LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 Tahun 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010
i
DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Hal
1. Kode Unit : KTL.IR.200.201.01……………………………………………... 1 Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan
2. Kode Unit : KTL.IR.202.201.01………………………………………………. 5
Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah
3. Kode Unit : KTL.IR.202.202.01………………………………………………. 10 Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan
menengah.
4. Kode Unit : KTL.IR.206.203.01......................................... 15
Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
5. Kode Unit : KTL.IR.208.201.01……………………………………………… 20 Judul Unit : Merancang instalasi listrik bangunan hunian
rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan
keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
6. Kode Unit : KTL.IR.203.301.01……………………………………………… 26
Judul Unit : Merancang instalasi sistem otomisasi bangunan. 7. Kode Unit : KTL.IR.208.301.01…………………………………………….. 32
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan sosial dan budaya (sekolah,
madrasah, pesantren, museum, dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran
dan perdagangan non swalayan.
8. Kode Unit : KTL.IR.208.302.01…………………………………………….. 38
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah dan rendah untuk bangunan sosial dan budaya
(sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga,
perkantoran dan perdagangan non swalayan.
9. Kode Unit : KTL.IR.208.303.01…………………………………………….. 45
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah
bangunan usaha pasar swalayan.
10. Kode Unit : KTL.IR.208.304.01……………………………………………… 51
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan usaha pasar swalayan.
11. Kode Unit : KTL.IR.208.305.01…………………………………………….. 57 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah
bangunan usaha hotel dan apartemen.
ii
12. Kode Unit : KTL.IR.208.306.01…………………………………………….. 64
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan usaha hotel dan apartemen.
13. Kode Unit : KTL.IR.208.307.01…………………………………………….. 70 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah
bangunan usaha rumah sakit.
14. Kode Unit : KTL.IR.208.308.01……………………………………………… 76
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha rumah sakit.
15. Kode Unit : KTL.IR.208.309.01……………………………………………… 83 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah
bangunan usaha industri kecil dan menengah.
16. Kode Unit : KTL.IR.208.310.01………………………………………………. 89
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha industri besar.
1
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.200.201.01
Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang sistem pencahayaan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan dan
merencanakan tingkat
pencahayaan dan tata letak.
1.1. Tingkat pencahayaan dan tata letak instalasi
pencahayaan direncanakan dan disiapkan untuk perolehan K3 serta kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan dengan urutan kerja sesuai persyaratan.
1.2. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak dikoordinasikan dengan personel yang
tepat dan pihak terkait lainnya untuk memastikan tingkat pencahayaan dan tata
letak dengan baik.
1.3. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata
letak disesuaikan dengan persyaratan.
1.4. Alat ukur dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi penentuan tingkat pencahayaan
dan tata letak diidentifikasi sesuai prosedur dan persyaratan.
2. Menetapkan
tingkat pencahayaan dan
tata letak.
2.1. Kebijakan dan prosedur K3 diterapkan.
2.2. Tingkat iluminasi dan tata letak dirinci sesuai prosedur dan persyaratan.
2.3. Respon terhadap kondisi yang tidak direncanakan, dirinci sesuai prosedur.
2.4. Persetujuan melaksanakan pekerjaan yang
tidak direncanakan dirinci sesuai prosedur.
2.5. Pemeriksaan terhadap kualitas pekerjaan
dirinci dan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur.
2
3. Memeriksa dan
melaporkan penyelesaian
pekerjaan.
3.1. Pemeriksaan akhir penentuan kapasitas sirkit
dilakukan sesuai prosedur.
3.2. Hasil perancangan tingkat iluminasi dan tata
letak dibuat dan didokumentasikan sesuai prosedur.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur perancangan sistem pencahayaan yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan sistem pencahayaan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan teknik ketenagalistrikan yang
berlaku.
1.3. Perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran
maupun perhitungan.
1.4. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku dan sistem format pembuatan rancangan dan
pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.5. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua
bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem pencahayaan.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
c. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua
3
atau fasa tiga).
d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan. f. Kualitas dan kuantitas pencahayaan.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
b. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
c. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Menerapkan teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan.
f. Menerapkan kualitas dan kuantitas pencahayaan.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi
dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis
struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem pencahayaan.
d. Menginterpretasikan gambar karakteristik pencahayaan dan gambar teknik lainnya.
4
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait
seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi
ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi
pencahayaan.
5
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.202.201.01
Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan
rendah.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Prosedur dan kebijakan K3 ditetapkan.
1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.
1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem
elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan
berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem
instalasi pemasangan.
2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan
didiskusikan dengan personel yang tepat.
2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim
dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.
2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.
2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk
pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.
2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang
diperlukan didokumentasikan.
6
3. Memeriksa dan
menyelesaikan rancangan.
3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.
