I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Buaran 1, Jakarta Timur
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (istri
pasien) pada tanggal 10 Desember 2012 pukul 11.30 WIB di Poliklinik Psikiatri
RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk yang pertama kali setelah
dirujuk dari Poliklinik Saraf karena pada awalnya pasien mengeluhkan ada
benjolan di kepala dan lehernya.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk yang
pertama kali setelah dirujuk dari Poliklinik Saraf. Awalnya, pasien mengeluhkan
bahwa di kepala bagian belakang kedua telinga terdapat benjolan yang hilang
timbul dan benjolan di leher yang hilang timbul dan ukurannya berbeda-beda,
kemudian pasien konsul ke Poliklinik Saraf dan ternyata pada hasil pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan. Setelah itu pasien dirujuk ke Poliklinik Psikitari.
Pasien mengeluhkan dirinya sering mendengar suara-suara jika mulutnya
terbuka dan suara-suara tersebut hilang jika benjolan di kepala dan di lehernya
ditekan. Pasien merasa jika benjolan itu hilang maka suara-suara itupun ikut
1
hilang. Pasien merasa suara-suara tersebut juga berasal dari dalam tubuhnya.
Suara-suara tersebut terdengar seperti sedang mengancam pasien dan ingin
berbuat jahat terhadap dirinya. Pasien merasa suara-suara tersebut adalah suara
tetangganya yang bernama Kelik. Pasien merasa tetangganya tersebut
mempunyai dendam dan ingin berbuat jahat terhadap dirinya. Pasien merasa
tetangganya tersebut sering menantang pasien dan mengikuti kemanapun pasien
pergi, namun pasien menyatakan tidak melihat wujud asal suara-suara tersebut.
Pada saat pemeriksaan pasien terlihat sering berbicara dan marah-marah sendiri
yang katanya sedang berbicara terhadap suara-suara tersebut, sehingga pasien
kurang fokus jika sedang diajak berbicara oleh pemeriksa. Suara-suara tersebut
muncul setiap saat, jika pasien sedang tidak beraktivitas maupun sedang
beraktivitas. Suara-suara tersebut mengakibatkan pasien sering merasa ketakutan,
gelisah, dan berdebar-debar. Keluhan pasien sudah dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu. Pasien mengatakan bahwa suara-suara tersebut tiba-tiba saja muncul. Pasien
merasa sejak suara-suara tersebut muncul mengakibatkan pasien sering tidak bisa
tidur, gelisah, merasa ketakutan, dan berdebar-debar. Pasien merasa seperti
dikejar-kejar oleh orang yang bernama Kelik.
Pasien juga merasa sering mencium bau-bau aneh yang katanya bau itu
milik Kelik. Istri pasien menceritakan bahkan jika anaknya sedang menggunakan
parfum pun dibilang oleh pasien itu adalah bau dari tetangganya yakni Kelik.
Pasien juga merasa bahwa acara tv yaitu RCTI membicarakannya atau
mengajaknya berbicara, sehingga menurut istrinya pasien sering berbicara sendiri
di depan televisi.
Istri pasien mengatakan memang dari dulu sudah tidak rukun dengan
tetangganya yang bernama Kelik tersebut. Rumah tetangganya tersebut berada
tepat di belakang rumah pasien, pasien merasa sering terganggu jika tetangganya
tersebut berisik sehingga pasien merasa sering kesal hanya karena hal tersebut.
Sehingga menurut istri pasien mungkin suaminya tersebut masih ada dendam
terhadap Kelik tersebut.
2
Pasien berulang kali mengucapkan bahwa ada suara-suara yang terdengar
dari mulutnya dan mengatakan bahwa pasien sangat ingin sembuh sehingga tidak
mendengar suara-suara tersebut lagi.
Pasien menyangkal pernah melihat adanya penampakan atau bayangan
yang hanya dilihat oleh pasien. Pasien mengatakan tidak merasakan halusinasi
pada indera pengecapannya. Pasien juga mengungkapkan tidak pernah
merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang merayapi. Pasien tidak pernah
merasa bahwa dia bukan dirinya dan tidak pernah merasa seolah-olah rumah
pasien menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Pasien menyangkal
adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa mudah lelah. Pasien
juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun mental
yang berlebihan. Pasien menyangkal ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya,
menyangkal ada sesuatu pikiran yang masuk ke dalam kepalanya, menyangkal
merasa pikirannya ditarik keluar, pasien juga menyangkal bahwa ada sesuatu
kekuatan yang mengendalikan ataupun mempengaruhi pasien.
