7/25/2019 spm bedah.doc
1/50
DAFTAR ISI
1. Penanganan Apendicitis Akut
2. Penanganan Batu Saluran Kemih3. Penanganan Haemoroid
4. Penanganan Hernia Lipat Paha (Inguinalis)
5. Penanganan Nyeri Akut Abdomen Kanan Atas
6. Penanganan Pembesaran Kelenar Prostat
7. Penganan !rauma Buli"buli
8. !rauma #inal !aam$!embus
9. Penanganan trauma taam tembus thora%
10. Penanganan !rauma !umpul Abdomen
11. Penanganan !rauma !umpul #inal
12. Penanganan !rauma !umpul !hora%
13. Penanganan !rauma &rethra14. Penanganan !umor #anas atau kanker payudara
15. Penanganan !umor 'inak Payudara
16. !indakan edis Appendictomy
17. !indakan edis Haemorhoidektomy
18. !indakan edis Herniotomy dan Hernioraphy
19. !indakan edis Ileus bstructi*e (Laparotomi +%plorasi)
20. !indakan edis astectomy
21. !indakan edis +%tirpasi ,ibroma Adenoma amae
22. !indakan edis pen Prostatectomy
23.!indakan edis Pemasangan Implant24. !indakan edis Strumectomy
25. !indakan edis -esilithotomy
26. !rauma !aam$!embus Abdomen
27. Penanganan Luka Bakar
28. Penyakit Hirschprung . orbus Hischprung
29. Atresia Ani
30. Ileus bstructi*e ekanik pada neonatus dan Bayi
31. Skin #ra/t
32. Biopsi !erbuka pada rgan Intra Abdomen
33. Prosedur !indakan 0eseksi dan Anastomosis pada &sus
34. Per/orasi #aster$!ukak Peptik35. Karsinoma 0ecti
36. Penatalaksanaan Syok Hipo*olemik
37. 'enis"enis !indakan Bedah Berdasarkan I12 I3 1
PENANGANAN APPENDICITIS AKUT
I. TUJUAN :
1
7/25/2019 spm bedah.doc
2/50
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
Appendicitis akut4
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah dan rumah sakit baik ra5at alan maupun ra5at inap dan
III. URAIAN UMUM :
2e/inisi 6 Adanya suatu nyeri pada daerah perut kanan ba5ah yang mendadak7
menetap7 disertai dengan /ebris7 mual7 dan muntah4
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria 2iagnosis 6
a4 Anamnesis 6
Nyeri perut kanan ba5ah yang menetap7 biasanya disertai mual dan
muntah4
b4 Pemeriksaan /isik 6- !anda"tanda peritonitis lokal abdomen kanan ba5ah
- 0ectal touche 6 nyeri tekan daerah lingkaran rectum am 9 6 8:
:4 2iagnosis sementara 6
Appendicitis akut
;4 2iagnosis Banding 6
- Kelainan ginekologis7 K+! kanan7 adne%itis
- 2i*erticulitis
- Batu ureter
4 Pera5atan 0umah Sakit 6 Harus dira5at segera
?4 !erapi 6 Appendiktomy
@4 Penyulit 6
a4 Per/orasi appendik dengan peritonitis akut
b4 Abses Appendik
c4 In/iltrat appendik
94 In/ormed 1oncent 6 perlu (tertulis)
84 Standar !erapi 6 Spesialis bedah
884 Lama Pera5atan 6 ; < hari
8:4 asa Pemulihan 6 = ? hari pasca bedah8;4 utput 6 sembuh total
8
7/25/2019 spm bedah.doc
3/50
PENANGANAN BATU SALURAN KEMIH
I. TUJUAN :
Sebagai acuan penegakan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM
3
7/25/2019 spm bedah.doc
4/50
2e/inisi 6
Adanya batu atau kristal pada saluran kencing
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Anamnesis- Nyeri pinggang tumpul (dull pain)
- Nyeri kolik pinggang
- 2isuria7 hematuria
- 0i5ayat operasi batu
:4 2iagnosis sementara 6 batu saluran kemih
;4 2iagnosis banding 6
a4 Penyempitan sara/ spinal
b4 Kolik sebab lain 6
- &sus
- Bilier
7/25/2019 spm bedah.doc
5/50
PENANGANAN HAEMORHOID
I. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM
2e/inisi 6
Adanya benolan pada anus yang bisa masuk ke dalam atau harus dimasukkan bisa
teraba diluar atau didalam4
IV. PROSEDUR
84 Kriteria 2iagnosis
a4 Anamnesis dan pemeriksaan
- Buang air besar berdarah segar$lendir7 nyeri
- 2arah tidak bercampur dengan /aeces atau darah menetes
- !onolan yang besar dari anus7 bila BAB masuk atau dimasukkan
secara manual7 bila thrombus (F)$ benolan sulit dimasukkan lagi4- Pemeriksaan colok dubur tidak ada kelainan7 kecuali haemorhoid4
5
7/25/2019 spm bedah.doc
6/50
:4 2iagnosis sementara 6 Haeomorhoid eksterna$interna
;4 2iagnosis banding 6
a4 Karsinoma recti
b4 Polip rekti
c4 Prolapsus ani
4 Pera5atan rumah sakit 6 dira5at elekti/ untuk deraat III7 segera untuk deraat
I-
?4 !erapi 6
a4 edik 6
- 2iet tinggi serat
- 2iet ringan kalau ada ri5ayat obstipasi
- Suppositoria
- Sit bath (dengan larutan permanganas kalikus)
b4 Scelrosing 6
Bedah 6 haemoroidectomy pada haemorhoid deraat III dan I-
@4 !empat pelayanan 6 0S kelas 1
94 Penyulit 6
a4 Perdarahananemia sekunder
b4 In/eksi
c4 Akibat tindakan dapat timbul /issura dan stenosis ani
84 In/ormed concent 6 perlu
884 Standar terapi 6
a4 2okter umum untuk terapi medis (suppositoria)
b4 Spesialis bedah untuk tidakan pembedahan
8:4 Lama pera5atan 6 Pada tindakan pembedahan rata"rata ; = hari8;4 asa pemulihan 6 ; minggu pasca bedah
8
7/25/2019 spm bedah.doc
7/50
PENANGANAN HERNIA LIPAT PAHA
I. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi4
II. RUANG LINGKUP
KS bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM
2e/inisi 6Adanya suatu benolan pada lipat paha yang dapat kempes sendiri dan dapat
timbul kembali4 Sering kali benolan sampai kantong kemaluan4
IV. PROSEDUR
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Anamnesis 6 ri5ayat benolan lipat paha yang hilang timbul
b4 Pemeriksaan /isik 6
- assa di daerah lipat paha yang dapat dimasukkan kembali ke
rongga perut
- Annulus inguoinalis eksterna melebar teraba oleh ari bila pasienmengedan
:4 2iagnosis sementara 6 hernia lipat paha (inguinalis)
;4 2iagnosis banding 6
a4 Hidrokel
b4 !umor inguinalis
c4 Pembesaran kelenar lim/e
4 Pera5atan 0S
7
7/25/2019 spm bedah.doc
8/50
0a5at inap untuk tindakan pembedahan
- Segera bila hernia incarserata (cito)
- Biasa bila hernia reponibilis 6 elekti/
?4 !erapi 6 herniotomy
@4 !empat pelayanan 6 0S kelas 1
94 Penyulit 6a4 Incarserata merupakan penyulit yang sering diumpai7 bila dibiarkan
dapat menimbulkan kerusakan kepada organ yg terepit
b4 Setelah pembedahan dapat teradi in/eksi$perdarahan$timbul kembali
84 In/ormed concent 6 perlu (tertulis)
884 Standar terapi 6 spesialis bedah$operasi herniotomy F hernioraphy
8:4 Lama pera5atan 6 : ; hari
8;4 asa pemulihan 6 = ? hari
8
7/25/2019 spm bedah.doc
9/50
PENANGANAN NYERI AKUT ABDOMEN KANAN ATAS
I. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan pemberian terapi
II. RUANG LINGKUP
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM
2e/inisi 6Adanya nyeri mendadak pada abdomen sebelah kanan atas dapat disertai
dengan demam7 mual7 dan muntah4
IV. PROSEDUR
84 Kriteria diagnosis
Anamnesis 6
- 0i5ayat nyeri mendadak daerah abdomen kanan atas$epigastrium
- Nyeri dapat menalar ke daerah pinggang4 2an ke arah bahu dan
dirasakan menembus ke belakang7 dapat bersi/at kolik atau terus
menerus4- 2emam
- ual dan muntah
:4 2iagnosis sementara 6 nyeri akut abdomen kanan atas
;4 2iagnosis banding
a4 1holesystitis7 cholelithiasis
b4 Pancreatitis
c4 Per/orasi tukak peptik
4 Pera5atan rumah sakit 6 ra5at inap segera
?4 !herapi 6
a4 Puasa
b4 Pemasangan pipa lambung (N#!)
