Pengaruh Ekuivalen Rate Terhadap Penghimpunan Tabungan
Mudharabah Pada BTN Syariah Cabang Jakarta
Skripsi
Diajukan untuk Mernenuhi Persyaratan Mernperoleh
Gelar Sarjana Ekonorni Islam (SE!)
Oleh:
Mhd. Taqwa Audiansyah
NIM: 104046101685
KONSENTRASI PERBANKAN SYARJAH
PROGRAMSTUDIMUAMALAH
FAKULTAS SYARJAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IDDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
Pengaruh Ekuivalen Rate Terhada1l Penghimpm11an Tabungan .,
Mudharabah Pada BTN Syariah Cabang Jfakarta
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!)
Oleh:
Mhd. Taqwa Audiansyah
NIM: I 04046IO1685
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
--FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM'
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HI 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be1judul PENGARUH EKUIVALEN RATE TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN MUDHARABAH PADA BTN SYARIAH CABANG JAKARTA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
PAN/TIA UJIAN
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Pembimbing I
4. Pembimbing II
5. Penguji I
6. Penguji II
Jakarta, 23 Juni 2008 Mengcsahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
iammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
: Euis Amalia, M.Ag
~ NIP. 150 289 264
: Ah. Azharnddin Lathif, M.Ag, MH, NIP. 150 318 308
: Edy Setiadi, SE, MM (
: M. Taufiki. M.Ag NIP. 150 290 159
:Dr. Yayan So12yan, M.Ag NIP. 150 228 413
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH._ NIP. 150 318 308 ( r
I
LEMBAR PERNY AT AAN
.,
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata l di Universitas Islam Negeri (UIN)
SyarifHidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (U!N)
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya asli saya atau
merupakan plagiasi dari karya pihak lain, maka saya besedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullahjakarta
Mhd. Taqwa Audiansyah
ABSTRAKSI
Bunga simpanan merupakan instrumen penting di bank konvensional dalam
mempromosikan produk-produk penghimpunan dana pihak ketiga mereka. Bank
bank konvensional berlomba-lomba mempromosikan bunga simpanan demi menarik
perhatian para nasabah. Pada bank syariah, instrumen tersebut diganti dengan nisbah
bagi hasil dan ekuivalen rate. Saat ini bank-bank syariah telah menetapkan porsi bagi
hasil untuk nasabah dengan cukup kompetitif. Namun itu bagi basil saja tidak cukup.
Walaupun porsi nasabah cukup besar, namun apabila kinerja bank kurang baik maka
akan menghasilkan keuntungan yang kecil, sehingga tetap S<l;ja tingkat pengembalian
yang akan diberikan pada nasabah juga rendah. Maka dihitunglah ekuivalen rate,
yaitu tingkat persentase pengembalian yang diberikan oleh bank sesuai dengan nisbah
yang ditetapkan berdasarkan keuntungan yang diperoleh bank. Penghitungan
ekuivalen rate ini dilakukan setiap akhir bulan, sehingga tidak dapat dipetjanjikan
pada nasabah. Namun begitu, ekuivalen rate tetap bisa dijadikan instrumen oleh bank
syariah dalam mempromosikan tingkat pengembalian yang akan diberikan pihak bank
pada nasabah, walaupun tidak dengan dipetjanjikan. Setidaknya nasabah dapat
melihat kine1ja bank dalam menghasilkan keuntungan dengan adanya ekuivalen rate.
Selain itu nasabah juga akan mendapat gambaran tentang ekuivalen rate bulan
betjalan dengan melihat ekuivalen rate bulan-bulan lalu. Maka secara teoritis,
ekuivalen akan berpengaruh secara signifikan terhadap tabungan. Berdasarkan uji
regresi didapatkan persamaan Y = 21551260372,085 - 2543392436,021 X yang berarti
kedua variabel tersebut memiliki hubungan pengaruh yang negatif. Namun ternyata setelah
dilakukan uji signifikan, persamaan tersebut kurang layak untuk dilakukan ramalan atau
forecasting.
Keywords: Ekuivalen Rate dan Tabungan lYfudharabah
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya pada ALLAH SWT, penggenggam semesta raya ini, atas
izin dan kuasa-Nya penulis dapat menikmati proses penyelesaian skripsi ini. Shalawat
selalu tercurah atas Rasulullah Muhammad SAW, rindu kami para pengikutmu
semoga terbalas di hari kemudian nanti.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Kepada lbunda, Dra. Hj. Nurbaini dan Ayahanda H. Syahril Asraf,
Ak, bakti dan doa penulis selalu menyertai. Mereka yang juga terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan
terima kasih, semoga ALLAH membalas semuanya. Kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan FSH UIN
SyarifHidayatuliah Jakarta.
2. !bu Euis Amalia, M. Ag, dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalah Ekonomi Islam FSH
UlN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Edy Setiadi, SE, MM, dan Bapak M. Taufiki, M. Ag, selaku pernbimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
Bude Musrifah atas segala bantuan moril dan materil. Juga kepada Ryan, Akmal
dan Bang Rahmat, semoga persaudaraan kita semakin dieratkan.
12. Teman-teman sepetjuangan di UlN Jakarta angkatan 2004, '"bocah-bocah rusuh"
warga PS D 04, abang-abang di IKAPDA Jabodetabek, teman-teman ASPA
2004, semoga perjuangan kita diridhoi ALLAH SWT.
Semoga kebaikan dan bantuan mereka dibalas ALLAH SWT. Akhir kata
semoga skrpsi ini dapat menambah khazanah keilmuan bidang Ekonomi Syariah.
Wallahua'lam.
Ciputat, 12 Juni 2008
Mhd. Taqwa Audiansyah
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
DAFT ART ABEL
DAFTAR GRAFIK
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
DAFTARISI
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Mudharabah
I. Pengertian Mudharabah dan Tabungan Mudharabah
2. Landasan Hukum
3. Rukun dan Syarat
IV
vii
viii
4
5
6
9
17
19
19
21
27
4. Jenis-jenis Mudharabah
B. Pengertian Nisbah Bagi Hasil serta Penerapannya
C. Ekuivalen rate
I. Pengertian Ekuivalen Rate
2. Penghitungan Ekuivalen rate
BAB III GAMBARAN BTN SY ARIAH CABANG JAKARTA
A. Sejarah BTN Syariah
B. Produk BTN Syariah
I. Produk Penghimpunan Dana
2. Produk Pembiayaan
3. Produk Jasa
C. lnformasi Keuangan
I. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif
1. Ekuivalen Rate
2. Tabungan Mudharabah
B. Uji Linier
C. Uji Normalitas
28
29
32
32
34
36
38
38
39
41
42
42
44
46
46
47
49
50
1. Tabungan Mudharabah
2. Ekuivalen Rate
D. Uji Hipotesis
E. Analisis Regresi Serta Pengujian Signifikansi Konstanta dan
Koefisien Regresi
F. Koefisien Determinasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
51
52
53
55
60
63
64
66
69
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 2.1 Linieritas
GRAFIK 3.1 Sebaran Data Tabungan mudharabah
GRAFIK 3.2 Sebaran Data Ekuivalen Rate
GRAFIK 5.1 Histogram Sebaran Data Dua Variabel
GRAFIK 5.2 Sebaran Data Dua Variabel
46
48
49
52
52
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank sebagai lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi
sebagai pelaksana proses intermediasi dana dari unit surplus ke unit defisit.
Sehingga jika proses ini be1jalan lancar, maka akan tercipta suatu pemerataan
pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan secara umum.
Kurang berjalannya proses intermediasi ini akan berakibat macetnya
pertumbuhan sektor riil sehingga akan menekan laju pertumbuhan ekonomi se1ia
memperlambat proses pemerataan kesejahteraan. Oleh karena itu, sebenarnya
bank memiliki fungsi yang sangat strategis dalam perekonomian suatu negara.
Bank dituntut untuk terus menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi
dana namun tetap dalam koridor kehati-hatian untuk mengurangi barbagai risiko
yang dapat ditimbulkan, sepetii kredit macet, over likuiditas, dan lain-lain.
Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak
pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem
bunga dalam seluruh aktivitasnya, sedangkan bank konvensional sebaliknya. Hal
ini memiliki implikasi yang sangat dalam dan sangat berpengaruh pada
operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syariah. 1
1 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia,. Bank Syariah: Konsep, Produk dan lmolementasi Ooerasional 1Jakm1a: Diambatan 2001) h.24
2
Salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam menilai kine1ja
bank adalah kemampuan bank tersebut dalam menghimpun dana pihak ketiga,
yang dapat berupa tabungan, deposito, ataupun giro. Dalam hal ini, bank syariah
menggunakan instrumen nisbah bagi hasil dalam menarik nasabah untuk
menyimpan uangnya pada bank. Hal ini tentu berbeda dengan bank konvensional
yang bersaing dengan sangat kompetitif dalam menetapkan suku bunga simpanan
yang sangat menarik dalam menggaet calon nasabah.
Faktor relegiusitas lebih dominan mempengaruhi latar belakang
menabung di bank syariah. Para nasabah mungkin memiliki alasan menabung di
bank syariah agar sesuai dengan ajaran agama, tidak melakukan perbuatan keji,
yaitu memakan bunga yang merupakan riba yang dipraktekkan di bank
konvensional, dan lain-lain.
Hal ini mungkin menjadi suatu keunggulan, karena dengan begitu bank
syariah memiliki massa loyal is yang memiliki komitmen penuh terhadap syariah.
Namun massa loyalis ini jumlahnya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan
massa mengambang, dimana pada segmen ini, calon nasabah lebih
memperhatikan keuntungan yang diperoleh. Nasabah pada segmen ini kerap
berpindah-pindah rekening untuk mengejar pengembalian yang tinggi dari pihak
bank. Apakah bank-bank syariah sudah turut serta dalam persaingan tersebut,
masih harus diteliti lebih lanjut.
Yang jelas, besamya porsi nasabah pada segmen ini menuntut bank
syariah, mau tidak mau untuk bersaing dengan bank-bank konvensional dalam
3
berkompetisi memberikan pengembalian yang tinggi. Dalam hal ini, bank
konvensional menggunakan bunga sedangkan bank syariah menggunakan
instrumen bagi hasil. Apabila pengembalian bagi hasil bank syariah lebih besar
dari pengembalian bunga bank konvensional, maka nasabah-nasabah
mengambang tersebut dapat ditarik menjadi nasabah bank syariah.
Oleh karena itu, persaingan yang dialami bank syariah saat ini tidak
hanya sesama bank syariah saja, namun juga terhadap bank-bank konvensional.
Untuk terus merebut pasar mengambang yang sangat besar jumlalmya, bank
syariah harus mampu berkompetisi secara sehat, yaitu menetapkan bagi hasil
yang dapat bersaing dengan bunga bank konvensional.
Selain nisbah bagi hasil, ada ekuivalen rate yang menunjukkan tingkat
pengembalian investasi yang dilakukan oleh bank. Dengan begitu, nasabah dapat
menilai secara langsung berapa besar tingkat pengernbalian investasi yang
mereka tanamkan. Jad i, me! ihat nisbah saja dalam menentukan berinvestasi
menitipkan dana pada bank tidaklah cukup. Hams dilihat juga, apakah bank
memiliki kemampuan yang cukup dalam mengembalikan dana yang disimpan
sebagai instrumen investasi.
Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut, apakah
ekuivalen rate yang didapatkan oleh bank syariah sudah berhasil mempengaruhi
pertumbuhan dana pihak ketiga, yang dalarn hal ini penulis batasi pada tabungan
4
saja. Oleh karena itu, penelitian ini bertajuk "Pengarnh Ekuivale11 Rate Terhadap
Penghimpunan Tabungan Mudliarabalt Pada BTN Syariah Ca bang Jakarta"
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
Fokus penelitian ini dibatasi pada:
I. Variabel Tabungan Mudharabah. Hal ini dikarenakan pada BTN Syariah
terdapat dua jenis tabungan, yaitu tabungan mudharabah dan tabungan
wadiah. Yang memiliki penghitungan ekuivalen rate tentu saja tabungan
mudharabah, karena tingkat pengembalian pada tabungan wadiah hanya
berupa bonus.
