam
rangka memenuhi ragam karakter layanan pendidikan sesuai kebutuhan
masyarakat. 57
Panitia memberikan rekomendasi mengenai sekolah-sekolah agama pada 2
juni 1946 bahwa pengajaran yang bersifat pondok pesantren dan madrasah
perlu dipertinggi dan di-modernisasi serta diberikan bantuan biaya dan lain
lain.
Kenyataannya pesantren mempunyai karakter plural, tidak seragam dan
tidak memiliki wajah tunggal (uniform). Pluralitas pesantren ditunjukkan
antara lain oleh tidak adanya satu aturan pun yang dapat mendefenisikan
pesantren mennjadi tunggal, kecuali aturan itu datang dari pemahaman agama
yang terefleksikan dalam berbagai kitab kuning.
Visi dan misi pondok pesantren selama 1m, seperti yang banyak
disan1paikan kalangan pondok pesantren sendiri, adalah Tafaqquhfi al-din dan
lndzar al-Qaum. Kalau boleh dapat diterjemahkan dengan Pembelajaran ilmu
ilmu agama dan Bimbingan kepada mayarakat. Yang perlu menjadi catatan,
bahwa ilmu-ilmu agama (Islam) itu selama ini berkembang dengan dinamik.
Standarisasi bidang keilmuan dan program pembelajaran di pondok
pesantren tampaknya masih membutuhkan tahapan-tahapan dan tawaran
tawaran. Sebetulnya, standar yang bagaimana yang kita harapkan. Pilihan
pilihan apa saja yang dapat kita tawarkan kepada pondok-pondok pesantren,
imbalan apa yang dapat dijadikan untuk produk pesantren setelah mengikuti
33
program standarisasi tersebut Model-model pesantren yang bagaimana yang
dapat dijadikan rujukan.
Tampaknya, tidak mungkin pondok pesantren diseragamkan standar
keilmuannya maupun programnya, juga tidak bijak apabila ada keinginan
untuk mensentralisasi kurikulum pesantren. Sebenarnya, di samping
kekurangan dan kelebihannya, pesantren mempunyai nilai-nilai dasar yang
dimiliki, yakni (a) nilai kesejarahan, (b) nilai kelenturan, ( c) nilai kemandirian,
yang dapat dijadikan pijakan untuk melakukan langkah inovasi. 58 ·
Di antara problem yang sering dijumpai dalam praktek pendidikan di
pesantren, terutama yang masih bercorak salaf, adalah persoalan efektivitas
metodologi pengajaran. Di sinilah perlunya dilakukan penyelarasan tradisi dan
modernitas di tengah dunia pesantren. Dalam ha! ini, memang diperlukan
adanya pembaharuan di pesantren, terutama mengena1 metodologi
pengajarannya, namun pembaharuan ini tidak harus meninggalkan praktek
pengajaran lama (tradisional), karena memang di sinilah karakter khas dan
indegenousitas pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Justru yang perlu dilakukan adalah, adanya konvigurasi sistemik dan kultural
antara metodologi tradisional dengan metodologi konvensional-modem.
Dengan demikian, penerapan metodologi pengaJaran modem dan
pembangunan kultur belajar yang dialogis-emansipatoris, bisa seirama dengan
watak asli dari kultur pesantren. 59
Dalam ha! penyelenggaaraan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok
pesantren sekarang ini, paling tidak dapat digolongkan kepada tiga bentuk,
yaitu:
a. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama
Islam, yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut
diberikan dengan cara nonklasikal, dimana seorang kiai rnengajar
santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalarn bahasa Arab
"Muhammad Tolchah Hasan, Mantan Menteri Agama RJ, Standardisasi Bidang Keilmuan dan Program Pembelqjaran Di Pondok Pesantren, dalam Artikel Pesantren,
34
oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedang para santri
biasanya tinggal dalarn pondok atau asrama dalam pesantren tersebut.
b. Pesantren adalah lembaga pendidkan dan pengajaran agama Islam
yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut diatas,
tetapi para santrinya tidak di sediakan pondokan di kompleks
pesantren, namun tinggal tersebar di sekitar penjuru desa sekeliling
pesantren tersebut (santri kalong) dimana cara dan metode pendidikan
dan pengajaran agama Islam diberikan dengan system weton, yaitu
para santri datang berduyun-duyun pada waktu-waktu tertentu.
c. Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan antara
system pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan
pengajaran agama Islam dengan sistem bandongan, sorongan ataupun
watonan, dengan para santri disediakan pondokan ataupun merupakan
santri kalong. 60
Pada bagian lain, secara tradisional sistem pendidikan yang di terapkan di
pesantren memilahkan secara tegas aspek pengembangan intelektual dan
aspek pembinaan kepribadian. Sistem pendidikan pesantren lebih
mengutamakan pembinaan kepribadian daripada pengembangan intelektual,
sehingga daya kritis, tradisi kritik, semangat meneliti, dan kepedulian
menawarkan sebuah konsep keilmuan tidak muncul dari pesantren. Dengan
kata lain, perhatian pesantren lebih tertuju pada pendidikan daripada
pengajaran, padahal kedua hal itu seharusnya diintegrasikan menjadi satu
kesatuan yang utuh dan harmonis.61
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Pendidikan Islam, baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang
bergerak dalam rangka pembinaan kepribadian yang utuh, paripurna atau
syumul, melakukan suatu dasar yang kokoh. Kajian tentang pendidikan Islam
60lT-~L __ 1\_L ,-,..-·---"~-- n_r.1_, ' ' At" _,,.,
35
tidak boleh lepas dari landasan yang terkait dengan swnber ajaran Islam yang
mendasar. Ada empat dasar fundamental pendidikan Islam, yaitu:
a. Al-Qur'an
Al-Qur'an diakui oleh orang-orang Islam sebagai finnan Allah, dan
karenanya ia merupakan dasar bagi hokum mereka. Al-qur'an
sepenuhnya berorientasi untuk kepentingan manusia. Dialah mata air,
yang kepadanya berpokok segala mata air yang diminum untuk
menetapkan hukwn dan meneranngkan segala keperluan manusrn.
Segala persoalan terdapat ha! pokoknya di dalam al-Qur'an.
b. As-Sunnah
Dijadikan As-Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam tidak terlepas
dari fungsi as-Sunnah itu sendiri terhadap al-Qur'an. Fungsi as-Sunnah
terhadap al-Qur'an adalah sangat penting. Ada beberapa pembenaran
yang mendesak untuk segera ditampilkan, yaitu:
a) Sunnah menerangkan ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat wnum
b) Sunnah menghidmati Al-Qur'an
c. Al-kaun
Selain menurunkan ayat-ayat Qauliyah kepada umat manusia melalui
perantara Malaikat Jibril dan Nabi-nabinya, Allah JUga
membentangkan ayat-ayat kauniyah secara nyata, yaitu alam semesta
dengan segala macam partikel dan heterogi11itas berbagai entitas yang
ada didalamnya.
d. Ijtihad
Berakhimya kenabian dan turunnya wahyu dengan wafatnya
Rasulullah Muhammad SAW pada hakikatnya mengandung nilai yang
sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia tidak dapat
lain kecuali kembali pada kemampuannya sendiri dengan al-Qur' an
sebagai wahyu dan Sunnah rasul sebagai teladan, untuk berikhtiar
menghadapi dan menyelesaikan persoalannya sendiri dimuka bumi ini.
Jjtihad yang dimaksud disini adalah pengertian yang luas, bukan ijtihad
36
yang oleh sementara ulama disebut sebagai ijtihad fardhi dan jama' i.
model ijtihad disini karena adanya keterikatan ruang dan waktu. 62
Istilah "tujuan" atau 'sasaran" atau "maksud" dalarn bahasa Arab
dinyatakan dengan ghayat atau abdaf atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa
inggris, istilah "tujuan" dinyatakan dengan "goal atau purpose atau objective
atau aim". Secara urnum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama,
yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah,
maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktifitas.63
Tujuan itu sendiri menurut Zakiah Darajat, adalah sesuatu yang
diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan H. M.
Arifin mengatakan, tujuan itu bias jadi menunjukkan kepada futuritas (masa
depan) yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali
dengan usaha melalui proses tertentu.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam,
yaitu:
a. Mengakhiri usaha
b. Mengarahkan usaha
c. Merupakan titik pangkal untuk mencapa1 tujuan-tujuan lain, baik
tujuan-tujuan baru maupun ti.tjuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertarna
d. Member nilai sifat pada usaha-usaha itu.64
Tujuan pendiJikan merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor
pendidikan. Tujuan termasuk kunci keberhasilan pendidikan, di samping
factor-faktor lainnya yang terkait. Tujuan pendidikan pesantren adalah
menciptakan dan mengembangkan kepribadian Muslim. Selain itu lahimya
Ulama tetap menjadi tujuan pesantren hingga sekarang, tetapi ulama dalam
pengertian yang luas yaitu ularna yang menguasai ilmu-ilmu agama sekal.igus
memahami pengetahuan umurn sehingga mereka tidak terisolasi dalam
dunianya sendiri.
62Khoiron Rosyadi, Pendidikan Projektif, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. Ke-1, ha!. 152-159
63n,, • ..-. ....... 1:,., TJ,~H• D~M,.1;,..1;1Y~M 1.-. ... 1 c.i::
37
Menurut Prof. Dr. Yusuf Amir Faisal, pondok pesantren itu mencanangkan
tujuan pendidikannya sebagai berikut:
a. Mencetak ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama.
b. Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat Islam, lulusan
pesantren adalab mereka yang harus mempunyai kemampuan
melaksanakan syariat agama secara nyata dalam rangka mengisi,
membina, dan mengembangkan mutu peradaban dalam persepektif
Islam walaupun mereka tidak tergolong para ulama yang menguasai
ilmu-ilmu agama secara khusus.
c. Mendidik agar para santri ( objek) memiliki keterampilan dasar yang
relevan dengan terbentuknya masyarakat beragama: mereka (para
santri) dalam melakukan kegiatan-kegiatan kehidupan yang turut serta
mewujudkan masyarakat maju, dan memiliki keterampilan yang bukan
hanya mencerminkan keragaman kawasan sosial, melainkan JUga
dalam mutu keutuhan sistem kultur dan peradaban tertentu. 65
Tujuan un1mn pesantren adalah membina warga negara agar berkpribadian
muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agam Islam dan menanamkan rasa
keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikarmya
sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan negara. Adapun
tujuan khusus pesantren adalah sebagai berikut:
a. Mendidik santri/siswa untuk menjadi seorang Muslim yang bertaqwa
kepada Allah, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, ketrampilan dan
sehat lahir batin sebagai warga Negara yang berpancasila.
b. Mendidik santri/siswa untuk menjadikan manusia Muslim selaku
kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tanggull,
wiraswasta dalam mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan
dinamis.
c. Mendidik santri/siswa untuk memperoleh kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbullkan
65,T _____ ,_, ~ ---~-- .,-._, __ 1 n
38
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan
bertanggungjawab kepada pembangunan bangsa dan Negara.
d. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh mikro (keluarga) dan regional
(pedesaan/masyarakat lingkungan).
e. Mendidi santri/siswa agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam
berbagai sector pembangunan, khususnya pembangunan mental
spritual.
f. Mendidik santri/siswa untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
social masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan
masyarakat bangsa.66
Secara spesifik, beberapa pesantren yang tergabung dalam forum
Pesantren merumuskan beragam tujuan pendidikannya, yang dapat di
klasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Pembentukan akhlak/kepribadian
b. Penguatan kompetensi santri
c. Penyebaran ilmu.67
H. Munawir Sjadzali (Menteri Agama RI) pada Seminar Islam dan
Pendidikan Nasional, tanggal 25 April 1983 mengatakan: "Khusus mengenai
pondok pesantren, saya ingin menegaskan bahwa secara umum tujuan
pembinaan dan pengembangan pondok pesantren adalah untuk:
a. Meningkatkan dan membantu pondok pesantren dalam rangka
membina dan mendinamisir pondok pesantren di seluruh Indonesia
sehingga mampu mencetak manusia muslim selaku kader-kader
penyuluh pembangunan yang bertaqwa, cakap, berbudi luhur dan
terampil bekerja untuk membangun diri dan keluarga serata bersama
sama bertanggungjawab atas pembangunan dan keselamatan bangsa.
b. Menetapkan pondok pesantren dalam mata rantai ke seluruh system
pendidikan nasional.
66 Mujamil Qamar, Pesantren ... , ha!. 3-6. 67'A,f T"\!~-1'.T-£':' .. .11.1. n .. -1 ... :~ 11-···l.-1-~-··-·· n------~·---- r'-T .. 1- .• L.-L •. T'o'T' T T,rTc< n.1.
40
C. Kurilmlum dan Metode Pengajaran di Pondok Pesantren
1. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Modern
Istilah kurikulum berasal dari bahasa perancis, yaitu "courier" yang berarti
to run, maksudnya adalah berlari. Sedangkan dalam bahasa Yunani kurikulum
diartikan sebagai 'jarak" yang ditempuh oleh pelari, sehingga kurikulum
dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan oleh anak didik guna mendapat ijazah.71
Dalam Undang-undang Dasar nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN), disebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta earn yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Secara terminology, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang di programkan,
direncanakan dan dirancangkan serta sistematik atas dasar norma-norma yang
berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. 72
Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan
kurang lebih sejak satu abad yang lalu. Istilah ini muncul untuk pertama
kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu kata kurikulum
dipergunakan dalam bidang 0J4h raga, yaitu suatu alat yang membawa orang
dari start sampai finish. Barn kemudian pada akhir tahun 1955 istilah
kurikulum dipergunakan dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran pada suatu lembaga pendidikan. Dalam kamus Webster tersebut
kurikulum diartikan dua macam, yaitu:73
a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa
pada lembaga pendidikan sekolah atau perguruan tinggi guna
memperoleh ijazah tertentu.
71 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor .. , hal. 77 727 .. _:~-I '7 "· "l"'i.T-t....J: 0-- ... ~: ,, _____ n ___ _J.;-1:1..... L. l n.e
41
b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau jurusan.
