SOSIALISASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI,
KABUPATEN/KOTA, PEMERINTAH PUSAT/KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN PASCA UU 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Disampaikan oleh:
Drs. SUGIYONO, M. Si DIREKTUR SUPD II
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
--Hotel Red Top, Jakarta 19 April 2016--
RAPAT KOORDINASI DALAM RANGKA PERSIAPAN PENGALIHAN P3D URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PEMAHAMAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Versi UU No 23 Tahun 2014
3
Pengertian
Urusan
Pemerintahan
adalah kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden yang
pelaksanaannya dilakukan oleh
kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah
untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat
4
PRESIDEN
BUPATI/
WALIKOTA
GUBERNUR
Kementerian/LPNK
KORBINWAS KORBINWAS Sebagian
Urusan
Koordinasi,
Pembinaan,
Pengawasan
NASIONAL
LOKAL
Psl 17 UUD 1945
PEMEGANG KEKUASAAN
PEMERINTAHAN – PSL 4 (1)
UUD 1945
H U B U N G A N K E K U A S A A N P E M E R I N T A H A N
P U S A T D A N D A E R A H 4
THE ULTIMATE
RESPONSIBILITY LIES
UPON THE PRESIDENT
REGIONAL WAKIL PEMERINTAH
PUSAT DPRD PROV
DPRD
KAB/KOTA
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
5
URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN ABSOLUT
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER & FISKAL
PILIHAN (8)
WAJIB (24)
Dibagi berdasarkan
kriteria
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan
Efisiensi
URUSAN
PEMERINTAHAN
UMUM
YAN DASAR
(6) NON YAN DASAR
(18)
S P M
N S P K
1. PENDIDIKAN
2. KESEHATAN
3. PU DAN PR
4. PERUMAHAN
RAKYAT DAN KAW
PERMUKIMAN
5. TRAMTIBUM &
LINMAS 6. SOSIAL Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas kuangan
daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan sarana dan prasarana.
URUSAN PEMERINTAHAN
6
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG DISELENGGARAKAN DAERAH
Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar
6 URUSAN: • pendidikan
• kesehatan
• pekerjaan umum dan penataan ruang
• perumahan rakyat dan kawasan permukiman
• ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan
Masyarakat
• sosial.
Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar
18 URUSAN • tenaga kerja • pemberdayaan perempuan dan
pelindungan anak • pangan • pertanahan • lingkungan hidup • administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil • pemberdayaan masyarakat dan
Desa • pengendalian penduduk dan
keluarga berencana • perhubungan; • komunikasi & informatika • koperasi, usaha kecil, dan
menengah • penanaman modal • kepemudaan dan olah raga • statistik • persandian • kebudayaan; • perpustakaan; • kearsipan.
Urusan Pemerintahan Pilihan
8 URUSAN:
• kelautan dan perikanan
• pariwisata • pertanian • kehutanan; • energi dan sumber daya
mineral; • perdagangan; • perindustrian; dan • transmigrasi.
Urusan berbasis ekosistem
Kelautan dan Perikanan
Kehutanan; Energi dan
Sumber Daya Mineral;
PROVINSI
Kab/Kota
Dapat bagi
hasil
DIT. SUPD II DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
DIREKTORAT
SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH (SUPD) II
1
2
3
4
5
Pekerjaan UMUM
PERUMAHAN Rakyat dan
Kawasan PERMUKIMAN
Kelautan dan PERIKANAN
PerhubUNGAN
Komunikasi & INFORMATIKA, STATISTIK dan Persandian
SUPD
II
9
Pasal 14 ayat (1)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan,
serta ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
Pasal 14 ayat (6)
Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk
penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang
berada dalam batas wilayah 4 mil diukur dari garis pantai ke arah
laut lepas dan ke arah perairan kepulauan.
Pasal 14 ayat (7)
Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 mil, batas
wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis
tengah dari Daerah yang berbatasan.
