627
TELAGA BAHASA
Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 627--640
KAJIAN WACANA IKLAN BARIS
PADA HARIAN GORONTALO POST
(Discourse Study of Classified Advertisement)
Salman Alade
Jalan Gunung Kinibalu, Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Gorontalo
Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh deskripsi tentang penggunaan unsur internal wacana iklan baris
Harian Gorontalo Post dan penggunaan unsur eksternal wacana iklan baris pada Harian Gorontalo Post. Teori
yang digunakan yakni teori tentang wacana, iklan baris, dan pilihan kata. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi, kemudian dilanjutkan dengan teknik baca, dan terakhir menggunakan teknik
catat. Setelah dilakukan analisis data dalam penelitian ini diperoleh hasil penelitian berikut: (1) penggunaan
unsur internal dalam wacana iklan baris Harian Gorontalo Post terdiri atas penggunaan ejaan dalam iklan baris
terdapat kekeliruan penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tidak sesuai dengan fungsinya. Pada aspek
morfologi yaitu penggunaan singkatan, iklan baris Harian Gorontalo Post cukup beragam dan memiliki ciri
penyingkatan huruf. Penggunaan afiks dan reduplikasi juga masih terdapat kekeliruan. Pada penggunaan
leksikon, iklan baris Harian Gorontalo Post tidak lepas dari penggunaan kosa kata bahasa asing. Pada aspek
sintaksis yang meliputi penggunaan frasa dan klausa dalam iklan baris Harian Gorontalo Post cukup beragam,
namun penggunaan frasa lebih banyak dibanding penggunaan klausa karena iklan baris kurang menggunakan
fungsi predikat (P). (2) penggunaan unsur eksternal wacana dalam iklan baris Harian Gorontalo Post berupa
aspek kohesi dan koherensi yakni iklan baris ada yang mengandung kohesi dan ada yang tidak kohesi, namun
keseluruh iklan baris mengandung koherensi yang tinggi. Pada aspek skema iklan baris dapat dimaknai isinya
sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca. Pada aspek interpretasi lokal pun demikian, iklan baris dapat
dimaknai berdasarkan interpretasi pembaca terhadap aspek bahasa tersekat yang ada dalam iklan baris. Kata-kata kunci: kajian wacana, iklan baris, Harian Gorontalo Post
Abstract
This study aims to obtain a description on the use of internal and external elements of classified advertisements
discourse in Gorontalo Post Daily. Discourse, classified advertisements, and diction theory are used in this
study. This paper applied qualitative descriptive method. In this paper, the writer using documentation method
to collect data, then proceed with reading technique, and latter, note technique. After analyzing the data, the
results of this study are as follows. (1) There are spelling mistakes in using internal elements of classified
advertisements discourse in Gorontalo Post Daily, i.e. misuse of punctuation and capital letters which is
incompatible with its functions. On morphological aspects, the use of abbreviations in classified advertisements
of Gorontalo Post Daily is quite diverse and has the characteristics of letter abbreviation. There are also
mistakes in using affixes and reduplication. Classified advertisements of Gorontalo Post Daily can not be
separated from the use of foreign language vocabulary. On syntactic aspect, the use of phrases and clauses in
classified advertisements of Gorontalo Post Daily is quite varied. However, the use of phrases is more often than
clauses because classified advertisements less use predicate functions; (2) the use of external elements of
classified advertisements discourse in Gorontalo Post Daily is cohesion and coherence aspects. Some of
classified advertisements contain cohesion and some are not, however, the entire classified advertisements
contain high coherence. On scheme aspects, content of the classified advertisements can be interpreted
according to the reader’s knowledge. Likewise, on aspects of local interpretation, classified advertisements can
be interpreted according to reader’s interpretation on linguistic aspects in classified advertisements.
Keywords: discourse study, classified advertisements, Gorontalo Post Daily
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
628
PENDAHULUAN
Informasi dalam segala bidang
kehidupan dengan mudah dapat diperoleh
melalui media massa. Menurut Ardianto
dkk. (2012: 19) media massa merupakan
penyebar informasi bagi pembaca,
pendengar, pemirsa. Segala informasi
diperoleh seseorang melalui bantuan media
diantaranya berupa media massa. Salah
satu media massa yang sering dibaca
masyarakat adalah surat kabar atau koran.
Surat kabar adalah salah satu media yang
digunakan masyarakat dalam memperoleh
berita. Di dalam koran banyak bentuk
informasi yang disajikan dalam bentuk
berita, fitur, artikel, dan iklan.
