SOSIALISASI PROGRAM DAKTA PEDULI DALAM
MENINGKATKAN CURRENT IMAGE RADIO DAKTA
107 FM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
Oleh:
Abdullah Hanif
NIM: 11140510000114
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
SOSIALISASI PROGRAM DAKTA PEDULI DALAM
MENINGKATKAN CURRENT IMAGE RADIO DAKTA
107 FM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
oleh:
Abdullah Hanif
NIM: 11140510000114
Dosen Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si
NIP. 196502071991032002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Sosialisasi Program Dakta
Peduli Dalam Meningkatkan Current Image Radio Dakta 107
FM” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada Kamis, 4 Oktober 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 4 Oktober 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Hj. Roudhonah, M.A. Fita Fathurokhmah, M.Si NIP. 195809101987032001 NIP. 198306102009122001
Anggota
Penguji I Penguji II
Dr. Ibnu Qoyim, M.A. H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM NIP. 195411241984031002 NIP. 195501011983021001
Dosen Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 196502071991032002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata
1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Oktober 2018
Abdullah Hanif
i
ABSTRAK
ABDULLAH HANIF
Nim: 11140510000114
Sosialisasi Program Dakta Peduli dalam Meningkatkan Current Image
Radio Dakta 107 FM Teknologi semakin hari semakin berkembang. Media baru
bermunculan seperti internet dan media sosial yang semakin di gandrungi
masyarakat karena dapat diakses dengan mudah dan cepat. Disisi lain, media
lama seperti televisi dan radio tetap mendapatkan tempat di masyarakat
karena memiliki segmentasi yang berbeda. Salah satunya adalah Radio Dakta
107 FM yang berlokasi di Kota Bekasi. Radio Dakta termasuk radio lama
karena sudah berdiri 26 tahun. Selama 26 tahun tersebut telah banyak
mengalami banyak perubahan sampai sekarang radio Dakta adalah radio
informasi yang kental dengan muatan-muatan Islam. Radio Dakta mempunyai
salah satu program unggulan yaitu dakta peduli. Dakta peduli adalah program
sosial untuk menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan. Program ini
harus di sosialisasikan dengan benar agar current image dari Radio Dakta
bisa meningkat di mata masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma
konstruktivis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah
deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan kejadian pada saat ini
ataupun kejadian yang sudah lampau. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam
dengan narasumber.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori citra dari
Frank Jefkins. Frank Jefkins dalam bukunya public relations edisi kelima
membagi citra kedalam lima jenis. Lebih khususnya penelitian ini akan
menggunakan teori citra yang berlaku (current image), yakni suatu citra atau
pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
Current image tidak selamanya sesuai dengan kenyataan karena semata-mata
terbentuk dari pengalaman orang-orang yang serba terbatas. Current image
berkaitan dengan sosialisasi dan informasi-informasi mengenai suatu
organisasi yang didapatkan masyarakat.
Dari penelitian ini ditemukan tiga hal. Pertama, program Dakta Peduli
disosialisasikan melalui siaran on air bekerja sama dengan divisi program
siaran. Siaran on air dilakukan tiga kali per program siaran setiap hari setelah
rancangan kegiatan selesai dibuat. Kedua, program Dakta Peduli
disosialisasikan melalui off air. Ada lima cara yang dilakukan untuk
mensosialisasikan secara off air yaitu: media sosial, website, mengajak media
lain mensosialisasi, mengajak secara langsung, dan melalui sponsorship.
ii
Sosialisasi melalui off air dilakukan untuk menjangkau orang-orang yang
jarang mendengarkan siaran Radio Dakta agar mengetahui tentang kegiatan
Dakta Peduli. Ketiga, faktor pendukung dari mensosialisasikan Dakta Peduli
adalah mempunyai radio sendiri, inovatif dalam mensosialisasikannya, dan
dibantu divisi lain. Sedangkan faktor penghambat mensosialisasikannya
adalah kekurangan sumberdaya manusia, dan kurang aktif di website.
Kata Kunci: Dakta Peduli, Citra, Current Image, Sosialisasi, Radio
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT tuhan
semesta alam yang telah memberikan kekuatan, kemampuan dan kemudahan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas penelitian skripsi ini. Shalawat
dan salam tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat akhir jaman ini, dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang benderang dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
3. Drs. Masran, M.A, selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
4. Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku dosen penasehat akademik juga
dosen pembimbing skripsi. Terimakasih telah banyak membantu dan
mengarahkan selama perkuliahan.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Terimakasih atas semua ilmu dan kebaikan hati yang
telah diberikan selama perkuliahan didalam maupun diluar kelas.
Semoga peneliti dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.
iv
6. Kepada orangtua dan keluarga peneliti, ayahanda Ade Budi Mulyana
dan ibunda Murwati. Nenek tercinta Hj. Saonah juga adikku Wilda
dan Husain. Terimakasih atas semua dukungan dan bantuannya
selama ini. Semoga peneliti dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi
dari hari ke hari.
7. General Manager radio Dakta, Suyanti, SE yang telah mengizinkan
peneliti melakukan penelitian di radio Dakta.
8. Ustadz Warsono Bisri, selaku koordinator pelaksana program dakta
peduli.
9. Seluruh karyawan radio Dakta mbak Syifa, mbak Desi, bang Wawa,
bang Fajar, dan karyawan radio dakta yang lain. Terimakasih sudah
berbagi ilmu dan pengalaman. Serta membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar KPI 2014 terutama KPI C 2014. Terimakasih atas
pengalaman dan suka dukanya selama perkuliahan. Semoga
kebersamaan kita selama empat tahun tidak terputus walaupun
perkuliahan telah usai.
11. Anak-anak Kuat Iman Project, KPI B Squad, Brain Stroaming, dan
Mahasiswa Tangguh. Terimakasih telah menemani selama peneliti
menimba ilmu di KPI. Don’t Stop Playing Because We Grow Old.
Semoga kebersamaan kita terus terjaga. Maaf tidak disebutkan satu
persatu agar tidak kepanjangan.
12. Teman-teman bimbingan skripsi bu Arma. Siti Sakhinah, Trihartanti,
dan Neisya. Terimakasih atas kebersamaannya selama skripsi.
13. Keluarga besar LDK Syahid. Terimakasih atas tiga tahunnya.
Terimakasih sudah memberi banyak pelajaran bermakna. Terimakasih
v
sudah menerima saya dengan semua kekurangan dan ketidaktahuan
saya. Kita adalah saudara.
14. Anak-anak asrama putra. Terimakasih telah berbagi banyak
pengalaman dan banyak hal yang sudah kita lalui bersama. Sukses
buat kita semua.
15. Para pedagang makanan murah di sekitar UIN. Terimakasih telah
membantu mahasiswa dengan uang seadanya tetap bisa makan enak.
Semoga keberkahan menghampiri kita semua.
16. Lia Syam Arif. Terimakasih telah menemani dengan semua
kebawelan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan hingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi.
Ciputat, September 2018
Abdullah Hanif
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 9
C. Batasan Masalah ................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 11
1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 11
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11
F. Metodologi Penelitian ......................................................................... 12
1. Subjek dan Objek Penelitian...................................................... 12
2. Pendekatan dan jenis metode penelitian ................................... 12
3. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 13
4. Tahapan Penelitian ..................................................................... 13
G. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 18
BAB II ................................................................................................................. 21
LANDASAN TEORI DAN KONSEP ............................................................... 21
A. Teori Public Relations ......................................................................... 21
1. Definisi Public Relations ............................................................. 21
vii
2. Sasaran Public Relations ............................................................. 22
B. Current Image ...................................................................................... 22
1. Teori Current Image............................................................................ 22
2. Manajemen Citra ........................................................................ 24
3. Proses Terbentuknya Sebuah Citra .......................................... 26
C. Definisi Sosialisasi ............................................................................... 29
D. Konseptualisasi Corporate Social Responsibility ............................... 30
E. Radio .................................................................................................... 32
1. Sejarah Radio .............................................................................. 32
2. Tipologi Pendengar Radio .......................................................... 33
3. Manajemen Siaran Radio ........................................................... 35
4. Aspek Media dan Kelembagaan Radio ..................................... 36
F. Tingkatan Komunikasi ....................................................................... 37
1. Komunikasi Intrapribadi ........................................................... 37
2. Komunikasi Antarpribadi .......................................................... 37
3. Komunikasi Kelompok ............................................................... 38
4. Komunikasi Publik ..................................................................... 38
5. Komunikasi Organisasi .............................................................. 38
6. Komunikasi Massa ...................................................................... 38
G. New Media ............................................................................................ 39
BAB III ................................................................................................................ 44
GAMBARAN UMUM........................................................................................ 44
A. Radio Dakta ......................................................................................... 44
B. Sejarah Radio Dakta .......................................................................... 46
C. Visi dan Misi Radio Dakta ................................................................. 48
1. Visi ................................................................................................ 48
2. Misi ............................................................................................... 48
D. Profil Perusahaan ............................................................................... 48
viii
F. Profil Pendengar Radio Dakta ........................................................... 50
G. Dakta Peduli ........................................................................................ 51
1. Sejarah Dakta Peduli .................................................................. 51
2. Sistem Kerja Dakta Peduli ......................................................... 54
H. Struktur Organisasi Radio Dakta ..................................................... 55
BAB IV ................................................................................................................ 56
ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN ..................................................... 56
A. Sosialisasi Program Dakta Peduli Melalui On Air .......................... 59
B. Sosialisasi Melalui Off Air ................................................................. 67
1. Sosialisasi lewat website dan media sosial ................................ 67
2. Sosialisasi Melalui Undangan Secara Langsung ...................... 70
3. Mengajak Kerja Sama Dengan Media Lain ............................. 73
4. Channel Youtube ......................................................................... 74
5. Sponsorship.................................................................................. 75
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Mensosialisasikan
Program ............................................................................................... 80
1. Faktor Pendukung ...................................................................... 81
2. Faktor Penghambat .................................................................... 83
BAB V .................................................................................................................. 89
PENUTUP ........................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94
LAMPIRAN ........................................................................................................ 97
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 ............................................................................................................................. 62
Gambar 4. 2 ............................................................................................................................. 63
Gambar 4. 3 ............................................................................................................................. 69
Gambar 4. 4 ............................................................................................................................. 70
Gambar 4. 5 ............................................................................................................................. 72
Gambar 4. 6 ............................................................................................................................. 75
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kelebihan Dan Kelemahan Dari Siaran Radio: ......................................... 34
Tabel 2. 2 Jenis-jenis Radio ........................................................................................ 35
Tabel 3. 1 Data Pendengar Radio Dakta .................................................................... 51
Tabel 4. 1 temuan Penelitian. Sosialisasi Dakta Peduli melalui on air ....................... 63
Tabel 4. 2 temuan penelitian sosialisasi melalui off air .............................................. 76
Tabel 4. 3 temuan Penelitian Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
sosialisasi Dakta Peduli ............................................................................................... 84
Tabel 4. 4 Temuan Penelitian ...................................................................................... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi semakin hari semakin berkembang.
Tentu hal ini membawa dampak positif dan negatif.
Beberapa dampak positif dari berkembangnya teknologi
adalah arus informasi yang semakin mudah didapatkan
dan media yang menyediakan informasi tersebut juga
semakin beragam. Media baru bermunculan seperti
internet dan media sosial yang semakin di gandrungi
masyarakat karena dapat diakses dengan mudah dan
cepat. Disisi lain, media lama seperti televisi dan radio
tetap mendapatkan tempat di masyarakat karena memiliki
segmentasi yang berbeda.
Media televisi dan radio pun berkembang sesuai
mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini radio dan
televisi swasta sudah banyak jumlahnya di Indonesia.
Pada zaman digitalisasi seperti sekarang, berpengaruh
pada perkembangan radio. Pada era orde lama dan orde
baru radio merupakan andalan masyarakat dalam
memperoleh informasi. Radio adalah media yang cukup
dekat dengan masyarakat. Pada era orde lama dan orde
baru pemerintah melalui Radio Republik Indonesia (RRI)
menjadikan radio sebagai media andalan pada saat itu.
Beragam peristiwa seperti pidato kemerdekaan dan
2
peristiwa pemberontakan PKI pada tahun 1965
diberitakan lewat RRI, sehingga tak heran jika radio
menjadi media vital yang mampu memberikan informasi
hingga ke pelosok. Kini, zaman telah berubah, banyak
radio swasta bermunculan yang dapat menyiarkan
informasi kepada masyarakat. Disisi lain, masyarakat juga
dapat memilih radio mana yang disukai. Tak heran, jika
beragam cara dilakukan radio-radio swasta dalam menarik
perhatian masyarakat. Beragam cara yang lazim dilakukan
media radio antara lain, membuat program yang berbeda
dan menarik, menjadikan penyiar sebagai pusat perhatian,
program off air dan lain sebagainya.
Dalam hal ini radio. Walaupun tidak sepraktis
internet dan media sosial dalam mengakses informasi,
namun radio tetap memiiki pemirsa yang mau
mendengarkan siaran mereka. Radio memiliki waktu
waktu tertentu yang orang-orang memutuhkan siaran
radio, seperti contohnya saat diperjalanan dan saat
menemani berkegiatan sehari-hari, siaran radio
dibutuhkan untuk menghilangkan rasa bosan sekaligus
memberikan informasi. Seperti media lainnya, radio juga
berkembang dengan banyaknya bermunculan radio swasta
dan juga makin menariknya penyiar dalam membawakan
siaran radio.
Persaingan antar media massa yang ada saat tidak
terlepas dari fungsinya sebagai pendidikan, informasi, dan
hiburan. Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota
3
besar akhir-akhir ini cukup tinggi dalam merebut audiens.
Berbagai hal harus diperhatkan agar menarik perhatian
dan diikuti oleh sebanyak-banyaknya pendengar.
Dalam hal ini penuis ingin meneliti tentang Radio
Dakta. Radio Dakta adalah stasiun radio swasta lokal di
Bekasi, Jawa Barat, radio ini mengudara pada frekuensi
107 FM. Siaran radio ini mengenai beragam peristiwa
yang terjadi di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga
informasi seputar pelayanan masyarakat, antara lain:
kerusakan fasilitas umum, info lalu lintas, pelayanan di
kantor pemerintahan, dan lain sebagainya. Sasaran dari
radio dakta adalah memaparkan perkembangan dinamika
masyarakat, khususnya yang berdomisili di Bekasi dari
sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan religi
yang berbasiskan pedoman agama Islam.
Dilihat dari segi segmentasi, Radio Dakta
sebenarnya merupakan radio informasi yang mengabarkan
berita-berita terkini di segala bidang. Namun radio ini
memiliki kelebihan dalam segi muatan muatan agama
Islam. Hal ini ditunjukkan dengan misi Radio Dakta yaitu
menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dan
keadilan sesuai ajaran Islam juga banyaknya program
radio baik off air dan on air yang kental dengan nuansa
Islam. Tak heran kemudian citra islami melekat erat
dengan radio dakta. Dari segi muatan siaran juga
menunjukkan bahwa radio ini memiliki segmentasi islam.
Lebih dari 50 persen siaran Radio Dakta memiliki muatan
4
Islami, seperti kajian, muhasabah malam, tafsir ayat Al-
Qur’an dan alunan lagu nasyid.1
Citra adalah tujuan utama pada suatu perusahaan
dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang
hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat
(kehumasan) atau public relations. Pengertian citra itu
sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis,
tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik
dan buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
ataupun negatif yang datangnya dari masyarakat luas.
Berbicara mengenai citra dan radio dakta itu
sendiri, seperti yang sudah diungkapkan bahwa radio
dakta memiliki citra Islami dikalangan umat Islam di kota
Bekasi. Kota Bekasi sendiri, menurut data dari badan
pusat statistik, penduduk nya mencapai 2,4 juta jiwa dan
lebih dari 80 persen atau sekitar 2,1 juta hal ini sejalan
dengan dengan segmentasi Radio Dakta yang misinya
ingin menyuarakan kebenaran sesuai dengan ajaran Islam.
Ini juga tak terlepas dari masih sedikitnya radio yang
sering mengangkat muatan muatan Islami, khususnya di
kota Bekasi.2
Selain dari tugas utama public relations, yaitu
menjalin hubungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Pengertian strategi menurut J. Thompson adalah cara
untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir yang
1 Dakta.com diakses pada 5 Agustus 2018 pukul 19:00
2 Bps.go.id diakses pada 2 Juli 2018 pukul 19:00
5
menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.3 Selanjutnya,
dapat kita simpulkan bahwa strategi humas adalah suatu
cara yang ditempuh agar hubungan perusahaan dan
masyarakat bisa terjalin dengan baik. Berdasarkan
pemaparan diatas, maka penulis berniat melakukan
penelitian yang berkaitan dengan radio dakta dan citra,
yang tentunya citra juga berkaitan dengan public
relations.
