SKRIPSI
ANALISIS LIRIK LAGU “SEBUAH PENGAKUAN’’ KARYA ABU
NAWAS: KAJIAN SEMANTIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Satu
(S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh
Tri Retno Wulandari
NIM 116110026
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
i
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
" Aku datang, aku bimbingan, aku ujian, aku revisi, dan aku menang.
“ALHAMDULILLAH”
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
juga kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya dengan segala
kekurangannya. Segala syukur kuucapkan kepadaMu Ya Rabb, karena sudah
menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya. Yang selalu memberi
semangat dan doa, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
1. Bapak Waluyo dan Mama Sumarni tercinta dan tersayang apa yang saya
dapatkan hari ini, belum mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga
air mata bagi saya. Terima kasih atas segala dukungan kalian, baik dalam
bentuk materi maupun moril. Karya ini saya persembahkan untuk kalian,
sebagai wujud rasa terima kasih atas pengorbanan dan jerih payah kalian
sehingga saya dapat menggapai cita-cita. Kelak cita-cita saya ini akan menjadi
persembahan yang paling mulia untuk Bapak dan Mama, dan semoga dapat
membahagiakan kalian.
2. Kaka dan Adik Tercinta Untuk Kakak ku Eny Kurniawati, Ita Noprianti
Purnama Sari dan adikku Nandar, tiada waktu yang paling berharga dalam
hidup selain menghabiskan waktu dengan kalian. Walaupun saat dekat kita
sering bertengkar, tapi saat jauh kita saling meindukan. Terima kasih untuk
semangat dari kalian, semoga awal dari kesuksesan saya ini dapat
membahagiakan kalian.
3. Keluarga Besar H. Hamzah, Terima kasih atas dukungan dan cintanya kepada
saya.
4. Dosen Pembimbing Kepada bapak Habiburrahman, M.Pd dan ibu Siti
Lamusiah, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang paling baik dan
bijaksana, terima kasih atas bantuannya, nasehatnya, dan ilmunya selama saya
bimbingan mulai dari proposal sampai dengan skripsi ini yang dilimpahkan
pada saya dengan rasa tulus dan ikhlas.
5. Sahabat dan seluruh teman-teman PBSI Tanpa kalian mungkin masa-masa
kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja, maaf jika banyak salah dengan maaf
yang tak terucap. Terima kasih untuk support dan bantuan luar biasa, sampai
saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik
6. Sahabat rese aku Widya, Dian, Laili, Hijrah yang selalu menyemangati dikala
jauh dan dekat. Dan untuk Ady Pratama terima kasih selalu menjadi pendengar
dan penasehat terbaik untuk aku yang resah ini. Kalian terbaik kawan.
7. Almamater hijau tercinta, dan terima kasih bagi kalian semuanya. Aku ingin
pastikan kalian masih ada dibumi.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Lirik Lagu “Sebuah
Pengakua” Karya Abu Nawas kajian Semantik dapat terselesaikan. Skripsi ini
mengkaji tentang makna-makna yang ada pada lirik lagu sebuah pengakuan karya
Abu Nawas. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Studi Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini atas bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Bapak Dr. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd., selaku Rektorat UM-Mataram
2 Dr. Muhammad Nizar, M.pd.,Si selaku dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Mataram.
3 Ibu Nurmiwati, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia.
4 Ibu Siti Lamusiah, M.Si., selaku dosen pembimbing 1
5 Bapak Habiburrahman, M.Pd., selaku dosen pembimbing II
6 Teman-Teman HMPS PBSI yang selalu memberikan masukan dan saran
dalam penyusunan skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu yang juga telah memberi kontribusi
dalam memperlancarkan skripsi ini
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif sangat penulis
harapkan. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi pengembangan dunia pendidikan.
Mataram, 14 Juni 2021
Penulis
x
Tri Retno Wulandari. 2021. Analisis Lirik Lagu “Sebuah Pengakuan” Karya
Abu Nawas: Kajian Semantik. Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Dosen Pembimbing I : Siti Lamusiah, M.Si
Dosen Pembimbing II : Habiburrahman, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan kajian semantik tentang analisis lirik lagu sebuah
pengakuan karya Abu Nawas. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana
bentuk makna yang terkandung dalam lirik lagu sebuah pengakuan karya Abu
Nawas. Tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui bentuk makna yang
terkandung dalam lirik lagu sebuah pengakuan karya Abu Nawas. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode simak, metode traskripsi dan metode dokumentasi.
Analisis data yang penulis lakukan adalah dengan mereduksikan data, menyajikan
data dan menarik kesimpulan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mentukan bentuk-bentuk lirik lagu dari syair “Sebuah Pengakuan” karya
Abu Nawas. Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa makna-makna yang
terkandung pada lirik lagu “Sebuah Pengakuan”. Adapun makna-makna yang
terkandung di dalamnya ialah makna konotatif, makna referensial, makna
structural dan makna leksikal. Makna Konotatif yaitu nilai komunikatif dari suatu
anggapan menurut hal yang diacu dan dalam makna ini terdapat juga sifat
tambahan yang diacu. Makna Referensial dalam hal ini merupakan suatu kata
mengacu kepada suatu objek dalam alam semesta ekternal. Makna Struktural
adalah makna kata yang terbentuk karena susunan atau tatanan dalam penggunaan
kata dalam sebuah kalimat. Makna Leksikal adalah makna lambang kebahasaan
yang bersifat dasar. Makna jenis ini merujuk pada arti sebenarnya dari suatu
bentuk kebahasaan, yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks.
Kata kunci: lirik Lagu, Sebuah Pengakuan, Kajian, Semantik
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................... v
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ..viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
1.4.1 Manfaat teoritis .................................................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Relevan ................................................................................ 6
xiii
2.2 Kajian Teori .......................................................................................... 8
2.2.1 Semantik ............................................................................................ 8
2.2.2 Makna .............................................................................................. 12
2.2.2.1 Batasan Makna .............................................................................. 13
2.2.2.2 Ragam Makna ................................................................................ 15
2.2.2.3 Lirik Lagu ....................................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 24
3.2 Jenis Data dan Sumber Data .............................................................. 25
3.2.1 Jenis Data ......................................................................................... 25
3.2.2 Sumber Data .................................................................................... 25
3.3 Instrumen Penelitian ........................................................................... 26
3.4 Metde Pengumpulan Data .................................................................. 27
3.4.1 Metode Simak ................................................................................. 27
3.4.2 Metode Transkripsi .......................................................................... 27
3.4.3 Metode Dokumentasi ...................................................................... 28
3.4.4 Metode Analisa Data ....................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Biografi Abu Nawas ........................................................................... 30
4.2 Deskripsi Data ..................................................................................... 32
4.3 Analisa Data ........................................................................................ 34
4.3.1 Makna Konotatif ............................................................................... 34
4.3.2 Makna Referensial ............................................................................ 36
4.3.3 Makna Struktural .............................................................................. 38
xiv
4.3.4 Makna Leksikal .....................................................................................
4.4 Pembahasan ......................................................................................... 40
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................. 51
5.2 Saran .................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari Bahasa maupun sastra. Bahasa
mempunyai peran yang begitu penting dalamnya sebuah kehidup. Hal ini
dikarenakan Bahasa sebagai alat komunikasi hanya mengekspresikan atau pun
mengungkapkan maksud, pikiran, ide dan perasaan seseorang agar diketahui oleh
orang lain.
