SKRIPSI
IMPLEMENTASI RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DALAM
PEMBANGUNAN DI DESA BONERATE KECAMATAN PASIMARANNU
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Oleh:
ANDI RATU
Nomor Induk Mahasiswa : 105611118216
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
SKRIPSI
IMPLEMENTASI RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DALAM
PEMBANGUNAN DI DESA BONERATE KECAMATAN PASIMARANNU
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Sebagaimana salah satu syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Meperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos.)
Disusun dan Diajukan Oleh:
ANDI RATU
Nomor Stambuk: 105611118216
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Andi Ratu, Muhammad Isa Ansari dan Hafiz Elfiansyah Parawu. Implementasi Rencana
Kerja Pemrintah Desa Dalam Pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesuksesan Implementasi
Rencana Kerja dalam Pembangunan di Desa Bonerate. Yang dimana implementasi kebijakan di
Desa Bonerate belum memenuhi sejumlah kriteria/indikator dan belum bisa dikategorikan sebagai
Desa yang sukses dalam pembangunan. Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, untuk
menjawab tujuan penelitian, penulis menggunakan teori Jan Marse dalam Kadji (2015).
Menurutnya ada empat hal yang mempengaruhi implementasi kebijakan yang mutlak diantaranya,
informasi, isi kebijakan, dukungan masyarakat, dan pembagian potensi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data seperti observasi dan wawancara. Metode penentuan informan peneliti
menggunakan metode triagulasi. Dengan lokasi di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rencana kerja
pemerintah desa dalam pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar yang di laksanakan oleh Desa Bonerate, memiliki gambaran tentang
bagaimana informasi dalam implementasi rencana kerja, isi kebijakan, dukungan masyarakat
dalam implementasi rencana kerja, serta pembagian potensi di Desa Bonerate. Dalam
pelaksanaanya belum terealisasi dengan optimal, karena masih adanya faktor yang
mempengaruhi seperi isi kebijakan kurang tepat, kurangnya partisipasi masyarakat atau
dukungan masyarakat dalam pembagun Desa serta Potensi Desa yang belum memadai.
Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, RKPDes Dalam Pembangunan Desa
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada
Rasulullah SAW, beserta para kelurganya, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan
salah satu nikmat yang tidak ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa
Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepualuan Selayar“.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewah dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih untuk kedua
orang tua Bapak Aco Baengko dan ibu Banri Suro serta suami Dadang Saputra yang
senantiasa memberi dukungan, perhatian, kasih sayang, dan do’a restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah
diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dunia dan
akhirat .
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik., S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
viii
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Nasrul Haq., S.Sos., M.PA selaku ketua jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. H. Muhammad Isa Ansari, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr.
Hafiz Elfiansyah Parawu, S.T., M.Si selaku pembimbing II Yang dimana
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulisan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah menyumbangkan
ilmu pengetahuannya kepada penulis selama masih mengenyam pendidikan di
bangku perkuliahan dan seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu penulis.
6. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Dinas Penanaman Modal Dan
pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemerintah Desa Bonerate, dan Masyarakat Desa
Bonerate terimakasih atas kerjasama dan bantuan selama penulis melaksanakan
penelitian.
7. Sahabat terbaikku Rini sahraini, Nur Isnah, Maya Sofianti, Ismayanti, Nur
Karmila yang telah banyak membantu, memberi semangat dan mendengar keluh
kesah penulis.
8. Keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar Angkatan 2016 ( Federasi), terkhusus teman-teman seperjuangan
kelas IAN E yang selama ini senantiasa saling Mendo’akan dalam mencapai
gelar sarjana.
ix
Diakhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan
dan kekhilafan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Demi kesempurnaan
skripsi ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan berkaitan bagi pihak
yang membutuhkan.
Makassar, 18 November 2020
Andi Ratu
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Manfaat Pelitian ............................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9
A. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 9
B. Konsep dan Teori ............................................................................................ 12
1. Konsep dan Teori Kebijakan Publik ........................................................... 12
2. Konsep dan Teori Implementasi kebijakan Publik ..................................... 18
3. Konsep dan Teori RKP Desa ...................................................................... 24
C. Kerangka Pikir ................................................................................................. 33
D. Fokus Penelitian............................................................................................... 34
E. Deskripsi Fokus ................................................................................................ 35
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 36
A.Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................ 36
B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................................. 36
C. Sumber Data..................................................................................................... 37
xi
D. Informasi .......................................................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 40
G. Teknik Pengabsahan Data................................................................................ 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 43
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................................... 43
B. Hasil Penelitian ............................................................................................. 58
C. Pembahasan Penelitian .................................................................................. 72
BAB V. PENUTUP ................................................................................................... 76
A. Kesimpulan ................................................................................................... 76
B. Saran .............................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 79
LAMPIRAN ........................................................................................................... 83
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ 106
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 10
Tabel 3.1 Informan penelitian .......................................................................... 38
Tabel 4.1 Kepemilikan Air Sumur ................................................................... 45
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan .......................................................................... 45
Tabel 4.3 Mata Pencaharian ............................................................................. 46
Tabel 4.4 Kepemilikan hewan ternak ............................................................... 47
Tabel 4.5 Prasarana Desa/Dusun ...................................................................... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .............................................................................. 34
Gambar 4.1 Peta Wilaya Desa .......................................................................... 43
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Desa .............................................................. 49
Gambar 4.3 Struktur Organisasi BPD .............................................................. 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
zaman sekarang ini implementasi merupakan bagaian yang tidak bisah dipisahkan
dengan keberadaan suatu program yang dimana telah diketahui implementasi
merupakan turunan dari kebijakan publik yang sangat aplikabel baik dipemerintah
pusat ataupun pemerintah daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Desa diharapkan bukan hanya memberi perubahan
positif dalam sistem pemerintahan, tetapi dengan adanya rencana kerja pemerintah
desa juga dapat menjadi jawaban atas segala persoalan yang dihadapi suatu bangsa
dalam pemerintahan.
Di Negara kita Indonesia, setelah adanya otonomi daerah, perubahan sistem
pemerintahan juga diiringi dengan adanya tuntunan baru dalam rangka pemantapan
kemandirian dan pemberdayaan masyarakat diperlukan adanya ketersediaan sumber
daya bagi peningkatan pelayanan ditingkat pedesaan secara memadai.
Berbagai upaya dengan tujuan pengembangan masyarakat secara terus menerus
dilakukan, baik melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam proses perubahan
sosial, melalui penguatan pelayanan masyarakat oleh pemerintah desa dan melalui
upaya pemantapan lembaga pemerintah desa maupun lembaga kemasyarakatan dalam
menunjang kegiatan sosial, ekonomi, masyarakat Alfaturrahman (2016). Seiring
2
dengan berlakunya Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang
pedoman pembangunan desa, dimana disebutkan bahwa dilaksanakan oleh pemerintah
desa dan melibatkan badan permusyawaratan serta tokoh masyarakat secara partisipasi
untuk memanfaatkan dan mengalokasikan sumber daya desa dalam pencapaian tujuan
pembangunan desa. Perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kewenangannya
dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kapubaten/kota disusun oleh
pemerintah desa. Perencanaan dan pembangunan sesuai dengan semangat gotong
royong. Dalam pembangunan desa, masyarakat desa berhak melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini tenaga pendamping propesional
kepala desa yaitu kader pemberdayaan masyarakat desa dan pihak lain melakukan
koordinasi pendamping di wilayah. Bidang penyelenggaraan pemerintah desa,
pembinaan masyarakat desa, pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa termasuk dalam kategori Pembangunan desa. Perencanaan
pembangunan desa sebenarnya sudah rutin yang harus dilaksanakan oleh pemerintah
desa setiap tahunnya yang disusun secara berjangka.
Berdasarkan peraturan tersebut seluruh daerah membuat rencana kerja untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Perencanaan pembangunan melalui
musyawara desa dilakukan guna membahas permasalahan yang ada dalam pelaksanaan
pembangunan desa, antara pemerintah desa dan masyarakat, peran pemerintah desa
dan masyarakat setempat sangat penting dalam pelaksanaan perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan.
Pembangunan desa merupakan suatu program yang merupakan tanggung jawab
3
dan kewajiban politis Negara dengan mengarahkan semua kemampuan dengan tujuan
untuk memecahkan permasalahan ekonomi, sosial dan politik Negara guna mencapai
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya Cristian (2015). Oleh karena itu
perencanaan suatu program pemerintahan sangat menunjang keberhasilan suatu
pencapaian atau tujuan. Dalam hal ini penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan
pelayanan publik tidak hanya berdasar pada pemerintah, akan tetapi harus adanya
partisipasi atau keterlibatan seluruh elemen, baik masyarakat interen birokrasi, dan
pihak swasta. Dengan demikian perencanaan pembangunan yang merupakan suatu
program pemerintah harus benar – benar dilakukan sebagai upaya pemenuhan segala
kebutuhan masyarakat.
Salah satu jenis pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat adalah
perencanaan pembangunan desa. Dalam peraturan pemerintah nomor 72 tentang desa
yang menekankan pada prinsip – prinsip demokratis, keadilan, peran serta masyarakat,
kemandirian serta memperhatikan potensi dan keaneka ragaman daerah. Disisi lain
masi adanya pelaksanan perencanan pembangunan yang tidak melibatkan partisipasi
masyarakat, hal inilah yang menyebabkan kapasitas masyarakat tidak berkembangan
dan tidak merata, dan menimbulkan dampak negatif dalam mendorong penguatan
kapasitas masyarakat baik secara individu atau kelompok, selain itu masih kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap apa yang dimaksut Rencana kerja pemerintah Desa
dalam pembangunan Desa, oleh karena itu permasalahan ini perlu diatasi dengan
melakukan perencanaan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Yang diamana
implemenati suatu program dapat dianggap suskses ketika informasi sudah dimengerti,
4
kebijakan sudah tepat, partisipasi masyarakat, dan potensi sudah memadai, kesemua ini
mendukung keberhasilan suatu program rencana kerja pemerintah Desa.
Forum perencanaan yang disebut musyawarah perencanaan pembangunan desa
atau biasa disebut musrembang Desa dan perencanan pembangunan akan tepat sasaran,
terlaksana serta hasilnya akan bermanfaat dengan baik jika perencanaan tersebut betul
– betul memenuhi kebutuhan masyarakat Alfaturrahman(2016).
Program Rencana Kerja pembangunan desa merupaka salah satu program unggulan
pemerintah Desa Bonerate dalam bidang pembangunan desa. Yang dimana dalam
musyawarah rencana kerja pemerintah desa yang berlangsung di Kantor Desa
Bonerate, yang dihadiri camat pasimarannu Drs. H. Askari, dan anggota badan
permusyawaratan desa dan seluruh jajaran serta perwakilan toko masyarakat, dalam
musyawar tersebut camat pasimarannu menghimbau agar dalam pelaksanaan Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) disesuaikan dengan visi dan misi desa dan tidak
terlepas dari skala prioritas yang sudah ditetapkan, serta Desa Bonerate bisa meningkat
dari desa yang tertinggal menjadi desa mandiri. Yang diman Desa Bonerate merupakan
salah satu desa di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi
Sulawesi Selatan, yang terdiri dari 3 Dusun dan memiliki jumlah penduduk sebanyak
1.521 jiwa. Desa Bonerate merupakan salah satu desa tertinggal, sehingga pemerintah
berinisiatif untuk melakukan suatu usaha agar Desa Bonerate bisa menjadi desa yang
berkembang dan menjadi desa yang mandiri. Sehingga dari keterbelakangan tersebut
pemerintah melakukan sesuatu dengan program kerja yang telah di rencanakan.
Berdasarkan survei awal dalam bidang pembangunan masih adanya beberapa
5
kendala yang berkaitan dengan penyusunan RKP Desa tersebut, yang dimana
kurangnya partisipasi masyarakat, desa untuk ikut dalam kegiatan pembangunan.
Masih ada program kegiatan RKP Desa Bonerate yang belum terealisasi khususnya
dalam bidang pembangunan, masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai apa
itu RKPDesa. Forum desa yang tidak seimbang dengan program yang tersusun dalam
dokumen Rencana Kerja Pemerintah RKP Desa Bonerate.
Berdasarkan latar belakang masalah telah di uaraikan tersebut, terdapat masalah
pokok dalam penelitian ini adalah Bagaiman implementasi Rencana Kerja Pemerintah
dalam bidang pembangnan Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu dengan tujuan
peningkatan kualitas hidup masyarakat, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian
tentang:
Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) dalam
pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tesebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Bagaimana aspek informasi dalam Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDes) dalam pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar ?
6
2. Bagaimana isi kebijakan dalam Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa
dalam pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar ?
3. Bagaimana dukungan masyarakat dalam Implementasi Rencana Kerja Pemerintah
Desa dalam pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar ?
4. Bagaimana pembagian potensi masyarakat dalam Implementasi Rencana Kerja
Pemerintah Desa dalam pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang di paparkan tersebut maka tujuan yang hendak
di capai yaitu:
1. Untuk mengetahui Bagaimana informasi dalam Implementasi Rencana Kerja
Pemerintah Desa dalam pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Untuk mengetahui isi kebijakan dalam Implementasi Rencana Kerja Pemerintah
Desa dalam Pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar.
3. Untuk mengetahui bagaimana dukungan masyarakat dalam Implementasi Rencana
Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
7
4 . Untuk mengetahui bagaimana pembagian potensi dalam Implementasi Rencana
Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
D. Manfaat Penelitian.
1. Kegunaan Teoritis.
Untuk bahan informasi dan sumber pemikiran penulis kepada pembaca untuk
mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan mengenai penelitian yang berkaitan
dengan Implemenrasi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP desa) dalam bidang
pembangunan terutama di program studi ilmu administrasi negara.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan informasi Desa Bonerate Kecamatan Pasimarann Kabupaten
Kepulauan Selayar.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi mayarakat untuk mengetahui Rencana Kerja
Pembangunan Desa.
c. Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri karena
memberikan gambaran terhadap pemecahan suatu masalah yang sedang di
hadapi. Oleh karena itu, penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terutama pada Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa
8
(RKP Desa) terutama dalam bidang pembangunan desa di Desa Bonerate
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat
kaitannya dengan masalah yang diteliti mengambil rujukan dari penelitian yang lain
yanag diantaranya sebagai berikukt :
Heri Cristian (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Studi Tentang Pelaksanaan
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun 2013 di Desa Leo Janan Ulu
Kecamatan Loajanan Kabupaten Kutai Kartanegara. Fokus penelitian ini membahas
tentang Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun 2013 di Desa Leo Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan tujuan untuk mengetahui, perencanaan,
pelaksanaan, dan pertanggung jawaban mengenai rencana kerja Pembangunan Desa
(RKP Desa).
Andi Rahmawati ( 2020 ) dalam jurnalnya yang berjudul Implementasi
Kebijakan Program Pengembangan Komoditas Pada Kawasan Strategi Kabupaten Di
Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan
implementasi kebijakan program pengembangan komoditas pada kawasan strategi
kabupaten di kabupaten Bone. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan Program Pengembangan
10
Komoditas pada Kawasan Strategi di Kabupaten Bone sudah bagus, hal ini dilihat dari
kerjasama implementor dalam melaksanakan tugasnya. Meskipun masih terdapat
kendala yang dialami pemerintah dalam menyediakan data dan informasi mengenai
komoditas unggulan yang dimiliki SKS.
