SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN
SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo Surabaya)
ANDRI NUR WAHYUTI
NIM. 100431579
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA 2006
i
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan
diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Pada tanggal 28 Juli 2006
Mengesahkan
Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH, SpOk NIP. 130517177
Tim Penguji : 1. Retno Adriyani, S.T., M.Kes 2. Ernawaty, drg., M.Kes 3. Rias Ari Mukti, drg., M.Kes
ii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Bagian Administrasi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Oleh :
ANDRI NUR WAHYUTI NIM. 100431579
Mengetahui,
Ketua Bagian
Dr. Nyoman Anita D., drg., M.S. NIP. 131871470
Surabaya, 10 Agustus 2006 Menyetujui,
Pembimbing
Ernawaty, drg., M.Kes NIP. 104278446
iii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya proposal skripsi dengan judul
“UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS
SIDOTOPO WETAN SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo
Surabaya)“, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan
kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam skripsi ini dijabarkan bagaimana upaya peningkatan cakupan
imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo sebagai tempat benchmarking, sehingga
nantinya dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi bayi
di Puskesmas Sidotopo Wetan.
Selanjutnya terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada Ibu
Ernawaty, drg., M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk,
saran dan koreksi sehingga terwujud skripsi ini.
Selain itu kami juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH, SpOk, selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
2. Ibu Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S., selaku Ketua Bagian AKM
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
3. Kepala Dinas Kota Surabaya beserta staf yang telah memberi ijin dan
informasi untuk kelancaran penelitian di Puskesmas Sidotopo Wetan dan
Puskesmas Sidotopo.
iv
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
4. Kepala Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan beserta staf yang
telah memberikan ijin dan informasi untuk kelancaran penelitian ini.
5. Ibu Rias Ari Mukti dan Ibu Retno Adriyani yang telah bersedia menjadi
penguji skripsi dan memberikan masukkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Yang paling berpengaruh dalam pembuatan skipsi ini tentunya Ibuku, Ibuku,
Ibuku, Bapakku dan kedua adikku David dan Lila yang tak henti-hentinya
melimpahkan kasih sayangnya.
7. “Spesial buat mas tersayang, kekasih muning” yang selalu menjadi penjaga
hati dan tempatku bersandar.
8. Bu Min, Peti, mbak Alin, Lu’lu’, Sebo, Cepot, Yunan, Diar dan semua temen
“Geng Ijo” yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
9. Teman seperjuangan AKK 2004 yang selalu kompak.
10. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT selalu meridhoi atas segala budi baik yang telah
diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi penulis sendiri maupun pihak lain
yang memanfaatkannya.
Surabaya, Agustus 2006
v
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
ABSTRACT
One of Republic Indonesia Health Department’s policy is to decrease the incidence of acute infectious diseases by having of immunization program. From the annual report of Sidotopo Wetan Public Health Center (PHC), it was discovered that the coverage realization of immunization for babies was below the target of Universal Child Immunization (UCI). The purpose of this research is to formulate strategic plant to increase the coverage of babies immunization at Sidotopo Wetan PHC through a benchmarking study at Sidotopo PHC. The basis of choosing Sidotopo PHC as comparison in benchmarking study is due to both PHCs have the same characteristics, such as: 1) The number of immunization executors 2) Both PHCs are PHC without inpatient ward; and 3) Both have the same population characterictic of Madurese ethnic majority. Variables observed are midwive’s and nurse’s motivation, tool and equipment, and the management process (planning, executing, and evaluating). The result of the study revealed that, both PHCs have the same range, nonetheless the coverage of Sidotopo PHC was higher than Sidotopo Wetan PHC. From midwives and nurses of Sidotopo PHC’s motivation which having lower coverage namely about acknowledgement of work accomplishment, interesting job, chances to follow the seminar, some guidance given by Head of PHC on working, informal communization with Head of PHC and satisfaction about bonus. For tool and equipment namely about maintaining vaccine necessity, observe vaccine storage temperature, the temperature inside the thermos bottle must be 2-8oC dan providing immunization service data form. And for planning are about maintaining immunization coverage realization, determinig number of the babies, making the schedule, involving inter-programs and inter-sectoral dan planning on sweeping. For executing namely made coordination meeting with inter-program and inter-sectoral, giving information about immunization time and place, giving illumination dan sweeping. And for evaluating namely about gathering reports from RS, BKIA, doctor and midwives, made some evaluation, gathering some feed back and act after evaluation. It is suggested to the Head of Sidotopo Wetan PHC, to give more attention to midwives and nurses by giving them motivation, so that motivation can increase the work performance of midwives and nurses. To increase midwives and nurses management knowledge and skill, continuous guidance from Provincial Health Office and inter-sectoral institution coordination needs to be strengthen. Key words: benchmarking, immunization, coverage realization
vi
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
ABSTRAK
Salah satu kebijakan Depkes R.I untuk menurunkan angka kejadian
penyakit infeksi akut dilakukan melalui program imunisasi. Dari laporan tahunan Puskesmas Sidotopo Wetan diketahui bahwa pencapaian cakupan imunisasi bayi belum mencapai target yang telah ditetapkan Universal Child Immunization (UCI). Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun upaya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan melalui studi benchmarking di Puskesmas Sidotopo. Alasan pemilihan Puskesmas Sidotopo sebagai Puskesmas pembanding dalam studi benchmarking ini adalah karena kedua Puskesmas ini mempunyai karakteristik yang sama. yaitu: (1) Jumlah tenaga pelaksana imunisasi (2) Merupakan Puskesmas non perawatan. (3) Karakteristik masyarakatnya sama yaitu mayoritas dari suku Madura. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi bidan dan perawat, sarana dan prasarana serta proses manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian).
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo mempunyai kriteria yang sama, namun pencapaian di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Sidotopo Wetan. Dari motivasi bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo Wetan yang pencapaiannya masih rendah yaitu tentang pengakuan atas hasil kerja, pekerjaan yang menarik, kesempatan mengikutui seminar, Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas, komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas dan puas terhadap bonus. Untuk sarana dan prasarana yaitu tentang menetapkan kebutuhan vaksin, memperhatikan suhu penyimpanan vaksin, suhu dalam termos 2-8oC dan menyediakan format pendataan pelayanan imunisasi. Untuk perencanaan yaitu tentang menentukan target cakupan imunisasi, menetapkan jumlah sasaran bayi, menetapkan jadual melibatkan lintas program dan lintas sektor, dan merencanakan sweeping. Untuk pelaksanaan yaitu melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor, penyebarluasan informasi tentang jadual dan tempat imunisasi, melakukan penyuluhan dan melakukan sweeping. Dan untuk penilaian yaitu tentang mendapatkan laporan dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek, melakukan evaluasi, mendapatkan feed back dan ada tidaknya tindak lanjut setelah evaluasi.
Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan diharapkan lebih memperhatikan bidan dan perawat dengan memberikan motivasi, sehingga dengan motivasi tersebut dapat meningkatkan prestasi kerja bidan dan perawat. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bidan dan perawat di bidang manajemen, perlu adanya pembinaan dari Dinas Kesehatan dan koordinasi dengan lintas sektor perlu ditingkatkan. Kata kunci: Benchmarking, imunisasi, pencapaian cakupan
vii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv ABSTRACT..................................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI.................................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang................................................................................ 1 I.2 Identifikasi Penyebab Masalah ....................................................... 6 I.3 Pembatasan Masalah....................................................................... 11 I.4 Perumusan Masalah ........................................................................ 12
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT II.1 Tujuan Umum................................................................................ 13 II.2 Tujuan Khusus............................................................................... 13 II.3 Manfaat Penelitian......................................................................... 14
BAB III TUNJAUAN PUSTAKA III.1 Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat........................................... 15 III.2 Konsep Imunisasi ......................................................................... 17 III.3 Motivasi ....................................................................................... 21 III.4 Manajemen................................................................................... 26 III.5 Benchmarking .............................................................................. 40
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL IV. 1 Kerangka Konseptual.................................................................. 51
BAB V METODE PENELITIAN V.1 Rancang Bangun Penelitian .......................................................... 53 V.2 Populasi Penelitian ........................................................................ 53 V.3 Sampel dan Besar Sampel ............................................................ 53 V.4 Lokasi dan Waku Penelitian.......................................................... 53 V.5 Kerangka Operasional ................................................................... 54 V.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 54 V.7 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 58 V.8 Teknik Analisis Data..................................................................... 58 V.9 Kriteria Penilaian........................................................................... 59
BAB VI HASIL PENELITIAN VI.1 Gambaran Umum Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo
Wetan ............................................................................................. 61 VI.2 Karakteristik Responden................................................................. 64 VI.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 66
viii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
1. Motivasi .................................................................................... 66 2. Sarana dan prasarana................................................................. 84 3. Perencanaan............................................................................... 91 4. Pelaksanaan............................................................................... 98 5. Penilaian.................................................................................... 105
VI.4 Rangkuman Hasil............................................................................ 111 BAB VII PEMBAHASAN
VII.1 Motivasi Bidan dan Perawat.......................................................... 113 VII.2 Sarana dan Prasarana ..................................................................... 115 VII.3 Manajemen .................................................................................... 116 VII.4 Rekomendasi Benchmarking ......................................................... 120
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN VIII.1 Kesimpulan .................................................................................. 123 VIII.2 Saran............................................................................................. 126
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 128 LAMPIRAN
ix
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel I.1 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas kota Surabaya tahun 2004
2
Tabel I.2 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Kenjeran tahun 2002 – 2004
3
Tabel 1.3 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Sidotopo tahun 2002 – 2004
4
Tabel 1.4 Tabel Perbandingan Pencapaian Cakupan Imunisasi Bayi Puskesmas Kenjeran dan Puskesmas Sidotopo Tahun 2002-2004
5
Tabel III.1 Tabel VI.1 Tabel VI.2 Tabel VI.3 Tabel VI.4 Tabel VI.5 Tabel VI.6 Tabel VI.7 Tabel VI.8 Tabel VI.9 Tabel VI.10 Tabel VI.11
Contoh Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode USG Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo tahun 2005 Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2005 Distribusi bidan dan perawat berdasarkan umur di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi responden berdasarkan jenis profesi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi prestasi kerja tentang target yang ingin dicapai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi pengakuan atas hasil kerja bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi pendapat responden tentang pekerjaannya sebagai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi tugas yang dibebankan kepada bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi menyelesaikan tugas sesuai petunjuk dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan Distribusi mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
31
62
64
65
65
67
67
68
69
69
70
71
x
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
Tabel VI.12
Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
71
Tabel VI.13 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti studi banding di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
72 Tabel VI.14 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk
mengikuti seminar di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
73 Tabel VI.15 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk
melanjutkan pendidikan formal di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
73 Tabel VI.16 Distribusi frekuensi supervise dalam 1 tahun di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
74 Tabel VI.17 Distribusi manfaat supervisi di Puskesmas Sidotopo
dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 74
Tabel VI.18 Distribusi tentang Kepala Puskesmas membimbing
dalam melaksanakan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
75 Tabel VI.19
Distribusi tentang sering terjadinya komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
76
Tabel VI.20
Distribusi tentang saling mengetahui tugas antar teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
76
Tabel VI.21 Distribusi tentang menyampaikan masalah kepada teman yang berkaitan dengan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
77 Tabel VI.22
Distribusi tentang saran dari teman untuk mengatasi masalah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
77 Tabel VI.23
Distribusi tentang melaksanakan saran dari teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
78
Tabel VI.24 Distribusi tentang kondisi tata letak ruangan kerja di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
78 Tabel VI.25 Distribusi tentang fasilitas ruangan di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 79
Tabel VI.26 Distribusi tentang tempat tinggal bidan dan perawat di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
80
Tabel VI.27 Distribusi tentang pernah mendapatkan bonus di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
80 Tabel VI.28 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat 81
xi
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Tabel VI.29 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat
terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
81 Tabel VI.30 Distribusi Motivasi pada Bidan dan perawat di
Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan 82
Tabel VI.31 Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin
untuk kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
85 Tabel VI.32
Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
85
Tabel VI.33 Tabel VI.34
Distribusi tentang menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
86
Distribusi tentang penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
87
Tabel VI.35 Distribusi tentang memperhatikan suhu penyimpanan
vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
87 Tabel VI.36 Distribusi tentang suhu penyimpanan vaksin dalam
termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
88 Tabel VI.37 Distribusi tentang menyediakan buku pedoman
pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
88 Tabel VI.38 Distribusi tentang menyediakan format pendataan
sasaran dalam pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
89 Tabel VI.39 Distribusi tentang menyediakan format pelaporan
untuk pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
89 Tabel VI.40 Distribusi Sarana dan Prasarana di Puskesmas
Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan 90
Tabel VI.41 Distribusi tentang menentukan target cakupan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
92 Tabel VI.42 Distribusi tentang ada tidaknya pembentukan atau
penetapan tim untuk penggerak masyarakat atau kader di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
92 Tabel VI.43 Distribusi tentang menentukan jumlah sasaran bayi
untuk setiap kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
93 Tabel VI.44 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga untuk 93
xii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Tabel VI.45 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga
pelaksana kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
94 Tabel VI.46 Distribusi tentang menetapkan tenaga selalu
disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
95 Tabel VI.47 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
95 Tabel VI.48 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan
imunisasi melibatkan lintas program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
96 Tabel VI.49 Distribusi Perencanaan di Puskesmas Sidotopo dan
Puskesmas Sidotopo Wetan 96
Tabel VI.50 Distribusi tentang melakukan rapat koordinasi dengan
lintas program dan lintas sektor dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
99 Tabel VI.51 Distribusi tentang penyebarluasan jadual imunisasi ke
lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
99 Tabel VI.52 Distribusi tentang penyebarluasan tempat kegiatan
imunisasi ke lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
100 Tabel VI.53 Distribusi tentang melakukan penyuluhan di setiap
kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
101
Distribusi tentang melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Tabel VI.54 101 Tabel VI.55 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil
kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
102
Tabel VI.56 Distribusi tentang kegiatan imunisasi sesuai dengan
yang direncanakan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
102 Tabel VI.57 Distribusi Pelaksanaan di Puskesmas Sidotopo dan
Puskesmas Sidotopo Wetan 103
Tabel VI.58 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil
kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
105
xiii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
Tabel VI.59 Distribusi tentang ketepatan waktu dalam membuat laporan bulanan hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
106 Tabel VI.60 Distribusi tentang penilaian atau perhitungan hasil
kegiatan imunisasi dilakukan berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
106 Tabel VI.61 Distribusi tentang ada tidaknya pelaporan imunisasi
dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
107 Tabel VI.62 Distribusi melakukan evaluasi di Puskesmas Sidotopo
dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 107
Distribusi ada tidaknya feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil kegiatan bulanan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Tabel VI.63 108 Tabel VI.64 Distribusi ada tidaknya tindak lanjut terhadap
masalah imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
108 Tabel VI.65 Distribusi Penilaian di Puskesmas Sidotopo dan
Puskesmas Sidotopo Wetan 109
Tabel VI.66 Rangkuman hasil sebagai temuan peneliti di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
111
xiv
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar I.1 Faktor yang kemungkinan menjadi penyebab rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Kenjeran halaman
6
Gambar IV.1 Kerangka Konseptual 51 Gambar V.1 Kerangka Operasional 54
xv
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Halaman 1 Kuesioner untuk bidan dan perawat 130 2 Surat ijin penelitian 143
xvi
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambang % : Persentase °C : Derajat celsius ± : Kurang lebih ∑ : Jumlah n : Nominal > : lebih besar Daftar Singkatan APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah BCG : Bacillus Callmate Guerin BKIA : Balai Kesehatan Ibu dan Anak CARL : Capability Acceptibility Readiness Leaverage Depkes : Departemen Kesehatan DKK : Dinas Kesehatan Kota DPT : Difteria Pertusis Tetanus DT : Difteria Tetanus ERAPO : Eradikasi Poliomyelitis ETN : Eliminasi Tetanus Neonatorum Hb : Hepatitis B LSM : Lembaga Swadana Masyarakat NGT : Nominal Group Technique NTB : Nusa Tenggara Barat PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Recam : Reduksi Campak RPK : Rencana Pelaksanaan Kegiatan RS : Rumah Sakit RUK : Rencana Usulan Kegiatan TT : Tetanus Toksoid UCI : Universal Cild Imunization USG : Urgency Seriousness Growth WHO : World Health Organization
xvii
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN
SURABAYA (Studi Benchmarking di Puskesmas Sidotopo Surabaya)
ANDRI NUR WAHYUTI
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA 2006
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2004). Imunisasi secara masal
dimulai pada tahun 1956 dengan vaksinasi cacar di pulau Jawa. Kegiatan ini
berhasil membasmi penyakit cacar di Indonesia sehingga pada tahun 1974
Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh WHO. Dengan terbuktinya kemampuan
vaksinasi dalam memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit cacar, beberapa
antigen mulai ditambahkan dalam kegiatan imunisasi seperti vaksinasi BCG
(Bacillus Callmate Guerin) tahun 1973, vaksinasi TT (Tetanus Toksoid) 1976,
vaksinasi Polio tahun 1980 dan vaksinasi Campak tahun 1982.
Pada bulan Nopember 1990 secara nasional Indonesia telah mencapai UCI
(Universal Child Imunization), yaitu mencakup DPT 3, Polio 3 dan Campak
minimal 80% sebelum anak usia 1 tahun dan cakupan untuk BCG, DPT 1, dan
Polio 1 minimal 90%. Sementara itu sejak tahun 1987 dilakukan suatu penelitian
operasional terhadap vaksinasi hepatitis B di NTB yang berlangsung sampai
dengan tahun 1990. Selanjutnya sejak tahun 1997 program imunisasi mencakup 7
(tujuh) jenis antigen dengan masuknya vaksinasi hepatitis B.
Dari hasil cakupan imunisasi bayi tahun 2004 di wilayah kota Surabaya
telah berhasil mencapai UCI dengan cakupan imunisasi untuk BCG sebesar 99%,
DPT 1 sebesar 99%, DPT 3 sebesar 95,7%, Polio 4 sebesar 97,5%, Campak
1
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
2
sebesar 97,3% dan Hepatitis B3 sebesar 90%, maka cakupan imunisasi bayi kota
Surabaya telah mencapai target yang telah ditetapkan. Cakupan imunisasi bayi di
Puskesmas wilayah kota Surabaya dapat di lihat pada tabel I.1
Tabel I.1 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas kota Surabaya tahun 2004
HASIL PELAYANAN IMUNISASI
BCG DPT 1 DPT 3 POLIO 4 CAMPAK Hb 3 NO PUSKESMAS JUMLAH BAYI
N % N % N % N % N % N %
1 Kenjeran 1059 157 14.83 229 21.6 171 16.15 105 9.91 118 11.14 134 12.7
2 Lidah Kulon 806 167 20.72 239 29.7 208 25.81 239 29.65 236 29.28 203 25.2
3 Rangkah 1405 765 54.45 697 49.6 585 41.64 470 33.45 564 40.14 362 25.8
4 Mojo 1687 644 38.17 653 38.7 491 29.1 419 24.84 483 28.63 484 28.7
5 Wiyung 841 432 51.37 633 75.3 579 68.85 618 73.48 573 68.13 256 30.4
6 Ngagel Rejo 1188 300 25.25 464 39.1 426 35.86 438 36.87 404 34.01 370 31.1
7 Tambak Rejo 1269 409 32.23 736 58 325 25.61 761 59.97 730 57.53 421 33.2
8 Jeruk 589 172 29.2 213 36.2 154 26.15 194 32.94 177 30.05 199 33.8
9 Kedungdoro 946 193 20.4 342 36.2 343 36.26 454 47.99 433 45.77 335 35.4
10 Klampis Ngasem 665 337 50.68 361 54.3 297 44.66 368 55.34 351 52.78 268 40.3
11 Simolawang 836 443 52.99 472 56.5 449 53.71 572 68.42 495 59.21 382 45.7
12 Perak Timur 1782 777 43.6 904 50.7 722 40.52 872 48.93 671 37.65 825 46.3
13 Dupak 1470 822 55.92 976 66.4 828 56.33 743 50.54 782 53.2 701 47.7
14 Sawahan 1132 728 64.31 771 68.1 623 55.04 654 57.77 785 69.35 557 49.2
15 Peneleh 857 336 39.21 477 55.7 389 45.39 423 49.36 359 41.89 444 51.8
16 Dr Soetomo 1340 1054 78.66 760 56.7 735 54.85 719 53.66 752 56.12 717 53.5
17 Wonokusumo 1063 762 71.68 759 71.4 644 60.58 707 66.51 760 71.5 570 53.6
18 Gading 1733 1046 60.36 1191 68.7 962 55.51 1014 58.51 972 56.09 946 54.6
19 Gundih 885 721 81.47 877 99.1 579 65.42 750 84.75 704 79.55 498 56.3
20 Sidotopo Wetan 821 843 102.7 717 87.3 518 63.09 499 60.78 500 60.9 464 56.5
21 Dukuh Kupang 944 633 67.06 619 65.6 539 57.1 518 54.87 523 55.4 535 56.7
22 Krembangan Sel 919 814 88.57 1020 111 633 68.88 757 82.37 745 81.07 523 56.9
23 Pegirian 1190 1082 90.92 988 83 870 73.11 894 75.13 800 67.23 681 57.2
24 Kalirungkut 1071 1034 96.55 884 82.5 729 68.07 712 66.48 732 68.35 645 60.2
25 Putatjaya 1603 1307 81.53 1455 90.8 1301 81.16 1439 89.77 1326 82.72 967 60.3
26 Gunung Anyar 677 379 55.98 546 80.6 483 71.34 449 66.32 423 62.48 441 65.1
27 Wonokromo 853 959 112.4 672 78.8 633 74.21 628 73.62 682 79.95 605 70.9
28 Asemrowo 624 684 109.6 623 99.8 563 90.22 583 93.43 626 100.3 452 72.4
29 Gayungan 743 697 93.81 662 89.1 601 80.89 587 79 683 91.92 539 72.5
30 Pacarkeling 1106 837 75.68 877 79.3 768 69.44 753 68.08 815 73.69 827 74.8
31 Kedurus 1021 608 59.55 969 94.9 749 73.36 894 87.56 827 81 766 75
32 Pucangsewu 1180 888 75.25 1035 87.7 911 77.2 795 67.37 821 69.58 887 75.2
33 Benowo 523 357 68.26 443 84.7 403 77.06 369 70.55 328 62.72 395 75.5
34 Mulyorejo 1133 428 37.78 1039 91.7 608 53.66 1112 98.15 1061 93.65 913 80.6
35 Simomulyo 1168 727 62.24 979 83.8 814 69.69 860 73.63 880 75.34 952 81.5
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
3
HASIL PELAYANAN IMUNISASI
BCG DPT 1 DPT 3 POLIO 4 CAMPAK Hb 3 NO PUSKESMAS JUMLAH BAYI
N % N % N % N % N % N %
36 Kebon Sari 615 566 92.03 598 97.2 537 87.32 513 83.41 485 78.86 520 84.6
37 Tembok Dukuh 1208 859 71.11 1087 90 1005 83.2 1038 85.93 1048 86.75 1060 87.7
38 Jemur Sari 642 6473 100.8 668 104 608 94.7 549 85.51 615 95.79 505 78.7
39 Sidotopo 839 1805 215.1 1116 133 850 101.3 814 97.02 624 74.37 673 80.240 Menur 954 888 93.08 907 95.1 773 81.03 924 96.86 769 80.61 861 90.3
41 Sidosermo 611 526 86.09 704 115 541 88.54 596 97.55 616 100.8 571 93.5
42 Manukan Kulon 1713 2026 118.3 2158 126 1875 109.5 2173 126.9 2118 123.6 1717 100
43 Sememi 500 492 98.4 645 129 603 120.6 655 131 616 123.2 513 103
44 Ketabang 436 223 51.15 451 103 602 138.1 535 122.7 588 134.9 501 115
45 Tenggilis 836 842 100.7 1145 137 977 116.9 991 118.5 1071 128.1 975 117
46 Tanjunngsari 536 699 130.4 755 141 571 106.5 632 117.9 697 130 741 138
47 Pakis 37 64 62 85 90 58
48 Lontar 334 444 414 429 369 384 Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya tahun 2004
Dari tabel I.1 dapat diketahui bahwa Puskesmas Sidotopo merupakan salah
satu Puskesmas yang cakupan imunisasi bayinya telah mencapai target yang telah
ditetapkan. Sedangkan Puskesmas Sidotopo Wetan adalah Puskesmas yang
pencapaian cakupan imunisasi bayinya masih rendah dan belum mencapai target
yang telah ditetapkan. Pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo
Wetan dapat di lihat pada tabel I.2 sebagai berikut:
Tabel I.2 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2002- 2004
Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004
Cakupan Cakupan Cakupan No
Jenis Imunisasi Target
Sasaran N %
Sasaran N %
Sasaran N %
1 BCG 90% 1649 460 28 1059 237 22 821 843 103
2 DPT 1 90% 1649 479 29 1059 757 71 821 717 87
3 DPT 3 80% 1649 501 30 1059 306 29 821 518 63
4 POLIO 4 80% 1649 450 27 1059 565 53 821 499 60
5 CAMPAK 80% 1649 414 25 1059 491 46 821 500 60
6 Hb 3 80% 1649 521 32 1059 459 43 821 464 56 Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya tahun 2002-2004
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
4
Dari tabel I.2 dapat diketahui bahwa pencapaian cakupan imunisasi bayi di
Puskesmas Sidotopo Wetan masih rendah dan ada beberapa cakupan imunisasi
yang belum mencapai target. Dari 48 Puskesmas non perawatan yang ada di kota
Surabaya, salah satu Puskesmas yang pencapaian cakupan imunisasinya mencapai
target adalah Puskesmas Sidotopo. Pencapaian cakupan imunisasi di Puskesmas
Sidotopo Wetan berbeda dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo, berikut
ditampilkan data pencapaian cakupan imunisasi bayi dari tahun 2002-2004 pada
tabel berikut ini.