Selain Bahasa, sastra juga memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. Sastra merupakan hasil ciptaan kreatif imajinatif manusia yang
berdasarkan pada kehidupan nyata, yang ditulis dan dicetak sehingga memiliki
ekspresi estetis. Ekspresi estetis karya sastra ini dibuat oleh manusia berdasarkan
dari pengalaman, hati dan akal berpikir yang dilihat dalam tubuh kita. Melalui
Bahasa dan sastra, seseorang dapat mengugkapkan apa yang ada di dalam dirinya
untuk diketahui maksudnya oleh orang lain.
Karya sastra sebagai sistem tanda memiliki makna yang sangat luas.
Makna yang ada tersebut memiliki interprestasi arti dan berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini dikarenakan tanda-tanda yang membangun karya satra serta
ucapan yang disebutkan sastra lain dengan ucapan sebelumnya. Ucapan yang
digunakan pada karya sastra adalah ucapan yang arkhais, penuh dengan keindahan
dan makna. Maka dari sini sesuai apa yang ucapkan oleh Endraswara (2011:63)
ialah Bahasa sastra tersebut gak seenaknya Bahasa, melainkan Bahasa khas yang
banyak tanda.
2
Ada banyak jenis karya sastra. Sebagai contoh karya sastra, antara lain
puisi, lakon, cerita fiksi atau syair. Dari contoh tersebut, karya sastra yang
memakai bahasa yang estetis dan bermakna adalah syair atau puisi. Puisi
adalah mimik muka yang dibentuk dengan pemilihan kata yang menarik atau
memiliki makna yang tepat. Makna yang ada dalam syair adalah makna yang
tercipta dari imajinasi dan pengalaman manusia. Banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam membaca puisi, karena ada masalah yang ingin diungkapkan
penyair, yaitu pengalaman imajiner sebagai dokumen sosial. Seperti yang
dikatakan Tarigan (1984:8) sebelumnya.
Puisi adalah ekspresi dari imajinasi dan pengalaman manusia, jadi hal
pertama yang kita dapatkan ketika membaca puisi adalah pengalaman.Semakin
banyak seseorang membaca puisi dan menikmatinya, semakin banyak pengalaman
yang didapat dan dinikmatinya, terutama pengalaman berimajinasi.
Sebagian besar puisi yang terkenal di dunia adalah puisi dari Timur
Tengah, salah satunya adalah puisi Abu Nawas, yaitu Al-I'tiraf.Puisi Al-I'tiraf
dibuat beberapa minggu yang lalu, dan diketahui memiliki makna yang sangat
luar biasa, hingga saat ini puisi tersebut masih populer di masyarakat, khususnya
pemeluk agama Islam. Syair ini banyak beredar dalam bentuk sholawat dan
biasanya di dengar setelah salat Magrib. Tidak hanya dilantungkan di Masjid,
penyanyi religi, Hadad Alwi berpartisipasi memopulerkan syair ini, bahkan
sampailah syair ini menjadi salah satu single album religinya.Senada dengan
inovasi sastra di Indonesia, Hadad Alwi juga mengubah Syair Al-I’tirof “Sebuah
Pengakuan” (arti dari Ai-I’tirof itu sendiri).
3
Penelitian ini kerucutkan pada lirik lagu “Sebuah Pengakuan”. Dan
tentunya tetap dalam ikatan AI-I’tirof. Adapun alasan pengkajian lirik lagu
“Sebuah Pengakuan” ini adalah penggunaan bahasanya yang indah serta gaya
Bahasanya yang paradoks. Selain itu, lirik lagu “Sebuah Pengakuan” bisa
membuat orang berfilosofi atau memikirkan makna yang dikandung dalam bait-
baitnya. Disamping itu juga, syair Al-I’tirof “Sebuah Pengakuan” diciptakan oleh
seorang penyair terbesar Arab klasik pada zaman khalifah Harun Ar-rassyid, yaitu
Abu Nawas.
Berdasarkan uraian di atas, artikel ini akan menggali makna simbol-simbol
dalam lirik lagu “A Recognition” melalui penelitian semantik. Dengan menelaah
makna yang terkandung dalam lirik lagu, pembaca dapat memahami maknanya
secara lebih mendalam dan detail.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka akan dilakukan kajian tentang
“kognisi” analisis lirik lagu berjudul Abu Nawas (Abu Nawas): Penelitian
Semantik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut. Bagaimana makna yang terkandung dalam
lirik lagu “Sebuah Pengakuan” Karya Abu Nawas: Kajian Semantik?
1.3 Tujuan Penelitian
4
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung
dalam lirik lagu “Sebuah Pengakuan” Karya Abu Nawas Kajian semantik.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoretis
Penelitian ini memiliki manfaat untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan kebahasaan khususnya dalam bidang semantik.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini, selain bermanfaat untuk memperdalam wawasan unsur-
unsur makna semantik. Penelitian ini juga bermanfaat untuk mengembangkan
wawasan keilmuan peneliti dalam menerapkan teori dan metode penelitian
bahasa khususnya bidang semantik.
2. Manfaat bagi pembaca
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan bacaan untuk
memperdalam wawasan pembaca tentang makna lirik lagu dalam perspektif
semantik.
3. Manfaat bagi peneliti lainnya.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan
rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang makna lirik lagu
dalam perspektif yang berbeda.
BAB II
5
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Relevan
Dalam bab ini, penelitian semantik akan digunakan untuk
memperkenalkan beberapa penelitian terkait dengan penelitian mendatang yang
terkait dengan analisis lirik. Interpretasi penelitian sebelumnya adalah untuk
memperjelas analisis dan teori yang digunakan, serta kerangka interpretasi teoritis.
