Transcript
Page 1: Sistem Tunggu (Delay System)

Sistem Tunggu (Delay System)

Page 2: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

2

Problems Involving Delay System Analysis

Page 3: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

3

Problems Involving Delay System Analysis (2)

Page 4: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

4

Problems Involving Delay System Analysis (3)

Proses trafik selama pembangunan hubungan

Page 5: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

5

• Permintaan panggilan yang datang pada saat peralatan sedang sibuk tidak akan dihilangkan melainkan akan menunggu sampai ada peralatan yang bebas, kemudian diduduki

• Pada umumnya, sistem merupakan kombinasi antara sistem tunggu dan sistem rugi– Jumlah yang menunggu terbatas sehingga bila melebihi

batas akan dihilangkan– Waktu tunggu terbatas, sehingga bila menunggu lebih

lama dari suatu waktu tertentu, akan dihilangkan

Page 6: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

6

Let’s revisit some basic concepts

Page 7: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

7

Call Origination Process

• Random origination (dengan kondisi t0)– Peluang sebuah panggilan muncul dalam interval

(t,t+t] adalah t (tidak tergantung t) dan adalah konstan

– Peluang dua atau lebih panggilan muncul pada selang (t,t+t] adalah nol

– Setiap panggilan saling bebas

t

0 t

t t

n

t=t/n

Sufficiently large

Page 8: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

8

• Random origination (2)– Peluang munculnya k panggilan dalam selang waktu

(0,t] : pk(t)

– Ini adalah distribusi Poisson dengan mean t• adalah arrival rate (laju kedatangan) atau origination rate

– Konstan

– Tidak tergantung waktu

• Random origination disebut juga Poisson Arrival (-call, -input,-origination,-process etc.)

• Arrival Rate tergantung dari satuan waktu yang digunakan– Jika digunakan satuan jam, dinyatakan dalam BHCA (Bussy Hour

Call Attempt)

tk

k ek

ttp

!

)()(

Page 9: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

9

• Random origination (3)– Peluang tidak ada panggilan yang muncul (k=0) dalam

selang (0,t] adalah :

– Maka interarrival time distribution function (peluang bahwa selang waktu antar kedatangan tidak lebih besar dari t) adalah :

– Ini merupakan distribusi eksponensial dengan mean -1

– distribusi selang waktu kedatangan eksponensial merupakan sifat lain dari random origination

tetp )(0

tetA 1)(

Page 10: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

10

• Service Time Distribution– Asumsi :

• Sebuah panggilan berakhir secara acak

• Dengan acuan waktu adalah awal munculnya panggilan, maka peluang sebuah panggilan berkahir dalam selang (t,t+t] adalah t (tidak tergantung t (berdasarkan asumsi panggilan berakhir secara acak )

– Fungsi distribusi H(t),yaitu peluang waktu pelayanan lebih besar dari t, adalah sama dengan peluang sebuah panggilan tidak berakhir pada selang (0,t]

– Serupa dengan proses yang dilakukan sebelumnya (selang (0,t] dibagi ke dalam n bagian (n cukup besar) dan membuat agar t=t/n, maka

• Dengan demikian waktu pelayanan (service time) terdistribusi secara eksponensial dengan mean -1

• adalah laju pelayanan (service rate/termination rate)

tetH )(

Page 11: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

11

Beban trafik (intensitas trafik) = /

Page 12: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

12

• Diagram sistem (full availability system)

• Sistem dinyatakan oleh 3 faktor berikut :– Call origination process : mennyatakan bentuk

kedatangan – Service Mechanism : menyatakan jumlah trunk,

distribusi waktu pelayanan dsb.– Disipilin antrian : FIFO, LIFO, RSO (Random Service

Order) dll.

