HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR
BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2008
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR
BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2008
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR
BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007
Oleh :
DIAN MILARASWATI
NIM. 0502200047
Telah disetujui untuk diseminarkan
Pembimbing I : TEMU BUDIARTI, SPd. M. Kes Tanggal : NIP. 140 059 353 Pembimbing II : L. A. WIJAYANTI, S.Kp.M.Kep.Sp.Mat Tanggal : NIP. 140 178 692
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR
BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007
Oleh :
DIAN MILARASWATI
NIM. 0502200047
Telah Dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 11 Agustus 2008
Susunan Tim Penguji ( RIBUT EKO WIJANTI, SP, SST, M.Kes ) (________________) NIP. 140 254 174 Tanda Tangan Penguji I ( DWI ESTUNING RAHAYU, S.Pd. S.Kep.Ners ) (________________) NIP. 140 238 845 Tanda Tangan Penguji II ( ENY SENDRA, S. Kep. Ners ) (________________) NIP.140 207 642 Tanda Tangan Penguji III
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Malang, Tanggal 2008
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes Malang
(SURACHMINDARI, S.ST. M.Pd) NIP.140 114 079
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kemenangan itu sesunguhnya akan datang bersama dengan kesabaran , jalan keluar datang bersama kesulitan .
Dan, disetiap kesulitan itu ada kemudahan.
(La Tahzan. 2004 : 37)
Karya tulis ini Aku persembahkan untuk :
• Allah SWT, syukur Alhamdulillah atas petunjukmu sehingga saya bisa
menyelesaikan karya tulis ini.
• My mom, terima kasih atas do’a yang terus mengalir untukku
Love You Soo Much..
• Adikku tersayang, terima kasih atas dukungannya.
• All of my friend expecially Menur, Cempluk, Mbo’dhe and also my
neighbor in Bougenvil 6 bawah
Thank for all happiness..
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan profesional Ahli
Madya Kebidanan di suatu Politeknik Kesehatan, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Dan apabila terdapat karya maupun pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain selain dari daftar pustaka, saya bersedia menerima
sanksi dari institusi.
Kediri, Juli 2008
DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047
v
ABSTRAK
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer Di Kamar bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri
Periode 1 Januari – 31 Desember 2007 Tahun 2008
Peneliti : Dian Milaraswati Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes Pembimbing II. : L.A. Wijayanti, S.Kp. M. Kep, Sp. Mat
Perdarahan postpartum primer adalah perdarahan yang berlebihan (500 ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama pascapersalinan. Dan kematian Ibu banyak terjadi setelah melahirkan dan terbanyak terjadi pada 24 jam pertama pascapersalinan yang penyebabnya adalah perdarahan.. Dari studi kasus tersebut menunjukkan kematian Ibu paling banyak dipengaruhi oleh salah satu faktor reproduksi yaitu paritas..
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasi cross-sectional dengan menggunakan teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medis RSU USD Gambiran Kediri pada tanggal 14-20 Juli 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di Bagian Rekam Medis RSU USD Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 yang mengalami perdarahan postpartum (500 ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20minggu dalam selang waktu 24 jam pertama pascapersalinan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh.
Dari hasil penelitian didapatkan 29 kejadian perdarahan postpartum primer periode 1 Januari – 31 Desember 2007 yang telah disaring dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Kejadian perdarahan postpartum primer terbanyak terjadi pada tingkat paritas tinggi (lebih dari 1) yaitu sebanyak 20 kasus (68,97 %). Setelah dilakukan analisa data menggunakan uji Chi Kuadrat berdasarkan dk = 1 dan α = 0.05 maka Chi Kuadrat tabel = 3,48 sedangkan harga Chi Kuadrat hitung = 4,16. Kesimpulan diperolah dengan membandingkan X² hitung dengan X² tabel didapatkan X² hitung > X² tabel, yang memberikan arti bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer. Hal ini berarti bahwa wanita dengan paritas tinggi memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami perdarahan postpartum primer.
Kata Kunci : paritas, perdarahan postpartum primer
vi
ABSTRACT
Research Title : Relation Between Parity With Haemorrhage Case of Postpartum
Primer In RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 January - 31 Decembers 2007
Year Research : 2008 Researcher : Dian Milaraswati Counsellor : I. Temu Budiarti, SPd. M. Kes
II. LA. Wijayanti, SKp. M. Kes, Sp. Mat
Haemorrhage of postpartum primary is abundant haemorrhage (500 ml/more) from channel genetalia happened in first range of time 24 hours of after delivering birth. The main causes from haemorrhage which happened within 24 hours after delivering birth or usualy is called as haemorrhage of postpartum primary is failure of contraction uterine as usual after delivering birth, placenta rest, and uterine is going down or inversion. From many because of the haemorrhages, one of its factor is parity.
The purpose of the observation was to know the relation between parity with the happen of haemorrhage postpartum primar.
The observation design which was used in the research was correlation design cross-sectional by using documentation technique. This observation was done in medical record room RSU USD Gambiran Kediri started on 13 up to 18 2007. The population in the observation was all data from patient in medical record in the confirmed room RSU USD Gambiran Kediri periode January 1 - Decembers 31, 2007 who experienced haemorrhage postpartum ( 500 ml/lebih) in first time lag 24 hours of after delifering birth in the pregnancy old ≥ 20 weeks. The sampling technique which was used was saturated sampling.
From the observation result was get 29 haemorrhage cases of postpartum primary at period January 1 – Decembers 31, 2007 which had been filtered in criterion inklusi and eksklusi. Haemorrhage case of postpartum primary mostly happened at high parity level ( more than 1) as many as 20 people ( 68,97 %). After it was done the analyzing data by using Chi Kuadrat based on dk = 1 and α = 005 so Chi Kuadrat tables = 3,48 while the value of Chi Kuadrat calculate = 4,16. The conclusion was gotten by comparing X² calculate with X² table. And X² calculate > X² tables, what gives meaning that there is relation between parity with haemorrhage case of postpartum primary. In this case means that woman with high parity has high risk to experienced in haemorrhage of postpartum primary. Keyword : parity, haemorrhage of postpartum primary
vii
KATA PENGANTAR
Dengan segala ketulusan hati, penulis mengucapkan syukur alhamdulillah
pada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Hubungan antara Paritas
dengan kejadian Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSU USD
Gambiran kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2008
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan Politeknik
Kesehatan Malang Program Studi Kebidanan Kediri.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini bukan
hanya atas kemampuan dan usaha penulis tetapi juga berkat bantuan dan
bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula
peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Hj. Temu Budiarti, S.Pd. M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Kediri sekaligus pembimbing I
2. Ibu Indah Rahmaningtyas, S.Kp selaku Koordinator I Kurikulum Program
Studi Kebidanan Kediri
3. Bapak Koekoeh Hardjito, S. Kep. Ners. M. Kes selaku Koordinator Karya
Tulis Ilmiah
4. Ibu L A Wijayanti, S.Kp.M.Kep.Sp.Mat selaku pembimbing II
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi.
viii
6. Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan serta doa dan selalu
menguatkan aku disaat lemah.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun materiil yang
tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penyusunan selanjutnya.
Kediri, Juli 2008
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………..................................
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………...
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................
ABSTRACT....................................................................................................
