Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Jumat, 27 Mei 2016
Sosialisasi KPPBC TMP B
Kualanamu - Sumut
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Sharing Session -
Nilai Pabeanat a glance
Jumat, 27 Mei 2016
3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
1. Undang-Undang No 10 Tahun 1995 jo. Undang-Undang No.17Tahun 2006 tentang Kepabeanan
2. PMK 34/PMK.04/2016 Tentang Perubahan Atas PMK No.160/PMK.04/2010Tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk
3. Perdirjen No.02/BC/2005 tentang Asuransi Yang Dapat Diterima UntukPengamanan Transaksi Perdagangan Internasional Sebagai KomponenNilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk
4. Perdirjen No. 38/BC/2010 tentang Mekanisme Konsultasi Nilai Pabean
5. Perdirjen No. 39/BC/2010 tentang Pengisian Lembar Penelitian danPenetapan
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/Pmk.04/2010 Tentang ImporBarang Yang Dibawa Oleh Penumpang, Awak Sarana Pengangkut,Pelintas Batas, Dan Barang Kiriman.
7. Perdirjen No.02/BC/2005 Tentang Asuransi Yang Dapat Diterima UntukPengamanan Transaksi Perdagangan Internasional Sebagai KomponenNilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk
DASAR HUKUM
Barang impor dipungut bea masuk
berdasarkan tarif setinggi-tingginya
40 % dari nilai pabean (NP)
untuk penghitungan bea masuk (BM)
Pasal 12 ayat (1) UU 17/2006 :
BM = TARIF X NP
6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Nilai Pabean
merupakan nilai yang digunakan sebagai dasar
untuk menghitung Bea Masuk (BM) dan Pajak
Dalam Rangka Impor (PDRI).
adalah nilai transaksi dari barang yang
bersangkutan.
(Pasal 15 UU Kepabeanan)
PENGERTIAN
7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Importir memberitahukan sendiri (sukarela/diberi kebebasan)
dalam memberitahukan Pemberitahuan Impor Barang [PIB] :
Self Assesment
Pasal 15 Undang Undang No.17 Tahun 2006
“Nilai Pabean untuk penghitungan bea masuk adalah nilai transaksi dari barang
yang bersangkutan”
Pasal 16 ayat (4) Undang Undang No.17 Tahun 2006
“Importir yang salah memberitahukan nilai pabean untuk penghitungan
bea masuk sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran bea masuk
dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 100% dari bea
masuk yang kurang dibayar dan paling banyak 1000% dari bea masuk
yang kurang dibayar”
Salah memberitahukan Nilai Pabean
9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Pejabat BC menetapkan tarif bea masuk atas impor Barang Pribadi
Penumpang, Barang Pribadi Awak Sarana Pengangkut, Barang
Pribadi Pelintas Batas, Barang Dagangan, dan Barang Kiriman.
[PIBK] ---------------------------------------------------------> (PMK 188/2010)
Official Assesment
BM = TARIF X NP
10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PEJABAT BC
Menguji kebenaran pemberitahuan nilai
pabean yang diberitahukan Importir
(PMK160/2010)
11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Berdasarkan bukti yang nyata atau data
yang obyektif dan terukur (PMK160)
Harga yang sebenarnya (actually paid) atau seharusnya dibayar(payable);
Penjelasan pasal 15 UUK
Ditambah (+++) :
biaya-biaya tambahan yang telah dibayar; nilai dari barang dan jasa (Assist);
Royalti dan biaya lisensi; nilai setiap bagian dari hasil/pendapatan
yang diperoleh pembeli atas penjualan, pemanfaatan atau pemakaian (Proceed);
Sepanjang Biaya dan/atau Nilai yang ditambahkan belum termasuk dalam harga yang sebenarnya atau seharusnya dibayar
NILAI TRANSAKSI
12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
WTO/General Agreement on Tariffs and Trade Valuation Agreement (1994)
Artikel VII GATT
Nilai Pabean
Nilai Transaksi
13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Agreement on Implementation of Article
VII of GATT
Salah satu agreement yang terlampir padaSidang Pembentukan WTO, 15 April 1994
Diratifikasi dengan UU No. 7
tahun 1994
Negara berkembang / OECD
(termasuk Indonesia) wajib
menerapkan Agreement tersebut
paling lambat tahun 2000
Indonesia telah meratifikasi dengan
disahkannya UU No. 10 tahun 1995
Ketentuan tentang NP diatur dalam
pasal 15
14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Metode Penetapan Nilai Pabean
Metode I, nilai transaksi barang impor ybs
Metode II, nilai transaksi barang identik
Metode III, nilai transaksi barang serupa
Metode IV, metode deduksi
MetodeV, metode komputasi
MetodeVI, penetapan berdasar data yang
tersedia didaerah pabean
Metode I s/d Metode VI hrs diterapkansecara hierarkhi
Atas permintaan Importir Metode V dapatdigunakan mendahului Metode IV
15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE IPasal 15 ayat (1)
Nìlai Pabean
Untuk Penghitungan
Bea Masuk Adalah
NilaiTransaksi
Dari BarangYbs
16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Pengertian
HARGA SEBENARNYA / SEHARUSNYA
Harga Sebenarnya (Actual Paid)
Jika pada saat diimpor, importir telah melunasi
pembayaran
Harga seharusnya (Payable)
Jika pada saat barang diimpor, importir belum
melunasi pembayaran baik sebagian atau
seluruhnya
17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PRINSIP NILAI TRANSAKSI
• Nilai Transaksi
ditetapkan berdasarkan suatu TRANSAKSI
JUAL BELI.