Public relations merupakan semua bentuk
komunikasi antara suatu organisasi dengan khalayaknya,
baik itu kedalam dengan anggota organisasi ataupun
keluar dengan khalayak organisasinya. Tujuan utama dari
public relations adalah menjaga hubungan baik
berlandaskan saling pengertian. Didalam suatu
perusahaan adanya public relations sangatlah penting.
Public relations memiliki beberapa fungsi penting dalam
perusahaan, diantaranya menghadapi krisis dan
memperkenalkan aspek aspek kemasyarakatan.
Praktek dalam public relations ini sejalan dengan
perintah dalam Al-q ur’an yang memerintahkan untuk
menjalin hubungan baik sesama manusia.
3 Sandra Oliver , Strategi Public Relations(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h.
2
6
ؤيها كم ا اي ن ذكر وأنثى وجعلن كم م لناس إنا خلقن
كم إن ا إن أكرمكم عند هللا أتقى شعىبا وقبآئل لتعارفى
(. 31الحجرات : )سىرة هللا عليم خبير
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan
kamu, dari seorang laki-laki dan perempuan, dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal” (Al-Hujarat:13).
Dalam Islam melalui surat Al-Hujarat ayat 13 ini
memerintahkan manusia untuk saling mengenal dan
menjaga hubungan baik sesama manusia. Walaupun
manusia diciptakan berbeda suku dan bangsa bukan
alasan untuk menjadi perpecahan, umat manusia harus
tetap bersatu dan menjalin hubungan yang baik karena
walaupun berbeda bangsa dan suku pada hakikatnya
manusia berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam
dan Hawa.
Pada era modern saat ini, tentu menjalin hubungan
yang baik dengan pihak luar tidak bisa dikatakan sebagai
hal yang mudah. Dalam hal ini, antara sebuah perusahaan
dengan khalayaknya. Seringkali terjadi kesalahpahaman
ataupun niat baik yang dimaksudkan oleh perusahaan
tidak tersampaikan dengan benar. Dalam hal ini butuh
kegiatan public relations agar hubungan antara perusahaan
dan khalayaknya terjalin dengan baik.
7
Perusahaan sebagai sebuah organisasi memiliki
sebuah tanggung jawab berkaitan dengan lingkungan
sekitar. Perusahaan tidak hanya harus mementingkan
perihal keuntungan saja, lepas dari itu, perusahaan juga
dituntut bisa mengintegrasikan bisnis mereka dengan
keadaan sosial sekitar mereka. Pengintegrasian ini juga
berkaitan dengan menjalin hubungan baik dengan
masyarakat. Kemudian kepedulian sosial juga bertujuan
agar citra yang terbentuk dikalangan masyarakat
merupakan perusahaan yang baik dan memiliki
kepedulian sosial. Radio dakta sebagai sebuah perusahaan
juga memiliki tanggung jawab sosial, hal ini dibuktikan
dengan adanya program dakta peduli.
Radio Dakta memiliki salah satu program off air
unggulan yaitu dakta peduli. Dakta peduli adalah sebuah
program yang digagas oleh radio dakta yang bergerak di
bidang sosial. Biasanya berbentuk penggalangan dana
untuk pihak-pihak yang membutuhkan atau bisa
berbentuk kegiatan sosial lain dimasyarakat seperti
pengadaan acara taklim, seminar, atau kegiatan santunan
fakir miskin. Dakta peduli merupakan program unggulan
dari radio dakta. Program ini merupakan pengintegrasian
operasi bisnis dengan kepedulian sosial. Pengintegrasian
tersebut berupa tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam hal ini Radio Dakta. Dakta Peduli juga
merupakan salah satu program yang membuat citra dari
radio dakta menjadi baik di masyarakat. Karena program
8
ini merupakan program sosial, yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat.
Program Dakta Peduli ini sejalan dengan sabda
Rasulullah SAW, beliau memerintahkan umatnya untuk
saling tolong antar sesama.4
خير »عن ابن عمر قال رسىل هللا صلى هللا عليو وسلم
رواه الطبراني« الناس أنفعهم للناس
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya” [HR. Ahmad]
Penulis mengambil topik ini, penulis ingin
meneliti bagaimana Radio Dakta sebagai radio dengan
segmentasi islam menjalin hubungan dengan masyarakat
ditengah persaingan media yang ada saat ini. Dakta Peduli
sebagai salah satu program unggulan dari Radio Dakta
harus disosialisasikan dengan gencar semakin banyak
orang yang mengetahui dan memahami program dari
Dakta Peduli. Setelah Dakta Peduli disosialisasi dan
diinformasikan kepada masyarakat luas, akan mampu
meningkatkan current image yang dimiliki oleh Radio
Dakta.
Selanjutnya, penulis menetapkan judul dari
penelitian ini adalah: “Sosialisai program dakta peduli
dalam meningkatkan current image radio dakta 107 FM”.
4 Fakhruddin Nursyam LC, Hadits Arba’in Tarbawiyah(Jakarta: Media Insani
Press)
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang
masalah, terdapat beberapa poin permasalahan yang
penulis soroti dalam penelitian ini. Pertama adalah,
ditengah perkembangan arus informasi yang semakin
deras belakangan ini, bukan hanya informasi yang
semakin mudah didapatkan, namun media sebagai
penyedia informasi juga semakin banyak bermunculan di
Indonesia.
Menurut ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo
jumlah media massa di Indonesia adalah yang terbanyak
di dunia, sekitar 47.000 media terbagi menjadi media
cetak, radio, televisi, dan berbasis jaringan internet. Dari
jumlah itu 2.000 adalah media cetak, 674 radio, 523
televisi termasuk lokal dan lebihnya media berbasis
internet atau daring.5
Kalau kita kembali kepada konteks penelitian ini,
maka penulis yang juga ingin meneliti media dalam hal
ini radio Dakta, radio Dakta sebagai media yang memiliki
segmentasi Islam dalam visi dan misinya, dituntut untuk
bisa memiliki citra yang baik dimata masyarakat,
khususnya masyarakat Bekasi ditengah banyaknya dan
persaingan media yang ada saat ini.
Poin kedua adalah, Radio Dakta memiliki salah
satu program unggulan, yaitu dakta peduli. Program ini
sebenarnya sudah dikenal luas di masyarakat khususnya
5 http://mediaindonesia.com/ diakses pada 1 April 2018 pukul 17:30
10
masyarakat Bekasi. Namun, mengingat program ini
adalah program sosial dan rutin mengadakan kegiatan
setiap bulan, maka harus disosialisasi dengan benar dan
gencar agar program ini dapat dikenal dan dipahami
secara luas oleh masyarakat.
C. Batasan Masalah
Mohammad Ali menyatakan bahwa membatasi
masalah penelitian adalah upaya pembatasan dimensi
masalah atau gejala agar jelas ruang lingkup dan batasan
yang akan diteliti.6 Maka berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dipaparkan, peneliti membatasi
masalah agar tak melebar, dan lebih fokus. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan hanya akan berfokus
pada tim CSR Radio Dakta dan divisi off air
Radio Dakta.
2. Penelitian akan dilakukan berkenaan dengan
Radio Dakta mensosialisasikan program dakta
peduli dalam rangka meningkatkan current
image radio dakta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka
muncul beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan
masalah.
6 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:Arruz Media, 2016)
h. 134
11
1. Bagaimana Radio Dakta mensosialisasikan
program dakta peduli melalui on air dalam
meningkatkan current image Radio Dakta?
2. Bagaimana Radio Dakta mensosialisasikan
program Dakta Peduli secara off air dalam
meningkatkan current image Radio Dakta ?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam
mensosialisasikan program dakta peduli?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana tim CSR Radio Dakta mensosialisasikan
program dakta peduli melalui on air dan off air dalam
meningkatkan current image Radio Dakta , dan apa saja
faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
mensosialisasikan program Dakta Peduli.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi ilmiah dalam pengembangan
ilmu komunikasi, dan khususnya pada tataran
public relations dan current image.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam perkembangan
studi tentang public relations saat ini.
Khususnya bagi peneliti dan akademisi serta
12
umumnya bagi masyarakat luas yang ingin
menggeluti bidang public relations dan current
image.
F. Metodologi Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Radio Dakta,
sedangkan objek penelitiannya adalah sosialisasi
program Dakta Peduli untuk meningkatkan current
image.
2. Pendekatan dan jenis metode penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan
berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada
latar dan individu secara utuh. Untuk itu tidak
diperbolehkan mengisolasikan individu atau
organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi
memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.7
Pendekatan kualitatif menekankan analisis proses
berpikir secara induktif yang berkaitan dengan
hubungan antar fenomena yang diamati. Sedangkan
paradigma yang digunakan adalah konstruktivis.
7 Imam Gunawan, Metode penelitian Kualitatif (Jakarta:bumi aksara 2013) h.
80
13
Menurut paradigma konstruktivis, pengetahuan dapat
digambarkan sebagai hasil atau konsekuensi dari
aktivitas manusia, pengetahuan merupakan konstruksi
manusia.8 Adapun metode yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif, yaitu suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena yang ada yang berlangsung saat ini dan saat
lampau.9
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung dari bulan Mei hingga
September 2018. Sedangkan penelitian ini akan
banyak bertempat di kantor Radio Dakta, Jalan KH
Agus Salim No. 77, Kota Bekasi
4. Tahapan Penelitian
a. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis
menggunakan tiga tehnik pengumpulan data:
1) Observasi
Metode observasi adalah metode terjun langsung ke
lapangan dan mengamati fenomena-fenomena yang
terjadi dilapangan. Observasi adalah metode
pengumpulan data melalui pengamatan dan
8 Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif (Jakarta:bumi aksara, 2013) h
49 9 Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006) h 5
14
penginderaan.10
Dalam hal ini penulis akan terjun
langsung ke subjek penelitian yaitu radio dakta untuk
mengamati mereka mensosialisasikan program dakta
peduli.
2) Dokumentasi
Tehnik ini digunakan dengan cara mencari data-data
yang dapat menunjang keberhasilan penelitian. Data-
data yang dimaksud adalah laporan, catatan
perusahaan, catatan kegiatan dan sebagainya.
3) Wawancara
Tehnik ini digunakan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepada narasumber yang
menguasai tema yang dapat memberikan informasi
terkait penelitian. Metode tanya jawab melalui
pertanyaan ini diajukan langsung baik dengan
menggunakan atau tanpa pedoman wawancara.
b. Tehnik Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, berikutnya
adalah analisis data. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun data secara sistematis data
yang didapat dari pengumpulan data. Menurut Miles
dan Hubermann mengurutkan analisis data menjadi
tiga tahap yaitu, reduksi data, paparan data, dan
penarikan kesimpulan. Analisis data kualitatif ini
dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung. Artinya kegiatan
10
Burhan bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada, 2010) h 115
15
tersebut dapat dilakukan selama dan sesudah
pengumpulan data berlangsung.11
Data yang
didapatkan dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi ini akan diorganisasikan kedalam konsep
sosialisasi program dakta peduli dalam meningkatkan
current image radio dakta.
Tehnik Pengolahan Data
Setelah memeroleh data melalui tiga cara yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi, data diolah
dalam bentuk uraian dan tabel. Data diolah untuk
dapat menjawab tiga pertanyaan dalam rumusan
masalah mengenai sosialisasi program Dakta Peduli
dalam meningkatkan current image Radio Dakta.
G. Tinjauan Kajian Terdahulu
Arini Rosdiana dalam penelitiannya yaitu
“Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta Dalam
meningkatkan Eksistensi di Kalangan Pendengar”
menemukan, dalam upaya mencapai target yang
dicanangkan oleh perusahaan radio dakta, maka divisi
marketing Radio Dakta melakukan berbagai cara agar
menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat kegiatan
promosi yang tidak efektif dan efisien. Terdapat beberapa
cara marketing yang dilakukan oleh divisi marketing,
diantaranya yaitu, pengajian bulanan, taklim bulanan,
seminar. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, tim marketing
11
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h 209
16
radio dakta juga mendekatkan perusahaan dengan
lingkungan, agar dekat dengan masyarakat. Selain itu
program siaran harus dioptimalkan dengan selalu
memberikan program yang menarik.12
Dalam penelitiannya, Arini Rosdiana
menyimpulkan bahwa dalam menjalankan strategi
marketing terdapat tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu
perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi
strategi. Terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian ini. Persamaannya adalah pada subjek yang
diteliti yaitu radio Dakta 107 FM. Sedangkan
perbedaannya adalah pada objek penelitian Arini
Rosdiana meneliti tentang strategi marketing radio dakta
sedangkan penelitian ini objeknya sosialisasi program
dakta peduli untuk meningkatkan current image. Stategi
Marekting prinsip dasarnya adalah untuk menjual produk
sedangkan current image adalah untuk menaikkan citra
dan kesan di masyarakat.
Anggi Herlangga dalam penelitiannya “Strategi
Public Relations Hitz FM dalam membentuk citra yang
Positif” menemukan, strategi public relations Hitz FM
dalam membangun citra positif, terdapat beberapa cara
yaitu meningkatkan brand awareness, mengaktifkan
sosial media, dan membuat program radio yang inovatif.
Hitz FM sebagai sebuah perusahaan mencoba
12
Arini Rosdiana “Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta Dalam Meningkatkan Eksistensi di Kalangan Pendengar”, 2011
17
meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap
brand radio mereka. Brand awareness adalah sebuah
tingkatan pengetahuan konsumen terhadap produk
tertentu. Terdapat beberapa level dalam brand awareness.
Selanjutnya Hitz FM juga mencoba lebih aktif dan
interaktif lagi dengan pendengar mereka lewat sosial
media. Demi citra mereka yang terbangun positif.
Terakhir mereka mencoba membuat program siaran radio
yang inovatif demi menarik lebih banyak masyarakat
dalam mendengarkan Hitz FM. Dalam penelitiannya,
Anggi Herlangga memberi kesimpulan bahwa strategi
public relations Hitz FM dalam membangun citra positif
lebih terfokus kepada kegiatan branding untuk
menunjukkan eksistensi dan membuat aware khalayak
terhadap radio yang terhitung baru ini. Penelitian ini
memiliki persamaan dan perbedaaan dengan penelitian
yang peneliti lakukan. Persamaaannya terletak pada
subjek yang akan diteliti yaitu radio. Selain itu kesamaan
lainnya terletak pada bahasannya yang banyak
menyangkut tentang citra. Peneliti dalam penelitian ini
juga akan banyak membahas tentang citra. Sementara itu,
perbedaannya terletak pada objek penelitian. Anggi
herlangga dalam penelitiannya, memiliki objek strategi
public relations, sedangkan penelitian ini memiliki objek
sosialisasi program dalam meningkatkan current image.13
13
Anggi Herlangga “Strategi Public Relations Hitz FM dalam membentuk Citra yang Positif”, 2015
18
Shinta Amelia Fitriani menemukan dalam
penelitiannya “Upaya Public Relations dalam
mempertahankan citra Perusahaan Melalui Spesial Event
(Studi Kasus Majalah CHIP foto dan video), upaya yang
dilakukan oleh public relations majalah CHIP foto dan
video dalam mempertahankan citra perusahaan melalui
event fashion on stage sudah bisa dikatakan berhasil
dilakukan tetapi masih perlu terus melakukan inovasi
yang kreatif agar citra majalah CHIP foto video tetap baik
dimata masyarakat. Public relations mengadakan event
fashion on stage diluar ruangan (outdoor) sehingga para
peserta lebih leluasa dalam memotret. Perbandingan
dengan penelitian ini, terdapat persamaan dan perbedaan.
Persamaaanya terdapat pada objek penelitian yang sama
sama membahas tentang citra dan public relations.
Sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek penelitian.