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL….……………………………………………………......
DAFTAR GAMBAR……...………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………....
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………....
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Paritas…………………………………………........
2.2 Konsep Perdarahan……………………………………….....
2.3 Konsep Postpartum……………………………………….....
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xiv
1
4
4
5
6
7
7
x
2.4 Konsep Perdarahan Postpartum……………………………..
2.5 Konsep Hubungan Paritas Dengan Perdarahan Postpartum
Primer……………………………………………………....
2.6 Kerangka Konsep…………………………………………...
2.7 Hipotesis…………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian……………………………………….......
3.2 Populasi, Sampel dan Sampling……………………………
3.3 Kriteria Sampel……………………………………..............
3.4 Variabel Penelitian………………………………………….
3.5 Definisi Variabel……………………………………………
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………... ………….
3.7 Prosedur Pengumpulan Data…………..................................
3.8 Alat Ukur Yang Digunakan…………………………….......
3.9 Analisa Data…………………………………………….......
3.10 Etika Penelitian…………………………..............................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………..
4.2 Pembahasan…………………………………………………
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………
5.2 Saran………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
15
17
18
19
19
20
21
22
24
24
25
25
27
28
32
38
38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………….. 23
Tabel 4.1 Tabel Chi Kuadrat Satu Sampel................……....………………. 30
Tabel 4.2 Tabel Nilai Chi Kuadrat Satu Sampel............................................ 30
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konsep………………………………................... Gambar 4.1. Diagram Pie Tingkat Paritas Pasien Yang Mengalami
Perdarahan Postpartum Primer……………………………..
17
33
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informasi Penelitian Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Lampiran 3. Tabel Chi Kuadrat Lampiran 4. Tabel Tabulasi Data Kejadian Perdarahan Postpartum Primer di
Kamar Bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari
– 31 Desember 2007
Lampiran 5. Tabel Penyebab Kejadian Perdarahan Postpartum Primer di kamar
Bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31
Desember 2007
Lampiran 6. Jadwal Penyusunan KTI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah periode waktu atau masa dimana
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil. (Farrer, Helen.
1999 : 225). Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester
empat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun
dianggap normal, dimana proses-proses dalam kehamilan berjalan terbalik.
(Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 492).
Ketika memasuki masa nifas, atau lebih tepatnya setelah lahirnya
plasenta, dapat terjadi gangguan atau kelainan patologis dalam bentuk
perdarahan postpartum.(Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998 :295)
Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama morbiditas
maternal. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 663). Di berbagai negara,
paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan. Proporsinya berkisar antara kurang dari 10 % sampai hampir
60%. Kematian maternal di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia
Tenggara. Dan kematian maternal tersebut lebih banyak terjadi setelah
persalinan, tepatnya dalam 24 jam pertama postpartum yang penyebab
utamanya adalah perdarahan.(Rukmini, LK Wiludjeng. 2007). Disamping
menyebabkan kematian, perdarahan postpartum memperbesar kemungkinan
infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang. (http://fkunsri-
wordpress.com. 2007)
Kematian ibu yang disebabkan perdarahan postpartum , 17 % adalah
pada ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya dibandingkan dengan 44 %
dari ibu yang telah melahirkan empat kali atau lebih. (Royston, Erica. 2001 :
82). Lebih tinggi paritas lebih tinggi angka kematian maternal. Ibu-ibu
dengan kehamilan lebih dari satu kali atau yang termasuk multipara
mempunyai resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan
pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan
primipara. (http://fkunsri-wordpress.com. 2007)
Perdarahan pascapartum dapat terjadi tiba-tiba dan bahkan sangat
masif. Perdarahan sedang tetapi menetap dapat berlanjut selama beberapa
hari atau minggu. Perdarahan postpartum dapat terjadi dini atau lambat.
(Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664).
Perdarahan postpartum dini atau primer dapat terjadi dalam 24 jam
pertama setelah melahirkan yang merupakan kehilangan 500ml darah atau
lebih. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664). Perdarahan postpartum
primer sungguh lebih mengancam jiwa.(Chalic, TMA. 1998 : 185). Lebih
dari separuh jumlah seluruh kematian ibu terjadi dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
(http://www.path.org.2002)
Data yang diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem
dan Kebijakan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Surabaya, bahwa dari 5
Rumah Sakit (RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD
Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang) didapatkan sebesar 83,3%
kematian Ibu terjadi setelah melahirkan dan terbanyak terjadi pada 24 jam
pertama pascapersalinan. Dari studi kasus tersebut menunjukkan kematian
Ibu paling banyak dipengaruhi oleh salah satu faktor reproduksi yaitu
paritas. (Rukmini, LK Wiludjeng. 2007)
Berdasarkan laporan analisa data KIA Dinkes Propinsi Jawa Timur
tahun 2005, penyebab kematian Ibu terbanyak adalah karena perdarahan dan
terbanyak adalah karena perdarahan postpartum yaitu sebesar 60%. Dan
sebagian besar perdarahan postpartum (75%) terjadi pada 24 jam pertama
pascapersalinan yang salah satu faktor pemicunya adalah paritas yang tinggi.
(Retnasih, Nenny. 2003)
Menurut Rekap Kajian Data Kematian Ibu Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri tahun 2007, kematian maternal karena perdarahan
postpartum mengambil bagian terbesar dari seluruh penyebab kematian
maternal di Kabupaten Kediri.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kamar Bersalin
RSUD Gambiran Kediri tanggal 1 Januari – 28 Februari 2008 didapatkan
bahwa jumlah total pasien yang mengalami perdarahan postpartum primer
sebanyak 3 orang. 1 orang primipara dan 2 orang multipara.
Dari beberapa pernyataan yang terdiskripsi pada latar belakang,
peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin
RSUD Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan
postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri periode
1 Januari – 31 Desember 2007 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan
postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri
periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi jumlah berbagai tingkat paritas ibu yang
mengalami perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin
RSUD Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari – 31
Desember 2007.
1.3.2.2 Mengidentifikasi jumlah kejadian perdarahan postpartum
primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota Kediri
periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
1.3.2.3 Mengidentifikasi berbagai penyebab kejadian perdarahan
postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kota
Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
1.3.2.4 Menganalisa hubungan antara paritas dengan kejadian
perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin RSUD
Gambiran Kota Kediri periode 1 Januari – 31 Desember
2007.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang
hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum
primer.
1.4.2 Bagi Lahan Penelitian
Dapat digunakan sebagai informasi tentang hubungan antara paritas
dengan kejadian perdarahan postpartum primer sehingga dapat
dilakukan antisipasi atau pencegahan terhadap terjadinya perdarahan
postpartum primer.
1.4.3 Bagi institusi
Sebagai sumber informasi data, khususnya tentang hubungan paritas
dengan kejadian perdarahan postpartum primer dan dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya tentang faktor-
faktor yang meningkatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum
primer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Paritas
Paritas adalah keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran
anak yang dapat hidup. (Dorland. 2002 : 1607)
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup atau
mati, bukan jumlah janin yang dilahirkan. (Jensen, Bobak, Lowdermilk.
2004 : 104)
Paritas adalah jumlah kelahiran dari seorang pasien yang bayinya
berhasil hidup (20 minggu atau lebih).(Hacker, Neville F. 2001 : 27)
Beberapa tingkatan paritas adalah
2.1.1 Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi
viabel.