Urusan Pemerintahan Kelautan dan Perikanan
dalam UU No. 23/2014
10
KEWAJIBAN KL DAN DAERAH
PEMETAAN MENETAPKAN
SPM
KELEMBAGAAN
PERENCANAAN
PENGANGGARAN
RPP
PERANGKAT
DAERAH
A
B
C
TIPOLOGI
MENETAPKAN
NSPK
Indikator umum
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah,
Kapasitas APBD
indikator teknis
11
Pasal 24 1. K/L bersama Pemda melakukan Pemetaan Urusan. 2. Hasil pemetaan ditetapkan dengan peraturan menteri setelah mendapatkan
rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.
3. Pemetaan Urusan dan pembinaan kepada Daerah dikoordinasikan oleh Menteri
Dalam Negeri.
PEMETAAAN
1. Untuk menentukan intensitas Urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
berdasarkan jumlah penduduk, besarnya APBD, dan
luas wilayah.
2. Untuk menentukan Daerah yang mempunyai Urusan
Pemerintahan Pilihan berdasarkan potensi, proyeksi
penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan.
3. Digunakan oleh Daerah dalam penetapan :
a. kelembagaan,
b. perencanaan,
c. penganggaran 4. Digunakan oleh K/L sebagai dasar untuk pembinaan
kepada Daerah secara nasional.
Pemetaan
Urusan
12
Pasal 14 ayat (1)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan,
serta ESDM dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
Pasal 14 ayat (6)
Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk
penghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang
berada dalam batas wilayah 4 mil diukur dari garis pantai ke arah
laut lepas dan ke arah perairan kepulauan.
Pasal 14 ayat (7)
Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota kurang dari 4 mil, batas
wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis
tengah dari Daerah yang berbatasan.
Urusan Pemerintahan Kelautan dan Perikanan
dalam UU No. 23/2014
13
PEMBAGIAN URUSAN DAN KEWENANGAN TERKAIT
KELAUTAN DAN PERIKANAN (Lampiran UU 23/2014)
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
Kelautan,
Pesisir,
dan Pulau-
Pulau Kecil
a. Pengelolaan ruang laut di
atas 12 mil dan strategis
nasional.
b. Penerbitan izin
pemanfaatan ruang laut
nasional.
c. Penerbitan izin
pemanfaatan jenis dan
genetik (plasma nutfah)
ikan antarnegara.
d. Penetapan jenis ikan yang
dilindungi dan diatur perdagangannya secara
internasional.
e. Penetapan kawasan
konservasi.
f. Database pesisir dan pulau-
pulau kecil.
a. Pengelolaan ruang
laut sampai
dengan 12 mil di
luar minyak dan
gas bumi.
b. Penerbitan izin dan
pemanfaatan
ruang laut di
bawah 12 mil di
luar minyak dan
gas bumi.
c. Pemberdayaan masyarakat pesisir
dan pulau-pulau
kecil.
14
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/
KOTA
Perikanan
Tangkap
a. Pengelolaan
penangkapan ikan
diIWilayah laut di atas 12
mil.
b. Estimasi stok ikan
nasional dan jumlah
tangkapan ikan yang
diperbolehkan (JTB).
c. Penerbitan izin usaha
perikanan tangkap
untuk:
a) kapal perikanan
berukuran di atas 30 Gross Tonase (GT);
dan
b) di bawah 30 Gross
Tonase (GT) yang
menggunakan modal
asing dan/atau
tenaga kerja asing.
a. Pengelolaan penangkapan
ikan di wilayah laut sampai
dengan 12 mil.
b. Penerbitan izin usaha
perikanan tangkap untuk
kapal perikanan berukuran di
atas 5 GT sampai dengan 30
GT.
c. Penetapan lokasi
pembangunan serta
pengelolaan pelabuhan
perikanan provinsi.
d. Penerbitan izin pengadaan kapal penangkap ikan dan
kapal pengangkut ikan
dengan ukuran di atas 5 GT
sampai dengan 30 GT.
e. Pendaftaran kapal perikanan
di atas 5 GT sampai dengan 30
GT.
a. Pemberdaya
an nelayan
kecil dalam
Daerah
kabupaten/k
ota.
b. Pengelolaan
dan
penyelengga
raan Tempat
Pelelangan
Ikan (TPI).
