i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN
MELALUI METODE “INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE”
PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUT THULAB
BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN
KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI SHOLECHAH
NIM: 115-13-012
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
(94)إنا كل شيء خلقناه بقدر
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
(QS Al-Qamar : 49)
Sumber : Kemenag, 2013 : 530
ولبثىا في كهفهم ثلث مائة سنين وازدادوا
(52) تسعا “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan
tahun (lagi).”
(QS. Al Kahfi : 25)
Sumber : Kemenag, 2013 : 296
Sukses bukanlah akhir, kegagalan tidaklah fatal :
itu adalah keberanian untuk melanjutkan perhitungan
(Winston Churchill)
Hidup itu bagaikan nilai mutlak.
Jika hasilnya negatif, tetap ambil positifnya
vii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak (Sukarli) dan Ibu (Juminem) atas do’a dan kasih sayangnya selama
ini, semoga Allah selalu memberi ridhlo-Nya kepada beliau berdua.
2. Kakak-kakakku Edi Purnomo beserta anak dan istri (Yanti) dan Agus
Sudarwanto beserta anak dan istri (Nur).
3. Saudara-saudara saya dari Desa Kemetul (Ibnu, Amin, Yasin) dan dari Desa
Sombron (Rudik, Anik, Dedik).
4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M. Pd, selaku pembimbing skripsi. Dan semua
dosen saya yang telah memberikan ilmu.
5. Almamater IAIN Salatiga.
6. Teman-teman PGMI seperjuangan periode 2013.
7. Semua sahabat-sahabat terdekat saya (Iwan Hariyono, Faridatun Nisa’,
Nelvi Indriana, Firmanto, Sumarsih, Ahmad Dumiati, Oza).
8. Keluarga Besar D’Emmerick Hotel Salatiga (Sutrisna, Indra, Nastangin,
Jodi, Likin, Wibi, Liss, Akit, Agung, Ridwan, Anjani, Ipul) khususnya
sahabat FBS yang selalu memberi dukungan.
9. Keluarga besar TPQ/Madin Al-Hidayah Jurang Gunting Salatiga.
10. Keluarga besar Remaja Masjid Al-Hidayah Jurang Gunting Salatiga.
11. Sahabat Efek Senja Band yang selalu memberi dukungan.
12. Anak LICOS (Lighting Communitty Salatiga) dan HOBBIT’S Salatiga.
13. Keluarga Besar IPSI TRISAKA Salatiga.
14. Alumni Bahasa MAN Salatiga yang selalu memberi semangat.
15. Keluarga besar MI Miftahut Thulab Brambang Karangawen Demak.
viii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui
Metode “Inside Outside Circle” (IOC) Pada Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab
Brambang, Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018 bisa
selesai.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
ix
6. Bapak Hudallah, S.Pd. selaku MI Miftahut Thulab Desa Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Rofik Mansur A, S.Pd.I. selaku guru kelas IV MI Miftahut Thulab
yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian
dapat berlangsung.
8. Siswa siswi kelas IV MI Miftahut Thulab yang sudah berkenan menjadi
subjek penelitian dan mengikiuti jalannya penelitian dengan sungguh-
sungguh.
9. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal yang
telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan
di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 5 September 2017
Penulis
x
ABSTRAK
Sholechah, Siti. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Campuran Melalui Metode “Inside Outside Circle” (IOC)
Pada Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang, Karangawen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika dan Metode “Inside Outside Circle”
(IOC)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
Matematika materi operasi hitung campuran melalui metode “Inside Outside
Circle” (IOC) pada siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang, Karangawen
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak yang berjumlah 30 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan
data menggunakan tes dan metode observasi (pengamatan). Instrumen berupa tes
dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar, dan lembar
observasi digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran. Teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif IOC
dapat meningkatkan hasil belajar siswa MI Miftahut Thulab Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2017/2018. Dapat
dilihat perolehan hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 19 siswa (63,3%) tuntas
belajar dan 11 siswa (36,7%) belum tuntas belajar dengan rata-rata 62,7. Siklus II
terdapat 28 siswa (93,3%) siswa tuntas belajar dan 2 siswa (6,7%) belum tuntas
belajar dengan rata-rata 75. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke
siklus II 30 %.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR LOGO .......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
F. Definisi Operasional .................................................................... 8
G. Metode Penelitian ........................................................................ 11
H. Sistematika Penulisan .................................................................. 16
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar ............................................................ 18
2. Macam-macam Hasil Belajar .................................................. 20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 23
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika .......................................................... 31
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ......................... 32
3. Operasi Hitung Campuran ..................................................... 35
4. Metode Cooperatif Learning “Inside Outside Circle” ......... 39
5. Kaitan Antara Pembelajaran Matematika dengan Metode “Inside
Outside Circle” ..................................................................... 44
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Miftahut Thulab
1. Profil MI Miftahut Thulab .................................................... 47
2. Sejarah MI Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak ............................................ 47
3. Letak Geografis ..................................................................... 48
4. Visi dan Misi MI Miftahut Thulab ........................................ 49
5. Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab .............................. 49
6. Sarana dan Prasarana ............................................................. 50
7. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa MI Miftahut Thulab .... 52
8. Waktu Penelitian ................................................................... 55
9. Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................................... 55
xiii
B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus
1. Rancangan Penelitian Siklus I ............................................... 57
2. Rancangan Penelitian Siklus II ............................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Persiklus
1. Deskripsi Prasiklus ................................................................ 66
2. Deskripsi Siklus I .................................................................. 70
3. Deskripsi Siklus II ................................................................. 77
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 85
B. Saran ............................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 90
xiv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar 1.1. Model Tahapan-tahapan PTK .................................................. 11
Gambar 4.1 Diagram Evaluasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ................... 83
Tabel 1.1. Jumlah Subyek Penelitian ............................................................ 12
Tabel 3.1. Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab ..................................... 50
Tabel 3.2. Sarana PrasaranaMI Miftahut Thulab .......................................... 51
Tabel 3.3. Data Guru dan Karyawan MI Miftahut Thulab ........................... 52
Tabel 3.4. Data Siswa MI Miftahut Thulab Tahun Ajaran 2017/2018 ......... 53
Tabel 3.5. Nama-nama Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab ....................... 53
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ....................................... 67
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif pada Sikus I ................................................... 70
Tabel 4.3. Hasil Tes Formatif pada Siklus II ................................................ 77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 91
Lampiran 2 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................ 97
Lampiran 3 Hasil Observasi Guru Pelaksanaan Siklus I .............................. 99
Lampiran 4 Hasil Observasi Siswa Pelaksanaan Siklus I ............................. 102
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................... 105
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ............................................................... 111
Lampiran 7 Hasil Observasi Guru Pelaksanaan Siklus II ............................. 113
Lampiran 8 Hasil Observasi Siswa Pelaksanaan Siklus II ............................ 116
Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................ 119
Lampiran 10 Nilai SKK Mahasiswa .............................................................. 125
Lampiran 11 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................ 130
Lampiran 12 Lembar Konsultasi .................................................................... 131
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ................................................................. 132
Lampiran 14 Riwayat Hidup Penulis ............................................................ 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah bagian ilmu pengetahuan yang bersifat pasti
(eksakta). Istilah matematika berasal dari istilah latin yaitu mathematica
yang artinya berkaitan dengan hubungan pengetahuan (Haryono, 2014 : 6).
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari
(Muhsetyo, 2015 : 1.26).
Dari penjelasan di atas matematika itu adalah pengetahuan untuk
melatih siswa berfikir secara logis. Sebagian besar siswa menganggap
bahwa matematika itu pembelajaran yang sangat sulit, membosankan,
serta menakutkan. Karena dalam perkembangan masa kini banyak
perkembangan teknologi yang membuat anak malas untuk belajar.Ini
membuat anak tidak ingin berfikir dengan logikanya. Dari perkembangan
teknologi anak lebih menggampangkan pelajaran. Dalam hal ini
pembelajaran kurang optimal, maka pendidik diharapkan mampu
menerapkan metode pembelajaran yang efektif.
Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan
rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan matematika. Hal ini bisa
dilihat dari banyaknya siswa yang mengalami kesalahan dalam
pembelajaran matematika sehingga mengakibatkan siswa rendahnya hasil
2
belajar, padahal guru juga memberikan tugas baik itu di sekolah maupun
di rumah.
Rendahnya hasil belajar siswa ini dapat diartikan karena kurang
efektifnya pembelajaran. Ini bisa disebabkan karena minat belajar siswa
yang kurang, guru yang kurang bisa menguasai kelas, serta sarana dan
prasarana yang kurang memadai. Sekarang ini sistem pembelajaran harus
sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Jadi pendidikan tidak
hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan
psikomotorik.
Kegiatan Pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi siswa. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang
dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan progam
pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pernah
guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai
salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan
pembelajaran. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman
tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai
strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Bahri, 2006 :
72).
Metode pembelajaran yang kurang efektif menyebabkan tidak
seimbangnya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk
mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar harus selalu
3
meningkatkan metode pembelajaran yang melibatkan siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
Survey di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
matematika siswa terlihat kurang semangat dalam pembelajaran. Metode
pembelajaran yang masih banyak digunakan oleh pendidik adalah
ceramah. Kondisi ini juga terjadi pada siswa kelas IV MI Miftahut Thulab,
dimana pada pembelajaran matematika pendidik lebih banyak
menggunakan ceramah sehingga hanya sebagian kecil siswa yang
memperoleh nilai belajar optimal. Hal ini mempengaruhi hasil belajar
siswa yang masih rendah yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu ≥ 60. Hasil belajar
matematika siswa yang mencapai KKM ≥ 60 sebesar 56,7 % dari 30
siswa, sekitar 17 siswa yang telah mencapai KKM dan 13 siswa belum
mencapai KKM, karena itu perlu diterapkan metode yang tepat dalam
proses pembelajaran sehingga siswa lebih semangat dan aktif untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Para siswa masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal-
soal cerita hitung campuran. Dari hasil pengamatan terhadap lembar
jawaban siswa terlihat bahwa ada beberapa penyebab hal ini bisa
memungkinkan terjadi, yaitu: kemampuan siswa dalam memahami soal
hitung campuran masih kurang, siswa belum dapat menentukan mana dulu
yang harus dikerjakan, apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta
kemampuan siswa dalam menentukan metode matematika yang digunakan
dalam penyelesaian soal.
4
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka
pendidik perlu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai atau tepat.
Diantaranya metode inside-outside-circle yaitu metode yang
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang
bersamaan. Salah satu keunggulan metode ini adalah adanya struktur yang
jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan
singkat dan teratur (Huda, 2014 : 247). Bila diterapkan di sekolah, metode
ini bisa membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran tidak monoton. Ini
bisa membuat anak berfikir kritis dan tidak menggampangkan
pembelajaran matematika dengan adanya perkembangan teknologi.
Penulis memilih metode pembelajaan ini untuk menekankan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Siswa memiliki banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi. Oleh karena itu peneliti berusaha mengembangkan metode
Inside Outside Circle dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.
Melalui pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle diharapkan
lebih efektif, karena siswa akan belajar lebih aktif dalam berfikir dan
memahami materi secara berkelompok dan siswa dapat lebih mudah
menyerap materi pembelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap
jumlah materi pelajaran.
Soal yang dibuat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga
akan mengarahkan siswa bahwa matematika bukan hanya ilmu saja tetapi
dapat dipelajari dengan bermain yang mengasah kemampuan berpikir
5
siswa. Pemberian pembelajaran matematika yang bermakna kepada siswa
dan tidak memisahkan belajar matematika dengan pengalaman siswa
sehari-hari, siswa akan dapat mengaplikasikan matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak cepat lupa.
Berdasarkan pada pembelajaran tindakan kelas dan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
matematika operasi hitung campuran maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul :PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG
CAMPURAN MELALUI METODE “INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE”
PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUT THULAB BRAMBANG,
KARANGAWEN KAB. DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut : Apakah melalui penerapan metode “Inside-
Outside-Circle” dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran
matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas IV MI Miftahut
Thulab Brambang, Karangawen Kab. Demak tahun pelajaran 2017/2018?
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran
melalui penerapan metode Inside-Outside-Circle pada siswa kelas IV MI
Miftahut Thulab Brambang, Karangawen Kab. Demak tahun pelajaran
2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006:67). Sehingga saat bukti itu terkumpul kita bisa
mengetahui bagaimana proses metode yang diterapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi hipotesis
penelitian ini adalah penerapan metode Inside-Outside-Circle dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa materi operasi hitung campuran
kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak
tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Dalam kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila indikator
yang diharapkan tercapai. Indikator keberhasilan dari penelitian
tindakan kelas ini yaitu
7
a. Pencapaian hasil belajar lebih efektif yaitu melebihi KKM ≥ 60,
dengan presentase minimal 75% dari jumlah siswa.
b. Secara individu membuat siswa itu aktif, inovatif dan kreatif dalam
pembelajaran, sedangkan secara kelompok membuat siswa bisa
saling berinteraksi satu sama lain.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk perkembangan khasanah keilmuan terkait, pada pelajaran
matematika serta strategi pembelajarannya yang dapat digunakan
sebagai metode mengajar guru.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Dapat meningkatkan kreatifitas guru
2) Sebagai masukan bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
b. Untuk Siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi siswa
2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3) Dapat merangsang otak dan kreatifitas belajar siswa.
8
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran yang keliru
penulis akan menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha (novianto,
2006 : 210)
Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan
disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara alamiah (Suprijono,2009:2). Dalam proses belajar di
masa pertumbuhan tersebut diharapkan untuk mendapatkan manfaat
yang kemudian disebut sebagai hasil.
Dengan demikian hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh siswasetelah melalui aktivitas pembelajaran.
2. Matematika
Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat
pasti (eksata) ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri. Istilah
matematika berasal dari istilah Latin yaitu Mathematica yang awalnya
mengambil istilah Yunani yaitu Mathematike yang berarti relating to
learning yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan. Kata yunani
tersebut mempunyai akar kata Mathema yang berarti pengkajian,
pembelajaran, ilmu pengetahuan (knowledge) yang ruang lingkupnya
menyempit, dan arti teknisnya menjadi pengkajian matematika. Kata
mathematike yang berhubungan juga dengan kata lainnya yang
9
serumpun, yaitu mathenein atau dalam bahasa perancis les
mathematiques yang berarti belajar (Haryono, 2014 :6 ).
