Transcript
Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

i

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN

OBAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD

KOTA MADIUNTAHUN 2017

Oleh :

SELVIANA FRANSISKA JANAH NIM : 201303048

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

i

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI

FARMASIRAWAT JALAN RSUD KOTA MADIUNTAHUN 2017

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

SELVIANA FRANSISKA JANAH

NIM : 201303048

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

iii

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

iv

MOTTO

Dulu, banyak orang percaya bahwa „time is money‟, tapi menurut Mr. Joger, ternyata „time is time‟, „money is money‟ & „honey is honey‟, karena dalam

kenyataannya, banyak orang yang punya banyak „time‟ tapi tidak punya „money‟ dan punya banyak „money‟ hidupnya tidak semanis „honey‟. Time is not always

money! Tapi money juga tidak selalu always honey!

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga dan engkau menjaga harta. Ilmu

itu penghukum (hakim) dan dan harta terhukun. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu bertambah bila dibelanjakan (Ali bin Abi Talib)

Jangan pernah remehkan impian, walaupun setinggi apa pun. Man Jadda

Wajadda

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta, aku mencoba memberikan yang terbaik untukmu.

Betapa diri ini ingin melihat kalian bahagia pada ku, betapa tak ternilai kasih sayang dan pengorbanan kalian padaku. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibuk dan bapak bahagia, karena aku sadar selama ini belum bisa

membalas semua. Untuk ibuk dan bapak yang selalu membuat ku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi

yang lebih baik, terimakasih ibuk.......terimaksih bapak.... Aku sayang, aku cinta dan bangga pada kedua orang tuaku.

Kepada Haliza adikku yang paling ku sayang dan aku banggakan. Terimaksih atas segala perhatian dan dukungan setara semangat yang kamu berikan kepada

kakakmu ini.

Bapak dan ibu guru sejak aku mulai mengenal sekolah samapai perguruan tinggi

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimaksih atas segala ilmu yang kalian berikan padaku, tanpa kalian aku takkan bisa samapai sejauh ini.

For my best friends, fista, ratih teman seperjuangankudan orang tuaku selama aku kuliyah (Ibuk Dewi dan Bapak Iwan) terimaksi kasih banyak atas kasih dan

sayang kalian yang telah banyak memberi nasehat dan dukungan kepadaku. terimaksih buk....bapak.

For my sweet heart Erik Fatahillah Aziz, terimakasih sayang atas motivasi dan semangat serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga engkau pilihan

terbaik untukku dan masa depanku, love u aiyah erik...

Dan semua rekan-rekan yang tak bisa kesebutkan satu persatu, terimakasih

banyak atas segala bantuan yang diberikan kepadaku untuk menyelesaikan skripsi ini...

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

v

LEMBAR PERNYATAAN

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Selviana Fransiska Janah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 07 Mei 1994

Agama : Islam

Alamat : RT 01/RW 01 Dusun Turi II, Desa Turi,

Kecamatan Jetis. Ponorogo

Email : [email protected]

Riwayat Pendidiakan : SD NEGERI TURI

MTsN 1 JETIS PONOROGO

SMA NEGERI SAMBIT PONOROGO

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

Riwayat Pekerjaan : -

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

vii

ABSTRAK

Selviana Fransiska Janah

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT

DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI FARMASI RAWAT

JALAN RSUD KOTA MADIUN TAHUN 2017

(Studi kasus di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun)

103 halaman + 19 tabel + 2 gambar + lampiran Waktu tunggu di instalsi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun belum

memenuhi standar. Pada tahun 2016 rata-rata waktu tunggu pelayanan obat jadi mencapai 52,15 menit, sedangkan untuk obat racikan rata-rata 93,06 menit. Hal ini terjadi karena beberapa farkor yang mempengaruhi pelayanan. Pelayanan obat

yang lama akan menurunkan tingkat kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan

kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan studi

cross sectional. Populasi penelitian ini adalah rata-rata pasien rawat jalan pada

tahun 2016 dengan jumlah 8.433 orang dan didapatkan sampel sebanyak 99 responden. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Data

diolah menggunakan analisis univariate dan bivariate, serta uji statistik chi square. Hasil penelitian waktu tunggu pelayanan obat dikatakan sesuai standar

sebesar 23% dan tidak sesuai standar 76%, sedangkan kepuasan pasien di instalasi

farmasi rawat jalan sebesar 36% dan tidak puas 63%. Pada uji statistik chi square diperoleh nilai p value = 0,022 dengan nilai α = 0,05 yang berarti ada hubungan

antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun dengan tingkat keeratan 0,22 yang berarti rendah.

Saran yang diberikan sebaiknya RSUD Kota Madiun melakukan perbaikan

pelaynan dalam hal waktu tunggu pelayanan dengan cara merotasi SDM yang ada di instalasi farmasi, memperbaiki sarana dan prasarana yang menunjang

pelayanan di instalasi farmasi,dan melakukan evaluasi kinerja dengan menerapkan sistem evaluasi langsung dari masyarakat berupa penilaian kepuasan masayarakat terhadap pelayanan farmasi RSUD Kota Madiun, sehingga dengan pelayanan

yang baik akan meningkatkan kepuasan pasien.

Kata kunci: waktu tunggu, kepuasan pasien, RSUD Kota Madiun

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

viii

ABSTRACT

Selviana Fransiska Janah

CORRELATION BETWEEN LAY TIME SERVICE OF DRUG WITH

PATIENT SATISFACTION IN PHARMACY OUTPATIENT INSTALLATION

OF REGION PUBLIC HOSPITAL OF MADIUN YEAR 2017

( Case study in pharmacy outpatient installation Region Public Hospital Madiun)

103 pages + 19 tables + 2 pictures + enclosure Lay time of pharmacy outpatient instalation of Region Public Hospital

Madiun was not fulfilled standard yet. In year 2016 mean of lay time service of tired patent medicine 52,15 minute, while for the cut fine of drug mean 93,06 minute. This matter happened because some factor that influencing service.

Service of drug that take long time will degrade satisfaction level of patient. Target of this research was to know correlation between lay time service of drug

with patient satisfaction in pharmacy outpatien installation of Region Public Hospital Madiun.

The type of this research was observasional analytic with approach of

study of cross sectional. This Research population were outpatient mean in the year 2016 with amount 8.433 people and got sampel counted 99 responders.

Sampel determined to use technique of purposive sampling. Data processed to use analysis of univariate and bivariate, and also statistical test of chi square.

Result of research showed that lay time service of drug told according to

standard equal to 23% and was inappropriated of standard 76%, while satisfaction of patient in pharmacy outpatient installation equal to 36% and

dissatisfy 63%. At statistical test of chi square obtained of p value = 0,022 with value = 0,05 its meaning there was correlation between lay time service of drug with satisfaction of patient in pharmacy outpatient installation of Region Public

Hospital Madiun with hand in glove level 0,22 meaning to lower. Suggestion that given was better Region Public Hospital of Madiun

conduct repair of service in the case of service lay time by giration of Human Resources exist in pharmacy installation, improved facilities and basic facilities which supporting service in pharmacy installation, and evaluate performance by

applying direct evaluation system of society in the form of assessment of satisfaction of public to pharmacy service of Region Public Hospital of Madiun,

so that with good service will improve patient satisfaction.

Keyword: lay time, patient satisfaction, Region Public Hospital of Madiun

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan dengan segala kerendahan hati atas kehadirat

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan baik dan lancar.

Dalam segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk menyampaikan

terimakasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada semua pihak yang

telah berjasa membetikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini.

Untuk itu penulis mengucapka terima kasih kepada:

1. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku Ketua Stikes Bhakti Husada Mulia

Madiun atas dukungannya sehingga dapat menyelesaikan proposal

skripsi.

2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM, M.Kes selaku kaprodi kesehatan

masyarakat Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun atas dukungannya

sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi.

3. Direktur RSUD Kota Madiun serta jajarannya yang membantu dalam

penyusunan proposal skripsi.

4. Eva Rusdianah, S.KM.,M.PH selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan proposal skripsi.

5. Hariyadi, S.Kp.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan proposal skripsi.

6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyususnan proposal

skripsi ini.

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

x

Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan laporan ini, penulis menerima dengan terbuka.

Akhirnya penulis berharap proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya pada pembaca dan perkembangan dunia pendidikan kesehatan di masa

akan datang.

Madiun, Desember 2016

Penulis

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan..........................................................................................................i

Lembar Persetujuan ..............................................................................................ii

Lembar Pengesahan ..............................................................................................iii

Lembar Persembahan...........................................................................................iv

Lembar Penyataan .................................................................................................v

Daftar Riwayat Hidup ..........................................................................................vi

Abstrak ..................................................................................................................vii

Kata Pengantar......................................................................................................ix

Daftar Isi ................................................................................................................xi

Daftar Tabel .........................................................................................................xiv

Daftar Gambar .....................................................................................................xv

Daftar Lampiran .................................................................................................xvi

Daftar Istilah.......................................................................................................xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................6 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................6

1.3.1 Tujuan Umum ...............................................................................6

1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................6 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................6

1.4.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit ...........................................................6 1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan .................…………………...7 1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa ..............................................................7

1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit .........................................................................................11 2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ............................................................11 2.1.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit ................................................12

2.1.3 Pelayanan Rumah Sakit .............................................................12 2.2 Instalasi Farmasi ..................................................................................14

2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit ................................14 2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit ..........15 2.2.3 Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit ...........................18

2.2.4 Sarana dan Peralatan ..................................................................22 2.2.5 Standar Pelayanan Minimal Farmasi Rumah Sakit ...................25

2.3 Waktu Tunggu/Waiting Time...............................................................25 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan.......................27 2.5 Kepuasan Pasien/Pelanggan .................................................................28

2.5.1 Definisi Kepuasan Pasien/Pelanggan.........................................28 2.5.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Ketidakpuasan

Pasien/Pelanggan .......................................................................29 2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

Pasien/Pelanggan .......................................................................30

2.5.4 Pengukuran Kepuasan Pasien/Pelanggan ..................................31 2.5.5 Kepuasan Pasien Dipengaruhi Oleh Karakteristik Pasien .........35

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xii

2.5.6 Aspek-aspek Kepuasan Pasien...................................................37

2.5.7 Tingkat Kepuasan Pasien ...........................................................38 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep .............................................................................................40

3.2 Hipotesis ...........................................................................................................41 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .................................................................................42 4.2 Populasi dan Sampel ...........................................................................42

4.2.1 Populasi ......................................................................................43

4.2.2 Sampel........................................................................................43 4.3 Teknik Sampling .................................................................................45

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ..................................................................46 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ....................47

4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian..................................................47

4.5.2 Definisi Operasional Penelitian .................................................48 4.6 Instrumen Penelitian............................................................................50

4.7 Validitas ..............................................................................................50 4.8 Reliabilitas...........................................................................................51 4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................53

4.9.1 Lokasi Penelitian........................................................................53 4.9.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................................53

4.10Prosedur Pengumpulan Data ...............................................................53 4.11Teknik Analisis Data ...........................................................................54

4.11.1 Tahap Pengolahan Data............................................................54

4.11.2 Analisis Data ............................................................................55 4.12Etika Penelitian ...................................................................................58

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil......................................................................................................59 5.1.1 Profil RSUD Kota Madiun ................................................................59

5.1.2 Visi RSUD Kota Madiun...................................................................61 5.1.3 Misi RSUD Kota Madiun ..................................................................61

5.1.4 Tujuan RSUD Kota Madiun ..............................................................62 5.1.5 Motto RSUD Kota Madiun ...............................................................62 5.1.6 Nilai-Nilai RSUD Kota Madiun ........................................................62

5.1.7 Unit Pelayanan RSUD Kota Madiun.................................................62 5.1.8 Jumlah SDM Di Instalasi Farmasi RSUD Kota Madiun...................64

5.1.9 Proses Pendistribusian Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun ..............................................................................................64

5.1.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................66

5.1.11 Distribusi Frekuensi Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota

Madiun............................................................................................69 5.1.12 Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan

Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota

Madiun............................................................................................75 5.2 Pembahasan ..........................................................................................76

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xiii

5.2.1 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

RSUD Kota Madiun..........................................................................76 5.2.2 Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota

Madiun ..............................................................................................81

5.2.3 Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun.........96

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .........................................................................................100 6.2 Saran ...................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................103

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2014-2016 .....................................................................................4

Tabel 1.2 Data Rata-rata Waktu Tunggu Pelayanan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Madiun Tahun 2016 ............................................................4

Tabel 1.3 Keaslian Penelitian ..................................................................................8 Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian..............................................................48 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pasien......................................................51

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabililtas KuesionerKepuasan Pasien ................................52 Tabel 4.4 Penolong Untuk Menghitung Koefisien Kontingensi ............................56

Tabel 4.5 Interpretasi Terhadap Koefisien Kontingensi ........................................57 Tabel 5.1 Jumlah SDM Di Instalasi Farmsi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun .....64 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur .....................................................................66

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin .......................................................67 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan...............................................67

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan ..............................................................68 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jenis Obat .............................................................69 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Waktu Tunggu ......................................................69

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien ............................................... 70e4 Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dimensi Tangible .................................................70

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dimensi Reliability .............................................71 Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Dimensi Responsiveness.....................................72 Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Dimensi Assurance .............................................73

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Dimensi Emphaty ...............................................74 Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan 5 Dimensi ..........74 Tabel 5.14 Hubunagn antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan

pasien ..................................................................................................75

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................40 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................46

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Kartu Bimbingan.....................................................................107 Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian ..............................................................109

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden.............................................110 Lampiran 4 : Lembar Revisi ........................................................................113

Lampiran5 :Surat Ijin Peneliltian ...............................................................114 Lampiran 6 : Surat Selesai Penelitian..........................................................117 Lampiran 7 : Tabel Wwaktu tunggu............................................................118

Lampiran 8 : Tabel Input Kepuasan Pasien.................................................121 Lampiran 9 :Output SPSS ...........................................................................126

Lampiran 10 : Tabulasi silang .......................................................................135 Lampiran 11 : Dokumentasi ..........................................................................137

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xvii

DAFTAR ISTILAH

RS : Rumah Sakit

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

IFRS : Instalasi Farmsi Rumah Sakit

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

RJ : Rawat Jalan

Tangible : Kenyataan

Reliability : Keandalan

Responsiveness : Cepat Tanggap

Assurance : Kepastian/Jaminan

Emphaty : Empati

SPM : Standar Pelayanan Minimal

UU : Undang Undang

PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan

WHO : World Health Organization

Kuratif : Penyembuhan

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xviii

Drug Oriented : Berorientasi Pada Produk

Patient Oriented : Berorientasi Pada Pasien

Pharmaceutical Care : Pelayanan Kefarmasian

KIE : Konseling Informasi dan Edukasi

TFT : Tim Farmasi dan Terapi

PTO : Pemantauan Terapi Obat

PKOD : Pemantauan Kadar Obat dalam Darah

EPO : Evaluasi Penggunaan Obat

PIO : Pelayanan Informasi Obat

PKRS : Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit

TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian

BOR :Bed Occupancy Rate

Waiting Time : Waktu Tunggu

Depkes : Departemen Keseatan

Feedback : Umpan Balik

Editing : Pengecekan Data

Coding : Memberi Kode

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

xix

Data Cleaning : Pembersihan Data

Confisentially : Kerahasiaan

Anonimity : Tanpa Nama

Klinifk THT : Klinik Telinga Hidung dan Tenggorokan

ICU : Instensif Care Unit

AA : Asisten Apoteker

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SLTA : Sekolah Lanjut Tingkat Atas

PT : Perguruan Tinggi

IRT : Ibu Rumah Tangga

Medication error : Kesalahan Pemberian Obat

BPJS : Badan Peenyelenggara Jaminan Sosial

JAMKESMASTA : Jaminan Kesehatan Masyarakat Kota

Chi Square : Uji Statistik

Cross Sectional :Studi Potong Lintang

Depkes : Departemen Kesehatan

Value : Nilai

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Berdasarkan Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 pedoman organisasi rumah

sakit umum menyatakan bahwa rumah sakit harus menyelenggarakan beberapa

fungsi, salah satu diantaranya menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan

non medis. Salah satu pelayanan penting di dalamnya adalah farmasi. Instalasi

farmasi di rumah sakit merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang

mengadakan barang farmasi, pengelolaan dan mendistribusikan kepada pasien,

bertanggung jawab atas semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit serta

bertanggung jawab atas pengadaaan dan penyajian informasi obat yang siap pakai

bagi semua pihak di rumah sakit, baik petugas maupun pasien. Instalasi farmasi di

rumah sakit harus memiliki organisasi yang memadai serta dipimpin oleh seorang

apoteker, asisten apoteker, tenaga administrasi serta tenaga penunjang medis.

Menurut Trisnantoro 2004 farmasi merupakan komponen penting di sektor

rumah sakit. Tanpa obat ruamh sakit sulit melakukan kegiatan, farmasi merupakan

pengaruh besar terhadap rumah sakit dan berbagai organisasi pelayanan kesehatan

besarnya omzet obat dapat mencapai 50-60% dari anggaran rumah sakit. Menurut

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

2

Rakhmisari 2006 instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap

semua perbekalan farmasi dan termasuk salah satu revenue center di rumah sakit

(Erni, 2009)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, untuk

pelayanan farmasi rumah sakit salah satu indikoator pelayanan resep adalah waktu

tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit dan waktu tunggu untuk pelayanan obat

racikan ≤ 60 menit. Waktu tunggu dengan kepuasan pasien erat kaitannya,

peningkatan waktu tunggu pelayanan yang lama mengakibatkan penurunan

jumlah keinginan untuk kembali berobat ke pelayanan kesehatan (Oktavia, 2016).

Dewasa ini, persaingan antar rumah sakit semakin kuat, terlebih dengan

semakin kritisnya pemikiran masyarakat, sehingga tuntutan masyarakat terhadap

kualitas pelayanan semakin tinggi, maka pelayanan yang diberikan oleh rumah

sakit harus benar-benar bermutu dan memuaskan. Kepuasan pasien tergantung

pada kualitas pelayanan. Pelayanan dibentuk perdasarkan prinsip service quality

yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangibels. Suatu pelayanan

dikatakan baik oleh pasien, jika jasa pelayanan yang diberikan dapat memenuhi

kebutuhan pasien, dengan menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang

diterima (memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu tunggu

pelayanan). Kepuasan dimulai dari pelayanan terhadap pasien sejak pasien

pertama kali datang sampai pasien meninggalkan rumah sakit (Oktavia, 2016).

