Transcript
Page 1: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

SKRIPSI

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN

PRIMIGRAVIDA KALA I FASE AKTIF DI KLINIK PRATAMA TANJUNG

KEC. DELI TUA TAHUN 2018

SHARFINA HASLIN P07524414047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

SKRIPSI

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN

PRIMIGRAVIDA KALA I FASE AKTIF DI KLINIK PRATAMA TANJUNG

KEC. DELI TUA TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma D-IV

SHARFINA HASLIN P07524414047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …
Page 4: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …
Page 5: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN SKRIPSI, 8 AGUSTUS 2018

SHARFINA HASLIN

[email protected]

Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Tahun 2018 ix + 53 halaman, 7 tabel, 10 gambar, 11 lampiran

ABSTRAK

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, serta

kontraksi uterus, dan janin turun kedalam jalan lahir sehingga menyebabkan nyeri pada persalinan. Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh kontraksi yang menyebabkan adanya pembukaan serviks. Nyeri dapat dihilangkan secara farmakologis dan nonfarmakolohis. Cara non farmakologis dengan pemberian Aromaterapi Lavender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri pada persalinan primigravida kala I fase aktif di Klinik Pratama Tanjung Kec. Delitua tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan quasi experiment (eksperimen semu) dengan non equivalent control group pretest posttest. Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2017 – Juli 2018. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden, dengan menggunakan teknik total sampling. Metode analisis data menggunakan teknik analisis statistik non parametrik Wilcoxon dan Mann-Whitney.

Hasil penelitian ini didapatkan intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebagian besar mengalami nyeri berat terkontrol dan sesudah diberikan intervensi mengalami nyeri berat terkontrol. Kelompok kontrol sebagian besar mengalami nyeri sedang dan sesudah periode intervensi menjadi nyeri berat tidak terkontrol. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tingkat intensitas nyeri antara kelompok intervensi dan kontrol p value (0,000) < 𝛼

(0,05) sehingga Ho ditolak.

Saran peneliti bagi pelayanan kesehatan agar dapat menjadi fasilitator dalam ibu bersalin yang mengalami nyeri sehingga ibu bersalin dapat menjalankan proses persalinan menjadi nyaman.

Kata Kunci : Nyeri Persalinan, Aromaterapi Lavender, Deli Tua

Page 6: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH MEDAN PROGRAM D-IV STUDY MIDWIFERY SCIENTIFIC PAPER, AUGUST 8th 2018

SHARFINA HASLIN

[email protected]

The Effect of Aromatherapy Lavender Towards Decreasing Intensity of Pain on Primary Labor in The Active First Stage of Labor at Tanjung Maternity Clinic The Regent Of Deli Tua in 2018 ix + 53 pages, 7 tabels, 10 pictures, 11 attachments

ABSTRACT

Labor is the process of opening and thinning of the cervix, as well as uterine contractions, and the fetus descends into the birth canal causing pain in labor. Labor pain is a physiological process caused by a contraction that causes a cervical opening. Pain can be prevented by pharmacological and non pharmacological. Non pharmacological use distractive method by giving the Aromatherapy Lavender. This study aims to know the Effect of Aromatherapy Lavender Towars Decreasing Intensity of Pain on Primary Labor in The Active First Stage of Labor at Tanjung Maternity Clinic The Regent of Deli Tua in 2018.

This research use quasi experimentquasi experiment with non equivalent control group pretest posttest. This research was conducted from December 2017 to July 2018. The type of data used in this research use primary and secondary data. The sample in this study were 30 respondents, using total sampling technique.The data of the research were analyzed by using the statistical non-parametric Wilcoxon and Mann-Whitney Test.

The results of this study showed the intensity of pain in the intervention group mostly experienced severe pain controlled and after being given intervention experienced severe controlled pain. The control group mostly experienced moderate pain and after the intervention period became uncontrollable severe pain. Mann-Whitney test results showed that there was a significant difference in the level of pain intensity between the intervention group and the control p value (0.000) < 𝛼 (0.05) so that Ho was rejected.

Researcher suggestions for health services in order to be a facilitator in maternity who experience pain so that maternity mothers can run the process of childbirth to be comfortable.

Keywords : Labor Pain, Lavender Aromatherapy, Deli Tua

Page 7: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya

sehingga terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Pengaruh Aromaterapi Lavender

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Primigravida Kala I Fase

Aktif Di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Tahun 2018” sebagai salah satu

syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,

yang telah memberikan kesempatan menyusun Skripsi ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun

Skripsi ini.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun

Skripsi ini.

4. Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners, M.Biomed, selaku Pembimbing Akademik

dan Ketua Penguji yang selalu membimbing dan mendukung penulis

selama menempuh pendidikan di Poltekkes Kemenkes RI Medan.

5. Tri Marini, SST, M.Keb, selaku pembimbing utama yang telah bersedia

meluangkan waktu dan dengan sabar memberi bimbingan dan arahan

kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan.

6. Bebaskita br. Ginting, SSiT, MPH, selaku pembimbing ke-II yang telah

bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberi bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan.

7. Bapak/Ibu dosen dan staff Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Medan yang telah membantu dalam memenuhi kebutuhan Skripsi penulis.

8. Hormat dan sembah sujud peneliti yang tidak terhingga kepada orang tua

Drs. H. Hasanuddin, M.Si dan Hj. Herlina Tanjung, S.Tr.Keb yang telah

memberikan cinta dan kasih sayang berupa doa, materi dan dukungan

Page 8: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

yang penuh keikhlasan selama mengikuti kegiatan perkuliahan dan

penyusunan Skripsi ini.

9. Yang tersayang Ariani Haslin, S.Ked dan Mustafa Kamal Haslin selaku

kakak dan adik yang senantiasa memberikan doa, dan semangat kepada

peneliti.

10. Sahabat saya yang tersisa Hafizah Nurwindayu, yang telah menjadi

sahabat terbaik yang selalu menemani saat ups dan downs saya sejak

maba.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan Skripsi angkatan 2014 yang telah

bersama-sama menempuh perkuliahan selama 4 tahun.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu

penulis berharap pemberian saran dan kritik. Meskipun demikian sumbangan

pikiran yang berguna bagi Jurusan Kebidanan, masyarakat dan juga bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga limpahan rahmat, hidayah, dan

karunia Allah SWT senantiasa tercurah bagi kita semua. Amin.

Medan, Juli 2018

Penulis,

Sharfina Haslin

Page 9: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan Abstrak........................................................................................................ i Kata Pengantar........................................................................................... iii Daftar Isi...................................................................................................... v Daftar Tabel................................................................................................ vii Daftar Gambar............................................................................................ viii Daftar Lampiran.......................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4 C.1. Tujuan Umum....................................................................... 4 C.2. Tujuan Khusus...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4 D.1. Manfaat Teoritis.................................................................... 4 D.2. Manfaat Praktik..................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian...................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 7 A.1. Persalinan............................................................................ 7 A.1.1. Pengertian Persalinan.............................................. 7 A.1.2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan.......................... 7 A.1.3. Tanda-Tanda Inpartu................................................ 9 A.1.4. Tahapan Persalinan.................................................. 9 A.2. Nyeri..................................................................................... 12 A.2.1. Defenisi Nyeri............................................................ 12 A.2.2. Fisiologis Nyeri.......................................................... 12 A.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri............................. 13 A.2.4. Tanda dan Gejala Nyeri............................................ 15 A.3. Nyeri Persalinan................................................................... 16 A.3.1. Defenisi Nyeri Persalinan.......................................... 16 A.3.2. Mekanisme Nyeri Persalinan.................................... 17 A.3.3. Penyebab Nyeri Persalinan...................................... 21 A.3.3. Penyebab Nyeri Persalinan Kala I............................ 21 A.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri Persalinan........................................................ 22 A.3.5. Efek Nyeri Persalinan............................................... 24 A.3.6. Persepsi Rasa Nyeri Persalinan............................... 24 A.3.7. Skala Ukur Nyeri Persalinan..................................... 25 A.3.8. Metode Pengurangan Rasa Nyeri............................ 28 A.4. Aromatherapy Lavender....................................................... 30 A.4.1. Defenisi Aromatherapy............................................. 30 A.4.2. Bunga Lavender........................................................ 30

Page 10: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

A.4.3. Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender.......... 31 A.4.4. Kerja Ekstrak Lavender sebagai Media Relaksasi....31 A.4.5. Manfaat Aromatherapy............................................. 33 A.4.6. Jenis-Jenis Aromatherapy........................................ 34 B. Kerangka Teori............................................................................ 37 C. Kerangka Konsep........................................................................ 37 D. Defenisi Operasional.................................................................... 38 E. Hipotesis...................................................................................... 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian......................................................... 39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 39 C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 39 ` C.1. Populasi................................................................................ 39 C.2. Sampel..................................................................................40 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data............................................. 40 E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian.................................. 42 F. Prosedur Penelitian...................................................................... 42 G. Pengolahan Data......................................................................... 42 H. Analisis Data................................................................................ 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian............................................................................ 44 A.1. Analisis Univariat.................................................................. 44 A.2. Analisis Bivariat.................................................................... 45 A.2.1 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi.... 45 A.2.2 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Periode Intervensi pada Kelompok Kontrol............................ 45 A.2.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol..................... 46 A.2.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol..................... 46 B. Pembahasan B.1. Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi................47 B.2. Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada Kelompok Kontrol.................... 48 B.3. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol......................... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................. 52 B. Saran........................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Observasi Perilaku.................................................................... 23 Tabel 2.2 Defenisi Operasional................................................................. 32 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Aromaterapi Lavender........................ 44 Tabel 4.2 Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi.. 45 Tabel 4.3 Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender pada Kelompok Kontrol...... 45 Tabel 4.4 Perbedaan Perubahan Internsitas Nyeri Sebelum Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.................... 46 Tabel 4.5 Perbedaan Perubahan Internsitas Nyeri Sesudah Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.................... 46

Page 12: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tahapan Nyeri Persalinan.................................................... 18 Gambar 2.2 Persarafan Uterus.................................................................19 Gambar 2.3. Area/Lokasi Menjalarnya Nyeri............................................. 22 Gambar 2.4 Skala Deskriptif Intensitas Nyeri Sederhana........................ 25 Gambar 2.5. Skala Intensitas Nyeri Numerik.............................................26 Gambar 2.6. Skala Analog Visual.............................................................. 26 Gambar 2.7. Skala Nyeri Muka..................................................................26 Gambar 2.8. Skala Nyeri Bourbanis.......................................................... 26 Gambar 2.9 Skala Nyeri Muka..................................................................28 Gambar 2.9. Kerangka Konsep................................................................. 37

Page 13: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Survei Penelitian Lampiran 2 Surat Balasan Izin Survei Penelitian Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian Lampiran 5 Etical Clearance Lampiran 6 SOP Pemberian Aromaterapi Lavender Lampiran 7 Lembar Penjelasan dan Persetujuan Responden Lampiran 8 Lembar Observasi Lampiran 9 Master Tabel Lampiran 10 Output Komputerisasi

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Lampiran 12 Dokumentasi Lampiran 13 Riwayat Hidup Peneliti

Page 14: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan saat yang dinanti-nantikan ibu hamil untuk

merasakan kebahagiaan yang didambakan. Namun bagi beberapa wanita,

persalinan kadang diliputi oleh rasa takut dan cemas terhadap rasa nyeri saat

persalinan (Prawirohardjo, 2016). Nyeri persalinan muncul karena adanya

kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks dan iskemia

rahim yang diakibatkan kontraksi arteri miometrium. Nyeri yang berlebihan

akan menimbulkan rasa cemas yang dapat memicu produksi hormon

progstatglandin yang dapat menyebabkan stress dan mempengaruhi

kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. (Maryunani, 2015). World health

Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan

di seluruh dunia, dan 20 juta perempuan mengalami kesakitan saat

persalinan. Dalam persalinan sering kali juga timbul rasa cemas, panik, dan

takut rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan ibu yang dapat mengganggu

proses persalinan dan mengakibatkan lamanya proses persalinan yang

menimbulkan partus macet. (Kurniasih dalam Handayani, 2014).

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014 mencatat

bahwa partus lama (42,96%) merupakan penyebab kematian maternal dan

perinatal utama disusul oleh perdarahan 35,26%, dan eklampsia 16,44%.

Hasil survei yang didapatkan bahwa partus lama dapat menyebabkan

kegawatdaruratan pada ibu dan bayi. Pada ibu dapat terjadi perdarahan, syok,

dan kematian sedangkan pada bayi dapat terjadi fetal distress, asfiksia dan

caput. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2014, persalinan

partus lama di Rumah Sakit di Indonesia diperoleh proporsi 4,3% yaitu 12,176

dari 281,050 persalinan. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang dikutip

oleh Gustyar (2017) di Jawa Tengah yang dilakukan di RSUD Jepara selama

periode tahun 2014 sampai 2015 menyatakan bahwa penyulit persalinan

terbanyak adalah kejadian partus lama sebanyak 16%. Penelitian yang

dilakukan Soekiman di RS Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa

dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian bayi sebanyak 50 bayi (16,4%),

Page 15: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian. di Sumatera Utara (2014)

terdapat 5 orang ibu yang meninggal karena disebabkan oleh partus lama.