Penelitian tentang analisis makna lirik tentunya sudah pernah diteliti oleh para
pendahulu, namun menggunakan objek dan fokus penelitian yang berbeda dari
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Beberapa penelitian terkait yang
disebutkan dalam artikel ini dirangkum sebagai berikut. Penelitian tentang analisis
makna asosiatif lirik lagu berjudul Muhammad Tulus Rusydi dalam album Tulus,
Gajah dan Monochrome Dwi Nining Darwati (2017) dianggap relevan dengan
penelitian ini karena kedua penelitian tersebut menggunakan penelitian semantik
pada lirik. Penelitian sebelumnya merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
mendeskripsikan tipe makna asosiatif dalam lirik lagu Muhammad Tulus Rusydi.
Melalui analisis lirik lagu-lagu Muhammad Tulus Rusidi dalam ketiga album
tersebut, ditemukan lima makna asosiatif, yaitu makna konotatif dari 50 data,
meliputi nilai komunikatif, nilai makna positif atau negatif, dll. Makna stilistika
dari 5 data yang berisi kata-kata menunjukkan lingkungan sosial dan hubungan
sosial penutur; makna emosional dari 9 data tersebut meliputi intonasi, kata-kata
yang dapat mencerminkan sikap penutur, dll. Terdapat sebanyak 29 data makna
kolokasi, termasuk penggunaan kata dalam lingkungan yang sama, yang
digunakan sesuai objek dan dibatasi oleh pencocokan kata. Sebanyak 18 data
6
berisi standar pemahaman kata mencerminkan arti kata, yang dapat
memperkenalkan arti kata baru dan arti kata yang muncul, yang dapat menggugah
pendengar. Penelitian sebelumnya ini memiliki perbedaan dengan penelitian ini,
yang diantaranya terdapat pada objek penelitian, sementara persamaannya dengan
penelitian ini terletak pada teori yang digunaklan yaitu teori semantik, objek
penelitian yang sama-sama menganalisis lirik lagu, metode yang digunakan juga
sama-sama menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian sebelumnya ini
sangat bermanfaat bagi penelitian ini dijadikan sebagai rujukan dan referensi.
Penelitian dengan judul Interpretasi Metafora Citra Laki-laki pada Lirik
Lagu Dangdut Kontemporer: Studi Semantik Kognitif, Arif Mustofa (2014)
penelitian sebelumnya ini dianggap relevan karena menggunakan tori semantic
dan merupakan penelitian deskriptif kulalitatif. Penelitian ini mengkaji metafora
yang terdapat dalam lirik lagu-lagu dangdut yang hits atau banyak di-request
setiap bulannya selama tahun 2013 di stasiun Radio Dangdut Indonesia.
Penggunaan metafora dalam lirik lagu berpotensi menyimpan citra laki-
laki.Pengkajian terhadap metafora pada lirik lagu-lagu dangdut menggunakan
analisis semantik kognitif.
Penelitian sebelumnya ini memeiliki perbedaan dengan penelitian ini yaitu
terdapat pada objek dan analisis kajian. Penelitian ini mengkaji lirik lagu Sebuah
Pengakuan sementara penelitian sebelumnya mengkaji lirik lagu dangdut.Pada
analisis kajiannya juga terdapat perbedaannya yaitu penelitian ini mengkaji makna
sedangkan penelitian sebelumnya ini mengkaji interpretasi metafora. Sedangkan
pada persamaannya, penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sama-sama
7
menggunakan teori semantik dan metode yang digunakan pula adalah metode
deskriptif kualitatif, jadi penelitian sebelumnya ini dapat menjadi referensi bagi
peneliti untuk melakukan penelitian tentang lirik lagu Sebuah Pengakuan Karya
Abu Nawas.
Penelitian semantik lirik lagu kesenian tradisional Kleningan Mekar
Rahayu di Desa Sukarahayu Kecamatan Langangsari Kota Banjar. Penelitian ini
dilakukan oleh Sunyiartinimgsih, mahasiswa Proyek Penelitian Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (2013) Universitas Muhammadiyah di Pviktor.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti yang akan
dilakukan. Peneliti akan serupa dengan penelitian sebelumnya yang didasarkan
pada penelitian semantik untuk menganalisis lirik, terutama jenis maknanya.
Perbedaan antara peneliti yang dilakukan oleh peneliti terletak pada objek dan
sumber data penelitiannya. Objek penelitian yang akan dilakukan adalah jenis
makna dalam lirik lagu Abu Nawas An Recognition, dan objek penelitian
sebelumnya adalah makna, informasi dan maksud dalam lirik lagu seni kleningan.
Penelitian semantik lirik lagu kesenian tradisional Kleningan Mekar
Rahayu Desa Sukarahayu Kecamatan Langsari Kota Banjar. Penelitian ini
dilakukan oleh Sunyiartinimgsih, mahasiswa Proyek Penelitian Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (2013) Universitas Muhammadiyah di Pviktor.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti yang akan
dilakukan. Peneliti akan serupa dengan penelitian sebelumnya yang didasarkan
pada penelitian semantik untuk menganalisis lirik, terutama jenis maknanya.
Perbedaan antara peneliti yang dilakukan oleh peneliti terletak pada objek dan
8
sumber data penelitiannya. Objek penelitian adalah jenis makna dalam lirik lagu
berkat Abu Nawas, dan objek penelitian sebelumnya adalah makna, informasi dan
maksud dalam lirik lagu seni Kleningan. Kajian yang berjudul “Studi Semantik
Lirik Lagu Kesenian Tradisional Kleningan Mekar Rahayu” Desa Sukarahayu,
Kecamatan Langeng Sari, kota Banjar. Penelitian ini dilakukan oleh
Sunyiartinimgsih, mahasiswa Proyek Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (2013) Universitas Muhammadiyah di Pviktor. Penelitian ini memiliki
persamaan dan perbedaan dengan peneliti yang akan dilakukan. Peneliti akan
serupa dengan penelitian sebelumnya yang didasarkan pada penelitian semantik
untuk menganalisis lirik, terutama jenis maknanya. Perbedaan antara peneliti
yang dilakukan oleh peneliti terletak pada objek dan sumber data penelitiannya.