15
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
Perikanan
Budidaya
a. Sertifikasi dan izin edar
obat/dan pakan ikan.
b. Penerbitan izin
pemasukan ikan dari luar
negeri dan pengeluaran
ikan hidup dari wilayah
Republik Indonesia.
c. Penerbitan Izin Usaha
Perikanan (IUP) di bidang
pembudidayaan ikan
lintas Daerah provinsi
dan/atau yang
menggunakan tenaga
kerja asing.
Penerbitan IUP di
bidang
pembudidayaan
ikan yang
usahanya lintas
Daerah
kabupaten/kota
dalam
1 (satu) Daerah
provinsi.
a. Penerbitan IUP di
bidang
pembudidayaan
ikan yang
usahanya dalam 1
(satu) Daerah
kabupaten/kota.
b. Pemberdayaan
usaha kecil
pembudidayaan
ikan.
c. Pengelolaan
pembudidayaan
ikan.
16
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
Pengawasan
Sumber
Daya
Kelautan dan
Perikanan
Pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan di
atas 12 mil, strategis
nasional dan ruang laut
tertentu.
Pengawasan sumber
daya
kelautan dan perikanan
sampai dengan 12 mil.
Pengolahan
dan
Pemasaran
a. Standardisasi dan sertifikasi
pengolahan hasil perikanan.
b. Penerbitan izin pemasukan
hasil perikanan konsumsi
dan nonkonsumsi ke dalam
wilayah Republik Indonesia.
Penerbitan izin usaha
pemasaran dan pengolahan
hasil perikanan lintas
Daerah provinsi dan lintas
negara.
Penerbitan izin usaha
pemasaran dan
pengolahan
hasil perikanan lintas
Daerah
kabupaten/kota dalam
1 (satu) Daerah provinsi.
17
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu
dan
Keamanan Hasil
Perikanan
Penyelenggaraan
karantina
ikan, pengendalian mutu
dan keamanan hasil
perikanan.
Pengembangan
SDM
Masyarakat
Kelautan
dan Perikanan
a. Penyelenggaraan
penyuluhan perikanan
nasional.
b. Akreditasi dan
sertifikasi penyuluh
perikanan.
c. Peningkatan kapasitas
SDM masyarakat
kelautan dan
perikanan.
19
Kewenangan Daerah Provinsi di Laut
Pasal 27
(1) Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut yang
ada di wilayahnya.
(2) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar
minyak dan gas bumi;
b. Pengaturan administratif;
c. Pengaturan tata ruang;
d. Ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan
e. Ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.
(3) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur
dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
(4) (4) Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat)
mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut dibagi sama jarak atau
diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari wilayah antardua Daerah provinsi
tersebut.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku terhadap
penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
20
Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan
Pasal 28
(1) Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mempunyai kewenangan
mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27.
(2) Selain mempunyai kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mendapat penugasan dari
Pemerintah Pusat untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah
Pusat di bidang kelautan berdasarkan asas Tugas Pembantuan.
(3) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan
setelah Pemerintah Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan memenuhi
norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
21
Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan
Pasal 29
(1) Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan di Daerah Provinsi yang
Berciri Kepulauan, Pemerintah Pusat dalam menyusun perencanaan
pembangunan dan menetapkan kebijakan DAU dan DAK harus
memperhatikan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan.
(2) Penetapan kebijakan DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara menghitung luas lautan yang menjadi kewenangan Daerah
Provinsi yang Berciri Kepulauan dalam pengelolaan sumber daya alam di
wilayah laut. daya alam di wilayah laut.
(3) Dalam menetapkan kebijakan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah Pusat harus memperhitungkan pengembangan Daerah Provinsi
yang Berciri Kepulauan sebagai kegiatan dalam rangka pencapaian prioritas
nasional berdasarkan kewilayahan.
22
Kewenangan Daerah Provinsi Berciri Kepulauan
Pasal 29
(4) Berdasarkan alokasi DAU dan DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3), Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan menyusun strategi
percepatan pembangunan Daerah dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Strategi percepatan pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) meliputi prioritas pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam
di laut, percepatan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial budaya,
pengembangan sumber daya manusia, pembangunan hukum adat terkait
pengelolaan laut, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Daerah
Provinsi yang Berciri Kepulauan.
