i
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN BOPO TERHADAP
LOAN to DEPOSIT RATIO (LDR) PADA BANK SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH
INDAH CHOERUL ERNI
NIM 21311030
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang
terpenting adalah tidak berhenti bertanya”
(Albert Einstein)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan ijin Allah skripsi ini selesai
Skripsi ini saya persembahakan untuk orang-orang yang telah
mendorong untuk terus memperjuangkan mimpiku:
1. Bapak Muh Dawam dan Ibu Winarti, yang senantiasa mecurahkan
kasih sayangnya, memberikan bimbingan, dan doa yang tak pernah
henti-hentinya untuk anaknya.
2. Adikku Umay Yaturrofiah yang tak pernah putus menyayangiku.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang selalu sabar
membimbingku.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku dan mendukung ku.
5. Teman-teman Perbankan Syariah S1 kelas A, yang menemaniku dan
memberikan banyak pengalaman selama masa kuliah.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah,
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa,
baik secara langsung maupun tidak langsung pada penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, Bapak Muh Dawam
dan Ibu Winarti yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu
mencurahkan perhatian kepada penulis.
2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
3. Dr. Anton Bawono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
4. Fetria Eka Yudiana M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1, dan
5. Dr. Faqih Nabhan,M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
x
6. Farkhani, S.Hi., M.H. selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.
7. Seluruh dosen FEBI yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 22 September 2016
Penulis
Indah Choerul Erni
NIM: 21311030
xi
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasiona l(BOPO) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Objek Penelitian in
iadalah Bank Syariah di Indonesia dengan menggunakan Laporan Keuangan
Publikasi periode tahun 2011- 2015.
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda
dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik
untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian
pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga
dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Selama periode pengamatan menunjukkan
bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan
variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang
tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel BOPO menunjukkan
pengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR. Variabel DPK memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan terhadap LDR. Variabel CAR berpengaruh
positif signifikan terhadap LDR. Kemampuan prediksi dari ketiga variabel
tersebut terhadap LDR dalam penelitian ini sebesar 36,9%, sedangkan sisanya
63,1% dipengarui oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
penelitian.
Kata Kunci : Loan to Deposit Ratio(LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya
OperasionalterhadapPendapatan Operasional (BOPO).
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
MOTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... . xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
E. Sistematika Penelitian .......................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telah Pustaka .................................................................................... 14
B. Landasan Teori
1. Laporan Keuangan ......................................................................... 16
2. Analisis Rasio Keuangan .............................................................. 18
xiii
C. Kerangka Penelitian ........................................................................... 32
D. Hipotesis ............................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 37
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 37
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 40
E.Jenis dan sumber Data ......................................................................... 40
F. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 41
G. Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 45
H. Analisis Data dan Hipotesis ............................................................. . 45
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ................................................... . 52
B. Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 53
2. Uji Normalitas .............................................................................. 55
3. Uji Hipotesis ................................................................................. 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 69
B. Saran .................................................................................................. 69
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data LDR Bank Syariah ............................................................... 5
Tabel 1.2 Rata-Rata DPK,CAR, BOPO ........................................................ 7
Tabel 1.3 Research Gap ................................................................................ 10
Tabel 2.1 Peringakat Bank Berdasarkan Rasio BOPO .................................. 31
Tabel 2.3 Hipotesis ........................................................................................ 36
Tabel 3.1 Daftar Nama Bank Sampel ............................................................ 39
Tabel 3.2 Definisi Operasional ..................................................................... 44
Tabel 4.1 Daftar Nama Bank Sampel ........................................................... . 52
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ....................................................... . 53
Tabel 4.3 Uji Normalitas Bank Sampel ........................................................ . 55
Tabel 4.4 Heterokedastisitas ......................................................................... 57
Tabel 4.5 Autokorelasi .................................................................................. . 58
Tabel 4.6 Multikolinearitas ........................................................................... . 59
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi ................................................................... . 60
Tabel 4.8 Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)....................................... . 62
Tabel 4.9 Perhitungan Uji F ......................................................................... . 63
Tabel 4.10 perhitungan Uji t ........................................................................ . 64
Gambar 2.2 Kerangaka Penelitian ................................................................ . 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan
dalam bidang perekonomian suatu negara, khususnya di bidang pembiayaan
perekonomian. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan
yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat
yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada
masyarakat yang kekurangan dana. Kegiatan penyaluran dana dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk, misalnya penyaluran kredit, kegiatan investasi, dan
dalam bentuk aktiva tetap dan inventaris. Sedangkan, Kegiatan
penghimpunan dana bank sebagian besar bersumber dari simpanan nasabah
dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka. Simpanan
nasabah ini sering disebut sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK yang
berhasil dihimpun sebagian besar disalurkan dalam bentuk pinjaman atau
kredit (Kompas.com).
Hubungan antara DPK dan kredit ditunjukkan oleh Loan to Deposit
Ratio (LDR). LDR menunjukkan rasio untuk mengukur komposisi jumlah
2
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat
yang berhasil dihimpun oleh bank (Kasmir, 2007). LDR dapat menjadi
indikator untuk menilai fungsi intermediasi, tingkat kesehatan bank, dan
likuiditas suatu bank.
LDR dapat menjadi indikator utama dalam menilai fungsi intemediasi
perbankan. Semakin tinggi penyaluran kredit menggunakan DPK, maka
fungsi intemediasi perbankan berjalan dengan sangat baik. Sebaliknya,
rendahnya penyaluran kredit menggunakan DPK menunjukkan fungsi
intermediasi tidak berjalan dengan lancar, karena DPK tidak disalurkan
kembali kepada masyarakat, melainkan diguinakan untuk kepentingan lain,
misalnya untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inventaris, dan
sebagainya. LDR juga menjadi salah satu indikator dalam menilai tingkat
kesehatan bank. Bank Indonesia memberikan penilaian kesehatan terhadap
bank-bank di Indonesia berdasarkan beberapa aspek Likuditas dan LDR
merupakan salah satu indikatornya.
LDR menunjukkan seberapa likuid suatu bank. Semakin tinggi tingkat
LDR, semakin illikuid suatu bank. Dalam keadaan illikuid, bank akan
kesulitan unutk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, seperti
adanya penarikan tiba-tiba oleh nasabah terhadap simpanannya. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat LDR, semakin likuid suatu bank. Keadaan bank yang
semakin likuid menunjukkan banyaknya dana menganggur (idle fund) yang
dapat memperkecil kesempatan bank untuk memperoleh penerimaan yang
lebih besar.
3
Tingkat LDR suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu
rendah ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai
tingkat LDR. Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR
berada pada tingkat 85%-110% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.
26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan
memperlakukan peraturan Bank Indonesia No012/19/PBI/2010 yang berisi
ketentuan standar LDR pada tingkat 78%-110%.
Dana pihak ketiga (DPK) dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan
operasinya. Dendawijaya (2009) mendefinisikan Dana Pihak Ketiga (DPK)
adalah dana berupa simpanan dari masyarakat. Bank dapat memanfaatkan dana
dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan
pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan
dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada akhirnya
LDR juga akan meningkat.
Dalam kegiatan operasional bank, modal juga merupakan suatu faktor
yang penting dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat. Modal bank
dapat juga digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko,
diantaranya risiko yang timbul dari kredit itu sendiri. Untuk menanggulangi
kemungkinan risiko yang terjadi, maka suatu bank harus menyediakan
penyediaan modal minimum. Menurut Siamat (2003), fungsi utama modal
bank memenuhi kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Dengan kata lain, Capital Adequecy Ratio (CAR) merupakan tingkat
kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menyediakan dana dan untuk
4
keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Semakin tinggi nilai CAR
mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik
dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang
ditimbulkan termasuk didalamnya risiko kredit. Dengan modal yang besar
maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan
kredit yang meningkat maka akan meningkatkan LDR itu sendiri. Sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya CAR
yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Angka tersebut merupakan
penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan
standar Bank for International Settlement (BIS).
Pada laporan laba rugi sendiri terdapat dua pos utama, yakni
pendapatan operasional dan biaya operasional. Jika pendapatan operasional
merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan operasional, maka biaya
operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan
operasional tersebut. Jika biaya operasional besar namun hanya menghasilkan
pendapatan operasional yang sedikit, maka bank tersebut tergolong tidak
efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, di lain pihak, biaya
operasional yang besar nantinya akan mengurangi jumlah laba bersih yang
dapat diperoleh karena biaya operasional merupakan faktor pengurang dalam
laporan laba rugi. Bank yang nilai rasio BOPO-nya tinggi menunjukkan
bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien sehingga kemungkinan
suatu bank dalam dalam kondisi bermasalah semakin besar. Nilai rasio
5
BOPO yang ideal berada antara 50-75% sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia
Alasan dipilihnya Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel
dependen adalah karena sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank) dengan DPK yang
mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). Nilai
LDR masing-masing bank persero dari tahun 2011-2015 mengalami
perubahan setiap periodenya. Hal ini diakibatkan dari tidak stabilnya tingkat
pertumbuhan bank dalam jangka panjang di Indonesia sehingga diperlukan
prediksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio
(LDR).