c4 I-,2
d4 Pembedahan harus dilakukan bila peritonitis meluas melebihi satu
kuadran atau ada udara bebas pada /oto abdomen
@4 !empat pelayanan 6 0S kelas 1
94 Penyulit 6 peritonitis umum dan sepsis
84 In/ormed concent 6 perlu
884 Standar terapi 6 spesialis bedah
8:4 Lama pera5atan 6 = 8 hari
9
7/25/2019 spm bedah.doc
10/50
8;4 asa pemulihan 6 8 8: hari
8
7/25/2019 spm bedah.doc
11/50
II. RUANG LINGKUP
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan7 ra5at inap dan I#2
III. URAIAN UMUM
2e/inisi 6Adanya kesulitan untuk buang air kecil pada laki"laki manula yang datang
berangsur"angsur7 disertai dengan adanya residual urine
I-4 P0S+2&0
84 Kriteria 2iagnosis
a4 Anamnesis 6
Pria7 umur C = tahun dengan tanda"tanda iritasi
- ,rek5ensi miksi bertambah
- Nocturia7 disuria7 urgensi
- !erakhir miksi belum puas
b4 !anda"tanda obstruksi 6
- Hesitancy (mau miksi menunggu lama)
- Pancaran lemah
- Straining (mengedan)
- Gaktu miksi memanang7 terputus"putus (intermittency)
- 0etensio urine dan inkonintensia karena o*er/lo5
c4 Pemeriksaan colok dubur 6
- Prostat teraba membesar7 permukaannya licin7 kenyal tidak
berbenol"benol
- Pengukuran sisa kencing
:4 2iagnosis sementara 6 pembesaran kelenar prostat
;4 2iagnosis banding 6a4 Batu kecil *esica urinarius
b4 Striktur bekuan darah *esika
c4 !umor di leher *esika
d4 1a prostat
e4 Bladder neck contractus
/4 Neurogenic bladder
4 Pera5atan rumah sakit 6 untuk persiapan operasi
?4 !erapi 6
a4 2eraat satu 6
- Keluhan iritati/ F obstrukti/ ada
- Sisa urine =ccterapi konser*ati/
- Adrenergic blocking agent
- Inhibitor enym = J reductase
- ,itotherapy
b4 Pertolongan pertama 6
-emasang cateter pada retensio totalis
11
7/25/2019 spm bedah.doc
12/50
- emasang cystostomi per kutan$pungsi supra pubik bila
pemasangan kateter gagal
c4 perasi de/initi/ open$endoscopy
- Bila sisa kencing C =cc
- Prostatektomi terbukadokter ahli bedah
@4 Standar rumah sakit 6a4 !empat praktek dokter ahli bedah$ untuk pemasangan kateter
b4 !ype 1 untuk pertolongan pertama
c4 !ype 1 untuk operasi terbuka $!&0P
d4 !ype B dan A untuk tindakan lain
94 Penyulit 6
a4 Perdarahan
b4 Kebocoran
c4 Incontinentia sementara atau bila mengenai spincterincontinentia
menetap
d4 0etrograd eakulasi 6 > 9 E pada operasi terbuka F !&0Pe4 Impotensi 6 < < E pada operasi terbuka$!&0P
84 In/ormed concent 6 diperlukan iin tertulis yang ditandatangani oleh pasien
setelah dielaskan mengenai terapi dan kemungkinan penyulit
884 Standar terapi 6 spesialis bedah
8:4 Lama pera5atan 6 bila tanpa penyulit ? 8 hari
8;4 asa pemulihan 6 ; < hari
84 topsi$risalah rapat 6
'arang diperlukan kecuali bila teradi kematian dan elas penyebabnya
-4 2K&+N !+0KAI! 6
0ekam medik
PENANGANAN TRAUMA BULI-BULI
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM : -
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6a4 Adanya trauma yang adekuat pada daerah perut bagian ba5ah
12
7/25/2019 spm bedah.doc
13/50
b4 Biasanya teradi pada supir yang mengalami keccelakaan lalu lintas
c4 Adanya ri5ayat kencing ber5arna merah atau tidak kencing
d4 Biasanya menyertai /raktur pubis$pel*is7 dinilai adakah tanda"tanda
peritonitis bila (F) operasi laparotomi e%plorasi segera
:4 Pemeriksaan penunang 6
a4 Laboratoriumb4 #ross haematuria
c4 BN
d4 &retero"cystogram
;4 -arian diagnosis
a4 Hematoma buli"buli
b4 0uptur buli"buli
4 Penyulit 6
a4 In/eksi7 cystitis7 pyuria
b4 Kebocoran buli"buli
?4 0ehabilitasi 6
@4 A4 = ? hari bila tanpa penyulit
94 = 8 hari pasca kateterisasi
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medis
TRAUMA GINJAL TAJAM/TEMBUS
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan maupun ra5at inap
III. URAIAN UMUM : -
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Adanya perlukaan pada daerah pinggang7 baik luka sayat7 bacok atau tusuk
b4 Adanya gross haematuria$mikroskopik
:4 Pemeriksaan penunang 6
Laboratorium 6a4 &rine sedimen
13
7/25/2019 spm bedah.doc
14/50
b4 Hb7 Leukosit7 Ht
c4 &S# abdomen
d4 1! scan abdomen
;4 Pera5atan rumah sakit 6
a4 0a5at inap segera
b4 2ilakukan operasi dalam narkose7 posisi ginal4 Lama pera5atan 6 ? 8 hari bila tanpa penyulit
?4 0ehabilitasi 6 mobilisasi dilakukan ; minggu post trauma
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
PENANGANAN TRAUMA TAJAM TEMBUS THORAX
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah untuk rumah sakit baik untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM : -
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Ada perlukaan pada daerah thora% baik bagian depan7 belakang atau
samping
b4 Kedalaman luka mele5ati sub kutis
c4 2asar luka tidak terlihat$terdeteksi
d4 Kadang"kadang ada udara keluar dari luka
e4 Ada keluhan sesak na/as
/4 2iluar daerah pre"cordial
:4 Pemeriksaan penunang 6
,oto thora% tegak AP
;4 Pera5atan rumah sakit 6
a4 0a5at inap segerab4 bser*asi selama :< am7 bisa diulang < > am kemudian
14
7/25/2019 spm bedah.doc
15/50
c4 Luka tidak boleh diahit7 hanya ditutup kasa betadin sebelum diyakini
keadaan pleura
4 Konsultasi 6 spesialis bedah
?4 !empat pelayanan 6 0S tipe 1
@4 Lama Pera5atan 6
a4 8 : hari tanpa GS2
b4 : = hari bila dengan GS2
94 0ehabilitasi 6 latihan perna/asan
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
P+NAN#ANAN !0A&A !&P&L AB2+N
I4 !&'&AN 6
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II4 0&AN# LIN#K&P 6KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III4 &0AIAN && 6 "
I-4 P0S+2&0 6
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Ada ri5ayat trauma yang adekuat pada daerah abdomen
b4 Adanya eak kekerasan pada daerah perut
c4 Kadang"kadang disertai gangguan sirkulasi sampai syok hipo*olemik
d4 P, . tanda peritonitis Bising usus
:4 Pemeriksaan penunang 6
a4 Hb7 Ht biasanya menurun
b4 Leukosit biasanya meningkat
c4 +ritrosit sedimen kadang"kadang ada
d4 ,oto abdomen : posisi
;4 Pera5atan rumah sakit 6
a4 0a5at inap segera
b4 Persiapan operasi untuk laparotomi darurat
7/25/2019 spm bedah.doc
16/50
e4 Pemasangan N#!