Sejalan dengan itu, para ahli pendidikan memberi arti yang lebih luas
tentang kurikulum. Berikut beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan
oleh para ahli pendidikan, yaitu:
a. J. Galen dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning
For Better Teaching and Learning (1956) menjelaskan arti kurikulum
sebagai berikut: "The curriculum is the sum total of school's efforts to
influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out
of school". Jadi segala usaba sekolah untuk mempengaruhi anak
belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, atau diluar
sekolab termasuk kurikulum.
b. William B. Ragan, dalam buku Jvlodern Elementary Curriculum (1996)
menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: "The tendency in recent
decades has ben to use the tennin a broader sense to refer too the whole
life and program of the school. The term is used ... to include all the
experiences of children for which the school accepts responsibility. It
denotes the result of efferorts on the part of the adults of the
community, and the nation to bring to the children the finest, most
whole some influences that exist in the culture". Ragam menggnnakan
kurikulum dalam arti yang luas, yang meliputi seluruh program dan
kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawab
tanggung-jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan
pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi
hubtmgan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara
mengevaluasi termasuk kurikulum.74
Sampai disini dapat disimpulkan, bahwa kurikulum adalah segenap
pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan
terorganisasi untuk mempengaruhi para siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu sekolah atau lembaga pendidikan.
42
Sedangkan kurikulwn pondok pesantren, sebenarnya meliputi seluruh
kegiatan yang dilakukan di pesantren selama sehari semalam, pada masa
sebelum kemerdekaan istilah kurikulum belum dikenal dalam sebagian
pesantren walaupun materinya ada dalam praktek mengajar, bimbingan
rohani, dan latihan kecakapan mernpakan kesatuan dalam proses pendidikan
di pesantren. 75
Dengan demikian, kurikulum pendidikan pondok pesantren modem adalah
keseluruhan usaha lembaga pendidikan pondok pesantren dalam memberi
pengalaman kepada santri secara terencana dan terorganisir untuk
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan
yang telah dirnmuskan.
Jsedangkan materi pembelajaran yang diberikan di pondok pesantren
mengacu pada isi materi yang terdapat dalam Kitab kuning, sehingga
Pimpinan Pondok tinggal menentukan kitab apa yang hams dipelajari oleh
santri. Hal itu juga menggambarkan kompetensi yang harus dicapai santri.
kitab yang dipelajari biasanya tidak dilengkapi dengan sandangan (;yak!), oleh
karena kitab kuning juga kerap disebut oleh kalangan pondok pesantren
sebagai "kitab gundul". Dan karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh
dari kemunculannya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki kitab kuning ini
dengan "kitab kuno".
Pengajaran kitab-kitab ini meskipun berjenjang namun materi yang
diajarkan kadang-kadang berulang-ulang. Hanya berupa pendalaman dan
perluasan wawasan santri. Memang ini menjadi salah satu bentuk
penyelenggaraan pengajaran Pondok Pesantren yang diselenggarakan
berdasarkan sistem (kurikulum) kitabi. Berdasarkan pada jenjang ringan
beratnya muatan kitab. Tidak berdasarkan tema-tema (maudhlu 'i) yang
memungkinkan tidak terjadinya pengulangan namun secara komprehensif
diajarkan pennateri pada para santri. Meski diajarkan dengan sistem kitabi
tetap terjaga sistematika kitab, berdasarkan pada bidang bahasan.
43
Peajenjangan berdasarkan Kitab yang dipelajari santri, dalam
pelaksanaannya di pondok pesantren tidaklah menjadi suatu kemutlakan.
Bahkan dapat saja Pondok Pesantren memberikan tambahan atau melakukan
inovasi atau pula mengajarkan kitab-kitab yang lebih populer dan efekti£
Adapun alokasi waktu dan mata pelajaran atau kitab yang di ajarkan sehari
hari dapat ditentukan sendiri oleh Kyai atau gum yang bertanggung jawab
dalam bidang pendidikan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi
Pondok Pesantren dari segi penyelenggaraan dan sumber daya manusia.
Untuk mengetahui gambaran kitab yang biasa diajarkan dipesantren,
berikut contoh-contoh kitab beserta kategorinya: 76
a. Cabang Ilmu Fiqh
a) Safinatcu 'l-Shalah
b) Safinat-u 'l-Najah
c) Fath-u 'l-Qarib
d) Taqrib
e) Fath-u 'l-Muin
f) Minhaj-u 'l-Qawim
g) Muthma 'innah
h) Al-Jqna'
i) Fath-u 'l-Wahhab
b. Cabang Ilmu Tawhid
a) 'Aqidat-u 'l-Awamm (nazham)
b) Bad'-u '!-Amal (nazham)
c) Sanusiyah
c. Cabang Ilmu Tasawuf
a) Al-Nasha 'ih-u 'l-Diniyah
b) lrsyad-u 'l-Jbad
c) Tanbih-u '1-Ghafilin
d) lvfinhaj-u '1-Abidin
e) Al-Da 'wat-u 'l-Tammah
44
f) Al-Hikam
g) Risalat-u 'I-Mu 'awnah wa 'l-Muzhaharah
h) Bidayat-u 'l-Hidayah
d. Cabang Ilmu Nahwu-Sharaf
a) Al-Maqsud (nazham)
b) 'Awamil (nazham)
c) 'Imrithi (nazbam)
d) Ajurumiyah
e) Kaylani
f) Mirhat-u 'l-J'rab
g) Alfl)lah (nazbam)
h) Jbnu 'Aqil
Sedangkan materi pelajaran umum yang biasa diajarkan di pondok
pesantren, sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesi
b. Bahasa Inggris
c. IPS
a) Sejarah
b) Geografi
c) Ekonomi
d. IPA
a) Fisika
b) Kimia
c) Biologi
e. Tata Negara
Waktu pembelajaran Pondok Pesantren biasanya adalah setelah shalat
Subuh berjamaah di masjid, setelah shalat Ashar dan setelah shalat 'Isya.
Pengajian ini dilakukan secara berjenjang atau secara keseluruhan. tergantung
metode atau sistem penyelenggaraan yang dilakukan. Sedangkan waktu pagi
sampai siang, biasanya diisi dengan kegiatan mandiri atau keterampilan LL------------ _1~ __ 1_
45
Pondok pesantren modern menyelenggarakan pendidikannya secara formal
seperti disekolah umum atau madrasah, pendidikan formal dilaksanakn pagi
hingga siang hari dan jika ada pengajian kitab salafiyah biasanya dilaksanakan
pada sore hari atau mengikuti kebiasaan pesantren tradisional.
Dikarenakan terdapat perbedaan dalam sistem pendidikan di pondok
pesantren, maka berbeda-beda pula masa pembelajarnnya. Namun pada
umumnya pesantren modern, lama masa belajarnya sama dengan madrasah
dan sekolah umum. Penjenjangan di pondok pesantren moderen pm
menggunakan sistem klasikal dan setelah lulus mendapatkan ijazah dari
pesantren.
2. Metode Pengajaran di Pondok Pesantren Modern
Metode berasal dari kata "meta" dan "hodos", meta yang berarti melalui
dan hodos berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yang hams dilalui untuk
mencapai sesuai tujuan. 77
Metode merupakan komponen pendidikan yang membahas mengenai
semua cara yang digunakan dalam upaya untuk mendidik. Metode juga
mempakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan
dan peran seorang guru dalam penyampaian metode tersebut ke dalam proses.
belajar mengajar. Selain itu, seorang guru harus pula memperhatikan faktor
faktor seperti usia peserta didik, kemampuan (intelegence ), situasi dan kondisi
Iingkungan belajar serta penguasaan metode dari guru tersebut. Dalam ha! ini,
Ibnu Khaldun berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Ali al-Jumbulati
bahwa:
"tidaklah cukup seorang guru hanya membekali anak dengan ilmu pengetahuan dalam belajarnya, akan tetapi guru juga wajib memperbaiki metode penyajian ilmu kepada anak didiknya. Pola pembelajaran ini tidak akan sempurna kecuali seorang lebih dahulu mempelajari hidup bawaan anak dan bakat ilmialmya, sehingga ia rnampu rnenerapkannya sesuai dengan tingkat pikiran mereka. Denngan cara demikian terjalinlah
'T8 • hubungan antara guru dan anak rnuridnya.
77H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), cet. Ke-3, ha!. 257 78 AJi ::1l-T11mhnl::1ti P11,.hnnrlinann Ponrli'Ailrnn r,./,nu /T"l,.,,rl,,. u; ... ,,.1~,., r; ... + ... lflA-1\ "~""
46
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara yang dipergunakan
untuk menyampaikan ajaran sampai ke tujuan. Dalam kaitannya dengan
Pondok Pesantren, ajaran adalah apa yang terdapat dalam kitab kuning atau
kitab rujukan atau referensi yang dipegang oleh Pondok Pesantren tersebut.
Pemahaman terhadap teks-teks ajaran tersebut dapat dicapai melalui metode
pembelajaran tertentu yang biasa digunakan oleh Pondok Pesantren.
Sistem pengajaran yang dipakai dalam pesantren terkenal tidak efisien. Ini
disebabkan caranya yang unik dan memang khas pesantren. Sistem
penjenjangan yang tidak sistematis, pemilihan kitab yang kurang relevan, cara
membaca kitab dengan terjemah harfiah, dan seterusnya. 79
Dalam pembelajaran yang diberikan oleh Pondok Pesantren kepada
santrinya, sesungguhnya pondok pesantren mempergunakan suatu bentuk
"kurikulum" tertentu yang telah lama dipergunakan. Y aitu dengan sistem
pengajaran tuntas kitab yang dipelajari (kitabi) yang berlandaskan pada kitab
pegangan yang dijadikan rujukan utama Pondok Pesantren tersebut untuk
masing-masing bidang studi yang berbeda. Sehingga sistem pembelajaran
yang diberikan oleh Pondok Pesantren bersandar kepada tamatnya buku atau
kitab yang dipelajari, bukan pada pemahaman secara tuntas untuk suatu topik
(maudlu 'i).
Sedangkan penamaan batasan penjenjangan pun bermacam-macam. Ada
yang mempergunakan istilah marhalah, sanah dan lainnya. Bahkan ada pula
yang bertingkat seperti Madrasah Formal, ibtida 'i, tsanawy dan 'aly.
Selama kurun waktu yang panJang, Pondok Pesantren telah
memperkenalkan dan menerapkan beberapa metode, diantaranya:
a. Metode sorogan.
Kata sorogan berasal dari bahasa J awa yang berarti "sodoran atau yang
disodorkan" adalah suatu metode belajar secara individual dimana
seorang santri berhadapan langsung dengan kyai atau guru untuk
membaca kitab.
47
b. Metode Bandungan.
Metode bandungan ini sering disebut dengan halaqah, pembelajaran
menggunakan metode ini santri hanya mendengarkan dan mensyakl
kitab sedangkan kyai atau guru membaca dan menjelaskan kandungan
isi kitab tersebut.
c. Metode Weton.
Istilah weton berasal dari bahasa Jawa yang diartikan berkala atau
waktu. Pengajian weton bukan pengajian rutin harian, tetapi
dilaksanakan pada saat-saat tertentu. Kitab yang dibaca oleh kyai atau
guru tidak menentu atau berurutan, santri boleh tidak membawa
kitab.80
d. Metode Hafalan (Tahjidz)
Metode ini telah menjadi ciri yang melekat pada sistem pendidikan
tradisional, termasuk Pondok Pesantren. Hal ini amat penting pada
sistem keilmuan yang lebih mengutamakan argumen naqli, transmisi
dan periwayatan (normatif).
Akan tetapi ketika konsep keilmuan lebih menekankan rasionalitas
seperti yang menjadi dasar sistem pendidikan modern, metode hafalan
kurang dianggap penting. Sebaliknya yang penting adalah kreativitas
clan kemampuan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.
Memang keberadaan metode hafalan ini masih perlu dipertahankan,
sepanjang berkaitan dengan penggunaan argumen naqli dan kaidah
kaidah umum.
e. Metode Diskusi (musyawarahlmunazharahlmudzakarah)
Metode ini berarti penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara
murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat
tentang suatu topik atau masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning.
Dalam kegiatan ini kyai atau guru be1iindak sebagai "moderator".
Dengan metode ini diharapkan dapat memacu para santri untuk dapat
lebih aktif dalam belajar. Melalui metode ini akan tumbuh dan
48
berkembang pemikiran-pemikiran kritis, analitis dan logis.
f. Adapun kegiatan "mudzakarah" dapat diartikan sebagai pertemuan
ilmiah yang membahasa masalah diniyah. Kegiatan ini dibedakan
menjadi dua macam berdasarkan peserta yang disertakan, mudzakarah
yang diadakan sesama kyai, guru dan para ulama dan mudzakarah
yang diselenggarakan sesama santri atau siswa, yang keduanya
membahas masalah keagamaan.
Bila untuk kyai dan para ulama kegiatan ini lebih bertujuan untuk
mencari jawaban dan jalan keluar untuk suatu masalah, maka kegiatan
yang dilakukan para santri lebih kepada melatih diri dalam
memecahkan sesuatu persoalan yang hasilnya kemudian diberikan
kepada "-'Yai. Dalam diskusi santri ini, kyai kadang-kadang bertindak
sebagai pimpinan diskusi atau biasanya oleh santri senior atau bahkan
para santri dibiarkan saja secara mandiri menyelenggarakannya.
g. Sistem Majelis Taklim (musyawarahlmunazharah) metode yang
dipergunakan adalah pembelajaran dengan cara ceramah, biasanya
disampaikan dalam kegiatan tabligh atau kuliah umum.81
Selain metode-metode diatas, pondok pesantren modern menggunakan
berbagai metode lain dalam proses pembelajarannya, yang tidak dilaksanakan
di pondok pesantren tradisional. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang
biasa dipergunakan di lingkungan pondok pesantren antara lain, seperti
tersebut di bawah ini dengan penyesuaian menurm materi yang ingin
disampaikan serta situasi dan kondisi masing-masing. 82
a. Metode Tanyajawab
b. Metode diskusi
c. Metode imla
d. Metode muthala'ah/ricitial
e. Metode proyek
f. Metode dialog
49
g. Metode karyawisata
h. Metode hafalan
1. Metode sosiodrama
J. Metode problem solving
k. Metode pemberian situasi
I. Metode pembiasaannya/habituasi
m. Metode percontohan tingkah laku/dramatisasi
n. Metode reinforcement
o. Metode widyawisata.
Pemilihan dan penggunaan metode biasanya dilakukan berdasarkan
kesesuaian materi yang ingin disampaikan, waktu, biaya, situasi dan kondisi
peserta didik, dan yang terpenting adalah kepribadian dan penguasaan
pendidik terhadap materi dan metodenya. Hal ini menjadi penentu berhasil
tidaknya penggunaan metode dalam membantu proses pembelajaran.