Kondisi LDR Bank Bank Syariah selama periode penelitian (2011-
2015) dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Syariah Periode 2011-2015 (%)
No Nama Bank 2011 2012 2013 2014 2015
1 BMI 85,15 94,15 99,99 84,14 90,30
2 Bank Syariah Mandiri 86,03 94,40 89,37 82,13 81,99
3 Bank Mega Syariah 83,08 88,88 93,37 93,61 98,49
4 BNI Syariah 70,37 77,52 85,30 87,81 91,94
5 BRI Syariah 90,55 103,07 102,70 93,90 84,16
6 Bank Bukopin Syariah 83,54 91,98 100,29 82,89 90,56
7 Bank Panin Syariah 162,97 105,66 90,40 94,04 96,43
Dilanjutkan
6
Lanjutan Tabel 1.1
8 Bank Victoria Syariah 46,08 73,78 84,65 95,91 95,29
9 BCA Syariah 78,8 79,9 83,5 91,2 91,4
10 Bank BJB Sariah 79,61 87,99 97,40 84,02 93,69
11 May Bank Indonesia
Syariah
289,20 197,70 152,87 157,77 110,54
Sumber: Direktori Perbankan Indonesia (2011-2015) dan Annual Report (2011-
2015)
Tabel 1.1 diatas menunjukkan seluruah bank Syariah pada Periode
2011-2015 mengalami peningkatan dan penurunan Loan To Deposit Ratio
(LDR) setiap tahun.
Prediksi terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dilakukan
dengan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan. Analisis faktor
internal perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) karena rasio-rasio keuangan tersebut
merupakan rasio yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur
tingkat kesehatan bank yang ditinjau dari fungsi bank sebagai lembaga
intermediary.
Kondisi DPK, CAR, dan BOPO Bank Syariah selama periode
penelitian (2010-2014), dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
7
Tabel 1.2
Rata-rata DPK, CAR, BOPO, dan LDR Bank Syariah
Periode 2011-2015
Tahun
DPK
(Miliyar) ∆
CAR
(%) ∆
BOPO
(%) ∆
LDR
(%) ∆
2011
6,053,658
2,133,770
16.25 0.38
80.54 -2.13
89.67 -0.73
2012
8,187,428 16.63 78.41 88.94
2,660,434 -2.5 -3.44 11.06
2013
10,847,862 14.13 74.97 100
1,876,325 0.29 3.24 0.32 2014
12,724,187 14.42 78.21 100.32
1,719,959
1.68 15.29 -8.82 2015
14,444,146 16.1 93.5 91.5
Sumber: Data Bank Indonesia (Statistik Perbankan Syariah, Desember 2015)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa DPK selama 5 tahun
menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 dengan jumlah
2.660.434 M. sedangakan pada tahun 2015, DPK menunjukkan penurunan
dengan jumlah 1.719.959 M. CAR menunjukkan peningkatan yang signifikan
pada tahun 2015 dengan jumlah 1,68%, dan pada tahun 2013 CAR
menunjukkan penurunan dengan jumlah -2,5%. BOPO menunjukkan
peningkatan pada tahun 2015 dengan jumlah 15,29%, sedangkan pada tahun
2011, BOPO menunjukkan penurunan dengan jumlah -2,13. LDR pada tahun
2013 menunjukkan peningkatan dengan jumlah 11,06%, dan pada tahun
2015, LDR menunjukkan penurunan dengan jumlah -8,83%.
Keterbatasan data yang bersumber dari Direktori Perbankan Indonesia,
Laporan Pengawasan Perbankan dan Annual Report menyebabkan periode
penelitian yang digunakan terbatas hingga tahun 2015. Nilai Loan to Deposit
8
(LDR) masing-masing Bank Syariah di Indonesia pada tahun 2011-2015
mengalami perubahan setiap periodenya. Hal ini diakibatkan dari tidak
stabilnya tingkat pertumbuhan bank dalam jangka panjang di Indonesia
sehingga diperlukan prediksi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
Loan to Deposit Ratio (LDR).
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Seandy Nandadipa (2010)
menyatakan bahwa pertumbuhan DPK secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap LDR. Pernyataan yang sama juga dilakukan oleh Granita
(2011), berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana Pihak
Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR). Menurut Ternilau (2012) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa secara parsial variable DPK signifikan positif terhadap penyaluran
kredit. Melalui penelitiannya Maharani (2011) menyatakan bahwa, Dana
Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit
perbankan. Sementara hasil yang berbeda ditemukan oleh Anisah (2010)
menyatakan bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran
kredit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR).
Menurut Anisah (2010) dan Ternilau (2012) menyatakan bahwa CAR
berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Hal serupa
juga ditemukan oleh Nandadipa (2010) menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif dan sigifikan terhadap LDR, dan menurut Pramono (2006) dengan
sampel PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., mengenai pengaruh CAR
9
terhadap Pemberian Kredit menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap LDR, namun pada penelitian Nasiruddin (2005)
CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Terjadi hasil
penelitian yang tidak konsisten antara penelitian yang dilakukan oleh
Pramono, dkk. (2006). Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh
Maharani (2011) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit. Menurut Utari (2011) dalam penelitiannya
manyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.
Pernyataan yang sama juga oleh Hermawan (2009), dalam penelitiannya
menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap LDR.
Menurut Utari (2011), dalam penelitiannya menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh positif signifikan terhadap LDR. Menurut Hermawan (2009),
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap LDR. Pernyataan
yang sama dilakukan oleh Sarie (2011), menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh terhadap LDR. Terjadi perbedaan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Amriani (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
variabel BOPO tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap LDR.
Variabel NPL memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap LDR. Variabel
CAR dan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap LDR. Menurut
Granita (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel BOPO tidak
berpengaruh terhadap LDR. Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh
Pramono (2006), bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap LDR.
10
Tabel 1.3
Research Gap
Gap Penulis Tahun
Isu: Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR)
Research Gap: Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh rasio
keuangan CAR terhadap LDR
CAR berpengaruh
positif terhadap
LDR
Maharani (2011) CAR berpengaruh positif dan
sigifikan terhadap penyaluran
kredit
Nasiruddin (2005) CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap LDR
Amriani (2012) CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap LDR
Utari (2011) CAR berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap LDR
CAR berpengaruh
negatif terhadap
LDR
Nandadipa (2010) CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap LDR
Pramono (2006) CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap LDR
Sumber : Maharani (2011), Nasiruddin (2005), Amriani (2012), Utari
(2011), Nandadipa (2010), Pramono (2006).
Berdasarkan pada fenomena gap dan keragaman argumentasi
(research gap) hasil penelitian yang ada mengenai pengaruh faktor internal
dan eksternal perusahaan perbankan terhadap LDR. Maka dalam hal ini
penulis sangat terdorong untuk mengangkat permasalahan mengenai
“Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah di
Indonesia periode 2011-2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada fenomena gap tentang data CAR, DPK, BOPO,
terhadap LDR dan research gap dari hasil penelitian terdahulu mengenai
11
pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap LDR, maka dapat
dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh CAR terhadap LDR pada Bank Syariah?
2. Bagaimana pengaruh DPK terhadap LDR pada Bank Syariah?
3. Bagaimana pengaruh BOPO terhadap LDR pada Bank Syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah di Indonesia pada
tahun 2011-20015.
2. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah di Indonesia pada
tahun 2011-2015.
3. Untuk menganallisis pengaruh BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio
(LDR) pada Bank Syariah di Indonesia pada tahun 2011-2015.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi pihak Bank Syariah
Bagi perbankan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan bahan
kepustakaan guna menambah pengetahuan di dunia perbankan.
12
Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuwan dan wawasan
mengenai perbankan syariah.
2. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber informasi.
Dan dapat menambah wawasan yang luas untuk masyarakat pada
umumnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang
bagaimana pengaruh CAR, DPK, BOPO terhadap LDR pada bank
syariah.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari landasan teori, telaah pustaka, kerangka pikir,
hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel, devinisi variabel penelitian, metode pengumpulan data,
instrument penelitian, teknik analisis data.
13
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penyajian data-data dari lapangan atau berupa
dokumen-dokumen yang dianalisis setelah melakukan penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran untuk kemajuan
objek penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Riski Amriani (2011) berjudul
“Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM)
terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank BUMN periode Maret
2006- Desember 2010. Menyimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh
positif signifikan terhadap LDR. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian
yang menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,657, koefisien regresi sebesar
1,404, dan nilai probabilitas sebesar 0,010.