Tabel I.3 Data cakupan imunisasi bayi Puskesmas Sidotopo tahun 2002 – 2004
Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004
Cakupan Cakupan Cakupan No
Jenis Imunisasi Target
Sasaran N %
Sasaran N %
Sasaran N %
1 BCG 90% 980 541 55 839 673 80 839 1805 215
2 DPT 1 90% 980 577 59 839 634 76 839 1116 133
3 DPT 3 80% 980 523 53 839 270 32 839 850 101
4 POLIO 4 80% 980 657 67 839 607 72 839 814 97
5 CAMPAK 80% 980 346 35 839 605 72 839 624 74
6 Hb 3 80% 980 590 60 839 497 60 839 673 80 Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya 2002-2004
Berdasarkan tabel 1.3 pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo mengalami peningkatan selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2002-
2004. Pada tahun 2004 pencapaian cakupan imunisasi bayi tersebut rata-rata di
atas 80%, hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bayi yang ada telah
mendapatkan pelayanan imunisasi baik di Puskesmas maupun dari pelayanan
imunisasi swasta.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
5
Tabel I.4 Tabel Perbandingan Pencapaian Cakupan Imunisasi Bayi Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo Tahun 2002-2004
Tahun
2002 2003 2004 No Jenis Imunisasi SW S SW S SW S
1 BCG 28% 55% 22% 80% 103% 215%
2 DPT 1 29% 59% 71% 76% 87% 133%
3 DPT 3 30% 53% 29% 32% 63% 101%
4 Polio 4 27% 67% 53% 72% 60% 97%
5 Campak 25% 35% 46% 72% 60% 74%
6 Hb 3 32% 60% 43% 60% 56% 80% Sumber: Laporan tahunan program imunisasi DKK Surabaya 2002-2004
Keterangan: SW : Sidotopo Wetan
S : Sidotopo
Berdasarkan tabel 1.4 hasil cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo
Wetan masih rendah dibandingkan Puskesmas Sidotopo. Pencapaian cakupan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2004 yang sudah mencapai target
bahkan melebihi target adalah imunisasi BCG yaitu mencapai 103%. Sedangkan
yang belum mencapai target adalah: DPT 1 : 87%, DPT 3 : 63%, Polio 4 : 60%,
Campak : 60%, Hb 3 : 56%.
Untuk Puskesmas Sidotopo, cakupan imunisasi bayi yang belum mencapai
target adalah imunisasi campak yaitu pencapainya 74%. Sedangkan untuk jenis
imunisasi BCG, DPT 1, DPT 3, Polio 4 dan Hb 3 pencapaian cakupan
imunisasinya sudah mencapai target.
Pemilihan Puskesmas Sidotopo sebagai Puskesmas pembanding dalam
studi benchmarking ini adalah karena ke dua Puskesmas mempunyai karakteristik
hampir sama yaitu:
a. Dilihat dari jumlah tenaga pelaksana program imunisasi di Puskesmas
Sidotopo hampir sama dengan Puskesmas Sidotopo Wetan, di
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
6
Puskesmas Sidotopo jumlah bidannya 2 orang dan jumlah perawatnya
3 orang, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan jumlah bidannya
ada 4 orang dan jumlah perawatnya ada 3 orang.
b. Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo merupakan
Puskesmas non perawatan.
c. Masyarakatnya memiliki karakteristik yang sama yaitu mayoritas dari
ras atau suku Madura.
Dari latar belakang tersebut, yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo
Wetan.
I.2 Identifikasi Penyebab Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka banyak faktor yang menjadi
penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
Berikut ini adalah faktor yang kemungkinan menjadi penyebab rendahnya
pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
INPUT Puskesmas
1. Jumlah tenaga 2. Motivasi bidan dan perawat 3. Beban kerja 4. Sarana dan prasarana 5. Waktu pelayanan
Masyarakat (ibu bayi) 1.Pendidikan 2.Pengetahuan tentang
imunisasi 3.Penghasilan 4.Persepsi terhadap sehat dan sakit
OUTPUT rendahnya pencapaian
cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
PROSES 1.Perencanaan program
imunisasi 2.Pelaksanaan program
imunisasi 3.Penilaian hasil
pelaksanaan program imunisasi
LINGKUNGAN 1. Jarak Puskesmas 2. Pelayanan kesehatan lain
Gambar I.1 Faktor yang kemungkinan menjadi penyebab rendahnya pencapaian cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
7
Berdasarkan gambar I.1, maka penyebab rendahnya pencapaian cakupan
imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:
1 INPUT
A. Faktor Puskesmas
1. Jumlah Tenaga
Jumlah tenaga sangat penting dalam melaksanakan kegiatan imunisasi
bayi. Untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan tenaga pemberi layanan
imunisasi pada saat kegiatan imunisasi yang telah ditetapkan, maka perlu
adanya tenaga pengganti bila sewaktu-waktu tenaga inti tidak dapat
menjalankan tugasnya. Kurangnya tenaga pelaksana imunisasi ini yang
kemungkinan menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di
Puskesmas Sidotopo Wetan.
2. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong dan keinginan petugas pelaksana program
imunisasi untuk melaksanakan tugasnya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Bila petugas pelaksana program imunisasi termotivasi melakukan
pekerjaannya, maka apa yang menjadi tujuan Puskesmas dapat tercapai.
Kemungkinan kurangnya motivasi petugas ini yang menjadi penyebab
rendahnya cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
3. Beban Kerja
Jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi yang terbatas, menyebabkan
petugas harus merangkap beberapa pekerjaan. Tingginya beban kerja petugas
pelaksana imunisasi ini yang kemungkinan menyebabkan rendahnya
pencapaian cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
8
4. Sarana dan prasarana
Persediaan vaksin, obat dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan
imunisasi belum tersedia secara cukup, kemungkinan hal ini yang menjadi
penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
5. Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan kegiatan imunisasi di Puskesmas dan di posyandu yang
tidak terjadual dengan baik sehingga menyebabkan masyarakat tidak dapat
memanfaatkan pelayanan imunisasi. Kemungkinan faktor waktu pelayanan ini
yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo
Wetan.
B. Faktor Masyarakat (ibu bayi)
Karakteristik suatu masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan serta
memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian hasil cakupan program-
program kesehatan seperti program imunisasi, karakteristik tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan semakin mudah
mereka menerima berbagai informasi dan semakin banyak informasi yang
diterima, akan semakin banyak pula pengetahuan yang didapat, termasuk
pengetahuan tentang penting dan manfaatnya imunisasi bagi kesehatan
bayinya. Kemungkinan rendahnya pendidikan masyarakat di sekitar
Puskesmas Sidotopo Wetan yang menjadi penyebab rendahnya cakupan
imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
9
b. Pengetahuan tentang imunisasi
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program imunisasi. Dengan
pengetahuan yang dimiliki, kesadaran masyarakat untuk meminta pelayanan
imunisasi akan semakin baik. Kemungkinan kurangnya pengetahuan
masyarakat ini yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di
Puskesmas Sidotopo Wetan.
c. Penghasilan keluarga
Penghasilan keluarga yang relatif rendah menuntut anggota keluarga untuk
berusaha memenuhi kebutuhan sehari-harinya terutama kebutuhan untuk
makan. Hal ini akan membuat anggota keluarga tersebut lebih mementingkan
mencari nafkah daripada datang ke tempat pelayanan imunisasi, yang
menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh penghasilan.
Kemungkinan rendahnya penghasilan ini yang menjadi penyebab rendahnya
cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan.
d. Persepsi ibu bayi terhadap sehat dan sakit
Saat ini ada kesalahan persepsi dari masyarakat bahwa memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk berobat, setelah penyakit parah. Tentunya kondisi
demikian sangat irrasional bila dikaitkan dengan program imunisasi karena
imunisasi adalah upaya pencegahan dengan memberikan kekebalan aktif
kepada tubuh manusia terhadap beberapa penyakit tertentu dan bukan untuk
mengobati penyakitnya. Faktor persepsi masyarakat ini yang kemungkinan
menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo
Wetan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
10
2 PROSES
1. Perencanaan
Kurangnya kesiapan perencanaan tentang tenaga pelaksana, dana, sarana,
waktu dan penentuan sasaran untuk program imunisasi menyebabkan kegiatan
imunisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Dari berbagai fungsi administrasi
yang terpenting diantaranya adalah fungsi perencanaan, apabila pelaksanaan
suatu upaya kesehatan tidak didukung oleh suatu perencanaan yang baik maka
akan sulit dapat diharapkan tercapainya tujuan dari upaya kesehatan tersebut
(Azwar, 1996). Kurangnya perencanaan program imunisasi ini yang
kemungkinan menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas
Sidotopo Wetan.
2. Pelaksanaan
Kurangnya penggerakan, koordinasi, supervisi dan pengawasan dalam
pelaksanaan kegiatan imunisasi, menyebabkan kegiatan imunisasi tidak dapat
berjalan dengan baik. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan cakupan
imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan belum mencapai target yang
telah ditetapkan.
3. Penilaian
Puskesmas tidak pernah melaksanakan penilaian atau evaluasi sejak awal
penyusunan rencana kegiatan program maupun pada saat pelaksanaan rencana
kegiatan program imunisasi. Evaluasi hanya dilakukan pada akhir pelaksanaan
kegiatan program imunisasi. Cakupan program imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan belum mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini
kemungkinan disebabkan karena Puskesmas belum melaksanakan evaluasi.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
11
3. Lingkungan
1. Jarak Puskesmas
Jarak merupakan suatu hal yang penting dalam setiap pengambilan
keputusan akan permintaan pelayanan imunisasi dan bila dilihat dari segi
ekonomis tentunya tidak terlepas dari seberapa besar biaya yang harus
dikeluarkan. Bagi ibu yang memiliki bayi yang tinggalnya jauh dari pusat
pelayanan imunisasi, akan memikirkan berapa besar biaya yang harus
dikeluarkan untuk sekali pelayanan imunisasi dan bagi keluarga dengan
pendapatan rendah terkadang kesehatan dinomer duakan. Kemungkinan faktor
jarak puskesmas ini yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo Wetan.
2. Pelayanan Kesehatan Lain
Pelayanan kesehatan lain yang ada akan berpengaruh terhadap terjadinya
rendahnya cakupan imunisasi pada bayi. Adanya Rumah Sakit, dokter praktek,
bidan praktek ataupun BKIA merupakan pilihan untuk mendapatkan jasa
pelayanan imunisasi bagi ibu bayi. Sehingga rendahnya cakupan imunisasi
dapat saja terjadi apabila tidak terjalin kerja sama antara Puskesmas dan
pelayanan kesehatan lain dalam hal pencatatan dan pelaporan ataupun dalam
hal tukar menukar informasi.
I.3 Batasan Masalah
Penelitian ini akan difokuskan pada motivasi bidan dan perawat, sarana
dan prasarana dan proses manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penilaian) di
Puskesmas Sidotopo Wetan melalui studi benchmarking ke Puskesmas Sidotopo.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
12
yang cakupan imunisasi bayinya lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Sidotopo
Wetan.
I.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah motivasi bidan dan perawat dalam melaksanakan kegiatan
imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?
2. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas
Sidotopo?
3. Bagaimanakah perencanaan program imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?
4. Bagaimanakah pelaksanaan program imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?
5. Bagaimanakah penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan program imunisasi
bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo?
6. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi bayi di
Puskesmas Sidotopo Wetan berdasarkan studi benchmarking dengan
Puskesmas Sidotopo?
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
13
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
II.1 Tujuan Umum
Menyusun upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi di
Puskesmas Sidotopo Wetan berdasarkan studi benchmarking di Puskesmas
Sidotopo.
II.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis motivasi bidan dan perawat dalam pelaksanaan kegiatan
imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.
2. Menganalisis sarana dan prasarana yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas
Sidotopo.
3. Menganalisis proses perencanaan kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.
4. Menganalisis proses pelaksanaan kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.
5. Menganalisis proses penilaian kegiatan imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.
6. Menganalisis upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi di Puskesmas
Sidotopo Wetan berdasarkan studi benchmarking dengan Puskesmas
Sidotopo.
13
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
14
II.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Sidotopo Wetan
Penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan cakupan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo Wetan di masa yang akan datang.
2. Bagi peneliti
Merupakan upaya penerapan ilmu yang di peroleh selama mengikuti
pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai perwujudan pengabdian institusi kepada masyarakat dengan
pengembangan ilmu pengetahuan yang diterapkan dan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat luas dan sebagai masukan pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah khasanah perpustakaan institusi pendidikan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat
1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu (Azwar,1996).
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan
dan kedudukan Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan
kesehatan Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan
Puskesmas di Indonesia amat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka Puskesmas selain bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
2. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud
15
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
16
derajad kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat 2010 (Depkes R.I, 2004).
3. Fungsi Puskesmas
Menurut Depkes R.I (2004) Puskesmas mempunyai fungsi pengembangan
upaya kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan pemerataan jangkauan
pelayanan kesehatan, Puskesmas berfungsi menegakkan diagnosa masalah
masyarakat, mengadakan pengamatan secara terus menerus segala
perubahan yang terjadi yang mungkin membahayakan kesehatan
masyarakat, mengembangkan inovasi dan memanfaatkan teknologi tepat
guna dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
3. Sebagai pusat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh,
terpadu dan bermutu kepada masyarakat dalam rangka memelihara dan
melindungi kesehatan masyarakat.
4. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Dalam pendekatan Primary Health Care telah ditetapkan minimal
melaksanakan delapan unsur pelayanan kesehatan pokok, sebagai berikut: 1)
Penyuluhan kesehatan mengenai berbagai masalah kesehatan yang dihadapi,
cara pencegahannya dan pengendaliannya. 2) Peningkatan pengadaan
makanan dan perbaikan gizi. 3) penyediaan air bersih dan perbaikan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
17
lingkungan. 4) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana. 5)
Imunisasi terhadap berbagai penyakit menular yang utama. 6) Pencegahan dan
pemberantasan penyakit endemik setempat. 7) Pengobatan penyakit umum
dam cedera. 8) Pengadaan obat esensial (Depkes R.I, 2004).
III.2 Konsep Imunisasi
1. Tujuan Program Imunisasi
Tujuan umum program imunisasi adalah: menurunnya angka kematian
bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Sedangkan tujuan khususnya adalah: 1) tercapainya Universal Child
Immunization (cakupan DPT-1 minimal 90% dan polio-3, campak 80%). 2)
Tercapainya eliminasi tetanus neonatorum (insidens di bawah 1 per 10.000
kelahiran hidup). 3) tercapainya eradikasi poliomyelitis (Depkes R.I, 2001).
2. Sasaran Program Imunisasi
Sasaran program imunisasi yang dilaksanakan di Indonesia diberikan
kepada: 1) Bayi (umur 0 bulan sampai 11 bulan). 2) Ibu hamil (hamil 0
bulan sampai 9 bulan). 3) Calon pengantin wanita. 4) Anak SD kelas I. 5)
Anak SD kelas II sampai kelas VI khusus wanita (Depkes R.I, 2001).
3. Kebijaksanaan Program Imunisasi di Indonesia
Menurut Depkes RI (2001) kebijaksanaan umum program imunisasi di
Indonesia adalah: 1) Melaksanakan kesepakatan global (ERAPO, ETN,
Recam, dan mutu pelayanan sesuai standard termasuk safe injection). 2)
Meningkatkan jangkauan pelayanan. 3) Menghindari missed opportunity. 4)
Meningkatkan kinerja dan efisiensi. 5) Meningkatkan kemitraan sosial
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
18
mobilisasi. 6) Meningkatkan kemandirian masyarakat. 7) Memantau dampak
program terhadap PD3I dari keadaan sebelumnya. Sedangkan kebijaksanaan
khususnya adalah: 1) Mengupayakan sumber dana dari APBN, LSM,
masyarakat. 2) Perhatian khusus untuk wilayah rawan sosial dan Indonesia
Bagian Timur. 3) Keterpaduan lintas program dan lintas sektor (Depkes R.I,
2001) .
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan imunisasi adalah
sebagai berikut:
a. Cold Chain
1) Pengertian Cold Chain
Cold chain atau rantai dingin diartikan suatu prosedur dan peralatan
yang digunakan dalam pengiriman atau penyimpanan vaksin mulai dari
pembuatan vaksin sampai diberikan kepada pasien.
2) Manfaat Cold Chain
Untuk memperkecil kesalahan selama penanganan terhadap vaksin
dan dapat diyakinkan bahwa vaksin yang digunakan berada pada suhu
dingin yang ditetapkan dan masih mempunyai potensi yang dapat
menimbulkan kekebalan.
3) Peralatan yang Termasuk Rantai Dingin
Peralatan yang termasuk rantai dingin adalah:
a) Lemari Es
Alat ini digunakan untuk menyimpan vaksin, baik di Propinsi, Dati II
maupun di Puskesmas. Jenis lemari es dengan tutup atas lebih baik
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
19
dari pada tutup di depan, karena tutup atas dapat mempertahankan
suhu dingin lebih lama saat lemari es dibuka. Sumber tenaga lemari
es Puskesmas dapat berupa listrik maupun minyak tanah. Sumber
listrik untuk lemasi es dapat diperoleh dari PLN, tenaga surya,
ataupaun tenaga angin. Untuk sumber tenaga listrik, tipe pendingin
lemari es dapat menggunakan kompresi (menggunakan kompresor)
maupun absorbsi (menggunakan refrigerant moniak). Sedangkan
lemari es minyak tanah hanya dapat memakai tipe absorbsi.
b) Mini Freezer
Alat ini selain digunakan untuk membuat cold pack, mini freezer di
Puskesmas justru digunakan untuk membuat cold pack dan bukan
untuk menyimpan vaksin. Sumber tenaga maupun tipe sistem
pendinginanya sama dengan lemari es. Freezer dapat dimodifikasi
menjadi lemari es dengan cara mengganti thermostat.
c) Vaccine Carrier
Vaccine carrier bentuknya empat persegi, dengan insulasi yang
dapat mempertahankan suhu penyimpanan dibawah ±8°C sampai 36
jam bila tertutup rapat serta diisi dengan cukup cold pack beku
disekelilingnya
d) Cold Box
Peralatan ini berfungsi untuk membawa vaksin dalam system rantai
dingin (suhu 2-8°C).
Cold box bentuknya empat persegi, dengan insulasi yang dapat
mempertahankan suhu penyimpanan vaksin sampai 72 jam bila
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
20
tertutup rapat serta diisi dengan cukup cold pack beku. Cold box
selain digunakan untuk alat transportasi, juga digunakan untuk
menyimpan vaksin dalam rangka penyelamatan sementara pada saat
lemari es terganggu.
e) Termos
Alat pembawa vaksin terkecil, digunakan untuk kegiatan posyandu
ruang KIA atau tempat di luar gedung lainnya, alat ini hanya dapat
mempertahankan suhu 2 - 8°C selama 12 jam.
f) Cold Pack
Terbuat dari bahan insulator, berisi air. Bila di dalamnya beku, cold
pack yang diletakkan di dalam sarana penyimpanan dan pengangkut
vaksin dapat membantu mempertahankan suhu penyimpanan dari
dalam terutama bila jumlahnya cukup dan sarana tersebut tertutup
rapat.
b. Vaksin
Terdapat 7 vaksin yang diprogramkan, yaitu BCG, DPT, polio, campak,
hepatitis B, DT, dan TT. Vaksin memerlukan pengelolaan khusus,
memerlukan sistem rantai dingin dengan suhu tertentu dari sejak pembuatan
hingga masuk ke tubuh manusia, baik dalam penyimpanan maupun
transportasinya. Hal ini perlu untuk menjaga potensi vaksin dalam
memberikan kekebalan.
c. Peralatan Suntik
Peralatan suntik yang digunakan hingga saat ini ada 4 jenis, yaitu: 1)
reusable syringe (syringe yang dapat disterilkan kembali dengan volume
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
21
0,05 ml untuk imunisasi BCG dan 0,5 ml untuk imunisasi lainnya. Dalam
proses pengadaan sering disebut dengan paket B. 2) Disposable syringe (alat
suntik sekali pakai), namun memiliki resiko digunakan lagi. 3) Autodestruct
syringe (alat suntik sekali pakai yang tidak mungkin dipakai kembali). 4)
Autodestruct prefilled syringe (alat suntik yang sudah berisi vaksin), sering
disebut dengan uniject (Depkes RI, 2001).
