LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI dan KONVERSI ENERGI
1. Pengukuran Tenaga Manusia pada Beban yang Berbeda
Oleh:
1. Afina Putri 240110120060
2. Irfan Maulana 240110130065
3. Djagat C.B.T 240110130067
4. Rifayani Fadhilah 240110130068
5. Chavvah H. 240110130075
Kelompok/ Shift : 1/ Shift B-1
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 17 September 2015
Asisten : 1. Bunga Pratiwi
2. Gilang Satriayudha
3. Rudyanto Putra SSalman Hafidz
4. Septian A. Wicaksana
DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daya Tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja
dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah
menyelesaikan pekerjaan terssebut dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
kegiatan rutin sehari-hari. Yang dimaksud dengan daya tahan jantung dan paru-
paru adalah kemampuan Jantung dan kapasitas paru-paru dalam melakukan
aktifitas kerja dalam waktu lama tanpa mengalami gangguan yang berarti. Daya
tahan tersebut dapat diukur dari kemampuan melakukan tugas yang berat secara
terus-menerus yang mengikutsertakan otot-otot besar dalam waktu lama. Jantung,
paru-paru, dan sisitem peredaran darah berfungsi secara efisien dalam tempo yang
cukup tinggi selama periode waktu tertentu.. Semakin tinggi derajat kesegaran
jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Adanya aktivitas
otot akan mengubah fungsi-fungsi faal dalam tubuh seperti contohnya denyut
jantung manusia.
Pada praktikum ini akan ditelaah lebih lanjut hubungan antara kekuatan fisik
yang dikeluarkan dengan energi yang dikeluarkan dan denyut jantung yang
dihasilkan dengan cara melakukan beberapa aktivitas yang membutuhkan banyak
energy. Pengukuran denyut jantung akan dilakukan dengan cara konvensional;
yaitu, merasakan denyut yang terdapat pada arteri radial pada pergelangan tangan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui salah satu metoda pengukuran tenaga fisik yang dihasilkan
oleh manusia
2. Mengidentifikasikan dan menganalisis perbedaan tenaga yang dikeluarkan
pada beban yang berbeda
3. Mengkonversi denyut nadi manusia menjadi kisaran besar energi dan kelas
pekerjaan berdasarkan Skala Christensen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebutuhan Oksigen Manusia
Seorang dewasa, istirahat yang sehat rata-rata 53 liter oksigen per jam. rata-
rata, dewasa sehat bernafas sekitar 500 mL udara per napas.Ini disebut volume
tidal normal. yaitu terdiri dari 150 mL udara ini akan pergi ke daerah yang tidak
berfungsi paru-paru, yang disebut "ruang mati." Tingkat napas rata-rata nafas
adalah 12 napas per menit. Jadi, jumlah udara yang menghirup oleh orang yang
tersedia untuk digunakan adalah 12 x (500 ml -150 ml) = 4.200 mL /.menit.
Kalikan dengan 60 untuk mendapatkan 252.000 mL / jam. Artinya, setiap jam,
orang akan bernapas dalam 252 liter udara. Di udara bebas, hanya 21% dari udara
yang adalah oksigen. Jadi, 21% dari 252 L adalah 53 L. Jadi, dalam satu jam,
orang yang bernafas dalam sekitar 53 liter oksigen (Prasetyo, 2013).
2.2 Pengertian Denyut
Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran
kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis
pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada
leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis
posterior pada kaki (Prasetyo, 2013).
2.1.1 Kecepatan Denyut Nadi
Secara umum denyut nadi maksimum orang sehat saat berolah raga adalah
80% x (220-usia) untuk kebutuhan fitness. Lebih akurat, Sally Edward
memberikan rumusan perhitungan denyut nadi maksimum 210-(0,5xumur)-
(0,05xberat badan (dalam pound))+4 untuk pria, sedangkan untuk wanita adalah
210-(0,5xumur)-(0,05xberat badan (dalam pound)). Catatan: 1 kg = 2,2 pound.
Denyut jantung yang normal yakni 60-100 kali setiap menit, sedang denyut
jantung lambat kurang dari 60 kali per menit dan yang cepat lebih dari 100 kali
per menit maka di nyatakan abnormal (Prasetyo, 2013).
2.3 Pengertian Nadi
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri
yang berdasarkan systol dan gystole dari jantung. Daftar denyut nadi berdasarkan
umur sebagai berikut :
1. Bayi baru lahir : 140 kali per menit
2. Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
3. Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit
4. Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit
5. Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit
6. Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit
7. Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit
8. Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
9. Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit
10. Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit
11. Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit
llmu Kedokteran olahraga FKUI-RSCM, mengetahui denyut nadi
merupakan dasar untuk melakukan latihan fisik yang benar dan terukur. "Dari
denyut nadi, dapat diketahui intensitas atau seberapa keras seseorang melakukan
latihan. Atau seberapa keras jantungnya bekerja."secara umum, yang perlu Anda
perhatikan dalam olahraga adalah frekuensi dan intensitas. Frekuensi adalah
berapa kali seminggu seseorang melakukan olahraga. Sedangkan intensitas dilihat
dari denyut nadi. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengukur denyut nadi.
Pertama-tama yang perlu Anda ketahui adalah denyut nadi normal Anda. Hasilnya
dapat diperoleh dengan menghitung denyut nadi saat bangun pagi, sebelum
melakukan aktivitas apapun. Hasil ini juga sering disebut denyut nadi istirahat
(resting heart rate). Agar diperoleh hasil yang akurat, Sebaiknya pengukuran
dilakukan tiga hari berturut-turut. Kemudian, ambil rata-ratanya.
Perlu di ketahui bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk meningkatkan
kecepatan denyut nadi seseorang. Dengan denyut nadi ini kita bisa mengetahui
keadaan tubuh kita. Jika denyut nadi kalian di atas 100 X per menit sangta
disarankan untuk tidak olah raga. Karena menurut website sarjana.com bahwa jika
diatas 100 atau pun di bawah 60 untuk tidak olahraga karena pada saat itu tubuh
kita sedang sakit (Ryan, 2011).Cara menghitung denyut nadi seseorang adalah
dengan cara letakkan jari pada pergelangan tangan (jangan menggunakan ibu jari),
atau dapat juga meraba daerah leher disamping tenggorokan, atau dapat juga
dengan secara langsung menempelkan telinga pada dada orang yang akan
diperiksa untuk mendengar detak jantungnya.