(6) Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan di Daerah Provinsi
yang Berciri Kepulauan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Pemerintah
Pusat dapat mengalokasikan dana percepatan di luar DAU dan DAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
5
1. PERLU ADANYA NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA
(NSPK) SEBAGAI PEDOMAN BAGI PROVINSI UNTUK
MELAKSANAKAN KEWENANGANNYA (Pasal 16 ayat 1 dan 2)
2. PERLU PENGATURAN MENGENAI HAL-HAL APA SAJA YANG
MASIH MELEKAT DI KAB/KOTA SEHUBUNGAN BERPINDAHNYA
KEWENANGAN LAUT KE PROVINSI SEPERTI PELESTARIAN PESISIR;
PERIJINAN LOKASI DAN LAIN-LAIN
IMPLIKASI UU NO. 23/2014 TERHADAP KEWENANGAN
URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
5
1. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT
DISELENGGARAKAN:
a. SENDIRI OLEH PEMERINTAH PUSAT;
b. DENGAN CARA MELIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
ATAU KEPADA INSTANSI VERTIKAL YANG ADA DI DAERAH BERDASARKAN ASAS
DEKONSENTRASI; ATAU
c. DENGAN CARA MENUGASI DAERAH BERDASARKAN ASAS TUGAS PEMBANTUAN.
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KELEMBAGAAN DAERAH
DALAM PELAKSANAAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2. URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH PROVINSI
DISELENGGARAKAN:
a. SENDIRI OLEH DAERAH PROVINSI;
b. DENGAN CARA MENUGASI DAERAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN ASAS TUGAS
PEMBANTUAN; ATAU
c. DENGAN CARA MENUGASI DESA.
5
3. PERLU PENGATURAN PEMINDAHAN P3D (PERSONIL,
PEMBIAYAAN, SARPRAS DAN DOKUMEN) (Pasal 404)
4. TAHAP TRANSISI DILAKUKAN MELALUI MEKANISME TUGAS
PEMBANTUAN DARI PROVINSI KE KAB/KOTA (Pasal 19 Ayat 1)
5. HARUS ADA PEDOMAN KELEMBAGAAN DARI PUSAT YANG
BERLAWANAN DENGAN REVISI PP 41/2007 TENTANG SOTK
(TIPOLOGI DAN NOMENKLATUR)
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KELEMBAGAAN
DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
5
1. PERSONIL DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KAB/KOTA
DAPAT BERALIH STATUS MENJADI PEGAWAI PROVINSI (Pasal
404), DAN BAGI PERSONIL KAB/KOTA YG TIDAK MAU BERALIH
STATUS, KEKOSONGAN DIISI OLEH PERSONIL PROVINSI
2. TATA CARA PERUBAHAN STATUS KEPEGAWAIAN DI FASILITASI
BADAN KEPEGAWAIAN NASIONAL (BKN) REGIONAL
3. PUSAT MENENTUKAN STANDAR KOMPETENSI BAGI PEJABAT
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TERKAIT SELEKSI TERBUKA
DALAM UU ASN
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PERSONIL
DAERAH
5
1. KEWAJIBAN PENGANGGARAN MENJADI KEWENANGAN
PROVINSI (MONEY FOLLOW FUNCTION)
2. BANTUAN KEUANGAN PUSAT KEDEPAN HANYA UNTUK PROVINSI
TERKAIT KEWENANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL DARI
PEMERINTAH PUSAT (Pasal 91)
3. PEMERINTAH PUSAT DALAM MENYUSUN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAN MENETAPKAN KEBIJAKAN DAU DAN DAK
HARUS MEMPERHATIKAN DAERAH PROVINSI YANG BERCIRI
KEPULAUAN (Pasal 29)
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP KEUANGAN
DAERAH
5
1. BEBERAPA SUB URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG BERALIH KE
PROVINSI MELIPUTI: SUB URUSAN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL;
PERIKANAN TANGKAP; PERIKANAN BUDIDAYA; PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN SERTA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN (Lampiran
Y pada UU 23/2014)
2. PERIJINAN PERIKANAN TANGKAP DAN PERIKANAN BUDIDAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN BERALIH KE PROVINSI
3. HARUS ADA NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA (NSPK) YANG JELAS
MENGATUR PERIJINAN TERSEBUT;
4. ADA NSPK YG BERSIFAT CROSS-CUTTING KETIKA MENYANGKUT K/L TERKAIT
SEPERTI PENGATURAN WISATA BAHARI DGN KEMENTERIAN PARIWISATA; HUTAN
BAKAU TERKAIT KEMENTERIAN KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP ,
PETERNAKAN MUTIARA DLL
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PELAYANAN
PUBLIK
5
1. BINWAS TEKNIS DILAKUKAN LANGSUNG OLEH KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN (Pasal 374 ayat 1 dan ayat 3)
2. BINWAS UMUM DILAKUKAN OLEH MENTERI DALAM NEGERI
(Pasal 374 ayat 2)
3. PENGAWASAN TERHADAP UPTD ATAU CABANG DINAS
PROVINSI DILAKUKAN OLEH INSPEKTORAT PROVINSI
IMPLIKASI UU 23/2014 TERHADAP PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN (BINWAS)