Sarah Nuramalia Putri (2017) dalam skripsinya yang berjudul Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan Desa. Studi kasus Desa Belesari Kecamatan Bansari
Kabupaten Temanggung dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
partisipasin masyarakat dalam pembangunan di Desa Balesari Kecamatan Bansari
Kabupaten Temenggung bahwa partisipasi dipengaruhi faktor- faktor sumber materi,
gagasan, sumbangan dan, tenaga.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Persamaan Perbedaa
1. Heri
Cristian
(2015)
Studin
tentang
pelaksanaan
Rencana
Kerja
Pembangun-
an Desa
(RKP desa)
Tahun 2013
di Desa Loa-
janan Ulu
Kecamatan
Loajanan
Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
perencanaan,
pelaksanaan,dan
pertanggung jawaban
mengenai Rencana
Kerja Pembangunan
Desa (RKPDes).
11
Kabupaten
Kutai
Kartanegara
2. Andi
Rahmaw
ati (2020
)
Implementasi
Kebijakan
Program
Pengenbanga
n Komoditas
pada
Kawasan
Strategi
Kabupaten Di
Kabupaten
Bone.
Penelitian ini
menggunakan deskripsi
kualitatif data diperoleh
dengan, wawancara dan
observasi.
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa
implementasi Kebijakan
Program pengembangan
Komodasi pada kawasan
strategi kabupaten di
Kbupaten Bone sudah
bagus halini di lihat dari
kerjasama implrmrntor
dalam melaksanakan
tugasnya .
3. Sarah
Nuramali
a Putri
( 2017)
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Pembangunan
Desa. (studi
kasus Desa
Penelitian ini
menggunakan deskripsi
kualitatif data diperoleh
dengan, wawancara dan
kuesioner.
Hasilpenelitian ini
menunjukan bahwa
tingkat partisipasin
masyarakat dalam
pembangunan di
Desa Balesari
Kecamatan Bansari
12
Belesari
Kecamatan
Bansari
Kabupaten
Temanggung
)
Kabupaten
Temenggung bahwa
partisipasi
dipengaruhi faktor-
faktor sumber daya
materi, gagasan,
sumbangan dana,
tenaga.
B. Konsep dan Teori
1. Teori dan konsep Kebijakan Publik
a. Pengertian kebijakan publik.
Pengertian kebijakan publik menurut Thomas R. Dey dalam Muliyadi (2016)
adalah “Whatever Governments choose to do or not to do” Kebijakan publik adalah
segala sesuatu yang dikerjakan atau yang tidak dikerjakan oleh pemerintah.
Menurut Wahab dalam Ramdhani dan Ramdhani (2017) menyatakan bahwa
kebijakan publik yaitu:
a. Kebijakan publik terutama merupakan tindakan sadar yang mengara pada
pencapaian tujuan dari pada sebagi tindakan/perilaku yang dilakukan secara
kebetulan dan acak.
b. Kebijaka publik pada hakikatnya terdiri dari tindakan-tindakan yang berkaitan
satu sama lain dan memiliki pola tertentu yang mengarah pada pencapaian
tujuan tertentu yang dilakukan oleh pemerintah, dan bukan merupakan
keputusan yang berdiri sendiri.
13
c. Kebijakan publik berhubungan dengan tindakan/aktivitas yang sengaja
dilaksanakan secara sadar dan dilakukan secara terevaluasi oleh pemerintah
dalam bidang tertentu.
d. Kebijakan publik dipastikan bersifat positif dalam arti merupakan pegangan
pemerintah dalam bertindak yang wajib dilakukan dalam mengatasi suatu
masalah tertentu, atau berbentu negatif dalam arti merupakan ketetapan pejabat
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
Kebijakan Publik yaitu suatu kebijakan yang terbentuk karena di dasari adanya
permasalahan yang berkaitan dengan publik dan masalah tersebut banyak macamnya,
variasinya, dan intensitasnya. Tidak semua masalah publik dapat melahirkan kebijakan
publik, melainkan hanya masalah-masalah yang berkaitan dengan orang banyak dan
mampu mengerakkan orang banyak dalam memperoleh solusi yang bisa menghasilkan
kebijakan publik Dr.Widodo, Joko dalam Florensi (2014).
Menurut Thoha dalam Ramdhani dan Ramdhani (2017) Memberikan definisi
tentang kebijakan publik sebagai hasil suatu rumusan dari pemerintahan. Dalam
pandapat ini kebijakan publik lebih dimengerti sebagai apa yang dikerjakan oleh
pemerintah dibandingkan dari proses hasil yang dibuat.
Studi kebijakan publik memiliki tiga manfaat penting, yakni untuk meningkatkan
profesionalisme praktisi, pengembangan ilmu pengetahuan, dan untuk tujuan politik
Dye (1981), Anderson, (1979) dalam Taufiqurakhman (2014) dengan penjabaran
sebagai berikut :
a . Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
14
Dalam hal ini, ilmuwan dapat menetapkan kebijakan publik sebagai
(dependent variable) variabel terpengaruh, sehigga berusaha menentukan
(independent variable) variabel pengaruhnya. Ilmu ini berupaya mencari variabel-
variabel yang dapat memperbaharui isi dari suatu kebijakan publik. Misalnya, ilmu
untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi diterbitkany undang-
undang anti terorisme di Indonesia. Sebaliknya, ilmu kebijakan publik bisa
menempatkan kebijakan publik selaku independent variabel, sehingga berusaha
mengidentifikasi apa efek dari sutau kebijakan publik. Misalnya studi untuk
menganalisis kebijakan naiknya tarif bahan bakar minyak yang dilakukan oleh
pemerintah dampaknya apa.
b. Meningkatkan Profesionalisme Praktisi
Membantu para praktisi dalam memecahkan permasalahan- permasalahan
publik. Dengan mengali ilmu kebijakan publik para ahli akan mempunyai dasar
teoritis tentang bagaimana memper kecil kesalahan dari suatu kebijakan publik dan
menciptakan kebijakan publik yang lebih baik lagi. Sehingga untuk ke depannya
akan terbit kebijakan publik yang lebih berbobot yang dapat menopang arah
pembangunan.
c. Berguna untuk tujuan politik
Kedudukan yang kuat terhadap komentar dari lawan-lawan politik merupakan
suatu kebijakan publik yang dibentuk melalui proses yang serius dan dukungan
teori yang kuat. Sebaliknya kebijakan publik berikut dapat meyakinkan kepada
15
saingan politik dimana tadinya kurang setuju. Kebijakan publik seperti itu tidak
mudah dicabut hanya karena penjelasan kepentingan sesaat dari pesaing politik.
Dalam kebijakan publik terdapat dua pendekatan, yakni:
Pertama dikenal dengan istilah policy analysis, dan kedua political public
policy Hughes,(1994) dalam Taufiqurakhman (2014). Pada pendekatan pertama,
studi analisis kebijakan lebih terfokus pada studi penetapan kebijakan (policy
formation) dan pembuatan keputusan (decision making) dengan menggunakan
model-model matematika dan statistik yang canggih. Sedangkan di pendekatan
kedua, lebih memfokuskan pada outcome dan hasil dari kebijakan publik dibanding
penggunaan metode statistik, serta mengamati interaksi politik sebagai elemen
penentu, dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, dan
lingkungan.
Proses analisis kebijakan publik dalam Taufiqurakhman (2014) iyalah deretan
aktivitas intelektual yang dilaksanakan di dalam cara kegiatan yang bersifat politis.
Aktivitas politis tersebut terlihat dalam deretan kegiatan yang memuat formulasi
kebijakan, penyusunan agenda, implementasi kebijakan, penilaian kebijakan, dan adopsi
kebijakan. Sedangkan aktivitas perumusan persoalan, rekomendasi kebijakan,
monitoring, forecasting dan evaluasi kebijakan
Perumusan Masalah : Memberikan berita mengenai keadaan-keadaan yang
menciptakan suatu masalah
16
Forecasting (Peramalan) : Memberikan berita mengenai dampak di suatau saat nanti
dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk jika tidak membuat kebijakan.
Rekomendasi Kebijakan : Memberikan berita tentang manfaat bersih dari
peralternatif, dan mengusulkan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat
bersih paling baik.
Monitoring Kebijakan : Memberikan berita tentang akibat masa lalu dan sekarang
semenjak diterapkannya alternatif kebijakan termasuk hambatan-hambatanya.
Evaluasi Kebijakan : Memberikan berita tentang kinerja
b.spek yang mempengaruhi kebijakan publik
Aspek yang mempengaruhi kebijakan publik Menurut Edwars III dalam Ramdhani
dan Ramdhani (2017) ada empat yaitu:
a. Komunikasi
Yang diman komunikasi adalah aktivitas yang menyebabkan orang lain
menginterpretasikan gagasan/ide, terutama yang dimaksudkan oleh penulis melalui
sistem biasa baik dengan simbol-simbol, perilaku, maupun signal-signal. Wardani
Hasiolan & Minarsih (2016) dalam Ramdhani dan Ramdhani (2017). Kemudian
Winarno (2012) dalam Ramdhani dan Ramdhani (2017) Komunikasi
mempengaruhi kebijak publik, yang dimana konunikasi yang tidak terlaksan dengan
baik dapat mengahasilkan akibat yangt buruk bagi pelaksana kebijakan.
b. Sumber daya .
Dalam pelaksanaan kebijakan publik harus didukung dengan adanya sumber
17
daya baik sumber daya ( manusia, metode atau materi).
Pelaksanaan Kebijakan Publik perlu dilaksanakan dengan cermat, konsisten, dan
jelas. Dengan demikian sumber daya sangat penting dalm pelaksanaan kebijakan
publik. Sumber daya dalam pelaksanan kebijakan publik antaranya: informan, staf
yang memadai, pendanaan, wewenang dan fasilitas pendukung. (Arfandi & Warjio,
2015) dalam Ramdhani dan Ramdhani (2017)
c. Disposisi atau sikap pelaksana.
Disposisi adalah watak dan karateristik yang dimiliki oleh pelaksana kebijakan,
Seperti disiplin, kejujuran, komitmen, kecerdasan dan sifat demokratis. Wahab
(2010) dalam Ramdhani danRamdhani (2017). Apabila dalam pelaksanaan kebijakn
memiliki disposisi yang baik maka kebijakan publik akan berjalan dengan baik dan
apabila sebaliknya maka akan menimpulkan proses pelaksanaan yang tidak efektif
dan efisien.
d. Kewenangan/struktur birokrasi.
Kewenagan merupakan otoritas/legitimasi untuk para pelaksana dalam
melaksanakan kebijakan yang diterapkan dengan cara politik. Arfandi & Warjio
(2015) dalam Ramdhani dan Ramdhani (2017). Kelembagaan ini berhubungan
dengan struktur birokrasi yang mematri pada posisi/strata kelembagaan atau
perorangan sebagai pelaksana kebijakan. Karateristi utama dalam birokrasi
umumnya tertuang dalam prosedur kerja atau standar operating prosedure (SOP)
dan fragmentasi organisasi.
18
2. Konsep dan Teori Implementasi Kebijakan Publik.
a. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Implementasi kebijakan, merupakan tahapan yang sangat penting dan krusial
dalam keseluruhan struktur kebijakan. Dan Implementasi suatu kebijakan merupakan
suatu proses untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah dipilih dan ditetapkan untuk
menjadi kenyataan. Pengorganisasian tujuan-tujuan tersebut melalui peraturan
perundang-undangan yang merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat
dipisahkan dengan lingkungannya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kata
lain implementasi suatu kebijakan berkaitan erat dengan faktor manusia dengan
berbagai latar belakang aspek sosial, budaya, politik, dan sebagainya. (Tahir,2015)
Wahab dalam Ahmad Taufik, Jaelan Usman dan Abdul Mahsyar (2020)
Implementasi adalah tindakan-tindakan individu atas pejabat atau kelompok pemerintah
dan swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijaksanaan.
Mazanir dan Sabatier dalam Yulianto Kadji (2015) mengatakan bahwa
implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam
bentuk perintah- peritah, namun dapat pula berbentuk undang-undang atau keputusan-
keputusan eksekutif atau keputusan badan peradilan dan keputusan tersebut
mengidentifikasikan maslah yang hendak diatasi, serta menyebutkan secara tegas,
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk mengatur atau
menstruktur proses implementasinya
19
Menurut Gordon dalam Muliyadi (2016) implementasi berkenaan dengan
berbagai kegiatan yang diarahkan pada realitas program. Dalam hal ini administrator
mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menetapkan kebijakan
yang telah diseleksi. Mengorganisir berati mengatur sumber daya, metode-metode dan
unit-unit untuk menjalankan suatu program.
Implementasi merupakan tahap yang penting dalam proses kebijakan, banyak
kebijakan yang baik yang telah dirancang oleh pemerintah tetapi dalam
pengimplementasiannya banyak yang tidak terlaksana dengan baik.
Implementasi juga dapat diartiak sebagai tahap realisasi dari tujuan program yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Implementasi kebijakan merupakan tahapan pelaksanaan keputusan diantara
pembentukan sebuah kebijakan seperti hanya pasal-pasal, undang-undang legislatif,
keluarnya sebuah peraturan eksekutif, dan keluarnya keputusa pengadilan, atau
keluarnya standar peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi masyarakat yang
mempengaruhi beberapa aspek kehidupannya.
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Sayumitra (2009) Implementasi adalah
tindakan-tindakan yanag dilakukan oleh perseorangan atau pejabat-pejabat, atau
kelompok-kelompok pemerintah/swasta agar tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan pada keputusan kebijakan.
Dalam hal ini Abdul Wahab dalam Tahir,(2015) mengatakan bahwa implementasi
kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk
undang-undang namun bisa pula berwujud perintah-perintah atau ketetapan-ketetapan
20
eksekutif yang penting atau ketetapan badan peradilan, lazimnya ketetapan tersebut
mengidentifikasikan masalah yang diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran
yang hendak dicapai, dan berbagai cara untuk mengstruktur/mengatur proses
implementasinya. Sebagaiman telah diuraikan bahwa implementasi suatu kebijakan
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan –tujuan yang telah dipilih dan
diterapkan untuk menjadi kenyataan .
Van metter dan van Horn dalam Yulianto Kadji (2015) mendefinisikan bahwa
implementasi kebijakan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang secara sengaja dilakukan
dengan tujuan untuk meraih kinerja. Mereka merumuskan sebuah abstraksi yang
memperlihatkan hubungan antar berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja atau hasil
kebijakan. Tingkat standar dan sasaran pada dasarnya merupakan penilain dari kinerja
kebijakan.
Dengan demikian Implementasi kebijakan dapat diartikan sebagai tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok atau individu-individu swasta atau
pemerintah yang diarahkan untuk mencapai sutu tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam keputusan- keputusan kebijakan sebelumnya.
b. Aspek yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik.
