SKRIPSI
PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
DAN MODELLING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN PRODUKTIF
(Study Pada Siswa SMKN 2 Godean Yogyakarta)
Disusun oleh:Irma Ekapuri Paramita
035824021
PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA
PENDIDIKAN TEKNIK BOGA BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2008
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka dan
Modelling Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif “ ini telah
disetujui pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, Mei 2008Pembimbing
Sri Wisdiati, M. PdNIP :130530828
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dan
Modelling Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif (Study Pada
Siswa SMKN 2 Godean Yogyakarta)” ini telah dipertahankan didepan Dewan
Penguji pada tanggal 3 Juni 2008 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Sri Wisdiati, M. Pd Ketua Penguji ........................ - 07 - 2008
Sri Widarwati, M. Pd Sekertaris ........................ - 07 - 2008
Hj. Yuswati, M. Pd Penguji ........................ - 07 - 2008
Yogyakarta, Juli 2008
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Wardan Suyanto, Ed. DNIP. 130 683 449
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar – benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, Mei 2008Yang menyatakan,
Irma Ekapuri Paramita
MOTTO
Sesunggunhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sunggunh –
sungguh (urusan) yang lain ( Alam Nasyrah 6 : 7 )
Gunakan lima sebelum ( datang ) lima : mudamu sebelum tuamu, hidupmu
sebelum matimu, sempatmu sebelum repotmu, sehatmu sebelum
sakitmu, dan kayamu sebelum fakirmu. ( HR. Bukhori).
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur ke hadirat Illahi Robbi, karya yang amat
sederhana ini penulis persembahkan untuk :
Ayah dan Ibu tersayang yang selalu mendoakanku untuk dapat
mencapai cita – citaku. Terimakasih untuk dukungan, perhatian,
cinta, do’a, dan restunya. Semoga Irma bisa menjadi anak yang
berbakti dan meringankan beban Ayah dan Ibu di kemudian hari.
Nawan dan Andhien, adik-adikku tercinta untuk dukungannya.
Deny Winarko, S.AB di Balikpapan yang selalu menegarkan hatiku
saat semangatku hilang, serta memberikan perhatian yang tiada
berbatas. Semoga semua berjalan sesuai rencana.
Makasih banyakz buat Uqi, Chintya dan Arya yang membantu
menangani komputerku yang sedikit ”nakal”.
Teman – teman seperjuangan 03, yang tidak dapat kusebutkan
satu persatu…terimaksaih untuk kebersamaan, kekompakan,
dukungan, do’a dan semangatnya.
Teman – teman tercinta Arlin , Ona, Karin, dan Endah tetap
semangat.......
Bapak Nyoleh untuk bantuannya.
Alamamaterku tercinta…
PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DAN
MODELLING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN PRODUKTIF(Study Pada Siswa Kelas I SMKN 2 Godean Yogyakarta)
Irma Ekapuri Paramita
035824021
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pembelajaran kegiatanekstrakurikuler pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler modelling. 2) Prestasibelajar mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean. 3) Pengaruhkegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling terhadap prestasi belajar matapelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean.
Penelitian ini merupakan penelitian expost-facto. Populasi pada penelitianini adalah seluruh siswa kelas I Jurusan Tata Busana di SMKN 2 Godean yangberjumlah 104 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan tabelKrejcie dengan taraf signifikansi 5%, sehingga sampel berjumlah 80 siswa, danpenentuan sampel secara proportional random sampling. Dalam penelitian initerdiri dari dua variabel bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y). Metodepengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket dan dokumentasi danangket diuji cobakan terlebih dahulu pada 24 siswa. Pengujian validitas datamenggunakan product moment. Dari hasil analisis data , diperoleh 30 butir sahih.Pengujian reliabilitas data menggunakan rumus Alpha. Dari hasil analisis, hargaChi Kuadrat lebih besar dari r tabel sehingga variabel kegiatan ekstrakurikulerpramuka dan modelling adalah reliable. Uji hipotesis pada penelitian inimenggunakan analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1) Kegiatan ekstrakurikulerpramuka dalam kategori baik dengan harga mean atau rerata sebesar 40,09. Untukkegiatan ekstrakulikuler modeling juga berada dalam kategori yang baik denganharga mean atau rerata sebesar 40,69. 2) Prestasi belajar mata pelajaran produktifsiswa kelas I SMKN 2 Godean berada dalam kategori sangat baik dengan meanatau rerata 10,69. Pelajaran produktif ini meliputi mata pelajaran memberikanpelayanan secara prima, menggambar busana, membuat pola dengan teknikkonstruksi, mengenal dan memilih bahan busana. 3) Terdapat pengaruh positifdan signifikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling terhadap prestasibelajar mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean sebesar 0,442untuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka(X1) dan 0,405 untuk kegiatanekstrakurikuler modelling. Koefisien determinasi sebesar 0,236 menunjukkanbahwa variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling dapatmemberikan kontribusi positif terhadap variabel prestasi belajar mata pelajaranproduktif sebesar 0,236 atau 23,6%.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka dan Modelling
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
Dalam menyusun proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Sugeng Mardiyono Ph. D. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Wardan Suyanto, Ed. D, Dekan Fakultas Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Dr. Sri Wening Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
4. Sri Wisdiati, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan skripsi kepada saya.
5. Emy Budiastuti, M. Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu dan memberi pengarahan selama studi.
6. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
7. Kepala Bapedda Yogyakarta.
8. Kepala Bapedda Sleman.
9. Kepala Sekolah SMK N 2 Godean.
10. Guru dan siswa SMK N 2 Godean yang telah membantu selama penulis
mengadakan penelitian.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penyusun menyadari proyek akhir ini masih jauh dari kesempurnan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, Juli 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN............................................................... iiiHALAMAN PERNYATAAN............................................................... ivMOTTO ................................................................................................. vPERSEMBAHAN.................................................................................. viABSTRAK ............................................................................................. viiKATA PENGANTAR........................................................................... viiiDAFTAR ISI.......................................................................................... xDAFTAR TABEL ................................................................................. xiiDAFTAR GAMBAR............................................................................. xiiiDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUANLatar Belakang Masalah............................................................ 1Identifikasi Masalah.............................................................................. 6Batasan Masalah ................................................................................... 8Rumusan Masalah................................................................................. 9Tujuan Penelitian .................................................................................. 10Manfaat Penelitian ................................................................................ 10
BAB II. KAJIAN TEORIA. Deskripsi Teori ......................................................................................... 12
1. Prestasi Mata Pelajaran Produktif ......................................................... 12
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ....................................................... 39
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling..................................................... 42
B. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 49
C. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 50
D. Pengajuan Hipotesis ................................................................................ 50
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................................... 52B. Definisi Istilah Penelitian.......................................................................... 53C. Populasi dan Sampel................................................................................. 57D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 59E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 61F. Persyaratan Analisis.................................................................................. 68G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 69
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ............................................................................... 72
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ............................................... 722. Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling ............................................. 743. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif..................................... 754. Uji Persyaratan Analisis ................................................................ 765. Uji Hipotesis ................................................................................. 78
B. Pembahasan ..................................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ..................................................................................... 90B. Implikasi .......................................................................................... 92C. Saran ................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 94
LAMPIRAN ............................................................................................ 96
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Silabus Mata Pelajaran Memberikan Pelayanan Secara
Prima
Kepada Pelanggan . 21
Tabel 2. Silabus Mata Pelajaran Menggambar Busana 26
Tabel 3. Silabus Mata Pelajaran Membuat Pola
Dengan Teknik Konstruksi ............................................................... 29
Tabel 4. Silabus Mata Pelajaran Mengenal dan Memilih Bahan
Busana Sesuai Desain ....................................................................... 34
Tabel 5. Jumlah Populasi Siswa Program Tata Busana SMKN 2 Godean ...... 58
Tabel 6. Jumlah Populasi Siswa Program Tata Busana SMKN 2 Godean ...... 59
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Ubahan Kegiatan ekstrakulikuler Pramuka........ 62
Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Ubahan Kegiatan ekstrakulikuler Modelling ..... 63
Tabel. 9 Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen........................................... 66
Tabel. 10 Kategori Data Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka........................... 73
Tabel 11. Kategori Data Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling ........................ 74
Tabel. 12 Kategori Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif ............... 76
Tabel. 13 Hasil Uji Normalitas Data................................................................ 77
Tabel. 14 Hasil Uji Linearitas.......................................................................... 78
Tabel. 15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda........................................... 79
Tabel. 16 Data Signifikansi Pengaruh Kegiatan Eksrakurikuler
Pramuka dan Modelling Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Produktif
........................................................................................................... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Paradigma Hubungan Antar Ubahan.............................................. 53
Gambar 2. Korelasi Antar Prediktor Dengan Kriterium .................................. 85
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. I Instrumen Penelitian..................................................................... 96
Lampiran II Uji Coba Insrumen....................................................................... 97
Lampiran III Data Deskriptif Penelitian .......................................................... 98
Lampiran IV Uji Persyaratan Analisis ............................................................. 99
Lampiran V Pengujian Hipotesis ..................................................................... 100
Lampiran VI Perhitungan Rerata Ideal dan Simpangan Baku Ideal ................ 101
Lampiran VII Tabel – Tabel Penelitian ........................................................... 102
Lampiran VIII Surat Ijin Penelitian ................................................................. 103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang yang dewasa ini
sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satunya
pembangunan sektor industri yang merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional telah menunjukkan hasil yang positif. Meskipun masih
menghadapi beberapa masalah fundamental, terutama menyangkut masalah
sumber daya manusia yang perlu segera diatasi karena era industrialisasi akan
membawa banyak hal baru, yang membawa dampak ekonomis, sosial, budaya
dan politik yang mendasar. Hal ini menuntut kesiapan dari segala pihak yang
terkait untuk mengantisipasi kehadiran era industrialisasi tersebut.
Pelaksanaan pembangunan di bidang industri akan berjalan lancar
apabila tersedia sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang
terdidik, terlatih, terampil, punya keahlian dan berdisiplin di berbagai bidang
kejuruan. Berpijak dari kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas
tersebut, maka usaha pemerintah antara lain adalah menyelenggarakan
berbagai jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan luar sekolah. Salah satu jalur pendidikan sekolah tersebut adalah
jalur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMK adalah tempat membina para siswa atau peserta didik untuk
membekali dirinya dengan keterampilan yang nantinya akan digunakan
sebagai modal kemampuan untuk menjadi tenaga kerja yang siap kerja apabila
terjun dalam dunia kerja atau industri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan No.29 tahun 1989, bahwa : “pendidikan
menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa atau peserta didik untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.”
Pengembangan kurikulum SMK berupa kompetensi – kompetensi yang
dinilai penting dan perlu bagi siswa. Kompetensi yang dimaksud meliputi
kompetensi – kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa agar siap menghadapi
tantangan dari dunia usaha dan industri. Kompetensi tersebut dikelompokkan
dan diorganisasikan menjadi berbagai mata diklat. Jenis mata diklat yang telah
dirumuskan dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 3 program yaitu program
adaptif, normatif, dan produktif.
Program normatif adalah program yang terdiri dari mata diklat
Pendidikan Agama, PKn dan Sejarah, Bahasa Indonesia, Penjas dan Olahraga.
Program adaptif adalah program yang terdiri dari mata diklat Matematika,
Bahasa Inggris, KKPI, Kewirausahaan, IPA, dan Mulok Bahasa Jawa.
Program produktif adalah program yang disesuaikan dengan jurusan yang
diambil. Program produktif untuk jurusan tata busana sendiri ada banyak
sekali program produktif, antara lain : Memberikan layanan secara prima,
Mengenal piranti menjahit, Membuat teknik dasar menjahit busana,
Mengenal, memilih bahan busana, Menggambar busana, Membuat pola,
Menjahit, Menghias Busana (Silabus Pembelajaran Program Keahlian Tata
Busana Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan, 2006)
Diantara ketiga program tersebut, yang mempunyai porsi paling banyak
diantara program-program yang lain adalah program produktif. Karena
disinilah perbedaan sekolah kejuruan dengan sekolah umum. Dalam proses
pembelajaran yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah meliputi
tiga hal, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(ketrampilan). Ketiga hal tersebut harus diseimbangkan agar prestasi siswa
khususnya dalam bidang produktif dapat maksimal. Berhubungan dengan hal
itu, maka SMK N 2 Godean memiliki kebijakan untuk mewajibkan siswanya
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Program ini memiliki banyak fungsi dan
aspek positif terhadap siswa. Selain mengajarkan proses bersosialisasi,
program ekstrakulikuler juga membantu membangun mental dan spiritual,
kedisiplinan serta motivasi siswa.
Kegiatan ekstrakulikuler ini dibimbing oleh para tenaga pengajar baik
berasal dari sekolah tersebut maupun yang berasal dari luar sekolah. Kegiatan
ekstrakulikuler dibuat agar kelak lulusan SMKN 2 Godean akan dapat lebih
mampu bersaing dengan lulusan SMK lainnya dengan memiliki pengetahuan
lebih yang diproleh dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Dengan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan agar para siswa dapat
mengaktulisasikan dirinya lebih baik, serta mengembangkan daya cipta dan
kreasinya, sehingga berpengaruh baik pada prestasi belajar mata pelajaran
produktif siswa. Bahkan menurut Ruli. A Mustofa (www.google.com : 2008)
kegiatan ekstrakurikuler dapat menghindarkan pegaruh-pengaruh buruk
seperti merokok dan narkoba
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMKN 2 Godean adalah :
Volly, basket, karawitan, qiroah, drumband, pramuka, teater, dan modelling.
Ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah pramuka dan modelling, diluar kedua
kegiatan tersebut merupakan ekstrakurikuler pilihan atau tidak wajib.
Sehingga secara keseluruhan siswa kelas I wajib mengikuti tiga
ekstrakulikuler, yang terdiri dari dua ekstrakurikuler wajib dan satu
ekstrakurikuler pilihan. Dari sekian banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di SMKN 2 Godean maka diharapkan akan lebih membuka wawasan dan
pengetahuan para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Kegiatan ekstrakurikuler yang telah dirancang dan dipersiapkan oleh
sekolah diharapkan dapat mencapai tujuan, yaitu mengembangkan bakat minat
siswa serta mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat sehingga
menghindarkan dari kegiatan yang bersifat negatif namun yang merupakan
bagian dari menyeimbangkan ranah afektif (sikap) pada siswa, hal ini
dikarenakan rendahnya prestai belajar mata pelajaran produktif siswa yang
masih rendah. Permasalahan pada prestasi belajar mata pelajaran produktif
yang rendah dibuktikan pada masih adanya siswa dengan nilai yang sangat
minim. Sehingga diperlukan solusi untuk memperbaiki prestasi siswa dalam
mata pelajaran produktif, salah satunya dengan diadakannya kegiatan
pendukung diluar kegiatan akademik yang sesuai dengan kurikulum. Kegiatan
tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler, sedangkan yang diwajibkan adalah
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling. Berdasarkan pendapat
Herman. S yang diakses di www.sekolahindonesia.com ”Kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dapat dijadikan sebagai kegiatan pilihan siswa yang
melengkapi bidang akademis (produktif) melalui pembinaan watak dan
ketrampilan kehidupan dengan melaksanakan kegiatan dialam terbuka
menggunakan metode kepramukaan dan menerapkan nilai-nilai kedisiplinan,
kemandirian, dan nasionalisme”. Jika dilihat dari jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang ditawarkan, ada beberapa yang tidak berkaitan dengan
pembelajaran program produktif yang merupakan kegiatan utama dari
kegiatan belajar mengajar SMK pada umumnya. Contohnya pada kegiatan
ekstrakulikuler pramuka, yaitu kemah, mencari jejak, dan tali temali. Dan
pada kegiatan ekstrakurikuler modelling yang mengharuskan siswanya belajar
teknik berjalan anggun di atas catwalk. Bila dilihat secara fisik, kegiatan –
kegiatan tersebut tidak bersinggungan sama sekali dengan mata pelajaran
produktif, akan tetapi bila kita cermati dengan lebih seksama arti dari kegiatan
– kegiatan tersebut, maka akan diketahui bahwa ranah afektif siswa yang lebih
banyak dipengaruhi.
