Transcript
Page 1: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Vina Zumrotul A’la

NIM : 206011000089

Tempat/Tgl lahir : Pekalongan, 11 Oktober 1988

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Peranan Guru PAI Sebagai Motivator Dalam

Meningkatkan Disiplin Siswa SMP Nusantara Plus

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya

tulis.

Jakarta, 29 Maret 2011

Vina Zumrotul A’la

NIM: 206011000089

Page 2: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

ii

ABSTRAK

Vina Zumrotul A’la “Peran Guru PAI Sebagai Motivator dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Di SMP Nusantara Plus Ciputat.

Sekolah merupakan pendidikan lanjutan setelah pendidikan keluarga dan

guru sebagai pendidik setelah kedua orang tua. Guru sebagai pendidik di sekolah

tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan tetapi lebih dari itu, seorang

guru juga bertugas sebagai motivator dituntut untuk mampu meningkatkan

kedisiplinan dalam diri siswa.

Kedisiplinan merupakan modal dasar yang harus dikembangkan kepada

peserta didik di sekolah. Karena dengan kedisiplinan maka proses pendidikan

yang berlangsung di sekolah dapat berjalan lancar dan tertib serta tujuan

pendidikan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Dengan pembiasaan

kedisiplinan di sekolah bukan mustahil dapat menjadikan anak kita menjadi

generasi yang memiliki pemahaman yang kuat tentang kedisiplinan yang akhirnya

akan membekas dan menghasilkan disiplin diri atau self dicipline pada diri

mereka. Akan tetapi fungsi guru sebagai pembentuk nilai dan norma dalam diri

peserta didik sekarang ini banyak menghadapi tantangan. Indikasi adanya

tantangan tersebut dapat dilihat dengan munculnya kenakalan peserta didik atau

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik terhadap aturan dan

tata tertib sekolah, yang merupakan salah satu unsur penghambat terhadap

keberhasilan belajar peserta didik khususnya dalam pencapaian tujuan pendidikan

pada umumnya.

Dan agar pelaksanaan disiplin siswa di sekolah bisa maksimal, guru

harus bisa memberikan motivasi baik dengan memberikan bimbingan, contoh

tauladan, pengawasan, maupun memberikan hukuman bahkan ganjaran. Tetapi

lebih dari usaha-usaha tersebut, pihak sekolah sudah sepatutnya dapat menggugah

kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan.

Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui peranan guru

PAI sebagai motivator dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Untuk itu

metodologi penelitian ini menggunakan Deskriptif Analisis dengan rumus

%100xN

FP . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Guru PAI sebagai

motivator mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa.

Page 3: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan ke hadirat Ilahi Rabbi

Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah

mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini

berbagai kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari penulis sendiri

maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan

dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bpk Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Bpk Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Dra. Hj Eri Rossatria. M. Ag, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan perhatian dan waktunya dengan segala

profesionalitas dan kesabaran, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang

ibu berikan menjadi amal yang shaleh yang tiada akan pernah putus.

5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Cecep Setiawan MA, sebagai Kepala sekolah SMP Nusantara Plus

Ciputat yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sana.

beserta guru PAI (Bu Irma) dan staf TU yang telah membantu proses

Page 4: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

iv

penelitian serta memberikan data-data yang diperlukan peneliti dalam

skripsi.

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada

penulis selama penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.

8. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda H. A.Rifa’i Arif dan Ibunda Hj Nok

Hasanah dalam setiap hari-harimu selalu bermunajat untuk anakmu ini,

kaulah sahabat sekaligus seorang ibu, kau ajarkan aku kejujuran,

kesabaran dan ketulusan, kaulah sebaik-baik pengajar di dunia ini. Ayah

yang begitu bijak, baik dan sabar dalam mendidik. Tiada putus kau berikan

yang terbaik untuk anakmu. Kecup sayang dari anakmu.

9. Adikku tersayang Lana Qotrun Nada terima kasih atas dukungan do’a

yang selalu memberikan kerinduan canda dan tawa, serta sepupuku

tersayang (Mba Sakin dan De’ Ariz) dan semua saudaraku yang berada di

pulau seberang yang selalu tanya kapan skripsinya selesai, terima kasih

banyak atas dukungannya selama ini.

10. Untuk sahabat-sahabat kelasku (Semy, Uyung, Mahe, Mba Masning, Cici,

Mba Nung, Ocy, Mahfudz, Bu Masmidah, de2 Syahri) kalian semua

adalah inspirasi bagi penulis, makasih sudah mau mendukung, berbagi

cerita, share skripsi dan bai makanan. Bersama kalian telah menggoreskan

banyak kenangan manis, canda tawa, selama menjalani perkuliahan.

Smoga tali silaturrahmi kita selalu terjalin.

11. Untuk teman-teman tercinta Ekstensi 2006, khususnya kelas B PAI semua

pihak yang tidak disebutkan namanya yang memberikan sumbangsi

pikiran untuk kelancaran peneliti, semoga jasa dan segala amal

kebaikanya dibalas oleh sang pencipta alam semesta ini.

12. Sahabat kozku (Reny, Mey-mey, Acy) kalian semua adalah adalah

saudaraku yang paling mengerti, bersama kalian penulis menemukan

sosok sahabat yang tanpa pamrih memberikan perhatiannya dan bersama

kalian adalah suka cita bersama, perjuangan yang tak tergantikan, nasehat,

Page 5: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

v

candaan, kekesalan dan saling tukar Fikiran adalah masa kita

mendewasakan dan didewasakan oleh waktu dan keadaan. I Miss U all.

13. Special thank for SomeOne M.Muharrom Ar-Rasyid (Jodie) yang telah

banyak mengisi hari-hari penulis dengan keceriaan dan support yang luar

biasa.

Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan

terima kasih penulis, semoga Allah SWT., membalas semua amal baik mereka,

dan akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

peneliti dan umumnya kepada pembaca.

Jakarta, 16 Maret 2011

Penulis

Vina Zumrotul A’la

Page 6: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING .......................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

LAMPIRAN ............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kedisiplinan Siswa ................................................................................... 7

1. Pengertian Disiplin ............................................................................. 7

2. Macam-macam Disiplin ..................................................................... 11

3. Tujuan dan Fungsi Disiplin ................................................................ 13

4. Cara Menanamkan Disiplin ............................................................... 16

5. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin ............................................... 20

B. Guru PAI Sebagai Motivator ................................................................... 22

1. Pengertian dan Karakteristik Guru PAI ............................................. 22

2. Tugas dan Peran Guru PAI ................................................................ 26

3. Guru PAI Sebagai Motivator ............................................................. 31

Page 7: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 37

B. Metode Penelitian..................................................................................... 37

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 37

D. Instrumen Penelitian................................................................................. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 39

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah SMP Nusantara Plus Ciputat ....................... 42

1. Biodata Sekolah ................................................................................ 42

2. Visi, Misi, dan Strategi SMP Nusantara Plus Ciputat ....................... 42

3. Keadaan Siswa ................................................................................... 43

4. Keadaan Guru dan Karyawan ............................................................ 44

5. Sarana dan prasarana .......................................................................... 45

B. Pengolahan dan Analisa Data................................................................... 47

C. Interpretasi Data ....................................................................................... 67

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................................................................... 69

2. Saran-saran ..................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

viii

DAFTAR TABEL

1. Kisi-kisi instrumen angket ............................................................................ 41

2. Kriteria penskoran Alternatif Jawaban........................................................... 42

3. Tafsiran persentase ......................................................................................... 44

4. Memakai seragam sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

sekolah............................................................................................................ 51

5. Masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi ............................................. 52

6. Keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai............................................ 52

7. Mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan ................................ 53

8. Mengikuti upacara bendera dengan rutin ....................................................... 54

9. Mengikuti upaca bendera sambil bercanda .................................................... 55

10. Berbicara ketika pembina upacara menyampaikan amanat upacara .............. 55

11. Berbaris rapi pada saat upacara ...................................................................... 56

12. Membuat keributan diluar jam pelajaran ....................................................... 56

13. Langsung bergegas pulang ketika jam pelajaran selesai ................................ 57

14. Terlibat tawuran antar sekolah ....................................................................... 57

15. Merokok diluar jam sekolah........................................................................... 58

16. Mejeng di mall dengan memakai seragam sekolah........................................ 59

17. Menegur siswa yang tidur di dalam kelas pada saat pembelajaran ................ 59

18. Mengingatkan siswa dalam masalah disiplin ................................................. 60

19. Memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun

perbuatan ........................................................................................................ 61

20. Langsung menegur pada saat siswa melakukan kesalahan ............................ 61

21. Berpakaian rapi dan sopan setiap hari ............................................................ 62

22. Hadir sebelum bel masuk sekolah berbunyi................................................... 63

23. Mengumpulkan tugas siswa setelah pembelajaran selesai ............................. 63

24. Memberikan nilai tepat waktu ....................................................................... 64

25. Memeriksa kehadiran siswa setiap pagi ......................................................... 64

26. Memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat ............................ 65

Page 9: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

ix

27. Mencatat siswa yang terlambat datang ke sekolah ........................................ 66

28. Mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong secara rutin ......... 66

29. Mengadakan razia seperti:handphone,benda-benda tajam, bacaan porno

serta obat-obatan terlarang ............................................................................. 67

30. Memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah ........................................... 67

31. Memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah .......................................... 68

32. Memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan sekolah ............. 68

33. Memberikan penghargaan kepada siswa yang mentaati peraturan sekolah ... 69

Page 10: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat pengajuan skripsi

Lampiran 2 : Surat bimbingan skripsi

Lampiran 3 : Surat permohonan izin penelitian

Lampiran 4 : Surat observasi

Lampiran 5 : Surat izin wawancara

Lampiran 6 : Surat keterangan dari sekolah

Lampiran 7 : Berita wawancara

Lampiran 8 : Angket

Lampiran 9 : Profil SMP Nusantara Plus Ciputat

Lampiran 10 : Kartu inventaris ruangan SMP Nusantara Plus Ciputat

Page 11: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

ABSTRAK

Vina Zumrotul A’la (206011000089). Peran Guru PAI Sebagai

Motivator dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa. Skripsi dibawah

bimbingan Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag. jurusan Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011.

Sekolah merupakan pendidikan lanjutan setelah pendidikan keluarga dan

guru sebagai pendidik kedua setelah orang tua. Guru sebagai pendidik di sekolah

tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan tetapi lebih dari itu, seorang

guru juga bertugas sebagai motivator dituntut untuk mampu meningkatkan

kedisiplinan dalam diri siswa.

Kedisiplinan merupakan modal dasar yang harus dikembangkan kepada

peserta didik di sekolah. Karena dengan kedisiplinan maka proses pendidikan

yang berlangsung di sekolah dapat berjalan lancar dan tertib serta tujuan

pendidikan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Dengan pembiasaan

kedisiplinan di sekolah bukan mustahil dapat menjadikan anak kita menjadi

generasi yang memiliki pemahaman yang kuat tentang kedisiplinan yang akhirnya

akan membekas dan menghasilkan disiplin diri atau self dicipline pada diri

mereka. Akan tetapi fungsi guru sebagai pembentuk nilai dan norma dalam diri

peserta didik sekarang ini banyak menghadapi tantangan. Indikasi adanya

tantangan tersebut dapat dilihat dengan munculnya kenakalan peserta didik atau

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik terhadap aturan dan

tata tertib sekolah, yang merupakan salah satu unsur penghambat terhadap

keberhasilan belajar peserta didik khususnya dalam pencapaian tujuan pendidikan

pada umumnya.

Dan agar pelaksanaan disiplin siswa di sekolah bisa maksimal, guru

harus bisa memberikan motivasi baik dengan memberikan bimbingan, contoh

tauladan, pengawasan, maupun memberikan hukuman bahkan ganjaran. Tetapi

lebih dari usaha-usaha tersebut, pihak sekolah sudah sepatutnya dapat menggugah

kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan.

Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui peranan guru

PAI sebagai motivator dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Metodologi

penelitian ini menggunakan Deskriptif Analisis yang dilakukan di SMP Nusantara

Plus Ciputat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PAI sebagai motivasi

mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

Untuk melihat bagaimana peranan guru PAI sebagai motivator, penulis

menggunakan rumus %100xN

FP .

Page 12: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin memiliki kontribusi yang sangat penting dalam membentuk

pribadi-pribadi yang memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan setiap

kewajiban. Dengan kata lain, disiplin dapat membentuk karakter bangsa.

Pembiasaan-pembiasaan penerapan disiplin sejak dini akan memudahkan setiap

individu untuk melaksanakan setiap kewajiban dengan komitmen tinggi. Para

guru khususnya guru PAI memiliki peran yang signifikan untuk membentuk

pribadi yang berdisiplin tinggi, karena disiplin merupakan bagian terpenting yang

tidak bisa dipisahkan dari sebuah proses pendidikan.

Disiplin, sebagaimana dikemukakan oleh Alisuf Sabri dalam bukunya Ilmu

Pendidikan, merupakan salah satu alat pendidikan preventif dalam pendidikan

yaitu alat yang bersifat pencegahan. Yang bertujuan untuk mencegah atau

menghindarkan hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran proses pelaksanaan

atau pencapaian tujuan pendidikan.1

Sedangkan menurut S Margono, “disiplin merupakan suatu gambaran yang

menyatakan hasil kegiatan atau perubahan yang telah dicapai oleh seseorang

melalui keuletan bekerja, baik secara kualitas maupun kuantitas, dengan kata lain

disiplin adalah sebuah penilaian yang memang menjadi standarisasi bagi

1 Alisuf sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta:CV.Pedoman Ilmu Jaya,1999),h.36

Page 13: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

2

keberhasilan tujuan pendidikan.”2 Disiplin termasuk salah satu upaya dan

perbuatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dengan disiplin

segala kegiatan pembelajaran akan teratur dan terarah, sehingga tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Maka dengan demikian

disiplin sebagai salah satu upaya meningkatkan proses pembelajaran penting

dilaksanakan oleh siswa, guru beserta seluruh tenaga kependidikan.

Dalam Penerapan disiplin peserta didik dapat belajar untuk hidup dengan

kebiasaan baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

Pembiasaan dengan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh positif pula bagi

kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Mengingat akan pentingnya

disiplin pada siswa , maka pihak-pihak yang terkait seperti sekolah, masyarakat,

dan keluarga, semestinya menanamkan disiplin itu terhadap siswa. Disiplin

sekolah tidak hanya diterapkan dan dilakukan kepada siswa, akan tetapi disiplin

juga harus diterapkan dan dilaksanakan oleh seorang guru.

Muhammad zuhaili, dalam bukunya yang berjudul Pentingnya Pendidikan

Islam Sejak Dini menyatakan, bahwa guru merupakan tenaga kependidikan

terdepan dalam melaksanakan tugas pokok lembaga pendidikan, sehubungan

dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing serta motivator,

untuk itu diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini

akan senantiasa menggambarkan pada kepribadian, prilaku dan pengaruhnya yang

sangat besar terhadap jiwa anak didik. Banyak anak didik yang kepribadiannya

meniru salah satu gurunya dalam setiap tindakan, akhlak, pemikiran dan

prilakunya, khususnya dalam tingkat pendidikan awal dan kemudian menengah.3

Demikian juga bagi guru khususnya guru PAI, tugas dan tanggung jawab

mereka tidaklah mudah dan ringan, bahkan mungkin lebih berat dari guru bidang

studi lain, sebab terkait dengan siswa yang memiliki latar belakang beragamaan

yang berbeda serta permasalahan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, guru

PAI harus memiliki persyaratan khusus, salah satunya adalah pengetahuan yang

mendalam tentang pendidikan agama dan keahlian dalam bidang studi PAI secara

professional.

2 S. Margono.Drs, Metodologi Penelitian Pendidkan, (Jakarta.Rineka Cipta,2004)Cet.Ke-

4,h.54. 3 Muhammada Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta:A..H.Ba’adillah

Press, 2002),h.106.

Page 14: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

3

Sebagai pendidik, segala sikap dan prilaku yang dilakukannya, tentu akan

dilihat dan dicontohkan oleh siswanya. Jika guru memiliki sikap disiplin maka

siswanya juga mengikuti perilaku sang guru yang disiplin tersebut. Guru yang

disiplin dapat memotivasi anak didik untuk dapat berperilaku disiplin.

Bahwasanya guru sangat berperan dalam memotivasi anak didik agar dapat

meningkatkan kedisiplinan mereka, yaitu dengan cara menerapkan kedisiplinan

terhadap anak didik. Selain guru menerapkan kedisiplinan terhadap siswa,

gurupun seharusnya membiasakan sikap disiplin untuk dirinya agar dapat

memberikan motivasi kepada anak didiknya. Misalnya dari faktor guru,

berpakaian sopan, hadir sebelum bel masuk berbunyi, memberikan semangat

untuk berdisiplin baik secara lisan maupun perbuatan, tidak sering bolos ketika

jam mengajar, tidak meninggalkan kelas sebelum waktu pelajaran selesai, dan

inilah merupakan contoh sikap disiplin pada guru. Dengan disiplin tersebut

diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan tata tertib

yang ada di sekolah.

Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib sekolah, maka dibutuhkan guru-

guru yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan dalam mematuhi tata tertib atau

peraturan yang telah diberlakukan di sekolah tersebut. Karena ini merupakan salah

satu cara agar mewujudkan kelancaran dalam proses pembelajaran untuk

mencapai visi dan misi sekolah.