Objek penelitian yang akan dilakukan adalah jenis makna dalam lirik lagu An
Recognition karya Abu Nawas, sedangkan objek penelitian sebelumnya adalah
makna, informasi dan maksud dalam lirik lagu seni kleningan. Studi tentang
makna Semantik mengkaji tanda-tanda atau simbol yang mengungkapkan makna,
hubungan antara makna dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh
karena itu, semantik mencakup arti kata dan perkembangan serta perubahannya.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Semantik
2.2.1.1 Pengertian Semantik
Studi tentang makna Semantik mengkaji tanda-tanda atau simbol yang
mengungkapkan makna, hubungan antara makna dan pengaruhnya terhadap
manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik mencakup arti kata dan
9
perkembangan serta perubahannya (Tarrigan, 1985: 7). Jadi semantik adalah
ilmu yang mempelajari arti suatu kata.
Kemudian, kata semantik disepakati sebagai istilah dalam bidang
linguistik, yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-
hal yang dirujuknya. Atau dengan kata lain, semantik adalah bidang penelitian
linguistik yang mempelajari makna atau makna dalam bahasa. Oleh karena itu,
semantik kata dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau makna, yang
merupakan salah satu dari tiga tingkat analisis bahasa: fonetik, tata bahasa, dan
semantik (Chaer, 1990: 2).
Semantik berarti "studi tentang makna".Studi tentang makna adalah
bagian dari linguistik.Seperti bunyi dan tata bahasa, komponen makna dalam
contoh ini juga menempati tingkat tertentu.Artinya, jika komponen bunyi
menempati lapisan pertama, tata bahasa berada di lapisan kedua, dan komponen
makna menempati lapisan terakhir.
Hubungan antara ketiga komponen tersebut karena bahasa pada mulanya
merupakan bunyi yang abstrak, mengacu pada lambang-lambang dengan tatanan
kebahasaan, dan lambang-lambang tersebut mempunyai bentuk dan hubungan
dengan makna yang terkait (Aminuddin 1988:15).
Objek penelitian semantik adalah makna bahasa.Lebih tepatnya, makna
adalah satuan-satuan bahasa seperti kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Bahasa memiliki tingkat analisis, yaitu fonologi, bentuk dan sintaksis.Bagian
yang mengandung masalah semantik adalah kosakata dan morfologi (Chaer,
1990: 6).
10
Ada banyak jenis semantik, yang dibedakan menurut tingkat atau bagian
bahasa yang akan dipelajari, yaitu kosakata bahasa, sehingga jenis semantik
disebut semantik leksikal. Semantik leksikal diteliti tentang makna yang
terkandung dalam morfem bahasa. Oleh karena itu, makna yang terkandung
dalam leksem-leksem tersebut disebut makna leksikal. Lexem adalah istilah
yang biasa digunakan dalam penelitian semantik untuk merujuk pada satuan
bahasa yang bermakna. Istilah morfem dapat kurang lebih cocok dengan istilah
umum yang didefinisikan sebagai unit gramatikal independen terkecil (Chaer,
1990: 7-8)
2.2.1.2 Makna
Makna adalah apa yang kita artikan atau apa yang kita maksudkan.
Ullmann dalam buku Mansoer Pateda “Semantik leksikal” mengatakan, “ada
hubungan antara nama dan pengertian; apabila seseorang membayangkan suatu
benda ia akan segera mengatakan benda tersebut. Inilah hubungan timbal-balik
antara bunyi dan pengertian, dan inilah makna kata tersebut (Pateda, 1990 : 45).
Makna adalah hubungan lambang bunyi dengan acuannya. Makna
merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam
komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Makna
terbagi ke dalam dua kelompok besar: speaker-sense dan lingustic sense. Yang
disebut pertama merujuk pada tujuan atau niat pembicara ketika mengatakan
sesuatu. Sedangkan yang disebut terakhir merujuk pada makna lingustik yakni
lazim dipersepsi penutur bahasa. Yakni makna secara literal, dan ini merupakan
bagian dari semantik.
11
Soedjito (1990:51), makna adalah hubungan antara bentuk dan benda atau
hal-hal yang dirujuknya. Pendapat tentang pengertian-pengertian tersebut di atas
pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh keraf (1987:129), yaitu
hubungan antara lambing-lambang fonetis dengan objek-objek atau butir-butir
yang dirujuknya. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa pendapat kedua ahli
tersebut pada dasarnya sama, tetapi redaksionalnya berbeda. Dapat disimpulkan
bahwa makna adalah hubungan antara bunyi yang ditafsirkan dengan hal-hal yang
diwakilinya.Dapat dipahami sebagai suara.Tak berarti
Sausure dalam Chaer (2007:285-289), makna adalah pengertian atau
konsep yang dimiliki terkandung dalam tanda-tanda bahasa, ada juga teori yang
menyatakan bahwa makna itu tidak lain dari pada suatu referen yang diacu oleh
kata atau leksem. Hanya perlu dipahami bahwa tidak semua kata atau leksem
seperti agama, kebudayaan, dan keadilan dapat menampilkan refeerenya secara
konkret. Sesuatu yang diwakili oleh bunyi yang beratikulasi itu bisa berupa benda,
peristiwa, keadaan, dan gejala alam lainnya yang berada di luar bunyi itu sendri.
Di antara gejala alam itu ada benda di angkasa, memancarkan cahaya yang bisa
menerangi siang, terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Kejadian itu
oleh Indonesia ditandai dengan bunyi matahari. Oleh karena itu meskipun pada
malam hari kita tidak melihat benda itu, tetapi nilai mendengar atau mengucapkan
urutan bunyi kata itu, bersama-sama terjadi proses asosiasi dalam pikiran kita
antara urutan bunyi tersebut dengan benda tadi. Berdasarkan uraian tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa makna kata adalah hubungan timbal balik antara
deretan bunyi beratikulasi dengan suatu hal atau barang yang ditunjuk dasar
12
kesepakatan masyarakat.
Makna adalah apa yang kita artikan atau apa yang kita maksudkan.
Ullmann dalam buku Mansoer Pateda “Semantik leksikal” mengatakan, “ada
hubungan antara nama dan pengertian; apabila seseorang membayangkan suatu
benda ia akan segera mengatakan benda tersebut. Inilah hubungan timbal-balik
antara bunyi dan pengertian, dan inilah makna kata tersebut (Pateda, 1990 : 45).
2.2.1.3 Pembagian makna Char (2002: 59-60).
Tarigan membagi makna menjadi dua bagian: makna linguistik dan
makna sosial, dan selanjutnya membagi makna linguistik menjadi makna leksikal
dan makna struktural. Fatimah, 1999: 13). Sedangkan makna struktural adalah
makna yang dihasilkan oleh hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan
unsur bahasa yang lain dalam satu kesatuan yang lebih besar, dan berkaitan
dengan morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat.