Prestasi siswa disekolah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, dari
faktor secara akademik (guru, materi, fasilitas) tapi juga secara non akademik
(sosial, ekonomi, kepribadian). Cara meningkatkan prestasi secara non
akademik siswa salah satunya dengan dilaksanakannya kegiatan
ekstrakurikuler, dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling maka diharapkan dapat meningkatkan ranah afektif siswa dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa.
Berkaitan dengan ini diperlukan kajian yang seksama untuk mengetahui
bagaimana pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap program produktif
siswa, sehingga melalui penelitian ini akan diperoleh gambaran faktor
pendukung program produktif dalam kurikulum.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang menyebutkan bahwa pembangunan
yang terjadi harus ditunjang dengan adanya SDM yang berkualitas yang dapat
dicetak dengan jalan pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan di SMK
dengan program produktif sebagai mata pelajaran utamanya. Akan tetapi pada
prakteknya, masih ditemui beberapa orang siswa dengan nilai mata pelajaran
produktif yang cukup rendah, sehingga sekolah mengupayakan berbagai cara
untuk memaksimalkan prestasi siswa-siswinya. Baik pendidikan secara formal
maupun non formal, salah satu cara non formal disekolah yang ditempuh
adalah dengan menyediakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Mulai
dari kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan pelajaran hingga
kegiatan yang sesuai dengan hobi tersedia di sekolah tingkat atas di daerah
Yogyakarta.
Sehingga dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. SMK N 2 Godean mewajibkan siswa kelas 1 mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan modelling untuk meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran produktif, akan tetapi tidak semua siswa
menanggapi positif kebijakan ini.
2. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling yang diadakan oleh
sekolah belum tentu menjadi jaminan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
tersebut efektif dalam mendukung prestasi mata pelajaran produktif.
3. Rendahnya prestasi belajar mata pelajaran produktif dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari diri siswa sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar diri siswa. Sekolah memberikan kebijakan untuk
memaksimalkan faktor eksternal siswa, salah satunya dengan pendidikan
non akademis atau yang disebut dengan ekstrakurikuler.
4. Prestasi mata pelajaran produktif memerlukan dukungan dari berbagai
aspek, salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling. Akan tetapi dalam pelaksanaanya masih banyak hambatan di
lapangan.
5. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dan modelling perlu dicari solusinya agar tercapai tujuan pembelajaran
yang maksimal, khususnya untuk mata pelajaran produktif.
6. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling yang dilaksanakan di
SMK N 2 Godean bila dilaksanakan secara maksimal dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat berdampak pada
peningkatan prestasi belajar mata pelajaran produktif.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, nampak bahwa permasalahan
yang berkaitan dengan penelitian ini cukup banyak. Akan tetapi karena
keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada
ubahan yang diduga berhubungan dan mempunyai pengaruh prestasi belajar
mata pelajaran produktif yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh
sekolah dan diharapkan dapat mendukung kegiatan belajar mengajar utama di
SMKN 2 Godean.
SMK merupakan sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan calon
tenaga kerja yang siap pakai, terutama untuk lulusan jurusan tata busana.
Ketrampilan mereka dikhususkan untuk mendalami program produktif begitu
banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik eksternal
maupun internal. Mulai dari lingkungan keluarga, faktor budaya, sosial
ekonomi, hingga tingkat kecerdasan anak itu sendiri.
Dipilihnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar program produktif siswa karena dengan adanya kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas
dan menambah wawasan dari pengalaman berorganisasi. Bahkan tidak
menutup kemungkinan bagi siswa untuk berprestasi di dalam kegiatan
ekstrakulikuler dan mendapatkan nilai tambah sehingga mendapatkan
kesempatan melanjutkan study ke perguruan tinggi tanpa tes atau bahkan
beasiswa.
Banyaknya jenis mata pelajaran produktif yang ada di SMKN 2 Godean
tentu menambah ketrampilan dan pengetahuan siswanya, akan tetapi program
produktif yang akan diteliti dibatasi pada program produktif yang disampaikan
pada siswa kelas I semester I tahun ajaran 2007/2008. Program produktif
tersebut adalah memberikan layanan secara prima, mengenal, memilih bahan
busana, menggambar busana, dan membuat pola konstruksi.
Penelitian ini juga dibatasi pada siswa kelas I program keahlian tata
busana SMK Negeri 2 Godean. Dipilihnya kelas I semester I karena hanya
siswa kelas I yang diwajibkan untuk mengikuti dua ekstrakulikuler wajib
pramuka dan modeling tersebut disamping satu ekstrakulikuler pilihan.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang hendak
dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi
belajar mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
2. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler modelling terhadap prestasi
mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
3. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan
ekstrakulikuler modelling secara bersama terhadap prestasi mata pelajaran
produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan maka penelitian
ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap
prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler modelling terhadap
prestasi mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean
3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
kegiatan ekstrakurikuler modelling secara bersama terhadap prestasi mata
pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan
antara lain :
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kegiatan
ekstrakulikuler atau kegiatan pendamping kegiatan belajar mengajar
formal di sekolah dan sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang
relevan.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukkan bagi kepala sekolah, guru dan pengelola
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mendukung
kegiatan pendamping siswanya agar termotivasi untuk berprestasi tidak
hanya di satu bidang saja. Disamping itu, sekolah dapat
mempertimbangkan kegiatan – kegiatan yang dapat memotivasi prestasi
belajar siswanya diluar program yang tertulis di kurikulum.
3. Bagi Jurusan
a) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan karena penelitian ini berdasarkan pada teori yang telah
ada.
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana memperkuat teori
yang ada apabila hasil yang diperoleh positif.
BAB II
KAJIAN TEORI
A Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Staton (1987 : 130) seperti yang dikutip oleh Tinar,
“belajar adalah perubahan kelakuan seseorang individu ketika
seseorang tersebut sedang mengerjakan sesuatu dalam situasi tertentu”.
W.S Winkel (1996 : 15) menyatakan belajar adalah merupakan suatu
pross psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek yang
dilakukan dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, nilai sikap yang bersikap menetap.
Sedang menurut Sumadi Suryabrata (1983 : 3)seperti yang
dikutip oleh Tinar mengemukakan bahwa :
1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada
individu baik yang aktual maupun potensial.
2) Perubahan itu pada prinsipnya adalah didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
3) Perubahan itu terjadi karena usaha
Menurut Morgan seperti yang dikutip oleh Tinar (2006), belajar
adalah suatu perubahan yang relaif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Berdasarkan
beberapa kajian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan perlakuan individu dalam tingkah laku yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, dan nilai sikap yang relatif menetap karena
adanya usaha.
Menururt Hasan Sadily yang dikutip oleh Lilik Setiono, “prestasi
adalah hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam
waktu tertentu”. Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia
(http://www.pelangipendidikan.co.id), prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka
yang diberikan oleh guru.
Menurut Raymond dan Judith (2004 : 132) seperti yang dikutip
oleh Tinar, “prestasi belajar mrupakan kualitas dalam kemajuan belajar
yang didokumentasikan dengan nilai”. Sedangkan Bimo Walgito (1998
: 127-128) berpendapat bahwa prestasi belajar akan berhubungan
dengan lingkungan yang berhubungan dengan tempat, alat-alat belajar,
suasana, waktu, dan pergaulan.
Menurut Setyo Utomo (1987 : 2)seperti yang dikutip Lilik
Soetiono, prestasi belajar adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu pada
dasarnya adalah diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam
waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena adanya usaha.
Prestasi belajar menurut Hadari Nawawi (1981 : 18)seperti yang
dikutip oleh Tinar, adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dalam hal ini Zahri Jas (1987 : 34)seperti yang dikutip Tinar,
menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dinyatakan sebagaimana
yang tercantum dalam raport atau ijazah. Sedangkan Yapsir G.
Gunawan (1976 : 20)yang dikutip oleh Tinar juga mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan prestai belajar adalah hasil yang dicapai
seseorang dalam usaha belajarnya seperti dinyatakan dalam rapor.
Menurut Suratinah Tirtonegoro (1984) yang dikutip oleh
Slameto, berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian dari hasil
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap siswa dalam periode waktu tertentu. Dari berbagai
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prstasi
belajar pada penelitian ini adalah suatu ukuran kualitas atau
keberhasilan anak dalam belajar yang meliputi penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang
dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat
yang didokumentasikan.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1994 : 79) domain-domain
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (ketrampilan)
merupakan taksonomi tujuan pendidikan yang umumnya digunakan
sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikukulum dan tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini kita akan lebih menyoroti pada
pembelajaran afektif (sikap) yang berhubungan dengan kegiatan
ekstrakurikuler.
Menurut S. Nasution (1989 : 69) hasil belajar afektif tidak dapat
dilihat bahkan diukur seperti halnya dalam bidang kognitif. Guru tak
dapat langsung mengetahui apa yang bergejolak dalam hati anak, apa
yang dirasakannya atau dipercayainya. Yang diketahui hanya ucapan
verbal serta kelakuan non-verbal seperti ekspresi pada wajah, gerak-
gerik tubuh sebagai indikator apa yang terkandung dalam hati siswa.
Akan tetapi kelakuan yang tampak dapat menyesatkan. Perkembangan
secara afektif merupakan dasar perkembangan manusia (Mulyani
Sumantri, 1988 : 43). Selanjutnya menurut Erikson yang dikutip oleh
Mulyani Sumantri (1988 : 43) teori perkembangan afektif terdiri dari
delapan tahap. Salah satunya adalah tahap yang dialami oleh remaja
umur 12 – 18 tahun, yaitu tahap identy vs role confusion pada tahap ini
anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai
perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat
perubahan-perubahan tubuhnya. Pandangan dan pemikirannya tentang
dunia sekelilingnya mengalami perkembangan. Ia mulai mengerti
tentang keluarga yang ideal, agama, dan masyarakat, yang dapat
diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya sendiri.. Pada masa
ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan
dipelajarinya tentang dirinya : sebagai anak, sebagai siswa, teman,
anggota pramuka, dan lain sebagainya menjadi suatu kesatuan
sehingga menunjukkan kontinuitas dengan masa lalu dan siap
menghadapi masa datang.
Selanjutnya diterangkan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia yang
dikutip oleh S. Nasution (1994 : 70) ranah afektif dalam garis besarnya
adalah :
1. Menerima (Memperhatikan) menaruh perhatian, ada kepekaan
terhadap adanya kondisi, gejala, keadaan, atau masalah tertentu.
a. Kesadaran. Sadar adanya kondisi, gejala, keadaan atau masalah
tertentu, misalnya adanya faktor estetis dalam arsitektur.
b. Kerelaan untuk menerimanya. Bersedia untuk memperhatikan
gejala, dan sebagainnya itu dan tidak mengelakkannya,
misalnya bersedia mendengarkan orang.
c. Mengarahkan perhatian. Menunjukkan perhatian kepada
berbagai aspek suatu gejala, dan sebagainya serta implikasinya.
2. Merespons. Memberi reaksi terhadap suatu gejala (dan sebagainya)
secara terbuka.
a. Merespons secara diam-diam, misalnya memeatuhi peraturan
tanpa komentar.
b. Bersedia merespons. Melakukan sesuatu atas kerelaan sendiri
berkenaan dengan gejala (dan sebagainya) itu.
c. Merasa kepuasan dalam merespons. Mengalami kegembiraan
dalam reaksinya terhadap gejala itu.
3. Menghargai. Memberi penilaian atau kepercayaan kepada suatu
gejala yang cukup konsisten.
a. Menerima suatu nilai. Percaya akan suatu usul, keadaan, ajaran
(dan sebagainya) dengan suatu keyakinan tertentu.
b. Mengutamakan suatu nilai. Percaya bahwa kondisi, ajaran (dan
sebagainya) tertentu lebih baik daripada yang lain.
c. Komitmen terhadap suatu nilai. Mempunyai keyakinan dan
keterlibatan penuh dalam suatu perkara, prinsip atau doktrin.
4. Organisasi. Mengembangkan nilai-nilai sebagai suatu sistem,
termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
a. Mengkonseptualisasi nilai. Memahami hubungan unsu-unsur
abstrak dari sesuatu nilai yang telah dimiliki dengan nilai-nilai
yang baru diterima.
b. Mengorganisasi suatu sistem nilai. Mengembangkan suatu
sistem nilai yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat
termasuk nilai-nilai yang lepas-lepas.
5. Karakteristik suatu nilai atau perangkat nilai-nilai. Mengadakan
sintesis dan internalisasi sistem nilai-nilai dengan cara yang cukup
selaras dan mendalam sehingga individu bertindak konsisten
dengan nilai-nilai, keyakinan atau cita-cita yang merupakan inti
falsafah dan pandangan hidupnya.
a. Pedoman umum. Memiliki orientasi yang memungkinkan
seseorang menyederhankan dan mengatur dunia yang kompleks
ini dan bertindak konsisten dan efektif di situ misalnya
kesediaan meninjau kembali keputusan dan mengubah
kelakuan menurut bukti yang nyata.
b. Karakterisasi. Internalisasi sistem nilai-nilai yang ditujukan
kepada segala sesuatu yang diketahui dan dapat diketahui
dalam hubungan yang konsisten dan selaras, misalnya
mengatur kehidupan pribadi dan sebagai anggota masyarakat
menurut suatu norma kelakuan yang didasarkan atas prinsip-
prinsip etis yang selaras dengan cita-cita demokrasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran secara afektif tidak dapat dilakukan dengan proses
pembelajaran secara akademik di dalam kelas, akan tetapi dengan
pembelajaran ketrampilan dan interaksi dengan lingkungan sosial atau
masyarakat. Dan pembelajaran afektif dapat menjadi salah satu cara
untuk menyempurnakan prestasi belajar mata pelajaran produktif.
b. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
Dalam pembahasan sebelumnya sudah banyak dikemukakan
tentang kajian teori belajar dan prestasi belajar. Menurut Zainal Arifin
(1990 : 3)seperti yang dikutip Lilik Setiono, ditinjau dari fungsinya,
prestasi belajar adalah sebagai berikut :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Sedang
indikator ekstern menunjukkan bahwa prestasi belajar dijadikan
indikator kesuksesan siswa di masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
Prestasi belajar mata pelajaran produktif memberikan pelayanan
secara prima kepada pelanggan, mengenal dan memilih bahan busana,
menggambar busana, membuat pola kontruksi merupakan kemampuan
khusus yang telah didapat siswa setelah melaksanakan proses
pembelajaran. Prestasi belajar ini berupa nilai yang diperoleh siswa
dari hasil menempuh pelajaran praktik dengan membuat benda nyata
(jadi) maupun nilai tes atau ujian yang dituangkan dalam buku rapor
siswa setiap semester. Hasil dari belajar ini merupakan informasi bagi
siswa maupun guru tentang kemajuan yang telah dicapai selama
mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dalam pembelajaran mata pelajaran produktif memberikan
pelayanan secara prima kepada pelanggan, mengenal dan memilih
bahan busana, menggambar busana, membuat pola kontruksi, penilaian
dapat diadakan pada saat siswa melakukan proses pembelajaran
praktik atau pada saat siswa telah berhasil menyelesaikan satu
kompetensi yang diberikan guru. Penilaian dilaksanakan sebagai
penetapan keberhasilan siswa terhadap komponen keahlian kejuruan
yang didasarkan atas standar minimal tingkatpenguasaan kemampuan
yang dipersyaratkan dan bersifat individual. Melalui prestasi belajar,
guru mata pelajaran produktif memberikan pelayanan secara prima
kepada pelanggan, mengenal dan memilih bahan busana, menggambar
busana, membuat pola kontruksi dapat menganalisis apakah siswa
telah benar – benar menguasai ketrampilan atau kemampuan khusus
yang harus dimiliki sesuai dengan kompetensinya.