Dalam mencapai visi dan misi sekolah maka sekolah harus memiliki disiplin

yang tinggi. Disiplin siswa juga dapat dimulai dari kebiasaan yang sering

dilakukan diantaranya siswa mampu mempergunakan waktu yang baik, memiliki

rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dan menyusun jadwal

pelajaran. Namun kenyataan di masa sekarang, terjadi ketidaktertiban yang tiada

habis-habisnya. Setiap hari ada saja pelanggaran yang terjadi, mulai dari hal yang

sepele sekalipun, misalnya: cara berpakaian yang tidak rapi, tidak tepat waktu

datang ke sekolah, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) , berbicara pada

teman pada saat guru sedang menjelaskan pelajaran, keluar kelas saat jam

pelajaran belum habis, jajan disaat jam pelajaran berlangsung, terlambat datang ke

sekolah, ketidak ikutsertaan dalam upacara atau kegiatan sekolah, dan masih

Page 15: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

4

banyaknya siswa yang pulang sebelum waktu pelajaran selesai (bolos), hingga

hal-hal yang cukup besar seperti merokok, rambut gondrong, membuat keributan

di kelas, melawan guru, berkelahi, mejeng di mall dengan menggunakan seragam

sekolah. E Mulyasa menambahkan, bahwasanya, “siswa banyak melakukan

tawuran, perkelahian, pelanggaran moral yang dilakukan peserta didik sehingga

akan mengganggu efektifitas pembelajaran.”4

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kedisiplinan siswa itu sangat

diperlukan dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah, oleh

karena itu guru sebagai motivator diharapkan dapat memberikan motivasi yang

positif kepada siswa agar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa khususnya bagi

guru PAI dalam menciptakan peserta didik yang memiliki kedisiplinan yang

tinggi dan memiliki sifat akhlakul karimah.

Disiplin yang diterapkan di SMP Nusantara plus ini tidak jauh berbeda

dengan disiplin yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya. Disiplin-disiplin

yang ada tidak hanya berlaku untuk para siswa, melainkan juga bagi guru. Dengan

penanaman disiplin diharapkan siswa terbiasa untuk disiplin dan pada akhirnya

disiplin dapat menjadi karakter kepribadiannya. Namun dalam kenyataannya di

SMP Nusantara Plus ada siswa yang tidak disiplin dalam melaksanakan peraturan-

peraturan yang ada di sekolah. Misalnya siswa yang terlambat datang ke sekolah,

keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai, mengobrol dengan teman pada

saat guru menerangkan, mengikuti upacara sambil bercanda, membuat keributan

di luar jam sekolah, membawa telepon genggam ke sekolah, terlibat tawuran, dll.

Meskipun pelanggaran tata tertib sekolah tersebut angkanya tidak besar, namun

masalah tersebut tidak boleh dibiarkan dan harus segera diatasi. Oleh karena itu

diperlukan peran dari guru PAI dalam memotivasi disiplin siswa agar kedisiplinan

siswa meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan

penilitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “Peran Guru PAI

4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung:PT .Remaja Rosdakarya,2005), Cet.1,h.19

Page 16: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

5

Sebagai Motivator dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP

Nusantara Plus Ciputat”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka timbul berbagai masalah

sebagai berikut:

1. Masih kurangnya peran guru PAI dalam menanamkan disiplin pada siswa

2. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru dalam meningkatkan disiplin

siswa

3. Masih ada siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam menjalankan

peraturan sekolah.

4. Peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

SMP Nusantara Ciputat.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan yang berhubungan dengan masalah

pendidikan, makla perlu diadakan pembatasan masalah. Agar pembatasan

dalam skripsi ini dapat terarah sehingga mempermudah dalam menjelaskan

permasalahan yang akan dibahas maka penulis akan membatasi pada Peran

Guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP

Nusantara Ciputat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut: “Bagaimana peran guru PAI dalam memberikan motivasi kepada

siswa untuk meningkatkan disiplin siswa di SMP Nusantara Plus Ciputat”.

Page 17: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian adalah Untuk mengetahui peranan guru agama sebagai

motivator dalam meningkatkan disiplin Siswa di SMP Nusantara Plus Ciputat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi guru PAI

sebagai motivator dalam upaya meningkatkan disiplin siswa

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk kajian lebih

lanjut mengenai disiplin siswa.

c. Menambah Khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam hal

kedisiplinan, khususnya di SMP Nusantara Plus.

Page 18: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kedisiplinan siswa

1. Pengertian Disiplin

Sebelum berbicara tentang disiplin, penulis akan mengemukakan arti dari

disiplin terlebih dahulu. Sebenarnya disiplin bukanlah kata Indonesia asli, ia

adalah kata serapan dari bahasa asing “disciphline” (Inggris), “disciplin”

(Belanda) atau “disciplina” (Latin) yang artinya “belajar”.1

Berbeda dengan itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “disiplin adalah

tata tertib (di sekolah, kemiliteran dan lain sebagainya), ketaatan atau kepatuhan

kepada peraturan atau tata tertib.”2

Sedangkan menurut istilah, para ahli mengemukakan berbagai macam

pandangannya dalam memakai istilah disiplin, diantaranya adalah:

Istilah “disiplin” mengandung banyak arti. Good Dictionary of Education

menjelaskan “disiplin” sebagai berikut:

a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan, atau

kepentingan demi sesuatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih

efektif dan dapat diandalkan.

b. Pencarian cara-cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan

diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan dan gangguan.

1 Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1986),Cet.Ke-21,h.114

2 Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), ed.3, cet.2, h. 268.

Page 19: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

8

c. Pengendalian perilaku murid dengan langsung dan otoriter melalui hukuman

dan hadiah.3

Menurut Tulus Tu‟u, istilah disiplin berasal dari Bahasa Latin yaitu

“disciplina yang menujuk pada kegiatan belajar dan mengajar, yang berarti

mengikuti orang-orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin,

dalam kegiatan belajar tersebut bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada

peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin.”4 Sejalan dengan itu

Ensiklopedia Nasional Indonesia mengartikan istilah disiplin sebagai “sikap yang

menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung

ketentuan, peraturan, nilai serta kaidah yang berlaku.”5

Selanjutnya, menurut Elizabeth B.Hurlock, “disiplin sama dengan hukuman,

disiplin digunakan hanya bila anak melanggar peraturan dan perintah yang

diberikan orang tua, guru atau orang dewasa yang berwewenang mengatur

kehidupan bermasyarakat, tempat anak itu tinggal.”6 Sedangkan, Menurut E

Mulyasa, “disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang yang

bergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan

senang hati.”7 Selanjutnya, Nitisemito S.Alex dalam bukunya Menejemen

Personalia merumuskan pengertian disiplin adalah: “sebagai suatu sikap,tingkah laku

dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak.”8

Lebih lanjut, disiplin menurut Soedijarto ialah “kemampuan untuk

mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang

tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan

melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah

ditetapkan.”9 Menurut Habiburrahman El Shirazi dalam sebuah tulisannya di

harian Seputar Indonesia, yang mengutip pendapat Soegeng Prijodarminto

mengartikan disiplin sebagai berikut: Suatu kondisi yang tercipta dan

3 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,

(Bandung:Angkasa,1993), Cet.1,h.109. 4Tulus Tu‟u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta:PT Gramedia

Widia Sarana Indonesia.2004)h.30 5 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta:PT.Delta Pamungkas,2004), jilid IV,h.93.

6 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2.Terj dari Child Development Sixth

Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga,), h. 82. 7 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru

dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 191. 8 Nitisemito S.Alex, Menejemen Personalia, (Jakarta: Balai Aksara,1984), cet.Ke-5, h. 1999

9 Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional Yang Relefan Dan Bermutu, (Jakarta: Balai

Pustaka), cet.1,h.163

Page 20: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

9

terbentuk melalui serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Karena sudah

menyatu dalam dirinya sehingga, sikap atau perbuatan yang dilakukannya

bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya

akan membebani dirinya bilamana ia berbuat tidak sebagaimana lazimnya.10

Berbeda dengan hal di atas, Nurcholish Madjid mengatakan bahwa “ditinjau

dari sudut ajaran keagamaan, disiplin adalah sejenis perilaku taat atau patuh yang

sangat terpuji.”11

Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa “disiplin mempunyai makna dan

konotasi yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan disiplin sebagai hukuman,

pengawasan, kepatuhan, latihan dan kemampuan tingkah laku”.12

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah

segala peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh setiap lembaga baik

keluarga, sekolah, masyarakat dan lain-lain. Dimana yang seluruhnya itu harus

dijalankan, ditegakkan dan dipatuhi oleh semua individu yang ada di lembaga

tersebut, sehingga kedisiplinan dapat berjalan dengan baik. Maka segala tujuan

yang diharapkan dan dicita-citakan akan dapat tercapai secara maksimal.

Mengenai pengertian siswa, Sardiman berpendapat bahwa, siswa adalah

Salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses

belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai pihak

yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin

mencapainya secara optimal. Dalam berbagai statement dikatakan bahwa

siswa dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang belum

dewasa dalam artian rohani maupun jasmani. Oleh karena itu memerlukan

pembinaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang

dipandang sudah dewasa, agar anak didik dapat mencapai tingkat

kedewasaannya.13

Menurut Al-Rasyid, Samsul Nizar peserta didik merupakan “orang yang

belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih

perlu dikembangkan. Peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki

10

Habiburrahman El Shirazi, “Mencintai Disiplin” dalam Seputar Indonesia, (Jakarta: 11

Februari 2010), h.32. 11

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 87. 12

Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994),

Cet ke-1, h. 126 13

Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi belajar-Mengajar, (Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada,2003), Cet.10,h.112.

Page 21: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

10

fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik

bentuk, ukuran, maupun pertimbangan pada bagian-bagian lainnya.”14

Selain pendapat di atas, Abudin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan

Islam, mengemukakan: Peserta didik dalam bahasa Arab dikenal tiga istilah

yang sering digunakan untuk menunjukkan pada anak didik. Tiga istilah

tersebut adalah murid yang secara harfiyah berarti orang yang menginginkan

atau membutuhkan sesuatu, tilmidz jamaknya talamidz yang berarti murid,

dan thalib al-„ilm yang menuntut ilmu, pelajar, atau mahasiswa. Ketiga istilah

tersebut seluruhnya mengacu kepada seseorang yang tengah menempuh

pendidikan. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaannya pada

tingkatannya.15

Di dalam bukunya yang berbeda, Abudin Nata menyebutkan bahwa dari

“ketiga istilah yang telah beliau kemukakan seperti di atas, maka anak didik

merupakan semua orang yang belajar, baik pada lembaga pendidikan formal

maupun lembaga pendidikan non formal.”16

Dari pengertian disiplin dan siswa di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin

siswa adalah kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib

yang berlaku di sekolah. Sehingga dapat membiasakan perilaku yang disiplin, dan

tidak melanggar peraturan-peraturan yang ada di sekolah.

Selanjutnya, penulis membahas tentang pengertian disiplin sekolah.

Menurut Oteng Sutisna disiplin sekolah adalah: “sebagai kadar karakteristik dan

jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara dengan

mana keadaan teratur itu diperoleh, pemeliharaan kondisi yang membantu kepada

pencapaian dengan efisiensi fungsi-fungsi sekolah.”17

Selanjutnya dari Dictionary of Education, yang dikutip oleh E Mulyasa

menyatakan disiplin sekolah adalah “the maintenance of conditions condusive to

the efficient achievement of the school’s function.”18

14

Al-Rasyid, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan

Praktis, (Jakarta:PT Ciputat Press, 2005), Cet Ke-2,h.47 15

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997),cet.3,h.79 16

Abudin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta:UIN

Press,2005),cet.1,h.249 17

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Professional,

(Bandung:Angkasa,1989),Cet.Ke-10,h.110 18

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum …., h. 192.

Page 22: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

11

Berdasarkan definisi yang dikutip oleh E Mulyasa, penulis memberi

kesimpulan bahwa disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib, ketika

guru, kepala sekolah dan staf, serta peserta didik yang tergabung dalam sekolah

tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Dari beberapa pendapat di atas tentang disiplin sekolah, penulis

menyimpulkan bahwasanya disiplin di sekolah bukan bermaksud mempersulit

kehidupan peserta didik dan bukan pula menghalangi kesenangan orang-orang

yang tergabung dalam lembaga tersebut. Akan tetapi dengan adanya disiplin yang

konsisten maka sekolah dapat menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan

yang mampu meningkatkan kualitas tingkah laku siswa dan orang-orang yang

tergabung dalam lembaga tersebut.

2. Macam-macam Disiplin

Pembahasan berikutnya akan membahas tentang beberapa macam disiplin

yang akan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:

Menurut Piet A. Sahertian, disiplin dapat terbagi dalam tiga macam

yaitu:

a. Disiplin tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum,

mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik.

b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang

memungkinkan agar peserta didik dapat mengatur dirinya. Jadi,situasi yang

akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga terdidik mengembangkan

kemampuan dirinya.

c. Disiplin liberal, disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki

kebebasan tanpa batas.19

Menurut Soedijarto, dalam bukunya Menuju Pendidikan Nasional yang

Relevan dan Bermutu, dalam kehidupan sehari-hari disiplin terbagi menjadi

tiga macam yaitu: Disiplin diri, disiplin belajar, dan disiplin kerja. Seseorang

dikatakan memiliki disiplin diri yang kuat bila ia dapat mengendalikan

dirinya sendiri. Seseorang anak yang menginjak dewasa akan memiliki

disiplin yang kuat apabila dalam proses perkembangannya memperoleh

pengalaman yang positif dari usahanya melaksanakan disiplin, tetapi

19

Piet A. Sahartian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya:Usaha

Nasional,1994),Cet.Ke1.h.127

Page 23: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

12

sebaliknya akan goyah kalau dalam perjalanan menuju kedewasaan dalam

mencoba berdisiplin.20

Menurut bukunya Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar

disiplin dibedakan empat macam, yaitu: Disiplin buatan guru, disiplin buatan

kelompok, disiplin yang dibuat oleh diri sendiri dan disiplin karena tugas.

Disiplin yang dibuat oleh guru tersebut menurut Amir Achin dimaksudkan

untuk menciptakan situasi yang baik demi berlangsungnya proses belajar

mengajar. Situasi yang berstruktur itu (the structured situation) diciptakan dan

dibina serta dikembangkan oleh guru yang baik, tanpa melupakan peserta

didik. Menurut Amir Achin, kelompok peserta didik ini memiliki peran

penting dalam memusatkan nilai dan norma masyarakat kepada setiap diri

peserta didik. Dalam kaitan ini Amir achin berpendapat bahwa: apabila proses

ini bertumbuh terus di mana anak itu semakin menjadi remaja yang

bertanggung jawab dan matang berfikir, maka ia akan mulai berfikir

bagaimana menyumbang dan mengembangkan serta bertanggung jawab

terhadap kelompok dan akhirnya terhadap masyarakat lingkungannya. Amir

Achin berpendapat bahwa, yang terpenting bagi seorang murid adalah

bagaimana mempersiapkan dan memberikan tugas yang sesuai dengan tingkat

kematangan siswa, yang dapat memotivasi siswa agar di dalam mengerjakan

tugas para siswa dapat mendisiplinkan diri sehingga tujuan intruksional dapat

tercapainya dan pembentukan keadilan disiplin pribadi dapat terbentuk secara

wajar dan sehat.21

Sedangkan menurut John Pearce menyatakan macam-macam disiplin

sebagai berikut:

a. Keras dan otoriter.

Orang tua yang terlalu keras berisiko mempunyai anak yang pendiam yang

mungkin pada masa-masa selanjutnya akan menjadi anak yang pemberontak

dan mendendam terhadap orangtua serta orang lain yang berkuasa.

b. Tidak mau repot dan murah hati.

Orang tua yang lembut dan murah hati, anak biasanya merasa bahwa ia

dapat melakukan sebagian besar yang ia inginkan dan mendapatkan apa

yang ia inginkan.

c. Tidak konsisten dan tidak terduga.

Ini merupakan disiplin yang paling umum dan yang paling tidak efektif.

Namun, kita semua melakukannya karena tidaklah mungkin untuk

senantiasa bersikap konsisten. Karena anak tidak dapat menduga apa yang

20

Soedijarto ,Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, (Jakarta:Balai

Pustaka, 1989), Cet.Ke-1,h.164 21

Amir Achin, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, (Ujung

Pandang:IKIP. Ujung Pandang Press,1990)Cet.Ke-2,h.62.

Page 24: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

13

akan terjadi bila ia berbuat salah, ia menjadi kacau dan bingung dan

akhirnya biasanya melakukan apa saja yang ia sukai.22

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa guru dapat memilih

macam-macam disiplin yang sesuai dengan kepribadian siswa tersebut. Sehingga

dengan disiplin yang di terapkan oleh guru, siswa diharapkan akan mampu

mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan atau tata tertib

yang berlaku baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar.

3. Tujuan dan Fungsi Disiplin.

a. Tujuan Disiplin.