2.2.1.4 Jenis arti
Karena bahasa digunakan untuk berbagai kegiatan dan tujuan dalam
kehidupan sosial, makna bahasa menjadi beragam dari berbagai sudut atau sudut
pandang. Orang mengajukan nama berbagai jenis makna dalam berbagai bahasa
atau buku semantik. Menurut Pateda (1990: 53-70), ada 25 arti menurut abjad.
Abdul Char (1990: 61)
Menyampaikan adalah jenis makna itu ialah makna leksikal,
gramatikal, konstektual, referensial dan non referensial, denotatif, konotatif,
konseptual, asosiatif, kata, istilah, idiom, serta makna peribahasa. Termasuk hal
13
ini si pengar bakal dijelaskan satu per satu darii jenis makna ini (Tarigan 1985: 8).
1) Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan
referen yang ditentukan oleh posisi leksikalnya. Makna referensial menunjukkan
kepada kita makna mengacu pada sesuatu, baik itu objek, gejala, peristiwa, proses,
karakteristik, atribut, dll. 1990: 67) Oleh karena itu, ketika kita mengatakan nesu
adalah "marah", kita mengacu pada suatu gejala, seperti wajah cemberut atau
penggunaan kata-kata yang tajam.
2) Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna kata atau satuan bahasa, dan merupakan
makna tambahan berupa nilai rasa (Hardiyanto, 2008:2). Makna konotatif
memiliki makna nilai negatif dan positif.Baik kata kowe'kamu' dan
panjenengan'kamu' berarti kamu, tetapi kowe'kamu' lebih berat dari
panjenengan'kamu', yang lebih halus dan hormat. Contoh lain termasuk kata
babaran "生" dan manak "生".
2) Arti kata
Arti kata adalah arti dari kamus atau morfem atau kata yang berdiri
sendiri, tidak di dalam atau di luar konteks. Beberapa orang mengatakan bahwa
arti suatu kata adalah arti yang terdapat dalam kamus. Berdasarkan pertimbangan
berikut, ini tidak selalu benar.
a) Kamus berisi lebih dari sekedar arti kata. Ada banyak kemungkinan makna
yang disajikan dalam konteksnya, sehingga bukan makna leksikal.
14
b) Jika kamus didefinisikan sebagai teks yang berisi kata-kata dan artinya,
definisi tersebut tidak berlaku untuk bahasa tanpa kamus. Padahal, meskipun
bahasa itu tidak memiliki kamus, makna leksikal selalu ada dalam bahasa itu
(Hardiyanto, 2008: 21).
Apabila leksem-leksem tersebut berdiri sendiri dalam bentuk dasarnya
atau leksem turunan, maka arti leksem tersebut adalah arti dari leksem-leksem
tersebut, seperti yang kita lihat dalam kamus (Pateda 1990: 64).Morfem mandiri,
karena jika morfem itu berada dalam kalimat, makna morfem itu dapat
berubah.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kata adalah makna
unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda dan peristiwa.
Makna leksikal adalah makna tanda-tanda bahasa yang masih bersifat
dasar, yaitu belum mengalami konotasi dan hubungan gramatikal dengan kata lain
(Aminunuddin 1988:87).
Berbagai pendapat di bidang linguistik atau semantik telah mengemukakan
berbagai makna leksikal, sehingga dapat disimpulkan bahwa makna leksikal
adalah makna yang sebenarnya, makna menurut hasil panca indera kita, makna
asal, atau makna dalam kamus.
Misalnya, arti morfem tumbu'tumbu' adalah wadah atau tempat dengan
bingkai di atas, dan persegi tanpa bingkai di bawah, dengan ukuran yang sama ke
atas dan ke bawah. Selain digunakan sebagai tempat menyimpan beras atau
jagung, Tumbu sering digunakan untuk mususi untuk “mencuci beras”
(Sudjonoprijo, 1990).
15
Model makna kata tersebut peneliti akan mendeskripsikan makna
peralatan rumah tangga tradisional di Pasar Gedhe Klaten, sehingga dapat
mengetahui komponen makna peralatan tangga tradisional tersebut dari arti kata
yaitu dengan meyebutkan arti komponen seperti nama peralatan, perlatan rumah
tangga tradisional, bahan, peralatan tangga tradisonal bentuk, fungsi, dan makna
leksial peralatan rumah tangga tradisonal diklasifiksikan menurut peralatan
rumah tangga yang digunakan sebagai alat memasak wadah, alat reproduksi
atau memasak .
2.) Arti struktur Tarigan (1985) mengatakan bahwa makna stuktural adalah
makna yang dihasilkan oleh hubungan antara satu unsur bahasa dengan unsur
bahasa lain dalam satu kesatua yang lebih besar, dan berkaitan dengan
morfem,kata, frase, klausa, dam kalimat struktural (Tarigan 1985:11).
2.2.2 Lirik Lagu
Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak jarang menemui yang
dinamakan dengan puisi.Salah satu unsur puisi yang bisa kita temukan adalah
lantunan lagu.Dalam karya sastra, sebuah lagu dimasukkan ke dalam genre puisi.
Dengan kata lain, lagu dapat dianggap sebagai puisi. Hanya saja sebuah lagu
mempunyai kekhususan ciri tersendiri apabila dibandingkan dengan puisi pada
umumnya.
Dalam sebuah lagu memiliki unsur-unsur penyusun yang tidak bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut antara
lain: lirik lagu, musik yang mengiringi, ekspresi saat meyanyikan, intonasi suara
dan juga keras lembutnya suara. Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang yang
16
berasal dari dalam batinnya, tentang sesuatu yang telah dilihat, didengar ataupun
dialami, kemudian diungkapkan dalam kata-kata dengan Bahasa yang
narkhais.Lirik lagu yang sudah diciptakan kemudian dinyanyikan dalam bentuk
lagu yang diiringi dengan irama musik dan sejenisnya.Dalam menyanyikan lirik
lagu ini seorang penyanyi juga harus memperhatikan ekspresi, intonasi, dan juga
keras lembutnya suara saat menyanyikan.
Lirik lagu berhubungan erat dengan musik.Musik merupakan salah satu
bagian penting yang ada dalam karya sastra dibidang seni, khususnya yaitu seni
suara.Antara musik dan lirik lagu ini saling mendukung antar keduanya sehingga
tercipta sebuah karya seni yang baik.Keterjalinan antar keduanya juga sangat baik.