Surat kabar memiliki fungsi sebagai
salah satu media pemberi informasi kepada
masyarakat yang disampaikan melalui
bahasa tulis. Melalui surat kabar, informasi
yang diperoleh masyarakat akan lebih jelas
dan bisa diperoleh kapan saja bahkan
dibaca berulang-ulang. Berbeda dengan
media lain, seperti televisi ataupun radio
terkadang dengan menggunakan televisi
atau radio, informasi yang diperoleh tidak
terlalu akurat bahkan sangat dibatasi oleh
waktu dan tidak bisa diperoleh kembali
jika informasi yang disampaikan tersebut
telah berlalu. Dalam menyampaikan
informasi, bahasa yang disampaikan lewat
media massa dan media elektronik lainnya
pun memiliki karakteristik yang berbeda-
beda pula, salah satunya surat kabar.
Bahasa yang digunakan dalam surat
kabar berbeda-beda bergantung pada
jurnalis itu sendiri, sehingga bahasa surat
kabar sering disebut juga bahasa
jurnalistik. Menurut Yunus (2010: 80)
bahasa jurnalistik dapat diartikan sebagai
gaya bahasa yang dipakai wartawan dalam
menulis berita. Banyak orang menyebut
bahasa jurnalistik sebagai bahasa koran.
Akan tetapi, sebaiknya dari karakteristik
tersebut tidak harus menimbulkan makna
banyak serta kabur bagi pembaca surat
kabar, sehingga pembaca pun tidak salah
tafsir terhadap bacaannya.
Masyarakat atau pun khalayak
umum biasanya memperoleh informasi
tertulis itu melalui iklan yaitu salah
satunya iklan baris. Iklan baris
mengutamakan informasi yang paling inti
yang perlu diketahui oleh peminatnya.
Oleh karena itu, biasanya iklan baris hanya
memuat informasi seperlunya dan hanya
membutuhkan beberapa baris saja. Hal
inilah yang membuat iklan baris lebih
murah biayanya dibanding iklan pada
umumnya.
Dalam dunia jurnalistik terkadang
penggunaan bahasanya tidak sesuai dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dan
bahkan masih banyak dijumpai kesalahan.
Seperti halnya pada iklan baris di Harian
Gorontalo Post yang banyak mengalami
pemadatan terhadap isi iklan baris tersebut.
Selain sulit ditafsirkan, iklan baris sulit
Salman Alade: Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post
629
dikenali strukturnya karena isi dari iklan
baris bahasanya singkat dan padat. Hal ini
juga akan berdampak jika pemaknaan
terhadap isi iklan baris tersebut yang sulit
dimengerti sehingga akan menimbulkan
salah tafsir.
Penelitian ini merupakan aplikasi
studi analisis wacana dengan formulasi
judul “Kajian Wacana Iklan Baris pada
Harian Gorontalo Post”.Tujuan penelitian
ini, yaitu: mendeskripsikan penggunaan
unsur internal wacana, dan unsur eksternal
wacana iklan baris pada Harian Gorontalo
Post.
TEORI
Berbagai macam definisi tentang
wacana yang telah dikemukakan oleh para
ahli. Namun, dari sekian banyak definisi
yang berbeda-beda itu, menurut Jorgensen
dan Phillips (2010: 4) wacana adalah
satuan bahasa yang terlengkap dan
tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi yang
tinggi berkesinambungan, yaitu mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka
dalam wacana itu berarti terdapat konsep,
gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang
bisa dipahami oleh pembaca (dalam
wacana tulis) atau pendengar (dalam
wacana lisan), tanpa keraguan apa pun.
Iklan baris memiliki pengertian
yang sama dengan pengertian iklan pada
umumnya. Secara umum, iklan merupakan
sebuah media yang digunakan untuk
menyampaikan informasi yang di
dalamnya memuat sesuatu untuk
dipromosikan. Menurut Dunn dan Barban
(dalam Widyatama, 2007: 15) iklan
merupakan bentuk kegiatan komunikasi
nonpersonal yang disampaikan lewat
media dengan membayar ruang yang
dipakainya untuk menyampaikan pesan
yang bersifat membujuk (persuasif) kepada
konsumen oleh perusahaan, lembaga
nonkomersial, maupun pribadi yang
berkepentingan. Menurut Widyatama
(2007: 16) di Indonesia, masyarakat
periklanan Indonesia mengartikan iklan
sebagai bentuk pesan tentang suatu produk
atau jasa yang disampaikan lewat suatu
media dan ditujukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat.