III.3 Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Handoko (1999) motivasi diartikan sebagai keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Menurut Mangkunegara (2005) motivasi merupakan kondisi atau energi
yang menggerakkan diri karyawan yang terarah yang tertuju untuk mencapai
tujuan organisasi perusahaan. Sikap karyawan yang pro dan positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai
kerja maksimal.
2. Teori Motivasi
a. Teori Kepuasan
Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan
dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku
dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor
dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan
menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
22
kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja
seseorang. Hal ini memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan materiil maupun nonmaterial yang
diperolehnya dari hasil pekerjaannya.
Menurut Hasibuan (2005) jika kebutuhan dan kepuasan terpenuhi
semakin terpenuhi, maka semangat bekerjanya pun akan semakin baik
pula. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan
bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan
kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat orang tersebut bekerja.
Teori kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Herzberg’s
Two Factors Motivation Theory oleh Frederick Herzberg.
Herzberg’s Two Factors Motivation Theory atau teori motivasi dua
faktor atau teori motivasi kesehatan atau faktor higienis.
Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang
usaha adalah “peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih
membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan
kemampuan”.
Herzberg berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan ada tiga hal
penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahannya yaitu:
1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah “pekerjan yang
menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi,
bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu
sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu”.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
23
2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor
yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan
pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji,
tunjangan dan lain-lainnya.
3. Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas.
Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai
mencari-cari kesalahan.
“Motivator hari ini adalah higiene hari esok”, tetapi “ motivator untuk
seseorang adalah higiene bagi orang lain” cukup masuk akal. Herzberg
menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi
oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu: (a) Maintenance Factors
dan (b) Motivation Factor.
a. Maintenance Factors
Maintenance Factors adalah faktor-faktor pemeliharaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman
badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan
yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik
nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi
lalu makan lagi dan seterusnya.
Menurut Hasibuan (2003) faktor-faktor pemeliharaan meliputi hal-hal gaji,
kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil
dinas, rumah dinas dan macam-macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor-
faktor pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan
absent karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyak karyawan yang keluar.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
24
Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari
pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.
Maintenance Factors ini bukanlah merupakan motivasi bagi karyawan, tetapi
merupakan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinan kepada mereka,
demi kesehatan dan kepuasan bawahan.
b. Motivation Factor
Motivation Factor adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan.
Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang
secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk,
ruang yang nyaman, penempatan yang lengkap dan sebagainya.
Konsep higiene juga disebut teori dua faktor, yaitu:
1. Isi (Content = satisfiers = motivator) pekerjaan
a. Prestasi (Achievement)
b. Pengakuan (Rekognition)
c. Pekerjaan itu sendiri (The work it self)
d. Tanggung jawab (Responsibility)
e. Pengembangan potensi individu (Advencement)
Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang
dikerjakannya yaitu kandungan kerja pada tugasnya.
2. Faktor Higienis (Demotivasi = Dissatisfiers)
a. Gaji atau upah (wages or salaries)
b. Kondisi kerja (working condition)
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
25
c. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and
administration)
d. Hubungan antar pribadi (interpersonal relation)
e. Kualitas supervisi (quality supervisor)
Dari teori ini timbul paham bahwa perencanaan pekerjaan harus
diusahakan sedemikian rupa, agar kedua faktor ini (faktor pemeliharaan dan
faktor motivasi) dapat dipenuhi. Banyak kenyataan yang dapat dilihat
misalnya dalam suatu perusahaan, kebutuhan kesehatan mendapat perhatian
yang lebih banyak daripada pemenuhan kebutuhan individu secara
keseluruhan. Hal ini dapat dipahami, karena kebutuhan ini mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap kelangsungan hidup individu. Kebutuhan
peningkatan prestasi dan pengakuan ada kalanya dapat dipenuhi dengan
memberikan bawahan suatu tugas yang menarik untuk dikerjakannya. Ini
adalah suatu tantangan bagaimana suatu pekerjaan direncanakan sedemikian
rupa, sehingga dapat menstimulasi dan menantang si pekerja serta
menyediakan kesempatan baginya untuk maju.
3. Prinsip Motivasi
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi karyawan, yaitu:
a. Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan
ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
26
b. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha mencapai tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di
dalam usaha pencapai tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
e. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberi perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai
bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh
pemimpin (Mangkunegara, 2005).
III.4 Manajemen
1 Pengertian Manajemen
Menurut Stoner (1982) dalam Handoko (1999) manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
27
para anggota organisasi dan pengguna sumber daya - sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah tetapkan.
Menurut Gulick (1965) dalam Handoko (1999) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha
secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan.
2 Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara
keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi
manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan
manajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap
semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan
kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien (Muninjaya, 2004).
1) Pengertian Perencanaan
Menurut Muninjaya (2004) perencanaan kesehatan adalah sebuah
proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang
di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
28
Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) menyatakan bahwa,
perencanaan adalah proses untuk mengantisipasi peristiwa di masa
datang dan menentukan strategi (cara, tindakan adaptif) untuk mencapai
tujuan organisasi di masa mendatang (the process of anticipating future
events and determining strategies to achieve organizational objectives in
the future).
Menurut Handoko (1999) menyatakan bahwa, perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang
baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang
akan datang dimana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan
dilaksanakan pada periode sekarang saat rencana dibuat.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang
dilakukan untuk mengantisipasi perubahan dikemudian hari serta
menentukan berbagai strategi atau cara (kapan, bagaimana, oleh siapa)
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Manfaat Perencanaan
Handoko (1999) menyatakan bahwa perencanaan mempunyai
banyak manfaat dalam suatu organisasi, manfaat perencanaan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
29
2. Membantu dalam kristalisasi penyesuaian pada masalah-masalah
utama
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
7. Membantu tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
9. Menghemat waktu, usaha dan dana
3) Prinsip Perencanaan
Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) prinsip perencanaan ada
empat, yakni: 1) Integral dengan proses menyeluruh yang melibatkan
analisis kebijakan, persiapan perencanaan, pengelolaan pelaksanaan,
evaluasi dan penelitian (Keputusan kebijakan). 2) Keseimbangan
tanggung jawab fungsi perencanaan, pelaksanaan dan konsumen. 3)
Keberhasilan suatu perencanaan terutama tergantung pada perilaku
individu, motivasi dan kecakapan. Perlu diciptakan kondisi yang
mendukung seperti kerjasama, sistem imbalan dan lain-lain. 4)
Perencanaan efektif adalah penerapan metode dan teknik dari berbagai
disiplin ilmu yang relevans dan merupakan proses belajar.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
30
4) Langkah-langkah Perencanaan
Langkah awal dalam menyusun perencanaan dapat dimulai dengan
sebuah gagasan cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Perencanaan
kesehatan dapat disusun dalam skala besar atau kecil tergantung besar
kecilnya wilayah dan tergantung tanggung jawab organisasi.
Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa
langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada proses
penyusunan sebuah perencanaan.
Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) dalam membuat
perencanaan yang dimaksud, pada langkah-langkah sebagai berikut:
a) Analisis situasi
Analisa situasi adalah suatu proses kegiatan analisa terhadap data
yang terkumpul, yang pada dasarnya adalah untuk memberikan
format tertentu terhadap data tersebut berupa angka-angka sehingga
dapat menunjukkan situasi tertentu menjadi informasi. Tujuan
analisis situasi adalah untuk mengadakan analisa terhadap kelompok-
kelompok data yang timbul baik analisa terhadap keadaan lampau,
saat ini maupun kecenderungan proyeksi masa mendatang.
Analisa terhadap data yang dikumpulkan, dapat dilakukan melalui
beberapa langkah, sebagai berikut :
a. Mengadakan penilaian mutu data yang dikumpulkan
b. Memilih data yang memang betul-betul diperlukan
c. Menyusun data yang telah dipilih secara sistematis sesuai
keperluan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
31
d. Menyajikan informasi secara jelas, sehingga dapat
menunjukkan situasi atau keadaan dan masalah yang dihadapi
dalam uraian kalimat (narasi) yang mudah dipahami.
b) Perumusan Prioritas Masalah
Setelah identifikasi masalah, langkah selanjutnya menentukan
prioritas masalah dengan memperhitungkan berbagai hal yaitu
apakah masalah tersebut benar-benar dapat diselesaikan dengan
tuntas sesuai dengan kemampuan dan keadaan sumber daya yang
dimiliki. Agar lebih meyakinkan penetapan prioritas dapat
dipergunakan berbagai teknik skoring dan pembobotan, seperti:
metode USG (Urgency Seriousness Growth) dan metode CARL
(Capability atau kesanggupan, Acceptibility atau dapat di terima,
Readiness atau ketersediaan dan Leaverage atau daya ungkit).
Berikut ini adalah contoh penentuan prioritas masalah dengan
metode USG.
Tabel III.1 Contoh Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode USG
Skor No Masalah
Urgency Seriousness Growth Total Ranking
1 A 2 3 2 7 3 2 B 4 2 2 8 2 3 C 6 2 1 9 1
Berdasarkan tabel III.1 nampak bahwa penilaian terhadap masalah
A, B, dan C tersebut setelah disusun dan disepakati, akhirnya
ditetapkan bahwa urutan prioritas masalahnya adalah C, B dan A
untuk dipecahkan persoalannya.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
32
c) Identifikasi Penyebab Masalah
Setelah masalah diketahui, maka langkah selanjutnya
mengidentifikasi penyebab masalah. Beberapa teknik untuk
identifikasi penyebab masalah yang dapat digunakan adal sebagai
berikut: a) Metode fish bone (diagram tulang ikan atau diagram
ishikawa). b) Flow Chart. c) Diagram unsur organisasi. d)
Sumbang saran. e) Nominal Group Technique (NGT).
d) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) program imunisasi
Sebelum penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) perlu
beberapa pertimbangan yaitu dengan memperhatikan kemampuan
sumber daya, antara lain: 1) Informasi, masalahnya apa, dimana,
siapa, bilamana, kapan. 2) Mekanisme apa yang bisa dipakai untuk
mengatasi masalah. 3) Teknologi atau cara, punyakah kita
teknologi atau cara untuk mengatasi masalah. 4) Humano atau
orang, seberapa besar kekuatan sumber daya manusia yang tersedia
dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) pelaksanaannya
sebagai berikut: 1) Penyusunan dilaksanakan secara kelompok. 2)
Inventarisasi semua pendekatan pemecahan masalah. 3)
Menyatukan pendekatan masalah yang sifatnya sama menjadi satu
pendekatan saja. 4) Setiap pendekatan pemecahan masalah usulkan
rencana kegiatannya. 5) Tentukan target, volume kegiatan, sasaran
serta lokasi. 6) Setelah RUK dirumuskan, lakukan penilaian
kembali keadaan tenaga, sarana Puskesmas. 7) Hal yang perlu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
33
diingat dalam penyusunan RUK adalah kita harus memperhatikan
hasil kegiatan tahun lalu karena akan menjadi pertimbangan untuk
rencana mendatang (Supriyanto dan Damayanti, 2005).
e) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau POA
Rencan pelaksanaan kegiatan program imunisasi berisi kegiatan,
sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan, jadwal waktu, pembagian
tugas dan tanggung jawab pelaksana. Rencan pelaksanaan kegiatan
program imunisasi dapat disusun dengan baik setelah Puskesmas
mengetahui alokasi dana yang ada. Penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan program dilakukan melalui suatu
pembahasandalam mini lokakarya intern Puskesmas (Supriyanto
dan Damayanti, 2005).
b. Pelaksanaan
Menurut Supriyanto dan Damayanti (2005) setelah dilakukan
perencanaan program yang menghasilkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK) program maka langkah selanjutnya yang perlu dikerjakan adalah
mewujud nyatakan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dengan
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan program tersebut
dapat tercapai. Fungsi manajemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Penggerakan
Pelaksanaan penggerakan adalah penggalangan kerja sama tim untuk
kegiatan program Puskesmas dan merupakan kegiatan yang dilakukan
setelah tahapan perencanaan selesai dikerjakan. Tujuannya agar
rencana pelaksanaan kegiatan program yang telah dibuat dapat
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
34
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan dan tepat waktu serta
dikerjakan secara lintas program melalui tim kerja yang ada di
Puskesmas. Penggalangan tim melalui kegiatan pertemuan koordinasi
bulanan (intern Puskesmas) dan koordinasi triwulan yang merupakan
pertemuan lintas sektoral. Dengan pelaksanaan penggerakan akan
dapat diketahui secara dini adanya penyimpangan pelaksanaan rencana
pelaksanaan kegiatan dan secepatnya dilakukan tindakan tindakan
pengendalian sehingga rencana kegiatan program dapat dicapai secara
efektif dan efisien (Supriyanto dan Damayanti, 2005).
a) Tujuan Fungsi Penggerakan
1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien. 2) Mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan staf. 3) Menumbuhkan rasa memiliki
dan menyukai pekerjaan. 4) Mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. 5)
Membuat organisasi berkembang secara dinamis.
Fungsi penggerakan harus dimulai pada diri manajer selaku
pimpinan organisasi. Manajer harus menunjukkan kepada stafnya
bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerja
sama dengan orang lain secara harmonis. Manajer harus bersikap
obyektif yaitu obyektif dalam menghadapi sebagai perbedaan dan
persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun
kelompok manusia.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
35
b) Faktor Penghambat Fungsi Penggerakan
Kegagalan manajer menumbuhkan motivasi staf merupakan
hambatan utama fungsi penggerakan. Hal ini dapat terjadi karena
manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar
manusia. Seorang manajer yang berhasil akan menggunakan
pengetahuannya tentang perilaku manusia untuk menggerakkan
stafnya agar bekerja secara optimal dan produktif (Muninjaya,
2004).
2) Koordinasi
Koordinasi adalah proses komunikasi, penyatuan kegiatan (integrasi),
adanya kejelasan pembagian tugas (sinkronisasi) dan program-program
dibuat realistik (simplikasi) pada unit kerja Puskesmas dengan
mekanisme kerjasama tim agar tujuan Puskesmas dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
3) Supervisi
Merupakan salah satu upaya pengarahan dengan pemberian petunjuk
dan saran setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksanaan dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Juga merupakan pembinaan
dan pengarahan untuk meningkatkan gairah dan prestasi kerja.
4) Pengawasan Pengendalian
Pengawasan Pengendalian dan penilaian dilaksanakan karena adanya
dorongan atau keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja atau
kegiatan pelaksanaan program terhadap tujuan yang telah ditetapkan
(Supriyanto dan Damayanti, 2005).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
36
Pengawasan adalah segala usaha atau keinginan untuk mengetahui dan
menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas dan
keinginan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.
Pengendalian adalah segala upaya atau keinginan untuk
mengendalikan atau menjamin dan mengarahkan agar suatu tugas atau
pekerjaan berjalan dengan semestinya. Kegiatan yang terlalu cepat
dikendalikan untuk diperlambat dengan melakukan mobilisasi sumber
daya ke arah kegiatan yang lambat, sehingga terjadi koordinasi seluruh
kegiatan.
Tujuan pengawasan pengendalian adalah mengetahui adanya
penyimpangan sedini mungkin dan meluruskannya apabila ditemukan
penyimpangan, sehingga rencana program dan kegiatan Puskesmas
berjalan sesuai rencana.
Dengan dilaksanakannya pengawasan pengendalian ini maka seberapa
jauh keberhasilan kegiatan Puskesmas baik internal maupun eksternal
dapat diketahui dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan bila ada
penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai dan peningkatan
program.
c. Penilaian
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering
dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaannya
terletak pada sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya
dan waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
37
mempunyai kesamaan tujuan untuk memperbaiki efisien dan efektifitas
pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen.
Data yang diperoleh dari fungsi pengawasan merupakan data primer dan
dilakukan oleh unsur pimpinan. Data yang didapat dari pelaksanaan evaluasi
adalah data primer dan sekunder, evaluasi dilaksanakan oleh pihak luar
bekerja sama dengan pihak manajemen. Baik fungsi pengawasan maupun
evaluasi selalu mengumpulkan data untuk dimanfaatkan memperbaiki fungsi
perencanaan. Keduanya juga mempunyai orientasi ke masa depan.
1) Pengertian Penilaian
Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa penilaian atau
evaluasi adalah merupakan bagian integral dari fungsi manajemen dan
didasarkan pada sistem informasi manajemen.
Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk
mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dimaksudkan untuk
mendapatkan relevansi informasi guna pengambilan keputusan.
2) Jenis Penilaian Program
Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa secara umum
penilaian atau evaluasi dapat dibedakan atas dua jenis yaitu Formative
evaluation dan Summative evaluation.
a) Formative evaluation
Evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan
tujuan untuk mengubah atau memperbaiki program. Evaluasi ini
dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
38
didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun
atau waktu relatif pendek. Manfaat evaluasi formatif terutama
untuk memberikan umpan balik kepada manajer program,
tentang hasil yang dicapai beserta hambatan-hambatan yang
dihadapi. Evaluasi formatif sering disebut evaluasi proses atau
monitoring.
b) Summative evaluation
Evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari
suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah
program, guna melihat keberhasilan program. Hasil evaluasi
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan: apakah tujuan
program dapat tercapai atau tidak dan alasan-alasan mengapa
demikian. Karena itu output program berupa outcome dan
dampak sangat diperlukan.
3) Tujuan Penilaian
Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa tujuan
diadakan suatu evaluasi program biasanya bervariasi, tergantung dari
pihak yang memerlukan informasi hasil tersebut. Walaupun
demikian pada dasarnya evaluasi mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Sebagai alat untuk memperbaiki kebijakan pelaksanaan program
dan perencanaan program yang akan datang. Hasil evaluasi akan
memberikan pengalaman mengenai hambatan atau pelaksanaan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
39
program yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki kebijakan
dan pelaksanan program yang akan datang.
b) Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan
manajemen saat ini serta dimasa yang akan datang. Tanpa adanya
evaluasi akan terjadi pemborosan penggunaan sumber dana dan
daya yang sebenarnya dapat diadakan penghematan serta
penggunaan untuk program-program lain.
c) Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu
program. Sehubungan dengan hal ini perlu mengecek kembali
relevansi dari program dalam hal perubahan-perubahan kecil
yang terus menerus, mengukur kemajuan terhadap target yang
direncanakan, menentukan sebab dan faktor internal maupun
eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan program.
4) Proses Penilaian
Proses kegiatan evaluasi secara keseluruhan dapat disimpulkan atas
empat dimensi atau empat langkah kegiatan.
a) Dimensi kegiatan berfikir secara konseptual
Kegiatan di sini meliputi : 1) Formulasi tujuan, sasaran, dan
manfaat evaluasi. 2) Formulasi sumber dan informasi yang
dibutuhkan. 3) informasi kriteria yang akan digunakan. 4)
Formulasi model atau kerangka kerja atau rancang bangun.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
40
b) Dimensi kegiatan operasional
Kegiatan disini meliputi kegiatan pengumpulan informasi baik
melalui kegiatan wawancara, observasi, nominal group tehnique,
dan lain-lain. Jenis informasi bisa primer ataupun sekunder.
c) Dimensi kegiatan penilaian
Kegiatan disini meliputi kegiatan : 1) Formulasi derajat
keberhasilan. 2) Formulasi dan identitas masalah. 3) Formulasi
faktor-faktor penunjang dan penghambat program. 4) Formulasi
ketidak berhasilan program.
d) Dimensi kegiatan tindak lanjut
Kegiatan disini meliputi : 1) Formulasi atau rekomendasi tindak
pemecahan masalah. 2) Feedback mechanisme kebutuhan
nformasi tambahan. 3) Feedback hasil evaluasi kepada institusi
yang membutuhkan. 4) Follow up atau monitoring dari
pelaksanaan tindak koreksi atau pemecahan masalah. Proses
kegiatai 1 sampai 4 adalah fleksibel, dinamis dan
berkesinambungan artinya setelah kegiatan 4 selesai, proses
dapat dimulai lagi dari kegiatan 1 atau 2 atau 3 dan seterusnya
(Supriyanto dan Damayanti, 2005).
III.5 Benchmarking
1 Definisi Benchmarking
Menurut Wetson, Gregory. H. (1997) dalam Margastuti (1999)
benchmarking adalah merupakan pencarian dan aplikasi praktek yang lebih
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
41
baik secara terus menerus, yang mengarah pada kinerja kompetitif yang
superior.
Menurut Emerson (2000) dalam Tjahyo (2005) benchmarking adalah
berbagai kinerja dan informasi operasional untuk membandingkan aktivitas
yang berkelanjutan antara organisasi untuk mengidentufikasi “praktek
terbaik” dan memperbaiki kinerja.
Menurut Buswell (2000) dalam Tjahyo (2005) benchmarking adalah
proses penemuan, adaptasi dan implementasi praktek yang sangat bagus.
Benchmarking adalah proses pengukuran operasional bisnis sebuah
perusahaan dan membandingkannya ke perusahaan yang prakteknya sangat
bagus.
Jadi yang dimaksud benchmarking adalah mencari informasi tentang
praktek terbaik lalu menggunakannya sebagai masukan standar untuk
memperbaikinya dalam lingkungan tempat kerja.
2 Tujuan Benchmarking
Mengubah suatu organisasi sedemikian rupa sehingga meningkatkan
kinerjanya. Dengan demikian, benchmarking adalah suatu studi untuk
memperoleh suatu tolok ukur relatif bagi kinerja bisnis (Watson, Gregory H,
1997 dalam Margastuti, 1999).
3 Jenis Benchmarking
Menurut Gaspersz (2003) terdapat empat jenis benchmarking yang
berbeda dimana masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri, yaitu:
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
42
a. Internal Benchmarking
Studi ini merupakan investigasi benchmarking yang paling mudah
dengan membandingkan operasi-operasi diantara fungsi-fungsi dalam
organisasi itu sendiri. Jenis investigasi ini dapat diterapkan pada
perusahaan internasional atau multidivisi. Dengan demikian internal
Benchmarking adalah paket upaya perbaikan terus menerus untuk
mengidentifikasi praktek bisnis terbaik yang ada di dalam lingkungan
perusahaan sendiri.
Misalnya, praktek bisnis di salah satu anak perusahaan atau unit
bisnis yang setelah diteliti menunjukkan atau memiliki performasi
terbaik, dimana sifat-sifat tertentu yang unggul ini kemudian ditularkan
kepada anak perusahaan lain atau unit bisnis lain yang berada dalam
kelompok perusahaan yang sama. Dengan melakukan internal
benchmarking dapat diperoleh informasi yang lebih jelas, kritis, dan
obyektif tentang adanya kesenjangan performasi antara unit bisnis atau
bagian di dalam perusahaan, serta penyebab terjadi kesenjangan
performasi itu.
Implementasi internal benchmarking akan mendorong semakin
berkembangnya komunikasi internal dan pemecahan masalah secara
bersama diantara unit bisnis atau bagian yang ada di dalam organisasi
itu.