2. Lokasi penelitian pada BTN Syariah cabang Jaka11a. Kenapa penulis memilih
BTN Syariah, salah satu faktor utamanya adalah karena BTN Syariah
merupakan salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia dan merupakan
BUMN sehingga memilki jaringan yang luas. Hal ini dapat dilihat dari
jaringan yang tersebar yang akan diuraikan pacla bab tiga. Pemilihan Cabang
Jakarta clikarenakan Cabang Jakarta merupakan Cabang di kantor pusat
sehingga segala aktivitasnya dijadikan acuan bagi cabang-cabang lain. Hal ini
dikarenakan operasionalitas cabang Jakarta langsung diawasi kantor pusat.
Sehingga walaupun tidak dapat dijadikan patokan bagi seluruh kantor cabang,
namun cukup representatif.
3. Pembatasan periode hanya pada J<,muari 2006 sampai Maret 2008. Hal ini
dikarenakan pada tahun tersebut BTN Syariah sudah mantap menialankan
5
operasionalitasnya. BTN Syariah berdiri pada penghujung tahun 2004, dan
mulai beroperasi pada awal 2005. Sepanjang tahun 2005 kinerja BTN Syariah
masih terfokus pada penjajakan dan promosi terhadap pasar.
Beberapa pertanyaan yang menjadi fokus permasalahan pada skripsi ini
adalah:
I. Apakah terdapat hubungan pengaruh antara ekuivalen rate dengan tabungan
Mudharabah?
2. Bagaimana pengaruh ekuivalen rate terhadap pertumbuhan tabungan
Mudharabah?
3. Jika memang terdapat hubungan pengaruh antara ekuivalen rate dengan
tabungan Mudharabah, berapa besar pengaruhnya?
C. Manfaat dan Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
I. Memberikan gambaran tentang produk BTN Syariah khususnya tabungan
Mudharabah
2. Memberikan gambaran tentang ekuivalen rate yang didapatkan pada tabungan
Mudharabah
3. Memberikan gambaran tentang pengaruh ekuivalen rate terhadap tabungan
Mudharabah
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
6
I. Bagi mahasiswa pada umumnya, mampu mengembangkan pikiran berupa
gagasan atau pendapat yang diturunkan melalui laporan penelitian ini, dan
bagi mahasiswa ekonomi Islam pada khususnya, diharapkan dapat memahami,
mengaplikasikan dan mensosialisasikan kinerja bank syariah sehingga
membantu pengembangan perbankan syariah.
2. Bagi program study muamalat, diharapkan mampu memperluas informasi
dalam rangka menambah serta meningkatkan khasanah pengetahuan di bidang
perbankan syariah.
3. Bagi BTN Syariah Cabang Jakarta, diharapkan menghasilkan informasi yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan dalam merumuskan
kebijakan terkait pengaruh ekuivalen rate terhadap penghimpunan tabungan.
4. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan
gambaran tentang produk bank syariah, khususnya tabungan dan segala hal
yang berhubungan, misalnya nisbah dan ekuivalen rate.
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam peneletian ini penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang
membahas topik yang sejenis. Penelitian-penelitian yang terdahulu yang
membahas tentang tabungan mudharabah dan ekuivalen rate, diantaranya: ·
I. Rachmasari, Program study Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
7
"Konsep dan Aplikasi Bagi Hasil Tabungan lvfudharabah Perbankan
Syariah pada Bank !FI Syariah". Penelitian ini membahas tentang kebijakan
pengelolaan dana, sistem bagi hasil, penerapan investment rate, serta
mekanisme bagi hasil tabungan mudharabah. Penelitian ini bersifat deskriptif,
hanya menggambarkan keadaan yang terjadi di lokasi penelitian.
2. Khoerul Wajid, Program study Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
"Strategi Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pada Bank !FI Cabang
Syariah ". Penelitian ini mendeskripsikan ten tang metode bagi hasil yang
digunakan, yaitu revenue sharing, strategi penentuan bagi hasil baik dari sudut
pandang nasabah investor juga dari sudut pandang pihak bank. Pada akhir
pembahasan juga diulas tentang analisis aplikasi sistem bagi hasil
3. Nasrullah, Program study Muamalat, Fakultas Syariah clan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006.
"Sistem Bagi Hasil Tabungan Mudharabah dan Aplikasinya pada
Koperasi Unit Desa ". Penelitian ini rnembahas tentang strategi pengelolaan
dana, mekanisme perhitungan bagi hasil, analisis sistem bagi hasil
mudharabah, serta prospek penerapannya.
Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa fokus
pembahasan rnasih tertuju pada konsep serta penerapan mudharabah, sistem bagi
hasil, dan berbagai strateginya. Belum ada penelitian yang mengangkat tentang
pengaruh ekuivalen rate terhadap tabungan mudharabah. Oleh karena itu oenulis
8
tertarik untuk melengkapi penelitian-penelitian di atas dengan mengadakan
penelitian dengan variabel serupa namun dengan pembahasan yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya, tabel berikut akan mempermudah pembahasan tentang
posisi penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu.
No Judul Penelitian Variabel Jenis Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
l. Konsep don Bagi basil Deskriptif Ketera1 1gan dan gambaran
Aplikasi Bagi dan tentang kebijakan pengelolaan
Hasil Tabungan Tabungan dana, sistem bagi basil,
Mudharabah mudbarabab penera1 Jan investment rate, serta
Perbankan mekani sme bagi basil tabungan
Syariah pad a mudhar a bah
Bank !FI Syariah
2. Strategi Bagi hasil Deskriptif Keterai igan tentang metode dan
Penentuan Nisbah teknik penentuan nisbab bagi
Bagi Hasil Pada has ii
Bank !FI Cabang
Syariah
3. Sistem Bagi Hasil Bagi basil Deskriptif Ketera ngan tentang strategi
Tabungan dan pengel< Jlaan dana, mekanisme
Mudharabah dan Tabungan perbitrn 1gan bagi hasil, analisis
Aplikasinya pad a mudharabah sistem bagi hasil mudharabah,
KUD serta pr ospek penerapannya
9
4. Pengaruh Ekuivalen Eksploratif Motiv1 1si nasabah dalam
Ekuivalen Rate Rate dan unakan produk tabungan mengg
Terhadap Tabungan mudha rabah
Penghimpunan Mudharabah
Tabungan
Mudharabah
-Tabel l. l Posisi skripsi terhadap penelitian terdahulu
E. Metode Penelitian
Proses penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang sisternatis. Awai
dari dilakukannya penelitian adalah diternukannya suatu rnasalah. Masalah
tersebut harus dilandasi teori yang ilrniah. Dengan teori tersebut akan terbangun
suatu kerangka pernikiran yang dapat rnenjawab pennasalahan tersebut . .Tawaban
awal tersebut adalah hipotesis, yaitu jawaban sernentara terhadap rurnusan
rnasalah penelitian. Masalah yang ingin diteliti pada skripsi ini adalah tentang
rnotivasi nasabah bank syariah dalarn rnenggunakan produk bank. Ada dua alasan
utarna nasabah menabung di bank syariah. Alasan pertama adalah alasan
emosional, yaitu alasan menabung yang didasarkan pada pemikiran bahwa
menabung di bank syariah lebih membawa manfaat yang bersifat imateril,
biasanya berupa kewajiban dalam menjalankan tuntunan agama. Alasan kedua
adalah alasan rasional, yaitu alasan menabung yang didasarkan pada pemikiran
bahwa menabung di bank syariah lebih menguntungkan dilihat dari segi materi.
IO
Penelitian ini mencoba membahas alasan kedua dengan menjadikan ekuivalen
rate pada bank syariah sebagai variabel pengukur, apakah nasabah bank syariah
menggunakan variabel tersebut sebagai alasan dalam memutuskan untuk
menabung di bank syariah. Hipotesis awal penulis adalah bahwa variabel tersebut
termasuk alasan utama nasabah dalam memilih menabung di bank syariah. Hal
ini didasarkan pada landasan teori bahwa variabel terseb11t merupakan instrumen
penting dalam produk tabungan, serta selalu disosialisasikan pada nasabah,
sehingga sepatutnya nasabah mengetahui jelas tentang variabel tersebut. Untuk
menguji kebenaran hipotesis, peneliti harus melakukan pengumpulan data pada
obyek penelitian. Biasanya, obyek pada suatu penelitian sangat luas, oleh karena
itu peneliti cukup mengambil sampel yang dapat mewakili obyek secara
kesuluruhan. Dalam hal ini, penulis rnengambil sampel berupa data ekuivalen
rate bank syariah 26 bulan, yaitu mulai Januari 2006 sarnpai Maret 2008.
Untuk dapat rnengumpulkan data dengan sistematis, maka perlu digunakan
instrurnen penelitian. lnstrurnen tersebut hams valid dan reliabel. Setelah data
terkurnpul, dilakukan pendeskripsian data melalui penyajian data. Untuk
rnenyajikan data ini, diperlukan teknik statistik, biasanya statistik deskriptif.
Setelah data disajikan mernakai teknis statistik, maka selanjutnya dilakukan
analisis data. Analisis data ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah, dan
menguji kebenaran hipotesis yang diajukan di awal. Hipotesis terbagi dua
macam, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hioeitesis statistik adalah
11
dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel. Untuk menguji
hipotesis statistik, diperlukan adanya tarafkesalahan yang d.itetapkan.
Setelah proses analisis selesai, maka dapat hipotesis awal dapat diuji
kebenarannya, apakah diterima atau ditolak. Lalu setelah itu dapat dilakukan
pembahasan atas data yang diperoleh. Pernbahasan ini dapat disajikan dengan
data yang diperoleh ditarnbah referensi-referensi ilmiah lainnya. Langkah akhir
dari kegiatan penelitian ini adalah mernbuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan
diambil dari pernbahasan terhadap data yang didapat. Kernudian berdasarkan
kesimpulan tersebut dapat disusun saran-saran yang didasarkan pada hasil
penelitian.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Narnun dalam teknik
analisanya rnenggunakan teknik · analisa inferensial. Narnun dalam hasil
penelitian nantinya, tidak dimaksudkan untuk menjeneralisasi populasi. Hal ini
dikarenakan BTN Syariah barn saja berdiri, sehingga apa yang terjadi kurang
layak dijadikan sebagai alat untuk rnernprediksi. Jenis data yang digunakan
adalah data primer, dirnana data didapat langsung dari obyek penelitian. Jika
ditinhau dari jenis data yang akan rnenentukan teknik analisa, data yang didapat
adalah data interval, dimana jarak antara satu data dengan data lain dapat diukur
dengan tepat dan memiliki titik no! sejati. Teknik sampling yang digunakan
12
adalah teknik purposif, yaitu suatu cara pengambilan sampel dimana setiap
populasi tidak memiliki peluang yang sama.2
I. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dirnana penulis melakukan
kunjungan langsung ke berbagai perpustakaan, untuk mendapatkan
sumber data te1tulis, baik buku, artikel, hasil s:eminar, dan sumber
tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Penelitian ini merupakan kegiatan telaah pustaka dengan teknik
dokumentasi terhadap sumber-sumber buku, majalah, surat kabar, dan
kepustakaan lainnya yang mendukung dan ada relevansinya dengan
masalah tersebut se1ta dapat dijadikan acuan dalam menelaah suatu
penelitian.
b. Penelitian Lapangan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dimana penulis langsung
melakukan observasi ke tempat yang menjadi obyek penelitian, yang
pada penelitian ini adalah BTN Syariah Cabang Jakaita. Penelitian ini
dilakukan dengan cara meminta data-data serta dokumen langsung
2 Ali Mauludi. Statistika 1. PT. Prima Heza Lestari: Ciputat, 2006, h. 30
13
pada tempat penelitian serta pendapat ahli-ahli ekonomi Islam lainnya
tentang masalah-masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
2. Teknik Analisa
a. Uji Linieritas
Dal am suatu penelitian, kecenderungan asumsi
mengelompokkan data ke jenis data linier culrnp tinggi. Padahal,
mungkin saja sebaran data tersebut tidak linier, atau berbentuk kurva
sehingga harus digunakan parameter lain, bukan dengan regresi.
