ILMU UKUR TANAH(137D112)PENGUKURAN TEGAK DENGAN ALAT PENYIPAT DATAR
Asiyanthi T. Lando, ST., MT
Pesawat/Alat Sipat DatarPada dasarnya, pesawat/alat ukur sipat datar (level) hanyalah suatu nivo spiritus yang ditempelkan ke teleskop dan dipasang pada statif.
Pesawat/alat ukur sipat datar, terbagi dalam 3 kelompok utama, yaitu ;Penyipat kekarPenyipat ungkitPenyipat otomatis
Penyipat KekarNivoTatakan kaki tigaSekrup PenyetelKiap (tribrach)Teleskop
Bagian-Bagian Penyipat KekarTatakan kaki tigaPlat dasar untuk melekatkan alat pada statif
Sekrup penyetel
Kiap (tribrach)Plat utama yang terletak diatas sekrup penyetel dan menahan bagian lain dari alat
TeleskopDipasang diatas kumparan vertikal yang dapat bebas berputar diatas kiap. Sumbu utamanya dinamakan garis bidik atau garis kolimasi
Nivo spiritus
Pemasangan Penyipat Kekar Memasang StatifMendatarkan AlatMenghilangkan Paralaks
Kelemahan Penyipat KekarSebelum rambu dibaca, gelembung harus benar-benar ditengah, karena itu penyetelan harus dilakukan terus menerus, hanya dengan cara yang memungkinkan, yaitu dengan sekrup kaki. Tetapi setiap gerakan sekrup akan mengubah ketinggian garis bidik sehingga menyebabkan kesalahan. Kekurangan ini dapat diatasi dengan menggunakan penyipat ungkit.
Bagian-Bagian Penyipat UngkitTatakan kaki tigaPlat dasar untuk melekatkan alat pada statif.Susunan PenyipatBerupa gabungan cincin bola dan soket yang memungkinkan penyetelan alat lebih cepat dilakukan.Kiap (tribrach)Plat utama yang terletak diatas sekrup penyetel dan menahan bagian lain dari alat.Nivo Kotak (berbentuk bundar)Terletak di atas kiap yang digunakan untuk mendatarkan kiap, sehingga kedataran kiap tidak lagi tergantung pada teleskop dan nivo tabung.TeleskopTeleskop ditpang oleh poros sentral, sehingga alat ini dapat bergerak sedikit dalam arah vertikal.Sekrup pengungkitSekrup ini menembus kiap pada ujung okuler teleskop, sekrup ini yang mengatur gerakan vertikal teleskop.Pegas PembalikTerpasang di atas kiap pada ujung objestif teleskop, bekerja sama dengan sekrup ungkit untuk menaikkan/menurunkan teleskop.Nivo Tabung (Nivo Utama)
Pemasangan Penyipat UngkitMemasang statifMelepaskan soket dan cincin bola agar gelembung nivo bundar dapat diletakkan di tengah, sehingga kiap menjadi datarMenghilangkan paralaksSekrup pengungkit diputar sampai gelembung nivo tabung ada di tengah, hal ini dilakukan setiap pembacaan yang berpindah stasiun
Apa perbedaan utama antara penyipat kekar dan penyipat ungkit ?
Perbedaan Penyipat Kekar dan Penyipat UngkitPerbedaan utama di antara kedua alat penyipat datar tersebut terletak pada .
Pada penyipat kekar, teleskop melekat kaku di atas kumparan vertikal dan hanya dapat diputar pada azimuthnya (yaitu secara horisontal)
Pada penyipat ungkit, teleskopnya ditopang pada poros sentral, sehingga dapat digerakkan pada azimuth dan poros tegaknya (sehingga dapat secara horisontal dan vertikal) teleskopnya
Penyipat OtomatisPada penyipat ungkit konvensional, garis bidik harus sejajar dengan poros teleskop. Perkakas ini hanya horisontal bila gelembung nivo sudah di tengah.
Pada penyipat otomatis, garis bidik didatarkan secara otomatis oleh kompensator optik yang menggantung seperti pendulum yang disisipkan ke dalam lintasan sinar dalam teropong. Penyipat ini hanya mempunyai nivo bundar.
Pembacaan Rambu Ukura = 2,050 m
b = 2,003 m
c = 2,002 m
d = 1,978 m
e = 1,960 m
f = 1,915 m
Penyipatan Antara Dua Titik Tinggi titik A di atas datum = 95,400 mBeda Tinggi AB = Bb Bm = 2,500 0,500 = 2,000 mTinggi titik B di atas datum = 97,400 m
Pembukuan Dan Reduksi Bacaan
Penyipatan MemanjangA4,200belakangmukaXB0,7000,5504,1503,7002,500Y
Pembukuan dan Reduksi Bacaan Penyipatan MemanjangPengecekan kenaikan dan penurunan
Penyipatan Seri/Penyipatan DetailTitik A = Bidikan Belakang (Bb)Titik F = Bidikan Muka (Bm)Titik B, C, D, E = Bidikan Antara (Ba) AFEDCB
Pembukuan dan Reduksi Bacaan Penyipatan Seri/Detail
Soal LatihanCatatan lapangan yang ditunjukkan pada tabel berikut yang mengambil lokasi pada lubang pengeboran A, B, C. Lubang pengeboran adalah segaris dan terpisah 50 m. Kedalaman batuan pada lubang pengeboran, adalah :A = 14,230 mB = 9,370 mC = 6,680 mHitunglah :a). Tinggi permukaan pengeboranb). Tinggi dasar batuan
Jawaban Soal LatihanKetinggian dasar batuan diperoleh dgn mengurangkan kedalaman lubang bor dari tinggi permukaan ;
Lubang bor A = 139,430 14,230 = 125,200 mLubang bor B = 136,930 9,370 = 127,560 mLubang bor C = 135,880 6,680 = 129,200 m
Sistem Kolimasi ReduksiCara lain untuk menentukan ketinggian adalah dengan sistem kolimasi reduksi.
