6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sikap Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan sifat alami manusia yang mendorong
mereka untuk mencari sesuatu secara lebih mendalam. Menurut Daryanto
(2013: 138) rasa ingin tahu merupakan suatu sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui secara lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
Rasa ingin tahu merupakan pendorong utama untuk mengetahui
hal-hal yang baru. Menurut Aly dan Rahma (2010: 3) rasa ingin tahu
mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan
untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam
pikirannya. Sedangkan Suyadi (2013: 122) menyatakan bahwa rasa ingin
tahu merupakan nilai karakter yang tampak jelas dalam transformasi
pencarian jawaban atas pertanyaan atau masalah yang akan dibahas.
Aktivitas peserta didik sepanjang proses atau aktivitas mencari hingga
menemukan jawaban merupakan internalisasi “rasa ingin tahu” yang
memuncak.
6
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
7
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
rasa ingin tahu merupakan sikap atau tindakan yang mendorong manusia
untuk mencari tahu tentang apa yang mereka pelajari secara lebih
mendalam. Rasa ingin tahu seseorang muncul karena adanya keinginan dan
dorongan dalam diri untuk menemukan hal-hal yang baru.
Tabel 2.1. Indikator Rasa Ingin Tahu
Nilai
Indikator
Kelas 1-3 Kelas 4-6
Rasa Ingin Tahu:
Sikap dan tindakan
yang selalu
berupaya untuk
mengetahui lebih
mendalam dan
meluas dari sesuatu
yang dipelajari,
dilihat, dan
didengar.
Bertanya kepada guru
dan teman tentang
materi pelajaran.
Bertanya atau membaca
sumber di luar buku
teks tentang materi
yang terkait dengan
pelajaran.
Bertanya kepada guru
tentang gejala alam
yang baru terjadi.
Membaca atau
mendiskusikan gejala
alam yang baru terjadi.
Bertanya kepada guru
tentang sesuatu yang
didengar dari radio atau
televisi.
Bertanya tentang
beberapa peristiwa
alam, sosial, budaya,
ekonomi, politik,
teknologi yang baru
didengar.
Bertanya tentang
bebagai peristiwa yang
dibaca dari media
cetak.
Bertanya tentang
sesuatu yang terkait
dengan materi pelajaran
tetapi diluar yang
dibahas di kelas.
(Daryanto, 2013: 147)
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
8
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”
(learning outcome). Prestasi belajar biasanya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar adalah aspek pembentukan watak
peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang
dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran (Arifin, 2013: 12).
Prestasi merupakan bukti atau hasil atas usaha yang telah
dilakukan oleh seseorang. Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan kegiatan.
Prestasi dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian siswa yang
dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya
mencerminkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah
dicapai oleh siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang studi
(Sudijono, 2013: 434).
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
9
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang yang nantinya akan memperoleh sebuah hasil. Menurut
Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai
sesesorang dari hasil belajarnya. Prestasi belajar akan dicapai oleh
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar secara maksimum.
Sedangkan wujud dari prestasi belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk
nilai (angka) untuk menunjukan kemampuan pencapaian dari hasil
belajarnya.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern)
dan faktor dari luar (ekstern), Hamdani (2011: 139-146).
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik.
Faktor ini antara lain sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
10
a) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
inteligensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya.
b) Faktor jasmani atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
c) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap
suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak
acuh. Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif (menerima)
kepada sesama peserta didik atau kepada gurunya. Sikap positif ini
akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun siswa yang
sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya
tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.
d) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan
perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
11
terjadi karena perasaan senang pada suatu. Minat memiliki
pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu
mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa
beban.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Setiap orang memliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
maisng-masing.
f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi menjadi hal yang penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa
untuk melakukan belajar.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan
sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial contohnya guru,
kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat
tinggal peserta didik, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang
termasuk dalam lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah, tempat
tinggal, dan waktu belajar.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
12
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011: 143) adalah sebagai
berikut:
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan tekecil dalam
masyarakat, tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat
seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman
merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar.
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru
dengan peserta didik, alat-alat pelajaran, dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
13
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam
kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan tempat tinggal anak tersebut berada.
c. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk
dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama. Fungsi dari prestasi
belajar menurut Arifin (2013: 12-13) antara lain sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi
keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia”.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
14
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ektern dalam arti
bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan
masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi
fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian IPA
IPA adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, benda-benda
yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa,
baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati
dengan indera. Oleh karena itu, dalam menjelaskna hakikat fisika,
pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman
adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati
yang diamati (Kardi dan Nur, 1994 dalam Trianto, 2010: 136).