/4 2ilakukan laparotomi e%plorasi
=4 Intra operati/ 6
a4 2e/initi/ repair organ yang cedera
b4 2emade control
-4 2K&+N !+0KAI! 6
0ekam medik
PENANGANAN TRAUMA TUMPUL GINJAL
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan maupun ra5at inap
III. URAIAN UMUM : -
IV. PROSEDUR :84 Kriteria diagnosis 6
a4 Adanya benturan pada daerah pinggang yang adekuat
b4 Kadang"kadang menyertai trauma tumpul dada7 dimana menyertai /raktur
tulang iga belakang
c4 Ada keluhan nyeri hebat daerah pinggang dan perut
d4 Kadang"kadang disertai gangguan sirkulasi sampai syok hipo*olemik
e4 2idapatkan haematuria mikroskopik atau gross haematuria
/4 !erdapat pembengkakan$hematoma pada daerah pinggang
:4 -arian diagnosis 6
a4 1ontusio renis 9memar ginal)b4 Hematoma subcapsuler
c4 0uptur ginal
;4 Pemeriksaan penunang 6
a4 Laboratorium 6
- Hb7 leuko ; kali berturut"turut
- &rine sedimen
b4 0ontgen BN"I-P
c4 &S#
d4 1! scan
4 Pera5atan 0S 6
16
7/25/2019 spm bedah.doc
17/50
a4 0a5at inap segera
b4 bser*asi ketat selama :< am
c4 bser*asi hematoma pada pinggang
?4 !erapi 6
a4 bed rest 8 minggu
b4 puasa 8 % :< amc4 in/us 0L maintenance (
7/25/2019 spm bedah.doc
18/50
PENANGANAN TRAUMA TUMPUL THORAX
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM :2e/inisi 6 "
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Ada benturan yang adekuat pada dada
b4 Ada sesak na/as
c4 0espirasi rata"rata 4 :%$menit
d4 Hemithora% yang bersangkutan tertinggal dalam perna/asan
e4 Ada perna/asan paradoksal
/4 Suara na/as melemah$negati/
g4 Shock hipo*olemikh4 Pasien gelisah$delir
i4 !erdapat suara na/as ronchi (F)
:4 -arian diagnosis 6
a4 ,raktur iga tunggal
b4 ,raktur iga ganda
c4 ,raktur iga segmental
d4 Pneumothora% bertekanan$*entile
e4 Hematothora%
/4 !raumatik 5et lung
;4 Pera5atan rumah sakit 6
a4 0a5at inap segerab4 Laboratorium 6 Hb7 Ht
c4 Persiapan I1&
4 !erapi 6
a4 Puasa 8 % :< am
b4 : ; liter$am
c4 In/us maintenance
d4 !idak boleh diberi obat penenang
e4 2iberikan analgetik kuat pareteral/4 2ipasang GS2 bila ada pneumothora%
18
7/25/2019 spm bedah.doc
19/50
g4 2ipasang traksi iga bila ada perna/asan paradoksal
h4 Anti in/lamasi
i4 +%pectorant
4 Bila kondisi paru beratra5at I1& dengan *entilator
V. DOKUMEN TERKAIT :0ekam medik
PENANGANAN TRAUMA URETHRA
I. TUJUAN :Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
19
7/25/2019 spm bedah.doc
20/50
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah$urologi rumah sakit untuk ra5at alan ataupun ra5at inap
III. URAIAN UMUM : -
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
a4 Adanya trauma di daerah perineum (stradle inury)
b4 Biasanya menyertai /raktur pubis
c4 Penderita mengeluh tida bisa kencing setelah trauma
d4 Keluar darah segar dari penis atau urethra
e4 !anda"tanda retensio urine
:4 Pemeriksaan penunang 6
a4 &retrocystogra/i (cito)
b4 ,oto pel*is
c4 Lab 6 Hb7 leuko;4 Pera5atan rumah sakit 6
a4 0a5at inap segera
b4 !idak boleh dipasang kateter7 boleh cystostomi
c4 Puasa
4 Penyulit 6 /istel uretro cutan
?4 Lama pera5atan 6 : minggu
@4 0ehabilitasi 6
a4 Bladder training 8 minggu post operasib4 Bousinasi setelah cabut cateter
c4 Bausinasi sampai : bulan pasca bedah
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
20
7/25/2019 spm bedah.doc
21/50
PENANGANAN TUMOR GANAS ATAU KANKER PAYUDARA
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan maupun ra5at inap
III. URAIAN UMUM :
2e/inisi 6
Adanyan benolan pada payudara yang secara patologi anatomi dinyatakan ganas4
Adanya multiple dengan macam"macam stadium
IV. PROSEDUR :84 Kriteria diagnosis 6
21
7/25/2019 spm bedah.doc
22/50
a4 Anamnesis pemeriksaan 6
- Adanya benolan pada payudara7 batas tidak elas7 keras
- Permukaan tidak rata7 discharge (F) 5arna kemerahan
:4 2iagnosis sementara 6 tumor ganas$kanker payudara
;4 2iagnosis banding 6
a4 ,Ab4 Kelainan /ibrocystic
c4 Kistosarkoma /iloides
d4 #alaktokel
e4 astitis
7/25/2019 spm bedah.doc
23/50
b4 &ntuk stadium I- tergantung pada keluhan penderita yang berhubungan
dengan metastasis auh dan kelainan lokal
8;4 asa pemulihan 6
a4 &ntuk mastectomy radikal klasik 6 8< hari
b4 &ntuk mastectomy radikal modi/ikasi 6 ; hari
84 topsi$risalah rapat 6
ungkin diperlukan otopsi pada kasus yang belum dilakukan operasi
-4 2K&+N !+0KAI! 6
84 0ekam medis7 /ormulir register kanker
:4 Standar pelayanan7 standar terapi;4 Surat ruukan
PENANGANAN TUMOR JINAK PAYUDARA
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah rumah sakit untuk ra5at alan dan ra5at inap
III. URAIAN UMUM :
2e/inisi 6
Adanya tumor pada payudara yang biasanya secara makroskopis F PA hasilnya
tumor inak
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
Anamnesis dan pemeriksaan /isik 6
a4 Benolan pada payudarita pada 5anita muda
b4 Batas tegas7 kenyal7 permukaan rata7 tidak melekat pada dasar$otot dan
kulit
c4 2ischarge (F) pada papilloma
d4 2impling (")7 gambaran kulit eruk (")7 retraksi (")
:4 2iagnosis sementara 6 tumor inak payudara
;4 2iagnosis banding 6a4 ,A
23
7/25/2019 spm bedah.doc
24/50
b4 Kista payudara
c4 Papilloma payudara
d4 Keganasan payudara (pada 5anita umumnya
7/25/2019 spm bedah.doc
25/50
TINDAKAN MEDIS APPENDICTOMY
I. TUJUAN :
Sebagai acuan tindakan appendictomy
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah
III. URAIAN UMUM :Appendictomy adalah pengangkatan appendik karena peradangan4
Appendik diangkat dalam keadaan 6
a4 Peradangan akut
b4 Peradangan kronis
c4 Per/orasi
d4 1ronic e%acerbasi akut
e4 In/iltrat yang masih mobil$pada anak"anak
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 Penderita dipuasakanb4 2ipasang in/us
c4 Penderita dimandikan
d4 Pemberian antibiotik 6
- Pencegahan
- Pengobatan
:4 Pelaksanaan 6
a4 2ilakukan tindakan aseptik dan anti septik daerah operasi