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

3

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Renni pada tahun 2012 di

YANMASUM Farmasi RSPAD Gatot Soebroto menunjukkan waktu tungggu

pelayanan resep pasien melebihi standar yang ditetapkan pemerintah untuk obat

non racikan kurang dari 30 menit dan obat racikan kurang dari 60 mennit, yaitu

untuk obat non racikan selama 39 menit dan obat racikan selama 60,4 menit.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan obat antara lain

masih adanya kekosongan obat saat pelayanan, masih adanya dokter yang belum

berpedoman pada buku daftar dan plafon harga obat, sehingga petugas harus

mengkonfirmasi ulang, dan adanya petugas yang belum mengerjakna resep karena

masih melakukan kegiatan atau resep lain.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun merupakan rumah sakit tipe C

yang memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan bagi seluruh masyarakat

Madiun. Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, RSUD Kota

Madiun sudah dilengkapi fasilitas dan SDM yang mendukung, hingga saat ini

RSUD Kota Madiun telah memiliki 15 pelayanan klinik, antara lain klinik anak,

klinik penyakit dalam, klinik kebidanan, klinik bedah, klinik mata, klinik saraf,

klinik gigi, klinik pemeriksaan kesehatan, klinik jiwa, klinik orthopedi, klinik

THT, klinik kulit kelamin, klinik paru, klinik jantung dan pembuluh darah, dan

klinik anastesi. Pelayanan di instalasi farmasi RSUD Kota Madiun terdiri dari dua

depo yaitu instalsi farmasi rawat jalan dan instalasi farmasi rawat inap.

Trend kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Kota Mad iun dari

tahun 2014 sampai 2016 selalu mengalami kenaikan. Hal tersebut dikarena RSUD

Kota Madiun merupakan rumah sakit daerah yang menjadi rumah sakit rujukan

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

4

pertama yang bekerja sama dengan pihak BPJS sehingga angka kunjungan

meningkat. Berikut angka kunjungan rawat jalan RSUD Kota Madiun dari Tahun

2012 sampai 2016.

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2012-2016

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Pasien Baru 9.201 13.265 14.683 17.313 21.145

Jumlah Pasien Lama 36.125 48.927 30.528 65.794 80.822

Total 45.326 62.192 71.217 83.107 101.196

Sumber : Data Sekunder RSUD Kota Madiun 2016.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tren kunjungan pasien rawat jalan

dari tahun 2012 sampai tahun 2016 selalu mengalami kenaikakan dari tahun

sebelumnya, mengingat era BPJS dimulai tahun 2014.

Dari data sekunder diperoleh data pendukung tentang Standar Pelayanan

Minimal pelayanan di instalsi farmasi pada indikator waktu tunggu pelayanan

obat. Berikut adalah data rata-rata pencapaian indikator waktu tunggu pelayanan

obat pada tahun 2016 RSUD Kota Madiun.

Tabel 1.2 Data Rata-Rata Waktu Tunggu Pelayanan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Madiun Tahun 2016.

Waktu Tunggu

Pelayanan Obat Standar

Rata-Rata Pencapaian

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Obat Jadi

≤ 30

menit

50,11

menit

51,01

menit

50,08

menit

57,43

menit

Obat Racikan ≤ 60 menit

90,95 menit

88,85 menit

91,94 menit

100,52 menit

Sumber : Data Sekunder RSUD Kota Madiun 2016.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

5

Dari data diatas diketahui bahwa waktu tunggu pelayanan obat di instalasi

farmasi RSUD Kota Madiun tahun 2016 untuk obat jadi belum sesuai standar

yaitu pada triwulan pertama 50,11 menit, triwulan dua 51,01 menit, triwulan tiga

50,08 menit dan triwulan empat 57,43 menit. Untuk obat racikan juga belum

sesuai standar yaitu triwulan pertama 90,95 menit, triwulan dua 88,85 menit,

triwulan tiga 91,94 menit dan triwulan empat 100,52 menit. Berdasarkan hasil

survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, pada bulan Februari tahun 2017

di Instalasi Farmasi RSUD Kota Madiun bahwa dari hasil kuesioner kepada 30

pasien rawat jalan diketahui 22 orang (73,3%) tidak puas terhadap waktu tunggu

pelayanan. Dari data yang diperoleh melalui observasi untuk obat jadi rata-rata

waktu tunggu pelayanan adalah lebih dari 60 menit dan untuk obat racikan adalah

lebih dari 90 menit. Sedangkan standar pelayanan minimal rumah sakit menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/2008

adalah untuk obat jadi ≤ 30 menit dan untuk obat racikan ≤ 60 menit. Hasil ini

menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obat di instalasi farmasi RSUD

Kota Madiun belum memenuhi standar yang telah ditentukan.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis waktu tunggu

pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

6

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara

waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Rawat

Jalan RSUD Kota Madiun ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan

kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi waktu tunggu pelayanan obat di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun.

2. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat

jalan RSUD Kota Madiun.

3. Menganalisis hubungan waktu tunggu pelayanan obat dengan

kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Madiun untuk mengevaluasi kepuasan pasien dan melakukan

tindakan untuk meningkatkan kepuasan pasien secara khusus dan meningkatkan

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

7

mutu pelayanan secara umum. Sebagai dasar dan tahap awal melakukan evaluasi

secara berkala mengenai penilaian kualitas pelayanan waktu tunggu obat di

instalasi farmasi.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi Stikes Bhakti Husada Mulia

Madiun sebagai tambahan wawasan dan referensi dalam mempelajari pelaporan

data rumah sakit untuk penelitian selanjutnya mengenai waktu tunggu pelayanan

obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi RSUD Kota Madiun.

1.4.3 Manfaat bagi Mahasiswa

Merupakan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dan merupakan

pengalaman serta wawasan terhadap pengembangan ilmu Analisis Kebijakan

Kesehatan terutama pada hubungan waktu tunggu pelayanan obat dengan

kepuasan pasien.

1.5 Keaslian Penelitian

Telah dilakuakn upaya penelusuran pustaka dan tidak dijumpai adanya

penelitian atau publikasi sebelumnya yang telah menjawab permasalahan

penelitian tentang hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan

kepuasan pasien di instalsi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun 2017. Adapun

dijumpai penelitian yang mirip terutama dalam segi variabel penelitian akan

dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

8

Tabel 1.3 Keaslian Penelitian

Judul

Peneliltian

Metode Hasil Perbedaan Persamaan

Hubungan Waktu

Tunggu Pelayanan

Farmasi Dengan Kepuasan

Pasien Rawat Jalan

di Instalasi Farmasi RSU Darmayu

Ponorogo Tahun 2016

(oktavia, 2016

Kuantitatif Hasil penelitian waktu tunggu

pelayanan farmasi dikatakan sesuai

standar sebesar 27,0% dan tidak sesuai standar

sebesar 73,0%, sedangkan kepuasan

pasien rawat jalan sebesar 41,6% dan tidak puas

sebesar 58,4%. Pada uji statistik chi

square diperoleh nilai p value= 0,001 dengan

nilai α= 0,05 yang berarti ada hubungan

antara waktu tunggu pelayanan dengan kepuasan pasien

rawat jalan.

Perbedaan dalam

penelitian ini yaitu

pada tempat penelitian dan waktu

penelitian yang di

laksanakan di RSUD Kota

Madiun dan pada tahun

2017.

Persamaan dalam

penelitian ini adalah

menghubungkan antara variabel

independen yaitu waktu

tunggu pelayanan dengan

variavel dependen

yaitu kepuasan pasien

rawat jalan di instalasi

farmasi dan menggunakan metode

yang sama yaitu

kuantitatif

Hubungan

Antara

Waktu

Tunggu

Pelayanan

Resep

Dengan

Kepuasan

Pasien Di

Apotek Pele

ngkap Kimia

Farma BLU

Kuantitatif Hasil penelitian waktu tunggu pelayanan resep di

apotek pelengkap Kimia Farma BLU

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou secara keseluruhan rata-rata

19 menit 27 detik.Waktu tunggu

pelayanan resep obat jadi 16 menit 08 detik. Waktu tunggu

pelayanan resep racikan 39 menit 74

detik.Distribusi kepuasan

Perbedaan dalam penelitian

ini yaitu pada tempat

penelitian yang dilaksanaka

n di instalasi

farmasi rawat jalan.RSUD

Kota Madiun,

waktu.penelitian pada

Persamaan dalam penelitian

ini adalah menghubun

gkan antara variabel independen

waktu tunggu

pelayanan dengan variabel

dependen kepuasan

pasien dan

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

9

Judul

Peneliltian

Metode Hasil Perbedaan Persamaan

Prof.

Dr. R.D.

Kandou

Manado(Nurjanah Dkk, 2016).

pasien terbesar yaitu

puas 78 responden sedangkan kepuasan

pasien dengan distribusi rendah yaitu

tidak puas 22 responden. Terdapat

hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep

dengan kepuasan pasien di apotek

Kimia Farma RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

tahun 2017 menggunak

an metode yang sama

yaitu kuantitatif

Analisis Pengaruh

Kepuasan Pasien Terhadap

Kualitas Pelayanan

Resep di Apotek Instalasi

FarmasiBadan Rumah

Sakit Daerah Luwuk Kabupaten

Banggai (Maharini,

2016)

Kuantitatif Hasil penelitian Analisis Pengaruh

Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Resep di

Apotek InstalasiFarmasi

Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk Kabupaten Banggai

terhadap 110 responden

menunjukkan variabel tangibels, reliability,

responsiveness, assurance, dan

emphaty berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pasien dengan nilai

signifikan 0,000 (p value<0,05). Koefisien

determinasi yang dihasilkan adalah

Perbedaan dalam

penelitian ini yaitu menghubun

gkan antar variabelinde

penden yaitu waktu tunggupelay

anan obat dengan

variabel dependen yaitu

kepuasan pasien, di

instalasi farmasi rawat jalan,

pada tahun 2017 dan di

laksanakan di RSUD Kota

Madiun.

Persamaan dalam

penelitian ini terdapat pada

variabel penelitian

dengnan lima dimensi

kualiltas pelayanan

yaitu tangibels, reliability,

responsiveness,

assurance, dan emphaty, di

instalasi farmasi dan

menggunakan metode yang sama

yaitu kuantitatif

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

10

sebesar 0,482 yang

Judul

Peneliltian

Metode Hasil Perbedaan Persamaan

berarti kepuasan

pasien terhadap kelima variabel

sebesar 48,2%.

Analisis Waktu Tunggu

Pelayanan Resep Pasien

Askes Rawat Jalan di YANMASU

M Farmasi RSPAD

Gatot Soebroto (Septini,

Renni, 2012).

Kualitatif Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata waktu

tunggu untuk resep non racikan pasien

askes rawat jalan adalah sebesar 39 menit dimana 79,7%

dari waktu tunggu tersebut merupakan

komponen delay. Sementara untuk resep racikakn

adalah 60,4 menit dan 59,27% dari

waktu tersebut merupakan komponen delay.

Perbedaan dalam penelitian

ini yaitu menghubun

gkan antar variabel independen

yaitu waktu tunggu

pelayanan obat dengan variabel

dependen yaitu

kepuasan pasien, di instalasi

farmasi rawat jalan,

pada tahun 2017 dan di laksanakan

di RSUD Kota

Madiun. Dengan menggunak

an metode kualitatif

Persamaan dalam penelitian

ini terdapat pada

variabel yang diteliti yaitu pada

variabel independen

yaitu waktu tunggu pelayanan

dengan variabel

dependen yaitu kepuasan

pasien, di instalasi

farmasi rawat jalan

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang no.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yang

dimaksud dengan rumah sakit adalah adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komperhensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

pusat pelatihan dan pusat penelitian medik.

Sementara itu menurut Siregar 2003 menyatakan bahwa rumah sakit adalah

suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan

rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

menghadapi dan menagnani masalah medik modern yang semuanya terikat

bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan yang

baik (Septini, 2012).

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

12

2.1.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna. Adapun beberapa fungsi rumah sakit yang diatur dalam

Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 yaitu :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalamrangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Siregar 2004 menyebutkan, guna melaksanakan tugasnya rumah sakit

mempunyai berbagai fungsi, yaitu menyelenggarakan pelyanan medik, pelayanan

penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan

rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta

administrasi umum dan keuangan (Septini, 2012).

2.1.3 Pelayanan Rumah Sakit

Menurut Siregar dan Amelia 2004, berbagai pelayanan yang diberikan di

rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (Septini, 2012).

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

13

1. Pelayanan utama yang terdiri dari:

a. Pelayanan medik/keperawatan yang dilakukan oleh berbagai staf medik

fungsional sesuai dengan jenis dan status penyakit penderita tertentu. Staf

medik fungsional umumnya terdiri atas dokter umum, dokter gigi dan

dokter spesialis dari disiplin: bedah umum, bedah jantung, bedah toraks,

bedah tulang, bedah urologi, anastesi, bedah obstetrik, bedah proktologi,

penyakit dalam dan lain sebagainya.

b. Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang mempunyai

pengeruh besar terhaddap perkembangan rumah sakit sebab hampir

seluruh pelayanan yang diberiakan pada penderita di rumah sakit

berintervensi dengan sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan.

Bertanggungjawab atas pengelolaan dan pengendalian sediaan farmasi

atau perbekalan kesehatan, mulai dari perencanaan, pemilihan, penetapan

spesifikasi, pengnadaan, pengendalian mutu, penyimpanan, serta

dispensing, distribusi bagi penderita, pemantauan efek, pemberian

informasi dan sebagainya, semuanya adalah tugas, fungsi serta

tanggungjawab instalasi farmasi rumah sakit.

2. Pelayanan pendukung merupakan semua pelayanan yang mendukung

pelayanan medik untuk menegakkan diagnosis dan perawatan penderita.

Pelayanan pendukung antara lain: pelayanan laboratorium, pelayanan ahli gizi

dan makanan, rekam medik, bank darah, sentra sterilisasi, pemeriksaan sinar-

X dan layanan sosial.

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

14

2.2 Instalasi Farmasi

2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Menurut Siregar dan Amelia 2004 instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu

bagian/unit/divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua

jenis kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit

itu sendiri (Ranni, 2012). Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang

menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit

(Permenkes No.58 Tahun 2014).

Berdasarkan definisi tersebut maka instalasi farmasi rumah sakit sevara

umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau nagian di suatu

rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang

apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan

bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan serta kefarmasian, yang terdiri

pelayanan paripurna yang mencakup perencanan, pengadaan, produksi,

penyimpanan perbrkalan kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan

resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu dan

pengendalian distribusi dari penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah

sakit. Menurut Sireger dan Amelia 2004, pelayanan farmasi klinik umum dan

spesialis mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang

merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Septini, 2012).

Berdasarkan Permenkes No.58 Tahun 2014 pelayanan kefarmasian

merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan

menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan masyarakat dan

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

15

peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari

paradigma lama berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma

baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan

kefarmasian (pharmaceutical care)

2.2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Tugas pokok dan fungsi instalsi farmasi rumah sakit berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit, adalah sebagai berikut :

a. Tugas instalasi farmasi rumah sakit, meliputi :

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi

seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan profesional

serta sesuai prosedur dan etik profesi,

2. Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai yang efektif, aman bermutu dan efisien;

3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi,

alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek

terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko;

4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta

memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien;

5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi (TFT);

6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pelayanan

kefarmasian;

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

16

7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium Rumah Sakit.

b. Fungsi instalasi farmasi rumah sakit, meliputi:

1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai

a. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit;

b. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai secara efektif, efisien dan optimal;

c. Mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai

ketentuan yang berlaku;

d. Memproduksi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di

rumah sakit;

e. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku;

f. Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian;

g. Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai ke unit-unit pelayanan di rumah sakit;

h. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu;

i. Melaksanakan pelayanan obat “unit dose”/dosis sehari;

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

17

j. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai (apabila sudah

memungkinkan);

k. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait

dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai;

l. Melakukan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak dapat

digunakan;

m. Mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai;

n. Melakukan administrasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai.

2. Pelayanan farmasi klinis

a. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat;

b. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat;

c. Melaksanakan rekonsiliasi obat;

d. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan obat baik

berdasarkan resep maupun obat non resep kepada pasien/keluarga

pasien;

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

18

e. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait

dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai;

f. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain;

g. Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya;

h. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)

1) Pemantauan efek terapi obat;

2) Pemantauan efek samping obat;

3) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

i. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

j. Melaksanakan dispensing sediaan steril

1) Melakukan pencampuran obat suntik

2) Menyiapkan nutrisi parenteral

3) Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik

4) Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil

k. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga

kesehatan lain, pasien/keluarga, masyarakat dan institusi di luar

rumah sakit;

l. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

2.2.3 Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014 instalasi

farmasi harus memiliki apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang sesuai

dengan beban kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

19

instalasi farmasi rumah sakit. Ketersediaan jumlah tenaga apoteker dan tenaga

teknis kefarmasian di rumah sakit dipenuhi sesuai dengan ketentuan klasifikasi

dan perizinan rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri.

Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf instalasi farmasi harus ada dan

sebaiknya dilakukan peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun sesuai

kebijakan dan prosedur di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. (Permenkes No.58

Tahun 2014).

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi SDM instalasi farmasi

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari:

1) Apoteker

2) Tenaga Teknis Kefarmasian

b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:

1) Operator Komputer/Teknisi yang memahami kefarmasian

2) Tenaga Administrasi

3) Pekarya/Pembantu pelaksana

Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan aman, maka dalam

penentuan kebutuhan tenaga harus mempertimbangkan kompetensi yang

disesuaikan dengan jenis pelayanan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung

jawabnya.

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

20

2. Persyaratan SDM

Pelayanan Kefarmasian harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga teknis

kefarmasian. tenaga teknis kefarmasian yang melakukan pelayanan kefarmasian

harus di bawah supervisi apoteker. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian harus

memenuhi persyaratan administrasi seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan terkait jabatan fungsional di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS) diatur menurut kebutuhan organisasi dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) harus dikepalai oleh seorang

apoteker yang merupakan Apoteker penanggung jawab seluruh pelayanan

kefarmasian di rumah sakit. Kepala instalasi farmasi rumah sakit diutamakan telah

memiliki pengalaman bekerja di instalasi farmasi rumah sakit minimal 3 (tiga)

tahun.

3. Beban Kerja dan Kebutuhan

a. Beban Kerja

Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor- faktor yang

berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1) Kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR);

2) Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan (manajemen,

klinik dan produksi);

3) Jumlah Resep atau formulir permintaan Obat (floor stock) per hari;

dan

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

21

4) Volume Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai.

b. Penghitungan Beban Kerja

Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada

Pelayanan Kefarmasian di rawat inap yang meliputi pelayanan farmasi

manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian

resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi Obat,

pemantauan terapi Obat, pemberian informasi Obat, konseling, edukasi

dan visite, idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1

Apoteker untuk 30 pasien.

Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada

Pelayanan Kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi

menajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian

Resep, penyerahan Obat, Pencatatan Penggunaan Obat (PPP) dan

konseling, idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1

Apoteker untuk 50 pasien.

Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian rawat inap dan

rawat jalan, maka kebutuhan tenaga apoteker juga diperlukan untuk pelayanan

farmasi yang lain seperti di unit logistik medik/distribusi, unit produksi

steril/aseptic dispensing, unit pelayanan informasi obat dan lain- lain tergantung

pada jenis aktivitas dan tingkat cakupan pelayanan yang dilakukan oleh Instalasi

Farmasi.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

22

2.2.4 Sarana dan Peralatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58

Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus didukung oleh

sarana dan peralatan yang memenuhi ketentuan dan perundang-undangan

kefarmasian yang berlaku. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan Rumah

Sakit, dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan

langsung kepada pasien, peracikan, produksi dan laboratorium mutu yang

dilengkapi penanganan limbah.