Pada saat persalinan, jika seseorang merasa cemas maka otak akan

mengalirkan zat yang menutup pengeluaran endorphin sehingga semakin luar

biasa sakit yang dirasakan dan menyebabkan ibu menjadi stress dalam

mengahadapi persalinannya yang membuat impuls nyeri bertambah banyak

dan lemahnya kontraksi otot rahim (Aprilia, 2010).

Pada persalinan kala I, nyeri yang dirasakan bersifat viseral yang

ditimbulkan dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang dipersyarafi oleh

serabut aferen simpatis dan ditransmisikan ke medula spinalis pada segmen

Thorakal 10 – Lumbal 1 melalui serabut saraf delta dan serabut syaraf C yang

berasal dari dinding lateral dan fundus uteri. Nyeri akan bertambah dengan

adanya kontraksi isometrik pada uterus yang melawan hambatan oleh leher

rahim/uterus dan perineum (Maryunani, 2015). Artikel Jepang mengatakan

bahwa 77.8% wanita di Prancis mengalami nyeri persalinan, 61% untuk di

Inggris, 26% di Norwegia sedangkan di negara Jepang angka nyeri persalinan

hanya 5.2% (Warnock, 2017).

Terdapat banyak metode untuk mengatasi nyeri persalinan. Cara untuk

mengatasi nyeri persalinan, yaitu dengan metode farmakologis dan non-

farmakologis. Ada beberapa bukti penelitian yang mendukung kemanjuran

pemilihan metode farmakologis dalam penanganan nyeri persalinan, tetapi

dari gambaran sistematis juga menyoroti bahwa adanya hubungan dari

pemberian metode farmakologis dengan sejumlah efek samping (Jones L,

2012). Dalam pemberian metode farmakologis, nyeri persalinan akan

berkurang secara fisiologis, namun kondisi psikologis dan emosional ibu akan

terabaikan (Makvandi, 2016). Sedangkan untuk metode non-farmakologis

bersifat efektif tanpa efek samping yang merugikan dan dapat meningkatkan

kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan

kekuatannya (Maryunani, 2015). Metode ini termasuk terapi panas dan dingin,

terapi sentuhan, pijat, refleksi, relaksasi, menari, permen karet bebas gula,

stimulasi saraf trans atau subkutan, terapi air, menggunakan birth ball, terapi

musik, akupresur dan aromaterapi (Valiani M, 2010).

Aromatherapy adalah metode yang menggunakan minyak esensial

untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi, dan spirit efek lainnya adalah

Page 16: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

menurunkan nyeri dan kecemasan (Monahan, Sands, Neighbors, Marek,

Green, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan efektivitas aromaterapi

untuk rasa sakit dan kecemasan terhadap pasien rawat inap di RS Abbott

Northwestern (Rivard R, 2014). Menurut Tarsikah (2012), Aromatherapy

Lavender merupakan salah satu minyak esensial analgetik yang mengandung

8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena

yang paling sering ditemukan dalam minyak atsiri tumbuhan. Ekstrak lavender

berkualitas tinggi tidak hanya sesuai dengan monograf ini namun idealnya

melebihi spesifikasi tersebut dengan kandungan linalil asetat yang lebih tinggi

(idealnya 33-45%) dan lavandulil asetat (≥1,5%), dan batas yang lebih rendah

untuk kandungan cineol. yang merupakan senyawa ester yang terbentuk

melalui penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk

menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang

(Appleton J, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Turlina dan Fadhilah (2017) dengan judul

Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat

Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Lamongan didapatkan hasil P =

0.001 0.05 (P ≤ 0.05) yang berarti ada pengaruh pemberian aromaterapi

lavender terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan kala I. Dalam penelitian

Mirzaei F (2015) mengatakan bahwa Aromaterapi dengan lavender

memperbaiki status kegelisahan selama persalinan dan mengurangi sekresi

kortisol dari kelenjar adrenal dan meningkatkan sekresi serotonin. Penelitian

yang dilakukan oleh Susilarini, Winarsih, Idhayanti (2017) dengan judul

Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri

Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh

pemberian aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala

1 fase aktif. Berdasarkan penelitian dari Alipour Z (2012) mengatakan bahwa

adanya hubungan antara nyeri dan masalah psikologi seperti kecemasan.

Wanita dengan tingkat kecemasan yang rendah mengalami sedikit nyeri saat

persalinan.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Klinik Pratama Tanjung

terdapat 25 pasien bersalin diperoleh 11 pasien mengatakan bahwa nyeri

terasa seperti ditusuk-tusuk, panas menjalar di sepanjang pinggang dan perut

bawah, dan berdasarkan pengamatan langsung saat proses persalinan belum

Page 17: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

pernah ada yang menggunakan aromaterapi lavender untuk mengatasi rasa

nyeri pada saat proses persalinan di Klinik Pratama Tanjung. Sehubung

dengan kejadian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh

Aromatherapy Lavender terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada

Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli

Tua Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas masalah yang dapat di rumuskan dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Aromatherapy Lavender

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I

Fase Aktif di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Tahun 2018?”

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Aromatherapy Lavender terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif

di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018.

C.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian

aromatherapy lavender pada pembukaan 4-6 cm pada kelompok

intervensi.

2. Mengetahi intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian

aromatherapy lavender pada pembukaan 4-6 cm pada kelompok

kontrol.

3. Mengetahui perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi pada Dinas

Kesehatan kota Medan dan Ikatan Bidan Indonesia kota Medan untuk

Page 18: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

merencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan bidan khususnya yang berhubungan

dengan asuhan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif.

D.2 Manfaat Praktik

Sebagai bahan masukan bagi klinik bersalin agar menerapkan teknik

pengurangan nyeri dan kecemasan dalam persalinan dengan metode

Aromatherapy Lavender .

E. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti, sebelumnya

penelitian ini telah diteliti oleh beberapa sumber yang dapat dijadikan acuan

dan terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan diteliti oleh peneliti. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam uraian

dibawah ini:

1. Susilarini, Winarsih, Idhayanti (2017), dengan judul penelitian “Pengaruh

Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Pengendalian Nyeri

Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin“, metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut yaitu metode quasi experiment dengan pendekatan

one group pretest-posttest design dengan menggunakan teknik sampling

total sampling diperoleh sebanyak 33 ibu bersalin. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan lembar checklist berisi skala nyeri

Bourbanis. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin setelah mendapatkan

perlakuan dengan aromaterapi lavender mengalami penurunan nyeri

menjadi nyeri ringan sebanyak 26 responden yang menyatakan bahwa

ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap pengendalian

nyeri persalinan kala I pada Ibu bersalin dengan p value 0,001.

Persamaan dengan penelitian tersebut terletak pada jenis metode

penelitian, rancangan penelitian, dan teknik pengambilan sample.

Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel penelitian,

tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan uji analisis

data menggunakan Mann-Whitney.

2. Turlina, Fadhilah (2017), dengan judul penelitian “Pengaruh Pemberian

Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan Nyeri pada Ibu Bersalin Kala

Page 19: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

I Fase Aktif di BPM Ny. Margelina Desa Supenuh Kec. Sugio Kab.

Lamongan“, metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

pre-experimental design dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest

Design. Pengambilan sample menggunakan teknik concecutive sampling

yang didapatkan sebanyak 21 responden. Pengumpulan data

menggunakan lembar observasi nyeri sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan, kemudian dilakukan tabulasi dan analisis menggunakan uji

wilcoxon sign rank test. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar

(81%) ibu bersalin mengalami nyeri berat sebelum diberikan Aromaterapi

Lavender, dan sebagian besar (57%) ibu bersalin mengalami nyeri

sedang setelah diberikan Aromaterapi lavender. Persamaan dengan

penelitian tersebut terletak pada jenis metode penelitian dan rancangan

penelitian. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel

penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengambilan sample,

teknik pengumpulan data, dan uji analisis data menggunakan Mann-

Whitney.

3. Karo, Pramono, Wahyuni, Mashoedi, Latifah (2017) dengan judul

Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) sebagai metode alternatif

untuk menurunkan rasa nyeri pada ibu bersalin primipara pada kala I fase

aktif, metode yang digunakan adalah quasi experimental dengan

menggunakan pendekatan pretest posttest design. Teknik sampel yang

digunakan adalah Consecutive Sampling yang didapatkan sebanyak 40

responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi

Numerical Rating Scale (NRS) untuk pengukuran nyeri, kemudian

dilakukan tabulasi dan analisis menggunakan uji t-test. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ibu bersalin yang diberikan Aromaterapi lavender

mengalami nyeri persalinan sedang. Persamaan dengan penelitian

tersebut terletak pada jenis metode penelitian dan variabel penelitian.

Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada rancangan

penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan uji

analisis data menggunakan Mann-Whitney.

Page 20: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

A.1. Persalinan

A.1.1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses keluarnya bayi, plasenta, dan selaput

ketuban dari uterus ibu (JNPK, 2008). Menurut Sarwono, persalinan adalah

proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus

melalui vagina ke dunia luar. Berdasarkan caranya, partus terbagi menjadi

2 yaitu persalinan (partus) normal dan partus abnormal. (Eniyati, 2012)

A.1.2. Sebab-sebab mulainya persalinan

a. Teori penurunan kadar hormon progresteron

Hormon progresteron merupakan hormon yang menimbulkan

relaksasi pada otot-otot rahim. Sedangkan hormon estrogen

meninggikan kerentaan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam

darah. Progresteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan,

sehingga membantu mencegah ekspulsi fetus. Sebaliknya estrogen

mempunyai kecenderungan meningkatkan derajat kontraktilitas terus.

Baik progesteron maupun estrogen disekresikan dalam jumlah yang

secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai

kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus

meningkat sedangkan sekresi progresteron tetap konstan atau

mungkin sedikit menurun sehingga terjadi kontraksi braxton hicks saat

akhir kehamilan yang selanjutnya bertindak sebagai kontraksi

persalinan. (Eniyati, 2012)

b. Teori oksitosin

Menjalang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot

rahim, sehingga mudah terangsang mudah terangsang saat

disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi, diduga bahwa

Page 21: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

oksitosin dapat menimbulkan pembentukan prostaglandin dan

persalinan dapat berlangsung. (Eniyati, 2012)

c. Teori plasenta menjadi tua

Plasenta yang menjadi tua seiring bertambahnya usia kehamilan

menyebabkan turunannya kadar estrogen dan progesteron. Hal ini

menyebabkan kejang pada pembuluh darah sehingga akan

menimbulkan kontraksi. (Eniyati, 2012)

d. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, menjadi salah satu sebab

permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa

prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intervena dan

extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur

kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar prostaglandin

yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu

hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. (Eniyati, 2012)

e. Distensi rahim (keregangan otot rahim)

Seperti halnya dengan kandung kemih yang bila dindingnya terengang

oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim. Seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan maka semakin otot-otot rahim akan

semakin teregang. Rahim yang membesar dan meregang

menyebabkan iskemi otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi

utero-plasenter sehingga timbl adanya kontraksi. (Eniyati, 2012)

f. Teori iritasi mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franken

hauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala

janin, akan timbul kontraksi uterus. (Eniyati, 2012)

g. Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan dalam

terjadinya persalinan. Pada janin anencepalus (keadaan abnormal

pada otak dan batang otak), kehamilan sering lebih lama dari

biasanya. (Eniyati, 2012)

Page 22: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

A.1.3. Tanda-tanda inpartu

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah

ada.

Seperti telah ditemukan terdahulu, faktor-faktor yang berperan dalam

persalinan adalah:

1. Kekuatan mendorong janin keluar (power) :

a. His (kontraksi uterus)

b. Kontraksi otot-otot dinding perut

c. Kontraksi diafragma

d. Dan ligamentous action terutama lig. Rotundum

2. Faktor janin

3. Faktor jalan lahir (Sofian, 2012 : 70)

A.1.4. Tahapan Persalinan

Sondakh (2013 : 5) membagi tahapan persalinan atas empat kala yaitu:

1. Kala I (Kala pembukaan)

Kala I dimulai dari persalinan (pembukaan nol) sampai pembukaan

lengkap (10cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:

a. Fase laten, berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai

3 cm.

b. Fase aktif, berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam 3

fase:

- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi

4 cm.

- Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

- Fase deselerasi : pembukaan menjadi lembat sekali, dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Page 23: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

JNPK-KR (2014 : 38) menyatakan bahwa fase aktif pada kala satu

persalinan akan menunjukkan frekuensi dan lama kontraksi uterus

yang akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap

adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit,

dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan akan terjadi

penurunan bagian terbawah janin.

Sondakh (2013:111) menyatakan bahwa kemajuan yang cukup baik

pada persalinan kala I ditandai dengan:

1. Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi

dan durasi.