Dengan demikian maka kata matematika berarti pengetahuan yang
diperoleh dari hasil proses belajar. Sehingga matematika merupakan
suatu pengetahuan.
3. Operasi Hitung Campuran
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang lebih
dari satu macam operasi hitung (Irwan, 2009 : 36). Operasi hitung itu
ada penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Jadi, apabila operasi hitung campuran itu misalnya ; operasi hitung
perkalian dengan pembagian, operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan atau sebaliknya.
4. Metode Pembelajaran
Metode dalam bahasa inggris, method berarti cara. Apabila
dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan
guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan
pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata
mengajar, yaitu metode mengajar (Anitah, 2012 : 1.24).
Dengan demikian metode pembelajaran adalah cara kerja yang
bersifat relatif umum untuk mencapai tujuan tertentu.
5. Cooperative Learning “Inside-Outside-Circle”
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah proses
pembelajaram yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil
yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di
10
dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan
pembelajaran satu sama lain (Johnson, terjemahan Narulita, 2010 : 4).
Dengan begitu usaha yang kooperatif ini akan membuat siswa
berusaha untuk saling memberikan manfaat terhadap satu sama lain
sehingga semua anggota kelompok menerima manfaat dari usaha
masing-masing anggotanya. Metode yang termasuk dalam
pembelajaran ini adalah : Inside-Outside-Circle.
Metode inside-outside-circle atau lingkaran dalam lingkaran luar
dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan. Metode ini
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang
bersamaan. Ia dapat diterapkan untuk beberapa mata pelajaran, seperti
ilmu pengetahuan sosial, agama, matematika, dan bahasa. Bahan
pelajaran yang paling cocok digunakan dengan metode ini adalah
bahan-bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi
antar siswa (Huda, 2013 : 246-24). Sehingga pembelajaran metode
inside-outside-circle ini membentuk kelompok, kelompok luar
menghadap ke dalam dan kelompok dalam menghadap ke luar.
11
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah Penelitian Tindakan
Kelas, pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun sebagai siklus atau tahap-
tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1 Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK
Sumber : (Suyadi, 2010 : 50)
a) Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat
pembelajaran berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta
lembar evaluasi.
b) Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang
dilakukan.
c) Pengamatan menggambarkan obyek yang diamati dan cara
pengamatannya.
d) Refleksi dengan menguraikan hasil perenungan mengenai
keberhasilan dan atau kegagalan tindakan
2. Lokasi, waktu, dan subyek penelitian
12
a. Lokasi Penelitian
Lokasi : MI Miftahut Thulab Kec. Karangawen
Kab. Demak
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Operasi Hitung Campuran
Kelas/Semester : IV/I
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2017/2018.
c. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab.
Demak. Dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 anak laki-laki
dan 14 anak perempuan.
Tabel 1.1 Jumlah Subjek Penelitian
Kelas Jumlah siswa
Laki-laki Perempuan
IV 16 14
3. Instrumen Penelitian
a) Lembar observasi
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan peneliti
sebagai acuan dalam mengobservasi guru dan siswa.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih
(Kemdikbud, 2014 : 106). RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa agar mencapai
Kompetensi Dasar (KD).
c) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum SD
(Kemdikbud, 2014 : 110).
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut
meliputi sebagai berikut :
a) Pengamatan (observasi) digunakan untuk mengetahui penerapan
pembelajaran kooperatif sesuai dengan rencana yang sudah
disusun.
b) Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran.
c) Dokumentasi sebagai pelengkap untuk menyempurnakan data.
5. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis
prestasi yang telah dicapai siswa dalam lembar observasi, dan tes
evaluasi. Data observasi penelitian diberikan dengan pemberian nilai
berupa angka yang dikategorikan dengan kurang, cukup, baik dan
sangat baik. Pada tindakan tiap siklus masing-masing satu kali
14
pertemuan kemudian diberiperlakuan kegiatan yang meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Data hasil observasi meliputi penilaian afektif dan psikomotorik.
Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik digunakan skala
dengan rentang 1 sampai dengan 4. Dengan demikian jika dari
penelitian ada 4 aspek yang harus diamati maka skor maksimum
adalah 16 dan skor minimum adalah 4. Data hasil observasi penilaian
afektif dan psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Persentase (%) =
x 100%
(Arikunto, 2002 : 245)
Menurut Nana Sudjana (2006:109), untuk mencari nilai rata-rata
dari keseluruhan siswa dalam satu kelas menggunakan rumus sebagai
berikut:
= ∑
Keterangan
= nilai rata-rata
∑ = jumlah semua nilai siswa
= banyaknya siswa
Dari data hasil tes siswa pada tiap siklus akan diketahui hasil
persentase ketuntasan belajar siswa. Selanjutnya dari data tersebut
15
diperoleh pada tiap siklus analisis secara deskriptif kualitatif dengan
menghitung persentase.
Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk
mengetahui tes hasil belajar siswa. Seseorang dikatakan tuntas belajar
secara individu jika telah mencapai nilai 60 (KKM). Rumus yang
digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual
adalah sebagai berikut :
S =
x 100
(Purwanto, 2000 : 112)
Keterangan :
S = Nilai ketuntasan belajar secara individual.
R = Jumlah jawaban benar tiap siswa.
N = Jumlah item soal.
Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika 75% dari
seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai nilai 60.
Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal
digunakan rumus :
P =
x 100%
(Mulyasa, 2005 : 99)
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan belajar
S = Jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar
N = Jumlah total siswa
16
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas
sebagai berikut :
BAB I Berisi pendahuluan yang meliputi ; Latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, manfaat penelitian yang mencakup
manfaat teoritis dan manfaat praktis, definisi operasional
yang menjelaskan judul penelitian, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang meliputi : hasil belajar yang
mencakup definisi hasil belajar, macam-macam hasil
belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,
pembelajaran matematika yang mencakup pengertian
matematika dan pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, operasi hitung campuran yang
mencakup definisi pengurangan, definisi penjumlahan,
definisi perkalian, definisi penjumlahan, serta definisi
operasi hitung campuran. Metode pembelajaran kooperatif
inside-outside-circle yang mencakup definisi metode
pembelajaran kooperatif, definisi inside outside circle, dan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif inside outside
circle. Kaitan antara metode inside outside circle dan
pembelajaran matematika.
17
BAB III pelaksanaan penelitian yang meliputi : gambaran umum
penelitian yang berisi tentang letak geografis, sejarah MI
Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak
dan deskripsi pelaksanaan persiklus
BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi : Data hasil
persiklus dan pembahasan
BAB V penutup yang meliputi : Kesimpulan dan saran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar
Susanto (2013 : 4) mengemukakan belajar adalah suatu aktivitas
yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku
yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam
bertindak. Sedangkan menurut Anitah (2012 : 1.17) belajar merupakan
proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang yang terjadi di dalam interaksi dengan
lingkungan.
Menurut Dimyati dalam Sutejo (2009: 48), hasil belajar adalah
sesuatu yang diperoleh siswa dari pengalaman-pengalaman atau
latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa
keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Sutejo (2009: 48), hasil belajar
mempunyai beberapa makna dalam dunia pendidikan yaitu sebagai
berikut
a. Makna Bagi Siswa
19
Dengan adanya hasil belajar, maka siswa dapat mengetahui
sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan.
b. Makna Bagi Guru
1) Guru dapat mengetahui siswa yang berhak melanjutkan
pelajaran karena sudah berhasil menguasai dan siswa yang
belum berhasil menguasai pelajaran.
2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah
tepat bagi siswa, sehingga untuk pengajaran ke depan tidak
perlu ada perubahan.
3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan
sudah tepat atau belum.
c. Makna Bagi Sekolah
1) Hasil belajar merupakan cerminan bagi sekolah dalam hal
kesesuaian dengan harapan.
2) Sebagai pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk
masa yang akan datang.
3) Hasil belajar merupakan pedoman bagi sekolah untuk
mengetahui pencapaian suatu standar.
Dari beberapa pengertian hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar yang diperoleh merupakan suatu hasil dari
perubahan sikap, mental, dan perilaku seseorang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diukur melalui proses
penilaian setelah melakukan kegiatan belajar. Seseorang dikatakan
20
berhasil dalam belajarnya apabila dalam dirinya terjadi perubahan
tingkah laku yang relatif menetap.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013 : 6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari.
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja
(2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi,
konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Orang yang telah memliki konsep, berarti orang
tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu
konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat
berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.
Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel dalam
Susanto (2013 : 8) menyatakan bahwa melalui produk dapat
21
diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan
instruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil
belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan
pandangan Winkel ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran)
yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar.
b. Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013 : 9)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin
sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
Indrawati dalam Susanto (2013 : 9) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang
dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
22
atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, keterampilan ini
digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan
konsep, prinsip, dan teori.
c. Sikap
Menurut Azwar dalam Susanto (2013 : 10), sikap tidak
hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup
pula aspek respons fisik. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan
tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercaya
oleh individu pemilik sikap; komponen efektif, yaitu perasaan
yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan
aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang dimiliki seseorang.
Sementara menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 11),
sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini
lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam
23
pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah
domain kognitif.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.
Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses
belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
(Suwardi, 2009 : 23).
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal (Susanto, 2013 : 12). Masing-masing faktor
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
ini meliputi :
1) Intelegensi atau kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting dan
sangat menentukan berhasil tidaknya seorang anak dalam
belajar, manakala anak memiliki intelegensi yang normal,
tetapi prestasi belajarnya sangat rendah sekali. Hal ini tentu
disebabkan oleh hal-hal yang lain, misalnya sering sakit, tidak
pernah belajar di rumah, dan sebagainya. Menurut Dalyono
24
(2009 : 184) intelegensi adalah kemampuan untuk
memecahkan segala jenis masalah.
Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda, dari berbagai anak antara anak satu dengan anak yang
lainnya, sehingga seorang anak pada usia tertentu memiliki
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa faktor
intelegensi merupakan faktor yang sangat berperan dalam
menentukan hasil belajar.
2) Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan
jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada
suatu obyek benda atau hal atau sekumpulan obyek.
Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau mengamati sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri
(Sardiman, 2005 : 76).
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu
(Tu’u, 2004 : 79). Jadi, minat adalah sesuatu yang timbul
karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain
25
atau kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu yang
biasanya disertai dengan perasaan senang.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena
tidak ada daya tarik baginya.
3) Motivasi belajar
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong
siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang
sedang diikutinya. Sedangkan motivasi berprestasi adalah
kondisi fisiologis atau psikologis (kebutuhan untuk berprestasi)
yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu
(berprestasi setinggi mungkin).
Motivasi menurut Mc. Donald adalah suatu perubahan energi
di dalam pribadi seseorangyang ditandai dengan timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Djamarah,
2008 : 148).
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Motivasi merupakan daya penggerak/pendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan
sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan belajarnya.
4) Ketekunan
26
5) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan
sebagainya, baik positif maupun negatif. Guru dituntut untuk
selalu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, dan
terhadap mata pelajaran yang menjadi kesukaannya (Slameto,
2003 : 59).
Sikap siswa di sini sangat berhubungan dengan kesiapan dan
kematangan siswa, karena kesiapan merupakan kesediaan
untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajar akan lebih
baik.
6) Kebiasaan belajar
7) Kondisi fisik dan kesehatan
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu meliputi :
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan
pendidikan, karena di dalam keluargalah anak tumbuh dan
berkembang dengan baik, sehingga secara langsung maupun
tidak langsung keberadaan keluarga akan mempengaruhi
27
keberhasilan belajar anak (Fathurrohman, 2012 : 128). Faktor
orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Di
samping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi
keberhasilan belajar.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan ukuran
kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam
ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Dari
pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan
keluarga dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik
anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya (Slameto,
2003 : 60).
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk
belajar. Dengan interaksi antara orang tua dan anak itu
berpengaruh besar terhadap hasil belajarnya.
2) Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,
karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong
untuk belajar yang lebih giat (Faturrohman, 2012 : 130).
Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar
memberi pengaruh pada hasil belajar siswa (Tu’u, 2004 : 81).
28
Menurut Fathurrohman (2012 : 130) dalam lingkungan sekolah
banyak sekali faktor yang mempengaruhi terhadap belajar
siswa, yang otomatis juga berimbas pada hasil belajar, yang
mencakup ;
a) Metode mengajar
Guru diharapkan dapat memilih metode yang baik agar
siswa bersemangat dalam belajar dan otomatis juga akan
mempengaruhi hasil belajarnya.
b) Kurikulum
Kurikulum yang tepat akan menyebabkan siswa dapat
belajar dengan baik dan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Relasi guru dengan siswa
Proses pembelajaran akan dapat efektif jika terbina
hubungan dan komunikasi yang baik dan harmonis antara
guru dan murid.
d) Relasi siswa dengan siswa
Sebagian siswa mempengaruhi sikap dan tingkah laku
siswa lain di sekolah. Maka, hasil belajar siswa akan
meningkat bila terjadi relasi yang baik antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya karena dengan adanya relasi
yang baik tersebut maka proses pembelajaran akan menjadi
lancar.
e) Disiplin sekolah
29
Dengan menciptakan kedisiplinan di sekolah, maka akan
tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif, sehingga
proses belajar akan lancar dan hasil belajar juga akan ikut
terpengaruh.
f) Media pendidikan
Keberadaan media pendidikan secara tidak langsung
merupakan hal yang penting untuk memperlancar proses
pembelajaran.
g) Waktu sekolah
Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh
positif terhadap belajar.
h) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemempuan siswa masing-masing. Yang terpenting
tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i) Keadaan gedung
Suasana gedung sekolah dan juga kapasitas gedung juga
mempengaruhi keefektifan belajar.
j) Strategi belajar
Cara belajar yang dilakukan siswa sedikit banyak juga akan
mempengaruhi hasil belajarnya.
k) Tugas rumah
30
Diharapkan seorang guru tidak memberikan tugas rumah
yang terlalu banyak sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan lainnya di rumah.
