SOLIDARITAS DALAM RITUAL WULLA PODDU
(Studi Terhadap Bentuk-Bentuk Ritual Wulla Poddu di Kampung Tambera,
Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat)
Oleh:
ANANDO DEDI BULU
352011014
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Kepada
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
The Moment You Feel Like Giving Up, Remember All The Reason You Held On For
So Long
Persembahan:
Skripsi ini saya persembahkan kepada Bapak, Mama, Kakak, Adik,
Keponakan dan Keluarga Besar LOLI dan juga untuk Kakek tercinta
Yusuf L. W. Rato
i
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan
Yesus Kristus atas semua kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap penganut
kepercayaan Marapu yang masih mampu mempertahankan solidaritas dalam menjalankan ritual
Wulla Poddu di wilayah We’e Bangga pada umumnya. Ritual ini juga dilaksanakn dibeberapa
kampung poddu lainnya di wilayah Loli. Namun, penulis melaksanakan pengambilan data di
kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli atau dengan nama wilayahnya adalah
We’e Bangga karena di wilayah inilah yang menjadi pusat penentu dan pelaksana ritul Wulla
Poddu yang kemudian dilaksanakan di kampung-kampung poddu lainnya. Pada akhirnya penulis
mengangkat topik yang berjudul “SOLIDARITAS DALAM RITUAL WULLA PODDU (Studi
Terhadap Bentuk-Bentuk Ritual Wulla Poddu di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka,
Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat)”.
Dengan berakhirnya penulisan laporan sebagai skripsi ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis
selama studi sampai mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis
tujukan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan kekuatan dan kesehatan bagi saya selama
menjalani studi sampai pada penyusunan tugas akhir (skripsi).
2. Kedua orangtua, Bapak Bulu Lebadara dan Mama Dada Walla Gole yang selama ini
memberikan dukungan, doa dan kasih sayang selama kuliah dan selama menjalani proses
penyusunan tugas akhir (skripsi) sampai selesai.
3. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan FISKOM yang telah memberikan
kesempatan bagi saya untuk menjalani studi, kiranya Tuhan memberkati Kampus dan
Fakultas ini.
4. Drs. Daru Purnomo, M.Si selaku pembimbing I, atas kesediaan membimbing, memberikan
koreksi dalam penulisan skripsi dan juga terima kasih atas ilmu pengetahuan yang sudah
diberikan selama perkuliahan.
ii
5. Elly Esra Kudubun, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan-
bimbingannya baik dalam kegiatan perkuliahan atau diskusi-diskusi ringan di kanfak dan di
cafe, yang banyak memperkaya wawasan dan memberikan inspirasi bagi saya. Terima kasih
untuk saran dan kritiknya serta bimbingannya selama menyusun tugas akhir (skripsi) dari
awal sampai selesai. Sekali lagi terima kasih banyak Kakak Elly. Tuhan Yesus memberkati
Kakak dan sekeluarga.
6. Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si atas bimbingan dan, kritik dan saran selama
penulisan proposal skripsi.
7. Seluruh Dosen FISKOM terkhususnya Progdi Sosiologi atas ilmu pengetahuan yang sudah
diberikan selama menjalani perkuliahan.
8. Kakak pertama Mama Putry, kakak kedua Mama Kanal, kakak ketiga Ibu Yuli dan si bungsu
Mario Ernesto Bulu. Keponakan terhebat: Putry, Dion, Dean, Keifan dan Kanal Dj. Untuk
Angua sesama Kanissa: Om Moto, Ony Kiruka dan Aris Piduwatu. Untuk Kakak Ipar
Dominggus Bili dan Moto Ubu Lele. Terima kasih untuk setiap saran dan kritik serta
dukungan doa dan kasih sayang kalian. Terima kasih untuk Angua Ana Kaito, Bobby, Calle
berdua, Andi Kingkong, Seban dan lainnya.
9. Teman seperjuangan di FISKOM yang akan selalu saya rindukan Eko (Kodok), Bagus
(Sempuk), sependeritaan Angua Hardi dan Isno Treze, sodara Sihite, Furi, Anto, Men Sairo,
Dodi dan Adi Cilacap, Adi Wardoyo, Yogi, Agung, Robby, Bro Nanda, Ndaru, Ridwan,
Ferdy, Rifan. Semoga kita semua bisa meraih kesuksesan di masa yang akan datang kawan.
10. Keluarga kecil Domas Zawouta untuk kebersamaan di Salatiga.
11. Keluarga kecil CNO (Cungkup Numero unO) untuk kebersamaan selama di Salatiga. Banyak
hal yang saya pelajari selama bersama dikeluarga kecil ini.