Anita Maharani (2011) dalam penelitian yang berjudul Analisis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Jumlah Kredit pada Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Makassar. Menyatakan bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR) berkorelasi positif dan signifikan terhadap
penyaluran jumlah kredit. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang lebih
besar dibandingkan dengan variabel, dan CAR sebesar 3,061 dengan
signifikan 0,022.
Penelitian yamg dilakukan oleh Mita Puji Utari (2011) berjudul
“Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA dan BOPO terhadap LDR (Studi
Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia Periode
2005-2008)”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
15
independen CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap LDR.
Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) memiliki nilai t hitung sebesar
1,321 dan nilai signifikasi sebesar 0,192. Nilai signifikasi 0,192 > (0,05), hal
ini menunjukkan bahwa variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak
signifikan pada level 5% dengan arah koefisien yang positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) meneliti mengenai
Analisis Pengaruh Likuiditas, Modal dan Efisiensi Bank terhadap
Pemberian Kredit (Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk,
tahun 2001-2005”. Hasil penelitiannya CAR secara parsial berpengarruh
negatif terhadap pemberian kredit.
Penelitian yang dilakukan oleh Seandy Nandadipa (2010) meneliti
tentang Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK, dan
Exchange Rate terhadap LDR. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
secara simultan CAR dengan uji F, berpengaruh signifikan terhadap LDR.
Dan Hasil secara parsial menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap LDR, hal ini ditunjukkan dengan
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yakni 0,000 dan koefisien -3.701,
sehingga CAR berpengaruh negatif terhadap LDR. Hal ini mengindikasikan
semakin besar CAR, maka semakin kecil LDR.
Penelitian Nasiruddin (2005) dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) di BPR Wilayah Kerja
Kantor Bank Indonesia Semarang”. Penelitiannya mengenai pengaruh
CAR, NPL, dan suku bunga kredit terhadap LDR pada Bank BPR di
wilayah kerja kantor Bank Indonesia Semarang. Hasil dari penelitian
16
tersebut menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap LDR.
Berdasarkan peneliti terdahulu, penelitian yang akan dilakukan
memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti sebelumnya.
Persamaannya dengan peneliti terdahulu adalah faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap intermediasi perbankan. Perbedaannya adalah dalam
objek penelitian, dimana penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang
beroperasi dan berkedudukan di Indonesia selama periode 2011 sampai
dengan 2015 dengan menggunakan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR).
B. Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan
(Baridwan, 2008 : 17). Sedangkan Kasmir (2014 : 7) menyatakan
bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode
tertentu.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan adalah sejumlah laporan transaksi-
17
transaksi yang mengandung sejumlah pos-pos laporan yang dibuat
untuk kepentingan pemakainya.
b. Jenis Laporan Keuangan Bank Syariah
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan No.101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah
tanggal 27 Juni 2007, menyatakan bahwa laporan keuangan bank
syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1) Neraca
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus kas
5) Laporan perubahan dana investasi terikat;
6) Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil;
7) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan
shadaqah.
8) Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
9) Catatan atas laporan keuangan.
c. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut SAK No. 1 dalam Harahap
(2013:125) adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
18
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai pengambilan
keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan sebagian besar pemakai.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang telah
diperayakan kepadanya.
2. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2008: 104) Rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan. Perbandingan dapat dilakukan diantara satu komponen
dengan komponen dalam satu laporan keuangan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada
dasarnya karena ingin mengetahui prospek dan tingkat risiko suatu
perusahaan. Prospek dapat dilihat dari tingkat keuntungan
(profitabilitas) dan risiko dapat dilihat dari kemungkinan perusahaan
mengalami kesulitan keuangan atau mengalami kebangkrutan.
Analisis terhadap laporan keuangan meliputi perhitungan dan
interprestasi rasio keuangan (Zainuddin dan Hartono, 1999). Untuk
menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan
memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai
adalah rasio indeks yang berhubungan dua data keuangan antara yang
19
satu dengan yang lainnya. Menurut (Tumirin, 2004), analisis rasio
keuangan merupakan instrument analisis yang menjelaskan berbagai
perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu
dan membantu menggambarkan pola perubahan tersebut untuk
kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan. Analisis raio keuangan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan
finansial dan posisi finansial perusahaan. Analisis rasio keuangan
mencangkup metode perhitungan dan penginterprestasian angka rasio
untuk melihat kinerja perusahaan atau bank. Perbandingan dalam
bentuk rasio menghasilkan angka yang lebih objektif karena
pengukuran kinerja tersebut dapat dibandingkan dengan bank-bank
lain ataupun dengan peeriode sebelumnya (Usman, 2003). Rasio
keuangan sangat penting bagi analisis eksternal yang menilai suatu
perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan.
Penilaian ini meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas,
efisiensi manajemen, dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi pihak internal untuk
membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil operasi
perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari
keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan (Kusmo, 2003).
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai
20
kondisi keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan
(Sudarini, 2005).
a. Loan to deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima bank (Dendawijaya, 2003). Dengan kata lain, LDR
digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang
disalurkan dalam bentuk kredit. Loan to Deposit Ratio (LDR)
digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara
membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit
Ratio (LDR) juga merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada
debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana
yang dikumpulkan dari masyarakat (Almilia dan Herdiningtyas,
2005). Ketentuan Loan to Deposit Rasio (LDR) menurut Bank
Indonesia maksimum 110% (Kusumo,2003). Menurut Ali (2006),
pengaturan likuiditas terutama dimaksudkan agar bank setiap saat
dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya yang harus segera
dibayar. Likuiditas diniai dengan mengingat bahwa aktiva bank
kebanyakan bersifat tidak liquid dengan sumber dana dengan
jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antara lain dari
besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untuk kebutuhan
likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari dana besar
21
yang relatif kurang stabil dan penyebaran sumber dana pihak
ketiga yang sehat, baik dari biaya maupun dari kestabilan.
Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerninkan
kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang
memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan
untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu bank juga
harus dapat menjamin kegiatan dikelola secara efisien dalam arti
bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang
tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi asetnya secara cepat
dengan kerugian yang mimimal (SE. Intern BI, 2004).
Secara sistematis Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
LDR = x 100%
(Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 3 Mei 2004).
Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana pihak ketiga mencakup
giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar bank). Besarnya
LDR mengkuti perkembangan ekonomi di Indonesia, dan sejak
akhir tahun 2001, Bank dianggap sehat apabila besarnya LDR
antara 78% sampai dengan 110% (Ali, 2004). Tujuan penting dari
perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai seberapa
jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau
kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai
22
indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
Menurut Dendawijaya (2003:118), Rasio Loan to Deposit Ratio
(LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank
dengan dana yang diterima bank. Dana yang diterima Bank akan
berpengaruh terhadap kredit yang diberikan, sehingga pada
ujungnya akan berpengaruh pula pada besar kecilnya rasio LDR
ini. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Tanggal 23 Mei 1993,
termasuk dalam dana yang diterima bank adalah sebagai berikut:
1) KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) (jika ada)
2) Giro, deposito dan tabungan masyarakat
3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari
tiga bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi.
4) Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu
lebih dari tiga bulan.
5) Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka
waktu lebih dari tiga bulan.
6) Modal pinjaman
7) Modal inti
Bank merupakan suatu lembaga kepercayaan masyarakat,
sehingga menjadi suatu kewajiban bagi bank untuk tetap menjaga
kepercayaan masyarakat tingkat kesehatan bank tersebut, dapat
ditemuh dengan memelihara tingkat likuiditas guna memenuhi
kewajibannya kepada pihak penghimpun dana untuk operasional
23
bank berasal dari masyarakat luas dan juga dari pemegang saham
bank. Atas dana yang dihimpun dari masyarakat (Giro, Tabungan,
Deposito berjangka) maupun pihak lainya, maka bank akan
mengeluarkan biaya dana sedangkan dana yang berasal dari
pemegang saham bank tidak perlu mengeluarkan biaya dana.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menghimpun
dana perlu dipertimbangkan risiko keseimbangan antara
penyaluran kredit dan dana dari pihak ketiga (DPK) diantaranya
menurut Rusyamsi dalam Nasiruddin (2005): (1) risiko kecukupan
modal (2) risiko kredit (3) risiko suku bunga.
Dana yang dihimpun oleh bank memiliki karakteristik yang
beragam baik itu menurut jangka waktu biaya, dan sumber dana
lainnya (Dendawijaya, 2003) :
1) Pool of funds, dalam teori ini dana yang diperoleh bank
diperlakukan sebagai dana tunggal yang tidak
memperhatikan sifat masing-masing komponen pembentuk
dana. Dana tunggal ini kemungkinan dialokasikan untuk
berbagai macam tujuan sesuai dengan strategi penggunaan
dana.