2. Selama fase aktif dalam persalinan, kecepatan pembukaan

serviks paling sedikit 1 cm per jam (dilatasi serviks berlangsung

atau ada di sebelah kiri garis waspada).

3. Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.

2. Kala II (Kala pengeluaran janin)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:

a. HIS semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan

durasi 50 sampai 100 detik.

b. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan akibat tertekannya pleksus Frankenhauser.

d. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi:

- Kepala membuka pintu

- subocciput bertindak hipomoglion, kemudian secara berturut-

turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka, serta

kepala seluruhnya.

e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu:

penyesuaian kepala pada punggung.

f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong dengan cara:

- Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, kemudian

ditarik dengan menggunakan cunam ke bawah untuk

Page 24: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu

belakang.

- Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa

badan bayi

- Bayi lahir diikuti sisa air ketuban (Sondakh, 2013:5)

Tanda pasti kala II yang ditentukan dengan pemeriksaan dalam

(informasi obyektif) menurut JNPK-KR (2014:76( adalah:

1. Pembukaan serviks telah lengkap.

2. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Menurut Sofian (2012:73) pada kala pengeluaran janin, his akan

terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.

Kala II pada primi: 11

2 – 2 jam, pada multi

1

2 – 1 jam.

3. Kala III (Kala pelepasan plasenta)

Kala III persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya

plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda

dibawah ini:

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim.

c. Tali pusat bertambah panjang.

d. Terjadi semburan darah secara tiba-tiba.

Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke

dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit

dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses

biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran

plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc

(Sofian, 2012)

4. Kala IV (Kala pengawasan)

Kala IV dimulai dari saatnya lahirnya plasenta sampai 2 jam post

partum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakat sebaik-baiknya.

Page 25: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka

pada saat pelepasan plasenta dan robekan serviks dan perineum.

Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc,

biasanya 100-300cc. Jika lebih dari 500cc, maka dianggab abnormal

(Sondakh, 2013)

A.2. Nyeri

A.2.1 Defenisi Nyeri

Defenisi nyeri menurut Azis (2009), bahwa nyeri merupakan kondisi

berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subyektif.

Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun

tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Judha, dkk 2015)

Nyeri adalah suatu ketidaknyamanan, bersifat subyektif, sensori,

dan pengalaman emosional yang dihubungkan dengan aktual dan

potensial untuk merusak jaringan atau digambarkan sebagai sesuatu yang

merugikan. (Monahan, et 2007 dalam Solehati dan Kosasih 2015)

Defenisi nyeri yang diusulkan oleh International Association for the

Study of Pain (IASP) adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan

aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana

terjadai kerusakan. (Potter & Perry, 2005)

A.2.2. Fisiologis Nyeri

Menurut Guyton dan Hall (1997), hampir semua jaringan tubuh

terdapat ujung-ujung saraf nyeri. Ujung-ujung nyaraf ini merupakan ujung

saraf yang bebas dan reseptornya adalah nociceptor. Nociceptor ini akan

aktif bila dirangsang oleh rangsangan kimia, mekanik, dan suhu. Zat-zat

kimia yang merangsang rasa nyeri antara lain: bradikin, serotonin,

histamin, ion kalium, dan asam asetat. Sedangkan enzim proteolitik dan

subtansi P akan meningkatkan sensivitas dari ujung saraf nyeri. Semua zat

kimia ini berasal dari dalam sel. Bila sel-sel tersebut mengalami kerusakan

maka zat-zat tersebut akan keluar merangsang reseptor nyeri, sedangkan

pada mekanik umumnya karena spasme otot dan kontraksi otot. Spasme

Page 26: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

otot akan menyebabkan penekanan pada pembulu darah sehingga terjadi

iskemia pada jaringan, sedangkan pada kontraksi otot terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan nutrisi dan suplai nutrisi sehingga

jaringan kekurangan nutrisi dan oksitosin yang mengakibatkan terjadinya

mekasisme anaerob dan menghasilkan zat besi sisa, yaitu asam laktat

yang berlebihan. Kemudian, asam laktat tersebut akan merangsang

serabut rasa nyeri.

Impuls rasa nyeri dari organ yang terkena akan dihantarkan ke

sistem saraf pusat (SSP) melalui dua mekanisme, yaitu sebagai berikut:

1. Pertama, serabut-serabut A delta bermielin halus dengan garis tengan

2-5 μm akan menghantarkan impuls dengan kecepatan 12-30 m/s.

Serabut ini berakhir pada neuron-neuron pada lamina IV-V.

2. Kedua, serabut-serabut tidak bermielin berdiameter 0,5-2 μm. Serabut

ini berakhir pada neuron-neuron lamina I.

Impuls nyeri akan berjalan ke SSP melalui traktus spinatalamikus lateral,

kemudian diteruskan ke girus post sentral dari corteks serebri, lalu di

corteks serebri inilah nyeri dipersepsikan. (Solehati dan Kosasih 2015)

A.2.3. Faktor yang mempengaruhi nyeri

Menurut Potter dan Perry (2005) dalam Judha dkk (2015) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri, antara lain:

1. Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,

khususnya pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang

ditemukan diantara kelompok usia dini dapat mempengaruhi

bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

2. Jenis Kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam

respon terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja

yang merupakan suatu faktor dalam mengekspresikan nyeri. Toleransi

nyeri sejak lama telah menjadi subyek penelitian yang melibatkan pria

dan wanita, akan tetapi toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh

Page 27: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap

individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.

3. Kebudayaan

Keyakinan dan niai-nilai budaya mempengaruhi secara individu

mengatasi nyeri, individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa

yang diterima oleh kebudayaan mereka. Menurut Clancy dan Vicar

(Perry dan Potter, 2005), menyatakan bahwa sosialisasi budaya

menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian, hal ini

dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologis opiat endogen dan

sehingga terjadilah persepsi nyeri.

4. Makna nyeri

Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal

ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang individu tersebut.

Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda

apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan,

hukuman dan tantangan. Misalnya seorang wanita yang melahirkan

akan mempersepsikan nyeri, akibat cedera karena pukulan

pasangannya. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan nyeri klien

berhubungan dengan makna nyeri.

5. Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat

sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun. Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada

stimulus yang lain, maka tenaga medis menempatkan nyeri pada

kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini menyebabkan toleransi nyeri

individu meningkat, khususnya terhadap nyeri yang berlangsung

hanya selama waktu pengalihan.

6. Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

seringkali meningkatkan presepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan yang ansietas. Pola bangkitan otonom

adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Prince (Perry dan Potter 2005),

melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian

sistim limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang, khususnya

Page 28: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang

terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.

7. Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan

sesasi nyeri semakin intensitif dan menurunkan kemampuan koping.

Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang

menderita penyakit dalam jangka lama. Apabila keletihan disertai

kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat dan jika

mengalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri berkurang.

8. Pengalaman sebelumnya

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu akan

menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.

Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode

nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga

sebaliknya. Akibatnya klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan-

tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

9. Gaya koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat

merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.

10. Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah

kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka

terhadap klien. Walaupun nyeri dirasakan, kehadiran orang yang

bermakna bagi pasien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.

Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri

membuat klien semakin tertekan, sebaliknya tersedianya seseorang

yang memberi dukungan sangatlah berguna karena akan membuat

seseorang merasa lebih nyaman. Kehadiran orang tua sangat penting

bagi anak-anak yang mengalami nyeri.

A.2.4. Tanda dan gejala nyeri

Secara umum orang yang mengalami nyeri akan didapatkan

respom psikologis berupa (Judha, 2015) :

Page 29: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

1. Suara

a. Menangis

b. Merintih

c. Menarik/mengembuskan nafas

2. Ekspresi Wajah

a. Meringgis

b. Menggigit lidah, mengatupkan gigi

c. Dahi berkerut

d. Tertutup rapat/ membuka mata atau mulut

e. Menggigit bibir

3. Pergerakan Tubuh

a. Kegelisahan

b. Mondar-mandir

c. Gerakan menggosok atau berirama

d. Bergerak melindungi bagian tubuh

e. Immobilisasi

f. Otot tegang

4. Interaksi Sosial

a. Menghindari percakapan dan kontak social

b. Berfokus aktivitas atau mengurangi nyeri

c. Disorientasi waktu

A.3. Nyeri Persalinan

A.3.1 Definisi Nyeri Persalinan

Menurut Cunningham, 2004 dalam Judha dkk, 2015, Nyeri

persalinan sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis

dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu.

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat unik pada

setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain budaya, takut,

kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan

dan dukungan (Perry & Bobak, 2004 dalam Judha dkk, 2015)

Rasa nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi

(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit

pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha. Kontraksi ini

Page 30: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya

pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan. (Judha dkk, 2015)

A.3.2. Mekanisme Nyeri Persalinan

Prinsip dasar nyeri pada persalinan mengikuti serangkaian jalur

serat saraf nyeri seperti pada mekanisme penjalaran nyeri pada umumnya,

dimana proses nosisepti tesebut dikelompokkan menjadi empat tahap,

antara lain adalah sebagai berikut (Negara dan Winata, 2013).

a. Tranduksi

Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri atau

stimulasi noksius menjadi aktifitas listrik yang terjadi pada ujung-ujung

saraf sensoris. Beberapa mediator radang seperti: prostaglandin,

serotonin, bradikinin, leukotrien, substansi P, kalium, histamin, dan

asam laktat merupakan beberapa zat algesik yang mampu

mengaktifkan atau mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri. Serat saraf

afferent A-delta dan C adalah serat saraf sensorik yang mempunyai

fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke sentral yaitu menuju

susunan saraf pusat. Adanya interaksi antara zat algesik dengan

reseptor nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Apabila

ambang nyeri dari nosiseptor terlampaui, maka energi atau stimulus

mekanik, suhu dan kimia akan diubah menjadi potensial aksi elektrikal

atau transduksi yang kemudian akan ditransmisikan sepanjang serat

saraf ke arah medula spinalis.

b. Transmisi

Transmisi merupakan proses penyaluran impuls nyeri melalui serabut

Adelta dan C setelah terjadinya proses tranduksi. Serat afferent A-

delta dan C meneruskan impuls nyeri ke sentral, yaitu kornu dorsalis

medula spinalis. Serat A-delta mempunyai diameter lebih besar

dibanding dengan serat C. Serat A-delta menghantarkan impuls lebih

cepat (12-30 m/s) dibandingkan dengan serat C (2 sampai 3 m/s).

c. Modulasi

Modulasi merupakan proses interaksi antara sistem analgesik

endogen dengan input nyeri yang masuk ke dalam kornu dorsalis

medula spinalis. Impuls nyeri yang diteruskan oleh serat-serat A-delta

Page 31: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

dan C ke sel-sel neuron nosisepsi di kornu dorsalis medula spinalis

tidak semuanya diteruskan ke sentral melalui traktus spinotalamikus.

Di daerah ini akan terjadi interaksi antara impuls yang masuk dengan

sistem inhibisi, baik sistem inhibisi endogen maupun sistem inhibisi

eksogen. Apabila impuls yang masuk lebih dominan, maka penderita

akan merasakan sensibel nyeri, sedangkan bila efek sistem inhibisi

yang lebih kuat, maka penderita tidak akan merasakan sensibel nyeri.

d. Persepsi

Impuls yang diteruskan ke kortek sensorik akan mengalami proses

yang sangat komplek, salah satunya adalah proses interpretasi dan

persepsi yang pada akhirnya akan menghasilkan persepsi nyeri.

Gambar 2.1. Tahapan Nyeri Persalinan (Negara dan Winata, 2013)

Mekanisme nyeri yang terjadi selama proses persalinan, baik pada

kala I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut (Negara dan Winata, 2013):

Page 32: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

a. Kala I Persalinan, nyeri pada kala I persalinan berasal dari adanya

kontraksi uterus dan dilatasi serviks melalui serat saraf afferent yang

terdapat pada uterus dan servik menuju ke kornu dorsalis medula

spinalis setinggi Thorakal X (Th10) sampai Lumbal I ( L1) (Gambar

2). Kemudian respon dari adanya nyeri tersebut akan menghasilkan

efek, baik secara reflek maupun melalui kontrol pusat saraf, melalui

serat saraf efferent simpatik yang mengakibatkan terjadinya kontraksi

miometrium uterus dan vasokonstriksi pembuluh darah di sekitar

genitalia interna dan juga serat saraf efferent parasimpatik yang

mengakibatkan terjadinya relaksasi miometrium uterus dan

vasodilatasi pembuluh darah di sekitar genitalia interna. Oleh karena

adanya kedua respon saraf tersebut, mengakibatkan terjadinya

kontraksi uterus yang bersifat ritmis dan intermitten.

b. Pada akhir kala I dan awal kala II persalinan, nyeri disebabkan oleh

rangsangan noxious dari struktur pelvis yang lainnya yang diinervasi

oleh serat saraf sensoris segmen bawah lumbal dan sakral. Tekanan

pada jaringan periuterin memperberat nyeri.

c. Selama persalinan perineum mengalami distensi akibat dorongan

janin, peregangan perineum menghasilkan signal nyeri melalui

persarafan sensorik nervus pudendus yang memasuki susunan saraf

pusat melalui syaraf sakral 2, 3 dan 4. Karena itu nyeri perineal

dirasakan pada dermatom sakral 2, 3 dan 4. Rangsang nyeri pada

persalinan ini juga mempengaruhi susunan saraf otonom, sistim

kardiovaskular, pernafasan dan otot rangka.