3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak, karena
dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu
menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya (Fathurrohman, 2012 : 134). Jika faktor
masyarakat tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut ;
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa yang berlebihan akan berdampak negatif
dan akan mengakibatkan hasil belajar siswa menurun.
Orang tua harus mampu memberikan perhatian dan
pengarahan kepada anaknya agar anaknya tidak hanyut
dalam kegiatan tersebut secara berlebihan.
b) Mass media
Orang tua perlu memberikan control dan bimbingan kepada
anak baik dalam keluarga maupun masyarakat.
c) Teman bergaul
Orang tua harus dapat memantau anaknya dalam pergaulan
dengan teman-temannya.
d) Bentuk kehidupan masyarakat
31
Rata-rata titik tekan pengendalian siswa dalam keluarga
dan masyarakat diperankan oleh orang tua. Hal itu
dikarenakan siswa lebih banyak bersama orang tua. Jadi
orang tua hendaklah mampu berbuat yang paling tepat dan
paling bijak untuk keberlangsungan masa depan anaknya.
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar
bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Bidang studi matematika
merupakan salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang-
bidang pengajaran.
Menurut Susanto (2013 : 184) kata matematika berasal dari bahasa
latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang
dipelajari”, sedang menurut Depdiknas yang dikutip oleh dalam bahasa
Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat
pasti (Haryono, 2014 :6). Sedangkan menurut Susanto (2013 : 185)
matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
32
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan
penalaran untuk meningkatkan kemampuan berfikir dalam
menyelesaikan masalah dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh siswa. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna
belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar.
Belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh seseorang
sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar
berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi
suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa,
serta antara siswa dengan siswa di dalam pembelajaran matematika
sedang berlangsung.
Susanto (2013 : 186) mengemukakan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat
meningkatkan kemempuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
33
meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika.
Sedangkan menurut Muhsetyo (2015 : 1.26) bahwa pembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar melalui kegiatan
antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa
dengan lingkungannya di saat pembelajaran matematika berlangsung.
Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa
bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila
pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif
(Susanto, 2013 : 187). Untuk mencapai tujuan pembelajaran
matematika, seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan
situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk,
menemukan, dan mengembangkan pengetahuan.
Guru matematika yang professional dan kompeten mempunyai
wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran matematika. Menurut Muhsetyo (2015 :
1.19) teori-teori yang berpengaruh untuk pengembangan dan perbaikan
pembelajaran matematika.
a. Teori Thorndike
34
Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang
memandang siswa selembar kertas putih, penerima pengetahuan
yang siap menerima pengetahuan secara pasif.Teori Thorndike
menekankan banyak memberi praktik dan latihan (drill & practice)
kepada siswa agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai
dengan baik.
b. Teori Ausubel
Teori makna (meaning theory) dari Ausubel mengemukakan
pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat
pembelajaran lebih bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami
dan diingat oleh siswa.
c. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat
perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran
matematika diberikan.
d. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar
mandiri piaget menjadi belajar kelompok melalui teori ini siswa
dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang
beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.
e. Teori Jerome Bruner
Teori Jerome Bruner berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu
kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari
35
sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan
mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak.
f. Pemecahan Masalah (George Polya)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan
meningkatkan pembelajaran matematika sehingga siswa
mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam
ketika menghadapi suatu masalah.
g. Teori van Hiele
Teori ini menyatakan bahwa eksitensi dari lima tingkatan yang
berbeda tentang pemikiran geometrik, yaitu visualisasi, analisis,
informal, deduksi, dan nigor.
h. RME (Realistic Mathematics Education)
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika
dengan cara mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar
siswa.
i. Peta Konsep
Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan
bagan atau peta sehingga hubungan antar konsep menjadi jelas dan
keseluruhan konsep teridentifikasi.
C. Operasi Hitung Campuran
1. Operasi Penjumlahan
Penjumlahan adalah menggabungkan atau menyatukan dua
bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan berikutnya sebagai hasil
36
hitung. Misalnya, jumlah himpunan beranggota 3 buah apel digabung
dengan himpunan beranggota 5 buah apel adalah suatu himpunan
beranggota 8 buah apel. 3 + 5 = 8 (Rickieno, 2007 : 8).
Untuk menjumlahkan bilangan-bilangan kecil, missal kurang atau
sama dengan 10, kita dapat langsung menjumlahkannya. Apabila
bilangan itu banyak atau ratusan, kita bisa menggunakan teknik
bersusun.
Langkah-langkahnya adalah :
a. Jumlahkan satuannya dahulu, apabila dijumlahkan berbentuk
puluhan maka tulis angka yang belakang pada lajur satuan, lalu
pindahkan angka yang depan ke lajur puluhan
b. Jumlahkan puluhan, apabila dijumlahkan berbentuk puluhan maka
tulis angka yang belakang pada lajur puluhan, lalu pindahkan
angka yang depan ke lajur ratusan
c. Jumlahkan ratusan, apabila dijumlahkan berbentuk puluhan maka
tulis angka yang belakang pada lajur ratusan, lalu pindahkan angka
yang depan ke lajur ribuan
2. Operasi Pengurangan
Operasi pengurangan adalah kebalikan dari operasi penjumlahan.
Dengan menjumlahkan 4 dan 5, kita dapat 9. Dengan mengurangkan 4
dari 9, kita dapat 5.
Untuk bilangan yang besar, missal ratusan, kita pun dapat
menggunakan pengurangan dengan teknik bersusun. Dalam teknik
37
pengurangan ini ada 2 jenis, ada pengurangan tanpa meminjam dan
pengurangan dengan meminjam (Rickieno, 2007 : 10).
Contoh :
pengurangan tanpa meminjam 246 6-2=4
32 4-3=1
214 2-0=2
Jadi, hasil dari 246-32 adalah 214
Pengurangan dengan meminjam
3.372
923
2.449
Langkah-langkah pengurangan dengan meminjam :
a. Kurangkan satuan terlebih dahulu (2-3 tidak bisa, maka harus
pinjam 1 puluhan dari 7, sehingga puluhannya jadi 6. Jadi, 12-3 =
9, tulis 9 pada lajur satuan)
b. Kurangkan puluhan (6-2=4, tulis 4 pada lajur puluhan)
c. Kurangkan ratusan (3-9 tidak bisa, maka harus pinjam 1 ribuan
dari 3, sehingga ribuannya jadi 2. Jadi, 13-9=4, tulis 4 pada lajur
ratusan)
d. Ribuannya tinggal angka 2. Tulis 2 pada lajur ribuan. Jadi, 3.372-
923=2.449
3. Operasi Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan berulang.Apabila kita
tambahkan suatu bilangan ke bilangan itu juga, berarti kita telah
38
mengalikan bilangan itu dengan 2. Apabila kita tambahkan bilangan
itu sekali lagi, berarti kita telah mengalikan bilangan itu dengan 3, dan
seterusnya (Rickieno, 2007 : 14).
Aturan perkalian ada 3, yaitu :
a. Komutatif atau pertukaran, yaitu untuk tiap bilangan bulat a dan b
berlaku rumus ;
a x b = b x a
b. Asosiatif atau pengelompokkan, yaitu untuk tiap bilangan bulat a,
b, dan c berlaku rumus ;
a x (b x c) = (a x b) x c
c. Distributif atau penyebaran, yaitu untuk tiap bilangan bulat a, b,
dan c berlaku rumus ;
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
4. Operasi Pembagian
Operasi pembagian merupakan kebalikan operasi perkalian.
Pembagian digunakan untuk mencari suatu faktor jika hasil kali dan
faktor lain diketahui, missal 4 x n = 8. Pada contoh tersebut, 8 sebagai
hasil kali dan 4 sebagai faktor dari 8 yang diketahui. Untuk dapat
mengetahui n, kalimat tersebut dapat diubah menjadi 8 : 4 = n. Maka, n
= 2 (Rickieno, 2007 : 16).
5. Operasi Hitung Campuran
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang lebih
dari satu macam operasi hitung (Kusdinar, 2009 :36). Operasi hitung
39
campuran yaitu operasi hitungan yang melibatkan lebih dari dua
bilangan dan lebih dari satu operasi.
Menurut Anam (2009 : 21) ada beberapa aturan dalam operasi
hitung campuran, yaitu seperti berikut ;
a. Mengerjakan di dalam tanda kurung ( ) didahulukan.
b. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya operasi
yang ditulis di depan (di sebelah kiri) dikerjakan dulu.
c. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang
ditulis di depan (di sebelah kiri) dikerjakan dulu.
d. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi
penjumlahaan dan pengurangan. Artinya operasi perkalian dan
pembagian harus dikerjakan dulu walaupun ditulis di belakang
operasi penjumlahan dan pengurangan.
D. Metode Cooperative Learning “Inside Outside Circle”
1. Metode Pembelajaran
Metode dalam bahasa inggris, method berarti cara. Apabila
dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan
guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan
pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata
mengajar, yaitu metode mengajar (Anitah, 2012 : 1.24).
Beberapa bentuk metode mengajar yang kita kenal adalah ceramah,
Tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi
(modeling), eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dan sebagainya.
40
Ceramah merupakan cara yang umum sesuai untuk menyampaikan
informasi. Diskusi merupakan cara yang umum sesuai untuk menggali
berbagai gagasan atau ide dari berbagai pihak. Setiap metode
mempunyai langkah-langkah atau prosedur penggunaannya sendiri.
Dengan demikian metode pembelajaran adalah cara kerja yang
bersifat relatif umum untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Definisi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Johnson yang
diterjemahkan oleh Narulita (2010 : 4) pembelajaran kooperatif adalah
proses pembelajaran yang melibatkan penggunaan kelompok-
kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara
bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran
mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain.
Jadi, pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan kelompok-kelompok kecil untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Borich dalam Sutirman (2013 : 30) manfaat pembelajaran
kooperatif ;
a. Membentuk sikap dan nilai
b. Menyiapkan model tingkah laku prososial
c. Menunjukkan alternatif perspektif dan sudut pandang
d. Membangun identitas yang koheren dan terintegrasi
41
e. Mendorong perilaku berpikir kritis, reasoning, dan memecahkan
masalah.
Agar kerja kooperatif dapat berjalan dengan baik, guru harus
menyusun secara terperinci lima komponen esensial yang terdapat di
dalam masing-masing pelajaran ;
a. Interdependensi positif akan dapat terstruktur dengan baik apabila
setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung
antara satu sama lain.
b. Interaksi yang mendorong dengan memaksimalkan kesempatan
bagi siswa untuk saling mendorong satu sama lain untuk mencapai
sukses dengan saling membantu, mendukung, menyemangati, dan
menghargai usaha satu sama lain untuk belajar.
c. Tanggung jawab individual akan lahir ketika kinerja dari masing-
masing anggota kelompok dinilai dan hasil penilaian tersebut
kemudian dikembalikan kepada kelompok dan individu yang
bersangkutan.
d. skil-skil interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar
dapat berfungsi sebagai bagian dari sebuah tim (kerja tim).
e. Pemrosesan kelompok terjadi ketika anggota kelompok berdiskusi
mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan masing-
masing dan seberapa baik mereka telah memelihara hubungan
kerja yang efektif.
3. Definisi Inside Outside Circle
42
Metode inside outside circle atau lingkaran dalam lingkaran luar
dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan. Metode ini
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang
bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan
teknik ini adalah bahan-bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran
dan informasi antarsiswa. Salah satu keunggulan metode ini adalah
adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling
berbagi informasi dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa
memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi (Huda, 2014 : 246).
4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Inside Outside Circle
Sintak metode (aturan suatu struktur pemograman) IOC bisa
dilakukan berdasarkan jumlah siswa dalam lingkaran : lingkaran
individu dan lingkaran kelompok.
Lingkaran individu ;
a. Separuh kelas (seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak)
berdiri membentuk lingkaran kecil ; mereka berdiri melingkar dan
menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk lingkaran besar
; mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola bentuka dari kedua
lingkaran ini adalah ; siswa-siswa dalam lingkaran kecil akan
berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang membentuk lingkaran
besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran kecil nantinya akan
berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar. Masing-
masing akan menjadi pasangan.
43
b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa.
Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30
membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa
16; siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 17; dan begitu
seterusnya dalam bentuk lingkaran.
c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi
informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam)
dipersilahkan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras).
Setelah itu, siswa yang berada di lingkaran besar (lingkaran luar)
dipersilahkan untuk berbagi informasi.
d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat,
sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau
dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini,
masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk
berbagi informasi lagi dan lagi.
e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk
membagikan informasi. Demikian seterusnya.
Lingkaran kelompok ;
a. Satu kelompok berdiri di lingkaran kecil menghadap keluar.
Kelompok lain berdiri di lingkaran besar.
b. Setiap kelompok berputar seperti prosedur lingkaran individu yang
dijelaskan di atas sambil saling berbagi informasi. (informasi
44
bergantung pada guru : apakah mereka diminta untuk bertanya
beberapa hal penting terkait dengan hobi, cita-cita, atau hal-hal lain
yang berhubungan dengan tugas pembelajaran).
Perputaran bisa dilakukan secara variatif. Misalnya, untuk mencari
pasangan masing-masing, lingkaran besar berputar terlebih dahulu,
sementara siswa menyanyi. Di tengah-tengah lagu, guru mengatakan
“STOP”.Nyanyian dan perputaran pun dihentikan. Jadi, mereka akan
memperoleh pasangan masing-masing berdasarkan perputaran
lingkaran besar yang dikontrol oleh nyanyian bersama (Huda, 2014 :
247).
E. Kaitan Antara Pembelajaran Matematika dengan Metode “Inside
Outside Circle”
Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa
disamping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah
laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antara siswa, pembelajaran
kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran
akademik siswa. Pembelajaran matematika adalah suatu proses
pembelajaran melalui kegiatan antara siswa dengan guru, antara siswa
dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungannya pada suatu
pembelajaran matematika berlangsung. Sedangkan metode “inside outside
circle” adalah sebuah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa secara
kelompok untuk saling berbagi informasi dengan membentuk lingkaran
45
dalam dan lingkaran luar dan saling berhadapan satu sama lain untuk
bertukar pikiran.