Wacana memiliki unsur pendukung
utama yaitu unsur dalam (internal) dan
unsur luar (eksternal). Unsur internal
berkaitan dengan aspek struktur
kebahasaan sebuah wacana. Menurut
Mulyana (2005: 9) unsur internal wacana
terdiri atas satuan kata atau kalimat. Yang
dimaksud satuan kata ialah tuturan-tuturan
yang berwujud satu kata. Untuk menjadi
susunan wacana yang lebih besar, satuan
kata atau kalimat tersebut akan bertalian
dan bergabung. Unsur internal wacana
meliputi aspek-aspek kebahasaan yaitu
penggunaan ejaan misalnya kekeliruan
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
630
penggunaan tanda baca dan huruf kapital
yang tidak sesuai dengan fungsinya, aspek
morfologi (penggunaan singkatan,
penggunaan akronim, penggunaan afiks,
penggunaan reduplikasi, dan penggunaan
aspek leksikon), aspek leksikon misalnya
penggunaan kosa kata bahasa asing, aspek
sintaksis misalnya penggunaan frasa dan
klausa.
Unsur eksternal berkaitan dengan
sesuatu yang menjadi bagian wacana tetapi
tidak tampak secara eksplisit. Kehadiran
unsur eksternal berfungsi sebagai
pelengkap keutuhan wacana. Sebagai
sebuah struktur, wacana merupakan satuan
gramatikal yang terbentuk dari dua lapisan,
yaitu lapisan bentuk dan lapisan isi.
Kepaduan makna (kohesi) dan
kekompakkan bentuk (koherensi)
merupakan dua unsur yang turut
menentukan keutuhan wacana. Unsur
eksternal wacana dapat meliputi kohesi
dan koherensi, interpretasi lokal, dan
skema.
Mulyana (2005) lebih jauh
menjelaskan bahwa interpretasi lokal
adalah interpretasi yang didasarkan
konteks lokal atau konteks terdekat dari
bahasa tersebut. Sementara itu, kohesi
mengacu pada hubungan antarkalimat
dalam wacana, baik dalam tataran
gramatikal maupun dalam tataran leksikal.
Koherensi merupakan unsur isi dalam
wacana, sebagai organisasi semantik,
wadah gagasan-gagasan disusun dalam
urutan yang logis untuk mencapai maksud
dan tuturan dengan tepat.
Menurut Jorgensen dan Phillips
(2010: 4) kohesi merupakan keserasian
hubungan unsur-unsur dalam wacana,
sedangkan koheren merupakan kepaduan
wacana sehingga komunikatif mengandung
satu ide.
Skema merupakan pengetahuan
yang terkemas secara sistematis dalam
ingatan manusia. Menurut Kartomiharjo
(1992:23) skema merupakan struktur
pengetahuan tingkat tinggi yang kompleks.
Bagi mereka yang berpandangan sangat
positif terhadap schemata, schemata
dianggap sebagai sesuatu yang sangat
menentukkan bagi orang yang memiliki
suatu pengalaman tertentu sehingga
pengalamannya itu diinterpretasikan secara
pasti, tidak berubah-ubah.
Penelitian tentang kajian wacana
iklan baris pada harian Gorontalo belum
pernah diteliti oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Namun, penelitian tentang
struktur wacana iklan media cetak telah
dilakukan oleh I Wayan Mulyawan dengan
judul “Struktur Wacana Iklan Media Cetak
Kajian Struktur Van Djik”, penelitian
tersebut mengkaji sebuah wacana iklan
dengan kajian struktur Van Djik, yang
mengatakan dalam sebuah periklanan ada
tiga struktur pembentuk yaitu:
superstruktur, struktur mikro, dan struktur
Salman Alade: Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post
631
makro wacana iklan. Kajian tersebut
menunjukkan bahwa pada tatanan
superstruktur, iklan lebih cenderung tampil
dengan struktur body copy yang penuh
dengan paparan persuasif; pada struktur
mikro, iklan mengesploitasi unsur verbal
secara maksimal dengan mengaplikasikan
kaidah gramatikal seperti elipsis, subtitusi
dan referensi; sedangkan pada struktur
makro, iklan mampu tampil persuasif
melalui khasiat dan janji produk yang
secara gamblang dipaparkan melalui unsur
verbal dan nonverbal.
Selanjutnya, penelitian tentang
wacana iklan pada media massa juga telah
dilakukan oleh Hari Sulastri dengan judul
“Telaah Wacana Iklan Penjualan Rumah
dalam Media Massa Cetak”, penelitian
tersebut bertujuan mendeskripsikan dan
menelaah bahwa iklan penjualan rumah di
Koran Pos Kota dapat dipandang sebagai
sebuah wacana dengan menggunakan
pendekatan struktural dalam sebuah
wacana. Berdasarkan analisis, iklan
tersebut terdapat tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian isi, dan bagian penutup.