Gambar 2.2. Persarafan Uterus

Page 33: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Jalur persarafan nyeri selama proses persalinan, terkait dengan penyebab,

mekanisme saraf yang terkait, dan lokasi nyeri yang dirasakan oleh ibu

selama persalinan.

Tabel 1.1 Jalur Persarafan Nyeri (Negara dan Winata, 2013)

Sumber Penyebab Mekanisme

Saraf

Tempat Nyeri

Uterus dan servik Kontraksi dan

distensi uterus

dan dilatasi

servik

Aferen T10-L1

Rami Posterior

T10-L1

Abdomen

bagian atas-

paha, punggung

bagian tengah,

dan bagian

dalam-atas dari

paha (nyeri alih)

Jaringan peri-

uteri (terutama

bagian posterior)

Tekanan sering

dihubungkan

dengan posisi

occipito

posterior, dan

sacrum yang

datar

Plexus

Lumbosacral L5-

S1

Punggung

bagian tengah

dan bawah, dan

paha bagian

belakang (nyeri

alih)

Jalan lahir

bagian bawah

Distensi vagina

dan perineum

pada persalinan

kala II

Radik somatic

S2-4

Vulva, vagina

dan perineum

Kandung kemih Overdistensi Simpatis T11-L2

Parasimpatis S2-

4

Biasanya

suprapubik

Myometrium,

uterus,

peritoneum

viscareal

Abrupsi T10-L1 Nyeri alih ke

tempat patologi

Page 34: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

A.3.3. Penyebab Nyeri Persalinan

Maryunani (2015) mengatakan ada beberapa uraian yang

menyebabkan nyeri selama persalinan:

1. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus

fundus uterus.

2. Adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi sebagai

konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya

vasokonstriksi akibat aktivitas berlebihan dari sarfa simpatis.

3. Adanya peradangan pada otot uterus.

4. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa

takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem saraf simpatis.

5. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Nyeri

persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan

segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

6. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen saraf

yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I terutama berasal dari uterus.

7. Berkurangnya suplai oksigen otot uterus akibat kontraksi yang

semakin sering

8. Peregangan leher rahim/dilatasi serviks (penipisan dan pelebaran).

9. Bayi menekan persarafan di dan sekitar leher rahim dan vagina

10. Jaringan disekitar uterus dan panggul ikut tertarik dan tegang akibat

kontraksi uterus dan gerakan bayi yang mulai turun dalam rahim.

11. Tekanan pada uretra, kandung kemih dan anus.

12. Peregangan otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina.

13. Rasa takut dan cemas, yang akan meningkatkan pelepasan hormon

stres sehingga persalinan semakin lama dan semakin nyeri.

A.3.4. Penyebab Nyeri Persalinan Kala I

Nyeri berkaitan dengan kala I persalinan adalah unik dimana nyeri

ini menyertai proses fisiologis normal. Meskipun persepsi nyeri dalam

persalinan berbeda-beda diantara wanita, terdapat suatu dasar fisiologis

Page 35: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

terhadap rasa tidak nyaman/nyeri selama persalinan. Nyeri selama kala I

persalinan berasal dari:

1. Dilatasi serviks, dimana merupakan sumber nyeri yang utama.

2. Peregangan segmen uterus bawah.

3. Tekanan pada struktur-struktur yang berdekatan.

4. Hipoksia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi (Wesson, 2000)

5. Area nyeri meliputi dinding abdomen bawah dan area-area pada bagian

lumbal bwah dan sakrum atas. (gambar 1.1.)

Gambar 2.3. area/lokasi menjalarnya nyeri persalinan selama kala I. Nyeri paling hebat diperlihatkan pada area yang berwarna gelap

(Sumber : Maryunani, 2015)

A.3.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri persalinan

Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri

persalinan (Judha dkk, 2015) antara lain:

1. Budaya

Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh

budaya individu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin

(Pilliteri, 2003). Menurut Mulyati (2002) menjelaskan bahwa budaya

mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Penting

bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana kepercayaan,

nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam

mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan.

2. Emosi (cemas dan takut)

Stress atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan

kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit yang

dirasakan. Karena saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut

Page 36: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

mengalami stres maka secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi

defensif sehingga secara otomatis dari stres tersebut merangsang

tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan

hormon konsentrasi tinggi saat persakinan jika calon ibu melahirkan,

berbagai respon tubuh yang muncul antara lain dengan “bertempur

atau lari”. Dan akibat respon tubuh tersebut maka uterus menjadi

semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot

uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya

adalah rasa nyeri yang tidak terelakkan.

Apabila ibu sudah terbiasa dengan latihan relaksasi, jalan lahir akan

lebih mudan terbuka. Sebaliknya, apabila ibu dalam keadaan tegang,

tekanan kepala janin tidak akan membuat mulut rahim terbuka

sehingga yang dirasakan hanyalah rasa sakit dan sang ibu pun

bertambah panik dan stres.

Pada saar tubuh dalam keadaan stres, hormon stres yaitu katekolamin

akan dilepaskan, sehingga tubuh memberikan respon untuk

“bertempur atau lari”. Namun, sebaliknya dalam kondisi yang rileks

justru bisa memancing keluarnya hormon endorfin, pengilang rasa

sakit yang alami didalam tubuh. Menurut para ahli, endorfin ini efeknya

200 kali lebih kuat daripada morfin.

3. Pengalaman persalinan

Menurut Bobak (2000) pengalaman melahirkan sebelumnya juga

dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagai ibu yang

mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalinan

sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan

mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.

4. Support system

Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan

dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu

mengatasi rasa nyeri (Martin, 2002).

5. Persiapan persalinan

Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung

tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk

mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga

Page 37: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

ibu dapat memilih berbagai teknik untuk metode latihan agar ibu dapat

mengatasi ketakutannya.

A.3.6. Efek nyeri persalinan

Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan nyeri pada

persalinan dapat mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri. Pengaruh

utama yang terjadi adalah karena terpicunya sistem simpatis dimana terjadi

peningkatan kadar plasma dari katekolamin, terutama epinefrin.

(Maryunani, 2015)

Nyeri yang diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan menjadi

beberapa hal di bawah ini:

Psikologis : Penderitaan, ketakutan, dan kecemasan.

Kardiovaskuler : Peningkatan kardiak output, tekanan darah,

frekuensi nadi dan resistensi perifer sistemik.

Neuroendokrin : Stimulasi sitem simpato-adrenal, peningkatan

kadar plasma katekolamin, ACTH, kortisol,

ADH, β-endorfin, β-lipoprotein, renin,

angiotensin.

Metabolik : Peningkatan kebutuhan O2, asidosis laktat,

hiperglikemia, lipolisis.

Gastrointestinal : Penurunan pengosongan lambung.

Rahim/uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim.

Uteroplasenta : Penurunan aliran darah uteroplasenta

Fetus/janin : Asidosis akibat hipoksia pada janin.

A.3.7. Persepsi rasa nyeri persalinan

Persepsi rasa nyeri adalah sesuatu hal yang dirasakan oleh

seseorang yang akan dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga

menimbulkan reaksi terhadap rasa sakit, berbagai faktor tersebut, (Judha

dkk, 2015) antara lain:

1. Rasa takut atau kecemasan

Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual

terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa

takut ditinggal sendiri saat pada saat proses persalinan (tanpa

Page 38: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

pendamping) dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat

meningkatkan kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu

juga akan menambah kecemasan.

2. Kepribadian

Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara

alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stres

dibanding ibu yang rileks dan percaya diri.

3. Kelelahan

Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin

sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari

akhir masa kehamilannya akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.

4. Faktor sosial dan budaya

Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam reaksi rasa

sakit. Beberapa budaya mengharapkan stooicisme (sabar dan

membiarkannya) sedangkan budaya lainnya mendorong keterbukaan

untuk menyatakan perasaan.

5. Pengharapan

Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Ibu yang

realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya adalah

tanggapannya terhadap hal tersebut mungkin adalah persiapan yang

terbaik sepanjang ibu merasa percaya diri bahwa ibu akan menerima

pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ibu

akan menerima analgesik yang sesuai.

A.3.8. Skala ukur nyeri persalinan

1. Skala Deskriptif Intensitas Nyeri Sederhana

Gambar 2.4 Skala Deskriptif Intemsitas Nyeri Sederhana (Judha, dkk 2015)

Page 39: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

2. Skala Intensitas Nyeri Numerik

Gambar 2.5 Skala Intensitas Nyeri Numerik (Judha, dkk 2015)

3. Skala Analog Visual

Gambar 2.6 Skala Analog Visual (Judha, dkk 2015)

4. Skala Nyeri Muka

Gambar 2.7 Skala Nyeri Muka (Judha, dkk 2015)

5. Skala Nyeri Bourbanis

Gambar 2.8. Skala Nyeri Bourbanis (Judha, dkk 2015)

6. Skala Nyeri dengan ‘Observasi Perilaku”

Tabel 2.2 Observasi Perilaku

Kategori Skor

0 1 2

Muka

Tidak ada

ekspresi atau

senyuman

Wajah

menyeringat, dahi

Sering dahi

tidak konstan,

rahang

Page 40: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

tertentu, tidak

mencari

perhatian.

berkerut,

menyendiri.

menegang,

dagu gemetar.

Kaki

Tidak ada

posisi atau

relaks

Gelisah, resah

dan menegang

Menendang

atau kaki

disiapkan

Aktivitas

Berbaring,

posisi normal,

mudah

bergerak

Menggeliat,

menaikka

punggung dan

maju, menegang

Menekuk, kaku

atau

menghentak

Menangis

Tidak menangis

(saat bangun

maupun saat

tidur)

Merintih atau

merengek,

kadang-kadang

mengeluh

Menangis

keras, berpekik

atau sedu

sedan, sering

mengeluh

Hiburan Isi, relaks

Kadang-kadang

hati tentram

dengan sentuhan,

memeluk,

berbicara untuk

mengalihkan

perhatian

Kesulitan untuk

menghibur atau

kenyamanan

Total Skor 0-10

(Judha, dkk 2015)

7. Skala peringkat nyeri secara grafik

|_____|_____|_____|_____|_____|_____|_____|_____|_____|_____|

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(Judha, dkk 2015)

8. Skala Peringkat Nyeri secara Verbal

0 = NO PAIN 0 = NO PAIN

10 = WORST POSSIBLE PAIN 100 = WORST

POSSIBLE PAIN

Page 41: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

9. Skala Nyeri ‘Muka” (Wong Baker Facial Gramace Scale)

Gambar 2.9 Skala Nyeri ‘Muka’ (Judha, dkk 2015)

A.3.9. Metode pengurangan rasa nyeri

1. Metode Farmakologi

Rasa nyeri persalinan dapat dihilangkan dengan menggunakan

beberapa metode atau pemberian obat-obatan penghilang rasa nyeri,

misalnya pethidine, anastesi epidural, entonox, TENS atau ILA

(Intrathecal Labour Analgesia). Namun, belum semua metode dan obat

tersebut ada di Indonesia. (Maryunani, 2015)

a. Pethidine

Pemberian penthidine akan membuat tenang, rileks, malas

bergerak dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini

bereaksi 20 menit, kemudian akan bekerja selama 2-3 jam dan

biasanya diberikan pada kala I. Obat ini biasanya disuntikkan

dibagian paha luar atau bokong. Penggunaan obat ini juga

menyebabkan bayi mengantuk, tetapi pengaruhnya akan hilang

setelah bayi lahir. Pethidine tidak diberikan secara rutin, tetapi

diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang terlalu kuat.

b. Anastesi Epidural

Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk

tidak merasakan sakit tanda tidur. Obat anastesi disuntukkan pada

rongga kosong tipis (epidural) diantaranya tulang punggung bagian

bawah. Spesialis anastesi akan memasang kateter untuk

mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah

mati rasa selama sekitar 2 jam, sehingga rasa nyeri tidak terasa.

Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada

Page 42: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan

mengedan lebih lama.

c. Entonox

Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous oxida,

dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya lebih ringan daripada

epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi mulai terasa,

pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-dalam. Rasa nyeri

akan berkurang dan kepala terasa lebih ringan.