Peralatan yang memerlukan ketepatan pengukuran harus dilakukan kalibrasi

alat dan peneraan secara berkala oleh balai pengujian kesehatan dan/atau institusi

yang berwenang. Peralatan harus dilakukan pemeliharaan, didokumentasi, serta

dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

1. Sarana

Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat

menunjang fungsi dan proses Pelayanan Kefarmasian, menjamin lingkungan kerja

yang aman untuk petugas, dan memudahkan sistem komunikasi Rumah Sakit.

a. Fasilitas utama dalam kegiatan pelayanan di Instalasi Farmasi, terdiri dari:

1) Ruang Kantor/Administrasi terdiri dari:

a) ruang pimpinan

b) ruang staf

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

23

c) ruang kerja/administrasi tata usaha

d) ruang pertemuan

2) Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai

Rumah Sakit harus mempunyai ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan, serta harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,

sinar/cahaya, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu

produk dan keamanan petugas.

3) Ruang distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai terdiri dari distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai rawat jalan (apotek rawat jalan) dan rawat inap

(satelit farmasi). Ruang distribusi harus cukup untuk melayani seluruh

kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

rumah sakit. Ruang distribusi terdiri dari:

a) Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan, di mana ada ruang

khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan peracikan.

b) Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap, dapat secara sentralisasi

maupun desentralisasi di masing-masing ruang rawat inap.

b. Fasilitas penunjang dalam kegiatan pelayanan di Instalasi Farmasi, terdiri dari:

1) Ruang tunggu pasien;

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

24

2) Ruang penyimpanan dokumen/arsip Resep dan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang rusak;

3) Tempat penyimpanan Obat di ruang perawatan;

4) Fasilitas toilet, kamar mandi untuk staf.

2. Peralatan

Fasilitas peralatan harus memenuhi syarat terutama untuk perlengkapan

peracikan dan penyiapan baik untuk sediaan steril, non steril, maupun cair untuk

obat luar atau dalam. Fasilitas peralatan harus dijamin sensitif pada pengukuran

dan memenuhi persyaratan, peneraan dan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap

tahun. Peralatan yang paling sedikit harus tersedia:

a. Peralatan untuk penyimpanan, peracikan dan pembuatan Obat baik steril

dan nonsteril maupun aseptik/steril;

b. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip;

c. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan Pelayanan Informasi

Obat;

d. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika;

e. Lemari pendingin dan pendingin ruangan untuk Obat yang termolabil;

f. Penerangan, sarana air, ventilasi dan sistem pembuangan limbah yang

baik;

g. Alarm.

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

25

2.2.5 Standar Pelayanan Minimal Farmasi Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit,

terdapat 21 jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh

rumah sakit, salah satunya adalah pelayanan farmasi yang meliputi :

a. Waktu tunggu pelayanan

1) Obat jadi < 30 menit

2) Obat racikan < 60 menit

b. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat sebesar 100 %

c. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %

d. Penulisan resep sesuai formularium 100%

Selait itu, terdapat pula indikator mutu yang dapat menilai setiap jenis

pelayanan yang diberikan, salah satunya mengenai waktu tunggu pelayanan obat

jadi dan obat racikan.

2.3 Waktu Tunggu/Waiting Time

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk

mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran

sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter (Depkes, 2007)

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan

meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan lain

sebagainya. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

26

di rumah sakit untuk memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu

merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah

sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit

mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan

pasien (Depkes, 2007).

Menurut Wiyono (1999), Waktu tunggu pasien merupakan salah satu

komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan. Pasien akan menganggap

pelayanan kesehatan jelek apabila sakitnya tidak sembuh – sembuh, antri lama,

dan petugas kesehatan tidak ramah meskipun profesional. (Soebarto, 2011).

Menurut Camacho dkk 2006, Waiting times/waktu tunggu pasien adalah

waktu yang dibutuhkan oleh pasien mulai datang kerumah sakit sampai

mendapatkan pelayanan dari dokter (Hasan, 2014).

Waktu tunggu pelayanan farmasi dibagi menjadi dua yaitu waktu tunggu

pelayanan resep obat jadi dan waktu tunggu pelayanan resep obat racikan.

Menurut Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan

Minimum Rumah Sakit dijelaskan bahwa waktu tunggu pelayanan resep obat jadi

adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima

obat jadi. Sedangkan waktu tunggu pelayanan resep obat racikan adalah tenggang

waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan.

Sedangkan menurut Abdullah 2005, Waiting times/waktu tunggu adalah

waktu dari pendaftaran sampai konsultasi dengan dokter. Ada dua kategori waktu

tunggu yang pertama adalah waktu yang dibutuhkan untuk bertemu dokter dan

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

27

yang kedua adalah waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh resep obat.

Menurut Abdullah ada tiga elemen utama yang mempengaruhi waktu tunggu

yaitu: ketersediaan fasilitas dan peralatan, sumber daya manusia, dan proses

registrasi pasien. (Hasan, 2014)

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan

Menurut Wongkar L 2000 dalam penelitiannya mengatakan bahwa sejumlah

faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pelayanan resep,

adalah sebagai berikut :

1. Jenis resep, dibedakan menjadi jenis racikan dan non racikan. Dimana jenis

resep racikan membutuhkan waktu lebih lama yaitu sebesar 92,7%

dibandingkan dengan jenis resep jadi yaitu sebesar 35,6%.

2. Jumlah resep dan kelengkapan resep. Dalam hal ini adalah jumlah item resep,

dimana setiap penambahan item obat didalam resep akan memberikan

penambahan waktu pada setiap tahap pelayanan resep. Dalam penelitiannya

diperlihatkan jumlah item obat banyak membutuhkan waktu pelayanan lebih

lama yaitu sebesar 66,3% dibandingkan dengan jumlah item sedikit yaitu

33,8%.

3. Shift petugas, dimana pada shift pagi memerlukan waktu pelayanan yang lebih

cepat 81,6% dibandingkan dengan shift sore

4. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi lama

waktu pelayanan di instalasi farmasi

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

28

5. Ketersediaan obat sesuai resep yang diterima, sehingga waktu yang terbuang

untung mencari obat pengganti yang lain dapat dikurangi.

6. Sarana dan fasilitas yang dapat menunjang proses operasi pelayanan resep,

antara lain pemakaian alat-alat teknologi yang lebih canggih yang dapat

memberikan kepuasan kepada pasiennya.

7. Partisipasi pasien/keluarganya selama menunggu proses layanan resep

(Septini, 2012).

2.5 Kepuasan Pasien/Pelanggan

2.5.1 Definisi Kepuasan Pasien/Pelanggan

Kepuasan adalah model kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang

seharusnya) dengan kinerja aktual yang diterima pelanggan (Woodruff Gardial

dalam Supriyanto, 2006)

Nursalam (2013) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang seseorang

atau puas bahwa produk atau jasa yang diterima telah sesuai atau melebihi

harapan pelanggan. Kepuasan pasien adalah karena kepuasan pasien merupakan

salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien

adalah modal untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia).

Menurut Supranto (2001) kepuasan pasien dapat mempengaruhi minat

untuk kembali ke apotek yang sama dan akan menjadi promosi dari mulut ke

mulut dari calon pasien lainnya yang diharapkan sangat positif bagi sebuah

instalasi farmasi rumah sakit. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

29

pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan

pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi. Kepuasan

pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu produk yang

dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kepuasan pelanggan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa pengertian kepuasan pelanggan adalah terpenuhinya

harapan pelanggan dalam membeli suatu produk barang atau jasa yang sudah

sesuai dan melebihi harapannya.

2.5.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Ketidakpuasan Pasien/Pelanggan

Menurut Yazid (2004) dikutip oleh Nursalam (2013) ada enam faktor yang

menyebabkan timbul rasa ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan

kesehatan yaitu:

a. Pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan.

b. Layanan selama proses menikmati jasa pelayanan kesehatan tidak

memuaskan.

c. Perilaku personal pemberi pelayanan kesehatan kurang memuaskan.

d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan pelayanan kesehatan yang tidak

menunjang, tidak memadai.

e. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan

harga tidak sesuai.

f. Promosi/iklan layanan kesehatan tidak sesuai dengan kenyataan.

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

30

2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien/Pelanggan

Menurut Parasuraman dkk dalam Muninjaya (2011). Ada lima elemen yang

digunakan pelanggan untuk menilai kualitas pelayanan:

a. Tangible (kenyataan), dapat berupa ketersedian sarana dan prasarana

termasuk alat yang siap pakai serta penampilan staf yang

menyenangkan.

b. Empathy (empati), petugas medis mampu menempatkan dirinya

dengan pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan

dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap pelanggannya, serta

dapat memahami kebutuhan pelanggannya. Peranan SDM kesehatan

sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena mereka dapat

langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan

kesehatan.

c. Reliability (kehandalan), kemampuan memberikan pelayanan dengan

segera, tepat waktu, akurat dan memuaskan sesuai dengan yang

ditawarkan. Dari kelima dimensi mutu kualitas jasa, reliability dinilai

paling penting oleh para pelanggan berbagai industri jasa . Karena

sifat produk jasa yang nonstandardinez output, dan produknya juga

sangat tergantung dari aktivitas manusia sehingga akan sulit

mengharapkan output yang konsisten. Untuk meningkatkan reliability

dibidang kesehatan pihak manajemen puncak perlu membangun

budaya kerja bermutu yaitu budaya tidak ada kesalahan atau corporate

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

31

culture of no mistake yang diterapkan mulai dari pimpinan puncak

sampai ke front line staff (yang langsung berhubungan dengan pasien.

d. Responsiveness (cepat tanggap), kemauan petugas kesehatan untuk

membantu pasien dengan cepat serta mendengar dan mengatasi

keluhan dari pelanggan/pasien. Dimensi ini merupakan penilaian mutu

pelayanan yang paling dinamis, harapan pelanggan terhadap

kecepatan pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu

sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang

dimiliki pelanggan. Nilai waktu bagi pelanggan menjadi semakin

mahal karena masyarakat merasa kegiatan ekonominya semakin

meningkat. Time is money berlaku untuk menilai mutu pelayanan

kesehatan dari aspek ekonomi para pelanggan.

e. Assurance (kepastian), kemampuan petugas kesehatan untuk

menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah

dikemukakan pada pelanggan/pasien. Kriteria ini berhubungan dengan

pengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang dapat dipercaya oleh

pelanggan, pemenuhan terhadap kriteria ini akan mengakibatkan

pengguna jasa akan terbebas dari risiko.

2.5.4 Pengukuran Kepuasan Pasien/Pelanggan

Kepuasan pasien adalah keluaran dari layanan kesehatan dan suatu

perubahan dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan, tidak mungkin

tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien (Imbalo

S. Pohan, 2007).

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

32

Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk

(barang atau jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis yaitu

(Supranto, 2006).

a. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses

bisnis.

b. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya

melakukan perbaikan.

c. Perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan,

terutama untuk hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan.

d. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan

(improvement).

Salah satu cara untuk mengukur sikap pelanggan ialah dengan

menggunakan kuesioner. Organisasi bisnis atau perusahaan harus mendesain

kuesioner pelanggan yang secara akurat dapat memperkirakan persepsi pelanggan

tentang mutu barang atau jasa Hasil pengukuran tingkat kepuasan pelanggan

dapat menunjukkan karakteristik atau atribut apa dari produk atau jasa yang

membuat pelanggan tidak puas. Pimpinan harus melakukan koreksi atau

perbaikan terhadap pelayanan tersebut jika pelanggan merasa tidak puas akan

pelayanan tersebut (Supranto, 2006)

Junaidi 2007 menyebutkan ada empat aspek yang dapat diukur ketika

menanyakan kepuasan pasien yaitu:

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

33

1. Kenyamanan, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi

rumah sakit, kebersihan, kenyamanan ruangan, ruangan tunggu pasien,

tata letak, penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah,

kesegaran ruangan dll.

2. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit, dapat dijabarkan

dengan pertanyaan yang menyangkut keramahan, informasi yang

diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, responsive, dukungan,

seberapa tanggap petugas rumah sakit, rawat jalan, rawat inap, farmasi,

kemudahan dokter atau perawat dihubungi, dll.

3. Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam pertanyaan

kecepatan pelayanan, pendaftaran, ketrampilan dalam penggunaan

teknologi, pengalaman petugas medis, gelar medis yang dimiliki,

terkenal, keberanian mengambil tindakan.

4. Biaya, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan

komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan rumah sakit

yang sejenis lainnya, tingkat masyarakat yang berobat, ada tidaknya

keringanan bagi masyarakat miskin, dsb. (Hasan, 2014)

Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan menjadi kebutuhan yang

mendasar bagi suatu rumah sakit. Hal ini dikarenakan pengukuran terhadap

kepuasan pelanggan dapat memberikan masukan dan umpan balik da lam strategi

peningkatan kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (1999), Kepuasan pelanggan

dapat diukur dengan empat metode, antara lain :

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

34

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen (customer oriented)

perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumen untuk

menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka terhadap pelayanan

yang disediakan.

2. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

konsumen adalah dengan memperkerjakan beberapa orang (ghost

shopping) untuk berperan atau bersikap sebagai konsumen kepada

pesaing. Dengan cara ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari

pesaing.

3. Lost Customer Analysis

Penyedia jasa mengevaluasi dan menghubungkan konsumen yang telah

berhenti membeli atau yang telah pindah ke penyedia jasa agar dapat

memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil

kebijakan perbaikan selanjutnya. Pemantauan terhadap lost customer

analysis sangat penting karena peningkatannya menunjukkan kegagalan

penyedia jasa dalam memuaskan konsumen.

4. Survei kepuasan konsumen

Melalui survei, penyedia jasa akan memperoleh tanggapan dan umpan

balik (feedback) secara langsung dari konsumen serta memberikan

kredibilitas positif bahwa penyedia jasa menaruh perhatian terhadap para

konsumen (Lidya, 2010).

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

35

Selain empat metode tersebut kepuasan pelanggan dapat diukur dengan

metode SERQUAL (service quality) yaitu metode yang digunakan dalam

mengukur kualitas pelayanan. Metode ini melibatkan dua faktor utama yaitu

persepsi konsumen atas layanan yang nyata mereka terima (perceivedservice)

dengan layanan yang diharapkan (expected service). Jika kenyataan lebih dari

yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika

kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu.

Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan.

Dengan demikian service quality dapat didefinisikan sebagai jauhnya perbedaan

antara kenyataan dan harapan konsumen atas layanan yang mereka terima

(Lupiyoadi, 2001). Pengukuran kualitas jasa model service quality didasarkan

pada skala multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi

pelanggan serta gap diantara keduanya pada 5 dimensi kualitas jasa (keandalan,

daya tanggap, kepastian, empati, berwujud). Kelima dimensi tersebut dijabarkan

secara rinci untuk variabel harapan dan variabel persepsi yang disusun dalam

pertanyaan berdasarkan bobot dalam skala Likert (Supranto, 1997).

2.5.5 Kepuasan Pasien Dipengaruhi Oleh Karakteristik Pasien

Kepuasan pasien merupakan aset yang sangat berharga karena apabila

pasien tidak puas mereka akan memberitahukan kepada orang lain tentang

pengalaman buruknya, sebaliknya apabila pasien merasa puas mereka akan terus

melakukan pemakaian terhadap jasa pelayanan kesehatan. Dari beberapa

penelitian sebelumnya yang dikutip oleh Hasan, (2014) kepuasan sangat

dipengaruhi oleh karakteristik pasien antara lain:

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

36

a. Umur

Umur mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Penelitian Suhamiarti

melaporkan bahwa kepuasan terbanyak ditemukan pada kelompok umur 55-64

tahun, Penelitian Lumenta mengatakan pasien dibawah 18 tahun dan di atas 60

tahun lebih mudah puas sedangkan penelitian Ramadanura menunjukkan

bahwa golongan umur mudah (23-39) mudah merasa puas. Umumnya umur

sangat mempengaruhi didalam masyarakat, karena hal itu merupakan suatu

ukuran untuk menilai tanggung jawab seseorang dalam melakukan suatu

kegiatan atau aktivitas. Menurut Elisabeth B Hurlock (1999) pembagian

dewasa diantaranya:

1. Masa dewasa dini

Masa dewasa dini dimulai kira-kira usia 18 sampai 40 tahun.

2. Masa dewasa madya

Masa dewasa madya dimulai dari usia 41 sampai 60 tahun.

3. Masa dewasa lanjut (lanjut usia)

Masa dewasa lanjut atau lanjut usia dimulai dari usia 61 tahun sampai

meninggal.

b. Jenis kelamin

Penelitian Hashim mengatakan perempuan lebih mudah merasa puas (63%)

terhadap pelayanan yang berikan oleh petugas, karena perempuan lebih

cenderung cepat menerima dan memahami penjelasan dan layanan yang

berikan perawat dan dokter, Didukung oleh penelitian Ramadanura

menunjukkan perempuan lebih mudah puas.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

37

c. Tingkat pendidikan

Penelitian Suharmiarti menunjukkan bahwa pasien yang tidak memiliki ijazah

atau tidak tamat sekolah lebih muda merasa puas dibandingkan yang

berpendidikan SD, SMP dan SMU ke atas, orang yang berpendidikan lebih

tinggi cenderung ingin mendapatkan layanan yang lebih dan sering bertanya,

Penelitian Ramadanura menunjukkan pasien yang berpendidikan rendah lebih

mudah puas.

d. Pekerjaan

Penelitian Ramadanura menunjukkan bahwa pasien dengan pekerjaan buruh,

nelayan, petani dan sejenisnya lebih mudah puas terhadap pelayanan

kesehatan yang diberikan, dibandingkan dengan yang memiliki pekerjaan

seperti pegawai negeri, Polisi, TNI, dan wiraswasta (Hasan, 2014).

2.5.6 Aspek-Aspek Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan

suatu rumah sakit. Kepuasan pasien adalah subjektif terhadap kualitas layanan

yang diberikan, penilaian subjektif tersebut berdasarkan pada pengalaman masa

lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, dan pengaruh lingkungan saat itu.

Lupiyoadi mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan

terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa aspek yaitu :

a. Kualitas pelayanan

Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh

pelayanan yang lebih baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

38

b. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk

atau jasa yang digunakan berkualitas.

c. Faktor emosional

Pasien akan merasa nyaman bahwa orang lain kagum terhadap pasien yang

memilh rumah sakit dengan kategori rumah sakit mahal memiliki tingkat

kepuasan yang lebih tinggi.

d. Biaya

Pasien yang mendapatkan produk atau jasa dengan tidak mengeluarkan

biaya tambahan cenderung puas terhadap pelayanan

e. Harga

Harga merupakan aspek penting, semakin mahal harga perawatan maka

pasien mempunyai harapan yang lebih besar dan menimbulkan kepuasan

pasien (Hasan, 2014).

