•
• Strategi perusahaan adalah tindakan yang diambil oleh manajer untuk mencapai tujuan
perusahaan.
• Secara umum, kebanyakan perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan “value of the
firm” bagi pemiliknya (pemegang saham).
• Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan strategi yang mampu meningkatkan
profitabilitas dan tingkat pertumbuhan profit dari waktu ke waktu.
• Profitabilitas adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan dari total modal yang
diinvestasikan (ROIC = Net profit / Total invested capital).
• Pertumbuhan profit dihitung dari persentase kenaikan pada net profits dari waktu ke waktu.
• Semakin tinggi profitabilitas dan pertumbuhan profit maka akan semakin bagus value of the
firm bagi pemilik (pemegang saham).
• Manajer dapat meningkatkan profitabilitas dengan cara : 1) Mengurangi biaya
• 2) Memberi nilai tambah pada produk dan menaikkan harga
jual ❖ Manajer dapat meningkatkan pertumbuhan profit
dengan cara : 1) Menjual lebih banyak produk di pasar yang
sudah ada
• 2) Memasuki pasar baru
• • Memperluas bisnis ke dalam skala internasional mampu membantu manajer meningkatkan
profitabilitas dan tingkat pertumbuhan profit secara bersamaan.
• Banyaknya nilai tambah yang dibuat oleh perusahaan dikur dari selisih antara biaya produksi
dengan nilai yang konsumen rasakan dari produk tersebut.
• Makin tinggi nilai yang konsumen harapkan dari suatu produk, maka semakin tinggi harga
yang dapat dikenakan perusahaan atas produk tersebut.
• Tetapi seringkali terjadi consumer surplus (harga yang dikenakan perusahaan lebih rendah
daripada nilai yang dirasakan konsumen dari produk tersebut) karena perusahaan harus
berkompetisi dengan perusahaan lain, jadi harus rendah2an harga jual dan juga karena tidak
mungkin perusahaan mengenakan harga berbeda disesuaikan dengan preferensi konsumennya
(customer’s reservation price kayak di mikro)
• Perusahaan dapat memperoleh
profit selama P > C, dan profit akan
semakin besar apabila C relatif semakin
lebih rendah dibandingkan dengan P. V-
P adalah intensitas tekanan kompetisi di
pasar, semakin rendah V-P maka
perusahaan dapat mengenakan P lebih
tinggi relatif terhadap V. semakin tinggi
P-C maka semakin tinggi profitabilitas,
cet par.
• The firm’s value creation diukur
dari V-C, perusahaan menciptakan nilai dengan cara mengubah input dengan biaya C menjadi suatu
produk yang bernilai V bagi konsumen.
• Ada 2 strategi untuk create more value :
• Mengurangi biaya produksi (C) low-cost strategy
• Membuat produk menjadi lebih menarik sehingga konsumen memberi nilai tinggi pada produk (V )
dengan cara desain mewah, gaya menarik, fungsi yang jelas, after-sales service, dll differentiation
strategy
• Strategic Positioning
• • Efficient frontier pada gambar di atas menunjukkan berbagai posisi efisien yang perusahaan
bisa pakai untuk mengkombinasikan strategi menambah nilai pada produk dan mengurangi biaya
produksi dengan asumsi kegiatan operasional internal telah efisien.
• Bentuknya cembung karena diminishing return, ketika perusahaan lebih memilih untuk
menambah nilai pada produknya maka akan menambah iaya produksi pula, dan sebaliknya.
• Untuk memaksimalkan profit, ada 3 hal yang harus dilakukan perusahaan :
o Pilih 1 posisi di efficient frontier yang bisa terus dijalankan dalam proses operasional
o Konfigurasikan sumber daya internal supaya dapat mendukung posisi tersebut
V
P
C
V - C
o Pastikan bahwa perusahaan memiliki struktur organisasi yang tepat untuk mengeksekusi
strategi
• The Value Chain
• • Primary Activities dibagi menjadi 4 fungsi, yakni :
o R&D fokus pada merancang produk dan proses produksi (inovasi & pengembangan
produk) sehingga dapat meningkatkan fungsi produk dan jadi menarik bagi konsumen (V ).
Selain itu, proses produksi menjadi lebih efisien sehingga dapat mengurangi biaya produksi
(C ).
o Produksi fokus pada pembuatan produk atau jasa. Dengan berproduksi secara efisien
maka dapat mengurangi biaya produksi (C ).dan atau dapat membuat produk dengan kualitas
yang lebih baik (V ).
o Pemasaran dan penjualan membantu menciptakan value melalui brand positioning,
pengiklanan, dan menemukan kebutuhan konsumen lalu menyampaikannya pada R&D. Jika
kegiatan tersebut mampu membuat kesan yang baik dimata konsumen, maka perusahaan
dapat meningkatkan harga jual.
o Layanan konsumen after-sale service, dapat menciptakan persepsi nilai superior dibenak
konsumen karena mampu menyelesaikan masalah.