Dengan demikian, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
akan lebih mampu berperan apabila sistem dan metode pembelajarannya dapat
dikaitkan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modem serta tuntutan dinamika masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Teori Penelitian
Adapun teori penelitian yang penulis gunakan adalah fenomenalogi.
Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, ···--,----fenomenalogi diartikan sebagai: 1 ). Pengalaman subyektif atau pengalaman
fenomenalogikal; 2). Suatu studi tentang kesadaran dari persepektif pokok
dari seseorang. lstilah "fenomenalogi" sering digunakan sebagai anggapan
umum untuk menunjuk pada pangalaman subyektif yang ditemui. 1 Jadi,
Fenomenalogi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada focus
pengalaman-pengalaman subyektif manusia. Dalam ha! ini, penulis ingin
memahami bagaimana fenomena yang terjadi di Pon<lok pesantren Daarul
Rahman dalam pelaksanaan sistem pendidikan modern yang dilaksanakan
oleh pihak pesantren.
Adapun ciri pokok fenomenalogi yang <lilakukan penulis adalah peneliti
cenderung memastikan kondisi yang mengacu pada fenomena yang terjadi di
Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta secara jelas.
B. Deskripsi Objek Penelitian
Tempat yang akan penulis jadikan objek dalam penelitian ini adalah
Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta. Yang terletak di JI. Senopati
51
Dalam 35 A. Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Penulis merasa tertarik untuk
meneliti sistem pendidikan yang diterapkan oleh pondok pesantren ini, sebab
pondok pesantren ini menerapkan sistem pendidikan modern.
C. Desain Penelitian
Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskrifiif
kualitatif yakni penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan
atau status fenomena secara sistematis, aktual, dan akurat.
Untuk memperoleh data yang lengkap dan obyektif, maka penulis
menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang
dilakukan secara langsung ke suatu tempat guna memperoleh data-data yang
dibutuhkan. Dalam ha! ini penulis langsung melaksanakan penelitian di
Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta.
D. Prosedur Pengumpulau dan Perekaman Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan (library research) adalah serangkaian kegiatan
penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengelola bahan penelitian. Penelitian
kepustakaan merupakan manhaj yang dilewati oleh penulis untuk
membangun dasar teori guna membentuk kerangka berpikir. Kerangka
berpikir akan digunakan oleh penulis untuk menganalisa masalah,
dengan demikian penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh
data-data dengan melakukan penelusuran literature yang berkaitan
denngan objek penelitian.
2. Penelitian Japangan (fie!d research)
Penelitian lapangan (library research) m1 digunakan untuk
memperoleh data yang dikumpulkan bersumber dari lapangan. Yang ..J~----L---...:1 ...:1-------- 1------ _1•_• '. 1 1 1 '
52
data itu diperoleh. Dalam penelitian ini penulis mengunj ungi langsung
ke objek penellitian yaitu Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta.
Dalam ha! ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
yaitu sebagai berikut:
I. Observasi, adalah earn menganalisa dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai segala yang ada dan yang terjadi dengan melihat
dan mengamati secara langsung, yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sistem pendidikan moderen-salaf di lembaga tersebut.
2. Wawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara Tanya jawab antara interviewer dengan interviewee,
dengan mengadakan wawancara dengan pihak terkait seperti
Pimpinan Lembaga, Kepala Sekolah, Bagian Kurikulum, Staf Sekolah
dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Dokumentasi, dilakukan dengan meneliti bahan
doknmetasi yang ada dan mempunya1 relevansi dengan tujuan
penelitian, misalnya persentase tentang seberapa besar penggunaan
sistem salafi dalam pembelajaran.
G. Pengolahan Data
Berkaitan dengan analisis data, langkah-langkah yang ditempuh oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi, yaitu penulis menggunakan berbagai teknik pengumpulan
data ( observasi, interview dan studi dokumentasi).
2. Peer examination, yaitu penulis meminta bantuan kolega melalui
diskusi untuk memberikan komentar terhadap data atau temuan
penelitian.
3. Audit trail (penelusuran audit), yaitu penulis melakukan upaya
mengenal situasi lokasi penelitian. Sebelum melakukan audit trail
penulis terlebih dahulu melakukan pencatatan pelaksanaan yang _j '.1- 1 - - ~ ("'1 '1
53
a. Data mentah, tennasuk bahan yang direkam secara elektronik,
catatan lapangan tertulis, dokumen foto, dan alat dokumentasi
lainnya hasil survey.
b. Data yang direduksi dan hasil analisis data, termasuk didalamnya
penulisan secara lengkap catatan lapangan dan ikhtisar catatan.
c. Rekonstruksi data, termasuk didalamnya struktur kategori: tema,
defenisi dan hubungan-hubungannya, temuan dan kesimpulan,
serta laporan akhir dan hubungannya dengan kepustakaan.
d. Catalan tentang proses penyelenggaraan, termasuk didalamnya
catatan metodologi: prosedur, desain, catatn tentang keabsahan
data berkaitan dengan derajat realibilitas.
e. Bahan yang berkaitan dengan maksud dan tujuan, termasuk usulan
penelitian: catatan reflektif dan motivasi serta harapan.
f. Jnformasi tentang pengembangan instrument, tennasuk berbagai
formulir yang digunakan untuk penjajakan, format pengamatan dan
surve1.
H. Analisa Data
Pada tahapan ini penulis menggunakan data-data yang diperoleh dari
perpustakaan sebagai pedoman untuk melakukan pemeriksaan terhadap
keabsahan data yang diperoleh dari penelitian lapangan, setelah data-data
tersebut diolah terlebih dahulu. Setelah data-data yang telah dikuntpulkan
dalam penelitian ini diolah maka selanjutnya dilakukan penganalisaan untuk
mengungkapkan pokok masalah yang diteliti dengan menggunakan metode
deskriftif analitis, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa
basil penelitian berupa "Sistem Pendidikan Moderen di Pondok Pesantren
Daarul Rahman Jakata".
BABIV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
1. Pondok Pesantren "Daarul Rahman"
Pondok pesantern Daaml Rahman adalah salah satu lembaga Pendidikan
Islam, tempat mendidik pemuda/pemudi belajar Ilmu Agama (Pelajaran
Pokok) dan ilmu PengetahuanUmwn (sebagai pelengkap).
Pondok ini didirikan oleh bapak Kyai Haji Syukron Ma'mun dengan
dibantu oleh kawan-kawannya, antara lain adalah Uztadz Antung Ghazali BA,
H. Masyhuri Baedlowi MA, Nurhazim BA, H. Abdul Kadir Rahman, keluarga
Almarhum bapak H. Abdurralunan bin Naidi dan para dermawan seperti
bapak H. Mochammad Noor Mughni serta para masyarakat sekitar yang
memang mendambakan adanya pondok pesantren.
Pondok pesantren ini dibangtm diatas tanah wakaf yang luasnya ± 7 .800
M2, terletak di Jin. Senopati Dalam II, dibelakang komplek nnnah mantan
Wakil Presiden R. I. bapak Soedhmmono S. H. atau lebih jelasnya pondok
pesantren Damctl Rahman tersebut beralamatkan; Jin. Senopati No. 35 A
Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp. 584825. Sedangkan pondok pesantren
Daaml Rahman II berada di Leuwiliang Bogor dan pondok pesantren Daarul
Ralunan III berada di daerah Pamng.
Status Pondok Pesantren Daarul Ralunan adalah swasta penuh, berdiri
sendiri tanpa ada ikatan dari organisasi atau partai politik apapun.
54
55
2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
Pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta, awalnya bermula dari pengajian
orang-orang tua bersama K. H Syukron Ma'mun yang kemudian mendirikan
madrasab ar-Rahman. Barulah dikemudian hari didirikan lembaga pendidikan
Islam pondok pesantren Daarul Rahman.
Kyai Haji Syukron Ma'mun membuka pengajian setelah shalat Maghrib
selain mengajar disebuah Madrasah pada siang harinya di daerah tersebut.
Mula-mula peserta pengajiannya adalah orang-orang tua saja, yaitu orang
orang disekitar Senayan ini, yang jumlabnya ± 20 orang. Walaupun muridnya
sedikit, pengajian terus berlangsung.
Ternyata dengan cara demikian, banyak juga yang datang dari jauh untuk
belajar kepada K. H Syukron Ma'mun. Babkan ada yang berasal dari luar
daerah DKI Jakarta, peserta pengajian pun semakin banyak dan tempat
mengadakan pengajian tidak mumpuni lagi.
H. Naidi bin Abd Rahman mengusulkan kepada KH. Syukron Ma'mun
untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan sendiri, malca didirikanlah
madrasab Ar-Rahman.
Madrasah Ar-Rabman memulai pembelajarannya dengan menempati
garasi mobil sebagai tempat belajar, sedangkan santri-santrinya tinggal
dirumah-rumah kontrakan. Setelah melihat jumlah santri semakin banyak,
barulah Kyai Syukron Ma'mun beserta kawan-kawannya berpikir untuk
membangun pesantren.
Kemudian bapak Haji Abdurrahman bin Naidi mewakatkan tanahnya
untuk mendirikan pesantren tersebut, begitu pula bapak H. M. Noor Mughni
menyerahkan uang sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu) pada waktu itu.
Dengan uang tersebut dibelilah pasir dan semen seharga Rp 50.000,- dan
teh botol Rp 50.000,- setelah itu diumumkan kepada seluruh masyarakat,
bahwa akan diadakan peletakan batu pertama bagi pernbangunan Pondok
Pesantren, bagi siapa saja yang ingin menyumbangkan haiia dan tenaganya
harap datang ke Madrsah Ar-Rahman di Jin. Senopati No.35 A kebayoran
56
Maka mereka yang datang tenaganya dikerahkan untuk menggali
fondamen, dengan jaminan teh botol dan nasi-nasi nampan yang dibawa oleh
masyarakat. Dimulai dengan peletakan material tersebut, dan akhirnya
terlaksanalah bangunan tersebut sampai sekarang.
Denngan didasari ayat Al-Qur'an Surat Ibrahim Ayat 7; Firman Allah
yang artinya kurang lebih demikian "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
kami akan menambah (nikmat) kepadamu". Bertolak dari sinilah, keyakinan
bertambah kuat dan tekad semakin membaja, dan dimulailah pembangunan
walaupun dengan modal yang sangat minim.
Tepatnya pada tanggal 11 Januari 1975, secara resmi berdirilah pondok
pesantren ini, yang dipimpim oleh K. H. Syukron Ma'mun sendiri, dengan
jumlah santri laki-laki dan perempuan sekitar 40 orang.
Tahun berganti tahun santri-santri itu terus bertambah banyak; sambil
merayap, pembangunan itupun dilanjutkan, baik asramanya maupun ruang
belajamya. Kemudian tempat Ibadahnya, dan semua bangunan itu dibikin
dengan konstruksi beton dan berlantai tiga mengingat areal tanah yang sangat
terbatas dan generasi penerus yang akan dating, dimana mereka belum tentu
mendapat kepercayaan masyarakat dalam masalah dana ataupun
mempermudah pengembangan-pengembangan selanjutnya.
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kemajuan perkembangan zaman,
pondok selalu berusaha meningkatkan kwalitas pendidikan dan
pengembangannya untuk berbakti kepada masyarakat.
Setelah melihat banyaknya santri yang belajar di pondok pesantren ini,
yang datang dari seluruh penjuru nusantara, maka pondok pesantren Daarul
Rahman membangun lagi kampus Daarul Rahman II di Leuwiliang Bogor
dengan tingkat pendidikan kelas I sampai kelas IV, sedangkan untuk kelas V
dan VI mereka kembali ke Daarul Rahman Jakarta. Dan pada tahun 2003
mulai lagi dibangun kampus Daarul Rahman JJI di Cibung Bulang Panmg,
selain terns menambah sarana dan prasarana di Kebayoran Baru.
57
3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Daarul Rahman
Pondok Pesantren ingin membantu pemerintah dalam bidang
pembangunan, kalau selama ini sedang giat-giatnya dibangun industry
industri, pengeboran minyak, jalan-jalan raya, reboisasi dan lain sebagainya,
maka pondok pesantren ini ingin membangun manusia seutuhnya baik fisik
maupun mental, rohani maupunjasmani.
Dalam pembangunan manusia ini, khususnya dalam bidang mental agama
moral dan spiritual, maka hanya agamalab yang mampu menjawab. Justru
karena itulah pondok pesantren ini akan menjawab tantangan perkembangan
zaman.
Pondok mengisi mental santri dengan mental agama, bagi tercapainya
kesejahteraan manusia baik lahir maupun batin, baik dunia maupun akhirat.
Maka disinilah Ajaran Islam menduduki tempat utama sebagai dasar
pembangunan manusia seutuhnya.
Visi yang diusung oleh pondok pesantren ini ialah mencetak Kyai yang
Jntelektual dan Jntelektual yang tetap Kyai, dengan arah pendidikan sebagai
berikut:
a. Keikhlasan
Pondok Pesantren hams selalu dalam suasana keikhlasan, ikhlas dalam
pergaulan, ikhlas dalam nasehat menasehati, ikhlas memimpin dan
dipimpin, guru ikhlas mengajar, murid ikhlas ualam belajar dan diajar,
dan seterusnya.
b. Kemasyarakatan
Segala apa yang akan ditemui santri dimasyarakat, itulah yang
didikakkan di pondok, mereka dari masyarakat untuk masyarakat;
yaitu untuk berbakti dan beramal di masyarakat, maka masyarakatlab
yang akan menilai.
c. Hidup Sederhana
Demi pendidikan jasmani dan rohani, maka para santri dibiasakan
hidup sederhana.
58
Contoh: makan yang penting bergizi tidak perlu banyak daging; tidur
disiplin; pakaian yang tidak terlalu mahal dengan potongan biasa;
hiburan hanya tiap malam minggu dan hari-hari libur boleh nonton
televisi.
d. Hanya Thalabul Ilmi, bukan untuk menjadi pegawai
Menuntut ilmu adalah perintah agama; yang diwajibkan kepada semua
umat Islam baik laki-laki maupun perempuan. Menuntut ilmu bukan
untuk mencari ijazah, kemudian mendaftar jadi pegawai. Ijazah
sekarang mudah didapat dan dibeli dengan uang; tetapi ilmu sulit
didapat, harus dengan susah payah. Pegawai negeri bukan cita-cita,
tetapi bila jadi pegawai negeri, Alhamdulillah.