Lirik lagu yang diiringi dengan nada musik akan menjadi sebuah seni suara yang
menarik untuk dinikmati. Selain itu, penuangan ekspresi lirik lagu juga harus
disesuaikan dengan melodi dan notasi musiknya. Hal ini dikarenakan, dengan
terciptanya keseimbangan antara lirik lagu, musik, suasana nada, intonasi dan
penekanan kata-kata yang sesuai, maka penikmat atau pendengar akan
mengetahui ekspresi makna pada lirik lagu yang disampaikan oleh pencipta lagu.
Seorang musisi atau pencipta lagu, dalam menciptakan lagunya
mendapatkan tuntutan dari masyarakat agar dapat menghasilkan sebuah karya
yang sesuai dengan “selera” masyarakat pada umumnya.Keberadaan lirik lagu ini
menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah interaksi sosial, karena dengan
adanya lirik lagu ini seorang pencipta lagu dapat menyampaikan pesan melalui
ekspresi kata-kata untuk dikrtahui oleh masyarakat sosial. Lirik lagu ini dapat
dijadikan sebuah sarana komunikasi yang menceritakan fenomena-fenomena
17
sosial yang terjadi di masyarakat luas. Banyak musisi yang menciptakan lagu
ketika menyikapi suatu kejadian ataupun isu-isu sosial yang terjadi dalam sebuah
masyarakat.
Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vocal, gaya bahasa maupun
penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi
music yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin
terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangmya (Awe, 2003, p.51).
Defenisi lirik atau syair lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula
sebaliknya.Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxembrurg (1989) yaitu
defenisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra
mellainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-
semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa.
Berbicara mengenai musik dan lirik lagu, tidak hanya soal cinta yang
diusung oleh seorang pencipta lagu untuk digemari pendengarannya.Akan tetapi,
iringan musik yang mendukung isi lirik dan ekspresi bernyanyi yang sesuai
kebutuhan masyarakat yang lebih di gemari.Fenomena terbaru ini banyak lagu-
lagu yang mengusung tema islami. Lagu-lagu islami yang di aransement antara
musik pop dan berbau religious yang lebih diminati oleh masyarakat luas. Di
masyarakat perkotaan ataupun perbedaan khususnya, banyak yang melantukan
lagu-lagu religius ini setiap hatrinya. Sebagai contohnya, masyarakat pedesaan
yang islami setiap selesai adzan untuk seruan ibadah banyak yang melantukan
lagu-lagu islami seperti “Sebuah Pengakuan”.
18
Seorang pencipta lagu dalam menciptakan lirik lagunya pasti memiliki
sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar. Banyak masyarakat yang
melantukan lagu-lagu, akan tetapi tidak mengetahui pesan makna yang
terkandung didalamnya. Seperti banyak masyarakat yang melantukan lagu
“Sebuah Pengakuan”, akan tetapi tidak tidak banyak yang mengtahui maknanya.
Dengan demikian, pada skripsi ini akan mengkaji makna pada lirik lagu “Sebuah
Pengakuan” berdasarkan kajian semantik. Dengan harapan, pembaca dan
masyarakat dapat mengetahui makna lagunya dan semakin memiliki keinginan
yang lebih untuk tetap melantukan lagu-lagu tersebut.
Sebagai genre sastra, lirik memiliki dua arti, yaitu (1) karya sastra (puisi),
yang mengandung ekspresi emosi pribadi, dan (2) komposisi lagu (Moeliono (Ed),
2007: 678) atau penulis lagu harus pandai mengolah kata saat menulis lirik. Kata
lagu memiliki beragam bunyi berirama.Sebuah lagu (nyanyian) adalah hasil dari
hubungan antara seni suara dan seni bahasa.Sebagai seni yang mempesona,
melibatkan melodi dan warna, nyanyiannya.Secara ringkas, lagu merupakan karya
seni bahasa puitis, dengan bahasa yang pendek, irama yang padu, pilihan kata-
kata konkret (imajinasi), serta melibatkan melodi dan suara penyanyi.Genre
(Perancis) berasal dari Root (Latin) dan memiliki tiga arti: sikap, tipe, dan tipe.
Arti ketiga adalah bahwa dalam sastra, kata jenis digunakan untuk menunjukkan
klasifikasi utama, dan genre digunakan untuk menunjukkan klasifikasi berikutnya,
dan kemudian dibagi menjadi spesies.Klasifikasi utama yang digunakan di
Indonesia pada awalnya dilakukan oleh Aristoteles (Teeuw dalam Ratna, 2009:
72) dalam bukunya yang berjudul Peotics. Pada dasarnya dibagi menjadi tiga
19
kategori, yaitu: (a) diklasifikasikan berdasarkan ekspresi, termasuk prosa dan
puisi; (b) diklasifikasikan berdasarkan objek pertunjukan, seperti tragedi, komedi,
dan romansa; (c) diklasifikasikan berdasarkan karakteristik puisi, seperti epik,
Lirik dan drama.
Pengertian lirik menurut para ahli musik yang bermain indah sebenarnya
memiliki komponen komposisi, komponen ini disebut lirik, melalui musik
semacam ini Anda dapat mendengarkannya dengan nyaman, dan Anda dapat
mendengarkannya dengan nyaman.Keterpaduan lirik sangat mempengaruhi
kualitas music atau lagu yang dipersembahkan. Maka dari itu sang pencipta lirik
memiliki peran besar. Supaya apa yang ada dalam daya imajinasinya mampu
tersampaikan. Pengertian lirik lagu sangat beragam, bahkan para ahli memberikan
defenisi tersendiri. Mereka mendefenisikan dikaitkan dengan sastra, kekuatan,
imajinasi, serta gaya bahasanya. Keindahan lirik akan terasa ke hadapan penikmat
music tatkala nada yang disematkan dapat berpadu indah. Ketika menciptakan
unsur ini tidaklah semudah menuliskan sebuah kisah. Pengarang lirik biasanya
membuat berdasarkan inspirasi mereka.Ide yang begitu menginspirasi itu berasal
dari kisah keseharian.Setelah mereka menemukan inspirasi, berbagai kata serta
bahasa dimodifikasi. Sentuhan terakhir biasanya dikaitkan dengan melodi serta
notasi. Sehingga keindahan lirik akan mudah mengena pada penikmat musik.
Pengertian lirik lagu sendiri sangat beragam, bahkan para ahli memberikan
definisi tersendiri. Mereka mendefenisikan dikaitkan dengan sastra, kekuatan
imajinasi, serta gaya bahasanya. Seperti beberapa penjelasan defenisi lirik lagu
berikut ini:Liriknya berdasarkan (Awe, 2003). Lirik yang membentuk lagu ini
20
merupakan permainan unik yang berpadu sempurna satu sama lain, menambahkan
gaya bahasa yang unik untuk memperindah makna kata. Situasi ini akan
memungkinkan pendengar untuk menangkap informasi dari penulis. Meski
liriknya merupakan hasil inspirasi, karya ini menggunakan bahasa yang
unik.Tidak ada bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga
pendengar liriknya bisa menyelami makna tersirat dengan sungguh-sungguh.