• Support activities dibagi menjadi 4 fungsi, yakni :
o Sistem Informasi sistem elektronik untuk mengelola berbagai hal dan seringkali
dikombinasikan dengan fitur untuk komunikasi sehingga jadi lebih efektif & efisien.
o Logistik mengontrol transmisi material fisik dari pembelian ke produksi dan terakhir ke
distribusi. Bila dikombinasikan dengan sistem informasi maka dapat menghemat biaya dan
sekaligus memberi nilai tambah.
o Sumber daya manusia memastikan bahwa perusahaan telah memiliki kombinasi orang–
orang bertalenta untuk menjalankan kegiatan “value creation” secara efektif. Selain itu juga
memastikan bahwa orang-orang telah dilatih, dimotivasi, dan diberikan kompensasi.
o Infrastruktur perusahaan termasuk struktur organisasi, sistem kontrol, dan budaya
perusahaan.
• Perusahaan yang beroperasi secara internasional dapat :
o Memperluas pasar untuk produk domestik yang ditawarkannya dengan cara menjual produk
tersebut di pasar internasional
o Menemukan lokasi ekonomis dengan menyebar proses “individual value creation” di lokasi
di seluruh dunia yang mampu melakukannya secara efektif & efisien
o Mencapai biaya produksi yang sangat ekonomis dengan melayani pasar global dari lokasi
pusat (economies of scale)
o Memperoleh return yang lebih besar dengan mengumpulkan berbagai talenta berharga dari
berbagai negara
• Ada hambatan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitasnya dan tingkat
pertumbuhan profitnya, yakni : harus meng-customize produk yang ditawarkan, strategi
pemasaran harus disesuaikan, dan strategi bisnis yang harus disesuaikan dengan kondisi negara.
• Perusahaan dapat meningkatkan tingkat pertumbuhannya dengan menjual barang dan jasa
yang diproses di dalam negeri ke luar negeri (mereplikasi model bisnis di luar negeri dengan
beberapa penyesuaian).
• Tetapi agar dapat tetap bersaing maka harus menawarkan sesuatu yang berbeda dan harus memiliki
core competencies (kemampuan perusahaan yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh
kompetitor) yang optimal.
• Contoh : McDonald’s memiliki core competence dalam mengelola operasi makanan cepat saji.
• Location economies (memilih lokasi paling kondusif, efektif & efisien untuk melakukan proses
“value creation”) dapat menyebabkan membuat perusahaan mampu mengurangi biaya dan
memperoleh posisi “lowcost firm” di mata konsumen, serta dapat membuat perusahaan
membedakan produk yang ditawarkan dari produk kompetitornya.
• Contoh : awalnya Clear Vision beroperasi & berproduksi di US, tapi biayanya mahal akibatnya harga
jual tinggi dan sedikit peminat. Lalu dia memutuskan untuk impor beberapa bahan baku dari Hong
Kong, tapi kualitasnya buruk. Lalu dia cari pertner dari negara China, buka pabrik di Hong Kong
karena biaya buruhnya murah, buruhnya bertalenta, dan kebijakan pemotongan pajak dari
pemerintahnya menguntungkan. Beberapa saat kemudian kebijakan baru pemerintah Hong Kong
membuat biaya buruh mahal, akhirnya Clear Vision dan partner memindahkan sebagian pabrik ke
China yang biaya buruhnya masih rendah dengan tujuan mengurangi biaya produksi. Di saat yang
bersamaan Clear Vision juga berinvestasi di perusahaan eyewear asal Jepang, Itali, dan Perancis agar
mendapat reputasi “fashionable design and high quality” dari konsumennya dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan. Dan…… berhasil!!
• Experience effects
• Experience curve adalah
kurva yang memperlihatkan
pengurangan biaya produksi untuk
setiap penambahan 2 kali
jumlah produksi
sebelumnya secara kumulatif
dari waktu ke waktu.
• Contoh disamping :
ketika memproduksi 2x lipat daris ebelumnya, biaya produksi
turun 40%
• Learning effects : penghematan biaya karena learning by doing (berlaku untuk start-up period).
• Contoh : buruh belajar bagaimana cara menjalankan sebuah tugas agar menjadi lebih efisien,
akhirnya produktivitasnya meningkat, bisa berproduksi secara economies of scale, cost savings.
• Economies of scale : pengurangan biaya produksi per unit karena memproduksi dalam jumlah
besar dapat meningkatkan profit perusahaan
• Caranya : menyebar fixed costs ke dalam volume produksi yang besar (tambah terus volume
produksinya biar makin banyak, jadi sekali ngeluarin fixed cost yang gede bisa dipake untuk
produksi banyak, jadi kalo diitung fixed cost per unitnya lebih rendah, gak nyesek2 bgt),
• melayani pasar global (biar bisa produksi dalam jumlah banyak karena demand juga banyak dan
tersebar luas diseluruh negara di dunia),
• mencapai posisi bargaining power yang lebih kuat daripada supplier (jadi bisa dapat harga yg
murah trs profit jd makin gede)
• Strategic significance : makin turun posisi suatu perusahaan, dia akan makin menempati posisi
low-cost sehingga profit meningkat tapi tetap jaga harga jual ditingkat relatif murah supaya tetap
menjadi pilihan para komsumen.