Dalam proses diskusi kelompok, akan terjadi pertukaran ide dan
pemikiran antarsiswa. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membangun pemahaman matematikanya. Pembelajaraan kooperatif
Inside-Outside Circle dirancang untuk mempermudah pola interaksi siswa
dengan cara siswa saling berbagi informasi dengan kelompok yang
berbeda. Selain itu, terjadi kerjasama antar siswa dalam meningkatkan
keterampilan komunikasi yang menimbulkan keadaan aktif. Maka secara
tidak langsung guru telah melibatkan siswa untuk berpartisipasi sekaligus
telah mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, karena semakin banyak
aktifitas yang dilakukan siswa maka komunikasi siswa makin bagus.
Berdasarkan keunggulan pembelajaran kooperatif Inside-Outside
Circle yang dijelaskan tesebut diharapkan siswa akan mampu
menggambarkan dan mengekspresikan pembelajaran matematika materi
operasi hitung campuran.
Interaksi antar siswa pada pembelajaran matematika mempunyai
peranan yang besar terhadap perkembangan belajar siswa. Bagaimana
interaksi siswa didalam kelas dan cara siswa mengungkapkan pendapat
didalam kelas. Interakasi yang terjadi yang berperan dalam meningkatkan
komunikasi matematika adalah interaksi yang bersifat positif.
Proses dari interaksi ini akan mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi antar siswa dan apabila telah terjadi peningkatan pada
kemampuan komunikasi antar siswa, maka akan terjadi juga peningkatan
46
pada hasil belajar siswa. Demikianlah bagaimana komunikasi
pembelajaran matematika berperan dalam pengembangan potensi belajar
matematika pada siswa.
Dari penjelasan tersebut, diharapkan dengan diterapkan metode
Inside-Outside Circle (IOC) ini dapat meningkatkan komunikasi antar
siswa, karena siswa diberikan kemudahan dalam menyelesaikan persoalan
secara berkelompok, kemudian dapat mendiskusikan pekerjaan kelompok,
sehingga efektivitas belajar siswa menjadi maksimal dan apa yang
diharapkan guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi
operasi hitung campuran siswa dapat tercapai.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Miftahut Thulab
1. Profil MI Miftahut Thulab
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Brambang
Karangawen
Alamat : Desa Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak
NPSN : 60712662
NSM : 111233210022
NPWP : 00.464.102.3-515.000
NO. SK Pendirian : K/1024/III/75
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten : Demak
Kecamatan : Karangawen
Kode Pos : 59566
Telepon : (024) 76583256
Status Sekolah : Swasta
Waktu Belajar : Pagi
Tahun Berdiri : 1976
2. Sejarah MI Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak
Pada awalnya pendidikan agama Islam di desa Brambang
kecamatan Karangawen kabupaten Demak tingkat dasar masih kurang
48
atau sangat minim sekali, sehingga perlu didirikannya pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah.
Sebelum didirikannya Madrasah Ibtidaiyah, proses belajar
mengajarnya hanya berlangsung sangat sederhana yaitu diasuh para
guru mengaji dan bapak kyai di lingkungan sekitarnya, pendidikan
tersebut dipelopori oleh seorang kyai yaitu “Bapak Kyai Haji
Markani“. Pada tahun 1976 terbentuklah pengurus MI Miftahut Thulab
Brambang kecamatan Karangawen kabupaten Demak.
3. Letak Geografis
Madarasah Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang terletak di desa
Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Tempatnya
cukup strategis dan cukup dekat dengan jalan raya sehingga
memudahkan para murid yang datang dari luar daerah kecamatan.
Gedung Madrasah Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang
kecamatan Karangawen kabupaten Demak berdiri ditanah wakaf milik
K.H. Mansyur dan sudah dinotariskan. MI Miftahut Thulab Brambang
kecamatan Karangawen kabupaten Demak terletak ditengah-tengah
desa sehingga dapat dijangkau oleh seluruh warga. MI Miftahut
Thulab Brambang kecamatan Karangawen kabupaten Demak, apabila
ditempuh dari jalan raya Semarang – Purwodadi hanya berjarak
sekitar 750 meter.
MI Miftahut Thulab Brambang kecamatan Karangawen kabupaten
Demak dekat dengan “public places“ diantaranya puskesmas, pasar,
terminal, kantor kecamatan, dan bahkan dekat juga dengan kantor
49
polisi. Hal ini sangat mempermudah bagi MI Miftahut Thulab
Brambang kecamatan Karangawen kabupaten Demak dalam segala
urusan yang berhubungan langsung dengan tempat-tempat tersebut
diatas.
4. Visi dan Misi MI Miftahut Thulab
a) Visi
Terwujudnya pendidikan yang bermutu, islami, berakhlaqul
karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
b) Misi
1) Mewujudkan proses belajar mengajar dan bimbingan secara
aktif, kreatif dan menyenangkan kemampuan siswa secara
maksimal
2) Mewujudkan penghayatan, ketrampilan dan pengalaman
terhadap ajaran agama Islam berbasis ahlisunah wal jamaah
3) Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berakhlaqul
karimah, cerdas, sehat, disiplin dan bertanggungjawab
4) Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis,
terampil menguasai pengetahuan dan teknologi
5) Mewujudkan sistem managemen berbasis sekolah dengan
melibatkan seluruh warga sekolah dan lingkungan masyarakat.
5. Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab
MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak memiliki struktur organisasi sebagai pengurus yang
bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan pembelajaran. Adapun
50
susunan Struktur Organisasi MI Mifathut Thulab Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak pada tahun ajaran
2017/2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini ;
Tabel 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab
Sumber : Papan Struktur MI Miftahut Thulab tanggal 23 Agustus 2017
6. Sarana dan Prasarana
Layaknya lembaga pendidikan, MI Miftahut-Thulab Brambang
kecamatan Karangawen kabupaten Demak juga dilengkapi dengan
Kepala Madrasah
Hudallah, S.Pd.I
Tata Usaha
Rasmiyati
Bendahara
Supatemi, S.Pd.I
Sekretaris
Ahmad Muzamil
Kesiswaan
Rofik Mansur, S.Pd.I
Hubungan Masyarakat
Nur Aliyah, S.Pd.I
Sarana Prasarana
Wahab H,S.Pd.I
Kurikulum
Uswatun H, S.Pd
DEWAN GURU
Masruroh, S.Pd.I
Faridhotul M, S.Pd.I
51
sarana prasarana yang cukup memadai sebagai syarat dan pendukung
dalam proses pembelajaran.
Perlengkapan sekolah yang sampai saat ini masih dimiliki oleh
MI Miftahut Thulab dipandang sudah mencukupi, meskipun masih ada
kekurangan yang harus dipenuhi. Sarana dan prasarana yang dimiliki
MI Miftahut Thulab Brambang dapat kami uraikan melalui tabel
berikut ini ;
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang Baik
2 Ruang Guru 1 ruang Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 ruang Baik
4 Ruang Perpustakaan 1 ruang Baik
5 Ruang Belajar 8 ruang Baik
6 Ruang UKS 1 ruang Baik
7 Ruang Gudang dan Peralatan 1 ruang Baik
8 Kamar Mandi 1 ruang Baik
9 Kamar WC 3 ruang Baik
10 Alat-alat Olahraga 10 set Baik
11 Alat Rebana 1 set Baik
12 Marchingband 1 set Baik
13 Mesin Ketik 2 unit Baik
14 Komputer 2 unit Baik
15 Note Book / Laptop 2 unit Baik
16 Printer 2 unit Baik
17 Papan Pengumuman 1 unit Baik
52
7. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MI Miftahut Thulab
a. Keadaan Guru dan Karyawan MI Mitahut Thulab
Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan MI Miftahut Thulab
No Nama
Tempat Tanggal
Lahir
Jabatan Keterangan
1 Hudallah, S.Pd.I Demak, 16-04-1981
Kepala
Sekolah
Aktif
2 Nur Aliyah, S.Pd.I Demak, 05-02-1970 Guru Kelas Aktif
3 Supatemi, S.Pd.I Demak, 01-10-1981 Guru Kelas Aktif
4 Rofik Mansur, S.Pd.I Demak, 03-03-1983 Guru Kelas Aktif
5 Wahab Hasbullah Demak, 03-08-1987 Guru Kelas Aktif
6
Faridhotul Muniroh,
S.Pd.I
Demak, 08-01-1981 Guru Kelas Aktif
7.
Uswatun Hasanah,
S.Pd
Semarang, 01-11-
1988
Guru Kelas Aktif
8. Saiful Anwar, S.Pd Demak, 01-09-1985
Guru
Penjaskes
Aktif
9. Ahmad Muzamil Demak, 22-09-1991 Guru Kelas Aktif
10. Masruroh, S.Pd.I Demak, 05-10-1982 Guru Kelas Aktif
11. Rasmiyati - Karyawan Aktif
53
b. Keadaan Siswa MI Miftahut Thulab
Tabel 3.4 Data Siswa MI Miftahut Thulab Tahun Ajaran 2017/2018
No Kelas
Jumlah Siswa Jumlah per
Rombel
Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
1 I 15 10 25 25
2 II-A 11 13 24
40
3 II-B 8 8 16
4 III-A 10 11 21
41
5 III-B 11 9 20
6 IV 16 14 30 30
7 V 15 23 38 38
8 VI 17 14 31 31
Jumlah 103 102 205
Berikut nama-nama siswa kelas IV.
Tabel 3.5 Nama-nama siswa kelas IV MI Miftahut Thulab
NO Nama Siswa
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
Jenis
Kelamin
1 Ahmad Nafaurrahman Demak 05/09/2008 L
2 Angga Dwi Saputra Demak 27/05/2008 L
3 Arif Irfan Demak 05/10/2006 L
4 Arizal Khusnul Yaqin Demak 16/08/2007 L
Bersambung …
54
Sambungan….
5 Dewi Masitoh Demak 03/03/2009 P
6 Dwi Handika Demak 20/05/2008 L
7 Himmatul Chasanah Demak 29/05/2008 P
8 Ifada Salma Sintya Mauli Demak 10/08/2007 P
9 Ifadatul Muniroh Demak 23/04/2008 P
10 Khanza Safira Absa Demak 14/08/2008 P
11 Kidawi Demak 12/03/2008 L
12 Lexsy Mustika Febriyanti Demak 27/02/2006 P
13 Lisa Aulia Ramadani Demak 30/09/2007 P
14 Maruli Ade Mahmud Demak 21/03/2006 L
15 Maulina Khoirunisa Demak 18/04/2008 P
16 Muhammad Chilmi Zidna Fahmi Demak 22/04/2008 L
17 Muhammad Dhiya`ulhaq Demak 28/04/2008 L
18 Muhammad Fardhan Syarif Demak 23/12/2007 L
19 Muhammad Kalim Atto`illah Demak 12/07/2008 L
20 Muhammad Radhit Prasetiyo Demak 11/10/2008 L
21 Navisa Fatimatuzzahra Demak 24/07/2008 P
22 Nuroniya Demak 12/06/2008 P
23 Resa Sahrul Khudsi Demak 22/04/2008 L
24 Restu Nur Ahmad Ramadhani Demak 03/09/2008 L
25 Siti Nur Rohmah Demak 24/01/2008 P
26 Sri Wahyuni Demak 07/09/2008 P
Bersambung ….
55
Sambungan …
27 Syahir Muhammad Grobogan 18/05/2009 L
28 Syifa Melati Putri Demak 08/08/2007 P
29 Tri Ummi Fatimah Demak 16/02/2009 P
30 Wahyu Agus Danang Setiawan Demak 22/08/2007 L
8. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 dengan
masing-masing siklus satu kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada
hari Rabu, tanggal 23 Agustus 2017. Siklus II dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 26 Agustus 2017. Penelitian ini dilaksanakan diruang
kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak.
9. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidikan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MI Miftahut
Thulab Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yaitu
Pramuka yang dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 14.00 WIB
sehingga pelaksanannya tidak mengganggu program belajar sekolah
lainnya.
Selain Pramuka, MI Miftahut Thulab juga mengadakan
ekstrakurikuler Olahraga dan Marchingband yang dilaksanakan pada
hari minggu pukul 08.00 WIB. Pendidikan Ekstrakurikuler ini
diajarkan oleh guru yang sudah ahli dan mumpuni dibidangnya.
56
MI Miftahut-Thulab Brambang kecamatan Karangawen kabupaten
Demak juga mengadakan berbagai macam kegiatan dalam rangka
memajukan madrasah. Diantara kegiatan – kegiatan tersebut adalah :
a. Setiap pagi seluruh siswa berbaris di halaman madrasah untuk
menghafalkan berbagai do’a dan juga angka 1 – 100 berbahasa
Inggris dan Arab
b. Siswa melakukan tadarus surat – surat pendek dari an-nash sampai
ad-Dhuha sebelum dimulainya pelajaran.
c. Pada istirahat pertama, bagi peserta didik kelas 4 sampai kelas 6
diwajibkan mengikuti kegiatan sholat Dhuha di masjid
d. Setiap hari Jum’at diadakan Jum’at amal berlaku seluruh peserta
didik kelas satu sampai kelas enam dengan menyisihkan uang saku
mereka
e. Pada akhir tahun MI Miftahut – Thulab Brambang kecamatan
Karangawen kabupaten Demak mengadakan kegiatan pengajian
akhir sannah yang diikuti seluruh siswa dan wali murid . Kegiatan
ini menampilkan berbagai macam kreativitas siswa diantaranya :
hafalan surat yasiin khusus kelas enam, pidato dengan berbagai
macam bahasa ( bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jawa ),
zippinan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
57
B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus
1. Rancangan Penelitian
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Agustus 2017, selama
kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Sebelum melaksanakan
penelitian, peneliti membuat rancangan penelitian terlebih dahulu.
Dalam penelitian ini rancangan penelitian siklus 1 terdiri dari 1
pertemuan. Rancangan penelitiannya adalah :
Siklus 1
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini yang harus dipersiapkan dalam rencana tindakan
antara lain :
a) Melakukan pertemuan awal dengan guru untuk membicarakan
persiapan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama
penelitian.
b) Menyusun silabus
c) Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi
waktu, kompetensi dasar, langkah- langkah pembelajaran, sarana,
sumber, bahan belajar dan penilaian.
d) Menyiapkan media yang sesuai dengan materi
e) Menyusun lembar observasi
2) Tindakan (Acting)
58
Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
inside outside circle yang telah direncanakan. Tindakan yang
dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan, sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pada Siklus
I, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan menanyakan kehadiran
siswa
(2) Guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi
(3) Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
b) Kegiatan Inti
(1) Mengamati
(a) Guru mengenalkan operasi hitung campuran kepada siswa.