2.5.7 Tingkat Kepuasan Pasien

Menurut Utama 2003 untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan/pasien

diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut :

a. Puas

Puas merupakan ukuran subjektif hasil penilaian pasien yang

menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau kurang

sesuai dengan kebutuhan atau keinginan seperti sarana dan prasana

kurang bersih dan kurang lengkap, agak kurang cepat proses

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

39

administrasi, atau kurang ramah petugas kesehatannya yang semua ini

menggambarkan tingkat kualitas pelayanan yang kategori sedang.

b. Kurang Puas

Kurang puas merupakan penilaian subjektif perasaan pasien yang

rendah yang menggambarkan kualitas pelayanan tidak sesuai dengan

kebutuhan atau keinginan, seperti sarana tidak bersih prasarana tidak

lengkap, proses administrasi lambat (lama), atau petugas kesehatan

yang tidak ramah, semua ini menggambarkan tingkat kualitas

pelayanan kategori paling rendah.

c. Sangat Puas

Sangat puas merupakan penilaian subjektif perasaan pasien yang

tinggi yang menggambarkan kualitas pelayanan sangat baik, dikatakan

tinggi karena harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang

diberikan pada konsumen. Serta produk dan jasa yang diterima sesuai

dengan keinginan konsumen, hal ini menggambarkan tingkat kualitas

pelayanan kategori tinggi (Hasan, 2014).

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

40

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangkaa Konsep

Menurut Nursalam 2008 kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu

realisasi agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat

menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang

tidak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

pustaka serta masalah penelitian, maka kerangka konsep penelitian dengan

menggunakan beberapa variabel yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Kepuasan pasien

1. Reliability

2. Responsiveness

3. Assurance

4. Emphaty

5. Tangibels

Waktu Tunggu

Pelayanan Obat

1. Obat Jadi

2. Obat Racikan

Faktor karakteristik pasien :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Tingkat pendidikan

4. Pekerjaan

Kualitas

Pelayanan

Faktor yang

mempengaruhi waktu

tunggu :

1. Jenis resep

2. Jumlah resep dan

kelengkapan resep

3. Ketersediaan SDM

4. Ketersediaan obat

5. Sarana dan fasilitas

6. Partisipasi

pasien/keluarga

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

41

Keterangan : Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Berpengaruh

Kerangka konsep ini merupakan proses simflikasi dari kerangka teori.

Berdasarkan kerangka konsep diatas, dijelaskan bahwa variabel yang diambil

dalam penelitian berfokus pada variabel bebas (independen) yaitu waktu tunggu

pelayanan yang akan mempengaruhi variabel tidak bebes (dependen) yaitu

kepuasan pasien yang dipengaruhi oleh 5 (lima) dimensi yang mewakili persepsi

pelanggan terhadap suatu kualitas pelayanan jasa yaitu dimensi reliability,

responsiveness, assurance, tangibels, dan emphaty.

3.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep diatas, rumusan hipotesis penelitian sebagai

berikut :

H1 : Ada hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien

di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun 2017.

H0 : Tidak ada hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan

pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun 2017.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

42

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang bersifat

korelational, yaitu terdiri atas variable bebas dan variabel terikat. Penelitian yang

dilaksanakan menggunakan (survey) analitik, dengan pendekatan cross sectional

yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan depanden hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2016).

Menurut Notoadmojo 2012 penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan efek, dengan

cara pendekatan observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(point time approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja

dan pengukuran dilakukan terhadap status karakte atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan. Hal ini tidak bararti bahwa semua objek penellitian diamati dalam

waktu yang sama. Maka penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan

waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat

jalan RSUD Kota Madiun.

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

43

4.2 Populasi Dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh objek atau subjek penelitian yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah

rata-rata pasien rawat jalan di RSUD Kota Madiun pada Tahun2016 yang

berjumlah 8.433 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoadmodjo, 2012). Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari pasien rawat jalan di

instalasi farmasi RSUD Kota Madiun Tahun 2017 yang berjumlah 99 orang

dengan kriteria sebagai berikut:

a. KriteriaInklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2016). Pada

penelitian ini kriteria inklusi meliputi:

1) Pasien rawat jalan yang menebus obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota

Madiun pada bulan April-Juni 2017.

2) Responden berusia diatas 17 tahun.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

44

3) Responden yang bersedia untuk diteliti.

4) Responden bisa baca tulis.

b. Penentuan Besar Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien rawat jalan di Instalasi

Farmasi RSUD Kota Madiun. Jumlah sampel yang akan diambil

berdasarkan rumus solvin, yaitu :

n = N

1 + Ne2

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Prosentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan

pengambilan sampel dapat ditolerir, yaitu 10%

Maka dapat dihitung besar sampel atau total sampel sebagai berikut :

n = 8.433

1 + 8.433 (0,1)2

= 8.433

85,33

= 99

Jadi besar sampel yang digunakan peneliti untuk dilakukannya penelitian

adalah sebesar 99 sampel/orang.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

45

4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses mengkoreksi porsi dan populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2016). Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini adalah menggunakan metode Purposive Sampling atau disebut juga

Judgement Sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah

dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi

yang telah dikenal sebelumnya.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

apabila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga

keterwaakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang-orang

yang telah berpengalaman. Contohnya, pengambilan sampel satu desa dalam

suatu kabupaten yang dapat mewakili seluruhnya akan sangat sulit dilakukan

secara acak. Dalam kondisi demikian maka cara yang memadai adalah dilakukan

pengambilan sampel dengan pertimbangan orang-orang yang telah berpengalaman

sehingga didapat sampel yangn cukup dapat mewakili kabupaten tersebut

(Budiarto, 2002).

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

46

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian ini terdiri dari :

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi :

Rata-rata pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD

Kota Madiun pada Tahun 2016 sebanyak 8.433 orang.

Sampel : Pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUDKota

Madiun sebanyak 99 orang

Desain Penelitian :

Analitik observasional dengan pendekatan Cross

Sectional

Pengumpulan Data : Kuesioner

Stopwatch

Pengolahan Data : Pengecekan data(editing),

Memberi kode data (coding),

Mentabulasi data.

Penyajian Hasil dan Kesimpulan

Teknik Sampling :

Purposive Sampling

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

47

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain. Suatu kegiatan yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan

suatu dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2016).

Menurut Ketut Swarjana (2015) variabel independen adalah variabel

yang menyebabkan adanya suatu perubahan terhadap variabel lain.

Akibat perubahan yang ditimbulkannya, maka variabel ini disebut

variabel independen atau variabel bebes. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah waktu tunggu pelayanan obat.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain. Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi

variabel lain (Nursalam, 2016).

Menurut Ketut Swarjana (2015) variabel dependen adalahvariabel yang

mengalami perubahan sebagai akibat dari perubahan variabel

independen. Oleh karena itu, maka variabel dependen ini juga dikenal

sebagai variabel terikat atau variabel tergantung. Variabel dependem

penelitian ini adalah kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat rajan

RSUD Kota Madiun.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

48

4.5.2 Definisi Operasional Penelitian

Berikut ini dijabarkan definisi operasional dari variabel yang akan diteliti :

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian

No. Variabel Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Data Skor Kategori

1. Variabel

Independen : Waktu

tunggu pelayanan Farmasi

Jumlah total waktu

pelayanan obat RSUD Kota Madiun

yang dimulai saat pasien menyerahkan resep sampai

menerima obat

Waktu Tunggu

Pelayanan di Instalasi Farmasi

dibagia menjadi dua, yaitu : 1. Waktu tunggu

pelayanan obat jadi < 30 menit

2. Waktu tunggu pelayanan obat racikan < 60

menit

Stopwatch Nominal 1 = Sesuai

Standar 0 = Tidak Sesuai

Standar

Sesuai standar

jika ≤ 30 menit untuk obat jadi

dan ≤ 60 menit untuk obat racikan

Tidak sesuai

standar jika > 30 menit untuk obat jadi dan

>60 menit untuk obat racikan

2. Variabel

Dependen : Kepuasan pasien

Terpenuhinya

harapan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun dalam

Variabel Kepuasan

a. Responsiveness (Ketanggapan)

b. Assurance

(Jaminan)

Kuesioner Nominal 1 = Puas

0 = Tidak Puas

Puas ≥ Mean

Tidak Puas<Mean

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

49

No. Variabel Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Data Skor Kategori

di instalasi farmasi rawat

jalan RSUD Kota Madiun

membeli suatu jasa yang dapat

menimbulkan rasa puas pada diri pasien

c. Tangibels (Berwujud)

d. Emphaty (Empati)

e. Reliability (Keandalan)

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

50

50

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yaitu alat

pengumpulan data secara formal kepada responden untuk menjawab pertanyaan

secara tertulis (Nursalam, 2016) yang telah dirancang sedemikian rupa agar

diperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan pada

kuesioner ini berkaitan dengan kepuasan pasien dalam waktu menunggu

pelayanan farmasi dan dimodifikasi dengan menggunakan metode RATER

(responsiveness, assurance, tangibles, emphaty , reliability).

4.7 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menujukan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Validitas merupakan ukuran

untuk menujukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah (Siswanto, 2014). Teknik uji validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Uji Korelasi Product Moment.

Cara pembacaan hasil uji validitas dengan menggunakan jumlah responden

sebanyak 30 maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment

pearson dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df = 30 – 2 = 28, maka r tabel =

0,361. Butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel (Santjaka,

2015).

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

51

51

Adapun hasil uji validitas kuesioner sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pasien

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,650 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,689 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,711 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,714 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,780 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,698 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,711 0,361 Valid

Pertanyaan 8 0,774 0,361 Valid

Pertanyaan 9 0,465 0,361 Valid

Pertanyaan 10 0,672 0,361 Valid

Pertanyaan 11 0,490 0,361 Valid

Pertanyaan 12 0,389 0,361 Valid

Pertanyaan 13 0,395 0,361 Valid

Pertanyaan 14 0,572 0,361 Valid

Pertanyaan 15 0,510 0,361 Valid

Pertanyaan 16 0,369 0,361 Valid

Pertanyaan 17 0,546 0,361 Valid

Pertanyaan 18 0,439 0,361 Valid

Pertanyaan 19 0,676 0,361 Valid

Pertanyaan 20 0,379 0,361 Valid

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas

kuesioner kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun adalah valid, karena nilai r hitung > r tabel.

4.8 Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

52

52

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai

Cronbach’s Alpha> 0,50 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi

variabel adalah reliabel (Santja Aris, 2015).

Adapun hasil uji reliabilitas kuesioner sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kepuasan Pasien

Variabel Cronbach’s

Alpha

r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,915 0,50 Reliabel

Pertanyaan 2 0,914 0,50 Reliabel

Pertanyaan 3 0,914 0,50 Reliabel

Pertanyaan 4 0,913 0,50 Reliabel

Pertanyaan 5 0,912 0,50 Reliabel

Pertanyaan 6 0,914 0,50 Reliabel

Pertanyaan 7 0,914 0,50 Reliabel

Pertanyaan 8 0,912 0,50 Reliabel

Pertanyaan 9 0,919 0,50 Reliabel

Pertanyaan 10 0,915 0,50 Reliabel

Pertanyaan 11 0,918 0,50 Reliabel

Pertanyaan 12 0,921 0,50 Reliabel

Pertanyaan 13 0,921 0,50 Reliabel

Pertanyaan 14 0,917 0,50 Reliabel

Pertanyaan 15 0,918 0,50 Reliabel

Pertanyaan 16 0,921 0,50 Reliabel

Pertanyaan 17 0,917 0,50 Reliabel

Pertanyaan 18 0,920 0,50 Reliabel

Pertanyaan 19 0,914 0,50 Reliabel

Pertanyaan 20 0,921 0,50 Reliabel

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas kuesioner

kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun adalah

reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha> 0,05

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

53

53

4.9 Lokasi dan waktu penelitian

4.9.1 Lokasi Penelitian

Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun.

Alamat : Jl. Campursari 12 B Madiun

4.9.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang tunggu Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD

Kota Madiun. Waktu penelitian dilakukan sejak bulan April – Juni 2017

4.10 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan kepada responden atau pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD

Kota Madiun dan stopwatch untuk mengukur waktu tunggu pelayanan obat mulai

dari penyerahan resep sampai resep diterima oleh pasien. Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang mereka ketahui

(Arikunto, 2010). Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan

dengan didampingi oleh peneliti. Peneliti tidak melakukan interfensi yang dapat

mempengaruhi pilihan jawaban responden. Data yang diperoleh melalui kuesioner

tersebut dikelompokkan dan dilakukan tabulasi hasil.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

54

54

4.11 Teknik Analisis Data

4.11.1 Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan untuk mengubah sejumlah data yang

didapatkan menjadi suatu bentuk yang dapat dianalisis dan diinterpretasikan

(Bustami, 2011).

a. Pengecekan data (Editing) yaitu kegiatan untuk melihat atau mengecek

kuesioner-kuesioner atau formulir yang sudah terisi, apakah isian

kuesioner formulir dapat dibaca, apakah semua pertanyaan telah

dijawab, apakah ada ketidakserasian atau ketidakkonsistenan jawaban,

apakah nomor sudah berurutan, dan berbagai kesalahan-kesalahan

lainnya.

b. Memberi kode data (Coding) yaitu kegiatan memindahkan atau merubah

data dari kuesioner yang berbentuk huruf atau kalimat menjadi data

yang berbentuk angka dengan menggunakan kode tertentu pada masing-

masing data atau variabel, misalnya sangat puas dengan memberi kode

4, puas dengan kode 3, tidak puas dengan kode 2, sangat tidak puas

dengan kode 1. Kegunaan pengkodean adalah mempermudah pada saat

analisis data dan juga mempercepat pada saat memasukkan (entry)data

ke komputer.

c. Memasukkan data ke komputer yaitu mentransfer atau memasukkan

data ke program komputer agar data dapat disajikan dan dianalisis

dengan baik. Hal ini merupakan kegiatan awal dari pemrosesan data.

Semua data yang akan diproses kemudian direkam dan disimpan dalam

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

55

55

media penyimpanan data dengan menggunakan format atau perangkat

lunak atau paket program tertentu.

d. Pembersihan data yaitu data yang sudah dimasukkan ke komputer harus

diperiksa kembali dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi,

sehingga data yang masuk ke program computer tersebut betul-betul

sudah tidak terdapat kesalahan lagi dan siap untuk dinalisis. Kegiatan ini

disebut dengan pembersihan data (data cleaning)

4.11.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Univariat, bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel meliputi data demografi, waktu tunggu pelayanan dan

kepuasan pasien. Analisis univariat dilakukan dengan cara

menggambarkan serinci mungkin dari data yang diperoleh. Semua hasil

data yang diperoleh akan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang

sama kemudian hasil akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan prosentase.

2. Analisa Bivariat adalah analisis hubungan antara setiap variabel bebas

dengan variabel terikat untuk melihat apakah hubungan yang terjadi

bermakna secara statistic. Dalam penelitian ini untuk membuktikan ada

tidaknya hubungan antara waktu tunggu dengan kepuasan pasien, maka

dengan menggunakan uji chi square. Menurut Sabri dan Hastono

(2006) uji chi square adalah pengujian hipotesis mengenai

perbandingan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan yang

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

56

56

didasarkan atas hipotesis tertentu. Signifikasi uji chi square

menggunakan derajat kepercayaan 95% (ɑ=5%). Jika P value ≤ 0,05

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima atau hipotesis noll (Ho) ditolak

yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Sebaliknya, jika Pvalue> 0,05 maka

hipotesis alternatif (Ha) ditolak atau hipotesis noll (Ho) diterima yang

menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Menurut Arikunto (2002) Rumus uji chi

square adalah :

( )

Keterangan :

= chi square

fo = frekuensi observasi (nilai yang diamati)

fh = frekuensi harapan (nilai yang diharapkan)

fh =

Tabel 4.4 Tabel Penolong untuk menghitung koefisien kontingensi

Kepuasan Pasien

Waktu tunggu

Jumlah(N) Sesuai standar

Tidak sesuai standar

Puas a b a+b

Tidak Puas c d c+d

Jumlah (N) a+c b+d a+b+c+d

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

57

57

Frekuensi harapan (fh) tiap sel dapat dihitung sebagai berikut :

fh (a) = ( )( )

fh (c) =

( )( )

fh (b) = ( )( )

fh (d) =

( )( )

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel dependen

dan independen herus dihitung Koefisien Kontingensi dengan

munggunkan rumus:

KK=√

Keterangan :

KK= Koefisien Kontingensi

X2 = chi square

N = Jumlah sampel

Tabel 4.5 Interpretasi Terhadap Koefisien Kontingensi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 Tidak ada korelasi antara 2 variabel

>0 sampai 0,25 Korelasi lemah

0,25 sampai 0,5 Korelasi cukup

0,5 sampai 0,75 Korelasi kuat

0,75 sampai 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

58

58

Dalam melakukan Uji Chi Square, ada syarat-syarat yang harus

dipenuhi :

1. Sampel dipilih secara acak

2. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel-sel

dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari

total sel. Untuk tabel 2x2 syarat itu berarti tidak satu sel pun boleh

berisi dengan frekuensi harapan kurang dari 5.

3. Meskipun dapat diterapkan pada sampel kecil, ukuran sampel

sebaiknya > 40.

4. Jika uji Chi Square tidak memenuhi syarat, maka digunakan uji

alternatif lain (Oktavia, 2016).

4.12 Etika Penelitian

Menurut Hidayat 2012, Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika

yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami

hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

kebebasan manusia. Etika yang harus diperhatikan antara lain:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

59

59

Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka penelitian harus

menghormati hak itu. Beberapa informasi yang harus ada dalam Informed

Consent antara lain : partisipasi responden, maksud dan tujuan penelitian,

jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi

masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah

dihubungi.

2. Confidentially (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin

kerahasiannnya oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang

berhubungan dengan penelitian ini di laporkan data tertentu yang

berhubungan dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.

3. Anonimity (Tanpa Nama)

Selama untuk menjaga kerahasiannya identitas nama responden tidak

dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut hanya

diberikan kode tertentu (Hasan, 2014).

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

60

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

RSUD Kota Madiun merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah

Kota Madiun yang berlokasi di Jl. Campursari 12 B Madiun dan menempati areal

seluas 40.785 m2 dengan luas bangunan Rumah Sakit 10.966,7 m2 yang

ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1076/Menkes/SK/VII/2005 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

milik Pemerintah Kota Madiun Propinsi Jawa Timur dan Peraturan Daerah Kota

Madiun No 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta telah

menjadi Rumah Sakit Kelas C dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 245/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 2 April tentang Peningkatan

Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun menjadi kelas C.

Terhitung 1 Januari 2013, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun telah

menjadi BLUD Penuh sejak diterbitkannya Keputusan Walikota Madiun Nomor

445-401.302/256/2012 tanggal 17 Desember 2012 tentang Penetapan Status

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Penuh pada Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Madiun.

Sebagai unsur pendukung atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah

dibidang pelayanan kesehatan perorangan, RSUD Kota Madiun dituntut untuk

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

61

61

terus meningkatkan mutu pelayanan sehingga bisa memenuhi kebutuhan

masyarakat khususnya di Kota Madiun yaitu pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakatuntuk mendukung

pembangunan bidang kesehatan di kota Madiun sebagai pusat pembangunan di

Jawa Timur bagian barat.

5.1.2 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun yang berkualitas

dan menjadi pilihan masyarakat kota Madiun dan sekitarnya.