2.1.2 Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi viabel
sebanyak satu kali.
2.1.3 Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi viabel
sebanyak 2 kali atau lebih.
2.1.4 Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi
viabel lebih dari atau sama dengan empat kali.
(James, D.K. 2001 : 44)
2.2 Konsep Perdarahan
Perdarahan adalah mengeluarkan darah banyak-banyak (dari vagina
dan sebagainya) ; peristiwa keluarnya darah sebagai akibat pecahnya
pembuluh darah. (Alwi, Hasan, dkk.2002 : 237)
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh. (Dorland. 2002
: 990)
2.3 Konsep Postpartum
2.3.1 Definisi
Pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
( Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664 )
Postpartum (nifas) adalah periode waktu atau masa dimana
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil. (Farrer,
Helen. 1999 : 225 )
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. (Sarwono. 2002 : 122)
2.3.2 Pembagian Masa Nifas
2.3.2.1 Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
2.3.2.2 Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6
sampai 8 minggu.
2.3.2.3 Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan.
(Mochtar, Rustam. 1998 : 115)
2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
2.3.3.1 Perubahan fisik
2.3.3.2 Involusi uterus dan pengeluaran lochea
2.3.3.3 Laktasi/ pengeluaran air susu ibu
2.3.3.4 Perubahan sistem tubuh lainnya
2.3.3.5 Perubahan Psikis
(Sarwono, 2002 : 122)
2.4 Konsep Tentang Perdarahan Postpartum
2.4.1 Definisi
Perdarahan masa nifas didefinisikan sebagai kehilangan darah
lebih dari 500 ml pada saat kelahiran lewat vagina. (Hacker, Neville
F. 2001 : 319).
Biasanya terdapat kehilangan darah yang lebih besar setelah
kelahiran dengan seksio sesarea, karena itu, pada pasien semacam itu
kehilangan darah lebih dari 1000 ml dianggap suatu perdarahan masa
nifas. (Hacker, Neville F. 2001 : 319).
Definisi perdarahan pascapartum yang lebih bermakna adalah
kehilangan berat badan 1 % atau lebih karena 1 ml darah beratnya 1
gram. ( Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664 )
2.4.2 Klasifikasi
Menurut waktu terjadinya, perdarahan postpartum dibagi
menjadi perdarahan postpartum primer dan sekunder.
2.4.2.1 Perdarahan postpartum primer ialah perdarahan yang
berlebihan (500ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi
dalam waktu 24 jam pertama pascapersalinan. (Hellen,
Farrer. 1999 : 241)
2.4.2.2 Perdarahan postpartum sekunder ialah perdarahan
berlabihan (500ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi
sesudah 24 jam pertama pascapersalinan. (Hellen, Farrer.
1999 : 241)
2.4.3 Etiologi
Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca
persalinan, yaitu riwayat perdarahan pada persalinan terdahulu,
Grandemultipara (lebih dari empat anak), jarak kehamilan yang
dekat (kurang dari dua tahun), bekas operasi caesar, pernah abortus
(keguguran) sebelumnya, anemia. (http://anggrekidea.blogspot.com.
2007)
Faktor-faktor etiologi :
2.4.3.1 Atonia uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah umur
(umur yang terlalu muda atau tua), paritas (sering dijumpai
pada multipara dan grandemultipara), partus lama dan
partus terlantar, obstetri operatif dan narkosa, uterus terlalu
regang dan besar (misalnya pada gemeli, hidramnion atau
janin besar), kelainan pada uterus (seperti mioma uteri,
uterus couvelair pada solusio plasenta, sosio ekonomi
(malnutrisi), riwayat atonia uteri.
2.4.3.2 Sisa plasenta dan selaput ketuban
Perlekatan yang abnormal (plasenta akreta dan perkreta),
tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia).
2.4.3.3 Trauma jalan lahir
Episiotomi yang lebar, laserasi (pada perineum, vagina,
serviks, forniks dan rahim), ruptur uteri.
2.4.3.4 Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah, misalnya afibrinogenemia /
hipofibrinogemia yang sering dijumpai pada perdarahan
yang banyak, solusio plasenta, kematian janin yang lama
dalam kandungan, pre-eklamsi dan eklamsia, infeksi,
hepatitis dan syok septik.
2.4.3.5 Inversi uterus
Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri. Penyebabnya
adalah paritas tinggi, atoni uteri, kelemahan alat
kandungan, tekanan intra abdominal yang tinggi.
(http://anggrekidea.blogspot.com. 2007)
2.4.4 Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus
melebar yang meningkatkan sirkulasi ke sana, atonia uteri dan
subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga
pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna
sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti
episiotomi yang lebar, laserasi perineum dan rupture uteri juga
menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah,
penyakit darah pada ibu, misalnya afibrinogenemia atau
hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk
membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyebab dari
perdarahan post partum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa
mendorong pada keadaan syok hemoragi. (http://anggrekidea.
blogspot.com. 2007)
2.4.5 Manifestasi Klinis
Gejala klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah
dalam jumlah yang banyak (>500 ml), nadi lemah, pucat, lochea
berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih dan dapat terjadi syok
hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
Gejala klinis berdasarkan penyebab :
2.4.5.1 Atonia uteri
Gejala yang selalu ada : uterus tidak berkontraksi dan
lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir
(perdarahan post partum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul : syok (tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin,
gelisah, mual dan lain-lain)
2.4.5.2 Robekan jalan lahir
Gejala yang selalu ada : perdarahan segera, darah segar
mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik,
plasenta baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul : pucat, lemah,
menggigil.
2.4.5.3 Retensio plasenta
Gejala yang selalu ada : plasenta belum lahir setelah 30
menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul : tali pusat putus akibat
traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan
lanjutan.
2.4.5.4 Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput
(mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan
perdarahan segera.
Gejala yang kadang-kadang timbul : uterus berkontraksi
baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
2.4.5.5 Inversio uterus
Gejala yang selalu ada : uterus tidak teraba, lumen vagina
terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir),
perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.
Gejala yang kadang-kadang timbul : syok neurologik dan
pucat.
(http://anggrekidea.blogspot.com)
2.4.6 Komplikasi
Komplikasi hemoragi pascapartum ada dua, yakni segera atau
tertunda. Syok hemoragi (hipovolemik) dan kematian dapat terjadi
akibat perdarahan yang tiba-tiba dan perdarahan berlebihan.
Komplikasi yang tertunda, yang timbul akibat hemoragi
pascapartum, mencakup anemia, infeksi puerperal dan
tromboembolisme. ( Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 664 )
2.4.7 Penatalaksanaan
2.4.7.1 Pencegahan
Obati anemia dalam kehamilan. Pada pasien dengan
riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumnya,
persalinan harus berlangsung di rumah sakit. Jangan
memijat dan mendorong uterus ke bawah sebelum plasenta
lepas. Berikan 10 unit oksitosin im setelah anak lahir dan
0,2 mg ergometrin im setelah plasenta lahir.
2.4.7.2 Penanganan
Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan
transfusi cairan / darah, kontrol perdarahan dan berikan O2.
Bila keadaan umum telah membaik, lakukan pemeriksaan
untuk menentukan etiologi.
1. Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir
dalam 30 menit, lahirkan plasenta dengan plasenta
manual. Bila terdapat plasenta akreta, segera hentikan
plasenta manual dan lakukan histerektomi. Bila hanya
sisa plasenta, lakukan pengeluaran plasenta dengan
digital/kuretase, sementara infus oksitosin diteruskan.
2. Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi.
3. Pada atonia uteri, lakukan masase uterus dan
penyuntikan 0,2 mg ergometrin intravena atau
prostaglandin parenteral. Jika tidak berhasil, lakukan
kompresi bimanual pada uterus dengan cara
memasukkan tangan kiri ke dalam vagina dan dalam
posisi mengepal diletakkan di forniks anterior; tangan
kanan diletakkan di dinding perut memegang fundus
uteri. Bila tetap gagal, dapat dipasang tampon
uterovaginal, dengan cara mengisi kavum uteri
dengan kasa sampai padat selama 24 jam, atau
dipasang kateter Folley. Bila tindakan tersebut tidak
dapat menghentikan perdarahan juga, terapi definitif
yang diberikan adalah histerektomi.
4. Bila disebabkan gangguan pembekuan darah, berikan
transfusi plasma segar.
( Mansjoer, Arif. 2001 : 314 )
2.5 Konsep Hubungan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum
Primer
Kematian maternal lebih banyak terjadi dalam 24 jam pertama
postpartum yang sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Sebab yang paling umum dari perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama pascapersalinan atau yang biasa disebut perdarahan postpartum
primer adalah kegagalan rahim untuk berkontraksi sebagaimana mestinya
setelah melahirkan, plasenta yang tertinggal dan uterus yang turun atau
inversi. (http://www.path.org.2002). Dari beberapa sebab perdarahan
tersebut, salah satu faktor pemicunya adalah paritas.
Lebih tinggi paritas, lebih tinggi angka kematian maternal, karena
kasus perdarahan meningkat dengan bertambahnya jumlah paritas. Ibu-ibu
dengan kehamilan lebih dari satu kali atau yang termasuk multipara
mempunyai resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan
pascapersalinan dibanding ibu –ibu yang termasuk golongan primipara.
Paritas 1 dan paritas tinggi (multipara) mempunyai angka kejadian
perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas
satu), ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama
merupakan faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani
komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan
pada paritas tinggi (lebih dari satu), fungsi reproduksi mengalami penurunan
sehingga kemungkinan terjadi perdarahan pascapersalinan menjadi lebih
besar. (http://fkunsri.wordpress.com. 2007)
Kerangka Konsep
Persalinan
UK < 20 minggu UK ≥ 20 minggu
Usia
Riwayat perdarahan
Jarak kehamilan Riwayat abortus
Paritas
Perdarahan postpartum
primer
Perdarahan postpartum sekunder
Paritas < 4 (primipara,multi
para) Paritas > 4
(grandemultipara)
Ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan
postpartum primer
Tidak siap menghadapi persalinan
Fungsi reproduksi menurun
Perdarahan postpartum
Atonia Uteri Sisa plasenta dan selaput ketuban
Trauma jalan lahir Subinvolusi
Inversio Uterus Penyakit Darah
Uterus tidak berkontraksi
Perlekatan abnormal
Laserasi yang lebar Uterus tidak berkontraksi
Uterus tidak teraba Kelainan pembekuan darah
Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian
perdarahan postpartum primer
Tanda & Gejala
- Kehilangan darah >500ml
- Nadi lemah - Pucat - Lochea
berwarna merah
- Pusing - Gelisah - Letih - TDRendah - Mual - Ekstrimitas
dingin - Haus
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Keterangan
Diteliti Tidak diteliti
2.6 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul (Arikunto, S. 2006 : 64). Hipotesa dalam penelitian ini
adalah ada hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan post partum
primer.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. (Nursalam. 2003 : 81).
Desain dalam penelitian ini adalah korelasi cross-sectional dengan
menggunakan teknik dokumentasi.
3.2 Populasi, Sampel dan Sampling
3.2.1 Populasi
Keseluruhan objek yang diteliti disebut populasi penelitian
atau universe. (Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 : 79).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di
Bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31
Desember 2007 yang mengalami perdarahan postpartum
(500ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20 minggu dalam selang waktu
24 jam pertama pascapersalinan.
3.2.2 Sampel
Sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian.
(Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 : 79).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di
Bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31
Desember 2007 yang mengalami perdarahan postpartum
(500ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20 minggu dalam selang waktu
24 jam pertama pascapersalinan.
3.2.3 Tehnik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
mewakili populasi. (Nursalam. 2003 : 97).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling
jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. (Sugiyono. 2006 : 96)
3.3 Kriteria Sampel
3.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti.
(Nursalam, 2003 : 65).
Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah data
rekam medis pasien yang mengalami perdarahan postpartum
(500ml/lebih) pada usia kehamilan ≥ 20 minggu dalam selang waktu
24 jam pertama pascapersalinan.
3.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab. (Nursalam, 2003 : 96).
Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria eksklusi adalah:
3.3.2.1 Data rekam medis pasien yang tidak lengkap sehubungan
dengan data yang akan diambil, antara lain :
- Jumlah perdarahannya tidak terkaji
- Waktu perdarahan tidak terkaji
- Paritas tidak terkaji
3.3.2.2 Pasien dengan penyakit kelainan pembekuan darah
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain). (Nursalam. 2003 :
102).
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
( Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 : 70).
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :
3.4.1 Variabel bebas (Independen)
Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. (Nursalam,
2003 : 102).
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah paritas.
3.4.2 Variabel tergantung (Dependen)
Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.
(Nursalam, 2003 : 102).
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kejadian
perdarahan postpartum primer.
3.5 Definisi Variabel
3.5.1 Definisi Konsep
3.5.1.1 Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
hidup atau mati bukan jumlah janin yang dilahirkan.
(Jensen, Bobak, Lowdermilk. 2004 : 104).
3.5.1.2 Perdarahan postpartum primer ialah perdarahan yang
berlebihan (500ml/lebih) dari saluran genetalia yang terjadi
dalam waktu 24 jam pertama pascapersalinan. (Farrer,
Helen. 1999 : 241)
3.5.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Skala Alat
ukur
1. Variabel
independent
Paritas
Ibu yang pernah
hamil dan
melahirkan dengan
usia kehamilan
≥20 minggu
1. Paritas < 4
(primipara,
multipara)
2. Paritas ≥4
(grandemulti
para)
Nominal Rekam
Medis
2. Variabel
dependent
Kejadian
perdarahan
postpartum
primer
Ibu yang
melahirkan
mengalami
perdarahan dari
jalan lahir ≥500cc
dan terjadi dalam
selang waktu 24
jam pertama
setelah persalinan
- Perdarahan
postpartum
primer bila
terjadi dalam
waktu 24 jam
pertama
pascapersalin
an,
perdarahan
≥500cc
- Bukan
perdarahan
Nominal Rekam
Medis
postpartum
primer bila
terjadi dalam
selang waktu
>24 jam PP,
perdarahan
<500cc
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medis RSUD Gambiran
Kediri, pada tanggal 14 -18 Juli 2008 (sesuai dengan jadwal yang
ditentukan).