• Contoh : Matsushita berproduksi dari Jepang secara tunggal, meningkatkan jumlah produksinya
sebanyak mungkin dengan cepat untuk melayani pasar global (economies of scale) cost savings
learning effects bisa nurunin harganya 50% dalam 5 tahun penjualan peminat banyak profit
naik.
• Leveraging subsidiary skills : talenta bisa dibuat dan didapatkan dari mana saja, tidak harus dari
Negara asal perusahaan, asalkan selama masih dalam wilayah operasi perusahaan.
• Tapi, ada 4 tantangan :
o Harus secara seksama mengenali bahwa ada talenta berharga yang bisa tumbuh dimana saja
(bukan hanya di perusahaan pusat) selama masih dalam wilayah operasi perusahaan
o Harus menetapkan sistem insentif yang dapat mendorong pekerja local untuk memperoleh
talenta baru yang belum dimiliki
o Manajer harus mengidentifikasi kapan talenta berharga baru diciptakan
o Manajer harus berlaku sebagai fasilitator yang membantu mentransfer talenta berharga
tersebut ke dalam perusahaan
• Cost pressures and pressures for local responsiveness
• tekanan mana, itu yang didahulukan. -
Pressures for cost reduction :
• Perusahaan harus mencoba mengurangi biaya “value creation”.
• Caranya = memproduksi secara masal produk yang terstandarisasi jika terdapat universal needs
(selera dan preferensi konsumen di berbagai Negara hampir sama), outsource fungsi tertentu ke
Negara yang low-cost.
- Pressures for local responsiveness :
• Terjadi karena terdapat perbedaan selera dan preferensi konsumen diberbagai Negara di dunia,
perbedaan infrastruktur, perbedaan praktik bisnis, perbedaan saluran distribusi, dan permintaan
pemerintah local.
• Caranya = membedakan produk dan strategi pemasaran antar Negara.
• ❖ Four Basic Strategies
•
• Global standardization strategy :
o Fokus pada low-cost strategy pada skala global yang diperoleh dari economies of scale,
learning effects, dan location economies. Tidak meng-customize produk terhadap
kebutuhan local karena akan meningkatkan biaya. Produk terstandarisasi. Dapat
diterapkan saat terdapat tekanan kuat untuk cost reduction dan permintaan minim atas
local responsiveness. Biasanya untuk industri barang industrial. Contoh perusahaan yg
menerapkan strategi ini : Intel, Texas Instruments, Motorola.
• Kedua tekanan ini saling
bertentangan. Saat perusahaan
hendak merespon tekanan untuk
cost reduction, maka cost
diminimalisir tapi tidak bisa
menyesuaikan dengan kebutuhan
konsumen local yang berbeda- beda
karena butuh biaya banyak, dan
sebaliknya. Saat hendak merespon
tekanan local responsiveness, butuh
biaya besar, tidak bisa cost
reduction. Jadi harus lihat lebih
besar
• Localization strategy :
o Fokus pada meng-customize barang dan jasa perusahaan supaya sesuai dengan selera dan
preferensi konsumen diberbagai pasar berbeda diseluruh dunia. Dapat diterapkan saat
terdapat perbedaan selera dan preferensi konsumen serta tekanan cost reduction rendah.
Tidak memproduksi secara masal produk yang terstandarisasi. Produk terdiferensiasi.
Biasanya diimbangi dengan kenaikan harga jual.
• Contoh perusahaan yg menerapkan strategi ini : MTV,
P&G - Transnational strategy :
o Mencoba mencapai low costs melalui location economies, economies of scale, dan learning
effects sembari juga mendiferensiasikan produk yang ditawarkan ke seluruh dunia serta
membantu perkembangan arus perpindahan skill ke berbagai arah (ke berbagai
subsidiaries). Contoh perusahaan yg menerapkan strategi ini : Ford dan ABB, Caterpillar.
Terjadi saat tekanan cost reduction dan local responsiveness sama-sama tinggi.
• International strategy :
o Terjadi saat tekanan cost reduction dan local responsiveness sama-sama rendah (sangat
beruntung bila ada diposisi ini tapi kenyataannya jarang sekali). Fokus pada menjual produk
domestik secara lokal baru kemudian menjualnya secara internasional dengan hanya sedikit
kustomisasi. Menjual produk yang memenuhi universal needs, tidak berhadapan dengan
kompetitor yang signifikan (monopoli). Contoh perusahaan yang menerapkan strategi ini :
Xerox diawal tahun 1960an setelah penemuannya dan hak paten yg didapat, Microsoft, dan
P&G. Semua kebanyakan dilakukan secara terpusat, pusat harus kontrol secara ketat.
Recommended