Struktur kalimat iklan yang digunakan
memiliki beberapa bentuk, namun pada
umumnya ditulis dengan menggunakan
kalimat inversi dengan kosakata verba
pasif. Selain itu, penulisan singkatan dan
akronim dalam iklan terbagi dalam
beberapa kelompok, namun pada
umumnya tidak sesuai kaidah.
Penelitian tentang wacana iklan
juga telah dilakukan oleh Mussafak, tetapi
iklan yang diteliti yang berada pada
wacana iklan televisi dengan judul
“Analisis Wacana Iklan Makanan dan
Minuman pada Televisi Berdasarkan
Struktur dan Fungsi Bahasa”. Penelitian
tersebut mendeskripsikan struktur serta
fungsi iklan makanan dan minuman pada
televisi dengan menggunakan pendekatan
analisis wacana. Data penelitian tersebut
berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat
dalam iklan makanan dan minuman di
televisi. Hasil penelitian tersebut
menggambarkan (1) struktur iklan
makanan dan minuman pada televisi terdiri
atas (a) butir utama, (b) butir penjelas, dan
(c) butir penutup. (2) fungsi bahasa yang
terdapat dalam iklan produk makanan dan
minuman pada televisi meliputi: (a) fungsi
informasi, (b) fungsi persuasif, dan
(c) fungsi membangn citra untuk
membentuk citra positif produk pada calon
konsumen.
Berdasarkan beberapa penelitian yang
dipaparkan di atas, terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini.
Persamaannya ketiga penelitian tersebut
dengan penelitian ini yakni meneliti
tentang wacana iklan yang ada pada media.
Akan tetapi, terdapat juga beberapa
perbedaan, yakni (1) penelitian I Wayan
Mulyawan tentang wacana iklan dalam
media cetak dengan menggunakan
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
632
pendekatan struktur wacana Van Dijk dan
iklan yang diteliti adalah semua jenis iklan
yang ada dalam media cetak, sedangkan
dalam penelitian ini yang diteliti adalah
iklan baris yang dimuat di Harian
Gorontalo Post dengan melakukan
pengkajian terhadapat struktur internal dan
eksternal sebuah wacana; (2) penelitian
Hari Sulastri tentang wacana iklan dalam
media cetak dengan menggunakan
pendekatan struktural wacana, iklan yang
diteliti adalah iklan baris, tetapi hanya
dibatasi pada iklan penjualan rumah,
sedangkan dalam penelitian ini yang
diteliti adalah semua jenis iklan baris yang
dimuat di Harian Gorontalo Post, yakni:
iklan penjualan rumah, iklan penjualan
kendaraan bermotor, dan iklan lowongan
pekerjaan, yang dikaji berdasarkan struktur
internal dan eksternal wacana: (3)
penelitian Mussafak tentang wacana iklan,
tetapi iklan yang dijadikan objek penelitian
adalah iklan makanan dan minuman dalam
wacana televisi dengan menggunakan
pendekatan struktur dan fungsi bahasa,
sedangkan dalam penelitian ini yang
diteliti lebih difokuskan pada iklan baris
yang dimuat di Harian Gorontalo Post
dengan melakukan pengkajian terhadapat
struktur internal dan eksternal sebuah
wacana.
METODE
Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian
ini adalah penggunaan unsur internal dan
unsur eksternal wacana iklan baris pada
koran Harian Gorontalo Post. Sumber data
dalam penelitian ini adalah koran Harian
Gorontalo Post yang memuat iklan baris
pada setiap edisinya yang dikumpulkan
pada periode bulan April--Desember 2014.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan metode dokumentasi,
yakni mengutip data-data berupa wacana
iklan baris pada Harian Gorontalo Post
mengenai penggunaan unsur internal dan
eksternal wacana. Kemudian dilanjutkan
dengan teknik baca yakni membaca secara
keseluruhan iklan baris pada harian
Gorontalo Post, dan terakhir menggunakan
teknik catat yakni mencatat penggunaan
unsur internal dan eksternal wacana
seluruh iklan baris pada Harian Gorontalo
Post .Analisis data dilakukan dengan
langkah-langkah yaitu; (1) menentukan
penggunaan unsur internal dan eksternal
wacana pada Harian Gorontalo Post. (2)
mengklasifikasi iklan baris berdasarkan
penggunaan unsur internal dan ekternal
wacana. (3) menganalisis setiap
penggunaan unsur internal mengkaji
penggunaan unsur internal wacana iklan
baris yaitu terkait dengan aspek-aspek
kebahasaan yang dikaji, antara lain
penggunaan ejaan, aspek morfologi
Salman Alade: Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post
633
(penggunaan singkatan, penggunaan
akronim, penggunaan afiks, penggunaan
reduplikasi, dan penggunaan aspek
leksikon), aspek sintaksis (penggunaan
frasa dan penggunaan klausa). Penggunaan
unsur eksternal wacana iklan baris yaitu
aspek kohesi dan koherensi, aspek
interpretasi lokal, dan aspek skema. (4)
menyimpulkan hasil analisis data.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini mengkaji penggunaan
unsur internal wacana iklan baris yaitu
terkait dengan aspek-aspek kebahasaan,
antara lain penggunaan ejaan, aspek
morfologi (penggunaan singkatan,
penggunaan akronim, penggunaan afiks,
penggunaan reduplikasi, dan penggunaan
aspek leksikon), dan aspek sintaksis
(penggunaan frasa dan penggunaan
klausa). Selain mengkaji penggnaan unsur
internal wacana iklan baris peneliti juga
mengkaji penggunaan unsur eksternal
wacana iklan baris yaitu aspek kohesi dan
koherensi, interpretasi lokal, dan skema.