b4 2ilakukan sayatan 6
- Pada daerah c4 Burney7 yaitu garis tegak lurus 8$; diastal SIAS
umbilicus pada penderita appencitis kronis dan kronis eksaserbasiakut
25
7/25/2019 spm bedah.doc
26/50
- Pada daerah tengah (mediana) pada appendik per/orasi dan
appendik in/iltrat yang masih mobil
c4 Appendik dikenali
d4 2ilakukan appendictomy secara klasik dengan mengikat mesoappendik7
memotong appendik7 menutup bekas appendik dengan ahitan kantong
tembakau : lapis
e4 Luka ditutup lapis demi lapis
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
TINDAKAN MEDIS HAEMORRHOIDECTOMY
I. TUJUAN :
Acuan dalam tindakan medis hemoroidektomi
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
Hemoroidektomi adalah pengangkatan hemoroid dalam keadaan akut (inkarserata)
ataupun elekti/
Hemoroid yang dimaksud adalah pelebaran *ena haemoroidales di anus4 Bilaasalnya dari dalam anus disebut hemoroid interna dan bila asalnya dari luar anus
disebut hemoroid eksterna
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 Penderita dipuasakan
b4 Penderita diberikan pencahar dan di clisma
c4 2iberikan antibiotik
d4 2iberikan antibiotik pencegahan bila perlu
:4 Pelaksanaan 6
a4 Penderita dalam keadaan litotomib4 2ilakukan tindakan aseptik dan anti septik pada daerah operasi
c4 2ilakukan pengikatan arteri haemorhoid dalam pada pile yang akan
diangkat
d4 Hemoroid dipisahkan dari kulit
e4 Setelah hemoroid terpisah dari kulit7 dilakukan pemasangan klem
/4 2ilakukan ahitan continous bolak balik diba5ah klem kemudian diikat
g4 2ilakukan hal yang sama pada pile yang lain
h4 Perdarahan yang ada diatasi
i4 2ipasang tampon *aselin
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
26
7/25/2019 spm bedah.doc
27/50
TINDAKAN MEDIS HERNIOTOMY DAN HERNIORAPHY
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam tindakan herniotomi an hernioraphy
II. RUANG LINGKUP :KS bedah
III. URAIAN UMUM :
84 Hernia adalah benolan alat *isera ke dalam kantong yang seharusnya tidak
ada4 Secara pato/isiologis terbagi dalam 6
a4 Hernia orang de5asa
b4 Hernia pada anak
:4 Hernia pada orang de5asa disebabkan 6
a4 Lemahnya dinding belakang canalis inguinali yang menyebabkan lateralis
hernis (inguinalis dan scrotalis7 hernia medialis)
b4 Hernia tersebut diatas bisa dalam keadaan emergency bila teradi pada alat
*isera tersebut dan keadaan hernia inkarserata
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 Penderita dipuasakan
b4 2ipasang in/us
c4 2ilakukan rehidrasi bila perlu
d4 Penderita dimandikan
e4 2iberikan antibiotik 6
Pencegahan Pengobatan
:4 Pelaksanaan 6
a4 2ilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah operasi
b4 2ilakukan sayatan : ari medial dari lipat paha dan seaar lipat paha
sepanang kurang lebih = cm pada hernia lateralis dan medialis orang
de5asa
c4 Sayatan pada lipat paha kulit paling ba5ah pada perut7 sepanang : cm7
trans*ersal arak 8 : cm dari lipat paha7 pada hernia anak"anak4
d4 Sayatan seaar lipat paha7 pada lipat paha7 diatas kantong hernia pada
hernia /emoralise4 ,ascia disayat untuk mencari kantong hernia
27
7/25/2019 spm bedah.doc
28/50
/4 Kantong dikenali7 isi kantong diidenti/ikasi bila ada7 dan dinyatakan
*italitasnya4
g4 Kantong dipisahkan menadi kantong pro%imal diikat (diligasi) bila perlu
digantung pada dinding abdomen7 untuk mempertumpul sudut ikatan yang
dibentuk uung kantong (pada orang de5asa)
h4 ,uniculus spermatika dipisahkan
i4 2ilakukan bassini plasty7 bertuuan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis7 dengan cara mendekatkan dan menahit onot tendon dengan
ligament inguinal paupart7 secara satu"satu$continus7 dengan benang
bassini$benang etibon
4 ,ascia diahit dengan de%on
k4 Luka ditutup lapis demi lapis
l4 Pada hernia /emoralis7 ligamentum poupart dipotong tegak lurus pada
ligamen tersebut7 persis diatas kantong kemudian dilakukan herniotomy7
isi kantong dikenali7 dinyatakan *italitasnya7 kemudian kantong diikat4
Ligamentum ingunalis poupart diahit kembali7 dan /oramen o*ale
dikecilkan dengan menahit ligamentum inguinalis poupart dan
ligamentum pectinea
m4 Luka ditutup lapis demi lapis
V. DOKUMEN TERKAIT
a4 0ekam medis
b4 Surat iin operasi
28
7/25/2019 spm bedah.doc
29/50
TINDAKAN MEDIS ILLEUS OBSTRUCTIVE
(LAPAROTOMY EXPLORASI)
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam tindakan penderita illeus obstructi*e
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
Laparotomy e%plorasi pada illeus obstructi*e adalah usaha untuk membuka perut
penderita untuk mencari sebab"sebab gangguan pasase usus yang bersi/at organis(*ol*ulus7 tumor usus7 hernia interna7 kelainan kongenital) dan
menghilangkannya4
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 2ilakukan rehidrasi
b4 2ipasang kateter uretra dan maagslang
c4 2ilakukan koreksi elektrolit
d4 Pasien dimandikan
e4 2iberikan antibiotik 6
- Pencegahan
- Pengobatan
:4 Kriteria pelaksanaan
a4 !indakan aseptic dan antiseptik daerah operasi
b4 Incisi mediana secukupnya
c4 2ilakukan e%plorasi
d4 Bila penyebab *ol*ulus 6
- 2ikenali puntiran beberapa deraat
- 2icatat penyebab puntiran
- &sus direposisi
- Penyebab puntiran diatasi misalnya appendicitis padaappendiktomi7 di*ertikulitis pada reseksi di*ertikel
e4 Bila penyebab tumor colon (sebagaimana besar tumor usus)
- !umor colon kanan 6 dilakukan hemikolektomi kanan sebagai
berikut 6
84 2ilakukan dekompresi
:4 Arteri dan *ena colica de%tra diligasi pada pangkal
;4 Sebagian arteri dan *ena colica mediana diligasi
4 1olon kanan dibebaskan dengan membuka 5hite line kanan
?4 2ilakukan anastomose and to end
29
7/25/2019 spm bedah.doc
30/50
- !umor pada colon trans*ersum
84 0eseksi usus besar = cm pro%imal tumor7 8 cm distal tumor