5.1.3 Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

Untuk mewujudkan visi diatas perlu dijabarkan upaya-upaya yang akan

dilaksanakan melalui misi. Misi RSUD Kota Madiun tahun 2014 – 2019 adalah “

Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan”

Makna Misi :

1. Untuk melaksanakan pelayanan yang bermutu dibutuhkan Sumber Daya

Manusia yang profesional dalam bidang medis, keperawatan maupun

administrasi dalam suasana yang aman dan nyaman serta kompetetif. Selain

itu juga dibutuhkan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang memenuhi

standar, baik sarana gedung, peralatan kedokteran dan fasilitas/sarana

prasarana penunjang lainnya sesuai kelas Rumah Sakit sehingga pelayanan

kesehatan yang yang diberikan kepada masyarakat memenuhi standar

pelayanan minimal/berkualitas dan keselamatan pasien dapat terpenuhi.

2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pelanggan serta

terjangkau melalui pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajad

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

62

62

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan diharapkan dapat

melayani masyarakat dengan profesional.

5.1.4 Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal

rumah sakit dengan indikator tujuan prosentase pencapaian standar pelayanan

minimal rumah sakit.

5.1.5 Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

“Berkualitas Dan Siap Maju”

5.1.6 Nilai-Nilai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

1. Komitmen

Mengutamakan keselamatan pasien, meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan, memelihara mutu pelayanan, senantiasa mentaati kode etik

kedokteran, dan asuhan keperawatan.

2. Keterbukaan

Selalu melakukan evaluasi, menerima masukan, kritik, saran,

menghormati nilai budaya, adat serta agama dari semua pelanggan.

3. Kepedulian

Terhadap kemajuan di bidang kedokteran terhadap individu, masyarakat,

tulus, ikhlas, memjunjung tinggi dan mentaati kode etik.

5.1.7 Unit Pelayanan

1. Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan di rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun terdiri dari:

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

63

63

1) Klinik Umum

2) Klinik Obgyn

3) Klinik Bedah

4) Klinik Mata

5) Klinik Penyakit Dalam

6) Klinik Anak

7) Klinik Gigi

8) Klinik Saraf

9) Klinik Kesehatan Jiwa

10) Klinik THT

11) Klinik Orthopedi

12) Klinik Kulit Dan Kelamin

13) Klinik Paru

14) Klinik Jantung

15) Klinik Anasthesi

2. Pelayanan Rawat Inap

Ruang pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun

terdiri dari : Instalasi Rawat Inap (Ruang Mawar/ruang perawatan penyakit

dalam laki- laki kelas 1, 2 dan 3, Ruang Dahlia/ruang perawatan penyakit

dalam perempuan kelas 1, 2 dan 3, Ruang Melati/ruang perawatan anak,

Ruang Anggrek/ruang perawatan bedah laki- laki kelas 1, 2 dan 3, Ruang

Seruni/ruang perawatan pedah perempuan kelas 1, 2 dan 3, Ruang Bersalin,

Ruang Cendana/ruang perawatan VIP, Ruang Perinatologi/ruang perawatan

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

64

64

bayi sakit, Ruang Bougenville/Ruang Nifas/ruang rawat gabung ibu dan anak,

serta Ruang Wijaya Kusuma/ruang intensif ICU/ICCU dan ruang perawatan

kelas 1)

3. Instalasi Gawat Darurat (24 jam, 7 hari dalam seminggu)

4. Instalasi Penunjang (Instalasi Bedah, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi,

Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi

Pemeliharaan Alat Medis, Instalasi Penyehatan Lingkungan, Instalasi

Hemodialisa dan Instalasi Pemulasaran Jenazah)

5. Pelayanan Ambulance

5.1.8 Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Di Instalasi Farmasi RSUD

Kota Madiun

Tabel 5.1 Jumlah SDM di Instalasi Farmasi RSUD Kota Madiun 2017

No. Uraian Jumlah

1. Apoteker 3

2. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)

18

3. Tenaga Umum 6

Jumlah 27

Sumber : Data Sekunder RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jumlah SDM di instalasi

farmasi RSUD Kota Madiun Tahun 2017 sejumlah 27 orang, yang terdiri dari 3

orang apoteker , 18 Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan 6 tenaga umum yang

masing-masing dibagi di 2 depo yaitu inslatasi farmasi rawat jalan (1 apoteker, 4

otang TTK dan 2 otrang tenaga umum) dan instalsi farmasi rawat inap (1

apoteker, 4 otang TTK dan 2 otrang tenaga umum). Kemudian 1 orang apoteker

sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit, 4 orang TTK sebagai administrasi

yang sekaligus merangkap melakukan pelayanan farmasi klinis di instalasi

farmasi rawat inap, dan 2 orang umum yang bertugas di gudang.

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

65

65

5.1.9 Proses Pendistribusian di Instalsi Farmasi Rawat Jalan

a. Pasien BPJS dan JAMKESMASTA

1) Resep masuk

2) Pasien ambil nomor antrian

3) Skrining resep (nama pasien, poli ketika pasien berobat, alamat,

umur, jumlah obat, aturan pakai).

4) Masuk tempat peracikan

5) Etiketing (nama pasien, nama obat, jumlah, aturan pakai, tanggal

kedaluarsa, tanggal pelayanan).

6) Verifikasi ulang (memverifikasi ulang antar resep dan obat yang

disisapkan).

7) Penyerahan resep kepada pasien (sebelum resep di serahkan, di

cocokan ulang, atau skrining ulang).

8) Pasien menerima obat.

b. Pasien Umum

1) Resep masuk

2) Pasien ambil nomor antrian

3) Skrining resep (nama pasien, poli ketika pasien berobat, alamat,

umur, jumlah obat, aturan pakai).

4) Di hargai atau total harga yang dibayar

5) Ditawarkan kembali kepada pasien harga yang sudah di jumlah

(pasien bisa membeli penuh atau setengah dari resep)

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

66

66

6) Bila pasien sudah menyetujui kemudian dipersilahkan untuk

membayar dulu di kasir

7) Masuk tempat peracikan

8) Etiketing (nama pasien, nama obat, jumlah, aturan pakai, tanggal

kedaluarsa, tanggal pelayanan).

9) Verifikasi ulang (memverifikasi ulang antar resep dan obat yang

disisapkan).

10) Penyerahan resep kepada pasien (sebelum resep di serahkan, di

cocokan ulang, atau skrining ulang).

11) Pasien menerima obat.

5.1.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

1. Distribusi Frekuensi Umur Responden Di Instalasi Farmasi Rawat

Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi umur responden di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Umur Frekuensi

(n)

Persentase

%

17-26 Tahun 6 6,1 %

27-36 Tahun 14 14,1%

37-46 Tahun 31 31,3 %

47-56 Tahun 29 29,3 %

>56 Tahun 19 19,2 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.2 distribusi frekuensi umur responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun tahun 2017 dapat

diketahui bahwa persentase tertinggi dari responden yang berumur 37-46

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

67

67

tahun sebesar 31,3% dengan jumlah 31 responden. Sedangkan persentase

terendah responden yang berumur 17-26 tahun sebesar 6,1% dengan

jumlah 6 responden.

2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Di Instalasi Farmasi

Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di instalasi

farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Jenis Kelamin Frekuensi

(n)

Persentase

%

Pria 41 41,4 %

Wanita 58 58,6 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.3distribusi frekuensi jenis kelamin responden

di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun tahun 2017yang

berjenis kelamin perempuan sebesar 58,6% dengan jumlah 56 responden.

Sedangkan persentase terendah responden yang berjenis kelamin pria

sebesar 41,4% dengan jumlah 41 responden.

3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Instalasi Farmasi

Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi pendidikan responden di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Pendidikan Frekuensi

(n)

Persentase

%

SD 25 25,3 %

SMP 16 16,2 %

SLTA 44 44,4 %

PT 14 14,1 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

68

68

Berdasarkan tabel 5.4distribusi frekuensi tingkat pendidikan

responden di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun

2017 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi dari responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun tahun 2017 yang

berpendidiakn SLTA sebesar 44,4% dengan jumlah 44 responden.

Sedangkan persentase terendah responden yang berpendidikan perguruan

tinggi sebesar 14,1% dengan jumlah 14 responden.

4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Instalasi Farmasi

Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Pekerjaan Frekuensi

(n)

Persentase

%

Pelajar/Mahasiswa 4 4,0 %

PNS 5 5,1 %

Pegawai Swasta 43 43,4 %

IRT 26 26,3 %

Pedagang 13 13,1 %

Tidak Bekerja 2 2,0 %

Pensiun 6 6,1 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.5 distribusi frekuensi pekerjaan responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017 dapat

diketahui bahwa persentase tertinggi yaitu responden yang bekerja

sebagai pegawai swasta sebesar 43,4% dengan jumlah 43 responden.

Sedangkan persentase terendah yaitu responden yang tidak bekerja

sebesar 2,0% dengan jumlah 2 responden.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

69

69

5. Distribusi Frekuensi Jenis Resep Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi jenis di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Jenis Resep Frekuensi

(n)

Persentase

%

Obat Jadi 82 82,8 %

Obat Racikan 17 17,2 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.6 distribusi frekuensi jenis resep responden di

instalasi farmasi RSUD Kota Madiun Tahun 2017 dapat diketahui bahwa

persentase tertinggi yaitu obat jadi sebesar 81,8% dengan jumlah 821

responden. Sedangkan persentase terendah yaitu obat racikan sebesar

18,2% dengan jumlah 18 responden.

5.1.11 Distribusi Frekuensi Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan

Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota

Madiun Tahun 2017

1. Distribusi Frekuensi Waktu Tunggu Pelyanan Obat di Instalasi

Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi waktutunggu pelayanan obat di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Variabel Waktu

Tunggu

Frekuensi

(n)

Persentase

%

Sesuai Standar 23 23,2 %

Tidak Sesuai Standar 76 76,8 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.7distribusi frekuensi waktu tunggu pelayanan

obat di instalasi farmasi RSUD Kota Madiun Tahun 2017 dapat diketahu

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

70

70

bahwa persentase tertinggi yaitu tidak sesuai standar sebesar 76,8%

dengan jumlah 76 respoden. Sedangkan persentase terendah waktu tunggu

yang sesusi standar sebesar 23,2% dengan jumlah 23 responden.

2. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien di Instalasi Farmasi Rawat

Jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat

jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Variabel Kepuasan

Pasien

Frekuensi

(n)

Persentase

%

Puas 36 36,4 %

Tidak Puas 63 63,6 %

Total 99 100 %

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.8 distribusi frekuensi kepuasan pasien di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017dapat

diketahu bahwa persentase tertinggi yaitu tidak puas sebesar 63,6% dengan

jumlah 63 respoden. Sedangkan persentase terendah yaitu puas sebesar

36,4% dengan jumlah 36 responden.

1. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi

Tangibels

Tabel 5.9 distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan dimensi tangibels

PERNYATAAN

KEPUASANA PASIEN TOTAL

PUAS TIDAK

PUAS

F % F % F %

Rumah sakit menyediakan ruang tunggu cukup luas

39 39,4 60 60,6 99 100

RS menyediakan desain

ruang tunggu pasien instalasi farmasi rawat jalan

kelihatan bersih dan menarik

71 71,1 28 28,3 99 100

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

71

71

PERNYATAAN

KEPUASANA PASIEN TOTAL

PUAS TIDAK

PUAS

F % F % F %

RS menyediakan fasilitas ruang tunggu yang baik seperti (AC, TV, Majalah)

58 58,6 41 41,4 99 100

Penampilan petugas rapi 91 91,9 8 8,1 99 100

Rumah sakit menata loket dengan baik dan mudah dijangkau

59 59,6 40 40,4 99 100

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.9distribusi frekuensi kepuasan pasien

berdasarkan dimensi tangibelsdi instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun Tahun 2017dapat diketahu bahwa persentase tertinggi yaitu pasien

yang menyatakan puas dengan pernyataan penampilan petugas rapi sebesar

91,9% dengan jumlah 91 respoden. Sedangkan persentase tertinggiyaitu

pasien yang menyatakan tidak puas dengan pernyataan rumah sakit

menyediakan ruang tunggu cukup luas sebesar 60,6% dengan jumlah 60

responden.

2. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi

Reliability

Tabel 5.10 distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan dimensi

reliability

PERNYATAAN

KEPUASANA PASIEN TOTAL

PUAS TIDAK

PUAS

F % F % F %

Waktu tunggu pelayanan

obat yang dilakukan petugascukup singkat

7 7,1 92 92,9 99 100

Obat yang diresepkan selalu

tersedia di rumah sakit

48 48,5 51 51,5 99 100

Pelayanan petugas mudah dan tidak berbelit

73 73,7 26 26,3 99 100

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

72

72

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.10 distribusi frekuensi kepuasan pasien

berdasarkan dimensi reliability di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun Tahun 2017dapat diketahu bahwa persentase tertinggi yaitu pasien

yang menyatakan puas dengan pernyataan pelayanan petugas mudah dan

tidak berbelit sebesar 73,7% dengan jumlah 73 respoden. Sedangkan

persentase tertinggiyaitu pasien yang menyatakan tidak puas dengan

pernyataan waktu tunggu pelayanan obat yang dilakukan petugas cukup

singkat sebesar 92,9% dengan jumlah 92 responden.

3. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi

Responsiveness

Tabel 5.11 distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan dimensi

responsiveness

PERNYATAAN

KEPUASANA PASIEN TOTAL

PUAS TIDAK

PUAS

F % F % F %

Petugas tanggap terhadap

masalah pasien

76 76,8 23 23,2 99 100

Petugas cepat dalam melayani obat

16 16,2 83 83,8 99 100

Petugas memberikan

pengarahan cara pakai obat

91 91,9 8 8,1 99 100

Petugas kasir farmasi cepat menyelesaikan urusan pembayaran

68 68,7 31 31,3 99 100

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.11distribusi frekuensi kepuasan pasien

berdasarkan dimensi responsiveness di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun Tahun 2017dapat diketahu bahwa persentase tertinggi yaitu

pasien yang menyatakan puas dengan pernyataan petugas memberikan

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

73

73

pengarahan cara pakai obat sebesar 91,9% dengan jumlah 91 respoden.

Sedangkan persentase tertinggiyaitu pasien yang menyatakan tidak puas

dengan pernyataan petugas cepat dalam melayani obat sebesar 83,8%

dengan jumlah 83 responden.

4. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi

Assurance

Tabel 5.12 distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan dimensi

responsiveness

PERNYATAAN

KEPUASANA PASIEN TOTAL

PUAS TIDAK

PUAS

F % F % F %

Petugas memberikan obat

dalam kondisi baik dan harga wajar

88 88,9 11 11,1 99 100

Petugas mampu menjawab pertanyaan pasien mengenai

obat

93 93,9 6 6,1 99 100

Petugas menyiapkan obat dengan teliti

92 92,9 7 7,1 99 100

Penampilan dan

pengetahuan petugas meyakinkan

80 80,8 19 19,2 99 100

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.12 distribusi frekuensi kepuasan pasien

berdasarkan dimensi assurance di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun Tahun 2017dapat diketahu bahwa persentase tertinggi yaitu

pasien yang menyatakan puas dengan pernyataan petugas mampu

menjawab pertanyaan pasien mengenai obat sebesar 93,9% dengan jumlah

93 respoden. Sedangkan persentase tertinggiyaitu pasien yang menyatakan

tidak puas dengan pernyataan penampilan dan pengetahuan petugas

meyakinkan 19,2% dengan jumlah 19 responden.

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

74

74

5. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Emphaty

Tabel 5.13 distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan dimensi

emphaty

PERNYATAAN

KEPUASANA PASIEN TOTAL

PUAS TIDAK

PUAS

F % F % F %

Pelayanan petugas ramah 82 82,8 17 17,2 99 100

Pelayanan petugas sopan 92 92,9 7 7,1 99 100

Petugas mendengar dengan

sabar pertanyaan dan keluhan pasien

88 88,8 11 11,1 99 100

Petugas apotek memberikan

solusi terhadap pasien

94 94,9 5 5,1 99 100

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.13 distribusi frekuensi kepuasan pasien

berdasarkan dimensi emphaty di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun Tahun 2017dapat diketahu bahwa persentase tertinggi yaitu pasien

yang menyatakan puas dengan pernyataan Petugas apotek memberikan

solusi terhadap pasien sebesar 94,9% dengan jumlah 934 respoden.

Sedangkan persentase tertinggiyaitu pasien yang menyatakan tidak puas

dengan pernyataan Pelayanan petugas ramah 17,2% dengan jumlah 17

responden.

6. Distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan lima dimensi

kepuasan di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun

2017

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Berdasarkan lima

dimensi kepuasan

Dimensi Kepuasan Total

Puas Tidak Puas

F % F % F %

Tangible 43 43,4 56 56,6 99 100

Reliability 40 40,4 59 59,6 99 100

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

75

75

Dimensi Kepuasan Total

Puas Tidak Puas

F % F % F %

Responsiveness 57 57,6 42 42,4 99 100

Assurance 62 62,6 37 37,4 99 100

Emphaty 61 61,6 38 38,4 99 100

Sumber : Data primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.14distribusi frekuensi kepuasan pasien

berdasarkan lima dimensi kepuasan di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun Tahun 2017 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi dari

responden yang menyatakan puas yaitu dimensi assurance sebesar 62,6%

dengan jumlah 62 responden. Sedangkan persentase tertinggi responden

yang menyatakan tidak puas yaitu dimensi reliability sebesar 37,4%

dengan jumlah 37 responden.

5.1.12 Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan

Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rsud Kota

Madiun Tahun 2017

Tabel 5.15Hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Variabel Waktu

Tunggu

Variabel Kepuasan Total P

Val

ue

Puas Tidak Puas

F % F % F %

Sesuai Standar 13 13,1 10 10,1 23 23,2 0,022 Tidak Sesuai Standar 23 23,2 53 53,5 76 76,8

Total 36 36,4 63 63,6 99 100

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.15 hubungan antara waktu tunggu pelayanan

obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun Tahun 2017 dengan menggunakan analisis uji chi

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

76

76

squaremenunjukkan hasil uji statistik di dapatkan nilai p = 0,022 < α =

0,05 makan (H0) ditolak, yang berarti ada hubungan antara waktu tunggu

pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan

RSUD Kota Madiun. Sedangkan untuk keeratan hubungan (pada

lampiran) didapatkan Koefisien Kontingensi = 0,22 yang berarti tingkat

keeratannya rendah.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa dari 99 responden di instalasi

farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 23 pasien (23,2%) responden

mengatakan waktu tunggu pelayanan obat sesuai standar, sedangkan 76 pasien

(76,8%) mengatakan waktu tunggu pelayanan obat tidak sesuai standar.

Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk pelayanan farmasi rumah sakit salah satu

indikoator pelayanan resep adalah waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit

dan waktu tunggu untuk pelayanan obat racikan ≤ 60 menit. Dikatakan waktu

tunggu pelayanan sesuai jika waktu tunggu yang dibutuhkan pasien dari

penyerahan resep sampai penerimaan obat telah memenuhi standar atau sudah

sesuai dengan harapan pasien.

Pada penelitian (Maftuhah, 2016) yang menyatakan bahwa resep yang

diterima diatas pukul 11.00 WIB mempunyai waktu tunggu lebih lama

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

77

77

dibandingkan resep yang diterima pada pukul 09.00 – 11.00 WIB, karena mulai

pukul 11.00 WIB semua poliklinik sudah lengkap dalam memberikan

pelayanannya sehingga di depo farmasi juga terjadi penumpukan resep.Jumlah

resep yang diterima di depo farmasi juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep.