Aspek Ejaan
Penggunaan ejaan dalam harian
Gorontalo Post terdiri atas tanda baca dan
penggunaan huruf kapital.
1. Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan tanda baca
menyangkut penyingkatan dengan
menggunakan lambang bilangan dan tanda
baca. Pada umumnya iklan baris banyak
menggunakan singkatan dengan
menggunakan lambang bilangan dan tanda
baca. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
iklan baris (1)
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (1) di atas
menunjukkan penggunaan tanda baca/
(garis miring) yang berarti menggantikan
kata atau. Selain itu pula, penulisan Roda2
pada contoh data (1) merujuk pada arti
roda dua bukan roda-roda
2. Penggunaan Huruf Kapital
Pada umumnya iklan baris banyak
menggunakan huruf kapital yang keliru.
Kekeliruan itu terlihat seperti pada kutipan
iklan baris (2) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Data pada iklan baris (2) di atas
menunjukkan penggunaan huruf kapital
pada nama tempat tomulabutao dituliskan
dengan menggunakan huruf kecil pada
huruf awal kata tersebut. Seharusnya huruf
awal pada kata tersebut menggunakan
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
634
huruf kapital karena kata tersebut
menunjukkan nama tempat, sehingga
penulisannya menjadi Tomulabutao.
Aspek Morfologi
1. Penggunaan Singkatan
Penggunaan singkatan dalam iklan
baris merupakan hal yang umum. Ciri dari
iklan baris salah satunya menggunakan
singkatan pada kata-kata yang dimuat di
dalamnya. Seperti kutipan iklan baris
(3) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (3) di atas
menunjukkan penggunaan singkatan yakni
pada penulisan PDAM merupakan
singkatan dari Perusahaan Daerah Air
Minum, SHM yang merupakan singkatan
dari Surat Hak Milik. Singkatan tersebut
merupakan singkatan umum yang sering
digunakan dalam dunia periklanan.
2. Penggunaan Akronim
Sama halnya dengan penggunaan
singkatan, penggunaan akronim dalam
iklan baris merupakan hal yang umum.
Salah satu ciri dari iklan baris adalah
menggunakan akronim. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan iklan baris (4) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (4) di atas
menunjukkan penggunaan akronim,
Penulisan Ruko merupakan akronim dari
rumah toko. Penggunaan akronim ruko
sudah sering dijumpai pada iklan baris
jenis jual beli.
3. Penggunaan Afiks
Penggunaan afiks dalam iklan baris
dianggap penting, karena afiks yang
melekat pada kata dapat mengubah arti
dari kata yang dilekatkan. Namun, pada
iklan baris terdapat beberapa contoh iklan
baris yang menghilangkan penggunaan
afiks, seperti penghilangan prefiks pada
contoh kutipan iklan baris (5) berikut .
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (5) di atas
menunjukkan penggunaan afiks yakni
penulisan kata jual rumah oleh pemasang
iklan telah menghilangkan afiks berupa
Salman Alade: Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post
635
prefiks di-, yang seharusnya pada kata jual
tersebut dibubuhi dengan prefiks di-
sehingga penulisannya menjadi dijual
rumah.
4. Penggunaan Reduplikasi
Penggunaan afiks dalam iklan baris
dianggap penting. Dalam iklan baris
terkadang dijumpai tidak sesuai dengan
penulisan yang seharusnya, seperti
penggunaan reduplikasi atau kata ulang
pada kutipan iklan baris (6) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (6) di atas
menunjukkan penggunaan reduplikasi
yakni penulisan kata Surat2an merupakan
contoh penulisan reduplikasi yang keliru
karena menggunakan angka 2 sebagai
tanda pengulang kata surat, yang
seharusnya penulisan reduplikasi kata
tersebut adalah surat-suratan dituliskan
lengkap unsur kata yang menjadi
pengulang dari kata tersebut.