12. Keluarga Besar PERWASUS. Terimakasih telah menjadi rumah dan keluarga yang
membimbing, membina dan menjaga saya selama di Salatiga.
13. Keluarga besar Yusus L. W. Rato beserta istri tercinta. Terima kasih untuk data-data
penelitiannya, bimbingannya, dukungan doa dan kasih sayang selama saya melakukan
penelitian dari awal sampai selesai. Terima kasih untuk Kakak Natan, Kakak Mace, Nona
Yustina, Pak Guru Alek Wada Rato, angua Yadi, Try, Bapa Nova, Ama Lango, Bapa Reta
sekeluarga, Mama Yadi yang paling perhatian, serta untuk semua Rato (tetua adat) yang
iii
berpartisipasi dalam penelitian, Rato Rumata (Imam) Tambera, Rato Nono Buni Kose.
Terima kasih untuk kebersamaan selama penelitian.
14. Terima kasih untuk Keluarga besar LOLI.
15. Terima kasih untuk Keluarga kecil ANAMESA FC.
16. Terima kasih untuk Keluarga kecil PADEWA FC. Salam Jiwa Besar!
17. Terima kasih untuk sahabat kos Cungkup 438, Kaks Paulus Runuwali, konco Appet Lay,
Reza Saubaki, Ery Indra Romu, Indra Tony, Aristo Ratundima, Kakz Rain Ratundima, Mas
Gus, Tamo Dedy (Madoke), Papy, Ka Rusdy, Rudy Purnomo, Cung Yiwa, Max, Kembar
Marlon dan Merlan, Urba, Umbu Kiki, Berdnard Rex, Berney Huruta, Massen, Ryan Umbu,
dan lain sebagainya. Terima kasih sudah menjadi keluarga, saudara, sahabat, kakak dan adik
dari saya. Terima kasih untuk setiap momen berharga yang kita hadapi bersama. Terima
kasih untuk Bapak dan Ibu kos cungkup 438.
18. Terima kasih untuk Kota Salatiga, Kota kecil Hati Beriman.
19. Terima kasih untuk siapapun Anda atas dukungan dan doanya. TUHAN YESUS
MEMBERKATI!
Tugas ini disusun sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu rekan-rekan
pembaca untuk melihat fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Semoga
bermanfaat bagi yang berkepentingan. Dengan seluruh keterbatasan, penulis mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan diri di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu menyertai dan memberkati kita semua. Amin.
Salatiga, Maret 2017
Penulis
iv
SARIPATI
Marapu adalah kepercayaan yang masih di anut oleh hampir sebagian masyarakat di
Pulau Sumba serta seluruh bidang kehidupan orang Sumba terikat dengan pemahaman tentang
Marapu. Salah satu wujud dari kepercayaan Marapu adalah ritual Wulla Poddu yaitu bulan pahit
atau suci karena selama dijalankan ritual terdapat aturan-aturan dan larangan seperti tidak boleh
membangun rumah, tidak boleh meratapi orang mati serta melaksanakan upacara kematian, tidak
boleh melaksanakan pesta adat dan acara meriah lainnya. Upacara ini biasanya dilaksanakan
mulai dari bulan Oktober sampai bulan November setiap tahunnya hingga saat ini.
Penelitian yang berjudul “Solidaritas dalam Ritual Wulla Poddu (Studi Terhadap Bentuk-
bentuk Ritual di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba
Barat)” ini bertujuan untuk menjawab dua persoalan, yaitu: Seperti apa bentuk-bentuk ritual
Wulla Poddu yang dilakukan oleh penganut Marapu di Kampung Tambera, Desa Doka Kaka,
Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat dan Bagaimana praktek bentuk-bentuk ritual Wulla
Poddu dalam mempertahankan solidaritas penganut Marapu di Kampung Tambera, Desa Doka
Kaka, Kecamatan Loli-Kabupaten Sumba Barat. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode
yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme. Jenis penelitian eksploratif dan deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan ritual Wulla Poddu,
terlebih dahulu dilaksanakan ritual Wulla Katoto di kampung Nggiala Koko yang bertujuan
untuk memperingati hari kelahiran manusia pertama yang lahir dari rahim seorang Ibu (Lamura
Winne) yaitu Kamuri. Sedangkan ritual Wulla Poddu merupakan lanjutan dari ritual Wulla
Katoto yaitu upacara syukuran yang dilaksanakan di kampung Tambera yang terdiri dari
sembilanbelas bentuk ritual yang dilaksanakan oleh sembilan kabisu yang berdiam di kampung
Tambera. Solidaritas sosial dalam upacara Wulla Poddu merupakan solidaritas berbasis kabisu.