Sehubungan dengan itu Anderson dalam Tahir, (2015) menyatakan bahwa
dalam mengimplementasikan suatu kebijakan ada empat aspek yang harus
diperhatikan yaitu : 1. Siapa yang berpartisipasi dalam implementasi, 2. hakikat
cara kerja administrasi, 3. Ketetapan atas suatu kebijakan. 4. Hasil atau dampak dari
implematasi.
21
Pandangan ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu
proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk
mencapai apa yanag mengarah pada peletakan suatu program ke dalam tujuan
keputusan yang diinginkan .
Senada dengan itu, Tangkilisan (2002) dalam Tahir (2015) ada tiga kegiatan
penting yang paling utama dalam implementasi kebijakan yaitu :
1.Penafsiran
2. Organisasi
3. Penerapan
Menurut Donalas S. Van Meter dan Carle E. Van Horn dalam Subarsono (2011),
ada enam variabel yang mepengaruhi kinerja implementasi, yakni:
1. Standar dan sasaran kebijakan
standar dan sarana kebijakan mesti jelas dan terukur sehingga bisa
direalisir, apabila standar dan sarana kebijakan kabur, maka akan terjadi multi
interpretasi serta mudah menimbulkan masalah diantara para agen implementasi.
2. Sumber daya
implementasi kebijakan butuh dukungan sumber daya baik sumber daya
manusia (human resouerces ) maupun sumber daya non- manusia (non-human
resouerces). Dalam berbagai kasus program pemerintah, seperti program
jaringan pengamanan sosial (JPS) untuk kelompok miskin di pedesaan kurang
berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelakasana .
3. Hubungan antar organisasi
22
Dalam banyak program implementasi sebuah program perlu dukungan dan
kerjasama dengan instansi lain ,untuk itu di perlukan koordinasai dan kerjasama
antara instansi bagi keberhasilan suatu program.
4. Karakteristik agen pelaksana
Yang dimaksud karataeristik agen pelaksana adalah mencakup struktur
birokrasi, norma- norma , dan pola-pola hubungan dalam birokrasi, yang
semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatau program.
5. Kondisi sosial
Politik dan ekonomi. variabel ini mencakup sumber daya ekonomi
lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan.
Sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi
implementasi kebijakan. karateristik para partisipan yakni menolak atau
mendukung bagaimana sifat pemikirani publik yang ada di lingkungan dan
apakah elit politik mendukung implemntasi kebijakan.
6. Disposisi implementor
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal utama yakni :
a. Respon implementor terhadap kebijakan yang hendak mempengaruhi
keinginannya untuk melaksanakan kebijakan,
b. Kognis yakni pemahaman terhadap kebijakan,
c. Intensitas disposisi implementor, yakni pilihan nilai yang di miliki
implementor.
Menurut Wahab dalam Mustari, (2015) Implementasi adalah langkah-langkah
23
yang dilakukan baik oleh individu-individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-kelompok
swasta atau pemerintah yang diarahkan pada tercapinya suatu tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan.
Menurut Tacjan (2006) dalam Halim (2017) Implementasi kebijakan publik
menjelaskan tentang unsur-unsur dari implementasi kebjakan yang mutlak harus ada
yaitu:
1. Unsur pelaksana
Pihak pertama yang mempunyai kewajiban untuk melakukan kebijakan
publik adalah unit-unit administratif birokrasi pada setiap pemerintahan.
2. Adanya Program yang dilaksanakan
Kebijakan yang bersifat administratif yang masih berupa persyaratan-
persyaratan umum yang berisikan sasaran, tujuan, agar dapat diimplementasikan
perlu dijabarkan lagi dalam program-program yang bersifat operasional. Dan
pada hakikatnya implementasi kebijakn itu adalah implementasi program.
3. Target group atau kelompok sasaran.
Tachjan (2006) dalam Halim (2017) mengartikan target group sebagaimana
kelompok orang atau organisasi yang akan menerima barang dan jasa atau yang
akan dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan. Mereka diharapkan dapat
menerima dan menyesuaikan diri terhadap pola-pola interaksi yang ditentukan
oleh kebijakan.
Menurut Jan Merse dalam Kadji (2015) Implementasi dipengaruhi beberapa
faktor-faktor sebagai berikutr diantaranya:
24
1. Informasi
2. Isi Kebijakan
3. Dukungan Masyarakat (fisik dan non fisik)
4. Pembagain Potensi
3. Konsep Rencana Kerja Pemerintah Desa ( RKP Desa )
a. Pengertian Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)
RKP Desa adalah merupakan suatu rencana kerja penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM desa) yang dimana disusun 5 tahun sekali
dan dalam masa 5 tahun itu terhitung dari tiap tahun, itulah yang disebut RKP Desa.
Perencanaan pada dasaranya merupakan cara, teknik atau metode untuk mencapai
tujuan yanag diinginkan secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan sumber daya
yang tersedia. Dimana secara umum Perencanaan Pembangunan adalah cara atau
metode untuk mencapai sasaran pembangunan dengan tepat, terarah, dan efisien sesuai
dengan keadaan negara atau daerah yang bersangkutan. Sedangkan tujuan
pembangunan pada hakikatnya adalah untuk memotivasi proses pembangunan secara
lebih cepat demi mewujudkan masyarakat yang maju, berada, dan sejahtera.
(Sjafrizal,2015).
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri No 114 tahun 2014, tentang
pedoman perencanaan pembangunan desa (RKP Desa) bahwa dalam penyusunan RKP
Desa tidak boleh dilakukan sepihak. Pada pasal 30 disebutkan kepala desa dalam
menyusun RKP Desa dengan mengikut sertakan masyarakat desa.
25
Yang dimana musyawarah desa dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
(BPD). Kemudian hasil dari musyawarah desa dijadikan pedoman oleh pemerintah desa
dalam menyusun RKP Desa dan daftar usulan desa, apabila daftar usulan tersebut
diterima dan disetujui oleh pemrintah provensi dan pemreintah daerah kabupaten/ kota
maka akan dimuat dalam RKP Desa berikutnya.
Daftar usulan RKP Desa merupakan penjabaran RPJM Desa untuk jangka waktu 1
tahun dan kemudian diusulkan pemerintah desa kepada pemerintah daerah kabupaten/
kota melalui mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
Dalam penyusunan RKP Desa biasa juga dibarengi dengan penyusunan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBD), hal ini sangat berkaitan karena rencana kerja apabila
tanpa adanya anggaran akan menjaadi dokumen belakang.
Selanjutnya dilakukan tahapan sosialisasi kepada masyarakat yang merupakan
tanggung jawab pemerintah dan kewajiban pemerintah. Yang dimana perencanaan
pembangunan desa yang baik itu dilakukan oleh masyarakatnya sendiri, dikarenakan
hanya masyarakat desa itu sendiri yang mengetahui apa masalah yang dihadapi dan
mereka pula yang tau apa potensi yang dapat mereka kembangkan dalam wilayah atau
daerah mereka karena dalam hal ini masyarakat memiliki hak agar dapar terlibat dalam
pengawasan partisipatif terhadap pelaksanaan RKP Desa
Literatur ilmiah yang tersedia memberikan beberapa pengertian tentang
perencanaan pembangunan dalam bentuk berbagai definisi.
Menurut Arthur W.Lewis dalam Sjafrizal, (2015) mendefinisikan perencanaan
pembangunan merupakan suatu kumpulan kebijaksanaan dalam rencana pembangunan
26
untuk memotivasi masyarakat dan swasta agar menggunakan sumber daya yang tersedia
secara lebih produktif.
Sedangkan motivasi tersebut diberikan dalam bentuk insentif-insentif ekonomi
baik secara mikro/kecil ataupun makro/besar yang dapat mendorong penggunaan
sumber daya secara lebih produktif sehingga proses pembangunan akan menjadi lebih
meningkat.
Sistem perencanaan pembangunan nasional berdasarkan undanh-undang nomor 25
Tahun 2004 memberikan otonomi penuh kepada daerah untuk merumuskan lebih lanjut
kebijakan perencanaan daerah.
Tjokroamidjojo (2008) dalam Husna dan Mardhiah (2018) mendefinisikan
perencanaan pembangunan sebagai suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber
pembangunan termasuk sumber-sumber ekonomi yang terbatas adanya, untuk mencapai
tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif.
Perencanaan pembangunan bisa diartikan sebagai suatu proses perumusan
alternatif-alternatif atau ketetapan-ketetapan yang didasarkan pada kebenaran-
kebenaran yang akan digunakan untuk bahan dalam melaksanakan suatu rangkaian
aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (materi) maupun nonfisik (mental dan
spiritual), dalam rangka mencapai sasaran yang lebih baik. Riyadi (2005) dalam Husna
dan Mardhiah (2018).
M.L Jhingan dalam Sjafrizal, (2015) perencanaan pembangunan pada hakikatnya
adalah merupakan pengawasan dan pengaturan perekonomian dengan terencana oleh
suatu penguasa (pemerintah) pusat demi mencapai suatu tujuan tertentu di dalam batas
27
waktu tertentu pula.
Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa ( RKP Desa) bertujuan untuk
pedoman atau dasar kegiatan dalam pelaksanaan pembangunan di desa, sebagai dasar
penyusunan aturan desa tentang Angaran Pendapatan Belanja Desa (APBD) dan desa
memiliki pedoman atau dokumen tentang perencanaan tahunan yang memiliki kekuatan
hukum yang tepat.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa RKP Desa merupakan alternatif
penjabaran dari RPJM desa yang digagas oleh pemerintah guna memecahkan masalah
ekonomi sosial untuk mensejahterakan rakyatnya dan untuk mewujudkan perencanaan
desa guna tercapainya pemanfaatan potensi secara efektif, maksimal dan efisien serta
ekonomis, dalam rangka pembangunan desa agar dapat menjadi desa yang mandiri,
maju dan sejahtera.
Pembangunan adalah suatu usaha atau perubahan, demi tercapainya tingkat
kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat serta individu-individu di dalamnya
yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu. Riyadi, (1981) dalam Ahmad
Surusi, (2017). Sebagai sebuah upaya menuju tercapainya kesejahteraan, masyarakat
perdesaan adalah subjek perencanaan pembangunan karena pembangunan mensarankan
pelibatan atau partisipasi seluruh warga masyarakat sejak pengambilan keputusan,
perencanaan pembangunan, sampai pada implementasi , dan pengontrolan kegiatan,
serta pemanfaatan hasil-hasilnya oleh masyarakat Mardikanto & Soebiato, dalam
Ahmad Surusi, (2017).
Pentingnya program pembangunan yang mengikut sertakan masyarakat
28
merupakan sebuah keadaan rasional dikarenakan masyarakat adalah pihak yang paling
memahami permasalahan-permasalahan dan mengetahui kebutuhan pembangunan,
dimana dalam hal ini terdapat 5 (lima) tipe penyelesaian yang perlu diformulasikan
dalam kebijakan yaitu :
1) Inducment, langkah kebijakan yang bersifat menekan atau membujuk atas isu
tertentu.
2) Rules, langkah kebijakan yang mengharuskan pada penciptaan norma-norma
dalam bentuk peraturan-peraturan yang wajib ditaati oleh masyarakat;.
3) Facts, langkah kebijakan seperti penerapan jalur berita untuk mempersuasi
kelompok sasaran agar ingin melakukan sesuatu yang diduga dapat
menyelesaikan masalah.
4) Right, langkah kebijakan berupa pemberian tugas-tugas atau hak-hak pada
masyarakat.
5) Power, upaya kebijakan berbentuk peningkatan nilai kekuasaan yang melahirkan
adanya tuntutan tertentu. (Deborah Stone dalam Lester dan Stewart, 2000 dalam
Kusumanegara, 2010, dalam Ahmad Surusi, 2017 ). Kelima tipe solusi tersebut
merupakan problem solving untuk pemangku kebijakan dalam mengatasi
permasalahan -permaslahan publik dalam fase perencanaan pembangunan.
Pembangunan melalui landasan partisipasi masyarakat dimaknai sebagai the
continued active involvment of citizen in making which affect them (Antoft dan Novack,
1988 dalam Ahmad Surusi, 2017 ). Prosedur yang berkelanjutan tersebut menjadi
29
sesuatu yang menentukan untuk mendukung kesuksesan tujuan pembangunan dengan
masyarakat sebagai aktor perencana. Hasil penelitian dari Ricky Irawan, Mardiyono dan
Ratih Nurpratiwi (2015) dalam Ahmad Surusi, 2017. Tentang keikutsertaan masyarakat
dalam perencanaan pembangunan daerah menyatakan bahwa keikutsertaan masyarakat
dalam Musrenbang yaitu hadir dan berbicara serta ada sinergi antar masyarakat dengan
pemerintah dalam aktivitas perencanaan pembangunan. Hal ini menyimpulkan bahwa
sinergitas dalam mengembangkan mutu perencanaan desa diperlukan tata laksana
formulasi kebijakan yang terukur dan tepat serta mengikut sertakan masyarakat sebagai
stakeholder pembangunan.
Kemudian hubungannya dengan perencanaan daerah, apakah perencanaan daerah
adalah perencanaan yang dibuat daerah, ataukah merupakan dokumen mengenai
perencanaan (pembangunan) suatu daerah dan bagaimanakah posisi pembangunan
nasional? Menurut Abe pengertian perencanaan daerah ada 2 (dua) macam yaitu:
1. Perencanaan daerah merupakan suatu bentuk perencanaan
pembangunan yang memuat implementasi atau pendefinisian dari
perencanaan pusat (nasional). Dalam hal ini memunkinkan terjadi dua
kemungkinan : (a) Perencanaan Daerah adalah : bagian dari
perencanaan pusat, dan (b) Penjelasan mengenai rencana nasional
yang diselnggarakan di daerah adalah Perencanaan Daerah. Proses
penyusunannya dapt dilaksanakan melalui top down atau bottom up
30
2. Perencanaan daerah merupakan suatu hasil perjuangan daerah dalam
menyatakan kepentingan lokal. Dalam hal ini terdapat dua
kemungkinan (a) perencanaan daerah sebagai rumusan murni
kepentingan daerah tanpa mengindahkan koridor pusat (b)
Perencanaan Daerah tidak lebih sebagai kesempatan yang diberikan
pusat untuk diisi oleh daerah. Kemudian hampir sama yang
dilakukan oleh Kuncoro sebagai berikut : Perencanaan Pembangunan
ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah, tetapi
perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan pembagunan ekonomi
daerah dapt dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaharui
penggunanaan berbagai sumber daya publik yang ada didaerah
tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam
menghasilkan nilai sumber-sumber daya swasta secara bertanggung
jawab.
Perencanaan adalah suatu metode bagaimana memperoleh tujuan sebenar-
sebenarnya (Maximum Output) dengan berbagai sumber yang ada agar lebih efisien dan
efektif dan penentuan sasaran yang hendak diperoleh atau yang akan dilaksanakan,
bagaimana, kapan, dan oleh siapa. Dari berbagai definisi terkait perencanaan, penulis
menyimpulkan bahwa perencanaan menjadi langkah awal dalam melakukan suatu
tujuan tertentu yang terkait pemahaman keputusan atau pilihan terkait langkah
31
memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin demi mencapai sasaran
tertentu dimasa depan.