2) Asset Allocation, dalam teori ini dana diperlakukan sesuai
dengan karakteristik komponen pembentuk dana.
24
Tiga teori untuk memelihara agar tingkat likuiditas dapat
memenuhi kewajibannya kepada semua pihak yakni dengan
(Suyatno dalam Nasiruddin, 2005):
1) Commercial Loan Theory, likuiditas bank akan terjamin
apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk
kredit jangka pendek yang bersifat self liquidating.
2) Asset Shiftability Theory, likuiditas akan dapat dipelihara
apabila asset lain yang lebih liquid sesuai dengan kebutuhan
bank, seperti surat berharga.
3) Doctrine of Anticipated Income Theory, likuiditas dapat
dipelihara meskipun bank menyalurkan kredit jangka
panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga pinjaman
direncanakan dengan baik dan benar-benar disesuaikan
dengan pendapatan dari debiturnya.
b. Dana Pihak Ketiga
Menurut Muhammad (2005: 60) menyatakan bahwa
“Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat
baik perorangan, kelompok dan lembaga badan hukum dalam
bentuk giro wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito
mudharabah”.
Dalam Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami
(EKSIS), menurut Maryanah (2008: 7) mengemukakan bahwa
“Dana pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber dana dari
25
masyarakat yang terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan
mudharabah dan deposito mudharabah”. Dapat disimpulkan
bahwa Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang dihimpun dari
masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, atau deposito yang
selanjutnya digunakan oleh bank untuk kegiatan operasionalnya
termasuk dalam hal penyaluran dana. Menurut Karim (2010: 339),
untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat
menggunakan tiga macam jenis simpanan yaitu Giro Syariah,
Tabungan syariah, dan Deposito syariah.
1) Giro Syariah
Giro adalah sejenis simpanan Nasabah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya, atau dengan
pemindahbukuan (Kasmir: 2002). Sedangkan menurut Karim
(2004: 265), mengemukakan bahwa pengertian giro secara
umum adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah bayar lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
Sedangkan pengertian giro syariah adalah giro yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah.
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor
01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Giro, menyatakan bahwa “Giro
yang dibenarkan secara syariah adalah giro yang dijalankan
26
berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah”. Penjelasan dari
beberapa giro tersebut adalah sebagai berikut:
2) Giro Wadiah
Menurut Karim (2004: 265) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan giro wadiah adalah giro yang dijalankan
berdasarkan akad wadiah, yaitu titipan murni yang setiap
saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.
3) Giro Mudharabah
Menurut Karim (2004: 268), menyatakan bahwa “giro
mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad
mudharabah”. Selanjutnya, Karim (2004: 268)
mengemukakan bahwa bank syariah dalam kapasitasnya
sebagai mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali
amanah (trustee), yakni harus berhati-hati atau bijaksana
serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang terjadi akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di
samping itu, bank syariah juga bertindak sebagai kuasa
dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat
memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa
melanggar berbagai aturan syariah.
4) Tabungan Syariah
Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Pasal 1, ayat
(21) tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa
27
Tabungan Syariah adalah simpanan berdasarkan akad
wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No.
02/DSN-MUI/IV/2000, tentang tabungan syariah
menyatakan bahwa tabungan yang tidak dibenarkan secara
syari'ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan
bunga dan tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang
berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah.
a) Tabungan wadiah
Menurut Karim (2004: 271) menyatakan bahwa
“Tabungan wadiah merupakan tabungan yang
dijalankan berdasarkan akad wadiah, yaitu titipan
murni yag harus dijaga dan dikembalikan setiap saat
sesuai dengan kehendak pemiliknya”.
Hasan Abdullah dalam Antonio (2001: 156)
mengemukakan bahwa “Bank syariah menerapkan
akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip wadiah yad
adh-dhamanah”. Selanjutnya Antonio (2001: 156)
28
mengemukakan bahwa tabungan yang menerapkan
akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip wadiah yad
adh-dhamanah tidak mendapatkan keuntungan karena
ia titipan dan dapat diambil sewaktu-waktu dengan
menggunakan buku tabungan atau media lain seperti
kartu ATM. Tabungan yang berdasarkan akad wadiah
ini tidak mendapatkan keuntungan dari bank karena
sifatnya titipan. Akan tetapi, bank tidak dilarang jika
ingin memberikan semacam bonus/hadiah.
b) Tabungan mudharabah
Menurut Karim (2004: 273) menyatakan bahwa
“Tabungan mudharabah adalah tabungan yang
dijalankan berdasarkan akad mudharabah”.
5) Deposito Syariah
Pengertian deposito secara umum menurut UU No.
10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 tahun
1992 tentang perbankan, dijelaskan bahwa deposito yang
bisa juga disebut deposito berjangka adalah simpanan yang
penarikannya dilakukan pada waktu-waktu tertentu
menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan.
Sedangkan pengertian deposito syariah berdasarkan
UU No. 21 tahun 2008, tentang perbankan syariah
29
dinyatakan bahwa deposito adalah investasi dana
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau
UUS.
Sedangkan berdasarkan fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 03/DSN-MUI/IV/2000, menyatakan bahwa
Deposito yang dibenarkan adalah deposito yang
berdasarkan prinsip mudharabah.
Dengan demikian, di dalam deposito syariah hanya
memiliki satu jenis deposito, yaitu deposito mudharabah.
Adapun ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam
aplikasi deposito mudharabah ini adalah sama dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam akad mudharabah.
c. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) atau sering disebut rasio
permodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi oleh
bank. Permodalan (Capital Adequacy) menunjukkan kemampuan
bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan
kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi
dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh
terhadap besarnyaa modal bank (Sufa, 2008). Rasio Capital
30
Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan
permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian
didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat
berharga. Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut (Kusumo, 2003)
merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank
dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha
seerta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan
dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan
semakin baik posisi modal. Pendapat lain diutarakan oleh Siamat
(2003), yaitu perhitungan penyediaan modal minimum (Capital
Adequacy) didasarkan pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR). Berdasarkan Pakfeb 1991, perbankan diwajibkan
memenuhi Kewajiban Penyertaan Modal Minimum atau dikenal
dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diukur dari presentase
tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR).
Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of Internatonal
Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan
untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR
(Kuncoro dan suhardjono, 2002). Berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat
harus memiliki CAR paling sedikit 8%. Menurut Siamat (2003)
fungsi modal bank antara lain, memberikan perlindungan kepada
nasabah, mencegah terjadinya kejatuhan bank, memenuhi
31
kebutuhan modal minimum, meningkatkan kepercayaan
masyarakat, menutupi kerugian aktiva produktif bank, sebagai
indikator kekayaan bank.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
CAR = x 100 %
(Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004).
d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio antara biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (Dendawijaya, 2003). Biaya operasional
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran). Pendapatan operasional
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang
diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan
penempatan operasi lainya.
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
(Dendawijaya, 2003). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien
biaya opoerasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
(Almilia dan Herdiningtyas, 2005) atau dengan kata lain semakin
tinggi rasio BOPO maka kemungkinan bank dalam kondisi
bermasalah semakin besar. Semakin efisiensi bank dalam
32
menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang dapat dicapai
bank semakin meningkat. BOPO maksimum sebesar 90%.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004, kategori peringkat yang akan diperoleh bank
dari besaran nilai BOPO yang dimiliki adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Peringkat Bank berdasarkan Rasio BOPO
Peringkat Predikat Besaran nilai BOPO
1 Sangat
Sehat
50-75%
2 Sehat 76-93%
3 Cukup
Sehat
94-96%
4 Kurang
Sehat
96-100%
5 Tidak
Sehat
>100%
Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
(Surat Edaran BI No.3/30/DPNP Tanggal 14 Desember
2001). Secara sistematis, BOPO dapat dirumuskan sebagai
berikut:
BOPO =
(Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004)
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total
beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan
operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total
pendapatan operasional lainnya.
33
C. Kerangka Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional
dan Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel independen dan
Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel dependen.
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Sumber: konsep penelitian yang diolah
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban permasalahan sementara
yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus
dibuktikan kebenarannya melalui data empiris (fakta lapangan).
Hipotesis dapat benar atau terbukti dan tidak terbukti setelah
didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan (Supardi,
2005:69).