[Ada penjual yang menyerahkan barang dan
menerima pembayaran.
Ada pembeli yang melakukan pembayaran
dan menerima penyerahan barang.]
18 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BIAYA-BIAYA TERTENTU YANG DITAMBAHKAN
PADA NILAI TRANSAKSI
1. Biaya yang dibayar oleh pembeli, sepanjang
belum termasuk dalam nilai transaksi
2. Assist
3. Royalty dan biaya lisensi
4. Proceeds
5. Biaya transportasi (freight)
6. Biaya pemuatan, pembongkaran dan penangananterkait pengangkutan barang impor
7. Insurance
Importir membeli mesin dari produsen di luar
negeri dengan harga mesin disepakati USD
200.000. Importir memasok secara cuma-cuma
sebagian komponen elektrik untuk pembuatan
mesin tsb dengan nilai USD 40.000
CONTOH ASSIST
CONTOH ROYALTI
Importir membeli master album lagu dari luar
negeri dengan harga USD 10.000.
Atas pembelian tersebut, importir diberi hak
untuk mereproduksi sebanyak 100.000 keping
DVD, dengan syarat importir harus membayar
royalti sebesar USD 0,5 kepada eksportir.
“tidak ditambahkan dalam NT”
CONTOH PROCEEDS
Importir membeli 100 unit barang X dari
Eksportir dengan harga per unit USD 1000; dan
Importir wajib menyerahkan 1 % dari omzets
penjualan kembali di Indonesia setara dengan
USD 10.000 selambat-lambatnya pada akhir
bulan ke–6 setelah importasi
22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Freight ................................................(5)
jika biaya freight tidak tertera di BL / tidak terdapat
data yang obyektif dan terukur, freight:
5% x Fob (dari ASEAN)
10% x Fob (dari Asia Non-ASEAN dan Australia)
15% x Fob (dari luar Asia dan Australia)
jika biaya freight tidak tertera di AWB digunakan tarif
IATA;
6. Biaya Muat, Bongkar & Handling Charges Menuju Daerah Pabean
7. ASURANSI
biaya asuransi barang impor menuju
pelabuhan atau tempat impor di Daerah
Pabean yang tercantum polis asuransi
dalam term penyerahan barang tidak CIF
& polis tidak terlampir, maka besarnya
nilai asuransi ditetapkan sebesar 0.5% dari
Cost and Freight/C&F (Perdirjen
No.02/BC/2005)
24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Metode Penetapan Nilai Pabean
Metode I, nilai transaksi barang impor ybs
Metode II, nilai transaksi barang identik
Metode III, nilai transaksi barang serupa
Metode IV, metode deduksi
Metode V, metode komputasi
Metode VI, pengulangan (fall back)
Metode I s/d MetodeVI diterapkan secara hierarkhi
Atas permintaan Importir MetodeV dapat
digunakan mendahului Metode IV
PENELITIAN
NILAI PABEANPIB +
Dokkap
Persyaratan
Nilai
Transaksi
dipenuhi?
Penambahan/
Pengurangan
didukung oleh
obyektif & terukur?
LHP
Sesuai?