(b) Guru menjelaskan arti operasi hitung campuran dan
langkah langkah mengerjakan operasi hitung campuran.
(c) Siswa mengamati arti operasi hitung campuran dan
langkah-langkah mengerjakan operasi hitung campuran.
(d) Guru memberikan contoh operasi hitung campuran
(2) Menanya
(a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
(b) Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami
tentang operasi hitung campuran.
(c) Guru menjelaskan pertanyaan siswa.
59
(3) Menalar
(a) Siswa membentuk kelompok siswa dengan metode inside
outside circle
(b) Untuk absen 1-15 menjadi kelompok dalam dan absen 16-
30 menjadi kelompok luar yang masing-masing membentuk
lingkaran
(c) Untuk kelompok dalam menghadap ke luar dan kelompok
luar menghadap ke dalam
(d) Untuk absen 1 berhadapan dengan absen 16, absen 2
berhadapan dengan absen 17, dan begitu seterusnya
(e) Kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang
operasi hitung campuran.
(f) Apabila sudah maka guru meminta siswa kelompok luar
bergeser sekali agar diskusi dengan temannya tidak hanya
satu saja
(g) Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan
menjelaskan hasil diskusi tentang operasi hitung campuran.
(h) Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila
terdapat kesalahan atau kekurangan pada siswa.
(i) Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang operasi
hitung campuran.
(4) Mencoba
(a) Guru memberikan soal latihan operasi hitung campuran
kepada siswa.
60
(b) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan
tersebut secara individu.
(5) Mengkomunikasikan
(a) Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-
temanya tentang operasi hitung campuran.
c) Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari
operasi hitung campuran.
2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan
motivasi.
3) Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan bijak
4) Salam dan do’a penutup.
3) Observasi (Observing)
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses
tindakan, hasil tindakan, situasi tindakan, dan kendala-kendala
tindakan.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis
data yang diperoleh selama melakukan kegiatan observasi.
Kegiatan refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta
kelebihan yang terjadi selama pembelajaran. Apabila terdapat
kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I, maka
dapat ditentukan rencana yang akan dilaksanakan pada siklus II.
61
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Agustus 2017, selama
kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam penelitian ini
rancangan penelitian siklus II terdiri dari 1 pertemuan. Rancangan
penelitiannya adalah :
Siklus II
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini yang harus dipersiapkan dalam rencana tindakan
antara lain :
a) Menyusun silabus
b) Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok,
alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah- langkah
pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.
c) Menyiapkan media yang sesuai dengan materi
d) Menyusun lembar observasi
2) Tindakan (Acting)
Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
inside outside circle yang telah direncanakan. Tindakan yang
dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan, sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pada
Siklus II, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
62
(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan menanyakan
kehadiran siswa
(2) Guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi
kepada siswa yang sudah berhasil maupun yang belum
berhasil mencapai KKM
(3) Guru mengulas kembali materi yang disampaikan
sebelumnya dan menambah materi.
(4) Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
b) Kegiatan Inti
(1) Mengamati
(a) Guru menjelaskan kembali operasi hitung campuran
kepada siswa
(b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan
langkah langkah mengerjakan operasi hitung
campuran.
(c) Siswa memberikan contoh operasi hitung campuran
(d) Guru menyajikan materi secara garis besar dan
singkat. Guru memberikan garis besar materi
tentang soal cerita hitung campuran. Dalam
melakukan presentasi kelas guru juga mengajak
siswa untuk berperan aktif, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalah.
(2) Menanya
63
(a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dimengerti
(b) Guru menjelaskan pertanyaan siswa.
(3) Menalar
(a) Guru menugaskan siswa membentuk kelompok
dengan metode inside outside circle
(b) Untuk absen 1-15 menjadi kelompok dalam dan
absen 16-30 menjadi kelompok luar yang masing-
masing membentuk lingkaran
(c) Untuk kelompok dalam menghadap ke luar dan
kelompok luar menghadap ke dalam
(d) Untuk absen 1 berhadapan dengan absen 16, absen
2 berhadapan dengan absen 17, dan begitu
seterusnya
(e) Kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi
tentang operasi hitung campuran.
(f) Guru memberi tugas pada tiap kelompok yang
didiskusikan
(g) Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi
berjalan dengan baik
(h) Guru memantau diskusi dan memastikan
pembelajaran diskusi kelompok ini dapat
memahaminya secara utuh
64
(i) Guru memberi bantuan apabila ada anggota
kelompok kesulitan tentang materi
(4) Mencoba
(a) Guru memberikan soal latihan operasi hitung
campuran kepada siswa.
(b) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan
tersebut secara individu.
(5) Mengkomunikasikan
(a) Siswa mempresentasikan secara lisan kepada
teman-temanya tentang operasi hitung campuran.
c) Kegiatan Akhir
(1) Siswa membuat kesimpulan dan guru memberikan
penegasan.
(2) Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan
motivasi.
(3) Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan bijak
(4) Guru menutup dengan salam dan do’a penutup.
3) Observasi (Observing)
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses
tindakan, hasil tindakan, situasi tindakan, dan kendala-kendala
tindakan.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
yang diperoleh selama melakukan kegiatan observasi. Kegiatan
65
refleksi dalam prasiklus, siklus I dan siklus II dijadikan
evaluasi.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Persiklus
1. Deskripsi Prasiklus
Sebelum melakukan tindakan peneliti terlebih dahulu melakukan
pengamatan dan telaah tentang kondisi dan keadaan siswa. Informasi
yang dikumpulkan diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan
tindakan yang akan dilakukan. Siswa MI MiftahutThulab yang ikut
dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas IV yang
berjumlah 30 siswa. Terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh
data bahwa hasil belajar Matematika kelas IV MI Miftahut Thulab
belum mencapai nilai KKM. Nilai siswa masih dibawah nilai KKM
yang ditetapkan yaitu 60. Guna mempersiapkan tindakan maka peneliti
melakukan diskusi bersama guru dimadrasah ibtidaiyah. Hal ini
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang lebih objektif dan
realistis.
Dari observasi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa dalam
pembelajaran Matematika di kelas IV siswa cenderung kurang
semangat. Penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan
guru belum maksimal, metode pembelajaran yang dilakukan guru
kurang menarik bagi siswa. Siswa hanya mendengarkan, menjawab
saat diperintah guru dan beberapa siswa diam saat diberikan
67
pertanyaan bahkan ada yang bermain dengan temannya. Di sisi lain
guru masih menggunakan metode yang kurang menarik bagi siswa.
Partisipasi siswa sangat minim, akibatnya siswa cenderung mencari
kegiatan lain yang lebih menarik, dengan bermain, bercanda dengan
teman. Ketika diberikan soal latihan atau pertanyaan siswa cenderung
diam dan beberapa siswa tidak bisa menjawab.
Fakta-fakta yang diperoleh melalui observasi pembelajaran seperti
di atas diperkuat setelah dilakukannya telaah terhadap metode belajar
Matematika siswa. Dari hasil Pre Tes yang dilakukan diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
NO. Nama Nilai
Akhir
Ketuntasan
T TT
1. A N 60 √
2. A D S 60 √
3. A I 60 √
4. A K Y 60 √
5. D M 70 √
6. D H 50 √
7. H C 20 √
8. I S S M 70 √
9. I M 50 √
10. K S A 10 √
Bersambung …
68
Sambungan ...
11. K 20 √
12. L M F 80 √
13. L A R 60 √
14. M A M 60 √
15. M K 30 √
16. M C Z F 60 √
17. M D 80 √
18. M F S 70 √
19. M K A 70 √
20. M R P 40 √
21. N F 20 √
22. N 70 √
23. R S K 60 √
24. R N A R 20 √
25. S N R 20 √
26. S W 40 √
27. S M 50 √
28. S M P 10 √
29. T U F 60 √
30. W A D S 60 √
Jumlah 1430 17 13
Rata-rata 47,7 - -
69
Keterangan
KKM (Kriteria Keunasan Minimum) : 60
Rata-rata : 47,7
Presentase Ketuntasan (T) : 17 siswa (56,7%)
Presentase Ketidaktuntasan (TT) : 13 siswa (43,3%)
Presentase Ketuntasan =
x 100%
= 56,7%
Dari tabel di atas tampak bahwa hasil belajar Matematika siswa
kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang masih rendah. Jumlah nilai
yang dijumlahkan siswa adalah 1.430, jika dirata-rata, maka rata-rata
kelas cukup rendah yaitu sebesar 47,7. Dari jumlah keseluruhan 30
siswa, siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM (<
60) cukup lumayan yakni sebanyak 13 siswa atau 43,3%. Siswa yang
sudah tuntas KKM ( mendapat nilai ≥ 60) hanya sebanyak 17 siswa
atau 56,7%.
Setelah dilakukan tes prasiklus, kemudian peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas tentang operasi hitung campuran. Dalam
siklus yang pertama dilakukan selama 1 hari dengan alokasi setiap
pertemuan adalah 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Guru dan peneliti
berdiskusi tentang penerapan pembelajaran kooperatif Inside Outside
Circle yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika
70
siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang. Penelitian Tindakan
Kelas ini dilaksanakan oleh peneliti, dan guru lain sebagai
observer/pengamat.
2. Deskripsi Siklus I
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
NO. Nama Nilai
Akhir
Ketuntasan
T TT
1. A N 60 √
2. A D S 70 √
3. A I 70 √
4. A K Y 50 √
5. D M 60 √
6. D H 60 √
7. H C 50 √
8. I S S M 90 √
9. I M 40 √
10. K S A 60 √
11. K 40 √
12. L M F 70 √
13. L A R 80 √
14. M A M 90 √
15. M K 50 √
16. M C Z F 80 √
Bersambung …
71
Sambungan …
17. M D 90 √
18. M F S 90 √
19. M K A 60 √
20. M R P 40 √
21. N F 90 √
22. N 70 √
23. R S K 50 √
24. R N A R 50 √
25. S N R 70 √
26. S W 20 √
27. S M 70 √
28. S M P 20 √
29. T U F 90 √
30. W A D S 50 √
Jumlah 1880 19 11
Rata-rata 62,7 - -
KKM (Kriteria Keunasan Minimum) : 60
Rata-rata :62,7
Presentase Ketuntasan (T) : 19 siswa (63,3%)
Presentase Ketidaktuntasan (TT) : 11 siswa (36,7%)
Presentase Ketuntasan =
x 100%
72
= 63,3%
Hasil evaluasi siklus pertama menunjukkan bahwa ada 11 siswa
(36,7%) yang nilainya belum tuntas, artinya belum dapat mencapai
KKM yang telah ditetapkan dan 19 siswa (63,3%) sudah tuntas.
Dengan demikian hasil evaluasi pada siklus pertama belum memenuhi
indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan dilanjutkan
dengan penelitian tindakan kelas siklus II.
a) Observasi tindakan siklus I
Observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengamati
kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama Siklus I.
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa di
dalam pembelajaran Matematika.
1) Pengamatan terhadap kinerja guru saat pembelajaran
Kegiatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan oleh peneliti. Peneliti melakukan
observasi terhadap kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran
matematika dengan metode “Inside Outside Circle” pada
materi operasi hitung campuran. Hal-hal yang diamati oleh
peneliti adalah sebagai berikut.
(a) Guru dinilai sangat baik dalam memberikan motivasi
kepada siswa.
(b) Guru dinilai baik dalam memberi apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
73
(c) Guru dinilai sangat baik dalam menyampaikan materi
pembelajaran secara sistematika.
(d) Guru dinilai baik dalam melibatkan siswa dalam
pembelajaran di kehidupan sehari-hari.
(e) Guru dinilai baik dalam membentuk kelompok.
(f) Guru dinilai sangat baik dalam memberi kesempatan siswa
untuk bertanya.
(g) Guru dinilai baik dalam memberi kejelasan dalam bahan
diskusi kelompok.
(h) Guru dinilai cukup baik dalam memberi pengarahan kepada
siswa jika mengalami kesulitan dalam diskusi.
(i) Guru dinilai cukup baik dalam memberi kejelasan dalam
menyampaikan aturan metode “Inside Outside Circle”.
(j) Guru dinilai baik saat menumbuhkan partisipasi aktif siswa.
(k) Guru dinilai sangat baik dalam memberi kesimpulan dalam
pembelajaran.
(l) Guru dinilai baik dalam menindak lanjuti pembelajaran.
Mengkaji bagian-bagian hasil kinerja guru diketahui bahwa
selama proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa
indikator yang masih kurang yaitu memberi apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi
pembelajaran dengan jelas, membimbing siswa melakukan
eksplorasi, memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
memberi pengarahan kepada siswa jika mengalami kesulitan
74
dalam diskusi, mengarahkan siswa dalam pembelajaran
kooperatif Inside Outside Circle, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif Inside Outside Circle, menumbuhkan
partisipasi aktif siswa, dan menindak lanjuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa perlu adanya
perbaikan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II.
2) Pengamatan Aktivitas Siswa
Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa
dalam metode Inside Outside Circle pada materi operasi hitung
campuran. Hal-hal yang diamati oleh peneliti adalah sebagai
berikut.
(a) Beberapa siswa masih belum menerima terhadap
kelompoknya.
(b) Siswa mampu beradaptasi di dalam kelompok.
(c) Beberapa siswa kurang semangat dalam menanggapi
apersepsi dari guru.
(d) Siswa memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
(e) Siswa aktif dalam bertanya dan menjawab mengenai materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
(f) Siswa dinilai kurang dalam melakukan kerjasama di dalam
kelompok, masih ada yang bermain sendiri.
(g) Siswa dinilai kurang aktif dalam bertanya dan menjawab
mengenai tugas yang didiskusikan dalam kelompok.
75
(h) Siswa mampu membentuk kelompok dengan metode Inside
Outside Circle sesuai dengan aturan dari guru.
(i) Siswa dinilai kurang kompak dalam diskusi.