H2
H1
CAR (X1)
DPK (X2)
BOPO (X3)
LDR (Y)
H3
34
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian
terdahulu, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Loan to
Deposit Ratio (LDR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan seberapa
besar modal bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya
dan dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank
bersangkutan. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR),
menunjukkan kinerja bank dalam memberikan kredit yang
semakin baik sehingga meningkatkan kesehatan bank dan proses
menyalurkan dana kepada masyarakat serta penghimpunan dana
berjalan efektif. Penelitian oleh Nandadipa (2010) terbukti bahwa
pertumbuhan modal memiliki pengaruh yang positif terhadap
fungsi intermediasi yang diukur dengan Loan to Deposit Ratio
(LDR). Pada penelitian Nasiruddin (2005) CAR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap LDR. Semakin besar Capital
Adequacy Ratio (CAR), maka semakin besar daya tahan bank
dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul
karena adanya harta bermasalah (Riyadi, 2006).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
35
H1: Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR), maka semakin
tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR).
2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR)
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana bank yang
berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan
giro, tabungan dan deposito. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998,
dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran kredit bergantung
kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh
perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil
melalui penyaluran kredit (Warjiyo, 2005:432). Pada penelitian
Nandadipa (2010) meneliti bahwa Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap
volume kredit pada perbankan nasional dan bank-bank asing. Jen
Kharisa Granita (2011) meneliti bahwa DPK memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap LDR (Studi pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Periode 2002-2009) Berdasarkan uraian
di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK), maka semakin
tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR).
3. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR)
36
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan
operasional (Dendawijaya, 2003). Biaya operasional merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan
aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang
diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan
penempatan operasi lainnya. Rasio BOPO digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Semakin kecil BOPO
maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang besangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005) atau dengan
kata lain semakin tinggi rasio BOPO maka kemungkinan bank
dalam kondisi bermasalah semakin besar. Penelitian yang
dilakukan oleh Pramono (2006) BOPO memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap LDR.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Semakin tinggi Biaya operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) maka semakin tinggi Loan to Deposit Ratio
(LDR)
37
Tabel 2.3
Hipotesis
H1 Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) , maka semakin
tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR).
H2 Semakin tinggi DPK, maka semakin tinggi Loan to Deposit
Ratio (LDR).
H3 Semakin tinggi Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), maka semakin tinggi Loan to Deposit
Ratio(LDR).
Sumber: Disajikan untuk penelitian ini
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian kuantitatif dengan data yang
digunakan adalah data sekunder untuk semua variabel dan data rasio-
rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan Bank Syariah
selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah di Indonesia pada
periode 2011-2015, melalui akses internet ke website bank-bank yang
termasuk dalam sampel maupun akses ke www.bi.go.id
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Supardi (2005:101) menjelaskan bahwa populasi adalah suatu
kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan
kualitas tertentu yang akan diamati.
Menurut Sumarni dan Wahyuni (2006:69), populasi merupakan
keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik
yang terbatas (finiti) maupun tidak terbatas (infinite). Sedangkan
menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan objek penelitian
(Arikunto, 2010:173).
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Bank
Syariah di Indonesia. Berdasarkan data dari Bank Indonesia
(www.bi.go.id) ada 11 bank syariah yang ada di Indonesia, yaitu:
39
1) PT Bank Muamalat Indonesia
2) PT Bank Syariah Mandiri
3) PT Bank Mega Syariah
4) PT Bank BNI Syariah
5) PT Bank BRI Syariah
6) PT Bank Bukopin syariah
7) PT Bank Panin Syariah
8) PT Bank Victoria Syariah
9) PT Bank BCA Syariah
10) PT Bank BJB Syariah
11) PT Maybank Syariah
2. Sampel
Menurut Supardi (2005:103) adalah bagian dari populasi yang
dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota
populasi.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling (penarikan sampel secara tidak acak).
Menurut Sugiyono (2010:66), nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota yang dipilih menjadi
sampel. Bagian dari nonprobability sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:68) yang dimaksud
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara
pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut
40
diantaranya, perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai perusahaan
perbankan yang go public antara lain:
1) Bank yang menerbitkan annual report selama 5 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2011-2015.
2) Laporan keuangan dalam annual report harus mempunyai
tahun buku yang berakhir 31 desember.
3) Bank Syariah yang termasuk dalam Bank Umum Syariah dan
mempublikasikan laporan keuangan sejak tahun 2011.
Ada sebelas Bank Umum Syariah yang ada, yang termasuk dalam
kriteria sampel di atas adalah:
Tabel 3.1
Daftar nama bank sampel
No. Nama Bank
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank Mega Syariah
4 PT Bank BNI Syariah
5 PT Bank BRI Syariah
6 PT Bank Bukopin Syariah
7 PT Bank Panin Syariah
8 PT Victoria Syariah
9 PT BCA Syariah
10 PT Bank BJB Syariah
11 PT Maybank Syariah
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode
pengumpulan data dari basis data sebab penulis mengambil data
sekunder. Metode ini dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan
data laporan tahunan pada masing-masing bank syariah yang menjadi
41
sampel penelitian selama periode tahun 2011-2015. Data dalam
penelitian ini diperoleh dari internet dengan cara mendownload laporan
tahunan dari masing-masing bank tersebut yang dipublikasikan melalui
website Bank Indonesia.
E. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu
(Bawono, 2006: 30). Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari
data rasio-rasio keungan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR),
Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2011-
2015.
2) Sumber Data
Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu
www.bi.go.id dan dari website bank yang dijadikan obyek dalam
penelitian. Sumber data adalah annual report dari bank sampel yang
di ambil dari tahun 2011-2015.
F. Definisi Operasional Variabel
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi
dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi
42
variabel penelitian. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis
mengenai pengaruh Capital Adequecy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga
(DPK), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Loan to Deposit Ratio, maka terdapat dua variabel yang digunakan
sehubungan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Variabel Dependen/Terikat
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit
Ratio (LDR). LDR adalah rasio untuk mrngukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat
(Dana Pihak Ketiga) yang digunakan (Siamat, 2003). Rasio ini
menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Menurut Surat
Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR diukur
dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap
jumlah dana pihak ketiga, sebagaimana yang dirumuskan sebagai
berikut :
LDR = x 100%
Menurut ketentuan dari Bank Indonesia, rasio LDR yang
paling sehat berada pada kisaran 78%-110%. LDR menyatakan
seberapa jauh kemampuan bank dalam membayarkan kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
sebagai sumber likuditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank
yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh jumlah dana bank yang
43
diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar
(Dendawijaya, 2009).
2. Variabel Independen/Bebas
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio permodalan diwakili oleh Captal Adequacy Ratio
(CAR). CAR adalah rasio kinerja bank yang digunakan untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya
kredit yang diberikan (Siamat, 2003). CAR diukur dari
perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR), sebagaimana yang
dirumuskan sebagai berikut :
CAR = x 100 %
2) Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga dibutuhkan suatu bank dalam
menjalankan operasinya. Dendawijaya (2009) mendefinisikan
dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan dari masyarakat.
Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk
ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi
bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan dana
pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada
akhirnya LDR juga akan meningkat. Masyarakat yang kelebihan
dana dapat menyimpan dananya di bank dalam bentuk tabungan,
44
deposito, giro, sertifikat deposit. Dalam penelitian ini DPK
dirumuskan sebagai berikut:
DPK =
3) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Riyadi (2004), BOPO merupakan rasio yang
menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya
operasional terhadap pendapatan operasional suatu bank pada
periode tertentu. Pada bank, beban operasional umumnya terdiri
dari biaya bunga (beban bunga yang dibayarkan oleh pihak bank
kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank dalam bentuk
dana pihak ketiga) biaya administrasi, biaya tenaga kerja, biaya
pemasaran dsb. Sedangkan, pendapatan operasional bank
umumnya terdiri dari pendapatan bunga (diperoleh dari
pembayaran angsuran kredit dari masyarakat), komisi, dll. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
BOPO =
Secara garis besar definisi operasional digambarkan pada tabel 3.2
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Definisi Operasional
No Variabel Konsep Indikator Skala
1 CAR Rasio kinerja
bank untuk
CAR =
x
Rasio
45
mengukur
kecukupan modal
yang dimiliki
bank untuk
menunjang aktiva
yang
mengundang atau
menghasilkan
resiko
100 %
2 DPK Simpanan pihak
ketiga bukan bank
yang terdiri dari
giro, tabungan,
dan simpanan
berjangka
(deposito)
DPK =
Rasio
3 BOPO Rasio yang
menunjukkan
besaran
perbandingan
antara beban atau
biaya operasional
terhadap
pendapatan
operasional suatu
bank pada periode
tertentu.
BOPO =
Rasio
4 LDR Untuk mengukur
komposisi jumlah
kredit yang
diberikan
dibandingkan
dengan jumlah
dana masyarakat
dan modal sendiri
yang digunakan.
LDR =
x
100%
Rasio
G. Uji Instrumen Penelitian
46
Setelah semua data terkumpul selanjutnya diolah dan di analisis
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Annual report dari setiap masing-
masing bank akan dilakukan penghitungan rasio-rasio keuangan sesuai
ukuran kinerja bank dengan indikator yang ditetapkan dalam pengukuran
variabel. Selanjutnya hasil perhitungan akan dianalisis untuk
membuktikan hipotesis.