:4 ,eeding arteri dan *ena diligasi lebih dahulu
;4 2ilakukan anastomose end to end
- !umor colon descenden7 tumor sigmoid7 tumor rectum
84 &mumnya colon bagian kiri7 maka penderita ileus obstructi*edilakukan reseksi tumor dan colostomy
:4 perasi de/initi/ dilakukan ika keadaan umum baik7 persiapan
operasi sebelumnya
V. DOKUMEN TERKAIT
A4 0ekam medik
B4 Surat iin operasi
14 PA
TINDAKAN MEDIS MASTECTOMY
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam tindakan penderita tumor ganas payudara
30
7/25/2019 spm bedah.doc
31/50
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
astectomy adalah pengangkatan seluruh bagian payudara yang terkena tumor
ganas4Berdasarkan keperluannya (stadium) maka ada ; cara mastectomy7 yaitu 6
84 Simpel mastectomy
:4 0adikal mastectomy (Halsted)
;4 odi/ied radical mastectomy (Patey)
I-4 PROSEDUR 6
84 Kriteria persiapan 6
a4 Pasien dipuasakan
b4 Bila perlu diberi sitostatik sebelumnya (sand5ich radioterapi)
c4 Pasien dimandikan
d4 2iberikan antibiotika 6 pencegahan
:4 Kriteria pelaksanaan
a4 2ibuat gambar$sketsa daerah yang akan diincisi dan batas dilakukan incisi
lemak subcutis
b4 Incisi kulit7 = cm dari tumor
c4 Perdarahan dicouter$diligasi
d4 !umor diangkat dengan menyertakan /ascia muskulus pectoralis mayor
(pada simple mastectomy)
e4 !umor diangkat dengan menyertakan musculus pecctoralis mayor dan
minor (pada radikal mastectomy)
/4 2ilakukan reaksi kelenar a%illa dan supracla*icula (pada radikalmastektomi)
g4 2ilakukan deteksi kelenar getah bening a%illa (pada modi/ied radikal
mastectomy)
h4 Bila perlu dilakukan tandur alih kulit
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam mediks
TINDAKAN MEDIS EXTIRPASI FIBROMA ADENOMA MAMAE
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam tindakan medis e%tirpasi /ibroadenoma mamae
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
31
7/25/2019 spm bedah.doc
32/50
+%tirpasi /ibroadenoma mammae adalah pengangkatan /ibroadenoma mamae
karena tumor tersebut dapat membesar dan diperlukan untuk pemeriksaan PA
bah5a tumor tersebut ganas$tidak
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapana4 Penderita dipuasakan
b4 2ipasang in/us
c4 Penderita dimandikan
:4 Kriteria pelaksanaan
a4 tindakan aseptik dan antiseptik daerah operasi
b4 Incisi diatas tumor seperlunya7 arah sirkuler atau radier sampai teraba
tumor
c4 Perdarahan diatasi
d4 !umor di/iksasi dengan pemasangan teugel
e4 2ilakukan inscisi M " 8 cm pada aringan payudara sehat diluar tumor/4 Perdarahan dira5at dengan ligasi7 ahitan$kauterisasi
g4 2ilakukan ahitan lapis ddemi lapis
V. DOKUMEN TERKAIT
a4 0ekam medik
b4 SI
c4 PA
TINDAKAN MEDIS OPEN PROSTATECTOMY
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam tindakan medis prostatectomy
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
pen prostatectomy adalah pengangkatan kelenar prostat yang telah mengalami
hiperplasi sehingga membesar dan menyebabkan penyumbatan saluran kencing
(retentio urine)
32
7/25/2019 spm bedah.doc
33/50
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 Penderita dipuasakan
b4 !iming dan toleransi yang tepat
c4 Pasien dimandikand4 2iberikan antibiotik
- Pencegahan
- Pengobatan
:4 Kriteria pelaksanaan 6
a4 !indakan aseptik dan antiseptik daerah operasi
b4 Buli"buli diirigasi sampai diyakini bersih
c4 Buli"buli diisi dengan betadin encer (8E) kurang lebih : cc
d4 Incisi mediana ba5ah7 kurang lebih = cm sampai ca*um recti
e4 Peritoneum dibebaskan dari buli"buli
/4 2ipasang tuegel pada buli"buli bagian depan
g4 Buli"buli diincisi seperlunyah4 2ilakukan prostatectomy
i4 !epi dasar prostat diangkat dengan pinset chirurgis atau klem aringan7
kemudian dilakukan ahitan sacara satu"satu pada am 8:7 = dan ? atau
continous untuk menghentikan perdarahan
4 2ipasang /olley catheter no4 : dengan balon diisi 8= : cc auabides7
dipasang traksi M kg
k4 2ipasang cystostomy drip
l4 Luka buli"buli diahit : lapis dengan de%on
m4 Setelah buli"buli ditutup7 dilakukan spooling dengan melalui cystostomi
dengan Na1l 79E
7/25/2019 spm bedah.doc
34/50
TINDAKAN MEDIS PEMASANGAN IMPLANT
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pemasangan implant (/iksasi interna)
II. RUANG LINGKUP :
KS bedah
III. URAIAN UMUM :
Pemasangan implant adalah pemasangan alat dari luar sebagai
pembantu$membantu menggantikan /ungsi tulang
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 2ipuasakan
b4 Pemberian cairan ingtra*ena
c4 onitor cairan
d4 Pemberian antibiotik
e4 SI
:4 Pelaksanaan 6
a4 Penderita dibius umumb4 Posisi penderita disesuaikan dengan cara pemasangan implant
34
7/25/2019 spm bedah.doc
35/50
c4 !indakan aseptic dan antiseptic di daerah operasi
d4 Luka operasi ditutup dengan$tanpa drainase
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
TINDAKAN MEDIS STRUMECTOMY
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam pengangkatan kelenar gondok
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
Strumectomy adalah pengangkatan gondok baik sebagian$seluruhnya tergantung
kebutuhan
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan 6
a4 Pasien dipuasakan
b4 Pasien dimandikan
c4 Pada pasien yang hipertiroid yang sudah eutiroid7 diberikan """"""""""""""""
8 hari mulai :%: tetes sehingga :%: tetes sehari7 selain itu diberikan
*alium ; % = mg dan propanolol tab ;%8 mg7 pada pasien ini harus bed
rest total
d4 2iberikan antibiotik pencegahan bila perlu
:4 Kriteria pelaksanaan 6
a4 Setelah dilakukan pembiusan7
b4 2ilakukan insisi ; ari diatas angulus ludo*ici
c4 Panangnya insisi tergantung kebutuhan
d4 Insisi sampai menembus plastima
35
7/25/2019 spm bedah.doc
36/50
e4 Kemudian dibuat /lap kearah chepal dan candal ( disisakan diba5ah
plastima)