10 ASPEK PEMBINAAN UMUM SUB URUSAN
URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
1. Pembagian Urusan Pemerintahan
2. Kelembagaan Daerah.
3. Kepegawaian Perangkat Daerah
4. Keuangan Daerah;
5. Pembangunan Daerah;
6. Pelayanan publik di Daerah;
7. Kerja sama Daerah;
8. Kebijakan Daerah;
9. Kepala Daerah dan DPRD; dan
10. Bentuk pembinaan lain sesuai dng ketentuan per
UU an
31
Pembangunan Daerah
Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.
Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Kementerian atau LPNK berasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Pilihan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah untuk mencapai target pembangunan nasional.
32
Menghimbau
1. K/L
Untuk segera melakukan
penyesuaian regulasi
terkait dengan bidang
kelautan dan perikanan
sesuai dengan amanat UU
23/2014 2. PEMDA
Segera melakukan
pembentukan PERDA yang
sesuai dengan spirit
penyelenggaraan PEMDA yang terbarukan
Regulasi tersebut merupakan salah satu payung
hukum dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan bidang kelautan dan perikanan.
10
Kab/Kota : 260 Daerah
Ada perubahan kewenangan yang diberikan
kepada Provinsi, Kab/Kota terkait
Bagi daerah yang melaksanakan pemilukada diwajibkan
menetapkan RPJMD dan Ditetapkan dengan PERDA, paling
lama 6 (ENAM) bulan setelah KDH terpilih dilantik.
PERUBAHAN KEWENANGAN
Pilkada serentak
2015
269 Daerah
Provinsi : 9 Daerah
35
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH UU 23/2014
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Daerah (Provinsi)
Sistem Perencanaan
Pembangunan
Daerah – (Kab/Kota)
RPJMN RKP
RENSTRA K/L
RENJA K/L
RPJPN
RPJMD Prov.
RKPD Prov.
RENSTRA SKPD-Prov.
RENJA SKPD-Prov.
RPJPD Prov.
RPJMD K/K
RKPD K/K
RENSTRA SKPD-K/K
RENJA SKPD-K/K
RPJPD K/K
RTRW
RTRW
36
KEUANGAN DAERAH
PUSAT PEMDA
PAD/DBH Fiscal gap
SPM DAK
32 Urusan Pelayanan Dasar
SPM
Urs. Pilihan
Urs.Wajib Non Pelayanan Dasar
Pendanaan
berdasarkan pada
standar
pelayanan teknis
dan regional cost DAU
DEKON
TP
DAERAH TIDAK BISA MELAKSANAKAN
SENDIRI
37
KESIMPULAN
1. PEMERINTAH DAERAH MELAKSANAKAN URUSAN BIDANG KELAUTAN DAN
PERIKANAN SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA BERPEDOMAN PADA LAMPIRAN UU 23/2014;
2. TERKAIT HAL DIATAS, PERLU DIPERHATIKAN TENTANG PELAKSANAAN
P3D
3. PEMERINTAH PUSAT BERWENANG MENYUSUN DAN MENETAPKAN NSPK SEBAGAI PEDOMAN DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAH YANG MENJADI KEWENANGANNYA;
4. SEMUA PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN LANGSUNG
DENGAN DAERAH WAJIB MENDASAR DAN MENYESUAIKAN
PENGATURANNYA DENGAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014.