Denyut nadi pada orang yang sedang berisitirahat adalah sekitar 60 – 80
permenit untuk orang dewasa, 80 – 100 permenit untuk anak-anak, dan 100 – 140
permenit pada bayi. Namun denyut nadi bisa lebih cepat jika seseorang dalam
keadaan ketakutan, habis berolah raga, atau sakit panas. Umumnya denyut nadi
akan meningkat sekitar 20 kali permenit untuk setiap satu derajat celcius penderita
sakit panas (Prasetyo, 2013).
Sebagai catatan, denyut nadi yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak
beraturan dapat berarti gangguan pada jantung. Jika jumlah denyut nadi di bawah
kondisi normal, maka disebut pradicardi. Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi
normal, maka disebut tachicardi.
Angka-angka
Denyut nadi normal: 60 - 100/menit
Denyut nadi maksimal: 220
Umur Zone latihan (training zone; yaitu tingkat intensitas dimana Anda bisa
berolahraga): 70% - 85% dari denyut nadi maksimal
Adapun tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah sebagai
berikut :
Untuk mengetahui kerja jantung
Untuk menentukan diagnose
Untuk segera mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang
Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah sebagai berikut :
Ateri radalis : Pada pergelangan tangan
Arteri temporalis : Pada tulang pelipis
Arteri caratis : Pada leher
Arteri femoralis : Pada lipatan paha
Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki
Arteri politela : Pada lipatan lutut
Arteri bracialis : Pada lipatan siku
Ictus cordis : Pada dinding iga, 5 – 7
2.4 Denyut Jantung
Gambar 1. Interior View of the Heart(Sumber : http://slaraska2.files.wordpress.com/2010/12/jantung1.gif)
Jantung merupakan salah satu organ tubuh kita yang “tidak bisa” kita
kendalikan, berdetak sejak sebelum kita lahir. Seringkali merupakan cerminan
suasana hati, lebih cepat saat cemas, atau saat sangat bahagia (Raffi, 2013).
Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:
1. Jenis kelamin
2. Jenis aktifitas
3. Usia
4. Berat badan
5. Keadaan emosi atau psikis
2.5 Besaran Energi yang Dibutuhkan Manusia
Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan
oleh aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukan
maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Sebagai contoh,
seorang pria dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi sebesar 2.800
kilokalori. Sedangkan pekerja dengan pekerjaan yang berat membutuhkan 3.800
kilokalori (Prasetyo, 2013).
Selain energi, tentu keseimbangan zat gizi lain seperti protein, lemak,
vitamin dan mineral sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan kondisi
kesehatan dan kinerja yang baik (Anonim, 2011). Nutrisi yang tepat berarti
mengkonsumsi makanan dan cairan yang memadai yang dapat memberikan :
Bahan bakar (karbohidrat dan lemak) untuk energi.
Bahan-bahan (protein) untuk membangun, memelihara, dan memperbaiki
semua jaringan tubuh yang rusak
Bahan-bahan (vitamin dan mineral) untuk membantu proses-proses
metabolisme.
Air, suatu medium cairan untuk membantu proses-proses metabolisme.
Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan
terdiri dari 50 -55% karbohidrat, 25 -35 % lemak, 10 -15 % protein dan
secukupnya air, vitamin serta mineral.
2.6 Kalori
Kalori adalah zat yang berperan dalam proses pembakaran zat makanan
menjadi energi. Semua makanan mengandung kalori yang menghasilkan energi.
Energi itu sendiri menjadi bahan bakar yang dalam setiap aktifitas yang kita jalani
setiap hari. Hal lain yang perlu diketahui tentang kalori adalah bahwa kalori
dihasilkan oleh lemak, karbohidrat, dan protein (Zian, 2011).
Kebutuhan kalori sehari ditentukan oleh jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia,
dan aktivitas fisik. Pekerja kantor membutuhkan sekitar 2.500 kalori sehari. Atlet
mungkin lebih dari 3.500 kalori. Pasien kencing manis di bawah 2.000 kalori,
tergantung berat badan idealnya.
Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama
24 jam ditentukan oleh tiga hal :
1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan kebutuhan seorang
laki-laki dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 100 kilo
joule (23,87 kilo kalori) per 24 jam per kg BB. Sedangkan wanita dewasa
memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 98 kilo joule (23,39 kilo
kalori) per 24 jam per kg BB.
2. Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhaan kalori untuk kerja sangat
ditentukan oleh jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya
pekerjaan.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain diluar jam kerja. Rata-rata
kebutuhan kalori untuk aktivitas diluar kerja adalah ± 2400 kilo joule (573
kilo kalori) untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000 – 2400 kilo joule (425
– 477 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Konversi dan Energi kali ini
adalah sebagai berikut :
1. Cangkul
2. Ember
3. Jerigen
4. Meter tape
5. Selang
6. Sepeda Satik
7. Stopwatch
8. Temperatur dan humidity meter
9. Timbangan badan
3.1.2 Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Konversi dan Energi kali ini
adalah sebagai berikut :
1. Air
2. Volunteer (sepeda statik 1, cangkul 1, kapasitas paru-paru 2(1 perempuan, 1
laki-laki))
3.2 Prosedur
3.2.1 Pengukuran dengan Ergocycle
1. Memilih volunteer untuk dijadikan sampel pengamatan.
2. Melakukan pengukuran ambient condition di tiga tempat sekitar sepeda
statik dengan alat yang telah disiapkan.
3. Mengukur dan mencatat berat dan tinggi badan volunteer.
4. Mengukur denyut nadi volunteer selama 1 menit.
5. Volunteer mengayuh sepeda statik dalam waktu 5 menit dan kecepatan putar
roda tertentu (50 rpm) secara konsisten.
6. Setiap selang waktu 1 menit, mencatat denyut nadi secara konvensional oleh
praktikan lain, serta denyut nadi digital, dan kalori yang terdapat pada
sepeda statik.
7. Melakukan prosedur 5 dan 6 sebanyak 3 kali dengan beban yang berbeda (2,
4, dan 8 kg)
3.2.2 Pengukuran Beban Kerja
1. Menyiapkan petak lahan.
2. Melakukan pengukuran ambient condition di tiga tempat sekitar sepeda
statik dengan alat yang telah disiapkan.
3. Memilih volunteer.
4. Mengukur dan mencatat berat dan tinggi badan volunteer.
5. Mengukur denyut nadi volunteer selama 1 menit.
6. Melakukan kerja mencangkul dengan kedalaman 30 cm yang dilakukan
secara konsisten selama 5 menit.
7. Setiap selang waktu 1 menit, mencatat denyut nadi secara konvensional.
8. Melakukan prosedur 6 dan 7 sebanyak 3 kali dengan luas petakan lahan
yang berbeda (60 x 60 cm, 60 x 120 cm, 60 x 180 cm)
3.2.3 Pengukuran Kapasitas Paru-paru
1. Memilih volunteer untuk dijadikan sampel pengamatan.
2. Melakukan pengukuran ambient condition di tiga tempat sekitar sepeda
statik dengan alat yang telah disiapkan.