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
15
IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yan diperoleh/ disusun
dengan cara yang khas/ khusus, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpulan, penyususnan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu
dengan cara yan lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini
terkenal dengna nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya
merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah
tertentu. Metode ilmiah ini merupakan dasar metode yang digunakan
dalam IPA (Aly dan Rahma, 2010: 18).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang semua hal yang ada di alam
semesta ini, baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak
dapat diamati oleh indera, dari unsur biotik maupun abiotik. IPA
dipelajari dengan menggunakan beberapa cara seperti melakukan
kegiatan pengamatan, observasi, percobaan dan yang lainnya. Cara
tersebut dikenal dengan nama metode ilmiah yang pada dasarnya
merupakan suatu cara untuk memecahkan suatu permasalahan.
b. Materi Benda dan Sifatnya
1) Sifat-sifat Bahan dan Penyusunnya
a) Jenis Bahan Berdasarkan Struktur Penyusunnya
Bahan-bahan yang menyusun tali adalah serat. Serat
merupakan bagian dasar dari tali dan bentuknya berupa untaian
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
16
yang tidak dapat dipisah lagi. Contohnya adalah senar, nilon, dan
ijuk. Senar merupakan serat yang berasal dari plastik, contohnya
senar untuk bermain layang-layang dan senar untuk memancing.
Nilon merupakan serat buatan sedangkan ijuk adalah serat yang
berasal dari pangkal pelepah pohon enau.
Gabungan dari beberapa serat akan membentuk benang.
Contohnya benang jahit dan benang kasur. Benang jahit dan
benang kasur tersusun dari serat kapas. Tali merupakan
gabungan dari beberpa benang yang menjadi satu. Contohnya tali
tambang dan tambang plastik.
Karpet, korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-
benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan tali, yaitu benang.
Baju dan celana yang kita pakai berasal dari kain yang juga
tersusun dari kumpulan benang. Benda-benda lain, seperti kursi,
meja, jendela, lemari, dan lain-lain juga tersusun atas benda yang
berbeda-beda jenisnya.
b) Penggunaan Bahan Berdasarkan Struktur Penyusunnya
Bahan yang menyusun suatu benda mempengaruhi
kegunaan benda tersebut. Bambu dapat digunakan untuk
membuat pagar dan kursi atau jika dianyam dapat dibuat bilik.
Rotan dapat digunakan untuk bahan pembuatan kursi. Namun
demikian, tidak semua kursi terbuat dari kayu, bambu, ataupun
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
17
rotan. Plastik juga dapat digunakan untuk membuat kursi dan
benda-benda lainnya. Bahan penyusun benda ini tentu
mempengaruhi kegunaannya. Kursi yang terbuat dari kayu atau
rotan memiliki sifat yang berbeda dengan kursi yang terbuat dari
plastik.
2) Hubungan Antara Jenis Bahan dan Kekuatannya
a) Berbagai bahan dengan kekuatan yang dimilikinya
Benda-benda yang ada di sekeliling kita biasanya tersusun
atas bahan-bahan yang berupa kayu, plastik, karet, bambu, kaca,
batu, kain, dan benang. Susunan bahan-bahan tersebut akan
memengaruhi kekuatan dari benda. Benda yang tersusun dari
plastik tentu memiliki kekuatan yang berbeda dengan benda
yang tersusun dari kayu atau batu. Masing-masing bahan
penyusun benda tersebut memiliki sifat dan ciri tersendiri.
Penggunaan bahan-bahan tersebut juga akan disesuaikan dengan
kegunaan bendanya.
b) Hubungan Antara Jenis Bahan Penyusun Benda dengan Sifatnya
Benda yang memiliki bahan penyusun yang berbeda tentu
akan memiliki sifat yang berbeda pula. Sifat benda tersebut
meliputi kekuatan, kelenturan, tahan panas, penghantar listrik,
dan lain-lain.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
18
3) Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sifat Benda
a) Pemanasan
Pemanasan air akan mengakibatkan air berubah wujud menjadi
uap air (gas). Jadi pemanasan mengakibatkan benda mengalami
perubahan wujud. Benda padat apabila dipanaskan akan berubah
menjadi cair dan benda cair apabila dipanaskan akan berubah
menjadi uap air.
