Sistem Pemipaan
HidrolikaTeknik Sipil
Fakultas TeknikUniversitas Atma Jaya Yogyakarta
Sistem PemipaanPipa Hub Seri (1)
• Berbeda diameter, satu dengan yang lainnya• Persamaan kontuinitas: Q = Q1 = Q2 = Q3
• Hubungan antara titik 1 dan titik 2:
• V1 = V2 = 0 H = hf1 + hf2 +hf3
H = jarak vertikal antara elevasi air pada titik 1 dan 2
321
222
2
211
1 22 fff hhhg
Vpzg
Vpz +++++=++γγ
Pipa Hub Seri (2)
215
3335
2225
111
3
33
2
22
1
112
2
23
3
33
22
2
22
21
1
11
)(42
)(8222
DLfDLfDLf
gHQ
DLf
DLf
DLf
gQH
gV
DLf
gV
DLf
gV
DLfH
++=
++=
++=
π
π
Pipa Hub Seri (3)Pipa Ekivalen (yang menpunyai penampang seragam ):
Kehilangan tekanan pada pengaliran di dalam pipa ekivalen sama dengan pipa-pipa yang diganti
)(
)(8
53
335
2
225
1
115
52
2
DLf
DLf
DLf
fDL
DLf
gQH
e
ee
e
ee
++=
=π
PIPA PARALEL• Persamaan Kontuinnitas: Q = Q1 + Q2 + Q3
• H = hf1 = hf2 =hf3
21
33
53
21
22
52
21
11
51
21
5
21
215
23
3
33
22
2
22
21
1
11
)(24
222
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
=
===
LfD
LfD
LfD
LfD
HLf
DgQ
gV
DLf
gV
DLf
gV
DLfH
ee
e
ee
eπ
Pipa Bercabang (1)• Menghubungkan 3 atau lebih bak/kolam • Persamaan kontuinitas : input=output
Pipa Bercabang (2)Langkah perhitungan:1. Asumsikan elevasi titik pertemuan antar pipa T
(hT)2. Hitung Q1, Q2, Q3 untuk masing-masing kondisi 3. Cek perhitungan kontuinitas4. Jika input tidak sama nilainnya dengan output
asumsi baru hT: menaikkan nilai input hT > outputnya, menurunkan nilai hT < output
5. ulangi langkah tersebut hingga mencapai persamaan yang sesuai
EXAMPLE 3Branched pipe as shown in the figure. The end of pipe D is opened to the air (atmospheric pressure). The data of the pipes are L1 = 2,440 m, D1 = 610 mm; L2 = 1,200 m, D2 = 406 mm; L3 = 1,220 m, D3 = 350 mm; fvalue for all pipes are same, i.e. 0.029. Find the discharge of each pipe.
datum
assumption II
assumption IIIassumption I
assumption II
assumption IVassumption III
SISTEM PIPA (1)• Persamaan banyak dan rumit• Metode: Hardy Method, matrik, etc • Iterative (trial and error) untuk menentukan
persamaan kontuinitas pada masing-masing titik
SISTEM PIPA(2)• Kehilangan energi pada pipa single :
• Input = output ΣQi = 0• Kehilangan energi total adalah nol Σhf = 0
5
28Dg
fLQhf π=
SISTEM PIPA(3)• hf = k . Qm
• m tergantung dari persamaan dari gesekan pipa• k tergantung adri persamaan friksi (gesekan) dan
karakteristikl pipa • m mungkin tidak konstan (tergantung pada
kekasaran hidraulik hindari) • m asumsikan konstant dengan menggunakan
Darcy-Weisbach equation: hf = k . Q2 where 52
8Dg
fLkπ
=
METODE HARDY CROSS (1)• Assumsi: karakteristik pipa, diketahui aliran input
dan output, Q setiap element harus di ketahui• Tekanan pada suatu titik harus diketahui untuk
menghitung tekanan pada semua titik
METODE HARDY CROSS (2)Steps:1. Bagilah Q pada setiap pipa untuk menghitung dalam
persamaan kontuinitas2. Hitung kehilangan energi tiap pipa : hf = k . Q2
3. Bagilah sistem pipa menjadi sub sistem sehingga pipa menjadi 1 sub sistem pipa
4. Hitung kehilangan energi total yang terjadi pada sub sistem. Σhf, cek if Σhf = 0
METODE HARDY CROSS (3)5. Hitung Σ |2kQ| untuk setiap sub sistem6. Cek debit yang terjadi ΔQ untuk setiap sub sistem
sehingga kehilangan energi seimbang dimana
7. Ulangi langkah 1-6 menggunakan debit yang di koreksi Q = Q0 + ΔQ
∑∑=Δ
0
20
2kQkQ
Q
METODE HARDY CROSS (4)• Clockwise flow positive sign, counter clockwise
flow negative sign• Corrected discharge is opposite to the flow direction
Contoh Soal 1
• Air dari kolam A di alirkan menuju kolam B melalui 3 buah pipa yang dihubungkan secara seri. Elevasi muka air kolam A berada 10m di atas elv ma kolam B, Elv ma konstan. Dengan L1=650m,D1=0,3m; L2=600m; D2=0,20 m dan pipa 3 L3=650m D3=0,1m. Tinggi kekasaran semua pipa adalah 0,15 mm dan kekentalan kinematik v=0,98x10-6m2/s. hitung debit aliran dalam masing-masing pipa
Contoh Soal 2
• parallel
Contoh Soal 3
• Dua kolam A dan B mempunyai elv ma pada +60m dan +70m mengalirkan air melalui pipa 1 dan 2 dengan D1= 30cm; D2=25 cm menuju ke pipa utama (pipa 3) D3= 45 cm ke kolam C yang mempunyai elv ma pada +15m. L1=3km; L2=2,5km; L3=4km. Tentukan debit aliran masing-masing pipa. Apabila titik pertemuan pipa 1 dan 2 dengan 3 adalah T. Koefisien gesekan semua pipa f=0,015 kehilangan tenaga sekunder diabaikan.
Contoh Soal 4• Air mengalir dai kolam A melalui pipa 1 yang kemudian
bercabang menjadi pipa 2 dan 3 menuju kolam B. Hubungan pipa 2 dan 3 adalah paralel. L1=100m; D1=20cm; f1=0,015; L2=125m; D2=15cm; f2=0,02 L3=130m; D3=10cm; f3=0,015. Elevasi muka air kolam A adalah 15m di atas elev ma kolam B. Kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Hitung debit aliran apabila diinginkan pertambahan debit sebesar 10%, perlu ditambahkan pipa yang dipasang secara paralel dengan pipa 2 dam 3. Panjang dan koefisien gesekan pipa L4=140m dan f4=0,015. Hitung diameter pipa
Contoh Soal 5
• Empat buah kolam dihubungkan oleh sistem pipa bercabang. Elevasi muka air kolam A, B, C, dan D adalah +20m, +15m, +10m, dan +5m. Karakteristik pipa adalah L1= 200m, D1= 0,2m, f1= 0,015, L2= 250m, D2= 0,15m, f2= 0,020, L3= 400m, D3= 0,1m, f3= 0,010, L4=300m, D4= 0,15m, f4= 0,02. hitung debit aliran yang mealalui masing-masing pipa