Dari kajian teori diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
mata pelajaran produktif memberikan pelayanan secara prima kepada
pelanggan, mengenal dan memilih bahan busana, menggambar busana,
membuat pola kontruksi yang berupa nilai dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan siswa yang telah dicapai setelah mengikuti
proses pembelajaran praktik sekaligus menunjukkan kemampuan dan
bobot usaha belajar siswa.
Mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang khusus
dipelajari oleh siswa – siswi SMK, yaitu mata pelajaran kejuruan
sesuai dengan bidang yang dipelajari.
Mata pelajaran produktif beserta silabusnya yang diangkat oleh
peneliti adalah
Mata Pelajaran : Memberikan Pelayanan Secara Prima Kepada
Pelanggan
Tabel. 1 Memberikan Pelayanan Secara Prima Kepada Pelanggan
KompetensiDasar
Indikator Materi PokokPembelajaran
PengalamanBelajar
Penilaian
1. Melakukankomunikasi ditempat kerja
Berkomunikasidengan pelangganeksternaldilaksanakansecara terbuka danprofesional,ramah, danspontan
Menggunakanbahasa tubuhsecaraalami/natural tidakdibuat-buat
Memperlihatkankepekaan terhadapperbedaan budayadan sosial
Berkomunikasidua arah yangefektif digunakansecara aktif
Pengertiankomunikasi
Dasar-dasarkomunikasi
Teknikberkomunikasi
Strukturorganisasi
Karakteristik budayadan sosial
Berkomunikasidengankolega/rekankerja secararamah dansopan
Tanggapterhadapkebutuhanpelanggan
Memuaskankebutuhan danharapanpelangganyang berbedayang sesuaidengan sektorindustri
Berkomunikasiefektif dengankolega danrekan
Menerapkanteknologikomunikasiverbal dan nonverbal
Melakukanteknikkomunikasiyang efektifberkaitandengan :
a. Pendengaran
Pengamatan
Tes tertulis
Mencarikan solusiperbedaanpendapat yang adasecara fleksibeldanmenyenangkankolega
b. Pertanyaanc. Komunikasi
non verbald. Prinsip kerjatim
Membantumengatasikeluhanpelangganberdasarkanbudaya dansosial yangberbeda
2. Memberikanbantuan untukpelangganinternal daneksternal
Mengidentifikasikebutuhan danharapan pelanggan,termasuk hal-haldengan kebutuhantertentu secarabenar danmemberikanpelayanan yangtepat
Berkomunikasiuntukmenginformasikanproduk knowledgedengan tepatsecara ramah dansopan
Memenuhipermintaanpelanggan yangditerima secaratepat waktu
Mengidentifikasidan melaksankanpeluang
Jenis-jenispelayanan
Karakterpelanggan
Jenis-jeniskebutuhanpelanggan
Penanganankeluhanpelanggan
Pelayananprima
Tanggapterhadapkebutuhanpelanggan
Mencatatkebutuhanpelanggan
Menjelaskanjeniskebutuhanpelanggan
Menjelaskankarakterpelanggan
Menjelaskanpengertian danmacam-macamberkomunikasi
Menunjukkanprosedurberkomunikasilangsung
Menunjukkanmotivasi untukmenerapkanteknologikomunikasiverbal dan nonverbal
Melakukankomunikasi
Pengamatan
Tes tertulis Tes Lisan
peningkatankualitas layanansesuai dengansituasi dan kondisi
Mengidenifikasikekecewaanpelanggan danmelakukan suatutindakan yanglebihmenguntungkanpelanggan
Menanganikeluhan pelanggansecara positif,sopan dan ramah
Menindaklanjutikeluhan pelangganoleh orang yangtepat sesuai dengankeluhannya
denganbertatap muka
Menjelaskanjenis keluhantamu
Menjelaskanteknikmengatasikeluhanpelanggan
Menanganikeluhanpelanggan
Menyatakanterimakasihkepadapelanggan
3. Menjagastandarpresentasipersonal
Membuat standarkualitas presentasipersonal denganmempertimbangkn
-Lokasi kerja-Kesehatan dankeselamatan kerja-Persyaratan prestasikhusus untuk fungsikerja tertentu
Penataan personal
Pengertiandan tujuan
Penampilandiri
Bekerjadengan aman
Kebersihandankesehatanpribadi
Menunjukkankesadaran thdpentignyahygienepersonallingkungan danperusahaan
Menerapkankonseppenampilandiri meliputi :
a).Pengertianpenampilan dirib)Tujuanpenampilan diric)Sikaptubuh:caraberjalan, caraberpakaian, caraberbicarad)Kebersihan dankesehatan tubuh Mendemonstra
yang tepat danpantas
sikan prosedurkerja denganaman
Mendemonstrasikan prosedurkebersihan dankesehatanpribadi
Menunjukkanpenerapanprinsip-prinsipkesehatan dankeselamatankerja
Menunjukkanpenampilanpribadi sesuaistandarindustri”Custom made”
4.Melakukanpekerjaansecara tim
Menunjukkankepercayaandukungan dan rasahormat kepadaanggota tim dalamaktivitas sehari-hari
Mengakomodasikan perbedaanbudaya dalam tim
Mengidentifikasikan tujuan kerja timsecara bersama,tanggung jawabindividu dan tugas-tugasnya,memprioritaskansertamenyelesaikandalam jangkawaktu yang telahditentukan
Memberikanbantuan kepada
Prinsip-prinsipbekerjadalam team
Menunjukkankemauan untukmengaplikasikan teknik-teknikbekerja dalamtim
Merumuskankarakterbudaya yangberbeda
Menyatakanpendapatbudaya yangberbeda
Tanggap dalambekerja samadengan tim
Percayamempercayaiantar anggotatim
Tolongmenolong antaranggota tim
Pengamatan
Tes tertulis
anggota tim lainbila dibutuhkan
Menawarkanbantuan kepadapelanggan untukmemastikan tujuankerja yangditentukanterpenuhi
Mempertimbangkan umpan balik daninformasi darianggota tim
Memperhatikanperubahantanggung jawabdari masing –masing individu,yang nantinyaharusmembicarakankembali tujuankerja tim
Bertanggungjawab ataspekerjaan yangdipercayakan
Menjelaskanpengertianbekerja dalamtim
Merumuskantujuan bekerjadalam tim
Mengidentifikasi tugas dantanggungjawab dalamtim
Mengidentifikasi bentuk-bentuktanggungjawab masing-masing tim
Bekerja dalamtim sesuaidengan SOPyang berlaku
Mata Pelajaran : Menggambar Busana
Tabel. 2 Menggambar Busana
KompetensiDasar
Indikator MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
Penilaian
1. Menyiapkantempat,alat, danbahan
Menyiapkantempat kerjastandar ergonomic
Mengidentifikasikan alat dan bahanmenggambarsesuai kebutuhan
Menyiapkan alatdan bahanmenggambarsesuai kebutuhan
Menggunakan alatdan bahan gambarsesuai kebutuhan
Memelihara alatdan bahanmenggambarsesuai kebutuhan
Pengetahuantempat kerjayang sesuaistandarergonomic
Pengetahuanalat dan bahanuntukmenggambar :
Dengan teknikpenyelesaiankeringDengan teknikpenyelesaianbasah Pengetahuan
menyiapkanalat dan bahanmenggambar
Pengetahuanmenggunakanalat dan bahanmenggambar :
Penggunaan alatdan bahan untukpenyelesaiankeringPenggunaan alatdan bahan untukpenyelesaianbasah Pengetahuan
pemeliharaanalat dan bahanmenggambar :
Pemeliharaan alatdan bahan untukteknikpenyelesaiankering
Menjelaskan tempatkerja yang sesuaistandar ergonomic
Menjelaskanpengertian alat danbahan menggambar
Menggunakan alatdan bahanmenggambar dengantepat
Memelihara alat danmenggambar dengantepat
Tes Portofolio Tugas Lisan Unjuk kerja
Pemeliharaan alatdan bahan untukteknikpenyelesaianbasah
2. Dasar-dasarmenggambarbusana
Mengidentifikasiunsur dan prinsipdasar menggambarbusana
Mengidentifikasibagian-bagianbusana
Pengetahuanunsur danprinsipmenggambarbusana :a.Unsur-unsur
disain antaralain :garis,bentuk,ukuran,nilaigelapterang,keseimbanganwarna
b.Prinsip-prinsip disainantara lain :keselarasan,keseimbangan,perbandingan
Pengetahuanbagian-bagianbusana :1.Garis leher2.Kerah3.Lengan4.Blus/kemeja5.Rok/celana6.Jaket7.Hiasan/trimm
ing
Menjelaskan unsur-unsur dan prinsipdisain
Menjelaskan bagian-bagian busana
Tes Portofolio Tugas Lisan Unjuk kerja
3. MenggambarProporsiTubuh
Mengidentifikasikan proporsi tubuhwanita dewasa
Mengidentifikasikan tubuh priadewasa
Mengidentifikasiproporsi tubuhanak
Pengetahuanproporsi tubuhwanita dewasa
Pengetahuanmacam-macambentuk tubuh
Pengetahuanproporsi tubuhpria dewasa
Pengetahuanproporsi tubuhanak
Pembuatanproporsi tubuhwanita dewasa
Menggambarproporsi tubuhpria dewasa
Menggambarproporsi tubuhanak :a.Usia 0-3
tahunb.Usia 4-6
tahunc.Usia 7-9
tahund.Usia 10-13
tahun
Menjelaskanproporsi tubuh
Menjelaskanpengetahuan macam-macam bentuk tubuh
Menggambarproporsi tubuhwanita dewasa
Menggambarproporsi tubuh priadewasa
Menggambarproporsi tubuh anak
Tes Lisan Portofolio Unjuk
Kerja Tugas
Mata Pelajaran : Membuat Pola Busana Dengan Teknik Konstruksi
Tabel. 3 Membuat Pola Dengan Teknik Konstruksi
KompetensiDasar
Indikator MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
Penilaian
1. Mengukurtubuh
Peralatanmengukur tubuhdisiapkan sesuaikebutuhan
Pemesan diukursesuai kebutuhan
Peralatanmengukur tubuh
Daftar ukurantubuh yangsistematis
Cara mengukurtubuh
Menjelaskanmacam-macam alatmengukur tubuh
Menjelaskanukuran-ukurantubuh yangdiperlukan
Menjelaskan caramengukur tubuh
Mempraktekkancara mengukurtubuh
Testertulis
Tes lisan Pemberian
tugas
2. Menggambar pola
Peralatan gambarpola dan tempatkerja disiapkansesuai standaregronomis
Pola dibuatsesuai ukuranbadan denganmenggunakanalat gambar polayang tepat
Peralatanmenggambar pola
Menggambarpola dasar badansesuaikonstruksi(4macam sistempola dasar)
Menggambarpola dasar rok
Menggambarpola dasar lengan
Menggambarpola dasar anakperempuan danlaki-laki
Menggambarpola dasar kemeja
Menjelaskanmacam-macam alatmenggambar pola
Menjelaskanmenggambar poladasar badan wanitadengan empatmacam sistem
Menjelaskanmenggambar poladasar rok
Menjelaskanmenggambar poladasar lengan
Menjelaskanmenggambar poladasar perempuandan laki-laki
Menjelaskan danmenggambar polakemeja
Mempraktekkanmembuat bacam-macam pola dasar
Observasi Tes lisan Pemberian
tugas
3. Menggambar polabagian-bagianbusana
Alat gambar poladisiapkan sesuaikebutuhan
Pola dibuatsesuaijenis/bagianbagiannya
Peralatanmenggambar pola
Menggambarpola bagian-bagian busanadisain :1.Macam-macam
garis leher2.Macam-macam
lipit pantas3.Macam-macam
lengan4.Macam-macam
kerah
Menyiapkanperalatanmenggambar pola
Menyiapkan poladasar badan, lengan
Menjelaskanbagian-bagianbusana
Menerangkan cara :1.Menggambar
macam-macampola garis leher
2.Menggambarmacam-macampola lipit pantas
3.Menggambar polamacam-macamlengan
4.Menggambarmacam-macampola kerah
Observasi Tes lisan Pemberian
tugas
4. Merubahpola dasarsesuaidengangambarbusana
Pola dasardiubah sesuaigambar busanadan ukuran yangtelah ditentukan
Menganalisagambar busanawanita, anak danpria
Cara merubahpola dasar
Merubah poladasar sesuaidesain :
1.Busana anaka.Perempuan
b.Laki-laki
Menjelaskan caramenganalisagambar busana
Membuat analisagambar busanawanita
Membuat analisagambar busanaanak
Membuat analisagambar busana pria
Menjelaskan caramerubah pola dasar
Merubah pola dasaranak sesuai desainuntuk anakperempuan
Merubah pola dasaranak sesuai desainuntuk anak laki-laki
Observasi Tes lisan Pemberian
tugas
Pola dilengkapitanda-tanda pola,nomor pola danketerangan polasecara lengkap
Pola dipecahsesuai bagian-bagian pola dangambar busana
2.Busana wanitaa.Rok
b.Blus longgar
c.Daster
3.Busana daeraha.Kain jadi
b.Surjan/beskap
Macam-macamtanda pola
Arti tanda-tandapola
Pemberiannomor pola danketerangan polapada pola yangsudah dirubah
Pecah polaberbagai busanawanita, anak, danpria
a.