Kepastian linier atau tidaknya suatu data, tidak dapat didasarkan pada
asumsi-asumsi, melainkan harus dengan suatu itji linieritas.
b. Uji Normalitas
Data-data berskala interval sebagai hasi l pengukuran pada
umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak tertutup
kemungkinan data tersebut tidak mengikuti asumsi. Untuk mengetahui
kepastian sebaran data yang diperoleh, harus dilakukan uji normalitas
terhadap data tersebut. Berbagai rumus sta.tistik inferensial yang
dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian mendasarkan diri
pada asumsi bahwa data yang bersangkutan memenuhi ciri sebaran
normal. Dengan kata lain, keadaan data berdistribusi normal
merupakan sebuah persyaratan yang harus terpenuhi. Sebuah data yang
bedistribusi tidak normal tidak dapat digarap dengan rumus statistik
tersebut. Dengan demikian, sebelum dianalisa dengan rumus tertentu.
14
normalitas sebaran suatu data harus sudah diketahui. Jadi, uji
normalitas data harus sudah dilakukan sebelum pcnerapan suatu rumus
statistik untuk penguj ian hipotesis. 3
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji kolmogorv-smirnov untuk menguji kesesuaian
(goodness offif). Uji kolmogorv merupakan uji kecocokan antara data
hasil pengamatan dengan hipotesis. Uji ini mengukur apakah data dari
sampel yang dipilih berasal dari suatu sumber teoritis. Uji ini
membandingkan antara frekuensi kumulatif sebaran data hasil
pengamatan dengan frekuensi kumulatif sebaran data hipotesis. 4
c. Regresi Sederhana
Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauh mana
suatu variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya.
Rumus regresi adalah
Y =a+ bx
Y : Variabel terikat
x : Variabe l be bas
a : Konstanta (harga Y jika x=O)
b : Koefisien regresi
3 Burhan Nurgiantoro dkk, Statistik Terapan, Yogyakarta (GadjahMada University Press: 2004) h. l l l
4 Widayat, Rise! Bisnis, Y ogyakarta (Penerbit Graha llmu: 2002) h. 1 55
15
cL: y)C:L;x')-C:L;x)C:L;AY) a= -
n:L;x' -(L;x)'
d. Korelasi
Digunakan untuk mengetahui hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data ke:dua variabel berbentuk
interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel adalah sama.
Untuk menghitung korelasi, rumus yang digunakan adalah r-product
moment, yaitu:
n:L; xy-(L x)(L y)
e. Koefisien Determinasi
Koefisien dete1minasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh sebuah variabel terhadap variabel yang lainnya.
Rumusnya adalah r2. Nilai r didapat dari rumus r-product moment.5
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran mengenai variabel-
variabel yang diteliti, maka verifikasi variabelnya adalah sebagai
berikut:
X = tingkat ekuivalen rate
5 Sugiono, Statistika untuk penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007, h. 250
16
Y = penghimpunan tabungan mudharabah
Pada penelitian ini, ada dua variabel yang akan diketahui
hubungannya satu sama lainnya. Variabel dibagi menjadi dua, yaitu
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel
bebas adalah tingkat ekuivalen rate, sedangkan variabel terikatnya
adalah jumlah nominal dana pihak ketiga dari tabungan.
f. Uji Signifikansi
Uji signifikan adalah sebuah uji untuk mengetahui nyata dan
tidak nyata atau yakin dan tidak meyakinkan nilai hubungan antara dua
variabel atau lebih. Kegunaan UJI signifikan adalah untuk
menjeneralisasi populasi, artinya apa yang te1jadi pada sampel akan
diberlakukan kepada populasi dari sampel diambil. Apabila pada
sampel terdapat hubungan positif, maka setelah dilakukan uji
signifikan ternyata terdapat hubungan yang positif pula, maka
hubungan positif berlaku pula pada populasi. Apabila pada sampel
terdapat hubungan negatif, setelah dilakukan uji signifikan terdapat
hubungan negatif juga, maka hubungan negatif tersebut dapat
diberlakukan pada populasi.
Akan tetapi bila pada sampel ada hubungan positif atau negatif,
setelah dilakukan uji signifikan ternyata tidak ada hubungan
(menerima Ho), maka hubungan positif atau negatif yang terdapat pada
17
sampel tidak signifikan. Artinya hubungan positif atau negatif yang
tetjadi pada sampel tidak dapat diberlakukan pada populasi.6
Uji signifikan yang dilakukan adalah t- test, dengan rumus:
r-Jn-2 t=---
.J1 - r 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
r = koefisien korelasi product moment
F. Sistematika Pennlisan
Untuk mempermudah proses penelitian ini, penulis menguraikan
beberapa hal tentang sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, berisikan ten tang la tar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka konsep, kerangka teori,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Menjelaskan tinjauan teoritis tentang variabel-variabel
penelitian, yaitu tabungan mudharabah, nisbah bagi hasil dan
ekuivalen rate.
BAB Ill: Bab ini menjelaskan tentang obyek penelitian.
6 Ali Mauludi. Statistika I. PT. Prima Heza Lestari: Ciputat, 2006, h. 102
BAB IV:
BABY:
18
Merupakan bab pembahasan mengenai hasil penelitian dan
anal is is data.
Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran, dan lampiran
lampiran.
BABU
KERANGKA TEORITIS
A. Mudharabah
I. Pengertian Mudharabah dan Tabungan Mudharabah
Secara etimologi, Mudharabah berasal dari kata adh-Dharb (yy;,.\I)
yang berarti saling memukul dan mengandung subyek k:bih dari satu orang. 1
Dalam definisi lain, mudharabah adalah kontrak antara dua pihak yang terdiri
dari investor, yang mempercayakan uang kepada pi hak lain yang menjadi
pengelola untuk tujuan menjalankan usaha.2 Pemilik modal akan mendapatkan
keuntungan dan begitu pula halnya dengan pengelola, akan memperoleh
keuntungan sebagai hasil usaha dan ke1janya sesuai dengan nisbah bagi hasil
yang telah disepakati.
Pada prinsipnya, pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu
usaha perniagaan dan pengusaha setuju untuk mengelola usaha tersebut
dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati antara dua
pihak. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian yang merupakan
konsekuensi bisnis semata, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik
modal. Pihak pemilik dana akan menanggung kerugian materi, managerial
1 Ahmad Warson Munawir, Kamus a/-Munawir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir Karapyak, 1984) h. 873
2 Sutan Remi Sjahdeni, Perbankan Islam, dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 1999) Cet. Ke-1. h. 28
20
skill, waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan
diperolehnya. Sedangkan pihak pengelola tidak menanggung kerugian secara
materi, akan tetapi menanggung kerugian berupa tenaga, waktu dan pikiran
yang dikeluarkan selama menjalankan usaha. Selain itu, karena mengalami
kerugian, maka pengelolajuga tidak mendapatkan bagian keuntungan.
Namun j ika kerugian tersebut te1jadi karena penyelewengan,
penyalahgunaan, kelalaian atau pelanggaran yang secara sengaja dilakukan
oleh pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab menanggung
kerugian tersebut.
Mudharabah merupakan bentuk jasa yang berlandaskan konsep dasar
berupa sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi
tata cara pernbagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola.3 Bagi hasil
itu sendiri rnerupakan keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan dana baik
investasi maupun transaksi jual beli yang dilakukan oleh pengelola.
Pernbagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal dan
tercantum dalam akad. Waktu diberikannya bagi hasil harus disepakati oleh
kedua belah pihak, rnisalnya setiap bulan, atau per semester.
Menurut UU no l 0 tahun l 998 pasal I ayat 5 tentang perbankan,
tabungan adalah sirnpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek,
3 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-/emhaga Terkait (BAMUJ dan Takaful Indonesia), (Jakarta: PT. Raia Grafindo Persada. 1997) cet. Ke-2. h. RI
21
bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan d<mgan itu.4 Tabungan
mudharabah adalah simpanan dana pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat atau beberapa hari sesuai dengan perjanjian.5 Dalam
tabungan ini belaku hubungan antara nasabah selaku pemilik dana dan
lembaga keuangan sebagai pengelola. Lembaga kt!uangan mengambil
keuntungannya kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati bersama. Pembagian keuntungan dapat dilakukan setiap bulan
berdasarkan saldo.
Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip-prinsip
akad mudharabah. Diantaranya sebagai berikut:
a .. Keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara nasabah dan
lembaga keuangan.
b. Adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian
keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana
itu diperlukan waktu yang cukup.6
2. Landasan Hukum
Landasan Mudharabah yang bersumber dari Al-Quran lebih bersifat
umum, yaitu anjuran untuk melakukan usaha dan memacu kaum muslimin
4 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 200 I), cet. Ke-5, h.74
5 Karnaen Perwaatmadja dan Syafi'i Antonio, Apa dan Bagain1ana Bank Jslan1, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992), cet Ke-I, h. 20
6 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema lnsani Press, 2001 ), h. 156
22
untuk melakukan suatu upaya usaha. Mudharib merupakan sebagian dari
orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT.
a. Al Quran
Artinya: "dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari
karunia Allah" (QS. Al-Muzammil: 20)
Yang menjadi argumen dari surah al-Muzammil ayat 20 adalal1
adanya kata yadhribuun (uy,~) yang sama dengan akar kata
mudharabah yang berarti melakukan suatu pe1jalanan usaha. 7
Allah mengetahui bahwa akan ada orang··orang yang be1jalan
di muka bumi, yakni berpergian meninggalkan tempat tinggalnya untuk
mencari sebagian karunia Allah baik keuntungan pemiagaan, atau
perolehan ilmu. 8
Dipandang secara umum, kandungan ayat di atas mencakup
usaha mudharabah karena dilaksanakan dengan be1jalan-jalan di muka
bumi dan ia merupakan salah satu bentuk mencari keutamaan Alla!J. 9
7 Ibid., h.95 8 M. Quraish Shihab, Taftir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran, (Jakarta,
Penerbit Lentera Hati ), 2002, Volume 14, h. 537 9 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Inslitut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep,
Produk dan Jmp/ementasi Operasional (Jaka1ta: J:)jambatan 2003) h.62
Artinya: "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia
(rezeki basil perdagangan) dari Tuhanmu." (QS. Al-Baqarah: 198)
23
Tidak ada dosa atas kamu, yakni kamu tidak berdosa mencari dengan
penuh kesungguhan, sebagaimana dipahami dari penambahan huruf "ta" (w)
pada kata "tabtaghu "(lfa!l) selama yang dicari itu berupa anugerah dari
Tuhanmu, yakni berupa rezeki hasil perniagaan dan usaha halal lainnya. 10
Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci tentang mudharabah. Nanmn
ayat-ayat di atas dapat dijadikan landasan hukum yang kuat untuk akad
mudharabah. Karena pada dasarnya, segala bentuk muamalah adalah boleh
sampai ada dalil yang mengharamkannya. Oleh karena itu, pengaturan tentang
muamalah tidak begitu terperinci dijelaskan dalam al-Quran, kecuali hal-hal
yang menjadi larangannya. Selain itu, landasan hukum berikutnya yaitu hadis
cukup memberikan gambaran tentang landasan hukum mudharabah.
b. Al Hadis
,,.. / ';/J,..- 0 ..-: 0 / / / ,., ..-:
2; l~l ~I ~ J. ~t.;_;JI 0\5" : J'~ if~ J. J ,., ,,.. ,... .;; ,,.. /
/ JI / 0/ ,., ,., Jl.1' ~
'Y) \~ ~ ~ 'Y 0i ~~ ~ 1._;~1 ~~t:~ 'Yl. / / /
10 Ibid., volume 1. h. 435
276
25
(berbelanja) dengan penundaan pembayarannya. Adanya berkah pada
pemberian modal usaha dagang kepada orang lain (muqaradlah ), karena
dengan sistem demikian itu orang dapat saling memanfaatkan sesamanya; dan
adanya berkah pada pencampuran gandum dengan sya'ir sebagai bahan
makanan pokok dalam rumah tangga (karena mengadung penghematan dan
penganekaragaman pangan), tetapi tidak boleh untuk jual beli karena
memberikan jalan tipu-menipu dalam jual beli. 13
Dalam hadis riwayat At-Thabrani secara jelas digambarkan bahwa
pada masa Rasul tersebut telah terjadi akad mudharabah antara para sahabat
yaitu Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib menyepakati sebuah perjanjian
dengan prinsip mudharabah, dan kemudian Rasul pun membolehkannya.