/4 -ena ugularis e%terna dibebaskan7 diklem7 dipotong antara : klem dan
diligasi dengan seide ;"
g4 ,ascia otot leher disayat melintang
h4 tot"otot leher dibebaskan dan disayat melintang7 sampat terlihat aringan
struma
i4 Perlekatan dibebaskan
4 Arteri thyroidea superior dipotong dan diligasi
k4 Bila ada 7 arteri thiroidea ini uga dipotong dan diligasi
l4 Struma diangkat sub capsuler
m4 Pada aringan yang diketahui keganasan7 minimal dilakukan
isthmolobectomy
n4 Pada aringan yang sudah pasti diketahui keganasan dilakukan nearly total
thyroidectomy
o4 Pada simple goiter7 dilakukan sub total lobectomyV. DOKUMEN TERKAIT :
a4 0ekam edik
b4 SI
c4 PAS
36
7/25/2019 spm bedah.doc
37/50
TINDAKAN MEDIS VESIKOLITHOTOMY
I. TUJUAN :
enadi acuan dalam tindakan medis *esicolithotomy
II. RUANG LINGKUP :
KS terkait
III. URAIAN UMUM :
-esikolithotomy adalah pengangkatan batu buli"buli dengan menbedah
buli"buli melalui sectio alta
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria persiapan
a4 Penderita dipuasakan
b4 2ipasang in/us
c4 Penderita dimandikan
d4 Pasien diberikan antibiotik
i4Pencegahan
ii4pengobatan
:4 Kriteria pelaksanaan
a4 !indakan aseptik dan antiseptik daerah operasi
b4 Buli"buli dibilas dengan cairan betadine 8E
c4 Setelah diyakini bersih buli"buli diisi cairan kurang lebih : cc
d4 Insisi mediana ba5ah kurang lebih = cm sampai menembus ca*umretrik
e4 Peritonium dibebaskan dari buli"buli
/4 2ipasang tegel pada buli"buli dengan benang plain cat gut
g4 Bila perlu ditest dengan aspirasi test ( memakai disposible syiring )
h4 2ilakukan insisi pada dinding buli"buli bagian depan
i4 Batu die%plorasi dan diangkat dengan stem tang
4 elalui kateter yang terpasang7 buli"buli di spoll sampai diyakini
tidak ada sisi batu
k4 2ipasang drain pada ca*um retric
l4 Pada urine yang terin/eksi ( keruh ) atau batu yang berukuran lebih
dari = cm7 dipasang citostomy dripm4 Luka ditutup lapis demi lapis
37
7/25/2019 spm bedah.doc
38/50
V. DOKUMEN TERKAIT :
0ekam medik
PENANGANAN LUKA BAKAR
I. DEFINISI LUKA BAKAR :
!rauma pada tubuh$kulit akibat paparan terhadap panas7 radiasi7 listrik7 ataupun
at kimia
II. PEMERIKSAAN FISIK :
2inilai kondisi umum secara keseluruhan dan lokasi luka bakar7 terdapat lukapada kulit berdasarkan 6
- 2eraat 8 6 adanya eritema
- 2erkanyaat : 6 kerusakan sampai seluruh lapisan epidermis
dan sebagian dermis7 ditandai adanya bulae
- 2eraat ; 6 kerusakan seluruh lapisan dermis atau lebih dalam
lagi4 Luas luka bakar dihitung dengan persen (untuk memudahkan
menggunakan rumus 9) dan lokasi luka bakar
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium pemeriksaan darah tepi lengkap7 Albumin4 Pikirkan kemungkinan/oto radiologis pada kasus akibat ledakan4
IV. PENATALAKSANAAN :
Perhatikan A (Air5ay) terutama pada kasus ledakan dan terdapat luka bakar di
daerah 5aah4
onitor B (Breathing)4 Perhatikan gerakan na/as dada dan suara na/as segera
pasang I- line dan monitor sirkulasi7 perhatikan umlah cairan pengganti dengan
menggunakan rumus Ba%ter4
&ntuk lukanya 6 segera dibersihkan dengan air steril atau larutan /isiologis
kemudian ditutup dengan kassa lembab setelah sebelumnya diberi obat topical(sil*er sul/adiain)4 Berikan antibiotik sistemik I- bila luka bakar luas berikan
A!S dan to%oid4
Bila luka bakar luas dan ada gangguan pada saluran cerna7 maka pasien
dipuasakan dan diberi antasida4
Pada luka bakar diatas
7/25/2019 spm bedah.doc
39/50
!ergantung pada luas dan kedalaman luka bakar4 2ilakukan pera5atan sampai
luas luka lebih kecil dari saat indikasi pera5atan4
asa pemulihan 6 sangat ber*ariasi7 perlu penanganan /isioterapi yang baik
selama pera5atan
PENYAKIT HIRCHSPRUNG/MORBUS HIRSCHPRUNG
39
7/25/2019 spm bedah.doc
40/50
I. DENIFISI :
Adalah kelainan kongenital yang disebabkan tidak terbentuknya ganglion sara/
pada sub mukosa dan sub muskularis yang dimulai sekurang"kurangnya ; cm dari
anokutan line (muco"kutan anus) ke arah proksimal sampai batas tertentu
II. KLINIS :
Pada bayi yang baru lahir tanpa ada sepsis7 tetapi terlambat mengeluarkan
mekoneum dalam :< am pertama setelah lahir7 diikuti dengan perut kembung
yang disertai muntah
III. PEMERIKSAAN FISIK :
Kondisi neonatus$bayi dapat terlihat baik atau lethargi karena dehidrasi dan mulai
terdapat enterocolitis4 2idapatkan perut yang kembung pada pemeriksaan anus
lengkap dan bila dilakukan colok dubur7 saat ari ditarik keluar dapat /latus yang
disertai dengan /eses yang menyemprot (pada sebagian besar kasus7 ?E)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Lab darah tepi rutin4
0adiologis Baby gram pada neonatus4 0 polos abdomen : proyeksi pada anak
dan bayi4
Bila memungkinkandilakukan /oto dengan barium enema4
2ilakukan biopsi hisap pada mukosa atau seluruh lapisan rectum melalui anus4
V. DIAGNOSIS BANDING :
econeum plag syndrom
Atresia ileum terminal atau lebih ke distal lagiKondisi neonatus sepsis intra partum
VI. PENATALAKSANAAN :
84 Perbaiki keadaan umum dengan resusitasi cairan7 dekompresi lambung
:4 2ekompresi melalui anal dengan tindakan spooling atau klisma menggunakan
Na1l 79E hangat secukupnya sampai /eses dan udara dapat keluar4
Bila tindakan ini e/ekti/7 maka dapat diulang @ am kemudian4 2an pasien
dipuasakan7 setelah abdomen tidak kembung lagi dapat dilakukan prosedur
diagnostic dengan /oto Ba enema4 Kemudian dapat dipikirkan tindakan
kolostomi elekti/ (operasi tahap 8) atau operasi de/initi/ satu tahap4;4 2ilakukan tindakan dekompresi berupa operasi kolostomi segera7 bila
tindakan dekompresi dengan konser*ati/ (pemasangan N#! dan rectal tube)
tidak berhasil4
7/25/2019 spm bedah.doc
41/50
Pada operasi de/initi/7 dilakukan pera5atan pre operasi ; hari untuk persiapan
kolon7 dan > hari post operasi4
IX. PENYULIT :