5. Penggunaan Leksikon
Leksikon merupakan komponen
bahasa yang memuat sesuatu informasi
tentang makna dan pemakaian kata dalam
bahasa atau disebut kosakata. Dari aspek
leksikon, struktur iklan memanfaatkan
kosakata daerah dan bahasa asing. Berikut
kutipan iklan baris (7) yang menggunakan
bahasa asing.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (7) di atas
menunjukkan penggunaan leksikon.
Penulisan jarang pake merupakan
penggunaan dialek bahasa Manado. Hal itu
dikarenakan iklan baris Harian Gorontalo
Post merupakan masyarakat Gorontalo
yang dalam kehidupan sehari-harinya
sering menggunakan dialek tersebut.
Aspek Sintaksis
1. Penggunaan Frasa
Frasa adalah kesatuan bahasa yang
lebih besar daripada kata karena frasa
selalu terdiri atas dua kata atau lebih.
Pengunaan frasa pada iklan baris dapat
dilihat pada kutipan (8) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (8) di atas
menunjukkan penggunaan frasa yakni frasa
yang terdapat pada fungsi subjek (S) pada
iklan di atas yaitu Salon Humairah. Frasa
juga terdapat pada fungsi Objek (O) pada
iklan baris di atas yaitu karyawan
wanita.Selain itu, beberapa frasa juga
terdapat pada fungsi keterangan (Ket) pada
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
636
iklan baris di atas yaitu yang
berpengalaman, di bidang facial, totok
wajah, hubungi 08525686867.Beberapa
frasa tersebut menduduki fungsi
keterangan yang berjenis keterangan
pewatas atau keterangan yang berisi
pembatasan terhadap suatu hal. Hal yang
sama juga terdapat pada contoh iklan baris
jenis lowongan pekerjaan berikutnya.
2. Penggunaan Klausa
Klausa ialah kesatuan bahasa yang
terdiri atas dua bagian yang berfungsi
sebagai subjek (S) dan predikat (P). Klausa
juga bisa terdiri atas dua kata atau
lebih.Walaupun klausa terdiri atas dua
unsur pokok yaitu S dan P, yang terpenting
dalam klausa adalah unsur P-nya. Berikut
ini penggunaan klausa pada iklan baris (9).
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (9) di atas
menunjukkan penggunaan klausa yakni
kalimat iklan di atas memiliki beberapa
klausa yaitu pada tulisan dibutuhkan
karyawan/wati MCC Cabang Gorontalo
yang menduduki fungsi predikit (P) dan
subjek (S), sedangkan klausa yang
selanjutnya yaitu bawa lamaran lengkap
yang menduduki fungsi predikat (P) dan
objek (O).Walaupun klausa terdiri atas dua
unsur pokok yaitu S dan P, yang terpenting
dalam klausa adalah unsur P-nya.
Penggunaan Unsur Eksternal Wacana
Iklan Baris
Penggunaan unsur eksternal
wacana iklan baris yaitu berkaitan dengan
melihat prinsip-prinsip pemaknaan
wacana, yaitu aspek kohesi dan koherensi,
interpretasi lokal, skema. Berikut
pemaparannya.
1. Kohesi dan Koherensi
Kohesi merupakan keserasian
hubungan unsur-unsur dalam wacana,
sedangkan koheren merupakan kepaduan
wacana sehingga komunikatif mengandung
satu ide.Prinsip kohesi dan koherensi dapat
dilihat pada kutipaniklan baris (10) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post Edisi)
Kutipan iklan baris (10) di atas
menunjukkan prinsip kohesi dan
koherensi. Wacana iklan baris jenis
lowongan pekerjaan di atas terdiri atas satu
paragraf yang terdiri beberapa kalimat
tunggal sebagai berikut.
(1) Dibutuhkan segera SPV, SPG, dan
Staf Administrasi Dealer Motor Honda
PT. Nusantara Surya Sakti, umut max
38 thn.
(2) Fasilitas : Gaji Pokok, Komisi,
Reward, dll.
Salman Alade: Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post
637
(3) Langsung interview hubungi:
085210048474 (ikbal) 081342229214
(Fany)
Iklan jenis kedua ini sudah
mengandung kohesi dan koherensi. Kohesi
ditunjukkan dengan adanya konjungsi.
Pada kalimat pertama terdapat konjungsi
dan yang menunjukkan hubungan
penggabungan. Dalam hal koherensi, iklan
di atas sudah berkoherensi cukup baik.