Maka jelaslah bahwa hadis tersebut dapat dijadikan lanclasan syariah. Dalan1
hadis riwayat Ibnu Majah dijelaskan bahwa tiga perkara tersebut, yang dalam
ha! ini termasuk qiradh, merupakan hal yang diberkahi Allah. Qiradh
memiliki persamaan dengan mudharabah, yaitu pihak pertama memberikan
modal usaha kepada pihak kedua untuk mengelolanya. Hanya saja, qiradh
adalah istilah bangsa Arab pada zaman dahulu untuk praktek muamalah
tersebut, dan biasanya hanya berkisar pada sektor p1erdagangan. Sedangkan
mudharabah merupakan istilah fiqh, dan saat ini pada tataran prakteknya
sudah sangat luas, tidak hanya berkisar pada sektor perdagangan saja.
13 Abu Bakar Muhamad, Te1jemahan Subulussalam. (Surabaya, Penerbit al-Ikhlas, 1995), h.
26
c. Ijma'
Para sahabat telah berijma' terhadap legitimasi pengolahan harta anak
yatim secara mudharabah. Berdasarkan ayat, hadits dan praktek para
sahabat, para ulama fiqh menetapkan bahwa akad mudharabah, apabila telah
memenuhi rukun dan syaratnya, maka lrnkumnya boleh. 14
Mudharabah merupakan bentuk ke1ja sama yang secara historis-
normatif telah biasa dilakukan oleh bangsa Arab sebelum Islam datang.
Mudharabah telah dijalankan oleh Rasulullah sebelum masa kenabiannya.
Sebelum menjadi Rasul, beliau melakukan aktivitas mudharabah dengan
Khadijah dalam perniagaan antara Makkah dengan Syam. Ketika itu
Khadijah menyerahkan modal berupa barang dagangan kepada Rasul, untuk
kemudian dipe1jualbelikan. Keuntungan dari hasil usaha kemudian dibagi
bersama. Besarnya bagian masing-masing disesuaikan dengan kesepakatan
awal, inilah yang disebut dengan bagi hasil. 15
Pada lampiran di akhir penelitian ini akan dicantumkan fatwa DSN
MUI tentang Tabungan.
d. Qiyas
Mudharabah dapat dianalogikan dengan Al Musaqah, yaitu
perkongsian antara pemilik dan pengelola tanah pertanian dengan imbalan
14 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umun1 (Jakarta: BI dan Tadzkia Institute, 1994) cet. Ke-1, h. 137
15 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi JJukiun Js/a1n, (Jakarta: P1'. Ikhtiar Baru Van I-Ioeve, 1997) h. 1196
27
pembagian hasil panen. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat banyak
terdapat orang yang kaya tetapi tidak mampu menggunakan hartanya. Ada
juga orang yang memiliki kebun dan tanah pertanian tetapi tidak memiliki
keahlian untnuk merawatnya sehingga memerlukan orang lain yang lebih
berkompeten untuk mengelola kebun dan tanamannya. 16
3. Rukun dan Syarat Mudharabah17
Terdapat perbedaan pandangan ulama Hanafiyah dengan jumhur ulama
dalam menetapkan rukun akad mudharabah. Ulama Hanafiyah, menyatakan
bahwa yang menjadi rukun dalam akad mudharabah hanyalah ijab dan qabul.
Jika pemilik modal dengan pengelola telah melafalkan ijab qabul, maka akad
itu telah memenuhi rukunnya dan sah. Sedangkan jumhur ulama menyatakan
bahwa rukun mudharabah terdiri atas orang yang berakad, modal, keuntungan,
kerja, dan akad; tidak terbatas hanya pada rukun sebagaimana yang
dikemukakan ulama hanafiyah. Akan tetapi, ulama Hanafiyah memasukkan
rukun-rukun yang disebutkan jumhur ulama itu ke dalarn syarat-syarat akad
mudharabah.
Sedangkan ayarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
a. Yang terkait dengan orang yang melakukan transaksi haruslah orang yang
cakap bertindak hukum dan cakap diangkat sebagai wakil, karena pada satu
sisi orang yang mengelola modal adalah wakil dru·i pemilik modal.
16 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Js/ami wa Adillatuhu, (Damaskus Dar al-Fikr, 1997), jilid IV, h. 3927
17 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah. Jakarta IGava media Pratama. 2000\. cet. I Ii. 177
28
b. Yang terkait dengan modal, disyaratkan agar modal tersebut berbentuk
uang, jelas jumlahnya, tunai, dan diserahkan sepenuhnya pada pengelola.
Oleh sebab itu, jika modal tersebut berbentuk barang, para ulama fiqh tidak
membolehkan, karena sulit untuk menentukan keuntungannya. Demikian
juga halnya dengan utang, tidak boleh dijadikan modal mudharabah. Akan
tetapi, jika modal tersebut berupa titipan pemilik modal pada pengelola,
maka boleh dijadikan modal mudharabah. Apabila modal tersebut dipegang
sebagiannya oleh pemilik modal, dalam artian tidak diserahkan sepenuhnya
pada pangelola, menurut ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi'iyah, akad
mudharabah tidak sah. Akan tetapi ulama Hanabilah menyatakan boleh saja
sebagian modal tersebut berada di tangan pemilik modal, asal tidak
menganggu kelancaran usaha tersebut.
c. Yang terkait dengan keuntungan, disyaratkan bahwa pembagian
keuntungan harus jelas dan bagian masing-masing diambil dari keuntungan
usaha tersebut. Apabila pembagian keuntungan tidak jelas, menurut ulama
Hanafiyah akad tersebut rusak. Demikian juga halnya apabila pemilik
modal mensyaratkan bahwa kerugian ditanggung bersama, menurut ulama
Hanafiyah syarat seperti ini batal dan kerugian tetap ditanggung sendiri
oleh pemilik modal.
4. Jenis-jenis Mudharabah18
18 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Jakarta (VIN Press. 2005) cet. l h. 137
29
Dilihat dari segi transaksi yang dilakukan pemilik modal dengan pekerja,
para ulama fiqh membagi akad mudharabah pada dua bentuk, yaitu mudharabah
muthlaqah, dan mudharabah muqayyadah. Dalam mudharabah mthlaqah,
pekerja diberi kebebasan untuk mengelola modal tersebut selama profitable.
Sedangkan dalam mudharabah muqayyadah, peke1ja harus mengikuti ketntuan-
ketentuan yang diajukan oleh pemilik modal.
B. Pengertian Nisbah Bagi Hasil Serta Penerapannya19
Nisbah bagi hasil adalah nilai prosentasi tingkat bagi hasil antara pemilik
dana dengan pengelola. Nisbah bagi hasil ditetapkan oleh bank secara berkala.20
Biasanya porsi untuk pemilik modal lebih besar daripada porsi untuk pengelola.
Hal ini karena pada dasarnya pemilik modal yang memiliki usaha tersebut.
Kemudian apabila terjadi kerugian yang bukan disebabkan kelalaian pengelola,
melainkan karena risiko usaha dan alamiah terjadi dalam dunia usaha tersebut,
maka kerugian tersebut sepenulmya menjadi tanggungan pemilik modal. Sehinga
wajar jika pada saat mendapatkan keuntungan, pemilik modal mendapat porsi
yang lebih besar daripada pengelola.
Belum adanya standar pola operasi yang dikeluarkan oleh otoritas moneter
menjadikan bank-bank syariah yang pada saat ini sudah beroperasi melakukan
adopsi atau menyusun pola operasi secara sendiri-sendiri. Ketidakseragaman pola
19 Untuk contoh penghitungan nisbah dan ekuivalen rate disadur dari internet dengan alamat http://vibiznews.com/l new/articles_ financial.php?id= I 05&page=syariah
20 htto://www.svariahmandiri.eo.id/svariah/nertanvaanum111n/tah11110-an<::variahn1llnrliri nhn
30
operasi yang diterapkan yang pada akhirnya akan mempersulit otoritas moneter,
pemilik dana serta bank yang bersangkutan melakukan kontrol serta mengukur
tingkat kepatuhan dan keberhasilan dari usaha bank-bank tersebut.
I. Berikut contoh cara menghitung bagi hasil pada bank syari'ah:
Menghitung saldo rata-rata dari sumber dana bank.
a. Giro Wadiah21 : Rp. 60.000
b. Tabungan Mudharabah ( 45:55) : Rp. 150.000
c. Deposito Mudharabah 1 bulan (65:35) : Rp. 50.000
d. Deposito Mudharabah 3 bulan (66:34) : Rp. 40.000
e. Deposito Mudharabah 6 bulan (66:34) : Rp. 175.000
f. Deposito Mudharabah 12 bulan (67:33) : Rp. 75.000
Total Sumber Dana : Rp. 550.000
Menghitung rata-rata pelemparan dana yang dilakukan oleh bank
dalam sebulan, kemudian menghitung jumlah total pelemparan dana baik
dalam bentuk pembiayaan bagi hasil,jual beli maupun SBPU.22
Jumlah posisi rata-rata pelemparan dana dari hasil perhitungan diatas adalah :
I. Pembiayaan : Rp. 480.000
2. SBPU : Rp. I 00.000
Menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagikan kepada nasabah,
dengan menghitungjumlah dari :
21 Pada kasus ini bonus \Vadiah tidak din1asukkan dalam pendapatan bagi hasi1 " SBPU meruoakan sinakatan dari Surat Berhama Pasar llana
I.
2.
Pendapatan Pembiayaan
Pendapatan SBPU
: Rp. 8.000
: Rp. 2.000
31
Dalam menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagikan kepada
nasabah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Membandingkan antara Total Aktiva Produktif dengan Total Dana
Pihak lll, dalam hal ini Total Aktiva Produktif >Total Dana Pihak Ill.
Total dana Pihak lII Rp. 550.000 semua digunakan sebagai sumber
dana aktiva produktif. Dengan rincian Rp. 480.000 dialokasikan
kedalam pembiayaan dan Rp. 70.000 kedalam SBPU
2. Menghitung porsi pendapatan yang dibagikan dari masing-masing
jenis aktiva produktif berdasarkan alokasi sumber dana diatas.