Perdarahan7 per/orasi7 obstruksi mekanik atau rest abses4
ATRESIA ANI
I. DEFINISI :
Adalah kelainan ba5aan berupa tidak terbentuknya lubang anus atau terdapat
lubang tetapi tidak pada tempatnya dan hanya berupa /istel
II. KLINIS :
41
7/25/2019 spm bedah.doc
42/50
Neonatus lahir tanpa lubang anus atau tanpa /istel atau terdapat /istel ke saluran
#enito"urinaria berupa recto " buli"buli atau retro uretra4
Neonatus kelamin laki"laki7 lahir dengan /istel pada perineum (anus anterior7
posterior)7 median 0aphe7 atau /istel recto"uretra4
Pada neonatus 5anita7 lahir dengan /istel recto"*aginal atau perineum4
Neonatus lahir dengan kloaka4
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium darah tepi rutin
0adiologis 6 dilakukan /oto babygram7 pada neonatus yang klinis tanpa /istel
dilakukan /oto knee chest positionO
IV. PENATALAKSANAAN :
Pasien neonatus dinilai apakah ada$tanpa /istel4
2ilakukan pemeriksaan radiologis setelah usia C 8@ am4
2ilakukan dekompresi (pemasangan N#!) dan persiapan untuk operasi42ilakukan operasi colostomi pada atresia ani tanpa /istel letak tinggi (bila
pungtum rectum C 8 cm dari anal dimple) atau /istel recto"genito urinaris dan
kloaka4
2apat dilakukan dilatasi /istel pada /istel perineum atau recto"*agina dan operasi
colostomi dapat ditunda4
2ilakukan operasi 1ut BackO pada kriteria Atresia Ani letak rendah (bila
pungtum rectum 8 cm dari Anal 2imple)4
2ilakukan operasi de/initi/ pembuatan anus7 dengan teknik PSA (Postero Sagital
Anoplasty)7 setelah usia C < bulan sampai 8 tahun4
V. KSM TERKAIT :
2okter spesialis Bedah atau Spesialis Bedah Anak
VI. LAMA PERAWATAN :
Pada tindakan kolostomi7 lama pera5atn ; < hari4
Pada tindakan PSA7 lama pera5atan = > hari4
ILEUS OBSTRUKSI MEKANIK PADA NEONATUS DAN BAYI
I. TUJUAN :
Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis kega5at daruratan bedah neonatus
dan bayi serta pelaksanaannya di Instalasi #a5at 2arurat dan ruang ra5at inap4
II. URAIAN UMUM :
!erdapat gangguan pasase ke distal pada saluran cerna yang dialami oleh neonatus
dan bayi4 Pada klinis diumpai geala dan keluhan berupa 6 muntah7 kembung7 dan
tidak dapat buang air besar4
42
7/25/2019 spm bedah.doc
43/50
III. PROSEDUR :
Kriteria diagnosis 6 Pada bayi baru lahir (neonatus C : hari) dikeluhkan selalu
muntah bila diberi asupan ASI$PASI7 muntahan bisa ber5arna putih (susu)
ataupun hiau (5arna empedu)4 untah dapat langsung setelah minum ataupun
beberapa am setelah minum4
'umlah$*olume minum bisa berpengaruh atau tidak terhadap keadian4
untah pada bayi yang lebih besar lagi dari neonatus7 muntah dapat teradi secara
periodik4
IV. DIAGNOSIS BANDING :
Atresia eso/agus7 atresia duodenum7 atresia ileum7 pilorik stenosis hipertro/i7
malrotasi dengan$tanpa *ol*ulus4
V. PENATALAKSANAAN :
Perbaiki kondisi umum 6 Pasang I- line$in/use7 penderita dipuasakan7 rehidrasi7
dekompresi7 cegah aspirasi7 persiapan untuk operasi7 berikan antibiotik4
VI. PROSEDUR OPERASI :
Bila kondisi umum sudah optimal maka dilakukan operasi laparotomi eksplorasi
dengan insisi trans/eral diatas umbilicus4
2ilakukan repair kelainan sesuai temuan intra operasi dengan prosedur bedah
anak yang berlaku (anastomosis duodeno"duodenostomi7 Ladd prosedur7 0amsted
prosedur7 dsb)
VII. PENYULIT :
Perdarahan7 per/orasi7 kebocoran anastomosis
VIII. RUANG PERAWATAN :
Anuran di I1& neonatus$ I1& pediatric atau ruang pera5atan khusus pada
perinatologi4
SKIN GRAFT
I. TUJUAN :Sebagai acuan pelaksanaan Skin #ra/t
II. RUANG LINGKUP :
KS bedah7 rumah sakit unit pera5atan dan
III. DEFINISI :
enutup daerah ra5 sur/aceO$*ulnus granulosum dengan tandur alih kulit4 2onor
dan resipien sama4
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnostik 6 adanya daerah luika terbuka$0a5 Sur/ace tanpa adanya
kulit penutup pada daerah tubuh tertentu
43
7/25/2019 spm bedah.doc
44/50
:4 !idak dibutuhkan pemeriksaan penunang diagnostik4 Pemeriksaan penunang
hanya dilakukan untuk persiapan dalam pembiusan umum4
V. PELAKSANAAN :
84 Split !icknes Skin #ra/t (S!S#)
2ilakukan tindakan a dan antisepsis daerah donor dan resipien4 2ilakukanpengambilan sebagian atas epidermis kemudian dilakukan tandur alih kulit
tersebut pada daerah resipien4 Kemudian di/iksasi dengan ahitan pada tepi
luka atau dengan balut tekan menggunakan kassa lembab4 Pemberian
antibiotik oral$I-4
:4 ,ull !ickness Skin #ra/t (,!S#)
!indakan sama dengan S!S#7 hanya lapisan kulit yang diambil adalah seluruh
lapisan epidermis4
VI. PERAWATAN :
Setelah operasi dapat dira5at inap atau ra5eat alan7 yang menadi perhatianadalah 6 daerah operasi tidak banyak bergerak agar tidak teradi pergeseran7
balutan dibuka setelah hari kelima dengan hati"hati agar kulit donor tidak ikut
terangkat4
BIOPSI TERBUKA PADA ORGAN INTRA ABDOMEN
I. TUJUAN :
Sebagai acuan untuk tindakan biopsi terbuka pada kelainan terdapatnya massa
intra abdomen4
II. RUANG LINGKUP :KS Bedah7 rumah sakit ruang pera5atan dan
III. URAIAN UMUM :
!indakan biopsi terbuka dilakukan pada kasus terdapatnya massa tumor intra
abdomen dimana tidak dapat dilakukan tindakan eksisi de/initi/ karena
pertimbangan medis lain7 maka tumor tidak dieksisi seluruhnya7 hanya dilakukan
insisi biopsi dengan prosedur pelaksanaan laparotomi dengan i sisi secukupnya4
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN :
Adalah tindakan sama dengan laparotomi4 Setelah peritoneum dibuka7 kemudian
kenali organ dan tumor di daerah tersebut7 kemudian dilakukan insisi biopsi
44
7/25/2019 spm bedah.doc
45/50
secukupnya4 2iperhatikan kemungkinan perdarahan dan kebocoran *iskus yang
dapat teradi4
V. LAMA PERAWATAN :
Bila tidak ada komplikasi perdarahan cukup : hari4
PROSEDUR TINDAKAN RESEKSI DAN ANASTOMOSIS PADA USUS
I. TUJUAN :