(j) Siswa dinilai kurang memperhatikan aturan pembelajaran
kooperatif Inside Outside Circle yang disampaikan oleh
guru.
(k) Beberapa siswa kurang bertanggung jawab dalam diskusi.
(l) Siswa tekun dalam mengerjakan soal evaluasi
3) Hasil Belajar Siswa
Sesuai hasil tes yang diberikan dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa kelas IV MI Miftahut Thulab pada materi Operasi
Hitung Campuran dengan menggunakan metode Inside Outside
Circle mengalami peningkatan, yaitu yang sebelumnya pada
prasiklus hanya tuntas 17 siswa atau 47,7% menjadi 19 siswa
atau 63,3% dari 30 siswa. Tetapi masih terdapat 11 siswa atau
36,7% belum tuntas. Nilai tertinggi yang didapatkan adalah 90
dan nilai terendahnya adalah 20 dengan rata-rata kelas 62,7
dengan kategori cukup baik sudah memenuhi KKM yang
ditentukan oleh guru sebesar 60.
4) Refleksi
Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka segera
dilakukan refleksi untuk menganalisis ketercapaian tindakan
yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi yang
dilakukan oleh guru pada akhir siklus I, secara umum kegiatan
76
pembelajaran Matematika dengan metode Inside Outside Circle
di kelas IV MI Miftahut Thulab belum dapat mencapai standar
yang diinginkan.
Beberapa permasalahan yang muncul selama pelaksanaan
tindakan adalah sebagai berikut.
(a) Siswa masih banyak yang bermain sendiri saat kegiatan
pembelajaran hal ini dikarenakan media yang digunakan
guru belum sepenuhnya mengaktifkan siswa.
(b) Kegiatan belajar kelompok sempat terhambat dikarenakan
siswa tidak segera menempatkan diri sesuai kelompok.
(c) Masih ada kelompok yang mengerjakan dengan lambat
(d) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif Inside Outside Circle
memakan waktu lama, akibatnya waktu pembelajaran
berjalan lebih lama dari waktu yang dialokasikan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak ada batasan waktu dalam
menjawab sehingga hal ini cukup menyita waktu.
(e) Beberapa anggota kelompok belum sepenuhnya
memperhatikan aturan pembelajaran kooperatif Inside
Outside Circle.
(f) Guru kurang memotivasi siswa untuk lebih percaya diri.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka dilakukan langkah-
langkah perbaikan pembelajaran di siklus II. Langkah-langkah
yang dilakukan di siklus II adalah sebagai berikut :
77
(a) Guru menyiapkan media yang lebih menarik dan
mengaktifkan siswa yakni dengan membuat media dengan
gambar- gambar yang menarik sehingga siswa akan lebih
terkonsentrasi dan kondusif.
(b) Mobilitas guru dalam membimbing siswa lebih
ditingkatkan.
(c) Guru dapat memastikan kelompok dapat bekerjasama
dengan baik.
(d) Guru lebih memotivasi siswa dalam belajar kelompok dan
mendorong siswa untuk berkompetisi menjadi tim terbaik
melalui keaktifan dalam kegiatan pembelajaran.
(e) Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif, kompetitif dalam
pembelajaran.
3. Deskripsi Siklus II
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
NO. Nama Nilai
Akhir
Ketuntasan
T TT
1. A N 80 √
2. A D S 70 √
3. A I 90 √
4. A K Y 70 √
5. D M 60 √
6. D H 70 √
Bersambung …
78
Sambungan ….
7. H C 90 √
8. I S S M 70 √
9. I M 80 √
10. K S A 100 √
11. K 70 √
12. L M F 90 √
13. L A R 80 √
14. M A M 100 √
15. M K 50 √
16. M C Z F 80 √
17. M D 80 √
18. M F S 80 √
19. M K A 70 √
20. M R P 40 √
21. N F 100 √
22. N 90 √
23. R S K 60 √
24. R N A R 60 √
25. S N R 60 √
26. S W 60 √
27. S M 70 √
28. S M P 70 √
29. T U F 90 √
Bersambung ….
79
Sambungan …
30. W A D S 70 √
Jumlah 2250 28 2
Rata-rata 75 - -
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) : 60
Rata-rata : 75
Presentase Ketuntasan (T) : 28 siswa (93,3%)
Presentase Ketidaktuntasan (TT) : 2 siswa (6,7%)
Presentase Ketuntasan =
x 100%
= 93,3%
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II bahwa ada 28 siswa
(93,3%) sudah tuntas. Dengan demikian hasil evaluasi pada siklus II
sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu meningkatnya rata-rata
hasil belajar matematika minimal 75 % siswa telah mencapai standar
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
a) Observasi Tindakan Siklus II
Observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengamati
kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama. Observasi
dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa di dalam
pembelajaran Matematika.
80
1) Pengamatan terhadap kinerja guru saat pembelajaran
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti, dangan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh
peneliti. Hal-hal yang diamati oleh peneliti adalah sebagai
berikut.
(a) Guru dinilai sangat baik dalam membentuk kelompok.
(b) Guru dinilai sangat baik dalam memberi apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
(c) Guru dinilai baik dalam menyampaikan materi
pembelajaran secara sistematika.
(d) Guru dinilai sangat baik menggunakan media dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
(e) Guru dinilai sangat baik dalam memberi kesempatan siswa
untuk bertanya.
(f) Guru dinilai baik dalam memberi kejelasan dalam
menyampaikan tugas sebagai bahan diskusi kelompok.
(g) Guru dinilai baik dalam memberi pengarahan kepada siswa
jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas
diskusi.
(h) Guru dinilai baik dalam memberi kejelasan dalam
menyampaikan aturan diskusi.
(i) Guru dinilai baik dalam memberi pengarahan kepada siswa
jika mengalami kesulitan dalam melaksanakan diskusi.
(j) Guru dinilai baik dalam memberikan soal-soal evaluasi.
81
2) Pengamatan terhadap aktivitas siswa
Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran kooperatif Inside Outside Circle pada
materi operasi hitung campuran. Hal-hal yang diamati oleh
pengamat adalah sebagai berikut.
(a) Siswa menerima terhadap kelompoknya
(b) Siswa mampu beradaptasi di dalam kelompok
(c) Siswa semangat dalam menanggapi apersepsi dari guru
(d) Siswa memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
(e) Siswa aktif dalam bertanya dan menjawab mengenai materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
(f) Siswa melakukan kerjasama di dalam kelompok
(g) Siswa aktif dalam bertanya dan menjawab mengenai tugas
yang didiskusikan dalam kelompok
(h) Siswa kompak dalam pelaksanaan diskusi
(i) Siswa saling berinteraksi positif dalam pembelajaran
(j) Siswa tekun dalam mengerjakan soal evaluasi
b) Hasil belajar siswa
Tes yang diberikan pada akhir siklus II ini berupa tes dalam
bentuk pilihan ganda10 soal. Hasil tes inilah yang digunakan untuk
melihat nilai dan hasil belajar siswa. Berdasarkan tes yang
diberikan menunjukkan bahwa siswa yang berhasil mencapai
KKM adalah 28 siswa (93,3%) dan siswa yang belum mencapai
82
KKM adalah 2 siswa (6,7%). Nilai tertinggi yang didapatkan
adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40 dengan rata-rata kelas
75 dengan kategori sangat baik sudah memenuhi KKM yang
ditentukan oleh guru sebesar 60.
c) Refleksi
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, menganalisis
hasil tindakan di siklus II, maka peneliti melakukan refleksi siklus
II dengan hasil sebagai berikut:
(1) Siswa mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
(2) Kerja kelompok berjalan dengan optimal.
(3) Hasil belajar Matematika siswa kelas IV MI Miftahut Thulab
lebih meningkat
Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti baik data
berupa nilai maupun data hasil observasi siswa hasilnya telah
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini cukup dilaksanakan
sampai siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil
belajar dapat diketahui bahwa metode “Inside Outside Circle” dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama dilakukan satu
kali pertemuan dan siklus kedua dilakukan satu kali pertemuan, dan setiap
83
akhir siklus ada soal evaluasi berupa soal yang dikerjakan siswa secara
individu.
Hasil belajar siswa ditunjukkan dalam skor nilai diperoleh pada
setiap siklus. Adapun hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan siklus
II sebagai berikut.
1. Hasil evaluasi akhir siklus I menunjukkan bahwa masih ada 11 siswa
(36,7%) yang nilainya belum mencapai KKM, dan siswa yang sudah
mencapai KKM ada 19 siswa (63,3%).
2. Hasil evaluasi akhir siklus II menunjukkan 2 siswa(6,7%) yang
nilainya belum mencapai KKM dan 28 siswa (93,3%) sudah mencapai
KKM.
Hasil dari evaluasi akhir siklus I dan akhir siklus II jika dibuat
diagram sebagai berikut ;
Gambar 4.1 Diagram Evaluasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Prasiklus Siklus I siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata
84
Hasil belajar siswa mengalami kenaikan dari prasiklus, akhir siklus
I sampai akhir siklus II. Kenaikan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus
II sebesar 30%. Kenaikan tersebut diperoleh dari hasil evaluasi akhir
siklus I sebesar 63,3% siswa yang sudah tuntas, sedangkan hasil evaluasi
akhir siklus II besarnya 93,3%. Siswa yang belum tuntas di akhir siklus I
ada 11 siswa, pada akhir siklus II ada 2 siswa yang belum tuntas.
Kenaikan hasil belajar siswa terjadi pada siklus II.
Jadi berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan menerapkan metode “Inside Outside Circle” materi operasi hitung
campuran pada siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Desa Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak telah berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana
tercantum dalam Bab IV penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa
Penggunaan Metode“Inside Outside Circle” (IOC) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Desa Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak khususnya dalam materi
Operasi Hitung Campuran.
Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Desa
Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata siswa dalam mata pelajaran Matematika materi
Operasi Hitung Campuran yakni sebelum tindakan rata-rata siswa adalah
47,7 dengan ketuntasan belajar sebesar 56,7%, setelah dilakukan tindakan
siklus I meningkat menjadi 62,7 dengan ketuntasan belajar sebesar 63,3%,
dan setelah dilakukan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 75 dengan
ketuntasan belajar sebesar 93,3%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran
bagi sekolah, guru dan siswa sebagai berikut.
86
1. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan fasilitas berupa buku-buku yang
berkaitan dengan metode-metode pembelajaran inovatif dan kreatif,
salah satunya dengan metode pembelajaran kooperatif IOC. Variasi
penggunaan metode sangat diperlukan guna menciptakan pembelajaran
yang berkualitas. Pembelajaran berkualitas akan meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya aktif menggali kemampuannya dan terus belajar.
b. Guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang cukup
menarik seperti metode pembelajaran kooperatif IOC karena
metode pembelajaran ini terbukti dapat mengurangi kebosanan dan
kejenuhan siswa saat belajar di dalam kelas.
c. Guru sering melibatkan siswa untuk setiap pembelajaran agar
siswa bisa lebih aktif.
3. Bagi Siswa
a. Siswa senantiasa berlatih aktif, kreatif, dan kritis pada
pemebelajaran matematika.
b. Tidak hanya belajar di sekolah tetapi juga di rumah terus dipelajari
agar materi yang disampaikan tidak terus dilupakan.
c. Dengan metode “Inside Outside Circle” membuat siswa dapat lebih
bertanggungjawab dengan kelompoknya dan bisa berbagi
informasi dengan teman sebayanya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru.
Jakarta : Bestari Buana Murni.
Anam, Fatkul, dkk. 2009. Matematika 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta : CV.
Media Ilmu.
Anitah, Sri. 2012. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi, et al. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta : Gava Media.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Fathurrohman, M. Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran :
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional.
Yogyakarta : Teras.
Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika Suatu Tinjauan Epistemologi dan
Filosofis. Bandung : Alfabeta.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogjakarta : Pustaka Pelajar.
Johnson, W. David, dkk. 2010. Collaborative Learning : Strategi
Pembelajaran untuk Sukses Bersama (Diterjemahkan Oleh Narulita
Yusron). Bandung : Nusa Media.
Juwana. 2015. Lembar Observasi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Menggunakan Group Investigation (GI) Materi
Menghitung Luas Bangun Datar Sederhana dan Menggunakannya
88
dalam Pemecahan Masalah Kelas V SD Negeri Agungmulyo.
Agungmulyo : Skripsi UKSW.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan.
Kusdinar, Irwan. 2009. Pintar Bermatematika untuk SD dan MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Muhsetyo, gatot. 2015. Pembelajaran Matematika SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Novianto. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : Bringin 55.
Purwanto, Muhammad Ngalin. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung : PT Rosdakarya.
Rickieno, Rizal. 2007. Ensiklopedia Gemilang Matematika : Penghitungan.
Bogor : Duta Gravika.
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Suwardi. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga : STAIN Salatiga Press.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Diva Press.
Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam : Berbasis
Integrasi dan Kompetensi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
89
Tu’u, tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta :
PT Grasindo.
90
Lampiran-
Lampiran
91
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV/II
Materi : Operasi Hitung Campuran
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.4 Melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
1. Menjelaskan tingkatan dalam hitung campuran.
2. Memberikan contoh soal hitung campuran.
3. Menghitung operasi hitung campuran.
4. Memecahkan soal cerita operasi hitung campuran dalam kegiatan sehari –
hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan tingkatan dalam hitung campuran.
2. Siswa mampu memberikan contoh soal hitung campuran.
3. Siswa mampu menghitung operasi hitung campuran.
4. Siswa mampu memecahkan soal cerita operasi hitung campuran dalam
kegiatan sehari-hari.
E. Materi
92
Operasi Hitung Campuran Apakah operasi hitung campuran itu?operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang lebih dari satu macam operasi hitung. Misalnya, operasi hitung perkalian dengan pembagian atau operasi penjumlahan dengan pengurangan. Kamu sudah mengenal operasi-operasi hitung bilangan yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Tahukah kamu bahwa operasi-operasi hitung tersebut mempunyai tingkatan dalam urutan pengerjaannya. Mari kita selesaikan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan berikut ini.