Kalau bisa lebih baik mempunyai pegawai, bukan menhadi pegawai.
Soalmasa depan Allah yang mengatur, yang penting banyak ilmu,
akhlak bagus, mau berusaha; insya' Allah tidak akan mati kelaparan
karena membela agama Allah.
Sedangkan misi dari semua itu ialah ingin tetap melanjutkan perjuangan
ulama dalam membangun nusa dan bangsa, mencetak manusia seutuhnya,
yang berberguna bagi masyarakatnya.
4. Keberadaan Guru dan santri
a. Keberadaan Uuru
Guru merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam proses belajar
mengajar. Propesionalisme guru sangat menentukan kualitas suatu
lembaga pendidikan, karena guru berperan penting dalam memberikan
pengetahuan, pembentukan sikap, serta penanaman nilai-nilai
keterampilan kepada santri (peserta didik). Selain itu, guru juga berperan
penting dalam membimbing proses belajar mengajar guna tercapainya
tujuan pendidikan. Dengan kata Iain, guru bukan hanya menjadi tenaga
pengajar tapi juga harus rnampu untuk mendidik.
Adapun mengenai dewan guru di Pondok Pesantren Daarul Rahman
59
maupun dari luar daerah. Bagi guru yang belum bekeluarga, pesantren
menyediakan mes/kamar guru guna meningkatkan pengabdian mereka
terhadap pesantren.
Jumlah guru yang mengaJar di Pondok Pesantren Daarul Rahman
Jakarta saat ini sebanyak 59 orang. Latar belakang pendidikan mereka
beragam, ada lulusan Pesantren Salafiyah, Univ. Al-Azhar Cairo, Univ.
Madina serta lulusan-lulusan Univ. dalam negeri, beberapa diantaranya
adalah lulusan pesantren ini sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis, dibawah ini dapat dilihat
tentang keadaan guru di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta.
No
l
2
3
4
5
6
7
8
9
IO
11
12
13
1A
Tabel. 01
Daftar Nama-nama Dewan Guru PP. Daarul Rahman Jakarta
Tahun Ajaran 2008-2009
Nama Pendidikan Terakhir Jabatan
KH. Syukron Ma'mun Gontor Ponorogo Pengasuh
Bid. Kur. KH. Ma'mun Mahbub Gontor Ponorogo
Salafiyah
KH. DR. Abdul Muhit, AF S 3 Madinah Guru
A. Qosim Susilo, M. Pd S2UHAMKA Kepala Sekolah
KH. A. Kholidin Saleh Pesantren Rernbang Guru
Bid. Kur. H. M. Nurdedy, M.Ed S 2 Al-Azhar Cairo
Modem
Ahmad Dhofir PP Daarnl Rahman Guru
Ahmad Sobari PP Daarul Rahman Guru
H. Abd. Hadi Tijan SI IAIN Humas
H. A. Zaenal Ridlo SM PP Daarul Rahman Pengasuhan
Santri
H. M. Faiz, Le Univ. Al-Azhar Cairo Guru
Halwani SMA Guru
Bid. Kur. H. A. Mukhtar, Le S I Al-Azhar Cairo
Modem
1\,f,,;,.,.,..,. .. ,.1,.1~ ... TI----"---- T : .. L ---- ~
60
15 H. A. Zarkasyi Zuhdi, Le Sl Madinah Guru
16 Drs. A. Fauzi Bukhari Sl IAIN Guru
17 H. M. Tafsir PP Daarul Rahman Guru
18 A. Zeinfikri PP Daarul Ralunan Bid. Koperasi
19 H. Abd. Muin Muhi PP Daarul Rahman Guru
20 Drs. !mad Hamdi Sl UHAMKA Guru
21 Drs. Anwar Wahdi SI IAIN Guru
22 H. M. Taqwim SI Al-Aqidah Guru
23 Sahnan Alfarisi Gontor Ponorogo Guru
24 Drs. Abdus Syakur S 1 !PD Gontor Guru
25 Drs. Ukar Rohili Sl IAIN Sekretaris
26 Drs. Hadi Musthofa Sl IAIN Guru
27 M. Naufal PP Daarul Rahman Bendahara
28 M. Sidup BAIPB Guru
29 Ismail Rakasiwi, S. Pd.i STIA Al-Aqidah Guru
30 Drs. Syihabuddin Qmtubi SI IAIN Guru
31 Drs. Zubair Dimyati SJ IAIN Gmu
32 NasirYahya PP Daarul Rahman Guru
33 M. Raffi Affani, S. Sos Sl UIN Gnru
34 Abd. Hakim Y a'kub Y aman Hadra Maut Gnru
35 Syahruli Arif Pesantren Lirboyo Guru
36 Husnuddin PP Daarul Rahman Gnru
37 Abdul Aziz PP Daarul Rahman Pengasuhau
Santti
38 Bukhari Muslim PP Daarul Ral1man Guru
39 M. Kholis PP Daarul Rahman Gmu
40 Irfan Dadi PP Daarul Rahman Guru
41 Zaenal Arifin PP Daarul Rahman Guru
42 Alunad Saha! PP Daarul Ralunan Guru
43 Latif Mahfudz PP Daarul Rahman Guru
44 A. Baedlowi PP Daarnl Rahman Guru
45 M. Makki PP Daarul Rahman Guru --
47 Abdus Syakm PP Daaml Ralunan Gw·u
48 Riki Utama PP Daarul Ralunan Gum
49 Khairul Umam PP Daarnl Ralunan Gum
50 Dra. Hj. Umi Afifah SI IAIN Gum
51 Siti Rahmah PP Daarnl Ralunan Gum
52 Siti Tarwiyah PP Daarnl Ralunan Gum
53 Maimun Zakiyah PP Daruul Ralunan Pengasuhan
Santri
54 Maftuhah Ismail PP Daruul Rahman Gum
55 Siti Khozanah PP Daarnl Ralunan Gnrn
56 Nmlaila PP Daarnl Ralunan Gum
57 Shofiyanih PP Daarnl Ralunan Gum
58 Nadzrotul Izzah PP Daarnl Ralunan Gum
59 Habibah Mlmawaroh PP Daarnl Rahman Gum
Keterangan: *Data (Guru) PengaJar d1atas d1tuhs sesuai dengan ars1p Tata Usaha (TU)
Pondok Pesantren Daaiul Rahman Tahun Ajaran 2008-2009
b. Keberadaan Santri
61
Santri adalah pencari ilmu, mereka mempunyai hak untuk dididik dan
dibina oleh para guru. Santri merupakan salah satu factor yang sangat
penting dalam proses pembelajaran dan dunia pesantren, sebab santri
merupakan salah satu syarat dari adanya sebuah pesantren.
Keadaan para santri Pondok Pesantren Daarul Rah.nan Jakarta
berdasarkan data statistic tahun ajaran 2008-2009 secara keseluruhan
berejumlah 661 santri.
Santri putra terdiri dari I 0 kelas (kelas I sampai VI), sedangkan santri
putrid juga ada l 0 kelas (kelas I sampai kelas VI). Data ini tidak termasuk
jumlah keseluruhan santri pondok pesantren Daarul Rahman, yakni tidak
mencakup jumlah santri yang ada di pondok pesantren Daarul Rahman II
Leuwiliang Bogor dan pondok pesantren Daarul Rahman III Parung.
Untuk lebih jelas mengenai keadaan santri di pondok pesantren Daarul
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabet. 02
Data Santri Putra Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
Tahun Ajaran 2008-2009
Kelas Jumlah Wali Kelas
IA 36 Ust. Khairul Umam
IB 37 Ust. A. Baedlowi
IC 36 Ust. A. Zaki
IIB 32 Ust. Irfan Dadi
III A 48 Ust. Bukhari Muslim
IVC 39 Ust. Abdul Aziz
VB 28 Ust. A. Zeinfikri
vc 26 Ust. A. Sobari
VIA 39 Ust. H. M. Faiz
62
VIB 37 Ust.KH. Ma'mun Mahbub
Tabet. 03
Data Santri Putri Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
Tahun Ajaran 2008-2009
Kelas Jumlah Wali Kelas
IA 27 Ustdz. Shofiyanih
IB 25 Ustdz. Nadzrotul Izzah
IC 25 Ustdz. Habibah M
II B 32 Ustdz. Maftuhah Ismail
III A 32 Ust. M. Kholis
IVC 32 Ustdz. Maimun Zakiyah
VB 28 Ust. M. Naufal
vc 25 Ust. Ismail Rakasiwi
VIA 37 Ust. A. Qosim Susilo
VIB 40 Ust. A. Dhofier
Keterangan: "Data santn putra dan putn dtatas dttu!ts sesuat dengan ars1p Tata Usaha
63
5. Kepengurusan Pondok Pesantren
Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam yang
bergerak dibidang pendidikan dan kemasyarakatan senantiasa mengalami
perkembangan dan pembaharuan. Pondok pesantren Daarul Rahman ketika
berdiri belum terorganisir secara jelas, segala urusan pondok pesantren
ditangani menggunakan manajemen keluarga. Pada tahun 1990 barulah
dibentuk susunan kepengurusan pesantren untuk memudahkan dalam segala
sesuatunya.
Selain itu, dengan jumlah santri yang sudah cukup banyak dibentuk juga
kepengurusan/organisasi pelajar. Organisai pelajar putra disebut IP3DR
(Ikatan Pelajar Pondok Pesantren Daarul Rahman), sedangkan organisasi
pelajar putrid disebut IP4DR (Ikatan Pelajar Putri Pondok Pesantren Daarul
Rahman). Pergantian kepengurusan dilakukan tiap pertengahan tahun ajaran,
kepengurusan dijalankan oleh santri kelas V (lima).
Susunan Pengurus Pondok Pesantren Daarul Rahman
Pengasuh
Direktur I Bid. Pendidikan
Direktur II Bid. Keamanan
Direktur III Urusan Luar Negeri
Sekretaris I
Sekretaris II
Bendaharal
Bendahara II
Bag. Keuangan sekolah
: K. H. Syukron Ma'mun
: H. Antung Ghazali, BA
: H. Abdul Kadir Rahman
: H. Masyhuri Baedlowi, MA
: H. Fachruddin Sukrad, Le
: Ahmad Qosim Susilo
: H. M. Noor Mughni
: H. Abdullah AR
: Nurhadi Marzuqi Ahmad Sobari
Bag. Keuangan dapur : Ahmad Dhofir Muhammad Siddiq
Bag. Keuangan Asrama
Majelis Guru
Wali Kelas
: Nuraidi Muhammad Isrof
Organisasi Pelajar Putra (IP3DR)
Organisasi Pelajar Putri (IP4DR)
64
65
Bagan. 01
Bagan Pengurus Pondok Pesantren Daarul Rahman
[ PENGASUH I
[ DIREKTUR I DIREKTUR II DIREKTUR Ill l
[ SEKRETARIS I
[ BENDAHARA I l r BENDAHARA II l J l
[ Bag. Uang Sekolah Bag. Uang Dapur Bag. Uang Asrama l
[ MAJ ELIS GURU
l WALi KEIAS l I
( ........... ,..... .. .._ ........ ,,.. ........................ _. ..... 1 ( I
........ ,... ......... ,. ............ ~ ... ...._. ·--· \
,,
'-
'D 'D
I Ba~ Keamarum
M. Yunus
Azru>rul Rahman
Abd. Rohim
AodikaAziz
Zaenal Abidin
I ' /
!,!y;. Pengajaran
Izzul Muttaqin
SyarifHida:yatullah
Abd.Rozak
Hasyim Y asir
,, \.
I
I SEKRET ARIS I t-
FadJuRobby
I ' / '
Bag. Kesehatnn
Khairul Anam
Andri Raif al
AdeFauzi
/ '-
Bagan. 02
Bagan Susunan Pengurus IP 3 D R
Th. Ajaran 2008-2009
KOORDINATOR Ust. Zainal Ridlo SM
Ust. Abdul Aziz Ustdz. Maimun Zakiyah
KETUA I KETUA II Ja'far Shodiq AZ\Yari Abdullah
I I
I I SEKRETARIS II BENDAIIARA I Rizki Kumiawan Abd. Rozak Hambali
I I / / ' Ba:: Olahri!:a Bag. Kesenian
RifqiAli Syamsul Ma'arif
Syukron Detia Fitriyadi
Ali Akbar
M.Ritki
'- , '-
I
I
SE!ffi,ET ARIS II AhmadFauzi
I I I ' I '
BaK: Penerangan Bag. Pcncrima Tamu
M. Zaki Ilyas
Aris Istanto Qomarudtlin
Despan Ardianyah Fa.had Yasir
\. '
t'-0
/
'
I B!2- Keamanan
Imas Damayanti
Citra Nor Diana
Nai!ul Rabmi
Nita Zahalifah
Lisa Efrina
I ' /
Bai:;. Pe!!Bjaran
Umi Ziakiah
Miftahul jannah
Ida Fitri.ana
St. Raihanun
St Nur Laila M
NurFaizah
'
I SEKRETARIS I
lbadiatul Kamilah
I ' / /
Bae. Keschatan
AniHnsni
Mubarakah
AdeFauziah
Fitri rostina
Lailatul Fatiah
De'\\i rahmawati
RahmahDesi
' '
I
Bagan.03
Bagan Susunan Pengurus I P 4 D R
Th. Ajaran 2008-2009
KOORDINATOR Ust. Zainal Ridlo SM
Ust. Abdul Aziz Ustd7~ Maimun Zaldyah
KETUA I KETUA II Masluhah Zubaidah
I I
I I SEKRETARIS II BENDAHARA I
Evh•a FaU7Jah Nur Fitriana
I I ' / ' /
I
!!!!g. Olahra!:!: Bag. Kesenian Bag. Pcncroogan
Muarrifah Ummuafifah AnnisaDewi
qonita Kiki N Zakiah Syaulia
Siti Khairunnisa Nurul Zakiah
AyuLcstari
./ ' '
I SEKRETARIS II
Ani Yuliawati
I I ' I ' I
Ba .... Pcnerima Asniratif Tamu
Dina Dcwina Mufarrohah \Vahyu Utan1i
Ni'matul U1ya
' / " / '
68
B. JVIodernitas Pendidikan di Pondok Pesantren Daarnl Rahman Jakarta
1. Tnjnan Pendidikan Pondok Pesantren Daarul Rahman
Tujuan didirikannya pesantren secara konsepsional masih terikat dengan
tujuan pendidikan pondok pesantren secara umum. Pada umumnya tujuan
pendidikan pondok pesantren adalah mencetak ulama yang menguasai ilmu
agama, mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat serta mendidik
santri memilki keterampilan dasar yang relevan di masyarakat.