Dalam melakukan perbandingan, perlu ditetapkan benchmark
targets. Untuk jenis internal benchmarking yang menjadi target adalah
unit bisnis atau fungsi dalam perusahaan yang diketahui memiliki
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
43
performasi terbaik atau memiliki keunggulan tertentu pada sifat-sifat
tertentu, sehingga patut untuk diteladani oleh unit bisnis lain atau fungsi-
fungsi lain dalam perusahaan.
b. Competitive Benchmarking
Studi ini berorientasi memposisikan produk perusahaan terhadap
produk dari pesaing. Competitive Benchmarking diterapkan untuk
menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki
posisi produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui Competitive
Benchmarking akan diperoleh informasi tentang performasi terbaik dari
pesaing, di mana informasi ini dapat dipergunakan oleh perusahaan
untuk menciptakan produk yang terbaik dari yang terbaik.
Upaya untuk mencari model dan praktek-praktek bisnis terbaik
yang ada di pasar global dan memiliki pengaruh langsung terhadap
praktek bisnis yang dilakukan perusahaan, akan meningkatkan daya
saing perusahaan di pasar global itu.
Dalam Competitive Benchmarking, target pembanding berada di
luar perusahaan yang bersifat fleksibel, tergantung pada tujuan
melakukan Competitive Benchmarking itu. Dalam hal ini benchmark
targets, dapat berupa produk-produk sejenis yang terbaik yang menjadi
pesaing utama atau bukan produk sejenis asalkan performasi spesifik
tertentu dari produk itu di pandang dapat di instalasi pada desain produk
baru atau keunggulanya dapat mendatangkan inspirasi atau gagasan baru
bagi perbaikan produk yang ada.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
44
Competitive Benchmarking sering juga disebut sebagai external
benchmarking. Informasi ini dapat diperoleh dari majalah-majalah
perdagangan, asosiasi bisnis sejenis, publikasi riset, dan sumber lain.
c. Functional Benchmarking
Studi ini memusatkan penyelidikan pada aktifitas atau fungsi
operasi tertentu. functional Benchmarking dapat melakukan investigasi
pada perusahaan-perusahaan yang unggul dalam industri yang tidak
sejenis. Bagaimanapun relevansi dari perbandingan pada functional
Benchmarking perlu dipertahankan dengan mendefinisikan karakteristik
performasi yang harus serupa dengan fungsi-fungsi perusahaan.
Dengan demikian dalam functional Benchmarking, nilai target
pembanding dapat berasal dari perusahaan tidak sejenis yang unggul.
Implementasi functional Benchmarking mamang sulit dilakukan,
mengingat informasi yang diperlukan pada umumnya lebih sulit
diperoleh dan benchmark targets memerlukan imajinasi dan kreatifitas
yang tinggi “berdasarkan fakta” dan bukannya “ berdasarkan anggapan”
semata.
d. Generic Benchmarking
Merupakan jenis benchmarking dimana beberapa fungsi bisnis dan
proses adalah sama tanpa mempedulikan ketidak serupaan atau
ketidaksejenisan diantara industri-industri. Generic Benchmarking
membutuhkan konseptualisasi yang komprehensif (Broad
conceptualisasi), serta merupakan jenis benchmarking yang paling sulit.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
45
Generic Benchmarking merupakan perluasan dari funcsional
benchmarking.
Studi ini dengan pendekatan-pendekatan pelatihan dan pendidikan
yang digunakan oleh sejumlah perusahaan yang memiliki program-
program yang terkenal keunggulannya.
Keempat tipe studi benchmarking dibedakan berdasarkan sumber
data dan tipe kemitraan. Studi benchmarking dapat bersifat internal
maupun eksternal, tergantung apakah partisipan berasal dari perusahaan
sendiri atau perusahaan lain.
4. Syarat Benchmarking
Ada beberapa syarat keberhasilan studi benchmarking menurut Watson,
Gregory (1997) dalam Margastuti (1999):
a. Adanya sebuah tim manajemen yang suportif yang mempunyai
persoalan nyata yang harus dipecahkan.
b. Akses ke semua mitra benchmarking yang punya pengalaman
berhasil memecahkan persoalan yang sama.
c. Sebuah tim benchmarking berpengaruh luas dengan kemampuan
menggunakan perlengkapan mutu dasar serta praktak-praktak riset
untuk menyelidiki masalah proses sampai ke penyebabnya yang
mendasar.
d. Kegigihan dalam melakukan riset serta kesabaran.
5 Proses benchmarking
Pada hakekatnya proses benchmarking terdiri dari lima tahap (Karlof
dan Ostblom 1993 dalam Tjahyo, 2005) yaitu meliputi: 1) Tahap keputusan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
46
mengenai apa yang akan di benchmark. 2) Identifikasi mitra benchmarking.
3) Pengumpulan informasi. 4) Analisis. 5) Implementasi. Kelima proses ini
diperinci oleh Goettsch dan Davis (1997) dalam Tjahyo (2004) menjadi 14
langkah sebagai berikut:
a. Komitmen manajemen
Sasaran utama benchmarking adalah untuk menemukan proses yang
lebih baik yang akan menggantikan proses yang ada atau paling tidak
melakukan berbagai perubahan pokok terhadap proses yang sudah
ada. Oleh karena itu, mandate dan komitmen dari pihak manajemen
puncak sangat penting dalam melakukan benchmarking.
b. Basis pada proses perusahaan sendiri
Sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan perbaikan
berkesinambungan dan menerapkan pengendalian proses statistical,
perusahaan tersebut harus benar-benar memahami proses yang ada
dalam perusahaan itu sendiri. Jadi, apa yang akan dibandingkan telah
benar-benar dimengerti dan dipahami. Pemahaman ini sendiri
meliputi kemampuan, diagram alur proses dan aspek lainnya.
c. Identifikasi dan dokumentasi kekuatan dan kelemahan proses
Proses yang telah berjalan sesuai harapan adalah kekuatan sedangkan
yang tidak memenuhi harapan dikelompokkan sebagai proses yang
lemah, tetapi semua proses (baik yang menjadi kekuatan maupun
kelemahan) perlu didokumentasikan. Hal ini dikarenakan dalam
benchmarking, setiap pihak berusaha membandingkan prosesnya
dengan proses perusahaan lain yang lebih baik. Jadi, mitra
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
47
benchmarking membutuhkan pula informasi mengenai proses yang
telah dimiliki.
d. Pemilihan proses untuk di benchmark
Apabila proses sudah dipahami, maka langkah selanjutnya adalah
memilih proses yang akan di benchmark. Obyek yang akan di
benchmarking adalah setiap perilaku dan kinerja organisasi, yaitu
meliputi barang, jasa proses operasi, sistem pendukung, staf, biaya,
modal, customer-perceived value dan sebagainya. Pedoman dalam
langkah ini adalah memilih proses yang benar-benar menjadi
kelemahan dan ingin diubah. Pemilihan ini juga harus
mempertimbangkan faktor tingkat kematangan kualitas proses dan
produk, serta tujuan perusahaan yang bersangkutan. Pengukuran
kepuasan pelanggan juga dapat dimasukkan dalam menentukan
proses yang akan di benchmark, misalnya mengenai aspek kinerja
customer service, prosedur penjualan atau rancang bangun produk.
e. Pembentukan tim benchmarking
Pelaksanaan benchmarking perlu dibentuk tim khusus. Tim ini harus
terdiri dari tiga unsur utama, yaitu setiap orang menjalankan atau
mengoperasikan proses yang di benchmark, setiap orang yang
memberikan input kepada proses tersebut, dan mereka menggunakan
output itu. Selain itu, juga melibatkan wakil dari pihak manajemen dan
orang yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan penelitian.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
48
f. Penelitian terhadap Best-In-Class
Mitra benchmarking haruslah organisasi atau perusahaan yang
prosesnya terbaik dalam kelasnya dan bersedia menjadi mitra. Menurut
Karlof dan Otsblom (1993) dalam Tjahyo (2000) biasanya organisasi
yang terbaik dalam kelasnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
Fokus pada prestasi. 2) Cost conciousness. 3) Memiliki hubungan
dekat dengan pelanggan. 4) Memiliki hubungan dekat dengan
pemasok. 5) Fokus pada perbaikan kualitas dan produktifitas. 6)
Memanfaatkan teknologi mutahir. 7) Fokus pada core business.
g. Pemilihan calon mitra benchmarking Best-In-Class
Setelah teridentifikasi proses terbaik dalam kelasnya, maka tim harus
menentukan mitra yang paling tepat. Faktor pertimbangannya adalah
lokasi dan apakah pesaing atau bukan pesaing. Kemitraan
benchmarking yang baik akan memberikan manfaat bagi kedua belah
pihak.
h. Mencapai kesepakatan dengan mitra benchmarking
Bila mitra sudah ditemukan, maka tim harus menghubunginya untuk
mencapai kesepakatan mengenai aktifitas benchmarking. Biasanya
kesepakatan yang ada bersifat informal dan meliputi jadwal kunjungan
antar perusahaan, pengungkapan dan aspek kerja sama.
i. Pengumpulan data
Bila telah ada kesepakatan di kedua belah pihak, maka tim mulai dapat
melakukan pengamatan, pengumpulan data dan dokumentasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses mitranya terutama mengenai
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
49
factor yang menjadi kunci suksesnya. Pengumpulan data bias
dilakukan dengan wawancara langsung, survey melalui telpon atau
surat dan pengumpulan data sekunder.
j. Analisis data dan penentu Gap
Berdasarkan data yang terkumpul, maka tim dapat melakukan analisis
dan perbandingan dengan data tentang proses perusahaannya sendiri
sehingga gap atau kesenjangan yang ada dapat diidentifikasi secara
numerik. Gap disini adalah perbedaan kinerja antara proses kedua
belah pihak.
Bila diperoleh bahwa proses mitra lebih unggul, maka tim perlu
menentukan apakah implementasi proses mitra layak atau tidak. Hal
yang perlu dipertimbangkan adalah: 1) Apakah proses mitra dapat
mengganti proses perusahaan? 2) Berapa biaya proses implementasi
proses baru tersebut, dan apakah perusahaan sanggup
menggunakannya? 3) Apakah pengaruh proses tersebut terhadap
proses lainnya yang berkaitan?
k. Perencanaan tindakan untuk mengurangi gap atau mengunggulinya
Aspek yang perlu mendapat perhatian disini adalah bahwa tujuan
benchmarking adalah mendapat proses yang terbaik dalam kelasnya.
Apabila tim semata-mata meniru proses mitranya, maka tujuan tidak
tercapai. Perusahaan harus dapat mengungguli kinerja proses tersebut.
Oleh karena itu, tim perlu menerapkan strategi pengembangannya
dalam jangka waktu tertentu.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
50
l. Implementasi Perubahan
Langkah ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa penerapan
prosedur baru mungkin membutuhkan waktu untuk menjadi kebiasaan.
Oleh karena itu adalah wajar bila kinerja awal implementasi perubahan
belum sama dengan benchmarknya. Apabila karyawan telah dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan dan permasalahan pada tahap
awal teratasi, maka kinerja perusahaan akan mendekati benchmarking.
Bila tidak mungkin ada faktor penting yang terabaikan sehingga
kembali ke mitra perlu dilakukan.
m. Pemantauan
Bila proses baru digunakan dan berjalan, maka biasanya kinerja akan
meningkat dengan pesat. Pelaksanaan perbaikan berkesinambungan
yang dilakukan dapat mengungguli benchmark. Hal tersebut tercapai
bila adanya kegiatan pemantauan. Pemantauan bias dilakukan dengan
pengendalian proses statistical serta bagan lainnya.
n. Memperbaiki benchmarking
Penerapan benchmarking tidak hanya meniru tetapi harus mengungguli
yang terbaik dikelasnya saat ini juga akan mengembangkan diri dan
memperbaiki prosesnya. Oleh karena itu, benchmarking harus
diperbarui sewaktu-waktu dan terus berhubungan dengan perusahaan
terbaik dikelasnya. Jadi perusahaan harus tetap melakukan perbaikan
berkesinambungan pada proses terbaiknya dan mengkonsentrasikan
benchmarking pada proses yang merupakan kelemahannya.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
51
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL
IV.1 Kerangka Konseptual
PROSES 1.Perencanaan
program imunisasi 2.Pelaksanaan program imunisasi 3.Penilaian hasil
pelaksanaan program imunisasi
OUTPUT Hasil
Pencapaian program imunisasi
3. Beban kerja 4. Jumlah tenaga
5. Waktu pelayanan Masyarakat (ibu bayi)
1.Pendidikan 2.Pengetahuan
tentang imunisasi 3.Penghasilan 4.Persepsi terhadap
sehat dan sakit
INPUT Organisasi Puskesmas
1. Motivasi bidan dan perawat
2. Sarana dan prasarana
Feed back
LINGKUNGAN 1. Jarak Puskesmas 2. Pelayanan kesehatan
lain
DAMPAK Angka
kesakitan penyakit yang bisa dicegah
dengan imunisasi
Keterangan:
= diteliti
= tidak diteliti
Gambar IV.1. Kerangka Konseptual
51
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
52
Mengacu pada identifikasi masalah dan tinjauan teoritis maka dalam
kerangka konseptual menggunakan konsep pendekatan sistem dalam manajemen
organisasi, yaitu input, proses, output dan dampak. Lingkungan yang meliputi
jarak Puskesmas dan pelayanan kesehatan lain yang akan mempengaruhi hasil
cakupan imunisasi bayi.
Untuk meningkatkan cakupan imunisasi ditentukan oleh input dan proses.
Faktor input dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor Puskesmas dan faktor
masyarakat. Faktor Puskesmas dipengaruhi oleh motivasi petugas dalam
melaksanakan kegiatan imunisasi, sarana dan prasarana yang digunakan dalam
kegiatan imunisasi tersebut, beban kerja petugas yang melakukan kegiatan
imunisasi jumlah tenaga dan waktu pelayanan imunisasi. Untuk faktor masyarakat
dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, penghasilan serta persepsi masyarakat
terhadap sehat dan sakit. Untuk proses dipengaruhi oleh proses perencanaan
kegiatan imunisasi, pelaksanaan kegiatan imunisasi dan penilaiaan hasil
pelaksanaan kegitan imunisasi.
Semua faktor yang terdapat pada input dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan imunisasi bayi, jika input dan proses jelek pencapaian
cakupan imunisasi bayinya rendah sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
53
BAB V
METODE PENELITIAN
V.1 Rancang Bangun Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi benchmarking. Hasil penelitian
menguraikan faktor organisasi Puskesmas (motivasi petugas dan sarana dan
prasarana) dan proses manajemen (perencanaan, palaksanaan dan penilaian) di
Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo Surabaya.
V.2 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pelaksana kegiatan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo Surabaya .
V.3 Sampel dan besar sampel
3.1 Sampel dan Besar sampel
Sampelnya adalah seluruh pelaksana program kegiatan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo Wetan dan di Puskesmas Sidotopo Surabaya.
Besar sampel adalah total sampel, yaitu seluruh bidan dan perawat yang
melaksanakan kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas
Sidotopo Surabaya. Untuk Puskesmas Sidotopo Wetan sebanyak 7 orang yang
terdiri dari 4 orang bidan dan 3 orang perawat, sedangkan Puskesmas Sidotopo
sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2 orang bidan dan 3 orang perawat.
V.4 Lokasi dan waktu penelitian
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas
Sidotopo Surabaya.
53
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
54
4.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai dengan bulan Mei tahun
2006.
V.5 Kerangka Operasional
Hasil Pencapaian
program imunisasi
1.Perencanaan program imunisasi
2.Pelaksanaan Kegiatan program
imunisasi 3.Penilaian hasil
pelaksanaan program imunisasi
Organisasi Puskesmas 1. Motivasi bidan dan
perawat 2. Sarana dan
prasarana
PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN DAN PUSKESMAS SIDOTOPO
Faktor-faktor yang bisa di benchmark
Rekomendasi upaya peningkatan cakupan imunisasi bayi
Gambar V.1 Kerangka Operasional
V.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
6.1 Variabel Penelitian
a. Faktor Puskesmas:
1. Motivasi petugas:
a) Faktor motivator
b) Faktor higiene
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
55
2. Sarana dan prasarana
a. Menetapkan kebutuhan vaksin
b. Menetapkan alat suntik
c. Penyimpanan vaksin
d. Penyediaan buku pedoman pelaksanaan imunisasi
e. Penyediaan format pendataan
f. Penyediaan format pelaporan
b. Proses manajemen :
P1 : Perencanaan :
a. Perencanaan tenaga penggerak dan kader
b. Perencanaan kebutuhan vaksin dan alat suntik
c. Perencanaan penentuan sasaran
d. Perencanaan kebutuhan tenaga pelaksana kegiatan
imunisasi
e. Perencanaan jadual kegiatan imunisasi
f. Perencanaan penyebarluasan informasi
P2 : Pelaksanaan :
1. Rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor
2. Penyebaran informasi (waktu dan tempat)
3. Penyediaan tempat
4. Sweeping (kunjungan rumah)
5. Kegiatan pencatatan
P3 : Penilaian :
a. Rekapitulasi hasil kegiatan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
56
b. Pembuatan laporan
c. Pertemuan evaluasi program tingkat Puskesmas
d. Rencana tindak lanjut terhadap permasalahan program
6.2 Definisi Operasional
Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator Cara Pengukuran Skala
a. Motivasi bidan dan perawat
b. Sarana dan
prasarana
Adalah suatu motif yang mendorong bidan dan perawat untuk bekerja dengan baik Adalah segala peralatan yang digunakan dalam kegiatan imunisasi
A Faktor motivator 1. Prestasi kerja 2. Pengakuan atas hasil
kerja 3. Pekerjaan yang menarik 4. Tanggung jawab 5. Perasaan maju dan
berkembang B Faktor Higiene 1.Supervisi 2.Hubungan antar
personal 3.Kondisi kerja 4.Insentif Sarana dan prasarana dalam kegiatan imunisasi bayi, meliputi: 1.Penetapan kebutuhan
vaksin 2. Penetapan alat suntik 3. Penyimpanan vaksin 4.Penyediaan buku
pedoman pelaksanaan imunisasi
5.Penyediaan format pendataan
6.Penyediaan format pelaporan
Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian motivasi bidan dan perawat, ditunjukkan pada pertanyaan no 1 sampai 13 untuk motivator dan 1 sampai 14 untuk higiene, dengan nilai:
a = 1 b = 2 c = 3 d = 4
Hasil pengukuran dengan kriteria: 1,00-1,75: sangat rendah 1,76-2,50: rendah 2,51-3,25: tinggi 3,26-4,00: sangat tinggi Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian penggunaan sarana dan prasarana pada pertanyaan no 1 sampai 9, dengan nilai: 0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu
Hasil pengukuran dengan kriteria:
1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul 2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul.
Ordinal Ordinal
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
57
Variabel penelitian
c. Manajemen
imunisasi 1. Perencanaan
(P1)
2. Pelaksanaan
kegiatan imunisasi
3. Penilaian
Definisi Operasional Adalah proses penyusunan rencana kerja/kegiatan program imunisasi Kegiatan Puskesmas dalam mengaplikasikan rencana yang seharusnya dilaksanakan Kegiatan Puskesmas yang dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan program pada saat kegiatan program imunisasi telah selesai dilaksanakan
Indikator
Kegiatan perencanaan imunisasi adalah: 1.Perencanaan tenaga penggerak dan kader 2.Perencanaan penentuan sasaran 3. Perencanaan tenaga
pendataan sasaran 4.Perencanaan kebutuhan
tenaga pelaksana kegiatan imunisasi
5.Perencanaan jadual kegiatan imunisasi
6.Perencanaan penyebarluasan informasi
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi adalah: 1. Rapat koordinasi
dengan lintas program dan lintas sektor
2. Penyebaran informasi (waktu dan tempat)
3. Melakukan penyuluhan
4. Sweeping 5. Rekapitulasi hasil
kegiatan 6. Kegiatan imunisasi
sesuai dengan rencana Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian adalah: 1. Pembuatan laporan
bulanan 2. Laporan tepat waktu
Cara Pengukuran
Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian perencanaan pada pertanyaan no 1 sampai 8, dengan nilai: 0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu
Hasil pengukuran dengan kriteria:
1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul 2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul. Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian perencanaan pada pertanyaan no 1 sampai 7 dengan nilai:
0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu Hasil pengukuran dengan kriteria:
Hasil pengukuran dengan kriteria:
1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul 2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul.
Wawancara dengan kuesioner sebagai acuan penilaian perencanaan pada pertanyaan no 1 sampai 7, dengan nilai:
Skala
Ordinal Ordinal Ordinal
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
58
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Indikator 3. Perhitungan hasil
berdasarkan jumlah sasaran dan target
4. Laporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA,dokterr dan bidan praktek
5. Evaluasi program tingkat Puskesmas
6. Feed back pelaksanaan kegiatan
7. Rencana tindak lanjut
Cara Pengukuran 0 = tidak pernah 1 = jarang 2 = sering 3 = selalu
Hasil pengukuran dengan kriteria:
1. Kurang : ≤ 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan yang terkumpul
2. Baik : > 50% dari total nilai kumulatif tertinggi dari komponen kegiatan terkumpul.
Skala
V.7 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
7.1 Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah kuesioner dan dokumen.
7.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner yang ditanyakan langsung kepada responden.
b. Data sekunder
Data sekunder di peroleh dari laporan tahunan program imunisasi Dinas
Kesehatan Kota Surabaya, profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan
profil Puskesmas Sidotopo Wetan dan Puskesmas Sidotopo.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
59
V.8 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisa secara diskriptif. Karena dalam penelitian
ini menggunakan studi benchmarking, maka hasil dari masing-masing
Puskesmas dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut akan di dapat
aspek yang lebih positif dari Puskesmas tempat bencmark yang akan
menjadi acuan dalam menyusun upaya pencapaian cakupan imunisasi bayi
di Puskesmas Sidotopo Wetan.
V.9 Kriteria Penilaian
1. Motivasi
Motivasi terdiri dari 2 (dua) variabel yaitu motivator dan higiene.
Motivator terdiri dari presrasi kerja, pengakuan atas hasil kerja, pekerjaan
yang menarik, tanggung jawab, dan perasaan maju dan berkembang. Higiene
terdi dari supervisi, hubungan antar personal, hubungan kerja dan insentif.
Masing-masing variabel ada beberapa pertanyaan dengan 4 (empat) pilihan
jawaban dengan ketentuan penilaian yaitu jika memilih jawaban a = nilai 1,
jawaban b = nilai 2, jawaban c = nilai 3 dan jawaban d = nilai 4. Kemudian
hasil jawaban responden dijumlahkan kemudian dibagi jumlah pertanyaan
dalam variabel tersebut, hasilnya dapat dikelompokkan ke dalam kriteria
seperti di bawah ini:
1. Kriteria sangat rendah apabila jawaban kuesioner dengan skor antara
1,00-1,75.
2. Kriteria rendah apabila jawaban kuesioner dengan skor antara 1,76-2,50.
3. Kriteria tinggi apabila jawaban kuesioner dengan skor antara 2,51-3,25.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
60
4. Kriteria sangat tinggi apabila jawaban kuesioner dengan skor antara
3,26-4,00.
2. Proses Sarana Prasarana dan Manajemen
Masing-masing variabel terdiri dari beberapa pertanyaan yang
terdiri dari 4 (empat) pilihan jawaban yaitu tidak pernah dilakukan = nilai 0,
jarang = nilai 1, sering = nilai 2, selalu = nilai 3. Kemudian hasil jawaban
responden dijumlahkan dibagi jumlah total nilai kumulatif tertinggi
dikalikan 100%, hasilnya dapat dikelompokkan ke dalam kriteria seperti di
bawah ini:
1. Suatu tahapan dalam proses perencanaan berkriteria baik apabila
jawaban kuesioner dengan skor antara 51%-100% dari nilai kumulatif
tertinggi.