b) Pendinginan
Es krim atau es yang biasa kamu beli di sekolah atau warung
dekat rumahmu sebenarnya berasal dari bahan-bahan yang
berbentuk cairan. Apabila cairan tersebut didinginkan maka akan
berubah wujud menjadi padat, yaitu es. Jadi, pendinginan
menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair
akan berubah wujudnya menjadi benda padat.
c) Pembakaran
Pada saat di bakar kertas tersebut mengalami perubahan warna
dan bentuk. Sebelum dibakar kertas tersebut berwarna putih,
namun setelah dibakar warna kertas berubah menjadi hitam.
Selain perubahan warna, kertas juga mengalami perubahan
bentuk dari berupa lembaran menjadi abu. Oleh karena itu,
pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami perubahan
bentuk, warna, kelenturan, dan bau.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
19
d) Pembusukan
Buah yang dibiarkan beberapa hari di udara terbuka maka akan
menjadi lembek, layu, dan warnanya pun berubah. Hal ini terjadi
karena buah yang dibiarkan di udara terbuka akan mengalami
pembusukan. Jadi, pembusukan juga mengakibatkan benda
mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau.
e) Perkaratan
Logam seperti besi, dapat mengalami perkaratan apabila terkena
air atau uap air dan dibiarkan dalam waktu yang lama.
Perkaratan ini menyebabkan warna besi berubah dan besi
menjadi rapuh. Perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami
perubahan warna dan kekuatan, Sulistyanto, H dan Edy, W
(2008: 63-71).
4) Macam-macam Perubahan Sifat Benda
a) Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Sementara
Perubahan bersifat sementara adalah perubahan benda yang
dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat
baru. Perubahan bersifat sementara disebut juga perubahan
fisika.
b) Perubahan Sifat Benda yang Bersifat Tetap
Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak
dapat kembali ke wujud semula. Perubahan ini menghasilkan
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
20
zat baru. Perubahan bersifat tetap disebut juga perubahan kimia,
Azmiyawati, C dan Kusumawati, R (2008: 73).
4. Metode Discovery
Discovery merupakan metode pembelajaran yang membuat siswa
menjadi lebih aktif lagi. Menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 77)
discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga siswa dapat
menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku.
Discovery merupakan proses pembelajaran yang berfokus pada
penemuan masalah (sumber pembelajaran) yang berasal dari pengalaman-
pengalaman nyata siswa. Sehingga tujuan utama dari discovery tidak
terletak pada pencarian aplikasi pengetahuan, melainkan suatu upaya
untuk membangun pengetahuan secara induktif dari pengalaman-
pengalaman siswa dan pengalaman merupakan sumber materi yang dapat
dieksplorasi dalam proses pembelajaran (Anam, 2015: 110).
Strategi pembelajaran discovery adalah nama lain dari strategi
penemuan. Pengetahuan baru yang diperoleh siswa dilakukan melalui
aktivitas discovering atau menemukan dimana guru mengarahkan siswa
sedemikian rupa sehingga siswa menemukan konsep-konsep dan prinsip-
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
21
prinsip melalui proses mentalnya sendiri (Said dan Budimanjaya, 2015:
117).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa discovery adalah metode pembelajaran yang bertujuan untuk
menemukan suatu konsep atau memecahkan masalah dengan melibatkan
kemampuan siswa secara maksimal. Metode penemuan ini lebih
menitikberatkan pada siswa atau berpusat pada siswa, sehingga siswa
akan lebih berperan aktif saat mengikuti proses pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery
menurut Whewell (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 118) adalah
sebagai berikut:
1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Guru melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip
pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.
3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.
4) Guru membantu dan memperjelas tugas/ masalah yang dihadapi
siswa serta perannya masing-masing.
5) Guru mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Guru mengecek pemahaman siswa terhadap hal yang akan
dipecahkan.
7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
22
8) Guru membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh
siswa.
9) Guru memfasilitatori siswa agar mampu menganalisis sendiri dengan
pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
10) Guru memfasilitatori terjadinya interaksi antara siswa dan guru.
11) Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
Keunggulan metode discovery menurut Roestiyah (2012: 20-21)
adalah sebagai berikut:
1) Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan,
serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/ pengenalan
siswa.
2) Siswa meperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/
individual sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa
siswa tersebut.