3.7 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu
penelitian. (Nursalam. 2003 : 115). Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi yaitu dengan mengolah
data sekunder. Data tersebut diambil dari Bagian Rekam Medis RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
3.8 Alat Ukur Yang Digunakan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
dokumentasi yaitu daftar yang berisi patokan-patokan atau panduan dalam
menelusuri sebuah dokumen. (Hasan, Iqbal. 2004 : 16).
Pedoman ini berisi data tentang paritas dan kejadian perdarahan
postpartum primer, yang diisi sesuai dengan Rekam Medis RSUD Gambiran
Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
3.9 Analisa Data
3.7.1 Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau
data yang terkumpul tidak logis dan meragukan.Untuk memudahkan
pengecekan data yang terkumpul
3.7.2 Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah
diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
3.9.3 Analisa Data
Data yang didapatkan dari rekam medik RSUD Gambiran Kota
Kediri diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:
3.9.3.1 Setelah data terkumpul dan ditabulasi kemudian dilakukan uji
analisa untuk mengetahui adanya hubungan antara paritas
dengan kejadian perdarahan postpartum primer.
3.9.3.2 Teknik ini berkaitan erat dengan Chi Kuadrat yang digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif sample independent
sehingga rumus yang digunakan mengandung nilai Chi
Kuadrat yaitu:
C =2
2
XnX+
3.9.3.3 Untuk menghitung koefisien terlebih dahulu menghitung nilai
Chi Kuadrat satu sample dengan rumus dasar:
X2 =∑ ( )fh
fhfo 2−
Keterangan :
X2 : Chi Kuadrat
fo : frekuensi yang diperoleh
fh : frekuensi yang diharapkan
3.9.3.4 Untuk mempermudah perhitungan, maka data-data hasil
penelitian disusun kedalam tabel kemudian dihitung besar
Chi Kuadrat.
Nilai X2 hitung dibandingkan dengan nilai X2 tabel (α = 0,05)
Kesimpulan diperoleh dengan melihat hasil sebagai berikut:
X2 hitung ≥ X2 tabel, maka Ho ditolak : ada hubungan
X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima : tidak ada hubungan
(Sugiyono. 2004 : 104)
3.10 Etika Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyerahkan surat ijin
penelitian ke Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri dan diteruskan ke
bagian Rekam Medik RSUD Gambiran Kota Kediri atas rekomendasi dari
Ketua Program Studi Kebidanan.
Setelah mendapatkan izin penelitian dari pihak RSUD Gambiran
Kota Kediri, maka peneliti mulai mengadakan penelitian dengan
pengumpulan data sesuai variabel.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti juga mempertahankan
prinsip etika dalam pengumpulan data yang antara lain
3.10.1 Bebas dari eksploitasi
Yaitu informasi yang telah didapatkan tidak akan dipergunakan
untuk kepentingan yang merugikan subyek dalam bentuk apapun.
3.10.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Yaitu data yang terkumpul tidak menyebutkan nama pasien yang
bersangkutan.
3.10.3 Confidentiality
Yaitu data yang diperoleh harus dijaga kerahasiaannya.
(Nursalam. 2003 : 118)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilaksanakan tanggal
14 – 18 Juli 2008 di bagian Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri. Dan sekaligus
membahas penelitian tentang “Hubungan antara Paritas dengan kejadian
Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSUD Gambiran kota Kediri
periode 1 Januari – 31 Desember 2007”.
4.1 Hasil Penelitian. 4.1.1 Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 18 Juli
2008 di bagian Rekam Medis RSUD Gambiran kota Kediri, didapatkan
29 kejadian perdarahan postpartum primer selama periode 1 Januari –
31 Desember 2007.
4.1.2 Tingkat Paritas Ibu Yang Mengalami Perdarahan Postpartum Primer.
Dari tabulasi didapatkan data tentang tingkat paritas pasien yang
mengalami perdarahan postpartum primer sebagai berikut :
68,97%
31,03%
paritas >4
paritas <4
Gambar 4.1 Diagram Pie Tingkat Paritas Pasien yang Mengalami
Perdarahan Postpartum Primer
Gambar diatas menunjukkan bahwa dari 29 orang yang
mengalami perdarahan postpartum primer, terbanyak terjadi pada
grandemultipara (paritas ≥ 4) yaitu sebanyak 20 orang (68,97% %)
selebihnya pada tingkat paritas < 4 yaitu sebanyak 9 orang (31,03 %).
4.1.3 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Untuk mengetahui hubungan antara variable independen (paritas)
dan variable dependen (perdarahan postpartum primer) dengan kedua
variabel berskala nominal maka dilakukan uji koefisien kontingensi
dengan terlebih dahulu dilakukan perhitungan Chi Kuadrat (X²) satu
sampel. Adapun tabel hubungan tingkat paritas dengan kejadian
perdarahan postpartum primer untuk perhitungan Chi Kuadrat (X²)
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Chi Kuadrat Satu Sampel
Tingkat Paritas Frekuensi yang diobservasi
Frekuensi Harapan
Paritas ≥4 (Grandemultipara)
Paritas < 4
(Primipara, Multipara)
20 9
14,5
14,5
Jumlah 29 29
Tabel 4.1 Nilai Chi Kuadrat Satu Sampel
Tingkat Paritas
fo fh ( fo-fh ) ( fo-fh )² ( fo-fh )²/ fh
≥ 4
< 4
20 9
14,5
14,5
5,5
-5,5
30,25
30,25
2,08
2,08
Jumlah 4,16
Dengan menggunakan α = 0,05 dan derajat bebasnya (dk) → R – 1 = 2
– 1 ,maka didapat X² tabel = 3,84. Kemudian membandingkan nilai X²
Hitung dengan X² tabel didapatkan nilai X² Hitung > X² tabel (4,16 >
3,84).
X² hitung > X² tabel maka H0 ditolak, ini berarti ada hubungan antara
paritas terhadap kejadian pendarahan postpartum primer.
Kemudian dilakukan penghitungan nilai C sebagai berikut :
C =2
2
XnX+
= 16,429
16,4+
= 16,33
16,4
= 125,0
= 0,35
Dan untuk mengukur hubungan, maka nilai C dibandingkan dengan
nilai C max dengan rumus sebagai berikut :
C max =mm 1−
m = jumlah minimal baris atau kolom
= 1
11−
= 10
= 0
= 0
Dengan semakin dekat nilai C ke C max, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar hubungan antara tingkat paritas dengan kejadian
perdarahan postpartum primer.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Kejadian Perdarahan Postpartum Primer.
Dari hasil penelitian pada tanggal 14 – 18 Juli 2008 didapatkan
bahwa kejadian perdarahan postpartum primer pada periode 1 Januari –
31 Desember 2007 terdapat 29 kasus. Berdasarkan data yang diperoleh
selama penelitian (terlampir dalam lampiran 5) dapat diketahui bahwa
penyebab terbanyak dari perdarahan postpartum primer adalah atonia
uteri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hellen Farrer (1999) bahwa
penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah kegagalan uterus
untuk mencapai atau mempertahankan status kontraksi yang biasa
disebut atonia uteri.
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar yang
meningkatkan sirkulasi ke sana, atonia uteri menyebabkan kontraksi
uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak
menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus.