Penelitian Shinta Amelia memiliki subjek majalah CHIP
foto video sedangkan subjek penelitian ini adalah radio
dakta 107 FM.14
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada
pedoman umum karya ilmiah yang tercantum dalam
pedoman akademik program strata 1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2014 yang dikeluarkan oleh
14
Shinta Amelia Fitriani “Upaya Public Relations dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Melalui Spesial Event (Studi Kasus Majalah CHIP Foto Video)
19
pusat penjaminan mutu (CeQDA) jenis penelitian dengan
pendekatan kualitatif dibagi menjadi lima bagian, antara
lain:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KONSEP
Terdiri dari kajian teori-teori yang
berhubungan dengan penelitian ini yaitu:
teori Public Relations, teori radio, konsep
sosialisasi, konsep Corporate Social
Responsibility, dan teori lima level
komunikasi.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR
PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang hal-hal
yang berkaitan dengan subjek penelitian
yaitu radio Dakta dan program dakta
peduli. Sejarah, visi misi, profil
perusahaan, dan sebagainya.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
20
Dalam bab ini akan dibahas hasil analisis
dan temuan penelitian yang berhubungan
dengan Strategi Public Relations radio
Dakta dalam mensosialisasikan program
dakta peduli.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan
dan saran atas hasil penelitian yang telah
dilakukan.
21
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONSEP
A. Teori Public Relations
1. Definisi Public Relations
Frank Jefkins menulis definisi tentang public
relations yaitu “PR adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana baik itu ke dalam ataupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian”. 1
Menurut British Institute of Public Relations
(IPR), Public relations adalah segala bentuk cara untuk
memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian
antara organisasi dengan khalayaknya yang dilaksanakan
secara terencana dan berkelanjutan.2 Maksud dari upaya
terencana dan berkelanjutan disini adalah bagaimana
kegiatan PR diorganisir sebagai sebuah susunan program
terpadu yang berlangsung secara kontuinitas agar
organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak
yang memiliki kepentingan. Kemudian dengan adanya
kata “saling” berarti bukan hanya khalayak yang harus
mengerti tentang organisasinya, tetapi juga organisasi
tersebut harus senantiasa memahami individu yang
terlibat dengannya.
1 Frank Jefkins, Public Relations(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004) h. 10
2 Frank Jefkins, Public Relations(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004) h. 11
22
2. Sasaran Public Relations
Menurut H.Fayol beberapa sasaran dari kegiatan Public
Relations, adalah sebagai berikut:
a. Membangun identitas dan citra perusahaan
(building corporate identity and image).
Menciptakan citra dan identitas perusahaan yang
positif. Mendukung kegiatan komunikasi timbal
balik dua arah dengan berbagai pihak
b. Menghadapi krisis (facing of crisis)
Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang
terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan
PR recovery of image yang bertugas memperbaiki
lost of image and image.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan
(promotion public causes)
Mempromosikan yang menyangkut kepentingan
publik
Mendukung kegiatan kampanye sosial anti
merokok, serta menghindari obat-obatan terlarang,
dan sebagainya.3
B. Current Image
1. Teori Current Image
3 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan media komunikasi(Jakarta:
Raja Grafindo, 2008) h 97
23
Current image menurut Frank Jefkins adalah cara
pandang masyarakat atau publik eksternal terhadap suatu
organisasi. Current image yang terbentuk di publik
eksternal sering kali salah karena minimnya informasi
yang diterima. Oleh karena itu, current image berkaitan
dengn penyebaran informasi dan sosialisasi mengenai
suatu organisasi. Menurut Rosady Ruslan, citra (image)
berkaitan erat dengan suatu tanggapan, penilaian, opini,
kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol tertentu
terhadap bentuk pelayanan, nama perusahaan, dan merek
suatu produk barang atau jasa dari pihak publik sebagai
khalayak sasarannya.4 Sandra Olivier berpendapat, bahwa
studi terkini menunjukkan bahwa citra tidak hanya terdiri
atas satu realitas tunggal yang dipegang oleh individu,
tetapi juga mereka yang memegang serangkaian gambaran
yang saling terhubung yang terdiri dari banyak unsur atau
objek yang menyatu dan yang diinterpretasikan melalui
bahasa.5
Citra adalah cara pihak lain memandang
perusahaan, seorang komite, atau aktivitas.6 Setiap
perusahaan mempunyai citra sebanyak orang yang
memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari
pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, staf
4 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta:
Raja Grafindo persada) h. 71 5 Sandra Olivier Strategi Public Relations (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007) h.
52 6 Kadar Nurjaman, Komunikasi dan Public Relations, (Bandung:Pustaka Setia,
2012) h. 125
24
perusahaan, pesaing, asosiasi, dan gerakan pelanggan di
sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap
perusahaan. Citra adalah tujuan utama sekaligus
merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi
dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public
relations.7 Pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak
dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa
dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk.
Dari definisi diatas bisa disimpulkan bahwa citra
merupakan kesan atau gambaran yang sengaja diciptakan
oleh sebuah objek atau perusahaan, dan citra juga bisa
diartikan bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan atau organisasi. Citra merupakan tujuan pokok
dari setiap perusahaan, karena jika perusahaan memiliki
image postif maka akan mudah bagi perusahaan tersebut
memasarkan produk ataupun dipercaya oleh khalayak
umum, walaupun tidak berbentuk dalam sebuah wujud,
namun citra dapat dirasakan oleh pihak eksternal
perusahaan, seperti masyarakat dan kompetitor
perusahaan.8
2. Manajemen Citra
7 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003) h. 20
8 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta:
Raja Grafindo) h. 74
25
Manajemen citra adalah proses kegiatan untuk
menggerakkan dan mengendalikan suatu usaha kerja sama
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan yaitu
berupa kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap
perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari sebuah
objek, orang atau suatu organisasi yang telah ditentukan.9
Bisa dikatakan public relations adalah upaya
untuk memanajemeni persepsi agar mengarah kepada citra
yang diinginkan dan diharapkan perusahaan. Melalui
strategi yang tepat dan aktivitas komunikasi yang efektif.
Inilah yang kadang menyesatkan. Seolah-olah memelihara
citra perusahaan adalah adalah semata adalah tugas PR
belaka. Padahal efektivitas PR didalam pembentukan
citra, erat kaitannya dengan kemampuan pemimpin dalam
menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual
maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi
dan manajemen waktu atau perusahaan dalam mengelola
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efisien, yang mencakup menyampaian informasi, berita,
laporan, serta menjalin hubungan dengan orang.10
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa citra
bukanlah semata mata timbul secara tiba-tiba tetapi
melalui proses manajemen. Merupakan tugas public
9 Muwafik Saleh, Public Service Communication (Malang: UMM Press, 2010)
h. 88 10
Muwafik Saleh, Public Service Communication (Malang: UMM Press, 2010) h. 89
26
relations lah yang mengupayakan langkah untuk
mengarahkan dan memoles citra yang telah disepakati
oleh perusahaan tersebut. Tentunya tugas ini tak lepas dari
kinerja pemimpin yang harus bisa mengkoordinasikan
perintah ke tiap elemen perusahaan.
3. Proses Terbentuknya Sebuah Citra
Identitas dan citra perusahaan terbentuk oleh
keseluruhan persepsi dari stakeholders yang sudah ada
maupun yang potensial seperti pelanggan pemasok,
karyawan, masyarakat umum, dan pemerintah.11
Dari
beberapa stakeholders tersebut, karyawan merupakan
stakeholders yang memegang peranan penting dalam
suatu perusahaan. Karena karyawanlah yang berinteraksi
langsung dengan para pelanggan.
Reputasi diawali dari identitas organisasi sebagai
starting point atau titik pertama yang tercermin dari nama
perusahaan, logo, kemudian tampilan fisik berupa
seragam atau alat transportasi, dan kemudian latar
belakang sejarah perusahaan. Reputasi merepresentasikan
jaringan reaksi afektif atau emosional baik itu reaksi baik
atau buruk, kuat atau lemah, dari konsumen, investor,
11
Firsan Nova, Crisis Public Relations: Strategi PR menghadapi krisis, mengelola isu, membangun citra dan Reputasi perusahaan (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011) h. 308
27
karyawan, dan publik terhadap nama perusahaan.12
Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai
tindakan-tindakan organisasi yang telah berlalu dan
prospek organisasi dimasa yang akan datang. Reputasi
merupakan asset berharga dari kebanyakan bisnis yang
ada saat ini.13
Sebuah reputasi yang baik dibangun atas dasar
persepsi stakeholder yang kemudian dibangun setelah
mereka membandingkan kinerja perusahaan dengan
harapan-harapannya. Reputasi juga memainkan peran
penting dalam nilai masa depan bisnis dengan
memengaruhi perilaku stakeholder, dan karenanya
mendapatkan potensi dan prospek masa depan. Semakin
berkembangnya teknologi, jika suatu berita buruk
menerpa perusahaan, maka ini akan merusak reputasi
perusahaan dalam sekejap. Karena pada umunya
keyakinan dan kepercayaan publik jika hilang sulit
mengembalikannya.
Menurut Frank Jefkins dalam buku Essential of
Public Relations menyebutkan bahwa citra adalah kesan
yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian
seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin
12
Muwafik Saleh, Public Service Communication, (Malang: UMM Press, 2010) h. 90 13
Firsan Nova, Crisis Public Relations: Strategi PR menghadapi krisis, mengelola isu, membangun citra dan Reputasi Perusahaan (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011) h. 311
28
Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi
menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang
realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah
dunia menurut persepsi.14
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public
Relations dan buku lainnya Essentials of Public Relations
mengemukakan jenis-jenis citra, antara lain:
1. The mirror image (cerminan citra), yaitu
bagaimana dugaan (citra) manajemen terhadap
public eksternal dalam melihat perusahaannya.
2. The current image (citra saat ini), yaitu citra
yang terdapat dalam public eksternal, yang
berdasarkan pengalaman atau menyangkut
miskinnya informasi dan pemahaman public
eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan
dengan mirror image.
3. The wish image (citra yang diinginkan), yaitu
manajemen menginginkan pencapaian prestasi
tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu
yang baru sebelum public eksternal memeroleh
informasi secara lengkap.
4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu
sejumlah individu, kantor cabang, atau
perwakilan perusahaan lainnya dapat
membentuk citra tertentu yang belum tentu
14
Soleh Soemirat dan Elviro Ardinanto, Dasar-dasar public relations, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) h 114
29
sesuai dengan keseragaman citra seluruh
organisasi atau perusahaan.
5. Corporate Image (Citra Perusahaan), yaitu
citra yang tertuju pada sosok perusahaan
sebagai tujuan utamanya, bagaimana
menciptakan citra perusahaan yang positif,
lebih dikenal, serta diterima oleh publiknya,
dapat melalui sejarahnya, kualitas pelayanan
prima, keberhasilan bidang marketing, dan
hingga bertanggung jawab dengan tanggung
jawab sosial.
C. Definisi Sosialisasi
Sosial berasal dari bahasa Yunani yaitu socius
yang artinya teman. Sementara itu sosialisasi dalam
kamus besar bahasa Indonesia mengartikan sosialisasi
sebagai proses belajar seorang anggota masyarakat untuk
mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam
lingkungannya: tingkat-tingkat permulaan dari proses
manusia itu terjadi dalam lingkungan keluarga. Dalam
bagian lain, mengartikan sosialisasi sebagai upaya
memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal,
dipahami, dihayati oleh masyarakat. Kata sosialisasi
mendapat imbuhan me- dan kan- yang berarti yang
menjadi milik umum.15
15
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
30
Istilah sosialisasi begitu luas artinya. Menurut
Defleur dan Rokeach sosialisasi dapat dilihat sebagai
suatu rangkaian pertukaran komunikasi yang kompleks,
berjangka panjang dan multidimensional antara individu
dan berbagai agen masyarakat yang menghasilkan
persiapan individu tersebut untuk hidup di suatu
lingkungan sosiokultural. Proses sosialisasi sering
dikelompokkan menjadi formal dan informal. Sosialisasi
formal adalah proses yang dilalui secara berstruktur,
seperti sekolah, pelatihan pengalaman kerja dan
sebagainya. Sedangkan yang informal diperoleh melalui
pengalaman keluarga, pengalaman pribadi dan lain-lain.16
D. Konseptualisasi Corporate Social Responsibility
Corporate social responsibility merupakan
peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya
kemampuan manusia sebagai individu anggota
masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang
ada, dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan
hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus
memelihara. CSR merupakan cara perusahaan mengatur
proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada
masyarakat.17
16
Melvin DeFLuer dan Sandra Rokeach, Theories of Mass Communications fifth Edition, h. 189 17
Bambang Ruditio, Corporate Social Responsibility(Bandung:Penerbit Rekayasa Sains, 2013) h. 10
31
Konsep corporate social responsibility melibatkan
tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lemabaga
sumber daya masyarakat, juga masyarakat setempat.
Kemitraan ini, tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan
ini, tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini
merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar
stakeholders. Konsep kedermawanan perusahaan dalam
tanggung jawab sosial tidak lagi memadai, karena konsep
tersebut tidak melibatkan kemitraan tanggung jawab
perusahaan secara sosial dengan stakeholders lainnya.
Didalam green paper komisi masyarakat eropa
2001 dinyatakan bahwa kebanyakan definisi CSR
(tanggung jawab sosial korporat) menunjukkan konsep
tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah
sosial dan lingkungan hidup kedalam operasi bisnis
perusahaan interaksi sukarela antara perusahaan dan para
stakeholdernya. Ada dua hal yang terkait dengan CSR,
yaitu pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta
interaksi sukarela. Definisi lain CSR adalah tanggung
jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan
isu-isu etika, sosial, dan lingkungan.18
Sasaran dari program CSR adalah pemberdayaan
SDM lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar,
18
Kadar Nurjaman, Komunikasi dan Public Relations(Bandung: Pustaka Setia, 2012) h. 127
32
pembangunan fasilitas sosial/ umum, pengembangan
kesehatan masyarakat, sosial budaya dan lain-lain.
E. Radio
1. Sejarah Radio
Istilah radio siaran berasal berasal dari kata “radio
broadcast” artinya yaitu menyampaikan informasi kepada
khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan
memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Julian
Newby dalam bukunya Inside Broadcasting
menyebutkan, radio is the birth of broadcasting (radio
adalah anak pertama dunia penyiaran). Awal mula
kemunculan radio diawali oleh telegraf pada 1895 oleh
ahli mesin Italia Guglielmo Marconi. Dua puluh tahun
kemudian teknologi tersebut berkembang menjadi siaran
radio. Pada periode antara 1919-1921 dimulailah
eksperimen siaran radio untuk publik di eropa.19
Radio memiliki daya tarik yang disebabkan oleh
ketiga unsur yang melekat padanya, yaitu kata-kata lisan,
musik, dan efek suara. Dengan dihiasi musik dan
didukung oleh efek suara, suatu acara yang disajikan radio
menjadi hidup. Meski kemudian muncul televisi, namun
media radio tidak kehilangan pendengar karena
menikmati radio bisa dalam berbagai situasi tidur-tiduran,
mengemudi kendaraan, atau bekerja. Jadi selain harganya
19
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 15
33
terjangkau, radio juga memiliki kelebihan yaitu pendengar
tidak dituntut untuk selalu berada didepan radio untuk
mengikuti program radio, sehingga pendengar dapat
mengikuti siaran dimana saja sesuai keinginan.20
Sebagai medium komunikasi yang makin
diperlukan oleh masyarakat yang aktif bekerja, radio
memiliki tiga kekuatan. Pertama, mobilitas tinggi. Radio
bisa membawa pendengarnya kemana mana sambil tetap
sibuk bekerja di suatu lokasi. Kedua, realitas. Radio
menggiring pendengar kedalam kenyataan dengan suara-
suara aktual dan bunyi dari fakta yang terekam dan
disiarkan. Ketiga, kesegeraan. Radio menyajikan
informasi dan petunjuk yang dibutuhkan pendengar secara
cepat.
2. Tipologi Pendengar Radio
Menurut skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat
tipologi pendengar, yaitu:21
d. Pendengar spontan. Bersifat kebetulan
tidak berencana mendengarkan acara siaran
radio. Perhatiannya mudah teralih ke
aktivitas lain.
20
Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993) h. 141 21
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 18
34
e. Pendengar pasif. Suka mendengarkan radio
untuk mengisi waktu luang dan menghibur
diri
f. Pendengar selektif. Mendengar siaran radio
pada jam atau acara tertentu saja, atau
fanatik pada acara atau penyiar tertentu.
g. Pendengar aktif. Secara regular dan rutin
mendengarkan siaran radio apapun,
dimanapun. Aktif berinteraksi lewat
telepon. Radio tidak hanya untuk mengisi
waktu luang.
Tabel 2. 1 Kelebihan Dan Kelemahan Dari Siaran Radio:22
Kelebihan Kelemahan
Sarana tercepat penyebar
informasi
Hanya bunyi, tidak ada
visualisasi yang tampak nyata
Dapat diterima didaerah
yang belum memiliki
sambungan listrik. Produksi
siarannya singkat dan murah
Tergantung stabilitas dan
kondisi udara di suatu lokasi.