2. Suatu tahapan dalam proses perencanaan berkriteria kurang apabila
jawaban kuesioner dengan skor antara 0%-50% dari nilai kumulatif
tertinggi.
Nilai kumulatif tertinggi dari faktor sarana prasarana, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian di Puskesmas adalah:
Sarana prasarana = 27 (terdiri dari 9 pertanyaan)
P1 : Perencanaan = 24 (terdiri dari 8 pertanyaan)
P2 : Pelaksanaan = 21 (terdiri dari 7 pertanyaan)
P3 : Penilaian = 21 (terdiri dari 7 pertanyaan)
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
61
BAB VI
HASIL PENELITIAN
VI.1 Gambaran Umum Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
1.1 Puskesmas Sidotopo
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Sidotopo terletak di wilayah Surabaya Utara, tepatnya di
Kecamatan Semampir dengan luas wilayah kerjanya 78 ha dengan jumlah
penduduk 43.562 jiwa, yang membawahi 2 kelurahan yaitu kelurahan
Sidotopo dan Kelurahan Ampel dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Kelurahan Pegirian
b. Sebalah timur : Kelurahan Wonokusumo
c. Sebelah selatan : Kelurahan Simolawang
d. Sebelah barat : Jalan Sidodadi Kelurahan Simolawang
B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah
sebagai berikut:
a. Puskesmas induk : 1
b. Puskesmas pembantu : 0
c. Posyandu : 23
61
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
62
C. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Sidotopo adalah:
a. Dokter umum : 2
b. Dokter gigi : 1
c. Bidan : 2
d. Perawat : 3
e. Perawat gigi : 1
f. Tenaga administrasi : 1
g. Petugas kebersihan : 1
h. Lain-lain : 3
D Hasil Kegiatan Imunisasi
Hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Tahun 2005 dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel VI.1 Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo tahun 2005
Puskesmas Sidotopo Cakupan No Jenis Imunisasi Target
Sasaran N %
1 BCG 90% 980 2480 253 2 DPT 1 90% 980 1243 126.8 3 DPT 3 80% 980 916 93.5 4 POLIO 4 80% 980 779 79.5 5 CAMPAK 80% 980 914 93.3 6 Hb 3 80% 980 877 89.5
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
63
1.2 Puskesmas Sidotopo Wetan
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Sidotopo Wetan terletak di Kecamatan Sidotopo Wetan
dengan jumlah penduduk 63.769 jiwa dengan luas wilayah 621.950 Km²,
melayani 3 kelurahan yaitu: Kelurahan Sidotopo Wetan, Kelurahan
Tambak Wedi dan Kelurahan Bulak Banteng, dengan batas wilayah:
a. Sebelah Utara : Selat Madura
b. Sebalah Timur : Wilayah Puskesmas Tanah Kali Kedinding
c. Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Gading
d. Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Wonokusumo
B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Sidotopo adalah
sebagai berikut:
a. Puskesmas induk : 1
b. Puskesmas pembantu : 2
c. Posyandu : 38
C. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di Puskesms Sidotopo Wetan adalah sebagai
berikut:
i. Dokter umum : 1
j. Dokter gigi : 1
k. Bidan : 4
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
64
l. Perawat : 3
m. Perawat gigi : 1
n. Petugas laborat : 1
o. Petugas obat : 1
p. Tenaga administrasi : 2
q. Sopir : 1
r. Petugas kebersihan : 1
s. Lain-lain : 5
D Hasil Kegiatan Imunisasi
Hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Tahun 2005 dapat
dilihat pada tabel VI.2.
Tabel VI.2 Hasil Cakupan Imunisasi Puskesmas Sidotopo Wetan tahun 2005
Puskesmas Sidotopo Wetan
Cakupan No Jenis Imunisasi Target Sasaran
N % 1 BCG 90% 1297 1132 87.2 2 DPT 1 90% 1297 795 61.3 3 DPT 3 80% 1297 765 58.9 4 POLIO 4 80% 1297 416 32.1 5 CAMPAK 80% 1297 1085 83.6 6 Hb 3 80% 1297 783 60
VI.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data responden berdasarkan umur
dan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel VI.3 dan VI.4.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
65
1. Umur
Distribusi responden penelitian berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel VI.3.
Tabel VI.3 Distribusi bidan dan perawat berdasarkan umur di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo
Puskesmas Sidotopo Wetan No Umur (thn)
n % n % 1 26 - 35 3 60 1 14 2 > 35 2 40 6 86
Total 5 100 7 100
Dari tabel VI.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden di
Sidotopo (60%) berumur antara 26-35 tahun, dan yang berumur lebih dari
35 tahun hanya 40%. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan yang
berumur 26-35 tahun hanya 14% dan yang berumur lebih dari 35 tahun
sebesar 86%.
2. Jenis Profesi
Distribusi responden penelitian berdasarkan jenis profesi dapat dilihat
pada tabel VI.4.
Tabel VI.4 Distribusi responden berdasarkan jenis profesi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan No jenis profesi
n % n % 1 Bidan 2 40 4 57 2 Perawat 3 60 3 43
Jumlah 5 100 7 100
Dari tabel VI.4 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo ada
40% yang berprofesi sebagai bidan dan ada 60% yang berprofesi sebagai
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
66
perawat. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan ada 57% yang
berprofesi sebagai bidan dan yang berprofesi sebagai perawat ada 43%.
VI.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan wawancara dengan responden dan observasi data sekunder
baik di Puskesmas Sidotopo maupun di Puskesmas Sidotopo Wetan didapat hasil
sebagai berikut:
1. Motivasi
Salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi pencapaian cakupan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah
tingkat motivasi bidan dan perawat pelaksana program imunisasi. Setelah
dilakukan wawancara dengan responden, diperoleh hasil untuk faktor
motivator dan faktor higiene dengan kriteria penilaian seperti dibawah ini.
Kriteria : 1,00 – 1,75 = sangat rendah
1,76 – 2,50 = rendah
2,51 – 3,25 = tinggi
3,26 – 4,00 = sangat tinggi
Distribusi bidan dan perawat berdasarkan prestasi kerja tentang target yang
ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan imunisasi dapat dilihat pada tabel
VI.5.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
67
Tabel VI.5 Distribusi prestasi kerja tentang target yang ingin dicapai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Target yang ingin dicapai n % Skor n % Skor
1 75% 0 0 0 0 0 0 2 80% 1 20 2 3 42.80 6 3 90% 0 0 0 1 14.40 3 4 100% 4 80 16 3 42.80 12
Total skor 5 100 18 7 100 21 Rata-rata skor 3.60 3.00
Dari tabel VI.5 di atas diketahui bahwa dari prestasi kerja tentang target
yang ingin dicapai oleh bidan dan perawat dari pelaksanaan kegiatan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dengan rata-rata skor sebesar
3,60 dengan kriteria sangat tinggi, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan
dengan skor rata-rata sebesar 3,00 dengan kriteria tinggi.
Distribusi bidan dan perawat tentang pengakuan atas hasil kerja dapat
dilihat pada tabel VI.6.
Tabel VI.6 Distribusi pengakuan atas hasil kerja bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Pengakuan atas hasil kerja n % Skor n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 3 42.86 3 2 Jarang 2 40 4 4 57.14 8 3 Sering 3 60 9 0 0 0 4 Selalu 0 0 0 0 0 0
Total 5 100 13 7 100 11 Rata-rata skor 2.60 1.57
Berdasarkan tabel VI.6 di atas faktor motivator untuk pengakuan atas hasil
kerja di Puskesmas Sidotopo dengan skor rata-rata 2,60 dengan kriteria tinggi,
sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dengan skor rata-rata
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
68
1,57 dengan kriteria rendah. Pengakuan atas hasil kerja disini hanya dihitung
pada yang pernah mendapatkan pujian atau ucapan terima kasih dari
pimpinan.
Distribusi pendapat responden tentang pekerjaannya sebagai bidan dan
perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.7.
Tabel VI.7 Distribusi pendapat responden tentang pekerjaannya sebagai bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Pendapat responden tentang pekerjaan sebagai bidan dan perawat n % Skor n % Skor
1 Membosankan 0 0 0 1 14.29 1 2 Biasa-biasa saja 3 60 6 1 14.29 2 3 Menarik dan menantang 1 20 3 4 57.14 12 4 Sangat menarik 1 20 4 1 14.29 4
Total 5 100 13 7 100 19 Rata-rata skor 2.60 2.71
Berdasarkan tabel VI.7 di atas di Puskesmas Sidotopo menganggap bahwa
pekerjaan sebagai bidan dan perawat merupakan pekerjaan yang biasa-biasa
saja dengan rata-rata skor 2,60, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan
menganggap sebagai pekerjaan yang menarik dan menantang dengan rata-rata
skor 2,71.
Distribusi tentang tugas yang dibebankan kepada bidan dan perawat dapat
dilihat pada tabel VI.8.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
69
Tabel VI.8 Distribusi tugas yang dibebankan kepada bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Beban pekerjaan n %
Skor n %
Skor
1 Sangat memberatkan 0 0 0 1 14.29 1 2 Memberatkan 1 20 2 3 42.86 6 3 Ringan 0 0 0 2 28.57 6 4 Sedang 4 80 16 1 14.29 4
Total 5 100 18 7 100 17 Rata-rata skor 3.60 2.43
Berdasarkan tabel VI.8 diatas dapat diketahui bahwa menurut responden di
Puskesmas Sidotopo lebih banyak menganggap tugas yang dibebankan
merupakan tugas yang sedang dengan skor rata-rata 3,60 dengan kriteria
sangat tinggi. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih banyak
menganggap bahwa tugas tersebut memberatkan dengan rata-rata skor 2,43
dengan kriteria rendah.
Distribusi tentang melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.9.
Tabel VI.9 Distribusi melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14.29 2 3 Sering 2 40 6 5 71.43 15 4 Selalu 3 60 12 1 14.29 4
Total 5 100 18 7 100 21 Rata-rata skor 3.60 3.00
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
70
Dari tabel VI.9 di atas responden di Puskesmas Sidotopo selalu
melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas dengan rata-rata skor
3,60 dngan kriteria sangat tinggi, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan
dengan rata-rata skor 3,00 dengan kriteria tinggi.
Distribusi tentang menyelesaikan tugas sesuai petunjuk dari Kepala
Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.10.
Tabel VI.10 Distribusi menyelesaikan tugas sesuai petunjuk dari Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menyelesaikan tugas sesuai petunjuk Kepala Puskesmas n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 1 14.29 1 2 Jarang 0 0 0 2 28.57 4 3 Sering 3 60 9 0 0 0 4 Selalu 2 40 8 4 57.14 16
Total 5 100 17 7 100 21 Rata-rata skor 3.40 3.00
Berdasarkan tabel VI.10 di atas dapat diketahui bahwa responden di
Puskesmas Sidotopo dalam menyelesaikan tugas sesuai petunjuk Kepala
Puskesmas adalah sangat tinggi (3,40) dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
adalah tinggi (3,00).
Distribusi mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman dapat
dilihat pada tabel VI.11.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
71
Tabel VI.11 Distribusi mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 2 0 0 0 3 Sering 4 80 12 0 0 0 4 Selalu 0 0 7 100 28
Total 5 100 14 7 100 28 Rata-rata 2.80 4.00
Dari tabel VI.11 diketahui bahwa dalam mengecek pekerjaan yang
diserahkan kepada teman, Puskesmas Sidotopo adalah tinggi dengan rata-rata
skor 2,80 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sangat tinggi dengan rata-
rata skor 4,00.
Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti pelatihan dapat
dilihat pada tabel VI.12.
Tabel VI.12 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kesempatan mengikuti pelatihan
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 1 20 1 1 14.29 1 2 Jarang 1 20 2 2 28.57 4 3 Sering 2 40 6 0 0 0 4 Selalu 1 20 4 4 57.14 16
Total 5 100 13 7 100 21 Rata-rata 2.60 3.00
Berdasarkan tabel VI.12 di atas dapat diketahui bahwa kesempatan
responden untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo adalah tinggi
(2,60), dan di Puskesmas Sidotopo Wetan juga tinggi (3,00).
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
72
Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti studi banding di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.13.
Tabel VI.13 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti studi banding di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kesempatan mengikuti studi banding
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 1 20 1 1 14 1 2 Jarang 2 40 4 2 29 4 3 Sering 1 20 3 4 57 12 4 Selalu 1 20 4 0 0
Total 5 100 12 7 100 17 Rata-rata 2.40 2.43
Berdasarkan tabel VI.13 di atas dapat diketahui bahwa kesempatan
responden untuk mengikuti pelatihan di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas
Sidotopo Wetan adalah sama-sama rendah, untuk Puskesmas Sidotopo dengan
rata-rata skor 2,40 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dengan rata-rata skor
2,43.
Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti seminar di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.14.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
73
Tabel VI.14 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk mengikuti seminar di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kesempatan mengikuti seminar
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 1 20 1 3 43 3 2 Jarang 1 20 2 4 57 8 3 Sering 2 40 6 0 0 0 4 Selalu 1 20 4 0 0 0
Total 5 100 13 7 100 11 Rata-rata 2.60 1.57
Dari tabel VI.14 dapat dilihat bahwa kesempatan responden untuk
mengikuti seminar di Puskesmas Sidotopo tinggi (2,60) dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan sangat rendah (1,57).
Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk melanjutkan pendidikan
formal di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat
pada tabel VI.15.
Tabel VI.15 Distribusi kesempatan bidan dan perawat untuk melanjutkan pendidikan formal di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kesempatan melanjutkan pendidikan formal n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 1 20 1 4 57 4 2 Jarang 3 60 6 1 14 2 3 Sering 0 0 0 2 29 6 4 Selalu 1 20 4 0 0 0
Total 5 100 11 7 100 12 Rata-rata 2.20 1.71
Dari tabel VI.15 terlihat bahwa kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
formal di Puskesmas Sidotopo adalah rendah dengan skor rata-rata 2,20 dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sangat rendah dengan skor rata-rata 1,71.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
74
Distribusi bidan dan perawat untuk faktor higiene di Puskesmas Sidotopo
dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Distribusi bidan dan perawat tentang frekuensi supervisi dalam 1 tahun di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.16.
Tabel VI.16 Distribusi frekuensi supervise dalam 1 tahun di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Supervisi dalam 1 tahun
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 1 kali 3 60 6 4 57 8 3 2-3 kli 2 40 6 1 14 3 4 4 kali atau lebih 0 0 0 2 29 8
Total 5 100 12 7 100 19 Rata-rata 2.40 2.71
Dari tabel VI.16 dapat diketahui bahwa frekuensi supervisi dalam 1 tahun
di Puskesmas Sidotopo adalah rendah dengan rata-rata skor 2,40 dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan adalah tinggi dengan rata-rata skor 2,71.
Distribusi bidan dan perawat tentang manfaat supervisi di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.17.
Tabel VI.17 Distribusi manfaat supervisi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Manfaat supervisi n %
Skor n %
Skor
1 Tidak bermanfaat 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 0 0 0 3 Bermanfaat 2 40 6 3 43 9 4 Sangat bermanfaat 3 60 12 4 57 16
Total 5 100 18 7 100 25 Rata-rata 3.60 3.57
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
75
Berdasarkan tabel VI.17 dapat diketahui bahwa bidan dan perawat di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan sebagian besar
menganggap bahwa supervisi sangat bermanfaat. Hal ini ditunjukkan dari rata-
rata skor di Puskesmas Sidotopo 3,60 dengan kriteria sangat tinggi dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan 3,57 dengan kriteria sangat tinggi juga.
Distribusi tentang Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan
tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat
pada tabel VI.18.
Tabel VI.18 Distribusi tentang Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 1 14.29 1 2 Jarang 0 0 0 3 42.86 6 3 Sering 4 80 12 2 28.57 6 4 Selalu 1 20 4 1 14.29 4
Total 5 100 16 7 100 17 Rata-rata 3.20 2.43
Dari tabel VI.18 di atas diketahui bahwa dalam melaksanakan tugas bidan
dan perawat di Puskesmas Sidotopo lebih sering dibimbing oleh Kepala
Puskesmas dengan rata-rata skor 3,20 sedangkan di Puskesmas Sidotopo
Wetan sebagian besar dari bidan dan perawat jarang dibimbing oleh Kepala
Puskesmas dengan rata-rata skor 2,43.
Distribusi tentang sering terjadinya komunikasi informal dengan Kepala
Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.19.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
76
Tabel VI.19 Distribusi tentang sering terjadinya komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 2 28.57 2 2 Jarang 1 20 2 2 28.57 4 3 Sering 4 80 12 3 42.86 9 4 Selalu 0 0 0 0 0 0
Total 5 100 14 7 100 15 Rata-rata 2.80 2.14
Berdasarkan tebel VI.19 di atas dapat diketahui bahwa di Puskesmas
Sidotopo lebih sering terjadi komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas,
hal ini terlihat dari rata-rata skornya sebesar 2,80. Sedangkan di Puskesmas
Sidotopo Wetan tidak semua bidan dan perawat sering melakukan komunikasi
informal dengan Kepala Puskesmas dengan rata-rata skor 2,14.
Distribusi tentang saling mengetahui tugas antar teman di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.20.
Tabel VI.20 Distribusi tentang saling mengetahui tugas antar teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Saling mengetahui tugas antar teman
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 3 3 42.86 9 4 Selalu 4 80 16 4 57.14 16
Total 5 100 19 7 100 25 Rata-rata 3.80 3.57
Dari tabel VI.20 di atas dapat diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo dan
di Puskesmas Sidotopo Wetan antara bidan dan perawat saling mengetahui
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
77
tugas antar teman sangat tinggi. Di Puskesmas Sidotopo dengan rata-rata skor
3,80 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 3,57.
Distribusi tentang menyampaikan masalah kepada teman yang berkaitan
dengan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.21.
Tabel VI.21 Distribusi tentang menyampaikan masalah kepada teman yang berkaitan dengan tugas di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menyampaikan masalah kepada teman
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 2 1 14.29 2 3 Sering 2 40 6 3 42.86 9 4 Selalu 2 40 8 3 42.86 12
Total 5 100 16 7 100 23 Rata-rata 3.20 3.29
Dari tabel VI.21 diketahui bahwa dalam menyampaikan masalah dengan
teman di Puskesmas Sidotopo adalah tinggi (3,20) dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan adalah sangat tinggi (3,29).
Distribusi tentang saran dari teman untuk mengatasi masalah di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.22.
Tabel VI.22 Distribusi tentang saran dari teman untuk mengatasi masalah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Saran dari teman kerja n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 2 40 6 4 57.14 12 4 Selalu 3 60 12 3 42.86 12
Total 5 100 18 7 100 24 Rata-rata 3.60 3.43
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
78
Berdasarkan tabel VI.22 diketahui bahwa tentang mendapatkan saran dari
teman adalah sama-sama sangat tinggi, namun di Puskesmas Sidotopo
mempunyai rata-rata skor lebih tinggi yaitu 3,60 sedangkan di Puskesmas
Sidotopo Wetan yaitu 3,43.
Distribusi tentang melaksanakan saran dari teman di Puskesmas Sidotopo
dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.23.
Tabel VI.23 Distribusi tentang melaksanakan saran dari teman di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Melaksanakan saran tersebut n % Skor n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14.29 2
3 Sering 3 60 9 4 57.14 12 4 Selalu 2 40 8 2 28.57 8
Total 5 100 17 7 100 22 Rata-rata 3.40 3.14
Dari tabel VI.23 tersebut ternyata bidan dan perawat d Puskesmas
Sidotopo dalam melaksanakan saran dari teman mempunyai rata-rata skor
sangat tinggi (3,40) dan di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah tinggi (3,14).
Distribusi tentang kondisi tata letak ruangan di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.24.
Tabel VI.24 Distribusi tentang kondisi tata letak ruangan kerja di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kondisi tata letak ruangan kerja n % Skor n % Skor
1 Tidak mendukung 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 4 57.14 8 3 Mendukung 4 80 12 2 28.57 6 4 Sangat mendukung 1 20 4 1 14.29 4
Total 5 100 16 7 100 18 Rata-rata 3.20 2.57
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
79
Dari tabel VI.24 tersebut ternyata bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo dan di Sidotopo Wetan menganggap bahwa tata letak ruangan
kerjanya mendukung dalam bekerja dengan kriteria sam tinggi yaitu 3,20 di
Puskesmas Sidotopo dan 2,57 di Puskesmas Sidotopo Wetan.
Distribusi tentang fasilitas ruangan di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.25.
Tabel VI.25 Distribusi tentang fasilitas ruangan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kondisi fasilitas ruangan
n % Skor n % Skor
1 Tidak mendukung 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 3 43 6 3 Mendukung 5 100 15 3 43 9 4 Sangat mendukung 0 0 0 1 14 4
Total 5 100 15 7 100 19 Rata-rata 3.00 2.71
Dari tabel VI.25 tersebut ternyata bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo dan di Sidotopo Wetan menganggap bahwa fasilitas di ruangan
kerjanya mendukung dalam bekerja dengan kriteria sama tinggi yaitu 3,00 di
Puskesmas Sidotopo dan 2,71 di Puskesmas Sidotopo Wetan.
Distribusi tentang tempat tinggal bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.26.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
80
Tabel VI.26 Distribusi tentang tempat tinggal bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kondisi tempat tinggal n %
Skor n %
Skor
1 Tidak mendukung 2 40 2 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 0 0 0 3 Mendukung 3 60 9 4 57.14 12 4 Sangat mendukung 0 0 0 3 42.86 12
Total 3 60 11 7 100 24 Rata-rata 3.67 3.43
Dari tabel VI.26 diketahui bahwa kondisi tempat tinggal bidan dan
perawat di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan sama-sama
mendukung. Di Puskesmas Sidotopo dengan kriteria sangat tinggi (3,67) dan
di Puskesmas Sidotopo Wetan juga sangat tinggi (3,43).
Distribusi tentang pernah mendapatkan bonus di Puskesmas Sidotopo dan
di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.27.
Tabel VI.27 Distribusi tentang pernah mendapatkan bonus di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Insentif : pernah mendapat bonus
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 4 80 8 6 85.71 12 3 Sering 0 0 0 1 14.29 3 4 Selalu 1 20 4 0 0 0
Total 5 100 12 7 100 15
Rata-rata 2.40 2.14
Dari tabel VI.27 ternyata bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan jarang mendapatkan bonus. Di Puskesmas
Sidotopo dengan skor rata-rata 2,40 dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 2,14.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
81
Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat terhadap bonus
tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.28.
Tabel VI.28 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Puas terhadap bonus tersebut
n % Skor
n % Skor
1 Tidak puas 0 0 0 0 0 0 2 Biasa-biasa saja 0 0 0 4 57.14 8 3 Puas 5 100 15 3 42.86 9 4 Sangat puas 0 0 0 0 0 0
Total 5 100 15 7 100 17 Rata-rata 3.00 2.43
Dari tabel VI.28 ternyata bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo
merasa puas terhadap bonus yang diberikan dengan rata-rata skor 3,00 dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dengan rata-rata skor 2,43.