Pembiayaan : ( 480.000/480.000) x 8.000 = 8.000
SBPU : (70.000/] 00.000) x 2.000 = 1.400 +
Jumlah total pendapatan di bagikan
Perhitungan bagi hasil nasabah
9.400
a. Menghitungjumlah pendapatan dibagikan untuk masing-masing dana
1) Tabungan : (150.000/550.000) x 9.400 = 2.564
2) Deposito 1 bulan : (50.000/550.000) x 9.400 = 855
3) Deposito 3 bulan : ( 40.000/550.000) x 9.400 = 684
4) Deposito 6 bulan : (175.000/550.000) x 9.400 = 2.991
5) Deposito 12 bulan : (75.000/550.000) x 9.400 = 1.282
32
b. Menghitung pendapatan bagi hasil yang akan dibayarkan kepada masing-
masing jenis dana sesuai dengan kesepakatan nisbah
I) Tabungan : 45/100 x 2.564 = l.154
2) Deposito 1 bulan : 65/100 x 855 = 556
3) Deposito 3 bulan : 661100 x 684 = 451
4) Deposito 6 bulan : 66/100 x 2.991 = 1.974
5) Deposito 12 bulan : 671100 x l .282 = 859
Pada umumnya bank syariah dalam perhitungan bagi hasilnya
menggunakan sistem bobot pada setiap dana investasi, dengan mengalikan
prosentase bobot tersebut dengan saldo rata-rata. Semakin Jabil investasi
tersebut semakin kecil bobot yang dikenakan, dan semakin stabil investasi
maka semakin besar bobot yang dikenakan pada investasi tersebut, ha! ini
diterapkan sebagai bentuk dari pengamanan risiko pada setiap dana
invesatasi. Bobot akan mempengaruhi besarnya bagi hasil yang akan
didistribusikan sehingga akan berdampak pada bagi hasil yang akan diterima
oleh pemilik dana. Hal ini dapat dilihat dari contoh perhitungan sistem
revenue sharing yang menggunakan bobot pada tabel diatas.
C. Ekuivalen Rate
l. Pengertian Ekuivalen Rate
Ekuivalen rate adalah tingkat pengembalian alas investasi yang telah
ditanamkan. Ekuivalen rate ini perannva sama dengan bunga oada bank
33
konvensional, yaitu memberi gambaran seberapa besar tingkat pengembalian
atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan di awal
kontrak sebelum investasi be1jalan. Sedangkan ekuivalen rate dihitung oleh
pihak bank setiap akhir bulan setelah ifi;estasi yang dijalankan memberikan I ·.
hasil. Jadi nasabah ·dapat melihat berJpa ekuivalen rate bank bulan yang lalu
untuk memberikan perkiraan berapa ekuivalen rate bank pada bulan
be1jalan.
Dalam penerapannya, tidak boleh menyamakan bagi hasil dengan
ekuivalen rate, kecuali ekuivalen rate tersebut merupakan hasil di masa lalu.
Jadi misalnya kalau pada suatu bank menyatakan bahwa bagi hasil bulan
kemarin setara dengan 8,3%, tetap saja tidak bisa menentukan berapa
besaran bagi hasil pada bulan yang akan datang. Jika nisbah bagi hasil
misalnya 60:40, hasil dari bagi hasil di masa datang kemungkinan bisa
kurang atau bisa lebih dari 8,3%, semuanya tergantung dari pendapatan
bank. Hal seperti di atas merupakan praktek yang umum di bank syariah di
Indonesia. Penyebutan ekuivalen rate hanya untuk mempermudah nasabah
dalam memperkirakan bagi hasil saja, dan bukan memastikan bagi hasilnya.
Kalau ekuivalen rate sama dengan bagi hasil di masa yang akan datang,
berarti bagi hasil tersebut sudah dipastikan di awal, hal tersebut berarti riba.
Pada bank konvensional, bunga memiliki hubungan yang erat dengan
penghimpunan tabungan. Hal ini dikarenakan nasabah pada bank
konvensional cenderung meniadikan bunga sebagai faktor utama dalam
35
dalam mendapatkan keuntungan pada setiap investasinya. Nasabah juga dapat
menaksir dan memperkirakan berapa besaran ekuivalen rate yang akan datang
dengan melihat ekuivalen rate yang lalu. Karena biasanya dalam kondisi
perekonomian yang stabil, pergerakan ekuivalen rate dari bulan ke bulan hanya
berkisar pada no!, sampai satu persen saja. Hal ini dikarenakan pada kondisi
ekonomi yang stabil, prediksi-prediksi perekonomian dapat ditentukan dengan
akurat. Dalam artian tidak ada hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran
perputaran sendi perekonomian. Sehingga apabila suatu usaha berjalan pada
suatu kondisi. perekonomian yang stabil, maka hasil usah.a tersebut juga akan
stabil, tidak terjadi fluktuasi yang ekstrim.
BAB III
GAMBARAN BTN SY ARIAH CABANG JAKARTA
A. Sejarah BTN Syariah
Dalam prakteknya ternyata bank syariah bukan hanya diminati oleh
kalangan muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non-muslim, baik
kapasitasnya sebagai nasabah, karyawan maupun pemilik. Hal ini menunjukan
bahwa bank syariah merupakan bank yang universal dan tidak semata-mata
dimanfaatkan atas pertimbangan agama, tetapi juga pertimbangan ekonomis dan
manfaatnya.
Untuk mengantisipasi kecenderungan tersebut, maka PT Bank Tabungan
Negara (Persero) pada Rapat Um um Pemegang Saham tanggal 16 Januari telah
menetapkan untuk membuka Unit Usaha Syariah pada tahun 2004 dan perubahan
Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 oktober 2004 oleh Emi
Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi
syariah berdasarkan Ketetapan Direksi No 14/DIR/DSY A/2004 tanggal 4
November 2004. BTN mendapat izin prinsip operasional Unit Usaha Syariah dari
Bank Indonesia melalui surat BI No. 6/1350/DPbs tanggal 15 Desember 2004.
Selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Syariah disebut "BTN Syariah" dengan
motto "Maju dan Sejahtera Bersama"1•
1 Bank Tabungan Negara. laporon Tahunan Annual Revort. (Jakarta. 2006). h. 85
37
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Unit Usaha Syariah didampingi oleh
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertindak sebagai pengawas, penasehat
dan pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Divisi Syariah dan Pimpinan
Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip Syariah.
Dewan Pengawas Syariah adalah badan independen yang ditempatkan oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada bank.
Dewan Pengawas Syariah Bank BTN terdiri dari2:
l. Ors. H Ahmad Nazri Adlani Ketua DPS
2. Drs. H Mohammad Hidayat, MBA, MBL Anggota DPS
3. Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAIJ, FI!S, CPLHl,ACS AnggotaDPS
Pada tahun 2006, Bank BTN telah mengoperasikan 9 (sembilan) Kantor
Cabang Syariah dan 27 (dua puluh tujuh) Kantor Layanan Syariah (Office
Chenneling) pada kantor-kantor cabang dan kantor cabang pembantu
konvensional. Kantor Cabang Syariah tersebar di Jakarta, Bandung, Makassar,
Surabaya, Yogyakarta, Solo, Malang, Medan dan Batam3•
BTN Syariah berhasil mendapatkan beberapa penghargaan baik untuk
kinerja, tahun 2005 maupun pencapaian kinerja tahun 2006 yaitu4:
I. The Best Customer Service and Teller dari Karim Businee Consulting 2005.
2. The Most Growing Earning Asset Market Share Unit Usaha Shariah untuk
kelompok asset> l 00 milyar rupiah tahun 2006.
2 Ibid,. h. 85 3 Ibid., h. 86 4 Ibid ., h.86
38
3. The Best Sharia Unit (Overall) peringkat ke 2 Unit Usaha Syariah untuk
kelompok asset> 100 milyar rupiah tahun 2006.
4. Sharia Acceleration Award 2007 sebagai Best Outlet Productivity (Bank
lndonesia) tahun 2007.
B. Produk BTN Syariah
Produk BTN Syariah cukup beragam untuk memenuhi kebutuhan keluarga
nasabah namun tetap fokus pada pembiayaan perumahan (diantaranya: KPR
BTN Syariah dan Multiguna BTN Syariah untuk Kendaraan Bermotor).
BTN Syariah memiliki produk-produk yang tentu saja berbeda dengan
produk BTN konvensional. Produk-produk tersebut antara lain:
1. Prociuk Penghimpunan Dana
a. Tabungan Batara Mudharabah
Tabungan Batara Mudharabah adalah tabungan yang bersifat
investasi yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
syarat tertentu dengan imbalan yang disyaratkan dan disepakati dalam
bentuk nisbah yang tertuang dalam akad pembukaan rekening.
b. Tabungan Batara Wadiah
Tabungan Batara Wadiah adalah tabungan yang bersifat simpanan
yang bisa diambil kapan saja, tidak ada imbalan yang disyaratkan
kecuali dalam bentuk pemberian ( 'athaya) bonus yang bersifat sukarela,
40
b. Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murabahah)
Pembiayaan Multiguna BTN Syariah peruntukan adalah untuk
membiayai nasabah yang akan membeli kendaraan bermotor untuk
dimiliki dan dipergunakan sendiri.
c. Pembiayaan Musyarakah BTN Syariah
Pembiayaan musyarakah BTN Syariah adalah pembiayaan yang
diberikan bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan
Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan, untuk membantu modal kerja
pengembang dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan yang
meliputi rumah atau bangunan berikut sarana dan prasarananya.
d. Pembiayaan Mudharabah modal Kerja BTN Syariah
Pembiayaan Mudharabah modal kerja BTN Syariah adalah
penyediaan dana oleh bank (shahibul maal) untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja nasabah (mudharib) berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN,
Swasta, BMT, BPRS.
e. Pembiayaan KPR indensya BTN Syariah
Pembiayaan kepemilikan rumah inden syariah adalah fasilitas
pembiayaan kepemilikan rumah yang diberikan bank kepada nasabah
untuk membeli tanah atau rumah dari pengembang dengan kondisi
rumah belum terbangun atau sedang dalam tahap pembangunan
berdasarkan pesanan sesuai dengan prinsip Jstishna.
41
3. Produk Jasa
a. Real Time Gross Settlement
Real Time Gross Settlement adalah sistem transfer dana on line
dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi
secara individual.
b. Kiriman Uang
Kiriman Uang adalah fasilitas jasa pelayanan BTN Syariah untuk
pengiriman uang dalam bentuk rupiah yang ditujukan kepada pihak lain
di suatu tempat (dalam negeri) dengan menggunakan sarana Sistem
Kl iring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
c. Penerimaan Biaya Pe1jalanan lbadah Haji
Penerimaan Biaya Perjalanan lbadah Haji BTN Syariah
memberikan kepastian keberangkatan Ibadah Haji berkat system online
dan SISKOHAT.
d. Inkaso
Inkaso adalah jasa pelayanan BTN Syariah untuk melakukan
penagihan kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat
lain di dalam negeri.
42
C. Informasi Keuangan
1. Neraca
Gutaan rupiah)
No Pos-Pos Per Desember 2007
,_ --· "
Aktiva
1 Kas 6.877
2 Giro Bank Indonesia 32.355
3 Sertifikat Wadi ah Bank Indonesia -
4 Penempatan Pada Bank Lain 56.099
.. 5 PPA-Penempatan Pada Bank Lain (564)
6 Surat Berharga yang Dimiliki 142.407
"
7 PP A-Surat Berharga yang Dimiliki (1.424)
8 Piutang Murabahah 399.519
9 PPA-Piutang Murabahah (4.624)
IO Piutang lstishna 876
11 PPA-Piutang Istishna (9)
12 Piutang Lainnya -
13 PPA-Piutang Lainnya -
!4 Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 146.547
15 PPA-Pembiayaan (l .470)
"
16 Pendapatan yang Masih Akan Diterima 5.079
46
546,9 miliar. Naik sebesar 112 % dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebesar
Rp. 256,8 miliar. Total pembiayaan tersebut dibagi dalam tiga pos, yaitu
murabahah, istishna, serta mudharabah-musyarakah. Pada tahun 2007
pembiayaan murabahah tercatat sebesar Rp. 399,5 miliar, naik sebesar 69% dari
tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 236 miliar. Untuk pembiayaan
mudharabah-musyarakah pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 146,5 miliar, naik
sebesar 603% dari pembiayaan tahun sebelumnya sebesar Rp. 20,8 miliar.
