8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
1/33
NASKAH PERBAIKAN SISTEM
PERUBAHAN STATUS HUKUM ITB DALAM SUDUT PANDANG SISTEM ORGANISASI
KEMAHASISWAAN ITB
Disusun oleh :
Gilang Permata Khusuma (13708050 / Senator Teknik Material)
KOMISI PERBAIKAN SISTEM
KONGRES KELUARGA MAHASISWA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2011
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
2/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 2
I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
1.1. Landasan Hukum Pengelolaan Perguruan Tinggi
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) telah
mengamanatkan bahwa tujuan utama Pendidikan Nasional bukanlah semata-mata mentransfer
ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan lebih dari itu tujuan utama pendidikan adalah
mentransfer nilai-nilai luhur bangsa, menanamkan semangat kebangsaan, menanamkan
identitas bangsa, dan melestarikan serta mengembangkan budaya bangsa. Sehingga pendidikan
selalu dipandang sebagai salah satu tugas utama Negara selain kesehatan, pelayanan publik,
dan penciptaan kesejahteraan umum.
Peran pendidikan tinggi menjadi kunci bagi kemajuan bangsa melalui lulusannya yang
berkarakter, cerdas, dan terampil memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi
sumber inovasi dan solusi bagi pertumbuhan dan pengembangan bangsa serta
mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Perguruan tinggi perlu didorong untuk
menjalankan peran kunci tersebut sehingga dapat secara optimal merespon perubahan dengan
cepat dan dapat menggunakan sumberdayanya secara efisien dan efektif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan isu sentral dalam mengantarkan
perubahan sistem sosial masyarakat Indonesia menuju masyarakat pengetahuan yang maju,
dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan merupakan kata kunci untuk
meningkatkan daya saing dalam interaksi global. Upaya yang sungguh-sungguh perlu dilakukan
untuk membangun perguruan tinggi yang sehat, bermutu, mandiri, dan maju.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
3/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 3
1.2. Pola pikir Kemahasiswaan
Mahasiswa adalah bagian dari perguruan tinggi yang mempunyai karakter yang berbeda
dengan sivitas akademika lainnya dalam ITB. Satu hal yang menyamakan dari kesemuaanya
adalah amamah yang diberikan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan,
mahasiswa tidak serta merta menjadi objek tetapi bersama-sama dengan sivitas akademika
yang lain belajar dan mengembangkan dirinya.
Semua proses yang diberikan diharapkan mampu mendukung terciptanya seorang insan
akademis. Untuk memaksimalkan peran insan akademis tersebut maka dasar-dasar kebutuhan
mahasiswa harus dipenuhi. Didasari kebutuhan mahasiswa yang beragam, dibutuhkan bentuk
organisasi kemahasiswaan yang dapat menjawab kebutuhan tersebut. Mahasiswa tidak akan
lepas kaitan kebutuhannya dengan institusi itu sendiri maka diperlukan suatu saran yang dapat
menampung kepentingan berdasar kebutuhan mahasiswa.
2. Rumusan Masalah
2.1. Sudut Pandang Mahasiswa terhadap Tata Kelola Perguruan Tinggi dalam Sistem
Pendidikan Nasional
Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal setelah
pendidikan menengah yang merupakan kesatuan upaya pembudayaan dan pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa, sehingga mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, kompeten, dan
berbudaya, serta mampu menghasilkan karya dalam bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
4/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 4
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa dan Negara, peradaban, dan
kemashlahatan umat manusia. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional diperlukan suatu
tata kelola yang baik setelah UU BHP dibatalkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi. Atas
dasar tersebut, dibentuk rancangan undang-undang perguruan tinggi yang mengatur tata kelola
pendidikan tinggi.
2.2. Posisi, Potensi, dan Peran Mahasiswa sebagai Bagian Sivitas Akademika Perguruan
Tinggi
Sebagai bagian dari ITB mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi sesuai dengan
kemampuan, minat dan bakatnya. Maka dalam hal ini perlu pemahaman yang lebih tentang
ruang lingkup mahasiswa secara keseluruhan dan hubungan yang mengatur didalamnya.
Dengan jelasnya tiap definisi yang diberikan maka dalam pencapaian proses pendidikan
mahasiswa dapat secara sadar mengembangkan dirinya demi terwujudnya insan akademis.
3. Tujuan
3.1 Perbaikan Sistem dalam Keluarga Mahasiswa ITB
Setiap rumusan masalah memberikan dampak terhadap kemahasiwaan secara sistemik.
Melihat keadaan ini diperlukan suatu perbaikan sistem yang dapat menjawab masalah yang
ada.
3.2 Pandangan Mahasiswa terhadap Tata Kelola ITB
Sebagai bentuk kontribusi, mahasiswa peduli dengan keadaan ITB secara menyeluruh.
Bentuk kepedulian ini diwujudkan dalam pandangan mahasiswa terkait tata kelola yang mampu
menjawab permasalahan peruruan tinggi.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
5/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 5
II. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEBAGAI BAGIAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
1. Sistem Pendidikan Nasional
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau
cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan
bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Maka pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip
demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut
akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen sistem
pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan
tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan
tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, di antaranya pembaharuan kurikulum,
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
6/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 6
yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang beragam,
diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional, penyusunan standar
kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi
setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan
tugas secara profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan
pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen
pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan
dengan sistem terbuka dan multimakna. Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi
penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang
dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.
Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi,
dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut:
1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yangbermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2.
membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak
usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkanpembentukan kepribadian yang bermoral;
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
7/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 7
4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusatpembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global; dan
5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanberdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Visi dan Misi ITB
Insitut Teknologi Bandung sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai
visi sebagai arah masa depan yang diharapkan memberikan arti dan dampak kepada seluruh
anggota ITB dan memberikan rasa bangga, menumbuhkan semangat untuk meraih sesuatu
yang lebih besar dan lebih bermakna berdasarkan kondisi bangsa. Visi itu adalah menjadi
Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu
perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.
Memperhatikan visi ITB seperti diuraikan di atas dan mandat yang diembannya untuk
melaksanakan tri darma perguruan tinggi, dan juga memperhatikan tuntutan pemanfaatan
aspek inovasi, dan entrepreneurial masa mendatang serta tuntutan tatanan pengembangan
SDM yang lebih terintegrasi, ITB merumuskan misinya sebagai berikut: Menciptakan, berbagi
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
8/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 8
dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan serta menghasilkan
sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.