Karena bentuk wacana iklan termasuk ke
dalam wacana prosedural, jarang sekali
ditemui adanya konjungsi antarkalimat.
Dalam hal ini kalimat berdiri sendiri-
sendiri, namun membentuk kesatuan yang
padu. Setiap kalimat sering bertautan.
Kalimat pertama diawali dengan nama
perusahaan yang membutuhkan karyawan
beserta posisi karyawan yang dibutuhkan
sekaligus dengan persyaratan umur.
Kalimat kedua menunjukkan fasilitas yang
akan diperoleh oleh calon karyawan ketika
bekerja. Sementara itu, kalimat terakhir
berisi keterangan bahwa calon pelamar
akan langsung diinterview dan juga berisi
nomor telepon yng dapat dihubungi oleh
calon pelamar yang merasa tertarik. Dari
iklan baris di atas dapat disimpulkan
bahwa maksud pembuat iklan bahwa PT
Nusantara Surya Sakti membutuhkan
karyawan dengan posisi sebagai SPV,
SPG, dan Staf Administrasi Dealer Motor
Honda dengan syarat usia maksimal 38
tahun. Bagi calon karyawan yang akan
diterima nanti akan mendapatkan fasilitas
berupa Gaji Pokok, Komisi, Reward, dll.
Pelamar yang akan melamar akan
diinterview pada saat itu juga. Dapat
menghubungi nomor telepon yang tertera
pada iklan di atas jika ada yang ingin
ditanyakan.
2. Interpretasi Lokal
Prinsip interpretasi lokal
merupakan interpretasi wacana yang
didasarkan pada konteks lokal atau aspek
terdekat dengan penutur/pembaca. Dalam
hal ini prinsip interpretasi lokal digunakan
oleh peneliti dan sekaligus pembaca dalam
memahami teks iklan baris. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan iklan baris (11)
berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (11) di atas
menunjukkan aspek interpretasi lokal.
Dilihat dari penulisan No.Hp:
085240308885-082293565617 pada iklan
baris (11) di atas, maksud interpretasi
makna iklan secara lokal pada teks iklan
baris di atas adalah penulis iklan baris
meminta calon pembeli mobil Toyota
Fortuner jika merasa tertarik untuk
membeli mobil tersebut dengan cara
menghubungi nomor telepon yang
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
638
dicantumkan pada iklan di atas, bukan
untuk menghubungi nomor telepon lain.
3. Skema
Prinsip skema merupakan
interpretasi wacana yang didasarkan atas
pengetahuan atau pengalaman yang
dimiliki oleh pembaca. Pembaca iklan
baris, skema berfungsi untuk memahami
teks iklan baris dalam hal ini skema berupa
deskripsi dari maksud dari pemasang iklan
yang terkandung dalam isi iklan baris.
Prinsip ini seperti pada kutipan iklan baris
(12) berikut.
(Sumber: Harian Gorontalo Post)
Kutipan iklan baris (12) di atas
menunjukkan aspek skema. Berdasarkan
prinsip skema yang dimiliki pembaca
dalam hal ini peneliti, data di atas dapat
dideskripsikan isi iklan tersebut adalah
pemasang iklan ingin menjual sekapling
tanah dengan luas 400 meter persegi,
tanah tersebut bersertifikat hak milik
(SHM), lokasi tanah tersebut berada di
depan jalan raya dengan beralamatkan
jalan baru di samping Kost Ilmiah atau
berada di depan Kantor PU Provinsi.
Selain itu pula, jika calon pembeli merasa
tertarik apat menghubungi nomor telepon
081340575501.
Pembahasan
Berdasarkan paparan, penggunaan
unsur internal wacanapada iklan baris
Harian Gorontalo Post banyak mengalami
kekeliruan terhadap fungsinya sehingga
dapat menimbulkan ketidakpahaman
pembaca terutama dalam pemaknaan.
Kekeliruan banyak terjadi pada
penggunaan ejaan. Dari segi penggunaan
tanda baca seperti penulisan roda dua, kata
dua ditulis dengan menggunakan angka
seperti Roda 2. Pada iklan baris jual beli
terdapat kata tomulabutao yang merupakan
nama sebuah tempat ditulis dengan
menggunakan huruf kecil pada huruf awal
kata tersebut. Seharusnya, huruf awal pada
kata tersebut menggunakan hururf kapital
karena kata tersebut menunjukkan nama
tempat, sehingga penulisannya menjadi
Tomulabutao.
Kekeliruan juga terjadi pada aspek
morfologi yakni penggunaan afiks berupa
prefiks. Pada iklan baris jual beli terdapat
kata di antar yang dituliskan secara
terpisah antara prefiks dan kata dasar.