Dari berbagai definisi tersebut maka bisa diuraikan beberapa komponen
fundamental dalam perencanaan yakni sasaran (apa yang hendak dicapai), aktivitas
(tindakan-tindakan untuk merealisasikan sasaran), dan waktu (kapan, bilamana
kegiatan tersebut hendak dilakukan). ( dalam Pislawati Alfataturrahaman, 2016)
Perubahan dari suatu keadaan nasional yang lain, yang dianggap lebih baik dan
lebih bermakna disebut pembangunan. Disamping itu pembangunan juga iyalah proses
multi dimensional yang mengenai perubahan yang penting dalam sistem sosial
ekonomi, suatu struktur, tindakan masyarakat dan lembaga-lembaga nasional dan
akselerasi pertumbuhan ekonomi, kesenjangan, pengangguran, dan pemberantasan
kemiskinan absolut. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pembangunan berarti suatu
proses menuju perubahan-perubahan yang dimaksudkan buat memeprbaharui kualitas
kehidupan masyarakat itu sendiri.
Dalam definisi pembangunan para praktisi memberikan berbagai jenis definisi
mengenai pembangunan, namun secara umum ada suatu perjanjian bahwa
pembangunan ialah proses untuk melaksanakan perubahan. Siagian mendefinisikan
terkait bagaimana pembangunan sebagai “ suatu usaha atau rangkaian usaha perubahan
dan pertumbuhan yang berencana dan dilaksanakan secara sadar oleh suatu bangsa,
Negara , dan pemerintah, mengarah modernitas dalam rangka Pembinaan Bangsa
(Nation Building). Adapun Kartasasmita memberikan pengertian yang lebih sederhana
32
tentang pembangunan yaitu : “ suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui
usaha yang dilakukan secara terencana.
Usaha untuk mengerti makna dan strategi pembangunan yang benar telah
mengaitkan para praktisi dari berbagai disiplin ilmu akibatnya konsep pembangunan
harus bisa multi interpretable namun disamping itu pembangunan dapat dipahami
sebagai proses multi dimensional dan memuat pergeseran orientasi dan system
organisasi sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Todaro melihat pembangunan
sebagai : Proses yang multi dimensional dari tatanan masyarakat, perkembangan
ekonomi, perilaku, kelembagaan, pengangguran, kepincangan dan penghapusan
kemiskinan absolute dari masyarakat. Tiga nilai yang membuat tujuan pembangunan
adalah :
(1) Live sustainance atau terpenuhinya kebutuhan pokok manusia berupa sandang,
papan, pangan, perlindungan dari ancaman dan kesehatan.
(2) Self esteem, kemampuan untuk membentuki diri sendiri.
(3) Freedom for servitude, yaitu kemampuan akan memilih secara bebas. ).
Siagian dalam Abdul Khair Ihsan, Abdul Mahsyar dan Samsir Rahim (2016).
Menjelaskan bahwa pembangunan adalah rangkaian usaha mewujudkan peninkatan dan
perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh satu Negara bangsa menuju
moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-building).
Pengertian perencanaan pembangunan bisa dilihat berdasarkan faktor-faktor yang
membentuknya yaitu perencanaan dan pembangunan. Perencanaan adalah memilih dan
33
mengaitkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi terkaiti masa yang
akan datang dengan jalur menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pembangunan adalah suatu tawaran atau
rangkaian usaha peninkatan dan perubahan yang terencana yang dilaksanakan dengan
sadar oleh suatu Bangsa Negara dan Pemerintah Modernitas dalam bentuk Pembinaan
Bangsa. Definisi lain dari perencanaan adalah menentukan prioritas dan metode atau
alternatif untuk mencapai sasaran, pengalokasian sumber daya, bertujuan memperoleh
sasaran, berhubungan dengan masa yang akan datang, serta kegiatan yang
berkelanjutan. ( Dalam Pislawati Alfataturrahaman, 2016)
C. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam
pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam sebuah penelitian.
Kerangka Pikir merupakan uraian terhadap hal-hal yang menjadi objek permasalahan
dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil yang relevan.
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP desa) dalam pembanguna desa yang
dikeluarkan pemerintah pusat melalui pemerintah desa, yang bertujuan untuk
memajukan kualitas desa terutama dalam pembangunan desa. Dalam penelitian yang
berjudul Implementasi Rencana kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dalam
Pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar, menggunakan teori Implementasi Kebijakan Publik Jan Marse yaitu informasi,
34
isi kebijakan, dukungan masyarakat, dan pembagian potensi. untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Penelitian
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dilihat dari latar belakang masalah yang dirumuskan dalam
rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan pusta.
Dengan demikian penelitian ini berfokus pada implementasi Rencana Kerja
Pemerintah Desa di Desa Bonerate kecamatan Pasimarannu Kabupaten kepulauan
Selayar.
Informasi I Isi
Kebijakan
Dukungan
Masyarakat
Pembagaian
Potensi
Tercapainya keberhasilan implementasi RKPDesa dalam
pembangunan desa
Implementasi Rencana Kerja Pemarintan Desa dalam Pembangunan Desa
35
E.Deskripsi Fokus
Definisi fokus penelitian adalah penjelasan atau uraian dari masing-masing dari
fokus yang diamati untuk memberi kemudahan dan kejelasan tentang pengamatan.
Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1. Informasi
informasi yang harus akurat, mudah dimengerti,dan tepat waktu, dapat
menghasilkan, hasil yang positif terhadap Implementasi Rencana Kerja Pemerintah
Desa di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Isi kebijakan
Kebijakan yang harus tepat sasaran sesuai dengan standar kebijakan untuk
mendukung Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa di Desa Bonerate
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar terlaksana dengan baik.
3. Dukungan Masyarakat
Dukungan masyrakat baik fisi dan non fisik sangat berpengaruh sebagai salah
satu stekholder dalam terlaksananya dan berjalannya Implementasi Rencana
Kerja Pemerintah Desa di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar.
4. Pembagian Potensi
Pembagian Potensi baik sumber daya fisik ataupun sumberdaya nonfisik sangat
berpengaruh terhadap Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa di Desa
Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan satu bulan terhitung dari tanggal 12 Juni sampai 12
Juli di kantor Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Adapun titik Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan dan peneliti memilih lokasi
tersebut karena dimana telah terlihat jelas bahwasanya terdapat masalah di Desa
Bonerate yang dimana masih adanya pembangunan desa yang belum terealisasi
sehingga menghambat aktifitas masyarakat. Adapun fasilitas pembangunan yang belum
terealisasi diantaranya pemangunan Gedung Sanggar Seni, Pembatas Dusun, Pembatas
Desa dan lainnya. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul Implementasi Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKP desa) dalam Pembangunan di Desa Bonerate
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini
menggunakan tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang lebih menekankan pada
pengungkapan makna dan proses yang berhubungan dengan implementasi yang dituju.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomenal sosial dan masalah manusia. Pada
37
pendekatan ini, Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu,
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,
menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna dan terikat pada nilai. Penelitian kualitatif
digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan
kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Tipe penelitian ini yaitu tipe penelitian studi kasus (case study). Alasan peneliti
menggunakan tipe penelitian ini karena didukung dengan data kualitatif dimana penulis
berusaha untuk mengungkap suatu fakta atau realita fenomena sosial tertentu
sebagaimana adanya dengan memperhatikan gambaran secara objektif tentang keadaan
dan permasalahan yang dihadapi.
C. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini ada dua yakni:
1. Data primer
yakni data yang di peroleh secara langsung dari informan yang benar-benar tahu
dan menguasai langsung masalah penelitian dengan cara wawancara untuk
mendapatkan informasi atau jawaban yang berkaitan dengan penelitian.
2. Data sekunder
yang bersumber dari literatur dan dokumen yang relevan dengan judul penelitian
seperti, makalah, artikel, buku-buku, peraturan-peraturan, waktu, jadwal, dan lain-
38
lain yang berkaitan dengan penelitian.
D. Informan.
Dalam penelitian ini informannya adalah orang atau pelaku yanag benar- benar
tahu dan terlibat serta menguasai masalah yang ada, atau pihak yang mengetahui
langsung keadaan desa tersebut dan memberikan informasi mengenai objek penelitian
tersebut. Prosedur pengambilan informasi pada awalnya dilakukan secara purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
mempertimbangkan hal tertentu. Informasi selanjutnya dengan teknik snowball
sampling, yaitu mengambil satu orang untuk diwawancarai selanjutnya bergulir kepada
informan lain secara berantai hingga diperoleh sejumlah informasi sesuai kebutuhan.
Adapun informan diantarannya:
Tabel 3.1 Informan Peneliti
NO Nama Informan Inisial Jabatan
1. Arsyad Manaba AM Kepala Desa Bonerate
2. Sorea SR Sekretaris Desa Bonerate
3. Aenuddin AD Kepala Dusun Ero Ihu
Barat
4. Hasanah HN Masyarakat Desa Bonerate
39
5. Alfian AF
6. Nur Edah NE Kasi Pelayanan
7. Andi Mansyur AM Kepala Dusun Waikomba
8. Nur Laela NL Staf urusan TU & Umum
9. Sitti Annisa SA Staf Urusan Perencanaan
10. Wawan WA Anggota Karang Taruna
Desa Bonerate
11. Maungi MU Staf Desa Bonerate
12. Muhamad Irham MI Ketua BPD Desa Bonerate
Sumber : Diolah Peneliti
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang di perlukan adalah data primer dan data sekunder.
Yang dimana termasuk data primer adalah data yang di dapatkan dilapangan dan data
itu diperoleh melalui:
1. Observasi.
Observasi merupakan pengamatan secara langsung di tempat penelitian agar kita
dapat mengetahui objek apa yang akan kita teliti, dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dalam
Pembangunan di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
40
Selayar.
2. Wawancara(interview)
Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara melakukann tanya
jawab langsung dan mengajukan pertanyaan kepad informan yang dijadikan objek
penelitian untuk menghasilkan data sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan melakukan
dokumentasi atau mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
penelitian serta, mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden.
Sedangkan data sekunder yaitu: data yang di dapatkan baik data yang belum di
olah atau data yang sudah terolah baik dalam bentuk uraian atau angka, Yang
dimana data penelitian ini yang termasuk data sekunder yang di perlukan yakni
literatus yang relevan dengan judul penelitian, makalah, artikel, buku-buku,
peraturan-peraturan, waktu, jadwal, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian.
F. Teknik Analisis Data.
Kegiatan analisis data terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan proses penelitian, penyederhanaan,
di lapangan dan pemusatan data dari hasil wawancara yang dilakukan di lapangan,
dengan tujuan untuk memudahkan penulis dalam melihat hasil wawancara dari
berbagai narasumber dan memudahkan pembaca melihat hasil wawancara dengan
41
hasil yang akurat dan sederhana.
2. Penyajian Data
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan memperhatikan data-data informan
hasil dari wawancara dengan para narasumber yang memiliki kesimpulan dalam
setiap pembahasan, sehingga dapat mempermudah peneliti melihat hal yang akan
dilakukan kedepannya.
3. Penarikan kesimpulan.
Kegiatan ketiga yang dimana penarikan kesimpulan dilakukan peneliti
berdasarkan hasil data yang di dapatkan di lapangan dan dari hasil penjelasan
informan yang telah di wawancarai dan kemudian di simpulkan dan dilihat bahwa
data tersebut akurat dan dapat dipercaya sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan.
G. Teknik Pengabsahan Data
Cara yang digunakan dalam proses pengabsahan data hasil penelitian yaitu dengan
hasil triagulasi, sebagai pengecekan data dari sumber-sumber yang diperoleh melalui
berbagai cara dan waktu menurut William dan Sugiyono (2015).
1. Triagulasi Sumber
Hal ini dilakukan peneliti untuk melakukan uji kredibilitas data yang telah
dilakukan dengan cara memeriksa data melalui beberapa sumber yang telah
didapatkan di lapangan.
2. Triagulasi Teknik
Hal ini dilakukan peneliti untuk menguji data yang dilakukan dengan memeriksa
42
data kepada sumber dengan metode yang berbeda-beda disetiap lokasi penelitian.
3. Triagulasi Waktu
Kredibilitas data biasa juga dipengaruhi oleh waktu Sehingga dalam
memperoleh waktu yang ideal dalam meneliti, peneliti yang sudah melakukan
observasi terlebih dahulu harus mengetahui waktu-waktu yang tepat untuk
melakukan wawancara dengan narasumber.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Desa Bonerate
a. Letak Geografis
Sumber :profil Desa Bonerate
Gambar 4.1 Peta Wilaya Desa Bonerate
Desa Bonerate merupakan salah satu dari 8 Desa di wilayah Kecamatan
Pasimarannu yang letak wilayahnya:
Sebelah Utara : Desa Lamantu
Sebelah Timur : Desa Batu Bingkung
Sebelah Selatan : Desa Majapahit
Sebelah Barat : Laut/Desa Lambego
Secara administratif Desa Bonerate terdiri dari 3 (tiga Dusun ), Desa ini
tergolong salah satu daerah pantai yang datar dengan ketinggian tanah dari
44
permukaan laut 22 m, Dengan rata-rata suhu udara 16-13 ˚C yang keadaan
musimnya sebagaimana desa-desa lainnya di wilayah Indonesia yang memiliki dua
musim yakni musim kemarau dan musim penghujan. Jarak Kecamatan Pasimarannu
dari Desa Bonerate ± 1 km², jarak Kecamatanm Pasimarannu ke Ibu kota Kabupaten
148 km² dan ditempu melalui transpotasi kapal/perahu, dengan jarak tempuh 12-13
jam dari ibu kota Kabupaten menuju Kecamatan Pasimarannu.
b.Luas Wilayah
Secara geografis wilayah Desa Bonerate memiliki luas wilayah ± 407 km²
c.Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Bonerate Tahun 2019 adalah sebanyak 1.521 jiwa yang
terdiri atas 744 jiwa penduduk laki - laki dan 777 jiwa penduduk perempuan, yang
tersebar dalam 3 Dusun yaitu: Dusun Ero Ihu Barat (524 Jiwa), Dusun Ero Ihu
Timur : (520 Jiwa), Dusun Waikomba : (477 Jiwa.)
d. Data Penduduk
bahwa jumblah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dibanding penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, dimana perempuan berjumblah
777 orang sedangkan laki-laki hanya 744 orang. Dimana di Dusun Ero Ihu Barat
Jumblah penduduk laki-laki sebanyak 526 orang dan perempuan sebanyak 268
orang total penduduk Dusun Ero Ihu Barat sebanyak 524 orang. Di Dusun Ero Ihu
Timur Jumblah penduduk laki-laki sebanyak 259 orang dan perempuan sebanyak
261 orang total penduduk Dusun Ero Ihu Timur sebanyak 520 orang. Dan di Dusun
Waikomba penduduk laki-laki sebanyak 229 orang dan perempuan sebanyak 248
45
orang total 477 orang.
a. Kepemilikan Air Sumber
Tabel. 4.1 Kepemilikan sumur Air minum
Dusun
Sumur Air minum
Air
kemasan
Air
PDAM
Air
Sumur
Air
Sungai
Mata
Air
Air
Hujan
Total
1.Ero Ihu
Barat
- - 3 - - 3
2.Ero Ihu
Timur
- - 2 - - 2
3.Waikomba - - 2 - - 2
Total - - 7 - - 7
Sumber: Profil Desa Bonerate
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah pengguna air minum sumur lebih banyak bahkan
dapat dikategorikan bahwa sumber air di Desa Bonerate hanya mengunakan air
sumur dan tidak menggunakan mata air lainnya.
b.Tingkat Pendidikan
Tabel. 4.2
Tingkat Pendidikan
Pra Sekolah SD SMP SLTA Sarjana
92 462 114 114 54
Sumber: Profil Desa Bonerate
46
Berdasarkan table tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Desa
Bonerate lebih banyak hanya sampai tingkat pendidikan Sekolah Dasar, di banding
SMP,SMA, dan Sarjana . Hal ini disebabkan karena kurangnya tingkat kesadaran
terhadap pendidikan,selain itu adanya keterbatasan ekonomi masyarakat.
c. Mata pencaharian
Tabel.4.3
Mata Pencaharian
Petani Pedagang PNS Tk.