Merubah pola dasarsesuai desain rok
Merubah pola dasarsesuai desain bluslonggar
Merubah pola dasarsesuai desain daster
Merubah pola dasarsesuai desain kainjadi
Merubah pola dasarsesuai desainsurjan/beskap
Menjelaskanmacam-macamtanda pola
Memberi tanda-tanda pola padapola yang sudahdirubah
Memberi nomorpola dan keteranganpola pada pola yangsudah dirubah
Menjelaskan carapecah pola berbagaibusanawanita,anak,danpria
Membuat pecahpola busana sesuaibagian pola dangambar busana
5. Memeriksapola
Ukuran bagian-bagian poladiperiksa sesuaiukuran yangditentukandengan cermatdan tepat
Cara memeriksapola
Menerangkan caramemeriksa bagian-bagian pola
Memeriksa bagian-bagian pola sesuaiukuran yangditentukan dengan
Observasi Pemberian
tugas
cermat dan tepat6. Menggunti
ng pola Alat dipilih
dengan tepatsesuai kebutuhandengan cermat
Pola diguntingtepat pada garispola sesuaiprosedurkesehatan dankeselamatankerja
Peralatan untukmengguntingpola
Menentukangaris potong
Mengguntingbagian-bagianpola
Menerangkanmacam-macam alatmenggunting pola
Menentukan garispotong
Mengguntingbagian-bagianpotong
Observasi Pemberian
tugas
7. Merancangbahan danharga
Bahan bakubusana dirancangsesuai kebutuhan
Pengertian danfungsimerancangbusana
Cara menyusunrencana bahandan harga
Membuat rencanabahan pada jenisbahan dan lebarbahan yangditentukan
Menyusunrencana anggaranbelanjaberdasarkanharga yang tepat
Menerangkanpengertian danfungsi merancangbahan
Menerangkan caramenyusun rencanabahan dan harga
Membuat rencanabahan pada jenisbahan dan lebarbahan yangditentukan
Menyusun rencanaanggaran belanjaberdasarkan hargayang tepat
Tes lisan Observasi Pemberian
tugas
8. Melakukanuji cobapola
Penyiapan bahanyang sesuaiuntuk dipotong
Langkah kerja ujicoba pola
Melakukan ujicoba pola
Caramemperbaiki pola
Memperbaikipola
Menerangkanlangkah kerja ujicoba pola
Membuat uji cobapola
Menerangkan caramemperbaiki pola
Memperbaiki polayang kurang tepat
Observasi Pemberian
tugas
9. Menyimpan pola
Jumlahkomponen poladiperiksaberdasarkangambar busana
Pola dikemas
Jumlahkomponen polasesuai desain
Teknikpengawasan danpenyimpanan
Menjelaskan caramenghitungkomponen polasesuai desain
Menerangkanteknik pengawasan
Observasi Pemberian
tugas
dilengkapidengan gambarbusana
pola Mengelompokka
n pola danmenyimpan polasesuai identitas
dan penyimpananpola
Mengemas danmenyimpan polasesuai identitas
Mata pelajaran : Mengenal dan Memilih Bahan Busana Sesuai Desain
Tabel. 4 Mengenal dan Memilih Bahan Busana Sesuai Desain
KompetensiDasar
Indikator MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
Penilaian
1. Penggolongan serat
Mengidentifikasiarsal serat
Pengertian serat Penggolongan
serat menurutasalnya
Sifat-sifat serat
Menjelaskanpengertian serat
Menyebutkangolongan seratmenurut asalnya- Serat selulosa- Serat protein- Serat
termoplastik/buatan- Serat mineral- Serat campuran
Menjelaskansifat-sifat serat
Tes Lisan Portofolio Unjuk kerja Tugas
2. PemeriksaanSerat
Menyiapkan alatdan tempat kerjasesuai standarergonomic
Mengidentifikasicara pemeriksaanserat
Peralatan yangdiperlukan untukuji pemeriksaanserat
Carapemeriksaanserat
Membuat settingkerja secaraefektif danefisien
Mempersiapkanalat sesuaistandar SOP
Mengelompokkan peralatansesuai dengankebutuhan secaracermat :- Mikroskop- Korek api- Lilin- Bahan baku
Melakukanpemeriksaanserat:- Pemeriksaan
visual- Pemeriksaan
denganpembakaran
Tes tertulis Portofolio
Melaksanakanpemeriksaan serat
Langkah-langkahpercobaan ujipemeriksaanserat
Ciri-ciri seratsetelah dikenaiuji pemeriksaanserat
Membedakanberbagai jenisserat
3. konstruksikain
Mengidentifikasikonstruksi kain
Pengertianpenyempurnaanbahan tekstil
Macam-macamkonstruksi kain
Memahamiberbagaikonstruksi kain :- Tenunan- Rajutan- Anyaman- Kempa- Bahan bukan
tenunan- Buhul- Renda- Kaitan
Tes lisan Penugasan
4. Penyempurnaan
Mengidentifikasipenyempurnaanbahan tekstil
Pengertianpenyempurnaanbahan tekstil
Macam-macampenyempurnaanbahan tekstil
Mengenalpenyempurnaanbahan tekstil :- Penyempurnaa
n utama- Penyempurnaa
n tambahan
Tes tertulis
5. Pelabelanbahan
Mengenal macam-macam label
Pengertian label Isi label Macam-macam
label Maksud/penjelas
an label
Membaca danmemahamimacam-macamlabel :- Label pada
bahan tekstil- Label pada
pakaian jadi
Tes lisan
( Sumber : Silabus Pembelajaran Program Keahlian Tata Busana KurikulumTingkat Satuan Pendidikan )
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar
mengajar, siswa kelas I SMK N 2 Godean tidak hanya belajar sesuai dengan
program yang tertulis di kurikulum sekolah, akan tetapi dipadukan dengan
pembelajaran secara psikologis. Sehingga siswa dapat berprestasi secara akademik
maupun secara psikologis, dimana kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama
lain. Prestasi secara psikologis akan berpengaruh terhadap prestasi akademik,
khususnya pada prestasi belajar mata pelajaran produktif. Karena menurut
Muhibbin Syah, M. Ed (2003 : 122-124) siswa tidak hanya belajar satu hal saja
disekolah. Berbagai macam jenis belajar yang dialami siswa disekolah, meliputi :
a. Belajar Ketrampilan
Belajar ketrampilan adalah belajar yang menggunakan gerakan – gerakan
motorik yakni yang berhubungan dengan urat – urat syaraf dan otot – otot
neuromuscular. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai ketrampilan
jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan – latihan intensif dan teratur
amat diperlukan.
b. Belajar Sosial
Memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah
tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan
dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, msalah
persahabatan, masalah kelompok, dan masalah lain yang bersifat
kemasyarakatan. Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur
dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang
kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhan secara
berimbang dan proporsional.
c. Belajar Pemecahan Masalah
Menurut Lawson (1991) yang dikutip oleh Muhibbin Syah, M. Ed. Belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan
tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip dan generalisasi serta insight (titikan awal) amat diperlukan.
Dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar
pemecahan masalah. Guru sangat dianjurkan menggunakan model dan strategi
mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan masalah.
d. Belajar Rasional
Belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional
(sesuai akal sehat). Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam
kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini
sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar
rasional, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan rational problem
solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan
pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis seperti yang
dikatakan Reber (1988) yang dikutip oleh Muhibbin Syah, M. Ed. Bidang-
bidang studi yang dapat digunakan sebagai sarana belajar rasional sama
dengan bidang studi eksakta. Artinya bidang-bidang studi noneksakta pun
dapat memberi efek yang sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar
rasional.
e. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan ialah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau
perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, suri tauladan dan pengalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya adalah agar siswa
memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan guru yang lebih tepat dan positif
dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu,
arti tepat dan positif di atas adalah selaras dengan norma dan tata nilai moral
yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural.
Belajar kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam konteks pendidikan
keluarga sebagaimana yang dimaksud oleh Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasiomal/1989 Bab IV Pasal 10(4). Namun demikian, tentu tidak
tertutup kemungkinan penggunaan pelajaran agama sebagai sarana belajar
kebiasaan bagi para siswa
f. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting
atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini
kemampuan mnghargai secara tepat terhadap nilai obyek tertentu misalnya
apresiasi antara lain bahasa dan sastra, kerajinan tangan (prakarya), kesenian
dan menggambar.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kegiatan bisa diartikan sebagai
aktivitas; usaha; pekerjaan. Sedangkan kata ekstrakurikuler dapat diartikan
“berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan
kepemimpinan dan pembinaan siswa” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1991 : 101) Sedangkan menurut Willis, S. S dan Setyawan, A yang dikutip
oleh Yudha. M. Saputra, M, Ed (1998 : 6) Kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan disekolah atau
diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa,
mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat minat, serta
melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala
atau hanya dalam waktu-waktu tertentu tertentu dan ikut dinilai.
Dari keterangan dapat disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler adalah
aktivitas, usaha, atau pekerjaan yang dilakukan diluar program yang tertulis
di kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa, dimana
latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa dapat diaplikasikan melalui
berbagai macam kegiatan sesuai kebijakan sekolah, dengan tenaga pengajar
yang berasal dari dalam ataupun luar sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diklat diluar jam yang
tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan
untuk pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan
pembentukan kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa
kepramukaan, kesenian, kegiatan sosial, penyelenggaraan kegiatan
kesiswaan dan kemasyarakatan, dan kegiatan lainnya (Kurikulum SMK
Edisi 2004)
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan yang merupakan
satu-satunya wadah pendidikan kepramukaan yang menggunakan prinsip-
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan di Indonesia. Sebagai
organisasi pendidikan, maka di samping segala sesuatu diusahakan bernilai
pendidikan juga Gerakan Pramuka mempunyai ciri khas, yang membedakan
dengan organisasi lain, yaitu antara lain digunakannya pakaian seragam
Pramuka dan tanda pengenalnya (Lampiran Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka No. 088 :1981)
Dari pengertian gerakan pramuka tersebut, maka kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dapat diartikan sebagai kegiatan berorganisasi
siswa yang mempunyai lambang tunas kelapa dan dilakukan diluar program
yang tertulis di kurikulum dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan seragam dan tanda
pengenal yang telah ditentukan.
Seragam pramuka adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota
Gerakan Pramuka, yang bentuk, corak, warna dan tata cara pemakaian
seragam, sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka serta disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Fungsi dari pakaian seragam pramuka adalah :
a. Menumbuhkan rasa jiwa kesatuan dan jiwa Pramuka.
b. Memberi latihan/pendidikan tentang kerapihan, kesederhanaan,
keindahan dan kesopanan.
c. Menanamkan harga diri, kebangsaan nasional, jiwa persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
d. Menanamkan rasa disiplin.
(Lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 088 :1981)
Sesuai dengan pendidikan yang dilakukan di dalam Gerakan Pramuka, maka
pakaian seragam inipun merupakan alat pendidikan, yang diharapkan dapat
mempengaruhi sikap dan tingkah laku Pramuka yang mengenakannya.
Penggunaan warna coklat muda dan coklat tua mengingatkan para pramuka
akan pakaian yang digunakan oleh pejuang-pejuang kita di masa revolusi
yang lalu, dan para prajurit yang berada di garis pertempuran. Oleh karena
itu penggunaan pakaian seragam ini dipakai untuk menanamkan jiwa
patriotisme yang besar dikalangan Pramuka. Di samping itu pakaian
seragam ini harus praktis, menarik, menyenangkan dan membanggakan bagi
pemakainya.
Selain seragam, kegiatan pramuka juga menggunakan tanda pengenal.
Pengertian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang
dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan diri
seorang Pramuka, dan/atau Satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah
asal, wilayah tugas, kecakapannya dan tanda penghargaan yang dimilikinya.
Secara umum kegiatan pramuka dikelompokkan berdasarkan usia atau
pendidikan. Kelompok tersebut adalah :
a. Pramuka Siaga : Kelas 1 - 6 SD atau sederajat
b. Pramuka Penggalang : Kelas 1 - 3 SMP atau sederajat
c. Pramuka Penegak : Kelas 1 – 3 SMA atau sederajat
d. Pramuka Pandega : Setelah SMA
Visi kepengurusan kwarnas gerakan pramuka masa bakti 2003-2008
adalah “Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal
masalah-masalah kaum muda” (siaran pers No. 03 /HK-I/2008) sehingga
diharapkan melalui kegiatan pramuka para kaum muda dapat bersatu untuk
menghadapi permasalahan yang terjadi, dan membangkitkan semangat
nasionalisme.
Menurut Yudha. M. Saputra (1998 : 182) dalam kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan setiap anak diwajibkan untuk menguasai berbagai macam
teknik secara mahir, karena teknik kepramukaan digunakan sebagai media
pendidikan dengan tujuan agar anak menjadi terampil, percaya diri, rajin,
ulet, kreatif, dan hidup bergotong royong. Teknik-teknik yang dimaksud
adalah pelajaran baris-berbaris, penggunaan tongkat pramuka dalam baris-
berbaris, membuat tanda-tanda simpul dan ikatan, morse, semaphore, dan
rasi-rasi.
3. Kegiatan Ekstrakulikuler Modelling
Kata modelling sebenarnya berasal dari kata dasar model yang menurut
kamus besar bahasa Inggris mempunyai arti peragawati atau model.
Sedangkan modelling dapat diartikan sebagai pekerjaan tentang hal
keperagawatian (John M. Echlos dan Hassan Shadily, 1990: 384). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, peragawati adalah wanita yang
memperagakan busana dari berbagai mode. Dalam Ensiklopedi Nasional
Indonesia dijelaskan bahwa :
Peragawati adalah wanita yang bertugas memperagakan pakaian atauassesories kepada masyarakat umumnya. Yang lelaki namanya peragawan.Mereka menggunakan pakaian model terbaru hasil rancangan seorangperancang dengan berjalan hilir mudik serta melakukan beberapa gerakanmemutar dengan tujuan agar penonton merasa tertarik dan kemudianmemesan model pakaian dan assesories yang dikenakan (1990 : 5)
Sehingga ekstrakurikuler modelling dapat diartikan sebagai kegiatan
berorganisasi siswa yang dilakukan diluar program yang tertulis di
kurikulum yang mempelajari segala sesuatu tentang seni bagaimana cara
meperagakan busana, assesories, dan make up rancangan seorang perancang
di atas catwalk di depan masyarakat umum agar mereka tertarik untuk
membelinya.
Dunia modelling sendiri sebenarnya tidak hanya melulu mengenai
peragawati atau peragawan yang berjalan di atas catwalk akan tetapi juga
dapat diartikan sebagai foto model. Syarat untuk menjadi foto model dan
peragawati cukup banyak namun antara peragawati dan foto model ada
sedikit perbedaan yang cukup berarti yaitu untuk peragawati persyaratan
mutlak adalah tinggi badan sedangkan foto model cenderung wajah cantik
dan fotogenik. Menurut Indra Gunawan (2002 : 30) persyaratan umumnya
tetap sama yaitu mempunyai kecantikan yang sifatnya lahirian dan batiniah.
1) Kecantikan Lahiriah
Karena model sangat berhubungan dengan penampilan, maka
kecantikan fisik sangat dipertimbangkan, walaupun sulit menentukan tingkat
kecantikan yang dibutuhkan untuk menjadi model, yang jelas memiliki
tubuh menarik dan proporsional. Para peragawati profesional tidak selalu
yang tercantik. Hal terpenting adalah memiliki wajah simetris tanpa cacat
dan tanpa garis disekitar mata, hidung, maupun mulut. Hal – hal yang juga
penting adalah :
a) Selera dalam penampilan
Orang dianggap cantik dalam berbagai arti, tergantung selera.