Tidak bisa mengirim pesan
secara mendetail
Merakyat. Buta huruf bukan
kendala. Mudah dibawa
kemana saja
Terdengar selintas, sulit diingat,
hanya bisa didengar tidak bisa
didokumentasikan.
22
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 22
35
Berdasarkan tabel diatas bisa disimpulkan bahwa Radio
Dakta termasuk radio komersil.
3. Manajemen Siaran Radio
Menurut undang-undang No. 32/2002 tentang
penyiaran, ada tiga bentuk radio yang beroperasi di
Indonesia (1) radio siaran publik, yaitu RRI; (2) radio
siaran komersial; (3) radio komunitas. Radio komunitas
dibedakan dengan radio publik karena radio komunitas
melayani komunitas secara geografis terbatas, sementara
radio publik melayani kepentingan yang secara geografis
melingkupi nasional. Kepemilikan dana , dan
penegelolaan radio komunitas dilakukan sendiri,
sedangkan radio publik mendapat dukungan dari Negara
dalam bentuk anggaran.
Radio komunitas dibedakan dengan radio
komersial karena radio komunitas muncul dari komunitas
karena kebutuhan setempat, sedangkan radio komersial
didirikan oleh individu yang mampu secara finansial
sebagai bentuk usaha yang sah. Perbedaan tiga bentuk
lembaga radio tersebut dapat dilihat sebagai berikut:23
Tabel 2. 2 Jenis-jenis Radio
Bentuk Radio
Publik
Radio
Komunitas
Radio
Komersil
23
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 37
36
Sifat
Pengelolaan
Nonprofit Nonprofit Profit
Jangkauan
Geografi
Nasional dan
Internasional
Sangat
Lokal
Lokal,
Jaringan
Pemilik dan
Pengelola
Dibawah
Naungan
Pemerintah
Kelompok
Masyarakat
Individu
atau
kelompok
usaha
Pembuatan
Keputusan
Siaran
Aspirasi dari
bawah
Aspirasi dari
bawah
Keputusan
dari
pengelola
Berdasarkan tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa
Radio Dakta adalah radio komersil.
4. Aspek Media dan Kelembagaan Radio
Radio memiliki aspek utama sebagai media dan
kelembagaan, yaitu:24
Aspek media:
1. Hanya memiliki daya tarik suara
2. Penggunaannya mudah dan dapat dibawa kemana-
mana
3. Kontennya beragam tetapi lebih banyak musik
4. Potensial untuk komunikasi dua arah
5. Penggunaannya yang akrab dan personal
Aspek Kelembagaan
24
Dennis Mcquaill, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Salemba, 2010) h 15
37
1. Kebebasan relatif
2. Lokal dan tersebar
3. Produksinya relatif lebih murah
F. Tingkatan Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, komunikasi terbagi
menjadi beberapa tingkatan dimulai dari komunikasi yang
melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit
hingga komunikasi yang melibatkan peserta paling
banyak yaitu:
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi
dengan diri-sendiri. Contohnya, berpikir.
Komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antarpribadi dan komunikasi
dalam konteks lainnya. Dengan kata lain
komunikasi intrapribadi ini melekat pada
komunikasi dua orang, tiga orang dan
seterusnya karena sebelum berkomunikasi
dengan orang lain biasanya kita
berkomunikasi dengan diri sendiri dulu.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi ini adalah antara orang dan orang
secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung baik secara verbal maupun
non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi
38
antarpribadi ini adalah hanya melibatkan dua
orang.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada
komunikasi yang dilakukan oleh kelompok
kecil (small group), bersifat tatap muka.
Umpan balik dari seorang peserta dalam
komunikasi kelompok masih bisa
diidentifikasi dan ditanggapi oleh peserta
lainnya. Kelompok pada dasarnya adalah
untuk mencapai tujuan bersama.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar
orang yang tidak dapat dikenali satu persatu.
Contohnya seorang pendakwah yang
berbicara didepan para jamaah. Komunikasi
publik biasanya berlangsung lebih formal
daripada komunikasi antarpribadi dan
komunikasi kelompok.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal,
berlangsung dalam jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok.
6. Komunikasi Massa
39
Komunikasi massa adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak
ataupun elektronik, berbiaya relative mahal,
dikelola oleh suatu lembaga, ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar di banyak
tempat, pesannya disampaikan secara cepat.25
G. New Media
Ada banyak penyebutan untuk new media dalam
literatur akademis, yaitu digital media, media online,
media virtual, e-media, network media, media web, dan
cybermedia.26
Creeber dan Martin yang mengemukakan
bahwa media online biasa disebut media sosial atau
jejaring sosial yang didefinisikan sebagai produk dari
komunikasi yang termediasi yang terdapat bersama
dengan komputer digital.27
New media adalah media yang
kontennya terbentuk dari gabungan data, teks, suara,dan
gambar yang disimpan dalam format digital dan disebar
luaskan melalui jaringan berbasis kabel optik broadband,
satelit, dan sistem transmisi gelombang mikro.
25
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) h. 80-84 26
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Jakarta: Prenada Media Grup,2016) h. 13 27
Glen Creeber dan Royton Martin, Digital Cultures: Understanding New Media (Berkshire: Open University Press, 2009) h. 2
40
Menurut Rulli Nasrullah, jenis-jenis new media terbagi
menjadi sebelas, yaitu:28
1. Situs (Web Site)
Situs adalah halaman yang merupakan satu alamat
domain yang berisi informasi, data, visual, audio,
memuat aplikasi, sehingga berisi tautan dari halaman
situs lainnya.
2. E-mail
E-mail atau surat elektronik yang pada dasarnya cara
kerja surat elektronik ini sama dengan surat
konvensional dimana selalu ada pengirim, penerima,
dan isi surat.
3. Forum di Internet
Fasilitas Mail List merupakan salah satu jenis new
media yang bekerja pada komunitas yang memiliki
kesukaan atau minat yang sama.
4. Blog
Definisi blog disampaikan oleh Stuart Allan yang
menyatakan blog merupakan situs yang memuat jurnal
pribadi sang pemiliknya.
5. Wikipedia
Wikipedia merupakan situs yang menghadirkan
kepada pengguna pengertian, sejarah, hingga rujukan
28
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Jakarta: Prenada Media Grup,2016) h. 13-36
41
buku atau tautan tentang satu kata kunci. Mirip
dengan kamus.
6. Aplikasi Pesan
Merupakan aplikasi pesan yang berasal dari telepon
genggam dan terkoneksi dengan jaringan internet.
Seperti, WhatsApp, Line, dan KakaoTalk.
7. Internet “Broadcasting”
Merupakan media internet yang mampu menyiarkan
secara langsung siaran televisi maupun radio.
8. Peer to Peer
Cara kerjanya mirip SMS, peer-to-peer merupakan
media untuk berkomunikasi antar pengguna di internet
seperti untuk percakapan atau berbagi file. Seperti
Yahoo Messenger, Google Talk, dan Google Doc.
9. The RSS
RSS atau sindikasi konten sebagai revolusi dalam
perangkat lunak di internet. Perangkat lunak ini
bekerja untuk mengambil dan mengumpulkan konten
berita sesuai dengan keinginan pengguna.
10. MUDs
Multi User Dimensions diartikan sebagai suatu
program komputer yang diatur sedemikian rupa
sehingga dapat diakses oleh beragam user dalam
waktu bersamaan.
11. Media Sosial
Merupakan media yang digunakan untuk
mempublikasikan konten seperti profil, aktivitas, atau
42
bahkan pendapat pengguna juga sebagai media yang
memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi
dalam jejaring sosial di new media.
43
Kerangka Konsep
Jenis-Jenis Citra
menurut Frank
Jefkins:
a. Mirror Image
b. Current Image
c. Wish Image
d. Multiple Image
e. Corporate
Image
Current image adalah suatu
citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi.
Current image berbicara
mengenai sosialisasi dan
memberikan informasi-
informasi terkait suatu
organisasi agar dikenal
pihak-pihak luar
Dakta Peduli
disosialisasikan melalui
on air dan off air
Setelah disosialisasikan
muncul faktor
pendukung dan faktor
penghambat dalam
mensosialisasikan
program Dakta Peduli
44
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Radio Dakta
Radio Dakta adalah stasiun radio swasta lokal di
Bekasi, Jawa Barat, radio ini mengudara pada frekuensi
107 FM. Siaran radio ini mengenai beragam peristiwa
yang terjadi di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga
informasi seputar pelayanan masyarakat, antara lain:
kerusakan fasilitas umum, info lalu lintas, pelayanan di
kantor pemerintahan, dan lain sebagainya. Sasaran dari
radio dakta adalah memaparkan perkembangan dinamika
masyarakat, khususnya yang berdomisili di Bekasi dari
sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan religi
yang berbasiskan pedoman agama Islam.
Acara dari Radio Dakta juga semakin menguatkan
identitas radio dakta sebagai radio yang mengedepankan
konten-konten islami. Beberapa diantaranya acara on air
kajian malam, dan lagu lagu nasyid yang sering diputar di
radio ini. Selain itu, ada program off air radio dakta
seperti Taklim dakta, Dakta peduli, dan Toko Dakta yang
juga menyediakan buku-buku bacaan islam dan obat-
obatan herbal. Dengan hal-hal tersebut, tak salah jika
menyebut Radio Dakta sebagai radio yang memiliki fokus
lebih dibidang Islam, walaupun radio dakta juga tak lupa
untuk memberikan informasi terkini diluar dunia islam.1
1 Sumber salamvoice.wordpress.com diakses pada 1 Oktober 2018
45
Gambar 3. 1 Logo Radio Dakta
Sumber: Website Radio Dakta dakta.com
Dalam logo Radio Dakta pada gambar 3.1
menunjukkan identitas Radio Dakta. Didalam logo
tersebut tertulis alamat Radio Dakta di 107 FM. Selain
frekuensi, logo tersebut juga menunjukkan motto Radio
Dakta yaitu bijak dan cerdas. Maksud dari motto ini
adalah Radio Dakta sebagai radio informasi harus
memberikan informasi secara bijak. Kemudian dari
informasi yang bijak tersebut diharapkan mampu
mencerdaskan pendengar Radio Dakta. Logo Radio Dakta
memang terlihat sederhana. Tidak macam-macam, hanya
ada nama, frekuensi, dan motto saja. Paduan warna yang
digunakan juga tidak macam-macam, hanya hitam-
kuning, dan sedikit warna putih.
Selain ditunjukkan dengan tagline radio dan juga
banyaknya program radio baik off air dan on air yang
kental dengan nuansa Islam. Tak heran kemudian citra
islami melekat erat dengan Radio Dakta. Dari segi
muatan siaran juga menunjukkan bahwa radio ini
46
memiliki segmentasi islam. Lebih dari 40 persen siaran
radio dakta memiliki muatan islami, seperti kajian,
muhasabah malam, tafsir ayat Al-Qur’an dan alunan lagu
nasyid.
Struktur redaksi Radio Dakta2
Direktur Utama: Drs. Andi Kosala, MM, S.Psi
General Manager: Suyanti, SE
Manager Program: Dhany Wahab Habieby
Website Administrator: Adit Wahyudi
Redaktur: Aisyah Afifah
Desaign Graphic: Adit Wahyudi
Editor: Aisyah Afifah
Reporter: Bayu, Jaenuddin Ishaq, Ardi
Mahardika, Boy Aditya
B. Sejarah Radio Dakta
Sejarah dari Radio Dakta pertama kali didirikan di
Bandung pada Desember 1991. Berdirinya Radio Dakta
berawal dari keinginan bapak H. Iman Loebis, sebagai
pemilik PT Java Motors yang memiliki cita-cita untuk
membangun sebuah radio sebagai sarana menyebarkan
informasi dan dakwah ditengah masyarakat. Pada awal
tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang
berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Setelah membeli izin
Radio Famor, dan berbagai persiapan teknis maka izin
penyiaran radio tersebut dipindahkan ke wilayah Bekasi
2 Sumber dakta.com diakses pada 1 Agustus 2018
47
dengan tujuan agar daya pancarnya menjangkau wilayah
Jabodetabek. Selain alasan daya pancar, dipindahkannya
radio juga karena faktor pemasaran yang lebih dinamis
dan potensial.3
Pada 27 Maret 1992, Radio Dakta mengudara
dengan format siaran radio informasi digelombang 92,15
FM disiarkan dari Jalan KH Agus Salim No. 77 Bekasi
Timur dibawah PT Radio Nada Komunikasi Utama. Sejak
1 Agustus 2004 Radio Dakta pindah gelombang di 107
FM dikarenakan adanya penataan frekwensi siaran radio
yang di dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan
Informasi.
Dalam perjalanannya Radio Dakta mengalamai
beberapa kali perubahan format, yaitu beralih ke format
radio wanita, radio keluarga, hingga akhirnya
memantapkan kembali formatnya menjadi radio informasi
bernuansa Islam sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.
Menurut penuturan dari general manager radio
dakta, Suyanti, yang penulis temui di kantornya, latar
belakang dari didirikannya radio dakta adalah keinginan
dari sang pendiri, bapak Iman Lubis yang berkeinginan
memiliki usaha yang tidak hanya memenuhi kebutuhan
dunia, namun juga akhirat. Kemudian bapak Iman
menyampaikan kepada temannya bapak Abdul Manan
yang merupakan penanggung jawab majalah
3 Sumber salamvoice.wordpress.com diakses pada 1 Oktober 2018
48
Hidayatullah. Akhirnya terbentuklah radio dakta atas
gagasan dari bapak Iman.
C. Visi dan Misi Radio Dakta
1. Visi
Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di
Indonesia, yang bernafaskan Islam dan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
2. Misi
Menyuarakan dan memperjuangkan
kebenaran dan keadilan sesuai ajaran Islam.
Membangun image sebagai radio pemersatu
umat Islam
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
lebih baik
Membangun komunitas yang produktif,
kreatif, dan mandiri secara menyeluruh.4
D. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan: PT Radio Nada Komunikasi Utama
Alamat Perusahaan: Jalan KH Agus Salim Nomor 77
Kota Bekasi
ID Station: Dakta FM
Berdiri: 27 Maret 1992
Call Sign: PM3FRU
Frekuensi: FM 107
Pemancar: RVR- VJ10000TR5
4 Sumber dakta.com diakses pada 1 Agustus 2018
49
E. Program Siaran Radio Dakta
Sesuai dengan visi Radio Dakta untuk menjadi
media informasi dan pembelajaran, maka sebagian besar
program siaran radio dakta adalah program informasi
untuk mencerdaskan masyarakat. Program siaran radio
dakta ini pun selalu dikemas dengan informasi-informasi
terbaru setiap harinya.
Dalam menentukan program yang akan disiarkan,
radio Dakta memiliki divisi khusus yaitu divisi program
siaran yang bertanggung jawab terhadap program apa apa
saja yang akan naik kedalam meja siaran. Selain
informasi, format dari siaran radio Dakta adalah dialog
dua arah untuk lebih mencerdaskan masyarakat yang
mendengarnya. Dua arah disini diartikan oleh manajer
radio Dakta sebagai, setiap pendengar boleh memberi
masukan saat siaran berlangsung lewat telepon atau lewat
media sosial.
Jenis siaran radio Dakta dapat dikelompokkan
menjadi 60 persen informasi berita, 30 persen religi dan
10 persen hiburan. Informasi berita menjadi porsi paling
besar sesuai dengan visi media informasi. Beberapa
program informasi dari radio Dakta adalah program dakta
pagi pada jam tujuh sampai jam sebelas yang berisi cerita
kekinian, informasi harian terkini, edukasi, komersil, dan
5 Sumber dakta.com diakses pada 1 Agustus 2018
50
keagamaan. Lalu siang hari juga ada dialog ringan
mengenai topik-topik tertentu.
Selanjutnya, 30 persen adalah program religi.
Program religi ini diadakan sesuai dengan misi radio
Dakta yaitu membangun image sebagai radio pemersatu
umat Islam. Program religi disini berdasarkan Al-Qur’an
dan Sunnah. Beberapa program religi unggulan dari radio
Dakta yaitu, mutiara hikmah pukul lima sampai enam
pagi. Kemudian, ada program kajian islam pukul 20:00
sampai 22:00 malam. Program kajian malam ini adalah
salah satu program siaran yang disukai masyarakat karena
kerap menghadirkan tokoh masyarakat dan pembicara
yang kompeten dibidangnya. Selain itu, diakhir program
juga sering ditutup dengan muhasabah. Selanjutnya, 10
persen hiburan. Hiburan yang biasa ada di siaran radio
Dakta seperti lagu nasyid, dan lagu-lagu perjuangan
Islam.6
F. Profil Pendengar Radio Dakta
Pendengar radio Dakta rata-rata berusia 24
sampai 45 tahun. Karena pada usia tersebut merupakan
usia matang dan dapat mengambil keputusan sendiri.