Garis kolimasi atau garis bidik adalah garis yang menghubungkan pusat optik lensa objektif garis sumbu diagfragma.
Bila teleskop diputar, teleskop akan bergerak pada bidang horisontal yang dikenal sebagai bidang kolimasi.
Sistem Kolimasi ReduksiTBK = Tinggi di atas datum + Bacaan rambuKetinggian Titik = TBK Bacaan rambuTBK = Tinggi Bidang Kolimasi Tinggi di atas datum = Tinggi yang telah diketahui sebelumnya
Persamaan Sistem Kolimasi ReduksiTBK = Tinggi di atas datum + Bacaan rambuKetinggian Titik = TBK Bacaan rambuPengecekan sistem kolimasi reduksi untuk penyipatan memanjang tinggi (kecuali yang pertama)= (masing-masing tinggi kolimasi x banyaknya BA dan BM yang diamati masing-masing) (BA + BM)
TBK = Tinggi Bidang Kolimasi Tinggi di atas datum = Tinggi yang telah diketahui sebelumnya
Soal LatihanTentukan tinggi dari titik berikut dengan cara reduksi kolimasi dan lakukan pengecekan secara kenaikan dan penurunan serta secara kolimasi!
Jawaban Soal LatihanPengecekan dengan sistem kolimasi : tinggi (kecuali yang pertama)= (masing-masing tinggi kolimasi x banyaknya BA dan BM yang diamati masing-masing) (BA + BM)613,400 = {[(104,100 x 3) + (106,100 x 2) + (103,300 x 1)] [7,000 + 7,400] = 613,400 ..ok!
Perbandingan Cara ReduksiSistem Kenaikan Dan Penurunan- Memakan waktu lebih lama untuk melaksanakannya- Pengecekan dapat dilakukan dengan mudah- Digunakan jika penyipatan melibatkan banyak bidikan antara Sistem Kolimasi- Memakan waktu cepat untuk melaksanakannya- Pengecekannya sangat menjemukan - Sistem yang paling baik dalam mematok ketinggian
Bacaan Rambu TerbalikPada semua contoh terdahulu, sejumlah titik yang diamati semuanya terletak di bawah garis bidik. Seringkali, pada lokasi bangunan diperlukan ketinggian diatas tinggi alat.
Misalnya tinggi di bawah kubah jembatan, bagian bawah kanopi, tinggi atap, dan atap bangunan
Bacaan Rambu TerbalikLihat Gambar..
Ketinggian titik A, B, C, D pada kerangka gedung bertingkat perlu dicek. Rambu diletakkan terbalik pada titik A dan C, karena titik A dan C terletak di atas alat. Rambu pada titik A dan C diletakkan terbalik, dan dicatat dengan tanda minus di muka bacaan, misalnya -1,520. Bacaan rambu seperti itu dinamakan bacaan rambu terbalik
Soal LatihanTentukan tinggi dari titik berikut dengan cara reduksi kenaikan dan penurunan!
Jawaban Soal LatihanTentukan tinggi dari titik berikut dengan cara reduksi kenaikan dan penurunan!
Kesalahan Dalam PenyipatanKesalahan Besar- Bacaan rambu yang salah- Penggunaan benang silang yang salah- Pencataan yang salah - Penulisan yang salah atau tidak dituliskan- Nivo spiritus tidak ditengah-tengahKesalahan Tetap- Tidak vertikalnya rambu- Kesalahan kolimasi dalam perkakas- Kesalahan penskalaan rambu
Kesalahan Acak- Pengaruh angin dan suhu- Tanah yang lembek dan keras- Peletakan alat pada titik tukar- Ketaksempurnaan manusia
Kelengkungan Dan PembiasanPada pembahasan penyipatan, acuan dibuat terhadap garis bidik horisontal yang berbeda dari garis nivo. Jika bumi dianggap bola sempurna, garis nivo pada setiap titik akan berjarak sama dari pusat bumi.
Tetapi garis bidik melalui alat penyipat adalah garis horisontal yang menyinggung garis nivo. Jika rambu diletakkan di B, bacaan rambu dari A karenanya akan terlalu besar, setinggi BB1, yang merupakan koreksi kelengkungan, c.
Kelengkungan Dan PembiasanLihat Gambar . Pada segitiga AB1O, L = Panjang garis bidik dalam KilometerR = Jari-jari bumi rata-rata (6370 km)Dari dalil Pythagoras :
TERIMA KASIH