Di dalam nilai-nilai Visi dan Misi ITB harus mencerminkan kualitas yang berasal dari
segala bentuk partisipasi aktif seluruh stakeholders institusi yang dapat menjamin terjadinya
pengelolaan wawasan institusi pendidikan secara menyeluruh, berbasiskan nilai-nilai luhur yang
harus dijunjung tinggi dengan memperhatikan budaya bangsa Indonesia. Inti nilai luhur
berdasar Pembukaan UUD 1945 dan secara terintegrasi menyatu dengan Pancasila sebagai
dasar Negara yaitu ber-Ketuhanan, berperikemanusiaan, berkebangsaannasionalistik,
kerakyatan dan keadilan serta kesejahteraan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut adalah
menghayati, menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai kemanusiaan bagi mencapai keunggulan
potensial Indonesia Raya meliputi keunggulan natural, keunggulan kualitas manusia,
keunggulan sosiokultural, keunggulan historis, keunggulan sistem kenegaraan Pancasila (NKRI)
melalui pendidikan tinggi nasional.
Melalui proses pendidikan tinggi di ITB dengan tridarma perguruan tinggi perwujudan
nilai luhur pada hakekatnya memperhatikan hal-hal berikut:
a. In harmonia progressio dengan semangat ingin maju dan mengutamakan moral danetika.
b. Menjaga aspek kolegial dan berkomitmen untuk prestasi unggulc.
Memunculkan jiwa kepeloporan yang mencerminkan kebebasan berpikir
d. Demokratisasi kebebasan akademik dengan integritas dan komitmen yang tinggie. Berkeadilanf. Transparan dan akuntabel.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
9/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 9
Maka dalam rangka membentuk proses pendidikan sesuai dengan cita-cita bangsa maka ITB
diharapkan mampu menampung kepentingan dari segenap lapisan masyarakat Indonesia,
termasuk segenap masyarakat ITB yang ada. Dasar kepentingan tersebut direpresentasikan
dalam suatu organ konsultatif tertinggi sebagai penentu arah kebijakan ITB. Peraturan
Pemerintah Nomor 155 tahun 2000 menghasilkan suatu organ pengelolaan ITB dengan MWA
sebagai lembaga yang menampung segala kepentingan tersebut.
Pada tanggal 31 Maret 2010 Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 11-14-21-
126-136/PUU-VII/2009 telah menyatakan bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009
Tentang Badan Hukum Pendidikan tidak mengikat secara hukum. Putusan tersebut telah
mengakibatkan ketiadaan ketentuan yang mengatur tentang penyelenggara dan tata kelola
satuan pendidikan, karena pengaturan tentang hal tersebut telah diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan. Oleh karena itu, Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang
ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010 tidak mengatur tentang penyelenggara dan tata kelola
satuan pendidikan.
Sementara itu, peraturan perundangan yang telah ada sebelum Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang mengatur
penyelenggara dan tata kelola satuan pendidikan, telah dicabut oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010. Sehubungan dengan hal tersebut, dan sebagai upaya untuk
memberikan landasan hukum dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan perlu diatur
materi atau substansi mengenai tata kelola satuan pendidikan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pengaturan mengenai tata kelola satuan pendidikan dalam Peraturan Pemerintah ini
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
10/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 10
dimaksudkan agar satuan pendidikan dapat tetap menjalankan kegiatannya, maka dipandang
perlu untuk segera melakukan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan berupa Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010. Segala bentuk peraturan yang telah dibuat diharapkan mampu
mengoptimalkan proses pendidikan yang merepresentasikan kepentingan bangsa.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
11/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 11
III. KONSEPSI KELUARGA MAHASISWA ITB
1. Falsafah Dasar Organisasi Mahasiswa
Pola pikir kemahasiswaan sebagai entitas yang ada dalam perguruan tetinggi adalah
membentuk insan akademis. Insan akademis yang dimaksud di sini adalah insan selalu
mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi
tantangan masa depan serta selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah sebagai watak ilmu.
Dengan selalu mengikuti watak ilmu ini maka insan akademis mengemban peran untuk selalu
mengkritisi kondisi kehidupan masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk
tatanan masyarakat masa depan yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah.
Selain itu pendidikan juga ditujukan untuk membantu mahasiswa menentukan visinya
tentang tatanan masyarakat masa depan yang baik menurut kaidah ilmiah. Yang dimaksud visi
insan akademis sebenarnya adalah pola pandang tentang bentuk atau tatanan seluruh aspek
kehidupan masa depan yang baik dan benar menurut kaidah ilmiah. Sementara itu tantangan
adalah tatanan kehidupan yang berkembang sekarang dan nanti yang harus ditanggapi. Oleh
karena itu tujuan proses pendidikan adalah membantu dan memberi alat bagi mahasiswa
untuk menghadapi fungsinya nanti.
Pola pandang kemahasiswaan melihat tatanan masyarakat ideal dan bersifat universal
sebagai bentuk tanggung jawab memberikan mahasiswa suatu rumusan tatanan kehidupan
masyarakat masa depan yang ideal dan bersifat universal. Tatanan masyarakat masa depan
yang ideal adalah tatanan masyarakat yang memiliki nilai partisipatif, aspiratif, mandiri,
nonhegemonik, dan beretika. Artinya adalah :
Setiap anggota masyarakat bersama-sama aktif menentukan perjalanan budaya sistem
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
12/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 12
masyarakatnya.
Setiap anggota masyarakat memiliki dan menjalankan kewajiban serta haknya secaraproporsional dan mandiri sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya dalam struktur
masyarakat
Setiap anggota masyarakat memiliki hubungan saling ketergantungan yang positif,tidak terdapat struktur subyek-obyek dalam tatanan masyarakat
Roda aktivitas masyarakat selalu dilandasi oleh nilai etik yang disepakati bersama. Dengan nilai-nilai seperti di atas maka kehidupan ekonomi, politik, hukum, dan
sebagainya akan berjalan bagus. Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang
cerdas, kokoh, dan sangat tanggap serta adaptif terhadap setiap perubahan
sehingga mampu survive dalam segala kondisi. Untuk tetap menjamin keberadaan
nilai-nilai di atas dalam kehidupan masyarakat maka perlu diberlakukan sistem
demokrasi. Tatanan masyarakat seperti ini kita sebut sebagai tatanan masyarakat
madani (civil society).
Tantangan masa depan berawal dari Revolusi Informasi yang membuat sistem
informasi tanpa batas muncul di dunia. Sistem informasi tanpa batas ini membawa akibat
pada terbentuk tatanan komunitas masyarakat yang kita sebut sebagai tatanan desa global
(Global Village), yang berarti sebagai tatanan dunia tanpa sekat. Proses yang berlangsung
dari revolusi informasi sampai ke terbentuknya desa global ini biasa kita sebut sebagai proses
globalisasi. Proses ini membawa implikasi nyata berupa :
Kompetisi tinggi di segala bidang. Perubahan atau pergeseran budaya/nilai masyarakat yang ditandai oleh
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
13/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 13
hancurnya institusi tradisional (pemerintahan, desa, kota, keluarga) dan munculnya
institusi global berupa kapitalisme uang (finance kapitalism) sebagai kekuatan utama
yang mendominasi seluruh gerak kehidupan.
Untuk menjawab seluruh visi dan tantangan di atas, proses pendidikan harus mampu
menghasilkan manusia yang tangguh menghadapi tantangan masa depan dan mampu
mengupayakan terwujudnya visi masa depannya. Dari pola pikir diatas dibentuk suatu tujuan
dari organisasi kemahasiswaan ITB sebagai bagian dari perguruan tinggi yang menjawab visi
dan tantangan kehidupan bangsa,
1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudipekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab.
2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerakdalam kehidupanberbangsa.
3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa.4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas
akademika.
5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkankepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.
2. Kebutuhan Mahasiswa
Mahasiswa merupakan salah satu komunitas kampus yang memiliki karakteristik
tersendiri. Keberadaannya di kampus tergabung dengan komponen masyarakat kampus lain,
yaitu dosen dan karyawan, yang memiliki tugas dan peran tersendiri. Satu hal yang
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
14/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 14
menyatukan komponen-komponen itu sebagai civitas akademika adalah kesamaannya dalam
mengemban misi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
Sementara itu di sisi lain mahasiswa dalam identitas insan akademisnya dituntut untuk
berperan dalam dua fungsi. Pertama, mahasiswa dituntut untuk terus berupaya
mengembangkan diri menjadi lapisan masyarakat masa depan yang berkualitas atau dengan
kata lain mahasiswa berfungsi sebagai calon sarjana. Kedua, dengan berlandaskan nilai ilmiah
dan moralitas, mahasiswa dituntut untuk aktif bergerak ikut menata kehidupan bangsanya.
Berangkat dari upaya untuk mewujudkan peran itu, tercipta berbagai kebutuhan dasar
mahasiswa berupa pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi. Kebutuhan dasar ini diperlukan
untuk mengantar mahasiswa mewujudkan peran utuhnya.
Kebutuhan mahasiswa memiliki banyak tingkatan. Ada yang merupakan kebutuhan
invidual, kebutuhan sekelompok mahasiswa, dan ada juga yang merupakan kebutuhan seluruh
mahasiswa. Seluruh kebutuhan itu harus terpenuhi. Kebutuhan yang bersifat individual
pemenuhannya mungkin tidak perlu diorganisir, tetapi kebutuhan beberapa orang yang cukup
besar memerlukan pengorganisasian, apalagi bila menyangkut kebutuhan seluruh mahasiswa.
Untuk itu maka perlu adanya lembaga yang bertugas untuk memenuhi dan melaksanakan
masing-masing tingkatan kebutuhan itu. Seluruh lembaga untuk pemenuhan kebutuhan
mahasiswa harus terintegrasi secara utuh dan terkoordinasi dengan baik sehingga tidak terjadi
tumpang-tindih dalam aktivitas pemenuhan kebutuhan mahasiswa. Tidak ada kebutuhan
individual maupun kelompok yang dijalankan oleh lembaga sentral dan tidak ada kebutuhan
yang merupakan kebutuhan seluruh mahasiswa yang dijalankan oleh himpunan maupun unit.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
15/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 15
Hal ini diperlukan untuk menghindari inefisiensi. Perlunya koordinasi tugas dan wewenang
melahirkan konsekuensi logis bahwa harus terkait satu sama lain secara utuh.
3. Posisi Organisasi Mahasiswa dalam Sistem ITB
Organisasi kemahasiswaan ITB berada di dalam sistem ITB, akan tetapi secara struktural
tidak berada di bawah rektor dan memiliki otonomi penuh untuk menentukan kehidupan
organisasinya. Di sisi lain, organisasi mahasiswa mengakui bahwa rektor adalah pemimpin
sistem ITB. Keseluruhan pernyataan ini memberi arti bahwa organisasi kemahasiswaan
merupakan bagian dari masyarakat kampus yang demokratis, yang masing-masing memiliki
wewenang penuh untuk menjalankan aktivitasnya di dalam fungsi dan bidang masing-masing.
Oleh karena itu tanggung jawab aktivitas kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh organisasi
kemahasiswaan tetap berada di tangan organisasi kemahasiswaan sendiri.
Hal yang perlu mendapat penekanan adalah hubungan antara rektor dengan organisasi
kemahasiswaan. Hubungan antara keduanya merupakan suatu hubungan yang demokratis dan
saling menghormati posisi masing-masing sehingga organisasi kemahasiswaan tetap memiliki
wewenang penuh untuk menentukan keseluruhan arah kebijakan dan sistem
keorganisasiannya. Dengan posisi ini maka organisasi kemahasiswaan tidak akan tercerabut dari
akar aktivitasnya, yaitu intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah.