3. Mengukur dan mencatat berat dan tinggi badan volunteer.
4. Mengisi tangki dengan air sampai penuh dan tanpa udara.
5. Masukan tangki secara terbalik kedalam ember berisi air.
6. Masukan selang kedalam tangki.
7. Volunteer menghirup udara sebanyak mungkin, lalu meniup selang sebanyak
satu kali sampai udara didalam paru-paru terasa hampir habis.
8. Mengukur volume udara yang ada pada tangki dengan cara mengukur
volume air yang tersisa dalam tangki lalu volume tangki total dikurang
dengan volume air yang tersisa dalam tangki.
9. Melakukan prosedur 4-8 sebanyak 3 kali.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Sepeda Statis
Data relawan
Nama : Rifayani Fadhilah
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 155 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Kondisi peserta : Sudah makan
Denyut nadi awal : 68
Kondisi ruangan
Tabel 1. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 26.5 26.5 26.5 26.5RH 62% 62% 62% 62%
Tabel 2. Hasil Pengukuran Sepeda Statis
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit)
Denyut nadi
KaloriDenyut nadi
Kanan Kiri
Kondisi I
1 108 75 68 682 106 85 64 643 103 91 56 564 113 100 56 565 105 104 64 64
Kondisi II
1 114 116 64 802 115 126 56 643 116 135 60 604 125 141 68 685 126 145 68 68
Kondisi III
1 145 160 72 682 166 168 76 763 161 171 68 604 154 174 72 685 156 183 84 76
Gambar 1. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi I
Gambar 2. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi II
Gambar 3. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi III
Data relawan
Nama : Luthfie Hafidz I.
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 176 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Kondisi peserta : Belum makan
Denyut nadi awal : 72 denyut/menit
Kondisi ruangan
Tabel 3. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 26.5 26.5 26.5 26.5RH 62% 62% 62% 62%
Tabel 4. Hasil Pengukuran Sepeda Statis
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit)
Denyut nadi
KaloriDenyut nadi
Kanan Kiri
Kondisi I
1 53 215 104 1042 66 226 96 883 66 226 96 964 65 236 92 885 65 244 96 92
Kondisi II
1 64 252 120 1002 65 254 116 1123 71 263 108 1084 75 271 112 1045 74 275 116 116
Kondisi III
1 76 284 116 1122 76 295 132 1283 79 306 124 1284 84 315 140 1325 86 319 152 148
Gambar 4. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi I
Gambar 5. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi II
Gambar 6. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi III
Data Relawan
Nama : Devi Aprilia
Berat badan : 49 kg
Tinggi badan :151cm
Jenis kelamin : Perempuan
Kondisi peserta : Belum makan
Denyut nadi awal : 92/menit
Kondisi Ruangan
Tabel 5. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 26.5 26.5 26.5 26.5RH 62% 62% 62% 62%
Tabel 6. Hasil Pengukuran Sepeda Statistik
Perlakuan
Pengukuran
Waktu
(menit)
Denyut
nadiKalori
Denyut nadi manual
Kanan Kiri
Kondisi I
1 88 5 116 116
2 105 17 120 120
3 127 25 100 92
4 155 35 96 96
5 157 41 124 124
Kondisi II
1 55 52 108 108
2 106 60 128 126
3 106 65 132 108
4 106 74 116 128
5 126 86 132 144
Kondisi III
1 106 96 112 108
2 126 105 120 120
3 155 111 108 108
4 156 116 100 88
5 156 125 104 104
Gambar 7. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi I
Gambar 8. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi II
Gambar 9. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi III
Data relawan
Nama : Ilham Makarim
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 186 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Kondisi Peserta : Sudah Makan
Denyut nadi awal : 84/menit
Kondisi ruangan
Tabel 7. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 26,5 26,5 26,5 26,5RH 62% 62% 62% 62%
Tabel 8. Hasil Pengukuran Sepeda Statik
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit) Denyut nadi KaloriDenyut nadi normal
Kanan Kiri
I
1 157 172 8 722 165 151 124 803 156 153 120 844 151 152 112 1125 126 135 128 100
II
1 115 126 132 1122 111 115 108 1043 115 115 124 1204 111 102 120 1125 110 95 120 116
III
1 55 81 112 1122 55 72 112 1283 56 65 128 1284 56 55 140 1405 51 45 136 136
Gambar 10. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi I
Gambar 11. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi II
Gambar 12. Grafik Perbandingan Kalori terhadap Denyut Nadi Kondisi III
4.2 Cangkul
Data relawan
Nama : Irfan Maulana
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 171 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Kondisi peserta : Sudah makan
Denyut nadi awal : 108
Kondisi ruangan
Tabel 9. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 30.7 31.6 35 32.43RH 53% 50% 46% 49.67%
Tabel 10. Hasil Pengukuran Mencangkul
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit) Denyut nadi
Ringan60 x 60 x 30
1 1442 1563 1564 1645 160
Sedang120 x 60 x 30
1 1482 1483 1564 1325 120
Berat180 x 60 x 30
1 1082 1523 1564 1525 156
Gambar 13. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Ringan
Gambar 14. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Sedang
Gambar 15. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Berat
Data relawan
Nama : Farida
Berat badan : 42 kg
Tinggi badan : 157 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Kondisi peserta : Belum makan
Denyut nadi awal : 104
Tabel 11. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 28,1˚C 28,4 ˚C 29 ˚C 28,5 ˚CRH 55% 55% 53% 54,3%
Tabel 12. Hasil Pengukuran Mencangkul
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit) Denyut nadi
Ringan60 x 60 x 30
1 1442 1403 1404 1565 144
Sedang120 x 60 x 30
1 1562 1523 1564 1525 156
Berat180 x 60 x 30
1 1522 1443 1484 1405 144
Gambar 16. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Ringan
Gambar 17. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Sedang
Gambar 18. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Berat
Data Volunteer
Nama : Heri
Berat badan : 98 kg
Tinggi badan : 175 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Kondisi peserta : Belum makan
Denyut nadi awal : 96/menit
Kondisi Ruangan
Tabel 13. Kondisi Lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 28,9°C 29,1°C 29,6°C 29,2°C
RH 56% 53% 53% 54%
Data hasil praktikum
Tabel 14. Hasil Pengukuran Mencangkul
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit) Denyut nadi
Ringan60 x 60 x 30
1 1402 1483 1484 1725 188
Sedang120 x 60 x 30
1 1602 1683 1884 1805 184
Berat180 x 60 x 30
1 1722 1803 1884 1925 196
Gambar 19. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Ringan
Gambar 20. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Sedang
Gambar 21. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Berat
Data relawan
Nama : Nadyah Rachma D.