Distribusi tentang bonus bisa memotivasi bidan dan perawat untuk
meningkatkan prestasi kerja di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.29.
Tabel VI.29 Distribusi tentang perasaan puas bidan dan perawat terhadap bonus tersebut di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Bonus selalu memotivasi prestasi kerja n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 4 57 8 3 Sering 3 60 9 0 0 0 4 Selalu 2 40 8 3 43 12
Total 5 100 17 7 100 20 Rata-rata 3.40 2.86
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
82
Dari tabel VI.29 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo bonus bisa
memotivasi bidan dan perawat untuk meningkatkan prestasi kerja dan
mendapatkan skor dengan kriteria sangat tinggi (3,40) sedangkan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dengan kriteria tinggi (2,86).
Tabel VI.30 Distribusi Motivasi pada Bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan
Nilai Nilai
Skor Skor No Item
n 1 2 3 4
∑ rata-rata
n 1 2 3 4
∑ rata-rata
A Motivator 1 Prestasi kerja 5 1 4 18 3.60 7 3 1 3 21 3.00 2 Pengakuan atas hasil kerja 5 2 3 13 2.60 7 3 4 11 1.57 3 Pekerjaan yang menarik 5 3 1 1 13 2.60 7 1 1 4 1 19 2.71 4 Tanggung jawab Beban pekerjaan 5 1 4 18 3.60 7 1 3 2 1 17 2,43
Melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas
5 2 3 13 3.60 1 5 1 21 3.00
Menyelesaikan tugas sesuai petunjuk Kepala Puskesmas 5 3 2 17 3.40 1 2 4 21 3.00
Mengecek pekerjaan yang diserahkan kepada teman 5 1 4 14 2.80 7 7 28 4.00
5 Perasaan maju dan berkembang
Kesempatan mengikuti latihan 5 1 1 2 1 13 2.60 7 1 2 4 21 3.00
Kesempatan mengikuti studi banding 5 1 2 1 1 12 2.40 7 1 2 4 17 2.43
Kesempatan mngikuti seminar 5 1 1 2 1 13 2.60 3 4 11 1.57
Kesempatan melanjutkan pendidikan formal 5 1 3 1 11 2.20 7 4 1 2 12 1.71
RATA - RATA 3.11 2.88 B Higiene 1 Supervisi dalam 1 tahun 3 2 12 2.40 4 1 2 19 2.71 Manfaat supervisi 2 3 18 3.60 3 4 25 3.57
2 Hubungan antar personal
Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas
5 4 1 16 3.20 7 1 3 2 1 17 2.43
Komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas 5 3 2 12 2.80 7 3 3 15 2.14
Dilanjutkan…
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
83
Lanjutan dari tabel VI.30
Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan Nilai Nilai
Skor Skor No Item
n 1 2 3 4
∑ rata-rata
n 1 2 3 4
∑ rata-rata
Saling mengetahui tugas antar teman 5 1 4 19 3.80 7 3 4 25 3.57
Menyampaikan masalah dengan teman 5 1 2 2 16 3.20 7 1 3 3 23 3.29
Saran dari teman kerja 5 2 3 18 3.60 7 4 3 24 3.43
Melaksanakan saran tersebut 5 3 2 17 3.40 7 1 4 2 22 3.14
3 Kondisi ruangan kerja 5 4 1 16 3.20 7 4 2 1 18 2.57 Kondisi fasilitas ruangan 5 5 15 3.00 7 3 3 1 19 2.71 Kondisi tempat tinggal 5 2 3 11 2.20 7 4 3 24 3.43
4 Insentif : pernah mendapat bonus 5 4 1 12 2.40 7 6 1 15 2.14
Puas terhadap bonus tersebut 5 5 15 3.00 7 4 3 17 2.43
Bonus selalu memotivasi prestasi kerja 5 3 2 17 3.40 7 4 3 20 2.86
RATA - RATA 3.09 2.89 RATA-RATA TOTAL 3.10 2.88
Keterangan : nilai 1,2,3 dan 4 menunjukkan nilai makin tinggi berarti makin
baik atau makin tinggi.
Kriteria : 1,00 – 1,75 = sangat rendah
1,76 – 2,50 = rendah
2,51 – 3,25 = tinggi
3,26 – 4,00 = sangat tinggi
Berdasarkan tabel VI.30 di atas menunjukkan bahwa faktor motivator
bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dibandingkan faktor
motivator bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo Wetan. Hal ini
ditunjukkan dari 11 pernyataan ada 7 pernyataan yang skor rata-ratanya lebih
tinggi dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo Wetan. Dari 7 pernyataan itu
adalah tentang prestasi kerja, pengakuan atas hasil kerja, beban kerja,
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
84
melaksanakan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas, menyelesaikan tugas
sesuai petunjuk Kepala Puskesmas, kesempatan mengikuti seminar dan
melnjutkan pendidikan formal. Sehingga diperoleh skor rata-rata untuk faktor
motivator di Puskesmas Sidotopo yaitu dengan jumlah skor rata-rata 3,11 dan
Puskesmas sidotopo Wetan yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,88.
Untuk faktor higiene bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo
lebih tinggi dibandingkan faktor higiene bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo Wetan. Hal ini ditunjukkan dari 14 pernyataan ada 12 pernyataan
yang skor rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo
Wetan. Dari 12 pernyataan itu adalah tentang manfaat supervisi, adanya
komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas, saling mengetahui tugas
antar teman, mendapatkan saran dari teman jika ada masalah yang berkaitan
dengan tugas, melaksanakan saran dari teman, kondisi ruangan, kondisi
fasilitas ruangan, kondisi tempat tinggal, pernah mendapatkan bonus, puas
terhadap bonus tersebut dan bonus tersebut selalu memotivasi untuk
meningkatkan prestasi kerja. Sehingga diperoleh skor rata-rata untuk faktor
higiene di Puskesmas Sidotopo yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,63 dan
Puskesmas Sidotopo Wetan yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,45.
2. Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi, sarana dan prasarana merupakan
peralatan yang sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan imunisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat dilihat pada tabel
tersebut di bawah ini.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
85
Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.31.
Tabel VI.31 Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No
Menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi n % Skor n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0.0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0.0 0 3 Sering 1 20 2 1 14.29 2 4 Selalu 4 80 12 6 85.71 18
Total 5 100 14 7 100 20
Dari tabel VI.31 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo dan
Puskesmas Sidotopo Wetan selalu menetapkan kebutuhan vaksin. Untuk
Puskesmas Sidotopo ada 80% dan di Puskesmas Sidotopo Wetan 85,71%.
Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah
sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.32.
Tabel VI.32 Distribusi tentang menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No
Dalam menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran n %
Skorn %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 3 42.86 6 4 Selalu 4 80 12 4 57.14 12
Total 5 100 14 7 100 18
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
86
Dari tabel VI.32 tersebut di atas diketahui bahwa dalam menentukan
kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo selalu
melakukan 80%, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan 57,14%.
Distribusi tentang menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai
dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan dapat dilihat pada tabel VI.33.
Tabel VI.33 Distribusi tentang menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No
Menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 2 28.57 4 4 Selalu 5 100 15 5 71.43 15
Total 5 100 15 7 100 19
Berdasarkan tabel VI.33 dalam menetapkan alat suntik untuk satu kali
pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo selalu
melakukan sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan yang selalu melakukan
ada 71,43%.
Distribusi tentang penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.34.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
87
Tabel VI.34 Distribusi tentang penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Vaksin selalu disimpan dalam termos
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 4 0 0 0 4 Selalu 5 100 9 7 100 21
Total 5 100 15 7 100 21
Dari tabel VI.34 ternyata untuk penyimpanan vaksin di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan selalu disimpan dalam termos.
Distribusi tentang memperhatikan suhu penyimpanan vaksin dalam termos
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.35.
Tabel VI.35 Distribusi tentang memperhatikan suhu penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Memperhatikan penyimpanan vaksin suhu penyimpanan
n % Skor
n % Skor
0 Tidak pernah 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 1 14.29 1 2 Sering 2 40 4 5 71.43 10 3 Selalu 3 60 9 2 28.57 6
Total 5 100 13 7 100 17
Dari tabel VI.35 di atas diketahui bahwa ada 60% bidan dan perawat di
Puskesmas Sidotopo yang selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin
dalam termos, sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 28,57%.
Distribusi tentang suhu penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.36.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
88
Tabel VI.36 Distribusi tentang suhu penyimpanan vaksin dalam termos di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Suhu dalam termos selalu 2-8°C n %
Skor n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 1 3 42.86 3 3 Sering 1 20 2 3 42.86 6 4 Selalu 3 60 9 1 14.29 3
Total 5 100 12 7 100 12
Dari tabel VI.36 di atas dalam penyimpanan vaksin di Puskesmas
Sidotopo selalu memperhatikan suhu dalam termos yaitu 2-8°C ada 60%
sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah yaitu 14,29%.
Distribusi tentang menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.37.
Tabel VI.37 Distribusi tentang menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 0 0 0 4 Selalu 5 100 15 7 100 21
Total 5 100 15 7 100 21
Dari tabel VI.37 di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan sama-sama selalu menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
89
Distribusi tentang menyediakan format pendataan sasaran dalam
pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan dapat dilihat pada tabel VI.38.
Tabel VI.38 Distribusi tentang menyediakan format pendataan sasaran dalam pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menyediakan format pendataan dalam pelayanan imunisasi n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0
2 Jarang 0 0 0 1 14 1 3 Sering 2 40 4 2 29 4 4 Selalu 3 60 9 4 57 12
Total 5 100 13 7 100 17
Dari tabel VI.38 di atas dalam menyediakan format pendataan untuk
pelayanan imunisasi, di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi yaitu 60% sedangkan
di Puskesmas Sidotopo Wetan yaitu 57%.
Distribusi tentang menyediakan format pelaporan untuk pelaksanaan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.39.
Tabel VI.39 Distribusi tentang menyediakan format pelaporan untuk pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menyediakan format pelaporan untuk pelayanan imunisasi n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 2 29 4 4 Selalu 4 80 12 5 71 15
Total 5 100 14 7 100 19
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
90
Dari tabel VI.39 di atas diketahui bahwa dalam menyediakan format
pelaporan untuk pelayanan imunisasi di Puskesmas Sidotopo ada 80% dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan ada 71%.
Untuk distribusi sarana dan prasarana secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel VI.40.
Tabel VI.40 Distribusi Sarana dan Prasarana di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan
Nilai Skor Nilai Skor No Pernyataan
n 1 2 3 4 ∑ rata-
rata n
0 1 2 3 ∑ rata-rata
1 Menetapkan kebutuhan vaksin untuk kegiatan imunisasi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 1 6 20 2.86
2
Dalam menetapkan kebutuhan vaksin berdasarkan jumlah sasaran
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 3 4 18 2.57
3
Menetapkan alat suntik untuk satu kali pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi
5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 2 5 19 2.71
4 Vaksin selalu disimpan dalam termos 5 0 0 2 3 15 3.00 7 0 0 7 21 3.00
5 Memperhatikan penyimpanan vaksin suhu penyimpanan
5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 2 4 2 16 2.29
6 Suhu dalam termos selalu 8°C 5 0 1 1 3 12 2.40 7 0 3 3 1 12 1.71
7 Menyediakan buku pedoman pelaksanaan imunisasi
5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 0 7 21 3.00
8 Menyediakan format pendataan untuk pelayanan imunisasi
5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 1 2 4 17 2.43
9 Menyediakan format pelaporan untuk pelayanan imunisasi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 2 5 19 2.71
Total 125 25.00 163 23.28 Rata-rata 2.78 2.59
Dari tabel VI.40 menunjukkan bahwa di Puskesmas Sidotopo dalam
menentapkan kebutuhan sarana dan prasarana lebih baik dibandingkan di
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
91
Puskesmas sidotopo Wetan. Dari 9 pernyataan ada 3 pernyataan yang skor
rata-ratanya dibawah rata-rata total yaitu tentang memperhatikan suhu
penyimpanan vaksin dalam termos, suhu dalam termos selalu 2-8°C dan
tentang menyediakan format pendataan. Namun nilai ini lebih tinggi
dibandingkan dengan Puskesmas Sidotopo Wetan, dalam menetapkan
kebutuhan vaksin berdasarkan sasaran, memperhatikan suhu penyimpanan
vaksin dalam termos, suhu dalam termos selalu 2-8°C dan tentang
menyediakan format pendataan mempunyai rata-rata lebih rendah.
Dari perhitungan sarana dan prasarana diperoleh hasil untuk Puskesmas
Sidotopo mempunyai sarana dan prasarana dengan kriteria baik dengan skor
92,6% sedangkan untuk Puskesmas Sidotopo Wetan juga dengan kriteria baik
dengan skor 86,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pada sarana dan prasarana di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas sidotopo Wetan mempunyai kriteria
yang sama namun Puskesmas Sidotopo mempunyai hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan di Puskesmas Sidotopo Wetan.
3. Hasil Pelaksanaan Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (P1)
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat
penting dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan. Hasil penilaian proses perencanaan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Distribusi tentang menentukan target cakupan imunisasi di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.41.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
92
Tabel VI.41 Distribusi tentang menentukan target cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menentukan target cakupan imunisasi
n % Skor
n % Skor
0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 0 0 0 0 2 Sering 2 40 4 5 71 10 3 Selalu 3 60 9 2 29 6
Total 5 100 13 7 100 16
Dari tabel VI.41 di atas diketahui bahwa bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo yang selalu menentukan target cakupan imunisasi yaitu 60%
sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 29%.
Distribusi tentang ada tidaknya pembentukan atau penetapan tim untuk
penggerak masyarakat atau kader di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.42.
Tabel VI.42 Distribusi tentang ada tidaknya pembentukan atau penetapan tim untuk penggerak masyarakat atau kader di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Ada tidaknya pembentukan/penetapan tim untuk penggerak masyarakat/kader n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 3 60 6 0 0 0 4 Selalu 2 40 6 7 100 21
Total 5 100 12 7 100 21
Dari tabel VI.42 diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo dalam
pembentukan atau penetapan tim untuk penggerak masyarakat atau kader
hanya 40% sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih tinggi yaitu 100%.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
93
Distribusi tentang menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan
imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat
dilihat pada tabel VI.43.
Tabel VI.43 Distribusi tentang menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan imunisasi
n % Skor
n % Skor
0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 0 3 43 3 2 Sering 2 40 4 4 57 8 3 Selalu 3 60 9 0 0 0
Total 5 100 13 7 100 11
Dari tabel VI.43 dapat diketahui bahwa bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo yang selalu menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan
imunisasi yaitu ada 60% sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan tidak ada.
Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran
dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan dapat dilihat pada tabel VI.44.
Tabel VI.44 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 3 43 6 4 Selalu 4 80 12 4 57 12
Total 5 100 14 7 100 18
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
94
Dari tabel VI.44 di atas ternyata dalam menetapkan jumlah tenaga untuk
pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo lebih
tinggi yaitu 80% dan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 57%.
Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.45.
Tabel VI.45 Distribusi tentang menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 2 28 4 4 Selalu 4 80 12 5 72 15
Total 5 100 14 7 100 19
Dari tabel VI.45 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo selalu
menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi ada 80% dan
sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan yang selalu menetapkan jumlah
tenaga pelaksana kegiatan imunisasi ada 72%.
Distribusi tentang menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah
sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.46.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
95
Tabel VI.46 Distribusi tentang menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 2 40 4 3 43 6 4 Selalu 3 60 9 4 57 12
Total 5 100 13 7 100 18
Dari tabel VI.46 di atas terlihat bahwa dalam menetapkan tenaga yang
disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan hampir sama, yaitu 60% di
Puskesmas Sidotopo dan 57% di Puskesmas Sidotopo Wetan.
Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi di Puskesmas
Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.47.
Tabel VI.47 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Menetapkan jadual kegiatan imunisasi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 0 0 0 4 Selalu 5 100 15 7 100 21
Total 5 100 15 7 100 21
Dari tabel VI.47 ternyata di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan sama-sama selalu menetapkan jadual kegiatan imunisasi.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
96
Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi melibatkan lintas
program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan dapat dilihat pada tabel VI.48.
Tabel VI.48 Distribusi tentang menetapkan jadual kegiatan imunisasi melibatkan lintas program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No menetapkan jadual kegiatan melibatkan lintas program dan lintas sektor n %
Skor n %
Skor
0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 1 20 1 3 43 3 2 Sering 2 40 4 3 43 6 3 Selalu 2 40 6 1 14 3
Total 5 100 11 7 100 12
Dari tabel VI.48 ternyata di Puskesmas Sidotopo dalam menentukan jadual
kegiatan imunisasi lebih sering melibatkan lintas program dan lintas sektor
yaitu ada 40% sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan ada 14%
Untuk distribusi perencanaan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
VI.49.
Tabel VI.49 Distribusi Perencanaan di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan
Nilai Skor Nilai Skor No Item
n 0 1 2 3 ∑ rata-rata
n 0 1 2 3 ∑ rata-rata
1 Menentukan target cakupan imunisasi 5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 0 5 2 16 2.29
2
Ada tidaknya pembentukan/penetapan tim untuk penggerak masyarakat/kader
5 0 0 3 2 12 2.40 7 0 0 7 21 3.00
3
Menentukan jumlah sasaran bayi untuk setiap kegiatan imunisasi
5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 3 4 11 1.57
Dilanjutkan...
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
97
Lanjutan dari tabel VI.49
Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan Nilai Skor Nilai Skor
No Item n 0 1 2 3 ∑ rata-
rata n 0 1 2 3 ∑ rata-
rata
4
Menetapkan jumlah tenaga untuk pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 3 4 18 2.57
5 Menetapkan jumlah tenaga pelaksana kegiatan imunisasi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 2 5 19 2.71
6
Menetapkan tenaga selalu disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah
5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 0 3 4 18 2.57
7 Menetapkan jadual kegiatan imunisasi 5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 0 7 21 3.00
8
menetapkan jadual kegiatan melibatkan lintas program dan lintas sektor
5 0 1 3 1 11 2.20 7 0 3 3 1 12 1.71
TOTAL 105 21.00 136 19.42
RATA-RATA 2.63 2.43
Keterangan:
0 : Tidak pernah
1 : Jarang
2 : Sering
3 : Selalu
Berdasarkan tabel VI.49 diatas dapat diketahui bahwa jumlah total
rata-rata perencanaan di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dari Puskesmas
Sidotopo Wetan, di Puskesmas Sidotopo dengan rata-rata 2,63 dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dengan rata-rata 2,43. Di Puskesmas Sidotopo
dari 8 pernyataan ada 2 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari rata-
ratanya yaitu ada tidaknya pembentukan atau penetapan tim untuk penggerak
kader dalam menetapkan jadual imunisasi melibatkan lintas program dan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
98
lintas sektor. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan dari 8 pernyataan ada
3 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari rata-rata yaitu tentang
menentukan target dalam cakupan imunisasi, dalam menentukan jumlah
sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi dan menetapkan jadual kegiatan
imunisasi yang melibatkan lintas program dan lintas sektor. Namun secara
kseluruhan ada 6 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari Puskesmas
Sidotopo. Berdasarkan jawaban responden diperoleh informasi bahwa di
Puskesmas Sidotopo selain merencanakan hal tersebut diatas juga
merencanakan pengadaan stok vaksin, alat suntik dan merencanakan
sweeping. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan kegiatan perencanaan
lain yang dilakukan adalah menetapkan kebutuhan vaksin, alat suntik dan
perlengkapan imunisasi lainnya. Untuk kegiatan sweeping tidak dimasukkan
dalam perencanaan.
Hasil penilaian perencanaan di Puskesmas Sidotopo adalah sebesar
87,5% dengan kriteria baik, sedangkan untuk Puskesmas Sidotopo Wetan
sebesar 80,9% dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan mempunyai kriteria
yang sama yaitu baik, namun Puskesmas Sidotopo mempunyai nilai yang
lebih tinggi dibandingkan Puskesmas Sidotopo Wetan.
b. Pelaksanaan (P2)
Dalam proses manajemen, pelaksanaan kegiatan merupakan kegiatan
yang dilakukan setelah tahap perencanaan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
99
Distribusi tentang melakukan rapat koordinasi dengan lintas program
dan lintas sektor dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.50.
Tabel VI.50 Distribusi tentang melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 1 4 57 4 3 Sering 4 80 8 2 29 4 4 Selalu 0 0 0 1 14 3
Total 5 100 9 7 100 11
Dari tabel VI.50 Puskesmas Sidotopo dalam melakukan rapat
koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam
kegiatan imunisasi lebih sering yaitu ada 80% dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan hanya 29%.
Distribusi tentang penyebarluasan jadual imunisasi ke lintas program
dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
dapat dilihat pada tabel VI.51.
Tabel VI.51 Distribusi tentang penyebarluasan jadual imunisasi ke lintas program dan lintas sektor di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Jadual kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 3 43 3 3 Sering 3 60 6 3 42 6 4 Selalu 2 40 6 1 14 3
Total 5 100 12 7 100 12
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
100
Dari tabel VI.51 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo selalu (40%)
menyebarluaskan jadual kegiatan imunisasi ke lintas program, lintas sektor
dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi, sedangkan di Puskesmas
Sidotopo Wetan tidak selalu (14%).
Distribusi tentang penyebarluasan tempat kegiatan imunisasi ke lintas
program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.52.
Tabel VI.52 Distribusi tentang penyebarluasan tempat kegiatan imunisasi ke lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No
Tempat kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14.29 1 3 Sering 2 40 4 2 28.57 4 4 Selalu 3 60 9 4 57.14 12
Total 5 100 13 7 100 17
Dari tabel VI.52 d atas ternyata tempat kegiatan imunisasi yang
disebarluaskan ke lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam
kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi yaitu 2,60 dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 2,43.
Distribusi tentang melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.53.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
101
Tabel VI.53 Distribusi tentang melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 4 57 4 3 Sering 1 20 2 2 29 4 4 Selalu 4 80 12 1 14 3
Total 5 100 14 7 100 11
Dari tabel VI.53 di atas ada 80% bidan dan perawat di Puskesmas
Sidotopo yang selalu melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi dan
di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 14%.
Distribusi tentang melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.54.
Tabel VI.54 Distribusi tentang melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Melakukan sweeping jika hasil cakupan imunisasinya rendah
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 1 20 1 4 57 4 3 Sering 3 60 6 2 29 4 4 Selalu 1 20 3 1 14 3
Total 5 100 10 7 100 11
Dari tabel VI.54 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo lebih
sering melakukan sweeping jika hasil cakupannya rendah, sedangkan di
Puskesmas Sidotopo Wetan lebih jarang melakukan sweeping.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
102
Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.55.
Tabel VI.55 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 0 0 0 1 14 2 4 Selalu 5 100 6 6 86 18
Total 5 100 6 7 100 20
Dari tabel VI.55 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo semua
bidan dan perawat selalu membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan mempunyai tidak semua bidan dan perawat selalu
membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi.
Distribusi tentang kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.56.