Selera orang selalu berubah, begitu juga wajah yang dianggap ideal bagi
seorang model. Untuk menjadi sukses harus memiliki penampilan yang
sedang digemari.
b) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan kriteria pemilihan peragawati paling kaku
dan tidak bisa dikendalikan. Standar tinggi internasional saat ini untuk
wanita minimal 175 cm dan lebih tinggi lebih baik
c) Lingkar Tubuh
Karena peragawati sangat berhubungan dengan penjualan busana,
ukuran tubuh yang sempurna sangat penting. Tentunya lingkar tubuh
cukup bervariasi namun yang terpenting harus proporsional. Lingkar
tubuh peragawati ditentukan berdasarkan lingkar dada, pinggang,
panggul dan ukuran tersebut berkisar antara 32-22-34 inchi dan 36-25-36
inchi tergantung tinggi badan. Meski demikian lingkar tubuh ideal juga
bervariasi dari waktu ke waktu sesuai selera dalam penampilan
d) Usia
Semakin muda dalam memulai karier peragawati semakin baik,
karena kerutan pada wajah dan ketuaan sangat tidak diinginkan dalam
dunia modelling. Sehingga usia sangat menentukan berlangsungnya
karier peragawati, dan akan timbul kebosanan pada konsumen mode bila
model tersebut selalu digunakan sebagai media promosi.
2) Kecantikan Batiniah
a) Faktor X
Faktor X adalah sesuatu yang tak terlukiskan yang membuat
seorang model menjadi istimewa, atau bisa dinyatakan sebagai
kemampuan menciptakan kesan istimewa yang membuat sebuah foto
berbicara dan berkesan bagi siapa saja.
b) Keberanian dan kesan wajar
Untuk membedakan dengan model lain, harus memiliki
keistimewaan, ciri pribadi, yang unik dan khusus. Harus tampil percaya
diri dan memiliki kepribadian serta penampilan yang menarik dan tidak
dibuat buat untuk memperoleh pengakuan dari insan mode dan klien.
c) Motivasi
Menekuni dunia model harus serius baik berniat mencapai puncak
profesi maupun memandang profesi model sebagai batu loncatan
mencapai karier dibidang lain seperti dibidang seni peran. Semua
motivasi ini baik tetapi masing – masing bisa menghasilkan jenis karier
modelling yang berbeda sesuai dengan kemampuan.
d) Mental
Membutuhkan mental yang kuat untuk menjadi peragawati, tidak
semua bisa memasarkan diri setiap hari kepada klien dan photographer,
atau menghadapi penolakan berkali – kali. Harus siap menjadi orang
yang tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam bekerja, dan
bersedia mencurahkan jiwa dan raga unuk karier. Harus memiliki
tempramen stabil dan berjiwa sosial, untuk bisa bergaul dengan orang
lain.
e) Kegigihan
Seorang peragawati harus bisa memotivasi diri untuk berusaha
keras dalam memperoleh pekerjaannya. Tidak mudah patah semangat
dalam mengejar tujuannya.
Selanjutnya dijelaskan oleh Indra Gunawan (2002 : 40) agar tercipta suatu
peragaan busana yang baik selain panggung, tata lampu, dekorasi, adalah yang
lebih penting peragawati itu sendiri pada saat membawakan busana karya
desainer. Peragawati harus berjalan dengan baik di atas panggung dan
menciptakan gerakan – gerakan yang indah. Gerakan yang indah tersebut
ditata oleh seorang penata gerak yang disebut koreografer, penataan gerak,
ekspresi dan pola berjalan yang indah itu disebut dengan koreografi. Dalam
koreografi suatu peragaan secara teoritis dipelajari banyak hal misalnya
mengenai bloking, cara membawakan properti busana, teknik memutar serta
beberapa hal lain yang berhubungan dengan koreografi model yang akan
dijelaskan disini:
a. Bloking
Koreografi peragaan busana tidak lepas dari bloking, yaitu suatu pola
gerakan atau arah jalan yang dibentuk peragawati pada saat
memperagakan busana. Secara teoritis bloking terdiri dari 12 macam,
yaitu:
1) Pola T 7) Pola Kotak
2) Pola I 8) Pola Lingkaran
3) Pola Delapan Tidur 9) Pola Spiral
4) Pola Delapan Tegak 10) Pola Segitiga sama Kaki
5) Pola Zig Zag 11) Pola Segitiga Sama Sisi
6) Pola Huruf S 12) Pola Air Mancur
b. Teknik Memutar Badan
Dalam melakukan teknik – teknik jalan sering melakukan putaran –
putaran badan, teknik ini bisa dilakukan setiap saat baik dari posisi berdiri
atau saat sedang berjalan. Hal ini adalah supaya cara memuar tubuh dapat
luwes dan menarik.
c. Teknik memperagakan pelengkap busana
Pelengkap busana busana adalah segala sesuatu yang memperindah
pemakaian busana. Adapun macam pelengkap busana yang biasa
diperagakan dalam suatu peragaan busana adalah :
1) Selendang 4) Kacamata
2) Topi 5) Payung
3) Membuka blazer atau jaket 6) Tas
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa koreografi mode
adalah penataan gerak dan pola jalan yang indah dan bermakna dengan
maksud agar tercipta suatu tema artistik yang akan membuat peragawati
dan busana menjadi satu kesatuan yang indah dan menarik perhatian.
Pelajaran modelling yang telah diuraikan diatas, selain memiliki
maksud untuk memberikan ketrampilan seorang model namun juga
memberikan manfaat secara psikologis yang dapat mendukung prestasi
mata pelajaran produktif siswa.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terkandung
pembelajaran afektif dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling,
dimana pembelajaran afektif tersebut sangat mendukung dalam
memaksimalkan prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa. Sikap-
sikap afektif yang dapat dikembangkan dari kegiatan ekstrktrakurikuler
pramuka dan modelling adalah sikap tanggung jawab, terampil, percaya
diri, kreatif, gigih dalam menghadapi hambatan, dan hidup bergotong
royong. Dengan menyeimbangkan pembelajaran kognitif, afektif, dan
psikomotorik diharapkan prestasi belajar siswa akan lebih maksimal.
Khususnya prestasi belajar mata pelajaran produktif.
B Kerangka Berpikir
Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran pokok yang
dipelajari di SMK sebagai bekal ketrampilan siswa sesuai dengan jurusan
yang dipilih. Dalam proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) tentu tidak hanya mempelajari mata pelajaran produktif saja, namun
juga mempelajari mata pelajaran normatif dan adaptif di samping itu siswa
juga dibekali dengan pengetahuan organisasi melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Selain pelajaran normatif, adaptif, dan produktif segi pembelajaran yang lain
adalah pembelajaran dari segi pembelajaran kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik (ketrampilan).
Materi program pelajaran produktif yang diangkat peneliti berisi tentang
bagaimana cara melayani pelanggan (customer) sehingga mereka puas,
menggambar busana atau mendisain busana serta memberi warna,
menggambar pola konstruksi busana, serta bagaimana menilai serat kain yang
akan digunakan sesuai model busana sehingga hasil busana yang diciptakan
maksimal.
Di samping program produktif, ada program normatif dan adaptif serta
kegiatan ekstrakurikuler sebagai pendukungnya. Kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan modelling merupakan kegiatan yang wajib diikuti siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler bukan merupakan kegiatan pokok dalam kegiatan
belajar mengajar akan tetapi kegiatan ini mendukung prestasi belajar mata
pelajaran produktif siswa secara psikologis. Dukungan secara psikologis ini
tidak kalah pentingnya dengan dukungan materi, dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan modelling, siswa dapat mengasah jiwa
kepemimpinan, tanggung jawab, sosialisasi, kerja sama, disiplin, rasa percaya
diri, kreativitas, dan pengaktualisasian diri siswa. Kegiatan ekstrakurikuler
yang merupakan kebijakan sekolah adalah kegiatan yang dimaksudkan
sebagai pembelajaran afektif, agar prestasi belajar mata pelajaran produktif
siswa lebih maksimal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik prestasi kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan modelling, maka akan semakin baik prestasi
mata pelajaran produktif.
C Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi
belajar mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
2. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler modelling terhadap prestasi
mata pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
3. Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan
ekstrakurikuler modelling secara bersama terhadap prestasi mata pelajaran
produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
D Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : Apakah ada pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
kegiatan ekstrakurikuler modelling secara bersama terhadap prestasi mata
pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean?
Maka hipotesis penelitiannya adalah :
1. Hipotesis Pertama
Ha : terdapat pengaruh positif dan signifikan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi mata pelajaran
produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean.
2. Hipotesis Kedua
Ha : terdapat pengaruh positif dan signifikan kegiatan
ekstrakurikuler modelling terhadap prestasi mata pelajaran
produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean.
3. Hipotesis Ketiga
Ha : terdapat pengaruh positif dan signifikan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler
modelling secara bersama – sama terhadap prestasi mata
pelajaran produktif siswa kelas I SMKN 2 Godean.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh kebenaran
ilmiah. Untuk memperoleh kebenaran ilmiah tersebut diperlukan adanya suatu
pendekatan. Dalam kaitan ini Suharsimi Arikunto (2006: 11) mengemukakan
bahwa untuk memperoleh kebenaran ilmiah ada dua pendekatan ilmiah yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Suharsimi Arikunto, pendekatan kuantitatif bertitik tolak
dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah
dalam bentuk angka hingga memungkinkan digunakan teknik analisis statistik.
Oleh karena itu gejala variabel – variabel yang akan diteliti disajikan secara
kuantitatif pula. Jadi untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis statistik
Data yang dikumpulkan tidak mengendalikan variabel dan variabel
dilihat sebagaimana adanya, dengan demikian penelitian ini termasuk dalam
penelitian ex-post facto. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1994 : 15)
yang memberikan batasan penelitian ex-post facto bahwa dalam penelitian ini
tidak dibuat perlakuan atau manipulasi terhadap variable penelitian, melainkan
mengungkapkan fakta berdasarkan pengukuran yang telah ada.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Untuk itu dilakukan dengan cara mencari besarnya kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler modelling, prestasi belajar mata
pelajaran produktif, dan besarnya hubungan antar variabel serta besarnya
sumbangan yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pramuka
(X1) dan kegiatan ekstrakurikuler modelling (X2). Dan prestasi belajar mata
pelajaran produktif sebagai variabel terikatnya (Y).
Gambar. 1 Paradigma Hubungan Antar Ubahan
Keterangan :
X1 : kegiatan ekstrakurikuler pramuka
X2 : kegiatan ekstrakurikuler modelling
Y : prestasi belajar mata pelajaran produktif
B Definisi Istilah Penilitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 60).
Untuk mempermudah dalam penyusunan penelitian, maka dirumuskan
variabel penelitiannya yang meliputi :
X1
X2
Y
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka (variabel independen)
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah kegiatan berorganisasi siswa
yang mempunyai lambang tunas kelapa dan dilakukan diluar program
yang tertulis di kurikulum dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan seragam dan tanda
pengenal yang telah ditentukan. Kegiatan kepramukaan yang diikuti oleh
siswa mempunyai dampak secara psikologis atau ranah afektif yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif, sikap-
sikap yang dimaksud disini adalah kepemimpinan, tanggung jawab,
sosialisasi, kerja sama, disiplin, rasa percaya diri, kreativitas, dan
pengaktualisasian diri siswa. Adapun skor dengan rentang 1 sampai 4 ini
untuk mengetahui keadaan atau pendapat siswa tentang proses kegiatan
ekstrakulikuler pramuka di sekolah. Untuk memperoleh skor di atas
melalui angket atau kuisioner
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling
Sehingga ekstrakurikuler modelling adalah kegiatan berorganisasi
siswa yang dilakukan diluar program yang tertulis di kurikulum yang
mempelajari segala sesuatu tentang seni bagaimana cara meperagakan
busana, assesories, dan make up rancangan seorang perancang di atas
catwalk di depan masyarakat umum agar mereka tertarik untuk
membelinya. Kegiatan modelling yang diikuti oleh siswa mempunyai
dampak secara psikologis yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mata
pelajaran produktif, sikap-sikap yang dimaksud disini adalah sikap
kepemimpinan, tanggung jawab, sosialisasi, kerja sama, disiplin, rasa
percaya diri, kreativitas, dan pengaktualisasian diri siswa, dan
pengaktualisasian diri siswa. Adapun skor kegiatan ekstrakurikuler
modelling dinyatakan dalam angka yang mempunyai rentangan nilai 1
sampai dengan 4. Untuk memperoleh skor di atas melalui angket atau
kuisioner.
3. Mata Pelajaran Produktif
Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran yang khusus
dipelajari oleh siswa sekolah khusus kejuruan, mata pelajaran yang
dipelajari tergantung jurusan yang dipilih. Sifatnya lebih kepada
ketrampilan siswa.
Dalam mata pelajaran produktif terdapat beberapa instrumen yang
akan digunakan, instrumen tersebut adalah :
a. Memberikan layanan secara prima
Mata pelajaran ini mempelajari bagaimana cara kita menghadapi
customer ( pelanggan ) dengan baik dan maksimal sehingga mereka
tidak kecewa dengan pelayanan kita. Dalam berhadapan dengan
konsumen, kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan
berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan baik dapat
dimiliki apabila siswa dapat bersosialisasi dan bekerja sama.
Disiplin serta tanggung jawab adalah sikap yang selanjutnya harus
dimunculkan setelah siswa dapat bersosialisasi dan bekerja sama
dengan calon pelanggan. Disiplin dan tanggung jawab disini dapat
diartikan sebagai disiplin dan bertanggungjawab dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah. Sikap kepemimpinan
juga diperlukan apabila mata pelajaran ini mengharuskan kita
membentuk kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas, namun
bukan berarti bahwa kita tidak mau dipimpin oleh orang lain.
b. Menggambar Busana
Mata pelajaran ini mempelajari bagaimana cara menggambar dan
mendisain busana, dalam hal ini sikap-sikap yang diperlukan oleh
siswa adalah rasa percaya diri, kepercayaan diri yang tinggi maka
siswa tidak akan ragu untuk menciptakan disain-disain busana yang
unik. Selain rasa percaya diri, juga diperlukan kreativitas. Karena
semakin tinggi imajinasi, maka kreativitas siswa akan semakin
terasah. Yang ketiga adalah aktualisasi diri siswa, kesempatan untuk
mengaktualisasikan kemampuan diri akan menghasilkan hasil yang
maksimal dalam kinerja siswa.
c. Membuat pola dengan teknik konstruksi
Mata pelajaran yang merupakan pelajaran dasar membuat pola ini
dipelajari untuk membuat konstruksi pola sebuah busana dengan
rumus-rumus yang telah ditentukan. Sikap kreatif, disiplin, dan
percaya diri sangat dibutuhkan untuk dapat mengikuti mata pelajaran
ini secara maksimal.
d. Mengenal, memilih bahan busana
Mata pelajaran mengenal, memilih bahan busana adalah mata
pelajaran yang memberikan pengetahuan asal – usul serat, sifat dan
penggolongannya. Sehingga siswa dapat mengetahui karakteritik
kain dan pemilihan model busana disesuaikan dengan sifat serat
kainnya untuk menghasilkan karya yang maksimal. Sikap psikologis
yang harus dikembangkan untuk mata pelajaran ini adalah percaya
diri, aktualisasi diri, dan kreativitas.