Menurut T. Rusyadi dalam bukunya Menjadi Guru Tauladan, tujuan

dari kedisiplinan adalah Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

dapat menuntaskan materi pelajaran (kognitif) yang telah ditentukan,

menanamkan sikap disiplin kepada para siswa (afektif), dan dapat

meminimalisir perilaku indisipliner yang dilakukan siswa dalam proses

belajar mengajar, dan agar siswa terampil dan terbiasa melakukan

kewajiban-kewajibannya (psikomotorik).23

Pendapat lainnya adalah dari Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi yang

mengatakan bahwa tujuan dari disiplin adalah sebagai berikut:

1) Membantu guru agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan

lingkungannya.

2) Membuat guru agar patuh terhadap peraturan dan kepentingan serta

kelancaran tugas di sekolah.

3) Membiasakan guru agar terbiasa hidup dengan baik, positif dan

bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

4) Mengontrol tingkah laku guru agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan

secara maksimal.24

Tholib Kasan dalam bukunya Teori dan Aplikasi Administrasi

Pendidikan mengemukakan disiplin mempunyai dua macam tujuan, yaitu:

22

John Pearce, Mengatasi Perilaku Buruk dan Menanamkan Disiplin pada Anak,

(Jakarta:Arcan,1999)h.43-44. 23

T. Rusyadi, Menjadi Guru Tauladan, (Cianjur: Kendala Cipta, 1996), h. 151 24

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka

Cipta,2004),Cet.Ke-2,h.133-134.

Page 25: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

14

1) Membantu anak untuk menjadi matang pribadinya dan mengembangkan

dari sifat-sifat ketergantungan menuju tidak ketergantungan. Sehingga ia

mampu berdiri di atas tanggung jawab sendiri.

2) Membantu anak untuk mampu mengatasi, mencegah timbulnya problem-

problem disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang favorable bagi

kegiatan belajar mengajar, di mana mereka mentaati segala peraturan

yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan bahwa disiplin dapat

merupakan bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri sendiri

(help for self help).25

Kemudian menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Perkembangan

Anak “disiplin mempunyai tujuan untuk membentuk perilaku sedemikian rupa

hingga ia akan menyesuaikan dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok

budaya, tempat individu itu diidentifikaksi.”26

Menurut E. Mulyasa, “disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik

menemukan dirinya, mengatasi, mencegah timbulnya problem-problem

disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan dalam

pembelajaran sehingga mereka mentaati segala peraturan yang telah

ditetapkan.”27

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya

tujuan disiplin kemungkinan diperoleh ketertiban, keamanan, serta

keberhasilan penyelenggaraan program-program sekolah dan Siswa belajar

hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta

lingkungannya.

b. Fungsi Disiplin

Dalam dunia pendidikan, disiplin menjadi prasyarat dalam pembentukan

sikap, prilaku dan tata kehidupan berdisiplin. Menurut Elizabeth. B. Hurlock,

fungsi disiplin sebagai berikut:

1) Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang

boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

2) Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan

mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih

25

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Studia Press)h.80 26

Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak…,h.82 27

E. Mulyasa, Implementasi …., h. 192.

Page 26: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

15

sayang dan penerimaan. Hal ini esensial bagi penyesuaian yang berhasil

dan kebahagiaan.

3) Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi, sebagai motivasi

pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan

darinya.

4) Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani – “suara dari

dalam” pembimbing dalam pengembalian keputusan dan pengendalian

perilaku.28

Menurut Alex Sobur dalam bukunya Pembinaan Anak dalam Keluarga,

mengemukakan fungsi disiplin yang utama adalah “mengejar mengendalikan

diri, menghormati dan mematuhi otoritas. Disiplin diperlukan dalam mendidik

anak secara tegas terhadap hal yang harus dilakukan dan yang dilarang.”29

Selain pendapat di atas, Nakila mengemukakan fungsi disiplin, yaitu:

1) Menumbuhkan kepekaan.

Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya

pada orang lain.

2) Menumbuhkan kepedulian

Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain. Disiplin

membuat anak memiliki integritas, selain dapat memecahkan masalah

dengan baik dan mudah mempelajari sesuatu.

3) Mengajarkan keteraturan

Anak jadi memiliki pola hidup yang teratur dan mampu mengelola

waktunya dengan baik.

4) Menumbuhkan ketenangan

Penelitian menunjukkan, bayi yang tenang/jarang menangis ternyata

lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik dan bisa

cepat berinteraksi dengan orang lain.

5) Menumbuhkan sikap percaya diri

Sikap ini tumbuh saat anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu

yang mampu ia kerjakan sendiri.

6) Menumbuhkan kemandirian

Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi

kebutuhan dirinya sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi

lingkungannya dengan baik

7) Menumbuhkan keakraban

Anak jadi cepat akrab dan ramah terhadap orang lain, karena

kemampuannya beradaptasi lebih terasah.

8) Membantu perkembangan otak

28

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, Terj. Child Development Sixth

Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa…., h. 83. 29

Alex Sobur, Pembinaan Anak dalam Keluarga, (Jakarta:BPK Gunung

Mulia,1988),h.84

Page 27: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

16

Pada usia 3 tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat. Di usia

ini, ia menjadi peniru perilaku yang sangat piawi.

9) Membantu anak yang sulit, misalnya anak yang hiperaktif,

perkembangan terlambat. Dengan menerapkan disiplin, maka anak

dengan kebutuhan khusus tersebut akan mampu hidup lebih baik.

10) Menumbuhkan kepatuhan

Hasil nyata dari penerapan disiplin adalah kepatuhan. Anak akan

menuruti aturan yang diterapkan orang tua atas dasar kemauan sendiri.30

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

fungsi kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur

dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat mengerti bahwa

kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat

membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi

semua pihak. Dengan disiplin yang dimiliki siswa diharapkan akan dapat

mengendalikan perilakunya serta dapat membimbing, mengarahkan serta

menjadi pendorong bagi anak dalam mencapai apa yang menjadi tujuan dan

cita-citanya.

4. Cara Menanamkan Disiplin

Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan dihati para siswa, sehingga

disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubari anak itu sendiri. Adapun langkah-

langkah untuk menanamkan disiplin pada anak menurut Alisuf Sabri adalah:

a. Dengan Pembiasaan

Menurut Alisuf Sabri, Anak dibiasakan hidup atau melakukan sesuatu

dengan tertib, baik dan teratur. Misalnya berpakaian rapi, masuk dan keluar

kelas dengan teratur, menyimpan tas dan sepatu pada tempatnya dengan baik,

makan dan tidur pada waktunya, dan sebagainya sampai semua hal biasa

dilakukan dengan tertib dan teratur.31

Selain yang dicontohkan oleh Alisuf Sabri, ada contoh lain dalam

membiasakan anak untuk disiplin, seperti: siswa diharuskan memakai

seragam lengkap sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka wujud

dari pembiasaan adalah adanya pemeriksaan kerapian berpakaian yang

dilakukan oleh guru kepada siswa. Contoh lainnya adalah pelaksanaan

upacara bendera. Karena dalam pelaksanaan upacara bendera banyak hal

30

Nakila , Manfaat Disiplin, http://axel-nakila-hiariej.blogspot.com/2009/04/15-manfaat-

disiplin.html 31

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….,h.40

Page 28: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

17

yang jika dijalankan dengan baik maka hal itu akan mempunyai pengaruh

yang baik untuk kedisiplinan. Seperti deretan barisan yang lurus, sikap

sempurna yang benar, kepatuhan memenuhi aba-aba, tidak berbicara sendiri

ketika pembina upacara menyampaikan amanat dan mendengarkan dengan

tertib semua pengumuman sekolah adalah sejumlah perbuatan yang dilakukan

oleh siswa dalam upacara yang akan mendatangkan rasa hormat kepada para

guru dan menjalankan peraturan yang telah ada.32

b. Contoh dan tauladan

Menurut Alisuf Sabri, Untuk menanamkan disiplin agar anak terbiasa hidup

dan melakukan segala sesuatu dengan tertib, baik dan teratur perlu didukung

oleh adanya contoh dan teladan dari pihak orang tua di rumah dan dari guru di

sekolah. Tanpa adanya contoh dan tauladan dari pihak orang tua dan guru

maka membiasakan yang ditanamkan kepada anak akan dilakukan dengan rasa

terpaksa sehingga tidak mungkin dapat membentuk rasa disiplin dari dalam

(self discipline). Seorang pendidik mempunyai peranan yang sangat penting

dalam mencapai tujuan pendidikan. Selain sebagai pembimbing, guru juga

sebagai inspirasi bagi para siswanya dalam bertingkah laku, termasuk dalam

berdisiplin. Misalnya saja, siswa harus datang atau tiba di sekolah sebelum bel

masuk berbunyi, maka guru seharusnya berada di sekolah maksimal sebelum

jam pelajaran dilaksanakan. Keteladanan merupakan hal-hal yang baik yang

harus ditampilkan oleh para guru melalui sikap dan perbuatan, yang termasuk

didalamnya penampilan kerja dan penampilan fisik. Maka posisi para siswa

adalah sebagai peniru dari perbuatan baik tersebut. Jadi jangan berharap siswa

akan berdisiplin jika pihak guru di sekolah tidak disiplin.33

c. Dengan Penyadaran

Menurut Alisuf Sabri, Selain dengan menanamkan pembiasaan yang disertai

dengan contoh dan tauladan dari pihak orang tua dan guru, maka apabila anak

yang mulai kritis pikirannya, sedikit demi sedikit harus diberikan penjelasan-

penjelasan tentang pentingnya peraturan-peraturan itu diadakan. Anak lambat

laun akan menyadari kegunaan peraturan tersebut. Apabila kesadaran telah

timbul, maka pada diri anak telah tumbuh disiplin diri.

d. Dengan Pengawasan

Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah, agar tidak terjadi

pelanggararn terhadap peraturan atau tata tertib yang biasa dilakukan oleh

anak. Pengawasan harus terus menerus dilakukan, lebih-lebih dalam situasi

yang sangat memberi kemungkinan untuk terjadinya pelanggaran terhadap

peraturan. Dan untuk memperkuat kedudukan dari pengawasan, maka dapat

diikuti dengan adanya hukuman-hukuman. Hukuman adalah tindakan pendidik

yang sengaja dan secara sadar diberikan kepada anak didik yang melakukan

sesuatu kesalahan, agar anak didik tersebut menyadari kesalahannya dan

berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.

Adapun bentuk hukuman dapat berupa: hukuman badan, hukuman

perasaan, dan hukuman intelektual. Sebaiknya jangan menggunakan hukuman

32

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….,h.41. 33

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….,h.41.

Page 29: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

18

badan dan hukuman perasaan, karena hal itu dapat mengganggu hubungan

kasih sayang antara pendidik dan anak didik.34

Dalam memberikan hukuman, hukuman intelektual yang baik diterapkan

untuk siswa. Dengan hukuman intelektual yaitu anak didik diberikan kegiatan

tertentu sebagai hukuman dengan pertimbangan kegiatan tersebut dapat

membawanya kearah perbaikan. Contoh, seorang siswa yang terlambat datang

ke sekolah, tidak dihukum dengan dipukul atau disuruh berdiri di muka kelas

atau dengan hukuman badan lainnya, juga tidak dengan hukuman perasaan

dengan cara dimaki-maki dan sebagainya. Kedua bentuk hukuman tersebut

tidak akan memperbaiki kesalahan bahkan dapat menimbulkan hubungan yang

tidak baik antara guru dan siswa. Hukuman yang baik adalah dengan hukuman

intelektual yaitu siswa diberikan nasehat supaya tidak mengulangi

perbuatannya lagi, jika terulang lagi maka diberikan hukuman untuk

membersihkan kamar mandi. Hukuman ini bertujuan, agar siswa dapat

bertanggung jawab apa yang telah dilakukannya, sehingga siswa akan merasa

jera untuk tidak akan terlambat datang ke sekolah.

Pemberian hukuman ini berlaku untuk setiap pelanggaran dan

pemberiannya harus bertahap dari yang paling ringan sampai kepada yang

paling berat. Untuk pelanggaran yang ringan maka sanksinya adalah diberikan

nasehat, maka guru dapat memberikan sanksi berupa teguran yang bersifat

menasehati sehingga siswa tersebut menyadari kesalahan yang dilakukannya.35

Selain melalui hukuman pembentukan sikap disiplin juga dapat berupa

ganjaran. Menurut Alisuf Sabri, ganjaran yang diberikan oleh pendidik dapat

berupa pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan.

1) Pujian adalah bentuk ganjaran yang paling mudah karena hanya berupa

kata-kata seperti baik sekali, bagus, dan lain sebagainya.

2) Penghormatan, ganjaran yang berbentuk penghormatan dibagi 2 macam,

yaitu a. Berbentuk semacam penobatan yaitu anak yang dapat ganjaran

mendapat kehormatan diumumkan/ditampilkan di depan teman-temannya

sekelas atau sekolah, b. Penghormatan yang berbentuk pemberian

kekuasaan/kesempatan untuk melakukan sesuatu.

3) Hadiah, hadiah adalah ganjaran yang diberikan dalam bentuk barang.

Ganjaran dalam bentuk barang ini sering mendatangkan pengaruh negatif

dalam belajar yaitu anak belajar bukannya karena ingin mengejar

pengetahuan, tetapi semata-mata karena ingin mendapat hadiah,

akibatnya apabila dalam belajarnya tidak memperoleh hadiah maka anak

menjadi malas belajarnya.

4) Tanda penghargaan, tanda penghargaan adalah bentuk ganjaran yang

bukan dalam bentuk barang tetapi dalam bentuk surat/sertifikat sebagai

34

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….h.41. 35

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….h.42-43

Page 30: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

19

simbol tanda penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh

si anak. Tanda penghargaan ini sering juga disebut ganjaran simbolis.

Pada umumnya ganjaran simbolis ini besar sekali pengaruhnya terhadap

kehidupan pribadi anak sehingga dapat menjadi pendorong bagi

perkembangan anak selanjutnya.

Pemberian ganjaran kepada siswa yang mentaati peraturan dengan baik

dapat menimbulkan perasaan senang dan bangga atas usaha untuk berdisiplin

yang dilakukan oleh siswa. Pemberian penghargaan bisa berbentuk pemberian

pujian, perhatian, senyuman, dan juga penambahan poin pada salah satu aspek

penilaian prestasi akademik. Hal ini tentunya akan menimbulkan motivasi yang

juga berperan dalam mencapai sikap disiplin. Jika siswa sudah dapat

menemukan motivasi dari dalam dirinya maka akan timbul sikap moral yang

membekas dan bahkan melekat dalam dirinya.36

Sedangkan Menurut Elizabeth B.Hurlock, dalam menanamkan disiplin

terbagi tiga unsur, diantaranya :

a. Cara Otoriter.

Menurut Elizabeth B.Hurlock, Peraturan dan pengaturan yang keras

untuk memaksakan perilaku yang diinginkan menandai semua jenis disiplin

yang otoriter. Tehniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan

memenuhi standar dan sedikit atau sama sekali tidak ada persetujuan, pujian,

atau tanda-tanda penghagaan lainnya bila anak memenuhi standar yang

diharapkan. Pada cara disiplin otoriter ini, orang tua, guru, atau kepala sekolah

menentukan batasan mutlak yang harus ditaati oleh anak. Dalam hal ini anak

harus patuh dan tunduk serta tidak ada pilihan lain yang sesuai dengan

kemampuan dan pendapatnya sendiri, dan kalau anak melanggar atau tidak

memenuhi tuntutan tersebut anak akan dihukum. Dalam kondisi ini anak

melaksanakan perbuatan karena takut, bukan karena kesadaran yang lahir dari

dalam dirinya. 37

b. Cara Bebas/Permisif.

Menurut Elizabeth B.Hurlock, Cara permisif sebetulnya berarti sedikit

atau tidak berdisiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing anak

kepada pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan

hukuman. Dalam menerapkan disiplin cara bebas ini, tokoh yang menanamkan

disiplin umumnya membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara

yang memberi batasan-batasan dari tingkah lakunya. Salah satu ciri yang

menonjol dari cara ini adalah longgarnya pengawasan dan pengontrolan,

sehingga anak memiliki kebiasaan mengatur dan menentukan sendiri apa yang

dianggap baik. Hal ini akan mengakibatkan perkembangan kepribadiannya

menjadi tidak terarah.38

36

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan ….h.45-47. 37

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2,Terj. Child Development Sixth

Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa…., h. 93. 38

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2 Terj. Child Development Sixth

Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa…., h. 93.

Page 31: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

20

c. Cara Demokratis.

Menurut Elizabeth B.Hurlock, Cara demokratis ini biasanya tokoh yang

menanamkan disiplin menggunakan penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk

membantu anak menjawab mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini

lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari pada aspek hukumannya.

Disiplin yang demokratis juga memberi kebebasan dalam arti yang positif

kepada siswa. Maksudnya kebebasan siswa untuk mengembangkan potensi-

potensi yang ada dalam dirinya serta mempertimbangkan pendapat dan

keinginan siswa. Namun demikian keinginan dan pendapat tersebut harus

sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dan apabila pendapat dan keinginan

anak tersebut tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku, maka siswa

diberikan bimbingan melalui penjelasan yang rasional untuk menanamkan

kedisiplinan siswa.39

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa disiplin dapat

ditanamkan kepada peserta didik dengan menggunakan cara-cara seperti:

membiasakan siswa hidup disiplin, mengawasi siswa supaya tidak melanggar

peraturan sekolah, membuat peraturan yang otoriter, bebas, dan demokratis. Dari

sekian banyak, cara menanamkan disiplin siswa, cara demokratis hendaknya

menjadi pilihan utama bagi kepala sekolah, guru dan orang tua dalam

menanamkan disiplin kepada anak, sedangkan cara-cara yang lain dapat

digunakan pada situasi dan kondisi tertentu. Apabila unsur-unsur disiplin tersebut

sudah terpenuhi, maka diharapkan disiplin dapat di tegakkan di sekolah.

5. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin.

Sepintas bila kita mendengar kata “disiplin” makna yang selalu terbayang

ialah usaha untuk mengawal, membatasi, dan menahan. Sehingga siswa banyak

yang melakukan pelanggaran tata-tertib di sekolah. Untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran tersebut perlu cara yang harus di tempuh oleh para

guru, dan pihak yang terkait.

Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Ada berbagai cara yang dapat

ditempuh dalam menanggulangi pelanggaran disiplin. Cara tersebut antara lain:

a. Pengenalan Murid

39

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2,Terj. Child Development Sixth

Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa…., h. 93-94

Page 32: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

21

Makin baik mengenal murid makin besar kemungkinan mencegah terjadinya

pelanggaran disiplin. Sebaliknya murid merasa frustasi karena merasakan tidak

mendapat perhatian dengan semestinya.

b. Melakukan tindakan korektif

Dalam kegiatan pengelolaan tindakan tepat dan segera sangat diperlukan.

Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh kepala

sekolah dan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Kepala sekolah dan guru

yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan

perbuatan murid secepat dan setepat mungkin serta mengingatkan peraturan

tata tertib (yang dibuat dan ditetapkan bersama) dan konsekuensinya dan

kemudian melaksanakan sanksi yang seharusnya berlaku. Cara melakukan

dimensi tindakan ini beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan bagi

kepala sekolah dan guru antara lain:

c. Melakukan tindakan penyembuhan

Pelanggaran yang sudah dilakukan murid perlu ditanggulangi dengan

tindakan penyembuhan baik secara individual maupun kelompok. Situasi

pelanggaran ini dapat berbentuk yaitu: murid melanggar peraturan sekolah

yang telah disepakati bersama, murid menolak konsekuensi sebagai akibat dari

perbuatannya, murid menolak sama sekali tata tertib sekolah.40

Menurut Tarmidzi Rammadhan langkah awal dalam upaya untuk

menanggulangi pelanggaran yaitu:

a. Meningkatkan disiplin anak & sedikit demi sedikit mengurangi indisipliner

pembelajaran

b. Mewujudkan kinerja sekolah.yang dinamis, mengasyikkan, menyenangkan

& mencerdaskan

c. Mengadakan antisipasi dalam mengatasi berbagai hal dalam proses

pembelajaran.41

Menurut Nursisto, ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam

upaya mengatasi ketertiban sekolah dan diharapkan dapat mengatasi

permasalahan ketertiban yang ada di sekolah, yaitu:

a. Mencegah siswa yang suka mencoret- coret .

b. Mencegah Siswa membawa alat main dan buku porno.

c. Mencegah Siswa merokok dan membawa narkoba.

d. Mencegah perkelahian siswa di ingkungan sekolah maupun luar sekolah.

e. Mencegah siswa tidak menggunakan seragam dan kelengkapan dengan baik

f. Membuat tabel point disiplin siswa.42

40

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan

Sekolah, (Jakarta:Bumi Aksara,1991),h.131-136 41

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/menangkal-pelanggaran-disiplin-dan-tata-

tertib-sekolah/ 42

tp://dhunalsblog.blogspot.com/2010/12/kiat-menangkal-pelanggaran-ketertiban.html

Page 33: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

22

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwasanya dalam

pelanggaran disiplin dapat di tanggulangi dengan beberapa cara antara lain dengan

cara pendekatan pada siswa. Makin baik guru mengenal murid makin besar

kemungkinan mencegah terjadinya pelanggaran disiplin. Kemudian salah satu

langkah yang dilakukan oleh guru yaitu dengan cara guru memberikan sikap

tauladan yang baik, bukan dengan hanya teori, karena itu akan membuat siswa

merasa bingung. Dengan adanya cara-cara dalam menanggulangi pelanggaran

disiplin, siswa akan lebih berprilaku disiplin terhadap peraturan-peraturan yang

ada di sekolah. Sehingga dengan cara ini diharapkan dapat membantu guru dalam

membentuk sikap kedisiplinan siswa.

B. Guru Agama Sebagai Motivator

1. Pengertian dan karakteristik Guru PAI.

a. Pengertian Guru PAI

Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah

menurut Abuddin Nata, “kata guru berasal dari Bahasa Indonesia yang berarti

orang yang mengajar. Dalam Bahasa Inggris, dijumpai kata Teacher yang

berarti pengajar. Selain itu terdapat pula istilah Ustadz untuk menunjukkan

kepada arti guru secara khusus mengajar bidang ilmu pengetahuan agama.”43

Selanjutnya istilah yang berkaitan dengan guru adalah “al-Ras- bibuna fi

al-ilm, yaitu orang yang memahami pesan-pesan ajaran Al-Qur‟an yang

memerlukan penalaran dan ta’wil, yaitu mengalihkan makna Al-Qur‟an secara

harfiah kepada makna majaziyah tanpa harus bertentangan dengan makna Al-

Qur‟an secara keseluruhan.”44

Menurut Departement Pendidikan dan Kebudayaan, “guru adalah

seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan dalam kepentingan

anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak didik,

43

Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid(Study Pemikiran

al-ghazali), (Jakarta: Pt. Raja Grafindo,2001),h.41 44

Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid….,h.46.

Page 34: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

23

sehingga menjunjung tinggi pengembangan dan menerapkan yang menyangkut

agama, kebudayaan dan keilmuan.”45

Sedangkan, menurut Zakiah Darajat, guru adalah “seorang yang memiliki

kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan

peranannya membimbing muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa

berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.

Selain itu perlu diperhatikan pula dalam hal dimana ia memiliki kemampuan

dan kelemahan.”46

Lebih lanjut, menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Pendidikan Guru

Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, “guru adalah jabatan professional yang

memerlukan berbagai keahlian khusus.”47

Berbeda dengan hal di atas, Menurut Muhammad Nurdin dalam

bukunya Kiat menjadi Guru Profesional, guru dalam islam adalah orang

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan

mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, maupun

psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani

dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri

sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba ALLAH SWT.

Disamping itu juga, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk hidup

yang mandiri.48

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, guru dianggap

sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru

sering dianggap sebagai model atau panutan. Sehingga, guru harus memiliki

kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian.

Sedangkan dalam mendefinisikan agama, memang tidaklah mudah sebab

definisi itu sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh sudut pandang pemikiran

45

Syafruddin Nurdin, Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:ciputat

pers,2002), cet.1`,h.8 46

Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi

Aksara,1996),Cet.Ke-1,h.226. 47

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetetif, (Jakarta:Bumi

Aksara,2002),h.36. 48

Muhammad Nurdin, KIat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta:Prisma Sophie

Jogjakarta,1995),h.156

Page 35: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

24

masing-masing individu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika timbul

beberapa pengertian tentang agama.

Menurut Zakiah Daradjat,”agama adalah kebutuhan jiwa (psykhis)

manusia yang mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan,

dan cara menghadapi masalah.”49

K.H.M. Taib Thohir Abdul Muin, “agama ialah suatu peraturan tuhan

yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal, memegang peraturan

tuhan itu dengan hendaknya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan

kebahagiaan di akhirat (istilah ini meliputi kepercayaan dan perbuatan).”50

Selanjutnya, H .Agus Salim, “agama ialah ajaran tentang kewajiban dan

kepatuhan terhadap aturan, petunjuk, perintah yang diberikan Allah kepada

manusia lewat utusan-utusan-Nya dan oleh Rasul-Rasul-Nya di ajarkan kepada

orang-orang dengan pendidikan dan tauladan.”51

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru agama

adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak

didik melalui suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang dilakukan

dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak didik menuju ke arah

kedewasaan. Guru agama tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan agama

saja, tetapi ia juga harus dapat membentuk, menumbuhkan, dan memberikan

nilai-nilai ajaran agama kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari.

b. Karakterisrik guru Agama

Setiap calon guru dan guru profesional sangat diharapkan memahami

bagaimana karakteristik kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan

para siswanya. Secara konstitusional, pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, dasar,

dan menengah (makna guru yang tercantum dalam Undang-Undang Republik

49

Zakiah daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta:bulan

bintang,1975),h.47 50

Aslam hady, Pengantar Filsafat Agama, (Jakarta:rajawali,1986),h.7 51

Mudjahid abdul manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada,1996),h.4

Page 36: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

25

Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1 Pasal 1

Ayat 1) . 52

Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang karakteristik

guru agama, diantaranya:

Menurut Muhibbin Syah, dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Baru, Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan

keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi:

1) Fleksibilitas kognitif

Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan

berfikir yang diikuti dengan tindakan secara stimultan dan memadai

dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai

dengan keterbukaan berfikir dan beradaptasi.

2) Keterbukaan psikologis

Keterbukaan psikologis merupakan dasar kompetensi profesional

(kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang harus

dimiliki oleh setiap guru. Guru yang terbuka secara psikologis biasanya

ditandai dengan kesediannya yang relativ tinggi untuk

mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain

siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja.53

Menurut E Mulyasa, selain karakterisitik yang disebutkan di atas,

setidaknya terdapat tiga hal yang dapat menjadikan seorang guru penting, tidak

saja dalam hal pembelajaran di kelas, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat.

Tiga hal tersebut sekaligus menjadi sifat dan karakteristik guru, yakni: kreatif,

professional, dan menyenangkan. Guru harus kreatif dalam memilih dan

mengembangkan materi standar untuk membentuk kompetensi sesuai dengan

karakteristik peserta didik. Guru juga harus menyenangkan, tidak saja bagi

peserta didik, tetapi bagi dirinya. Artinya, belajar dan pembelajaran harus

menjadi makanan pokok para guru sehari-hari, harus mencintai dan dicintai,

agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan nafsu belajar peserta

didik.54

Sedangkan Fuad bin Abdul Aziz Al-Syalhub menyebutkan bahwa

karakteristik seorang pendidik adalah “mengharap ridha Allah, jujur dan

amanah, komitmen dalam ucapan dan tindakan, adil dan egaliter, berakhlak

52

Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),

cet. 5,.h. 356- 371. 53

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,1999),Cet.4,h.226 54

E. Mulyasa , Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung :PT.Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.1,h.iv

Page 37: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

26

karimah, rendah hati, berani, menciptakan nuansa keakraban, sabar dan

mengekang hawa nafsu, baik dalam tutur kata dan tidak egois.”55

Abdurrahman An-Nawawi menyebutkan bahwa sifat-sifat seorang

pendidik (guru agama) adalah sebagai berikut:

1) Seorang pendidik harus memiliki sifat rabbani.

2) Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabbaniahnya dengan

keikhlasan.

3) Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar.

4) Ketika menyampaikan ilmunya kepada anak didik, seorang pendidik

harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam

kehidupan pribadinya.

5) Seorang guru harus senantiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan dan

kajiannya.

6) Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode

pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran.

7) Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai

proporsinya sehingga dia akan mampu mengontrol dan menguasai siswa.

8) Seorang guru dituntut untuk memahami psikologi anak, psikologi

perkembangan, dan psikologi pendidikan.

9) Seorang guru dituntut untuk peka terhadap fenomena kehidupan sehingga

ia mampu memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak dan

akibatnya terhadap anak didik, terutama dampak terhadap akidah dan

pola pikir mereka.56

Dari berbagai pendapat yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa

sifat dan karakteristik yang harus dimiliki seorang guru agama adalah takwa

kepada Allah SWT, berpengetahuan luas, berkepribadian pancasila, kreatif,

professional, dan menyenangkan.

2. Tugas dan Peran Guru PAI

a. Tugas Guru PAI

Menurut H Malayu, Secara sederhana “tugas guru adalah mengarahkan

dan membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya,

55

Fuad bin Abd(Jakarta: Zikrul Hakim,2005), Cet.2,h.2-36 56

Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,

(Jakarta: Gema Insani Press,1995),Cet.1,h.170-174

Page 38: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

27

semakin mahir keterampilannya, dan semakin terbina serta berkembang

potensinya.”57

Para ahli mengemukakan berbagai macam pandangannya dalam

mendefinisikan tugas guru PAI, diantaranya adalah

Menurut Moh. Uzer Usman pada bukunya yang berjudul Menjadi Guru

Profesional “tugas guru dikelompokkan menjadi tiga, yakni tugas dalam

bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan dan tugas dalam bidang

kemasyarakatan.”58

Penjelasan sebagai berikut:

1) Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan tekhnologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan

keterampilan-keterampilan siswa.

2) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswanya. Ia harus

mampu menarik simpati para siswanya dengan tujuan memotivasi belajar

siswanya dan mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah. Ia harus bisa

membantu siswanya ketika mengalami kesulitan belajar atau ia bisa

menjadi solusi bagi siswa yang menghadapi masalah.

3) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan. Ini berarti guru berkewajiban

mencerdaskan kehidupan bangsa menuju pembentukan manusia

Indonesia yang berdasarkan pancasila.59

Menurut Zakiah Daradjat, secara umum ada tiga unsur tugas dan

tanggung jawab guru, yaitu: “tugas sebagai pengajar, sebagai pembimbing, dan

sebagai administrator kelas.”60

Ketiga tugas ini harus berjalan dengan serasi

dan seimbang.

1) Tugas guru sebagai pengajar. Dalam halini lebih ditekankan pada tugas

merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru

dituntut untuk memiliki seangkaian pengetahuan dan keterampilan

tekhnis mengajar, di samping menguasai ilmu atau materi yang akan

disampaikan.

2) Tugas sebagai pembimbing. Dalam hal ini guru diharapkan dapat

memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang

57

H . Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Bumi

Aksara,2009) h.195-198. 58

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…., h.6 59

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…., h.7 60

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi

Aksara,1995),Cet.Ke-2,h.265

Page 39: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

28

dihadapi siswa, sebab tugas guru tidak hanya berkenaan dengan

penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga menyangkut pengembangan

kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.

3) Tugas administrasi. Tugas guru sebagai administrator adalah sebagai

pengelola kelas dalam proses atau interaksi belajar mengajar61

.

Selanjutnya menurut pendapat Abu Ahmadi, Widodo Supriono merinci

tugas-tugas guru berpusat pada:

1) Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi

pencapaian tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2) Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman-pengalaman

belajar yang memadai.

3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai,

dan penyesuaian diri.62

Menurut Ahmad D. Marimba, tugas pendidik dalam pendidikan Islam

adalah: membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta

didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses

kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki

guna ditransformasikan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri

terhadap seluruh kelemahan dan kekurangannya. 63

Imam Ghazali mengemukakan bahwa, tugas pendidik yang utama adalah

“menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia

untuk taqarrub ila ALLAH.”64

Jadi dapat disimpulkan bahwa, guru agama tidak hanya bertugas

melaksanakan pendidikan agama dengan baik, tetapi guru agama juga harus

bisa mengarahkan peserta didik untuk mengenal Allah lebih dekat melalui

seluruh ciptaannya.

b. Peran Guru

Guru pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam

hal perkembangan jiwa dan tingkah laku anak didik agar mempunyai akhlak

61

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus....,Cet.Ke-2,h.266 62

A. Abu Ahmadi, Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka

Cipta,2000),h.104 63

Al-Rasyid, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan

Praktis, (Jakarta:PT Ciputat Press, 2005), Cet Ke-2,h.44 64

Al-Rasyid, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam…, h.44

Page 40: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

29

yang baik. Sebelum membahas tentang peran guru PAI, penulis akan

mengemukakan pengertian tentang peran terlebih dahulu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata peran diartikan dengan

“Perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat.”65

Sedangkan, Menurut Wahjosumijo, peran adalah

“Sejumlah tanggung jawab atau tugas yang dibebankan dan harus

dilaksanakan oleh seseorang.”66

Selanjutnya, Soerjono Soekanto mengatakan,

“Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seeorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

maka ia menjalankan suatu peranan.”67

Pendapat Koentjaraningrat yang dikutip oleh Soleman B. Toneko dalam

Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan

mengatakan bahwa “Adapun segala cara berlaku dari individu-individu untuk

memenuhi kewajiban dan untuk mendapatkan hak-hak tadi, merupakan aspek

dinamis dari status atau kedudukan. Cara-cara berlaku itu disebut peranan,

yang dalam bahasa asingnya disebut role.”68

Berdasarkan pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa peran/peranan

adalah sejumlah tugas dan kewajiban atau tanggung jawab yang harus

dijalankan oleh seseorang yang menempati suatu kedudukan.

Jadi yang dimaksud dengan peran guru adalah sejumlah tugas dan

kewajiban atau tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seorang guru

dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.

Selanjutnya Menurut Moh.Uzer Usman, peran guru di bagi beberapa

macam, diantaranya sebagai berikut:

a. Guru sebagai demonstrator

65

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed. 3, h. 854. 66

Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Raja Grafingo Persada, 2007),

h. 155 67

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

Ed. Baru, h. 243. 68

Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan, (Jakarta: Rajawali, 19900, Ed. 1, Cet. 2, h. 88.