(http://anggrekidea. blogspot.com. 2007). Gejala yang selalu ada pada
atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dan lembek serta
perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan postpartum primer).
(http://anggrekidea.blogspot.com).
Atonia uteri merupakan penyebab utama dalam kasus perdarahan
postpartum primer. Keadaan ini berhubungan erat dengan kondisi
uterus yang sudah menurun sehingga kontraksi uterus jelek sehingga
tidak bisa mengantisipasi terjadinya perdarahan postpartum primer.
Itulah sebabnya atonia uteri lebih banyak terjadi pada seorang wanita
dengan jumlah kelahiran atau paritas yang tinggi sehingga rentan terjadi
perdarahan postpartum.
Tetapi sebaliknya, jika kontrol perdarahan dari tempat plasenta
atau uterus dicapai dengan kontraksi yang lama dan retraksi serat
miometrium yang saling memilin serta uterus yang kuat dan
berkontraksi dengan baik maka tidak akan terjadi perdarahan
postpartum.
Dari hasil penelitian (terlampir dalam lampiran 5) diperoleh bahwa
penyebab kedua perdarahan postpartum primer yang terjadi di RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 adalah
tertinggalnya plasenta (sisa plasenta). Sisa plasenta dapat disebabkan
oleh perlekatan yang abnormal. Sewaktu suatu bagian dari plasenta
(satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi
secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.
.(http//fkunsri.wordpres.com.2007). Perlekatan plasenta yang abnormal
atau retensio plasenta bisa disebabkan juga oleh atonia uteri. Uterus
tidak berkontraksi sebagaimana mestinya sehingga plasenta tidak bisa
lahir. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta atau retensio plasenta.
Dari hasil penelitian (terlampir dalam lampiran 5) diperoleh bahwa
penyebab ketiga dari perdarahan postpartum primer yang terjadi RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 adalah robekan
jalan lahir. Ini dikarenakan bahwa trauma jalan lahir seperti episiotomi
yang lebar, laserasi perineum dan ruptur uteri juga menyebabkan
perdarahan karena terbukanya pembuluh darah. (http://anggrekidea.
blogspot.com. 2007).
Dengan demikian pada perdarahan yang kontinyu, walaupun
kontraksi uterus pascapartum efisien, jalan lahir harus diinspeksi ulang
karena perdarahan yang kontinyu akibat sebab minor sama bahayanya
dengan kehilangan sejumlah besar darah secara tiba-tiba. Hal ini
merupakan suatu ancaman utama bagi wanita pada saat persalinan
karena perdarahan ini sering kali mempunyai sifat perdarahan yang
berulang dan jika diacuhkan bisa mengarah pada keadaan syok
hemoragi sampai kematian.
Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama morbiditas
maternal. (Jensen, Bobak, Lawdermilk. 2004 : 663). Dan kematian
maternal tersebut lebih banyak terjadi setelah persalinan, tepatnya
dalam 24 jam pertama postpartum yang penyebab utamanya adalah
perdarahan.(Rukmini, LK Wiludjeng. 2007). Disamping menyebabkan
kematian, perdarahan postpartum memperbesar kemungkinan infeksi
puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Oleh karena itu
diperlukan penanganan secara cepat dan tepat.
4.2.2 Paritas Ibu yang Mengalami Perdarahan Postpartum.
Dari gambar 4.1 tentang tingkat paritas Ibu yang mengalami
perdarahan postpartum primer didapatkan bahwa dari 29 orang yang
mengalami perdarahan postpartum primer, terdapat 20 orang (68,97%)
adalah paritas ≥ 4 (grandemultipara) dan 9 orang (31,03%) dengan
tingkat paritas < 4.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kejadian perdarahan
postpartum primer banyak terjadi pada tingkat paritas ≥ 4
(grandemultipara) dibandingkan dengan tingkat paritas < 4. Tingkat
paritas tinggi (grandemultipara) yang termasuk di dalamnya adalah
merupakan tingkat paritas yang paling sering mengalami perdarahan
postpartum primer. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Erica
Royston (2001) bahwa perdarahan postpartum primer yang sebagian
besar mengarah pada kematian,17 % adalah pada ibu yang melahirkan
untuk pertama kalinya dibandingkan dengan 44 % dari ibu yang
melahirkan 4 kali atau lebih.
Kejadian perdarahan postpartum primer lebih banyak terjadi pada
tingkat paritas tinggi karena pada tingkat paritas tinggi (multiparitas dan
grandemultiparitas), fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot
uterus terlalu teregang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal
sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum menjadi lebih
besar.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingginya paritas yang
dihasilkan oleh kehamilan viabel dapat menyebabkan peningkatan
resiko terjadinya perdarahan postpartum primer. Hal ini bukan saja
berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang telah menurun, tetapi
juga riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya atau riwayat
anemia yang bisa menyebabkan perdarahan postpartum dan akan
menambah resiko bila disertai pula dengan tingginya paritas.
4.2.3 Hubungan Paritas dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji koefisien
kontingensi dengan α = 0,05 dan dk = 1, didapatkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian perdarahan
postpartum primer.
Selama periode 1 Januari – 31 Desember 2007 terdapat 29 kejadian
perdarahan postpartum primer dan terbanyak terjadi pada tingkat paritas
tinggi.
Menurut dr Sunitri (2008), Ibu dengan tingkat paritas tinggi (lebih
dari 1) mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami perdarahan
postpartum terutama perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
pascapersalinan. Sedangkan paritas satu merupakan paritas paling aman
ditinjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat
mengakibatkan kematian maternal.
Hal tersebut sesuai dengan data WHO tahun 2006, bahwa kematian
ibu paling banyak terjadi pada 24 jam pertama postpartum dan
terbanyak dikarenakan oleh perdarahan yang semua itu dipicu oleh
peningkatan jumlah kelahiran (paritas). (Rukmini, LK Wiludjeng.
2007).
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pernyataan diatas
menunjukkan bahwa terjadinya perdarahan postpartum primer sangat
berhubungan dengan faktor paritas. Hal tersebut bisa dilihat pada
seorang ibu yang sering melahirkan atau dalam arti paritasnya tinggi
mempunyai resiko mengalami anemia jika tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk
ibu dan janin yang dikandungnya. Sehingga dengan adanya riwayat
anemia selama kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum karena wanita dengan anemia tidak dapat
mentoleransi terjadinya kehilangan darah saat persalinan seperti pada
wanita yang sehat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran atau paritas, maka akan meningkatkan resiko
perempuan untuk mendapatkan masalah kesehatan seperti perdarahan
postpartum yang bisa berakhir dengan kematian.
Banyak upaya yang telah dicoba dan dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat untuk mengurangi risiko kematian yang sangat
memilukan itu. Komitmen dan dana juga sudah banyak ditumpahkan.
Upaya-upaya ini sekaligus erat kaitannya dengan upaya menurunkan
angka kelahiran yang di masa lalu yang juga sangat tinggi yaitu
program Keluarga Berencana yang programnya terus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Perkembangan keterpaduan itu sekaligus memberikan kesan bahwa
program KB tidak lagi anti anak tetapi justru sayang kepada anak yang
berkualitas. Sementara itu, dengan partisipasi dalam KB yang makin
membesar, angka kelahiran juga terus menurun dengan tajam. Angka
kelahiran, yang biasa diukur dengan angka kelahiran per wanita subur
atau Total Fertility Rate (TFR) yang pada tahun 1970-an masih sebesar
5,6 anak, menurun menjadi sekitar 3,0 anak pada tahun 1990, dan 2,6
anak pada tahun 2002-2003. (Suyono, Haryono.2004)
Penurunan ini dipandang sangat signifikan, karena dengan adanya
tanda-tanda kesadaran akan minat upaya menurunkan tingkat kematian
ibu yang tinggi, kesadaran akan bahaya ledakan penduduk yang tinggi ,
menunjukkan bahwa upaya menurunkan tingkat kematian ibu bersalin
terus berlangsung dan mendapat dukungan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Jumlah kejadian perdarahan postpartum primer di Kamar Bersalin
RSU USD Gambiran Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007
adalah 29 kasus.
5.1.2 Tingkat paritas ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer
yang terbanyak di Kamar Bersalin RSUD Gambiran Kediri Periode 1
Januari – 31 Desember 2007 adalah tingkat paritas ≥ 4
(grandemultipara) yaitu sebanyak 20 orang, selebihnya pada tingkat
paritas < 4yaitu sebanyak 9 orang.
5.1.3 Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan kesimpulan bahwa terdapat
hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum
primer
5.2 Saran Setelah melakukan penelitian tentang hubungan antara paritas
dengan kejadian perdarahan postpartum primer di kamar Bersalin RSUD
Gambiran Kediri periode 1 Januari – 31 Desember 2007 dan diperoleh hasil
dari penelitian tersebut, peneliti memberikan saran kepada :
5.2.1 Lahan Penelitian
Dengan banyaknya kejadian perdarahan postpartum primer pada
paritas`tinggi, maka diharapkan rumah sakit dapat memberikan
pelayanan yang lebih intensif. Tindakan pencegahan harus sudah
dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik
serta pemberian informasi tentang terjadinya perdarahan postpartum
primer dan memperhatikan faktor-faktor predisposisi atau riwayat
terjadinya perdarahan postpartum primer.
5.2.2 Peneliti Selanjutnya
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dibahas lebih mendalam
mengenai faktor-faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya
perdarahan postpartum primer misalnya : umur, jarak kehamilan
yang pendek dan tentunya dengan jumlah responden yang lebih
besar sehingga hasil uji lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed3-cet-2). Jakarta : Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.,
(Rev.Ed). Jakarta : Rineka Cipta Chalic, TMA. (1998). Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya
Medika Dorland. (2002). Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC Farrer, Hellen. (1999). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Hacker, Neville. (1992). Esentials of Obstetrics and Gynecology, Nugroho Edi.
(2001) (Alih Bahasa). Jakarta : Hipokrates Hasan, Iqbal. (2004). Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi
Aksara James,D.K. (2001). High Risk Pregnancy. Jakarta : EGC Jensen, Bobak, Lowdermilk. (1995). Keperawatan Maternitas, Wijayariani,
Maria. (2004) (Alih Bahasa). Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri, jilid I. Jakarta : EGC Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : PT
Ardi Mahasatya Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Retnasih, Nenny. (2003). Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup. Internet
Available from http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=2920-23k accesed April 3th 2008
Royston, Erica. (1994). Pencegahan Kematian Ibu Hamil, R.F Maulany. (2001)
(Alih Bahasa). Jakarta : Binarupa Aksara Rukmini, LK Wiludjeng. (2007).Gambaran Penyebab Kematian Maternal di
Rumah Sakit (RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman. RSUD Sikka, RSUD Larantuka, RSUD Serang. Internet Available from http://www.kalbe.co.id/files/158_10_Gbrpenyebabkematianmaternalrs.pdf/158_10_Gbrpenyebabkematianmaternalrs.html-87k accesed April 23th 2008
Suyono, Haryono. (2004). Memacu Gerakan Ibu Sehat Sejahtera. Internet
Available from http//:bkkbn.go.id accesed July 21th 2008 ____________. (2002). Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan : Menangani
Persalinan Kala III. Internet Available from http://www.path.org/files/Indonesian19-3pdf.php?id=2920-23k. accesed April 3th 2008
____________. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 1. Internet Available
from http://fkunsri-wordpress.com/2007/08/10/perdarahan-pasca-persalinan -part-2/-37k accesed April 9th 2008
____________. (2007). Perdarahan Pasca Persalinan Part 2. Internet Available
from http://fkunsri-wordpress.com/2007/07/25/perdarahan-pasca-persalinan -part-1/-37k accesed April 9th 2008
____________. (2007). PerdarahanPostpartum. Internet Available from
http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/perdarahan-post-partum_15html accesed April 9th 2008
Lampiran 1
INFORMASI PENELITIAN
Dengan ini saya : Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047 Institusi : Politeknik Kesehatan Malang Jurusan Kebidanan Program Studi Kebidanan Kediri
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Kebidanan Kediri, akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer di Kamar Bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007 ”.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan postpartum primer di kamar bersalin RSU USD Gambiran Kota Kediri Periode 1 Januari – 31 Desember 2007.
Untuk keperluan di atas, saya memohon kesediaan petugas di bagian Rekam Medis RSU USD Gambiran Kota Kediri untuk memberikan data dalam penelitian ini. Data yang telah terkumpul akan dirahasiakan dengan tanpa nama.
Demikian informasi penelitian ini saya buat, atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.
Kediri, Juli 2008 Peneliti
DIAN MILARASWATI NIM. 0502200047
Lampiran 3
TABEL CHI KUADRAT
Taraf signifikasi dk 50% 30% 20% 10% 5% 1% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
0,455 0,139 2,366 3,357 4,351
5,348 6,346 7,344 8,343 9,342
10,341 11,340 12,340 13,332 14,339
15,338 16,337 17,338 18,338 19,337
20,337 21,337 22,337 23,337 24,337
25,336 26,336 27,336 28,336 29.336
1,074 2,408 3,665 4,878 6,064
7,231 8,383 9,524
10,656 11,781
12,899 14,011 15,19
16,222 17,322
18,418 19,511 20,601 21,689 22,775
23,858 24,939 26,018 27,096 28,172
29,246 30,319 31,391 32,461 33,530
1,642 3,219 4,642 5,989 7,289
8,558 9,803
11,030 12,242 13,442
14,631 15,812 16,985 18,151 19,311
20,465 21,615 22,760 23,900 25,038
26,171 27,301 28,429 29,553 30,675
31,795 32,912 34,027 35,139 36,250
2,7063,6056,2517,7799,236
10,64512,01713,36214,68415,987
17,27518,54919,81221,06422,307
23,54224,78526,02827,27128,514
29,61530,81332,00733,19434,382
35,56336,74137,91639,08740,256
3,481 5,591 7,815 9,488
11,070
12,592 14,017 15,507 16,919 18,307
19,675 21,026 22,368 23,685 24,996
26,296 27,587 28,869 30,144 31,410
32,671 33,924 35,172 35,415 37,652
38,885 40,113 41,337 42,557 43,775
6,635 9,210
11,341 13,277 15,086
16,812 18,475 20,090 21,666 23,209
24,725 26,217 27,688 29,141 30,578
32,000 33,409 34,805 36,191 37,566
38,932 40,289 41,638 42,980 44,314
45,642 46,963 48,278 49,588 50,892
Sumber : Sugiyono, 2004
Lampiran 4
TABEL TABULASI DATA KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
DI KAMAR BERSALIN RSU USD GAMBIRAN PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2008
Tingkat Paritas No Usia Kehamilan
No.Reg Tanggal/Jam Paritas <4 Paritas ≥4
(grandemultipara)(primipara,multipara)Persalinan
Tanggal/Jam Terjadi
Perdarahan
Jumlah Perdarahan
1 39 6/7 minggu 12 49 71 √ 08-01-2007 ( 15.00 )
08-01-2007 ( 17.00 )
± 500 cc
2 40 1/7 minggu 12 53 26 √ 20-01-2007 ( 13.45 )
20-01-2007 ( 14.30 )
± 600 cc
3 42 minggu 12 89 29 √ 05-03-2007 ( 00.55 )
05-03-2007 ( 01.45 )
± 500 cc
4 37 6/7 minggu 12 85 77 √ 12-03-2007 ( 02.00 )
12-03-2007 ( 04.00 )
± 500 cc
5 38 5/7 minggu 12 99 18 √ 15-03-2007 ( 23.15 )
16-03-2007 ( 01.30 )
± 750 cc
6 39 3/7 minggu 12 99 70 √ 16-03-2007 ( 23.50 )
17-03-2007 ( 00.50 )
± 500 cc
7 40 5/7 minggu 13 04 60 √ 23-03-2007 ( 07.00 )
23-03-2007 ( 08.10 )
± 500 cc
8 41 2/7 minggu 13 15 83 √ 06-04-2007 ( 21.30 )
06-04-2007 ( 22.10 )
± 600 cc
9 39 3/7 minggu 10 35 91 √ 20-04-2007 ( 08.15 )
20-04-2007 ( 09.00 )
± 500 cc
10 40 6/7 minggu 13 27 83 √ 22-04-2007 ( 23.30 )
23-04-2007 ( 00.30 )
± 500 cc
11 39 1/7 minggu 13 33 03 √ 30-04-2007 ( 00.20 )
30-04-2007 ( 01.30 )
± 500 cc
12 39 2/7 minggu 13 41 78 √ 09-05-2007 ( 22.30 )
09-05-2007 ( 00.00 )
± 700 cc
13 40 4/7 minggu 13 50 66 √ 22-05-2007 ( 14.30 )
22-05-2007 ( 16.30 )
± 500 cc
14 38 minggu 13 50 76 √ 22-05-2007 ( 14.30 )
22-05-2007 ( 18.30 )
± 700 cc
15 40 3/7 minggu 13 54 04 √ 26-05-2007 ( 23.35 )
27-05-2007 ( 01.00 )
± 500 cc
16 41 4/7 minggu 13 89 91 √ 18-07-2007 ( 17.55 )
18-07-2007 ( 17.55 )
± 500 cc
17 39 1/7 minggu 13 99 89 √ 05-08-2007 ( 11.30 )
05-08-2007 ( 19.10 )
± 500 cc
18 38 6/7 minggu 12 93 58 √ 08-08-2007 ( 22.00 )
08-08-2007 ( 23.05 )
± 500 cc
19 42 minggu 14 26 79 √ 22-09-2007 ( 04.15 )
22-09-2007 ( 05.30 )
± 500 cc
20 39 2/7 minggu 14 33 23 √ 30-09-2007 ( 12.40 )
30-09-2007 ( 13.00 )
± 750 cc
21 40 3/7 minggu 10 08 94 √ 01-10-2007 ( 16.00 )
01-10-2007 ( 22.00 )
± 500 cc
22 38 2/7 minggu 14 39 83 √ 13-10-2007 ( 17.15 )
13-10-2007 ( 19.10 )
± 600 cc
23 39 5/7 minggu 14 50 80 √ 31-10-2007 ( 16.05 )
31-10-2007 ( 16.30 )
± 750 cc
24 40 2/7 minggu 14 52 37 √ 04-11-2007 ( 12.50 )
04-11-2007 ( 14.15 )
± 600 cc
25 38 6/7 minggu 00 74 58 √ 28-11-2007 ( 16.55 )
28-11-2007 ( 17.30 )
± 500 cc
26 40 3/7 minggu 14 06 31 √ 29-11-2007 ( 00.30 )
29-11-2007 ( 01.05 )
± 500 cc
27 41 1/7 minggu 14 72 08 √ 06-12-2007 ( 06.45 )
06-12-2007 ( 08.30 )
± 500 cc
28 34 5/7 minggu 14 83 11 √ 19-12-2007 ( 21.30 )
19-12-2007 ( 22.30 )
± 500 cc
29 35 1/7 minggu 14 86 76 √ 28-12-2007 ( 21.00 )
28-12-2007 ( 22.00 )
± 500 cc
Lampiran 5
TABULASI DATA PENYEBAB KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
DI KAMAR BERSALIN RSU USD GAMBIRAN PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2008
Keterangan : - Nomor urut sama dengan nomor register pasien
PENYEBAB PERDARAHAN TINGKAT PARITAS No. Atonia Uteri
Sisa Plasenta
Ruptur Jalan Lahir
Paritas <4 Paritas ≥4
1 √ √ 2 √ √ 3 √ √ 4 √ √ 5 √ √ 6 √ √ 7 √ √ 8 √ √ 9 √ √ 10 √ √ 11 √ √ 12 √ √ 13 √ √ 14 √ √ 15 √ √ 16 √ √ 17 √ √ 18 √ √ 19 √ √ 20 √ √ 21 √ √ 22 √ √ 23 √ √ 24 √ √ 25 √ √ 25 √ √ 27 √ √ 28 √ √ 29 √ √
Lampiran 6
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No. Kegiatan Waktu
1. Informasi Penyusunan KTI Januari – Februari 2008
2. Pengajuan Judul 3 – 6 Maret 2008
3. Penyusunan Proposal 31 April – 17 April 2008
4. Pengumpulan Proposal 18 April 2008
5. Ujian Proposal 21 April 2008
6. Revisi Proposal 28 April – 2 Mei 2008
7. Pengambilan Data 18 Juli – 20 Juli 2008
8. Penyusunan Hasil 21 Juli – 3 Agustus 2008
9. Pengumpulan KTI 4 Agustus 2008
10. Ujian Sidang 6 Agustus – 8 Agustus 2008
11.
12.
Revisi Hasil
Yudisium
9 Agustus – 15 Agustus 2008
15 Agustus 2008
LEMBAR KONSULTASI
Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047
Judul Proposal : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN
PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR
BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE
1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007
Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes
Pembimbing II : L.A. Wijayanti, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat
No Tanggal / Jam Rekomendasi Tanda Tangan
BERITA ACARA PERBAIKAN PROPOSAL
Nama : DIAN MILARASWATI NIM : 0502200047 Judul Usulan Penelitian : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN
KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI KAMAR BERSALIN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007
Pembimbing I : Temu Budiarti, S.Pd. M. Kes
Pembimbing II : L.A. Wijayanti, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat
No Nama Dosen Penguji
Usulan Perbaikan Keterangan Tanda Tangan