4. Majelis Wali Amanah Wakil Mahasiswa
Sistem Badan hukum terdahulu (PP 155 Tahun 2000-red) melahirkan konsekuensi
perubahan struktur di dalam tubuh ITB menjadi lebih bebas dan mandiri. Salah satu bentuk
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
16/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 16
nyatanya adalah dengan adanya lembaga bernama Majelis Wali Amanat Institut Teknologi
Bandung (MWA ITB). Dengan keterwakilan mahasiswa di MWA ITB sebagai salah salah satu
elemennya diharapkan dapat berperan dalam merumuskan dan menentukan kebijakan-
kebijakan ITB. Majelis Wali Amanah Institut Teknologi Bandung (MWA ITB) adalah pemegang
kekuasaan tertinggi di ITB yang anggotanya merupakan perwakilan-perwakilan seluruh
stakeholder ITB, dimana salah satu elemennya adalah mahasiswa. Tujuan dari adanya wakil
mahasiswa di MWA yaitu :
1. Ikut berperan aktif, mewakili, dan didukung aktif pula oleh seluruh mahasiswa ITB2. Sebagai penyalur perjuangan aspirasi mahasiswa yang legal formal dan efektif3. Sumber informasi kebijakan strategis ITB yang bermanfaat bagi pengembangan KM ITB4. Meningkatkan daya tawar serta kemudahan birokrasi dalam advokasi permasalahan
kemahasiswaan.
Dengan harapan inilah, dari tahun 2001 sampai sepuluh tahun terakhir, KM ITB masih
mengirimkan wakilnya di MWA ITB, yaitu:
- Ryan IF97 (periode 2001-2002);- Indra FT98 (periode 2002-2003);- Fantri MS99 (periode 2003-2004);- Anas EL00 (periode 2004-2005);-
Anam EL01 (periode 2005-2006);
- Dwi TK02 (periode 2006-2007);- Zulkaida FI03 (periode 2007-2008);- Bagus PL04 (periode 2008-2009);
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
17/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 17
- Benny EL05 (periode 2009-2010);- Syakur EL06 (periode 2010-2011);- Fikri EL07 (periode 2011).
Pada periode 2001-2004, MWA Wakil Mahasiswa dijabat oleh mahasiswa independen,
sedangkan pada periode 2004-2008 dijabat oleh Presiden Kabinet KM ITB (rangkap jabatan).
Selanjutnya, mulai periode 2008-2011 lalu, tugas MWA Wakil Mahasiswa tidak lagi diemban
oleh Presiden Kabinet KM ITB, melainkan kembali diamanahkan kepada seorang mahasiswa
independen yang juga dipilih melalui Pemilu Raya KM ITB. Dengan berubahnya dasar hukum
ITB, Kongres KM ITB 2011-2012 sebagai representasi tertinggi seluruh mahasiswa S1 ITB
mengambil keputusan untuk mentiadakan pemilihan MWA Wakil Mahasiswa melalui Pemilu
Raya KM ITB.
Mengambil peran sebagai seorang anggota MWA Wakil Mahasiswa memang menjadi
tantangan tersendiri. Peran yang masih belum populer di kemahasiswaan ITB dan nasional
meski sudah ada sejak tahun 2001 ini harus diangkat dulu kepermukaan tentang peran strategis
dalam pergerakan kemahasiswaan. Selain itu belum adanya model ideal dalam menjalankan
peran ini juga sehingga membuat gambaran kerja yang diberikan belum secara optimal
memenuhi tujuan diadakannya MWA.
Selama keberjalan MWA Wakil Mahasiswa sepuluh tahun ini pula tidak sedikit apa yang
telah diberikan MWA Wakil Mahasiswa terkait kebijakan institut. Hal seperti diharapkan
nantinya dapat dijadikan suatu bentuk contoh peran insitut dalam menampung segala
kebutuhan mahasiswa.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
18/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 18
IV. PEMBINAAN KEMAHASISWAAN SEBAGAI BAGIAN PENGEMBANGAN KARAKTER
Mahasiswa adalah peserta didik yang merupakan bagian dari subyek tanggung jawab
akademik di ITB untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta ilmu sosial
dan kemanusiaan, yang antara lain bertujuan menjadikan karakter lulusan ITB yang dicita-
citakan oleh visi serta misi ITB. Mahasiswa ITB adalah insan terpilih yang mempunyai potensi
turut serta mengambil bagian dalam proses pembangunan masyarakat Indonesia menuju cita-
cita kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, jiwa kepeloporan dan kebangsaan mahasiswa
ITB perlu dibina serta terus dibangun sejak dini sehingga seluruh potensi positif yang ada pada
jiwanya menjelma menjadi karakter insan sosial yang berbudi luhur, penuh dengan keikhlasan,
ketulusan, dan kejujuran untuk berkarya bagi nusa dan bangsa Indonesia.Pada hakekatnya
pengayaan dan pembentukan karakter insan sosial lulusan ITB sebagaimana yang dicita-citakan
tidak mungkin diperoleh seluruhnya dari kegiatankegiatan akademik atau kurikuler yang
terprogram dan terjadwal dari mahasiswa di dalam kelas. Sebaliknya, sebagian besar
keterampilan sosial, bahkan keterampilan akademik yang terkait diperoleh dari berbagai bentuk
interaksi sosial yang bersangkutan di luar kelas. Interaksi aktif ini ikut serta membentuk watak,
sikap serta keterampilan, dan kepekaan sosial yang bersangkutan kelak dalam mensintesakan
keterampilan akademiknya di masyarakat.
Pembinaan kemahasiswaan mempunyai peran penting dalam memberdayakan dan
mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi insan sosial yang dicita-citakan oleh tujuan
pendidikan. Melalui berbagai bentuk organisasi sosial dan kemanusiaan, mahasiswa
mendapatkan wahana aktif dan efektif untuk mengembangkan diri dan mengasah kepekaan
terhadap realita sosial dan kemanusiaan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitarnya dan
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
19/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 19
bangsa Indonesia pada umumnya. Organisasi kemahasiswaan di dalam kampus ITB memberikan
kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan diri terutama dalam
wawasan non-akademis melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan profesi, budaya, hobi,
olahraga, sosial, politik, ekonomi, dan pengabdian masyarakat. Untuk memfasilitasi
terbentuknya karakter lulusan ITB yang tangguh dan bertanggung jawab serta memberikan
suatu pengalaman pembelajaran intelektual yang mencerdaskan, namun mempunyai kepekaan
sosial yang amat tinggi, maka diperlukan kebijakan dasar pembinaan kemahasiswaan di
lingkungan Institut Teknologi Bandung. Kebijakan pembinaan kemahasiswaan pada Institut
Teknologi Bandung menjamin peningkatan peran serta mahasiswa untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya melalui keseluruhan proses pembelajaran yang dijalaninya. Selama
berada di ITB, para mahasiswa dijamin memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam
mencapai prestasi akademik yang sangat tinggi secara efektif dan efisien, yang mendukung
sikap percaya diri yang tinggi untuk kelak menjadi duta ITB di masyarakat melalui karir
profesional, profesi, akademik maupun sosial yang berguna bagi lingkungan dan bangsanya.