H. Analisis Data dan Hipotesis
1. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat
diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah:
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari heterokesdatisitas, autokorelasi,
multikolinieritas, normalitas, yaitu sebagai berikut (Bawono,
2006: 115-186) :
(1) Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data
variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-
smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan
uji ini menghsilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05
47
maka data tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika
nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka
kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal.
(2) Heterokesdatisitas
Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari
pengamatan satu ke pengamatan lain tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda maka heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan beberapa metode. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode Glejser. Dengan meregresikan
nilai absolut residual yang diperoleh atas variabel bebas
(Gujarati, 1997). Dimana t-test > t tabel, maka dapat
disimpulkan dalam persamaan tersebut terdapat
heterokedastisitas dan jika t-test < t tabel, maka persamaan
regresi tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Selain itu juga
dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 5%, maka model persamaan tersebut tidak ada
gejala heterokedastisitas.
(3) Autokorelasi
48
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara suatu periode saat ini dengan periode
sebelumnya. Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi
untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data saat ini dengan
data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data
time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) 0 < d < dl : ada autokorelasi positif
(b) 4-dl < d < 4 : ada autokorelasi negatif
(c) Du < d < 4-du : tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif
(d) dl ≤ d ≤ du : tidak dapat disimpulkan
(e) du ≤ d ≤ 4-dl : tidak ada autokorelasi negatif
(4) Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti
multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau
semua variabel independen dari model regresi. Alat statistik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan variance
inflation factor (VIF). Dalam metode variance inflation factor
49
(VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika nilai dari
tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang
dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika
nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-
nya menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan
terjadi multikolinearitas.
(5) Analisis statistik
Analisis regresi berganda adalah suatu teknik
ketergantungan. Maka untuk menggunakannya, Anda harus
dapat membagi variabel menjadi variabel dependen dan
independen. Analisis regresi juga merupakan alat statistik yang
digunakan bila variabel dependen dan independen berbentuk
metrik. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu variabel
independen yang berupa data nonmetrik (variabel dummy, data
berbentuk ordinal atau nominal) dapat juga digunakan
(Sulaiman, 2004 : 77).
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi berganda dengan mempergunakan
program SPSS . Analisis regresi berganda dipakai untuk
menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu
perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya
50
(variabel Y). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Beban Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR) pada Bank Syariah periode tahun 2011-2015.
Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai
berikut:
Y = α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + ε
Dimana :
α = Konstanta Persamaan Regresi
x1 = Capital Adequecy Ratio (CAR)
x2 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
x3 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Y = Loan to Deposit Ratio (LDR)
b1-b2 = Koefisien Regresi
ε = Kesalahan Acak
b. Hipotesis
a) Pengujian Statistik
(1) Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen dan
independen. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai
1 (0 ≤ R2 ≥ 1). Semakin besar R
2 (mendekati 1) , semakin
51
baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin
mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel
independen dan variabel independen (Bawono, 2006 :
94). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka
dapat dikatakan semakin kuat model tersebut
menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat. Sebaliknya jika R2 makin mendekati nol maka
semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi
semakin baik.
(2) Uji F ( Uji Serempak)
Uji F dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh semua variabel independen (X) secara bersama-sama
dapat mempengaruhi variabel dependen (Y). Pengujian
dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
(Bawono, 2006 : 91).
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung≥Ftabel,
maka H0 ditolak. Sebaliknya apabila Fhitung<Ftabel, maka H0
diterima atau ada pengaruh signifikan antara variabel
52
dependen dan variabel independen. Untuk mengetahui
signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama
variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan
probability sebesar 5% (α= 0,05).
(a) Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima
(b) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak
(3) Uji T (Uji Parsial)
Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh
variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen dengan menganggap variabel lain bersifat
konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t
hitung dengan t tabel (Bawono, 2006 : 89).
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y) . Signifikan dan tidaknya variabel
independen secara individu mempengaruhi variabel
dependen, dapat dilihat dari besarnya nilai Sig., jika nilai
sig lebih kecil dari 0,05 berarti bahwa variabel independen
secacra individu mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebelas bank yang
termasuk dalam Bank Umum Syariah sampel yang diambil adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nama Bank Sampel
No. Nama Bank
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank Mega Syariah
4 PT Bank BNI Syariah
5 PT Bank BRI Syariah
6 PT Bank Bukopin Syariah
7 PT Bank Panin Syariah
8 PT Victoria Syariah
9 PT BCA Syariah
10 PT Bank BJB Syariah
11 PT Maybank Syariah
Peneliti sengaja mengambil data bank tersebut karena pertumbuhan pada
rasio keuangan yang stabil pada periode 2011-2015.
B. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, peneliti ini terlebih dahulu
melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Penguji ini
menjamin terpenuhinya aumsi yang diperlukan untuk melakukan
pengujian terhaap regresi berganda.
54
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskkriptif memberikan gambaran umum tentang objek
penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan
penjelasan tentang statistic deskriptif diharapkan dapat memberikan
gambaran awal tentang massalah yang diteliti.
Tabel 4.2
Deskripsi Variabel Penelitian Bank Syariah Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 55 1.95 124.43 24.4620 21.07478
DPK 55 8.10 98.90 38.2744 23.51514
BOPO 55 21.09 182.30 79.7344 29.11241
LDR 55 .84 289.20 94.4460 43.70262
Valid N (listwise)
55
Sumber: Data Sekunder yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebahyak 55 sampel data
yang diambil dari laporan keuangan publikasi tahunan Bank Perbankan
Syariah periode 2011-2015.
Berdasarkan pada tabel diatas bahwa variabel CAR terendah
(minimum) sebesar 1,95% dan tertinggi (maksimum) sebesar 124,43%
sementara standar deviasinya sebesar 21,07% lebih kecil dibandingkan
dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 24,46%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa simpangan data pada variabel CAR baik.
Variabel DPK diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 38,27%
dengan nilai terendah (minimum) sebesar 8,10% dan tertinggi
55
(maksimum) sebesar 98,90%. Sementara standar deviasi sebesar
23,51% lebih kecil daripada nilai rata-rata (mean) sehingga
mencerminkan bahwa data pada variabel DPK baik.
Pada Variabel BOPO nilai terendah (minimum) sebesar 21,09%
dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 182,30% sementara nilai rata-
rata (mean) sebesar 79,73% lebih besar dibandingkan standar deviasi
sebesar 29,11% sehingga menunjukkan bahwa simpangan data pada
variabel BOPO baik.
Variabel LDR diperoleh nilai terendah (minimum) sebesar
0,84% dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 289,2% sementara
standar deviasi sebesar 43,70% lebih kecil dibandingkan standar mean
sebesar 94,44% sehingga menunjukkan bahwa simpangan data pada
variabel LDR baik.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel
dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual
yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
uji kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena
dengan uji ini menghsilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari Asymp.
56
Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka
data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas
pada pengujian terhadap 55 data terlihat dalam tabel 4.3 sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Normalitas Bank Sampel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 31.42897365
Most Extreme Differences Absolute .162 Positive .148 Negative -.162
Kolmogorov-Smirnov Z 1.200 Asymp. Sig. (2-tailed) .112
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data yang telah Diolah
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas, data terdistribusi normal.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 1,200
dan signifikan pada 0,112 yang lebih besar dari dari 0,05. Hal ini
berarti data residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai
signifikansinya lebih dari 0,05.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari pengamatan satu ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda maka heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode. Dalam
57
penelitian ini peneliti menggunakan metode Uji Glejser dengan
meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Dengan persamaan regesi :
AbsUt = b0+b1 CAR+b2 DPK + b3 BOPO
Jika variabel signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi Heterokedastisitas. Dan
sebaliknya jika variabel tidak signifikan secara statistic mempengaruhi
variabel dependen, maka tidak terjadi Heterokedastisitas.