C Populasi Penelitian dan Sampel
1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMKN 2 Godean. Waktu penelitian
akan dilaksanakan, pada bulan April – Juni 2008
2 Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup
yang ingin diteliti (Sugiarto, 2001:2). Sedangkan menurut Tulus Winarsunu
(2006 : 11) populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti
dan nantinya akan dikenai generalisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas I program keahlian Tata Busana di SMKN 2 Godean tahun
ajaran 2007/2008. Secara rinci jumlah siswa itu dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
Tabel .5 Jumlah populasi siswa program Tata Busana SMKN 2 Godean
No. Kelas Jumlah Populasi
1. Kelas I Busana 1 36 siswa
2. Kelas I Busana 2 33 siswa
3. Kelas I Busana 3 35 siswa
Jumlah 104 siswa
Ada beberapa alasan mengapa siswa kelas I yang dijadikan populasi
penelitian, antara lain :
a) Siswa kelas I merupakan siswa yang diwajibkan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan modelling
b) Siswa kelas I merupakan siswa yang mengikuti mata pelajaran produktif
Memberikan layanan secara prima, menggambar busana, membuat pola
teknik konstruksi, dan mengenal, memilih bahan busana
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam
penelitian (Tulus Winarsunu, 2006:11). Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2005 : 25) untuk menentukan ukuran sample yang sangat
praktis yaitu bisa dengan tabel krecjie dengan tingkat kesalahan 5% sehingga
sample yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.
Populasi dalam penelitian ini sebesar 104 siswa, berdasarkan perhitungan
tersebut diatas maka diperoleh sampel 80 siswa, (penentuan jumlah sampel
dapat dilihat pada lampiran).
Adapun teknik penentuan sampel adalah dengan proportional random
sampling. Proportional berarti sampel diambil dengan perbandingan yang
sama untuk masing – masing kelas, sedangkan random berarti secara acak
(Sugiyono,2005 : 70). Jadi tiap – tiap kelas diambil dengan perbandingan yang
sama dan dilakukan secara acak, perincian perhitungan sampel adalah sebagai
berikut :
Kelas I Busana 1: 36 x 80 siswa = 28 siswa104
Kelas I Busana 2 : 33 x 80 siswa = 25 siswa104
Kelas I Busana 3 : 35 x 80 siswa = 27 siswa104
Tabel. 6 Jumlah sampel siswa program Tata Busana SMKN 2 Godean
No. Kelas Jumlah Populasi
1. Kelas I Busana 1 28 siswa
2. Kelas I Busana 2 25 siswa
3. Kelas I Busana 3 27 siswa
Jumlah 80 siswa
D Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengambilan data yang digunakan yaitu
dengan metode angket untuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan
ekstrakurikuler modelling serta dokumentasi nilai raport untuk prestasi belajar
mata pelajaran produktif sesuai indikator yang telah ditentukan. Angket atau
kuisioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1992:124)
a. Metode angket
Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data dengan daftar
isian atau skala pertanyaan yang diberikan kepada subyek penelitian. Data
yang akan diperoleh dengan metode angket ini adalah data kegiatan
ekstrakulikuler pramuka dan kegiatan ekstrakulikuler modelling.
Asumsi – asumsi yang mendasari pemakaian teknik angket atau
kuisioner seperti yang dikemukakan okleh Sutrisno Hadi (1984:15), yaitu :
1. Subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
2. Apa yang dikatakan subyek kepada peneliti benar – benar dapat dipercaya.
3. Interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan
yang dimaksud oleh peneliti.
4. Dapat dilakukan tanpa hadirnya peneliti.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data dengan
bukti-bukti yang ada. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan,
dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar
hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya
seni, dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain ( Sugiyono, 2008 : 329 )
Metode ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar mata
pelajaran produktif siswa SMKN 2 Godean.
E Instrumen Penelitian
a. Pengukuran Instrumen
Instrumen di sini untuk memperoleh data kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan kegiatan ekstrakulikuler modelling, menggunakan angket yang
berbentuk pertanyaan tertutup dengan empat alternatif jawaban.
1. Instrumen Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Berdasarkan definisi atau pengertian tentang kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yang telah diuraikan di depan, maka indikator-
indikator dari ubahan adalah : disiplin, tanggung jawab, sosialisasi,
kepemimpinan, dan kerja sama
Dari indikator – indikator tersebut disusun kisi – kisi instrumen dan
selanjutnya dikembangkan menjadi butir–butir pertanyaan dengan empat
alternatif jawaban yang digunakan yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun pemberian
bobot jawaban dilakukan sebagai berikut :
Bentuk Pertanyaan Positif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak setuju 1
Yang dimaksud pertanyaan positif adalah pertanyaan yang
mendukung keberhasilan kegiatan ekstrakulikuler pramuka.
Dalam penelitian ini kegiatan ekstrakulikuler pramuka diukur
dengan 15 butir pertanyaan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 7 Kisi – kisi Instrumen Ubahan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
No Indikator No. Butir
1.
2.
3.
4.
5
6
7
kepemimpinan,
tanggung jawab,
sosialisasi,
kerja sama,
disiplin,
rasa percaya diri,
kreativitas
1, 9
5, 7
2, 4, 11
3,12
14,15
8,13
6, 10
Jumlah 15
2. Instrumen Kegiatan Ekstrakulikuler Modelling
Instrumen untuk mengukur kegiatan ekstrakulikuler modelling
menggunakan indikator – indikator sebagai berikut : percaya diri, kreatif,
dan aktualisasi diri.
Dari indikator – indikator tersebut disusun kisi – kisi instrument
dan selanjutnya dikembangkan menjadi butir – butir pertanyaan dengan
empat alternatif jawaban yang digunakan yaitu : Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun
pemberian bobot jawaban dilakukan sebagai berikut :
Bentuk Pertanyaan Positif Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak setuju 1
Dalam penelitian ini kegiatan ekstrakulikuler modelling diukur dengan 15
butir pertanyaan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel.8 Kisi – kisi Instrumen Ubahan Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling
No Indikator No. Butir
1.
2.
3.
4.
sosialisasi,
rasa percaya diri,
kreativitas,
pengaktualisasian diri siswa
7, 8
2, 3, 12, 14
1, 4, 5, 6, 10, 11, 13
9, 15
Jumlah 15
2 Instrumen Prestasi Mata Pelajaran Produktif
Instrumen untuk mengukur prestasi mata pelajaran produktif
dengan menggunakan indikator – indikator sebagai berikut :
a. Memberikan layanan secara prima
b. Menggambar busana
c. Menggambar pola dengan teknik konstruksi
d. Mengenal, memilih bahan busana
Dari indikator – indikator di atas, kemudian disusun dan yang
selanjutnya diberikan bobot yang mempunyai rentangan nilai antara satu
dengan empat sebagaimana pengukuran yang dilakukan pada instrument
kegiatan ekstrakulikuler pramuka dan kegiatan ektrakulikuler modelling
Dalam penelitian ini prestasi mata pelajaran produktif diukur dari
nilai raport mata pelajaran yang dijadikan sebagai indikator.
Nilai Raport Skor
8,13 – 8,83 4
7,42 – 8,12 3
6,71 – 7,41 2
6,00 – 6,70 1
Sehingga disini tidak perlu mempersiapkan pertanyaan seperti pada
teknik pengumpulan data menggunakan angket
b. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk menjaring data sebenarnya, maka
terlebih dahulu diujicoba untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan
keandalan (reliabilitas)
Sehubungan dengan masalah uji coba instrument, Suharsimi (1989:
137) mengatakan bahwa uji coba instrument dapat dilakukan terhadap 15–50
orang. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2005: 70)tentang rumus sampel,
maka pengujian instrumen dilakukan pada siswa sebanyak 24 siswa kelas I
SMKN 2 Godean sebagai responden. Jika terjadi butir yang tidak memenuhi
syarat atau gugur, butir tersebut tidak digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
1. Uji Validitas (Uji Kesahihan)
Validitas menurut Saifuddin Azwar (2001: 5) adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurannya. Sedangkan menurut Sugiyono (2003:
109) valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Uji validitas instrumen dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen
pembimbing, kemudian baru diuji cobakan pada responden yaitu siswa
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Skor butir dipandang sebagai X dengan skor total
dipandang sebagai Y, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson:
rxy = n xy – ( x ) ( y )∑ ∑ ∑{( n ) } {n }∑ ∑x² - ( x ² y² - ( y ) ²∑ ∑
Dimana:
n : jumlah responden
r xy : korelasi antara nilai tiap butir dengan skor total
x : nilai tiap butir pertanyaan
y : nilai skor total
(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
Kriteria pengujian suatu butir dikatakan apabila koefisien korelasi (r
hit) berharga sama dengan atau lebih besar dari harga tabel pada taraf
signifikan 5%. Apabila sebaliknya, maka butir tersebut tidak sahih atau
gugur.
Pelaksanaan perhitungan validitas item ini menggunakan bantuan
program komputer SPS Versi 2005 oleh Suharsimi Arikunto dan Yuni
Pamardiningsih. Dari uji kesahihan butir tersebut diperoleh harga
koefisien korelasi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Tabel. 9 Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen ( N=24 )
VariabelJumlah Butir
Harga r hitKoefisien r
tabDiuji Sahih GugurKegiatanekstrakurikuler
30 30 0 0,477 – 0,808 0,361
Dari hasil uji validitas yang dilakukan, terlihat bahwa r hit > r tab,
sehingga dapat disimpulkan bahwa butir soal valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 2006: 154). Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat
diandalkan sehingga reliabilitas menunjang pada tingkat keterandalan
suatu instrumen.
Menurut Sudarman (1989 : 142), reliabilitas ditentukan atas dasar
proporsi varian total yang merupakan varian total sebenarnya. Makin besar
proporsi tersebut maka makin tinggi reliabilitasnya.
Instrumen dalam penelitian ini berbentuk skala atau scala Likert
maka digunakan rumus Koefisien Alpha dari Cronbach’s karena rumus
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya
bukan 1 dan 0.
Menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 164), menyatakan bahwa rumus
koefisien alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang mana
skornya bukan 1 dan 0, dengan kata lain rumus koefisien alpha digunakan
bila mempunyai rentangan skala yang bertingkat. Adapun rumus koefisien
alpha yang digunakan adalah:
Rumus Alpha :
r11 =
21
2
θθb
-11k
k
Dengan keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ θ 2b : jumlah varians butir
θ 21 : varians total
(Suharsimi Arikunto, 2006 :180)
Setelah dianalisis menggunakan bantuan komputer SPS Versi 2005
oleh Suharsimi Arikunto dan Yuni Pamardiningsih dengan N=24,
didapatkan nilai r11 untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka
adalah sebesar 0,827 dan untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler
modelling adalah sebesar 0,851. Setelah dikonsultasikan dengan r tabel
pada taraf signifikan 5% untuk N = 24 adalah 0,361 ternyata untuk
pengujian reliabilitas ini adalah r11 > dari r tabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal tersebut handal.
F PERSYARATAN ANALISIS
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakn teknik korelasi
Pearson Product Moment, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
yaitu, uji normalias dan uji liniearitas.
1. Uji Normalitas
Uji Nnormalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data-data
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan
rumus Chi kuadrat sebagai berikut :
x2 = ∑ ( fo – fh )2
fh
Dimana :
x2 : chi kuadrat
fh : frekuensi yang diobservasi
fh : frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2006: 175)
Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data dilakukan
dengan membandingkan harga antara satuan chi kuadrat hitung dengan chi
kuadrat tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (derajad kebebasan) =
k – 1. Jika harga chi kuadrat hitung < dari chi kuadrat tabel, maka akan
dikatakan berdistribusi normal. Sebaliknya jika harga chi kuadrat hitung >
dari chi kuadrat tabel, maka dikatakan data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
dan terikat mempunyai sifat hubungan linear atau tidak. Untuk uji
linearitas digunakan uji statistic dengan menggunakan rumus F sebagai
berikut :
F reg = R k reg
R kres
Dimana :
F reg : koefisien regresi
R k reg: rerata kuadrat garis regresi
R k res : rerata kuadrat garis residu
Jika harga F reg lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan 5%
dengan db (k – 1, n – k), maka dapat dikatakan bahwakedua variabel
mempunyai hubungan yang linier (Sutrisno Hadi, 1996 : 14)
G TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Data dalam penelitian ini
berbentuk angka atau kuantitatif sehingga analisis yang digunakan adalah
analisis statistik yang meliputi rerata (mean), median, modus, dan
simpangan baku (SD). Kemudian untuk mengetahui sebaran data, akan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi bersama histogramnya.
Selanjutnya untuk mengklasifikasikan tinggi rendahnya
kecenderungan variabel penelitian digunakan klasifikasi kecenderungan
rerata skor ideal sebagai kriteria bandingan yang dikelompokkan menjadi
empat klasifikasi, yaitu:
M + 1,5 (SD) ke atas : sangat baik
M sampai (M + 1,5 SD) : baik
(M – 1,5 SD) sampai M : cukup baik
(M – 1,5 SD) kebawah : tidak baik (Sugiyono, 2006 : 2007)
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari harga Mean ( M ) ideal dan
Standar Deviasi Ideal (SD) adalah sebagai berikut :
M = ½ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)
SD = 1/6 (skor maksimum ideal – skor minimum ideal)
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan
ekstrakurikuler pramuka, kegiatan ekstrakurikuler modelling, dan prestasi
belajar mata pelajaran produktif.
Adapun klasifikasi kecenderungan rerata ideal sebagai kriteria
bandingan pada variabel ekstrakurikuler pramuka adalah :
Kategori RentanganSangat baik
BaikCukup BaikTidak Baik
≥ 48,7537,50 ≤ x < 48,7526,25 ≤ x < 37,50
≤ 26,25
Adapun klasifikasi kecenderungan rerata ideal sebagai kriteria
bandingan pada variabel ekstrakurikuler modelling adalah :
Kategori RentanganSangat baik
BaikCukup BaikTidak Baik
≥ 48,7537,50 ≤ x < 48,7526,25 ≤ x < 37,50
≤ 26,25
Adapun klasifikasi kecenderungan rerata ideal sebagai kriteria
bandingan pada variabel prestasi belajar adalah :
Kategori RentanganSangat baik
BaikCukup BaikTidak Baik
≥ 13,0010,00 ≤ x < 13,007,00 ≤ x < 10,00
≤ 7,00
2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling (variabel
bebas) terhadap prestasi belajar (variabel terikat). Adapun bentuk
persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X 1 + b2X2
Keterangan :
Y = Prestasi belajar
a = Konstanta (intercept)
X1 = Kegiatan ekstrakurikuler pramuka
X2 = Kegiatan ekstrakurikuler modelling
b1, b2 = Koefisien regresi X1, X2 (Sugiyono, 2005 : 251)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini sebagai populasi adalah seluruh
siswa kelas I Jurusan Tata Busana SMKN 2 Godean yang berjumlah 104
siswa. Dari jumlah populasi tersebut, dengan menggunakan Tabel Krejcie
diperoleh jumlah sampel sebanyak 80 siswa. Dari jumlah sampel tersebut
setelah peneliti memberikan angket/kuisioner, didapatkan data tentang
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling. Sedangkan
data mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif peneliti
dapatkan dari dokumentasi guru.
Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data kategori data kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan modelling. Untuk mengidentifikasi tinggi
rendahnya skor variabel penelitian digunakan kecenderungan rerata skor
ideal sebagai kriteria bandingan yang sudah dijelaskan pada BAB III
Adapun deskripsi data dari masing – masing variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Data kegiatan ekstrakulikuler pramuka diperoleh dari instrumen
penelitian berupa angket/kuisioner sebanyak 15 butir. Masing-masing
butir pertanyaan mempunyai rentang skor 1 sampai 4, dengan
demikian skor ideal terendah adalah 15 dan skor ideal tertinggi adalah
60. Dari data yang terkumpul diperoleh skor tertinggi 56 dan terendah
40.
Untuk mengidentifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor
variabel kegiatan ekstrakulikuler pramuka ditetapkan berdasarkan
kriteria idealnya yaitu nilai tengah atau rerata ideal (M) sebesar 37,50
dan simpangan baku (SD) sebesar 7,50. Dari harga rata – rata tersebut,
maka dapat dikategorikan dalam 4 kelompok kriteria. Kategori data
kegiatan ekstrakulikuler pramuka dapat dilihat pada tabel.10
Tabel.10 Kategori Data Kegiatan Ekstrakulikuler PramukaKategori Rentangan Jumlah Prosentase
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
≥ 48,75
37,50 ≤ x < 48,75
26,25 ≤ x < 37,50
≤ 26,25
47
33
0
0
58,8
41,3
0
0
Jumlah 80 100,0
Berdasarkan kategori tersebut, maka kategori kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sesuai data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : kategori sangat baiknya sebanyak 47 siswa
atau 58,8%, kategori baik sebanyak 33 siswa atau 41,3%, kategori
cukup baik sebanyak tidak ada atau 0%, dan kategori tidak baiknya
tidak ada atau 0%. Dilihat dari harga rerata sebesar 49,09 dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kategori
baik.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling
Data kegiatan ekstrakulikuler modelling diperoleh dari instrumen
penelitian berupa angket/kuisioner sebanyak 15 butir. Masing-masing
butir pertanyaan mempunyai rentang skor 1 sampai 4, dengan
demikian skor ideal terendah adalah 15 dan skor ideal tertinggi adalah
60. Berdasarkan data yang terkumpul, diperoleh skor terendah 37 dan
skor tertinggi 50.
Untuk mengidentifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor
variabel kegiatan ekstrakurikuler modelling ditetapkan berdasarkan
kriteria idealnya yaitu nilai tengah atau rerata ideal (M) sebesar 37,50
dan simpangan baku (SD) sebesar 7,50. Dari harga rata – rata tersebut,
maka dapat dikategorikan dalam 4 kelompok kriteria. Kategori data
kegiatan ekstrakurikuler modelling dapat dilihat pada tabel.11
Tabel.11 Kategori Data Kegiatan Ekstrakurikuler ModellingKategori Rentangan Jumlah Prosentase
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
≥ 48,75
37,50 ≤ x < 48,75
26,25 ≤ x < 37,50
≤ 26,25
3
64
13
0
3,8
80,0
16,3
0
Jumlah 80 100,0
Berdasarkan kategori tersebut, maka kategori kegiatan
ekstrakurikuler modelling sesuai data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : kategori sangat baiknya sebanyak 3 siswa
atau 3,8%, kategori baik sebanyak 64 siswa atau 80,0%, kategori
cukup baik sebanyak 13 siswa atau 16,3%, dan kategori tidak baiknya
tidak ada atau 0%. Dilihat dari harga rerata sebesar 40,69 dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler modelling dalam kategori
baik
3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
Data prestasi belajar mata pelajaran produktif yang meliputi mata
pelajaran memberikan pelayanan secara prima, menggambar busana,
menggambar pola menggunakan teknik konstruksi, mengenal dan
memilih bahan busana diperoleh dari dokumentasi nilai raport siswa,
instrumen yang digunakan ada empat buah.
Masing-masing butir pertanyaan mempunyai rentang skor 1 sampai
4, dengan demikian skor ideal terendah adalah 4 dan skor ideal
tertinggi adalah 16. Berdasarkan data yang terkumpul, diperoleh skor
terendah 8 dan skor tertinggi 15.
Untuk mengidentifikasi kecenderungan tinggi rendahnya skor
variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka ditetapkan berdasarkan
kriteria idealnya yaitu nilai tengah atau rerata ideal (M) sebesar 10,00
dan simpangan baku (SD) sebesar 2,00. Dari harga rata – rata tersebut,
maka dapat dikategorikan dalam 4 kelompok kriteria. Kategori data
prestasi belajar dapat dilihat pada tabel.12
Tabel.12 Kategori Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran ProduktifKategori Rentangan Jumlah Prosentase
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
≥ 13,00
10,00 ≤ x < 13,00
7,00 ≤ x < 10,00
≤ 7,00
12
47
21
0
15,0
58,8
26,3
0
Jumlah 80 100,0
Berdasarkan kategori tersebut, maka kategori prestasi belajar mata
pelajaran produktif sesuai data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : kategori sangat baiknya sebanyak12 siswa
atau 15,0%, kategori baik sebanyak 47 siswa atau 58,8%, kategori
cukup baik sebanyak 21 siswa atau 26,3%, dan kategori tidak baiknya
tidak ada atau 0%. Dilihat dari harga rerata sebesar 10,69 dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran produktif dalam
kategori baik
4 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melaksanakan analisis pada data penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi analisis. Persyaratan analisis bertujuan
untuk dapat menerapkan teknik analisis parametrik agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Pengujian persyaratan analisis yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji liniearitas
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari
masing – masing variabel memiliki karakteristik berdistribusi
normal atau tidak. Dalam penelitianini ada dua variabel yang diuji
normalitas datanya yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
kegiatan ekstrakurikuler modelling. Teknik analisis yang
digunakan adalah untuk menguji normalitas adalah teknik Chi
Kuadrat. Kriteria pengujian yaitu jika Chi kuadrat hitung (X2
hitung ) lebih kecil dari Chi kuadrat tabel ( X2 tabel ) pada taraf
signifikan 5%, maka distribusi untuk satu variabel adalah normal.
Untuk uji normalitas menggunakan banuan komputer SPS .
Hasil uji normalitas untuk variabel ekstrakurikuler pramuka dan
kegiatan ekstrakurikuler modelling terangkum dalam tabel.13
berikut ini.
Tabel.13 Hasil Uji Normalitas DataVariabel Db X2 hit X2 tabel 5% Kesimpulan
Kegiatan ekstrakurikulerpramuka
9 16,892 16,919 Normal
Kegiatan ekstrakurikulermodelling
9 16,050 16,919 Normal
Dari hasil tabel.20 di atas diketahui bahwa harga X2 hit < X2
tabel pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa skor variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dan kegiatan ekstrakurikuler modelling berdistribusi normal.
Secara lengkap perhitungannya dapat dilihat pada lampiran
2) Uji Linearitas
Uji Linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas yaitu kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan
ekstrakurikuler modelling dengan variabel terikat yaitu prestasi
belajar mata pelajaran produktif memiliki karakteristik linier atau
tidak.
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan analisis
bantuan komputer SPS . Adapun ringkasan hasil uji linieritas dapat
dilihat pada tabel .14 berikut ini
Tabel.14 Hasil Uji LinieritasVariabel Db F hit F tabel 5% KesimpulanX1 - Y 1 – 77 2,578 3,965 LinierX2 - Y 1 - 77 0,398 3,965 Linier
Dari hasil tabel 21 diketahui bahwa harga F hitung < F tabel
dengan taraf signifikan 5%, derajat kebebasan pembilang = 1 dan
derajat kebebasan penyebut = 77. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel yang akan dikorelasikan mempunyai
hubungan yang linier. Secara lengkap perhitungannya dapat dilihat
pada lampiran.
5. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan
ekstrakurikuler modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran
produktif siswa kelas I di SMKN 2 Godean. Untuk menguji hipotesis
tersebut menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda.
Selanjutnya pengujian hipotesis ini dianalisis dengan menggunakan
program bantuan komputer SPS . Dari hasil pengujian diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 15Hasil Analisis Linier Regresi Berganda
VariabelKoefisienRegresi
StandarError
t hitung Signifikan t
Kegiatan ekstrakurikulerpramuka (X1)
0,127 0,019 3,176 0,003
Kegiatan ekstrakurikulermodelling (X2)
0,103 0,019 2,376 0,019
Konstanta 0,224
R 0,485
R Square 0,236
F 11,868
Sig. F 0,000Berdasarkan hasil analisis regresi berganda maka secara
matematis dapat ditulis ke dalam persamaan regresi sebagai berikut
Y = 0,224 + 0,127 X1 + 0,103 X2
Berdasarkan tabel .22 di atas diperoleh nilai koefisien regresi untuk
variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka 0,127, hal ini menunjukkan
ada pengaruh positif kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap
prestasi belajar mata pelajaran produktif, sehingga bila semakin baik
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan maka prestasi belajar
mata pelajaran produktif akan tinggi juga.
Kegiatan ekstrakurikuler modelling mempunyai koefisien regresi
sebesar 0,103, hal ini menunjukkan ada pengaruh positif kuat kegiatan
ekstrakurikuler modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran
produktif. Dari nilai tersebut menunjukkan apabila kegiatan
ekstrakurikuler modelling meningkat prestasi belajar mata pelajaran
produktif juga akan tinggi.
Dari hipotesis tersebut berlaku hipotesis statistik sebagai berikut :
Ho : r = 0 atau tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler
modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif
Ha : r > 0 atau terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler
modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif
a. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dengan prestasi belajar mata pelajaran produktif.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh harga r hitung
antara kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar
mata pelajaran produktif sebesar 0,442. Ternyata harga r hitung
hasil analisis lebih besar dari nol dan bernilai positif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti terdapat hubungan yang positif antara kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dengan prestasi belajar mata pelajaran
produktif. Adapun hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Koefisien korelasi ( r hitung ) sebesar 0,442 tersebut hanya
berlaku untuk sampel penelitian. Apakah r hitung tersebut dapat
digeneralisasikan untuk populasi, maka harus diuji signifikansinya.
Untuk menguji signifikansi r hitung dapat dilakukan secara praktis
yaitu dengan langsung mengkonsultasikannya dengan r tabel
product moment. Ketentuannya bila r hitung lebih besar dari harga
r tabel maka korelasi tersebut dapat digeneralisasikan untuk
populasi. Adapun harga r tabel untuk N=80 diperoleh harga sebesar
0,220 pada taraf signifikansi 5%, sehingga harga r hitung lebih
besar dari harga r tabel ( 0,442 > 0,220 ), artinya korelasi sebesar
0,442 tersebut signifikan secara statistik dan dapat
digeneralisasikan untuk populasi, sehingga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap
prestasi belajar mata pelajaran produktif.
Selanjutnya dari hasil analisis korelasi diperoleh koefisien
determinasi ( r2 ) sebesar 0,1398. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kegiatan ekstrakulikuler pramuka sebesar 0,1398 atau
13,98% sedangkan sisanya 86,02% berasal dari variabel lain.
b. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara kegiatan ekstrakulikuler
modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh harga r hitung
antara kegiatan ekstrakulikuler modelling terhadap prestasi belajar
mata pelajaran produktif sebesar 0,405. Ternyata harga r hitung
hasil analisis lebih besar dari nol dan bernilai positif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti terdapat hubungan yang positif antara kegiatan
ekstrakulikuler modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran
produktif. Adapun hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Koefisien korelasi ( r hitung ) sebesar 0,405 tersebut hanya
berlaku untuk sampel penelitian. Apakah r hitung tersebut dapat
digeneralisasikan untuk populasi, maka harus diuji signifikansinya.
Untuk menguji signifikansi r hitung dapat dilakukan secara praktis
yaitu dengan langsung mengkonsultasikannya dengan r tabel
product moment. Ketentuannya bila r hitung lebih besar dari harga
r tabel maka korelasi tersebut dapat digeneralisasikan untuk
populasi. Adapun harga r tabel untuk N=80 diperoleh harga sebesar
0,220 pada taraf signifikansi 5%, sehingga harga r hitung lebih
besar dari harga r tabel ( 0,405 > 0,220 ), artinya korelasi sebesar
0,405 tersebut signifikan secara statistik dan dapat
digeneralisasikan untuk populasi, sehingga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler modelling terhadap
prestasi belajar mata pelajaran produktif.
Selanjutnya dari hasil analisis korelasi diperoleh koefisien
determinasi ( r2 ) sebesar 0,095. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kegiatan ekstrakulikuler modelling sebesar 0,095 atau
9,5% sedangkan sisanya 90,5% berasal dari variabel lain.
c. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara kegiatan ekstrakulikuler
pramuka dan modelling secara bersama – sama terhadap prestasi
belajar mata pelajaran produktif. Berdasarkan hasil analisis data
penelitian diperoleh harga R hitung antara kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran
produktif sebesar 0,485. Ternyata harga R hitung hasil analisis
lebih besar dari nol dan bernilai positif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat hubungan yang positif antara kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran
produktif. Adapun hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Koefisien korelasi ( R hitung ) sebesar 0,485 tersebut hanya
berlaku untuk sampel penelitian. Apakah R hitung tersebut dapat
digeneralisasikan untuk populasi, maka harus diuji signifikansinya.
Untuk menguji signifikansi R hitung dapat dilakukan secara praktis
yaitu dengan langsung mengkonsultasikannya dengan R tabel R
Dengan ketentuan bila R hitung lebih besar dari harga R tabel
maka korelasi tersebut dapat digeneralisasikan untuk populasi.
Karena teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda maka yang digunakan untuk menguji
signifikansinya adalah F hitung. Dengan ketentuan bila F hitung
lebih besar dari harga F tabel maka korelasi tersebut dapat
digeneralisasikan untuk populasi. Data signifikansi pengaruh
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling terhadap prestasi
mata pelajaran produktif dapat dilihat di tabel 16
Tabel. 16 Data Signifikansi Pengaruh Kegiatan EksrakurikulerPramuka dan Modelling Terhadap Prestasi Mata PelajaranProduktif
Variabel Db F hit F tabel 5% KesimpulanKegiatan
ekstrakurikulerpramuka dan
modelling terhadapprestasi mata pelajaran
produktif
2 : 7 11,868 3,115 Signifikan
Dapat dilihat di tabel.16 bahwa besar db adalah 2 : 77, bila
dicocokkan di F tabel 5%, dengan pembilang 2 dan penyebut 77, F
tabel yang diperoleh adalah sebesar 3,115 sehingga harga F hitung
lebih besar dari harga F tabel ( 11,868 > 3,115 ), artinya korelasi
sebesar 0,485 tersebut signifikan secara statistik dan dapat
digeneralisasikan untuk populasi, sehingga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif.