Kebijakan pembinaan kemahasiswaan di atas tidak terlepas dari kesadaran akan pentingnya
sumbangsih ITB dalam pembangunan masa depan bangsa Indonesia yang berdaya saing.
Organisasi kemahasiswaan di ITB diselenggarakan dalam kerangka dari, oleh, dan untuk
mahasiswa dengan mengacu kepada peraturan di lingkungan ITB. Dalam hal ini mahasiswa
adalah peserta didik yang sedang berkembang menuju kematangan karakter, dan oleh karena
itu diberikan kesempatan untuk bertanggung jawab yang besar dalam mengelola setiap ide,
inisiatif, dan cita-citanya. Karena mahasiswa adalah bagian dari sivitas akademika, maka
kehadiran organisasi kemahasiswaan di ITB terikat dengan misi, arah dan pengembangan ITB
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
20/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 20
secara keseluruhan. Walaupun demikian, organisasi kemahasiswaan mempunyai kemandirian
dan kebebasan akademik dalam berekspresi, berkarya dan berkiprah secara bertanggung jawab
di dalam kesatuan gerak langkah pengembangan ITB untuk membangun nusa dan bangsa
Indonesia. Organisasi kemahasiswaan di ITB berfungsi sebagai wahana dan sarana
pengembangan diri serta aspirasi mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian menjadi insan yang berguna bagi lingkungannya
dengan berprinsip pada sinergi dalam keterpaduan, membangun budaya akademik yang
bermakna, komitmen bersama, pemberdayaan yang bertanggung jawab, dan apresiasi
terhadap karya yang bernilai tambah.
Kegiatan organisasi kemahasiswaan dikembangkan dalam kerangka melaksanakan misi
mewujudkan visi ITB dan bertumpu pada nilai-nilai inti ITB. Ruang lingkup organisasi
kemahasiswaan di ITB dapat berupa kegiatan pengembangan diri atau pendidikan karakter,
pelatihan berorganisasi dan kepemimpinan, peningkatan kreativitas dan penalaran, kegiatan
berwirausaha, pelestarian kebudayaan, kegiatan presentasi pemikiran kritis, pengembangan
komunitas, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan kerohanian yang bermakna
dan bermanfaat bagi kehidupan. Organisasi kemahasiswaan diselenggarakan dalam usaha turut
menciptakan kolaborasi yang saling melengkapi baik dengan organisasi kemahasiswaan lainnya
ataupun dengan unit akademik di lingkungan ITB. Kolaborasi ditujukan untuk menangkap
peluang baru yang bersifat terobosan baik dalam pengembangan karakter dan perluasan
wawasan para anggotanya maupun pencarian solusi-solusi alternatif terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan pendidikan di ITB.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
21/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 21
Institut Teknologi Bandung mengakui keberadaan yang bertanggung jawab dari setiap
organisasi kemahasiswaan di ITB. Organisasi kemahasiswaan yang dimaksud dapat
dikembangkan oleh mahasiswa baik pada tingkat program sarjana maupun pascasarjana
(program studi magister dan doktor).
Munculnya permasalahan status hukum ITB sekali lagi menimbulkan suatu bentuk
pengembangan karakter mahasiswa dengan ketidaksesuaian dengan apa yang menjadi dasar di
dalam lingkungan ITB. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010, disebutkan bidang
kemahasiswaan meliputi norma dan kebijakan kemahasiswaan; kegiatan kemahasiswaan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler; organisasi kemahasiswaan; dan pembinaan bakat dan minat
mahasiswa berada dalam otonomi perguruan tinggi sebagai wewenang rektor. Diharapkan
dalam rencana undang-undang perguruan tinggi segala bentuk permasalahan kemahasiwaan ini
dapat kembali sesuai dengan nilai-nilai yang telah disepakati bersama.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
22/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 22
V. MAHASISWA, KEMAHASISWAAN, KADERISASI, DAN POLA HUBUNGAN INSTITUSI-
KEMAHASISWAAN
1. MAHASISWA
KM ITB dibangun dengan seluruh mahasiswa S1 didalamnya dimana mahasiswa juga
menjadi bagian dari sistem pendidikan di ITB. Maka dalam hal ini mahasiswa merupakan bagian
dari sivitas akademik yang tidak hanya menjadi objek pendidikan tetapi bersama dengan sivitas
akademik yang lain belajar dan mengembangkan dirinya dengan proses pendidikan dan
pembelajaran yang diberikan dalam institut demi mewujudkan cita-cita bangsa.
Mahasiswa identik dengan semangat untuk terus menerus menentut ilmu. Hal ini
memang sudah terepresentatifkan oleh nama mahasiswa itu sendiri. Kata maha berkonotasi
dengan sesuatu yang tidak terbatas. Dan siswa berkonotasi dengan semangat untuk menuntut
ilmu. Sebuah nama yang bisa menjadi beban bagi kita para mahasiswa karena para pendiri
bangsa dan ahli bahasa menjadikan mahasiswa untuk menggantikan istilah seorang yang
belajar di universitas. Jika menilik ke sejarah Indonesia, memang para pendiri negeri ini ketika
menjadi mahasiswa bukan hanya sebagai mahasiswa biasa. Mereka yang khususnya berkuliah
di luar negeri justru menjadi satu kesempatan untuk berkonsolidasi, menyerap ilmu dan
dukungan sebanyak-banyaknya di negeri orang. Kesempatan belajar di universitas atau
perguruan tinggi menjadi sebuah beban tersendiri bahwa mereka yang mendapat kesempatan
ini adalah seorang yang harus bisa berkontribusi balik terhadap kemerdekaan dan
pembangunan Indonesia.
Mahasiswa yang paripurna, itu adalah sebutan bagi para mahasiswa yang benar benar
menginternalisasi nilai kemahasiswaan itu dengan baik. Nilai nilai kemahasiswaan itu adalah
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
23/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 23
nilai perjuangan, kepeloporan, pengabdian, dan pendidikan. Sehingga semua proses ber-
mahasiswa yang baik adalah ketika nilai nilai ini bisa diraih selama fase menjadi mahasiswa.