TIDAK
YA
Penetapan Nilai Pabean
berdasarkan NILAI TRANSAKSI BARANG IDENTIK
Sampai dengan METODE
PENGULANGAN(FALLBACK)
P
E
N
G
U
J
I
A
N
K
E
W
A
J
A
R
A
N
Obyek transaksi
Jual Beli /
Penjualan?
YA
YA
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
Pasal 23 PMK-160
26 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE II(pasal 15 ayat 2)
NILAI TRANSAKSI BARANG IDENTIK
BARANG IDENTIK
barang yang sama dalam segala hal
meliputi karakter fisik, mutu dan reputasi
dibuat di negara yang sama
oleh produsen yang sama atau yang berbeda
Perbedaan-perbedaan kecil di antara dua barang tersebut, misalnya karena perbedaan warna atau
aksesori, yang tidak mempengaruhi penilaian suatubarang dianggap sebagai barang identik.
CONTOH BARANG
IDENTIK
• DATA PIB :Televisi berwarnaukuran 14 inchitype : KV-14SMerek : SONYMade in Japan
• DATA DI BC :Televisi berwarnaukuran 14 inchitype : KV-14SMerek : SONYMade in Japan
CONTOH BARANG
IDENTIK
HANDPHONE
BLACKBERRY GEMINI 8520
MADE IN HUNGARY
HARGA @ Rp.1.850.000
29
CONTOH BARANG
IDENTIK HANDPHONE
Iphone 3GS 16GB FU
White Made in China
Iphone 3GS 16GB FU
Black Made in China
31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE III(pasal 15 ayat 2)
NILAI TRANSAKSI
BARANG SERUPA
32 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE III(Nilai Transaksi Barang Serupa)
Barang yang meskipun tdk sama dlmsegala hal;
tetapi memiliki karakter fisik sama ,komponen material sama, berfungsisama dan secara komersial salingdapat dipertukarkan;
dibuat di negara yang sama;
oleh produsen yang sama atau yangberbeda
CONTOH BARANG SERUPA
Spesifikasi : Spesifikasi :Merk Transcend Merk ToshibaCapacity 8 Giga Byte Capacity 8 Giga BytePort Type : For USB 2.0 Port Type : For USB 2.0MADE IN CHINA MADE IN CHINA
USB FLASH DRIVE
34 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
CONTOH BARANG SERUPA
• DATA PIB :Digital Versetile Disk (DVD) Player
Merk : LG
Type : DV4S2H
Spec : Touch sensor button, various installation scene, DivX HD 720p, USB
Made in South Korea
• DATA DI BC :Digital Versetile Disk (DVD) Player
Merk : SAMSUNG
Type : DVD 1080p9
Spec : Touch sensor button, various installation scene, DivX HD 720p, USB
Made in South Korea
.
35 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
APAKAH BARANG SERUPA ?
• DATA PIB :
Sepatu pria, dari kulit sapi
Ukuran No. 5
Merek : BELLY
Made in India
Harga diberitahukan : $ 12 / pair
• DATA DI BC :
Sepatu pria, dari kulit sapi
Ukuran No. 5
Merek : BALLY
Made in India
Harga ditetapkan : $ 120 / pair
36 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE DEDUKSI
METODE IV(pasal 15 ayat 2)
Metode Deduksi ………………………(2)
adalah penetapan NP berdasarkan harga satuan yg
terjadi dari penjualan di pasar
dikurangi dengan sejumlah faktor pengurangan
METODE V(pasal 15 ayat 5)
METODE KOMPUTASI
METODE KOMPUTASI
Metode penetapan Nilai Pabean
dengan cara menjumlahkanberbagai unsur biaya
sehingga diperoleh harga CIF diDaerah Pabean
Metode penetapan Nilai
Pabean
berdasarkan prinsip-prinsip
Metode I, II, III, IV atau V
yang diterapkan secara
fleksibel
berdasarkan data yang
tersedia di Daerah Pabean
METODE Vi / fallback(pasal 15 ayat 6) -pengulangan
42 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE I
-------------------------
NILAI PABEAN
DI DASARKAN PADA
NILAI TRANSAKSI
NILAI TRANSAKSI YG
DITERAPKAN SECARA
FLEKSIBEL
---------------------------------------
UTK BRG YG DISEWA DAPAT
DIGUNAKAN NILAI SEWA
SEBAGAI DASAR PENETAPAN
NILAI PABEAN
PENERAPAN METODE VI - 1
( Fallback menggunakan prinsip Nilai Transaksi )
42
43 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE II/III