Panggilan datang

Panggilan meninggalkan sistem

Tempat menunggu Server/pelayan(Call origination process)

(Call termination process/Service Mechanism)

Page 13: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

13

• Untuk mengklasifikasikan sistem (full availability system), digunakan notasi Kendall

• Notasi D.G. Kendall: A/B/C– A: pola kedatangan panggilan– B: pola waktu pelayanan– C: Jumlah pelayan (peralatan)

• Masih dapat ditambahkan keterangan :– Kapasitas sistem/jumlah panggilan yang dapat

diantrikan/kapasitas buffer/panjang antrian maksimum (tak termasuk yang sedang dalam pelayanan)

– Jumlah populasi yang ada di dalam sistem

Page 14: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

14

• Ada yang menggunakan notasi : A/B/C/D/E– D : kapasitas (panjang) buffer (antrian)– E : Disiplin antrian– Bila D dan E tidak dimunculkan berarti :D tak terhingga

dan E berarti FIFO

• Notasi untuk pola kedatangan dan waktu pendudukan– M: Distribusi Poisson (M=Markovian)– D: Distribusi tetap (Deterministik)– G: Distribusi umum (general)

Page 15: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

15

Beberapa masalah mendasar

• Markov Property– Pikirkan suatu durasi waktu selama X dari suatu fenomena

(misalnya fenomena waktu pelayanan), lalu ambil titik nol sebagai saat awal dari fenomena tersebut

– Jika X terdistribusi eksponensial dengan mean -1, maka peluang fenomena itu berlangsung terus setelah suatu saat tertentu (x) dinyatakan oleh : P{X>x} = e-x

X

t

x x+t0

Page 16: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

16

• Markov property (2)– Maka peluang bersyarat bahwa fenomena terus berlangsung

selama perioda t, bila diketahui (dengan syarat) bahwa fenomena sudah berlangsung selama x, dinyatakan oleh :

• Perhatikan bahwa peluang yang terakhir tidak tergantung x– Ini mengandung makna bahwa perilaku stokastik dari fenomena setelah

waktu x (future) hanya tergantung pada kondisi pada saat x (sekarang/present) dan tidak tergantung pada proses sebelum waktu x (past)

– Karakteristik ini disebut Markov Property atau Memoryless Property– Hanya distribusi eksponensial yang memiliki sifat memoryless

• Suatu model yang memiliki waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan terdistribusi eksponensial disebut model Markovian Model (sebaliknya disebut non-Markovian Model)

t

tx

e

e

xXP

txXPxXtxXP

)(

}{

}{}|{

}{ tXPe t

Page 17: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

17

Rumus J.D.Little

• L=W– L=harga rata-rata jumlah pelanggan di dalam sistem– =laju rata-rata kedatangan pelanggan ke dalam sistem– W=waktu rata-rata lamanya pelanggan di dalam sistem

Page 18: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

18

Rumus J.D.Little (2)

• Penurunan– Misalnya diamati suatu proses kedatangan panggilan

dan panggilan meninggalkan sistem

t

Jumlah kedatangan

(to)(to)

(to)

Page 19: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

19

Rumus J.D.Little (3)

– (t): Jumlah kedatangan ke dalam sistem di dalam selang waktu (0,t) (fungsi jumlah kedatangan terhadap waktu)

– (t): Jumlah kedatangan yang berakhir/meninggalkan sistem di dalam selang waktu (0,t) (fungsi jumlah yang berakhir terhadap waktu)

– (t): Luas total antara kedua kurva sampai dengan waktu t (merupakan jumlah total waktu semua pelanggan berada di dalam sistem sampai dengan waktu t (dalam satuan pelanggan-detik)

– (t):harga rata-rata laju kedatangan panggilan dalam selang waktu (0,t)

Page 20: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

20

Rumus J.D.Little (4)

• t=(t)/t

• Bila Tt merupakan harga rata-rata waktu lamanya setiap pelanggan berada di dalam sistem dalam selang waktu (0,t), maka– Tt=(t)/(t) [pelanggan-detik/pelanggan]

• Harga rata-rata jumlah pelanggan di dalam sistem antrian selama waktu (0,t) adalah :– Nt=(t)/t = [(t)/(t)]xTt/(1/t) = tTt

Page 21: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

21

Rumus J.D.Little (5)

• Bila sistem mencapai keadaan setimbang pada waktu t , maka t , Tt T dan Nt N, sehingga