Sehingga, semua ini mengakar menjadi sebuah idealisme kuat dan melekat di setiap inividu
mahasiswa.
2. KEMAHASISWAAN
Kemahasiswaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas mahasiswa di
dalam kampus. Baik itu yang bersifat akademik dan non-akademik, kesemuanya adalah satu
padu yang harus diperhatikan dengan baik. Mahasiswa dengan segala jenis kegiatan dan tipe
mahasiswa itu sendiri memiliki banyak keunikan. Tentu segala hal ini butuh diperhatikan agar
pendidikan di ITB mampu memfasilitasi mahasiswa mengembangkan karakternya.
Bentuk kemahasiswaan yang bersifat akademik antara lain :
1. Kegiatan pendidikan (belajar) di kelas2. Penelitian yang dilakukan di laboratorium3. Tutorial dan asistensi4. Diskursus tentang keprofesian dan disiplin keilmuan5. Penelitian untuk wirausaha dan pengembangan masyarakat
Bentuk kemahasiswaan yang bersifat non-akademik antara lain :
1.
Pengembangan keprofesian, kewirausahaan dan pengabdian masyarakat
2. Pengembangan karakter mahasiswa dengan edukasi3. Pengadaan kegiatan kesejahteraan mahasiswa seperti beasiswa, asrama, dan kantin4. Kegiatan yang bersifat gerakan ekstraparlementer dengan berbasis politik nilai
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
24/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 24
5. Kegiatan yang bersifat mengembangan potensi, minat dan bakatMahasiswa sangat berharap tentunya selama beberapa tahun di ITB, mahasiswa dapat
menjalankan segala aktifitas ini dengan baik agar pada akhirnya akan membentuk mahasiswa
yang paripurna ketika sudah meninggalkan kampus. Maka dalam hal ini, perlu diperhatikan:
Penyediaan fasilitas fasilitas yang menunjang kegiatan
- Asrama TPBDalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa mahasiswa TPB, kiranya perlu
mahasiswa mahasiswa TPB dimasukkan ke dalam asrama. Dengan demikian, pembinaan
terhadap mahasiswa mahasiswa dapat lebih terkendali. Jumlah mahasiswa TPB yang
bermasalah secara akademik pun akan dapat ditekan. Pembinaan yang dilakukan terhadap
mahasiswa TPB di Asrama TPB seharusnya adalah kolaborasi antara institusi dan KM ITB.
Dengan kualitas prima dari mahasiswa mahasiswa yang telah lewat lulus TPB, lulusan ITB pun
akan jauh lebih prima.
- Kantin SehatBersama dengan asrama, kantin yang dikelola dengan baik tampaknya selalu menjadi
penyerta yang selalu ada di setiap universitas universitas yang bertitel World Class
University. Melihat hal tersebut, ITB juga sudah selayaknya mempunyai kantin kantin yang
dikelola dengan baik oleh ITB, sehingga kantin kantin di ITB menjadi kantin kantin yang
sehat, bersih, nyaman, dan tentu saja murah. ITB perlu menetapkan standar bagi pihak pihak
yang ingin mengisi kantin di ITB, termasuk bisa saja standar harga. Mahasiswa mahasiswa
dapat membeli makanan dan minuman dengan harga murah karena hanya membeli harga
pokoknya saja, sedangkan keuntungan bagi para penjual dibayar oleh ITB. Pada akhirnya kantin
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
25/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 25
kantin ini tidak hanya menjadi tempat makan saja, tetapi juga menjadi tempat bertemu oleh
para mahasiswa, bahkan para dosen juga.
- Pengelolaan BeasiswaSelama ini jauh lebih banyak beasiswa ekonomi yang disalurkan oleh ITB. Melihat hal itu,
perlu kiranya bentuk bentuk beasiswa di ITB ini dibuat lebih banyak variasinya. Beberapa
bentuk beasiswa perlu kembali diaktifkan antara lain adalah sebagai berikut.
Beasiswa mahasiswa unit berprestasiAgar unit unit kegiatan mahasiswa ITB lebih berprestasi, dapat dibuat khusus beasiswa
untuk mahasiswa yang berprestasi sesuai dengan minat dan bakatnya.
Beasiswa aktivisBeasiswa ini dapat menjadi salah satu triggerbagi mahasiswa mahasiswa untuk aktif
juga di organisasi organisasi kemahasiswaan, tidak hanya belajar materi kuliah saja.
Selain itu KM ITB perlu juga dilibatkan dalam pengelolaan beasiswa. Tentunya tidak
dalam hal hal yang bersifat administrasi. Namun, KM ITB diharapkan dapat pula memberikan
rekomendasi mengenai mahasiswa yang layak mendapat beasiswa. Hal lain yang bisa dilakukan
KM ITB tentunya adalah sosialisasi mengenai beasiswa beasiswa yang ada.
- Pengelolaan Dana KemahasiswaanDana dana yang digunakan oleh mahasiswa selama ini hanyalah berasal dari dana yang
dialokasikan oleh ITB yang mana dikelola oleh WRMA. Dana ini bersifat terbatas dan dalam
pencairannya memerlukan tahapan yang cukup panjang. Untuk itu perlu dicari konsep
pendanaan baru bagi mahasiswa. Salah satu konsep yang cukup sederhana adalah mahasiswa
ikut mengisi Dana Abadi di SKD (Satuan Kekayaan dan Dana) ITB. Dengan demikian setiap
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
26/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 26
tahunnya mahasiswa dapat memperoleh sharing keuntungan, yang jumlahnya pasti. Sharing
keuntungan inilah nantinya yang akan digunakan sendiri oleh mahasiswa membiayai kegiatan
kegiatannya. Harapannya, mahasiswa dapat mengurangi beban ITB dalam hal pembiayaan
kegiatan kegiatan mahasiswa.
Pengadaan dan Perbaikan Fasilitas Fasilitas untuk Mahasiswa
Fasilitas fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas fasilitas akademik maupun
nonakademik. Fasilitas akademik berkaitan dengan pengembangan keprofesian mahasiswa dan
fasilitas fasilitas perkuliahan. Sedangkan fasilitas nonakademik berkaitan dengan kegiatan
kegiatan kemahasiswaan. Mungkin benar bahwa selama ini mahasiswa ITB ternyata masih
dapat beraktivitas walaupun fasilitas yang dimiliki terbatas dan kurang memadai. Namun,
tentunya dengan fasilitas fasilitas yang lebih lengkap mahasiswa akan dapat mengeluarkan
lebih banyak potensi potensi yang dimilikinya.