3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
4) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang
dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan
pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
23
7) Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Sehingga guru
hanya sebagai teman belajar saja dan membantu bila diperlukan.
Kelemahan metode discovery menurut Roestiyah (2012: 21)
adalah sebagai berikut:
1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik.
2) Bila kelas terlalu besar penggunaan metode ini akan kurang berhasil.
3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan metode penemuan.
4) Dengan metode ini ada yag berpendapat bahwa proses mental ini
terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/ pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.
5) Metode ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir
secara kreatif.
Langkah-langkah pembelajaran discovery pada pelajaran IPA
materi benda dan sifatnya, mengacu pada pendapat dari Whewell di atas
adalah sebagai berikut:
1) Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
24
2) Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memberikan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi kepada siswa.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok kegiatan
yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Guru menjelaskan tentang permasalahan atau materi yang nantinya
akan dihadapi oleh siswa.
5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
6) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa.
7) Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk percobaan.
8) Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan percobaan.
9) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan siswa dan membantu
siswa jika ada kesulitan.
10) Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan hasil diskusi.
11) Guru menunjuk satu persatu perwakilan kelompok untuk melakukan
presentasi di depan kelas.
12) Guru membimbing siswa untuk bertanya dan berpendapat terhadap
hasil presentasi kelompok yang sedang maju di depan kelas.
13) Guru memberikan pemantapan dan penguatan materi kepada siswa.
14) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum jelas.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
25
15) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan dan materi
yang telah dibahas.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, Z (2012) dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media Realita Terhadap
Hasil Belajar IPA”, menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas V yang diajar menggunakan metode discovery
berbasis media realita. Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar IPA pada
siswa yang diajar dengan metode discovery berbasis media realita lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung
berbasis media gambar.
Penelitian yang dilakukan oleh Artini (2014) dengan judul “Pengaruh
Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Kreativitas Dan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas 6 SDK Soverdi Tuban”, menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran
konvensional.
Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini dilihat dari penggunaan
metode yang sama dalam pembelajaran yaitu metode discovery. Hasil
penelitian di atas menjadi salah satu dasar dalam pemilihan metode discovery
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
26
yang diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu menjadi cerminan
supaya penelitian ini menjadi lebih baik dan sesuai.
C. Kerangka Pikir
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih
metode pembelajaran yang tepat. Dengan adanya pemilihan metode yang
tepat, maka akan membuat siswa tertarik dengan kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, dengan adanya pemilihan metode yang tepat maka materi yang
diberikan oleh guru akan mudah diserap oleh siswa. Sehingga siswa dapat
memahami dengan baik apa yang diberikan oleh guru. Kemudian untuk dapat
melakukan pembelajaran yang efektif, siswa dituntut agar aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
menekankan pada bagaimana proses kegiatan belajar mengajar itu
dilaksanakan. Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk
terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan
aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk
itu diperlukan ketepatan metode yang mampu mengaktifkan siswa, yaitu
metode discovery. Dengan menggunakan metode discovery ini diharapkan
dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016
27
Berikut adalah skema kerangka berfikir dari penelitian ini:
Gambar 2.1 Bagan alur kerangka pikir
Kondisi awal
1. Guru belum menggunakan metode
pembelajaran yang tepat atau
bervariasi.
2. Siswa pasif/ tidak berani untuk
bertanya
3. Siswa kurang tertarik dengan
pembelajaran
4. Siswa kurang dapat memahami materi
5. Kondisi kelas kurang kondusif
Pelaksaan
Tindakan
Tindakan untuk mengatasi masalah adalah melalui metode discovery,
langkah-langkahnya:
1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Guru melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip
pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.
3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.
4) Guru membantu dan memperjelas tugas/ masalah yang dihadapi
siswa serta perannya masing-masing.
5) Guru mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Guru mengecek pemahaman siswa terhadap hal yang akan
dipecahkan.
7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan
penemuan.
8) Guru membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh
siswa.
9) Guru memfasilitatori siswa agar mampu menganalisis sendiri
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi
masalah.
10) Guru memfasilitatori terjadinya interaksi antara siswa dan guru.
11) Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
Kondisi Akhir
Peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi
belajar siswa yang telah mencapai KKM
IPA yaitu 70 sekurang-kurangnya 80%.
Upaya Meningkatkan Rasa..., Wingit Ilyas Witana, FKIP, UMP, 2016