Sedangkan untuk pembiayaan istihna baru diluncurkan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 876 juta.
Sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana dan pembiayaan yang
diberikan maka FDR (financing to deposit ratio) tahun 2007 tercatat sebesar
99%. Turun sebesar 69% dari tahun sebelumnya yang m•~ncapai 168%. FDR
yang mencapai 168% tentu tidak sehat, karena modal bank terlalu banyak
tersedot ke pembiayaan, jauh melebihi dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun.
Namun ha! tersebut masih dapat ditoleransi mengingat pada tahun 2006, BTN
syariah masih satu tahun beijalan, sehingga dalam menyalurkan pembiayaan jauh
melebihi DPK untuk mengejar tingkat pengembalian yang tinggi. Namun pada
tahun berikutnya, ha! tersebut sudah terkoreksi dimana FDR tercatat dalam posisi
yang ideal, yaitu 99%. lni berarti hampir seluruh dana yang berhasil dihimpun
dapat disalurkan kembali pada sektor pembiayaan. Sedangkan NPF (non
peiforming financing) tercatat sebesar 0, 78% pada akhir tahun 2007. Suatu
pencapaian prestasi yang sangat baik.
47
Dari sisi profitabilitas, ROA (return on asset) BTN Syariah tercatat sebesar
0,4% pada akhir tahun 2007. Tidak berubah dari tahun sebelumnya yang juga
mencatat ROA sebesar 0,4%. Dalam pasar keuangan syaria'h, BTN syariah tidak
menempatkan dananya sama sekali pada SWBI (Smtifikat Wadiah Bank
Indonesia) sampai akhir tahun 2007. BTN Syariah menempatkan dananya pada
Bank Indonesia dalam bentuk giro sebesar Rp. 32,3 miliar. Naik sebesar 66%
dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 19,4 miliar. Sedangkan untuk
kepemilikan surat berharga, BTN Syariah mencatat sebesar Rp. I 05,6 miliar pada
tahun 2006 yang kemudian meningkat sebesar 34% pada tahun berikutnya
menjadi Rp. 142,4%. Namun hingga akhir 2007 lalu, BTN Syariah msih belum
menerbitkan obligasi syariah.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif
Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan distribusi
bagi hasil BTN Syariah Cabang Jakmia yang dimulai dari Januari 2006 sampai
Maret 2008. Dari hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for
windows versi 11.5 dapat dijelaskan mengenai variabel··Variabel yang terdapat
pada model regresi sederhana dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
I. Ekuivalen Rate
Yang dimaksud ekuivalen rate adalah persentase tingkat pengembalian
yang diberikan oleh bank pada nasabah pada setiap akhir periode, dalam
hal ini pada setiap akhir bulan. Ekuivalen rate BTN Syariah Cabang
Jakmia cenderung fluktuatif pada periode Januari 2006 sampai Maret
2008, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Bulan Ekuivalen Rate(%) Januari (2006) 6,8 Februari 6,2 Maret 6,2 April 6,2 Mei 6,9 Juni 6,9 Juli 7,0 Agustus 7,0 September 6,5 Oktober 6,2 November . 6, 1
·-
49
Desember 6,2 2007 Januari 5,8 Februari 6,1 Maret 6,3 April 6,3
·-Mei 7,2
·--Juni 6,5 Juli 5,5 Agustus 6,5
·-September 6,4 Oktober 6,3 November 6,0 Desember 6,5 2008 Januari 5,7 Februari 6,0 Maret 6,0
Tabel 1.1 Daftar Ekuivalen Rate
Sumber: Tabel Distribusi Bagi Hasil BTN Syariah
2. Tabungan Mudharabah
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah jumlah saldo
rata-rata tabungan mudharabah dengan nama produk Tabungan Batara
Mudharabah yang dihitung secara bulanan. Saldo rata-rata Tabungan
Batara Mudharabah cenderung mengalami peningkatan dalam periode
Januari 2006 sampai dengan Maret 2008. Berikut ditampilkan tabel
Tabungan Batara Mudharabah.
Bulan Tabungan Batara Mudharabah (Rp) Januari (2006) 1.443.000.000 Februari 1.555.000.000 Maret I. 730.000.000 April 1.793.000.000 Mei 2.086.000.000 Juni 2.771.000.000 Juli 2.324.000.000
50
Agustus 2.600.000.000 September 2.695.000.000 Oktober 2.926.000.000 November 4.240.000.000 Desember 4.702.000.000 2007 Januari 4.223.000.000 Februari 5. l 79.000.000 Maret 5. l 70.000.000 April 5.240.000.000 Mei 6.552.000.000 Juni 7.400.000.000 Juli 7 .536.000.000 Agustus 8.048.000.000 September 8.323.000.000 Oktober 8.261.000.000 November 8.534.000.000 Desember 8.423.000.000 2008 Januari 8.443.000.000 Februari 9.695.000.000 Maret 9.491.000.000
Tabel 1.2. Daftar Tabungan Mudharabah
Sumber: Tabel Distribusi Bagi Hasil BTN Syariah
Dalam penelitian ini, pasangan data antara variabel x dan y tidak
sesuai dengan urutan bulan. Ekuivalen rate pada bulan Januari 2006
berpasangan dengan tabungan mudharabah pada bulan Februari 2006.
Sedangkan ekuivalen rate pada bulan Februari 2006 akan berpasangan
dengan tabungan mudharabah pada bulan Maret 2006, begitu seterusnya.
Hal ini dikarenakan ekuivalen rate dihitung setiap akhir bulan, sehingga
akan diberitahukan pada nasabah pada bulan bcrikutnya. Sehingga
penghimpunan tabungan mudharabah pada bulan betjalan dipengaruhi
51
oleh ekuivalen rate pada bulan sebelumnya. Pada akhirnya data yang
terkumpul berjumlah 26 buah.
B. Uji Linier
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi berbentuk
linear atau tidak. Berdasarkan hasil uji linearitas yang dilakukan rnelalui program
SPSS versi 11.5, melalui diagram pencar (scatter plot) dengan sub menu Curve
Estimation diperoleh hasil sebagai berikut :
Uji linearitas antara ekuivalen rate dengan tabungan mudharabah :
Saldo Rata-rata Tabungan Batara Mudharal
8000000000
6000000000
4000000000
2000000000
Observed
o+-~~~~~~~~~~~~~~ 0 Linear
5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Ekuivalen Rate
Gambar 2.1. GrafiJ( Linieritas
52
Dari gambar di atas, menunjukkan hubungan antara variable lndependen
(Ekuivalen Rate) dengan variabel dependennya (Saldo rata-rata Tabungan
Mudharabah) berbanding terbalik. Sehingga ha! tersebut mengakibatkan semakin
meningkat nilai ekuivalen rate maka semakin kecil saldo rata-rata tabungan
mudhrabah. Hal ini bisa dilihat dengan memperhatikan garis Observed (warna
hijau) mengikuti arah garis Linear (warna merah). Walaupun pergerakan antar
titik-titik data sangat jauh fluktuasinya, namun tetap mengikuti arah pergerakan
garis linier.
C. Uji Normalitas
Analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka
analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Adapun uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk
menguji kesesuaian (goodness of fit). Dalam ha! ini yang diperhatikan adalah
tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel ( observasii) dengan distribusi
teoritis te1tentu. Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil
pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis). Berikut
adalah hipotesisnya :
Ho: F(x) = F0(x), dengan F(x) adalah fungsi distribusi frekuensi hasil pengamatan,
dan F0(x) adalah distribusi frekuensi harapan (teoritis) dalam mtian populasi
berdistribusi normal.
H 1: F(x) i: Fo(x) atau distribusi populasi tidak normal
53
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a= 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka H1 ditolak
Saldo Rata-rata Tabungan Batara Ekuivalen Mudharabah Rate
1--~~~~~~~-1-~~~~-"'~~='-~·
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.523 0.718
Tabel 3.1. Uji Kolmogorov-Smirnov
I. Uji Normalitas saldo tabungan mudharabah :
Hasil uji nonnalitas pada data tabungan mudharabah, berdasarkan uji
kolmogorov-Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar 0.523 dengan
menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0.0.5), maka diketahui nilai
probabilitas 0.523 lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi 1101mal. Berikut ini adalah gambar
diagram Q-Q plot keluaran SPSS versi 11.5
54
Normal Q-Q Plot of Saldo Rata-rata Tabun 12000000000 ----------------~
10000000000
8000000000
<D 6000000000 D 11?
=> -ro > 4000000000 -ro § 0 z 2000000000 " -0 0
2 0 " 0
:i:_ x
-2000000000 LU
-2000000000 2000000000 6000000000 10000000000
0 4000000000 8000000000 12000000000
Observed Value
Gambar 3.1. Grafik Sebaran Data Tabungan Mudharabah
2. Uji Normalitas Ekuivalen Rate
Sementara hasil uji normalitas data pada ekuival,~n rate, berdasarkan
UJI kolmogorov-Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar 0.718
dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0.05), maka
diketahui nilai probabilitas 0. 718 juga lebih besar dari 0.05, maka H0
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Berikut ini adalah gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS versi 11.5
55
Normal Q-Q Plot of Ekuivalen Rate 7.5~----------------~
n
7.0 c
n n
"' n ~ 6.5
n.
~ n
m n E 0
6.0 D
z "
0
fl n
"' D
a. x 5.5 w n
5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Observed Value
Gambar 3.2. Grafik Sebaran Data Ekuivalen Rate
D. Uji Hipotesis
Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada
penelitian m1, menggunakan run1lls korelasi Product Moment. Dalam
penghitungannya, menggunakan program SPSS versi 11.5. Adapun hasil uji
hipotesis yang didapatkan malrn diperoleh nilai koefisien korelasi antara
tabungan mudharabah dengan ekuivalen rate adalah -0.387 korelasi tersebut
dapat dilihat pada table di bawah ini :
Correlations
Samo Rata:rata 1-'earson Correlation T abungan Batara Sig. (2-tailed) Mudharabah N
Ekuivalen Rate Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Tabel 4.1 Product moment
Saldo Rata-rata Tabungan
Batara Mudharabah
1
26
-.387 .051
26
Ekuivalen Rate
-.387 .051
26
26
56
Berdasarkan table di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar -0.387,
hal ini menunjukkan adanya korelasi (hubungan) yang rendah antara
Tabungan Mudharabah dengan ekuivalen rate. Angka koefisien korelasi
bertanda negatif (-) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel
tersebut bersifat berbanding terbalik, artinya peningkatan satu variabel akan
diikuti oleh penurunan variabel lain, sehingga semakin tinggi ekuivalen rate
akan membuat tabungan mudharabah menurun.
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis :
Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
H1 : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) :
Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima
57
Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak.
Pada bagian output (kolom Sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel
Tabungan Mudharabah dengan ekuivalen rate didapat angka probabilitas
sebesar 0.051 atau probabilitas di atas 0.05 (0.051 > 0.05). Dengan demikian
Ho diterima atau hal ini berarti bahwa memang ada hubungan antara
Tabungan Mudharabah dengan Ekuivalen rate namun hubungan tersebut tidak
signifikan.
E. Analisis Regresi Serta Pengujian Signifikansi Kostanta dan Koefisien
Regresi
Dari histogram secara umum batang berada dibawah kurva normal dan dari
gambar P-P plot of regression standardized residual dapal terlihat bahwa sebaran
data regresi antara tabungan mudharabah dengan aspek Ekuivalen Rate berada
disekitar garis regresi yang mengarah ke kanan sehingga data tersebut
berdistribusi normal.