Selain ha! tersebut diatas, beberapa pesantren merumuskan tujuan
pendidikannya sebagai berikut: pembentukan akhlak/kepribadian, penguatan
kopetensi santri dan penyebaran ilmu.
Berdirinya pondok pesantren Daarul Rahman dilatar belakangi oleh
keinginan yang kuat dari masyarakat sekitar untuk belajar agama serta
teguhnya cita-cita para pendiri pondok pesantren mengajarkan ilmu yang ia
miliki serta melanjutkan perjuangan ulama dalam menyebarkan ajaran Islam.
Tujuan pondok pesantren secara formal belum mengalami kejelasan,
sebagimana umumnya pesantren-pesantren salafiyah. Oleh sebab itu, dalam
upaya mendapatkan informasi tersebut penulis melakukan wawancara
langsung dengan Ust. Ahmad Qasim Susilo, M. Pd selaku Kepala Sekolah.
Berdasarkan pada latar belakang dan sejarah berdirinya pondok pesantren
Daarul Rahman serta hasil wawancara, maka tujuan pendidikan pondok
pesantren Daarul Rahman dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Membantu pemerintah dalam pembangunan, khusunya membangun
manusia yang seutuhnya.
b. Mencetak kyai yang intelektual dan intelektual yang tetap kyai.
c. Mendidik santri agar memiliki jiwa keikhlasan, kemasyarakatan,
keterampilan, hidup sederhana, serta tholabul ilmi bukan untuk jadi
pegawa1.
d. Melanjutkan pe~juangan ulama dalam menyebarkan ajaran Islam.
69
Dengan demikian, tujuan pendidikan modern yang membedakan pondok
pesantren Daarul Rahman dengan pondok pesantren lainnya dapat dilihat dari
"mencetak kyai yang intelektual dan intelektual yang tetap kyai". Maksudnya
adalah pondok pesantren dalam pelaksanaan pendidikannya tidak hanya
bertujuan mencetak seorang ulama yang menguasai pengetahuan agama
namun juga bertujuan untuk mencetak seseorang yang menguasai ilmu
pengetahuan modern.
Menurut Ust. Ahmad Qosim Susilo, M. Pd selaku Kepala Sekolah, beliau
mengatakan bahwa "penggabungan sistem perpaduan antara sistem
pendidikan modern dan sistem pendidikan salafiyah di pondok pesantren
Daarul Rahman, sudah terjadi sejak awal mula pendirian pondok pesantren
ini". Jadi, sistem pendidikan modem dan salafiyah di pesantren ini merupakan
dua sistem yang menjadi satu, satu sama lain saling melengkapi dan tidak
dapat dipisahkan.
Sistem pendidikan modem di pondok pesantren m1 dapat dilihat dari
beberapa ha!, antara lain:
a. Adanya pembagian kelas kepada klasikal
b. Penyampaian materi sudah menggunakan berbagai metode, seperti
diskusi, drill (pemberian tugas ), study tour dan sebagainya
c. Adanya organisasi pelajar yang mengatur kehidupan santri sehari-hari
d. Kemutlakan kyai tidak dominan lagi, kebijakan dan keputusan
pesantren merupakan basil musyawarah/rapat dewan guru.
Sedangkan sistem pendidikan salafiyah dapat dilihat dari:
a. Pengajaran kitab salafiyah dilaksanakan pada sore dan sesudah magrib,
meskipun adajuga yang diajarkan didalam kelas.
b. Kitab salafiyah menjadi kitab wajib yang hams dimiliki.
c. Pengajian ilmu alat (Alfiyah lbnu Malik, Al Jurumiyah serta Imrithi).
Pondok Pesantren Daarul Rahman menerapkan sistem tingkatan kelas
dengan 6 kelas, kelas I sampai III setara dengan tingkat Tsanawiyah
sedangkan kelas IV sampai VI setara dengan tingkat Aliyah.
70
2. Kurikulum
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang
berisikan baban ajar dan pengalaman belajar yang di programkan,
direncanakan dan dirancang secara sistematik dan atas dasar norma-norma
yang berlaku. Dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ((UUSPN), disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan baban ajar serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Ust. Nurdedy, M.Ed selaku Kepala Bidang Kurikulum
mengatakan: "kurikulum yang dipakai di pondok pesantren Daarul Rahman
ini berbeda dengan kurikulum pondok pesantren lain. Kurikulum di pondok
pesantren ini merupakan kurikulum sendiri (kurikulum mandiri)".
Waktu belajar sebagai berikut;
a. Pagi, jam 7.30 s/d 13.00 semua santri belajar di dalam kelas.
b. Siang,jam 14.00 s/d 15.00 kelas I dan kelas II kursus bahasa Arab dan
bahsa Inggris.
c. Sore, jam 16.00 s/d 17.30 kelas III s/d kelas VI belajar kitab kuning
(kitab salafiyah).
d. Setelah shalat Maghrib sampai dengan waktu Sholat Isa' kelas II s/d
kelas VI belajar kitab kuning (kitab salafiyah).
e. Kelas I setelah shalat Maghrib dan Subuh membaca Al-Qur'an
f. Jam 20.00 s/d 22.00 malam, belajar terpimpin dikelas dibawah
pengawasan guru-guru.
Materi pelajaran keagamaan mengacu pada kitab-kitab salafiyah,
sedangkan materi pelajaran umum berdasarkan kebutuhan santri dan
masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai pemetaan pelajaran di pondok
pesantren Daarul Rahman, sebagai berikut:
a. Kelas I
b.
1) Durusul Lughoh Jilid I
2) Tajwid
3) Fiqh I dan II
4) Usuluddin
5) Mutholaah Haditsah Jilid I dan II
6) Sejarah Rasul
7) English Berlitz
8) Khot (Kaligrafi)
9) IPS
IO) IPA
11) Bahasa Indonesia
12) Bahasa Inggris (kursus)
13) Matematika
Kelas II
I) Durusul Lughoh Jilid II
2) Ilmu Tajwid
3) Qiroah Rcsyidah Jilid I
4) Nahwu Wadhi Jilid I
5) Amsilah Tashrif
6) Khulasoh Shorof
7) Qawaidul Imla
8) Fiqh Wadhi Jilid I dan II
9) Khulasoh Yaqin Jilid I
IO)Kitabus Sa'adah
11) Fathul Qarib
12)Dinul Islam Jilid I
13) IPS
14)IPA
15) Matematika
71
c.
d.
Kdas III
J) Mabadi Awaliyah
2'' j Dinul Islam Jilid II
3) Qiroah rosyidah II
4) Nahwu Wadhi Jili II
5) Ajrumiah
6) Shorof
7) Tarjamah
8) Bulughul Marom
9) Tarbiah Ta'lim Ia
lO)Khulasoh Yaqin Jilid II
ll)JPS (Geografi & Sej. Indonesia)
12) IPA (Biologi & Fisika)
13) Bahasa Indonesia
14) Matematika
Kelas IV
1) Qiroah Rosyidah Jilid III
2) Tamrinat Jilid I
3) Imrithi
4) Fathul Muin
5) Husunul Hamidiyah
6) Tarbiah ta'lim lb
7) Creative English
8) Matematika
9) Bahasa Indonesia
I 0) Sejarah Indonesia
11) Tata Negara
12) Geo grafi
13)Fisika
14)Nahwu Wadhi (lanjutan dari kelas III)
72
16) Tafsir Jalalain
17) Kifayatul Akhyar
e. Kelas V
1) Qiroah Rosyidah Jilid IV
2) Nahwu Wadhi Jilid III
3) Tamrinat Jilid JI
4) Balaghoh Wadhihah
5) Ilmu Faroid
6) Mustholahul Hadits
7) Tarekh Tasyri
8) Tarekh Islam
9) Matan Alfiah
lO)Creative English
11) Bahasa Indonesia
12)Shorof
13)Al-Mahfuzot
14) Geo grafi
15) Sej. Indonesia
16) Tata Negara
17) Bidayatul Mujtahid
f. Kelas VI
1) Mutholaah
2) Tamrinat Jilid III
3) Nahwu Wadhi Mts I
4) Shorof
5) IlmuMantiq
6) Tarbiah Ta'lim wa Amaliah
7) Majmu Masai!
8) Ayatul Ahkam
9) Creative English
11) Sej. Indonesia
12)TataNegara
13)Gegrafi
14) Matematika
15) Tsaqofah Islamiyah
74
Selain yang tersebut diatas, santri juga diwajibkan untuk memiliki 3
(tiga) kamus yakni: kamus Munjid, kamus Munawir dan Jhon M. Echols.
Sedangkan mata pelajaran yang diujikan pada ujian akhir kelulusan
kelas VI berjumlah 29 mata pelajaran denngan standar kelulusan 6.0,
meliputi:
1) Al-Qur'an
2) Tafsir Jalalain
3) Had.its
4) Mushtholahul Hadits
5) Fiqh
6) Usu! Fiqh
7) Faraid
8) Tauhid
9) Diyanah
10) Tarekh Tasyri
11) Sejarah Islam
12)Insya' R8.sail
13) Tamrin Lughoh
14) Muthalaah
15) Nushus Adabiyah
16)Nahwu
18) Balaghoh
19)Mantiq
20) Tarekh Adabul Lughoh
21) Tarjamah
22) Ilmu Pendidikan (teori)
23) Ilmu Pendidikan (praktek)
24) Bahasa Inggris
25) Bahasa Indonesia
26) Geografi
27) Sejarah Umum
28) Tata Negara
29) Kutubut Turas
a) Fathul Muin
b) Alfiyah
75
Dari penjelasan diatas, dapat disirnpulkan bahwa pengajaran materi atau
mata pelajaran di pondok pesantren Daarul Rahman bersifat
berkesinambungan atau saling melengkapi dari tiap tingkatan kelas.
Sedangkan mata pelajaran yang diujikan pada UJian akhir kelulusan
merupakan bentuk keseluruhan dari mata pelajaran yang diajarkan atau
disampaikan selama santri belajar di pesantren.
Pada jam pelajaran formal, santri belajar dikelas dengan memakai pakaian
seragam sekolah. Sedangkan untuk jam non fonnal santri diberi kebebasan
dalam berpakaian, maksudnya ialah santri tidak mempunyai seragam wajib
dalam pengajian kitab salafiyah. Ketentuan pakaian resmi sekolah formal di
pondok pesantren Daarul Rahman, sebagai berikut:
a. Hari senin dan selasa, santri memakai seragam baju putih dan celana
panjang atau role panjang warna putihjuga.
76
b. Hari rabu dan kamis, santri memakai seragam baju batik warna biru
untuk kelas I sampai III, dan batik warna coklat untuk kelas IV sampai
VI. Pakaian batik tersebut merupakan batik yang berorak logo pondok
pesantren Daarul Rahman Jakarta.
c. Hari jum' at dan sabtu, santri memakai seragam baju putih dan celana
panjang atau rok panjang berwarna hitam.
Mata pelajaran yang diajarkan di pondok pesantren Daarul Rahman,
secara keseluruhan lebih banyak pelajaran keagamaannya. Jika dilihat secara
spesifik, maka antara pelajaran keagamaan dan pelajaran umum ada
keseimbangan. Sebab pelajaran keagamaan tidak hanya diajarkan pada jam
formal tetapi diajarkan juga pada jam non formal, yakni diajarkan pada
pengajian salafiyah pada waktu setelah shalat Ashar, setelah shalat Maghrib,
dan setelah shalat Subuh.
Dengan demikian, pembelajaran diluar jam formal dapat dikatakan sebagai
ciri khas pesantren yang mengadosi sistem tradisional. Sedangkan
pembelajaran pada jam fonnal baik itu pelajaran keagamaan ataupun umum
merupakan salah satu ciri dari pesantren modern, yakni pembelajaran dengan
sistem klasikal.
3. Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan
sangat menunujang bagi kelancaran pelaksanaan program-program yang
diterapkan. Pengadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Daarul
Rahman disesuaikan dengan kebmuhan pondok yang setiap tahunnya
meningkat.
Sampai saat 1111 sarana dan prasarana yang ada dilingkungan Pondok
Pesantren Daarul Rahman Jakarta sudah cukup memadai. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat dalam tabel berikut:
77
Tabel. 04
Tabel Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
NO. SARANADANPRASARANA KE TERAN GAN
1 Ruang Belajar Siswa 20 lokal
2 Ruang Kepala sekolah I buah
3 RuangTU 1 buah
4 Ruang sidang I buah +--- "-
5 Ruangguru I buah
6 Perpustakaan 1 buah
7 Laboratorium computer I buah
8 Kantor yayasan Daarul Rahman 1 buah
9 Kantor Sekretariat 1P3DR 1 buah
10 Kantor Secretariat 1P4DR 1 buah
11 Lapangan Bulu Tangkis 1 buah
12 Lapangan Futsal 1 buah
13 TenisMeja 1 buah
14 Lapangan Bola Poli 1 buah
15 Kantin 4 buah
16 Kesehatan 2 buah
17 Bahasa 2 buah
18 Mes guru 9buah
19 Masjid 1 buah
20 Dapur + tempat makan santri 1 buah
21 Asrama 16 kamar
22 Kamar mandi + Toilet 42 buah
23 Tv 21" 3 buah
24 Transportasi (mobil bis mini) l buah
25 Koperasi Daarul Rahman J buah
26 Percetakan l buah -
78
Pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta dengan keterbatasan areal tanah
yang dimiliki, memiliki pasilitas sarana dan prasarana gedung berlantai 3
(tiga) digunakan untnk: asrama putra, percetakan, lab computer, bahasa,
ruang kesehatan putra dan mes guru (lt.3), asrrna putri, kelas putri, ruang
kesehatan dan masjid (lt.2), kelas putra, kantor yayasan, kantor IP3DR, kantor
IP4DR, kantor sekolah, ruang TU, mes guru, ruang rapat dan kantin (It. I).
Selain itu, pondok pesantren memeiliki gedung: asrama putri 2 gedung,
dapur, tempat makan, koperasi Daarul Ralnnan, wartel Daarul Ralnnan dan
perpustakaan.
Sedangkan sarana dan prasarana olahraga, pondok pesantren Daarul
Rahman memiliki lapangan Badminton yang sudah clikramik, lapangan
multifungsi untuk basket, footsall dan bola voli dan peralatan tenis meja.