Saat ini pasien tinggal bersama 1 orang istri dan 6 orang anak-anaknya.
Istri pasien mengatakan anak laki-lakinya yang ke-3 sedang ada dalam masalah
yaitu sudah bercerai dengan istrinya. Pasien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara.
Perekonomian dalam keluarga termasuk mampu, pendapatan keluarga berasal
dari hasil kontrakan rumah pasien. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien
menggunakan umum yakni tidak menggunakan jaminan apapun. Keluarga pasien
mendukung untuk kesembuhan pasien. Pasien menceritakan dari dulu pasien
sudah tidak bekerja karena merasa kedua orang tua berkecukupan seperti raja.
Pasien mengatakan tidak mempunyai hobi, dan masih dapat menjalankan
aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain untuk menjaga kebersihan dirinya
seperti mandi dan berpakaian. Pasien mengatakan jarang keluar rumah karena
sering merasa ketakutan sehingga hubungan dengan lingkungan sekitar atau
tetangga kurang baik.
Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma sampai gegar otak
sehingga kemungkinan besar tidak ada gangguan mental organik. Pasien
3
menceritakan di keluarganya tidak ada yang mengalami hal yang serupa seperti
pasien. Pasien bukan seorang perokok ataupun pengguna obat-obatan terlarang
(NAPZA) dan alkohol.
Pasien mengatakan sangat ingin sembuh sehingga tidak mendengar suara-
suara tersebut lagi. Pasien berkeinginan membuka usaha kecil-kecilan. Pasien
juga berharap melihat anak-anaknya sukses.
Pasien mengaku dilahirkan secara normal, tanpa ada cacat bawaan. Pasien
pada masa kanak-kanak sampai remaja tidak mengalami gangguan
perkembangan dan pertumbuhan. Hubungan pasien dengan anggota keluarga
terjalin dengan baik.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medis pada pasien.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol
Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika / alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada
penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.
b. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak
seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa
perkembangannya. Pasien mengaku menempuh pendidikan hanya sampai
kelas 5 SD. Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk
biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol.
4
c. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak
Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.
d. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku hanya menempuh pendidikan sampai kelas 5 SD.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa
saja dan tidak ada yang menonjol.
e. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja sehingga dirumah saja.
f. Riwayat Agama
Pasien menganut agama Islam.
g. Hubungan dengan Keluarga
Pada saat ini pasien tinggal bersama 1 orang istri dan 6 orang
anaknya. Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarganya.
h. Aktivitas Sosial
Pasien jarang keluar rumah karena sering merasa ketakutan
sehingga hubungan dengan lingkungan sekitar atau tetangga kurang baik.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang serupa seperti
pasien.
F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien saat ini berumur 53 tahun tinggal dirumah milik sendiri bersama 1
orang istri dan 6 orang anaknya. Pasien menceritakan bahwa biasanya pasien
menggunakan angkutan umum untuk pergi ke RSUP Persahabatan karena dekat
dengan rumahnya. Selama ini pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari
hasil kontrakan rumah pasien. Biaya pengobatan pasien menggunakan umum
yakni tidak menggunakan jaminan apapun. Pendidikan pasien hanya sampai
kelas 5 SD. Saat ini pasien tidak bekerja, hanya di rumah saja.
5
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Pasien mengatakan sangat ingin sembuh sehingga tidak mendengar suara-
suara tersebut lagi. Pasien juga berkeinginan untuk membuka usaha kecil-
kecilan. Pasien juga berharap melihat anak-anaknya sukses.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berusia 53 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan
usianya, berpakaian cukup rapi, perawatan diri cukup baik, warna kulit sawo
matang.
2. Kesadaran Umum : Compos Mentis.
3. Kontak Psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar.
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Cara berjalan : Baik.
b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada
gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
5. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan
dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas : Bicara tidak spontan, volume bicara normal, artikulasi
kurang jelas, pembicaraan terarah, dan dapat dimengerti.
6. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Ketakutan.
2. Afek : Terbatas.
3. Keserasian : Mood dan afek serasi.
6
4. Empati : Pemeriksa tidak dapat meraba rasakan perasaan pasien
saat ini.
C. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
b. Pasien mengaku hanya menempuh pendidikan sampai kelas 5 SD.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-
biasa saja dan tidak ada yang menonjol.
c. Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan
pertanyaan seputar presiden Indonesia pertama dan saat ini.