Diusia tersebut merupakan usia yang siap dalam
menerima informasi karena lebih dari 50 persen siaran
radio Dakta berisi informasi-informasi terkini mengenai
banyak hal. Hal ini juga dipengaruhi karena diusia ini
6 Dokumen perusahaan Radio Dakta diakses pada 25 September 2018
51
rata-rata orang membutuhkan informasi yang lebih
bermanfaat ketimbang hiburan.
Berikut adalah data pendengar radio Dakta
berdasarkan jenis kelamin dan profesi:7
Tabel 3. 1 Data Pendengar Radio Dakta
Berdasarkan Jenis
Kelamin
Berdasarkan Profesi
Laki-Laki 53% Karyawan Swasta 43%
Perempuan 47% Wirausaha 19%
Ibu Rumah Tangga 16%
PNS 14%
Mahasiswa 7%
Lain-lain 1%
Sumber: Dokumen perusahaan radio dakta
Dari data tabel tersebut dapat dilihat, pendengar
radio Dakta lebih banyak laki-laki ketimbang perempuan.
G. Dakta Peduli
1. Sejarah Dakta Peduli
Dakta Peduli berawal dari kepedulian sejumlah
karyawan radio dakta ketika berkunjung ke daerah
Muara Gembong, Kabupaten Bekasi pada pertengahan
1990an. Ketika itu beberapa karyawan radio dakta
sedang melakukan kunjungan kesana dan merasa
7 Dokumen perusahaan Radio Dakta diakses pada 25 September 2018
52
prihatin dengan kondisi yang ada disana. Belum
adanya listrik, jalanan yang mayoritas masih tanah,
dan infrastruktur yang masih jauh dari kata memadai.
Padahal Muara Gembong masih bagian dari
Kabupaten Bekasi dan bukan tempat didaerah
pelosok.
Setelah mengetahui keadaan di Muara Gembong,
radio dakta yang merasa tergerak hatinya untuk
membantu sesama dengan memberikan sejumlah
bantuan. Selain itu, radio dakta juga menyiarkan
kepada masyarakat luas tentang keadaan di Muara
Gembong. Saat itu, daerah Muara Gembong memang
belum banyak diketahui karena jaraknya yang cukup
jauh dari pusat kota Bekasi. Dari sinilah awal mula
gagasan dakta peduli terbentuk.8
8 Wawancara pribadi dengan general manager Radio Dakta, Suyanti SE pada 3
Juli 2018
53
Gambar 3. 2 Salah satu poster kegiatan Dakta
Peduli
Sumber: Akun media sosial Radio Dakta
Dakta peduli merupakan sebuah program sosial
yang dilakukan oleh radio dakta untuk membantu
sesama yang membutuhkan. Menurut penuturan dari
general manager Suyanti, dakta peduli adalah sebuah
bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan dakta dalam memenuhi tanggung jawab
sosialnya. Dakta Peduli dalam hal ini mengaplikasikan
konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Bu
Yanti menambahkan bahwa memang sudah
seharusnya setiap perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial kepada lingkungan sekitarnya.
Setiap perusahaan tidak boleh hanya memikirkan
seputar keuntungannya saja. Lebih dari itu mereka
harus mengintegrasikan aspek aspek sosial kedalam
lingkup bisnis mereka. Inilah yang dilakukan oleh
Radio Dakta melalui dakta peduli. Selain
mengaplikasikan konsep Corperate Social
Responsibility, dakta peduli diadakan sebagai
salahsatu perwujudan dari misi mereka yaitu
meningkatkan kualitas masyarakat yang lebih baik.9
9 Wawancara pribadi dengan general manager Radio Dakta, Suyanti SE pada 3
Juli 2018
54
Konsep yang diusung dari dakta peduli adalah
menyalurkan bantuan dari masyarakat sekitar kepada
pihak yang membutuhkan. Bantuan yang diberikan
bisa berasal dari pendengar radio dakta, masyarakat
sekitar, ataupun perusahaan yang berniat ikut serta
dalam kegiatan tersebut. Dakta peduli juga tidak
membatasi jumlah yang ingin diberikan oleh
masyarakat, dakta tidak membatasi jumlah minimum
dan maksimumnya. Bahkan menurut keterangan
Suyanti, dakta peduli pernah menerima uang seribu
rupiah yang diberikan seorang anak kecil untuk donasi
kepada dakta peduli. Selain tak membatasi jumlah,
dakta peduli juga menerima bantuan dalam bentuk
apapun. Tidak hanya uang, bantuan yang diberikan
kepada dakta pernah berupa buku dan kendaraan.
2. Sistem Kerja Dakta Peduli
Sebelum menentukan kegiatan yang akan dilakukan
oleh dakta peduli dan mensosialisasikannya kepada
masyarakat seluruh staf dari radio dakta mulai dari
direktur, manajer dan penanggung jawab dakta peduli
akan membahasnya didalam rapat yang diadakan pada
awal tahun. Dalam rapat tersebut akan dibahas
kegiatan apa saja untuk setahun kedepan. Program
dakta peduli sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu:
kegiatan bulanan, kegiatan tahunan dan kegiatan
55
temporer. Ketiga kegiatan itu seluruhnya ditentukan
pada rapat awal tahun.
H. Struktur Organisasi Radio Dakta
Sumber: Dokumen Perusahaan Radio Dakta
Direktur
General Manager
Marketing Divisi Program
Siaran Divisi Umum Divisi Off Air
Dakta
Promosindo
Dakta
Peduli
56
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN
Didalam bab empat ini akan di paparkan hasil dan temuan
penelitian yang peneliti temukan selama melakukan penelitian.
Utamanya, bab ini mengacu untuk menjawab pertanyaan yang
ada di rumusan masalah. Secara garis besar, bab empat ini
peneliti bagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagaimana sosialisasi
Dakta Peduli melalui on air, bagaimana sosialisasi Dakta Peduli
melalui off air, dan faktor penghambat dan pendukung dalam
mensosialisasikan program dakta peduli.
Secara sederhana, citra merupakan kesan atau gambaran
yang sengaja diciptakan oleh sebuah objek atau perusahaan, dan
citra juga bisa diartikan bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan atau organisasi.1 Citra merupakan tujuan pokok dari
setiap perusahaan, karena jika perusahaan memiliki image postif
maka akan mudah bagi perusahaan tersebut memasarkan produk
ataupun dipercaya oleh khalayak umum, walaupun tidak
berbentuk dalam sebuah wujud, namun citra dapat dirasakan oleh
pihak eksternal perusahaan, seperti masyarakat dan kompetitor
perusahaan. Frank Jefkins membagi citra menjadi lima citra
bayangan, citra yang berlaku, citra yang diharapkan, citra
perusahaan, dan citra majemuk. Dalam penelitian ini, peneliti
akan lebih mengangkat tentang citra yang berlaku (current
image). Current image adalah suatu citra atau pandangan yang
11
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo) h. 74
57
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun,
current image ini tidak selamanya sesuai dengan kenyataan
karena semata-mata berbentuk dari pengalaman atau pengetahuan
orang-orang luar yang serba terbatas. Citra ini sedikit banyak
ditentukan informasi yang dimiliki oleh mereka yang
memercayainya.2
Current image merupakan kebalikan dari citra bayangan
(mirror image). Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh
orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya.
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota
organisasi, biasanya pemimpinnya. Tidaklah mengherankan jika
citra bayangan bisa sangat berbeda dengan citra yang berlaku.
Sayangnya, hal itu seringkali tidak disadari oleh pihak
manajemen di banyak organisasi oleh karena itu salah satu tugas
public relations adalah menginterpretasikan sikap-sikap pihak
luar kepada pihak manajemen yang mungkin saja keliru menebak
pandangan khalayak.3 Begitu pula, dengan radio Dakta,
perusahaan radio ini mencoba membentuk current image yang
baik kepada pihak luar melalui nama dan program-program
mereka. Salah satu program unggulan mereka adalah Dakta
peduli. Tim CSR selaku bagian yang menangani dakta peduli
memiliki cara untuk mensosialisasikan program dakta peduli agar
dikenal masyarakat dan membuat baik current image radio dakta
di mata masyarakat dan pendengar.
2 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003) h. 13
3 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003) h. 14
58
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa dalam
mensosialisasikan program dakta peduli, tim CSR radio dakta
melakukan persiapan-persiapan yang matang. Jadi, dalam
mensosialisasikan dakta peduli tidak sedekar memposting di
media sosial atau menyiarkan lewat radio. Lebih dari itu ada
persiapan yang matang sebelumnya. Dalam mensosialisasikan
dakta peduli, tujuannya adalah untuk meningkatkan current
image radio dakta dimata masyarakat. Karena ini berhubungan
dengan publik eksternal perusahaan, maka dibutuhkan konsep
dari public relations disini. Selain itu, public relations juga erat
hubungannya dengan citra (image).
Kegiatan Public Relations merupakan salahsatu hal vital
didalam sebuah perusahaan. Karena public relations ini adalah
divisi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tugas
dalam public relations terbilang cukup berat karena berkaitan
dengan image atau citra perusahaan. Program-program yang
dicanangkan oleh public relations harus mampu membuat citra
perusahaan terangkat dan dikenal baik oleh masyarakat luas.
Di radio Dakta tanggung jawab public relations berada
didalam divisi yang bernama divisi off air. Divisi ini menaungi
dua sub divisi, yaitu dakta promosindo dan dakta peduli. Dakta
promosindo adalah bagian yang aktif bekerja sama dengan pihak
luar dalam hal promosi barang dan jasa. Kalau ada pihak luar
yang berminat mempromosikan barang nya di radio dakta, maka
bisa melalui dakta promosindo. Kegiatan-kegiatan yang berminat
menjadikan radio dakta sebagai media partner juga melalui dakta
promosindo. Sementara, dakta peduli lebih bersifat program
59
sosial yang berlandaskan kepedulian. Dakta peduli adalah sub
divisi yang mengajak masyarakat luas untuk saling membantu
sesama. Seperti yang diungkapkan oleh general manager radio
Dakta, Suyanti:4
“Dakta peduli itu lahir dari kepedulian kita sebagai
sebuah perusahaan dan juga sebagai sesama
manusia. Kita mikir bahwa kita jangan hanya
mikirin soal keuntungan saja. Kita hidup ditengah-
tengah masyarakat. Oleh karena itu kita juga harus
siap saling tolong menolong kepada masyarakat.
Itulah kenapa tim yang menangani dakta peduli
saya beri nama tim CSR (Corporate social
Responsibility)”
A. Sosialisasi Program Dakta Peduli Melalui On Air
Sebagai media yang berafiliasi dengan radio,
maka radio dakta sangat mengandalkan siaran radio untuk
mensosialisasi setiap kegiatan dakta peduli. Selain, karena
sudah familiar di telinga masyarakat Kota Bekasi, radio
dakta juga sudah dicap amanah dalam menjalankan
program dakta peduli. Sehingga pendengar setia radio
dakta mudah percaya dan tidak ragu ketika hendak
menyalurkan bantuan lewat dakta peduli. Namun, begitu
walaupun mengandalkan radio dalam mensosialisasikan
program dakta peduli, radio dakta juga memiliki cara lain
4 Wawancara Pribadi dengan General Manager Radio Dakta, Suyanti, SE 3 Juli
2018 pukul 11:00
60
dalam mensosialisasikan kegiatan dakta peduli yaitu
dengan media sosial, web, melalui ajakan secara
langsung, dan sosialisasi dengan media lain.
Tujuannya adalah, agar masyarakat luas lebih
mengenal kegiatan dakta peduli. Karena biasanya, orang-
orang yang mendapatkan informasi lewat siaran on air
hanyalah pendengar setia Radio Dakta saja. Oleh karena
itu, mensosialisasikan lewat off air dibutuhkan untuk
menginformasi kegiatan dakta peduli kepada masyarakat
yang jarang mendengarkan radio dakta. Seperti kutipan
wawancara berikut:5
“Pertama kita bisa melalui radio, karena kita
punya radio, on air, yang kedua lewat kegiatan-
kegiatan. Bahwa kegiatan ini yang
menyelenggarakan adalah dakta, misalnya kita
mengadakan bakti sosial, pengobatan gratis,
kemudian kita sampaikan kepada pendengar,
bahwa ini adalah kegiatan dakta peduli dibawah
radio dakta. Nah termasuk media sosial juga alat
untuk mempromosikan kita juga, karena setiap
kegiatan kan kita bikin banner dan kita sebar
melalui website, instagram, twitter, facebook.
Untuk sosialisasi itu semua perangkatnya itu
adalah dakta yang punya.”
5 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Pelaksana dakta peduli , Warsono
Bisri pada 5 Juli 2018 Pukul 11:00
61
Dakta sebagai media yang berafiliasi dengan
radio, maka media yang paling diandalkan untuk
menyebar luaskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan dakta adalah siaran radio itu sendiri. Sebagai
radio informasi, maka fokus utama radio dakta
menyiarkan informasi-informasi terkini dalam segala
bidang. Selain mengabarkan berita-berita terkini, radio
Dakta tentunya juga tidak luput memberikan berita
yang terkait dengan dakta itu sendiri. Misalnya, dakta
memiliki acara seminar menyambut milad dakta,
maka itu juga termasuk yang diinformasikan kepada
pendengar.
Termasuk dalam hal ini terkait dengan kegiatan
dakta peduli. Kegiatan dakta peduli tidak mungkin
dikenal banyak orang tanpa disiarkan lewat on air.
Dalam hal ini tim CSR radio dakta bekerja sama
dengan divisi program siaran sebagai divisi yang
bertanggung jawab dengan siaran on air untuk
menyiarkan semua kegiatan dakta peduli kepada
pendengar.
62
Gambar 4. 1
Siaran On Air radio Dakta
Sumber: Dokumen Perusahaan Radio Dakta
Berdasarkan observasi peneliti, tim CSR dakta
peduli memiliki jadwal sendiri dalam
mensosialisasikan program dakta peduli lewat siaran
on air. Kegiatan dakta peduli baru akan di
sosialisasikan kepada pendengar ketika rancangan
kegiatan sudah dapat dipastikan atau sekitar tiga
minggu sebelum hari kegiatan. Kegiatan dakta peduli
mendapat jatah naik ke on air sebanyak tiga kali per
program siaran. Menurut keterangan dari tim CSR,
menyiarkan kegiatan secara on air merupakan cara
paling efektif. Karena caranya yang mudah dan
biasanya melalui siaran on air lebih mudah diresapi
dan diterima oleh masyarakat. Karena masyarakat
yang mendengar lewat siaran on air adalah mereka
63
yang memang tertarik dengan radio dakta atau
pendengar setia radio dakta. Ini kelebihan
mensosialisasikan lewat siaran on air ketimbang lewat
media sosial.
Gambar 4. 26
Catatan tim CSR mensosialisasikan lewat On
air
Sumber: Dokumen tim CSR Radio Dakta
Tabel 4. 1 temuan Penelitian. Sosialisasi Dakta Peduli
melalui on air
NO Nama Program
Unggulan On Air
Sosialisasi Dakta Peduli
1 Dakta Pagi (pukul
06.00-09.00)
Dalam program Dakta
Pagi, Dakta Peduli
6 Dokumen tim CSR diakses pada 25 September 2018
64
disosialisasikan sebanyak
tiga kali. Dakta Peduli
disosialisasi ketika
rancangan kegiatan sudah
dibuat oleh tim CSR.
Dakta Peduli
disosialisasikan satu kali
melalui live yang
disiarkan oleh penyiar
dan dua kali melalui
rekaman.
2 Kuliah Fajar (pukul
05.00)
Dalam program kuliah
fajar, Dakta Peduli
disosialisasikan sebanyak
tiga kali. Dakta peduli
disosialisasikan tiga kali
secara live yang disiarkan
oleh penyiar. Kurang
lebih penyiar menyiarkan
seperti ini: “bagi sobat
dakta yang ingin
berpartisipasi untuk
meringankan beban
saudara kita di Lombok
bisa melalui rekening
dakta peduli. Dakta
65
Peduli membuka donasi
untuk hidup lebih
berarti”.