Berbicara tentang fasilitas, masalah ruangan tidak dapat diabaikan. Ruangan yang
dimiliki ITB memang terbatas. Oleh karena itu, yang diperlukan adalah pengkonsepan ulang
ruang ruang untuk kegiatan kemahasiswaan. Beberapa ruangan yang harus ada dalam
menunjang kegiatan kemahasiswaan adalah sebagai berikut.
Student Lounge Ruang rapat bersama Sekretariat UKM dan Kepanitiaan Tempat latihan bersama Gudang (penyimpanan alat alat)
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
27/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 27
Sebenarnya di ITB telah terdapat sarana yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan
mahasiswa, yaitu Campus Center. Selayaknya Campus Center kembali menjadi Student Center.
Desain dari Campus Center menunjukkan bahwa Campus Center ini pada awalnya ditujukan
untuk kegiatan kegiatan kemahasiswaan. Pengelolaannya seharusnya melibatkan mahasiswa
juga, dalam hal ini KM ITB, agar penggunaannya dapat lebih optimal. Sekretariat KM ITB
(Kongres, Kabinet, MWA, Tim Beasiswa) dan sekretariat kepanitiaan kepanitiaan selayaknya
dapat berada di Student Center. Ruang ruang rapat bersama dan ruang ruang diskusi di
Student Center semestinya dapat digunakan dengan mudah oleh mahasiswa. Termasuk adanya
ruang besar yang dapat menjadi tempat bagi mahasiswa untuk belajar bersama, mengerjakan
tugas tugas, dan lain sebagainya. Dengan adanya tempat yang nyaman bagi mahasiswa untuk
beraktivitas, tentunya mahasiswa akan dapat lebih mengembangkan potensi potensi yang
dimilikinya.
3. KADERISASI
Kaderisasi adalah sebuah transformasi nilai-nilai dan sebuah proses pengoptimalan
potensi-potensi manusia. Jadi, kaderisasi disini identik dengan pendidikan. Pendidikan yang
memang sejatinya mahasiswa jalankan di sebuah Kampus. Memaknai pendidikan pun juga
harus dilihat secara integral, yang mana seseorang dituntut untuk memiliki hardskill, softskill
dan lifeskill agar dirinya dapat menjadi seorang pribadi yang utuh secara karakter.
Hardskill adalah hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi akademik dan profesi.
Kemampuan ini secara teori bisa didapat dikelas, dan secara aplikasi bisa dikembangkan di
lapangan maupun diwadahi oleh lembaga kemahasiswaan. Softskill adalah hal-hal terkait
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
28/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 28
kemampuan intrapersonal seseorang yang bisa sangat berguna dalam menjalankan kehidupan
sosial. Seperti kemampuan memimpin, bekerjasama, berbicara di depan umum, manajemen
diri dan waktu. Untuk softskill ini bisa didapatkan melalui pengalaman. Peran lembaga
kemahasiswaan adalah membuat wadah untuk para mahasiswa agar mereka bisa
mengaktualisasikan dirinya, serta yang terakhir adalah lifeskill yang berkaitan dengan idealisme
seseorang yang akan menjadikan landasan bagi dirinya dalam menjalankan aktifitasnya.
Pentingnya idealisme dalam diri seseorang akan berdampak pada visi yang jelas dalam
kehidupannya serta akan bermanfaat pula untuk lingkungan sekitar.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi yang diberikan oleh Tuhan, dan karakter
manusia sangat ditentukan oleh lingkungan. Karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh masa
lalu, teman sepermainan, kawan yang beraktifitas bersama, lingkungan akademik yang juga
membentuk pola pikir. Sehingga bisa dikatakan lingkunganlah yang akan membuat seseorang
menemukan karakternya. Konsep umum kaderisasi yang ingin kami bawa, adalah bagaimana
kemahasiswaan ITB bisa menjadi sebuah lingkungan pendidikan yang utuh dimana lingkungan
ini juga bisa membentuk karakter seseorang. Sebuah lingkungan dimana setiap mahasiswa
memahami bahwa dirinya dalam waktu yang sama sedang di kaderisasi dan mengkaderisasi.
Sebuah lingkungan yang dapat menstimulus anggotanya untuk dapat memahami esensi dan
nilai dari setiap aktifitas. Sehingga kaderisasi dalam pandangan KM ITB bertujuan:
1.
Mewujudkan Alumni KM ITB sebagai generasi yang memiliki karakter, mampu berpikir
radikal sekaligus bertindak dan menyampaikan secara pragmatis, memiliki visi dan
menjunjung tinggi kode etik keprofesian masing-masing
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
29/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 29
2. Memastikan regenerasi dan keberlangsungan nilai kemahasiswaan dan tercapainyatujuan pendidikan
3. Perlunya capaian partisipan KM ITB dalam mengiringi demokratisasi kehidupan kampus4. Mewujudkan dinamisasi kehidupan kampus yang terintegrasi dan partisipatif.5. Mewujudkan potensi tertinggi yang mungkin dicapai mahasiswa dan KM ITB secara
keseluruhan
Pengembangan Karakter, atau oleh para mahasiswa lazim disebut Kaderisasi,
diharapkan tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi Rektorat. Bagaimanapun juga
kaderisasi ini sangat diperlukan oleh mahasiswa. Karakter karakter mahasiswa perlu terus
dikembangkan agar mahasiswa ITB mempunyai kualitas prima tidak hanya di bidang akademik
saja. Pada akhirnya ITB tidak hanya mencetak lulusan lulusan yang ahli di bidangnya masing
masing, tetapi juga ITB mencetak lulusan lulusan yang mempunyai karakter kuat dan siap
membangun bangsanya.
Beberapa program terkait pengembangan karakter mahasiswa sebenarnya telah
dilaksanakan sebelumnya, baik itu oleh Rektorat maupun oleh mahasiswa sendiri (KM ITB).