Seharusnya prefiks dan kata dasar
dituliskan secara melekat karena di- pada
kata tersebut berfungsi sebagai prefiks
bukan preposisi.
Pada aspek sintaksis yakni
penggunaan frasa dan klausa. Iklan baris
Harian Gorontalo Post cukup beragam
dalam penulisannya. Setiap iklan baris
yang ditulis pada Harian Gorontalo Post,
Salman Alade: Kajian Wacana Iklan Baris pada Harian Gorontalo Post
639
penggunaan frasa lebih banyak daripada
penggunaan klausa. Hal ini disebabkan
oleh iklan baris sedikit menggunakan
fungsi predikat (P)-- walaupun klausa
terdiri atas dua unsur pokok yaitu S dan P,
yang terpenting dalam klausa adalah unsur
predikat atau P-nya.
Dalam iklan baris Harian
Gorontalo Post, penggunaan unsur
eksternal wacana digunakan secara
bervariasi. Ditinjau dari aspek kohesi dan
koherensi, iklan baris ada yang
mengandung kohesi dan ada yang tidak
kohesif, namun seluruh iklan baris
mengandung koherensi yang tinggi. Pada
aspek skema iklan baris, dapat dimaknai
isinya sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki pembaca. Pada aspek interpretasi
lokal pun demikian. Iklan baris dapat
dimaknai berdasarkan interpretasi pembaca
terhadap aspek bahasa tersekat yang ada
dalam iklan baris.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
wacana iklan baris Harian Gorontalo Post
kurang memperhatikan aspek bahasa,
namun umumnya iklan baris tersebut dapat
dimaknai. Hal ini ditunjukkan dengan:
(1) penggunaan unsur internal wacana
iklan baris Harian Gorontalo Post
ditemukan iklan baris yang kurang
memperhatikan penggunaan aspek
kebahasaan, (2) penggunaan unsur
eksternal wacana - iklan baris Harian
Gorontalo Post yang berupa skema dan
interpretasi lokal, iklan baris belum
menunjukkan adanya kekohesifan sebuah
wacana, namun menunjukan sebuah
koherensi yang tinggi.
Saran
Dengan memperhatikan kemungkinan
kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian
ini, demi perbaikannya ke depan peneliti
mengemukakan beberapa saran sebagai
berikut: (1) Penelitian terhadap iklan baris
sangat penting untuk dilakukan dalam
usaha pengkajian bahasa, mengingat
bahasa merupakan salah satu sarana
komunikasi baik secara lisan maupun
secara tertulis, maka diharapkan kepada
media massa khususnya penulis iklan
dapat memperhatikan penggunaan unsur
internal dan unsur eksternal wacana yang
benar dalam penulisan iklan baris agar
penulisan iklan baris yang ada dalam koran
Harian Gorontalo Post tidak menimbulkan
makna yang tidak jelas ketika dibaca oleh
khalayak umum. (2) Diharapkan kepada
pembaca untuk dapat memberikan
komentar serta saran untuk
menyempurnakan kembali penelitian
mengenai iklan baris yang telah dilakukan
oleh peneliti. (3) Pihak media Gorontalo Post
diharapkan untuk menyajikan iklan yang
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 627-640
640
memperhatikan penggunaan unsur internal dan
eksternal wacana iklan baris.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan
Siti Karlinah. 2012. Komunikasi
Massa. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Jorgensen, Marianne W dan Louise J.
Philips. 2010. Analisis Wacana
(Teori dan Metode). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kartomihardjo, Soeseno. 1992. “Analisis
Wacana dan Penerapannya”.
(Pidato Ilmiah dalm Rangka
Pengukuhan Guru Besar IKIP
Malang). Malang: Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Malang..
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-
prinsip Analisis wacana.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mulyawan, I Wayan. 2010. “Struktur
Wacana Iklan Media Cetak Kajian
Struktur Van Djik”. Linguistika,
Volume 17.
Musafak. 2015. “Analisis Wacana Iklan
Makanan dan Minuman pada
Televisi Berdasarkan Struktur dan
Fungsi Bahasa”. Kembara,
Volume 1, Nomor 2.
Sulastri, Hari. 2017. “Telaah Wacana Ikan
Penjualan Rumah dalam Media
Massa Cetak”. Pujangga, Volume
3, Nomor 1.
Supartiningsih, Endang. 2016. “Analisis
Kohesi dan Koherensi dalam
Wacana Surat Kabar Jawa Pos
Edisi Maret 2016 sebagai bahan
ajar tingkat SMP”. Jurnal:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar
Periklanan. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.