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Kondisi Peserta : Sudah makan
Denyut nadi awal : 72
Kondisi ruangan
Tabel 15. Kondisi lingkungan
KondisiPengukuran
Rata-rata1 2 3
Suhu 30,7°C 31,6°C 35°C 32,43RH 53% 50% 46% 40,67%
Tabel 16. Hasil Pengukuran Mencangkul
PerlakuanPengukuran
Waktu (menit) Denyut Nadi
Ringan (60cmx60cm)
1 1002 1563 1684 1645 172
Sedang (120cm x60 cm)
1 1402 1163 1044 1085 180
Berat (180 cm x 60 cm)
1 1082 923 1804 1525 156
Gambar 22. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Ringan
Gambar 23. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Sedang
Gambar 24. Grafik Perbandingan Waktu terhadap Denyut Nadi Kondisi Berat
4.3 Kapasitas Paru-Paru
Data relawan
I IINama Djagat Cakra B. T. Siti PatimahBerat badan 125 kg 52 kgTinggi badan 197 cm 159 cmJenis kelamin Laki-laki PerempuanKondisi peserta Sudah makan Sudah makan
Tabel 17. Hasil Pengukuran Kapasitas Paru-Paru
Relawan Pengukuran V0 (l) V1 (l)Paru-Paru (V0-V1) (l)
I
110.2
5.445 4.7552 5.840 4.3603 5.490 4.710
Vparu-paru rata-rata 4.608
II
110.2
7.840 2.3602 7.700 2.5003 7.740 2.460
Vparu-paru rata-rata 2.440
Data relawan
I IINama M.Rizky Ramanda Delliana IslamiBerat badan 68 kg 46 kgTinggi badan 176 cm 153 cmJenis kelamin Laki-laki PerempuanKondisi peserta Sudah makan Sudah makan
Tabel 18. Hasil Pengukuran Kapasitas Paru-Paru
Relawan Pengukuran V0 (l) V1 (l)Paru-Paru (V0-V1) (l)
I
110,2
6,88 3,322 7,42 2,783 6,33 3,87
Vparu-paru rata-rata 3,32
II
110,2
7.96 2,242 7.74 2,463 7.64 2,56
Vparu-paru rata-rata 2,42
Data relawan
Nama : Lukman Hakim, Tri Halimah
Tabel 19. Hasil Pengukuran Kapasitas Paru-Paru
Volunteer PengukuranVo
(liter)
V1
(liter)
V paru-paru
(Vo-V1) (liter)
I
Laki-laki
1
10,2
5,88 4,32
2 5,94 4,26
3 6,0 4,2
V paru rata-rata 4,26
II
Perempuan
1
10,2
6,9 3,3
2 6,86 3,34
3 7,26 2,94
V paru rata-rata 3,19
Data relawan
I IINama Chondro Jati Nadyah Rachma D.Berat badan 63 kg 50 kgTinggi badan 162 cm 155 cmJenis kelamin Laki-laki PerempuanKondisi peserta Sudah makan Sudah makan
Tabel 20. Hasil Pengukuran Kapasitas Paru-paru
Volunteer Pengukuran (liter) (liter)
V paru-paru ( )
liter
Laki-laki
110,2
7,37 2,832 7,28 2,923 8,13 2,07
V paru-paru 7,59 2,61
Perempuan
110,2
8,13 2,072 7,47 2,733 7,77 2,43
V paru-paru 7,79 2,41
Afina Putri240110120060
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran tenaga manusia pada beban yang
berbeda. Terdapat 3 jenis percobaan pada praktikum ini, yaitu pengukuran denyut
nadi dan kalori pada aktivitas bersepeda, pengukuran denyut nadi pada aktivitas
mencangkul, dan pengukuran kapasitas paru-paru manusia. Pada percobaan
sepeda statik, kelompok kami menggunakan volunteer berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan untuk percobaan mencangkul digunakan volunteer berjenis kelamin
perempuan. Sebelum melakukan percobaan, data volunteer dicatat terlebih dahulu
seperti berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, denyut nadi awal, dan kondisi
volunteer apakah sudah makan atau belum.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah mengukur denyut nadi dan kalori
pada aktivitas bersepeda. Setelah dilakukan percobaan seperti pada prosedur,
diperoleh hasil yang menunjukkan kalori yang terus meningkat, artinya semakin
lama bersepeda, kalori yang dihasilkan dari volunteer juga semakin besar. Begitu
pun seharusnya dengan denyut nadi yang semakin meningkat, namun pada
kondisi I diperoleh hasil pengukuran denyut nadi yang fluktuatif. Hal ini
dikarenakan kondisi I masih dalam keadaan baru dimulai, sehingga aktivitas yang
dilakukan masih belum memberikan pengaruh besar.
Pada percobaan mencangkul, diperoleh hasil yang kurang sesuai dengan
teori. Seharusnya denyut nadi meningkat seiring bertambahnya beban kerja dan
waktu. Namun hasil yang diperoleh menunjukkan denyut nadi tidak bertambah
atau justru menjadi semakin turun. Hal ini dikarenakan alat cangkul yang
digunakan sering kali rusak sehingga waktu yang ada lebih banyak digunakan
untuk memperbaiki cangkul sehingga denyut nadi volunteer dalam keadaan
normal. Selain itu, dikarenakan waktu untuk percobaan sangat terbatas,
perhitungan denyut nadi hanya 15 detik yang dikalikan 4, sementara mengukur
denyut nadi seharusnya selama 1 menit, sehingga pengukuran menjadi tidak
akurat.
Pada percobaan yang ketiga adalah mengukur kapasitas paru-paru manusia.
Kapasitas paru-paru dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berat badan, tinggi
Afina Putri240110120060
badan, jenis kelamin, usia, aktivitas yang dilakukan sehari-hari, dan sebagainya.
Dari hasil percobaan terlihat kapasitas paru-paru volunteer 1 lebih banyak bahkan
sampai dua kalinya kapasitas paru-paru volunteer 2, dimana volunteer 1 berjenis
kelamin laki-laki dengan berat badan dan tinggi badan lebih besar dari volunteer 2
yang berjenis kelamin perempuan. Besarnya kapasitas paru-paru juga
mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan oleh manusia.
Umumnya, semakin besar kapasitas paru-paru manusia, semakin berat pula
pekerjaan yang dapat dilakukan serta semakin besar pula kalori yang dapat
dihasilkan.