3 Dakta Siang (pukul
09.00-16.00)
Dalam program Dakta
Siang, Dakta Peduli
disosialisasikan sebanyak
tiga kali. Dakta Peduli
disosialisasi ketika
rancangan program sudah
selesai. Dakta Peduli
disosialisasikan satu kali
melalui live yang
disiarkan oleh penyiar
dan dua kali melalui
rekaman.
4 Mutiara Hikmah
(pukul 16.00-17.00)
Dalam program mutiara
hikmah, Dakta Peduli
disosialisasi tiga kali
melalui rekaman atau
tapping pada saat jeda
program. Sosialisasi
dilakukan ketika
rancangan program sudah
dibentuk oleh tim CSR.
5 Dakta Sore (pukul
17.00-20.00)
Dalam program Dakta
Sore, Dakta Peduli
66
disosialisasikan sebanyak
tiga kali. Dakta Peduli
disosialisasi ketika
rancangan kegiatan sudah
selesai. Dakta Peduli
disosialisasikan satu kali
melalui live yang
disiarkan oleh penyiar
dan dua kali melalui
rekaman.
6 Kajian Malam
(pukul 20.00-22.00)
Dalam program kajian
malam, Dakta Peduli
disosialisasikan sebanyak
tiga kali. Dakta peduli
disosialisasikan tiga kali
secara live yang disiarkan
oleh penyiar. Kurang
lebih penyiar menyiarkan
seperti ini: “bagi sobat
dakta yang ingin
berpartisipasi untuk
meringankan beban
saudara kita di Lombok
bisa melalui rekening
dakta peduli. Dakta
Peduli membuka donasi
67
untuk hidup lebih
berarti”.
Sumber: Dokumen tim CSR Radio Dakta
B. Sosialisasi Melalui Off Air
Walaupun mengandalkan radio dalam
mensosialisasikan program dakta peduli, Radio Dakta
juga memiliki cara lain dalam mensosialisasikan kegiatan
dakta peduli yaitu dengan media sosial, web, melalui
undangan, dan sosialisasi dengan media lain.
Tujuannya adalah, agar masyarakat luas lebih
mengenal kegiatan dakta peduli. Karena biasanya, orang-
orang yang mendapatkan informasi lewat siaran on air
hanyalah pendengar setia radio dakta saja. Oleh karena
itu, mensosialisasikan lewat off air dibutuhkan untuk
menginformasi kegiatan dakta peduli kepada masyarakat
yang jarang mendengarkan radio dakta.
1. Sosialisasi lewat website dan media sosial
Media sosial saat ini adalah salah satu kanal
informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia. Menurut data Kementrian Komunikasi dan
Informatika, pengguna internet di Indonesia saat ini
mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
persennya menggunakan internet untuk mengakses
jejaring sosial. Kominfo juga mengatakan, situs
jejaring sosial yang paling banyak diakses adalah
68
Facebook dan Twitter. Indonesia menempati peringkat
keempat pengguna Facebook terbesar setelah USA,
Brazil, dan India.7 Melihat besarnya peluang dari
media sosial, tim CSR radio dakta juga aktif
menggunakan media sosial radio dakta untuk
mensosialisasikan program dakta peduli. Berdasarkan
pantauan peneliti pada 10 Agustus 2018 akun twitter
radio dakta di @radiodakta sudah memiliki 32 ribu
pengikut sedang akun instagram @radiodakta juga
sudah memiliki 11,8 ribu pengikut. Hal ini yang
mendasari tim CSR radio dakta selalu
mensosialisasikan kegiatan dakta peduli lewat akun
media sosial radio dakta.
7 https://kominfo.go.id diakses pada 6 Juni 2018 pukul 20:00
69
Gambar 4. 38
Dakta peduli di sosialisasikan lewat media sosial
Sumber: Akun Media Sosial Radio Dakta
8 Sumber: Akun media sosial Radio Dakta diakses pada 25 September 2018
70
Selain lewat media sosial, dakta peduli juga di
sosialisasikan oleh tim CSR melalui website resmi radio
dakta. Namun, di website ini peneliti menemukan
kekurangan, karena website ini tidak selalu mempublikasi
kegiatan-kegiatan terkini dari dakta peduli. 9
Gambar 4. 4
Dakta peduli disosialisasi melalui website
Sumber: website Radio Dakta dakta.com
2. Sosialisasi Melalui Undangan Secara Langsung
Selain melalui siaran radio dan media sosial radio
Dakta, kegiatan dakta peduli juga kerap
disosialisasikan melalui komunikasi antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi adalah antara orang dan
orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
9 https://dakta.com diakses pada 8 Agustus 2018 pukul 15:00
71
langsung. Komunikasi antarpribadi hanya melibatkan
dua orang.10
Dalam komunikasi antarpribadi ini, yang dilakukan
oleh tim CSR radio dakta adalah mendatangi rumah-
rumah masyarakat. Misalnya, ada kegiatan peduli
pendidikan, tim CSR kerap kali mendatangi rumah
masyarakat kurang mampu untuk mengajaknya ikut
sebagai peserta dalam kegiatan sosial tersebut. Selain
itu, contoh lainnya adalah berupa memberi undangan.
Misalnya, ada kegiatan manajemen peduli masjid, tim
CSR radio dakta kerap mendatangi masjid-masjid di
daerah Kota Bekasi untuk memberinya undangan
kegiatan tersebut. Harapannya, para pengurus masjid
bisa ikut meramaikan kegiatan tersebut. Mendatangi
calon peserta seperti ini, adalah salah satu cara
pendekatan yang dilakukan oleh tim CSR agar
kegiatan dakta peduli lebih dikenal masyarakat.
Komunikasi antarpribadi ini dinilai masih efektif
dan memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah, dengan
mendatangi calon peserta kegiatan akan mampu
memberi informasi secara lebih akurat dan mampu
menutupi pihak-pihak yang tidak mendapat informasi
dari media sosial ataupun siaran on air. Seperti
10
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) h. 81
72
keterangan dari koordinator pelaksana dakta peduli
berikut ini:11
“Dalam upaya lebih melakukan pendekatan
kepada masyarakat, kami sering gencar
mendatangi mereka untuk mengajak mereka ikut
dengan kegiatan kami. Atau bisa juga dengan
memberi undangan ke masjid-masjid ketika kami
ada kegiatan manajemen masjid”
Gambar 4. 5
Kegiatan Pembinaan Masjid
Sumber: Dokumen tim CSR Radio Dakta
11
Wawancara pribadi dengan Koordinator Dakta Peduli, Warsono Bisri pada 5 Juli 2018 pukul 11:00
73
3. Mengajak Kerja Sama Dengan Media Lain
Berbagai cara diupayakan oleh tim CSR radio Dakta
agar program dakta peduli bisa dikenal oleh masyarakat
luas. Selain dengan cara siaran on air, media sosial, dan
komunikasi antarpribadi, cara yang keempat yang
ditempuh adalah bekerja sama dengan mengajak media
lain untuk mensosialisasikan program dakta peduli. Cara
ini ditempuh untuk menjangkau orang-orang yang tidak
mengikuti perkembangan radio dakta.
“Dakta peduli ini kan bersumber dari kepedulian,
kepedulian kita. Jadi kita mengajak semua pihak
untuk ikut dalam kegiatan kita, berpasrtisipasi.
Pernah ada anak kecil ngasih seribu rupiah ke kita,
kita terima. Pernah juga ada anak SD
mengumpulkan uang recehan, terus dikasih ke
kita, kita terima. Utamanya kita mau mengajak,
perusahaan perusahaan besar buat ikut kegiatan
kita, jangan cuma mikirin keuntungan aja, tapi
kepedulian sesama itu harus”12
Beberapa kerja sama dengan pihak lain, yang
pernah dijalankan adalah, bekerja sama dengan radio-
radio lain di Bekasi untuk ikut mensosialisasikan program
dakta peduli. Terutama dengan radar Bekasi, hampir
setiap kegiatan, tim CSR mengajak radar Bekasi untuk 12
Wawancara Pribadi dengan General Manager Radio Dakta, Suyanti SE pada 2 Juli 2018 pukul 10:00
74
ikut bantu menyiarkan kegiatan dakta peduli. Kerja sama
lain yang pernah terjadi misalnya dengan tabloid syiar
Islam. Mereka juga pernah membantu mempublikasi
kegiatan dakta peduli. Bentuk kerja sama yang biasa
dilakukan adalah sistem barter. Jadi media lain
mensosialisasikan program dakta peduli, nanti pihak radio
Dakta akan menyiarkan hal lain yang berhubungan
dengan media tersebut.
4. Channel Youtube
Youtube adalah salah satu media yang digemari
saat ini untuk mengakses informasi dan hiburan.
Begitu pula dangan Radio Dakta yang juga tidak mau
ketinggalan mempunyai channel youtube. Radio
Dakta sudah mempunyai channel youtube dan channel
tersebut terap memposting video yang berkaitan
dengan Radio Dakta, salah satunya Dakta Peduli.
Dakta Peduli juga disosialisasikan salah satunya lewat
channel youtube.
75
Gambar 4. 613
Sosialisasi melalui Youtube
Sumber: Channel Youtube Radio Dakta
5. Sponsorship
Dalam mengadakan kegiatan Dakta Peduli, Radio
Dakta tidak mungkin menjalankan kegiatan sendiri,
karena keterbatasan dana. Oleh karena itu sebagai
bagian dari sosialisasi, tim CSR Radio Dakta
mengajak perusahaan lain untuk ikut berpartisipasi
menjadi sponsor. Kesepakatan menjadi sponsor juga
tidak melulu uang, namun bisa berupa barang, atau
membantu sosialisasi kegiatan Dakta Peduli. Dalam
kegiatan dibulan September 2018, ada sebelas sponsor
yang mendukung kegiatan dakta peduli yaitu: Rumah
13
Channel Youtube Radio Dakta diakses pada 25 September 2018
76
Sakit Mitra Keluarga Bekasi, Air mineral Ufia,
Khasanah Sari Bakery, Komunitas HijabMom,
Lembaga Amil Zakat AlKahfi Peduli, Laznas Bank
Syariah Mandiri, Muslim Madani, dan Oishi.
Tabel 4. 2 temuan penelitian sosialisasi melalui off air14
NO Sosialisasi Dakta
Peduli Melalui Off
Air
Deskripsi
1 Sosialisasi melalui
Kegiatan Dakta Peduli di
sosialisasikan melalui akun
resmi Radio Dakta di
@RadioDakta. Bentuk
sosialisasi berupa deskripsi
kegiatan dan poster.
Biasanya sosialisasi melalui
twitter frekuensinya adalah
dua kali per kegiatan.
2 Sosialisasi melalui
Kegiatan Dakta Peduli di
sosialisasikan melalui akun
resmi Radio Dakta di
@radiodakta. Bentuk
sosialisasi adalah berupa
deskripsi kegiatan dan
poster. Biasanya sosialisasi
14
Sumber: Hasil observasi Peneliti diakses pada 25 September 2018
77
melalui instagram
frekuensinya adalah dua
kali per kegiatan.
3 Sosialisasi melalui
website
Kegiatan Dakta Peduli di
sosialisasikan melalui
website Radio Dakta di
dakta.com. Bentuk
sosialisasi berupa deskripsi
kegiatan dan foto-foto
kegiatan Dakta Peduli
4 Sosialisasi melalui
Youtube
Dakta Peduli di
sosialisasikan melalui akun
Youtube @RadioDakta.
Bentuk sosialisasi adalah
berupa video yang dibuat
oleh divisi off air Radio
Dakta. Frekuensi sosialisasi
melalui Youtube adalah
satu kali per kegiatan Dakta
Peduli.
5 Mendatangi langsung
calon peserta
kegiatan
Selain melalui media sosial,
Dakta peduli
disosialisasikan dengan
cara mendatangi langsung
calon peserta kegiatan
untuk diajak mengikuti
78
kegiatan Dakta Peduli.
Contohnya adalah kegiatan
kegiatan pembinaan masjid.
Tim CSR mendatangi
langsung pengurus masjid
untuk ikut kegiatan
tersebut.
6 Mengajak media lain
mensosialisasikan
Dakta Peduli
Dalam setiap kegiatan, tim
CSR mengajak media lain
yaitu Radar Bekasi dan
majalah Syiar Islam untuk
ikut mensosialisasikan
kegiatan Dakta Peduli,
namun sayangnya, tidak
setiap kegiatan Dakta
Peduli berhasil di
sosialisasikan oleh mereka,
Radar Bekasi dan majalah
Syiar Islam kadang
menolak untuk ikut
mensosialisasi.
7 Bekerja sama dengan
Rumah Sakit Mitra
Keluarga Bekasi
Dalam kegiatan khitanan
massal yang berlangsung
bulan September 2018, tim
CSR Radio Dakta bekerja
sama dengan Rumah Sakit
79
Mitra Keluarga Bekasi
untuk menyelenggarakan
dan mensosialisasi kegiatan
Dakta Peduli. Bentuk
sosialisasi yang diberikan
adalah berupa poster dan
banner kegiatan yang
dipasang di Rumah Sakit
tersebut.
8 Sponsorhip Dalam setiap kegiatan,
Radio Dakta tidak mungkin
menyelenggarakan kegiatan
sendirian karena
keterbatasan dana. Oleh
karena itu kegiatan Dakta
Peduli juga disosialisasikan
kepada perusahaan lain
untuk menjadi partner
sponsorship. Dalam
kegiatan bulan September
2018 terdapat sebelas
perusahaan yang menjadi
sponsor dari Dakta Peduli.
9 Banner dan Poster Dalam setiap kegiatan
Dakta Peduli, divisi off air
Radio Dakta membuat
80
poster dan banner kegiatan.
Poster biasanya
disosialisasi melalui media
sosial dan ditempat
dilaksanakannya kegiatan,
sedangkan banner
dibentangkan ditempat
dilaksanakannya kegiatan.
Sumber: Hasil wawancara dan observasi peneliti
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Mensosialisasikan Program
Setelah melakukan sebuah kegiatan, evaluasi
adalah hal yang lumrah dilakukan. Dalam evaluasi hal
yang biasa dibahas adalah faktor pendukung dan faktor
penghambat. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kegiatan berjalan baik atau tidak, apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai yang diinginkan atau malah
sebaliknya. Evaluasi adalah sarana utama untuk
memeroleh informasi mengenai hal ini. Tahap evaluasi
merupakan salah satu tahap menuju komunikasi yang
efektif, yaitu komunikasi yang mengandung kesan bagi
orang lain dan dapat diterima oleh komunikan yang
menjadi sasaran bagi komunikator.15
Evaluasi strategi
15
Alo Liliweri, Komunikasi Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011) cet.1 h. 253
81
dibutuhkan karena keberhasilan yang diraih saat ini tidak
menjamin keberhasilan akan terulang di masa depan. Jika
keberhasilan itu belum diraih maka evaluasi diperlukan
untuk menemukan titik kelemahannya.16
Begitu pula dengan tim CSR radio dakta, setiap
kegiatan dakta peduli selesai dilaksanakan, pasti akan
dilakukan evaluasi. Evaluasi tidak dilakukan ketika
kegiatan tidak berjalan lancar saja, ketika kegiatan sukses
pun evaluasi tetap dilakukan agar dakta peduli menjadi
semakin baik kedepannya. Berkaitan dengan sosialisasi,
tim CSR terus melakukan evaluasi agar setiap kegiatan
dakta peduli dapat dikenal oleh masyarakat luas, nantinya
juga akan berdampak pada semakin banyak orang yang
mau berpartisipasi dalam kegiatan dakta peduli dan juga
semakin banyak masyarakat yang terbantu dengan
kegiatan dakta peduli. Secara umum evaluasi dibagi
menjadi dua, yaitu, faktor pendukung dan faktor
penghambat.
1. Faktor Pendukung
Dakta sebagai media yang berafiliasi dengan
radio, maka faktor pendukung yang paling besar yang
dimiliki oleh dakta peduli adalah radio dakta itu
sendiri. Karena sudah memiliki media sendiri, ketika
ada kegiatan dakta peduli yang paling diandalkan
16
Fred David, Strategic Management Concept and Cases(London: Pearson Education, 2012) h. 78
82
untuk mensosialisasikan kegiatan adalah siaran on air
radio dakta. Ini adalah faktor keuntungan yang sangat
besar, selain karena memang radio dakta sudah
familiar di kalangan masyarakat Kota Bekasi.
Sehingga ketika mensosialisasikan lewat siaran on air,
mudah direspon di kalangan pendengar radio Dakta.