3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai
undang-undang atau peraturan yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah
tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan
persyaratan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan rendah.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
7
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga
tegangan rendah.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indek proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. e. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
f. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. e. Menerapkan Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
f. Menerapkan Teknik tingkat dasar konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan
atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai
dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur,
informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti
harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis
struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
8
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
d. Menginterpretasikan gambar sistem listrik fasa tiga tegangan rendah dan gambar teknik lainnya.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari
pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait
9
seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
10
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.202.202.01
Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu
lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.
1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.
1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat
mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem
instalasi pemasangan.
2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan
didiskusikan dengan personel yang tepat.
2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim
dipergunakan diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.
2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.
2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk
pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.
2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang
diperlukan didokumentasikan.
11
3. Memeriksa dan
menyelesaikan rancangan.
3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.
3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan
persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah
tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan
persyaratan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik
tegangan menengah.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai
untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
12
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua
atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus
arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan
menengah. f. Teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel
tegangan menengah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga
tegangan menengah. i. Teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-
balik. j. Kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek.
k. Teknik dan aplikasi transformator daya. l. Teknik dan aplikasi UPS.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP),
pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa
tiga tegangan menengah. i. Menerapkan teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta
arus bolak-balik. j. Menerapkan kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung
pendek. k. Menerapkan teknik dan aplikasi transformator daya.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi UPS.
13
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan
menengah.
d. Menginterpretasikan sistem listrik fasa tiga tegangan
menengah dan gambar teknik lainnya.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
14
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
15
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.206.203.01
Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu
lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.
1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.
1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan
persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan
berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem instalasi
pemasangan.
2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.
2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk
mengevaluasi usulan rancangan.
2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan
ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.
2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan
termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan,
lengkapan dan sistem pengawatan.
2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang
diperlukan didokumentasikan.
16
3. Memeriksa dan
menyelesaikan rancangan.
3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.
3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan
persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah
tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan
persyaratan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem proteksi petir pada
bangunan gedung.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai
untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
17
diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem proteksi petir
pada bangunan gedung.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar. c. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. d. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
e. Teknik tingkat dasar konstruksi jaringan listrik. f. Teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan
gedung.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar.
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
d. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. e. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
18
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan
gedung.
d. Menginterpretasikan sistem proteksi petir pada
bangunan gedung dan gambar teknik lainnya.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
19
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem
proteksi petir pada bangunan gedung.
20
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.201.01
Judul Unit : Merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal
tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal
sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah
tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana
pekerjaan dan
menetapkan konsep awal
rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan
secara kelompok ataupun dipelajari dengan
cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan
panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara
cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan Hunian Rumah Tinggal
Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan
Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng, titik pemakaian listrik
(lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data
teknis yang terbaru dan telah disahkan
dikumpulkan.
b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan rendah, volume fisik panjang dengan data teknis penghantar
yang dipakai.
21
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi
Listrik Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah
Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara
dan Klenteng yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan,
merancang sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara
cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode
yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1
meliputi : a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi
tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang
dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar
besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai
panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah
Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja,
Pura, Wihara dan Klenteng.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format
yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
22
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan
Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah
tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
23
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang instalasi bangunan
hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja,
Pura, Wihara dan Klenteng.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
f. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. g. Teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, pemutus arus balik
atau saklar. d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. g. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
24
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal
tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja,
Pura, Wihara dan Klenteng.
d. Menginterpretasikan instalasi bangunan hunian rumah
tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja,
Pura, Wihara dan Klenteng dan gambar teknik lainnya.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
25
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi
listrik bangunan rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid,
Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
26
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.203.301.01
Judul Unit : Merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan
rencana pekerjaan dan menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan,
prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan
cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan
panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara
cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan, letak peralatan yang akan diotomisasi dipelajari dan data
teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi pengkabelan (wiring) kabel dari sentral
sistem otomisasi bangunan ke peralatan-peralatan yang akan dikontrol, volume
fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem otomisasi
bangunan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
27
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang sistem
dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan jumlah titik yang akan dikontrol dan dimonitor oleh sistem
otomisasi bangunan. b) Pemilihan jenis dan kapasitas kabel.
c) Besar/kapasitas sistem sentral otomisasi
bangunan. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Analisa sistem tenaga listrik. f) Data/spesifikasi teknis peralatan sistem
otomisasi bangunan yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang
diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi
dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum
direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi sistem
otomisasi bangunan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format
yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
28
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi sistem otomisasi Bangunan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem otomisasi bangunan.