Mengukur besar tenaga manusia dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar pekerjaan yang dapat dilakukan manusia, jangan sampai manusia
mengalami kelelahan yang berlebihan (fatigue). Jika seseorang bekerja pada
tingkat energi diatas 5,2 kcal per menit , maka pada saat itu akan timbul rasa lelah.
Pada percobaan ini, dari data hasil praktikum tidak ada pekerjaan yang
mengeluarkan energi diatas 5,2 kcal per menit, sehingga pekerjaan seperti ini
masih diperbolehkan dengan catatan waktu yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan tersebut harus diperhatikan jangan sampai melebihi kemampuan
maksimal yang dapat dilakukan manusia.
Irfan Maulana240110130059
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini pengukuran tenaga manusia ini didapatkan hasil
yang bervariasi tiap volunteer (sukarelawan). menunjukkan detak jantung yang
tidak konstan dengan bertambahnya waktu. Hal tersebut dapat disebabkan karena
dalam mengayuh volunteer tidak konstan sehingga pada waktu pengukuran detak
jantung tidak akurat. Namun selain itu faktor psikis juga berpengaruh terhadap
detak jantung, hal tersebut bermaksud bahwa perasaan seseorang berpengaruh
terhadap kerja yang dihasilkan.
Pada saat mengayuh dengan ditambah beban akan bertambah detak
jantungnya karena kerja yang dilakukan semakin berat sehingga memerlukan
lebih banyak tenaga. Dengan lebih banyak tenaga maka detak jantung lebih cepat
berdetak karena pemompaan darah oleh jantung semakin terpacu. Dengan kata
lain tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan kerja dengan beban yang berbeda
akan menghasilkan tenaga yang berbeda juga. Semakin berat beban maka semakin
besar pula tenaga yang dikeluarkan oleh manusia untuk menyelesaikan kerja
tersebut. Seperti halnya mengayuh sepeda pada jalan datar membutuhkan tenaga
yang berbeda dari pengendaranya dengan mengayuh sepeda pada jalan tanjakan.
Hal tersebut karena pada jalan tanjakan beban yang harus dilalui besar karena
melawan gaya gravitasi. Begitu pula halnya dengan pekerjaan yang lainnya.
Asupan kalori pada makanan sangat berpengaruh terhadap tenaga yang
dihasilkan manusia. Dimana asupan kalori tersebut yang akan dibakar pada sistem
metabolisme dan berubah menjadi tenaga yang dihasilkan untuk melaksanakan
kerja. Tenaga yang dikeluarkan untuk mengayuh ergometer dipengaruhi juga oleh
besarnya RPM pada saat volunteer mengayuh. Kelembaban ruangan dan suhu
ruangan berhubungan dengan kerja dari manusia. Pada saat volunteer melakukan
kerja maka mengeluarkan kalor melalui panas tubuh (keringat) sehingga
berpengaruh pada suhu ruangan.
Denyut nadi manusia pada saat setelah melakukan kerja dapat digunakan
sebagai kisaran besaran energi yang dikeluarkan dengan satuan watt. Konversi
tersebut berdasarkan pada skala Cristensen. Dimana dalam praktikum kali ini
Irfan Maulana240110130059
pada sukarelawan (Rifayani Fadhilah, beban berat) menaiki sepeda statik yang
diberikan level 1 ,level 4 , dan Level 8 masing-masing dengan waktu 5 menit.
Pada kondisi ketiga dengan level 8 dengan denyut nadi yang terus meningkat,
dikarenakan semakin lama kita beraktifitas maka denyut nadi semakin cepat, lain
halnya dengan percobaan satu dan dua denyut nadi fluktuatif dikarenakan saat
mengayuhnya tidak konstan. Pada percobaan pengukuran denyut nadi
mencangkul pada Irfan Maulana (beban ringan) dengan kondisi santai terjadi
peningkatan denyut nadi dikarenakan semakin lama dia mencangkul maka denyut
nadi semakin cepat.
Pada pengukuran ketiga dengan sukarelawan Djagat C.B.T yaitu pada
pengukuran kapasitas paru-paru dengan meniup melalui selang ke jerigen yang
berisi air didapat hasil pengukuran kapastitas paru-paru 4,6 liter sedangkan pada
sukarelawan Siti Patimah pengukuran kapasitas paru-paru dengan mengayuh
sepeda didapat hasil pengukuran jantung rata-rata 2.4 liter sebab secara morfologi
pada laki-laki memiliki kapasitas tampung yang lebih besar sehingga energi yang
digunakan lebih besar daripada perempuan.
Faktor pembeda yang menyebabkan bedanya kalor yang dikeluarkan pada
saat aktivitas kerja yang dilakukan oleh manusia ialah berat badan, tinggi badan,
kondisi badan (sudah makan atau belum makan). Faktor yang paling berpengaruh
pada kerja fisik ialah tingkatan beban yang di terima atau pertambahan beban
kerja, dan juga faktor perbedaan jenis kelamin sangat jelas berbeda. Namun
perbedaan pada kapasitas paru-paru manusia tidak berpengaruh pada kalor yang
dibutuhkan saat kerja fisik dilakukan, karena denyut jantung manusia tidak
tergantung pada kapasitas paru-paru manusia.
Djagat Cakra Buana240110130067
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pengukuran tenaga manusia.
Cara mengetahuinya dengan dilakukan beberapa aktifitas seperti mengayuh
sepeda statik dan mencangkul. Parameter yang akan diukur dari seluruh aktifitas
yang akan diujikan adalah denyut nadi serta kapasitas paru-paru. Diambil
beberapa praktikan untuk dijadikan sampel pada praktikum kali ini, kategori
tersebut yaitu wanita dan pria dengan ukuran tubuh yang kecil serta pria dengan
wanita yang memiliki ukuran tubuh besar. Praktikan yang mencangkul dengan
yang mengayuh sepeda adalah orang yang berbeda.
Pada kelompok praktikan satu dilakukan untuk wanita berukuran tubuh
besar. Pada proses pengukuran mengayuh sepedah statik dilakukan oleh praktikan
dengan ukuran tubuh kecil dan wanita. Pada tiga beban yang berbeda, yaitu 1 kg,
4 kg, serta 8 kg dengan waktu masing-masing beban adalah lima menit. Sebelum
mengayuh data praktikan dicari terlebih dahulu seperti berat badan, tinggi badan,
serta denyut nadi , kondisi praktikan sudah makan atau belum sebelum melakukan
aktifitas tersebut. Diperoleh denyut nadi awal, yaitu 68 denyut/menit, lalu
kayuhan dimulai dengan beban 1 kg selama 5 menit. Dilakukan pengukuran
denyut nadi pada menit pertama, ketiga dan kelima serta denyut nadi tersebut
diperiksa untuk tangan kanan dan kiri. Lalu dilakukan untuk beban 4 kg dan 8 kg.