Resep yang diterima diatas pukul 10.00 WIB mempunyai waktu tunggu

lebih lama dibanding resep yang diterima pada pukul 07.00-10.00 WIB, karena

mulai pukul 10.00 WIB semua poliklinik sudah lengkap dalam memberikan

pelayanan sehingga di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun juga

terjadi penumpukan resep.

Menurut pendapat peneliti, jenis resep yang dibedakan menjadi dua jenis

yaitu obat jadi dan obat racikan. Jenis resep racikan membutuhkan waktu lebih

lama daripada obat jadi. Di RSUD Kota Madiun terdapat beberapa jenis penyakit

yang membutuhkan banyak obat dalam setiap pengobatannya. Jumlah paket obat

yang banyak juga akan berpengaruh terhadap lamanya waktu tunggu

dibandingkan dengan jumlah paket obat yang sedikit. Untuk itu petugas dituntut

untuk lebih cepat dan teliti dalam memberikan setiap pelayanan obat kepada

pasien. Penumpukan resep pada jam kunjung pasien yang bersamaan juga

berpengaruh terhadap waktu tunggu pelayanan. Untuk itu perlu ada sistem

pengelolaan SDM yang baik.

Jumlah Sumber Daya Manusia yang kurang memadai, banyak atau

sedikitnya tenaga teknis kefarmasian di instalasi farmasi sangat berpengaruh pada

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

78

78

kecepatan pelayanan obat di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun.

Berdasarkan PERMENKES Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan

Perizinan Rumah Sakit, dijelaskan bahwa Klasifikasi Rumah Sakit Umum Kelas

Cuntuk jumlah SDM Kefarmasian paling sedikit terdiri atas, 1 (satu) orang

apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit, 2 (dua) orang apoteker yang

bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 4 (empat ) orang tenaga

teknis kefarmasian, 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh

paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian, 1 (satu) orang

apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat

merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan

dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban

kerja pelayanan kefarmasian rumah sakit.

Berdasarkan Permenkes No.58 Tahun 2014 penghitungan kebutuhan

Apoteker berdasarkan beban kerja pada Pelayanan Kefarmasian di rawat jalan

yang meliputi pelayanan farmasi menajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan

aktivitas pengkajian Resep, penyerahan Obat, Pencatatan Penggunaan Obat (PPP)

dan konseling, idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker

untuk 50 pasien.

Pada penelitian (Nurjanah, 2016) menyatakan bahwa untuk meningkatkan

kualitas mutu pelayanan di Apotek Pelengkap Kimia Farma Blu Prof. Dr. R.D.

Kandou Manado, Manajemen PT. Kimia Farma Apotek melakukan perubahan

struktur (restrukturisasi) organisasi dan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia

(SDM) dengan pendekatan efisiensi, produktifitas, kompetensi dan komitmen

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

79

79

dalam rangka mengantisipasi perubahan yang ada. Salah satu perubahan yang

dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan citra lama tentang Kimia Farma.

Dengan konsep baru bahwa setiap apotek Kimia Farma bukan lagi terbatas

sebagai gerai untuk jual obat, tetapi menjadi pusat pelayanan kesehatan atau

health center, yang didukung oleh berbagai aktivitas penunjang seperti

laboratorium klinik, optik, praktek dokter, dan gerai untuk obat-obatan tradisional

Indonesia seperti herbal medicine. Perubahan yang dilakukan secara fisik antara

lain dengan memperbaharui penampilan eksterior dan interior dari apotek-apotek

Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia. Bersamaan itu diciptakan pula

budaya baru di lingkungan setiap apotek untuk lebih berorientasi kepada

pelayanan konsumen, dimana setiap apotek Kimia Farma haruslah mampu

memberikan pelayanan yang baik, penyediaan obat yang baik dan lengkap,

berikut pelayanan yang cepat dan terasa nyaman.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial, jaminan soaial adalah

suatu bentuk perlindunagan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat

memenuhi kebutujan dasar hidupnya yang layak, dengan asas gotong royong,

nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, dana amanat, dan

kepesertaannya bersifat wajib. Bedasarkan kepeserataannya BPJS dibagi menjadi

dua golongnan yaitu PBI (Penerima Bantuan Iuran) yaitu peserta jaminan sosial

yang dijamin pemerintah/dibayar oleh pemerintah dan Non PBI (Bukan Penerima

Bantuan Iuran) yaitu perseta yang membayar iuran wajib setiap bulannya (UU

No.24 Tahun 2011).

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

80

80

Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam

rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan dan belanja, pengelolaan kas,

dan pengadaan barang/jasa. Kepada BLU juga diberikan kesempatan untuk

mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta kesempatan pemberi imbalan

jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimban,

BLU dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta

dalam pertanggungjawabannya (PP No.23 Tahun 2005).

Menurut pendapat peneliti, perhitungan kebutuhanjumlah SDM berdasarkan

PERMENKES Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah

Sakit Sakit Umum Kelas C RSUD Kota Madiun masih kurang, karena di instalasi

farmasi RSUD Kota Madiun hanya mempunyai 3 orang apoteker, 18 orang tenaga

teknis kefarmasian, dan 6 tenaga umum, kemudian di masing-masing depo

farmasi rawat jalan maupun rawat inap hanya memiliki 1 orang apoteker dan

jumlah apoteker di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun juga belum

sesuai dengan beban kerja yang idealnya 1 apoteker untuk 50 pasien, dengan rata-

rata pasien rawat jalan di RSUD Kota Madiun 324 orang per hari. Untuk

mengoptimalkan mutu pelayanan yang ada di instalsi farmasi RSUD Kota

Madiun maka pelayanan yang diberikan instalasi farmasi RSUD Kota Madiun

dapat melakukan perubahan struktur (restrukturisasi) organisasi dan sistem

pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendekatan efisiensi,

produktifitas, kompetensi dan komitmen dalam rangka mengantisipasi perubahan

yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara merotasi SDM

yang berada di instalasi farmasi rawat jalan dengan tenaga yang ada di instalasi

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

81

81

farmasi rawat inap. Mengingat pertambahan jumlah pasien rawat jalan RSUD

Kota Madiun pada setiap tahunnya selalau mengalami kenaikan yang segnifikan,

semenjak pihak rumah sakit bekerjasama dengan asuransi sosial (BPJS). Karena

RSUD Kota Madiun mulai tahun 2013 sudah ditetapkan dengan status BLUD,

maka fleksibilitas keuangan RSUD Kota Madiun dapat dikekola sesuai dengan

kebutuhan rumah sakit, kepada rumah sakit yang sudah BLU berkesempatan

untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta kesempatan pemberi

imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai

pengimban, BLU dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan

penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya demi meningkatkan

pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

5.2.2 Kepuasan Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun

Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa dari 99 responden di instalasi

farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 36 responden (36,4%) menyatakan puas,

sedangka 63 responden (63,6%) menyatakan tidak puas.

Pada tingkat kepuasan masing masing dimensi pelayanan dapat diketahui

responden yang menyatakan puas dan tidak puas terhadap pelayanan obat di

instalasi farmasi rawaat jalan RSUD Kota Madiun. Berikut tingkat kepuasan

berdasarkan 5 dimensi kualitas pelayanan :

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

82

82

1. Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Tangible

Berdasarkan dimensi tangible dapat diketahui bahwa dari 99 responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 43responden (43,4%)

menyatakan puas, sedangkan56 responden (56,6%) menyatakan tidak puas.

Pada dimensi tangible, persentase tertinggi dari responden yang menyatakan

puas terhadap pelayanan adalah penampilan penampilan petugas rapi sebesar

91,9% dengan jumlah 91 respoden. Sedangkan persentase tertinggi pasien yang

menyatakan tidak puas dengan pernyataan rumah sakit menyediakan ruang tunggu

cukup luas sebesar 60,6% dengan jumlah 60 responden. Hal ini disebabkan karena

ruang tunggu di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun kecil dan

sempit, jika antrian panjang banyak pasien yang menunggu dengan berdiri. Selain

itu letak ruang tunggu obat yang sangat berdekatan dengan ruang tunggu loket

pendaftafan akan menyebabkan pasien bingung antara konfirmasi loket

pendaftaran dengan konfirmasi obat, hal ini membuat petugas juga harus

konfirmasi ulang kepada pasien, sedangkan pasien lain sudah banyak yang

menunggu.Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan ketidak puasan pasien.

Pada penelitian Gery Leonard 2012 yang menyatakan bahwa variabel

tangible, berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Dengan nilai

signifikan > 0,05. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Maharani 2016 yang

menyatakan variabel tangible juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan

nilai signifikan 0,000 > 0,05 (Maharani, 2016)

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

83

83

Tangible (kenyataan), dapat berupa ketersedian sarana dan prasarana termasuk

alat yang siap pakai serta penampilan staf yang menyenangkan (Muninjaya,

2011).

Penampilan IFRS adalah keadaan secara fisik dari penampilan IFRS

menyangkut penataan ruang tunggu dan desain interior ( etalase obat ), kebersihan

dan kenyamanan ruang tunggu serta fasilitas penunjang lainnya seperti adanya

TV, AC, koran, ATM, toilet, telpon , café dll, selanjutnya penampilan petugas,

serta informasi secara umum berupa poster maupun papan pemberitahuan tentang

prosedur pelayanan. Penampilan karyawan yang rapidan khas merupakan hal yang

perlu diperhatikan juga, tentu akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai

pemberi image (citra) tentang suatu produk jasa pelayanan yang akan diberikan

serta dijual kepada konsumen (Ifmaily, 2006).

Menurut pendapat peneliti, bahwa kepuasan pasien di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun berdasarkan dimensi tangible masih memiliki

tingkat kepuasan rendah, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa masalah

yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Indikator yang paling tinggi

tingkat kepuasan dalam dimensi tangible yaitu penampilan petugas rapi, dengan

penampilan petugas yang rapi dan juga berpakaian seragam, hal ini menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan di instalasi farmasi RSUD Kota Madiun sudah baik,

namun pada indikator yang memiliki tingkat ketidak puasan tertinggi yaitu ruang

tunggu yang kurang luas. Ruang tunggu yang luas, desain yang menarik, bersih

dan nyaman serta sarana dan prasarana yang memadai dapat membuat pasien

nyaman dan betah saat menunggu pelayanan obat. Untuk itu pihak rumah sakit

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

84

84

sebaiknya mendesain ulang ruang tunggu obat sehingga layak dan memberikan

tanda yang berbeda yang mudah di pahami pasien. Sehingga pasien merasa

nyaman dan betah di ruang tunngu obat. Jika pasien puas maka pasien akan loyal

terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

2. Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Reliability

Berdasarkan dimensi reliability dapat diketahui bahwa dari 99 responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 40 responden (40,4%)

menyatakan puas, sedangkan 59 responden (59,6%) menyatakan tidak puas.

Pada dimensi reliability, persentase tertinggi dari responden yang

menyatakan puas dengan pernyataan pelayanan petugas mudah dan tidak berbelit

sebesar 73,7% dengan jumlah 73 respoden. Sedangkan persentase tertinggi pasien

yang menyatakan tidak puas dengan pernyataan waktu tunggu pelayanan obat

yang dilakukan petugas lama sebesar 92,9% dengan jumlah 92 responden. Hal ini

disebabkan karena pada tahap penyerahan obat, ada beberapa masalah yang terjadi

diantaranya ada penumpukan resep pada keranjang yang tidak segera di

seslesaikan, sehingga mengakibatkan antrian panjang dan lama. Penumpukan

resep juga berhubungan dengan jam kunjung pasien diatas pukul 10.00 WIB

karena mulai pukul 10.00 WIB semua poliklinik sudah lengkap dalam

memberikan pelayanan sehingga di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun juga terjadi penumpukan resep.

Reliability (kehandalan), kemampuan memberikan pelayanan dengan

segera, tepat waktu, akurat dan memuaskan sesuai dengan yang ditawarkan. Dari

kelima dimensi mutu kualitas jasa, reliability dinilai paling penting oleh para

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

85

85

pelanggan berbagai industri jasa . Karena sifat produk jasa yang nonstandardinez

output, dan produknya juga sangat tergantung dari aktivitas manusia sehingga

akan sulit mengharapkan output yang konsisten. Untuk meningkatkan reliability

dibidang kesehatan pihak manajemen puncak perlu membangun budaya kerja

bermutu yaitu budaya tidak ada kesalahan atau corporate culture of no mistake

yang diterapkan mulai dari pimpinan puncak sampai ke front line staff (yang

langsung berhubungan dengan pasien)(Muninjaya, 2011).

Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,

pengkajian resep, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian

informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan

terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Kegiatan ini untuk

menganalisa adanya masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat

harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan

pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan

persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. (Permenkes

no.58 Tahun 2014)

Menurut pendapat peneliti, petugas dituntut untuk memberikan pelayanan

yang segera, tepat waktu, akurat, dan memuaskan dalam melakuakan pelayanan

obat kepada pasien. Pada tahap penyerahan obat petugas juga harus melakuakn

upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Untuk

itu setiap petugas dituntut lebih teliti, dengan melakuakn ferivikasi ulang untuk

memastikan kebenaran resep yang diterima pasien. Dengan jumlah SDM yang

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

86

86

memadahi, petugas dapat melakuakan pelayanan obat dengan cepat dan tepat.

Sehingga waktu tunggu pelayanan obat menjadi lebih cepat, karena resep yang

diterima oleh petugas segera dikerjakan dan tidak ada lagi penumpukan resep di

keranjang.

Untuk ketersediaan obat di rumah sakit dengan persentase responden yang

mengatakan puas sebesar 48,5% dengan jumlah 48 responden dan responden yang

menyatakan tidak puas sebesar 51,5% dengan jumlah 51 responden, artinya

banyak pasien yang tidak puas terhadap ketersediaan obat di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun, karena ada beberapa responden yang kembali

mengambil obat ulang dikarenakan obat yang dibutuhkan kosong. Hal tersebut

juga akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan

RSUD Kota Madiun karena pasien juga harus datang lagi ke rumah sakit dihari

lain untuk mengambil obat, sedangkan jarak antara rumah dan rumah sakit

lumayan jauh.

Pada penelitian Gery Leonard 2012 yang menyatakan bahwa variabel

reliability, berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Dengan nilai

signifikan > 0,05. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Maharani 2016 yang

menyatakan variabel reliability juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien

dengan nilai signifikan 0,000 > 0,05. Pada data yang diperoleh bahwa nilai rata-

rata terendah yaitu kelengkapan obat sebesar 3,85. Hal ini menunjukkan bahwa

ketersediaan obat di apotek masih kurang lengkap, sehingga pasien harus

membutuhkan biaya tambahan untuk pergi menebus obat di luar apotek rumah

sakit. Hal ini berbeda dengan penellitian yang dilakukan oleh Manurung 2010

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

87

87

yang menyatakan bahwa ketersediaan obat diukur berdasarkan petugas

memberikan solusi bila obat obat yang diminta pasien kosong dan obat yang

diberiakn di apotek ini kualitasnya terjamin. Hasil penelitiannya terhadap

ketersediaan obat, jumlah obat lengkap lebih banyak (59,9%), daripada jumlah

obat yang tidak lengakap (43,1%), artinya kesadaran apotek di instalasi farmasi

mengenai ketersediaan obat merupakan faktor utama dalam menghadapi

persaingan dengan apotek sekitarnya. Menurut Fakhnadi 2011 Persediaan obat

harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan masyarakat sekitar karena

persediaan obat-obtan yang tidak lancar kan menghambat pelayanan kesehatan

(Maharani, 2016).

Menurut pendapat peneliti, bahwa kepuasan pasien di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun berdasarkan dimensi reliability masih memiliki

tingkat kepuasan rendah, dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa masalah

yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Indikator yang paling tinggi

tingkat kepuasan dalam dimensi reliability yaitu pelayanan petugas mudah dan

tidak berbelit, hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan diinstalasi farmasi

RSUD Kota Madiun sudah baik. Namun pada indikator yang memiliki tingkat

ketidak puasan tertinggi yaitu waktu tunggu pelayanan obat yang dilakukan

petugas lama. Waktu tunggu yang lama dapat mempengaruhi kepuasan pasien.

Penumpukan resep yang tidak segera dikerjakan akan menyebabkan penumpukan

resep dan akan semakin menambah waktu tunggu pelayanan obat. Persediaan obat

harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan masyarakat sekitar dan evaluasi

kebutuhan obat di bulan sebelumnya. Hal tersebut akan mempermudah dalam

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

88

88

pengadaan obat di instalasi farmasi dan akan menambah kepuasan pasien

sehingga kualitas pelayanan di instalasi farmasi RSUD Kota Madiun akan

bertambah baik.

3. Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Responsiveness

Berdasarkan dimensi responsiveness dapat diketahui bahwa dari 99

responden di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 43 responden

(43,4%) menyatakan puas, sedangkan 56 responden (56,6%) menyatakan tidak

puas.

Pada dimensi responsiveness, persentase tertinggi dari respondenyang

menyatakan puas dengan pernyataan petugas memberikan pengarahan cara pakai

obat sebesar 91,9% dengan jumlah 91 respoden. Sedangkan persentase tertinggi

yaitu pasien yang menyatakan tidak puas dengan pernyataan petugas cepat dalam

melayani obat sebesar 83,8% dengan jumlah 83 responden.Hal ini disebabkan

karena kurangnya sumber daya manusia yang ada di instalasi farmasi rawat jalan

RSUD Kota Madiun mengingat di instalasi farmasi rawat jalan banyak pasien

yang mengantri.Selain itu tidak dibedakan antara antrian obat pasien umum

dengan pasien BPJS dan JAMKESMASTA. Namun untuk alur pelayanan sudah

dibedakan antara pasien umum denagn pasien BPJS dan JAMKESMASTA

Sehingga pasien umum merasa tidak puas karena pengambilan obatnya sudah

membayar secara mandiri dan masih menunggu lama.

Pada penelitian Gery Leonard 2012 yang menyatakan bahwa variabel

responsiveness, tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Maharani, 2016 yang menyatakan variabel

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

89

89

responsiveness juga tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan nilai

signifikan 0,109 > 0,05. Pada data yang diperoleh bahwa pada indikator petugas

memberikan informasi obat yang mudah dimengerti oleh pasien dengan nilai rata-

rata sebesar 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pasien untuk

mendapatkan informasi mengenai obat yang digunakan sudah semakin tinggi,

sehingga pelayanan resep di instalasi farmasi juga dituntut bisa memberikan

informasi yang jelas mengenai pelayanan informasi obat. Menurut Trimurthy

2009 pelayanan informasi obat yang diberikan tidak harus ilmiah yang terpenting

mudah dimengerti. Memahami, dan menerima informasi yang dibutuhkan.

Sehingga kualitas pelayanan di apotek instalasi farmasi RSUD Luwuk pada

variabel responsiveness sudah baik (Maharani, 2016).

Responsiveness (cepat tanggap), kemauan petugas kesehatan untuk

membantu pasien dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari

pelanggan/pasien. Dimensi ini merupakan penilaian mutu pelayanan yang paling

dinamis, harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan cenderung meningkat

dari waktu ke waktu sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan

yang dimiliki pelanggan. Nilai waktu bagi pelanggan menjadi semakin mahal

karena masyarakat merasa kegiatan ekonominya semakin meningkat. Time is

money berlaku untuk menilai mutu pelayanan kesehatan dari aspek ekonomi para

pelanggan (Muninjaya, 2011).

Menurut pendapat peneliti, bahwa kepuasan pasien di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun berdasarkan dimensi responsiveness dalam

pelaksanaan masih terdapat beberapa masalah yang dapat mempengaruhi tingkat

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

90

90

kepuasan pasien. Indikator yang paling tinggi tingkat kepuasan dalam dimensi

responsiveness yaitu petugas memberikan pengarahan cara pakai obat, hal ini

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan diinstalasi farmasi RSUD Kota Madiun

sudah baik. Namun pada indikator yang memiliki tingkat ketidak puasan tertinggi

yaitu waktu petugas cepat dalam melayanani obat. Menurut Septini

2012kecepatan petugas dalam melayani obat juga tergantung dengan jumlah

resep, jenis resep, ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, ketersediaan obat

sesuai resep yang diterima, sarana dan fasilitas yang dapat menunjang proses

operasi pelayanan resep, dan partisipasi pasien/keluarganya selama menunggu

proses layanan resep. Jika hal tersebut dapat bersinergi dengan baik maka

pelayanan obat di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun akan semakin

berkualitas dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan ruamah sakit.

4. Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Assurance

Berdasarkan dimensi assurance dapat diketahui bahwa dari 99 responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 57 responden (57,6%)

menyatakan puas, sedangkan 59 responden (59,6%) menyatakan tidak puas.

Pada dimensi assurance, persentase tertinggi dari respondenyang

menyatakan puas dengan pernyataan petugas mampu menjawab pertanyaan pasien

mengenai obat sebesar 93,9% dengan jumlah 93 respoden. Sedangkan persentase

tertinggi yaitu pasien yang menyatakan tidak puas dengan pernyataan penampilan

dan pengetahuan petugas meyakinkan 19,2% dengan jumlah 19 responden.

Namun hal ini tidak menjadi masalah saat petugas memberikan pelayanan kepada

pasien, karena petugas juga sudah sudah memberikan obat dengan kondisi yang

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

91

91

baik dan harga wajar kepada pasien, petugas juga menyiapkan obat dengan teliti

dan mampu dalam menjawab pertanyaan pasien menganai obat, tetapi perlu untuk

ditingkatkaan lagi supaya kualitas pelayanan obat di instalasi farmasi rawat jalan

RSUD Kota Madiun semakin baik dan pasien merasa puas dan loyal atas

pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

Pada penelitian Gery Leonard 2012 yang menyatakan bahwa variabel

assurance, berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian Maharani 2016 yang menyatakan variabel assurance juga

berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikan 0,005 < 0,05. Pada

data yang diperoleh bahwa pada indikator dengan nilai terendah adalah petugas

apotek memahami kebutuhan spesifik pasien dengan nilai rata-rata sebesar 3,89,

petugas bersifat jujur dan dipercaya yaitu sebesar 3,92, petugas selalu ada diruang

penerimaan resep sebesar 3,97, dan petugas tidaak membeda-bedakan pasien

sebesar 3,97. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator kualitas pelayanan resep di

apotek instalasi farmasi RSUD Luwuk masih belum dilakukan secara optimal

(Maharani, 2016).

Assurance (kepastian), kemampuan petugas kesehatan untuk menimbulkan

keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan pada

pelanggan/pasien. Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan

sifat petugas yang dapat dipercaya oleh pelanggan, pemenuhan terhadap kriteria

ini akan mengakibatkan pengguna jasa akan terbebas dari risiko (Muninjaya,

2011).

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

92

92

Apoteker harus memiliki kemampuan pengetahuan dan keahlian yang dapat

dipercaya oleh pasien, dan secara berkesinambungan terus mengembangkan

wawasannya baik secara formal maupun informal sesuai perkembangan ilmu

kefarmasian dewasa ini. Selalu siap memberikan informasi tentang obat jika

pasien membutuhkannya. (Ifmaily, 2006).

Menurut pendapat peneliti, bahwa kepuasan pasien di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun berdasarkan dimensi assurance dalam

pelaksanaan masih terjadi beberapa masalah yang dapat mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien. Indikator yang paling tinggi tingkat kepuasan dalam dimensi

assurance yaitu petugas mampu menjawab pertanyaan pasien mengenai obat, hal

ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan diinstalasi farmasi RSUD Kota

Madiun sudah baik. Namun pada indikator yang memiliki tingkat ketidak puasan

tertinggi yaitu penampilan dan pengetahuan petugas meyakinkan. Melakuakan

eyes contact langsung dengan pasien dan bersikap simpatik serta berpengetahuan

luas akan menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di instalasi farmasi rawat jalan

RSUD Kota Madiun dinilai baik.

5. Tingkat Kepuasan Berdasarkan Dimensi Emphaty

Berdasarkan dimensi assurance dapat diketahui bahwa dari 99 responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, 57 responden (57,6%)

menyatakan puas, sedangkan 59 responden (59,6%) menyatakan tidak puas.

Pada dimensi assurance, persentase tertinggi dari responden

yangmenyatakan puas dengan pernyataan Petugas apotek memberikan solusi

terhadap pasien sebesar 94,9% dengan jumlah 934 respoden. Sedangkan

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

93

93

persentase tertinggi yaitu pasien yang menyatakan tidak puas dengan pernyataan

pelayanan petugas ramah 17,2% dengan jumlah 17 responden. Namun hal ini

tidak menggangu dalam pelaksanan pelayanan obat. konsisi yang panas dan

antrian yang panjang, mengakibatkan banyak pasien yang tidak sabar dalam

menunggu pelayanan obat. Sehingga akan memicu timbulnya salah paham antara

petugas dan pasien.

Pada penelitian Gery Leonard 2012 yang menyatakan bahwa variabel

emphaty, tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal tersebut

sejalan dengan penelitian Maharani 2016 yang menyatakan variabel emphaty juga

tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikan 0,169 > 0,05.

Pada data yang diperoleh bahwa pada indikator petugas apotek berpengatahuan

luas sehingga mampu menjawab pertanyaan pasien sebasar 4,04, berpakaian rapi

dan seragam 4,04, apoteker melakukan eyes contact langsung dengan pasien 4,02

serta bersikap simpatik dan mampu memberiakan ketenangan terhadap keluhan

pasien 4,01. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kuaitas pelayanan resep di

apotek instalasi farmasi RSUD Luwuk dinilai baik (Maharani, 2016).

Empathy (empati), petugas medis mampu menempatkan dirinya dengan

pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi

termasuk perhatiannya terhadap pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan

pelanggannya. Peranan SDM kesehatan sangat menentukan mutu pelayanan

kesehatan karena mereka dapat langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa

pelayanan kesehatan (Muninjaya, 2011).

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

94

94

Sistem pelayanan kepada pelanggan harus ramah, cepat, tepat, serta dengan

informasi yang jelas. Petugas melakukan komunikasi yang baik dan memahami

kebutuhan pelanggan. Hal tersebut dapat dicapai apabila jumlah petugas cukup

sehingga beban pekerjaan tidak terlalu berat, dengan demikian akan memberi

kesempatan kepada petugas untuk bersikap ramah. Pasien yang diperlakukan

kurang baik cenderung untuk mengabaikan saranan nasehat petugas kesehatan,

atau tidak mau berobat ke tempat tersebut. Perhatian, harapan pasien tentang

petugas memperhatikan pasien sesuai dengan kebutuhannya, petugas selalu

memberikan informasi dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien (Ifmaily,

2006).

Menurut pendapat peneliti, bahwa kepuasan pasien di instalasi farmasi

rawat jalan RSUD Kota Madiun berdasarkan dimensi emphaty dalam pelaksanaan

masih terjadi beberapa masalah yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan

pasien. Indikator yang paling tinggi tingkat kepuasan dalam dimensi emphaty

yaitu petugas petugas apotek memberikan solusi terhadap pasien, diserati dengan

pelayanan petugas yang sopan serta petugas juga mendengarkan dengan sabar

pertanyaan dan keluhan pasien, hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

diinstalasi farmasi RSUD Kota Madiun sudah baik.Namun pada indikator yang

memiliki tingkat ketidak puasan tertinggi yaitu pelayanan petugas ramah.

Melakukan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien, melakuakan

eyes contact langsung dengan pasien dan bersikap simpatik kepada pasien, serta

mempu memberikan ketenangan terhadap keluhan pasien, hal ini perlu

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

95

95

ditingkatkan lagi supaya pasien merasa nyaman dan puas. Selain itu pasien juga

dapat mematuhi saran dan nasehat dari nasehat petugas.

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa, data kepuasan pasien

berdasar 5 dimensi mutu pelayanan di instalasi farmasi RSUD Kota Madiun dari

99 responden yang menyatakan puas terhadap pelayanan yaitu dimensi

responsiveness 57 responden (57,6%), assurance 62 responden (62,6%), dan

emphaty 61 responden (61,6%). Sedangkan responden yang menyatakan tidak

puas yaitu dimensi tangible 56 responden (56,6%) dan reliability 59 responden

(59,6%). Hal ini berbeda dengan penelitian Maharani 2016 dan Gery Loenard

2012 yang menyatakan bahwa dimensi tangible, reliability dan assurance

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. Sedangkan dimensi

responsivenessdan emphaty tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pasien (Maharani, 2016).

Nursalam (2013) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang seseorang

atau puas bahwa produk atau jasa yang diterima telah sesuai atau melebihi

harapan pelanggan. Kepuasan pasien adalah karena kepuasan pasien merupakan

salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien

adalah modal untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia).

Menurut Supranto (2001) kepuasan pasien dapat mempengaruhi minat

untuk kembali ke apotek yang sama dan akan menjadi promosi dari mulut ke

mulut dari calon pasien lainnya yang diharapkan sangat positif bagi sebuah

instalasi farmasi rumah sakit. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

96

96

pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan

pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi. Kepuasan

pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu produk yang

dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan

Menurut pendapat peneliti, bahwa kepuasan pasien itu sangat penting untuk

upaya peningkatan kulitas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Dengan

mempertahankan pelanggan maka manfaat yang diperoleh rumah sakit. Pasien

yang puas dan loyal terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit maka, pasien

akan mempromosiakan ke orang lain untuk berobat ke rumah sakit tersebut. Maka

secara tidak langsung ruamh sakit akan mendapatkan keuntungan yang labih dari

pasien yang puas terhadap pelayannnya.

5.2.3 Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan Kepuasan

Pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun Tahun

2017

Berdasarkan tabel 5.1.12 dapat diketahui bahwa dari 99 responden di

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun dengan persentase responden

yang menyatakan waktu tunggu pelayanan obat tidak sesuai standar, 23% puas

dengan jumlah 23 responden dan 53,5% tidak puas dengan jumlah 53 responden.

Sedangkan yang mengatakan waktu tunggu pelayanan obat sesuai standar 13,1%

puas dengan jumlah 13 responden dan 10,1% tidak puas dengan jumlah 10

responden. Dengan menggunakan analisis chi square menunjukkan hasil uji

statistik di dapatkan nilai p = 0,022 < α = 0,05 maka (H0) ditolak yang berarti ada

hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien di

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

97

97

instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun. Sedangkan untuk keeratan

hubungan (pada lampiran) didapatkan Koefisien Kontingensi = 0,22 yang berarti

tingkat keeratannya rendah.

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan

meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan lain

sebagainya. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan

di rumah sakit untuk memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu

merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa ruma h

sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit

mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan

pasien (Depkes, 2007).

Waktu tunggu pelayanan farmasi dibagi menjadi dua yaitu waktu tunggu

pelayanan resep obat jadi dan waktu tunggu pelayanan resep obat racikan.

Menurut Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan

Minimum Rumah Sakit dijelaskan bahwa waktu tunggu pelayanan resep obat jadi

adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima

obat jadi. Sedangkan waktu tunggu pelayanan resep obat racikan adalah tenggang

waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan.

Nursalam (2013) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang seseorang

atau puas bahwa produk atau jasa yang diterima telah sesuai atau melebihi

harapan pelanggan. Kepuasan pasien adalah karena kepuasan pasien merupakan

salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien

adalah modal untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia).

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

98

98

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kepuasan pelanggan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa pengertian kepuasan pelanggan adalah terpenuhinya

harapan pelanggan dalam membeli suatu produk barang atau jasa yang sudah

sesuai dan melebihi harapannya.

Menurut Parasuraman dkk dalam Muninjaya (2011). Ada lima elemen yang

digunakan pelanggan untuk menilai kualitas pelayanan antara lain: tangible

(kenyataan), dapat berupa ketersedian sarana dan prasarana termasuk alat yang

siap pakai serta penampilan staf yang menyenangkan.Empathy (empati), petugas

medis mampu menempatkan dirinya dengan pelanggan, dapat berupa kemudahan

dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap

pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan pelanggannya.Reliability

(kehandalan), kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat waktu,

akurat dan memuaskan sesuai dengan yang ditawarkan. Responsiveness (cepat

tanggap), kemauan petugas kesehatan untuk membantu pasien dengan cepat serta

mendengar dan mengatasi keluhan dari pelanggan/pasien. Assurance (kepastian),

kemampuan petugas kesehatan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan

terhadap janji yang telah dikemukakan pada pelanggan/pasien.

Menurut pendapat peneliti, bahwa waktu tunggu pelayanan yang lama

sangat erat hubungannya dengan kepuasan pasien karena menunggu hal yang

sangat membosankan dan menjenuhkan sehingga pasien akan merasa tidak puas

dengan pelayanan yang diberikan. Kualitas pelayanan yang dinilai kurang baik

oleh pasien menjadi kritik dan saran bagi rumah sakit sebagai menjadi bahan

evaluasi untuk memperbaiki kualitas pelayanan di instalasi farmasi rawat jalan

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

99

99

RSUD Kota Madiun menjadi lebih baik. Sedangkan untuk pelayanan yang sudah

dinilai baik oleh pasien supaya dipertahankan dan perlu ditingkatkan lagi.

Pelayanan yang lama dan tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang

kurang memadai dapat mengakibatkan ketidak puasan pasien. Sebaliknya, jika

waktu tunggu pelayanan yang diberikan relatif singkat pasien akan mudah puas

dengan pelayanan tersebut, serta pasien akan merasa loyal dan memanfaatkan

kembali pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut. Sehingga kualitas

pelayanan di RSUD Kota Madiun dinilai baik oleh pasien dan secara tidak

langsung rumah sakit juga mendapatkan keuntungan yang lebih dari masyarakat.

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

100

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara waktu tunggu

pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun Tahun 2017 peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Waktu tunggu pelayanan obat di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun sebagian besar tidak sesuai standar yaitu sebesar 76,8%.

2. Kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun

sebagian besar responden menyatakan tidak puas dengan waktu tunggu

pelayanan obat yaitu sebesar 63,6%.

3. Ada hubungan antara waktu tunggu pelayanan obat dengan kepuasan

pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun, dengan

menggunakan uji chi square diperoleh nilai p value = 0,02 < α = 0,05

dengan KK = 0,22 yang berarti keeratannya rendah.

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

101

101

6.2 Saran

Berdasrkan hasil penelitian tentang hubungan antara waktu tunggu

pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan RSUD

Kota Madiun Tahun 2017 peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

Untuk instalasi farmasi rawat jalan RSUD Kota Madiun sebaiknya

melakukan perbaikan pelayanan dalam hal waktu tunggu pelayanan obat,

dengan penempatan jabatan sesuai dengan pendidikan yang disyaratkan,

dan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pendekatan

efisiensi, produktifitas, kompetensi dan komitmen dalam rangka

mengantisipasi perubahan yang ada, salah satu cara yang dapat dilakukan

yaitu dengan merotasi SDM yang berada di instalasi farmasi rawat jalan

dengan tenaga yang ada di instalasi farmasi rawat inap, bahkan jika

diperlukan adanya penambahan SDM dengan fleksibilitas BLU rumah sakit

berkesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS,

memperbaiki sarana dan prasarana yang belum memadahi, dan mendesain

ruang tunggu pelayanan obat.. Serta pihak rumah sakit melakukan evaluasi

kinerja, mutu pelayanan yang baik dapat memenuhi harapan dan kebutuhan

pasien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dan bahan

pertimbangan untuk kegiatan penelitian selanjutnya.

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

102

102

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk melakukan penelitian

berikutnya, dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan dan

mengembangkan penelitian lebih lanjut menganai hubungan antara waktu

tunggu pelayanan obat dengan kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat

jalan RSUD Kota Madiun.

4. Bagi Pembaca

Untuk kesempurnaan ini diharapkan bagi semua pihak untuk memberi

masukan yang bersifat membangun agar pada penelitian selanjutnya bisa

lebih sempurna.

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

103

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi V.

Jakarta : Rineka Cipta

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat . Jakarta. EGC.

Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta : Penerbit Erlangga

Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor1197/MENKES/SK/X/2004Tentang Standart Pelayanan

Farmasi Di Rumah Sakit. Jakarta. . Diakses 23 Maret 2016 pukul 13.00). Tersedia dalam:

https://www.google.co.id/m?&q=kepmenkes+no+1197+tentang+standar+ pelayanan+farmasi

Departemen Kesehatan RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor129/MENKES/SK/II/2008, Tentang Standart Pelayanan

Minimal Di Rumah Sakit. Jakarta. Diakses pada tanggal 23 april 2016. http//www.google.co.id/m?&q=kepmenkes+no-129-tahun-2008-standart-pelayanan-minimal-rs+pdf

Erni. 2009. Analisis Waktu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan Di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu Depok Tahun 2009. Skripsi. Universitas

indonesia. Diakses pada tanggal 07 februari 2017 pukul 08.54. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125845-S-5837-Analisis%20waktu-

Pendahuluan.pdf

Febriawati, Henni. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta

: Penerbit Goysen Publishing

Hasan, 2013. Hubungan Waiting Times/Waktu Tunggu Dengan Kepuasan Pasien Di Poliklinik Mata Pada Instalasi Rawat Jalan Di Rsud Tarakan Propinsi Kalimantan Timur. Tesis. Makassar : Universitas Hassanudin.

http://www.google.co.id/search?hl=id&ie=ISO-8859 1&q=hubungan+waiting+time+tesis+hasan

Hidayat, A. A.2007. Metode penelitian keperawtan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika.

Ifmaily. 2006. Analisis Pengaruh Persepsi Layanan Farmasi Pasien Unit Rawat Jalan Terhadap Minat Beli Obat Ulang Di Instalasi Farmasi RSI. Ibnu

Sina – Yarsi Padang Tahun 2006. Tesis. Semarang. Universitsa

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

104

104

Diponegoro. Diakses tanggal 02 Agustus 2017 pukul 04.32

http://eprints.undip.ac.id/15641/1/Ifmaily.pdf

Kepmenkes RI Nomor129/Menkes/SK/2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta. Diakses tanggal 03 Agustus 2017 pukul

13.09.https://googleweblight.com/?lite_url=https://www.slideshare.net/mobile/f1smed/kepmenkes-

no129tahun2008standarpelayananminimalrs&ei=ef43cDME&lc=id-ID&s=1&m=207&host=www.google.co.id&ts=1503368078&sig=ALNZjWlnEZlq_ajEZrQLQJwGKc9a97pzdg

Keputusan Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang- Undang

RepublikIndonesia No. 44 Rumah Sakit.Jakarta. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 2015. Balai Besar Kesehatan

Paru Masyarakat (BBKPM). Surakarta.

Maharani , Dyah, dkk. 2016. Anallisis Pengeruh Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Resep Di Apotek Instalasi Farmasi Badan Rumah Sakit Darah Luwuk Kabupaten Banggai Regency. Tesis. Universitas

Tadulako, Palu, Indonesia. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Galenika/article/view/5984/474

2

Megawati, dkk. 2015. Penurunan waktu tungu pelayanan obat rawat jalan instalasi

farmasi rumah sakit baptis batu malang. Tesis : universitas brawijaya malang.

Muninjaya, A, A. 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC

Nasir, ABD, dkk. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2016. Manajemen keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurjanah. 2106.Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Resep Dengan

Kepuasan Pasien Di Apotek Pelengkap Kimia Farma BLU Prof.

Dr. R.D. Kandou Manado. Tesis. Manado: Universitas Sam Ratulangi Http://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Pharmacon/Article/View/11379

Oktavia, Niken. 2016. Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan Farmasi Dengan

Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi RSU Darmayu

Ponorogo.

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

105

105

Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 2005. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Jakarta. Diakses pada tanggal 04 Agustus 2017 Pukul

17.45. http://smecda.com/wp-content/uploads/2015/12/PP-7.pdf Permenkes RI No. 56 Tahun 2014. Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Jakarta. Diakses pada tanggal 02 Agustus 2017 pukul 18.31.

http://www.lshk.or.id/uu/PMK%20No.%2056%20ttg%20Klasifikasi%20

dan%20Perizinan%20Rumah%20Sakit.pdf

Permenkes RI Nomor 58 Tahun 2014. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Jakarta. Diakses tanggal 12 Agustus 2017 Pukul 14.05. http://cheps.or.id/wp-content/uploads/2016/08/Permenkes-58-2014-

Standar-Yanfar-di-RS.pdf

Pohan, Imbalo S. 2004. “ Jaminan Mutu Layanan Kesehatan”. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Purwanto, Heri, dkk. 2015. Faktor Penyebab Waktu Tunggu Lama Di Pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Blambangan Banyuwangi. Tesis.

Banyuwangi : Universitas Brawijaya.

Pusparia, Lidya. 2010.” Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi dengan Minat Pasien

Menebus Kembali Resep Obat di Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih. Tesis. Depok: Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 26 Maret 2016 pukul 10.15. Tersedia dalam :

https://www.google.co.id/m?&q=analisis+hubungan+tingkat+kepuasan+pasien+rawat+jalan+terhadap+pelayanan+instalasi+farmasi+dengan+min

at+pasien+menebus+kembali+resep+obat+di+instalasi+farmasi+RSUD+budhi+asih+tahun+2010

Sabri, dkk. 2006. Statistik kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Santjaka, Aris. 2015. Aplikasin SPSS Untuk Analisis Data Penelitian Kesehatan. Yogjakarta : Nuha Madika

Septini, Renni. 2012. Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Askes Rawat Jalan Di Yanmasum Farmasi RSPAD Gatot Soebroto. Tesis.

Depok : Universitas Indonesia. https://www.google.co.id/m?&q=analisis+waktu+tunggu+pelayanan+resep+pasien+askes+rawat+jalan+di+yamansum+farmasi+RSPAD+Gatot+

Soebroto

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

106

106

Soebarto, Khusnul K. 2011. Tinjauan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waktu

Tunggu Pelayanan Rekam Medis Di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu Sanggul Rantau. Skripsi. Banjarbaru : Stikes Husada Borneo.

https://www.google.co.id/m?&q=tinjauan+faktor-faktor+yang+mempengaruhi+waktu+tunggu+khusnul+k+soebarto

Siregar dan Amalia. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori Dan Penerapannya. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Supranto, J, M.A, Prof. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Meningkatkan Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta

Swarjana, Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogjakarta : Andi

Trisnantoro. 2004. Memahami Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit . Yogjakarta: Gajah Mada University Press

Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2011. Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial. Jakarta. Diakses Pada Tanggal 16 Agustus 2017 Pukul 09.05.http://arsipberita.kemsos.go.id/file/upload/UU_No_24_Tahun_2011_Tentang_BPJS.pdf

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

107

Lampiran 1: Kartu Bimbingan

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

108

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

109

Lmpiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian

dengan judul “Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan

Kepuasan Pasien Di Istalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kota Madiun”. Saya

menyatakan setuju diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila

sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan.

Saya percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.

Madiun, Mei 2017

Responden

(.......................................)

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

110

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian

MOHON BERIKAN TANDA ( √ ) PADA JAWABAN YANG ANDA PILIH

A. IDENTITAS RESPONDEN

Jenis Kelamin :

( ) Pria

( ) Wanita

Umur Anda saat ini :

( ) 17-26 tahun

( ) 27- 36 tahun

( ) 37-46 tahun

( ) 47-56 tahun

( ) > 57 tahun

Pendidikan terakhir yang Anda miliki :

( ) SD

( ) SMP

( ) SLTA

( ) Perguruan Tinggi (D3,S1,S2,S3)

B. WAKTU TUNGGU

a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi (..........................menit)

Sesuai jika ≤ 30 menit

Tidak Sesuai jika >30 menit

b. Waktu tunggu pelayanan obat racikan (..........................menit)

Sesuai jika ≤ 60 menit

Tidak Sesuai jika >60 menit

Pekerjaan Anda saat ini :

( ) Pelajar/Mahasiswa

( ) Pegawai Negeri Sipil

( ) Pegawai Swasta

( ) IRT

( ) Pedagang

( ) Tidak Bekerja

( ) Pensiun

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

111

C. KEPUASAN PASIEN

Berikan tanda ( √ ) untuk setiap pernyataan di bawah ini sesuai penilaian bapak/ibu/sdr terhadap pelayanan instalsi farmasi rawat jalan RSUD Kota

Madiun, pada kolom : 1. Puas

0 Tidak Puas

No Pernyataan

Penilaian

Puas

(1)

Tidak Puas

(0)

Tangibels (Kenyataan)

1 Rumah sakit menyediakan Ruang tunggu cukup luas

2 Rumah sakit menyediakan desain ruangan di ruang tunggu pasien rawat jalan instalasi farmasi

kelihatan bersih dan menarik

3 Rumah sakit menyediakan fasilitas ruang tunggu

yang baik seperti (AC, TV, Majalah)

4 Penampilan petugas rapi

5 Rumah sakit menata loket dengan baik dan mudah

dijangkau

Reliability (Keandalan)

6 Waktu tunggu pelayanan obat yang dilakukan

petugas cukup singkat

7 Obat yang diresepkan selalu tersedia di rumah sakit

8 Pelayanan petugas mudah dan tidak berbelit

Responsiveness (Ketanggapan)

9 Petugas tanggap terhadap masalah pasien

10 Petugas cepat dalam melayani obat

11 Petugas memberikan pengarahan cara pakai abat

12 Petugas kasir farmasi cepat menyelesaikan urusan

pembayaran

Assurance (Jaminan)

13 Petugas memberikan obat dalam kondisi baik dan

harga wajar

14 Petugas mampu menjawab pertanyaan pasien

mengenai obat

15 Petugas menyiapkan obat dengan teliti

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

112

16 Penampilan dan pengetahuan petugas meyakinkan

Emphaty (Empati)

17 Pelayanan petugas ramah

18 Pelayanan petugas sopan

19 Petugas mendengar dengan sabar pertanyaan dan

keluhan pasien

20 Petugas apotek memberikan solusi terhadap pasien

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

113

113

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

Nama Mahasiswa : Selviana Fransiska Janah NIM : 201303048 Judul : Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Obat Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

RSUD Kota Madiun Tahun 2017

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

114

Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

115

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

116

Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

117

Lampiran 6: Surat Selesai Penelitian

Page 138: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

118

Lampiran 7 : Tabel Waktu Tunggu Pelayanan Obat

Jenis Resep/Waktu Tunggu Skor Kategori

Obat Jadi Obat Racikan

57 0 TIDAK SESUAI

58 0 TIDAK SESUAI

65 0 TIDAK SESUAI

85 0 TIDAK SESUAI

56 0 TIDAK SESUAI

64 0 TIDAK SESUAI

29 1 SESUAI

25 1 SESUAI

30 1 SESUAI

55 0 TIDAK SESUAI

29 1 SESUAI

52 0 TIDAK SESUAI

51 0 TIDAK SESUAI

53 0 TIDAK SESUAI

67 0 TIDAK SESUAI

55 0 TIDAK SESUAI

55 0 TIDAK SESUAI

28 1 SESUAI

51 0 TIDAK SESUAI

61 0 TIDAK SESUAI

59 0 TIDAK SESUAI

56 0 TIDAK SESUAI

59 0 TIDAK SESUAI

60 0 TIDAK SESUAI

27 1 SESUAI

30 1 SESUAI

54 0 TIDAK SESUAI

30 1 SESUAI

85 0 TIDAK SESUAI

49 0 TIDAK SESUAI

29 1 SESUAI

83 0 TIDAK SESUAI

59 1 SESUAI

83 0 TIDAK SESUAI

51 0 TIDAK SESUAI

55 0 TIDAK SESUAI

60 1 SESUAI

Page 139: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

119

Jenis Resep/Waktu Tunggu Skor Kategori

Obat Jadi Obat Racikan

55 0 TIDAK SESUAI

48 0 TIDAK SESUAI

57 0 TIDAK SESUAI

56 0 TIDAK SESUAI

60 1 SESUAI

87 0 TIDAK SESUAI

51 0 TIDAK SESUAI

29 1 SESUAI

54 0 TIDAK SESUAI

50 0 TIDAK SESUAI

64 0 TIDAK SESUAI

89 0 TIDAK SESUAI

30 1 SESUAI

29 1 SESUAI

53 0 TIDAK SESUAI

50 0 TIDAK SESUAI

59 1 SESUAI

59 0 TIDAK SESUAI

95 0 TIDAK SESUAI

52 0 TIDAK SESUAI

88 0 TIDAK SESUAI

94 0 TIDAK SESUAI

58 0 TIDAK SESUAI

60 1 SESUAI

60 1 SESUAI

67 0 TIDAK SESUAI

89 0 TIDAK SESUAI

67 0 TIDAK SESUAI

62 0 TIDAK SESUAI

49 0 TIDAK SESUAI

51 0 TIDAK SESUAI

67 0 TIDAK SESUAI

55 0 TIDAK SESUAI

53 0 TIDAK SESUAI

28 1 SESUAI

64 0 TIDAK SESUAI

30 1 SESUAI

68 0 TIDAK SESUAI

61 0 TIDAK SESUAI

Page 140: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

120

Jenis Resep/Waktu Tunggu Skor Kategori

Obat Jadi Obat Racikan

60 0 TIDAK SESUAI

58 0 TIDAK SESUAI

27 1 SESUAI

59 0 TIDAK SESUAI

54 0 TIDAK SESUAI

68 0 TIDAK SESUAI

62 0 TIDAK SESUAI

53 0 TIDAK SESUAI

57 0 TIDAK SESUAI

58 0 TIDAK SESUAI

56 0 TIDAK SESUAI

58 0 TIDAK SESUAI

54 0 TIDAK SESUAI

35 0 TIDAK SESUAI

26 1 SESUAI

49 0 TIDAK SESUAI

29 1 SESUAI

58 0 TIDAK SESUAI

50 0 TIDAK SESUAI

67 0 TIDAK SESUAI

69 0 TIDAK SESUAI

97 0 TIDAK SESUAI

69 0 TIDAK SESUAI

51.13414634 78.41176471

Rata-rata waktu tunngu obat jadi = 51,13 menit

Rata-rata waktu tunngu obat raciakn = 78,41 menit

Page 141: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

121

Lampiran 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 12.13 33.499 .650 .915

P2 12.13 33.292 .689 .914

P3 12.10 33.266 .711 .914

P4 12.13 33.154 .714 .913

P5 12.13 32.809 .780 .912

P6 12.10 33.334 .698 .914

P7 12.10 33.266 .711 .914

P8 12.17 32.764 .774 .912

P9 12.10 34.576 .465 .919

P10 12.07 33.582 .672 .915

P11 12.10 34.438 .490 .918

P12 12.10 34.990 .389 .921

P13 12.23 34.806 .395 .921

P14 12.20 33.821 .572 .917

P15 12.20 34.166 .510 .918

P16 12.07 35.168 .369 .921

P17 12.00 34.483 .546 .917

P18 12.10 34.714 .439 .920

P19 12.13 33.361 .676 .914

P20 12.27 34.892 .379 .921

Statistics

UMUR

JENIS_KE

LAMIN

TINGKAT_P

ENDIDIKAN PEKERJAAN JENIS_RESEP

WAKTU_TUNG

GU

KEPUASAN_

PASIEN

N Valid 99 99 99 99 99 99 99

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Page 142: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

122

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17-26 TAHUN 6 6.1 6.1 6.1

27-36 TAHUN 14 14.1 14.1 20.2

37-46 TAHUN 31 31.3 31.3 51.5

47-56 TAHUN 29 29.3 29.3 80.8

>56 TAHUN 19 19.2 19.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PRIA 41 41.4 41.4 41.4

WANITA 58 58.6 58.6 100.0

Total 99 100.0 100.0

TINGKAT_PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 25 25.3 25.3 25.3

SMP 16 16.2 16.2 41.4

SLTA 44 44.4 44.4 85.9

PERGURUAN TINGGI 14 14.1 14.1 100.0

Total 99 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PELAJAR/MAHASISWA 4 4.0 4.0 4.0

Page 143: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

123

PNS 5 5.1 5.1 9.1

PEGAWAI SWASTA 43 43.4 43.4 52.5

IRT 26 26.3 26.3 78.8

PEDAGANG 13 13.1 13.1 91.9

TIDAK BEKERJA 2 2.0 2.0 93.9

PENSIUN 6 6.1 6.1 100.0

Total 99 100.0 100.0

JENIS_RESEP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid OBAT JADI 82 82.8 82.8 82.8

OBAT RACIKAN 17 17.2 17.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

WAKTU_TUNGGU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK SESUAI STANDAR 76 76.8 76.8 76.8

SESUAI STANDAR 23 23.2 23.2 100.0

Total 99 100.0 100.0

KEPUASAN_PASIEN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK PUAS 63 63.6 63.6 63.6

PUAS 36 36.4 36.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

Page 144: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

124

Statistics

DIMENSI_TANGI

BLE

DIMENSI_RELIA

BILITY

DIMENSI_RESP

ONSIVENESS

DIMENSI_ASSU

RANCE

DIMENSI_EMPH

ATY

N Valid 99 99 99 99 99

Missing 0 0 0 0 0

DIMENSI_TANGIBLE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK PUAS 56 56.6 56.6 56.6

PUAS 43 43.4 43.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

DIMENSI_RELIABILITY

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK PUAS 59 59.6 59.6 59.6

PUAS 40 40.4 40.4 100.0

Total 99 100.0 100.0

DIMENSI_RESPONSIVENESS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK PUAS 42 42.4 42.4 42.4

PUAS 57 57.6 57.6 100.0

Total 99 100.0 100.0

DIMENSI_ASSURANCE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 145: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

125

Valid TIDAK PUAS 37 37.4 37.4 37.4

PUAS 62 62.6 62.6 100.0

Total 99 100.0 100.0

DIMENSI_EMPHATY

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK PUAS 38 38.4 38.4 38.4

PUAS 61 61.6 61.6 100.0

Total 99 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

WAKTU_TUNGGU *

KEPUASAN_PASIEN 99 100.0% 0 .0% 99 100.0%

WAKTU_TUNGGU * KEPUASAN_PASIEN Crosstabulation

KEPUASAN_PASIEN

Total TIDAK PUAS PUAS

WAKTU_TUNGGU TIDAK SESUAI STANDAR Count 53 23 76

% within WAKTU_TUNGGU 69.7% 30.3% 100.0%

% within

KEPUASAN_PASIEN 84.1% 63.9% 76.8%

% of Total 53.5% 23.2% 76.8%

SESUAI STANDAR Count 10 13 23

% within WAKTU_TUNGGU 43.5% 56.5% 100.0%

% within

KEPUASAN_PASIEN 15.9% 36.1% 23.2%

Page 146: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

126

% of Total 10.1% 13.1% 23.2%

Total Count 63 36 99

% within WAKTU_TUNGGU 63.6% 36.4% 100.0%

% within

KEPUASAN_PASIEN 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.6% 36.4% 100.0%

Page 147: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

127

127

Lampiran 9: Tabel input kepuasan pasien

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 MEAN KATAGORI SKOR

0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.95 PUAS 1

0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0.55 TIDAK PUAS 0

1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.55 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0.75 PUAS 1

1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0.7 TIDAK PUAS 0

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 MEAN KATAGORI SKOR

0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

Page 148: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

128

128

0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.9 PUAS 1

0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.95 PUAS 1

0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0.8 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.9 PUAS 1

1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.9 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.9 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.9 PUAS 1

0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.7 TIDAK PUAS 0

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 MEAN KATAGORI SKOR

0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

Page 149: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

129

129

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.95 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0.5 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0.6 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.5 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0.6 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 MEAN KATAGORI SKOR

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.55 TIDAK PUAS 0

1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0.6 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.75 PUAS 1

Page 150: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

130

130

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0.5 TIDAK PUAS 0

0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PUAS 1

0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 PUAS 1

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0.45 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.8 PUAS 1

0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0.5 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0.5 TIDAK PUAS 0

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 MEAN KATAGORI SKOR

1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0.4 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0.4 TIDAK PUAS 0

1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.75 PUAS 1

0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0.55 TIDAK PUAS 0

Page 151: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

131

131

0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 TIDAK PUAS 0

1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0.7 TIDAK PUAS 0

0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0.6 TIDAK PUAS 0

1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0.7 TIDAK PUAS 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0.5 TIDAK PUAS 0

1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.65 TIDAK PUAS 0

0.7101

Page 152: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

132

Lampiran 10

Tabulasi Silang

Tabel F0

Waktu Tunggu Kepuasan Pasien Total

Puas Tidak Puas

Sesuai Standar 13 10 23

Tidak Sesuai Standar 23 53 76

Total 36 63 99

Fh = Jumlah Baris x Jumlah Kolom

Jumlah Semua

Fha = 23 x 36 = 8,36

99

Fhb = 23 x 63 = 14,63

99

Fhc = 76 x 36 = 27,63

99

Fhd = 76 x 63 = 48,36

99

Tabel Fh

Waktu Tunggu Kepuasan Pasien Total

Puas Tidak Puas

Sesuai Standar 8,36 14,63 23

Tidak Sesuai Standar 27,63 48,36 76

Total 36 63 99

∑( )

∑( )

( )

( )

( )

= 2,57 + 1,46 + 0,77 + 0,39

Page 153: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

133

= 5,19

Koeefisien Kontingensi

KK=√

=√

= 0,22

Page 154: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

134

Lampiran 11

Dokumentasi

Page 155: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN …repository.stikes-bhm.ac.id/366/1/SKRIPSI SELVIANA...STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017 . i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU

135


Recommended