Page 41: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

30

Sebagai demonstrator atau yang biasa disebut pengajar, sudah seharusnya

guru menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan dipelajari dan

disampaikan.

b. Guru sebagai pengelola kelas

Sebagai pengelola kelas hendaknya guru mampu mengatur, mengarahkan

dan mengkondisikan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suasana

belajar yang menyenangkan.

c. Guru sebagai mediator dan fasilator

Sebagai mediator hendaknya seorang guru memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup mengenai media pendidikan dan guru harus mampu

mengusahakan sumber belajar yang berguna bagi anak didik untuk

menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, seperti

penggunaan nara sumber berupa buku teks, majalah, surat kabar atau audio

visual.

d. Guru sebagai evaluator

Sebagai evaluator guru harus melakukan penilaian dalam satu kali proses

belajar mengajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tercapai tidaknya

tujuan yang telah dirumuskan, dan apakah materi yang sudah dipelajari

sudah sesuai atau sebaliknya. Selain itu juga guru harus mampu melakukan

penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran, hal ini bertujuan agar

prestasi siswa dapat diketahui dan diklasifasikan.69

Sedangkan menurut Imam Musbikin, dalam bukunya “Guru yang

Menakjubkan”, mengemukakan enam peran guru, diantaranya:

a. Guru sebagai korektor

Seorang guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan yang buruk.

Semua nilai yang baik harus terus dipertahankan dan nilai yang buruk harus

dihilangkan dari watak dan jiwa anak didik.

b. Guru sebagai inspirator

Seorang guru harus menjadi petunjuk yang baik bagi kemajuan anak

didik. Guru harus dapat memberi petunjuk bagaimana belajar yang baik

c. Guru sebagai organisator

Seorang guru harus memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun

tata tertib sekolah, menyusun kalender akaemik dan sebagainya.

d. Guru sebagai motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bersemangat dan aktif

belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.

e. Guru sebagai inisiator

Seorang guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam

pendidikan dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-

ide inovasi.

f. Guru sebagai pembimbing

69

Moh . Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional..h.9-11

Page 42: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

31

Seorang guru harus bisa membimbing muridnya yang masih anak-anak

menjadi manusia dewasa sehingga memiliki kecakapan dan mandiri.70

Adi W. Gunawan, dalam bukunya Genius Learning Strategy

menambahkan, Guru sebagai katalisator. Peran guru sebagai katalisator

adalah membantu anak didik dalam menemukan talenta dan kelebihan

mereka. Disini guru bertindak sebagai pembimbing, membantu

mengarahkan dan mengembangkan aspek kepribadian, karakter, emosi

serta aspek intelektual anak didik. Kemudian guru juga harus mampu

menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta murid akan proses

pembelajaran.71

Menurut Oemar Malik yang mengutip pendapat Adam dan Dickey,

bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:

a. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor).

b. Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor).

c. Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist).

d. Guru sebagai pribadi (teacher as person).72

Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru

memiliki peran yang penting dalam mendorong keberhasilan siswa sehingga

seorang guru harus dapat memahami cara-cara yang digunakan untuk

menjadikan siswa disiplin karena guru yang disiplin maka akan menghasilkan

siswa yang disiplin pula.

3. Guru Agama sebagai Motivator

Untuk mengungkap pengertian motivasi, dapat dilihat dari pendapat-

pendapat tokoh sebagai berikut:

Menurut Iskandar, “Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.”73

70

Imam Musbikin, Guru yang Menakjubkan, (Jogjakarta:Buku Biru,2010), Cet.1,h.55-59 71

Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama,2004), Cet.Ke-2,h.165 72

Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.123. 73

Dr. Iskandar, MPd, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, (Ciputat: Gaung

Persada Press, 2009), Cet. 1, h. 184.

Page 43: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

32

Tidak jauh berbeda dengan pendapat M. Alisuf Sabri, motivasi adalah

“Segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya tingkah laku.”74

Sedangkan,

Menurut Jhon W. Santhrock, “Motivasi adalah proses yang memberi semangat,

arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku

yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.”75

Selanjutnya, Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, “Kata motivasi

digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan

untuk melakuan sesuatu yang khusus atau umum.”76

Lebih lanjut dikatakan oleh

Moh Uzer Usman, “Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif

menjadi perbuatan atas tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah

lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”77

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah proses yang memberi semangat, yang mendorong seseorang untuk

melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku untuk mencapai tujuan.

Adapun pengertian motivator dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

sebagai berikut: “orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada

orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak; petugas yang

ditunjuk untuk memberikan penerangan dan motivasi kepada calon akseptor

keluarga berencana.”78

Jadi motivator adalah orang yang merangsang, mendorong, menggerakkan

seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku untuk mencapai

tujuan.

Menurut Martinis Yamin, motivasi di bagi menjadi dua, yaitu “motivasi

ekstrinsik dan motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan yang

74

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 85. 75

John w. Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. Dari Educational Psycologi, oleh Tri

Wibisono B.S., (Jakarta: Kencana, 2010), Ed, 2, Cet. 3, h. 510. 76

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 349. 77

Drs. Moh Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional (Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya,2003)h.28 78

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed. 3, h. 756.

Page 44: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

33

tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan

dengan kegiatannya sendiri,motivasi ini bukanlah tumbuh akibat oleh dorongan

dari luar diri seseorang seperti dorongan dari orang lain.”79

Selaras juga dikatakan oleh Muhaimin bahwasanya, motivasi dibagi

menjadi dua, Yaitu” Motivasi instristik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinstik yaitu motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik, sedangkan

motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari lingkungan luar diri

peserta didik. Motivasi intrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri

siswa sendiri akan lebih baik bila didukung dengan motivasi ekstrinsik. Salah

satu motivasi ekstrinsik adalah peran guru dalam proses pembelajaran di

kelas. Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, guru juga dituntut untuk

melakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan dan mengembangkan

motifasi kepada siswanya untuk berdisiplin, agar dapat melakukan aktifitas

dengan baik.80

Motivasi ekstrinsik dikondisikan oleh sekolah. Salah satunya dengan cara

menerapkan tata tertib yang dipatuhi oleh segenap komunitas sekolah tanpa

terkecuali. Sebagai tenaga pendidik di sekolah, seorang guru dituntut untuk dapat

mematuhi segala tata tertib yang telah diberlakukan di sekolah tersebut dan juga

menerapkan sikap disiplin dalam proses pembelajaran. Guru yang datang tepat

waktu dan tidak meninggalkan kelas sebelum waktu pelajaran selesai merupakan

satu contoh sikap disiplin pada guru. Dengan disiplin tersebut, diharapkan dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah.

Sebagai motivator guru harus mampu menciptakan suasana yang

merangsang siswa untuk tetap bersemangat dalam melakukan kegiatan–kegiatan

sekolah dan dapat meningkatkan disipin siswa.

Menurut E Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, mengemukakan

bahwasanya: Guru sebagai motivator hendaknya guru bertanggung jawab

mengarahkan pada yang baik, harus menjadi contoh, sabar, dan penuh

pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri peserta

didik, terutama disiplin diri (self dicipline). Untuk kepentingan tersebut, guru

harus mampu melakukan tiga hal sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya.

b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.

79

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta:Gaung Persada

Press, 2006), Cet,2,.h.178-179 80

Drs.Muhaimin,M.A,et.al. Paradigma Pendidikan Islam (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2004)h.138

Page 45: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

34

c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan

disiplin.81

Sedangkan, menurut Made Pidarta mengatakan: Guru sebagai motivator

hendaknya: Harus mencerminkan sikap kasih sayang kepada siswa dengan

mengetahui nama dan latar belakangnya. Selain itu guru harus memberikan

perhatian dan nasehat yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa

seperti bahasa pikiran yang dapat merangsang terciptanya ketertiban di

sekolah, memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa. Kehadiran

dan kerajinan guru juga sangat diperlukan. Karena itu merupakan contoh dan

suri tauladan yang baik bagi siswa sehingga tercipta ketertiban dan keamanan

di sekolah.82

Perhatian dan nasehat yang diberikan oleh guru berguna untuk memotivasi

siswa agar bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Adapun

keteladanan yang diberikan oleh guru dalam hal kehadiran dan kerajinan akan

memotivasi siswa untuk melakukan hal yang sama yaitu rajin dan selalu hadir di

sekolah. Sikap keteladanan ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi. Firman

Allah Surat Al Ahzab ayat 21:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.83

Menurut E Mulyasa, Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada

penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus

membentuk kompetensi dan pribadi siswa. Oleh karena itu, guru senantiasa

mengawasi perilaku siswa, terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi

penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan

tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus menjadi

81

E. Mulyasa, Implementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT

Bumi Aksara,2009),h.192. 82

Made Pidarta, Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: Gramedia

Widia Sarana Indonesia, 1995), h. 39. 83

Ahmad Tohaputra, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Ayat Pojok Bergaris) Departemen

Agama RI, ( Semarang: Asy Syifa, 1998), h. 336.

Page 46: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

35

pembimbing, contoh atau teladan, pengawas dan pengendali seluruh perilaku

siswa.84

Seorang guru harus bisa membimbing peserta didik menjadi manusia

dewasa sehingga memiliki kecakapan dan mandiri. Sebagai seorang pembimbing

guru diharapkan memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu

menemukan masalahnya sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Seperti dalam halnya masalah disiplin, biasanya siswa merasa bosan dengan

penyampaian materi dengan metode ceramah yang disampaikan oleh guru

menyebabkan murid kurang antusias untuk mengikuti pelajaran di kelas. Hal ini

tentu dapat memancing siswa untuk melakukan-tindakan-tindakan negatif seperti

tidur di dalam kelas, atau bahkan membolos pada saat pembelajaran sekedar untuk

menghindari kebosanan di dalam kelas. Dalam hal ini guru berkewajiban

memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun tulisan.

Seorang pendidik dalam memberikan contoh dan tauladan dapat

dicontohkan mulai dari kedatangan, pembelajaran, adab berpakaian, dan lainnya.

Misalnya saja seorang guru yang sangat menegaskan kepada siswa akan

pentingnya kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan

guru ia juga harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi. Selain itu rasa segan

atau wibawa juga akan muncul jika pimpinan mempunyai adab dan sopan santun

yang baik seperti cara berpakaian yang rapi dan sopan. Jika guru melakukan

teladan ini dengan baik maka bukan hanya siswa yang termotivasi untuk

melakukan hal yang sama tetapi para guru dan staf lainnya pun juga akan

termotivasi untuk tetap memperlihatkan keteladanan meskipun secara bertahap.

Setelah menciptakan tindakan yang mendukung pembentukan kedisiplinan

melalui membimbing dan contoh tauladan, maka hal berikutnya yang harus

dilakukan guru adalah melakukan pengawasan. Salah satu bagian dari

pengawasan yang di ajukan disini adalah mengawasi perilaku siswa, terutama

pada jam-jam sekolah. Seperti: memeriksa kehadiran siswa setiap pagi,

memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat, atau memeriksa daftar

keterlambatan siswa, dan lain sebagainya.

84

E . Mulyasa, Implementasikan Kurikulum …, h.173.

Page 47: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

36

Menurut E Mulyasa, “guru sebagai motivator bagi siswa, guru harus mampu

menciptakan suasana yang merangsang siswa untuk selalu bersemangat dalam

melaksanakan tugasnya yaitu belajar serta selalu berdisiplin. Dalam hal ini cara

yang dapat ditempuh guru antara lain dengan memberikan sikap yang ramah,

penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik.”85

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan guru agama sebagai

motivator adalah seorang guru dituntut untuk dapat mematuhi segala tata tertib

yang telah diberlakukan di sekolah tersebut dan juga menerapkan sikap disiplin

dalam proses pembelajaran. Guru yang datang tepat waktu dan tidak

meninggalkan kelas sebelum waktu pelajaran selesai merupakan satu contoh sikap

disiplin pada guru. Dengan disiplin tersebut, diharapkan dapat meningkatkan

motivasi siswa dalam melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah.

85

E . Mulyasa,Implementasikan Kurikulum...., h.196.

Page 48: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Nuasantara Plus Ciputat Tangerang

Selatan mulai 10 Januari 2011 sampai dengan 31 Februari 2011.

B. Metode Penelitian

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian tentang Peran

Guru PAI sebagai Motivator dalam Meningkatkan Disiplin Siswa, penulis

melaksanakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode

“Deskriptif Analisis”.

Jenis penelitian lapangan dimaksud agar dapat memperoleh fakta, data dan

informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai peran guru PAI sebagai

motivator dalam meningkatkan disiplin siswa SMP Nusantara Plus Ciputat

Tangerang Selatan.

C. Populasi dan Sampel

Adapun populasi target dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa/i SMP

Nusantara Plus, kelas VII, VIII, dan IX yang berjumlah 449 orang siswa.

Sedangkan populasi terjangkau yaitu siswa kelas IX yang berjumlah 151 orang

siswa. Dari populasi terjangkau tersebut, penulis mengambil sample 20 % (30

orang) .

Page 49: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

38

Selanjutnya dalam menentukan sample penelitian, penulis menggunakan

teknik Random Sampling (pengambilan secara acak). Penulis mengambil

berdasarkan siswa yang taat peraturan dan siswa yang suka melanggar peraturan

di sekolah.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian

sebagai alat pengumpulan data. Instrument penelitian yang digunakan untuk

memperoleh data mengenai permasalahan yang dihadapi guru PAI dalam

meningkatkan disiplin siswa. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berupa

angket yang terdiri dari 29 butir soal untuk mengukur Peran Guru PAI dan 11

butir soal untuk mengukur Disiplin Siswa.

Kemudian instrument non tes dalam bentuk wawancara digunakan untuk

mempertajam informasi mengenai permasalahan yang dihadapi siswa dalam

disiplin, dan upaya yang dilakukan guru sebagai motivator dalam meningkatkan

disiplin siswa.

Tabel I

KISI-KISI ANGKET PERAN GURU PAI SEBAGAI

MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA

NO VARIABEL INDIKATOR JUMLAH

ITEM

BUTIR

ITEM

1 Disiplin Siswa Kerapian Berpakaian 1 1

2 Disiplin dalam Belajar 3 2-4

3 Disiplin dalam Tingkah

laku

9 5-13

4 Guru PAI sebagai

Motivator

Membimbing 4 14-17

5 Contoh dan Tauladan 4 18-21

Page 50: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

39

6 Mengawasi 5 22-26

7 Hukuman 2 27-28

8 Ganjaran 2 29-30

Tabel 2

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Positif () Negatif ()

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Jarang 2 Jarang 3

Tidak pernah 1

Tidak pernah

4

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan empat teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi/ Pengamatan

Dalam metode ini, penulis melihat dan mengamati secara langsung

keadaan sekolah di SMP Nusantara Plus. Observasi ini dilakukan untuk

mendapatkan data mengenai keadaan dan peraturan-peraturan yang diterapkan di

SMP Nusantara Plus.

2. Wawancara

Wawancara penulis lakukan dengan bentuk wawancara terstruktur dengan

pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar pertanyaan yang akan

ditanyakan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan guru Agama

Page 51: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

40

SMP Nusantara Plus berkenaan dengan meningkatkan disiplin siswa. Wawancara

ini dilakukan untuk mempertajam data angket siswa.

3. Angket

Angket diberikan kepada seluruh responden penelitian sebanyak 30 orang

siswa. Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk angket tertutup atau

terstruktur dengan alternative jawaban yang telah disediakan. Teknik angket

digunakan untuk mendapatkan data tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Sebagai Motivator dalam Meningkatkan Disiplin Siswa.

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Teknik dokumentasi ini dilakukan

untuk memperoleh data-data tentang keadaan sekolah, guru dan murid.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada

siswa, kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik

deskriptif persentase. Dari angket yang telah terkumpulkan kemudian diolah

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, telaah dan

dirumuskan. Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan

kebenaran pengisian angket agar terhindar dari kekeliruan atau kesalahan, yaitu

dengan memilih angket yang diisi dengan lengkap dan menyisihkan yang tidak

lengkap.

b. Tabulating, yaitu perhitungan statistik sederhana. Dengan cara

menstabulasikan atau memindahkan jawaban responden dalam tabel kemudian

dicari persentase untuk dianalisa dan dipersentasekan.

Untuk menganalisa data, yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa deskriptif, yaitu teknik menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul dan telah diolah dengan tujuan

untuk membuat deskriptif atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat

Page 52: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

41

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diteliti. Teknik yang digunakan adalah

teknik persentase, dengan rumus:

%100xN

FP

Keterangan :

P = Persentasi untuk setiap jawaban

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap (konstanta)

Dalam menetapkan ada tidaknya peran guru pendidikan agama Islam

sebagai Motivator dalam Meningkatkan Disiplin Siswa, peneliti menentukan

kriteria data-data kualitatif berdasarkan nilai-nilai angket yaitu:

Tabel 3

Tafsiran Persentase

No Persentase % Penafsiran

1

2

3

4

5

6

7

100

80-99

51-79

50

20-49

1-20

0

Seluruhnya

Hampir Seluruhnya

Sebagian Besar

Separuhnya

Sebagian Kecil

Sedikit

Tidak Sama Sekali

Page 53: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Biodata Sekolah

Sekolah Menengah Pertama Plus Nusantara yang berada di Jl.

Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan Ciputat Tangerang Banten, didirikan

sejak tahun 2006 dengan nomor statistik sekolah 202280310031 dengan status

hak milik, dan luas tanah 5000 dengan gedung utama berlantai 4, sarana

olah raga, tempat parkir, masjid, dan kantin. Sekolah ini berstatus swasta dan

belum terakreditasi.