6
4
» g 2 (J) :::> 0-(J)
LI: 0
Histogram
Dependent Variable: Saldo Rata-rata Tabungan I
-1.50 -1.00 -.50 0.00 .50 1.00 1.50
-1.25 -.75 -.25 .25 .75 1.25
Regression Standardized Residual
Std. Dev= .98
Mean= 0.00
N = 26.00
Grafik 5.1. Histogram Sebaran Data Regresi Dua Yariabel
n e a. E 0 0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Resi1
Dependent Variable: Saldo Rata-rata Tabungan B 1,00 ~------------~
75
50
l ..... 0.00 +'-------------
000 25 50 75 1.00
Observed Cum Prob
Grafik 5.2. Grafik Sebaran Data Dua Variabel
58
59
Coefficients( a)
I Stand· zed Model Unstandardized Coeffici~nts I
ardi cie Coeffi nts t _ _§jQ_ -·--
B Std. Error B eta 1 (Constant) 21551260372.085 7880954307.429 2.735 .012
Ekuivalen Rate -2543392436.021 1237004676.533 387 I -2.056 J .051
a Dependent Variable: Saldo Rata-rata Tabungan Batara Mudharabah
Tabel 5.1 Regresi
Pada output m1, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari
persamaan regres1. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang
digunakan adalah :
Y =a+ bx dimana:
Y = Tabungan mudharabah
X = Ekuivalen rate
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
Dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi :
y = 21551260372,085 - 2543392436,021 x Dari model regresi di alas dapat dijabarkan sebagai berikut :
I. Nilai Konstanta sebesar 21551260372.085 menyatakan bahwa jika tidak ada
nilai Ekuivalen rate, maka besarnya tabungan mudharabah adalah sebesar
Rp. 21.551.260.372,-
2. Nilai Koefisien regresi X (Ekuivalen rate) sebesar - 2543392436,021
menyatakan bahwa setiap penambahan l dari Ekuivalcn rate, karena nilai
60
koefisien bertanda negatif (-) maka nilai Y (tabungan mudharabah) akan
berkurang sebesar Rp. 2.543.392.436,-
Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian
apakah nilai konstanta dan koefisien memberikan pengarnh yang signifikan atau
tidak terhadap nilai Y. Pengujian ini bisa dilakukan dengan dua metode, yang
pertama dengan uji t yaitu membandingkan nilai t1iitung dengan tiabel dan yang
kedua dengan uji signifikansi.
Berikut adalah pengujiannya :
a. Menguji signifiknasi konstanta (a) pada model regresi :
Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
Ho: a= 0 (konstanta a tidak signifikan)
H1 : a f- 0 (konstanta a signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
1) Berdasarkan perbandingan nilai t1iitung dengan ttabel di mana µ1=µ2
Jika lthitungl > tiabeb maka Ho ditolak
Jika Jt1iitungl < ttabcb maka Ho diterima
Terlihat bahwa t1iitung untuk konstanta a adalah 2. 735, Sedang tiabel bisa
didapat pada tabel t-test, dengan u = 0.05, karena digunakan hipotesis
dua arah, ketika mencari ttabeb nilai u dibagi dua menjadi 0.025, dan df
= 24 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 26-2=24).
Didapat ttabel adalah 2.06.
61
Oleh karena thilung > t1abcb (2. 735 > 2.06), maka Ho ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa kostanta a berpengaruh signifikan terhadap
saldo rata-rata tabungan mudharabah.
2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan a= 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , malrn Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.012 atau
probabilitas di bawah 0.05 (0.012 < 0.05). D'~ngan demikian Ho
ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu
kostanta a berpengaruh signifikan terhadap tabungan mudharabah.
b. Menguji signifiknasi koefisien b (Ekuivalen rate) pada model
Regresi.
Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
Ho : a= 0 (koefisien b (Ekuivalen rate tidak signifikan)
H1 : a f. 0 (koefisien b (Ekuivalen rate signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
I) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ltabel di mana µ1=µ2
Jika lthitungl > t1abcb maka Ho ditolak
Jika lthitunsl < ltabeb maka Ho diterima
Terlihat bahwa lhitung untuk koefisien Ekuivalen rate adalah -2,056
dimutlakkan menjadi 2,056. Sedang l1abel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan a = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, lcetika mencari
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Al-Hadis
Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qizwini, Sunan lbn .Mqjah, vol. II, Beirut:
Daar al-Fikr, t.th
Abu al-Qasim Sulaiman ibn Ahmad al-Thabrani, al-Mu 'jam al-Ausath, vol. I, Kairo:
Daar al-Haramain, t.th
Abu Bakr Ahmad ibn al-Husain ibn Ali ibn Musa al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-
Kubra, vol. VI, Makkah: Maktabah al-Baaz, 1414 H/1994 M
Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani Press, 200 l
Arifin, Zainal Ors, MBA. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah edisi revisi.
Jakarta: Alvabeta, 2006.
Bank Tabungan Negara, Laporan Tahunan Annual Report, Jakarta: 2006
Djalal, Nachrowi, Penggunaan Teknik Ekonometri; Pendekatan Populer dan Prak/is,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2002
DSN, MUI dan BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional untuk LKS, DSN,
MUI dan BI, Jakarta, 200 I
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1988
69
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, Kencana, Jakaita,
2004
Hakim, Abdul, Statistik Induktif; Untuk Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Ekonisia,
Jakaita: 2002
Haroen, Nasroen, Fiqh Muamalah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2000.
Karim, Adiwarman, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, Rajawali Press,
Jakarta: 2005
Karnaen Parwataadmadja dan Syafi'I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,
PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Jakarta, 1999
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, .Jakarta:
2001
Lathif, Azharuddin, Fiqh Muamalat, UIN Jakaita Press, Jakarta 2005
Mauludi, Ali, Statistika L PT. Prima Heza Lestari, Jakmta: 2006
Muhamad, Abu Bakar, Te1jemahan Subulussalam, Penerbit al-lkhlas, Surabaya: 1995
Nurgiantoro, Burhan, Statistik Terapan, GadjahMada University Press, Yogyakarta:
2004
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah; Pesan. Kesan dan Keserasian Al-Quran,
Penerbit Lentera Hati, Jakarta 2006
Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Sofiiniyah Gufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem dan
Mekanisme Pengawasan Syariah, Renaisan, Jakarta, 2005
70
Sugiyono, Dr., Prof .. , Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung,
Alfabeta, Cet. Ke-2, Mei 2007
Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait
(BAMUI dan Takafi1l Indonesia), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1997
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 2002.
Sjahdeni, Sutan Remi, Perbankan Islam, dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta: 1999
Tim Pengembangan Perbankan Syariah lnstitut Bankir Indonesia, Bank Syariah:
Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Djambatan, Jakarta, 2003
Umar, Ors. Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali
Press, Jakarta, 2004
Warson, Ahmad Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia, Unit Pengadaan
Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir Karapyak,
Y ogyakarta: 1984
Widayat, Riset Bisnis, Penerbit Graha llmu, Yogyakarta: 2002
LAMP IRAN
t-tabel
df\p 0.40 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
1 0.324920 1.000000 3.077684 6.313752 12.70620 31.82052 63.65674 636.6192
2 0.288675 0.816497 1.885618 2.919986 4.30265 6.96456 9.92484 31.5991
3 0.276671 0.764892 1.637744 2.353363 3.18245 4.54070 5.84091 12.9240
4 0.270722 0.740697 1.533206 2.131847 2.77645 3.74695 4.60409 8.6103
5 0.267181 0.726687 1.475884 2.015048 2.57058 3.36493 4.03214 6.8688
6 0.264835 0.717558 1.439756 1.943180 2.44691 3.14267 3.70743 5.9588
7 0.263167 0.711142 1.414924 1.894579 2.36462 2.99795 3.49948 5.4079
8 0.261921 0. 706387 1.396815 1.859548 2.30600 2.89646 3..35539 5.0413
9 0.260955 0.702722 1.383029 1.833113 2.26216 2.82144 3.24984 4. 7809
10 0.260185 0.699812 1.372184 1.812461 2.22814 2.76377 3.16927 4.5869
11 0.259556 0.697445 1.363430 1.795885 2.20099 2.71808 3.10581 4.4370
12 0.259033 0.695483 1.356217 1.782288 2.17881 2.68100 3.05454 4.3178
13 0.258591 0.693829 1.350171 1.770933 2.16037 2.65031 3.01228 4.2208
14 0.258213 0.692417 1.345030 1.761310 2.14479 2.62449 2.97684 4.1405
15 0.257885 0.691197 1.340606 1.753050 2.13145 2.60248 2.94671 4.0728
16 0.257599 0.690132 1.336757 1.745884 2.11991 2.58349 2.92078 4.0150
17 0.257347 0.689195 1.333379 1.739607 2.10982 2.56693 2.89823 3.9651
18 0.257123 0.688364 1.330391 1.734064 2.10092 2.55238 2.87844 3.9216
19 0.256923 0.687621 1.327728 1. 729133 2.09302 2.53948 2.86093 3.8834
20 0.256743 0.686954 1.325341 1.724718 2.08596 2.52798 2.84534 3.8495
21 0.256580 0.686352 1.323188 1.720743 2.07961 2.51765 2.83136 3.8193
22 0.256432 0.685805 1.321237 1.717144 2.07387 2.50832 2.81876 3.7921
23 0.256297 0.685306 1.319460 1.713872 2.06866 2.49987 2.80734 3.7676
24 0.256173 0.684850 1.317836 1.710882 2.06390 2.49216 2.79694 3.7454
25 0.256060 0.684430 1.316345 1.708141 2.05954 2.48511 2.78744 3.7251
26 0.255955 0.684043 1.314972 1.705618 2.05553 2.47863 2.77871 3.7066
27 0.255858 0.683685 1.313703 1.703288 2.05183 2.47266 2.77068 3.6896
28 0.255768 0.683353 1.312527 1.701131 2.04841 2.46714 2.76326 3.6739
29 0.255684 0.683044 1.311434 1.699127 2.04523 2.46202 2. 75639 3.6594
30 0.255605 0.682756 1.310415 1.697261 2.04227 2.45726 2. 75000 3.6460
inf 0.253347 0.674490 1.281552 1.644854 1.95996 2.32635 2.57583 3.2905
F Tabel u= 5%
df 2/ df l
1 2 3 4 5 6 7 8 9
72
1
W ~ 21 ll B B B B M M M M M M 3 3 3 3 3 1. 9. 5. 4. 0. 3. 6. 8. 0. 1. 3. 5. 8. 9. 0. 1. 2. 3. 4.
44 50 70 58 16 98 76 88 54 88 90 94 01 05 09 14 19 25 31 n oo n 32 w w u ll E v w ~ 31 18 51 32 ~ 3 44
2
3
18 W W W W W ~ W ~ W ~ B B ~ B W B B B .5 .0 .1 .2 .2 .3 .3 .3 .3 .3 .4 .4 .4 .4 .4 .4 .4 .4 .4
12 00 64 46 96 29 53 71 84 95 12 29 45 54 62 70 79 87 95 8 0 3 8 4 5 2 0 8 9 5 1 8 1 4 7 1 4 7
10 9. 9. 9. 9. 8. 8.