2. Metode Non-Farmakologi

a. Metode panas dingin

Metode panas dingin memang tidak menghilangkan keseluruhan

nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air

panas yang dibungkus handuk dan dicelupkan ke air dingin

mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di

punggung. Menaruh handuk dingin diwajah juga bisa mengurangi

ketegangan.

b. Gerakan

Teruslah bergerak agar sirkulasi darah meningkat, nyeri punggung

berkurang, dan perhatian teralih dari rasa nyeri. Cobalah berbagai

posisi persalinan, gunakan bantal untuk menyangga sampai

diperoleh posisi paling nyaman.

c. Pijat

Pijatan pada bahu, leher, wajah, dan punggung bisa meredakan

ketegangan otot serta memberi rasa relaks. Sirkulasi darah juga

menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.

d. Teknik bernafas yang benar

Metode ini menekankan teknek bernapas yang benar selama

kontraksi. Berkonsentrasi pada napas dapat mengalihkan ibu dari

nyeri, membuat otot-otot relaks serta ketegangan mengendur.

Tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh ahli/dbantu dengan terapis.

e. Akupuntur

Dalam filosofi Cina, rasa nyeri terjadi akibat ketidakseimbangan

aliran energi dalam tubuh. Keseimbangan itu dikendalikan dengan

menusukkan jarum-jarum kecil atau menggunakan tekanan jari

Page 43: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

tangan ke titik tertentu di tubuh. Banyak wanita hamil yang

merasakan manfaatnya untuk mengatasi keluhan selama hamil,

seperti mual atau sakit kepala. Metode ini kemudian juga dipakai

untuk meringankan nyeri persalinan.

f. Refleksiologi

Menekan titik dikaki untuk mengurangi nyri. Pijatan lembut di kaki

juga membuat nyaman. Pikiran dari penderita rasa nyeri akan

teralihkan kepada pijatan tersebut.

g. Hypnobirthing

Hipnotis saat menghadapi persalinan memberi sugesti lewat

relaksi pikiran ibu. Dengan dibimbing terapis hipnotis, ibu akan

dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun akan hilang.

h. Aromatherapy

Menghirup aroma minyak esensial dapat mangurangi ketegangan,

terutama pada persalinan tahap awal. Dapat juga untuk

mengarumkan ruang persalinan karena dapat memberikan efek

menenteramkan.

A.4. Aromaterapi Lavender

A.4.1. Defenisi Aromaterapi

Aromaterapi merupakan bagian dari sekian banyak metode

pengobatan alami yang telah dipergunakan sejak berabad-abat.

Aromaterapi bersal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi, dan

terapi yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan.

Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai satu cara perawatan tubuh

dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial.

(Jaelani, 2009). Aromaterapi menggunakan minyak lavender dipercaya

dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang

(carminative) setalah lelah beraktivitas. (Dewi, 2013)

A.4.2. Bunga Lavender

Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya

adalah lavandula angustifiola, lavandula lattifolia, lavandula stoechas

(Fam. Lamiaceac). Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan Laut

Page 44: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur sampai India. Lavender juga

menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan Timur, Eropa Selatan dan

Mediterania, Arabia, dan India (Dewi, 2013).

Nama Lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti

menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum

dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Manfaat bunga lavender adalah

dapat dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi

karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi yang

sangat membantu pada orang yang mengalami insomnia (Dewi, 2013).

A.4.3. Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender

Minyak Lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas

beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender

tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%),

alpha-pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-

cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%),

borneol (1,21%), terpinen-4-ol (4,64%), linalyl acetate (26,32%) , geranyl

acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data diatas,

dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah

linalyl asetat dan linalool (C10H18O). (Mclain DE, 2009)

Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu

zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi)

menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Linalool, yang juga

merupakan kandungan utama lavender, memberikan hasil yang signifikan

pada kedua tes. Dapat dikatakan linalool adalah kandungan aktif utama

yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender. (Mclain DE,

2009)

A.4.4. Kerja Ekstrak Lavender Sebagai Media Relaksasi

Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting, dalam sehari

kita bisa mencium lebih kurang 23,040 kali. Bau-bauan dapat memberikan

peringatan pada kita akan adanya bahaya dan juga dapat memberikan efek

menenangkan(relaksasi). Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi

adalah apabila otot-otot ditubuh kita dalam keadaan tidak tegang. (Buckle

J, 2001)

Page 45: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Minyak Lavender terdapat kandungan linalil dan linalol yang dihirup

masuk ke hidung ditangkap oleh bulbus olfactory kemudian melalui traktus

olfaktorius yang bercabang menjadi dua, yaitu sisi lateral dan medial. Pada

sisi lateral, traktus ini bersinap pada neuron ketiga di amigdala, girus

semilunaris, dan girus ambiens yang merupakan bagian dari limbik. Jalur

sisi medial juga berakhir pada sistem limbik. Limbik merupakan bagian dari

otak yang berbentuk seperti huruf C sebagai tempat pusat memori,

suasana hati, dan intelektualitas berada. Bagian dari limbik yaitu amigdala

bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus

bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat

bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan

memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan. Oleh karena itu, bau

yang menyenangkan akan menciptakan perasaan tenang dan senang

sehingga dapat mengurangi kecemasan. Selain itu, setelah ke limbik

aromaterapi menstimulasi pengeluaran enkefalin atau endorfin pada

kelenjar hipothalamus, PAG dan medula rostral ventromedial. Enkefalin

merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus untuk mensekresi

serotonin sehingga menimbulkan efek rileks, tenang dan menurunkan

kecemasan. Serotonin juga bekerja sebagai neuromodulator untuk

menghambat informasi nosiseptif dalam medula spinalis. Neuromodulator

ini menutup mekanisme pertahanan dengan cara menempati reseptor di

kornu dorsalis sehingga menghambat pelepasan substansi P.

Penghambatan substansi P akan membuat impuls nyeri tidak dapat melalui

neuron proyeksi, sehingga tidak dapat diteruskan pada proses yang lebih

tinggi di kortek somatosensoris dan transisional (Hutasoit dalam Karlina,

dkk, 2015).

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal

memiliki efek menenangkan. Penelitian yang dilakukan terhadap manusia

mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood,

dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram)

menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan

terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang

menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi

peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah

Page 46: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Yamada,

et al, 2005)

A.4.5. Manfaat Aromaterapi Lavender

Lavender secara tradisional diduga memiliki berbagai sifat

terapeutik dan kuratif, mulai dari mengurangi stress. Ada bukti yang

berkembang yang menunjukkan bahwa minyak lavender bisa menjadi obat

yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan neurologis.

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal

memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive pada manusia.

Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat

digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak

lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan

melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang

(Yamada, et al, 2005). Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat

membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang,

menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan

tentunya dapat memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)

Lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi. Aromaterapi

lavender menurut Tarsikah dalam Susilarini (2017) merupakan salah satu

minyak esensial analgesik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton.

Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena yang paling sering

ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis monoterpena

digunakan sebagai sedatif. Minyak lavender juga mengandung 30-50%

linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang terbentuk

melalui penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna

untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak

seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum,

khususnya pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender

akan menstimulasi talamus untu mengeluarkan enkefalin, berfungsi

sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan neuromodulator

yang berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey J. Gedney, Psyd., Toni L.

Glover, MA., RN., dan Roger B, Fillingim, PhD. dengan judul “Sensory and

Affective Pain Discrimination After Inhalation of Esensial Oils”. Metode

Page 47: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

penelitian yang digunakan adalah randomized crossover design dengan

melakukan penelitian 26 orang sehat, tidak merokok, dan tidak dalam

pengobatan (13 laki-laki dan 13 wanita belum menopause). Dalam studi ini

didemonstrasikan bahwa inhalasi dari minyak esensial lavender dan

rosemary tidak menemukan hasil adanya efek analgesik. Tetapi evaluasi

subjek secara retrospektif dari pengaruh aroma terhadap perubahan

intensitas nyeri dan nyeri yang tidak mengenakkan menunjukkan mereka

memperoleh manfaat yang menguntungkan, khususnya untuk lavender.

Jadi dalam evaluasi klinis secara retrospektif tentang efektivitas treatment,

aromaterapi dapat menimbulkan perubahan hubungan klinis pada laporan

pasien mengenai rasa nyeri. Oleh karena itu kecenderungan efek samping

yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa aroma terapi dapat

membantu dalam terapi yang berhubungan dengan nyeri dan adanya

kerusakan jaringan (Dewi, 2013).

Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian, didapatkan

kesimpulan bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat memberikan

manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi tingkat kecemasan,

dan mampu memperbaiki mood seseorang. (Dewi, 2013)

A.4.6. Jenis-jenis Aromaterapi

Terapi dengan menggunakan minyak esensial dapat digunakan

secara internal maupun eksternal Jaelani (2009).

1. Terapi Secara Internal

Dalam bentuk minyak maupun cairan encer, minyak esensial yang

murni dapat dikonsumsi langsung secara oral (dimakan atau diminum

lewat mulut) dan inhalasi (dihirup melalui hidung).

a. Terapi melalui oral

Cara penggunaan minyak esensial dalam terapi lewat oral ini pada

prinsipnya hampir sama seperti ketika kita menggunakan obat-

obatan dalam terapi oral lain. Sebelum mulai terapi, minyak

esensial yang akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu

ke dalam pelarut air yang non-alkoholik, dalam konsentrasi kurang

dari 1%.

Page 48: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

b. Terapi melalui inhalasi

Terapi dengan inhalasi atau hirupan ini memiliki efek yang kuat

terhadap organ-organ sensorik yang dilalui bahan aktif minyak

esensial. Terapi inhalasi sangat berguna untuk mengatasi

keadaan-keadaan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan

tubuh seseorang. Khususnya penyakit yang berhubungan dengan

gangguan saluran pernapasan dan gangguan-gangguan sistem

tubuh lainnya.

2. Terapi Secara Eksternal

Beberapa metode yang sering dilakukan diantaranya beraupa

pemijatan dan dengan terapi air.

a. Terapi pemijatan

Pemijatan termasuk salah satu cara terapi yang sudah berumur

tua. Meskipun metode ini tergolong sederhana namun cara

terapi ini masih sering digunakan. Bahkan semakin banyak para

ahli kesehatan yang menggunakannya untuk membantu

pengobatan modern. Macam-macam tipe pijat aromaterapi

adalah tipe pijat swedia, tipe pijat shiatzu, tipe tusuk jarum, tipe

pijat neuro-muskuler.

b. Terapi Air

Terapi air (hidroterapi) bertujuan untuk menjaga dan

menggembalikan kondisi tubuh agar tetap segar, sehat, harum,

dan selalu terjaga keindahannya. Adapun cara yang dapat

ditempuh dalam terapi ini, antara lain:

- Steaming

Dalam terapi ini setidaknya digunakan 3-5 tetes minyak esensial

dalam 250ml air panas. Tutuplah kepala dan mangkuk dengan

handuk, sambil muka ditundukkan selama 10-15 menit hingga

uap panasa mengenai muka.

- Mandi uap

Metode ini sangat bermanfaat bagi tubuh, antara lain, untuk

memulihkan sistem peredaran darah, mengembalikan fungsi

saraf dengan cara relaksasi, serta untuk menjaga fungsi

koordinasi antarsistem tubuh.

Page 49: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

- Mandi berendam

Cara metode ini dengan merendamkan tubuh kedalam air yang

telah diisi dengan minyak esensial atau ramuan rempah rendam.

Page 50: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

B. Kerangka Teori

Sumber : JNPK (2008), Eniyati (2012), Sofian (2012), Sondakh (2013), Judha (2015), Solehati dan Kosasih (2015), Maryunani (2015), Dewi (2013), Jaelani (2009), Mclain DE (2009), Buckle J (2001), Yamada (2005)

C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.9 Kerangka Konsep

Indikasi Persalinan Kala 1 - Rasa sakit

dikarenakan adanya his yang kuat dan teratur.

- Keluar lendir bercampur darah

- Serviks membuka (dilatasi)

Faktor yang mempengaruhi nyeri: 1. Usia 6. Ansieta 2. Kebudayaan 7. Dukungan 3. Keletihan 8. Jenis kelamin 4. Gaya toping 9. Perhatian 5. Pengalaman 10. Makna nyeri

Persalinan Kala I

Nyeri

Terapi Farmakologi

Obat analgetik non narkotika,

Pethidine, Epidural, Entonox

Terapi Non-Farmakologi

Metode Panas Dingin

Pijat

Teknik bernafas yang benar

Akupuntur

Distraksi Audio

Refleksiologi

Gerakan

Hypnobirthing

Aromatherapy

Penurunan

Nyeri

Aromaterapi

Internal Eksternal

Aromatherapy

Lavender pada Ibu

Bersalin

Nyeri Persalinan

Page 51: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

D. Defenisi Operasional

Tabel 2.3. Defenisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Indikator Penilaian Skala Ukur

Aromaterapi

Lavender

Lavender merupakan

salah satu jenis

aromaterapi.

Aromaterapi lavender

merupakan salah satu

minyak esensial yang

mengandung

kandungan yang

memberikan efek anti

cemas (relaksasi)

yang diberikan pada

pembukaan 4-6 cm.