Sekolah Menengah Pertama Plus Nusantara ini di pimpin oleh seorang

kepala sekolah bernama Cecep Setiawan M.A dengan jumlah guru sebanyak 32

orang yang mayoritas lulusan Strata 1 (S1).

2. Visi, Misi, dan Strategi SMP Nusantara Plus

a. Visi sekolah

SMP Nusantara Plus Ciputat sebagai sekolah menginginkan anak

didiknya unggul dalam santun berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam

IPTEK dan berakhlak mulia, maka terbentuklah suatu visi yaitu:

“Menciptakan lulusan yang santun dalam bahasa, ramah dalam

bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlak mulia”.

Page 54: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

43

b. Misi Sekolah

Dengan terbentuknya visi yang berharap SMP Nusantara Plus Ciputat

sebagai sekolah menciptakan lulusan santun dalam bahasa, ramah dalam

bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlak mulia maka dibentuklah misi

yang akan mendukung terwujudnya Visi. Misi SMP Nusantara Plus Ciputat

adalah:

1) Mengintegrasikan ilmu exact dan ilmu agama yang bermoral dan

religius.

2) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dan

praktis dalam kerangka profesionalitas.

3) Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan lulusan yang

berakhlak mulia

4) Mendidik lulusan yang berpengalaman dan dapat

dipertanggungjawabkan guna kepentingan universal.

5) Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam

memasuki dunia pendidikan yang unggul.1

3. Keadaan Siswa

Siswa merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting,

karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika tidak

mempunyai siswa. Setiap tahun SMP Nusantara Plus Ciputat mengalami

peningkatan jumlah siswa. Pada Tahun Ajaran 2010/ 2011 SMP Nusantara

Plus Ciputat menerima siswa sebanyak 449 siswa yang terdiri dari kelas VII

yang berjumlah 162 siswa (Laki-laki 67 dan Perempuan 95) dengan jumlah 4

rombongan belajar (Rombel), kelas VIII yang berjumlah 136 (Laki-laki 72 dan

Perempuan 64) dengan jumlah 4 rombongan belajar (Rombel), dan kelas IX

yang berjumlah 151 siswa (Laki-laki 69 dan Perempuan 82) dengan jumlah 4

rombongan belajar (Rombel).

1 Profil SLTP Nusantara Ciputat Tahun Pelajaran 2008-2009, lampiran 9.

Page 55: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

44

4. Keadaan Guru dan Karyawan.

Berkembangnya suatu sekolah dan berjalannya proses Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) tidak pernah terlepas dari kerja keras guru dan staff

karyawan yang selalu membantu Kepala Sekolah dalam menjalankan roda

kehidupan di sekolah.

a. Keadaan Guru

Guru adalah seorang pengajar sekaligus pendidik bagi siswa serta

sosok yang sangat penting dalam dunia pendidikan, karena atas jasanya,

para anak didiknya mengetahui ilmu pengetahuan walaupun pada dasarnya

guru bukan hanya sebagai transformator ilmu saja. Selain itu juga tanpa ada

guru maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung dan guru

bertanggung jawab terhadap pembentukan pribadi anak menuju kearah

kedewasaan.

SMP Nusantara Plus Ciputat memiliki guru-guru yang profesional

dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Jumlah guru SMP Nusantara Plus

sebanyak 30 orang yang terdiri dari guru laki-laki 15 orang dan perempuan

15 orang. Jenjang pendidikan yang dimiliki guru lulusan D3 berjumlah 1

orang, lulusan S1 berjumlah 26 orang, dan lulusan S2 berjumlah 3 orang.2

Kepala sekolah berusaha menempatkan pendidik dan tenaga

kependidikan yang berkompeten dengan bidangnya, beliau menyatakan

hampir 70% pendidik yang mengajar bidang studi sesuai dengan latar

belakang pendidikannya.

Dengan demikian SMP Nusantara Plus Ciputat dapat berkembang

dengan pesat dan menjadi sekolah unggulan karena guru-guru yang

professional dan sesuai dengan bidang yang dimilikinya.

b. Keadaan Staff Karyawan

Kalancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh

peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas dari

administrasi yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud pegawai

2 Kartu Invertaris Ruangan...., lampiran 10

Page 56: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

45

pada unit pelaksanaan teknis SMP Nusantara Plus Ciputat adalah

keseluruhan karyawan sekolah yang diantaranya staf tata usaha, staf

Perpustakaan (Pustakawan), staf Laboratorium (Laboran), dan staf

keamanan..

Jumlah staf karyawan SMP Nusantara Plus ciputat sebanyak 16 orang

yang terdiri dari 6 orang Tata Usaha (TU), 1 orang Pustakawan, 4 orang

Laboran, 5 staf keamanan.

5. Sarana dan Prasarana

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan dapat berjalan dengan baik jika

didukung oleh sarana prasarana yang lengkap. SMP Nusantara Plus Ciputat

memiliki fasilitas yang memadai yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa

agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Fasilitas-fasilitas yang

disediakan sekolah antara lain:

a. Ruang kelas

Ruang kelas adalah suatu ruangan yang berfungsi sebagai tempat

untuk kegiatan tatap muka dalam proses belajar mengajar (PBM).

Banyaknya ruangan kelas yang dimiliki SMP Nusantara Plus terdiri atas 8

ruangan yang terdiri dari 4 ruangan untuk kelas VII, 4 ruangan untuk kelas

VIII, dan 4 ruangan untuk kelas IX. Mebeler yang terdapat dalam ruangan

kelas terdiri dari 1 meja guru, 20 meja siswa, 40 kursi siswa, 1 whiteboard,

1AC, 1 kipas angin, 2 lampu neon, gambar presiden dan wakil presiden,

serta vas bunga di meja guru.3

b. Ruang perpustakaan

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa. Keberadaan

perpustakaan berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di

kelas.oleh karena itu, ruangannnya harus ditata dengan baik dan semakin

lengkap koleksi bukunya maka semakin baik pula menunjang KBM siswa.

Perpustakaan SMP Nusantara ditata agara suasananya kondusif dan

3 Kartu Invertasris Ruangan SLTP Nusantara Plus Ciputat, lampiran 10.

Page 57: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

46

dilengkapi dengan fasilitas seperti, 1 meja panjang, 1meja berkaca, 1 rak

buku kecil, 3 rak buku tinggi, 6 rak buku berukuran medium, 1 kipas angin,

3 kursi busa, 1 kursi stainless, 3 kursi kayu, dan 1 rak majalah.4

c. Ruang laboratorium

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah atau eksperimen. SMP

Nusantara Plus Ciputat memiliki laboratorium yang terdiri dari:

1) 1 ruang laboratorium IPA (Biologi) dengan kondisi yang cukup

memadai. Mebeler dalam ruangan ini adalah 1 meja praktikum, 1

statif, 1 etalase, 3 spatula, 10 pengaduk, 5 erlen meyer, 5 gelas beker

100ml, 15 gelas beker 50ml, 5 pencepit, 10 sikat tabung large, 1 sikat

tabung small, 6 rak tabung reaksi, 20 tabung reaksi besar, 20 tabung

reaksi kecil, 5 gelas ukur, 1 labu ukur, 1 buret, pipet bor 25 ml, 2 pipet

bor 10ml, 1 bola pipet bor, 2 mikroskop, 1 lampu, 1 kursi pelastik.5

2) 1 ruang laboratorium IPA (Fisika) dengfan kondisi yang cukup

memadai. Mebeler dalam ruangan ini adalah 1 kit optik, 1 kit listrik, 1

kit hidrostatika, 5 hidro mekanika, 5 kalori meter, 5 kalori batang besi,

5 thermometer Hg, 5 thermometer alkohol, 5 jangka serong, 5 mikro

meter, 5 skrup, 5 loupe, 3 globe.6

3) 1 ruang laboratorium IPA (Kimia) dengan kondisi yang cukup

memadai. Mebeler dalam ruangan ini adalah 5 botol zat 125 ml, 5

botol zat 250 ml, 3 botol zat 500 ml, 3 botol cuci 250 ml, 5 batang

pengaduk, 5 rak tabung reaksi, 5 sikat tabung reaksi, 50 tabung reaksi,

5 gelas kimia 250 ml, 3 gelas kimia 1000 ml, 5 labu erlen meyer, 3

labu ukur 50 ml, 3 labu ukur 100 ml, 5 corong kaca, 3 buret, klem, 3

statif, 5 kaca arloji, 5 pembakar spirtus, 5 kaki 3, 5 alas kasa kawat, 3

stop watch digital, 5 tang gelas kimia, 10 pencepit tabung reaksi, 5

sarung tangan, 5 pelat tetes, 5 lumpang dan alu, 2 sikat buret, 5

spatula, 5 kawat nikrom, 5 pinggan penguap, 1 carta system periodik

unsur, 1 model molekul, 3 cincin bertangkai, 1 neraca digital ohaus.

4 Kartu Invertaris Ruangan...., lampiran 10

5 Kartu Invertaris Ruangan...., lampiran 10

6 Kartu Invertaris Ruangan...., lampiran 10

Page 58: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

47

4) 1 laboratorium komputer dengan kondisi yang cukup memadai.

Mebeler dalam ruangan ini adalah 16 komputer, 16 handset, 15 kursi

pelastik putih, 1 AC, 1 lampu, 1 set meja computer, 1 meja kayu

panjang.7

Sekolah selalu berusaha mengembangkan sarana dan prasarana agar

semakin lengkap untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Hal tersebut saat

penulis melakukan kunjungan atau observasi ke sekolah, dan sesuai dengan

data invertaris ruangan SMP Nusantara Plus Ciputat, seperti sekolah sudah

memiliki ruang kelas yang memadai, laboratorium fisika, biologi, dan kimia

yang cukup memadai, serta laboratorium computer dan perpustakaan yang

kondusif.

B. Pengolahan dan Analisa Data

Pada pembahasan sebelumnya penulis telah mengemukakan bahwa salah

satu tekhnik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui angket. Angket

yang penulis sebarkan adalah berjumlah 30 angket yang dibagikan adalah 30

siswa dari 151 siswa-siswi kelas IX SMP Nusantara Plus sebagai sampel .

Angket yang penulis sebarkan terdiri dari 2 komponen pertanyaan yang

berjumlah 30 item pertanyaan yang disusun berdasarkan pokok penelitian dan

indikator dari variabel yang diteliti, yaitu mengenai peranan guru PAI sebagai

motivator dalam meningkatkan disiplin siswa.

Setelah dilakukan tahap penelitian melalui penyebaran angket, maka

hasil data (angket) yang sudah terkumpul, ditabulasikan ke dalam bentuk

persentase. Kemudian langkah selanjutnya pendeskripsian data, yaitu

gambaran dari semua data yang penulis peroleh dari hasil penelitian, sehingga

diperoleh kesimpulan, hal ini dapat dilihat dan dijelaskan dalam analisis secara

keseluruhan.

Data yang telah terkumpulkan dari hasil angket yang disebarkan kepada

siswa kemudian di olah dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi

sebagai berikut:

7 Kartu Invertaris Ruangan...., lampiran 10.

Page 59: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

48

%100xN

FP

Keterangan :

P = Persentasi untuk setiap jawaban

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap (konstanta)

Berikut ini dikemukakan tentang disiplin siswa:

Tabel 4

Memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

1 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

16

6

7

1

53,34

20

23,33

3,33

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan presentase terbesar sebagian besar (53,34%)

siswa selalu memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di

sekolah. Sebagian kecil (23,3%) siswa jarang memakai seragam sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan di sekolah. Dan sebagian kecil pula (20%) siswa

sering memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di

sekolah. Sedikit (3,33) siswa tidak pernah memakai seragam sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan di sekolah. Ini berarti kedisiplinan siswa dalam

hal memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah

sudah bagus.

Page 60: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

49

Tabel 5

Masuk kelas tepat waktu setelah bel masuk berbunyi

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

2 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

10

4

15

1

33,34

13,33

50

3,33

Jumlah 30 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa separuhnya (50%) siswa

jarang masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi. Sebagian kecil (33,34%)

siswa selalu masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi. Sedikit (13,3%)

siswa sering masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi dan begitu juga

sedikit lainnya (3,33%) siswa tidak pernah masuk tepat waktu setelah bel

masuk berbunyi. Ini berarti kedisiplinan siswa dalam kehadiran di sekolah

setelah bel masuk berbunyi masih perlu ditingkatkan karena masih ada

setengahnya siswa yang belum melakukannya dan kondisi ini rawan

pelanggaran keterlambatan siswa.

Tabel 6

Keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

3 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

2

7

14

7

6,67

23,33

46,67

23,33

Jumlah 30 100%

Page 61: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

50

Tabel di atas menunjukkan sebagian kecil (46,67%) siswa jarang keluar

kelas ketika jam pelajaran belum selesai. Dan sebagian kecil lainnya (23,33%)

siswa selalu keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai. Sedikit (19,5%)

siswa tidak pernah keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai. Dan sedikit

juga (6,67%) siswa selalu keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai. Ini

berarti kedisiplinan siswa ketika proses pembelajaran kurang efektif dan perlu

ditingkatkan lagi.

Tabel 7

Mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

4 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

3

16

8

3

10

53,33

26,67

10

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan presentase terbesar sebagian besar (53,33%)

siswa sering mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan, sebagian

kecil (26,67%) siswa jarang mengobrol dengan teman pada saat guru

menerangkan. Sedikit (10%) siswa selalu mengobrol dengan teman pada saat

guru menerangkan. dan sedikit pula (10%) siswa tidak pernah mengobrol

dengan teman pada saat guru menerangkan. ini artinya masih banyak siswa

yang belum disiplin pada saat guru menerangkan di dalam kelas. Dan masih

perlu ditingkatkan karena karena kedisiplinan ini terkait dengan kesiapan siswa

untuk menerima pelajaran.

Page 62: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

51

Tabel 8

Mengikuti upacara bendera dengan rutin

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

5 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

17

9

4

0

56,67

30

13,33

-

Jumlah 30 100%

Persentase terbesar dari tabel di atas menunjukkan sebagian besar

(56,67%) siswa menjawab selalu mengikuti upacara bendera dengan rutin.

Selanjutnya, sebagian kecil (30%) siswa yang menjawab sering mengikuti

upacara bendera dengan rutin, sedikit (13,33%) siswa yang menjawab jarang

mengikuti upacara bendera dengan rutin. Dan tidak sama sekali (0%) siswa

yang menjawab tidak pernah mengikuti upacara bendera dengan rutin. Dari

keterangan di atas berarti kedisiplinan siswa untuk mengikuti upacara bendera

dengan rutin sudah bisa dikatakan cukup bagus.

Tabel 9

Mengikuti upacara bendera sambil bercanda

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

6 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

2

23

4

1

6,67

76,67

13,33

3,33

Jumlah 30 100%

Tabel di atas memberikan keterangan bahwa sebagian besar (76,67%)

siswa sering mengikuti upacara bendera sambil bercanda, sedikit (13,33%)

siswa kadanmg-kadang mengikuti upacara bendera sambil bercanda. Dan

Page 63: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

52

sedikit juga (6,67%) siswa selalu mengikuti upacara bendera sambil bercanda,

dan begitu juga sedikit yang lainnya (3,33%) siswa tidak pernah mengikuti

upacara bendera sambil bercanda. Dari presentase di atas maka kedisiplinan

siswa untuk mengikuti upacara bendera sambil bercanda masih perlu

ditingkatkan lagi karena sebagian besar siswa yang mengikuti upacara sambil

bercanda.

Tabel 10

Berbicara ketika pembina upacara menyampaikan amanat upacara

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

7 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

1

10

15

4

3,33

33,34

50

13,33

Jumlah 30 100%

Dari tebel tersebut dapat dipahami bahwa dalam hal berbicara ketika

pembina upacara menyampaikan amanat upacara separuhnya (50%) siswa yang

menjawab jarang berbicara ketika pembina upacara menyampaikan amanat

upacara, sebagian kecil (33,34%) siswa yang sering berbicara ketika pembina

upacara menyampaikan amanat upacara, sedikit (13,33%) siswa tidak pernah

berbicara ketika pembina upacara menyampaikan amanat upacara, dan sedikit

juga (3,33) siswa selalu berbicara ketika pembina upacara menyampaikan

amanat upacara. Berarti kedisiplinan siswa dalam aspek ini dapat dikatakan

cukup dan masih perlu perbaikan karena presentase untuk menjawab sering dan

selalu masih sedikit.

Page 64: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

53

Tabel 11

Berbaris rapi pada saat upacara

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

8 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

15

13

2

0

50

43,33

6,67

-

Jumlah 30 100%

Presentase terbesar dari tabel di atas menunjukkan bahwa separuhnya

(50%) siswa selalu berbaris rapi pada saat upacara, sebagian kecil (43,3%)

siswa sering berbaris rapi pada saaat upacara, dan sedikit (6,67%) siswa jarang

berbaris rapi pada saat upacara. Dan tidak sama sekali (0%) siswa tidak pernah

berbaris rapi pada saat upacara. Dari keterangan di atas berarti kedisiplinann

siswa dalam kerapihan berbaris pada saat upacara sudah maksimal karena

siswa yang berbaris rapi mencapai setengahnya.