Nanti mereka akan mengerti isi lirik musiknya.
Berdasarkan lirik (Herman J. Waluyo, 1987).Lirik komposisinya hampir
mirip dengan puisi.
Penulis menggunakan perasaan serta pikiran dalam setiap karyanya. Daya
imajinasinya sangat kuat hingga kalimat yang dipakai sangat menyetuh. Siapapun
penikmatnya tidak akan bosan. Justru mereka akan antusias meresapi kalimat
hingga tuntas. Bahkan tidak sedikit dari pendengar yang hanyut dalam perkataan
pencipta lirik.Manfaat lirik yang tertuang dalam bentuk alunan musik dan lagu
memang indah.Maka tidak heran beberapa ahli menyebutkan bahwa lirik itu
sangat ekspresif, imajinatif dan penuh pesan khusus. Apalagi saat berpadu dengan
iringan alunan alat musik nan merdu. Lirik langsung menjelma menjadi media
komunikasi efektif. Itulah gambaran singkat tentang lirik musik yang selama ini
sering kita nikmati.
Lirik lagu merupakan bagian dari karya sastra yang termasuk kedalam
karya sastra jenis puisi (Siswantoro, 2011:23).Sebab itu puisi sebagai bentuk
sastra menggunakan bahasa sebagai media pengungkapannya. Bahasa puisi
memiliki ciri tersendiri yakni kemampuannyamengungkap lebih intensif dan lebih
21
banyak ketimbang kemampuan yang dimiliki oleh bahasa biasa yang cenderung
bersifat informative praktis. Oleh sebab itu, pesan yang disampaikan bersifat jelas
dan tidak mengandung di mensi ambigu.
Lirik lagu bisa digolongkan sebagai bentuk genre puisi, puisi yang bentuk
lirik biasanya mengungkapkan perasaan yang mendalam, sehingga wajar saja jika
puisi ini berhubungan dengan penghayatan paling dalam dari lubuk jiwa penyair
(Siswantoro. 2011:39). Seperti halnya puisi, lirik lagu ditulis sebagai perwujudan
suara penyair yang mengungkapkan sikap, perasaan serta aspirasi pribadi terhadap
berbagai peristiwa dan pengalaman lainnya yang sangat variatif dan kompleks di
dalam kehidupan. Lirik lagu termasuk kedalam tipe lirik. Puisi tipe lirik biasanya
mengungkapkan perasaan yang mendalam, sehingga wajar saja kalau sebagian
besar puisi tipe ini berhubungan dengan topic cinta, kematian, renungan, agama,
filsafat dan lainnya yang terkait dengan penghayatan yang paling dalam dari lubuk
jiwa penyair (Siswantoro, 2011).
Puisi adalah susunan kata yang setiap barisnya memiliki pola rima tertentu
(Sayuti, 1985: 13). Sebuah puisi memiliki struktur formal dan struktur makna.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah bentuk pengucapan
bahasa, yang memperhitungkan aspek suara dari imajinasi, emosi dan pengalaman
intelektual yang penyair tarik dari kehidupan pribadi dan sosial. Sebuah lirik dan
puisi pada dasarnya sama, karena keduanya memiliki ciri yang sama, yaitu
keduanya memiliki struktur formal dan struktur makna. Lirik terbentuk dari
bahasa yang dihasilkan oleh komunikasi antara pencipta lagu dan masyarakat,
22
mereka suka menggunakan lagu sebagai kata-kata tertulis karena disampaikan
melalui media tertulis di sampul album, atau kata-kata diucapkan di kaset.
Mendengar dan mengalami. Lirik lagu ini mirip dengan ritme, tetapi hanya
liriknya yang memiliki kekhasan tersendiri, karena pemikiran yang dituangkan
dalam lirik diperkuat dengan melodi dan jenis ritme yang menyesuaikan dengan
lirik lagu, dan warna lagu. suara penyanyi. Puisi (lirik) adalah salah satu genre
sastra. Secara tradisional, puisi dapat diartikan sebagai tuturan yang terikat oleh
baris, bait, dan ritme. Puisi adalah sejenis pemikiran musik. Ketika penyair
membuat puisi mereka, mereka menggunakan pengaturan suara untuk
membayangkan suara merdu sebagai musik dalam puisi mereka. Selain itu, puisi
juga merupakan pemikiran manusia yang konkret dan artistik dalam bahasa emosi
dan ritme (Tarigan, 1984: 7). Jadi puisi adalah ekspresi pikiran yang
membangkitkan emosi dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan
yang berirama. Dapat dikatakan bahwa unsur penyusun puisi adalah emosi,
imajinasi, pemikiran, konsep, nada, bunyi, irama kesan, panca indera, dan susunan
kata. kiasan, dan sebagainnya. Bunyi merupakan salah satu unsur puisi. Bunyi
berkaitan erat dengan erat lagu. Lirik sebuah lagu dapat dikatakan bersifat puitis,
karena mampu membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan
keharuan.
Puisi sudah dikenal oleh bangsa Arab sejak zaman jahililyah dan
berkembang hingga hari ini. Setelah Islam datang, bangsa Arab mulai mengalami
perubahan yang signifikan, mulai dari kehidupan, kepercayaan, hingga puisi dan
prosa arab pun semakin berkembang. Fokus puisi setelah kedatangan islam
23
menjadi lebih ke arah semangat spiritual. Puisi I’itiraf Abu Nawas merupakan
salah satu puisi arab yang terpengaruh oleh nilai-nilai spiritual Islam yang sangat
kental. Keindahan puisi arab dapat dilihat dan diukur oleh ilmu puisi dan ilmu
retorika bahasa Arab yang merupakan rumpun dari ilmu-ilmu bahasa arab. Puisi
yang ditulis seara jujur oleh Abu Nawas merupakan sebuah rayuan seta doa yang
tersusun dari diksi yang indah dan mengandung makna yang sangat dalam.
BAB III
METODE PENELITIAN
24
Rancangan Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
dari orang-orang dan perilaku yang diamati dalam bentuk tertulis atau lisan
(Muhammad, 2011): 19).