Selanjutnya dari hasil analisis korelasi diperoleh koefisien
determinasi ( R2 ) sebesar 0,236. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling sebesar
0,236 atau 23,6% sedangkan sisanya 76,4% berasal dari variabel
lain. Besarnya nilai r untuk hubungan antar variabel dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar. 2 Korelasi antar prediktor dengan kriterium
B. Pembahasan
1. Pembelajaran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dan Kegiatan
Ekstrakurikuler Modelling Siswa Kelas I SMKN 2 Godean
a. Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh mean sebesar 49,09 hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler pramuka berada pada
tingkat kecenderungan baik. Hal ini dapat diketahui dari kebijakan
sekolah yang mewajibkan siswanya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka, walaupun secara teori kegiatan ekstrakurikuler
pramuka mempunyai pokok pembelajaran yang sama sekali berbeda
X1
X2
r = 0,442
r = 0,405
YR2 = 0,236
dengan pokok pembelajaran mata pelajaran produktif, akan tetapi
kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini memiliki sasaran pembelajaran di
bagian lain dari siswa
Dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa dapat menjadi lebih
bertanggung jawab, lebih mandiri tanpa menjadi makhluk yang
individual, menjadi makhluk sosial, serta memiliki daya juang yang
kuat. Kegiatan kepramukaan yang sering dilakukan meliputi lintas alam
dan kemah. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dengan baik berarti dia telah mampu mengaktualisasikan kemampuan
dirinya dengan baik sehingga akan berdampak positif terhadap
peningkatan prestasi belajar mereka, khususnya prestasi belajar mata
pelajaran produktif.
b. Kegiatan Ekstrakulikuler Modelling
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh mean sebesar 40,69 hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler modelling berada pada
tingkat kecenderungan baik. Kegiatan modelling yang dilaksanakan di
SMKN 2 Godean selain bertujuan mempelajari cara berjalan seorang
model, ternyata mempunyai maksud lain yaitu membangun
meningkatkan kepercayaan diri siswa – siswinya, dengan rasa percaya
diri yang tinggi mereka dapat mengaktualisasikan dirinya menjadi lebih
maksimal serta dapat berkreativitas dalam proses pembelajaran mata
diklat produktif.
2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Kelas I SMKN 2 Godean
Berdasarkan penelitian ini diperoleh mean sebesar 10,69 hal ini
menunjukkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran produktif berada
dalam tingkat kecenderungan sangat baik. Ini menunjukkan bahwa
prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas I di SMK N 2
Godean sangat memuaskan, ini membuktikan bahwa kegiatan
ekstrakulikuler pramuka dan modelling tidak mengakibatkan siswa
mengalami kelelahan sehingga mereka tidak fokus pada pelajaran,
sebaliknya kegiatan ekstrakulikuler pramuka dan modelling yang
diwajibkan oleh pihak sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif.
3. Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka dan Modelling Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
Berdasarkan penelitian ini, dapat mengungkap sejauh mana kegiatan
ekstrakulikuler pramuka dan modelling mempengaruhi prestasi belajar
mata pelajaran produktif siswa kelas I SMK N 2 Godean. Dari hasil
analisis hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan kegiatan ekstrakulikuler pramuka dan modelling mempengaruhi
prestasi belajar mata pelajaran produktif. Hal ini ditunjukkan dengan harga
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,236 yang berarti kegiatan
ekstrakulikuler pramuka dan modelling memberikan kontribusi sebesar
0,236 atau sebesar 23,6% pada prestasi belajar mata pelajaran produktif
sedang sisanya 74,6% berasal dari faktor-faktor lain.
Untuk dapat melihat seberapa jauh pengaruh kegiatan
ekstrakulikuler pramuka dan modelling tersebut dapat dilihat berdasarkan
bentuk persamaan garis regresinya. Berdasarkan hasil analisis data,
persamaan garis regresinya Y = 0,224 + 0,127 X1 + 0,103 X2
Persamaan tersebut memberi gambaran bahwa setiap peningkatan
satu skor kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling maka akan
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran produktif sebesar 0,127
untuk variabel kegiatan ekstrakulikuler pramuka (X1) dan sebesar 0,103
untuk variabel ekstrakulikuler modelling (X2) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa semakin baik siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan modelling maka semakin baik pula prestasi belajar mata
pelajaran produktif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ekawati ( 2003 : 69 )
yang mengemukakan bahwa prestasi belajar seseorang dapat dipengaruhi
dari luar, pengaruh dari luar ini dapat berasal dari orang tua/wali, teman
sekolah, teman bermain, fasilitas atau guru di sekolahnya termasuk
kebijakan sekolah yang mengadakan kegiatan ekstrakulikuler di luar jam
pelajaran mata diklat normatif, adaptif, atau produktif. Kebijakan sekolah
untuk mengadakan kegiatan ekstrakulikuler sangatlah penting karena
dapat mengembangkan bakat lain siswa – siswi untuk berprestasi, serta
lebih memperhatikan ranah afekif. Tentu saja, pemilihan jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa harus dipertimbangkan
secara matang, agar sesuai dengan tujuan yang direncanakan sekolah.
Disamping itu, pemilihan guru dan penyediaan fasilitas yang lebih lengkap
merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan kegiatan
pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas I
di SMK N 2 Godean
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan dari peneliatian tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler
Pramuka dan Modelling Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif (
study pada siswa kelas I SMKN 2 Godean ) adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dan Modelling
a. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Berdasarkan hasil analisis diperoleh mean atau rerata sebesar 40,09.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kegiatan ekstrakulikuler
pramuka terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif berada
pada kategori baik. Walaupun kegiatan ekstrakulikuler pramuka tidak
ada hubungannya sama sekali dengan teori mata pelajaran produktif,
akan tetapi kegiatan ekstrakulikuler pramuka dapat membuka
cakrawala pengetahuan siswa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
kemampuan dirinya secara lebih maksimal dan mengembangkan daya
pikir mereka dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran produktif.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Modelling
Berdasarkan hasil analisis diperoleh mean atau rerata sebesar 40,69.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kegiatan ekstrakulikuler
modelling terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif berada
pada kategori baik. Modelling merupakan kegiatan ekstrakurikuler
yang mempelajari tata cara berjalan seorang model di atas catwalk,
sehingga selain siswa diwajibkan dapat menciptakan suatu kreasi
busana, mereka juga dituntut untuk dapat memperagakan busana karya
mereka di atas panggung agar konsumen yang melihat menjadi tertarik
untuk membelinya. Akan tetapi ajang penyaluran hobi dan bakat
mereka masih kurang, terbukti para siswa jarang mengikuit
perlombaan modelling.
2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
Berdasarkan hasil analisis diperoleh mean atau rerata sebesar 10,69
artinya prestasi belajar mata pelajaran produktif berada dalam kategori
baik. Hal ini diketahui dari banyaknya siswa mempunyai nilai raport
memuaskan yang artinya siswa telah menguasai kompetensi yang telah
diberikan.
3. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dan Modelling Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kegiatan
ekstrakulikuler pramuka dan modelling terhadap prestasi belajar mata
pelajaran produktif siswa kelas I SMK N 2 Godean. Harga koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,236 memiliki arti bahwa kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan modelling memberikan kontribusi sebesar
0,236 atau 23,6% pada prestasi belajar mata pelajaran produktif.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran produktif. Berbagai macam kegiatan diluar kurikulum pembelajaran
produktif telah disediakan oleh sekolah agar siswa dapat menyalurkan hobi,
bakat, dan minatnya dibidang lain sehingga dapat memberi kontribusi positif
pada prestasi belajar mata pelajaran produktif disamping itu dapat
menghindarkan siswa dari pengaruh negatif. Dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, waktu – waktu kosong siswa dapat diisi dengan kegiatan yang
lebih bermanfaat.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di SMK N 2 Godean mengenai pengaruh
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling terhadap prestasi belajar mata
pelajaran produktif, maka peneliti mempunyai saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling yang diwajibkan oleh pihak sekolah dengan maksimal dan
sebaik mungkin.
b. Siswa hendaknya ikut memberi masukan pada pihak sekolah tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan modelling agar mereka dapat lebih memaksimalkan hasil
dari mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
c. Sikap positif terhadap kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan
modelling, materi serta proses pembelajaran perlu ditingkatkan.
2. Bagi SMK
a. Pihak sekolah sebaiknya mengalokasikan dana untuk meningkatkan
kualitas kegiatan ekstrakurikuler, khususnya kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan modelling.
b. Memperbanyak praktek dilapangan, disamping teori. Karena inti dari
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan modelling adalah praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1990). Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta : PT. Cipta AdiPustaka.
Corinth, K. (1984). Fashion Showmanship Everything You Need To Know ToGive A Fashion Show .Malabar, Florida : Robert E Krieger PublishingCompany.
Depdikbud. (2006). Kurikulum SMK Edisi 2006, Jakarta : Depdikbud
Hassan Shadily. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. GramediaPustaka
Heinen, R. (1997). Panduan Model. Jakarta : Pustaka Delapratasa.
Indra Gunawan. (2002). Tingkat Pengetahuan Mode Di Kalangan PeragawatiYogyakarta. Skripsi : FT
John M. Echlos. (1990). Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : PT. GramediaPustaka.
Ruli. A Mustofa. (2008). Kegiatan Ekstrakulikuler Untuk Pelajar.http://www.smpn1pamulang.sch.id/index.php?menu=ekskul&left_link=left_link_program
Saifuddin Azwar. (2005). Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Belajar
Sugiarto. (2001). Teknik Sampling, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
_______ ( 2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
_______ (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta : PT Rineka Cipta
_______________ (2006). Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta
Sutrisno Hadi. (1995). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.
Tim Penyusun Kurikulum 2004. (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional
______________________ (2006). Kuriulum SMK. Yogyakarta : DepartemenPendidikan Nasional
S. Nasution. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung : Bumi Aksara
Tulus Winarsunu. (2006). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan,Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Yudha M. Saputra. Drs, M. Ed. (1998). Pengembangan Kegiatan KO danEkstrakurikuler. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang – undang kepramukaan. (2008). http://www.pramuka.or.id/
LAMPIRAN IINSTRUMEN PENELITIAN
ANGKET PENELITIAN
A. Pengantar
Kepada siswa SMKN 2 Godean yang terhormat
Dengan kerendahan hati, saya mohon keikhlasan dan bantuan adik-
adik untuk meluangkan waktu guna menjawab pertanyaan dalam angket ini.
Pertanyaan di sini berkaitan dengan instrumen penelitian saya yang berjudul
“Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka dan Modelling Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif “Kelas I Jurusan Tata Busana
SMKN 2 Godean Tahun Ajaran 2007/2008”.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ataupun
sumbangan yang dapat dirasakan oleh pihak SMKN 2 Godean khususnya
Program Keahlian Tata Busana yang nantinya dapat mengembangkan kegiatan
ekstrakulikuler untuk siswanya agar dapat menunjang prestasi belajar mata
pelajaran produktif.
Atas bantuan adik-adik, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah
SWT memberikan imbalan yang sesuai dengan budi baik anda, Amin.
Catatan :
Identitas dan jawaban anda akan dirahasiakan dan tidak akan berpengaruh
terhadap prestasi pencapaian nilai raport
1. Isilah identitas secara lengkap
2. Baca dan pahami setiap pertanyaan sebelum menjawab
3. Jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya
sesuai keyakinan anda sendiri
4. Setiap jawaban tidak ada yang salah dan jawaban yang terbaik adalah
jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya
5. Apabila telah selesai periksa sekali lagi apabila ada pertanyaan yang
belum terisi atau terlewati
Yogyakarta, April 2008Hormat kami,
Irma Ekapuri Paramita( Mahasiswa UNY )
B. Identitas Responden
Nama : ……………………
No Induk : ……………………
Kelas/Sem : ……………………
Paraf : ……………………
C. Petunjuk Pengisian
Anda dimohon untuk mengisi atau menjawab pertanyaan/pernyataan
berikut ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
I. Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka
No. Pertanyaan/Pernyataan SS S TS STS
1. Bila ada tugas kelompok, saya tidak ragu
memimpin kelompok untuk menyelesaikan
tugas dari guru.
2. Karena mengikuti ekstrakulikuler pramuka
saya tidak canggung menyapa orang asing.
3. Pada saat teman saya tidak memahami materi
pelajaran, saya akan membantu untuk
menjelaskannya dengan senang hati.
4. Selain bermain dengan teman sekolah, saya
juga sering bermain dengan tetangga yang
berbeda sekolah.
5. Saya merasa bertanggungjawab untuk
mendapatkan nilai yang baik untuk mata
pelajaran mengenal dan memilih bahan
busana.
6. Saya tidak pernah bermasalah dengan fasilitas
yang saya miliki dalam kegian pembelajaran,
karena saya dapat menggunakan alat yang
tersedia saja.
7. Saya harus mendapatkan nilai maksimal untuk
mata pelajaran menggambar busana.
8. Karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
pramuka, saya selalu mengerjakan tugas tanpa
mencontek
9. Bila ada perbedaan pendapat diantara teman-
teman, saya selalu menengahinya.
10. Saya selalu menenemukan jalan keluar pada
saat teman-teman menghadapi masalah.
11. Saya tidak segan untuk bertanya pada teman
bila saya tidak mengerti tentang mata
pelajaran menggambar busana
12. Walaupun saya paham, saya sering
menyelesaikan pekerjaan rumah bersama-
sama dengan teman saya.
13. Saya tidak keberatan jika saya harus mewakili
sekolah untuk mengikuti lomba dalam bidang
produktif.
14. Setelah mengikuti ekstrakulikuler pramuka,
saya selalu mengumpulkan tugas tepat
waktu.
15. Karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
pramuka, saya menjadi lebih disiplin dalam
membagi waktu untuk belajar.
II. Kegiatan Ekstrakulikuler Modelling
No. Pertanyaan/Pernyataan SS S TS STS
1. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
modelling, saya merasa lebih kreatif dalam
membuat disain busana.
2. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
modelling saya menjadi percaya diri dalam
mengerjakan pekerjaan rumah tanpa
mencontek.
3. Setelah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
modelling saya tidak ragu mengenakan busana
sesuai trend terkini.
4. Saya dapat mengerjakan tugas pecah pola
dengan baik.
5. Saya sanggup membuat disain busana dengan
bahan utama yang tidak lazim, contohnya
sisik ikan.
6. Saya selalu menggunakan warna-warna yang
dianggap aneh oleh teman-teman untuk
mendisain sebuah busana.
7. Sebelum mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
modelling saya merasa tidak mampu bergaul
dengan baik.
8. Ekstrakulikuler modelling membuat saya tidak
ragu untuk menyapa orang yang tidak saya
kenal sama sekali.
9. Setelah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
modelling, saya merasa tertantang untuk
mencoba segala sesuatu hal yang belum
pernah saya coba sebelumnya.
10. Ekstrakulikuler modelling mengembangkan
ide saya dalam membuat disain sebuah
busana.
11. Saya dapat menggunakan kain perca untuk
membuat lenan rumah tangga.
12. Saya tidak ragu untuk maju mengerjakan soal
mata pelajaran membuat pola dengan teknik
konstruksi di papan tulis.
13. Saya dapat memodifikasi model baju yang
sudah kuno menjadi model busana terkini.
14. Pada saat ujian atau ulangan, saya tidak
pernah mencontek.
15. Karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
modelling saya yakin bahwa saya dapat
berprestasi dibidang lain.