Namun, jika dalam hal ini (pengembangan karakter mahasiswa) ada sinergi antara KM ITB dan
Rektorat, program program tersebut dapat berjalan dengan lebih baik dan lebih efektif dalam
mencapai tujuannya. Untuk itu, berikut ini disampaikan beberapa program pengembangan
karakter mahasiswa, yang diharapkan berikutnya ada sinergisasi antara KM ITB dan Rektorat
dalam pelaksanaannya :
a. Penerimaan Mahasiswa Barub. Kaderisasi Mahasiswa TPB
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
30/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 30
c. Program Penerimaan Anggota Baru Unit Kegiatan Mahasiswad. Kaderisasi Mahasiswa Program Studie. Diklat Pascakampusf. Latihan Kepemimpinang. dan program program lain, seperti training training pengembangan karakter.
Secara konseptual, kaderisasi organisasi kemahasiswaan terpahami sebagai proses
pendidikan. Merupakan kegiatan berpikir, bepengalaman, sebagai kesatuan proses yang
akhirnya membentuk karakter. Mahasiswa adalah sebuah subjek dengan sifat terpelajar dan
usaha untuk terus lebih terpelajar. Seorang insan pendidikan yang berkeyakinan bahwa
manusia adalah makhluk yang mampu menghasilkan pemikiran terukur dan berkelanjutan.
Sebuah nilai yang diwujudkan dalam sikap yang konsisten, taat asas, dan loyalitas, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Sebuah proses dalam organisasi kemahasiswaan yang akhirnya
menghasilkan generasi berkarakter sebagai alumninya.
Sebagai lulusan sebuah institusi pendidikan tinggi yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa,
seorang alumni KM ITB diharapkan mencapai kondisi:
Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi
Bermoral, memiliki wawasan kebangsaan, humanis, demokratis, dan mampu berpegang
pada kebenaran ilmiah. Sebagai seorang yang harus mampu memahami esensi hidupnya,
alumni Pendidikan Tinggi dituntut untuk memiliki moral yang baik sehingga benar-benar akan
memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk kemajuan kehidupan berbangsa. Kematangan emosi
dan empati yang dimiliki akan menuntun pencarian kebenaran ilmiah yang objektif dan tidak
egois.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
31/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 31
Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program studi tertentu
Cakap dan utuh dalam program studi yang telah diambil, sehingga kritis dan mampu
memberikan koreksi atau mengajukan praktek/aktivitas yang sesuai dengan nilai pendidikan
Sebagai seorang yang telah melalu proses pendidikan Program Studi tertentu, kecakapan
keilmuan merupakan modal yang harus mampu dimanfaatkan dengan bijak. Seorang Sarjana
harus menguasai keilmuan tertentu sebagai konsekuensi pilihan yang telah diambil.
Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa
Menjadi terpelajar, insan pendidikan, intelektual, dan cendikiawan dalam sebuah
masyarakat. Kritis, objektif, dan multi-disiplin. Mampu menerjemahkan realitas berdasarkan
paradigma yang benar. Tanggungjawab yang dimiliki seorang sarjana menuntut kemampuan
untuk menerjemahkan realitas dengan kritis dan objektif. Memahami potensi kehidupan dalam
tatanan hidup bernegara.
Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan ditengah realitas bangsa
Dewasa, mandiri, dan mampu menempatkan diri. Mampu hidup, memberikan
sumbangsih, dan bijak dalam menentukan pilihan-pilihan. Penerjemahan realitas bangsa yang
objektif dan kesadaran sebagai alumni Pendidikan Tinggi menuntut kemampuan penempatan
diri untuk kontribusi yang optimal.
Sadar akan peran pendidikan Indonesia
Insan pendidikan yang peduli dan memahami tentang berbagai kegiatan pendidikan
yang sedang berlangsung. Kesadaran bahwa Pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak
boleh berhenti, mengharuskan seorang alumni Pendidikan Tinggi menaruh perhatian terhadap
esensi dan praktek pendidikan yang terjadi di lingkungannya maupun yang sedang dialaminya.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
32/33
Demi Tuhan, Bangsa, dan Almamater Page 32
4. POLA HUBUNGAN
Keluarga Mahasiswa ITB adalah satu entitas kemahasiswaan yang berada dalam satu
payung ITB. Dimana Keluarga Mahasiswa ITB adalah bagian dari keluarga besar ITB itu sendiri,
dan Keluarga Mahasiswa ITB menjadi bagian yang sangat penting pula dalam membangun ITB
menjadi Institusi yang lebih baik. Dalam konteks yang lebih detail adalah bagian kemahasiswaan
itu sendiri.
Hubungan yang diharapkan antara institusi dengan kemahasiswaan bersifat
interdependensi yakni adanya hubungan kemitraan yang saling membutuhkan dan saling
menguntungkan. Sehingga tidak ada lagi istilah pihak rektorat dan pihak mahasiswa dalam
istilah komunikasi yang dijalankan antara institusi dengan mahasiswa. Semua harus
berkolaborasi dan memainkan nada nada harmonis agar semua tujuan bisa bergerak dengan
baik. Harapan besar dengan adanya masukan ini akan menjadi sebuah hal yang bermanfaat bagi
kemahasiswaan ITB kedepan, dan ITB kedepan yang lebih baik yang harmonis dan progresif.
8/3/2019 Sistem ITB Dalam Sudut Pandang KM ITB
33/33
VI. DAFTAR PUSTAKA
- Undang-undang Dasar 1945 Amandemen IV- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional- Peraturan Pemerintah Nomor 155 Tahun 2000 tentang Penetapan Insitut Teknologi
Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara
- Peraturan Pemerintah Nomer 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan PenyelenggraanPendidikan
- Peraturan Pemerintah Nomer 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomer 17 Tahun 2010 Pengelolaan dan Penyelenggraan Pendidikan
- Anggaran Rumah Tangga Insitut Teknologi Bandung Badan Hukum Milik Negara- Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 09/SK/I1-SA/OT/2011 tentang Visi dan Misi
Institut Teknologi Bandung
- Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 09/SK/K01-SA/2009 tentang Kode Etik InstitutTeknologi Bandung
- Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 02/SK/K01-SA/2008 tentang KebijakanPembinaan Kemahasiswaan
- Surat Keputusan Senat Akademik Nomor 023/SK/KO1-SA/2002 tentang HarkatPendidikan
-
Konsepsi Keluarga Mahasiswa ITB
- Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa ITB- Rancangan Umum Kaderisasi Keluarga Mahasiswa ITB- Rancangan Undang-undang Perguruan Tinggi