Kayu
Tk.
Jahit
Montir Tk.
Bat
u
Sopir/
angkutan
Peternak Nela
yan
150 64 29 97 8 1 52 11 16 70
Sumber: Profil Desa Bonerate
Pada table 4.3. menunjukkan bahwa jumblah penduduk yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani lebih tinggi dari jenis mata pencaharian yang lain, hal ini
dikarenakan masyarakat Desa Bonerate lebih menguasai pertanian dibanding jenis
mata pencaharian yang lain, dan masyarakat disana mayoritas petani jagung dan
kacang hijau.
47
d. Kepemilikan ternak
Tabel 4.4
Kepemilikan hewan ternak
AYAM KAMBING BEBEK SAPI LAIN-LAIN
48 ekor 200 ekor 158 ekor - -
Sumber: Profil Desa Bonerate
Berdasarkan table tersebut jumlah hewan ternak yang paling tinggi yaitu hewan
ternak kambing, hal ini di karenakan masyarakat dalam kategori meningkatkan
kualitas taraf hidup dan ekonomi, masyarakat lebih mahir mengembal kambing dan
lebi memilih kambing untuk di pelihara, dengan alasan harga jual kambing tinggi
dan tidak rumit untuk di pelihara di daerah kepulauan.
e. Prasaranan Desa
Tabel 4.5
Prasarana Desa/Dusun
Kant
or
Desa
TK SD SMP SMA Kantor
BPD
Posy
andu
TPA Pusk
esma
s
poskam
bling
Bar
uga
Bata
s
Dus
un
1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 1
Sumber: Profil Desa Bonerate
48
Pada table tersebut prasarana Desa/Dusun di Desa Bonerate sudah hampir
terpenuhi semua namun, masih ada prasarana belum sesuai, hal ini dikarenakan
masih kurangnya prasaran batas Dusun yang dimana dalam tiap dusunya harusnya
di peradakan satu pembatas antar tiap dusunya namun yang ada hanya satu.
2.Gambaran Umum Kantor Desa Bonerate
a. Letak geografis
Kantor Desa Bonerate terletak di Jalan Kesehatan No.98 Bonerate Kabupaten
Kepulauan Selayar. Lokasi kantor Desa Bonerate sangat strategis karena mudah
diakses oleh masyarakat sebab lokasinya berada dekat dengan Puskesmas
Pasimarannu, dekat kantor BPD Desa Bonerate, dekat Kantor Camat Pasimarannu
dan dekat dengan akses pendidikan SD, SMP, SMA
49
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Bonerate
umber : Propil Desa Bonerate
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAHAN DESA
DESA : BONERATE
KECAMATAN: PASIMARANNU
KEPALA DESA:
MUH. ARSYAD MANABA
LP
M
SEKRETARIS DESA:
SOREA
PELAKSANAAN
TEKNIK
KASI
PELAYANAN:
NUR EDAH
KASI
KESEJAHTERAAN:
HASANUDDIN
KASI
PEMERINTAHAN
ABDULLAH
KAUR
KEUANGAN:
MUHAMMAD
ISHSAN
KAUR TU
DAN UMUM:
MUHAMMAD
HASAN
KAUR TU DAN
UMUM:
HIKMAWATI
STAF URUSAN
KEUANGAN:
DODI
STAF URUSAN TU
DAN UMUM:
ELA NURLAELA, S.Pi
STAF URUSAN
PERENCANAAN:
SITTI ANISA
STAF SEKSI
PELAYANAN:
SUARDI
STAF SEKSI
KESEJATERAAN:
MAUNGI, S.IP
STAF SEKSI
PEMERINTAHAN:
MUSDIANA
KEPALA DUSUN
ERO IHU BARAT:
AENUDDIN
KEPALA DUSUN
ERO IHU
TIMUR:
RUSTAN
KEPALA DUSUN
WAIKOMBA:
ANDI MANSUR
BPD
50
Gambar 4.2: Struktur Organisasi Desa Bonerate
Kepala Desa
Kedudukan, Fungsi dan Tugas Kepala Desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan.
Kepala Desa mempunyai wewenang:
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama BPD.
2. Mengajukan rancangan peraturan Desa.
3. Menentukan Peraturan Desa yang telah mendapat pertsetujuan bersama PBD.
4. Menyusun dan mengajukan rencana Peratura Desa mengenai APBDesa untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
5. Membina kehidupan Masyarakat Desa.
6. Membina perekonomian Desa.
7. Mengkoordinasi pembangunan desa secara partisipatif.
Fungsi Sekretasis Desa.
1. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pembantu pimpinan dibidang ketata
usahan dalam memimpin sekretaris desa
2. Sesuai dengan kedudukan tersebut, sekretaris desa mempunyai tugas pokok
untuk menyelenggarakan pelaksanaan administrasi pemerintahan, administrasi
51
pembangunan, dan administrasi kemasyarakatan serta memberikan pelayanana
dibidan ketatausahaan kepada kepala Desa.
3. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, sekretaris desa mempunyai fungsi
untuk menyelenggarakan urusan surat menyurat, kearsipan, dan laporan,
melaksanakan urusan keuangan, administrasi umum, dan melaksanakan tugas
kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan melaksanakan tugasnya.
Sedangkan penjabaran tugas pokok dari sekretaris Desa adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pendapat dan saran kepada kepala desa
b. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan serta mengawasi urusan/
kegiatan sekretaris.
c. Memberikan informasi terkait keadaan umum di wilayah dan keadaan sekretaris.
d. Merumuskan Program kerja
e. Melakukan urusan kearsipan dan laporan surat-menyurat, Mengadakan,
melaksanakan persiapan rapat dan mencatat hasil rapat.
f. Menyusun belanja, rencana anggaran dan penerima desa.
g. Mengadakan kegiata inventarisasi
h. Melaksanakan kegiatan pencatatan mutasi tanah dan pencatatan administrasi
pertanahan.
i. Melaksanakan administrasi kependudukan, administrasi kemasyarakatan,
administrasi pembangunan,
j. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala desa.
52
fungsi kepala urusan
1. Kepala urusan berkedudukan sebagai pembantu sekretaris desa untuk
memberikan pelayanan ketatausahan kepada kepala desa sesuai dengan
bidang tugasnya masing – masing.
2. Sesuai dengan kedudukanya, maka kepala urusan mempunyai tugas pokok
untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan ketata usahaan dalam bidang
tugasnya masing – masing.
3. Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut, kepala urusan mempunyai
fungsi mengumpulkan, melaksanakan pencatatan, dan mengelolah data/
informasi yang menyangkut bidang tugasnya masing – masing.
Sedangkan penjabaran tugas pokok kepala urusan yang dapat dibagi dalam
beberapa urusan yaitu:
a. Kepala Urusan Pemerintahan.
b. Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat.
c. Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan
fungsi kepala Dusun :
1. Kepala dusun berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas kepala desa
dalam wilayah kerjanya
2. Sesuai dengan kedudukanya Kepala Dusun mempunyai tugas pokok untuk
menjalankan pemerintahan desa dalm kepemimpinan Kepal Desa di wilaya
kerjanya.
53
3. Untuk melakukan tugas pokok, maka Kepala Dusun mempunyai Fungsi dan
melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di
wilayah kerjanya, melaksanakan kebijaksanaan kepala desa dan
melaksanakan keputusan desa .
dapun visi dan Misi VISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa
Bonerate pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di
Desa Bonerate seperti pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, tokoh agama,
lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya, serta Pertimbangan
Visi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar. Maka Berdasarkan Pertimbangan
diatas Visi Desa Bonerate adalah:
“ Menjadikan Desa Bonerate Sebagai Desa Mandiri”
(MANDIRI adalah Maju, Aman, Nyaman, Dibawah Ridho Ilahi).
MISI
Selain penyusunan Visi juga telah ditetapkan Misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi desa tersebut.
Visi berada di atas Misi. Pernyataan Visi kemudian diajabarkan ke dalam misi agar
dapat di operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan Visi, misipun dalam
penyusunan menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan
kebutuhan Desa Bonerate, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa
Bonerate adalah:
54
1. Memberikan Pelayanan secara maksimal, merata dan adil.
2. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan untuk bias hidup mandiri.
3. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas Aparat Pemerintah Desa.
4. Meningkatkan pendapatan asli desa dan ekonomi dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia.
5. Membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan
6. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamatan Pancasila dan UUD
1945 menuju masyarakat yang tertib dan beretika.
c. Struktur Organisasi BPD Desa Bonerate
STRUKTUR ORAGANISASI BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA
BONERATE KEC. PASIMARANNU
KETUA:
MUH.IRHAM
WAKIL KETUA:
SAPARUDDIN
SEKRETARIS:
IDA MASRI
55
Sumber: Profil BPD
Gambar 4.3 : Struktur Organisasi BPD Desa Bonerate
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
yakni perlunya dibentuk Badan Permusyawaratan Desa yang biasa disingkat dengan
BPD. Badan perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang di desa
dengan fungsi mengayomi adat istiadat, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah desa,
membuat peraturan desa iyalah BPD. Selain memberikan masukan kepada kepala desa,
BPD juga bisa membatalkan kebijakan yang akan dibuat menjadi keputusan serta
mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut, BPD dapat meminta pertanggungjawaban
kepada kepala desa sebagai pelaksana.
Kedudukan BPD
1. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah desa
ANGGOTA:
SAPARUDDIN
SAMARUDDIN
ANGGOTA:
IDA MASRI
MAHYUDDIN
56
2. BPD sebagai badan perwakilan desa dan merupakan wahana untuk
melaksanakan demokrasi berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945
Fungsi BPD
BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Wewenang BPD
3. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan
peraturan kepala desa
5. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa
6. Membentuk panitia pemilihan kepala desa
7. Menggali, menampung, merumuskan, dan menyelenggarakan aspirasi
masyarakat.
8. Menyusun tatatertib BPD
Hak BPD
1. Meminta pertanggungjawaban kepada kepala desa
2. Hak anggaran
3. Hak mengajukkan pertanyaan bagi masing-masing anggota
4. Hak meminta keterangan kepala desa
5. Hak menggandakan prakarsa atau perubahan rancangan peraturan desa
6. Hak mengajukkan pendapat
57
7. Hak penyelidikan
8. Hak menetapkan tata tertib BPD
9. Hak mengajukkan usul pengangkatan/pemberhentian kepala desa
3. GambaranUmum Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) dalam
Pembangunan Desa
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa ( RPJMDesa) adalah suatu
kerangka dalam rangka mewujutkan tujuan pembangunan lima tahun yang dimulai dari
Januari 2014 sampai dengan Desember 2019. Yang dimana RPJM-Desa merupakan
perencanaan tingkat menegah desa yang harus dipahami dan disosialisaikan oleh semua
komponen termasuk masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta
Pemerintah Desa sebagai dokumen untuki melaksanakan pembangunan dan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
Dokumen RPJMDesa yaitu merupakan Rencana Pembangunan Desa Bonerate
yang pelaksanaan oprasionalnya dijabarkan melalui Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa).
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) dalam pembangunan Desa
Merupakan suatu dokumen perencanaan yang dimana isinya memuat poko-poko
kebijakan pembangunan di desa dan mengarah kepada pencapaian tujuan, baik
visi dan misi desa. Secar teknis RKPDesa sebagi pedoman untuk mewujutkan kesatuan
arah pembangunan dalam janka satu tahun. Denagan RKPDesa ini pembanguna desa
akan terarah dan untuk mencapai suatau tujuan bersama, baik Negara, daeraha taupun
58
desa, RKPDesa juga memiliki tujuan yakni terwujutnya perencanaan desa dalam usaha
mewujutkan pengembangan jangka menegah desa, dan tercapainya pemanfaatan potensi
desa menuju desa yang mandiri, maju, dan sejahtera.
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) dalam pembangunan desa tidak
sertamerta dilakukan begitu saja tanpa adanya langkah-langkah atau tahap penyusunan
RKPDesa dan daftar usulan RKPDesa yaitu diantarannya :
1. Musdes penyusunan perencanan pembangunan Desa Pembentukan Tim
penyususn RKPDesa
2. Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk
ke Desa.
3. Pencermatan Ulang dokumen RPJDesa.
4. Penyusunan rancangan RKPDesa dan Rancangan Usulan RKPDesa
5. Penyususnan dan penetapan RKPDesa dan Daftar Usulan RKPDesa.
6. RAPB Desa.
7. Pengajuan daftar usulan RKPDesa.
B. Hasil Penelitian
Implementasi Kebijakan merupakan sustau tahapan pengambilan keputusan,
seperti undag-undang legislatif, pasal-pasal, dan keluaran sebuah peraturan eksekutif,
atau keluarnya standar konsekuensi dan peraturan dari kebijakan bagi masyrakat yang
dapat mempengaruhi aspek kehidupannya.
Meskipun kebijakan telah diambil secara tepet masih adanya kemungkinan bahwa
59
masih bisa terjadi kegagalan dalam suatu kebijakan tersebut, jika implementasinya tidak
tepat. Dalam hal ini implementasi kebijakan menurut Jan Marse dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Informasi
Informasi merupaka indikator pertama yang merupakan faktor yang
mempengaruhi implementasi kebijakan, yang digunakan untuk mengetahu tingkat
informasi dalam pembangunan Desa Bonerate.