SOP 0 = diberikan

aromaterapi

lavender

1 = tidak

diberikan

aromaterapi

lavender

Nominal

Nyeri

Persalinan

Kala I

Nyeri merupakan

respon ibu bersalin

yang berkaitan

dengan respon ibu

terhadap kontraksi.

Nyeri Persalinan Kala

I adalah nyeri yang

diakibatkan kontraksi

uterus yang dirasakan

dari pinggang dan

menjalar ke perut.

Mengguna

kan

Lembar

Observasi

Perilaku

- 0 = tidak nyeri;

- 1-3 = nyeri ringan;

- 4-6 = nyeri

sedang;

- 7-9 = nyeri berat;

- 10 = nyeri sangat

berat

Ordinal

E. Hipotesis

Hipotesa dari penelitian ini adalah Aromatherapy Lavender berpengaruh

terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I

Fase Aktif.

Page 52: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi

experiment (eksperimen semu) dengan menggunakan desain penelitian

non equivalent control group pretest and posttest, dimana penelitian ini

akan menggunakan dua kelompok. Kelompok pertama diberikan

aromatherapy lavender (kelompok intervensi), sedangkan kelompok kedua

tidak diberikan aromatherapy lavender (kelompok kontrol).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap ibu inpartu primigravida kala I

fase aktif di Klinik Pratama Tanjung.

B.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan

rencana publikasi naskah penelitian sejak Desember 2017 – Juli

2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin

primigravida kala I di Klinik Pratama Tanjung, yaitu sebanyak 30

orang dari bulan April - Mei 2018.

Kelompok

Intervensi

Kelompok

Kontrol

Pretest Aromatherapy

Lavender

Posttest

Pretest Posttest Asuhan

Konvensional

Page 53: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

C.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu

primigravida yang bersalin di Klinik Pratama Tanjung sebanyak 30

orang.

Teknik pengambilan sampel adalah dengan Total Sampling

yaitu pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi.

Karakteristik sampel yang dapat dimasukkan dalam kriteria inklusi

pada penelitian ini meliputi :

a. Pasien inpartu primigravida kala I pembukaan 4, aterm dengan

kehamilan tunggal, presentasi kepala, kehamilan 37-45 minggu,

rencana melahirkan normal di Klinik Pratama Tanjung.

b. Bersedia menjadi subyek penelitian

c. Tidak mendapatkan obat anti nyeri dan atau induksi.

Kriteria eksklusi :

a. Tidak mempunyai alergi terhadap aroma atau minyak esensial

lavender.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Penelitian dilakukan setelah proposal penelitian disetujui baik oleh

pihak akademik maupun oleh institusi tempat penelitian dilakukan

dalam hal ini Klinik Pratama Tanjung Deli Tua. Peneliti kemudian

menemui Penanggung jawab ruang kebidanan untuk menjelaskan

tujuan penelitian.

2. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung

dari pasien. Pasien inpartu primipara yang datang di Klinik Pratama

Tanjung Deli Tua dilakukan vaginal touche untuk mengetahui tingkat

pembukaan, apabila sudah memasuki kala I aktif yaitu terjadi

pembukaan antara 4-6 cm maka pasien pada kedua kelompok di ukur

dengan mengunakan Lembar Observasi Perilaku dengan Skala Ukur

Bourbanis pada tingkat nyeri, kemudian pada kelompok perlakuan

diberikan terapi aroma secara inhalasi sedangkan pada kelompok

kontrol tidak diberikan terapi aroma. Setelah satu jam baik pada

kelompok perlakuan maupun kontrol dilakukan pengukuran kembali

Page 54: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

tingkat nyeri responden dengan mengunakan Lembar Observasi

Perilaku dengan Skala Ukur Bourbanis.

3. Pengambilan data kontrol dilakukan oleh peneliti sendiri dan peneliti

pembantu yaitu bidan yang telah ditunjuk dan diberi penjelasan

tentang cara pengambilan data. Begitu pula dengan pengambilan data

intervensi sebagian dilakukan olah bidan yang sebelumnya telah diberi

penjelasan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu

pengambilan data juga karena waktu melahirkan yang tidak bisa

dipastikan.

4. Penentuan sampel

Peneliti mengidentifikasi calon responden yang memenuhi kriteria

sampel kemudian menemui calon responden dan memperkenalkan

diri. Lalu calon responden diberikan penjelasan mengenai tujuan dan

prosedur penelitian. Setelah calon responden menyetujui dan bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini, kemudian calon responden diminta

untuk menandatangani surat persetujuan.

5. Prosedur pelaksanaan

a. Pertemuan pertama: peneliti melakukan pengumpulan data

mengenai data demografik dari catatan medis klien dengan

menggunakan lembar demograsi. Setelah itu melakukan pre-test

pada klien mengenai nyeri dengan cara wawancara dengan

menggunakan Lembar Observasi Perilaku dengan Skala Ukur

Bourbanis. Wawancara dilakukan ketika responden tidak sedang

kontraksi atau saat relaksasi. Setelah data terkumpul lengkap dan

pre-test talah dilakukan, kemudian pada kelompok intervensi

diberikan terapi aroma secara inhalasi melalui alat uap selama

satu jam. Intervensi sesuai prosedur ruangan tetap dilakukan.

Sedangkan pada kelompok kontrol setelah data demografi

terkumpul dan pre-test telah dilakukan, responden tidak

mendapatkan intervensi dari peneliti tetapi mendapat intervensi

sesuai prosedur ruangan.

b. Pertemuan kedua dilakukan satu jam setelah kelompok intervensi

mendapatkan terapi aroma dan kelompok kontrol mendapatkan

intervensi sesuai prosedur ruangan, maka dilakukan post-test

Page 55: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

dengan menggunakan Lembar Observasi Perilaku dengan Skala

Ukur Bourbanis.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar

Observasi Perilaku dengan Skala Ukur Bourbanis untuk mengobservasi

tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi dengan

menggunakan diffuser aromatherapy.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah; pertama, peneliti menentukan tempat penelitian, kemudian

peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan dan

manfaat penelitian, selanjutnya calon responden yang menyutujui untuk

dijadikan responden diminta untuk menandatangani lembar informed

consent, kemudian peneliti melakukan pretest dengan menggunakan

lembar observasi Skala Ukur Bourbanis untuk mengukur tingkat nyeri

persalinan, dan peneliti melakukan intervensi dengan memberikan

Aromatherapy Lavender selama 60 menit; selanjutnya, peneliti melakukan

posttest dengan menggunakan Lembar Observasi Perilaku dengan Skala

Ukur Bourbanis untuk mengukur tingkat nyeri persalinan.

Pengumpulan data ini berlangsung hingga jumlah sampel

diperlukan dalam penelitian terpenuhi.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah;

pertama, editing data, peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan,

kejelasan, dan kesesuaian data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dilakukan setelah data terkumpul mulai dari karakteristik responden,

penilaian pretest dan postest. Kemudian, peneliti melakukan Coding data

yaitu peneliti membuat kode untuk hasil penelitian yang didapat. Pada

variabel independen yaitu tingkat nyeri peneliti menggunakan kode

jawaban berupa 0 = tidak nyeri; 1-3 = nyeri ringan; 4-6 = nyeri sedang; 7-9

= nyeri berat; 10 = nyeri sangat berat. Selanjutnya, peneliti melakukan entry

data, data yang sudah diubah menjadi kode kedalam mesin pengolah data.

Page 56: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Pemrosesan data dilakukan dengan memasukkan data ke paket program

komputer yang sesuai dengan variabel masing-masing. Selanjutnya,

peneliti melakukan cleaning data, yaitu peneliti memastikan bahwa seluruh

data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengolah data sesuai dengan

sebenarnya. Selanjutnya, peneliti melakukan tabulating data dengan

memasukkan hasil penelitian kedalam tabel kemudian diolah dengan

bantuan komputer.

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dalam penelitian menggunakan distribusi

frekuensi dengan hasil presentase yang didapatkan dari nilai pretest

dan posttest kemudian di tabulasi, dikelompokkan, dan diberikan skor.

Variabel independennya adalah aromaterapi lavender dan variable

dependennya adalah penurunan tingkat nyeri pada Ibu Bersalin

Primipara Kala 1 merupakan jenis kategorik.

2. Analisis Bivariat

Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variable-

variabel penelitian yaitu variable independen dengan variable

dependen.

Uji statistic Mann-Whitney, digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan Aromaterapi

Lavender dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Uji statistik Wilcoxon, digunakan untuk data yang tidak

berdistribusi normal dan untuk mengetahui adanya pengaruh

intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian Aromaterapi

Lavender.

Page 57: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 responden, hasil

penelitian dan pembahasan mengenai “Pengaruh Aromatherapy Lavender

terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I

Fase Aktif di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Kab. Deli Serdang

Tahun 2018?”, adalah sebagai berikut:

A.1 Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah

Pemberian Aromaterapi Lavender di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018

Sebelum (Pre) Sesudah (Post)

F % F %

Kelompok Intervensi

Nyeri Sedang 4 26,7 12 80

Nyeri Berat Terkontrol 11 73,3 3 20 Kelompok Kontrol

Nyeri Ringan 4 26,7 0 0

Nyeri Sedang 6 40 1 6,7 Nyeri Berat Terkontrol 5 33,4 12 80

Nyeri Berat Tidak Terkontrol 0 0 2 13,4

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada kelompok

intervensi, sebelum diberikan aromaterapi lavender didapatkan mayoritas

intensitas nyeri berat terkontrol yaitu 11 orang (73,3%), dan setelah

diberikan aromaterapi lavender didapatkan mayoritas kategori intensitas

nyeri sedang yaitu 12 orang (80%). Sedangkan pada kelompok kontrol,

sebelum periode intervensi didapatkan mayoritas intensitas nyeri sedang

yaitu 6 orang (40%), dan setelah periode intervensi didapatkan mayoritas

kategori intensitas nyeri berat terkontrol yaitu 12 orang (80%).

Page 58: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

A.2 Analisis Bivariat

2.1 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender

pada Kelompok Intervensi

Tabel 4.2 Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian

Aromaterapi Lavender pada Kelompok Intervensi di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018

Kelompok Intervensi Mean SD Min Max P

Sebelum Intervensi 6,80 0,775 5 8 0,003

Sesudah Intervensi 5,67 0,900 4 7

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata intensitas nyeri

pada kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi lavender adalah

6,80 sedangkan sesudah diberikan aromaterapi diperoleh rata-rata

intensitas nyeri adalah 5,67, sehingga terjadi perurunan intensitas nyeri

sebanyak 1,13 point.

Uji wilcoxon menghasilkan nilai p = 0,003 (α < 0,05) menyimpulkan

bahwa secara statistik terdapat perbedaan intensitas nyeri yang bermaksa

antara sebelum diberi aromaterapi lavender dengan sesudah diberi

aromaterapi lavender pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa

terjadi penurunan intensitas nyeri persalinan pada kelompok yang diberi

aromaterapi lavender.

2.2 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender

pada Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Uji Wilcoxon Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Periode

Intervensi pada Kelompok Kontrol di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018

Kelompok Kontrol Mean SD Min Max P

Sebelum Intervensi 5,47 1,922 3 8 0,001

Sesudah Intervensi 7,60 1,352 5 10

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata intensitas nyeri

pada kelompok kontrol sebelum periode intervensi adalah 5,47, sedangkan

Page 59: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

sesudah periode intervensi diperoleh rata-rata intensitas nyeri adalah 7,60,

sehingga terjadi peningkatan intensitas nyeri sebanyak 2,13 point.

Uji wilcoxon menghasilkan nilai p = 0,001 (α < 0,05) menyimpulkan

bahwa secara statistik terdapat perbedaan intensitas nyeri yang bermaksa

antara sebelum periode intervensi dengan sesudah periode intervensi

pada kelompol kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada kelompok yang tidak diberi

aromaterapi lavender.

2.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi pada Kelompok Intervensi

dan Kelompok Kontrol

Tabel 4.4 Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi Pada

Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018

Intensitas Nyeri Sebelum Intervensi

Mean Median SD Min Max Mean Rank

P

Kontrol 5,47 6,00 1,922 3-8 8 12,50 0,054

Intervensi 6,80 7,00 0,775 5-8 8 18,50

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai P = 0,054 (α

> 0,05). Mean rank intensitas nyeri pada kelompok kontrol 12,50 lebih kecil

dibandingkan mean rank intensitas nyeri pada kelompok intervensi 18,50.

Sehingga, disimpulkan tidak ada perbedaan nyeri pada kelompok kontrol

dan kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi lavender.

2.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi pada Kelompok Intervensi

dan Kelompok Kontrol

Tabel 4.5 Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi Pada

Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018

Intensitas Nyeri Sesudah Intervensi

Mean Median SD Min Max Mean Rank

P

Kontrol 7,60 7,00 1,352 5 10 21,37 0,000

Intervensi 5,67 6,00 0,900 4 7 9,63

Page 60: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

perubahan intensitas nyeri sesudah intervensi pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol dengan beda rerata 1,93 point. Mean rank intensitas

nyeri pada kelompok intervensi 9,63 lebih kecil dibandingkan mean rank

intensitas nyeri pada kelompok kontrol 21,37.

Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai P = 0,000 (α < 0,05).

Sehingga, disimpulkan bahwa terjadi perbedaan perubahan nyeri pada

kelompok kontrol dan kelompok intervensi sesudah diberikan aromaterapi

lavender.

B. Pembahasan

B.1 Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Aromaterapi

Lavender Pada Kelompok Intervensi

Perubahan intensitas nyeri sebelum intervensi dan sesudah

intervensi pada kelompok intervensi terjadi penurunan intensitas nyeri

sesudah diberikan aromaterapi lavender dengan nilai P < 0,05.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan

oleh Rachmitha (2013), tentang perbedaan efektivitas lama pemberian

aromaterapi bunga mawar terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase

aktif. Dari Rachmitha mengatakan bahwa intensitas nyeri ibu bersalin di

BPM Semarang yang telah diberikan aromaterapi mengalami penurunan

yang signifikan ( p = 0,000, dan nilai mean menurun dari 8,8 menjadi 7,7).

Rasa nyeri mempengaruhi proses persalinan dengan lancar dan

nyaman khusunya pada ibu primigravida hal ini merupakan pengalaman

pertama. Hutahaean (2009) mengatakan bahwa rasa nyeri pada satu

persalinan dibandingkan dengan nyeri pada persalinan berikutnya akan

berbeda, karena perbedaan mekanisme pembukaan serviks yaitu pada

primipara ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga

serviks akan mendatar dan menipis. Dari segi psikis ibu primigravida

umumnya cemas dan takut menghadapi persalinan, sehingga merangsang

tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan

hormon Adrenalin, akibatnya uterus menjadi semakin tegang aliran darah

dan oksigen ke dalam otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan

Page 61: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

menyempit akibatnya rasa nyeri yang tak terelakkan. Ibu yang sudah

mempunyai pengalaman melahirkan mampu merespon rasa nyeri,

melahirkan dalam keadaan rileks, lapisan otot dalam rahim akan bekerja

sama secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah,

dan nyaman (Hermina, 2015)

Lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi. Aromaterapi

lavender menurut Tarsikah dalam Susilarini (2017) merupakan salah satu

minyak esensial analgesik yang mengandung 8% terpena dan 6% keton.

Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena yang paling sering

ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis monoterpena

digunakan sebagai sedatif. Minyak lavender juga mengandung 30-50%

linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang terbentuk

melalui penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna

untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak

seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum,

khususnya pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender

akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan enkefalin, berfungsi

sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan neuromodulator

yang berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi.

Menurut asumsi peneliti, penerapan metode pemberian

Aromaterapi Lavender pada proses persalinan berpengaruh terhadap

intensitas nyeri persalinan. Ibu yang diberikan metode Aromaterapi

Lavender pada proses persalinan mengalami intensitas nyeri persalinan

yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak di berikan

Aromaterapi Laveder dalam proses persalinan.

B.2. Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Pemberian Aromaterapi

Lavender Pada Kelompok Kontrol

Perubahan intensitas nyeri sebelum intervensi dan sesudah

intervensi pada kelompok kontrol terjadi peningkatan intensitas nyeri

sesudah periode intervensi dengan nilai P > 0,05.

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada kelompok kontrol diperoleh

nilai p = 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian terdapat

Page 62: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

perbedaan intensitas nyeri sebelum intervensi dan sesudah intervensi

pada kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan nyeri persalinan pada kala I. Karena pada primipara

mengalami persalinan yang lebih panjang sehingga mereka merasa letih.

Hal ini menyebabkan peningkatan nyeri. Rasa nyeri yang terjadi selama

kala I juga disebabkan oleh kontraksi uterus yang terus meningkat untuk

mencapai pembukaan servik yang lengkap. Semakin bertambahnya

volume dan frekuensi kontraksi uterus maka rasa nyeri juga akan semakin

meningkat. Rasa nyeri akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya

pembukaan dari 1 cm sampai pembukaan lengkap yaitu 10 cm.

(Cunningham, 2013)

Menurut asumsi peneliti, persalinan dan kelahiran merupakan

proses fisiologis yang menyertai kehidupan setiap wanita. Walaupun

persalinan merupakan proses yang fisiologis, namun pada umumnya

persalinan dapat menjadi menakutkan karena disertai nyeri yang berat dan

terkadang dapat menimbulkan kondisi mental yang mengancam.

B.3. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok

Intervensi Dan Kelompok Kontrol

Aromaterapi lavender berpengaruh terhadap intensitas nyeri

persalinan kala I fase aktif dengan dibuktikannya ada perbedaan rata-rata

intensitas nyeri ibu bersalin yang diukur dengan lembar observasi perilaku

dan skala Bourbanis. Dapat diketahui bahwa intensitas nyeri sesudah

intevensi pada kelompok intervensi dengan nilai 9,63 lebih rendah

dibandingkan pada sesudah intervensi pada kelompok kontrol dengan nilai

21,37. Dari hasil uji Mann Whitney dapat disimpulkan terdapat perbedaan

intensitas nyeri sesudah intervensi yang bermakna antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,000 (Tabel 4.5).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan

oleh Restiana (2015), tentang efek lilin aromaterapi lavender terhadap

perubahan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada 8 responden.

Dari Restiana mengatakan bahwa intensitas nyeri didapatkan hasil bahwa

Page 63: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Bergas Semarang yang telah

diberikan lilin aromaterapi mengalami penurunan yang signifikan, (p =

0,000 dan nilai mean menurun dari 5,58 menjadi 3,63).

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal

memiliki efek menenangkan. Penelitian yang dilakukan terhadap manusia

mengenai efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood,

dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram)

menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan

terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang

menunjukkan peningkatan relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi

peningkatan secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah

frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk. (Yamada,

et al, 2005)

Minyak lavender terdapat kandungan linalil dan linalol yang dihirup

masuk ke hidung ditangkap oleh bulbus olfactory kemudian melalui traktus

olfaktorius yang bercabang menjadi dua, yaitu sisi lateral dan medial. Pada

sisi lateral, traktus ini bersinap pada neuron ketiga di amigdala, girus

semilunaris, dan girus ambiens yang merupakan bagian dari limbik. Jalur

sisi medial juga berakhir pada sistem limbik. Limbik merupakan bagian dari

otak yang berbentuk seperti huruf C sebagai tempat pusat memori,

suasana hati, dan intelektualitas berada. Bagian dari limbik yaitu amigdala

bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus

bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat

bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan

memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan. (Hutasoit dalam Karlina,

dkk, 2015)

Oleh karena itu, bau yang menyenangkan akan menciptakan

perasaan tenang dan senang sehingga dapat mengurangi kecemasan.

Selain itu, setelah ke limbik aromaterapi menstimulasi pengeluaran

enkefalin atau endorfin pada kelenjar hipothalamus, periaqueductal gray

dan medula rostral ventromedial. Enkefalin merangsang daerah di otak

yang disebut raphe nucleus untuk mensekresi serotonin sehingga

menimbulkan efek rileks, tenang dan menurunkan kecemasan. Serotonin

juga bekerja sebagai neuromodulator untuk menghambat informasi

Page 64: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

nosiseptif dalam medula spinalis. Neuromodulator ini menutup mekanisme

pertahanan dengan cara menempati reseptor di kornu dorsalis sehingga

menghambat pelepasan substansi P. Penghambatan substansi P akan

membuat impuls nyeri tidak dapat melalui neuron proyeksi, sehingga tidak

dapat diteruskan pada proses yang lebih tinggi di kortek somatosensoris

dan transisional. (Hutasoit dalam Karlina, dkk, 2015)

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Tarsikah dalam Susilarini

(2017) merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang

mengandung 8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis

senyawa terpena yang paling sering ditemukan dalam minyak atsiri

tanaman. Pada aplikasi medis monoterpena digunakan sebagai sedatif.

Minyak lavender juga mengandung 30-50% linalil asetat. Linalil asetat

merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui penggabungan asam

organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan

emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat

sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf. Wangi

yang dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi talamus untu

mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami.

Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat

nyeri fisiologi.

Menurut asumsi peneliti, penerapan Aromaterapi Lavender pada

proses persalinan berpengaruh terhadap tingkat nyeri persalinan. Ibu yang

diberikan Aromaterapi Lavender pada proses persalinan mengalami tingkat

nyeri persalinan yang rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak

diberikan Aromaterapi Lavender pada proses persalinan. Aromaterapi

lavender dapat mengurangi rasa cemas serta ketakutan menjelang

persalinan yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri, dan sakit

saat persalinan, dan mampu mengontrol sensai rasa sakit pada saat

kontraksi rahim, serta meningkatkan kadar endorfin dan epinerfin dalam

tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi dalam persalinan.

Page 65: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasrkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Aromaterapi

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Persalinan Primigravida Kala I

Fase Aktif di Klinik Pratama Tanjung Tahun 2018 dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis diperoleh nilai intensitas nyeri ibu pada kelompok

intervensi sebagian besar nilai nyeri sesudah intervensi mengalami

intensitas berat terkontrol, sedangkan sesudah intervensi dengan

kategori nyeri berat terkontrol.

2. Dari hasil analisis diperoleh nilai intensitas nyeri ibu pada kelompok

kontrol sebagian besar nilai nyeri sesudah intervensi mengalami

intensitas berat tidak terkontrol, sedangkan sebelum intervensi dengan

kategori sedang.

3. Ada pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap penurunan intensitas

nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif di Klinik Pratama Tanjung

Tahun 2018 dengan p = 0,000.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada prodi D-IV Kebidanan Medan untuk menambahkan

sumber-sumber pustaka khususnya buku Aromaterapi dan kepada

peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam

dengan variabel yang berbeda dan lebih banyak lagi.

2. Disarankan kepada pelayanan kesehatan agar dapat mengaplikasikan

metode Aromaterapi Lavender sebagai metode asuhan untuk ibu

bersalin yang mengalami nyeri sehingga ibu bersalin dapat

menjalankan proses persalinan menjadi nyaman.

Page 66: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

DAFTAR PUSTAKA

Appleton, Jeremy. 2012. Lavender Oil for Anxiety and Depression. Natural

Medicine Journal. 4(2): 2157-6769

Aprilia. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan. Jakarta: Gagas Media

Buckle J. 2001. Aromatherapy and Diabetes. Diabetes Spectrum. 4(3): 124-126

Cunningham. 2013. Obstetri Williams . Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Dewi, IGA. 2013. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2(1): 21-53

Eniyati dan Melisa. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gustyar, Indah, dan Eka Nouyriana 2017. Penerapan Teknik Pelvic Rocking dengan Birth Ball pada Ibu Bersalin Terhadap Kemajuan Persalinan di BPM Syafrida Kabupaten Kebumen. Tahun 2017 Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong.

Handayani, dkk. 2014. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Untuk Penurunan Nyeri Persalinan Dan Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 5(2): 1-15

Jaelani. 2009. Aroma Terapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. 2014. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Buku Acuan dan Panduan Edisi ketiga

Jones. Leanne. 2012. Pain Management for Women in Labour: an Overview of Systematic Reviews. Journal of Evidence-Based Medicine. : 101-102

Judha, Mohamad, dkk. 2015. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika

Karlina, Reksohusodo, Widayati. 2015. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender secara Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM “Fetty Fathiyah” Kota Mataram. Universitas Brawijaya. 2(2): 108-119

Makvandi, Somayeh, et al. 2016. A Review of Randomized Clinical Trials on The Effect of Aromatherapy with Lavender on Labor Pain Relief. MedCrave. 1(3): 14-19

Maryunani, Anik. 2015. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: TIM

Page 67: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Mclain DE. 2009. Chronic Health Effect Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney and Associates. 1-18

Negara dan Winata. 2013. Analgesia Medis pada Persalinan. E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana. 1(2): 1-56

Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar: Sinopsis Obsetri: Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jawa Timur: Erlangga

Susilarini, dkk. 2017. Pengaruh Pemberian Aromatherapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin. Jurnal Kebidanan. 6(12): 47-54

Tulina, Lilin dan Nurul Fadhillah. 2017. Pengaruh Pemberian Aromatherapy Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di BPM Ny. Margelina, Amd.Keb Desa Supenuh Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan. 9(1): 23-28

Valiani, Mahboubeh, et al. 2010. Reviewing the Effect of Reflexology on the Pain and Certain Features and Outcomed of the Labor on the Primiparous Women. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research 15(1): 302-310

Warnock, Eleanor. 2017. Japan by the Numbers Birth is Too Painful. Tokyo Review http://www.tokyoreview.net/2017/08/japan-numbers-birth-painful-japan/. 20 November 2017 (18:23)

Yamada K, Mimaki Y, Sashida Y, 2005. Effect Inhaling of the Vapor of Lavandula burnatii super-Derrived Esensial Oil and Linalool on Plasma Adrenocorticotropin Hormone (ACTH), Catecholamine and Gonadotropin Level in Experimental Menopausal Female Rats. Pharmaceutical Society of Japan. 28(2): 1-18

Yani, Hilda, dkk. 2017. Lavender (Lavandula Angustifolia) Aromatherapy As An Alternative Treatment In Reducing Pain In Primiparous Mothers In The Active First Stage Of Labor. Belitung Nursing Journal. 3(4): 420-424

Z, Alipour, et al. 2012. Anxiety and Fear of Childbirth as Predictors of Postnatal Depression in Nulliparous Women. Pubmed. 25(3): 37-43

Page 68: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 1

Page 69: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 2

Page 70: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 3

Page 71: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 4

Page 72: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 5

Page 73: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

AROMATERAPI LAVENDER

Persiapan Alat : Air

Minyak Lavender

Alat Uap Aromaterapi

Spigmomanometer

Stetoskop

Doppler

Timer

Lembar Observasi

Prosedur :

Persiapan

1 Beri penjelasan pada klien sebagai responden tentang apa yang akan dilakukan padanya, manfaat, tujuan, jenis intervensi dan lamanya intervensi

2 Persiapan alat

3 Persiapan ruangan. Setting ruangan bersalin semaksimal mungkin.

4 Petugas cuci tangan

Pelaksanaan

5 Dilaksanakan setelah klien menandatangani lembar persetujuan sebagai responden penelitian dan memasuki kriteria inklusi.