Seperti yang diungkapkan oleh koordinator pelaksana
dakta peduli:17
“Salah satu faktor pendukungnya adalah radio kita
sendiri. Karena kan punya media sendiri. Dan
insya allah kalo radio dakta didalam masyarakt
Bekasi sudah familiar. Ketika kita membuat
program apa saja menjadi mudah direspon”
Selain memiliki radio sendiri, faktor pendukung
dari kegiatan dakta peduli adalah kegiatan ini kerap
kali dibantu oleh karyawan dari divisi lain.
Kekompakan sebagai sesama karyawan radio dakta
terlihat disini. Jadi, ketika ada kegiatan dakta peduli,
karyawan dari divisi lain, yang bukan merupakan tim
CSR membantu mensukseskan kegiatan tersebut.
Mereka membantu mulai dari mensosialisasikan
kegiatan, sampai ketika kegiatan tersebut berlangsung.
17
Wawancara pribadi dengan koordinator pelaksana dakta peduli, Warsono Bisri 5 Juli 2018 pukul 11:00
83
Jadi tim CSR terbantu dalam melaksanakan program
dakta peduli.
2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung, didalam suatu strategi
pasti ada faktor penghambat. Faktor penghambat
inilah yang sering menjadi pengganjal strategi bisa
berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
mensosialisasikan program dakta peduli, tim CSR
telah mengintifikasi beberapa faktor penghambat.
Pertama adalah kekurangan sumber daya
manusia. Secara struktural, tim CSR dakta peduli
hanya memiliki dua personal, yaitu penanggung jawab
dan koordinator pelaksana. Hal ini tentu sering
menyulitkan pelaksanaan kegiatan dakta peduli.
Apalagi kalo mengingat dakta peduli ini merupakan
kegiatan sosial yang membutuhkan mobilitas cukup
tinggi didalam dan diluar ruangan. Dalam menyiasati
hal ini, tim CSR dakta peduli biasanya meminta
bantuan dari divisi lain untuk melaksanakan kegiatan
dakta peduli. Tapi nilai kurangnya adalah, hasil kerja
karyawan dari divisi lain tentu tidak akan maksimal
karena mereka juga memiliki pekerjaan di divisi
mereka masing-masing.
Faktor penghambat yang lainnya adalah tim CSR
Radio Dakta kurang memaksimalkan website resmi
Radio Dakta dalam mensosialisasikan kegiatan Dakta
84
Peduli. Berdasarkan pengamatan peneliti, laman
website Radio Dakta yang memuat tentang Dakta
Peduli kurang update dalam mensosialisasikan
kegiatan Dakta Peduli, hal ini bertolak belakang
dengan Dakta Peduli yang sangat memanfaatkan
media sosial dalam mensosialisasikan Dakta Peduli.
Seperti keterangan berikut ini:18
” Kita pasti ada evaluasi, misalnya ada kegiatan
kok respon dari masyarakat kurang, kadang-
kadang kan kita floor di media, radio, kok
kayaknya responnya kurang. Ohh barangkali kita
kurang pendekatan, akhirnya kita bisa
menemukan, kita bisa simpulkan, ini kita harus
terjun ke masyarakat juga. Misalnya dengan
memberikan undangan kepada masjid-masjid
ketika ada program pembinaan masjid. Atau bisa
juga kita kurang gencar dalam mensosialisasikan
program kita lewat media”
Tabel 4. 3 temuan Penelitian Faktor Pendukung dan Faktor
Penghambat sosialisasi Dakta Peduli19
NO Pendukung/
Penghambat
Faktor
1 Faktor Pendukung Dalam mensosialisasikan
18
Wawancara pribadi dengan koordinator pelaksana dakta peduli, Warsono Bisri. 5 Juli 2018 pukul 11:00 19
Hasil Observasi Peneliti
85
Sosialisasi Dakta
Peduli
Dakta Peduli ada tiga faktor
pendukung yaitu: pertama
tim CSR mendapat bantuan
dari divisi lain, kedua
memiliki radio sendiri yang
dapat digunakan untuk
mensosialisasikan secara
gratis, dan ketiga dalam
mensosialisasikan tidak
hanya mengandalkan siaran
on air dan media sosial saja,
namun, mengajak masyarakat
secara langsung, memakai
undangan, mengajak sponsor
hal ini membuat Dakta
Peduli lebih mudah dikenal
di masyarakat.
2 Faktor Penghambat
Sosialisasi Dakta
Peduli
Dalam mensosialisasikan
Dakta Peduli ada tiga faktor
penghambat yaitu: pertama,
tim CSR kekurangan sumber
daya manusia dalam
menjalankan Dakta Peduli,
karena secara struktur cuma
ada dua orang di tim CSR.
Kedua, kurang aktif dalam
86
mensosialisasikan di website.
Berbeda dengan media sosial
Radio Dakta yang cukup
aktif, website Radio Dakta
kurang aktif dalam
mensosialisasikan kegiatan
Dakta Peduli. Ketiga, jadwal
dari kegiatan Dakta Peduli
sering berubah, dan ini kerap
menyulitkan tim CSR untuk
mensosialisasikannya.
Sumber: Hasil observasi dan wawancara peneliti
Tabel 4. 4 Temuan Penelitian
NO Media Temuan
A Sosialisasi
melalui on air
Dalam mensosialisasi melalui on
air, tim CSR bekerja sama
dengan divisi program siaran
untuk mensosialisasikan dakta
peduli. Biasanya sosialisasi baru
akan dilaksanakan setelah
rancangan kegiatan selesai
dibuat kurang lebih tiga minggu
sebelum hari kegiatan
dilaksanakan. Jadwal
menyiarkan dakta peduli adalah
87
tiga kali per program siaran,
setiap hari.
Sosialisasi
melalui off air
Sosialisasi Dakta Peduli melalui
off air secara umum dilakukan
dengan enam cara yaitu, pertama
melalui media sosial, kedua
melalui website, ketiga melalui
channel youtube, keempat
mendatangi langsung calon
peserta kegiatan untuk
mengajaknya berpartisipasi
dalam kegiatan Dakta Peduli,
kelima mengajak media lain
untuk mensosialisasikan
kegiatan Dakta Peduli, dan
keenam tim CSR mencari
sponsorhip untuk mau
membantu mensukseskan
kegiatan Dakta Peduli.
C Faktor
Pendukung dan
Penghambat
Beberapa faktor pendukung
dalam mensosialisasi kegiatan
dakta peduli adalah memiliki
radio sebagai media, dan
mendapat bantuan dari divisi
lain dalam mensosialisasi
88
kegiatan dakta peduli, dan
melakukan kegiatan dakta
peduli. Faktor penghambatnya
adalah tim CSR radio dakta
kekurangan sumber daya
manusia, dan kurang
memaksimalkan website.
Sumber: hasil observasi dan wawancara peneliti
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menjawab tiga pertanyaan, yaitu:
pertama bagaimana mensosialisasikan program Dakta
Peduli melalui on air, kedua bagaimana mensosialisasikan
program Dakta Peduli melalui off air, dan ketiga apa saja
faktor pendukung dan penghambat dari mensosialisasikan
program Dakta Peduli. Pertama, Dakta Peduli
disosialisasikan melalui on air. Sebagai salah satu
program dari media yang berafiliasi dengan radio, pasti
cara termudah untuk mensosialisasikannya adalah dengan
dengan menggunakan siaran radio. Begitu pula dengan
program Dakta peduli yang mengandalkan siaran Radio
Dakta dalam mensosialisasikannya. Dakta Peduli baru
bisa disosialisasikan melalui siaran radio ketika rancangan
kegiatan sudah selesai dibuat, atau biasanya sekitar tiga
minggu sebelum kegiatan dilaksanakan. Dakta Peduli
disosialisasikan melalui siaran on air sebanyak tiga kali
per program siaran setiap hari. Hal ini menunjukkan
betapa gencarnya Radio Dakta mensosialisasikan kegiatan
Dakta Peduli melalui siaran on air. Bentuk sosialisasi
melalui siaran on air ada dua, pertama disiarkan secara
langsung oleh penyiar dan kedua melalui rekaman yang
diputar saat jeda program.
90
Kedua adalah Radio Dakta mensosialisasi program
Dakta Peduli melalui off air. Ada lima cara yang
ditempuh tim CSR untuk mensosialisasikan program
Dakta Peduli melalui off air. Pertama, melalui media
sosial. Tim CSR Radio Dakta aktif mensosialisasi
kegiatan Dakta Peduli melalui instagram, twitter, dan
youtube. Kedua, melalui website. Website Radio Dakta di
dakta.com juga menjadi bagian penting dari sosialisasi
kegiatan Dakta Peduli. Namun sayangnya dalam
penelitian peneliti menemukan bahwa website dakta.com
kurang update dalam mensosialisasi kegiatan tidak seperti
media sosial. Ketiga melalui undangan. Dalam beberapa
kegiatan, tim CSR Radio Dakta juga kerap mendatangi
langsung calon peserta kegiatan untuk mengundang
mereka ikut serta dalam kegiatan Dakta Peduli. Keempat
adalah mengajak media lain untuk ikut mensosialisasi
Dakta Peduli. Beberapa media yang pernah diajak untuk
ikut mensosialisasikan Dakta Peduli antara lain, Radar
Bekasi dan majalah Syiar Islam. Kelima melalui
sponsorship. Dalam setiap kegiatan Radio Dakta juga
mengajak perusahaan lain untuk ikut membantu
mensukseskan kegiatan Dakta Peduli dengan menjadi
sponsorship partner.
Radio Dakta memang harus gencar
mensosialisasikan kegiatan Dakta Peduli. Supaya kegiatan
ini bisa dikenal oleh masyarakat luas. Supaya masyarakat
percaya dan mau berpartisipasi dalam kegiatan Dakta
91
Peduli. Puncaknya, current image atau citra dari Radio
Dakta bisa meningkat. Menurut Rosady Ruslan, citra
(image) berkaitan erat dengan suatu tanggapan, penilaian,
opini, kepercayaan publik, asosiasi atau simbol-simbol
tertentu terhadap bentuk pelayanan, nama perusahaan, dan
merek suatu produk barang atau jasa dari pihak publik
sebagai khalayak sasarannya. Sementara current image
menurut Frank Jefkins adalah cara pandang masyarakat
luar terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
Ketiga adalah faktor pendukung dan penghambat
dalam mensosialisasikan program Dakta Peduli.
Penelitian ini menemukan ada tiga faktor pendukung
dalam mensosialisasikan Dakta Peduli. Pertama, dakta
memiliki media sendiri yang bisa digunakan secara bebas
dan gratis untuk mensosialisasikan Dakta Peduli. Kedua,
tim CSR kerap mendapat bantuan dari karyawan divisi
lain untuk menjalankan kegiatan Dakta Peduli. Ketiga,
walaupun memiliki radio sendiri, namun tim CSR cukup
inovatif dalam mensosialisasikan Dakta Peduli. Mereka
menempuh cara lain untuk mensosialisasikannya seperti
melalui undangan dan ajakan, media sosial, dan meminta
bantuan media lain untuk mensosialisasikannya.
Sementara itu faktor penghambat dalam
mensosialisasikan Dakta Peduli ada tiga, pertama
kekurangan sumber daya manusia dalam tim CSR, kedua
kurang memaksimalkan website dalam mensosialisasi,
dan ketiga jadwal dari kegiatan Dakta Peduli sering
92
berubah, sehingga mempersulit dalam mensosialisasikan
kegiatan Dakta Peduli.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi, peneliti melihat adanya
beberapa kekurangan dari tim CSR radio dakta dalam
mensosialisasikan program dakta peduli. Kekurangan ini
seharusnya dapat diperbaiki dikemudian hari agar
program dakta peduli bisa dikenal lebih luas lagi dan bisa
lebih baik lagi. Oleh karena itu, peneliti memiliki
beberapa saran untuk tim CSR dalam mensosialisasikan
program dakta peduli.
Pertama, tim CSR harus lebih memaksimalkan
website radio dakta. Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti, tim CSR kurang memaksimalkan website radio
dakta dalam mensosialisasikan kegiatan dakta peduli.
Radio dakta memiliki alamat website di dakta.com, dan
dalam website tersebut juga sudah tersedia halaman
khusus dakta peduli. Namun sayangnya, halaman dakta
peduli tersebut kurang update dalam mensosialisasikan
kegiatan dakta peduli.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, selama
tahun 2017 halaman dakta peduli di website bahkan sama
sekali tidak memposting kegiatan dakta peduli.
Sedangkan di tahun 2018, baru satu kegiatan yang di
posting di halaman dakta peduli. Tentunya ini adalah hal
93
yang harus diperbaiki tim CSR. Mereka harus
memaksimalkan website radio dakta dalam
mensosialisasikan setiap kegiatan dakta peduli. Karena
website adalah salah satu identitas perusahaan yang
banyak diketahui masyarakat, dan banyak orang yang
mencari informasi tentang radio dakta melalui website
radio dakta.
Kedua, harus lebih sering mensosialisasikan
melalui komunikasi antarpribadi. Dalam beberapa
kegiatan tim CSR kerap melakukan komunikasi
antarpribadi dalam mensosialisasikan kegiatan.
Komunikasi antarpribadi tersebut berupa undangan yang
disampaikan langsung kepada calon peserta kegiatan, atau
terkadang tim CSR mendatangi langsung untuk mengajak
masyarakat ikut serta dalam kegiatan dakta peduli.
Komunikasi antarpribadi berupa undangan dan
ajakan ini terbukti efektif dalam mensosialisasikan
kegiatan dakta peduli. Kedepannya, komunikasi
antarpribadi ini harus diperbanyak bahkan seharusnya
setiap ada kegiatan dakta peduli, tim CSR harus terjun
langsung untuk melakukan pendekatan kepada
masyarakat. Karena berdasarkan hasil penelitian saya,
tidak semua kegiatan dakta peduli disosialisasikan melalui
undangan dan ajakan oleh tim CSR. Biasanya hanya
kegiatan manajemen pembinaan masjid saja yang
disosialisasikan melalui komunikasi antarpribadi.
94
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Prenada.
Creeber, G. (2009). Digital Cultures: Understanding New Media.
Berkshire: Open University Press.
Daniel Yadin, F. J. (2004). Public Relations . Jakarta: Penerbit
Erlangga.
David, F. (2003). Manajemen Strategi dan konsep. jakarta:
Prehalindo.
Effendy, O. U. (1993). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi
aksara.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi Ada serba Makna. Jakarta:
Kencana.
Masduki. (2014). Menjadi Broadcasting Professional. Jogjakarta:
Pustaka Populer.
McQuaill, D. (2010). Teori Komunikasi Massa. jakarta : Penerbit
Salemba.
Melvin DeFluer, S. R. (n.d.). Theories Of Mass Communications.
Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Penerbit Rosdakarya.
95
Nasrullah, R. (2016). Teori dan Riset Media Siber. jakarta:
Prenada Media Grup.
Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: RajaGrafindo.
Nurjaman, K. (2012). Komunikasi dan Public Relations.
Bandung: Pustaka Setia.
Oliver, S. (2007). Strategi Public Relations. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Prastowo, A. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta:
Arruz Media.
Ruditio, B. (2013). Corporate Social Responsibility. Bandung:
Penerbit Rekayasa Sains.
Ruslan, R. (2008). Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.
Saleh, M. (2010). Public Service Communication. Malang: UMM
Press.
Soleh Soemirat, E. A. (2010). dasar-dasar Public Relations.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Karya Ilmiah
Arini Rosdiana “Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta
Dalam Meningkatkan Eksistenti Di Kalangan Pendengar” 2011,
Skripsi UIN Jakarta
96
Anggi Herlangga “Strategi Public Relations Hitz FM dalam
Membentuk Citra yang Positif” 2015, Skripsi UIN Jakarta
Shinta Amelia Fitriani “Upaya Public Relations Dalam
Mempertahankan Citra Perusahaan Melalui Special Event (Studi
Kasus Majalah CHIP foto dan video), 2013, Skripsi Universitas
Bina Nusantara
Website
Dakta.com diakses pada 5 Mei 2018 pukul 13:00
Bps.go.id diakses pada 2 Juli 2018
http://mediaindonesia.com/ diakses pada 1 April pukul 17:30
http://dakta.com/direksi/ diakses pada 20 Agustus pukul 10:00
http://kominfo.go.id/ diakses pada 6 Juni 2018 pukul 20:00
97
LAMPIRAN
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
(DENGAN SUYANTI S.E., GENERAL MANAGER RADIO
DAKTA)
1. Bagaimana sejarah berdirinya radio Dakta?
Jadi radio dakta itu singkatannya adalah Nada
Komunikasi Utama, kita berbentuk PT sehingga PT Radio
dakta, radio dakta ini sendiri kami berdiri sejak tahun
1991, pemilik dakta itu adalah bapak Iman Loebis, beliau
ingin punya usaha, yang selain usaha-usaha beliau yang
lain, ingin mempunyai usaha yang dunia dapat dan akhirat
juga dapat. Kemudian disampaikan kepada temannya
beliau yaitu bapak ustadz Abdul Manan yaitu beliau
adalah penanggung jawab majalah Hidayatullah,
menyampaikan yaitu bikin radio saja, karena kan ada ayat
yang menyatakan, sampaikanlah walau satu ayat, bikin
radio lah kemudian pak Loebis. Mencari radio yang sudah
eksasting, yang sudah ada, karena kalau mencari yang
lain-lain tempat agak repot, dicarilah di Bandung
kemudian dapatlah radio Famor di AM.