N= T• Hal tersebut menyatakan jumlah pelanggan di

dalam sistem antrian=harga rata-rata laju kedatangan panggilan x harga rata-rata lamanya waktu pelanggan berada dalam sistem

Page 22: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

22

Rumus J.D.Little (6)

• Catatan untuk rumus J.D Little– Distribusi kedatangan dan waktu pelayanan adalah

sembarang– Jumlah pelayan adalah sembarang– Dapat diterapkan hanya terhadap yang antri atau yang

dalam pelayanan saja atau kedua-duanya• Lq=.Wq

– Lq=harga rata-rata jumlah pelanggan di dalam antrian

– Wq=harga rata-rata waktu tunggu di dalam antrian

• Lp=.Wp– Lp=harga rata-rata jumlah pelanggan di dalam pelayanan

– Wq=harga rata-rata waktu lamanya pelanggan dalam pelayanan

Page 23: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

23

Contoh-contoh• Bila rata-rata terdapat 10 panggilan per jam yang datang

secara acak, hitung– Peluang terdapat dua atau lebih panggilan dalam waktu 12 menit– Peluang waktu antar kedatangan tidak lebih dari 6 menit

Jawab– Arrival rate = 10 call/jam = 1/6 per menit

– Peluang tidak ada panggilan dalam waktu 12 menit =p0(t)=e-t = e-

12/6= e-2 – Peluang muncul 1 panggilan dalam waktu 12 menit =

– Maka peluang muncul 2 panggilan atau lebih dalam waktu 12 menit adalah = 1-(p0(t)+p1(t)) = 1-(e-2+2e-2) =1-3e-2= 0,5940

– Peluang waktu kedatangan tidak lebih dari 6 menit = A(t) = 1- e-t = 1 – e-6/6 =1- e-1 = 0,6231

26/121

1 2!1

)6/12()12( eep

Page 24: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

24

Contoh-contoh (2)

• Misalnya waktu pelayanan terdistribusi secara eksponensial dengan rata-rata 3 menit, hitung peluang bahwa waktu pelayanan melebihi 6 menit

Jawab :– Service rate = 1/3 call per menit– Peluang waktu pelayanan melebihi t = H(t) = e-t

– Maka peluang waktu pelayanan melebihi 6 menit adalah = e-(1/3)x6 = e-2 =0,1353

Page 25: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

25

Contoh-contoh (3)

• Pada suatu wartel yang terdiri dari lebih 2 pesawat telepon, diketahui 50 pelanggan melakukan panggilan di dalam satu jamnya dengan rata-rata waktu pemakaian 3 menit. Hitung :– Jumlah telepon rata-rata yang digunakan– Waktu tunggu rata-rata jika terdapat rata-rata 1,2 pelanggan yang

menunggu

Jawab– Arrival rate = =50/jam = 50/60 = 5/6 call per menit– Service rate = = 1/3– Traffic load = / = (5/6)x3 = 2,5 Erlang

• Ini berarti jumlah rata-rata telepon yang digunakan adalah 2,5

– Waktu tunggu rata-rata dicari menggunakan rumus Little• Diketahui L=1,2 maka W=L/ =1,2/(5/6)=1,44 menit

Page 26: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

26

Sistem M/M/S/0 (Markovian Loss System)

• Ini model untuk jaringan telepon• Menghasilkan Distribusi Erlang

sArrival Rate Jumlah server sService rate

Page 27: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

27

Sistem Antrian M/M/1

• Kedatangan panggilan : Poisson arrival• Service time : exponentially distributed• Jumlah server : 1• Panjang antrian : tak terhingga• Diagram transisi kondisi

0 1 2 N

1

N+1

N+1

perhatikan

2 3

Page 28: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

28

Sistem Antrian M/M/1 (2)

• Dalam kondisi stabil, persamaan transisi kondisi dinyatakan oleh hukum konservasi dari aliran peluang :0 P0 = 1 P1 untuk k=0

(k + k)Pk = k-1Pk-1 + k+1Pk+1 untuk k 1

Aliran meninggalkan kondisi k bila sistem dalam kondisi k dengan peluang Pk

Aliran menuju kondisi k, baik yang berasaldari kondisi k-1 maupun dari kondisi k+1