Pondok pesantren juga memiliki bus mini untuk transportasi guru
mengajar ke Daarul Ralnnan Leuwiliang dan Daarul Ralnnan Parung. Semua
fasilitas sarana dan prasaran adalah milik sendiri.
4. Media Pembelajaran
Media pendidikan adalah segala sesuatu cara atau alat yang digunakan
dalam pengajaran untuk membantu proses pembelajaran guna tercapainya
tujuan penclidikan.
Dalam pembelajaran, pemilihan media dapat dilakukan diantaranya:
berdasarkan kesesuaian materi, waktu, biaya serta kondisi siswa. Yang
terpenting dalam pemilihan media adalah kemampuan guru menguasai media
yang digunakan.
Pondok pesantren Daarul Rahman sebagai lembaga pendidikan yang
berdiri sendiri dan tanpa bantuan pemerintah, penggunaan media dalam
pembelajaran masih sangat terbatas. Pondok pesantren memiliki I (satu) buah
OHP, media ini hanya digunakan untuk kelas V dan VI dan pada mata
pelajaran tertentu.
Dalam pengajaran bahasa sermg digunakan TV sebagai media, yakni
79
cara menyaksikan stasiun al-Jazirah. Hal ini diharapkan bisa menumbuhkan
minat santri untuk menguasai bahasa Arab dan Inggris.
Penggunaan media di pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta belum
memadai, penggunaan media masih terbatas pada beberapa mata pelajaran dan
guru tertentu. Hal ini disebabkan oleh pembiayaan untuk mengadakan media
masih kurang serta penguasaan dan pemahaman guru tentang media
pembelajaran itu sendiri belum mumpuni, namun ada upaya untuk mengarah
kesana.
5. Metode Pengajaran
Metode pengajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam proses
belajar mengajar oleh siswa dan guru guna tercapainya tujuan pembelajaran.
Tujuan pengguanaan metode dalam kegiatan belajar ialah agar proses
pembelajaran tersebut terlaksana secara efektif dan efisien dan mudah
dipahami oleh siswa atau santri.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pondok pesantren diperlukan
metode yang operasional, yaitu sebuah metode penyampaian materi
pendidikan dan pengajaran. Pondok pesantren Daarul Rahman sebagai salah
satu lembaga pendidikan Islam dengan sistem pendidikan modem tentunya
telah memiliki metode mengajar yang culrnp efektif dan efisien.
Diantara metode yang sering digunakan dalam kegiutan belajar mengajar
ialah:
a. Metode Diskusi
Metode ini berarti penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara
murid atau santri rnernbahasnya bersama-sarna melalui tukar pendapat
tentang suatu topik masalah yang ada dalarn kitab kuning. Dalam
kegiatan ini kyai atau guru bertindak sebagai moderator. Dengan
metode ini diharapkan dapat memacu para santri lebih aktif dalam
belajar, serta menumbuhkan jiwa kritis terhadap suatu permasalahan.
80
b. Metode Tanyajawab
Metode ini berarti penyajian baban pelajaran dilakukan dengan cara
murid atau santri bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dan kurang dipahami, atau sebaliknya guru bertanya kepada murid atau
santri untuk mengetahui sejauh mana penguasaan santri terhadap
materi yang diajarkan.
c. Metode Imla
Metode ini digunakan untuk melatih pendenganran dan ketepatan
dalam penulisan bahasa Arab dan Inggris.
d. Metode Sosiodrama
Metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran sejarah.
Penggunaan metode ini diharapkan dapat membantu murid atau santri
memahami berbagai peritiwa lampau.
e. Metode karyawisata
Biasanya dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah,
seperti ziarah ke Wali-songo dan sebagainya. Metode ini dilakukan
agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar, serta dapat
menarik minat belajar siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Dan masih banyak lagi metode yang bisa diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar di pondok pesantren. Macam-macam metode tersebut
menjadi efektif atau tidak terhadap proses pembelajaran tergantung pada
pribadi dan penguasaan metode oleh pendidik serta kesesuaian metode yang
digunakan dengan materi yang disampaikan.
Untuk pengajaran komputer, metode yang digunakan ialah praktek
langsung di lab komputer. Setelah diberikan teori tentang sesuatu dari materi
yang disampaikan, santri melakukan praktek. Hal ini dimaksudkan guna
mempercepat dan mempermudah pembelajaran dan pelatihan komputer
kepada santri.
Pelatihan komputer kepada santri dimulai semenjak mereka duduk dikelas
III. Pelatihan dilakukan setiap hari minggu dengan ketentuan sebagai berikut:
81
a. Minggu I untuk kelas III
b. Minggu II untuk kelas IV
c. Minggu III untuk kelas V
d. Minggu ke IV untuk kelas VI
Pengajaran komputer lebih ditekankan kepada tiga program, yakni
Microsoft word, Microsoft exel dan Microsoft power point. Selain itu
disediakan rental dan warnet dilingkungan pondok bagi santri yang mgm
melakukan pelatihan biasa serta Jebih dalam mempelajari komputer.
6. Disiplin Pondok
Dimana saja manusia hidup dan tinggal, pasti akan terkait dengan
aturan/disiplin; apalagi dunia pendidikan seperti pondok pesantren Daarul •
Rahman yang letaknya di jantung kota Metropolitan Jakarta.
Apa jadinya, seandainya disiplin ini tidak diperketat, misalnya; santri
bebas pulang kerumah semuanya; pergi belanja, keluar masuk komplek tanpa
izin; be bas bergaul dengan pemuda/i diluar pondok dan seterusnya. J elas akan
sia-sialah usaha pondok mendidiki para santri.
Maka dibuatlah peraturan-peraturan seperti:
a. Santri putra boleh pulang kerumah satu bulan sekali dengan membawa
surat izin dari bagian keamanan.
b. Santri putri tidak boleh pulang kecuali dijemput oleh orang tua/wali
murid.
c. Pertemuan antara santri putra dan putri harus melalui izin bagian
keamanan dan ditempat yang telah ditentukan, meskipun saudara
kandung.
d. Lain-lain disiplin dan sunnah pondok yang tidak tertulis.
Asrama adalah sebuah tempat tinggal santri yang merupakan cirri khas
dari sebuah tradisi pondok pesantren. Setiap pondok pesantren memeiliki
asrama, agar kyai dan para guru dapat mengawasi, mendidik dan melindungi
santrinya semaksimal mungkin.
82
Kehidupan santri selama ·di asrama selalu diatur sesuai dengan
kedisiplinan yang berlaku. Sejak mulai tidur dimalam hari hingga bangun
tidur ketika pajar menyingsing, kemudian diikuti dengan berbagai aktivitas
yang tidak luput dari pengawasan para Ustadz dan pengurus. Adapun kegiatan
dan aktivitas keseharian para santri Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. 05
Jadwal Kegiatan Santri Setiap Harinya
NO WAKTU KEGIATAN
1 02.30-03.00 Shalat Tahajud (Perkonsulat)
2 04.30-05.00 Shalat Subuh
3 05.00-06.00 Pengajian Salafiyah
4 06.00-07.20 Mandi dan Sarapan Pagi
5 07.30-09.30 Belajar di kelas
6 09.30-10.00 Istirahat
7 10.00-13.00 Belajar di kelas
8 13.00-13.30 Shalat zuhur berjamaah di masjid
9 13.30-14.00 Makan siang
10 14.00-15.00 Belajar di kelas (untuk kelas I dan II)
11 15.00-15.30 Shalat Ashar berjamaah
12 15.30-17.00 Pengajian salafiyah (kelas III sampai VI)
0 lahraga Ke las I dan II
13 17.00-17.30 Mandi dan persiapan shalat maghrib
14 17.30-18.00 Membaca al-Qur'an di masjid
15 18.00-18.20 Shalat Maghrib berjamaah
16 18.20-19.30 Pengaj ian Salafiyah
17 19.30-20.00 Makan dan Persiapan belajar malam
18 20.00-22.00 Belajar malam di kelas
19 22.00-03.30 Istirahat
20 03.30-04.30 Persiapan shalat subuh
83
Selain kegiatan tersebut yang dilakukan santri Pondok Pesantren Daarul
Rahman setiap harinya, santri juga mempunyai kegiatan mingguan yang diisi
dengan kegiatan-kegiatan Ekstra Kurikuler dan Interpersonal Skill lainnya.
Berikut adalah jadwal kegiatan mingguan santri Pondok Pesantren Daarul
Rahman Jakarta.
Tabel. 06
Jadwal Mingguan Santti Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
NO WAKTU KEGIATAN
1 Selasa, 06.30-07.00 Muhadatsah ( Bahasa Arab)
2 Kamis, 06.30-07.00 Muhadatsah (Bahasa Inggris)
3 Jum'at, 05.00-06.00 Pengajian bersama KH. Syukron Ma'mun
4 Sabtu, 11.00-13.00 Muhadharah (Bahasa Arab dan Inggris)
5 Sabtu, 19.30-22.00 Muhadharah (Bahasa Arab, Inggris, Indonesia)
6 Ming1,>u Olah Raga, Pembersihan asrama, Interpersonal
Skill (Marawis, kaligrafi, dll)
Pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta, setiap tahunnya Juga
mempunyai agenda tahunan. Agenda tersebut bersifat terbuka untuk umum
atau masyarakat sekitar juga bisa mengikuti acara tersebut Kecuali unuk
beberapa ha! seperti; Ziarah kubur (Khusus untuk santri), Rihlah (Khusus
Untuk kelas VI) setelah mengikuti ujian akhir.
Tabel. 07
Jadwal Tahunan Santri Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
NO WAKTU KEGIATAN
1 Syawal Ziarah Kubur
2 Akhir bulan Syawal Khutbatu Arsy
3 Sya'ban Nisfu Sya'ban
4 16 Agustus Istighozah Kubra
5 Rabiul Awai Maul id Nabi Muhammad SAW
6 Raj ab Tsra' dan Mi'raj
7 Setelah UAS Rihlah untuk kelas VI
84
Selain berbagai kegiatan tersebut diatas, santri memiliki jadwal temporal.
Kegiatan yang dilakukan pada jadwal ini ialah diskusi mengenai masalah
masalah fiqh kontemporer. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kyai Syukron
atau Kyai Ma'mun Mahbub, dan berlaku untuk kelas V dan VI.
7. Pengajaran Bahasa
Berpangkal pada sumber-sumber Ilmu Pengetahuan yang ada didunia ini,
baik Ilmu pengetahuan umum maupun ihnu pengetahuan agama, maka
sumbemya adalah dua unsur pokok. Ilmu pengetahuan Umum yang
sumbemya dari Barat dapat kita gali denngan menguasai bahasa Inggris, dan
ilmu pengetahuan Agama dapat kita gali dengan menguasai bahasa Arab.
Maka dua bahasa inilah yang ditekankan Pimpinan Pondok kepada santrinya
untuk diperdalam, dipelajari dengan sebaik-baiknya.
Untuk santri yang melanggar disiplin bahasa akan dikenakan sangsi-sangsi
yang sesua1 dengan pelanggaran mereka, sangsi terberat ialah dicukur
rambutnya.
Percakapan sehari-hari harus menggunakan bahasa Arab dan bahasa
Inggris. Dan pada hari-hari tertentu diadakan muhaddasah/percakapan secara
berjamaah dilapangan, guna meningkatkan dan menambah kasokata barn bagi
santri dalam membantunya menguasai bahasa arab dan inggris.
Selain itu, pengajaran bahasa juga dilakukan dengan menulis nama suatu
benda menggunakan bahasa Arab dan Inggris dan ditempelkan pada tempat
tempat umum yang sering dilalui oleh santri.
Waktu Muhaddasah dilapangan, sebagai berikut:
a. Selasa, jam 06.30 s/d 07.00 menggunakan Bahasa Arab
b. Kamis, jam 06.30 s/d 07.00 menggunakan Bahsa Inggris
Selain itu pembelajaran bahasa dilakukan melalui Muhadhoroh atau
latihan ceramah menggunnakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Muhadhoroh dilaksanakan perkelas, dan kadang-kadang dilakukan
.Muhadharah secara berjamaah pada malam Minggu.
85
Waktu Muhadharah santri sebagai berikut:
a. Sabtu,jam 11.00 s/d 13.00 menggunakan bahasa Arab dan Inggris
b. Sabtu malam Minggu, jam 19.30 s/d 22.00 menggunakan bahasa Arab,
Inggris dan Indonesia.
Pembelajaran bahasa juga dilakukan dengan cara menyaksikan acara
televisi al-Jazirah, biasanya dilakukan pada hari libur atau pada jadwal
muhaddasah. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh santri pondok pesantren
Daarul Rahman Jakarta.
Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa pengajaran bahasa di
pondok pesantren Daarul Rahman sudah cukup maksimal. Artinya selain
memberikan kasokata baru kepada santri dan santri sendiri mencari kasokata
baru untuk menambah penguasaannya terhadap bahasa, pihak pesantren juga
melakukan bimbingan secara langsung dan tidak langsung. Bimbingan secara
langsung dapat kita lihat dari adanya Muhaddasah dan Muhadhoroh
menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris, juga dilakukan melalui
penulisan bahasa Arab dan Inggris pada suatu benda.
C. Analisa Data
Pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta sebagai sebuah lembaga pendidikan
Islam yang memadukan sistem pendidikan modem dan sistem pendidikan
salafiyah (tradisional), memiliki ciri sebagaimana pondok pesantren modern pada
umumnya. Di pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta ciri modemitasnya dapat
dilihat dari: adanya sekolah formal, lembaga ekonomi produktif (koperasi), dan
lembaga pengembangan masyarakat ( organisasi).
Dalam proses belajar mengajar, pondok pesantren Daarul Rahman telah
menerapkan sistem klasikal dengan penjenjangan kelas I sampai VI seperti
pondok pesantren Modern Gontor. Kelas I samapai III setara dengan tingkat MTs
atau SMP, sedangkan kelas IV sampai VI setara dengan tingkat MA atas SMU.
Kurikulum yang dipakai di pondok pesantren Daarul Rahman menggunakan
kurikulum mandiri. Pondok pesantren Daarul Rahman tidak berpatokan pada
86
kurikulurnnya dirancang sendiri berdasarkan kebutuhan santri dan masyarakat,
serta tujuan yang ingin dicapai oleh pesantren. Materi pelajaran keagamaan
diambil dari kitab-kitab klasik sedangkan materi pelajaran umurn diambil
berdasarkan kebutuhan santri.