Tabel 4.4
Heterokendastisitas Bank Sampel
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 21.589 11.035 1.956 .056
DPK .173 .144 .167 1.206 .234
BOPO -.002 .003 -.091 -.665 .509
InvCAR -131.354 148.193 -.122 -.886 .380
a. Dependent Variable: Abs_Ut
Sumber: Data yang diolah
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan
model tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara
suatu periode saat ini dengan periode sebelumnya. Secara sederhana
58
adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara
data saat ini dengan data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya
dilakukan pada data time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) 0 < d < dl : ada autokorelasi positif
(b) 4-dl < d < 4 : ada autokorelasi negatif
(c) Du < d < 4-du : tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif
(d) dl ≤ d ≤ du : tidak dapat disimpulkan
(e) du ≤ d ≤ 4-dl : tidak ada autokorelasi negatif
Tabel 4.5
Autokorelasi Bank Sampel Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .231a .053 -.002 .91778 2.185
a. Predictors: (Constant), LnBOPO, LnCAR, LnDPK b. Dependent Variable: LnLDR
Sumber: Data yang telah diolah
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, dapat diketahui bahwa
nilai Durbin Watson pada Model Summary adalah sebesar 2,185. Oleh
karena 1,68 < 2,185 < 2,32, maka hal ini berarti tidak terjadi autokerelasi
pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
d. Uji Multokolinearitas
59
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi variabel-
variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti multikolinearitas
berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linier yang
sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen
dari model regresi. Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance
inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika
nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1
maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-nya
menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai
yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.6
Uji Multikolinearitas Bank Sampel
Uji Variance Inflation Factor (VIF) Test Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
CAR .876 1.142
DPK .973 1.028
BOPO .896 1.116
a. Dependent Variable: LDR
Sumber: Data yang telah diolah
Dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada tolerance dan VIF nya
dapat disimpilkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas karena
tolerance menunjukkan hasil lebih dari 0,1 dan VIF nya menunjukkan
60
angka lebih kecil dari 10,00. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Analisis Regresi Berganda
Pembuatan persamaan regresi berganda dapat dilakukan dengan
menginterpretasikan angka-angka yang ada di dalam unstandardized
coefficient beta pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 83.534 20.662 4.043 .000
CAR .939 .274 .453 3.429 .001
DPK -.125 .233 -.068 -.539 .592
BOPO -.091 .196 -.061 -.464 .644
a. Dependent Variable: LDR
Sumber: Data yang telah diaolah
Dari Tabel 4.7 dan di atas, dengan memperhatikan angka yang berada pada
kolom Unstandardized Coefficient Beta, maka dapat disusun persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = 83,534 + 939 X1 – 0,125X2 – 0,091X3
Dari persamaan regresi di atas maka dapat diinterpretasikan beberapa
hal, antara lain:
1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 85,534. Angka
tersebut menunjukkan tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
61
diperoleh oleh bank bila tingkat CAR (X1) dan DPK (X2) dan
BOPO (X3) diabaikan.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai koefisien
regresi yang positif yaitu sebesar 0,939. Nilai koefisien positif
menunjukkan bahwa CAR terhadap LDR berpengaruh positif. Hal
ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan CAR sebesar 1%,
maka LDR akan mengalami peningkatan sebesar 0,939% dengan
asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
3. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai koefisien regresi
yang negatif yaitu sebesar -0,125. Nilai koefisien negatif
menunjukkan bahwa DPK terhadap LDR berpengaruh negatif. Hal
ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan DPK sebesar 1%,
maka LDR akan mengalami penurunan sebesar 0,125% dengan
asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
4. Variabel BOPO memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu
sebesar -0,091. Nilai koefisien yang negatif ini menunjukkan
bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap LDR. Hal ini berarti
setiap penurunan BOPO sebesar 1% maka LDR akan mengalami
penurunan sebesar -0,091% dengan asumsi bahwa variabel
independen yang lain dianggap konstan.
4. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya dari persamaan regresi berganda dilakukan uji statistik
dengan prosedur pengujiannya sebagai berikut :
62
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai
Koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variable dependen (Ghozali, 2009). Hasil perhitungan
Koefisien Determinasi penelitian ini dapat terlihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .608a .369 .345 32.02799
a. Predictors: (Constant), DPK, CAR
b. Dependent Variable: LDR
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan
diperoleh Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,369. Dengan kata
lain hal ini menunjukkan bahwa besar presentase variasi LDR yang bisa
dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu CAR, DPK dan
BOPO sebesar 36,9%, sedangkan sisanya sebesar 63,1% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain diluar variabel penelitian.
b. Uji F (Secara Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
63
bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil perhitungan Uji F ini
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji F (Secara Simultan) ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 31233.718 3 10411.239 9.954 .000b
Residual 53340.141 51 1045.885
Total 84573.859 54
a. Dependent Variable: LDR
b. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, DPK
Sumber: Data yang telah diolah
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-
sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar
9,954 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,00. Karena nilai signifikansi
(sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi LDR atau dapat dikatakan bahwa CAR, DPK dan BOPO
secara bersama-sama berpengaruh terhadap LDR. Sehingga hipotesis yang
menyatakan CAR, DPK dan BOPO secara bersama-sama
berpengaruh terhadap LDR dapat diterima.
c. Uji t (Secara Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau
secara parsial variabel independen (CAR, DPK dan BOPO) terhadap
variabel dependen (LDR). sementara itu secara parsial pengaruh dari
keempat variabel independen tersebut terhadap LDR ditunjukkan pada tabel
4.10 berikut :
64
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji t Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 83.534 20.662 4.043 .000
CAR .939 .274 .453 3.429 .001
DPK -.125 .233 -.068 -.539 .592
BOPO -.091 .196 -.061 -.464 .644
a. Dependent Variable: LDR
Sumber: Data yang diolah
Pengaruh dari masing-masing variabel CAR, DPK dan BOPO terhadap
LDR dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signiftikansi (probabilitas).
Variabel CAR mempunyai arah yang positif, sedangkan variabel DPK
menunjukkan arah negatif. Variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap
LDR karena nilai signifikan < 0.05, sedangkan variabel DPK berpengaruh
tidak signifikan terhadap LDR karena nilai signifikan > 0.05.
Hasil pengujian hipotesis masing-masing variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependennya dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Uji Hipotesis Pengaruh CAR terhadap LDR
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel CAR dengan variabel
LDR menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,429, koefisien regresi sebesar
0,939 , dan nilai probabilitas sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 hal
ini berarti bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR
Bank Syariah, Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi
CAR, maka semakin tinggi LDR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin besar CAR menunjukkan bahwa bank telah mempunyai modal
yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung
65
risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko kredit. Dengan
modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih
banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat maka akan meningkatkan
LDR itu sendiri. Menurut Siamat (2003), fungsi utama modal bank
memenuhi kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Dengan kata lain, Capital Adequecy Ratio (CAR) merupakan tingkat
kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menyediakan dana dan untuk
keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana
yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Tingkat kecukupan modal
suatu bank sangat penting dalam menyalurkan kredit pada masyarakat.
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian dari Nasiruddin
(2005), Maharani (2011), Amriani (2012), Utari (2011) menunjukkan
bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.
2. Uji Hipotesis Pengaruh DPK terhadap LDR
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel NPL dengan variabel
LDR menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,539, koefisien regresi sebesar
-0,125, dan nilai probabilitas sebesar 0,592 yang lebih besar dari 0,05 hal
ini berarti bahwa DPK berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
LDR Bank Syariah, Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa semakin
tinggi DPK, maka semakin tinggi LDR tidak diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau
penurunan DPK selama periode penelitian tidak mempengaruhi Loan to
66
Deposit Rasio (LDR) secara signifikan. Semakin tinggi DPK yang berhasil
dihimpun oleh perbankan, akan mendorong peningkatan jumlah kredit
yang disalurkan, demikian pula sebaliknya. DPK merupakan variabel yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap penyaluran kredit perbankan. Hal
ini dikarenakan dalam menjalankan fungsi perantara keuangan (financial
intermediary), DPK merupakan sumber pendanaan yang utama. Dana -
dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari
seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2009).
DPK berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap LDR, H2
tidak terbukti. Hasil tersebut menunjukkan bahwa apabila Dana Pihak
Ketiga (DPK) tersebut disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit,
akan mengurangi pengaruh negatif dari DPK. Pengaruh negatif disebabkan
karena adanya peningkatan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai
penyebut dalam rumus LDR tidak disertai dengan peningakatan jumlah
krerdit yang diberikan sebagai pembilang dalam rumus LDR. Jika terjadi
kanaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sementara tidak diimbangi dengan
jumlah kredit yang diberikan , maka LDR menurun, karena jumlah DPK
sepenuhnya tidak disalurkan pada kredit.jika terjadi peningkatan kredit
yang diberikan tetapi DPK yang dihimpun sedikit, maka LDR menigkat.
Pengaruh negatif ini bukan karena Dana Pihak Ketiga yang bertambah
maka perbankan semakin tidak likuid, namun hal ini terjadi karena
presentase pertumbuhan antara DPK dengan jumlah kredit yang disalurkan
tidak sejalan. Hasil penelitian sejalan dengan Penelitian yang dilakukan
67
oleh Syarifudin (2014) yang menemukan bahwa DPK berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap Loan to Debit Rasio (LDR).