Dalam penelitian kualitatif, berbagai metode dapat digunakan untuk
penelitian di lingkungan alam untuk mencapai tujuan penelitian. Berbagai model
dapat digunakan untuk penelitian kualitatif, seperti studi kasus, biografi,
fenomenologi, analisis teks, etnografi, dll. Dengan kata lain, penelitian kualitatif
adalah penelitian paradigma post-positivis yang bertujuan untuk menjelaskan
objek penelitian, metode penggunaan, dan perilaku di lingkungan alam. Oleh
karena itu, peran peneliti menjadi sangat penting, dan deskripsi yang solid tentang
fenomena yang sesuai dengan konteks harus dibuat. Menurut hemat saya di dalam
fenomena yang diteliti terdapat unsur pembentukannya, yaitu partisipan,
peristiwa, latar dan waktu (Muhammad, 2011: 19-20).
Muhammad (2010: 23) menyebutkan bahwa salah satu fenomena yang
dapat menjadi objek penelitian kualitatif adalah peristiwa komunikasi atau
berbahasa karena peristiwa ini melibatkan tuturan, makna semantic tutur, orang
yang bertutur, maksud yang bertutur, situasi tutur, peristiwa tutur, tindak tutur,
dan latar tuturan. (Muhammad, 2011: 20).
25
Dalam penelitian ini adalah mencocokkan antara realita yang terjadi
dengan teori yang berlaku secara deskriptif untuk mengidentifikasi hal tersebut.
Dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis.
3.1 Data dan Sumber Data
3.1.1 Data
Data merupakan hasil pengukuran yang dapat memberikan suatu
gambaran, suatu keadaan atau memberikan suatu informasi. Data dalam penelitian
ini berupa teks yang menyatakan pengakuan dalam lirik lagu Sebuah Pengakuan
Karya Abu Nawas. Sumber data ini di ambil dari tanggal 5 Maret 2020 dan
pengarang lirik lagu “Sebuah Pengakuan” ini adalah Abu Nawas sendiri.
3.1.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana suatu data dapat diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini adalah media sosial yang di ambil pada chenel youtube
dari lirik lagu “Sebuah Pengakuan” Karya Abu Nawas. Dalam lirik lagu “Sebuah
Pengakuan”Karya Abu Nawas ini terdapat tiga bait serta jumlah barisnya terdiri
dari 12 baris. Sebelum di populerkan kembali / cover oleh Putih Abu-abu lagu
sholawat I’tiraf (sebuah pengakuan) juga pernah di nyanyikan banyak penyanyi
seperti Opik dan lainnya.
3.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri sebagai instrument utama, tetapi selanjutnya setelah
penelitian difokuskan pada objek penelitian menjadi jelas maka kemungkinan
akan ditambahkan dan kembangkan instrument penelitian sederhana, yang
26
diharapkan peneliti dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang
telah ditemukan melalui observasi.
Adapun instrumen yang digunakan dalam mengembangkan penelitian ini
adalah (1) Handphone, digunakan sebagai alat dokumentasi pada saat penelitian,
(2) Pulpen, digunakan untuk mencatat bentuk data untuk pengembangan
penelitian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyediakan data, secara umum ada tiga metode: metode simak
dan metode cakap (Lihat Sudaryanto, 1993: 133). Disebut metode simak karena
dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa oleh komunikan baik itu dengan
lisan atau tulisan.Jadi yang disimak adalah satuan bunyi, rentetan kata, klausa,
kalimat, intonasi, tekanan, dan jeda.
3.3.1 Metode Simak
Bagaimana cara menonton metode penyediaan data ini disebut metode
mendengarkan, karena memperoleh data dilakukan melalui penggunaan bahasa
menyimak. Cara ini perlu perlu ditegaskan bahwa tujuan penggunaan bahasa itu
menyangkut penggunaan bahasa lisan dan tulisan. seterusnya dilakukan dengan
berbagai teknik seperti penyadapan. Sangat diketahui bahwa penyadap
mengguunaan bahasa yang dimaksu meresponkegunaan bahasa baik secara dan
tulisan.Dan disini saya tertarik membahas atau menyimak tentang lirik lagu
Sebuah Pengakuan dengan kajian semantik.
27
3.3.2 Metode Transkripsi
Selain metode simak dan cakap, metode transkripsi dapat digunakan untuk
menyediakan data. Metode transkripsi adalah metode penyediaan data dengan
mengalihkan tuturan (yang berwujud bunyi) kedalam bentuk lisan atau
spesifikasinya adalah penulis kata, kalimat, dan naskah dengan gunakan lambang
bunyi. Dengan demikian, metode ini akan dimanfaatkan untuk memudahkan
peneliti memindahkan tuturan bunyi dalam youtube ke dalam bentuk tulisan.
3.3.3 Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental seseorang (Sugiyono, 2013:
82).Dokumen yang berbentuk tulisam misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, musik, dan lain-lain.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisa data ketika mengumpulkan data yang diperlukan untuk
penelitian, peneliti melakukan analisa data dengan cara menyimak dan
mendengarkan lantunan syair yang ada dalam chanel youtube lalu menulisnya
dan menganalisis lirik lagu tersebut dengan empat makna yaitu makna
leksikal, makna konotatif, makna referensial dan makna leksikal. Selanjutnya
saya akan mencari makna tersebut dalam syair lagu sebuah pengakuan itu
sendiri dan menelitinya satu persatu atau perbait.
28
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu
bentuk analisis yang menajamkan, mengklasifiksikan,membimbing,
membuang, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat menarik dan
memverivikasi kesimpulan akhir. Dengan reduksi data, saya tidak perlu
menafsirkannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan
diubah dalam berbagai cara yaitu melalui selksi ketat, melalui ringkasan atau
deskripsi singkat dan klasifikasi mereka dalam metode yang lbih lua, dll.
Tampilan data setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian
data.
2) Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, diagram, dan hubungan antar kategori. Penggunaan yang paling
umum untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif.
3) Penarikan Kesimpulan
Menurut Mills dan Huberman, langkah ketiga dari analisis kualitatif
menarik kesimpulan dan memverivikasi. Kesimpulan awal masih bersifat
sementara Jika tidak ditemukan bukti yang kuat dan mendukung pada tahap
pengumpulan data selanjutnya akan terjadi perubahan, namum jika kesimpulan
awal tercapai maka peneliti kembali ke tempat kejadian dan memperoleh bukti
pendukung yang valid dan konsisten. Mengumpulkan data. Data, maka
kesimpulan tang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibel. Oleh karena itu,
29
kesimpulan penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab pernyataan pertanyaan
yang diajukan sejak awal, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa pertanyaan dan
pernyataan pertanyaan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelahnya. Akhir penelitian bidang.