.l 55 27 11 01 94 88 2~ 21 66 72 35 06 67
& 8. & & & 8. & & & & 8. & 84 81 78 74 70 66 63 61 59 57 54 52 52 23 55 46 29 02 85 66 44 20 94 64
4
5
6
73
7. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 5. 5. M M g D 3 ffi ® W ~ % 86 43 14 82 61 31 42 10 88 44
5. 5. 5. 5. 5. 5. 5. 5. 5. 91 85 80 77 74 71 68 65 62 v n 25 44 g m n fil 81
6. 5. 5. 5. 5. 4. 4. 4. 4. 60 78 40 19 05 95 87 81 77 ~ fil ~ n re re 59 u 3
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
73 67 61 55 52 49 46 43 39 36 51 77 88 81 72 57 38 14 85 50
5. 5. 4. ~ ~ 4. ~ ~ ~ 4. 3. % M ~ 53 D D W M ® ~ ~
74 33 71 37 74 39 67 68 90 00 99
3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 93 87 84 80 77 73 70 66 81 42 15 82 43 98 47 89
5. 4. 4. 4. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 7 g n M 12 ~ H n n ~ ~ ~ 51 44 41 n M m 26 n
14 74 68 03 15 60 70 57 67 65 47 07 45 05 58 04 43 74 98
5. 4. 4. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 2. 2. 8 31 ~ ~ U ~ ~ ~ ~ D M D 21 ~ 11 ITT W 00 % ~
77 90 62 79 75 06 05 81 81 72 39 84 03 52 94 28 53 69 76
5. ~ 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 2. 2 2. 2 2. 2. 2. 9 11 3 H ~ Q 37 ~ n D ll ITT 00 ~ ~ H ~ n M m
74 65 25 31 17 38 27 96 89 73 29 61 65 05 37 59 72 75 67
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
4. 4. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 96 10 70 47 32 21 13 07 02 97 91 84 77 73 69 66 62 58 53 % D E w ~ n ~ D w ~ m ~ ~ n % ® 11 M ~
~ 3. 3. 3. 3. 3. 3. 2. 2. 2 2 2. 2. 2 2. 2. 2. 2. 2. 84 98 58 35 20 09 01 94 89 85 78 71 64 60 57 53 49 44 40 43 23 74 67 39 46 23 80 62 36 76 86 64 90 05 09 01 80 45
~ 3. 3. 3. 3. 2. 2. 2 2. 2. 2 2. 2. 2 2. 2 2 2 2 M U ~ 3 W M 91 M ~ ~ ~ fil ~ ~ % Q D M ~ 72 9 re 92 59 fil M 86 M M ~ ~ ~ 55 ~ g Q W ~
4. 3. 3. 3. 3. 2. 2. 66 80 41 17 02 91 83 72 56 05 91 54 53 21
2. 2 2. 2 2. 2 2. 2 2. 2 2 2. 76 71 67 60 53 45 42 38 33 29 25 20 69 44 10 37 31 89 02 03 92 66 24 64
4. 3. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 60 73 34 11 95 84 76 69 64 60 53 46 38 34 30 26 22 17 13 01 89 39 22 82 77 42 87 58 22 42 30 79 87 82 64 29 78 07
1 ~ 3. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2 2 2. 2. 2 2 2. 2. 5 ~ ~ D ~ ~ ~ m M ~ ~ ~ ~ n D u w ffi 11 ~
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 s
74
31 23 74 S6 13 OS 66 08 76 37 S3 34 7S 78 68 43 01 41 S8
~ 3. 3. ~ 2. L 2. 2. L 2. 2. 2. L 2. L 2. L 2. 2. ~ 8 B 00 E M ~ g ~ ~ Q ~ ll B W ~ W ~ 00 40 37 89 69 24 13 72 11 77 3S 47 22 S6 S4 38 07 S8 89 96
4. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 1. 4S S9 19 96 81 69 61 S4 49 44 38 30 23 18 14 10 OS 01 96 13 lS 68 47 00 87 43 80 43 99 07 77 04 98 77 40 84 07 04
~ 3. 3. L L 2. 2. L 2. 2. L 2. 2. L 2. L L 1. 1. ~ ~ 15 ~ n ~ ~ 51 ~ ~ M ~ w M rn w m 96 91 39 46 99 77 29 13 67 02 63 17 21 86 06 97 71 29 66 81 68
4. 3. 3. 2. 2. 38 52 12 89 74 07 19 74 51 01
2. 2. 2. 2. L L L 2. Z. L 2. 1. 1. 1. 62 54 47 42 37 30 23 15 11 07 02 97 93 87 83 35 68 27 79 80 41 55 41 12 64 95 02 80
4. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. z. 2. 1. 1. 1. 1. 35 49 09 86 71 59 51 44 39 34 27 20 12 08 03 99 94 89 84 12 28 84 61 09 90 40 71 28 79 76 33 42 25 91 38 64 63 32
~ 3. 3. L L 2. 2. 2. 2. 2. L 2. L 2. L 1. 1. 1. 1. 32 46 07 84 68 57 48 42 36 32 25 17 09 05 01 96 91 86 81 a ~ ~ 01 a v 76 ~ w rn w ~ w ~ m ~ ~ ~ D
4. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 30 44 04 81 66 54 46 39 34 29 22 15 07 02 98 93 88 83 78 m M 91 ~ D 91 ~ ~ w ~ ~ M ITT e Q w M w 31
4. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 27 42 02 79 64 S2 44 37 32 27 93 21 80 SS 00 77 22 48 01 47
2. 2. 2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. m u w oo 96 n ~ 81 ~ 36 ~ M ~ ~ n a 3 m
4. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 25 40 00 77 62 so 42 3S 30 ~ 3 U 8 ITT ~ ~ 51 m
2. 2. 2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. ~ w rn m n ~ a u n n 47 34 77 67 38 90 20 24 96 30
4. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 24 38 99 75 60 49 40 33 28 23 16 08 00 96 91 87 82 76 71 D 2 12 ~ ~ M ~ 71 n ~ ~ a ~ ~ ~ IB 17 M rn
2 4. 3. 2. L 2. 2. 2. L 2. 2. 2. L 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 6 n 36 ~ M ~ ~ ~ 32 ~ 21 M ITT n M % E w M H
2 7
2 8
2 9
3 0
4 0
6 0
1 2 0
75
4. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 1. l. 1. 1. 1. 1. 1. 21 35 96 72 57 45 37 30 25 20 13 05 97 92 88 83 78 73 67 00 41 04 78 19 91 32 53 01 43 23 58 36 99 42 61 51 06 17
~ ~ 2. 2 2. 2 2. 2. 2 2. 2 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 19 34 94 71 55 44 35 29 23 19 11 04 95 91 86 82 76 71 65 60 04 67 41 81 53 93 13 60 00 79 11 86 47 87 03 89 38 41
~ 3. 2 2. 2. 2. 2. 18 32 93 70 54 43 34 30 77 40 14 54 24 63
2. 2. 2. 27 22 17 83 29 68
2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 10 02 94 90 85 80 75 45 75 46 05 43 55 37
1. 1. 69 63 81 76
~ 3. 2 2. 2. 2 2. 2 2. 2 2 2 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 17 31 92 68 53 42 33 26 21 16 09 01 93 88 84 79 73 68 62 09 58 23 96 36 05 43 62 07 46 21 48 17 74 09 18 96 35 23
~ 3. 2. 2 2 2. 2 2. 2 2. 2 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. m B ~ w M TI M IB u ITT 00 ~ ~ ~ n ~ @ 57 ~ 47 17 87 60 95 59 90 02 40 72 35 45 89 29 44 28 73 66 89
4. 3. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 00 15 75 52 36 25 16 09 04 99 91 83 74 70 64 59 53 46 38 u w 81 52 ~ 41 ~ m m ~ n ~ M 01 91 c c n ~
3. 3. 2 2 2 2. 2. 2. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 92 07 68 M 28 17 08 01 95 91 83 75 65 60 55 49 42 01 18 02 72 99 50 68 64 88 05 37 05 87 84 43 52 90
1. 1. 35 25 19 39
3. 2. 2. 2. 2. 2 2. 1. 1. 1. 1. in
84 99 60 37 21 09 00 93 87 83 75 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1.
66 57 51 45 39 31 22 00 64 05 73 91 40 80 14 00
f ~ ~ ~ ~ ~ % 96 M ~ ITT 22
76
FATWA DSN MUI TENTANG TABUNGAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
FATWA
DEWAN SYARl'AH NASIONAL
NO: 02/DSN-MUl/IV/2000
Tentang
TABUNGAN
Dewan Syari'ah Nasional setelah
Menimbang: a. Bahwa keperluan masyrakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, pada masa kini, memerlukan jasa perbankan; dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Bahwa kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (syari'ah).
c. Bahwa oleh karena itu, Dewan Syari'ah Nasional (DSN) memandang perlu menetapkan fatwa tentang bentuk-bentuk mu'amalah syari'ah untuk dijadijkan pedoman dalam pelaksanaan tabungan pad a bank syari 'ah.
Mengingat I. Firman Allah QS. al-Nisa' [4]: 29:
77
"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlalw dengan sukarela di antaramu ... ".
2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
" .. .lvfaka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai ilu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya ... ".
3. Firman Allah QS. al-Ma'idah [5]: I: Jl 0 .:l .... ,,, _,,,,.
... ~~4 1:,.~31 1:;1 ::;:;1J1 ~\ \,!' ,
"Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ... ".
4. Firman Allah QS. al-Ma'idah [5]: 2:
"dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan .... "
5. Hadis Nabi riwayat al-Thabrani:
0 / 0 .... / ::-,.. / /
0~ '~~ -if 01,;, ;;_;1~ ~ Z;; f~ ':1) 'l;'~lj ~ J f. 0 ~1 <SL 2li1 j~,:~ i,°> ~? ,~ ~ll~ ~
78
// {ii
011 y- J,,..,, J~I J yl_r.-kl\ o\J.J) ;jG.-~ ~j ~Tj
·C..t'l;Y
"Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serla iidak membeli hewan ternak. Jika persyaralan itu dilanggar. ia (mudharib) harus menang1,,>ung resikonya. Ketika persyaratan yang diletapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya" (HR. Thabrani dari lbnu Abbas).
6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
"Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan je·waivut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. ·" (HR. I/mu A1ajah dari Shuhaib).
7. Hadis N abi riwayat Tirrnidzi: ,.. ,;; ,,. / 0 .,, I> 0 ~ ,,.
0
( 'j')L._S,.. ,., w:o 'll ~ 0
.l:~\\ ~,,""Go- :.1"~11 J i ..r- : ~, ..:.r-1 ..;:. c~ ? :;; / / 0 ;:;, ,,.
,,, 1.1"> 'll 0 ,\,.' ", 1::-.. ':J:....:.i1' C:i'' 1::..( \..r- r '.'~Jr~ uy, J' .;,,... u---
.,, ,,. / ,,:; ,,.
L.r--! )~ y ~.la _r}I o\J.J) C:if- ~( )\ 'jy(_
.(Jy
"Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
Memperhatikan
Menetapkan
79
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-.1yarat mere/ca kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram" (HR. Tirmidzi dari 'Amr bin 'Aufl.
8. ljma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat rnenyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak acla seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, ha! itu clipandang sebagai ijma' (Zuhaily, alFiqh al-lslami wa Aclillatuhu, 1989, 4/838).
9. Qiyas. Transaksi mudharabah, yakni penyerahan sejumlah harta (dana, modal) dari satu pihak (malik, shahib al-mal) kepacla pihak lain ('amil, muclharib) untuk diperniagakan
(diproduktifkan) clan keuntungan clibagi di antara mereka sesuai kesepakatan, diqiyaskan kepacla transaksi musaqah.
l 0. Kaidah fiqh:
"Pada dasarnya, semua hentuk muamalah boleh dilakukan kecua/i ada dalil yang mengharamkannya. "
11. Para ula.ma menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktiflmnnya, sementara itu tidal;. sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama di antara kedua pihak terse but.
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H./I April 2000.
MEMUTUSKAN
FATWA TENTANG TABUNGAN
Pertama
Kedua
Ketiga
80
Tabungan ada dua jenis:
I. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga.
2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan Wadi'ah.
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:
1. Dalam transaksi ini nasabah be1tindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak betentangan dengan prms1p syari'ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak keuntungan bersangkutan.
diperkenankan nasabah tan pa
m1~ngurangi
persetujuan
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi'ah:
I. Bersifat simpanan.
nisbah yang
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepatakan.
1420 H.
2000 M
Ke tu a,
Prof. KH. Ali Y afie
81
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 26 Dzulhijjah
l April
DEWAN SY ARI' AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Sekretaris,
Drs. H.A. Nazri Adlani