Pondok pesantren juga sudah mulai mengajarkan computer sebagaimana yang
dilakukan dibeberapa pesantren modem. Pemberian materi pelajaran komputer
dimulai ketika santri duduk dikelas III, materi yang diajarkan meliputi Microsoft
word, Microsoft exel, dan Microsoft power point. Jadwal pengajaran komputer
dilakukan setiap hari minggu pada setiap bulannya.
Penggunaan media dan metode pembelajaran di pondok pesantren Daarul
Rahman sudah berjalan cukup baik. Media pembelajaran yang mulai sering
digunakan ialah OHP dan TV, OHP digunakan pada mata pelajaran tertentu
sedangkan TV digunakan untuk pembelajaran babasa dengan cara memutar cane!
yang menggunakan bahasa Arab atau Inggris. Metode pembelajaran yang
digunakan disesuaikan dengan materi yang dan tujuan pembelajaran yang ingin
disampaikan.
Sedangkan sarana dan prasana sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar
guna tercapainya tujuan pembelajaran, sudah cukup memadai. Meskipun dalam
beberapa ha! masih kurang dikarenakan keterbatasan biaya dan sebagainya,
namun ada usaha dari pihak pondok untuk memfasilitasi dan melengkapi.
A. Kesimpulan
BABY
PENUTUP
Pelaksanaan sistem pendidikan modem di pondok pesantren Daarul Rahman
Jakarta memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan pondok pesantren modem
pada umumnya, kesamaan tersebut dapat dilihat dari beberapa ha!;
a. Adanya pembagian kelas berbentuk klasikal, bukan berdasarkan
pengajian kitab salafiyah.
b. Penyeimbangan materi pelajaran keagamaan dan pelajaran umum.
c. Penyampaian materi pe\ajaran sudah menggunakan berbagai variasi
metode, metode dipilih berdasarkan kesesuaian materi dengan metode.
d. Sarana dan prasaran yang sudah cukup memadai guna membantu
kegiatan belajar mengajar.
e. Adanya pengajaran bahasa dan disiplin pondok yang ketat, sehingga
keinginan orang tua dan tujuan santri dari rumah untuk belajar disini
benar-benar bisa terwujud.
f. Adanya struktur kepengurusan, baik pondok pesantren maupun pelajar.
Yang mengatur kegiatan keseharian santri adalah pengurus, pengurus
dipilih dari kelas V pada pertengahan tahun ajaran. Guru hanya
memberikan birnbingan, pengarahan dan pengawasan terhadap
pengurus dan santri.
88
g. Kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan pondok pesantren
berdasarkan hasil musyawarah, bukan keputusan sepihak oleh
pimpinan dan lain sebagainya.
Selain itu, pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta telah melakukan
pengajaran komputer kepada santrinya. Pengajaran dimulai ketika santri duduk
dikelas III, mated yang diajarkan meliputi Microsoft word, Microsoft exel, dan
Microsoft power point. Jadwal pengajaran komputer dilakukan setiap hari minggu
pada setiap bulannya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengajukan beberapa saran yang
ditujukan untuk penelitian di masa yang akan datang semoga saran-saran ini
bermanfaat dalam pengembangannya.
1. Sistem pendidikan modem di pondok pesantren Daarul Rahman
hendaknya mengalami perkembangan dan pembaharuan. Khususnya dari
segi materi ajar dan media pembelajarannya, guna mengimbangi kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
2. Pondok Pesantren Daarul Rahman, kurikulum (rnandiri) yang dipakai
hendaknya dikembangkan lagi, paling tidak bisa mengimbangi atau
bahkan lebih bagus dari kurikulum pemerintah.
3. Dalam pembelajaran, hendaknya sarana dan µrasaran ditingkatkan lagi
guna meningkatkan kualitas dan kuantitas out-put santri lulusan pondok
pesantren Daarul Rahman.
4. Dalam pembelajaran, pengadaan media pembelajaran hendaknya lebih
ditingkatkan lagi. Hal ini guna mempermudah dan membantu proses
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
89
DAFTAR PUSTAKA
Al-Azwary, A. Q., Pesantren Lokomotif Peradaban, (Indramayu: Al-Zaytun,
2000), edisi. Ke-8
Al-Jumbulati, Aly., Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta,
1994), cet. Ke-I
Al-Syaibani, Omar Muhammad al-Toumy., Falsafah Pendidikan Islam terjemah
Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), cet. Ke-2
Aly, Abdullah dan Djamaluddin., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 1999), cet. Ke-2
Arifin, H. M., Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), cet. Ke-4
-----., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), cet. Ke-3
Chirzin, M. Habib., "Agama, I/mu, dan Pesantren" dalam M. Dawam Raharcljo.
Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet. Ke-5
Chumaedy El, Ahmad., Membongkar Tradisionalisme Pendidikan Pesantren
"Sebuah Pilihan Sejarah ", dalam Transformasi Pendidikan Pesantren,
_ _ ____ __ _ __ tanggal 06 Oktober 2002.
Darajat, Zakiah dick., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000),
cet. Ke-4, juni 2000
Daulay, Haidar Putra, MA., Pendidikan Islam "Dalam Sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia" , (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet.ke-I, okt
2004
-----., Historistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001)
Dhofier, Zamakhsyari., 1i·adisi Pesantren "Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai", (Jaka1ia: LP3ES, 1982), cet. Ke-1, Maret 1982
Echols, Jhon. M. & Hassan Sadly., Kamus lnggris Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2008), cet. Ke-4.
90
Fadjar, A Malik., Madrasah dan Tantangan A1odernitas, (Bandung: Mizan,
1999), cet. Ke-2, Maret 1999.
Fathoni, Muhammad Kholid., Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional
"Paradigma Baru '', (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005)
Feisal, Yusuf Amir., Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,
1995), cet. Ke-I
Hasan, Muhammad Tolchah: Mantan Menteri Agama RI, Standarisasi Bidang
Keilmuan dan Program Pembelajaran Di Pondok Pesantren, dalam
Artikel Pesantren, \)i..l\,i\;\J unno-tr· r·r.n1
Hadimulyo, Dua Pesantren Dua Wajah Budaya, dalam M. Dawam Raharjo (ed),
Pergulatan Dunia Pesantren Membangun Dari Bawah, (Jakarta: LP3ES,
1985)
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996), cet. Ke-I, Desember 1996.
Jabali, Fuad dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia, (Jakarta: U1N
Jakarta Press, 2003), Cet. Ke-2, Juni 2003.
Kramer Sr, A. L. N., Kamus Kantong Inggris "Inggris-Indonesia, Indonesia
Inggris ",(Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003).
Madjid, Nurcholis., Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potert Pe1jalanan, (Jakarta:
Paramadina, 1997), cet. Ke-I, Juni 1997
Mastuhu., Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994)
Muhammadiyah, Hilmy dan Sulthan Fatoni, NU: Identitas Islam Indonesia,
(Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Sosial (eLSAS), 2004), cet. Ke-I,
November 2004
Junaedi, Mahfud dan Mansur, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005)
Moleong, Lexy J., lvfetodologi Penelitian Kualitatif," (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), cet. Ke-18, Februari 2004
Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Alma'arif, 1990), cet.
Ke-4
91
Nafi', M. Dian. Dkk., Praksis Pembelajaran Pesantren, (Yokyakarta: PT. LKJS
Pelangi Aksara, 2007), cet. Ke-I
Nasution, S., Asas-asas Kurikulum, (Bandung: Jemmars, 1998), cet. Ke-8
Prasojo, Sudjako., Profil Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1975)
Purwadaminta, Wjs., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1982)
Purwanto, M. Ngalim., Ilmu Pendidikan (Teoritis dan Praktis), (Bandung: Remaja
Rosda Kary a, 1993 ), cet. Ke-6
Qamar, Mujamil., Pesantren Dari Transformasi Metodologi Meni1Ju
Demokratisasi Institusi, (Jakarta: PT. Erlangga, tth)
Ramayulis., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), cet. Ke-3
Redaksi Sinar Grafika, Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun
1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995),Cet. Ke-1
Rosyad, Aminuddin dan Baihaqi AK., Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
(Departemen Agama Rl, 1986)
Rosyadi, Khoiron., Pendidikan Profetik, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet.
Ke-I
Ruslan, A. Haedar., Lahirnya Pondok pesantren, dalam Dunia Pesantren,
, 8 juni 2007
Sayuti, Wahdi dan Zurinal Z., Ilmu Pendidikan Pengantar Dasar-dasar
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. Ke-I
Shahab, Salwa., Membina Muslim Sejati, (tt. : Karya Indonesia, 1989)
Simangunsong, Bonar., Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Panel Indo,
1991), cet. Ke-I
Sudirman, N. et, all., llmu Pendidikan, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1992), cet.
Ke-6
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidzkan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), cet. Ke-I, Maret 2004
Tafsir, Ahmad., Jlmu Pendidikan Dalam PersepektifPendidikan Islam, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1992), cet. Ke-I
92
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), edisi. Ke-2.
Walzjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan,
(Jakarta: Gemalnsani Press, 1997), cet. Ke-I, November 1997
Yasmadi, Modernisasi Pesantren "Kritik Nurchalish Ma4Jid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional", (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-I
Zarkasyi, Abdullah Syukri., Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005)
Zuhairini, et.al., Filasafat Pendidikan Islam.(Jakarta: Bmni Aksara, 1995), cet.
ke-2
LAMP IRAN
Jakarta, 09 Januari 2008
: lstimewa
mp : Satu Berkas
11 : Pengajuan Proposal Skripsi
Kepada Yth, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Di
Tempat Assalamu'alaikum Wr Wb.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : lskola Saputra
No. Pokok : 104011000102
Fak/Jur: llmu Tarbiyah Dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Semester : VI II
Dengan ini mengajukan proposal skiripsi dengan ji.idul: "SISTEM PENDIDIKAN
MODEREN~ DI PON DOK PESANTREN DAARUL RAHMAN JAKARTA",
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan:
1. Daftar lsi Sementara
2. Bab I, Bab II dan Bab Ill
3. Daftar Pustaka Sementara
Demikian proposal ini saya ajukan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Tertanda
Penulis
atAkademik
Ora. Hj. Eni Ros a Syarbaini, M. Si Nip. 150 196 557
..-
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Ii Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia
Tclp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email : [email protected]
Nomor Lamp. Ha I
: Un.01/FlrrL022/ I J, ?i ·12008 : AbstraksVOul/ine : BIMBINGAN SKRIPSI
Kepada Yth. Dr. H. Abd. Madjid Khon, MA Pembimbing Skripsi
Jakarta, 27 Februari 2008
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assatamu'a/aikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan .skripsi mahasiswa:
Nama lskola Saputra
NIM 104011000102
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Pendidikan Agama Islam
VIII
Sistem Pendidikan Moderen di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 27 Februari 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun
"demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak /kurang sesuai.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan .
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassatamu'ataikum wr.wb. a.n. Dekan ~ Kajur Pendidikan Agama Islam,
/.~~~EN ~-G'~
i~fl;i>''~"'~\\. . ''"·~ <i1 \' '
. Tembusan:
\\~ \ ~ 1·-';AF. Wibisono, MA \~~ • . 150236009)1"
~;j-J::: ".t K i..f.~~ ,/ '"'-.~~ 1 . Dekan FITK
2. MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
da Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp. ; (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email ; [email protected]
Nomor Lamp. Ha I
: Un.01/Flffl022/ l~l /2008 : Outline/Proposal
Jakarta, 27 Februari 2008
: Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth: Kepala Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta di Tempat
Assalamu'a/aikum wr. Wb . ·oengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama lskola Saputra
NIM 104011000102
Jurusan Pendidikan Agama Islam
VIII Semester
Judul Skripsi Sistem Pendidikan Moderen di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut mel<1ksanakan penelitian dimaksud.
Alas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'alaikum wr.wb.
.... #
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Aka<:f.emik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
DEPERTEMEN AGAMA llNIVERSIT AS !SLAM NI~GERI
SY ARIF HlDA YATULLAH JAKARTA FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN ·
'J'(•lp. : (62-21) 7·14JJ2H, 74011)-2!'i1 1'"111, (62-21) 7443328 ~otnor 95, Ciputnt 15412, l11tlonc.~i11 E1null : [email protected] -----·
Nomor : Un.' 0 l /Fl /TL022/ I)-{ /2008 Lamp.
Jakarta, 27 Februari 2008
Hal : Observasi & 'vavvancara
Tembusan:
Kepada Yth. Kepala Ponclok Pesantren Daarul Rahman Jakarta di Tempat
Assalamu 'alaikum wr. Wb. De::gan hormat kami sampaikan bahwa,
Nania
NIM
Jurusan
Semester
Judul skripsi
: lskola Saputra
: I 04011000102
: Pendidikan Agarna Islam
: IX
Sistem Pendidikan Modern di Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta
adalah bcnar Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Jakarta yang sedang me:•.yusun skripsi, clan akan mengadakan penelitian di instansi I sekolah yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tcrsebut melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
1. Dekan FITf( 2. Pembantu Oekan f:.idang Akademik 3. Mahasiswa ya11g bersangkutan ·
02" )1 )\~ 9')L..~I 4._rll ~ LEMBAGA PENDIDTI<AN ISLAM
PONDOI( PESANTREN DAARUL RAHMAN JI. Senopati Dalam II No. 35 A Keb. Barn, Jakarta Selatan (12190)- Telp. 5226928
Kp. Jambu, Sibanteng, Leuwiliang, Bogor Telp. (0251) 648443
SURAT KETERANGAN No. l 77/LPI-DRJIXJ2008
)engan ini kami meyatakan, bahwa yang bertanda tangan dibawah 1rn telah melakukan 1enelitian di lembaga kami.
Nama : Iskola Saputra
Fak/Jur : FTIK/PAI
Jud. Penelitian: Sistem Pendidikan Modem di Pondok Pesantren Daarul Rahman
)emikian surat keterangan ini, supaya digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 26 November 2008
.n Kepala Sekolah
i-
Hari I Tanggal
Tempat
Terwawancara
Jabatan
Pewawancara
BERITA WAWANCARA
: PP Daarul Rahman Jakarta
: Ust. Ahmad Qosim Susilo, M. Pd
: Kepala Sekolah
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya pondok pesantren Daarul Rahman,
dan bagaimana perkembangannya saat ini?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren Daarul Rahman
Jakarta?