Saat ini informasi sangat berpengaruh dalam pembangunan Desa, oleh karena itu
dalam pembangunan penginformasian seperti informasi yang akurat, yang dimaksut
disini informasi jelas harus memang nyata dan sesuai fakta atau bebas dari kesalahan,
kemudian informasi harus bersifat mudah di mengerti bahwa masyarakat dalam hal ini
memahami isi informasi dengan jelas, serta informasi yang tepat waktu yang dimana
informasi harus sampai pada masyarakat harus tepat karena apabaila terlamabat maka
tidak akan menghasilkan nilai guna lagi atau tidak bermanfaat lagi bagi masyarakat,
dan apabilan kesemuanya berjalan dengan baik maka otomatis informasi yang ada pasti
akan menghasilkan nilai yang positif bagi pembangunan Desa. Oleh karena itu di
harapkan informasi yang memadai merupakan hal yang sangat menunjang dan sangat
penting dalam pelaksanaan pembangunan desa, terutama dalam hal implementasi
Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa Bonerate. Dalam hasil
Wawancara dengan masyarakat Desa Bonerate:
“jika ada informasi atau pemberi tahuan di mesjid atau dalam rapat
pemerintah setempat menyampaikan, akan ada pembangunan sepserti baru-
60
baru ini pembangunan lapangan futsal, atau ada jalan tani, memang betul
memang di laksanakan.” ( Wawancara dengan masyrakat AF,29 Juni 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa Bonerate bahwa.
Informasi dalam pembangunan Desa Bonerate sesuai dengan fakta atau kenytaan
dilapangan. Hal tersebut di perkuat oleh pak sekretaris Desa Bonerate bahwa:
“jika ada rapat atau pertemuan mengenai kemajuan atau pembangunan Desa
kami pasti sampaikan ke pada masyarakat, dengan memberi undanagn, atau
pengumuman di Mesjid, selainitu dalam penginformasian tentang
pembangunan desa kami memasang baliho di depan kantor terkait program
kerja pembangunan desa.” (Wawancara dengan Sekretaris Desa SR, 12 Juni
2020)
Berdasarkan wawancara dengan sekretaris Desa Bonerate bahwa. Pemerintah
setempat berusaha memberikan informasi dengan berbagai bentuk alternatif dengan
tujuan agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas.
Hal tersebut juga didukung dengan hasil wawancara pada salah satu masyarakat
Desa Bonerate bahwa:
“penyampaian yang diberikan sudah bagus karna melalui undangan, jadi kami
masyarakat bisa menghadiri rapat dan mengetahui bantuan apa lagi yang akan
diberikan pemerintah desa kepada masyarakat karena biasanya ada bantuan
berupa WC dan ada juga bantuan berupa sumur dan lain. ( wawancara dengan
masyarakat HS,16 Juni 2020)
Berdasarkan pemaparan di atas amenunjukkan bahwa, masyarakat disini selaku
61
stekholder masi kurang paham apa itu rencana pembangunan desa dan masi adanya
perbedaan prespektif, yang dimana masyarakat beranggapan bahwa setiap rapat yang
diadakan mengenai perencanan desa itu terkait pembagian bantuan untuk dimiliki
pribadi oleh masyarkat.
Wawancara dengan Kepala Dusun Ero Ihu Barat mengungkapkan bahwa:
“ Bagus sekali jika ada undangan rapat begini, karena dengan adanya undangan
kita bisa tau jelas waktu dilaksanakannya rapat, jadi kita selaku masyarakat
yang di undang bisa hadir sesuai waktu yang di tentukan dan apabila
masyarakat hadir dalam rapat musdes atau musrembang desa begini
masyarakat akan tau bagaiaman penyususnan pembangunan desa sendiri.”(
wawancara dengan Kepala Dusun Ero Ihu Barat AN,16 juni 2020)
Berdasarkan pemaparan tesebut dapat disimpulkan bahwa penginformasian dalam
proses perencanan pembangunan Desa Bonerate tepat waktu. Hal tersebut di perkuat
oleh kepala Desa Bonerate.
“kami selaku pemerintah setempat selalu mengusahakn agar informasi selalu
tepat waktu sampai di masyarakat, agar masyarakat mengetahui semua program
atau kegiatan yang akan di lakukan di Desa Bonerate. (Wawancara dengan
Kepala Desa AM,12 Juni 2020)
Pemaparan nara sumber tersebut dapat ditarik benag merahnya bahwa secara
keseluruhan terkait Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan
di Desa Bonerate, dalam hal informasi masih belum bisa dikategorikan sebagai
informasi yang memadai dikarenakan masih adanya beberapa kendala yang dimana
62
masyarakat yang kurang mengerti serta salah persepsi menegenai apa sebenarnya
rencan kereja dalam pembangunan Desa.
2. Isi Kebijakan
Isi kebijakan merupakan indikator kedua yang mempengaruhi impelementasi,
digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan suatu kebijakan dalam
implementasi rencana kerja pemerintah Desa dalam pembangunan Desa Bonerate.
Kebijakan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pembangunan Desa dalam hal
ini kebijakan harus tepat sasaran sesuai dengan standar kebijakan yang artinya
kebijakan dalam implementasi rencana kerja pemerintah desa harus bisa memecahkan
masalah-masalah yang ada pada lingkup masyarakat. Oleh karena itu kebijakan
merupakan hal yang sangat menunjang dan sangat penting dalam pelaksanan
pembangunan desa. Hal ini dapat kita lihat dari hasil wawancara peneliti dan Kepala
Desa Bonerate yaitu sebagai berikut:
“Dengan adanya pembangunan infrastruktur, perbaika jalan, adanya
ADD,adnya hasil pajak, atau Bumdes,itu semu termasuk kebijakan“. (
Wawancara dengan Kepala Desa Bonerate AM, 12 Juni 2020)
Berdasarkan dari pemaparan Kepala Desa Bonerate bahwa dalam hal kebijakan
keuangan desa seperti dengan adanya kebijakan dalam implementasi rencana kerja
pemerintah Desa terutama dalam pembangunan desa. Hal senada di sampaikan oleh
Sekretaris Desa Bonerate menjelaskan bahwa:
“ kami juga mendirikan BUMDesa “Karya mandiri” yang bergerak di bidang
63
dana simpan pinjam kelompok, jual sembako dan Bahan bangunan,tapi yang
sekrang ini masih beroprasi aktif itu tinggal dana simpan pinjam,itupun
perputaran dananya tersendat sekarang biasa, masyarakat yang ambil dana
modal atau barang mengutang dan biasa juga yang pinjam sembako
mengandalkan hasil panen mereka, tiba panen baru memebayar hutang, jadi
perputaran khas itu lambat. (Wawancara dengan Sekretaris desa SR, 18 Juni
2020 )
Berdasarkan dari pemaparan Sekretaris Desa Bonerate bahwa, kebijaka dalam
pembangunan desa belum tepat sasaran dengan masih adanya masyarakat yang belum
bisa hidup mandiri. Yang berati dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dan
kelembagan untuk bisa hidup mandiri tercantum dalam Peraturan Desa Bonerate Nomor
3 Tahun 2018 pasal 1 poin 18 belum sesuai dengan apa yang diharapkan Desa
Bonerate. Diperkuat oleh KAUR Perencanaan mengatakan bahwa:
“ Banyak masyarakat yang mengambil dana di karya Mandiri termasuk tetangga
Saya, dan sekarng masih menjual tapai pengambilan dana yang seharusnya
dibayar tiap bulan selalu nuggak, dan terpaksa pengurus datang menagi ke
masyarakat yang bersangkutan.”( wawancaraKAUR Perencanaan dengan
HW, 22 Juni 2020.)
Berdasarkan dari pemaparan di atas dapat dikatan bahwa kebijakan belum tepat
sasaran karena dalam hal ini berkaitan dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk
mendukung dalam menujang peninkatan kesejahteraan desa . oleh staf KAUR TU dan
Umum bahwa:
64
“kebijakan seperti adanya usaha kelompok itu ada tapi banyak yang mendek,
tidak berjalan karna modal tidak terputar,”( wawancara dengan staf KAUR
TU, NL, 22 Juli 2020)
Adapun pelaksanan Rencana kerja yang terealisasi dan tidak terealisasi. Dimana
terkait dengan pelaksanaan dan pencapaian program Rencan Kerja Desa tahun 2019
terdapat program yang sukses di realisasikan dan masih terdapat program yang belum
terealisasi, dapat dilihat pada table di lampiran rencana kerja. Dari 22 program yang
direncanakan dan dilaksanakan hanya 17 program yang terealisasikan hal ini
dikarenakan program-program tersebut merupakan program lanjutan dari tahun 2018
sehingga program tersebut bisa terealisasikan, sedangkan program yang tidak
terealisasikan itu memang teramsuk indikator baru untuk di laksanakan pada tahun
2019, selain itu faktor yang menyebabkan program tidak terealisasi karena lambatnya
pencairan keuangan kegiatan.
Jadi dapat diartikan bahwa Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Rencanma kerja pemerintah desa ( RKPDesa) selaku kebijakan dalam pembangunan
desa belum tepat sasaran karena masih adanya ketidak sesuaian isi kebijakan dengan
apa yang ada di lapangan seperti belum adnaya kemandirian masyarakat, misi yang
belum terealisasi, serta belum ada kesadaran masyarakat akan pentingnya selaku
stekholder dalam peningkatan kesejahterana Desa Bonerate.
3. Dukungan Masyarakat
Dukungan Masyarakat merupakan indikator ketiga dari beberapa faktor yang
65
mempengaruhi implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam pembangunan
Desa Bonerate, yang digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi
masyarakat atau dukungan masyarakat Desa Bonerate dalam pembangunan Desanya
Partisipasi dan dukungan masyarakat baik fisi dan non fisik. Yang dimaksud disini
dukungan masyarakat berbentuk fisik berupa sumbangan tenaga yang dimana keikut
sertaan masyarakat memperbaiki fasilitas desa, fasilitas berupa bantuan barang atau
materi guna mendukung pembangunan serta jasa yang dimaksud disini semua
dukungan terkait keterampilan atau kemahiran yang dimiliki masyarakat, sedangka non
fisik berupa ide pemikiran seperti saran dan kritik terkait pembangunan desa. Ini semua
berkaitan dengan partispasi masyarakat, karena apabila dalam pelaksanan kebijakan
tidak cukup dukungan maka implementasi kebijakn akan sangat sulit dilaksanakan.
Oleh karena itu dukungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh karena dalam hal ini masyarakat sebagai stekholder. Dimana dalam
wawancara dengan Ketua BPD Desa Bonerate bahwa:
“bagus jika dukungannya dalam perbaikan, adanya perbaikan jalan tani seperti
rabat beton jalan ada kelompok swaday masyarakat, jadi pasti semua
masyarakat membantu karena itu juga kan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakt dan kebutuhan bersama,” (Wawancara MI,26 Juni 2020 )
Berdasarkan dari pemaparan tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat sangat
antusias dalam pembangunan desa terkait partisipasi fisik sumbangan tenaga, dimana
masyarakt membantu perbaikan jalan tani di desa bonerate. Di perkuat oleh wawancara
dengan masyarakat menyatakan bahwa:
66
“kalu masalah bantuan bisa bantu-bantu pembuatan jalan, biasa juga kalu
ada kerja bakti begitu, banyak rumput di cabut atau dibersihkan di dekat
jalan, jadi harus bawa sabit masing-masing, atau parang dan bahkan ada
yang bawa mesin pemotong kayu” ( Wawancara dengan masyrakat AF, 29
Juni 2020 )
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa dukungan masyarakat
dalam pemenuhan fasilitas dalam pembangunan desa sudah termasuk memadai, dengan
masyarakat membawa masing-masing alat dalam memperbaiki dan membenahi jalan
agar bisa di fungsikan. Hal senada disebutkan kepala Dususn Waikomba, dalam
wawancaranya yaitu:
“jika masalah dukungan masyarakat berpatisipasi ada yang dalam
ketermpilan seperti, membut kerjinan tangan, pengolahan jagung menjadi
makanan atau cemilan. Semua itu ada kelompoknya.”( Wawancara dengan
kepala Dususn Waikomba A.M, 25 Juni 2020)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa dukungan fisik berkaitan
sumbangan jasa sudah bisa dikategorikan masyarakat sangat antusias dengan adanya
kelompok usaha yang bergerak di bidang kerajinan tangan dan makanan atau cemilan.
Oleh Ketua BPD Desa Bonerate dalam wawancara menyatakan bahwa:
“masyarakat disini itu beranggapan kalu masalah yang terkait program
atau pembangunan itu semuanya pemerintah desa yang tau, tidak perlu lagi
masukan pendapat dari mereka,”(Wawancara MI,26 Juni 2020 )
Hal senada disampaikan oleh masyarakat bahwa
67
“kalau masalah begitu kami tidak tau apa-apa, biar pemerintah yang
berfikir, jika pemerintah yang membuat itu sendiri pasti akan bagus.”(
wawancara dengan masyarakat HS,16 Juni 2020)
Berdasarkan dari wawancar tersebut dapat ditarik kesimpulah bahwa dalam
dukungan masyarakt dalam segi fisik sudah bisa dianggap memadai dalam
Implementasi rencana kerja pemerintah dalam pembangunan Desa Bonerate namun
dalam partisipasi non fisik masyarakat masih kurang antusias dikarenakan masih
kurangnnnya partisipasi masyarakat dalam memberikan masukan ataupun saran kepada
pemerintah setempat guna membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kesejah
teraan masyarakat.
4. Pembagian Potensi
Pembagian potensi merupakan indikator keempat dari faktor yang dapat
mempengaruhi implementasi rencana kerja pemerintah desa dalam pembangunan Desa
Bonerate.
Pembagaian potensi merupakan hal sangat perpengaruh dalam implementasi
rencana kerja pemrintah desa yang diman dalam hal ini potensi terbagi atas dua yaitu
potensi fisik dalam hal ini suatu desa meliputi segala sesuatu yang mendukung
pembangunan yang berkaitan dengan tanah, air, cuaca, ternak, dan manusia sebagai
tenaga kerja, sedangkan potensi non fisik yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan
sumber daya budaya seperti, sikap gotong royong dalam masyarakat, adanya lembaga
sosial, kemampuan aparatur desa bekerja secara maksimal menjadi sumber ketertiban
68
serta kelancaran pemerintahan desa. Dalam pembangunan Desa Bonerate. Dalam hasil
wawancara dengan Sekretaris Desa Bonerate mengatakan bahwa :
“disini masyarakat itu mayoritas petani jagung, kacang ijo, jambu mente,
karena kadar air dalam tanah di sini itu rendah, bahkan biasa gagal panen,
jadi tanaman yang ditanam itu tanaman yang cocok keadaan tanah disini,
tanaman berupa padi disini tidak cocok karena disini itu kadar air dalam
tanah tidak memadai untuk tanaman seperti padi, dan tidak ada sungai
sebaagai pengairan. “(Wawancara dengan Sekretaris Desa SR,13 Juli 2020
Berdasarkan dari pemaparan tersebut menyatakan bahwa di Desa Bonerte
dikategorikan, tanah pertanian di Desa Bonerate kurang produktif. Karena disebabkan
kadar air dalam tanah itu tidak memadai. Hal senada di ucapakn Staf urusan
perencanan dalam wawancaranya sebagai berikut bahwa:
“kalau masalah sumebara air kita disini aman, kalu untuk kebutuhan
pemakai seharai-hari ada sumur yang jumblahnya kalau tidak salah itu 268
dan masyarakt sini itu mayoritas menggunakan air sumur untuk memasak
atau kebutuhan lainnya tapi kalu air hujan dan sumbaer air seperti sungai
kuran dan tidak ada atau itu sulit.”(Wawancara dengan Staf Urusan
Perencanaan SN, 9 Juli 2020 )
Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut bahwa terkait sumber daya pisik dalam
pemenuhan kebutuhan terkait air belum cukup memadai, dikarenakan mata air yang
lebih banyak digunakan adalah sumur.dan itu sudah memenuhi kebutuhan masyrakat
namun dalam kebutuhan pertanian belum memadai Desa Bonerate. Diperkuat oleh
69
Wawanca dengan pak Dusun Waikomba yang dimana:
“Mengenai cuaca disini, terkadang cuaca tidak menentu terkadang
matahari sangat terik dan panas, meski semestinya sudah masuk musim
penghujan, cuaca disini sulit untuk diprediksi, hal ini yang biasanya
mengakibatkan para petani gagal panen dikarenakan hujan turunya tidk
menentu.. ( WAwancan dengan Kepala Dusun waikomba A.M, 25 Juni
2020)
Berdasarkan dari hasil wawanca tersebut bahwa di Desa Bonerate curah hujan
serta iklim yang tidak bisa diprediksi serta suhu udara yang panas mengakibatakan para
petani gagal panen dan mengakibatkan tanah pertanian tidak subur.