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan reseksi usus kemudian melakukan
anastomosis usus end to end4
II. RUANG LINGKUP :
KS Bedah7 rumah sakit ruang pera5atan dan
III. URAIAN UMUM :
0eseksi 6 adalah suatu tindakan memotong seluruh lumen usus besertamesenteriumnya dengan panang tertentu oleh karena terdapat suatu kelainan pada
segmen usus yang akan dibuang tersebut (misalnya 6 nekrosis7 tumor7 per/orasi C
M lingkar lumen7 ataupun stenosis)
Anastomosis 6 adalah suatu tindakan untuk menyambung lumen (re"Patensi) usus
beserta mesenteriumnya4 Penyambungan lumen usus dapat berupa 6 +nd to end7
+nd to side7 atau side to side4
IV. PROSEDUR :
84 Kriteria diagnosis 6
Adanya tanda dan geala akut abdomen secara klinis berupa 6 peritonitisumum7 obstruksi mekanik atau keadaan strangulate4 Kemudian penilaian intra
45
7/25/2019 spm bedah.doc
46/50
operati/7 apaka memerlukan tindakan reseksi usus dan anastomosis ataupun
tidak (penilaian tergantung kasus7 kondisi umum penderita dan kemampuan
operator bedah)
:4 Pemeriksaan penunang 6
a4 Laboratorium rutin7 tes /ungsi hati7 /ungsi ginal
b4 ,oto polos abdomen7 minimal proyeksi PA dan lateral;4 Pera5atan rumah sakit 6
Bila keadaan klinis akut abdomen maka persiapan tindakan darurat operasi
(cito) dilakukan di ruang I#2 untuk 6 rehidrasi7 dekompresi7 persiapan
trans/usi darah (tergantung kasus)7 pemberian antibiotika broad spectrum dan
in/orm consent
hari
PERFORASI GASTER/TUKAK PEPTIK
I. DEFINISI :
Adalah keadaan akut abdomen berupa peritonitis yang diakibatkan oleh per/orasipada ulkus gaster$tukak peptik
II. DIAGNOSIS :
a4 Anamnesis 6
!erdapat nyeri hebat yang tiba"tiba pada seluruh lapang abdomen4 Pada
penderita biasanya sudah ada keluhan gastritis kronis dan saat serangan akut
dapat dipicu karena meminum obat"obatan atau amu"amuan yang
merangsang asam lambung4
b4 Pemeriksaan ,isik 6
Keadaan umum pada /ase a5al biasanya masih baik4 !ekanan darah dapatnormal atau menurun7 terdapat kenaikan denyut nadi karena rasa nyeri7
penderita dapat /ebris atau dalam keadaan suhu yang normal4 Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan tanda peritonitis umum dengan pemeriksaan
pekak hati yang menghilang karena terdapat udara bebas intra peritoneal
c4 Pemeriksaan Penunang 6
Laboratorium darah tepi lengkap7 pemeriksaan radiologis abdomen minimal :
proyeksi
III. DIAGNOSIS BANDING :
Pankreatitis akut7 ruptur aneurisma aorta7 kolesistitis akut
46
7/25/2019 spm bedah.doc
47/50
IV. PENATALAKSANAAN :
!indakan bedah berupa laparotomi eksplorasi darurat$cito dengan persiapan
keadaan pasien yang optimal
V. KSM YANG TERKAIT :
2okter ahli bedah7 dokter ahli penyakit dalam dan ahli anestesi
VI. PERAWATAN DI RUMAH SAKIT :
Segera lakukan resusitasi dan persiapan operasi darurat$cito4 Lama pera5atan ?
8 hari post operasi
KARSINOMA RECTI
I. DEFINISI :
Adalah keganasan yang terdapat pada daerah rectum
II. DIAGNOSIS :
a4 Anamnesis 6
Ada perubahan pada pola de/ekasi7 ada perubahan konsistensi /eses4 Pada
/eses dapat disertai lendir dan darah4 Pada tumor yang letaknya distal$dekat
s/incter ani umumnya dapat disertai nyeri di sekitar anus4
b4 Pemeriksaan /isik 6
Pada keadaan lanut dapat ditemukan tanda obstruksi usus mekanik4
Pemeriksaan colok dubur dapat teraba massa di rectum yang dapat dinilai
konsistensi dan ekstensi massa tumor tersebut4
c4 Pemeriksaan penunang 6
Lab darah lengkap7 /ungsi hati dan ginal4 Pemeriksaan tumor marker (1+A)4
0adiologis berupa /oto toraks7 /oto polos abdomen : proyeksi7 1!"scan
abdomen ba5ah7 &S# abdomen untuk menilai adakah metastasis
pemeriksaan patologi (biopsi)
III. DIAGNOSIS BANDING :
Polip recti7 haemorrhoid7 amubiasis dan proktitis
IV. PENATALAKSANAAN :
Pada keadaan akut dengan abdomen yang distensi7 dilakukan kolostomi dan
perbaiki keadaan umum baru kemudian tindakan de/initi/ untuk eksisi tumor
berupa 6 operasi Lo5 anterior reseksi atau iles prosedur
V. PENYULIT :
47
7/25/2019 spm bedah.doc
48/50
Perdarahan7 kebocoran Anastomosis7 rest abses7 prolaps kolostomi atau retraksi
kolostomi
VI. LAMA PERAWATAN :
Post operasi @ 8: hari
PENATALAKSANAAN SYOK HIPOVOLEMIK
I. DEFINISI :
Adalah syndrome$kumpulan geala dan tanda dari tidak adekuatnya per/usi dan
metabolisme aringan yang diakibatkan oleh tidak adekuatnya sistem
sirkulasi$perdarahan darah4
II. TUJUAN :
Sebagai acuan diagnosis dan penatalaksanaan syok hipo*olemik di rumah sakit
pada dan ruang pera5atan4
III. PROSEDUR DIAGNOSIS :
a4 Anamnesis 6
!erdapat trauma yang cukup berat atau melibatkan pembuluh darah besar4
Atau karena ana/ilaktik4
b4 Pemeriksaan ,isik 6
!erlebih dahulu nilai A (Air5ay) dan B (Breathing)
Kondisi kesadaran penderita dapat menurun$gelisah (nilai #1S 8;)
!ekanan darah mulai menurun
,rekuensi nadi dapat cepat tetapi isi nadi berkurang dan lemah
Acral$peri/er dingin dan pucat
Perna/asan cepat dan dalamPada monitor produksi urin7 menurun atau anuria
c4 Pemeriksaan Penunang 6
Laboratorium darah tepi teradi penurunan hematokrit dengan Hb
hemokonsentrasi4
0adiologi /ototoraks dan /oto lain sesuai kasus cedera7 yang dilakukan setelah
kondisi pasien dinilai stabil
IV. PENATALAKSANAAN :
Segera lakukan resusitasi cairan kristaloid dengan persiapan permintaan darah
5hole blood4 Pasang I- line : alur dengan *eno cateter yang cukup besar4Pasang cateter urin untuk monitor produksi urin dan balance cairan4
48
7/25/2019 spm bedah.doc
49/50
Berikan oksigenasi dengan kanul hidun$sungkup 4
Lakukan hemostasis$ligasi sumber perdarahan4
1atatan 6
0ongga tubuh yang dapat menampung umlah darah cukup banyak adalah 6
84 !horaks
:4 Intra abdomen;4 0ongga pel*is
7/25/2019 spm bedah.doc
50/50
STANDAR PELAYANAN MEDIS
BAGIAN BEDAH
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDIASIH
SERANG