Berdasarkan hasil yang tertera pada layar sepeda statik, untuk beban 1 kg
hingga 8 kg praktikan mengalami kenaikan dan penurunan denyut nadi setiap
menitnya. Hal tersebut dapat terjadi karena kayuhan praktikan yang kurang stabil
sehingga tidak konstan dalam denyut nadi permenitnya, bisa juga terjadi karena
tubuh praktikan menyesuaikan energi yang dikeluarkan dengan beban yang
diberikan pada saat transisi beban.
Ketika pengukuran denyut nadi, denyut nadi yang diukur pada tangan kanan
dan kiri terdapat perbedaan. Hal itu dapat disebabkan karena kekuatan tangan
yang digunakan untuk menggenggam berbeda sehingga aliran darah yang
mengalir pada masing-masing tangan pun berbeda. Untuk banyaknya kalori yang
terbakar rata-rata mengalami peningkatan meskipun terdapat penurunan pada saat
Djagat Cakra Buana240110130067
beban 4 kg menit ke 4. Kenaikan jumlah kalori yang terbakar disebabkan oleh
banyaknya energi yang dihasilkan untuk melaksanakan aktifitas tersebut.
Banyaknya asupan makanan yang dimakan oleh praktikan mempengaruhi juga
proses metabolisme tubuhnya.
Untuk kegiatan mencangkul, kelompok praktikan dilakukan oleh pria yang
bertubuh kecil. Proses pengukuran kadar tenaga dilakukan sebanyak tiga tahap,
yaitu mencangkul pada ukuran tanah 60 x 60 x 30 cm, dilanjutkan dengan 120 x
60 x 30 cm serta ukuran 180 x 60 x 30 cm. Dengan berbedanya ukuran tanah yang
dicangkul, maka akan semakin besar pula tenaga yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan petak tersebut dalam jangka waktu lima menit. Sama halnya
dengan kegiatan awal, pengukuran denyut nadi dilakukan dalam jangka waktu 74
denyut/menit. Denyut nadi praktikan setelah mencangkul terus meningkat karena
beban yang dikerjakannya pun menignkat dari awal. Setelah istirahat selama dua
hingga tiga menit, denyut nadi praktikan akan menurun karena saat istirahat tidak
terjadi aktifitas yang berlebih.
Pengukuran kapasitas paru-paru dilakukan pada kondisi praktikan dalam
keadaan kondisi normal. Praktikan wanita memiliki rata-rata kapasitas paru-paru
sebesar 2,44 L sedangkan pada praktikan pria didapatkan hasil rata-rata kapasitas
paru-paru sebesar 4,608 L. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan jenis
kelamin dan tingkat aktifitas yang dilakukan oleh kedua praktikan tersebut
sehingga mempengaruhi kadar konsumsi oksigen yang digunakan untuk proses
metabolisme di dalam tubuh.
Setelah dilakukannya perbandingan dengan kelompok praktikan lainnya,
dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin, kondisi fisik, daya tahan, keseimbangan,
sering atau tidaknya berolahraga dapat mengakibatkan perbedaan kapasitas paru-
paru dimana pria umumnya lebih besar nilai kapasitas paru-parunya dibandingkan
wanita serta praktikan yang telah makan akan lebih kecil kapasitas paru-parunya
dibandingkan praktikan yang belum makan karena belum terjadinya proses
metabolisme didalam tubuh. Batas maksimum manusia bekerja ialah 100 meter
per 9,68 detik untuk kecepatan berlari.
Rifayani Fadhilah240110130068
BAB V
PEMBAHASAN
Kerja fisik merupakan kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia
sebagai sumber tenaganya. Kerja fisik juga dapat dikonotasikan dengan kerja
berat karena kegiatan tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama
periode kerja berlangsung. Dalam kerja fisik, konsumsi energi merupakan faktor
utama yang dijadikan tolak ukur atau penentu berat ringannya suatu pekerjaan.
Kerja fisik mengakibatkan perubahan fungsi pada beberapa bagian tubuh, yang
dapat dideteksi dengan cara mengamati konsumsi oksigen, denyut jantung,
peredaran udara dalamparu-paru, temperatur tubuh, dan masih banyak lagi.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pengukuran tenaga manusia
pada beban yang berbeda. Ada tiga percobaan yang dilakukan, yang pertama
adalah pengukuran tenaga manusia menggunakan sepeda statik, yang kedua
adalah pengukuran tenaga manusia ketika melakukan kerja berat, dalam kasus ini
adalah mencangkul, dan yang ketiga adalah pengukuran kapasitas paru-paru.
Setiap sebelum melakukan percobaan, dilakukan pengukuran ambient condition
menggunakan temperatur dan humidity meter di tiga titik sekitar tempat
percobaan, hal ini dilakukan karena kondisi lingkungan juga berpengaruh
terhadap kondisi dan kapasitas kerja manusia.
Untuk pengukuran tenaga kerja manusia menggunakan sepeda statik,
parameter yang diukur adalah denyut nadi baik diukur secara manual maupun
digital, dan kalori. Variabel tetapnya adalah kecepatan mengayuh sepeda yaitu
sekitar 50 rpm. Sedangkan Variabel bebasnya adalah beban sepeda yaitu 2 kg, 4
kg, dan 8 kg. Denyut nadi awal yang diukur secara manual selama satu menit
adalah 68, sedangkan secara digital adalah 108. Perbedaan mungkin terjadi karena
dua alasan, yang pertama adalah ketidak akuratan perhitungan praktikan, yang
kedua adalah ketidak akuratan alat atau terjadi kerusakan pada alat. Denyut nadi
volunteer yang diukur secara manual dari kondisi I hingga kondisi II masih
terhitung konstan yaitu 56 – 68 per menit, namun pada kondisi III denyut nadi
naik mulai dari 60 per menit hingga 84 per menit. Terjadi fluktuasi yang cukup
signifikan karena volunteer mulai tidak konstan saat mengayuh sepeda di kondisi
Rifayani Fadhilah240110130068
III menit ke-3. Namun perhitungan secara digital menunjukan denyut nadi yang
naik dari kondisi I hingga kondisi III yaitu 103 – 156 per menit. Begitu juga
dengan perhitungan kalori, naik secara konstan dari kondisi I sampai kondisi II
mulai dari 75 – 183 kalori tanpa adanya penurunan. Artinya semakin lama dan
semakin berat beban yang dilakukan saat bekerja secara fisik mengakibatkan
kenaikan denyut nadi dan kalori yang terbuang.
Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran tenaga kerja manusia ketika
melakukan kerja berat, kerja berat dalam hal ini adalah mencangkul. Apabila
dilihat dari hasil denyut nadi, voulunteer memiliki denyut nadi yang konstan dari
kondisi I hingga kondisi III. Namun hal ini terjadi karena, kerja volunteer tidak
konstan. Semakin lama volunteer melakukan kerja, semakin lambat dan dangkal
cangkulannya. Volunteer juga sering beristirahat.
Sedangkan percobaan ketiga berbeda dengan percobaan pertama dan kedua.
Percobaan ketiga tidak melakukan pengukuran pada kekuatan fisik, percobaan
dilakukan pada kapasitas fisik, yaitu kapasitas paru-paru. Percobaan dilakukan
terhadap dua volunteer dengan jenis kelamin yang berbeda. Menurut literatur
kapasitas paru-paru rata-rata laki-laki adalah 3-5 L, sedangkan untuk perempuan
2-4 L. Kapasitas paru-paru rata-rata volunteer laki-laki 4.6 L, sedangkan kapasitas
paru-paru rata-rata volunteer perempuan adalah 2.4 L. Hal ini membuktikan
bahwa kapasitas paru-paru manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin. Secara tidak
langsung, jenis kelamin mempengaruhi energi kerja yang dibutuhkan manusia.
Chavvah Hashilah240110130075
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dipelajari tentang pengukuran tenaga manusia pada
beban yang berbeda. Pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
besarnya tenaga yang dilakukan manusia karena dalam setiap harinya manusia
selalu terlibat dengan kegiatan bekerja yang memerlukan tenaga. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan tiga buah alat, yaitu sepeda statis atau ergocycle,
cangkul, dan pengukuran kapasitas paru-paru dengan menghitung selisih volume
air. Pada setiap pengukuran dipilih satu orang relawan, kecuali untuk pengukuran
kapasitas paru-paru dimana dibutuhkan dua orang relawan, yaitu laki-laki dan
perempuan. Dari kelompok kami, dipilih satu orang laki-laki dengan kategori
ringan dan satu orang perempuan dengan kategori berat. Hal ini dilakukan karena
salah satu faktor penentu besarnya tenaga kerja yang dikeluarkan manusia adalah
gender dan berat badan.
Pengukuran pertama dilakukan dengan menggunakan sepeda statis atau
ergocycle. Sebelumnya, dilakukan pengukuran suhu dan kelembapan lingkungan
terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan merupakan salah satu
faktor yang akan memengaruhi besar tenaga yang akan digunakan. Pada
pengukuran ini, dari kelompok kami dipilih satu relawan perempuan dengan
kategori berat. Pengukuran dengan sepeda statis dilakukan dengan cara mengayuh
sepeda selama 15 menit, dimana setiap 5 menit ditambahkan beban. Kecepatan
putar harus dijaga tetap konsisten pada 200 sampai 300 rpm, hal ini dilakukan
agar pengukuran yang dilakukan lebih akurat. Kemudian diamati kalori dan
denyut nadi relawan yang tertera pada layar display ergocycle. Selain itu,
dilakukan juga perhitungan denyut nadi manual dengan cara menghitung denyut
nadi pada pergelangan tangan atau nadi relawan selama 15 detik. Dari hasil yang
didapatkan, terlihat bahwa denyut nadi relawan terus naik seiring berjalannya
waktu dan bertambahnya beban. Hal ini terjadi karena semakin berat kerja yang
harus dilakukan, tubuh kita akan memerlukan semakin banyak tenaga. Hal ini
berdampak pada denyut nadi yang semakin cepat dan kalori yang semakin banyak
digunakan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin berat beban, maka
Chavvah Hashilah240110130075
semakin besar denyut nadi dan semakin besar pula kalori yang digunakan atau
terbakar. Hal ini didukung pula dengan bentuk grafik pengukuran yang naik.
Selain itu, didapatkan selisih yang cukup besar antara denyut nadi yang tertera
pada ergocycle dan yang didapatkan dari hasil perhitungan manual. Hal ini dapat
terjadi karena pada perhitungan manual, rentan terjadi kesalahan pada peletakkan
jari pengukur denyut nadi pada nadi relawan, sehingga hasil perhitungan tidak
akurat.
Pengukuran kedua yang dilakukan adalah pengukuran menggunakan
cangkul. Pengukuran dilakukan dengan menyiapkan petak lahan dengan tiga
perlakuan berbeda, yaitu perlakuan pertama dengan ukuran petak 60 cm x 60 cm
dan kedalaman 30 cm atau perlakuan ringan, perlakuan kedua dengan ukuran 120
cm x 60 cm x 30 cm atau perlakuan sedang, dan perlakuan ketiga dengan ukuran
180 cm x 60 cm x 30 cm atau perlakuan berat. Pada pengukuran ini, dari
kelompok kami dipilih relawan laki-laki dengan kategori ringan. Sama seperti
pengukuran dengan sepeda statis, sebelum mencangkul, diukur terlebih dahulu
suhu dan kelembapan lingkungan. Setelah dihitung suhu dan kelembapan rata-rata
dari tiga titik berbeda, baru dapat dilakukan pengukuran atau pengamatan.
Pengamatan dilakukan dengan mencatat denyut nadi relawan pada tiap-tiap
perlakuan selama masing-masing 5 menit, sehingga total lama mencangkul adalah
15 menit. Dari hasil yang didapatkan, diketahui bahwa denyut nadi pada
perlakuan ringan cenderung fluktuatif. Hal ini ditunjukkan pada grafik dimana
terdapat kenaikan, penurunan, dan kondisi stagnan. Sedangkan pada perlakuan
sedang dan berat, grafik yang terbentuk cenderung konsisten, walaupun tetap
didapatkan kenaikan dan penurunan, selisih antar denyut nadi per menit yang
didapatkan tidak begitu besar. Secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa denyut nadi relawan meningkat seiring waktu dan bertambah luasnya petak
kerja. Hal ini dikarenakan tenaga yang diperlukan semakin besar. Sedangkan pada
penurunan denyut nadi diakibatkan berkurangnya stamina relawan. Selain itu,
pada hasil juga terlihat adanya peningkatan dan penurunan denyut nadi dalam
semenit yang cukup besar, hal ini dikarenakan pengukuran dilakukan secara
manual tanpa alat, sehingga banyak kemungkinan terjadi kesalahan.
Chavvah Hashilah240110130075
Pengukuran ketiga adalah pengukuran kapasitas paru-paru dengan
menghitung selisih volume air menggunakan tangki dan selang. Kapasitas paru-
paru adalah kemampuan paru-paru menampung udara pernapasan. Volume udara
pernapasan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada ukuran paru-paru,
kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada pengukuran ini, dipilih dua orang
relawan, yaitu satu orang relawan laki-laki dan satu orang relawan perempuan.