Tabel 12

Membuat keributan diluar jam pelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

9 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

1

9

15

5

3,33

30

50

16,67

Jumlah 30 100%

Tabel 9 ini dapat diketahui bahwa separuhnya (50%) siswa jarang

membuat keributan di luar jam pelajaran. Begitu pula yang menjawab sering,

sebagian kecil (30%) siswa membuat keributan di luar jam pelajaran, dan

sedikit (16,67%) siswa tidak pernah membuat keributan di luar jam pelajaran.

Page 65: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

54

Serta sedikit juga (3,33%) siswa selalu membuat keributan di luar jam

pelajaran. Berarti kedisiplinan siswa dalam aspek ini dapat dikatakan belum

maksimal dan masih perlu perbaikan karena siswa ada yang masih menjawab

sering dan selalu.

Tabel 13

Langsung bergegas pulang, ketika jam pelajaran selesai

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

10 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

12

13

4

1

40

43,34

13,33

3,33

Jumlah 30 100%

Presentase terbesar dari tabel di atas menunjukkan bahwa hampir

sebagian kecil (43,3%) siswa sering bergegas pulang ketika jam pelajaran

selesai. Dan sebagian kecil pula (40%) siswa selalu bergegas pulang ketika jam

pelajaran selesai. Dan sedikit (13,33%) siswa menjawab jarang bergegas

pulang ketika jam pelajaran selesai. Sedikit juga(3,33%) siswa menjawab tidak

pernah bergegas pulang ketika jam pelajaran selesai. Dari presentase di atas

maka kedisiplinan siswa untuk bergegas pulang ketika jam pelajaran selesai

dapat dikatakan cukup bagus, tetapi harus ada peningkatan lebih baik lagi

Tabel 14

Terlibat tawuran antar sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

11 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

2

3

16

9

6,67

10

53,33

30

Jumlah 30 100%

Page 66: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

55

Tabel tersebut menunjukkan sebagian besar (53,33%) siswa jarang

terlibat tawuran antar sekolah. Selanjutnya, sebagian kecil (30%) siswa yang

menjawab tidak pernah terlibat tawuran antar sekolah, sedikit (10%) siswa

yang sering terlibat tawuran antar sekolah, dan sedikit pula (6,67%) selalu

selalu terlibat tawuran antar sekolah. Ini berarti penanaman kedisiplinan siswa

pada tawuran antar sekolah sudah bagus, ini terlihat dari banyaknya siswa yang

tidak terlibat tawuran antar sekolah walaupun masih ada siswa yang menjawab

sering dan selalu.

Tabel 15

Merokok di luar jam sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

12 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

0

10

13

7

-

33,34

43,33

23,33

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan sebagian kecil (43,33%) siswa jarang

merokok di luar jam sekolah. Sebagian kecil juga (33,34%) siswa menjawab

sering merokok di luar jam sekolah. Sementara itu , dan sebagian kecil juga

lainnya (23,33%) siswa menjawab tidak pernah merokok di luar jam sekolah

dan tidak sama sekali (0%) siswa yang tidak pernah merokok di luar jam

sekolah. Artinya dalam hal kedisiplinan siswa merokok di luar jam sekolah

dapat dikatakan cukup bagus, tapi bukan berarti dalam posisi yang nyaman.

Page 67: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

56

Tabel 16

Mejeng di mall dengan memakai baju seragam sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

13 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

1

1

15

13

3,33

3,33

50

43,34

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan bahwa separuhnya (50%) siswa jarang

mejeng di mall dengan memakai baju seragam. Selanjutnya, sebagian kecil

(43,34) siswa tidak pernah mejeng di mall dengan memakai baju seragam,

sedikit (3,33%) siswa menjawab sering dan selalu mejeng di mall dengan

memakai baju seragam. Hal ini dalam hal siswa mejeng di mall dengan

memakai baju seragam dikatakan sudah cukup.

Peran guru PAI sebagai Motivator

Tabel 17

Menegur siswa yang tidur di dalam kelas pada saat pembelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

14 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

12

11

7

0

40

36,67

23,33

-

Jumlah 30 100%

Tabel 23 ini dapat diketahui bahwa sebagian kecil (40%) guru selalu

menegur siswa ketika tidur di dalam kelas pada saat pembelajaran, dan

Page 68: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

57

sebagian kecil juga (36,67) guru sering menegur siswa yang tidur di dalam

kelas pada saat pembelajaran, begitu juga sebagian kecil lainnya (23,33) guru

jarang menegur siswa yang tidur di dalam kelas pada saat pembelajaran, dan

tidak sama sekali (0%) guru tidak pernah menegur siswa yang tidur di kelas

pada saat pembelajaran. Ini berarti penanaman kedisiplinan siswa di dalam

kelas dengan menegur siswa tidur di dalam kelas sudah bagus, ini terlihat dari

banyaknya guru yang menegur siswa.

Tabel 18

Mengingatkan siswa dalam masalah disiplin

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

15 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

12

14

3

1

40

46,67

10

3,33

Jumlah 30 100%

Menurut Tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian kecil (46,67%)

siswa menjawab guru sering mengingatkan siswa dalam masalah disiplin, dan

sebagian kecil juga (40%) siswa yang menjawab guru selalu mengingatkan

siswa dalam masalah disiplin. Kemudian, sedikit (10%) siswa yang menjawab

guru jarang mengingatkan siswa dalam masalah disiplin, dan sedikit juga

(3,33%) siswa yang menjawab guru tidak pernah mengingatkan siswa dalam

masalah disiplin. Artinya, usaha guru mengingatkan siswa dalam masalah

disiplin dapat dikatakan cukup.

Page 69: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

58

Tabel 19

Memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun

perbuatan

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

16 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

15

12

3

0

50

46,67

3,33

-

Jumlah 30 100%

Menurut tabel di atas dapat diketahui presentase terbesar untuk

pernyataan guru memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan

maupun perbuatan, separuhnya (50%) guru yang selalu memberikan semangat

untuk berdisiplin baik secara lisan maupun perbuatan. Dan sebagian kecil

(46,67%) guru yang sering memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara

lisan maupun perbuatan, sedikit (3,33%) guru yang jarang memberikan

semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun perbuatan, dan tidak sama

sekali (0%) guru yang tidak pernah memberikan semangat untuk berdisiplin

baik secara lisan maupun perbuatan. Ini berarti upaya penanaman kedisiplinan

dengan pemberi semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun

perbuatan sudah bagus.

Tabel 20

Langsung menegur, pada saat siswa melakukan kesalahan

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

17 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

6

11

13

0

20

36,67

43,33

-

Jumlah 30 100%

Page 70: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

59

Tabel 26 ini dapat diketahui bahwa sebagian kecil (43,33%) guru yang

jarang langsung menegur siswa pada saat melakukan kesalahan. Begitu pula

yang menjawab sering sebagian kecil lainnya (36,67) guru yang sering

menegur siswa pada saat melakukan kesalahan, dan sedikit (20%) guru yang

selalu menegur siswa pada saat melakukan kesalahan. Menegur siswa pada saat

melakukan kesalahan sebagai motivator guru PAI dapat dikatakan cukup baik,

dan harus dapat ditingkatkan lagi.

Tabel 21

Berpakaian rapi dan sopan setiap hari

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

18 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

19

11

0

0

63,33

36,67

-

-

Jumlah 30 100%

Tabel 27 ini dapat diketahui bahwa sebagian besar (63,33%) siswa

menjawab bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar,

sebagian kecil (36,67) siswa menjawab guru sering berpakaian rapi dan sopan

pada saat mengajar, dan tidak ada sama sekali (0%) siswa yang menjawab guru

jarang dan tidak pernah berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar.

Presentase ini berarti bahwa usaha sekolah untuk menanamkan sikap disiplin

melalui keteladanan guru dalam berpakaian sudah bagus dan ini dapat menjadi

contoh untuk siswa khususnya dalam memakai seragam sekolah.

Page 71: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

60

Tabel 22

Hadir sebelum bel masuk sekolah berbunyi

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

19 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

2

9

18

1

6,67

30

60

3,33

Jumlah 30 100%

Menurut tabel di atas, sebagian besar (60%) siswa menjawab guru yang

jarang hadir sebelum bel berbunyi, sebagian kecil (30%) guru yang sering hadir

sebelum bel berbunyi, sedikit (6,67%) guru yang selalu hadir sebelum bel

berbunyi, dan sedikit juga (3,33) guru yang selalu hadir sebelum bel berbunyi.

Ini berarti kehadiran guru sebelum bel berbunyi sebagian upaya penanaman

disiplin dapat dikatakan cukup bagus.

Tabel 23

Mengumpulkan tugas siswa setelah pembelajaran selesai

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

20 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

9

13

8

0

30

43,33

26,67

-

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan sebagian besar (68,3) siswa menjawab guru

sering mengumpulkan tugas siswa seletah pembelajaran selesai, sebagian kecil

(30%) siswa selalu menjawab guru sering mengumpulkan tugas siswa setelah

pembelajaran selesai, sebagian kecil juga (26,67%) guru jarang mengumpulkan

tugas siswa setelah pembelajaran selesai, sedikit (9,7) guru yang sering

Page 72: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

61

mengembalikan tugas siswa tepat waktu, dan sedikit juga (4,9) guru yang tidak

pernah mengembalikan tugas siswa tepat waktu bisa dikatakan cukup dan

perlu ditingkatkan lagi karena hal ini dapat memotivasi siswa untuk

mengumpulkan tugasnya kepada guru tepat waktu.

Tabel 24

Memberikan nilai tepat waktu

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

21 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

3

15

11

1

10

50

36,67

3,33

Jumlah 30 100%

Tabel 30 ini dapat diketahui bahwa separuhnya (50%) siswa yang

menjawab sering guru memberikan nilai tepat waktu, sebagian kecil (36,67%)

siswa menjawab jarang guru memberikan nilai tepat waktu, sedikit (10%)

siswa menjawab guru selalu memberikan nilai tepat waktu, dan sedikit juga

(3,33) siswa menjawab guru tidak pernah memberikan nilai tepat waktu. Dari

keterangan di atas maka tindakan guru memberikan nilai tepat waktu sudah

bagus.

Tabel 25

Memeriksa kehadiran siswa setiap pagi

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

22 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

18

9

3

0

60

30

10

-

Jumlah 30 100%

Page 73: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

62

Tabel di atas memberikan keterangan bahwa sebagian besar (60%) guru

yang selalu memeriksa kehadiran siswa, sebagian kecil (30%) guru yang sering

memeriksa kehadiran siswa, dan sedikit (10%) guru yang jarang memeriksa

kehadiran siswa. Ini berarti peran guru sebagai motivator melalui pengawasan

dalam pemeriksaan kehadiran siswa setiap pagi bisa dikatakan cukup bagus.

Tabel 26

Memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

23 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

8

8

12

2

26,67

26,67

40

6,66

Jumlah 30 100%

Tabel 32 ini menunjukkan bahwa sebagian kecil (40%) siswa menjawab

guru jarang memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat, sebagian

kecil (26,67%) siswa menjawab guru selalu dan sering memeriksa kembali

kehadirn siswa setelah jam istirahat, dan sedikit (6,66%) siswa yang menjawab

guru tidak pernah memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat.

Dari keterangan di atas berarti peran guru pai sebagai motivator melalui

pemeriksaan kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat bisa dikatakan

cukup dan perlu ditingkatkan lagi karena melalui usaha ini dapat dicegah siswa

yang bermaksud untuk membolos setelah jam istirahat.

Page 74: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

63

Tabel 27

Mencatat siswa yang terlambat datang ke sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

24 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

9

15

6

0

30

50

20

-

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan presentase terbesar bahwa separuhnya

(50%) siswa yang menjawab guru sering mencatat siswa yang terlambat.

Sebagian kecil (30%) siswa yang menjawab guru selalu mencatat siswa yang

terlambat, sedikit (20%) siswa yang menjawab jarang mencatat siswa yang

terlambat. Ini berarti usaha penanaman kedisiplinan siswa dalam hal

kedatangan siswa bisa dikatakan cukup.

Tabel 28

Mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong secara rutin

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

25 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

8

15

7

0

26,67

50

23,33

-

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan presentase terbesar separuhnya (50%) siswa

menjawab guru sering mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong

secara rutin, sebagian kecil (26,67%) siswa menjawab guru selalu mengadakan

pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong secara rutin, begitu juga sebagian

kecil (23,33%) siswa menjawab guru jarang mengadakan pemeriksaan pakaian

Page 75: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

64

dan rambut gondrong secara rutin. Dari keterangan di atas maka tindakan guru

mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong secara rutin sudah

cukup bagus.

Tabel 29

Mengadakan razia seperti: handphone, benda-benda tajam, bacaan porno

serta obat-obatan terlarang

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

26 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

5

17

8

0

16,66

56,67

26,67

-

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan presentase terbesar sebagian besar (56,67%)

siswa menjawab guru sering melakukan razia handphone, benda-benda tajam,

bacaan porno serta obat-obatan terlarang, sebagian kecil (26,67%) siswa

menjawab guru jarang melakukan razia handphone, benda-benda tajam, bacaan

porno serta obat-obatan terlarang, dan sedikit (16,66%) siswa menjawab guru

selalu melakukan razia handphone, benda-benda tajam, bacaan porno serta

obat-obatan terlarang. Dari keterangan di atas maka tindakan guru melakukan

razia handphone, benda-benda tajam, bacaan porno serta obat-obatan terlarang

sudah cukup.

Tabel 30

Memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

27 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

0

1

9

20

-

3,33

30

66,67

Jumlah 30 100%

Page 76: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

65

Tabel 36 ini dapat diketahui bahwa sebagian besar (66,67%) guru tidak

pernah memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah. Sebagian kecil (30%)

guru jarang memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah, dan sedikit sekali

(3,33%) guru sering memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah. Memukul

siswa yang terlambat hadir di sekolah dapat dikatakan cukup.

Tabel 31

Memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

28 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

4

17

6

3

13,33

56,67

20

10

Jumlah 30 100%

Tabel tersebut menunjukkan presentase terbesar sebagian besar (56,67%)

guru sering memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah, sedikit (20%)

guru jarang memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah, sedikit juga

(13,33%) guru selalu memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah, dan

begitu juga sedikit lainnya (10%) guru tidak pernah memarahi siswa yang

terlambat hadir di sekolah. Ini berarti peran guru sebagai motivator dengan

memarahi siswa yang terlambat hadir di sekolah sudah cukup.

Tabel 32

Memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

29 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

15

11

4

0

50

36,67

13,33

-

Jumlah 30 100%

Page 77: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

66

Tabel tersebut menunjukkan separuhnya (50%) guru selalu memberikan

pujian kepada siswa yang mentaati peraturan. Selanjutnya, sebagian kecil

(36,67%) guru yang menjawab sering memberikan pujian kepada siswa yang

mentaati peraturan, sedikit (13,33%) guru jarang memberikan pujian kepada

siswa yang mentaati peraturan, dan tidak sama sekali (0%) guru tidak pernah

memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan. Pemberian pujian

kepada siswa yang mentaati peraturan pada pelaksanaannya berarti sudah

cukup bagus.

Tabel 33

Memberikan penghargaan kepada siswa yang mentaati peraturan sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)

30 a. Selalu

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak Pernah

4

8

14

4

13,33

26,67

46,67

13,33

Jumlah 30 100%

Tabel 30 ini dapat diketahui bahwa sebagian kecil (46,67%) siswa yang

mengatakan bahwa guru jarang memberikan penghargaan kepada siswa yang

mentaati peraturan, sebagian kecil lainnya (26,67%) siswa menjawab guru

sering memberikan penghargaan kepada siswa yang mentaati peraturan, sedikit

(13,33%) siswa menjawab guru selalu dan tidak pernah memberikan

penghargaan kepada siswa yang mentaati peraturan. Ini berarti pemberian

hadiah sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sudah

cukup.

Page 78: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

67

C. Interpretasi Data

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan

penelitian, dapat diketahui bahwa peran guru PAI sebagai motivator dalam

meningkatkan disiplin siswa yaitu pada aspek kerapian berpakaian sebagian

besar (53,34%) siswa menjawab selalu memakai seragam sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan di sekolah,

Sedangkan untuk aspek disiplin dalam belajar separuhnya (50%) siswa

masuk tepat waktu setelah bel masuk berbunyi, sebagian kecil (46,67%) siswa

jarang keluar kelas ketika jam pelajaran belum selesai, dan sebagian besar

(53,33%) siswa sering mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan.

Selanjutnya untuk aspek disiplin siswa dalam tingkah laku, yaitu

sebagian besar (56,67%) siswa selalu mengikuti upacara bendera dengan rutin,

sebagian besar (76,67%) siswa sering mengikuti upacara bendera sambil

bercanda, separuhnya (50%) siswa jarang tidak berbicara ketika pembina

upacara menyampaikan amanat upacara, separuhnya (50%) siswa selalu

berbaris rapi pada saat upacara, separuhnya (50%) siswa jarang membuat

keributan diluar jam pelajaran, sebagian kecil (43,34) siswa sering langsung

bergegas pulang, ketika jam pelajaran selesai, sebagian besar (53,33%) siswa

jarang terlibat tawuran antar sekolah, sebagian kecil (43,33) siswa jarang

merokok di luar jam sekolah, dan sebagian kecil (43,34%) siswa tidak pernah

mejeng di mall dengan memakai baju seragam sekolah.