6 Mengukur tingkat nyeri responden segera setelah ditetapkan responden masuk fase aktif pembukaan 4-6 ( pengukuran tingkat nyeri pre-test ) dengan lembar observasi perilaku dengan skala ukur Bourbanis. Ukur tanda-tanda vital klien.

7 Dokumentasikan pada lembar yang telah disediakan dan nilai rasa nyeri pre-test responden.

8 Setelah pengukuran pre-test, segera melakukan intervensi aromaterapi lavender: a. Siapkan tiga sampai enam tetes minyak aromaterapi lavender dalam

diffuser dengan 20 ml air untuk dapat menghasilkan uap air. b. Letakkan diffuser dalam ruangan bersalin. Ruangan bersalin

merupakan ruangan khusus untuk bersalin dengan kapasitas satu klien.

c. Lama pemberian atau pemakaian diffuser aromaterapi maksimal 2 jam. d. Evaluasi tingkat nyeri setelah 90 menit pemberian intervensi

9 Setelah intervensi selesai, segera lakukan pengukuran tingkat nyeri dan tanda-tanda vital, sebagai post-test. Dokumentasikan hasil pengukuran

Terminasi

10 Alat-alat dibereskan, tungku uap dimatikan setelah dua jam atau setelah intervensi selesai.

12 Observasi rasa nyeri responden dengan lembar observasi perilaku dengan skala ukur Bourbanis. Dokumentasikan pada lembar yang telah disediakan dan nilai rasa nyeri post-test responden.

13 Berikan dukungan kepada klien. Dokumentasikan jawaban responden.

Page 74: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 7

LEMBAR PENJELASAN

Judul Penelitian: “Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif Di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Tahun 2018” Saya Sharfina Haslin mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan dengan NIM P07524414047. Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Primigravida Kala I Fase Aktif Di Klinik Pratama Tanjung Kec. Deli Tua Tahun 2018. Penelitian ini akan mengajak ibu yang akan melahirkan untuk kemudian diberi intervensi. Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masa yang akan datang. Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak responden dengan menjamin kerahasiaan identitas dan data yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu apabila menghendakinya. Melalui penjelasan singkat ini peneliti sangat mengharapkan partisipasi ibu untuk berperan serta dalam penelitian ini. Atas kesediaan dan partisipasinya, peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, April 2018 Peneliti, Sharfina Haslin

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca penjelasan penelitian dan mendapat penjelasan terhadap pertanyaan yang saya ajukan, saya memahami tujuan dan manfaat penelitian ini. Saya mengerti bahwa peneliti dapat menghargai dan menjunjung hak- hak saya sebagai responden. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan mutu pelayanan kebidanan pada perempuan melahirkan. Persetujuan ini saya tanda tangani tanpa paksaan dari pihak manapun, dan saya menyatakan akan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Medan, April 2018 Responden

Page 75: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN

INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN PRIMIGRAVIDA KALA I FASE AKTIF DI KLINIK PRATAMA TANJUNG KEC. DELI TUA

TAHUN 2018

Data Demograsi

Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan data dari medical record dan observasi langsung pada ibu kemudian pada nomor yang disediakan

Tanggal Penelitian :

Responden :

No. Pertanyaan Skor

1. Usia Ibu 1. < 20 tahun 2. 21 – 25 tahun 3. 26 - 30 tahun 4. 31 – 35 tahun 5. > 35 tahun

2. Status pendidikan terakhir 1. SMP 2. SMA 3. Perguruan Tinggi

3. Apakah dilakukan induksi/perangsangan 1. Ada 2. Tidak Ada

4. Apakah responden mempunyai alergi terhadap aroma lavender 1. Ada 2. Tidak Ada

Page 76: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Kategori Skor

0 1 2

Muka

Tidak ada ekspresi atau senyuman tertentu, tidak

mencari perhatian.

Wajah menyeringat, dahi

berkerut, menyendiri.

Sering dahi tidak konstan, rahang menegang, dagu

gemetar.

Kaki Tidak ada posisi

atau relaks Gelisah, resah dan

menegang Menendang atau

kaki disiapkan

Aktivitas Berbaring, posisi normal, mudah

bergerak

Menggeliat, menaikkan

punggung dan maju, menegang

Menekuk, kaku atau menghentak

Menangis Tidak menangis

(saat bangun maupun saat tidur)

Merintih atau merengek, kadang-kadang mengeluh

Menangis keras, berpekik atau sedu sedan,

sering mengeluh

Hiburan Isi, relaks

Kadang-kadang hati tentram

dengan sentuhan, memeluk,

berbicara untuk mengalihkan

perhatian

Kesulitan untuk menghibur atau

kenyamanan

Total Skor 0-10

Pembukaan Intervensi Nilai Nyeri TTV

Diberikan Tidak Diberikan

Sebelum Sesudah TD : DJJ : RR :

Page 77: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 9

MASTER TABEL

NO RESP USIA PENDIDIKAN NYERI SEBELUM NYERI SESUDAH TERAPI

1 2 2 7 6 1

2 3 3 6 4 1

3 3 2 7 5 1

4 2 2 8 6 1

5 1 2 8 7 1

6 2 3 7 5 1

7 2 2 5 5 1

8 2 3 7 5 1

9 2 2 7 6 1

10 1 1 7 7 1

11 3 2 7 5 1

12 2 2 7 6 1

13 2 2 6 6 1

14 2 3 7 7 1

15 3 2 6 5 1

16 3 3 6 8 2

17 4 2 5 7 2

18 1 1 8 10 2

19 5 2 3 7 2

20 1 2 8 9 2

21 1 1 8 10 2

22 3 2 3 7 2

23 2 2 6 7 2

24 1 1 7 9 2

25 2 2 7 7 2

26 3 2 3 7 2

27 3 3 4 5 2

28 2 2 5 7 2

29 2 2 3 7 2

30 5 2 6 7 2

Page 78: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 10

Output Komputerisasi

Uji Normalitas (Kelompok Intervensi)

Tests of Normalitya

Nyeri Sesudah Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nyeri

Sebelum

nyeri sedang ,392 6 ,004 ,701 6 ,006

nyeri sedang ,300 5 ,161 ,883 5 ,325

nyeri berat terkontrol ,385 3 . ,750 3 ,000

Uji Wilcoxon

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Nyeri Sebelum 15 6,80 ,775 5 8

Nyeri Sesudah 15 5,67 ,900 4 7

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nyeri Sesudah - Nyeri Sebelum

Negative Ranks 11a 6,00 66,00

Positive Ranks 0b ,00 ,00

Ties 4c

Total 15

a. Nyeri Sesudah < Nyeri Sebelum

b. Nyeri Sesudah > Nyeri Sebelum

c. Nyeri Sesudah = Nyeri Sebelum

Test Statisticsa

Nyeri Sesudah -

Nyeri Sebelum

Z -3,017b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,003

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Page 79: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Uji Normalitas (Kelompok Kontrol)

Tests of Normalitya,c,d

Nyeri Sesudah Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nyeri

Sebelum

nyeri berat terkontrol ,281 9 ,040 ,836 9 ,052

nyeri berat terkontrol ,260 2 .

a. Nyeri Sebelum is constant when Nyeri Sesudah = nyeri sedang. It has been omitted.

b. Lilliefors Significance Correction

c. Nyeri Sebelum is constant when Nyeri Sesudah = nyeri berat terkontrol. It has been omitted.

d. Nyeri Sebelum is constant when Nyeri Sesudah = nyeri berat tidak terkontrol. It has been omitted.

Uji Wilcoxon

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Nyeri Sebelum 15 5,47 1,922 3 8

Nyeri Sesudah 15 7,60 1,352 5 10

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nyeri Sesudah - Nyeri Sebelum

Negative Ranks 0a ,00 ,00

Positive Ranks 14b 7,50 105,00

Ties 1c

Total 15

a. Nyeri Sesudah < Nyeri Sebelum

b. Nyeri Sesudah > Nyeri Sebelum

c. Nyeri Sesudah = Nyeri Sebelum

Test Statisticsa

Nyeri Sesudah -

Nyeri Sebelum

Z -3,341b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Page 80: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Uji Mann Whitney (Pre)

Descriptives

Terapi Statistic Std. Error

Nyeri

diberikan

Mean 6,80 ,200

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 6,37

Upper Bound 7,23

5% Trimmed Mean 6,83

Median 7,00

Variance ,600

Std. Deviation ,775

Minimum 5

Maximum 8

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness -,681 ,580

Kurtosis 1,081 1,121

tidak diberikan

Mean 5,47 ,496

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4,40

Upper Bound 6,53

5% Trimmed Mean 5,46

Median 6,00

Variance 3,695

Std. Deviation 1,922

Minimum 3

Maximum 8

Range 5

Interquartile Range 4

Skewness -,081 ,580

Kurtosis -1,454 1,121

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Nyeri 30 6,13 1,592 3 8

Terapi 30 1,50 ,509 1 2

Page 81: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Mann-Whitney Test

Ranks

Terapi N Mean Rank Sum of Ranks

Nyeri

diberikan 15 18,50 277,50

tidak diberikan 15 12,50 187,50

Total 30

Test Statisticsa

Nyeri

Mann-Whitney U 67,500

Wilcoxon W 187,500

Z -1,930

Asymp. Sig. (2-tailed) ,054

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,061b

a. Grouping Variable: Terapi

b. Not corrected for ties.

Page 82: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Uji Mann Whitney (Post)

Descriptives

Terapi Statistic Std. Error

Nye

ri

Diberikan

Mean 5,67 ,232

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 5,17

Upper Bound 6,16

5% Trimmed Mean 5,69

Median 6,00

Variance ,810

Std. Deviation ,900

Minimum 4

Maximum 7

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness ,101 ,580

Kurtosis -,676 1,121

tidak diberikan

Mean 7,60 ,349

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 6,85

Upper Bound 8,35

5% Trimmed Mean 7,61

Median 7,00

Variance 1,829

Std. Deviation 1,352

Minimum 5

Maximum 10

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness ,456 ,580

Kurtosis ,205 1,121

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Nyeri 30 6,63 1,497 4 10

Terapi 30 1,50 ,509 1 2

Page 83: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Mann-Whitney Test

Ranks

Terapi N Mean Rank Sum of Ranks

Nyeri

Diberikan 15 9,63 144,50

tidak diberikan 15 21,37 320,50

Total 30

Test Statisticsa

Nyeri

Mann-Whitney U 24,500

Wilcoxon W 144,500

Z -3,807

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000b

a. Grouping Variable: Terapi

b. Not corrected for ties.

Page 84: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 11

Page 85: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …
Page 86: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …
Page 87: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 12

DOKUMENTASI

Page 88: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …
Page 89: SKRIPSI PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP …

Lampiran 13

BIODATA PENELITI

I. Data Pribadi

Nama : Sharfina Haslin

TTL : Deli Tua, 31 Januari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Hobby : Travelling

Motto : “If you wanna fly, you must give up everything that weighs you down”

Email : [email protected]

Alamat : Jl. Deli Tua Gg. Satria Ds. II Desa Mekar Sari Kec. Deli Tua

Kab. Deli Serdang 20355

II. Data Orang Tua

Nama Ayah : Drs. H. Hasanuddin, M.Si

Nama Ibu : Hj. Herlina Tanjung, S.Tr.Keb

III. Riwayat Pendidikan

1. (2002) Graduated from TK SINGOSARI DELI TUA

2. (2008) Graduated from SDN 060899 MEDAN

3. (2011) Graduated from SMP NEGERI 34 MEDAN

4. (2014) Graduated from SMA NEGERI 13 MEDAN

5. (2018) Graduated from POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN


Recommended