-------------------------i. negara asal harus sama
ii. jangka waktu data max 30 hr
sebelum/sesudah tgl BL
iii. tingkat penjualan dan jumlah
barang harus sama
METODE VI - II/III
(fleksibel)
-----------------------------
i. negara asal boleh beda
ii. jangka waktu data max 90 hr
sebelum/sesudah tgl BL
iii. tingkat penjualan dan
jumlah barang boleh beda
iv. penyesuaian spesifikasi brg
PENERAPAN METODE VI – II/III
( Fallback menggunakan prinsip Nilai Transaksi
barang identik / serupa)
43
44 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
METODE IV
----------------------
i. Harga jual harus tangan pertama importir
ii. Jangka waktu penjualan max 30 hr sebelum/sesudah tgl pendaftaran PIB
iii. Harga satuan brg identik/ serupa dlm jumlah penjualan terbesar
METODE VI - IV
---------------------------------------
i. Harga jual dari wholesaler atau retailer
ii. Jangka waktu penjualan max 90 hr sebelum/sesudah
tgl PIB
iii. Harga satuan dr brg identik/serupa yg dijual ditingkat
wholesaler atau retailer
iv. Data berdasar bukti nyata/data obyektif & terukur
v. Bila ada 2 / lebih data berbeda digunakan harga rata2
vi. NP dihitung berdasarkan Faktor Multiplikator
FP ditetapkan : jasa PPJK 5% dari CIF, transportasi
dan asuransi 5% dari CIF, keuntungan 20%* dari
landed cost
PENERAPAN METODE VI - IV
( Fallback menggunakan prinsip Metode Deduksi )
44
PIB
uji
wajar
INP
Metode
II – VI
Metode I
(NT diterima)
OK
tdk
Very High
Low Risk
Medium
OK
tdk
ok
OK ya
tdk
OK
DBNP I
(identik)
DNP
TATA CARA PENELITIAN & PENETAPAN NILAI PABEAN
(PMK-160/2010)
selisih
kurang
tdk >5%?
pengujian
NP
High Risk
teliti
DNPKonsultasi
Dikecualikan(MITA & IP low risk)
Info ke unit P2
Jual beli? Syarat NT Perlu +/+ Perlu -/- LHP?
3/5 hk
LPPNP
tdk ada uji
wajar
DBNP II
(identik)
tdk ada / tdk OK
sama /
lebih
besar?
2/5 hk
OK
tdk
uji
profil
Kecuali reimpor, acak, brg imp ttt
Obyek Audit
49 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PMK Nomor 67/Pmk.04/2016
Tentang Deklarasi Inisiatif (Voluntary
Declaration) Atas Nilai Pabean Untuk
Penghitungan Bea Masuk
Pokok bahasan mengatur : Harga Futures, Royalti,
dan/atau Proceeds.
Peraturan terbaru mengenai np
50 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Peraturan terbaru mengenai np
PMK Nomor 34/Pmk.04/2016 Tentang
Perubahan Atas PMK Nomor
160/Pmk.04/2010 Tentang Nilai Pabean
Untuk Penghitungan Bea Masuk
Pokok bahasan mengatur : penelitian nilai
pabean, konsultasi, dan DbNP
“Pejabat Bea dan Cukai dapat menetapkan nilai pabean
barang impor untuk penghitungan bea masuk sebelum
penyerahan pemberitahuan pabean atau dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal pemberitahuan pabean”
Pasal 16 ayat (2) Undang Undang No.17 Tahun 2006
“Direktur Jenderal dapat menetapkan kembali tarif dan nilai
pabean untuk penghitungan bea masuk dalam waktu 2 (dua)
tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean”
Pasal 17 ayat (1) Undang Undang No.17 Tahun 2006
PIB
52 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Penelitian Dokumen, Desk Audit, & Audit
Penelitian Dokumen
Post Clearance Audit (PCA)
• Penelitian Frontline• Berlaku mekanisme
notul• Dilakukan oleh
PFPD/PDTT/Kasi PKC
• Desk Audit / Verifikasi / Penelitian Ulang
• Berlaku mekanisme Penul
• Dilakukan oleh Tim Penul Bidang PKC Kanwil
• Audit Kepabeanan • Berlaku mekanisme
LHA• Dilakukan oleh Tim
Audit Direktorat Audit
30 hari Periode Audit selama 2 tahun
PMK 188/2010
54 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
KPPBC TMP B Kualanamu
http://bckualanamu.beacukai.go.id/Email : [email protected]