Page 29: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

29

Sistem Antrian M/M/1 (3)

• Aliran kesetimbangan antara dua kondisi yang berdekatan dapat ditulis sbb :

k-1Pk-1 = k Pk

kPk = k+1 Pk+1

• Persamaan di atas disebut local balance equations

• Kita akan memanfaatkan local balance equations untuk memperoleh peluang kondisi k (Pk)

Page 30: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

30

Sistem Antrian M/M/1 (4)

• Dari local balance equations kita peroleh :

0P0 = 1 P1, 1P1 = 2 P2,…,kPk = k+1 Pk+1,… dan

• Karena , maka

1

0 10

k

i i

ik PP

1 kkP 11

0 1100

0

k

i i

i

kkk PPP

1

0 1

1

1

0 1

0

1

1 k

i i

i

k

k

i i

i

P

Page 31: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

31

Sistem Antrian M/M/1 (5)

• Jika laju kedatangan dan pelayanan tidak tergantung kondisi k (ini berarti k= dan k=), maka Pk dapat dinyatakan sbb :

• Dimana

0,1,...kuntuk )1(1

1

1

kk

k

kkP

1

Page 32: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

32Sistem Antrian M/M/1 (6)

• Beberapa paramater hasil analisa sistem M/M/1 :– Jumlah rata-rata panggilan di dalam sistem, E(k):

– Waktu tunggu rata-rata, E[w]:

– Delay rata-rata yang dialami oleh panggilan=waktu tunggu rata-rata ditambah waktu pelayanan rata-rata = E[d] :

– Jadi jumlah rata-rata pelanggan di dalam sistem, E[k], dapat juga dihitung sbb : E[k]=E[d]=(Ingat hukum Little)

– Utilisasi server,,didefinisikan sebagai peluang server sibuk (k0), yaitu :

1)(kE

1

)(1

1)( kEwE

)1(

1][

)1(][

kEdE

0

1

1 PPk

k

Page 33: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

33

Sistem Antrian M/M/1 (7)

• Contoh : suatu web server yang digunakan sebagai search engine menerima jumlah permintaan (request) per jam sebanyak 144.000. Server memerlukan waktu 0,02 detik untuk mengolah setiap request. Pertanyaan :– Berapa utilisasi server ?– Berapa jumlah request rata-rata di dalam server?– Berapa bagian dari waktu bahwa ditemukan k search request di

server?

Jawab– Average service rate = = 1/0,02=50 request/detik– Average arrival rate = = 144.000 request/jam = 40 request/detik– Utilisasi server = / =0,8 = 80 %– Jumlah rata-rata request di dalam server = 0,8/(1-0,8) = 4– Bagian dari waktu dimana terdapat k searh request di server =

Pk=(1-)k =(1-0,8)0,8k =0,2.0,8k dimana k=0,1,…

Page 34: Sistem Tunggu (Delay System)

Tutun Juhana – ET3042 ITB

34

Sistem Antrian M/M/1 (8)

• Pertanyaan lain :– Berapa waktu respons rata-rata dari server?– Hitung rata-rata respons time bila server search engine diganti

dengan server yang memiliki kecepatan dua kali lebih cepat?– Hitung rata-rata respons time bila arrival rate menjadi dua kali dan

server memiliki kecepatan dua kali lebih cepat?

• Jawaban :– Respons time rata-rata = delay rata-rata yang dialami request =

1/[(1-)] = 1/[50(1-0,8)]=0,1 detik– Bila server memiliki kecepatan dua kali lebih cepat, maka service

time rata-rata menjadi = 0,02/2 = 0,01• Maka service rate menjadi = 1/0,01 = 100 dan utilisasi () menjadi

=40/100 = 0,4• Maka response time menjadi = 1/[100(1-0,4)] = 0,017 detik

– Jika arrival rate dan kecepatan server menjadi dua kali, maka :• Service rate = 100 dan menjadi 80, maka =80/100 = 0,8• Maka response time menjadi = 1/[100(1-0,8)] = 0,05 detik