Aspek keempat dari peran guru PAI sebagai motivator dalam

meningkatkan disiplin siswa adalah aspek membimbing, yaitu sebagian kecil

(40%) guru selalu menegur siswa ketika tidur di dalam kelas pada saat

pembelajaran, sebagian kecil juga (46,67%) guru sering mengingatkan siswa

dalam masalah disiplin, sebagian kecil (46,67%) guru sering memberikan

semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun perbuatan, dan sebagian

kecil lainnya (43,33%) guru jarang langsung menegur saya, pada saat saya

melakukan kesalahan.

Aspek kelima peran guru PAI sebagai motivator dalam meningkatkan

disiplin siswa adalah aspek contoh dan tauladan, yaitu sebagian besar (63,33%)

Page 79: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

68

siswa yang menjawab bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan pada saat

mengajar, sebagian besar (60%) siswa menjawab jarang guru hadir sebelum bel

berbunyi, sebagian kecil (43,33%) siswa menjawab sering guru

mengembalikan tugas siswa tepat waktu, dan separuhnya (50%) guru sering

memberikan nilai tepat waktu.

Selanjutnya, dari aspek mengawasi mendapatkan jawaban sebagian

besar (60%) guru selalu memeriksa kehadiran siswa setiap pagi, sebagian kecil

(40%) guru jarang memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam istirahat,

separuhnya (50%) guru sering mencatat siswa yang terlambat datang ke

sekolah, separuhnya (50%) guru sering mengadakan pemeriksaan pakaian dan

rambut gondrong secara rutin, dan sebagian besar (56,67%) Guru sering

mengadakan razia seperti: handphone, benda-benda tajam, bacaan porno serta

obat-obatan terlarang.

Sedangkan aspek ketujuh dari peran guru PAI sebagai motivator dalam

meningkatkan disiplin siswa adalah aspek hukuman sebagian besar (66,67%)

siswa menjawab guru tidak pernah memukul siswa yang terlambat hadir di

sekolah, dan sebagian besar (56,67%) guru sering memarahi siswa yang

terlambat hadir di sekolah.

Aspek terakhir yaitu pemberian ganjaran mendapatkan jawaban

separuhnya (50%) siswa menjawab guru selalu memberikan pujian kepada

siswa yang mentaati peraturan, dan sebagian kecil (46,67%) siswa menjawab

jarang guru memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan.

Page 80: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

69

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data

yang penulis peroleh, maka tahap akhir dari penyusunan skripsi ini adalah

memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan keseluruhan skripsi ini ditemukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Peranan guru PAI SMP Nusantara Plus dalam memotivasi siswa untuk

meningkatkan disiplin siswa adalah sangat baik karena dalam menjalankan

perannya sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa dalam

aspek membimbing yaitu sebagian kecil (40%) persepsi siswa menjawab

guru selalu menegur siswa ketika tidur di dalam kelas pada saat

pembelajaran, sebagian kecil juga (46,67%) persepsi siswa menjawab guru

sering mengingatkan siswa dalam masalah disiplin dan guru sering

memberikan semangat untuk berdisiplin baik secara lisan maupun

perbuatan, dan sebagian kecil lainnya (43,33%) persepsi siswa menjawab

guru jarang langsung menegur saya, pada saat saya melakukan kesalahan.

Selain itu dalam menjalankan perannya sebagai motivator untuk

meningkatkan disiplin siswa, guru memberikan contoh dan tauladan

dengan berpakaian rapi dan sopan setiap hari, yaitu sebagian besar

Page 81: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

70

(63,33%) persepsi siswa menjawab bahwa guru selalu berpakaian rapi dan

sopan pada saat mengajar, sebagian besar (60%) persepsi siswa menjawab

guru jarang hadir sebelum bel berbunyi, sebagian kecil (43,33%) persepsi

siswa menjawab guru sering mengembalikan tugas siswa tepat waktu, dan

separuhnya (50%) guru sering memberikan nilai tepat waktu.

Selanjutnya, dari aspek mengawasi mendapatkan jawaban

sebagian besar (60%) persepsi siswa menjawab guru selalu memeriksa

kehadiran siswa setiap pagi, sebagian kecil (40%) persepsi siswa

menjawab guru jarang memeriksa kembali kehadiran siswa setelah jam

istirahat, separuhnya (50%) persepsi siswa menjawab guru sering mencatat

siswa yang terlambat datang ke sekolah, separuhnya (50%) persepsi siswa

menjawab guru sering mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut

gondrong secara rutin, dan sebagian besar (56,67%) persepsi siswa

menjawab Guru sering mengadakan razia seperti: handphone, benda-benda

tajam, bacaan porno serta obat-obatan terlarang. Sedangkan aspek

memberikan hukuman dari peran guru PAI sebagai motivator dalam

meningkatkan disiplin siswa adalah aspek hukuman sebagian besar

(66,67%) persepsi siswa menjawab siswa menjawab guru tidak pernah

memukul siswa yang terlambat hadir di sekolah, dan sebagian besar

(56,67%) persepsi siswa menjawab guru sering memarahi siswa yang

terlambat hadir di sekolah. Aspek terakhir yaitu pemberian ganjaran

mendapatkan jawaban separuhnya (50%) persepsi siswa menjawab guru

selalu memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan, dan

sebagian kecil (46,67%) persepsi siswa menjawab jarang guru

memberikan pujian kepada siswa yang mentaati peraturan. Namun dalam

memberikan bimbingan dan memberi ganjaran dikatakan cukup, karena

aspek-aspek ini pada pelaksanaannya belum menyeluruh.

2. Disiplin siswa dalam menjalankan peraturan-peraturan yang ada di sekolah

adalah baik. Hal ini dilihat dari aspek kerapihan berpakaian siswa

menjawab (53,34%) sebagian besar siswa selalu memakai seragam sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan di sekolah. Sedangkan untuk aspek

Page 82: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

71

disiplin dalam belajar separuhnya (50%) siswa masuk tepat waktu setelah

bel masuk berbunyi, sebagian kecil (46,67%) siswa jarang keluar kelas

ketika jam pelajaran belum selesai, dan sebagian besar (53,33%) siswa

sering mengobrol dengan teman pada saat guru menerangkan. Selanjutnya

untuk aspek disiplin siswa dalam tingkah laku, yaitu sebagian besar

(56,67%) siswa selalu mengikuti upacara bendera dengan rutin, sebagian

besar (76,67%) siswa sering mengikuti upacara bendera sambil bercanda,

separuhnya (50%) siswa jarang tidak berbicara ketika pembina upacara

menyampaikan amanat upacara, separuhnya (50%) siswa selalu berbaris

rapi pada saat upacara, separuhnya (50%) siswa jarang membuat keributan

diluar jam pelajaran, sebagian kecil (43,34) siswa sering langsung

bergegas pulang, ketika jam pelajaran selesai, sebagian besar (53,33%)

siswa jarang terlibat tawuran antar sekolah, sebagian kecil (43,33) siswa

jarang merokok di luar jam sekolah, dan sebagian kecil (43,34%) siswa

tidak pernah mejeng di mall dengan memakai baju seragam sekolah.

Namun masih ada siswa yang sering mengobrol dengan teman pada saat

guru menerangkan dan masih ada siswa yang sering mengikuti upacara

bendera sambil bercanda.

Dengan demikian kesimpulannya adalah bahwa guru PAI sudah

berperan penting dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah SMP

Nusantara Plus. Walaupun masih ada siswa yang melanggar tetapi masi

dapat teratasi dengan adanya peran guru PAI melalui contoh tauladan,

bimbingan dan pengawasan, maka disiplin siswa baik sekali (meningkat).

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka

penulis memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut:

1. Kepada guru PAI diharapkan dapat meningkatkan dan bahkan tetap

mempertahankan peran guru sebagai motivator , sehingga disiplin yang

dilakukan siswa sudah terjaga dan dapat tertanam dalam diri siswa

sehingga menjadi karakteristik siswa.

Page 83: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

72

2. Bagi siswa hendaknya mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di

sekolah Dan perlu ditingkatkan dalam disiplin siswa agar tidak terjadi

pelanggaran-pelanggaran yang ada di sekolah. sehingga siswa menjadi

terbiasa disiplin dan motivasi yang tertanam dalam diri siswa adalah

motivasi instrinsik.

Page 84: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

DAFTAR PUSTAKA

Achin, Amir. Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, Ujung

Pandang:IKIP. Ujung Pandang Press,1990. Cet.Ke-2.

Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta:Rineka

Cipta,2004,Cet.Ke-2.

, dan A Ahmad Rohani Pedoman Penyelenggaraan Administrasi

Pendidikan Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara,1991.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar, Jakarta:PT Rineka

Cipta,2000.

Alex, Nitisemito S. Menejemen Personalia, Jakarta: Balai Aksara,1984, cet.Ke-5.

An-Nawawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat, Jakarta:gema insani press,1995,Cet.1.

Darajat, Zakiah. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi

Aksara,1996,Cet.Ke-1.

. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Jakarta:bulan

bintang,1975.

. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi

Aksara,1995,Cet.Ke-2.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2004.

Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta:PT.Delta Pamungkas,2004, jilid IV.

El Shirazi, Habiburrahman. “Mencintai Disiplin” dalam Seputar Indonesia,

Jakarta: 11 Februari 2010.

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama,2004, Cet.Ke-2.

Hady, Aslam. Pengantar Filsafat Agama, Jakarta:rajawali,1986.

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetetif,

Jakarta:Bumi Aksara,2002.

Page 85: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006, cet. 5

Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:Bumi

Aksara,2009).

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/menangkal-pelanggaran-disiplin-dan-

tata-tertib-sekolah/

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 2.Terj dari Child Development

Sixth Edition, oleh dr. Med. Meitasari Tjandrasa, Jakarta: Erlangga.

IskandarPsikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, Ciputat: Gaung Persada

Press, 2009, Cet. 1.

Kasan, Tholib. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta:Studia Press.

Madjid, Nurcholish. Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997.

Malik, Oemar Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, .

Manaf, Mudjahid abdul. Sejarah Agama-Agama, Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada,1996.

M, Sardiman A. Interaksi dan Motivasi belajar-Mengajar, Jakarta:PT Raja

Grafindo Persada,2003, Cet.10.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidkan, Jakarta: Rineka Cipta,2004,

Cet.Ke-4.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian

Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan, Bandung:PT .Remaja Rosdakarya,2005, Cet.1.

Musbikin, Imam. Guru yang Menakjubkan, Jogjakarta: Buku Biru,2010, Cet.1.

Nakila , Manfaat Disiplin, http://axel-nakila-hiariej.blogspot.com/2009/04/15-

manfaat-disiplin.html

Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997,cet.3.

, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta:UIN

Press,2005,cet.1.

Page 86: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

Nata, Abuddin. Prespektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid(study

pemikiran al-ghazali), Jakarta: PT Raja Grafindo,2001.

Nizar, Samsul Al-Rasyid. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,

Teoritis, dan Praktis, Jakarta:PT Ciputat Press, 2005, Cet Ke-2.

Nizar, Samsul Al-Rasyid. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,

Teoritis, dan Praktis, Jakarta:PT Ciputat Press, 2005, Cet Ke-2.

Nurdin, Muhammad. KIat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta:Prisma Sophie

Jogjakarta,1995.

Nurdin, Syafruddin. Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Ciputat Pers,2002, cet.1.

Pearce, John. Mengatasi Perilaku Buruk dan Menanamkan Disiplin pada Anak,

Jakarta:Arcan,1999.

Pidarta, Made. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta: Gramedia

Widia Sarana Indonesia, 1995.

Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002, ed.3, cet.2.

, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Ed. 3.

Rusyadi, T. Menjadi Guru Tauladan, Cianjur: Kendala Cipta, 1996.

Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan, Jakarta:CV.Pedoman Ilmu Jaya,1999.

Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. 2.

Sahertian, Piet A. Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,

1994, Cet ke-1.

Santrock, John w. Psikologi Pendidikan, Terj. Dari Educational Psycologi, oleh

Tri Wibisono B.S., Jakarta: Kencana, 2010, Ed, 2, Cet. 3.

Sobur, Alex. Anak Masa Depan, Bandung: Penerbit Angkasa, 1986,Cet.Ke-21.

Sobur, Alex. Pembinaan Anak dalam Keluarga, Jakarta:BPK Gunung

Mulia,1988.

Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional Yang Relefan Dan Bermutu, Jakarta:

Balai Pustaka, cet.1.

Page 87: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2006, Ed. Baru.

Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek

Profesional, Bandung:Angkasa,1993, Cet.1.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:PT

Remaja Rosdakarya,1999,Cet.4.

Taneko, Soleman B, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan, Jakarta: Rajawali, 1990, Ed. 1, Cet. 2.

Tohaputra, Ahmad. Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Ayat Pojok Bergaris)

Departemen Agama RI, Semarang: Asy Syifa, 1998.

Tu’u, Tulus. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:PT

Gramedia Widia Sarana Indonesia.2004.

Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya,2003.

tp://dhunalsblog.blogspot.com/2010/12/kiat-menangkal-pelanggaran-

ketertiban.html

Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafingo Persada,

2007.

Yamin, Martinis Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta:Gaung

Persada Press, 2006, Cet,2.

Zuhaili, Muhammad. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini,

Jakarta:A..H.Ba’adillah Press, 2002.

Page 88: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

ANGKET PENELITIAN

PERAN GURU PAI SEBAGAI MOTIVATOR DALAM

MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SMP NUSANTARA

PLUS CIPUTAT

I. Identitas

1. Nama :

2. Kelas :

3. Jenis kelamin :

II. Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama

2. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data dalam rangka

penyelesaian karya ilmiah/skripsi, oleh karena itu dimohon siswa/i

mengisi angket ini dengan sejujurnya.

3. Jawaban siswa/i dijamin kerahasiaannya.

4. Cara pengisian ini dengan memberikan tanda check list (√ ) untuk

alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai.

5. Ketentuan prihal jawaban :

a. (SL) Selalu

b. (SR) Sering

c. (J) Jarang

d. (TP) Tidak Pernah

Page 89: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

ANGKET PENELITIAN

PERAN GURU PAI SEBAGAI MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN

DISIPLIN SISWA DI SMP NUSANTARA PLUS CIPUTAT

NO Pernyataan SL SR J TDK

1 Saya memakai seragam sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan di sekolah

2 Saya masuk kelas tepat waktu setelah bel masuk

berbunyi

3 Saya keluar kelas ketika jam pelajaran belum

selesai

4 Siswa mengobrol dengan teman pada saat guru

menerangkan pelajaran

5 Saya mengikuti upacara bendera dengan rutin

6 Saya mengikuti upacara bendera sambil bercanda

7 Saya berbicara ketika pembina upacara

menyampaikan amanat upacara

8 Saya berbaris rapi pada saat upacara

9 Saya membuat keributan di luar jam pelajaran

10 Saya langsung bergegas pulang, ketika jam

pelajaran selesai

11 Saya terlibat tawuran antar sekolah

12 Saya merokok di luar jam sekolah

13 Saya mejeng di mall dengan memakai baju

seragam sekolah

14 Guru menegur saya ketika tidur didalam kelas

Page 90: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

pada saat pembelajaran

15 Guru mengingatkan saya dalam masalah disiplin

16 Guru memberikan semangat untuk berdisiplin baik

secara lisan maupun perbuatan

17 Guru langsung menegur saya, pada saat saya

melakukan kesalahan

18 Guru berpakaian rapi dan sopan setiap hari

19 Guru hadir sebelum bel masuk sekolah berbunyi

20 Guru mengumpulkan tugas saya setelah

pembelajaran selesai

21 Guru memberikan nilai tepat waktu

22 Guru memeriksa kehadiran saya setiap pagi

23 Guru memeriksa kembali kehadiran saya setelah

jam istirahat

24 Guru mencatat saya jika terlambat datang ke

sekolah

25 Guru mengadakan pemeriksaan pakaian dan

rambut gondrong secara rutin

26 Guru mengadakan razia seperti: handphone, benda-

benda tajam, bacaan porno serta obat-obatan

terlarang

27 Guru memukul siswa yang terlambat hadir di

sekolah

28 Guru memarahi siswa yang terlambat hadir di

sekolah

29 Guru memberikan pujian kepada saya yang

mentaati peraturan ke sekolah

30 Guru memberikan penghargaan kepada saya yang

mentaati peraturan sekolah

Page 91: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup
Page 92: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

INVENTORY KELAS

RUANG:

No NAMA BAHAN JUMLAH

Kondisi

Ruangan

B S R

1 Meja guru Kayu +kaca 1 √

2 Meja siswa Kayu 20 √

3 Kursi siswa Tralis+busa 40 √

4 Kersi Guru

1 √

5 White board

1 √

6 AC

1 √

7 Kipas angin

1 √

8 Gambar Presiden

1 √

9 Wakil Presiden

1 √

10 Lampu neon

2 √

11 Vas bunga

1 √

Page 93: SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1417/1/100813... · Tiada putus kau berikan yang terbaik untuk anakmu. Kecup

INVENTORY KELAS

RUANG:

No. NAMA Jml. Ukuran P x L Kondisi Ruangan

Ket. B CB TB

1 Meja guru 8 6 x 7 √ - -

2 Meja siswa 1 8 x 9 √ - -

3 Kursi siswa 1 6 x 7 √ - -

4 Kursi guru 1 6 x 7 √ - -

5 White board 1 6 x 7 √ - -

6

1 6 x 7 √ - -

7

2 12 x 14 √ - -

8

1 6 x 7 √ - -


Recommended