Pengamatan dilakukan dengan mencatat volume air yang dapat dikeluarkan oleh
relawan dari jergen dalam sekali tiupan. Dari data yang didapatkan, diketahui
bahwa pada relawan laki-laki kapasitas paru-paru jauh lebih besar dibandingkan
relawan perempuan. Selain karena faktor gender, perbedaan kapasitas paru-paru
juga dipengaruhi oleh faktor berat dan tinggi badan kedua relawan yang berbeda
cukup jauh.
Afina Putri240110120060
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan manusia, denyut nadi dan kalori
yang dihasilkan akan semakin meningkat
2. Setiap manusia memiliki batasan kemampuan pekerjaan yang berbeda-
beda
3. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan manusia, denyut nadi manusia
akan semakin meningkat namun akan kembali ke kondisi semula ketika
sudah tidak melakukan pekerjaan
4. Semakin berat manusia melakukan pekerjaan, semakin besar kalori yang
dihasilkan dari manusia sehingga untuk tetap dalam keadaan sehat,
manusia tersebut harus mensuplai kalori sebanyak yang dikeluarkannya
dengan cara menjaga keseimbangan makanan yang dikonsumsi.
5. Kelelahan akan terjadi ketika kemampuan otot telah berkurang dan lebih
lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot tersebut sudah tidak mampu
lagi bergerak (kelelahan sempurna).
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah
1. Kelengkapan dan kesiapan peralatan praktikum lebih diperhatikan supaya
waktu yang digunakan lebih efisien
2. Praktikan memahami terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan
3. Menanyakan dan meminta bantuan kepada asisten jika ada hal yang tidak
dipahami
Irfan Maulana240110130059
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Pengukuran tenaga manusia dapat mengetahui kemampuan seseorang
dalam melakukan kerja.
2. Tenaga manusia tidak selalu sama.
3. Tenaga yang dihasilkan manusia dipengaruhi oleh kalori yang masuk,
beban kerja, jenis kegiatan, jenis kelamin, psikis, asupan kalori sebelum
bekerja..
4. Semakin besar beban maka semakin besar tenaga yang dikeluarkan dimana
denyut jantung berdetak lebih kencang.
5. Daya atau tenaga yang dihasilkan rata-rata laki-laki lebih dari wanita.
6. Metabolisme dalam tubuh berpengaruh terhadap tenaga yang dihasilkan
karena metabolisme dalam tubuh mengkonversi asupan bahan makanan
menjadi tenaga.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah
1. Perhitungan denyut nadi haruslah yang tepat, tetapi karena dilakukan
manual hasil menjadi kurang tepat karena adanya kesalahan atau hilangnya
denyut yang sedang dihitung
2. Mengayuh ergometer tersebut secara konstan agar tidak berubah nilai dari
rpm yang dapat berpengaruh terhadap hasil analisis.
Djagat Cakra Buana240110130067
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Jumlah denyut nadi/jantung akan bertambah seiring dengan bertambahnya
beban kerja;
2. Kecepatan pengayuhan sepeda berbanding lurus dengan kebutuhan kalori
yang digunakan;
3. Pada umumnya pria memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar
dibandingkan dengan wanita;
4. Semakin tinggi kalori yang terbakar, semakin tinggi pula denyut
nadi/jantung;
5. Sudah makan atau belumnya praktikan akan mempengaruhi hasil kapasitas
paru-paru;
6. Sering atau tidaknya berolahraga juga dapat mempegaruhi nilai kapasitas
paru-paru.
6.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh praktikan, yaitu :
1. Praktikan harus teliti dalam melaksanakan praktikum untuk meminimalisir
kesalahan;
2. Apabila ada yang tidak dimengerti bertanya kepada asisten;
3. Mempelajari prosedur praktikum dengan baik.
Rifayani Fadhilah240110130068
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan teknologi konversi dan energi kali ini adalah:
1. Semakin lama dan semakin berat beban yang dilakukan saat bekerja secara
fisik mengakibatkan kenaikan denyut nadi dan kalori yang terbuang.
2. Kapasitas paru-paru manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin.
3. Secara tidak langsung, jenis kelamin mempengaruhi energi kerja yang
dibutuhkan manusia.
4. Perlakuan yang tidak konstan oleh volunteer menyebabkan hasil yang tidak
akurat.
6.2 Saran
Hal-hal yang dapat disarankan untuk praktikum kali ini adalah:
1. Volunteer harus melakukan kerja secara konsisten untuk hasil yang akurat.
2. Pengukuran denyut nadi secara manual harus dilakukan secara teliti.
3. Pelaksanaan praktikum harus dilakukan secara efektif, agar waktunya cukup.
M.Ziauddin A.240110130082
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan materi yang telah
disampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Metode pengukuran yang digunakan adalah dengan sepeda statis atau
ergocycle, cangkul, dan pengukuran kapasitas paru-paru menggunakan
jirgen air dan selang.
2. Tenaga kerja yang dikeluarkan manusia berbeda pada setiap perubahan
beban yang diberikan.
3. Semakin besar tenaga yang dikeluarkan, semakin banyak denyut nadi
relawan, semakin besar pula kalori yang terpakai.
6.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum ini praktikan disarankan untuk:
1. Memahami teori dasar mengenai pengukuran tenaga kerja manusia pada
bebam yang berbeda agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
2. Melakukan praktikum sesuai dengan prosedur agar praktikum dapat berjalan
lebih efektif.
3. Melakukan pengamatan secara teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Handrianto. 2013. Kebutuhan Oksigen. Available at http://ecolas.blogspot.com/2012/02/kebutuhan-oksigen-manusia.htmlilable. (Diakses pada tanggal 9 Oktober 2015 pukul 20.10)
Raffi, Naufaldi. 2013. Jantung. Available at : http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com/2013/02/denyut-nadi-manusia.html. (Diakses pada tanggal 9 Oktober 2015 pukul 20.18)
Ryan. 2011. Kebutuhan Energi Manusia. Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3774/1/fkm-linda.pdf. (Diakses pada tanggal 9 Oktober 2015 2013 pukul 20.56)
Zian. 2011. Menghitung Kebutuhan Energi Kalori. Available : http://kerja-safety.blogspot.com/2011/12/menghitung-kebutuhan-energi-kalori.html (Diakses pada tanggal 9 Oktober 2015 pukul 20.56).
LAMPIRAN
Gambar 25. Sepeda Statis
Gambar 26. Pencangkulan
Gambar 27. Tampilan Digital pada Sepeda Statis