1. 456 + 167 – 308 = (456 + 167) – 308 = 623 – 308 = 315
2. 695 – 500 + 75 = (695 – 500) + 75 = 195 + 75 = 270
Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat. Urutan pengerjaannya mulai dari kiri. Selanjutnya, mari kita selesaikan operasi hitung campuran perkalian dan pembagian berikut ini.
1. 28 × 10 : 4 = (28 × 10) : 4 = 280 : 4 = 70
2. 450 : 75 × 16 = (450 : 75) × 16 = 6 × 16 = 96
Operasi perkalian dan pembagian adalah setingkat. Urutan pengerjaannya mulai dari kiri.
Operasi hitung perkalian dan pembagian berasal dari penjumlahan dan pengurangan yang berulang, maka mempunyai tingkatan yang lebih tinggi. Sehingga operasi hitung perkalian dan pembagian harus didahulukan daripada penjumlahan dan pengurangan.
1. 187 + 39 : 3 = 187 + (39 : 3) = 187 + 13 = 200
93
2. 196 – 5 × 25 = 196 – (5 × 25) = 196 – 125 = 71
Jika dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung, maka operasi hitung yang di dalamnya dikerjakan paling awal.
Contoh: 1. 40 + 16 × 10 = . . . . Jawab: 40 + 16 × 10 = 40 + (16 × 10) = 40 + 160 = 200 2. 14 × 10 – 1.750 : 25 = . . . . Jawab: 14 × 10 – 1.750 : 25 = (14 × 10) – (1.750 : 25) = 140 – 70 = 70 3. (640 + 360) : 10 = . . . . Jawab:
(640 + 360) : 10 = 1.000 : 10 = 100
Menyelesaikan Soal Cerita yang Mengandung Operasi Hitung Campuran Contoh Perhatikan contoh berikut ini! Di sebuah gudang terdapat 6 karung kentang. Setiap karung berisi 60 kg kentang. Jika kentang-kentang tersebut disalurkan pada 45 pedagang sama banyak, berapa kg kentang yang diterima setiap pedagang? Penyelesaian: Kalimat matematikanya adalah 6 x 60 : 45 = 360 : 45 = 8.
Jadi, kentang yang diterima setiap pedagang adalah 8 kg.
F. Metode
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Inside Outside Circle
94
Metode : Pengamatan, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan
Praktek
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiKegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahulua
n
1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk
menambah konsentrasi siswa
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
10
Menit
Kegiatan
Inti
A. Mengamati
1. Guru mengenalkan operasi hitung campuran
kepada siswa.
2. Guru menjelaskan arti operasi hitung
campuran dan langkah-langkah mengerjakan
operasi hitung campuran.
3. Siswa mengamati arti operasi hitung
campuran dan langkah-langkah mengerjakan
operasi hitung campuran.
4. Guru memberikan contoh operasi hitung
campuran.
5. Guru menjelaskan memecahkan masalah
operasi hitung campuran dalam kehidupan
sehari-hari serta contohnya.
B. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang
belum di pahami tentang operasi hitung
campuran.
3. Guru menjelaskan pertanyaan siswa.
C. Menalar
55
menit
95
1. Guru membentuk kelompok siswa dengan
metode inside outside circle.
2. Untuk absen 1-15 menjadi kelompok dalam
dan absen 16-30 menjadi kelompok luar
yang masing-masing membentuk lingkaran
3. Untuk kelompok dalam menghadap ke luar
dan kelompok luar menghadap ke dalam
4. Untuk absen 1 berhadapan dengan absen 16,
absen 2 berhadapan dengan absen 17, dan
begitu seterusnya
5. Kemudian guru meminta siswa untuk
berdiskusi tentang operasi hitung campuran.
6. Apabila sudah maka guru meminta siswa
kelompok luar bergeser sekali agar diskusi
dengan temannya tidak hanya satu saja
7. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju
dan menjelaskan hasil diskusi tentang
operasi hitung campuran.
8. Guru memberikan pembenaran dan masukan
apabila terdapat kesalahan atau kekurangan
pada siswa.
9. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham
tentang operasi hitung campuran.
D. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan operasi
hitung campuran kepada siswa.
2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal latihan tersebut secara individu.
E. Mengkomunikasikan
1. Guru mempresentasikan secara lisan kepada
siswa tentang operasi hitung campuran.
Kegiatan
Penutup
1. Guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan dari operasi hitung campuran.
2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan
memberikan motivasi.
5
menit
96
3. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan
bijak untuk senantiasa rajin belajar.
4. Salam dan do’a penutup.
97
Lampiran 2
Soal Evaluasi Siklus I
Nama :
Kelas :
No. absen :
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban
yang paling benar!
1. Hasil dari 52 x 32 adalah ....
a. 6.114 c. 1.664
b. 2.134 d. 1.994
2. Hasil dari 20 : 4 x (2+5)
adalah….
a. 35 c. 55
b. 15 d. 14
3. Ibu mempunyai gelas 26 dus,
setiap dus berisi 12 gelas. Jika
diberikan kepada Ibu Tatik 102
buah, maka sisa gelas ibu
adalah….
a. 102 c. 201
b. 21 d. 210
4. 9 + 48 : 6 – 4 X 4 = ....
a. 2 c. 1
b. 3 d. 4
5. -30 x (-3) : 2 = ….
a. 20 c. 40
b. 30 d. 50
6. 8 X 4 + 36 : 9 – 2 X 3 = ....
a. 30 c. 40
b. 50 d. 70
7. 63 : 9 – 5 = ....
a. 15,75 c. 2
b. 3 d. 15
8. Dari sekolah Juju mendapat 3
pak buku tulis. Setiap pak
berisi 5 buku tulis. Di rumah
masih ada 4 buku tulis. Berapa
buku tulis yang dimiliki Juju
sekarang ?
a. 18 c. 17
b. 19 d. 20
9. 24 – 5 X 3 = ....
a. 6 c. 8
b. 7 d. 9
10. Bejo mempunyai 6 kandang
kambing, setiap kandang berisi
5 kambing. Saat Idul Qurban
dia menjual 12 kambing,
Berapa kambing Bejo sekarang
?
a. 18 c. 1
b. 23 d. 13
125
98
Kunci Jawaban
Siklus I
1. C. 1.664
2. A. 35
3. D. 210
4. C. 1
5. Bonus
6. A. 30
7. C. 2
8. B. 19
9. D. 9
10. A. 18
99
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC)
JUDUL : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui
Metode “Inside Outside Circle” pada Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab Desa Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018
Nama Sekolah : MI Miftahut Thulab
Kelas : IV
Guru : Rofik Mansur A, S. Pd. I
Materi : Operasi Hitung Campuran
Siklus : I
Hari/Tanggal : 23Agustus 2017
No. Aspek yang Diamati Pelaksanaan
Keterangan Ya Tidak
1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan alat √
2 Guru membimbing siswa berdoa √
3 Guru melakukan kegiatan presensi √
4 Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar √
5 Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar √
6 Guru memberikan motivasi dengan mengaitkan
pengetahuan awal siswa dengan kehidupan sehari-hari √
7 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan √
100
8 Guru membimbing siswa melakukan eksplorasi √
9 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
10 Guru menyajikan materi √
11 Guru mengaitkan materi ajar dengan realitas kehidupan √
12 Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran √
13 Guru mengarahkan siswa dalam pembelajaran inside
outside circle √
14 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran inside
outside circle √
15 Guru mengarahkan siswa dalam membentuk kelompok √
16 Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
perencanaan pembelajaran √
17 Guru membimbing siswa dalam menyusun kegiatan
pembelajaran √
18 guru mengevaluasi pembelajaran √
19 guru memberi kesempatan tanya jawab √
20 guru memberi kesimpulan kegiatan pembelajaran √
21 guru menindaklanjuti pembelajaran (refleksi) √
22 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
membimbing berdo’a √
23 Guru memberikan salam penutup √
Dimodifikasi dari Juwana (2015 : 209)
101
102
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC)
JUDUL : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui
Metode “Inside Outside Circle” pada Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab Desa Brambang
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018
Nama Sekolah : MI Miftahut Thulab
Kelas : IV
Semester : I
Materi : Operasi Hitung Campuran
Siklus : I
Hari/Tanggal : 23Agustus 2017
No. Aspek yang Diamati Pelaksanaan
Keterangan Ya Tidak
1 Siswa mempersiap kan perlengkapan pembelajaran √
2 Siswa menjawab apersepsi guru √
3 Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan guru √
4
Siswa memperhatikan dengan seksama ketika guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan rencana kegiatan yang dilakukan
√
5 Siswa melakukan eksplorasi √
6 Siswa menyimak materi yang disampaikan guru √
103
7 Siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan
oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung √
8 Siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran
berlangsung √
9 Siswa saling berinteraksi positif dalam pembelajaran √
10 Siswa mencatat materi yang disampaikan guru √
11 Siswa menunjukkan respon positif terhadap materi yang
disampaikan guru √
12 Siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru √
13 Siswa bersemangat dan antusias dalam perencanaan
pembelajaran √
14 Siswa melakukan diskusi secara kondusif √
15
Siswa melakukan kegiatan pengelompokan yang
diperoleh sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan
√
16 Siswa bersama guru melakukan evaluasi √
17 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang
belum terselesaikan √
18 Siswa membuat simpulan dari materi yang telah
dipelajari √
19 Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan √
20 Siswa berdoa bersama √
21 Siswa memberi salam penutup √
Dimodifikasi dari Juwana (2015 : 213)
104
105
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Miftahut Thulab Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV/II
Materi : Operasi Hitung Campuran
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi
2. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah
B. Kompetensi Dasar
2.4 Melakukan operasi hitung campuran
C. Indikator
5. Menjelaskan tingkatan dalam hitung campuran.
6. Memberikan contoh soal hitung campuran.
7. Menghitung operasi hitung campuran.
8. Memecahkan soal cerita operasi hitung campuran dalam kegiatan sehari – hari.
D. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa mampu menjelaskan tingkatan dalam hitung campuran.
6. Siswa mampu memberikan contoh soal hitung campuran.
7. Siswa mampu menghitung operasi hitung campuran.
8. Siswa mampu memecahkan soal cerita operasi hitung campuran dalam kegiatan sehari-hari.
E. Materi
Melakukan Operasi Hitung Campuran
1. Operasi Hitung Campuran: Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian
106
Untuk melakukan operasi hitung campuran, kita harus mengikuti aturan pengerjaannya. Aturan pengerjaan operasi hitung campuran adalah: • Mengerjakan di dalam tanda kurung ( ) didahulukan. • Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya
operasi yang ditulis di depan (di sebelah kiri) dikerjakan dulu. • Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang ditulis di depan (di sebelah kiri) dikerjakan dulu. • Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi penjumlahaan dan pengurangan. Artinya operasi perkalian dan pembagian harus dikerjakan dulu walaupun ditulis di belakang operasi penjumlahan dan pengurangan. 125 + 5 x 30 : 25 = 125 + 150 : 25 = 125 + 6 = 131 730 - 360 : 60 + 9 x 20 = 730 - (360 : 60) + (9 x 20) = 730 - 6 + 180
= 904
2. Menyelesaikan Soal Cerita yang Mengandung Operasi Hitung Campuran
Contoh Ibu belanja ke pasar membeli: 2 sabun mandi dengan harga Rp 950,00 tiap buah, beras 4 kg dengan harga Rp 4.000,00 tiap kg, gula 3 kg dengan harga Rp 6.000,00 tiap kg. Ibu membayar dengan 2 lembar uang dua puluh ribuan. Berapakah uang kembalinya? Penyelesaian: � Diketahui: belanja ibu, 2 sabun batang dengan harga Rp 950,00 perbuah, beras 4 kg dengan harga Rp 4.000,00 per kg dan gula 3 kg dengan harga Rp 6.000,00 per kg. � Ditanyakan: berapa uang kembalinya, bila ibu membayar dengan 2 lembar uang dua puluh ribuan? � Kalimat bilangannya: 2 x 20.000 - 2 x 950 - 4 x 4.000 - 3 x 6.000 = n � Pengerjaan: 2 x 20.000 - 2 x 950 - 4 x 4.000 - 3 x 6.000 = 40.000 - 1900 - 16.000 - 18.000 = 38.100 - 16.000 - 18.000 = 22.100 - 18.000 = 4.100
Jadi, uang kembali yang diterima ibu Rp 4.100,00.
F. Metode
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Inside Outside Circle
Metode : Pengamatan, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Praktek
107
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
5. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa
bersama.
6. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
7. Mengajak berdinamika dengan tepuk semangat.
8. Guru memberi motivasi kepada siswa yang kurang
aktif dalam mengikuti pembelajaran siklus I agar
lebih serius mengikuti pembelajaran.
9. Guru memberi semangat kepada siswa yang sudah
berhasil pada pembelajaran siklus I.
10. Guru mengulas kembali materi yang disampaikan
sebelumnya
11. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
10
Menit
Kegiatan
Inti
F. Mengamati
6. Guru menjelaskan kembali operasi hitung campuran
kepada siswa.
7. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan
langkah-langkah operasi hitung campuran.
8. Siswa memberikan contoh operasi hitung campuran.
9. Guru menyajikan materi secara garis besar dan
singkat. Guru memberikan garis besar materi
tentang soal cerita hitung campuran. Dalam
melakukan presentasi kelas guru juga mengajak
siswa untuk berperan aktif, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalah.
G. Menanya
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
5. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.
H. Menalar
55
menit
108
10. Guru menugaskan siswa membentuk kelompok
dengan metode inside outside circle.
11. Untuk absen 1-15 menjadi kelompok dalam dan
absen 16-30 menjadi kelompok luar yang masing-
masing membentuk lingkaran
12. Untuk kelompok dalam menghadap ke luar dan
kelompok luar menghadap ke dalam
13. Untuk absen 1 berhadapan dengan absen 16, absen
2 berhadapan dengan absen 17, dan begitu
seterusnya
14. Kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi
tentang operasi hitung campuran.
15. Apabila sudah maka guru meminta siswa kelompok
luar bergeser sekali agar diskusi dengan temannya
tidak hanya satu saja
16. Guru memberi tugas pada setiap kelompok
tentang yang didiskusikan.
17. Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi
dapat berjalan lebih baik.
18. Guru memantau diskusi dan memastikan agar
setiap kelompok dapat memahami secara utuh.