Hal ini terlihat partisipasi secara langsung semua anggota kabisu dalam bentuk-bentuk ritual
yang secara nyata mereka ekspresikan nilai-nilai lewat kerja sama atau gotong royong baik antar
penganut maupun dengan yang bukan penganut Marapu yang merupakan garis keturunan yang
sama. Upacara Wulla Poddu juga merupakan upacara untuk merayakan kawuku. Namun di satu
sisi, kawuku menjadi salah satu dasar kohesi sosial kekerabatan dan persaudaraan bagi kampung-
kampung poddu yang menjalankan upacara Wulla Poddu.
Kata kunci: Marapu, Wulla Poddu, Ritual, Solidaritas Sosial, Kabisu dan Kawuku
v
ABSTRACT
Marapu is a belief which is still embraced by most people in Sumba Island and all aspects of
their life are chained to the ideology of Marapu. One of the Marapu belief manifestations is the
Wulla Poddu ritual named Bitter Moon or Holy. The name itself is chosen in accordance with
several applied rules and restrictions during the ritual takes place such as house construction,
mourning over the dead, funeral ceremony, traditional party, and other festive events. This
annual ritual is still conducted until present, usually from October to November.
This study, entitled "Solidarity in Wulla Poddu Ritual (Focuses on the Forms of the Ritual in
Tambera Town, Doka Kaka village, Loli subdistrict-West Sumba district)" aims to answer two
questions, namely: What kinds of Wulla Poddu ritual forms which are performed by Marapu
adherents in Tambera town, Doka Kaka village, Loli subdistrict-West Sumba district and how
those ritual forms work in maintaining solidarity among the Marapu adherents in Tambera
Town, Doka Kaka village, Loli subdistrict-West Sumba district. In accordance with the purpose
of the study, the method used is a qualitative research method using a constructivism approach.
This type of research is explorative and descriptive.
The results of this study show that before conducting the Wulla Poddu ritual, the Marapu
adherents performed the Wulla Katoto ritual in the Nggiala Koko town with the purpose of
commemorating the birth of the first human who was born of the mother (Lamura Winne) named
Kamuri. Furthermore, Wulla Poddu ritual is a continuation of the Wulla Katoto ritual, namely a
ceremony held in the Tambera town, consisting of nineteen rituals conducted by nine kabisu who
stayed in the Tambera town. Social solidarity in the Wulla Poddu ritual is a kabisu-based
solidarity. This can be seen directly from the participation of all kabisu members in forms of the
ritual, obviously, in the way they express values through good cooperation both among Marapu
adherents and non-adherents who still part of the same lineage. The Wulla Poddu ritual is also a
ceremony to celebrate kawuku. But on the other hand, kawuku became one of the foundations of
social cohesion kinship and brotherhood for Poddu towns that conduct Wulla Poddu ritual.
Key words: Marapu, Wulla Poddu, Ritual, Social Solidarity, Kabisu and Kawuku
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….. i
SARIPATI………………………………………………………………. iv
ABSTRACT……………………………………………………………… v
DAFTAR ISI……………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………. ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………... 6
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………… 6
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….. 6
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pandangan Durkheim tentang Masyarakat dan Solidaritas
Sosial……........................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Masyarakat menurut Durkheim……………………… 7
2.1.2 Solidaritas Sosial menurut Durkheim………………………… 9
2.2 Pandangan Durkheim tentang Ritual dan Kepercayaan…………….. 12
2.3 Pandangan Durkheim tentang Sakral dan Profan…………………… 15
2.4 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………... 17
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian...…………………………………………….. 19
3.2 Jenis Penelitian……………………………………………………… 19
3.3 Lokasi Penelitian……………………………………………………. 20
3.4 Unit Amatan dan Unit Analisis……………………………………... 21
3.5 Jenis Data dan SUmber Data……………………………………….. 21
3.6 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 22
3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………….. 24