1.4. Kemampuan pengoperasian komputer.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai
untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
29
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi sistem
otomisasi Bangunan. Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar.
c. Teknik penerapan transduser d. Teknik dan aplikasi PLC/DCS.
e. Teknik perhitungan tenaga listrik. f. Analisa sistem tenaga listrik.
g. Teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik. h. Teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA.
i. Teknik pengetahuan transmiter dan konverter. j. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
k. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
l. Teknik dan aplikasi sumber daya UPS. m. Teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel
kontrol. n. Teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed
Drive).
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar.
c. Menerapkan teknik penerapan transduser. d. Menerapkan teknik dan aplikasi PLC/DCS.
e. Menerapkan teknik perhitungan tenaga listrik. f. Menerapkan analisa sistem tenaga listrik.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik.
h. Menerapkan teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA. i. Menerapkan teknik pengetahuan transmiter dan konverter.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
k. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya UPS. m. Menerapkan teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi
dan kabel kontrol. n. Menerapkan teknik pengetahuan penggerak kecepatan
(Variabel Speed Drive).
30
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan
Menengah bangunan usaha Industri besar.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
31
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus
dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang
ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
sistem otomisasi bangunan.
32
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.301.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (sekolah, madrasah,
pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non
swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah
untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah,
Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan
rencana pekerjaan dan
menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan,
prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan
cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat. 1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga,
Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu
dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis
yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis
penghantar yang dipakai.
33
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi
Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga,
Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang sistem
dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi
tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang
dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi
dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum
direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha
Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi
yang disusun secara cermat pada format
yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
34
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial
dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan
Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi
dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial
dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non
Swalayan. ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus, gedung olahraga dan kantor.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai
untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
35
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
36
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah,
Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah,
Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan
Non Swalayan dan gambar teknik lainnya.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
37
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha
Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
38
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.302.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan
Rendah Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan
Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan
Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll)
dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana
pekerjaan dan menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan
secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara
cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan
Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non
Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel
Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan
dikumpulkan. b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan
dengan data teknis penghantar yang dipakai.
39
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi
Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga,
Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.
2. Melaksanakan perhitungan,
merancang sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara
cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode
yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1
meliputi : a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik Tegangan Menengah dan
Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi
dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum
direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format
yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
40
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum
dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum
dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi kampus, gedung olahraga dan kantor.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
41
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan
Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan
Non Swalayan.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua
atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus
arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-
balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik
khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP),
pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
42
dan makhluk hidup lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah
evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan
arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan
instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah,
Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan
Non Swalayan.
43
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan
Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll)
dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik
lainnya.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
44
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan
Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
45
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.303.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah
Bangunan usaha pasar swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah
untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana pekerjaan
dan menetapkan konsep awal
rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan
secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan
dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti
meliputi :
a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan,
titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi
dipelajari dan data teknis yang terbaru
dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan
dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi
Listrik Bangunan usaha pasar swalayan yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.
46
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang sistem
dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah dan
Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan
distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi
dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum
direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai
panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha pasar swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi
yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai
acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
47
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha
pasar swalayan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar swalayan.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan
dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
48
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua
atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus
arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-
balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik
khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan
evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) . b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP),
pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah
evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan
arus bolak-balik. j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan
instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan
kering.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
49
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
50
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
51
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.304.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan menengah
Bangunan usaha pasar swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana
pekerjaan dan menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara
kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop
kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan
telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan
rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang
dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian
dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik untuk Bangunan usaha pasar swalayan
yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
52
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang
sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan
transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik Tegangan Menengah dan
Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi
sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha pasar swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang
ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
53
3. Membuat
laporan, memeriksa dan
menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang
berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau
undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai
persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi pasar swalayan.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
54
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan
transformator daya.
g. Teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan
evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP),
pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Menerapkan teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah
55
evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan
perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
56
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan..
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
57
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.305.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk
Bangunan usaha hotel dan apartemen.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha hotel dan apartemen.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana
pekerjaan dan menetapkan konsep awal
rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan
dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok
ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan
dikuasai serta diaplikasikan secara
benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan
dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan
teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha hotel dan
apartemen, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak),
penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang
terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah,
volume fisik panjang jaringan
dengan data teknis penghantar yang dipakai.
58
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang
sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha hotel dan apartemen yang
terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
59
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei
bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat
dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada
butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada
Distribusi Tenaga Listrik Tegangan
Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi
biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan
distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data
penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai
dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi
sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1
disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi)
perancangan Instalasi Bangunan usaha hotel dan apartemen.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis
alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan
untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
60
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat
dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada
atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan
pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan
copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha
hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi hotel dan apartemen.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
61
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah Bangunan usaha hotel dan apartemen.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-
balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik
khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP),
pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
62
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan
instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.2. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
63
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.