Wawancara dengann Kasih Kesejahteraan yang dimana:
“disini itu mayoritas petani dan terkait hewan peliharaan disini itu ada ayam,
bebek, dan kambing, tapi yang lebih mayoritas di pelihara masyarakat disini itu
kambing, karna kambing itu mahal harganya. ( Wawancara dengan Kasih
Kesejaheraan, 18 Juni 2010)
Berdasarkan wawancara dapat diartikan bahwa ternak di Desa Bonerate
merupakan salah satu potensi penunjang ke sejahteraan masyarakat
Wawancara dengan sekretaris Desa Bonerte bahwa:
“disini itu mayoritas petani, selain itu ada juga yang memiliki keahlian
seperti dalam bidang keterampilan, kantoran baik puskesmas ataupun
kantor pemerintahan. Bisa di taksir bahwa penuduk mayoritas petani dan
sisahnya memili keahlian laian. (Wawanca dengan Sekretaris Desa, SR 18
70
Juni 2020)
Berdasarkan dari hasil wawanca tersebu bahwa potensi sumber daya manusia
dalam faktor fisisk, cukup memadai, dengan adanya para petani dan tenaga pendidik,
serta masyarakat yanag memiliki mata pencaharaian di bidang keterampilan itu
merupakan salah satau bentuk penunjang untuk penigkatan kesejahteraan masyarakat
desa.
staf Desa bagian Kasi Pelayanan memepertegas terkai potensi dalam implementasi
rencana kerja pemerintah desa dalam pembangunan di Desa Bonerate mengunkapkan:
“kalau partisipasi seperti perbaikan jalan tani, masyarakat pasti ikut kaerna
itu untuk kebutuhan mereka juga depannya, biasa di namakan itu kelompok
swadaya masyarakat, ” ( Wawancara dengan NE, 18 Juni 2020)
Berdasarkan dari wawancara tersebu bahwa potensi dalam pelaksanan
pembangunan desa dalam sumber daya non fisik cukup memadai dengan masyarakat
melakukan kegiatan secara gotong royong untuk menyelesaikan jalan tani, selain itu
dengan adanya kelmbagaan sosila seperti kelompok swadaya masyarakat, merupakan
salah satu faktor pendukung dalam menigkatkan pembangunan. Hal tersebut di
perkuatoleh anggota karang Taruna dalam wawancaranya bahwa:
“.disini itu selain karang taruna, ada juga ibu-ibu Pemberdaya dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK,).”( Wawancara dengan anggota karang
taruan WA, 18 Juni 2020)
Berdasarak dari wawancara tersebut bahwa ada beberapa lembaga sosila di Desa
Bonerate yang menjadi pendukung kesejahteraan masyarakat desa.
71
Wawancara dengan masyarakat desa bahwa
“ saya perna ingin mengurus akta kelahiran milik anak saya, sudah sekitar
jam sepulu, tapi belum ada yang melayani berhubung karena belum ada
petugas yang khusus mengetahui terkait akta,.( Wawancara dengan
masyarakat AF,29 Juni 2020)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa aparatur desa masih
kuramng maksimal dalam menjadi sumber pendukung kelancaran pemerintahan guna
menuju desa yang maju dan sejahtera, dalam hal ini potensi aparat atau staf desa masih
belum memadai dalam hal kualitas pelayanan terhadap masyarakat desa. Hal tersebut
diperkuat oleh sataf Desa Bonerte bahwa
“jika pak desa tidak sedang berada di dalam desa atau ada didaratan,
datang terlambat kekantor itu tidak apalah, karena biasanny tidak ada
kerjaan jika masih pagi di kantor” (Wawancara dengan staf Desa, MN 22
Juni 2020)
Berdasarakan dari pemaparan tersebut dapat di simpulkan bahwa dalam
pembagian potensi di Desa Borate terkait implentasi rencana kerja pemerintah desa
dalam pembangunan di Desa Bonerate masih belum cukup karena dipengaruhi
beberapa faktor yang dimana masih kurang produktifnya tanah pertanian sebagai lahan
sumber ekonomi masyarakat, serta cuaca dan iklim yang kurang mendukung pertanian,
serta masih kurangnya kesadaran aparatur pemerintah dalam memberikan dukungan
terkait kelancaran pemerintahan guna mewujutkan desa yang maju dan sejahtera.
72
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Informasi
Implementasi rencana kerja pemerintah Desa dalam pembangunan di Desa
Bonerate berdasarkan hasil observasi penelitian menemukan bahwa, informasi dirasa
belum cukup baik. Dimana meski pemerintah merasa telah memberi informasi yang
baik, tapi masyarakat masih belum memahami dan mengerti mengenai rencana
pembangunan desa dan hal tersebut, akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan
dalam pembangunan Desa Bonerate, masyarakat disini selaku stekholder masi kurang
paham apa itu rencana pembangunan desa dan masi adanya perbedaan prespsi, yang
dimana masyarakat Desa Bonerate beranggapan bahwa setiap rapat yang diadakan
pemerintah Desa Bonerte mengenai perencanaan desa itu terkait pembagian bantuan
atau sumbangan dari pemerintah untuk dimiliki pribadi oleh masyarakat.
2. Isi Kebijakan
Kebijakan yang dimaksut disini kebijakan publik, yang dimana dengan adanya
kebijakan dalam implementasi rencana kerja pemerintah desa terutama dalam
pembangunan desa itu sangat menunjang terhadap peningkatan kualitas dan tarap hidup
masyarakat desa untuk lebih baik lagi. Namun hasil analisis lapangan peneliti masih
ditemukan kesenjangan antara apa yang diharapkan dan hasil yang tidak sesuai dengan
kebijakan. Jadi dapat diartikan bahwa Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Rencana kerja pemerintah desa ( RKPDesa) selaku kebijakan dalam pembangunan desa
belum tepat sasaran karena masih adanya ketidak sesuaian isi kebijakan dengan apa
73
yang ada dilapangan seperti belum adanya kemandirian masyarakat, misi desa yang
belum terealisasi sepenuhnya terutam dalam membangun sarana dan prasarana desa
didukung table pada lampiran dokumen rencana kerja desa, serta belum ada kesadaran
masyarakat akan pentingnya kemandirian masyarakat selaku stekholder dalam
peningkatan kesejahterana Desa Bonerate agar tidak terjadi kesenjangan sosial. Menurut
Donalas. Van Meter dan Carle E Van Horen pada poin pertama yaitu standar dan
sasaran kebijakan harus jelas dan terukur karna apabila standar dan sasaran kebijakan
tidak jelas maka akan merusak.
3. Dukungan Masyrakat
Dukungan masyarakat merupakan salah satu hal penunjang dalam pembangunan,
baik sebagai individu, kelompok atau kesatuan sistem yang merupakan bagian penting
dalam proses dinamika pembangunan, karena secara umum pembangunan bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Dalam hasil penelitiannya Sarah
Nuramalia Putri (2017) bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di
pengaruhi bebrapa faktor.
Pembangunan Desa Bonerate dalam menyusun hingga melaksanakan program
rencana kerja pemerintah desa dalam pembangunan Desa Bonerate. Dimana dalam hal
ini dukungan atau partisipasi masyarakat baik dalam bentuk fisik dimana masyarakat
Desa Bonerate yang memiliki jiwa gotong royong yang tinggi, serta memberikan
bantuan fasilitas guna kebutuhan pembangunan dan membuat usaha kerajinan guna
mendorong ekonomi desa, tetapi dengan kesemuanya itu belum cukup memadai dalam
74
pembangunan Desa Bonerate karena selain partisipasi fisik masyarakat, pembangunan
Desa juga harus di sertai pemikiran kritis dari masyarakat. Masyarakat Desa Bonerte
dalam hal ini masi kurang kritis berfikir dalam pemerintahan Desanya. Dikarenakan
masih kurangnya wawasan pemikiran masyarakat hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan yang mereka sandang rata-rata masih rendah. Diperkuat Tabel.4.2 Tingkat
Pendidikan, sehingga mempengaruhi kualitas berfikir masyarakat untuk menyadari
bawa pemerintah desa itu membutuhkan aspirasi dari masyarakat selaku stekholder dan
pemerintah hanya mengarahkan masyarakat agar berpartisipasi dan penyalur aspirasi
masyarakat.
4. Pembagian Potensi.
Pembagian potensi dalam implentasi kebijakan rencana kerja pemerintah desa
dalam pembangunan Desa Bonerate, para pelaksana yang terlibat adalah masyarakat
dan pemerintah Desa Bonerate. Pembagian potensi tersebut berkaitan dengan rencana
pembangunan Desa yang dimana bersentuhan langsung dengan masyarakat selaku
stekholder atau implementor dalam pembangunan Desa. Menurut Donalas. Van Meter
dan Carle E Van Horen pada poin kedua yaitu implementasi dipengaruhi oleh sumber
daya baik sumber daya manusia amaupun sumber daya alam. Dimana dalam pembagian
potensi di Desa Borate terkait implementasi rencana kerja pemerintah desa dalam
pembangunan di Desa Bonerate masih belum cukup karena dipengaruhi beberapa faktor
terkait sumber daya alam atau potensi fisik dan sumber daya manusia atau potensi non
fisik yang dimana masih kurang produktifnya tanah pertanian sebagai lahan sumber
75
ekonomi masyarakat, karena dipengaruhi cuaca dan iklim, selain itu penyebab tanah
kering disebabkan karena Desa Bonerate berada pada wilayah pantai atau yang dekat
dengan pantai, serta masih kurangnya kesadaran aparatur pemerintah dalam
memberikan dukungan terkait kelancaran pemerintahan dalam pelayanan terkait
program pembangunan desa guna mewujudkan desa yang maju.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan tentang implementasi rencan kerja
pemerintah desa dalam pembangunan di Desa Bonerate dapat dikatakan belum
terlaksana dengan baik, karena masih terdapat beberapa kendala yang ditemukan. Hal
tersebut dapat diketahui dari teori Implemntasi kebijakan yang dikemukan oleh Jan
Merse dengan empat indikator diantranya, Informasi, isi kebijakan, dukungan
masyarakat, Serta pembagian potensi.
1. informasi, implementasi rencana kerja pembangunan Desa Belum cukup baik,
karena masih kurangnya pemahamn masyarakt terkait rencana kerja
pembangunan Desa Bonerate.
2. Isi kebijakan, kebijakan yang tidak memadai dan tidak tepat sasaran atau
hasilnya tidak sesuai keinggin, karena masih adanya isi kebijakan yang tidak
terlaksana dengan baik, dimana masih adanya ketidak sesuaian isi kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat dalam peraturan Desa
Bonerate dengan apa yang ada dilapangan, sehingga kebijakan dalam
implementasi rencana kerja pemerintah desa dalam pembangunan Desa
Bonerate dapat dikatakan belum tepat sasaran.
3. Dukungan Masyarakat, dukungan atau partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunana desa masih kurang baik, dikarenakan masih
lemahnya dukungan masyarakat dalam memberikan sumbangan pemikiran
77
terhadap pembangunan, dapat di artikan partisipasi masyarakat dalama
proses menyadari bahwa untuk mencapai pembangunan desa dan
kesejahteraan rakyat perlunya partisipasi masyarakat, baik fisik maupun non
fisik tetapi masyarakat disini hanya menyadari, tidak sertamerta mengambil
sikap untuk bisa memberi pemikiran mengenai keberlanjutan pembangunan
desa kedepannya.
4. Pembagian Potensi, di Desa Bonerate pontensi dalam pembangunan desa
belum cukup memadai, karena dipengaruhi bebrapa faktor seperti tanah yang
kurang produktif karena kurangnya kadar air dalam tanah, curah hujan serta
iklim yanag berubah-ubah dan susah untuk diprediksi oleh petani sehingga
mengakibatkan gagal panen. dan potenis aparatur desa hanya menguasai
bidang masing-masing.
B. Saran
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemui peneliti saat melakukan penelitian
mengenai Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa
Bonerate, maka diperoleh saran atau masukan bagi beberapa pihak yaitu:
1. Bagi pemerintah Khususnya Pemerintah Desa Bonerate diharapakn dalam
peningkatan pembanguna Desa, perlu adanya penetapan Peraturan Desa
Bonerate terkait perencanaan pembangunnan desa yang lebih baik lagi. Dan
lebih menigkatkan potensi terutama dalam potensi sumber daya alam Desa
Bonerate dan dalam tingkat pendidikan.
78
2. Bagi Pemerintah Khusus Pemerintah Desa Bonerate diharapkan lebih aktif
memberikan pengertian dan turun ketengah-tengah masyarakat memeberi
pemahaman dan menjalin komunikasi dengan masyarakat, serta meberikan
pengertian kepada masyarakat agar mereka memiliki rasa tanggung jawab
terhadap pembangunan dan mengerti akan pentingnya mereka selaku
stekholder dalam proses pembangunan sehingga tercipta kesejahteraan
masyarakat Desa.
3. Kepada masyarakat Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar, peneliti menghimbau pembangunan desa bukan saja
tanggung jawab Pemerintah Desa tetapi semua lapisan masyarakat memiliki
tanggung jawab dalam membangun desa, dengan demikian masyarakat
diharapkan lebih meningkatkan partisipasi dan keikut sertaan, agar desa bisa
lebih berkembang lagi.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa melakukan penelitian lebih
mendalam dengan menggunakan teori berbeda sehingga dapat menjadi
bahan pertimbangan khususnya bagi pembangunan Desa Bonerate dalam
menigkatkan pembangunan Desa Bonerate.
79
DAFTAR PUSTAKA
Alfaturrahman, P. (2016). Perencanaan Pembangunan Desa di DesaBangan Limau
Kecamatan Ukul Kbupaten Pelawan. Jurnal Valute. ISSN: 2502-1419 , Vol 2
(2), halaman 251-265.
Cristian,H. (2015). Studi Tentang Pelaksanaan Rencanakerja Pembangunan Desa
(RKPDes) Tahun 2013 Desa Lao Janan Ulu Kecamatan LaoJanan Kabupaten
Kutai Kartanegara. eJurnal Pemerintahan Integratif. ISSN: 2337-8670,Vol 3
(1), halaman 1-21
Endah,K. (2020). Pemberdayaan Masyarakat : Menggali Potensi Lokal Desa. Jurnal
Moderat.ISSN: 2442-3777 (cetak).ISSN: 2622-691X( online),Vol 6(1), halaman
135-143.
Florensi,H. (2014). Pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam
Memberdayakan Masyarakat Desa di Desa Cerme, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Kediri. FISIP. ISSN: 2303 – 341X, Vol 1(1), halaman 1-8.
Firyal,M.A, Srihandayani,S dan Surati. (2018). Partisipasi Masyrakat dalam
Perencanaan Pmbangunan di Desa Jatimuliya Kabupaten Boalemo. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara. Cetak ISSN: 2301-573X E-ISSN: 2581-2084. Vol 6 (2),
halaman 135-141.
Hakim,L. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Sukamerata
Kecamatan Rawamareta Kabupaten Karawang.Jurnal Politikom Indonesiana.e-
ISSN:2528-2069.Vol 2 ( 2), halaman 43-53.
80
Halim,A. (2017). Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Dalam
Bidang Pembangunan Desa Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten
Indra Giri Hilir. JOM FISIP. Vol 4 ( 2 ) halaman 7- 13.
Husna.C.A dan Mardhiah.N. (2018). Publik Partisipation In Rural Development
Playning. Community.ISSN : 2477-5746, Vol 4 (2), halaman 226-234.
Ihsan,A.K, Abdul Mahsyar, dan Samsir Rahim. (2016). Koordinasi Fasilitator
Masyarakat Dengan Pemerintah Desa Dalam Program Pembangunan
Infrastruktu Pedesaan Di Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Administrasi PubliK.
Vol 2 (1) halaman 1-15
Kadji,Y. (2015). Formulasi dan Implementasi Kebijakan Publik: Kepemimpinan dan
Perilaku Birokrasi dalam Fakta Realitas. Gorontalo. UNG Press.
Mulyadi,D.2016. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung. Alfabeta
CV.
Mustari,N. 2015. Pemahaman Kebijakan Publik. Yokyakarta. PT Leutika Nouvalitera.
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar NO 1 Tahun 2016 Tentang Pemerintah
Desa.
Peraturan Mentri Dalam Negri NO 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan
Desa.
81
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 13 Tahun 2006 tentang
tatacara Penyusunan APB Desa ( Lembar Daerah Kabupaten Selayar Tahun
2006 Nomor 13).
Peraturan Derah Kabupaten Selayar Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Sumberpendapatan
Desa (Lembar Daerak Kabupaten Selayar Tahun 2006 nomor 15)
Peraturan Desa Nomor 3 Tahun 2018 Tentan Rencana Kerja Pemerintah Desa
Putri, S.N. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa ( Studsi Kasus
Desa Belesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temenggug). Skripsi, Universitas
Diponegoro, Semarang. Diperoleh dari eprints.undip.ac.id.
Rahmawati, A. (2020). Implementasi Kebijakan Program Pengembangan Komoditas
Pada Kawasan Strategi Kabupaten Di Kabupaten Bone. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, Volume 1(1),halaman 219-231.
Ramadhani,A dan Ramadhani,M.A . (2017). Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan
Publik. Jurnal Publik. ISSN : 1412-7083, Vol 11 (0), halaman 2-9.
Sjafrizal. 2015. Perencanaan Pembamngunan Desa Dalam Era Otonomi. Jakarta. PT
Rajagrofindo Persada.
Subarsono. (2013). Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori Dan
Aplikasinya.Yogyakart. Pustaka Pelajar.
82
Sunusi, A. (2017). Modifikasi Model Formulaisi Kebijakan Perencanaan Pembangunan
Perdesaan Berbasis Partisipasi Publik. Jurnal SAWALA. ISSN: 2302-2231,
Vol 5 (2), halaman 29-34.
Sayumitra,A. (2009). Implementasi Perencanaan Partisipasi dalam Mewujutkan
Pembangunan di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat. SKRIPSI. Departemen Ilmu Administrasi Negara. Universitas Sumatra
Utara. Aceh Barat. Diperoleh dari scholar.google.co.id.
Tahir,A. (2015). Kebijakan Publik dan TransparansI Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah. Bandung. Alfabeta CV.
Taufik,A, Jaelan Usman dan Abdul Mahsyar. (2020). Implementasi Program Usaha
Rakyat Dalam Pengembangan Perajin Perahu Pinisi Di Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba.JPPM. e-ISSN:2715-2952,vol 2 (1)
halaman 1-10.
Taufiqurakhman. (2014). Kebijakan Publik Pengendalian Tanggung jawab Negara
Kepada Presiden SelakuPenyelenggara Pemerintahan. Jakarta Pusat. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers).
Theresia,Aprilia. Krisnha. (2015). Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung.
Alfabeta CV.
Wrihatnolo,R.R. danDwidjowijoto,R.N. (2007). Menejemen Pemberdayaan. Jakarta. PT
Elex Media Komputido.
83
LAMPIRAN
84
MATRIKR PENELITIAN
Rumusan Masalah Fokus
Masalah
Indikator
Fokus
Masalah
Pertanyaan
Peneliti
Sumber Data
Informan
Kunci
Doku
men
1 2 3 4 5 6
1. Bagaimana
aspek informasi
dalam
implementasi
rencana kerja
pemerintah desa
dalam
pembangunan
Desa Bonerate
Informasi
rencana kerja
pemerintah
Desa
1. Pemahaman
2. kejelasan
1.Bagaimana
penginformasia
n dalam rencana
kerja
pemerintah
Desa?
2.Apakah
penginformasia
n dalam rencana
kerja
pemerintah
desa, jelas,
akurat,tepat
waktu dan
mudah
dimengerti ?
1.Kepala
Desa
Bonerate
2.Sekretaris
Desa
Bonerate
3.Kepala
BPD Desa
Bonerate
4.Masyrakat
5.Kepala
Dusun
Waikomb
a
6.Kepala
dusun Ero
Ihu Barat
7.Kasi
Pelayanan
8.Staf
urusan Tu
& umum
Doku
men
yang
diperl
ukan
yaitu;
Srtukt
ur
organ
isasi
85
9.Anggota
karang
taruna
10.Staf
urusan
Perencana
n
11.Staf Desa
2.isi kebijakan
dalam
implementasi
rencana kerja
pemerintah desa
dalam
pembangunan
Desa Bonerete
Isi kebijakan
rencana kerja
pemerintah
Desa
1. Masyarakat
1.Apakah
kebijakan sudah
tepat sasaran
sesuai yang di
inginkan?
3.Bagaimana
dukungan
masyarakat
dalam
implementasi
rencana kerja
pemerintah desa
dalam
pembangunan
Desa Bonerate
Dukungan
masyarakat
rencana kerja
pemerintah
Desa
Masyrakat 1.Bagaimana
keikut
sertaan
masyarakat
dalam
perbaikan
fasilitas
pembanguna
n desa?
2.Bagaimana
dukungan
masyarakat
dalam bidang
jasa dalam
86
rencana kerja
pemerintah
desa ?
3.Bagaimana
dukungan
masyarakat
berupa
pemikiran
dalam
pembanguna
n desa?
4.Bagaimana
pembagian
potensi dalam
implementasi
rencanakerja
pemerintah desa
dalam
pembangunan
Desa Bonerate.
Pembagian
potensi
rencana kerja
pemerintah
Desa
Sumber daya 1.Bagaimana
keadan tana,
air,cuaca/ikli
m dan ternak
Desa yang
mendukung
pembanguna
n desa?
2.Bagaimana
potensi
sumber daya
manusia
dalam
rencana kerja
pemerintah
desa ?
87
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana penginformasian dalam rencana kerja pemerintah Desa?
2. Apakah penginformasian dalam rencana kerja pemerintah desa, jelas, akurat,tepat
waktu dan mudah dimengerti ?
3. Apakah kebijakan sudah tepat sasaran sesuai yang di inginkan?
4. Bagaimana keikut sertaan masyrakat dalam perbaikan fasilitas pembangunan desa?
5. Bagaimana dukungan masyarakat dalam bidang jasa dalam rencana kerja
pemerintah desa ?
6. Bagaimana dukungan masyarakat berupa pemikiran dalam pembangunan desa?
7.Bagaimana keadan tana, air,cuaca/iklim dan ternak Desa yang mendukung
pembangunan desa?
8. Bagaimana potensi sumber daya manusia dalam rencana kerja pemerintah desa ?
88
a. Kepemilikan sumur Air minum
Dusun
Sumur Air minum
Air
kemasan
Air
PDAM
Air
Sumur
Air
Sungai
Mata
Air
Air
Hujan
Total
1.Ero Ihu
Barat
- - 3 - - 3
2.Ero Ihu
Timur
- - 2 - - 2
3.Waikomba - - 2 - - 2
Total - - 7 - - 7
b. Tingkat Pendidikan
Pra Sekolah SD SMP SLTA Sarjana
92 462 114 114 54
c. Mata pencahar
Petani Pedagang PNS Tk.
kayu
Tk.
Jahit
Montir Tk.
batu
Sopir/
Angkutan
Peternak Nela
yan
150 64 29 97 8 1 52 11 16 70
89
d. Kepemilikan ternak
AYAM KAMBING BEBEK SAPI LAIN-LAIN
200 ekor 48 ekor 158 ekor - -
e. Prasarana Desa/Dusun
Kant
or
Desa
TK SD SMP SMA Kantor
BPD
Posy
andu
TPA Pusk
esma
s
poskam
bling
Bar
uga
Bata
s
Dus
un
1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 1
Sumber: Profil Desa Bonerate
f. Rencana Kerja Pemerintah Desa
Adapun data/dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa Bonerate dalam
pembangunan Desa sebagai berikut:
Lampiran Pelaksanaan Rencana Kerja tahun
No
.
Rencana Kerja Pembangunan Target capaian Target dan Realisasi
Program
Target Terealisasi/tidak
1. Pemeliharaan Jalan 12 bln 200x3m 200x3m
2. Pembangunan sanggar PKK 12 Bln 1 unit 1 unit
3. Pembangunan Rujab Kades 12 bln 1 unit Tidak
90
terealisasi
4. Pembangunan Depot Air
Minum/ galon
12 bln 1unit 1 unit
5. Pembangunan Pagar Posiandu
Melati I
12 bln 7x9m 7x9m
6. Pembangunan Tugu Batas
Desa/Dusun
12 bln 3 unit 1 unit
(tidak
sesuai)
7. Pembangunan Pagar Posyandu
Melati II
12 Bln 18x9
m
18x9m
8. Pembangunan/Perluasan
Tanggul
12 bln 50m 50m
9. Pembangunan Baruga Sayang
Lanjutan/Plafon
12 bln 1 unit 1 unit
10. Pembangunan Pagar TPA “ AL
Hamidah”
12 bln 10x
15m
10x15m
11. Pembangunan Jamban Keluarga 12 bln 6 unit 3 unit (tidak
sesuai)
12. Peningkatan Kapasitas Air
bersih Perpipaan
12 bln 1 Ls 1 ls
13. Pembangunan Jalan Setapak
Rabat Beton
12 bln 150x2
m
150x2m
14. Pembangunan Pagar TPA ”Al
Qadir”
12 bln 10x15
m
10x15m
15 Pembangunan Jalan Tani Rabat
Beton Lanjutan
12 bln 250x
3m
250x3m
16. Perluasan Gedung TK 12 bln 1 unit 1 unit
91
17. Penambahan Volume Tinggi
Pagar TK
12 bln 50m 50m
18. Pembangunan Sumur Tani 12 bln 1 unit 1 unit
19. Pembangunan Sanggar Seni Dan
Budaya
12 bln 1
unit
Tidak
terealisasi
20. Perbaikan Rumah Kumuh 12 bln 6 unit 3 unit ( tidak
sesuai)
21 Biaya pendidikan keluarga
miskin
12 bln - 7 orang
22 Penghijauan tingkat Desa 12 bln - Terlaksana
Sumber: Profil Desa Bonerate
92
g. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Bonerate
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAHAN DESA
DESA : BONERATE
KECAMATAN: PASIMARANNU
KEPALA DESA:
MUH. ARSYAD MANABA
LP
M
SEKRETARIS DESA:
SOREA
PELAKSANAAN
TEKNIK
KASI
PELAYANAN:
NUR EDAH
KASI
KESEJAHTERAA
N
HASANUDDIN
KASI
PEMERINTAH
AN:
ABDULLAH
KAUR
KEUANGAN:
MUHAMMA
D ISHSAN
KAUR TU DAN
UMUM:
MUHAMMAD
HASAN
KAUR TU DAN
UMUM:
HIKMAWATI
STAF URUSAN
KEUANGAN:
DODI
STAF URUSAN TU
DAN UMUM:
ELA NURLAELA, S.Pi
STAF URUSAN
PERENCANAAN:
SITTI ANISA
STAF SEKSI
PELAYANAN:
SUARDI
STAF SEKSI
KESEJATERAAN:
MAUNGI, S.IP
STAF SEKSI
PEMERINTAHAN:
MUSDIANA
KEPALA DUSUN
ERO IHU BARAT:
AENUDDIN
KEPALA DUSUN
ERO IHU TIMUR:
RUSTAN
KEPALA DUSUN
WAIKOMBA:
ANDI MANSUR
BPD
93
94
95
96
97
98
99
TK Desa Bonerate
Posiyandu Desa Bonerat
100
Depot Air bersih
TPA Desa Bonerate
101
102
103
104
.
105
106
RIWAYAT HIDUP
Andi Ratu atau biasa dikenal dengan panggilan Ratu atau panggil
bunda lahir di Bonerate, pada tanggal 23 Juli 1996. Anak ke lima
dari lima bersaudara lahir dari pasangan suami istri Aco’Baengko
dan Banri Suro. Peneliti muali bersekolah di jenjang Sekolah
Dasar atau SDN Barat Lambongan dan selesai tahun 2010. Pada
tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Menengah Pertama
atau SMP N 1 Bontomate’ne dan tamat pada tahun 2013. Kemudian peneliti
melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA yaitu SMA N 1 Bontomate’ne yang dimana
saat ini menjadi SMA N 2 Selayar dan selesai tahun 2016. Karena peneliti memiliki
keinginan kuat dalam hal pendidikan peneliti melanjutkan jenjang pendidikan di salah
satu perguruan tinggi di Makassar yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar, dan
terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan
Ilmu Administrasi Negara, dengan nomor stambuk 105611118216. Pada tahun 2020
penulis berhasil mempertanggung jawabkan hasil karya ilmiahnya di depan penguji
yang berjudul “ Implementasi Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam Pembangunan Di
Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupate Kepulauan Selayar” dan
mendapatkan gelar S.Sos.