BAB IV. GAMBARAN UMUM DESA DOKA KAKA
4.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Doka Kaka………………….. 25
4.2 Kondisi Demografi………………………………………………….. 26
4.3 Sistem Kekerabatan di Desa Doka Kaka…………………………… 28
4.4 Sejarah Leluhur Orang We’e Bangga………………………………. 29
4.4.1 Proses Terciptanya Manusia (Pata Padadi Ata)……………… 29
4.4.2 Manusia Pertama di Pu’u Karara-Pu’u Engo…………………. 31
4.4.3 Kamuri di Pinang Raja Tikus…………………………………. 33
4.4.4 Tangisan dan Kematian Kamuri………………………………….. 33
4.4.5 Leluhur di Tanjung Sasar……………………………………... 35
vii
4.4.6 Leluhur di Kampung Tambera………………………………... 37
4.5 Relasi Kekuasaan Tradisional di We’e Bangga…………………….. 41
BAB V. BENTUK-BENTUK RITUAL DALAM UPACARA
WULLA PODDU
5.1 Ritual Wulla Katoto (Bulan Masa Bunga Mekar)…………………... 44
5.2 Ritual Wulla Poddu (Bulan Suci/pahit)…………………………….. 46
5.2.1. Deke Ana Kaleku (Ambil Dompet Sakral)…………………. 52
5.2.2. Tubba Ruta (Buang Rumput)………………………………. 54
5.2.3. Tauna Marapu………………………………………………. 58
5.2.4. Padeddalana………………………………………………… 59
5.2.5. Pogo Mawo (Potong Pohon Pelindung)…………………….. 62
5.2.6. Mu’u Luwa (Makan Ubi)…………………………………… 65
5.2.7. Tobba Wano………………………………………………… 68
5.2.8. Woleka Lakawa…………………………………………….. 71
5.2.9. Regga Kulla…………………………………………………. 72
5.2.10. Perkunjungan Duki Tappe-Toma Lunna……………………. 75
5.2.11. Baye Kawuku……………………………………………….. 77
5.2.12. Wolla Kawuku……………………………………………… 80
5.2.13. Wolla Wiasa Karua…………………………………………. 82
5.2.14. Wolla Wiasa Kappai………………………………………... 85
5.2.15. Mana’a……………………………………………………… 87
5.2.16. Kalango Loddo……………………………………………… 90
5.2.17. Padinnaka Nga’a Bisa………………………………………. 97
5.2.18. Woti Kalowo……………………………………………….. 99
5.2.19. Yemo/Kobba………………………………………………... 100
BAB VI. SOLIDARITAS DALAM RITUAL WULLA PODDU
6.1 Solidaritas Berbasis Kabisu…………………………………………… 102
6.2 Solidaritas Berbasis Kawuku………………………………………….. 110
6.2.1 Kawuku: Keyakinan terhadap Kamuri……………………... 110
6.2.2 Kawuku: Kohesi Sosial Penganut………………………….. 113
BAB VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan………………………………………………………... 116
7.2 Saran……………………………………………………………….. 118
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 119
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
viii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan dan Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian……………………………… 17
2. Peta Desa Doka Kaka…………………………………. 25
3. Struktur Pemerintahan Tradisonal We’e Bangga…….. 42
4. Goa Suci (Kareka Bisa)………………………………. 55
5. Rato Rumata (Imam) Mengikat Kawuku dipohon
pelindung (Mawo)……………………………………. 64
6. Permaianan Gasing oleh dua Kabisu……………………. 64
7. Abu dapur dari setiap rumah yang dikumpulkan dalam
satu Kawukata ……………………………………………… 69
8. Latihan tarian Woleka Lakawa………………………… 71
9. Kulla (tamu) dari Kampung Bodo Maroto…………….. 73
10. Perkunjungan Duki Tappe-Toma Lunna oleh rato-rato
dari kampung Bodo Maroto di kampung poddu
…………………………………………………………… 76
11. Wesa Natara dan Wara oleh Rato Rumata (Imam) di
Kampung Tambera…………………………………….. 80
12. Tarian Laki-laki dan Wanita…………………………... 81
13. Tempat menumbuk Padi dan Beras Suci………………. 83
14. Menimba air suci (Oke We’e Maringi) dan Pemotongan
tanda larangan (Pogo Weri)………………………............. 85
15. Tarian Rato Boga Dima saat mengumpul Beras Suci
dari setiap Uma Tubba………………………………… 88
16. Rato Boga Dima mengumpul beras suci di setiap Uma
Tubba dan Proses Menggantung Beras Suci di Uma
Rato (Rumag Agung)………………………………….. 88
17. Sosok Koda Laiya Bili-Lota Lara Seingu dengan Kuda
Kepangnya (Dara Walla Gole)………………………….. 92
18. Rato saat Melaksanakan Weri Bina dan Weri (Tanda
Larangan) yang sudah di pasang di pintu kampung
Tambera………………………………………………… 92
19. Bentuk Lingkaran Duabelas Kabisu……………………. 94 20. Proses Menanam dan Menyebar Bibit di Kaliyo dan
setiap Uma Tubba memasak nasi dihalaman suci
(Natara Poddu) kampung Tambera……………………. 98
21. Rombongan Rato menuju kampung Prai Gege 101
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di
Desa Doka Kaka………………………………………. 27
4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama dan
Kepercayaan di Desa Doka Kaka……………………… 27
4.3 Susunan Kabisu dan Pembagian dari Kabisu Utama….. 39