19. Guru memberi bantuan apabila ada anggota
kelompok kesulitan tentang materi.
I. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan kepada siswa.
2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
latihan tersebut secara individu.
J. Mengkomunikasikan
2. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada
teman-temannya tentang operasi hitung
campuran.
109
110
Lampiran 6
Soal Evaluasi Siklus II
111
Nama :
Kelas :
No. absen :
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling
benar!
1. 25 – 13 + 123 = . . . .
a. 125 c. 135
b. -111 d. -145
2. 9 - 5 + (-2) = . . . .
a. 3 c. -2
b. 2 d. -3
3. 368 + 992 – 725 = . . . .
a. 635 b. 101
b. 365 d. 1.349
4. 32 : 6 × 15 = . . . .
a. 2,81 c. 80
b. 5,3 d. 48
5. 4 × 625 : 25 = . . . .
a. 50 c. 0,64
b. 64 d. 100
6. 20 + 25 : 5 = …
a. 52 c. 9
b. 45 d. 25
7. (45 + 55) x 2 : 10 = …
a. 10 c. 30
b. 20 d. 40
8. Nina mempunyai telur
sebanyak 45 kemudian pecah 7.
Ayamnya bertelur lagi 2. Sisa
telur nina adalah….
a. 40 c. 45
b. 50 d. 55
9. Sidi memiliki kelereng
sebanyak 23 butir. Ketika main
dia kalah 12 butir. Lalu Sidi
membeli lagi sebanyak 15
butir. Jumlah kelereng Sidi
sekarang adalah….
a. 36 c. 62
b. 24 d. 26
10. Pak Jaya membawa 6 buah
mangga. Mangga tersebut
dibagikan kepada Bu Yeti dan
kedua anaknya yaitu Amini dan
Risa sama banyak. Karena
Amini tidak suka mangga , dia
berikan kepada Risa semuanya.
Berapa mangga Risa sekarang ?
a. 6 c. 7
b. 8 d. 9
i
112
i
112
Kunci Jawaban
Siklus II
1. C. 135
2. B. 2
3. A. 635
4. C. 80
5. D. 100
6. D. 25
7. B. 20
8. A. 40
9. D. 26
10. A. 6
113
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
(IOC)
JUDUL : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Campuran Melalui Metode “Inside Outside Circle” pada Siswa Kelas IV MI
Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
Tahun Pelajaran 2017/2018
NamaSekolah : MI MiftahutThulab
Kelas : IV
Guru :Rofik Mansur A, S. Pd. I
Materi : Operasi Hitung Campuran
Siklus : II
Hari/Tanggal : 26 Agustus 2017
No. Aspek yang Diamati Pelaksanaan
Keterangan Ya Tidak
1 Guru memeriksa kesiapan ruang dan alat √
2 Guru membimbing siswa berdoa √
3 Guru melakukan kegiatan presensi √
4 Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar √
5 Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar √
6 Guru memberikan motivasi dengan mengaitkan
pengetahuan awal siswa dengan kehidupan seharihari √
114
7
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan
√
8 Guru membimbing siswa melakukan eksplorasi √
9 Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
10 Guru menyajikan materi √
11 Guru mengaitkan materi ajar dengan realitas kehidupan √
12 Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran √
13 Guru mengarahkan siswa dalam pembelajaran inside
outside circle √
14 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran inside
outside circle √
15 Guru mengarahkan siswa dalam membentuk kelompok √
16 Guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
perencanaan pembelajaran √
17 Guru membimbing siswa dalam menyusun kegiatan
pembelajaran √
18 guru mengevaluasi pembelajaran √
19 guru memberi kesempatan tanya jawab √
20 guru memberi kesimpulan kegiatan pembelajaran √
21 guru menindak lanjuti pembelajaran (refleksi) √
22 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
membimbing berdo’a √
23 Guru memberikan salam penutup √
Dimodifikasi dari Juwana
(2015 : 209)
115
116
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE
(IOC)
JUDUL : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Campuran Melalui Metode “Inside Outside Circle” pada Siswa Kelas IV MI
Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
Tahun Pelajaran 2017/2018
NamaSekolah : MI MiftahutThulab
Kelas : IV
Semester : I
Materi : Operasi Hitung Campuran
Siklus : II
Hari/Tanggal : 26 Agustus 2017
No. Aspek yang Diamati Pelaksanaan
Keterangan Ya Tidak
1 Siswa mempersiapkan perlengkapan pembelajaran √
2 Siswa menjawab apersepsi guru √
3 Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan guru √
4
Siswa memperhatikan dengan seksama ketika guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dan rencana kegiatan yang dilakukan
√
5 Siswa melakukan eksplorasi √
117
6 Siswa menyimak materi yang disampaikan guru √
7 Siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan
oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung √
8 Siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran
berlangsung √
9 Siswa saling berinteraksi positif dalam pembelajaran √
10 Siswa mencatat materi yang disampaikan guru √
11 Siswa menunjukkan respon positif terhadap materi yang
disampaikan guru √
12 Siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru √
13 Siswa bersemangat dan antusias dalam perencanaan
pembelajaran √
14 Siswa melakukan diskusi secara kondusif √
15
Siswa melakukan kegiatan pengelompokan yang
diperoleh sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan
√
16 Siswa bersama guru melakukan evaluasi √
17 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang
belum terselesaikan √
18 Siswa membuat simpulan dari materi yang telah
dipelajari √
19 Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan √
20 Siswa berdoa bersama √
21 Siswa memberi salam penutup √
Dimodifikasi dari Juwana (2015 :
213)
118
119
Lampiran 9
DOKUMENTASI
Guru mengawali pembelajaran
Anak-anak memulai pembelajaran
120
Guru berkomunikasi dengan siswa
Guru menjawab pertanyaan siswa
121
Siswa membentuk kelompok IOC
122
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Salah satu siswa mengerjakan soal
123
Salah satu siswa menjelaskan kepada teman-temannya
Diskusi kelompok
124
Suasana Diskusi
125
Lampiran 10
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Sholechah
NIM : 115-13-012
Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI
Dosen PA :Dra. H. Siti Farikhah, M. Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai
1. Sertifikat OPAK STAIN
Salatiga 2013. 26-27 Agustus 2013 Peserta 3
2. Sertifikat OPAK Tarbiyah
2013. 29 Agustus 2013 Peserta 3
3. Sertifikat User Education UPT
Perpustakaan Salatiga. 16 September 2013 Peserta 2
4.
Setifikat PLCPP XXIII
“PLCPP Membuka Cakrawala
Dunia Serta Membangun
Kredibilitas Bangsa
20-23 September Peserta 2
5.
Sertifikat MAPABA I
“MENEMUKAN JATI DIRI
MENUJU MAHASISWA
YANG PEKA DAN PEDULI”.
Oleh PMII KOMISARIAT
DJOKO TINGKIR KOTA
SALATIGA.
4-6 Oktober 2013 Peserta 2
6.
Surat Keterangan Mengajar di
TPQ/MADIN AL HIDAYAH
Jurang Gunting Salatiga
Periode Oktober 2013 s/d
September 2014
15 Oktober 2013 pengajar 7
7.
Sertifikat PUBLIC HEARING
III “Optimalisasi Kinerja
Lembaga untuk Mewujudkan
Kampus yang Amanah”.
20 Oktober 2013 Peserta 2
8.
Sertifikat Seminar Nasional
oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama (IPNU) “4 Pilar
Kebangsaan Untuk Mempertegas Karakter Ke-
Indonesiaan”.
24 Oktober 2013 Peserta 8
9.
Sertifikat oleh MPR-RI
“Sosialisasi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara
24 Oktober 2013 Peserta 8
126
Republik Indonesia Tahun
1945”.
10.
Surat Keterangan Aktif
Organisasi Remaja Masjid
Periode Mei 2013 s/d April
2014
5 November 2013 Sekretaris 4
11.
PiagamPenghargaan PEDAS
MUSIK XIV & WORKSHOP
PSM VIII SMC SALATIGA
25 November - 2
Desember 2013 Panitia 3
12.
Piagam Penghargaan oleh
HMI “Komitmen Politik Islam
dalam Menata Arah Masa
Depan Bangsa Indonesia”
15 Maret 2014 Peserta 8
13.
Piagam Penghargaan KONSER
PERDANA FIDELIO
“HARMONI SANG
PELANGI” SMC SALATIGA
20 Maret 2014 Panitia 3
14.
Piagam Penghargaan dalam
Amalan Ramadhan Racana
(ARR)
11-15 Juli 2014 Peserta 2
15.
Surat Keterangan Aktif
Organisasi Remaja Masjid
Periode Mei 2014 s/d April
2015
6 Agustus 2014 Sekretaris 4
16.
Sertifikat Pendidikan dan
Latihan Calon Pramuka
Pandega (PLCPP) XXIV
“PLCPP Sebagai Langkah
Rekonstruktif Karakter
Pandega dalam Membangun
Racana yang Loyal dan
Bermartabat”. Oleh Racana
Kusuma Dilaga – Woro
Srikandi
26-29 September
2014
Reka
Kerja 3
17.
Sertifikat oleh MAPALA
MITAPASA “Pendakian
Massal dan Aksi Pungut
Sampah”
11-12 Oktober 2014 Peserta 2
18.
Surat Keterangan Mengajar di
TPQ/MADIN AL HIDAYAH
Jurang Gunting SalatigaPeriode
Oktober 2014 s/d September
2015
15 Oktober 2014 pengajar 7
19.
Piagam Penghargaan Music In
Campus “JAMMING
BROTHER” SMC Salatiga
1 November 2014 Panitia 3
20. Piagam Penghargaan PEDAS
MUSIK XV & WORKSHOP
30 November – 2
Desember 2014 Panitia 3
127
PSM IX SMC SALATIGA
21.
Piagam Penghargaan KONSER
PERDANA
CAKRAWANGSA “GITA
CINTA” SMC SALATIGA
10 April 2015 Panitia 3
22.
Sertifikat Gladian Pimpinan
Pandega (GPP) oleh Gerakan
Pamuka “Membangun Karakter
Kepemimpinan dalam Jiwa
Pramuka Menuju Pandega yang
Berkualitas”.
30-31 Mei 2015 Peserta 2
23.
Surat Keterangan Aktif
Organisasi Remaja Masjid
Periode Mei 2015 s/d April
2016
6 Juli 2015 Humas 4
24.
Sertifikat oleh LDK IAIN
SALATIGA dalam Training
Makalah dan Motivasi
12 September 2015 Peserta 2
25.
Surat Keterangan Mengajar di
TPQ/MADIN AL HIDAYAH
Jurang Gunting Salatiga
Periode Oktober 2015 s/d
September 2016
15 Oktober 2015 pengajar 7
26.
Sertifikat IAIN Salatiga
Bersholawat “Menyemai Nilai-
nilai Islam Indonesia untuk
Memperkokoh NKRI dalam
Mewujudkan Baldatun
Toyyibatun Warobbun Ghofur”
3 November 2015 Peserta 2
27.
Piagam Penghargaan Perolehan
Medali Perak dalamAcara KARANGTURI CHOIR
GAMES 2015
5-7 November 2015 Penyanyi /
Voice 8
28.
Piagam Penghargaan PEDAS
MUSIK XIV & WORKSHOP
PSM X SMC SALATIGA
2 Desember – 9
Desember 2015 Panitia 3
29. Sertifikat Seminar Nasional
“Musik, Islam, dan Nusantara” 5 Desember 2015 Panitia 8
30.
Piagam Penghargaan KONSER
PERDANA GAMANANTA
“ROMANSA NADA
CAKRAWALA” SMC
SALATIGA
20 April 2016 Panitia 3
31.
Piagam Penghargaan Perolehan
Medali Perak Tingkat Nasional
SMC IAIN SALATIGA dalam
Acara LPS 9 “SAPTA GITA”
UNIVERSITAS SEMARANG
19-22 Mei 2016 Penyanyi /
Voice 8
128
32.
Sertifikat Ngabuburit with
SMC IAIN SALATIGA
“KONSER PEDULI
SESAMA”
21 Juni 2016 Panitia 3
33.
Surat Keterangan Aktif
Organisasi Remaja Masjid
Periode Mei 2016 s/d April
2017
19 September 2016 Bendahara 4
34.
Piagam Penghargaan Konser
Band Gamananta “It’s More
Than Music” SMC Salatiga
28 September Panitia 3
35.
Sertifikat SEMINAR
NASIONAL oleh HMJ DIII
Perbankan Syariah IAIN
SALATIGA “Optimalisasi
Sumber Daya Insani dalam
Menghadapi Dunia Wirausaha”
29 September 2016 Peserta 8
36.
Surat Keterangan Mengajar di
TPQ/MADIN AL HIDAYAH
Jurang Gunting Salatiga
Periode Oktober 2016 s/d
September 2017
15 Oktober 2016 pengajar 7
37.
Sertifikat Seminar Nasional
oleh FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
IAIN SALATIGA
“DIMANAKAH ARAH
KIBLAT PENDIDIKAN
KITA?”.
9 November 2016 Peserta 8
38.
Sertifikat Pelatihan Jurnalistik
“Mengenal Corel Draw sebagai
Media Inspirasi” oleh
Jurnalistik Insantri PPTI Al
FalahSalatiga
9 Februari 2017 Peserta 2
39.
Sertifikat Seminar Nasional
“Peringatan Hari Bumi 22
April” oleh MAPALA
MITAPASA.
29 April 2017 Peserta 8
40.
Piagam Penghargaan Kegiatan
Akhirusanah TPQ/MADIN AL
HIDAYAH
13 Mei 2017 Panitia 3
129
130
131
132
133
134
135
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Siti Sholechah, lahir di Salatiga pada tanggal 16 Oktober
1994. Anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan
ayahanda Sukarli dan ibunda Juminem. Pendidikan formal
yang ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Ledok 06 Kota Salatiga
Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo, lulus pada tahun 2007.
Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan kejenjang SMP yaitu MTs Negeri
Salatiga lulus pada tahun 2010. Setelah itu, penulis melanjutkan kejenjang SMA
yaitu MAN 1 Salatiga, lulus pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013 juga,
penulis melanjutkan studi ke FTIK Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) di IAIN Salatiga. Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan studi
selama kurang lebih 4 tahun dan berhak gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)