2. Daya konsentrasi
Kurang baik, pasien juga tidak dapat menyebutkan dengan benar hasil
pengurangan 100 – 7.
3. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui saat dilakukan
wawancara adalah siang hari.
b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RS
Persahabatan Poliklinik Psikiatri.
c. Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.
d. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang
berkonsultasi dan wawancara.
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang pidato
Presiden Sukarno.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari
rumahnya menggunakan angkutan umum.
7
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama
benda.
d. Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.
e. Pikiran Abstrak
Kurang baik, pasien tidak mengerti makna peribahasa dari “air susu
dibalas dengan air tuba”.
f. Bakat Kreatif
Pasien berencana membuat usaha kecil-kecilan.
g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi :Terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi
olfaktorius.
Ilusi : Tidak terdapat ilusi.
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.
Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi.
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Kurang baik, pasien menjawab dengan tidak
spontan bila diajukan pertanyaan oleh dokter.
b. Kontinuitas : Kurang baik, terdapat tangensial yaitu jika
menjawab pertanyaan berbelit-belit namun pertanyaanpun tidak
8
terjawab dan sirkumstansial yaitu jika menjawab pertanyaan berbelit-
belit namun pertanyaan akhirnya dapat terjawab.
c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Terdapat preokupasi, pasien berulang kali
mengatakan mendengar suara-suara yang aneh.
b. Gangguan pikiran : Terdapat waham kejar yaitu pasien merasa
terancam serta dijahati oleh tetangganya, waham rujukan yaitu pasien
merasa acara tv berbicara terhadap dirinya, waham somatik yaitu
pasien merasakan ada benjolan di kepala dan leher yang
sesungguhnya tidak ada, dan waham bizarre yaitu pasien merasakan
ada suara-suara yang muncul dari dalam mulut dan tenggorokannya.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan dapat melakukan
wawancara dengan baik.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Kurang baik, pasien merasa takut untuk keluar rumah.
2. Uji Daya Nilai
Kurang Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien
bertemu anak kecil yang sedang terpisahkan dengan ibunya di mall, pasien
menjawab akan membiarkan saja anak tersebut karena bukan anaknya sendiri.
3. Penilaian Realitas
Terdapat riwayat gangguan penilaian realitas, yaitu berupa halusinasi
auditorik, halusinasi olfaktorius serta waham kejar, waham rujukan, waham
somatik, dan waham bizarre.
9
H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat
ini pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh
sehingga pasien dating ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
I. Tilikan/Insight
Tilikan derajat 2, agak sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan
bantuan, tetapi pada saat yang sama juga menyangkal hal itu.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya
karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai
akhir.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis.
2. Tanda Vital : TD = 120/90 mmHg; N = 80 x/min
RR = 20 x/min; S = afebris
3. Sistem Kardiovaskular : Kesan dalam batas normal.
4. System Respiratorius : Asma
5. Sistem Muskuloskeletal : Kesan dalam batas normal.
6. Sistem Gastrointestinal : Gastritis
7. Sistem Urogenital : Kesan dalam batas normal.
8. Gangguan Khusus : Tidak ada.
B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal.
2. Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal.
3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal.
4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.
5. Fungsi Luhur : Tidak ditemukan kelainan.
6. Gangguan Khusus : Tidak ada.
10
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki usia 53 tahun datang untuk berobat ke dokter.
Pasien mendengar suara-suara yang datang dari dalam dirinya, yang orang
lain tidak dapat mendengarnya.
Pasien mencium bau-bau aneh yang orang lain tidak menciumnya.
Pasien mempunyai waham kejar karena pasien merasa ketakutan dan merasa
terancam oleh suara-suara tersebut.
Terdapat waham rujukan pada pasien karena pasien merasa acara tv
mengajaknya berbicara.
Terdapat waham somatik yaitu pasien merasakan ada benjolan di kepala dan
leher yang sesungguhnya tidak ada
Terdapat waham bizarre yaitu pasien merasakan ada suara-suara yang
muncul dari dalam mulut dan tenggorokannya.
Gejala ini sudah berlangsung 2 bulan.
Tidak ada riwayat trauma pada kepala atau gangguan fungsi otak
Pasien menyangkal riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol.
Pasien tidak pernah melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya
dilihat oleh pasien.
Pasien menuturkan tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada
yang merayapi.
Pasien mengatakan pikirannya tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dan
pikirannya disedot oleh makhluk asing.
Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain
Pasien tidak merasa rumahnya berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil
daripada biasanya.
Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa
mudah lelah.
Pasien menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun
mental yang berlebihan.
11
Fungsi kognitif (orientasi waktu, tempat, orang, dan situasi) pada pasien
masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik.
Pendidikan pasien hanya sampai kelas 5 SD.
Pasien pernah tidak pernah bekerja.
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien.
Tidak terdapat riwayat menggunakan zat psikoaktif ataupun alkohol.
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses
persalinan.
Keadaan umum baik.
Terdapat asma dan gastritis.
Pasien saat ini berumur 53 tahun tinggal dirumah milik sendiri bersama 1
orang istri dan 6 orang anaknya. Hubungan dengan keluarga baik.
Hubungan dengan lingkungan sekitar kurang baik karena pasien jarang
keluar rumah oleh karena pasien merasa sering ketakutan dan terancam.
Pasien sangat ingin sembuh agar tidak mendengar suara-suara tersebut lagi,
ingin membuka usaha kecil-kecilan, dan ingin melihat anak-anaknya sukses.
Pasien ini didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat
kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat
menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka
pasien dikatakan menderita gangguan jiwa
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala yang menyebabkan
adanya disfungsi otak, shingga pasien ini bukan gangguan mental
organik (F.0).
12
Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif atau
alkohol. Maka pasien ini bukan menderita gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang
ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini dikatakan
menderita gangguan psikotik (F.2).
Gangguan berupa halusinasi dan waham ini sudah berlangsung selama 2
bulan, sehingga pasien dapat dikatakan Skizofrenia (F.2).
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang
ditandai adanya halusinasi auditorik yaitu mendengar suara-suara aneh
dan halusinasi olfaktorius yaitu mencium bau-bau yang aneh. Serta
terdapat waham kejar yaitu merasa pasien terancam dan ketakutan dan
waham rujukan yaitu pasien maerasa acara tv mengajaknya berbicara,
waham somatik yaitu pasien merasakan ada benjolan di kepala dan leher
yang sesungguhnya tidak ada, dan waham bizarre yaitu pasien merasakan
ada suara-suara yang muncul dari dalam mulut dan tenggorokannya.
maka pasien menderita Skizofrenia Paranoid (F.20.0).
b. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang normal, bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain sebagaimana orang normal lainnya, namun pendidikan hanya
sampai kelas 5 SD sehingga tidak ada gangguan kognitif dan retardasi
mental. Maka pada aksis II tidak ada diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik terdapat riwayat asma pada sistem
respiratorius dan gastritis pada sistem gastrointestinal. Maka pada aksis III
adalah riwayat asma dan gastritis.
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien tinggal
bersama 1 orang istri dan 6 orang anaknya. Hubungan dengan anggota
keluarga baik, namun terjadi konflik dengan tetangganya sehingga pasien
13
jarang keluar rumah karena merasa ketakutan dan terancam. Pasien tidak
pernah bekerja, sehingga biaya hidup dan biaya pengobatan hanya dari hasil
kontrakan rumah. Maka pada aksis IV pada pasien ini terjadi konflik
dengan tetangganya sehingga pasien merasa ketakutan maka terdapat
masalah sosial dan pasien tidak pernah bekerja sehingga terdapat
masalah ekonomi.
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka aksis V
didapatkan GAF Scale 70 - 61.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0).
Aksis II : Tidak ada diagnosis.
Aksis III : Riwayat asma dan gastritis.
Aksis IV: : Terdapat masalah sosial dan ekonomi.
Aksis V : GAF Scale 70 - 61.
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Asma dan gastritis.
Psikologis : Terdapat halusinasi auditorik dan olfaktorik serta terdapat
waham kejar, waham rujukan, waham somatik, dan waham bizarre.
Sosioekonomi : Terdapat masalah sosial dan ekonomi.
IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.
Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.
b. Prognosis ke Arah Buruk
14
Terdapat masalah dengan sosial karena pasien memiliki koflik dengan
tetangganya.
c. Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :
Ad vitam : dubia ad bonam.
Ad functionam : dubia ad bonam.
Ad sanationam : dubia ad malam.
X. TERAPI
a. Psikofarmaka
Risperidon 2 x 2 mg
Trihexyphenidil 2 x 1 mg
b. Psikoterapi
Edukasi pentingnya minum obat secara teratur
Kontrol rutin.
Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-
keluhan tersebut.
Jika ada masalah sering sharing dengan keluarga
Berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar.
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
15
1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
16
Recommended