3. Dalam dunia pendidikan pesantren dikenal pesantren salaf dan pesantren
modem. Kalau dilihat dari sistem pendidikan yang ada di pondok
pesantren Daarul Rahman Jakarta?
4. Bagaimana metodologi pengajaran yang diterapkan pondok pesantren
Daarul Rahman Jakarta?
5. Kurikulum seperti apa yang diterapkan pondok pesantren Daarul Rahman
Jakarta?
6. Apa tujuan pendidikan yang hendak dicapai PQndok pesantren Daarul
Rahman dalam pembelajaran?
7. Apa visi dan misi dari pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta?
8. Berapa jumlah guru dan apa mayoritas latar belakang pendidikan mereka?
9. Berapajumlah santri/santriwati pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta?
Pewawancara Terwawancara
Hari I Tanggal
Tern pat
Terwawancara
Jabatan
Pewawancara
BERITA WAWANCARA
: 6 November 2008
: PP Daarul Rahman Jakarta
: Ust. Ahmad Qosim Susilo, M. Pd
: Kepala Sekolah
: Iskola Saputra
Bagaimana sejarah singkat berdirinya pondok pesantren Daarnl Rahman,
dan bagaimana perkembangannya saat ini?
Berawal dari kelompok pengajian orang-orang tua saja, yaitu orang-orang
yang tinggal disekitar Senayan ini. Lama kelamaanjumlah peserta pengajian tidak
hanya dari orang-orang tua saja, tapi banyak juga pemuda/i yang ikut belajar.
Maka atas saran bapak H. Abdul Rahman bin Naidi didirikanlah sebuah
Madrasah, guna manampung orang-orang yang ingin belajar agama disini.
Sedangkan tempat belajarnya atau kelasnya waktu itu masih menempati garasi
mobil.
Pada tahun 1975 barulah pondok ini berdiri secara resmi, dengan lahan
(wakaf tanah) dari bapak H. Abdul Rahman bin Naidi, serta bantuan biaya dari
bapak H. M. Noor Mughni uang sebesar Rp. 100.000,- pada waktu itu.
Yaa ... begitulah sejarah awal berdirinya pondok pesantren 1ru.
Perkembangannya cukup pesat. Baik perkembangan fasilitas belajar maupun
pertumbuhan jumlah santri. Podok pesantren Daarul Rahman mempunyai cabang
Daarul Rahman II di Leuwiliang Bogor, dan pada tahun 2003 mulai dibangaun
Daarul Rahman III di Parung, saat ini sudah mulai ditempati.
Bagaimana pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren Daarnl Rahman
Jakarta?
Untuk pelaksanaan pendidikan, pondok pesantren sudah berjalan dengan
baik dan kita pun akan terns mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas mutu pendidikan baik pendidikan keagamaan ataupun pendidikan
umum. Sehingga dapat dicapai tujuan pendidikan dan dapat mengimbangi
lembaga-lembaga pendidikan yang modern saat ini.
Dalam dunia pendidikan pesantren dikenal pesantren salaf clan pesantren
modern. Kalau dilibat dari sistem pendidikan yang ada di pondok pesantren
Daarul Rahman Jakarta?
Pondok pesantren Daarul Rahman adalah swasta penub, berdiri sendiri dan
tidak dibawab suatu organisasi atau paratai apapun.
Sesuai dengan pengalaman KH. Syukron ma'mun dan pendiri yang Iain,
sebelum terjun kemasyarakat. Maka pondok pesantren Daarul Rahman
menggunakan sistem terpadu. Y aitu perpaduan sistem pendidikan pondok
pesantren modern dan sistem pendidikan pondok pesantren salafiyah.
Penggabungan dua sistem tersebut sudah terjadi sejak awal mula
berdirinya pondok pesantren ini. Inilab ciri khas pondok pesantren Daarul
Rahman, yang memebedakan dari pondok-pondok Iainnya yang ada di Tanab Air.
Bagaimana metodologi pengajaran yang diterapkan pondok pesantren
Daarul Rahman Jakarta?
Metodologi pembelajaran yang kita gunakan tidak terlalu berbeda dengan
metode-metode yang sering digunakan di sekolah-sekolah umum. Metode dipilih
berdasarkan materi dai mata pelajaran, supaya dapat membantu siswa dalarn
pembelajaran. Biasanya yang sering digunakan: diskusi, Tanya jawab, imla,
sosiodrarna, karyawisata dan sebagainya.
Kurikulum seperti apa yang diterapkan pondok pesantren Daarul Rahman
Jakarta?
Kurikulum yang kita pakai di pesantren ini adalab kurikulum mandiri atau
kita tidak mengarnbil kurikulum manapun, kita membuat kurikulum sendiri.
Apa tujuan pendidikan yang hendak dicapai Pondok pesantren Daarul
Rahman dalam pembelajaran?
Pesantren ingin mencetak santri yang berwawasan agarna layaknya
seorang kayai tetapi juga cerdas dan berpengetabuan luas dalarn bidang umum.
Selain itu tujuan pesantren dalam bidang pendidikan adalah membantu
pemerintah dalam membangun bangsa khususnya membangun manus1a yang
seutubnya.
Untuk sarana dan prasaran, kita sudah memiliki Daarul Rahman II
Leuwiliang dan Daarul Rahman III Parung yang masih dalam pembangunan.
Apa visi dan misi dari pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta?
Visi pondok pesantren adalah "mencetak kyai yang intektual dan
intelektual yang tetap kyai".
Misinya adalah meneruskan perjuanagn ulama, yang dimaksud disini ialah
meneruskan perjuangan para ulama dalam menyebarkan ajaran agama islam
Berapa jumlah guru dan apa mayoritas latar belakang pendidikan mereka?
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah guru dan latar belakang pendidikan
mereka dapat kamu minta ke TU, tapi seingat saya jmnlah guru-guru disini lebih
dari 50 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda pula.
Bera pa jumlah santri/santriwati pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta?
Jumlah santri di pondok pesantren Daarul Rahman Jakarta secara rinci
saya kurang tau, tapi jika dilihat dari pembagian kelas terbagi kepada 20 kelas. 10
kelas untuk santri putra dan 10 kelas untuk santri putrid, jurnlah santri perkelas
tidak merata. Kamu bisa minta ke TU untuk lebih jelasnya ...
Pewawancara
Iskola Saputra
Hari I Tanggal
Tempat
Terwawancara
Jabatan
Pewawancara
BERITA WAWANCARA
: PP. Daarul Rahman Jakarta
: Ust. H. M. Nurdedy, M. Ed
: Bidang Kurikulum Modem
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya pondok pesantren Daarul Rab.man,
dan bagaimana perkembangannya saat ini?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren Daarul Rab.man
Jakarta?
3. Dal am dunia pendidikan pesantren dikenal pesantren salaf dan pesantren
modem. Kalau dilihat dari sistem pendidikan yang ada di pondok
pesantren Daarul Rahman Jakarta?
4. Bagaimana penerapan sistem pendidikan pondok pesantren Modem dan
metodologi pengajaran seperti apa yang diterapkan pondok pesantren
Daarul Rab.man Jakarta?
5. Kurikulum seperti apa yang diterapkan pondok pesantren Daarul Rab.man
Jakarta?
6. Apa tujuan pendidikan yang hendak dicapai Pondok pesantren Daarul
Rab.man dalam pembelajaran?
7. Apa visi dan misi dari pondok pesantren Daarul Rab.man Jakarta?
8. Berapa jumlah guru dan apa mayoritas latar belakang pendidikan mereka?
9. Berapa jumlah santri/santriwati pondok pesantren Daarul Rab.man Jakarta?
Pewawancara Terwawancara
Hari I Tanggal
Tempat
Terwawancara
Jabatan
Pewawancara
BERITA WAWANCARA
: 7 November 2008
: PP. Daarul Rahman Jakarta
: Ust. H. M. Nurdedy, M. Ed
: Bidang Kurikulum Modem
: Iskola Saputra
Bagaimana sejarah singkat berdirinya pondok pesantren Daarul Rahman,
dan bagaimana perkembangannya saat ini?
Mengenai sejarah berdimya, kamu bisa lihat di buku sejarah berdirinya
pondok pesantren Daaru Rahman. Minta saja langsung ke pak Cipto.
Bagaimana penerapan sistem pendidikan Modern dan metodologi
pengajaran seperti apa yang diterapkan pondok pesantren Daarul Rahman
Jakarta?
Penerapan sistem pendidikan modem di pondok pesantren Daarul
Rahaman dapat dilihat dari: Adanya pembagian kelas kepada klasikal, Adanya
Organisasi pelajar, sudah menggunakan metode yang variatif dalam kegiatan
belajar mengajar serta kemutlakan kepemimpinan seorang kayai mulai
dipertimbangkan dengan kata lain, kebijakan dan keputusan dilakukan
berdasarkan basil musyawarah bersama.
Pada dasamya metodologi yang diterapkan disini tidak berbeda jauh
dengan yang ada di pesantren lainnya. Hanya saja untuk pengajaian salafiyah,
disini tidak hanya menggunakan metode watonan atau sorongan akan tetapi
diterapkanjuga metode diskusi dan Tanyajawab, dan lain sebagainya.
Pemilihan metode biasanya dilakukan berdasarkan kemampuan guru
menguasai suatu metode serta kesesuaian dengan materi yang hendak
disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum seperti apa yang diterapkan pondok pesantren Daarul Rahman
Jakarta?
Daarul Rahman tidak mengacu pada kurikulum Diknas sebagai landasan
dalam pembelajaran, Daarul Rahman mengembangkan kurikulum sendiri
(mandiri).
Apa tujuan pendidikan yang hendak dicapai Pondok pesantren Daarul
Rahman dalam pembelajaran?
Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pesantren ini hampir sama dengan
tujuan pesantren secara umumnya. Y akni mendidik santri untuk menjadi seorang
muslim yang bertaqwa, mendidik kepribadian santri untuk berakhlak mulia,
mendidik santri supaya memiliki keterampilan yang siap pakai di masyarakat.
Selain itu pondok pesantren ini bertujuan melanjutkan perjuangan para
ulama dan mencetak kyai yang intelektual dan intelektual yang tetap kyai.
Pewawancara Terwawancara
Iskola Saputra
•G.E' , A.\VAl TAHUN '0.K!JOK PESA!'ITREN DAARUt RAJili'>,i.AN :AHUN AJAR.AN 2008-2009
TANGGiU.
. 18 Juli 2008
:. 16-17 September 2008 ( 15 Ramdhon l 429 1
Awal <cklifbdajar Semester Ganji! 2008-7.009
N<i.sehat Liburan Ramaill1m1 & Idul Fitri Jakarta : Selasa Sore Lw.Lia.ng : Selasa Malam {Nuzulul Al .. Qur'an) Parung : Rabu Pagi
:. l 7 Sept. s/d lO Okt 2008 Liburan Ramadhon dan Idul Fitri 1429 H ( 17 Ramadhon - l i) Syawwail429)
: ~..:.::-n' 2(1f'») ()',.a11~\s ~'<rrc )
.:.,.~~bCl1'. l 429)
1 J ~)kto,b~r 2008 '_\_ .-!-J8\'1.~\.~;;).11429}
'l. 12 s/d 25 Lk-sembet 21)08:
. l I Januan 20U9
Rapai Guru ( Daarnl Rahm.an lII Parn11g !
Pc>nJetk Dibuka Kembali
Puasa 1\rofah
Ujian l dis Semester G;\!ljil
Pemilihan Umum Pengws lJ'3DW1P40R
Silaiunahrni \L:!.' ivlurid Pembagian Rapon
-
·. 2'-) I I.; t,,;; ')L., "ii L ,,_ t 1 u"'"' V- J ~ ~·J" -T·-
LEMBAG A PENDIDIKAN ISLAM
PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN JI. Senopati Dalam II No. 35 A Keb. Baru, Jakarta Selatan (12190) - Telp. 5226928
Kp. Jambu, Sibanteng, Leuwiliang, Bogor Telp. (0251) 648443
RINCIAN JUMLAH SANTRI PONPES DAARUL RAHMAN TAHUN AJARAN : 2008 - 2009
9 UNTUK BULAN: .•. ('i.C!!?· .• ..f-.<?'f.~.· ..
./I< r /2 /! r' /
I /f "" j( (( ... T/f. "'2.?
Jl-3 "'- ? :; IZ- Jb ,}'J-- •' •. ,,,. ..
,,::' ('t"" -~ '1{ ,'} ~ ; !J .z <" ~ "'J--<'..
.d8 ""' .5 2. 1y _ _,pp. :::.3L
'f/A ycr> 11- iirf ;:· 3 z, "
ue - 3.J 16 !!? (! :: .3 z.. -·
¥8 ;;c..2 !l IJ. -;.: J( /' ... 2J • (j
Jle :;c.·'26 /d' 17 ("' "f 1-l'· . ~ .. v~'
ti/A -:o3'J ~ e11A·.::: 5 J
//( B '-,3)· -~ /;1 IJ .- y'o'
'
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN
JI. Senopati No. 35 A Keb. Baru Jakarta Selatan Telp. (021) 5226928
IJAZAH · Nomor: 813 /LPl-DRll-A./X><V/ VI /:<oo-9
ALIYAH
· Yang bertanda tangan di bawah j.ni Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam. Pondok Pesantren Daarul Rahman menerarigkan bahwa : •,(
W' ISKf!LA SAPUTRA ~0
,lahir . pada tanggal 10 Juni 1985 di ~ihan , telah j ;i;µp;i~ .\!alam mengikuti ~valuasi Belajar Tahap Akhir ~~ AfiY!l4 di J..emPaga , • iFendidilrnn · Islam PondQk Pesantren Daarul Rahman dengan .nomor induk 'l" "' -<I 500 · , sehingga yang bersangku~1 berhak mertdapat ij'azah ini de~au" ''"'-':iWl'''(lisam:akan sesuai den an. Ke utusan Direktltr Jenderal Pembi' · "" "~··· . . . . . g p ... ·. . ' . . . llilll):I,' Kelembagaan Agama Islam Noni.or : E.IV/PP.OS2/KEP/80/98tauggal·26Agustus .. 11998.
Demikian keterangan ini kami buat, agar menjadi maklum bagi yang ' : J,erkepe11tingan clan dapat digunakan dimana perlu.
Jakarta, 5 ti> .J'un i .eaof M :
8 Jumadil Ufa 14~5 H· l~l!!!'!'!ii
·,.....