Di beli lah radio tersebut sama beliau, kemudian
dipindahkan ke Bekasi, menjadi namanya radio dakta
frekuensi nya juga diganti dari AM menjadi FM, kita
sebelumnya 92,15 FM. Pada tahun 2005 ada keputusan
menteri yang menata ulang frekuensi, jadi frekuensi ditata
ulang lagi oleh pemerintah melalui dirjen Postel, seluruh
98
radio seluruh Indonesia ditata ulang lagi frekuensinya.
Akhirnya di tahun 2005 kami mendapat frekuensi 107
FM. Sampai dengan sekarang. Radio dakta ini kami
adalah radio siaran swasta, di tahun 1991 ini kami radio
dakta bisa memberikan kebutuhan kepada masyarakat
khususnya Bekasi.
Karena Bekasi itu daerah pemukiman, lebih ke
perumahan, sehingga kami anggap lebih banyak
perempuan. Karena apa, pada pagi itu, yang laki-laki
pastinya kerja, keluar rumah, dulu tagline nya radio Dakta
itu, adalah radio sahabat wanita, seperti itu. Terus berjalan
radio dakta, kemudian kami juga bicara kabupaten Bekasi.
Kemudian dari format radio wanita, sejak tahun 2010
kami sudah menjadi radio informasi.
2. Apa alasan didirikannya radio dakta?
Alasan didirikannya radio dakta lepas dari niat
awal pendiri radio Dakta yaitu bapak Iman Loebis, beliau
ini kan pengusaha, usaha banyak, macam-macam. Beliau
ingin mempunyai usaha yang dunia dapat dan akhirat juga
dapat. Kemudian disampaikan kepada temannya beliau
yaitu bapak ustadz Abdul Manan yaitu beliau adalah
penanggung jawab majalah Hidayatullah, menyampaikan
yaitu bikin radio saja, karena kan ada ayat yang
menyatakan, sampaikanlah walau satu ayat, bikin radio
lah kemudian pak Loebis. Mencari radio yang sudah
eksasting, yang sudah ada, karena kalau mencari yang
99
lain-lain tempat agak repot, dicarilah di Bandung
kemudian dapatlah radio Famor di AM. Di beli lah radio
tersebut sama beliau, kemudian dipindahkan ke Bekasi,
menjadi namanya radio dakta frekuensi nya juga diganti
dari AM menjadi FM.
3. Bagaimana radio Dakta menyusun program siaran ?
Darimana dakta ini membuat program. Kita beda
emang dengan radio lain. Kita lebih ke dua arah. Kita
dikelola secara professional. Dilihat dari jumlah
karyawannya. Karena kita radio informasi maka kita
butuh banyak karyawan untuk sharing, informasi, website
dan sebagainya. Program radio dakta ini, karena kita
visinya, mencerdaskan umat, umat itu, umat nabi
Muhammad itu manusia.
Umat nabi Muhammad itu manusia, bukan orang
Islam aja. Umat. Kalo dia memilih agama lain mungkin
karena faktor keturunan atau karena ketidak pahamandari
dulu kan memang sudah ada orang yang yahudi, nasrani,
Injil taurat kan memang diturunkan sama Allah, Cuma
kan diperbaiki terakhir Al-Quran. Jadi sesuai dengan visi
nya yaitu mencerdaskan umat.
Makanya program kita basic nya Al-quran dan
sunnah. Jadi ibarat kereta api, agama apapun akan saya
tarik. Karena dia umat nya nabi Muhammad, tapi yang
salah. Dari agama Islam saja, ada yang Islamnya sudah
kaffah ada yang ktp, harus dimusuhin ? ya nggaklah.
100
Makanya dalam program kita ada politik dakta.
Edukasi politik. Kita harus tau, kan ada ayatnya, kalian
harus tau urusan dunia. Pegangannya al-quran dan
sunnah. Kalau misalnya males ah dengerin dakta,
kebanyakan politik, kebanyakan kesehatan, oiya kamu
tinggal pindah. Kalo kamu mau dengerin cuma baca
quran, pake mp3. Tinggal muter gelombang kok. Ga
mungkin juga dakta ngurusin satu negara, ga mungkin
juga semua orang terima program dakta.
Kami udah siaran dari pukul lima pagi hingga
pukul sebelas malam, 18 jam siaran itu kan formatnya
macem-macam. Ada yang segemnnya itu, dakta pagi itu
lebih cerita kekinian. Harus tau mengenai perkembangan
politik, perkembangan apapun, layanan publik. Misalnya
ada kejadian di danau toba, ya kita harus tau. Kami karena
memiliki frekuensi negara, maka kami harus ada
formatnya apa, untuk edukasi berapa, untuk komersil
berapa, untuk keagamaan berapa, hiburan berapa persen.
Itu ada pertanggung jawaban ke publik. Kalo ada ah, gua
udah ga mau urusin dunia, yaudah dengerin malem jam 20
sampe jam 22 dua jam kajian Islam, itu yang Islam yang
udah bener-bener. Kalo ada orang yang islamnya cuma
ktp dengerin kajian malem, dia kabur.
Makanya kami ada acara pagi, mutiara hikmah
pukul lima sampai enam pagi, itu soft. Di jam 12 juga ada
itu soft. Tapi kalau kamu dengerin di kajian malam, itu
101
bukannya keras, kajian malam itu mengkaji. Kalo
mengkaji artinya orang yang udah kuat disini.
LAMPIRAN WAWANCARA
(Dengan Bapak Warsono Bisri, Koordinator Pelaksana Dakta
Peduli)
1. Bagaimana sejarah program dakta peduli?
Kami juga berbicara mengenai kabupaten Bekasi,
ada yang namanya Muara gembong, boleh dibilang dakta
itu yang pertama kali menyampaikan, ini loh ada Muara
Gembong di Bekasi yang perlu dibantu, jadi waktu kita
kesana di tahun 1994, itu tiang listrik juga, berdiri nya itu
kaya ngga niat berdirinya, karena miring-miring. Terus
memang disana mereka itu disana pada tambak ikan. Kita
lihat dan memang rumahnya itu bukan dari lantai,
langsung tanah, sawah betul banyak tapi bukan punya
mereka, justru banyak punya orang Jakarta. Mereka hanya
pekerja. Jadi kami, memberikan bantuan lah disitu, kami
menyampaikan juga, menyiarkan. Akhirnya, masyarakat
luas jadi tau mengenai muara gembong. Nah akhirnya
mereka bertanya ke kita, minta diantar Muara Gembong
dimana. Itulah pertama kita terbentuknya dakta peduli.
102
Kemudian kita berpikir kenapa engga kita
suarakan ke luar, karena kalau dakta membantu sendiri
ngga mungkin, harus ada bantuan tangan-tangan yang lain
juga. Karena disana saat itu saya melihat orang-orang
dikampung sana itu, orang sekolah pake daun pisang, saya
melihat disitu. Hujan itu mereka pakai daun pisang, saya
mikir ini di Bekasi apa dimana, kayanya kaya didaerah
pedalaman gitu. Ternyata daerah Bekasi masih ada seperti
itu. Kalau kami bergerak sendiri itu ngga mungkin,
akhirnya kita suarakan keluar. Kemudian diluar banyaklah
respon. Alhamdulillah sampai sekarang kan lambat laun
terus berkembang. Cuma betul kan tangan pemerintah
harus ikut. Karena apa, disitu harus ada kebijakan. Disitu,
juga transportasi ngga ada, angkutan umum hampir ngga
ada. Kita melihat ironis, kalau di Bekasi ada mall, rumah-
rumah bagus, tapi itu juga bagian dari bekasi.
Jadi seperti itu, itu mulanya dakta peduli, gagasan
awalnya berasal dari sana, tapi saat itu kami belum intens
seperti sekarang yang sudah banyak kegiatan, saat ini kita
sudah rutin setiap bulan itu ada kegiatan. Memangkan
tidak mudah untuk buat orang percaya sama kita. Kita
kumpulkan uang, kemudian kita salurkan kepada yang
membutuhkan. Sebelumnya paling kegiatan kita hanya
sederhana-sederhana saja, seperti membantu masjid,
menyalurkan hewan qurban, sunatan massal seperti itu.
Kita baru lebih gencar menyiarkan dakta peduli itu
pada tahun 2002. Pada tahun itu kan terjadi banjir yang
103
dikatan bahkan sebagai banjir nasional. Disitu lah kita
mulai bergerak mulai maksimal lagi kan, kita juga bikin
struktur organisasian, dan kegiatan nya lebih besar lagi,
yaitu kita menangani, membantu, para korban banjir pada
saat itu. Terutama pada saat itu yang difokuskan adalah
Bekasi. Bekasi raya. Kota dan kabupaten bekasi. Setelah
tahun 2002 itu, kegiatan dakta peduli mulai kita susun
lebih rapi lagi dan kita buat program. Ada program yang
sifatnya bulanan, ada yang tahunan, da nada juga kegiatan
kegiatan sosial yang sifatnya temporer, misalnya ada
bencana kita ikut proaktif. Termasuk ketika ada tsunami
di Aceh ya tahun 2004, itu juga sempet kita membantu
berupa kendaraan dan di modifikasi jadi perpustakaan
keliling. Disamping itu kita juga banyak kegiatan-
kegiatan yang sifatnya temporer.
Setiap ada kegiatan yang sifatnya membutuhkan
bantuan kemanusiaan ini, pasti kita bantu. Kaya tsunami
aceh, padang, jugja itu kita semua bergerak. Bahkan
sampe yang terakhir ini, kaya palestina, Rohingya kita
juga ikut membantu kesana.
2. Bagaimana sebenarnya konsep dari program dakta
peduli?
Dakta peduli ini kan, program sosial ya, kita membantu
kepada sesama, menyalurkan bantuan yang diberikan
kepada kita kemudian kita salurkan. Sebenernya kan ya
dakta peduli itu, bukan lembaga keuangan, cuma kita
104
hanya sebatas jembatan saja, menjembatani, dari
pendengar, atau siapa yang mau berpasrtisipasi dalam
kegiatan sosial ini. Kadang kan kalo dia mau menyalurkan
sendiri kan dia kan bingung. Jadi melalui dakta peduli.
3. Bagaimana sistem kerja dakta peduli ?
Ketika kita ada event ya kita langsung take floor
aja ke pendengar, bahwa kita aka nada kegiatan ini, siapa
yang mau berpartisipasi, ada yang sifatnya dia donasi, ada
yang sifatnya sponsorship. Kalo yang sifatnya
sponsorship kan dia ingin bagaimana biar produk dia
dikenal masyarakat. Kita kasih benefit kita iklan kan di
radio, bahwa misalnya ada kegiatan didukung oleh
perusahaan A, disamping kita juga membuka donasi.
Jadi kita diawal tahun, kita udah bikin rencana
untuk kegiatan setahun, kemudian kita diskusikan di
dalam rapat dengan seluruh divisi yang ada di dakta,
setelah itu baru kita jalankan kegiatannya. Didalam
strukturnya tidak ada yang tetap, yang tetap hanya
penanggung jawabnya saja, untuk setiap kegiatan nanti
kita bentuk tim kepanitian yang dibentuk dari temen
temen radio dakta itu sendiri, sesuai dengan kebutuhan
diihat dari kegiatan itu. Jadi tim kepanitian setiap kegiatan
sifatnya hanya temporer.
4. Apa tujuan dari kegiatan dakta peduli?
105
Dari program dakta peduli ini kan sebenarnya
program ini hadir dari kepedulian. Kepedulian kita, saya,
dan kepedulian temen-temen dakta semua. Kita sebagai
sebuah perusahaan harus memiliki rasa peduli, peka
terhadap sekitar, tidak perlu jauh-jauh, minimal
dilingkungan Kota Bekasi aja deh, walaupun sebenarnya
kita juga sering turun membantu sampai luar kota. Intinya
kita peduli terhadap sesama.
Kita sebagai perusahaan jangan hanya mikirin
perut aja, jangan mikirin keuntungan saja, makanya dari
kepedulian itu lahir program dakta peduli. Dakta peduli
sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab
perusahaan dakta terhadap lingkungan sekitar kita.
Menurut saya, juga sudah seharusnya setiap perusahaan
punya program kaya gini. Program sosial yang membantu
sesama. Kita juga kan gak mungkin membantu sendirian,
makanya kita mengajak pihak lain juga untuk ikut
membantu dalam program kita.
5. Bagaimana strategi radio dakta dalam
mensosialisasikan program ini?
Pertama kita bisa melalui radio, karena kita punya
radio, on air, yang kedua lewat kegiatan-kegiatan. Bahwa
kegiatan ini yang menyelenggarakan adalah dakta,
misalnya kita mengadakan bakti sosial, pengobatan gratis,
kemudian kita sampaikan kepada pendengar, bahwa ini
adalah kegiatan dakta peduli dibawah radio dakta.
106
Nah termasuk media sosial juga alat untuk
mempromosikan kita juga, karena setiap kegiatan kan kita
bikin banner dan kita sebar melalui website, instagram,
twitter, facebook. Untuk sosialisasi itu semua
perangkatnya itu adalah dakta yang punya.
Persiapan nya, sebelum kita sosialisasikan kan kita
bikin program nih, misalnya ada program sunatan massal.
Udah fix kita rancangannya termasuk anggarannya
berapa, target sudah oke, baru kita berikan kepada tim
media. Untuk mensosialisasikan.
6. Apakah dakta peduli bekerja sama dengan media lain
untuk mensosialisasikan programnya?
Sebenarnya pernah dicoba juga, seperti dengan
radar bekasi, termasuk ada dengan tabloid syiar Islam.
Jadi sifatnya adalah barter aja, jadi misalnya dia
memberikan publikasinya, kita juga mempublikasikan
media dia. Sebenarnya kita setiap event, kita sampaikan
ke mereka juga, hanya tidak setiap kegiatan mereka
publikasi lewat media mereka.
7. Apakah tim dakta peduli melakukan evaluasi terkait
dakta peduli dan cara mensosialisasikannya?
Kita pasti ada evaluasi, misalnya ada kegiatan kok
respon dari masyarakat kurang, kadang-kadang kan kita
floor di media, radio, kok kayaknya responnya kurang.
Ohh barangkali kita kurang pendekatan, akhirnya kita bisa
107
menemukan, kita bisa simpulkan, ini kita harus terjun ke
masyarakat juga. Misalnya dengan memberikan undangan
kepada masjid-masjid ketika ada program pembinaan
masjid. Atau bisa juga kita kurang gencar dalam
mensosialisasikan program kita lewat media.
8. Apa saja faktor pendukung dalam mensosialisasikan
progam dakta peduli?
Salah satu faktor pendukungnya adalah radio kita
sendiri. Karena kan punya media sendiri. Dan insya allah
kalo radio dakta didalam masyarakt Bekasi sudah
familiar. Ketika kita membuat program apa saja menjadi
mudah direspon.
9. Apa saja faktor penghambat dalam mensosialisasikan
progam dakta peduli?
Kalo faktor penghambat, setiap kegiatan pasti
adalah ya faktor penghambatnya. Kadang-kadang justru
berasal dari kita sendiri, atau faktor internal. Ketika kita
kurang semangat kan program itu kurang berjalan baik.
Jadi faktor dari kita nya sendiri yang sering menghambat
program dakta peduli ini. Kalo dari eksternal insya allah
kita aman aman aja.
10. Apa rencana kedepannya untuk program dakta
peduli?
108
Sebenarnya kita kan ingin besar lagi. Dan kita sudah
mengarah untuk membuat yayasan. Yayasan dakta peduli
umat. Hanya saja kita belum maksimal lah untuk
kegiatan-kegiatan ini, karena butuh sumber daya kan, dan
kita masih terbatas di sumberdaya nya.
109
LAMPIRAN GAMBAR
Bersama Koordinator Pelaksana Dakta Peduli, Warsono Bisri
110
Tampak Dalam Kantor Radio Dakta