3. Uji Hipotesis Pengaruh BOPO terhadap LDR
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel BOPO dengan variabel
LDR menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,464, koefisien regresi sebesar -
0,091, dan nilai probabilitas sebesar 0,644 yang lebih besar dari 0,05 hal
ini berarti bahwa BOPO memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap LDR pada Bank Syariah Sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa semakin tinggi rasio BOPO, semakin tinggi LDR tidak dapat
diterima.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bank yang nilai rasio
BOPO-nya tinggi mencerminkan bahwa bank tersebut tidak beropeasi
dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan
besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak
bank untuk memperoleh pendapatan operasional. Menurut Siamat (2003)
semakin kecil BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan, sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil, dan semakin banyak kredit yang
dapat disalurkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Prayudi yang mengatakan bahwa BOPO berpengaruh tidak signifikan
terhadap LDR.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian menunjukkan variabel CAR, DPK dan BOPO
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap LDR. Artinya,
setiap perubahan yang terjadi pada variable independen yaitu CAR,
DPK dan BOPO secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh
pada LDR pada Bank Syariah di Indonesia
2. Secara parsial variable CAR, DPK dan BOPO memiliki pengaruh
terhadap LDR dan variabel yang paling dominan mempengaruhi LDR
berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR
pada Bank Syariah di Indonesia.
b. Variabel DPK berpengaruh negative tidak signifikan terhadap LDR
pada Bank Syariah di Indonesia.
c. Variabel BOPO berpengaruh negative tidak signifikan terhadap
LDR pada Bank Syariah di Indonesia.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut :
69
1. Bagi Bank Syariah harus meningkatkan kemampuan dan menjalankan
fungsi intermediasi dengan baik dengan menjaga tingkat LDRnya agar
tidak melampaui batas yang telah ditetapkan Bank Indonesia dengan
tingkat LDR sebesar 78-110%. Bank diharapkan dapat menaikkan
pencarian terhadap dana pihak ketiga karena memberikan kredit ini juga
merupakan tujuan utama dari suatu bank. Salah satucara agar dapat
menaikkan dana pihak ketiga yakni dapat dilakukan misalnya dengan
memberikan suku bunga yang menarik. BOPO tidak mempengaruhi Loan
to Deposit Ratio (LDR). Semakin rendah BOPO maka kinerja bank
semakin meningkat dan menarik investor untuk menanamkani nvestasi
pada bank.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-
variabel lain diluar variable ini agar memperoleh hasil yang lebih
bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat
berpengaruh terhadap LDR dan dapat juga memperpanjang periode
amatan untuk memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap LDR.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi.
1. Penelitian ini hanya menggunakan faktor internal untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat LDR.
70
2. Penelitian hanya menggunakan objek penelitian pada Bank Syariah
di Indonesia serta menggunakan periode pengamatan 5 (tahun),
yaitu tahun 2011-2015 dengan menggunakan data Annual Report
dari laporan keuangan masing-masing bank yang bersangkutan
dalam penelitian ini, sehingga hasil ini belum dapat
mengeneralisasikan hasil penelitian.
LAMPIRAN
Data Rasio Keuangan
Bank Syariah di Indonesia
Periode 2011-2015
TAHUN NAMA BANK CAR DPK BOPO LDR
2011
BMI 12.01 11.6 85.25 85.15
BSM 14.57 42.6 81.66 86.03
BNI SYARIAH 17.63 16.3 36.55 70.37
MEGA SYARIAH 12.03 50.1 83.85 83.08
BRI SYARIAH 14.74 98.9 99.56 90.55
BCA SYARIAH 45.9 86.4 119 78.8
BUKOPIN SYARIAH 15.29 23 93.86 83.54
PANIN SYARIAH 8.1 40.3 74.3 162.97
VICTORIA SYARIAH 45.2 46.5 86.4 46.08
BJB SYARIAH 28.05 27.8 84.07 79.61
MAY BANK SYARIAH 73.44 17 55.19 289.2
2012
BMI 11.57 14.5 84.47 94.15
BSM 13.82 47.4 80.44 94.4
BNI SYARIAH 16.67 20.1 35.33 77.52
MEGA SYARIAH 13.51 71 90.8 88.88
BRI SYARIAH 11.35 11.3 86.63 103.07
BCA SYARIAH 31.5 12.6 82 79.9
BUKOPIN SYARIAH 12.78 25.8 91.59 91.98
PANIN SYARIAH 32.2 12.2 47.6 105.66
VICTORIA SYARIAH 28.08 64.6 28.09 73.78
BJB SYARIAH 21.09 43.6 21.09 87.99
MAY BANK SYARIAH 63.89 57.3 53.77 197.7
2013
BMI 17.27 21.8 85.12 99.99
BSM 14.1 56.4 77.18 89.37
BNI SYARIAH 15.09 25.06 33.13 85.3
MEGA SYARIAH 12.99 77.3 86.9 97.37
BRI SYARIAH 14.49 13.7 90.42 102.7
BCA SYARIAH 22.4 17.03 104.4 83.5
69
BUKOPIN SYARIAH 11.1 32.7 92.29 100.29
PANIN SYARIAH 20.83 28.7 81.31 90.4
VICTORIA SYARIAH 18.4 10.1 91.95 84.65
BJB SYARIAH 17.99 43.6 85.76 0.97
MAY BANK SYARIAH 59.41 77.8 67.79 152.87
2014
BMI 14.15 51.2 97.33 84.14
BSM 14.76 59.8 78.04 82.13
BNI SYARIAH 16.22 27.7 32.38 87.81
MEGA SYARIAH 19.26 58.8 97.61 93.61
BRI SYARIAH 12.89 16.7 99.47 93.9
BCA SYARIAH 29.6 23.3 117.2 91.2
BUKOPIN SYARIAH 15.85 39.9 96.73 92.89
PANIN SYARIAH 25.69 50.7 68.47 94.04
VICTORIA SYARIAH 15.27 11.3 143.31 95.91
BJB SYARIAH 15.78 56.6 91.01 0.84
MAY BANK SYARIAH 52.13 88.1 69.6 157.77
2015
BMI 12.36 20.42 97.41 90.30
BSM 12.85 20.89 94.78 82.00
BNI SYARIAH 18.74 11.97 99.51 98.41
MEGA SYARIAH 13.94 9.29 93.79 84.16
BRI SYARIAH 18.16 15.81 89,63 91.94
BCA SYARIAH 16.31 25.68 91.99 90.56
BUKOPIN SYARIAH 20.30 26.86 89.29 94.63
PANIN SYARIAH 16.14 5.02 119.19 95.29
VICTORIA SYARIAH 34.30 14.30 94.80 91.40
BJB SYARIAH 22.53 17.65 98.78 93.69
MAY BANK SYARIAH 38.40 20.99 192.60 110.54
Hasil Olahan Data SPSS 19
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 55 1.95 124.43 24.4620 21.07478
DPK 55 8.10 98.90 38.2744 23.51514
BOPO 55 21.09 182.30 79.7344 29.11241
LDR 55 .84 289.20 94.4460 43.70262
Valid N (listwise)
55
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 31.42897365
Most Extreme Differences
Absolute .162
Positive .148
Negative -.162
Kolmogorov-Smirnov Z 1.200
Asymp. Sig. (2-tailed) .112
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 21.589 11.035 1.956 .056
DPK .173 .144 .167 1.206 .234
BOPO -.002 .003 -.091 -.665 .509
InvCAR -131.354 148.193 -.122 -.886 .380
a. Dependent Variable: Abs_Ut
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .231a .053 -.002 .91778 2.185
a. Predictors: (Constant), LnBOPO, LnCAR, LnDPK
b. Dependent Variable: LnLDR
Uji Multokolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
CAR .876 1.142
DPK .973 1.028
BOPO .896 1.116
a. Dependent Variable: LDR
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 83.534 20.662 4.043 .000
CAR .939 .274 .453 3.429 .001
DPK -.125 .233 -.068 -.539 .592
BOPO -.091 .196 -.061 -.464 .644
a. Dependent Variable: LDR
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .608a .369 .345 32.02799
a. Predictors: (Constant), DPK, CAR
b. Dependent Variable: LDR
Uji F (Secara Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 31233.718 3 10411.239 9.954 .000b
Residual 53340.141 51 1045.885
Total 84573.859 54
a. Dependent Variable: LDR
b. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, DPK
Uji t (Secara Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 83.534 20.662 4.043 .000
CAR .939 .274 .453 3.429 .001
DPK -.125 .233 -.068 -.539 .592
BOPO -.091 .196 -.061 -.464 .644
a. Dependent Variable: LDR
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama Lengkap : Indah Choerul Erni
Tempat Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 30 januari 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat Lengkap : Wonokasihan RT/RW 04/08, Kelurahan Bedono,
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN
Nama Sekolah Tahun Lulus
SD Negeri Bedono 3 2004
MTS Ma’arif Pringsurat 2007
MA Al Azhar Boyolali 2010