Tabel VI.56 Distribusi tentang kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 2 40 4 3 43 6 4 Selalu 3 60 9 4 57 12
Total 5 100 13 7 100 18
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
103
Dari tabel VI.56 diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo ada 60%
yang kegiatan imunisasinya sesuai dengan yang direncanakan dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan ada 57%.
Untuk mengetahui fungsi manajemen pelaksanaan secara keseluruhan
di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.57.
Tabel VI.57 Distribusi Pelaksanaan di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan
Nilai Skor Nilai Skor No Item
n 0 1 2 3 ∑ rata-
rata n
0 1 2 3 ∑ rata-rata
1
Melakukan rapat koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan imunisasi bayi
5 0 1 4 0 9 1.80 7 0 4 2 1 11 1.57
2
Jadual kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program
5 0 0 3 2 12 2.40 7 0 3 3 1 12 1.71
3
Tempat kegiatan imunisasi disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program
5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 1 2 4 17 2.43
4 Melakukan penyuluhan tentang imunisasi dalam setiap kegiatan imunisasi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 4 2 1 11 1.57
5
Melakukan sweeping jika hasil cakupan imunisasinya rendah (untuk semua imunisasi)
5 0 1 3 1 10 2.00 7 0 4 2 1 11 1.57
6 Membuat rekapitulasi hasil kegiatan 5 0 0 0 5 15 3.00 7 0 0 1 6 20 2.86
7 Kegiatan imunisasi sesuai dengan yang direncanakan 5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 0 3 4 18 2.57
TOTAL 86 17.20 100 14.34
RATA-RATA 2.46 2.46
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
104
Keterangan:
0 : Tidak pernah
1 : Jarang
2 : Sering
3 : Selalu
Berdasarkan tabel VI.57 menunjukkan bahwa ada 3 pernyataan yang
nilainy dibawah rata-rata yaitu tentang melakukan rapat koordinasi dengan
lintas program, lintas sektor dan pelaksana program, penyebarluasan jadual
imunisasi dan melakukan sweeping jika cakupannya rendah. Sedangkan di
Puskesmas Sidotopo Wetan ada 5 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari
Puskesmas Sidotopo dan lebih rendah dari rata-rata, yaitu tentang melakukan
rapat koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan pelaksana program,
penyebarluasan jadual dan tempat imunisasi, melakukan penyuluhan dan
melakukan sweeping jika cakupannya rendah.
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa Puskesmas Sidotopo
dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi mempunyai skor lebih tinggi dari
Puskesmas Sidotopo Wetan. Dari perhitungan penilaian pelaksanaan kegiatan
imunisasi, diperoleh hasil untuk Puskesmas Sidotopo sebesar 82% dengan
kriteria baik, sedangkan untuk Puskesmas Sidotopo Wetan sebesar 68%
dengan kriteria baik.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
105
c. Penilaian (P3)
Penilaian merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat
penting. Hasil penilaian kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.58.
Tabel VI.58 Distribusi tentang membuat rekapitulasi hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 0 0 0 3 Sering 1 20 2 3 43 6 4 Selalu 4 80 12 4 57 12
Total 5 100 14 7 100 18
Dari tabel VI.58 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo bidan
dan perawat yang membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi ada 80% dan
di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 57%.
Distribusi tentang ketepatan waktu dalam membuat laporan hasil
kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
dapat dilihat pada tabel VI.59.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
106
Tabel VI.59 Distribusi tentang ketepatan waktu dalam membuat laporan bulanan hasil kegiatan imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Ketepatan waktu dalam membuat laporan
n % Skor
n % Skor
0 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 1 Jarang 0 0 0 0 0 0 2 Sering 3 60 6 4 57 8 3 Selalu 2 40 6 3 43 9
Total 5 100 12 7 100 17
Dari tabel VI.59 di atas ternyata bidan dan perawat dalam membuat
laporan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan tidak selalu
tepat waktu.
Distribusi tentang penilaian atau perhitungan hasil kegiatan imunisasi
dilakukan berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.60.
Tabel VI.60 Distribusi tentang penilaian atau perhitungan hasil kegiatan imunisasi dilakukan berdasarkan jumlah sasaran di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Penilaian atau perhitungan hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan jumlah sasaran n %
Skorn %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 1 14 1 3 Sering 2 40 4 3 43 6 4 Selalu 3 60 9 3 43 9
Total 5 100 13 7 100 16
Dari tabel VI.60 di atas ternyata dalam penilaian atau perhitungan hasil
kegiatan imunisasi tidak selalu dilakukan berdasarkan jumlah sasaran, di
Puskesmas Sidotopo lebih tinggi yaitu 60% dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
hanya 43%.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
107
Distribusi tentang ada tidaknya pelaporan imunisasi dari RS, BKIA,
dokter praktek dan bidan praktek di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.61.
Tabel VI.61 Distribusi tentang ada tidaknya pelaporan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Ada tidaknya pelaporan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek n %
Skorn %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 3 43 3 3 Sering 1 20 2 3 43 6 4 Selalu 4 80 12 1 14 3
Total 5 100 14 7 100 12
Dari tabel VI.61 ternyata di Puskesmas Sidotopo selalu ada pelaporan
dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek 80% dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan hanya 14%.
Distribusi melakukan evaluasi di Puskesmas Sidotopo dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada tabel VI.62.
Tabel VI.62 Distribusi melakukan evaluasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Melakukan evaluasi n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 02 Jarang 1 20 1 1 14 13 Sering 1 20 2 4 57 84 Selalu 3 60 9 2 29 6
Total 5 100 12 7 100 15
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
108
Dari tabel VI.62 di atas diketahui bahwa di Puskesmas Sidotopo
setelah kegiatan imunisasi melakukan evaluasi ada 60% dan di Puskesmas
Sidotopo Wetan hanya 29%.
Distribusi ada tidaknya feed back baik secara lisan maupun tertulis dari
hasil kegiatan bulanan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo
Wetan dapat dilihat pada tabel VI.63.
Tabel VI.63 Distribusi ada tidaknya feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil kegiatan bulanan di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Ada tidaknya feed back n %
Skor n %
Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 4 57 4 3 Sering 1 20 2 2 29 4 4 Selalu 4 80 12 1 14 3
Total 5 100 14 7 100 11
Dari tabel VI.63 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo ada 80% yang
mendapatkan feed back dan di Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 14%.
Distribusi ada tidaknya tindak lanjut terhadap masalah imunisasi di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.64.
Tabel VI.64 Distribusi ada tidaknya tindak lanjut terhadap masalah imunisasi di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
Sidotopo Sidotopo Wetan
Jumlah Jumlah No Ada tidaknya tindak lanjut terhadap masalah munisasi
n % Skor
n % Skor
1 Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 2 Jarang 0 0 0 2 29 2 3 Sering 1 20 2 3 42 6 4 Selalu 4 80 12 2 29 6
Total 5 100 14 7 100 14
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
109
Dari tabel VI.64 di atas ternyata di Puskesmas Sidotopo ada 80% yang
selalu mendapatkan tindak lanjut terhadap masalah imunisasi dan di
Puskesmas Sidotopo Wetan hanya 29%.
Untuk mengetahui fungsi manajemen penilaian secara keseluruhan di
Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan dapat dilihat pada
tabel VI.65.
Tabel VI.65 Distribusi Penilaian di Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
Puskesmas Sidotopo Puskesms Sidotopo Wetan
Nilai Skor Nilai Skor No Item n
0 1 2 3 ∑ rata-rata
n 0 1 2 3 ∑ rata-
rata
1 Membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 0 3 4 18 2.57
2 Laporan tepat waktu 5 0 0 3 2 12 2.40 7 0 0 4 3 17 2.40
3
Penilaian atau perhitungan hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan sasaran dan target
5 0 0 2 3 13 2.60 7 0 1 3 3 16 2.29
4
Ada tidaknya pelaporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 3 3 1 12 1.71
5 Melakukan evaluasi 5 0 1 1 3 12 2.40 7 0 1 4 2 15 2.14
6
Mendapatkan feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil laporan bulanan
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 4 2 1 11 1.57
7 Melakukan tindak lanjut terhadap masalah munisasi
5 0 0 1 4 14 2.80 7 0 2 3 2 14 2.00
TOTAL 93 18.60 103 14.71
RATA-RATA 2.66 2.10 Keterangan:
0 : Tidak pernah
1 : Jarang
2 : Sering
3 : Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
110
Berdasarkan tabel VI.65 diketahui bahwa pada fungsi manajemen
penilaian Puskesmas Sidotopo ada 3 pernyataan yang nilainya lebih rendah
dari rata-rata, yaitu tentang laporan tepat waktu, penilaian atau perhitungan
hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan target jumlah sasaran dan
melakukan evaluasi. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo Wetan ada 3
pernyataan yang nilainya dibawah rata-rata, yaitu tentang ada tidaknya
pelaporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan
praktek, mendapatkan feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil
laporan bulanan dan melakukan tindak lanjut terhadap masalah munisasi.
Dari 7 pernyataan ada 6 pernyataan yang nilainya lebih rendah dari Puskesmas
Sidotopo, yaitu tentang membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi,
penilaian atau perhitungan hasil kegiatan munisasi dilakukan berdasarkan
target jumlah sasaran, ada tidaknya pelaporan kegiatan imunisasi dari RS,
BKIA, dokter praktek dan bidan praktek, melakukan evaluasi, mendapatkan
feed back baik secara lisan maupun tertulis dari hasil laporan bulanan dan
melakukan tindak lanjut terhadap masalah imunisasi. Untuk laporan tepat
waktu, responden Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan
mempunyai skor rata-rata yang sama.
Dari perhitungan penilaian (P1) diperoleh hasil untuk Puskesmas
Sidotopo mempunyai nilai sebesar 89% dengan kriteria baik sedangkan di
Puskesmas Sidotopo Wetan mempunyai kriteria yang sama dengan nilai
sebesar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi manajemen untuk penilaian
di Puskesmas Sidotopo mempunyai skor yang lebih tinggi dari Puskesmas
Sidotopo Wetan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
111
VI.4 Rangkuman Hasil
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh hasil untuk
Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:
Tabel VI.66 Rangkuman hasil sebagai temuan peneliti di Puskesmas Sidotopo dan di Puskesmas Sidotopo Wetan
No Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan Variabel
Motivasi 1 a. Motivator Sangat rendah (1,57) a) Pengakuan atas hasil
kerja Tinggi (2,60)
Rendah (2,43) b) Pekerjaan yang menarik Sangat tinggi (3,60) Sangat rendah (1,57) c) Kesempatan mengikuti
seminar Tinggi (2,60)
2
3
b. Higiene a) Kepala Puskesmas
membimbing dalam melaksanakan tugas
Rendah (2,43) Tinggi (3,20)
Tinggi (2,80) b) Komunikasi informal dengan
Rendah (2,14)
Kepala Puskesmas Tinggi (3,00) c) Puas terhadap bonus Rendah (2,43) 1. Dalam menetapkan
kebutuhan vaksin selalu berdasarkan jumlah sasaran
Sarana dan Prasarana
2. Hampir semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin
1. Dalam menetapkan kebutuhan vaksin tidak selalu berdasarkan jumlah sasaran
2. Tidak semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin
3. Suhu dalam termos tidak selalu 2-8°C 3. Suhu dalam termos selalu 2-
8°C Manajemen P1 (Perencanaan)
4. Selalu menyediakan format
pendataan pelayanan imunisasi
4. Tidak selalu menyediakan format pendataan pelayanan imunisasi
1. Selalu menentukan target
cakupan imunisasi
1. Tidak selalu menentukan
target cakupan imunisasi 2. Selalu menetapkan jumlah
sasaran bayi 2. Jarang menetapkan jumlah
sasaran bayi 3. Dalam menetapkan jadual 3. Jarang melibatkan
kegiatan sering melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor
koordinator lintas program dan lintas sektor dalam memetapkan jadual imunisasi
4. Merencanakan sweeping 4. Tidak merencanakan sweeping
Dilanjutkan…
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
112
Puskesmas Sidotopo Wetan Puskesmas Sidotopo No Variabel
P2 (Pelaksanaan) P3 (Penilaian)
1. Sering melakukan rapat
koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
2. Jadual imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor
3. Tempat imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor
4. Hampir semua bidan dan perawat selalu melakukakan penyuluhan
5. Sering melakukan sweeping 1. Selalu mendapatkan laporan
dari BKIA, dokter praktek dan bidan praktek
2. Selalu melakukan evaluasi 3. Hampir semua bidan dan
perawat selalu mendapatkan feed back
4. Selalu ada tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi
1. Jarang melakukan rapat koordinasi dengan lintas progam dan lintas sektor
2. Penyebarluasan jadual imunisasi jarang dilakukan
3. Penyebarluasan tempat
imunisasi tidak selalu dilakukan
4. Jarang melakukan penyuluhan
5. Jarang melakukan sweeping 1. Jarang mendapatkan laporan
dari BKIA, dokter praktek dan bidan praktek
2. Jarang melakukan evaluasi 3. Tidak semua bidan dan
perawat mendapatkan feed back
4. Tidak selalu ada tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
113
BAB VII
PEMBAHASAN
VII.1 Motivasi Bidan dan Perawat
Dari BAB VI diperoleh gambaran bahwa tingkat motivasi bidan dan
perawat di Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dari Puskesmas Sidotopo Wetan
walaupun masih berada dalam kriteria yang sama. Di Puskesmas sidotopo
Wetan untuk faktor motivator yang meliputi pengakuan atas hasil kerja
sebesar 1,57 dengan kriteria sangat rendah, beban kerja sebesar 2,43 dengan
kriteria rendah dan kesempatan mengikuti seminar sebesar 1,57 dengan
kriteria sangat rendah. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo untuk pengakuan
atas hasil kerja dengan kriteria tinggi (2,60), beban kerja dengan kriteria
sangat tinggi (3,60), dan untuk kesempatan mengikuti seminar dengan
kriteria tinggi (2,60). Di Puskesmas Sidotopo Wetan untuk faktor higiene
yang meliputi Kepala Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas
(2,43) dengan kriteria rendah, adanya komunikasi informal dengan Kepala
Puskesmas (2,14) dengan kriteria rendah dan puas terhadap bonus (2,43)
juga dengan kriteria rendah. Untuk Puskesmas Sidotopo tentang Kepala
Puskesmas membimbing dalam melaksanakan tugas (3,20) dengan kriteria
tinggi, adanya komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas (2,80)
dengan kriteria tinggi dan puas terhadap bonus (3,00) dengan kriteria tinggi.
Menurut Hasibuan (2003) untuk memotivasi bawahan dilakukan
dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas untuk
mngambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan. Motivasi gairah
113
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
114
bekerja seseorang akan meningkat jika mereka diberi kepercayaan dan
kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
Herzberg (Hasibuan, 2003) mengembangkan teori motivasi yang
kemudian terkenal dengan teori dua faktor. Dari hasil penelitian Herzberg
diperoleh gambaran yang jelas bahwa ada pemisahan yang fundamental
antara faktor-faktor yang membawa kepada perasaan puas atau tidak puas
didalam pekerjaan seseorang. Kelompok faktor yang membawa kepada
perasaan puas adalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau
aspek intrinsik dari pekerjaan. Kelompok faktor yang membawa puas itu
berupa: (1) Prestasi kerja, (2) Pengakuan pengakuan atas hasil kerja, (3)
Pekerjaan yang menarik, (4) Tanggung jawab dan (5) Perasaan maju dan
berkembang.
Apabila kelompok faktor ini terdapat dalam pekerjaan, maka akan
menggerakkan tingkat motivasi secara kuat, tetapi jika kondisi ini tidak ada
maka tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Oleh karena
itu kondisi ini berhubungan dengan munculnya penampilan kerja yang
superior maka disebut dengan faktor motivator.
Pada pihak lain, kelompok yang membawa kepada perasaan tidak puas
adalah yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan atau aspek
ekstrinsik dari pekerjaan, yaitu berupa: (1) Hal-hal yang berkaitan dengan
kebijaksanaan dan administrasi , (2) Supervisi, (3) Hubungan antar manusia
(hubungan dengan supervisor dan dengan teman kerja), (4) Kondisi kerja
dan (5) Insentif.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
115
VII.2 Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam menetapkan
kebutuhan sarana dan prasarana di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah
dari Puskesmas Sidotopo.
Dalam menentukan kebutuhan vaksin di Puskesmas Sidotopo Wetan
tidak selalu berdasarkan data jumlah sasaran riil, sedangkan di Puskesmas
Sidotopo Wetan selalu berdasarkan data jumlah sasaran riil. Padahal
menurut Depkes R.I, 2001 bahwa rencana kebutuhan vaksin harus berasal
dari Puskesmas dan dibuat berdasarkan data jumlah sasaran riil, target setiap
jenis imunisasi dan indek pmakaian vaksin Puskesmas tahun lalu. Dinas
Kesehatan dapat melakukan perencanaan kebutuhan vaksin secara umum
setelah menerima rencana kebutuhan vaksin dari Puskesmas yang kemudian
akan didistribusikan berdasarkan permintaan Puskesmas.
Menurut Depkes R.I, 2001 bahwa setelah melakukan pendataan
sasaran program imunisasi dan mendapatkan data jumlah sasaran yang
sebenarnya, Puskesmas akan menggunakan data tersebut sebagai bahan
acuan dalam menyusun rencana kebutuhan logistik program imunisasi.
Dalam menentukan kebutuhan sarana peralatan imunisasi perhitungan
disesuaikan dengan kebijakan yaitu 1 spuit dan 1 jarum steril untuk satu kali
suntikan standart jumlah dan umur pemakaian setiap jenis peralatan (Depkes
R.I, 2001).
Menurut Depkes R.I, 2001 bahwa termos untuk penyimpanan vaksin
pada waktu kegiatan posyandu KIA dan imunisasi diluar gedung dapat
mempertahankan penyimpanan pada suhu 2-8°C.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
116
VII.3 Manajemen
A. Perencanaan
Dalam fungsi manajemen perencanaan, di Puskesmas Sidotopo Wetan
lebih rendah dari Puskesmas Sidotopo.
Menurut Supriyanto (2005) prencanaan adalah proses untuk
mengantisipasi peristiwa dimasa mendatang dan mementukan strategi (cara,
tindakan adaptif).
Menurut Hasibuan (2005) perencanaan merupakan proses pemikiran,
penentuan tindakan-tindakan secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan
yang menyangkut tujuan, fakta dan ramalan. Dalam perencanaan harus
diarahkan pada tercapainya tujuan dan didasarkan pada kenyataan-
kenyataan obyektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerjasama yang
efektif.
Di Puskesmas Sidotopo Wetan dalam perencanaan tidak selalu
menentukan target cakupan imunisasi, sedangkan di Puskesmas Sidotopo
Wetan selalu menentukan target cakupan imunisasi.
Menurut Depkes R.I (2001) penentuan target merupakan bagian yang
penting dari perencanaan, karena target dipakai sebagai salah satu tolak ukur
dalam pelaksanaan, pemantauan, maupun evaluasi. Untuk mengurangi faktor
subyektivitas diperlukan analisa situasi yang tepat.
Untuk penentuan target oleh bidan dan perawat tentang faktor motivasi
pada faktor higiene item prestasi kerja ternyata nilai pencapaian di
Puskesmas Sidotopo masih rendah dibandingkan di Puskesmas Sidoopo
Wetan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
117
Dalam menentukan jumlah sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi di
Puskesmas Sidotopo Wetan masih rendah dibandingkan dengan di
Puskesmas Sidotopo. Padahal menurut Depkes R.I (2001) menentukan
jumlah sasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting karena
menjadi dasar dari perencanaan sampai evaluasi.
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan imunisasi bayi maka harus
disusun jadual kegiatan yang disepakati oleh pelaksana program, petugas
lintas sektoral serta disebarluaskan ke sasaran program.
Sweeping dimaksudkan untuk meningkatkn jangkauan/aksesbilitas
program. Bila dari hasil analisa situasi Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) atau hasil survey cakupan ditemukan rendahnya cakupan kontak
pertama (BCG, DPT 1, Polio 1) maka upaya pencarian sasaran secara aktif
diperlukan. Selain meningkatkan cakupan kontak pertama, sweeping juga
memberi tambahan cakupan kontak berikutnya yang secara kebetulan
ditemukan (Depkes R.I, 2001).
B. Pelaksanaan
Dalam melakukan rapat koordinasi dengan lintas program dan lintas
sektor, penyebarluasan jadual dan tempat imunisasi, melakukan penyuluhan
dan melakukan sweeping di Puskesmas Sidotopo sering dilakukan,
sedangkan di Puskesms Sidotopo Wetan belum dilakukan dengan baik.
Menurut Supriyanto (1999) koordinasi adalah proses komunikasi,
integrasi, sinkronisasi dan siplikasi kegiatan-kegiatan pada unit kerja
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
118
Puskesmas dengan mekanisme kerjasama tim (intern Puskesmas dan lintas
sector) agar tujuan Puskesmas dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien.
Tujuan dari koordinasi ini adalah (1) Terlaksananya penggalangan
kerjasama tim lintas program dalam rangka pengembangan manajemen
sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan pembuatan rencana kerja
harian. (2) Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam
rangka pembinaan peran serta masyarakat. (3) Terlaksananya rapat kerja
bulanan Puskesmas sebagai tindak lanjut penggalangan kerjasama tim
Puskesmas. (4) Terlaksananya rapat kerja tribulan lintas sektoral sebagai
tindak lanjut penggalangan kerjasama lintas sektor.
Menurut Depkes R.I (2004) bahwa dalam rangka membina petugas
Puskesmas untuk bekerja sama dalam tim dengan baik perlu melakukan
mini lokakarya Puskesmas. Pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas dimulai
dengan kegiatan penggalangan untuk memperoleh kesepakatan kerjasama
dalam tim, pembagian tugas, tanggung jawab daerah binaan dan penetapan
rencana masing-masing.
Dalam menetapkan lokasi dan jadual kegiatan imunisasi harus
disepakati oleh pelaksana kegiatan dan petugas lintas sektor, disamping itu
informasinya disebarluaskan kepada sasaran.
Menurut Depkes R.I (2001) bahwa untuk mensukseskan program
imunisasi, pemberitahuan jadual dan tempat imunisasi mutlak dilakukan.
Penyampaian informasi tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarkat
tentang waktu pelayanan imunisasi.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
119
Menurut Azwar (1996) komunikasi adalah pertukaran pikiran atau
keterangan dalam rangkan menciptakan rasa saling mengerti serta saling
percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan
orang lain.
Menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan kesehatan pada hakikatnya
adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan
kepada msyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik Dengan adanya
pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan sasaran.
Menurut Depkes R.I (2001) sebelum pelaksanaan sweeping perlu
melakukan (1) analisis Penentuan Wilayah Setempat (PWS), (2) pendataan
sasaran melalui kader, (3) persiapan vaksin, (4) Pemberitahuan kepada desa
yang bersangkutan.
C. Penilaian
Di Puskesmas Sidotopo tidak selalu mendapatkan laporan imunisasi
dari RS, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek. Bidan dan perawat jarang
mendapatkan feed back hasil kegiatan imunisasi dan setelah evaluasi tindak
lanjut belum dilakukan dengan baik. Sedangkan di Puskesmas Sidotopo
selalu mendapatkan laporan imunisasi dari RS, BKIA, dokter praktek dan
bidan praktek. Bidan dan perawat hampir semua selalu mendapatkan feed
back hasil kegiatan imunisasi dan setelah evaluasi selalu ada tindak lanjut.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
120
Supriyanto dan Damayanti (2005) mengatakan bahwa penilaian atau
evaluasi adalah merupakan bagian integral dari fungsi manajemen dan
didasarkan pada sistem informasi manajemen.
Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk
mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dimaksudkan untuk
mendapatkan relevansi informasi guna pengambilan keputusan.
Menurut Depkes R.I (2001) untuk mengantisipasi semakin besarnya
peran swasta di daerah urban, perlu meningkatkan kerjasama dalam bentuk
pencatatan dan pelaporan.
Bidan dan perawat di Puskesmas Sidotopo Wetan tidak selalu
melakukan penyusunan rencana tindak lanjut pemecahan masalah program.
Akibatnya beberapa jenis imunisasi yang belum mencapai target sejak tahun
2002 berkelanjutan sampai sekarang. Setelah evaluasi selesai dikerjaan ada
segudang masalah yang ditemukan. Tentunya perlu dibuat suatu rencana
tindak lanjut untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
VII.4 Rekomendasi Benchmarking
Dari pelaksanaan penelitian maka rekomendasi sebagai upaya pencapaian
cakupan imunisasi di Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:
1. Benchmark Puskesmas Sidotopo untuk motivasi adalah:
Untuk meningkatkan motivasi bidan dan perawat , dengan asumsi bahwa
dengan meningkatnyamotivasi bidan dan perawat maka diharapkan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
121
pelaksanaan imunisasi bayi dapat berjalan dengan baik. Yang perlu
dilakukan oleh Kepala Puskesmas adalah:
a. Memberikan pujian atau ucapan terima kasih bagi bidan dan perawat
yang berprestasi
b. Memberikan kesempatan bagi bidan dan perawat untuk mengikuti
seminar
c. Membimbing bidan dan perawat sebelum melaksanakan tugas
d. Meningkatkan komunikasi informal dengan bidan dan perawat
2. Untuk sarana dan prasarana
a. Menetapkan kebutuhan vaksin
b. Bagi bidan dan perawat, dalam setiap kegiatan imunisasi lebih
memperhatikan suhu penyimpanan vaksin
c. Menyediakan format pendataan imunisasi
3. Untuk fungsi manajemen
a. Perencanaan
a) Penentuan target cakupan imunisasi perlu dimasukkan dalam
perencanaan
b) Menetapkan jumlah sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi
c) Melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor dalam
merencanakan jadual kegiatan imunisasi
d) Menentukan perencanaan sweeping
b. Pelaksanaan
a) Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor
b) Lebih pendekatan dengan Kepala Kelurahan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
122
c) Revitalisasi Posyandu yaitu dengan penggalangan kader baru
berkelanjutan, pemberian penghargaan atau pengakuan pada
kader, mengusulkan tunjangan kader atau kesejahteraan kader
dan gratis berobat untuk kader
d) Melakukan penyuluhan disetiap kegiatan imunisasi
e) Melakukan sweeping jika cakupan imunisasinya rendah atau
belum mencapai target
f) Meningkatkan peran serta masyarakat dengan mensosialisasikan
bahwa posyandu bukan hanya milik tenaga kesehatan dan juga
tentang manfaat posyandu
c. Penilaian
a) Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor dalam hal
pencatatan dan pelaporan
b) Melakukan evaluasi kegiatan setiap bulannya
c) Feed back hasil kegiatan setiap bulannya harus disampaikan
d) Setelah kegiatan imunisasi perlu dilakukan kegiatan tindak lanjut
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
123
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai tolok ukur adalah motivasi,
sarana dan prasarana dan fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian), sehingga dari hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Untuk motivasi bidan dan perawat yang meliputi:
a. Faktor motivator di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dari
Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal : pengakuan atas hasil
kerja, beban kerja dan kesempatan mengikuti seminar.
b. Faktor higiene di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dari
Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal : Kepala Puskesmas
membimbing dalam melaksanakan tugas, komunikasi informal
dengan Kepala Puskesmas, dan puas terhadap bonus.
2. Untuk sarana dan prasarana Puskesmas Sidotopo lebih tinggi dari
Puskesmas Sidotopo Wetan, yaitu tentang menetapkan kebutuhan
vaksin, memperhatikan suhu penyimpanan vaksin, suhu dalam termos
2-8oC dan menyediakan format pendataan pelayanan imunisasi.
3. Untuk Perencanaan (P1) di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah
dari Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal: masih rendahnya bidan
dan perawat dalam menentukan target cakupan imunisasi, rendahnya
bidan dan perawat dalam menentukan jumlah sasaran bayi, kurangnya
123
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
124
koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dan tidak adanya
perencanaan sweeping.
4. Untuk pelaksanaan (P2) di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah
dari Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal: koordinasi dengan lintas
sektor dalam menyebarluaskan jadual dan tempat kegiatan imunisasi,
melakukan penyuluhan dan sweeping.
5. Untuk penilaian (P3) di Puskesmas Sidotopo Wetan lebih rendah dari
Puskesmas Sidotopo terutama dalam hal: mendapatkan laporan dari
Rumah Sakit, BKIA, dokter praktek dan bidan praktek dan melakukan
evaluasi.
6. Rekomendasi untuk peningkatan cakupan imunisasi bayi bagi
Puskesmas Sidotopo Wetan adalah sebagai berikut:
No
Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan Upaya
1
2
Motivasi a. Motivator
a) Pengakuan atas hasil kerja tinggi (2,60)
b) Menganggap pekerjaanya sangat menarik (2,60)
c) Selalu diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar (2,60)
b. Higiene a) Kepala Puskesmas sering
membimbing bidan dan perawat sebelum melaksanakan tugas (3,20)
b) Sering terjadi komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas (2,80)
c) Puas terhadap bonus (3,00) Sarana dan Prasarana 1. Dalam menetapkan kebutuhan vaksin
selalu berdasarkan jumlah sasaran
Motivasi a. Motivator
a) Pengakuan atas hasil kerja sangat rendah (1,57)
b) Menganggap pekerjaanya memberatkan (2,71)
c) Jarang diberikan kesempatan untuk mengikuti seminar (1,57)
b.Higiene
a)Kepala Puskesmas jarang membimbing bidan dan perawat sebelum melaksanakan tugas (2,43)
b)Jarang terjadi komunikasi informal dengan Kepala Puskesmas (2,14)
c)Kurang puas terhadap bonus (2,40)
Sarana dan Prasarana 1.Dalam menetapkan kebutuhan
vaksin tidak selalu berdasarkan jumlah sasaran
Kepala Puskesmas a. Memberikan pujian dan
ucapan terima kasih bagi bidan dan perawat yang berprestasi
b. Mempermudah dalam memberi ijin bidan dan perawat untuk mengikuti seminar
c. Membimbing bidan dan perawat dalam melaksanakan tugas
d. Lebih sering melakukan komunikasi informal dengan bidan dan perawat
Puskesmas a. Memberikan penghargaan
bagi bidan dan perawat yang berprestasi
Kepala Puskesmas a.Menetapkan kebutuhan vaksin
berdasarkan jumlah sasaran riil
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
125
Upaya Puskesmas Sidotopo Puskesmas Sidotopo Wetan N
o
3
2. Hampir semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin
3. Suhu dalam termos selalu 2-8°C 4. Selalu menyediakan format pendataan
pelayanan imunisasi Manajemen P1 (Perencanaan) 1. Selalu menentukan target cakupan
imunisasi 2. Selalu menetapkan jumlah sasaran
bayi 3. Dalam menetapkan jadual
kegiatan sering melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor
4. Merencanakan sweeping P2 (Pelaksanaan) 1. Sering melakukan rapat koordinasi
dengan lintas program dan lintas sektor
2. Jadual imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor
3. Tempat imunisasi disebarluaskan ke lintas program dan lintas sektor
4. Hampir semua bidan dan perawat selalu melakukakan penyuluhan
5. Sering melakukan sweeping
2.Tidak semua bidan dan perawat selalu memperhatikan suhu penyimpanan vaksin
3. Suhu dalam termos tidak selalu 2-8°C
4.Tidak selalu menyediakan format pendataan imunisasi
b.Lebih sering mengingatkan bidan dan perawat untuk memperhatikan suhu penyimpanan vaksin selama kegiatan imunisasi
c.Menyediakan format pendataan imunisasi
Puskesmas Manajemen a. Penentuan target cakupan
imunisasi perlu dimasukkan dalam perencanaan
P1 (Perencanaan) 1. Tidak selalu menentukan target
cakupan imunisasi 2. Jarang menetapkan jumlah
sasaran bayi b. Menetapkan jumlah sasaran bayi untuk kegiatan imunisasi
3. Jarang melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor dalam memetapkan jadual imunisasi
c. Melibatkan koordinator lintas program dan lintas sektor dalam merencanakan jadual kegiatan imunisasi
4. Tidak merencanakan sweeping d. Menentukan perencanaan
sweeping P2 (Pelaksanaan) 1. Jarang melakukan rapat
koordinasi dengan lintas progam dan lintas sektor
Puskesmas a. Meningkatkan koordinasi
dengan lintas sektor
2. Penyebarluasan jadual imunisasi jarang dilakukan
b. Lebih pendekatan dengan Kepala Kelurahan
3. Penyebarluasan tempat imunisasi tidak selalu dilakukan
c. Revitalisasi Posyandu yaitu dengan penggalangan kader baru berkelanjutan, pemberian penghargaan atau pengakuan pada kader, mengusulkan tunjangan kader atau kesejahteraan kader dan gratis berobat untuk kader
4. Jarang melakukan penyuluhan 5. Jarang melakukan sweeping d. Melakukan penyuluhan
disetiap kegiatan imunisasi e. Melakukan sweeping jika
cakupan imunisasinya rendah
f. Meningkatkan peran serta
masyarakat dengan mensosialisasikan bahwa posyandu bukan hanya milik tenaga kesehatan dan juga tentang manfaat posyandu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
126
Upaya Puskesmas Sidotopo Wetan N
o Puskesmas Sidotopo
P3 (Penilaian) 1. Selalu mendapatkan laporan dari
BKIA, dokter praktek dan bidan praktek
2. Selalu melakukan evaluasi 3. Hampir semua bidan dan perawat
selalu mendapatkan feed back 4. Selalu ada tindak lanjut setelah
dilakukan evaluasi
P3 (Penilaian) 1. Jarang mendapatkan laporan
dari BKIA, dokter praktek dan bidan praktek
2. Jarang melakukan evaluasi 3. Tidak semua bidan dan perawat
mendapatkan feed back 4. Tidak selalu ada tindak lanjut
setelah dilakukan evaluasi
Puskesmas a. Meningkatkan koordinasi
dengan lintas sektor dalam hal pencatatan dan pelaporan
b. Melakukan evaluasi kegiatan setiap bulannya
c. Feed back hasil kegiatan setiap bulannya harus disampaikan
d. Melakukan kegiatan tindak lanjut
VIII.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ada beberapa saran yang
perlu mendapatkan perhatian, yaitu:
1. Untuk Dinas Kesehatan Kota Surabaya
a. Diharapkan menyediakan dana untuk kegiatan sweeping, dana
tersebut bisa diambil dari dana APBD. Dengan disediakannya dana
untuk transpot sweeping tersebut diharapkan motivasi petugas
meningkat sehingga hasil cakupan imunisasi juga bisa meningkat
dan mencapai target yang telah ditetapkan.
b. Perlu adanya pembinaan tentang pengetahuan dan ketrampilan
bidan dan perawat di bidang manajemen.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
127
2. Untuk Puskesmas Sidotopo Wetan
a. Lebih memperhatikan bidan dan perawat dengan memberikan
motivasi, sehingga diharapkan dengan motivasi tersebut dapat
meningkatkan prestasi kerja bidan dan perawat.
b. Frekuensi supervisi ke posyandu perlu ditingkatkan.
c. Untuk mencapai keberhasilan program imunisasi secara maksimal,
perlu dilakukan koordinasi antar unit kerja di jajaran kesehatan dan
sektor terkait. Koordinasi tersebut dapat secara vertikal yaitu antara
Dinas Kesehatan dengan Puskesmas, atau secara horisontal yaitu
dengan lintas sektor dengan melibatkan PKK, tokoh pemuda dan
masyarakat. Adapun wujud koordinasi adalah dengan mengadakan
pertemuan-pertemuan seperti rapat kerja tingkat kecamatan dan
tingkat kelurahan dengan frekuensi satu bulan sekali.
d. Perlu dilakukan sosialisasi berkesinambungan kepada pelaksana
program imunisasi supaya mempunyai komitmen terhadap
ketepatan waktu dalam pengumpulan laporan hasil kegiatan
imunisasi.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
128
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Asrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa.
Depkes. R.I., 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Ditjen Yankes.
Depkes. R.I., 2001. Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia.
Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2004. Profil Kesehatan Kota Surabaya.
Surabaya Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2005. Pedoman Tata Cara Penulisan serta Ujian
Skripsi. Surabaya. Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality Manajemen. Jakarta P.T. Gramedia
Pustaka. Handoko, H. 1999. Manajemen. Yokyakarta: BPFE.
Hasibuan, H. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, H. 2005. Manajemen. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, Aziz. 2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Surabaya: Salemba Medika.
Mangkunegara, Prabu A. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika
Aditama. Margastuti, Poeri H. 1999. Strategi Meningkatkan Tingkat Hunian Rawat Inap
Kelas Atas di Rumah Sakit Studi Benchmarking Rumah Sakit Adihusada Kapasari dengan Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Marzuki . 2005. Metodologi Riset. Yogyakarta. Ekonisia.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Puskesmas Sidotopo, 2005. Profil Puskesmas. Surabaya. Puskesmas Sidotopo Wetan, 2005 Profil Puskesmas. Surabaya.
128
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
129
Supriyanto, S. 2003. Metodologi Riset. Surabaya: Universitas Airlangga. Supriyanto, S dan Damayanti. 1999. Pelaksanaan Penggerakkan dan
Pengawasan Pengendalian di Puskesmas. Surabaya: Universitas Airlangga.
Supriyanto, S dan Damayanti. 2005. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya:
Universitas Airlangga. Tjahyo, Soekresno W. 2005. Upaya Peningkatan Kunjungan Rawat Jalan Rumah
Sakit Reksa Waluyo Mojokerto Melalui Studi Benchmarking dengan Rumah Sakit Babtis Kediri. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
130
Lampiran : 1
KUESIONER PENELITIAN UNTUK BIDAN DAN PERAWAT
Kuesioner ini bukan merupakan penilaian pekerjaan saudara, tidak
memiliki efek negatif yang berkaitan dengan pekerjaan dan jabatan saudara.
Mohon diisi pertanyaan dibawah ini yang menyangkut penilaian anda terhadap
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan saudara. Kami ucapkan banyak
terima kasih atas kesediaan dan partisipasi saudara dalam menjawab kuesioner ini.
I. Identitas Responden
Nama responden :
Nama Puskesmas :
Umur :
Jabatan :
II. Motivasi bidan dan perawat
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut yang
saudara anggap paling sesuai dengan memberikan tanda silang (X) .
A. Motivator
a. Prestasi kerja
1. Berapakah target yang ingin saudara capai dari target yang telah
ditetapkan (100%) dalam pelaksanaaan kegiatan imunisasi?
a. 75%
b. 80%
c. 90%
d. 100%
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
131
b. Pengakuan atas hasil kerja
2. Pernahkah saudara mendapatkan pujian atau ucapan terima kasih dari
pimpinan saudara jika saudara berprestasi?
a. Tidak pernah langsung ke nomer 4
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
3. Jika pernah, apakah pemberian pujian atau ucapan terima kasih
tersebut mendorong anda dalam bekerja?
a. Tidak mendorong
b. Biasa-biasa saja
c. Mendorong
d. Sangat mendorong
c. Pekerjaan yang menarik
4. Bagaimanakah pendapat saudara tentang pekerjaan saudara sebagai
bidan atau perawat?
a. Membosankan
b. Biasa-biasa saja
c. Menarik dan menantang
d. Sangat menarik
d. Tanggung jawab
5. Bagaimana pendapat saudara mengenai tugas-tugas yang dibebankan
kepada saudara?
a. Sangat memberatkan
b. Memberatkan
c. Ringan
d. Sedang
6. Selain melaksanakan tugas-tugas pokok, apakah saudara melaksanakan
tugas-tugas tambahan dari pimpinan?
a. Tidak pernah
b. Jarang
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
132
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah saudara dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
petunjuk dari Kepala Puskesmas?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
8. Bila untuk sementara saudara terpaksa menyerahkan sebagian dari
pekerjaan saudara kepada orang lain karena suatu hal, apakah saudara
mngecek hasilnya untuk melihat kebenaran pekerjaan tersebut?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
e. Perasaan maju dan berkembang
9. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
10. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan untuk mengikuti studi
banding ke Puskesmas lain?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
11. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan mengikuti seminar?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
133
d. Selalu
13. Pernahkah saudara mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan formal?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
B. Higiene
a. Supervisi
1. Berapa kali dalam 1 tahun saudara mendapatkan kunjungan/supervisi?
a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2-3 kali
d. 4 kali atau lebih
2. Apakah supervisi tersebut bermanfaat bagi saudara?
a. Tidak bermanfaat
b. Biasa-biasa saja
c. Bermanfaat
d. Sangat bermanfaat
b. Hubungan antar personal
3. Apakah Kepala Puskesmas saudara membimbing saudara dalam
melaksanakan tugas?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
4. Apakah diluar jam kerja sering terjadi komunikasi informal
(pembicaraan diluar pekerjaan) dengan Kepala Puskesmas?
a. Tidak pernah langsung ke nomer 7
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
134
5. Apakah saudara dan teman saudara saling mengetahui tugasnya satu
dengan yang lain?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
6. Apakah saudara menyampaikan kepada teman saudara tentang masalah
yang berkaitan dengan tugas saudara?
a. Tidak pernah langsung ke c
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah teman kerja saudara memberikan saran-saran untuk mengatasi
masalah tersebut?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
8. Apakah saran tersebut selalu saudara laksanakan?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
c. Kondisi kerja
9. Apakah tata letak ruangan kerja yang ada sekarang mendukung saudara
dalam bekerja?
a. Tidak mendukung
b. Biasa-biasa saja
c. Mendukung
d. Sangat mendukung
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
135
10. Apakah fasilitas yang ada di ruangan (lemari, meja, kursi, kipas
angin/AC) mndukung saudara dalam bekerja?
a. Tidak mendukung
b. Biasa-biasa saja
c. Mendukung
d. Sangat mendukung
11. Apakah tempat tinggal (rumah) yang saudara tempati mendukung anda
dalam bekerja atau dekat dengan tempat kerja?
a. Tidak mendukung
b. Biasa-biasa saja
c. Mendukung
d. Sangat mendukung
d. Insentif
12. Pernahkah saudara mendapatkan bonus?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
13. Apakah saudara merasa puas terhadap bonus yang saudara terima?
a. Tidak puas
b. Biasa-biasa saja
c. Puas
d. Sangat puas
14. Apakah bonus tersebut selalu memotivasi saudara untuk meningkatkan
prestasi kerja?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
136
III. Sarana dan Prasarana
1. Apakah Puskesmas saudara menetapkan kebutuhan vaksin untuk
kegiatan imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
2. Apakah dalam menetapkan kebutuhan vaksin selalu berdasarkan
indek pemakaian dan sasaran kontak?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
3. Apakah Puskesmas saudara menetapkan alat suntik untuk satu kali
pemakaian sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
4. Apakah saudara selalu menyimpan vaksin dalam termos?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
5. Apakah dalam penyimpanan vaksin, saudara memperhatikan suhu
penyimpanan?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
137
6. Apakah dalam menyimpan vaksin, suhu dalam termos selalu 2-8°C?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah Puskesmas saudara menyediakan buku pedoman pelayanan
imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
8. Apakah Puskesmas saudara menyediakan format pendataan untuk
pelayanan imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
9. Apakah Puskesmas saudara menyediakan format pelaporan untuk
pelayanan imunisasi (lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
138
IV. Pelaksanaan Imunisasi
P1 (Perencanaan)
1. Apakah saudara menentukan target cakupan imunisasi dalam
kegiatan imunisasi (lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
2. Apakah di Puskesmas saudara dalam perencanaan kegiatan
imunisasi, ada pembentukan/penetapan tim untuk penggerak
masyarakat/kader (lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
3. Apakah di Puskesmas saudara menentukan jumlah sasaran bayi
untuk kegiatan imunisasi (lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
4. Apakah Puskesmas saudara menetapkan jumlah tenaga untuk
pendataan sasaran dalam kegiatan imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
5. Apakah Puskesmas saudara menetapkan jumlah tenaga pelaksana
kegiatan imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
139
d. Selalu
6. Apakah Puskesmas saudara menetapkan tenaga tersebut selalu
disesuaikan dengan jumlah sasaran dan pembagian wilayah?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah Puskesmas saudara menetapkan jadual kegiatan imunisasi
(lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
8. Apakah dalam menetapkan jadual kegiatan melibatkan koordinator
program, pelaksana program, petugas fungsional lain (lintas sektor)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
9. Selain merencanakan kegiatan diatas, kegiatan apakah yang saudara
rencanakan?
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
b. P2 : Pelaksanaan
1. Apakah Puskesmas saudara melakukan rapat koordinasi dengan
lintas program, lintas sektor dan tenaga pelaksana dalam kegiatan
imunisasi bayi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
140
d. Selalu
2. Apakah jadual kegiatan imunisasi yang telah tersusun disebarluaskan
ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana program?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
3. Apakah tempat kegiatan imunisasi yang telah tersusun
disebarluaskan ke lintas sektor, koordinasi program, pelaksana
program?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
4. Apakah saudara melakukan penyuluhan di setiap kegiatan imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
5. Apakah Puskesmas saudara melakukan sweeping jika hasil cakupan
imunisasinya rendah?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
6. Apakah setelah kegiatan imunisasi saudara membuat rekapitulasi
hasil kegiatan (lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
141
7. Apakah dalam setiap kegiatan imunisasi, sesuai dengan yang saudara
rencanakan?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
c. P3 : Penilaian
1. Apakah saudara membuat laporan bulanan kegiatan imunisasi bayi
(lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
2. Apakah dalam membuat laporan saudara tepat waktu?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
3. Apakah penilaian atau perhitungan hasil kegiatan imunisasi
dilakukan berdasarkan jumlah sasaran dan target?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
4. Apakah ada pelaporan kegiatan imunisasi dari RS, BKIA, dokter
praktek dan bidan praktek (lihat dokumen)?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
142
5. Apakah Puskesmas saudara setelah kegiatan imunisasi melakukan
evaluasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
6. Apakah saudara mendapatkan feed back baik secara lisan maupun
tertulis dari laporan kegiatan imunisasi?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. Selalu
7. Apakah Puskesmas saudara melakukan tindak lanjut terhadap
masalah kegiatan program imunisasi?
e. Tidak pernah
f. Jarang
g. Sering
h. Selalu
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
143
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
144
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti
145
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Upaya peningkatan cakupan.... Andri Nur Wahyuti