64
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.306.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah
Bangunan usaha hotel dan apartemen.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana
pekerjaan dan menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan
secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha hotel dan apartemen, titik pemakaian listrik (lampu
dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis
yang terbaru dan telah disahkan
dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan
dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi
Listrik Bangunan usaha hotel dan apartemen yang terbaru dan telah
disahkan didokumentasikan.
65
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang
sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan
transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik tegangan menengah dan
tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi
dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum
direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha hotel dan apartemen.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang
ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
66
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku. 3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi hotel dan apartemen.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. ersyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
67
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan
transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan
evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah
dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah
dan kabel tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah
68
evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan
perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan
kering.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah
bangunan usaha hotel dan apartemen.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan
Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
69
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya
termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
70
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.307.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk
Bangunan usaha rumah sakit.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah
bangunan usaha rumah sakit.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan
rencana pekerjaan dan
menetapkan konsep awal
rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan,
prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat
dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan
panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat
dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik
pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari
dan data teknis yang terbaru dan telah
disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik
tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar
yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian
dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah sakit yang terbaru
dan telah disahkan didokumentasikan.
71
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang
sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi
sebagai acuan pengoperasian. 2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi)
perancangan Instalasi Bangunan usaha rumah sakit.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang
ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat
laporan, memeriksa dan
menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang
berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-
undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai
persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
72
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha
rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi rumah sakit.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua
atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
73
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan
evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
n. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. o. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah
evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan
arus bolak-balik.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan
perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan
kering. n. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
o. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan
kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
74
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
75
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
76
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.308.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah
bangunan usaha rumah sakit.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
ELEMEN
KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan rencana
pekerjaan dan menetapkan
konsep awal rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara
kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak),
penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah
disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan
rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang
dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian
dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah sakit yang terbaru
dan telah disahkan didokumentasikan.
77
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang
sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan
transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik tegangan menengah dan
tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi
sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha rumah sakit.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang
ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
78
3. Membuat
laporan, memeriksa dan
menyelesaikan rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang
berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau
undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai
persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi
dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi rumah sakit.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan
rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
79
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan
transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan
evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
o. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. p. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah
dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah
dan kabel tegangan rendah.
80
h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan
perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan
kering. o. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
p. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah
bangunan usaha rumah sakit.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan
Menengah bangunan usaha rumah sakit.
81
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya
termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
82
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
83
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.309.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk
Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah
untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan
rencana pekerjaan dan
menetapkan konsep awal
rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan,
prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat
dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan
panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha industri kecil dan menengah, titik pemakaian listrik (lampu
dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang
terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis
penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian
dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha industri kecil dan
menengah yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.
84
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang
sistem dan instalasi
pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi
sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi)
perancangan Instalasi Bangunan usaha industri kecil dan menengah.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang
ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah
ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan
spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan
pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah
tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.
85
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha
industri kecil dan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik
ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga
listrik instalasi industri (kecil dan menengah).
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja
dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit
Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha industri kecil dan menengah.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau
fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
86
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan
evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP),
pemutus arus balik atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan
perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan
jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan
di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
87
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan
material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk
Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah
untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk,
tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin
otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan
asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya
88
termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan
dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan
dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang
harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung
pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang
berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah.
89
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN
Kode Unit : KTL.IR.208.310.01
Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah
bangunan usaha Industri besar.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan
Menengah bangunan usaha Industri besar.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan
rencana pekerjaan dan
menetapkan konsep awal
rancangan.
1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan,
prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan
cermat dan teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan
panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha industri besar, titik pemakaian listrik (lampu dan stop
kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru
dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan
dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi
Listrik industri besar yang terbaru dan
telah disahkan didokumentasikan.
90
2. Melaksanakan
perhitungan, merancang sistem
dan instalasi pemasangan.
2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan
transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik tegangan menengah dan
tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi
dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum
direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan
spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha industri besar.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format
yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
91
3. Membuat laporan,
memeriksa dan menyelesaikan
rancangan.
3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan
menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak
yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan
sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.
1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan menengah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri besar.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai
untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang
ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan
K3 dan PUIL.
2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit
kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian
92
komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar
dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah
diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau
fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus
arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan
tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-
balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik
khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal,
fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan
transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah
dan tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
93
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah
evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan
arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan
instalasi listrik khusus peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau
dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam
bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus
menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti
yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang
perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
94
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen
apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar
tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.
2.4. Aspek Penting
2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian
untuk standar kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi
kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan mempraktekkannya termasuk
penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan
variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan
serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang
diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur
tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan
pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar.