Download doc - Term Ometer

Transcript

Termometer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah termometer

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.

[sunting]

Jenis thermometerTermometer sudah tidak asing lagi di telinga kita.termometer digunakan untuk mengukur temperature atau alat ukur panas.termometer memiliki banyak jenis,salah satunya adalah thermometer batang.termometer ini yang yang paling banyak kita jumpai. ada pula thermometer badan.termometer ini kusus digunakan untuk mengukur suhu badan.kita tahu bahwa informasi keadaan suhu sangatlah kita butuhkan karena dengan mengetahui tingkat suhu kita dapat menyasuaikan dengan keadaan kita.dengan mengetahui tingkat suhu kita juga dapat meramalkan cuaca.

B. Tujuan Percobaan

Dapat melakukan peneraan termometer.

II. DASAR TEORI

Thermometer badan memiliki skala dari 35 C sampai 42 C sehingga tidak dapat ditera secara langsung dengan es yang mencair dan air yang mendidih. Thermometer badan dapat ditera dengan thermometer batang.

Untuk mendapatkan titik didih air harus diingat dan diperhatikan barometer dan table titik didih. Pada pembacaan barometer harus melakukan korelasi sebagai berikut :

h = ht (1-0,000163t) (1)

dengan h = tekanan barometer terkorelasi (sesungguhnya)

ht =tekana barometer terbaca

t = suhu kamar (percepatan grafitasi di laboratorium adalah 978 )

jika titik didih pada tekanan udara seperti persamaan di atas dan menurut tabel adalah TC, sedang pembacaan thermometer batang didalam bejana didih bC dan pembacaan didalam bejana es aC, maka harga skala thermometer batang adalah

(2)

Bila thermometer batang yang dimasukkan dalam air hangat menunjukkan tC maka temperature yang sesungguhnya diperoleh dari persamaan :

Tx =(t-a) C (3)

Koreksi thermometer batang adalah selisih antara suhu sesungguhnya dan suhu terbaca, jadi tx-t. jika temometer badan menunjukkan t maka koreksi thermometer badan adalah tx-t.

III. METODE EKSPERIMEN

A. Alat dan Skema Alat

1. bejana didih 3. Thermometer batang dengan skala -10 sampai 110 C

2. bejana es 4. Thermometer batang dengan skala 35 sampai 42 C

B. Prosedur Percobaan

1. masukkanlah thermometer batang kedalam bejana es yang berisi es yang sedang mencair. Catatlah pembacaan thermometer ini . ulangi percobaan ini 5 kali atau lebih.

2. masukkanlah thermometer batang kedalam bejana didih. Catatlah pembacaanya. Catatlah juga pada saat ini pembacaan barometer dan thermometer kamar. Ulangi percobaan ini 5 kali.

3. buatlah air hangat dalam bejana gelas dengan temperature diukur dengan thermometer badan kira kira 40C. masukkanlah thermometer batang dan thermometer badan bersama sama kedalamnya . catatlah pembacaan thermometer batang waktu thermometer badan menunjukkan 40C,39C,38C,37C,36C,dan 35C.

4. ulangi percobaan 3 beberapa kali.

IV. ANALISA DATA

Tekanan udara dapat diperoleh dngan membaca barometer dan melakukan koreksi pada tekanan yang terbaca berdasar pers (1). Bila T (dari tabel titik didih) dan a & b telah diketahui, maka skala pada thermometer batang dapat dihitung berdasar pers (2). Skala tersebut digunakan untuk mencari suhu sesungguhnya dari thermometer batang dan thermometer badan pada pers (3). Nilai kesetaraan antara thermometer batang dan thermometer badan dapat diperoleh dari grafik hubungan antara nilai suhu sesungguhnya dari kedua thermometer tersebut.

V. HASIL PERCOBAAN

t kamar = 27C

barometer = 759,5 mmHg

Tabel 1. Pembacaan thermometer batang pada Bejana Es

No aC

1 6

2 5

3 6

4 5

5 7

a = = 5,8

a a = 5,8 0,5

Tabel 2. Pembacaan thermometer batang pada Bejana Didih

No bC

1 86

2 85

3 88

4 86

5 85

b = = 86

b b = 86 0,5

Tabel 3. Pembacaan Termometer batang dan Termometer badan

N0 tC txC koreksi tC txC koreksi

1 40 42,55 2,55 40 42,55 2,55

2 39,5 41,92 2,42 39 41,3 2,3

3 38,5 40,68 2,18 38 40,06 2,06

4 37,5 39,44 1,94 37 38,81 1,81

5 36,5 38,19 1,69 36 37,57 1,57

6 36 37,57 1,57 35 36,33 1,33

m = m =

m = m = 1

m1 = m1 =

m1 = m1 = 1,02

m2 = m2 =

m2 = m2 = 0,8

m =

m = 0,91

m m = 1 0,91

h = ht(1-0,000163t)

h = 759,5(1-0,000163x27)

h = 753,85 mmHg

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum peneraan thermometer in menggunakan metode perhitungan dan menggunakan grafik.dari grafik tersebut dapat diketahui nilai kesetaraan antara thermometer batang dengan thermometer badan.dalam praktikum ini keberhasilan praktikum sangat bergantung pada suhu dan tekanan udara dalam ruang tersebut.oleh karena itu kita tidak boleh melakukan praktikum ini di sembarang tempat.dengan metode grafik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. kelebihanya antara lain adalah

1. lebih mudah untuk dipahami

2. lebih cepat menentukan nilai

3. relative lebih sederhana dari pada metode lain

4. praktikan juga dapat mempunyai gambaran dari data yang telah didapatkan

sedangkan kelemahanya yaitu

1. hanya mencakup baberapa data

2. kesulitian dalam mencari garis terbaik

3. kekurang akuratan dalam menentukan nilai karena keterbatasan skala

dalam praktikum kali ini tujuanya adalah menera. yaitu memperkirakan suhu sebenarnya yang dimiliki suatu zat.dengan memperhatikan suhu ruang dan tekanan udara.dalam praktikum ini praktikan harus berhati hati,misalnya dalam mengukur suhu es mencair dan air mendidih. dalm hal ini kita tidak boleh menggunakan thermometer badan karena thermometer badan hanya memiliki skala antara 35C sampai 42C.dengan mengetahui koreksi thermometer kita juga dapat menentukan koreksi barometer dengan menggunakan tabel kesetaraan.

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan dan perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut :

Tekanan barometer terkoreksi atau yang sesungguhnya adalah 783,85 mmHg

nilai kesetaraan antara thermometer batang dengan thermometer badan adalah 1 0,91

suhu es yang mencair = 5,8C 0,5C

suhu air yang sedang mendidih = 86C 0,5C

VIII. REFERENSI

Halliday D,Resnick R.1995. Fisika.john wiley & son.

Yogyakarta, 11 September 2009

ALAT UKUR SUHU

Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan standar untuk suhu adalah Kelvin (K). Satuan lain yang digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius (C). Sedangkan di Amerika dan Inggris pada umumnya menggunakan derajat Fahrenheit (F). Alat untuk mengukur suhu adalah Termometer. Termometer ada berbagai macam ,yaitu :

a. Termometer Laboratorium

Termometer Laboratorium dengan skala 0 C sampai ..... C. Dalam termometer menggunakan petunjuk air raksa.

b. Termometer Klinik

termometer klinik digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Pada termometer klinik memiliki skala 35C sampai 42C. Sebelum digunakan maka air raksa diletakkan pada anggka 35C kemudian bila akan digunakan untuk mengukur suhu badan, termometer diletakkan opada bagian yang mudah memberi panas pada termometer, misalnya ketiak selama +/- 10 menit.

b. Termometer Maksimum Minimum

termometer maksimum minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan terendah dalam jangka waktu tertentu, misalnya suhu dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00. termometer dipasang dengan alat penunjuk skala yang terletak diatas permukaan air raksa. Termometer jenis ini pertama kali dibuat oleh Six Bellani yang kemudian lebih dikenal dengan termometer maksimum-minimum six bellani.

D. ALAT UKUR LISTRIK

My Blog

Home

About

cATATAnq

SUHU dan KALOR

TUgAS RINGKASAN FISIKA

Oleh : Nurmaulianty S.

Matematika / A. UNM

SUHU dan KALOR

Suhu atau Temperatur adalah derajat panas atau dingin dari suatu benda. Suhu dapat diukur dengan termometer . Zat cair yang biasa digunakan untuk megisi termometer adalah air raksa, oleh karena itu air raksa mempunyai beberapa keuntungan :

- Segera dapat mengambil panas benda yang diukur.

- Titik bekunya -390C dan titik didihnya 3570C

- Tidak membasahi dinding

- Memuai beratur, artinya terhadap kenaikan suhu

- Menghilap

Konsep temperatur sebenarnya berawal dari perasaan manusia terhadap materi yang disentuh atau dirasakannya. Manusia merasa panas pada siang hari dan merasa dunginpada malam hari,atau merasa panas ketika menyentuh air yang telah dididihkan dan merasa dingin ketika menyentuh es.Istilah temperatur atau suhu seringkali disalah artikan dengan istilah panas.Temperaturmenyatakan ukuran derajat panas suatu benda, sedangkan panas adalah salah satu bentuk energi.Perasaan melalui sentuhan merupakan cara yang paling sederhana untuk membedakan benda panas dengan benda dingin, namun tidak akurat,mengapa demikian?

Pengukuran temperatur dalam kehidupan sehari-harisangat penting. Sebagai contoh;Seorang dokter acap kali memeriksa temperatur (suhu) pasiennya untuk mengetahui apakah ia demam atau tidak. Contoh lainnya adalah sejumlah makanan tertentu harus dimasukkan ke dalam ruang dengan temperatur tertentu agar supaya tahan lama.Alat yang dipakai untuk mengukur temperatur dengan teliti disebut Termometer.

Banyak sifat fisis yang dapat diukur yang berubah sewaktu temperatur yang ditanggapi secara psikologis berubah.Sifat fisis yang dimaksud itu antara lain:volume sebuah cairan,panjang sebuah tongkat,hambatan listrik atau kawat, warna sebuah kawat pijar(filamen) dan volume sebuah gas yang dipertahankan dalam keadaan konstan, masing-masing sifat tersebut disebut sifat termometrik.

Misalkan X adalah sifat termometrik,T adalah temperatur maka,

T (X) = aX dengan a konstan (6-1)

Dua temperatur yang diukur dengan termometer yang sama berada dalam perbandingan yang sama dengan perbandingan nilai X-nya.

=

Untuk menentukan nilai konstan a ditentukan nilai tetap standar dimana semua termometer harus memberikan bacaan yang sama untuk T (titik tripel air).Titik tetap ini dipilih pada titik dimana es,air,dan uap air bersama-sama berada dalam kesetimbangan.keadaan ini dicapai hanya pada tekanan tertentu.Tekanan titikair pada triple adalah 4,58 mmHg.pada titik standar ini ditetapkan secara sebarang pada 273,16 kelvin yang selanjutnya disingkat K.

Jika nilai pada titik triple dinyatakan dengan indeksTr, maka untuk setiap termometer.

Selanjutnya, diantara sekian banyak termometer, maka termometer volume cairan merupakan jenis paling popular karena kemudahan dalam kalibrasi dan penggunaan.termometer ini dibuat dari pipa kaca dengan diisi cairan tertentu.sebagai bahan untuk mengisi pipa termometer banyak digunakan raksa (Hg) karena raksa mempunyai kelebihan sifat-sifat yaitu (i) pemuainya teratur, (ii) titik bekunya rendah

(-39C) dan titik didihnya tinggi (357 C), (iii) mudah dilihat,dan (iv)tidak membasahi didinding tempatnya.

Untuk mengukur temperatur suatu benda yang sangat rendah,termometer raksa tidak lagi dapat digunakan karena raksa akan membeku sebelum mencapai yang diukur untuk dimaksud itu,dapat digunakan termometer alkohol (tidak beku alkohol pada -112oCdan titik didihnya 78oC).

Berdasarkan tujuannya,jenis termometer:

1. Termometer klinik atau termometer demam

Termometer klinik umumnya digunakan untuk mengukur temperetur tubuh mausia karenanya dering juga disebut termometer badan.skala termometer ini dibuat dari 35oC sampai 42oC

2. Termometer maksimum atau minimum.

Termometer ini digunakan untuk mengetahui maksimum dan minimum cuaca di sekitar kita selama selang waktu tertentu.misalnya,selama satu minggu.termometer ini dilengkapi dengan dua buah indeks yang terbuat dari besi.besi memiliki massa jenis lebih kecil dari pada raksa.oleh sebab itu,besi dapat terapung di dalam air raksa, tetapi tanggelam di dalam alkohol.

Selain termometer di atas dikenal pula termometer lain yang memiliki ketelitian yang lebih tinggi antara lain:

Termometer resistor (termistor); termometer ini bekerja dengan menggunakan hambatan sebagai sifat termometrik. Termocuople; termometer ini bekerja dengan menggunakan gaya gerak listrik sebagai sifat termometrik.

Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Kalor itu adalah energi yang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu benda tersebut naik melakukan perubahan wujud.

Q = m . c . t

Yang mana Q = Kalor yang dibutuhkan

M = Massa benda

C = Kalor jenis

t = Perubahan suhu.

Kapasitas kalor merupakan bagian yang menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu benda untuk menaikkan suhu benda sebesar 10C

t

Zat dpat berada dalam 3 keadaan atau fase :

- Padat Cair = Mencair

- Cair padat = membeku

- Cair Cair = menguap

-Uap padat = menyumblim

Perpindahan kalor

Kalor dapat merambat dengan tiga cara:

Konduksi ( hantaran )

Konveksi (aliran)

Radiasi ( Pancaran)

Add comment May 15, 2009

Percobaan lazarro spallanzani

I. Judul

Percobaan lazarro spallanzani

II. Tinjauan teori

Kehidupan yang kita jalani telah mengundang banyak tanda tanya. Hal ini mendorong para ilmuan melakukan penelitian mengenai asal usul kehidupan. Pada abad masehi, ilmuan Yunani Aristoteles mengungkapkan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Teori ini kemudian dikenal sebagai Teori Abiogenesis atau biasa disebut Teori generatio Spontanea. Tapi pada abad ke-18 Teori ini dikembangkan dengan adanya teori Biogenesis yang mengemukakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Pendukung teori ini antara lain Fransisco Redi, Louis Pasteur, dan Lazarro Spallanzani. (Pelczar dan Chan, 1986)

Lazarro Spallanzani adalah ilmuan Itali yang menggunakan air kaldu untuk menentang teori abiogenesis yang dicetuskan oleh Aristoteles untuk membuktikan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda mati. Sebelumnya telah banyak ahli yang ingin membuktikan ketidak benaran teori Abiogenesis ini, tapi tidak ada satu pun yang mampu mempertahankan Teorinya. Hal ini yang mendorong Spallanzani untuk terus menyusun percobaan air kaldu. ( Fatmawati, 2000 ).

Penganut Teori Abiogenesis selalu menentang hasil-hasil percobaan yng dilakukan oleh para ahli biogenesis, begitu juga dengan para penganut Teori Biogenesis yang selalu mencoba membuktikan kebenaran teori mereka.(Hadisumarti, 1997).

Dalam percobaannya, Spallanzani menyiapkan beberapa tabung yang diisi dengan air kaldu. Beberapa dari tabung disumbat dan ada juga yang dibiarkan terbuka. Ternyata setelah dipanaskan selama satu jam, ternyata air kaldunya tetap jernih. Needham yang merupakan penganut teori abiogenesis mengatakan bahwa akibat dari pemanasan yang terlalu lama maka bahan organik yang merupakan sifat hidup dalam kaldu juadi rusak, tetapi alasan ini dibantah oleh Spallanzani cara mematahkan lehertabung yang berisi kaldu yang telah dipanaskan tersebut apabila dibiarkan terbuka maka air kaldu akan menjadi keruh. (Hariadi, 1991).

Helmon seorang ahli fisika dari Belgia berpendapat bahwa tikus berasal dari biji gandum dan keringat manusia, karena baju yang kotor bekas keringat manusia jika disimpan pada tempat penyimpanan gandum akan berubah menjadi tikus setelah dua puluh hari, tapi teori ini dipatahkan oleh Louis Pasteur penganut teori biogenesis dengan percobaannya yang menggunakan labu leher angsa. (Syamsuri, 2000).

III. Tujuan Praktikum

Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan ke pada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/ peneliti dalam memecahkan masalah biologi khususnya mengenai asal-usul kehidupan makhluk hidup.

IV Waktu dan Tempat

4.1 Waktu

Hari / Tanggal : Senin , 13 November 2006

Waktu : Pukul 10.05 11.45 Wita.

4.2 Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III FMIPA UNM.

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat :

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Sumbat gabus

- Lampu spritus

- Klem kayu

5.2 bahan

- Air kaldu

- Lilin.

VI. Prosedur Kerja

1. Mengisi ke empat tabung reaksi dengan air kaldu masing-masing 5 ml.

2. Tabung I, mengisi tabung denagan air kaldu tanpa dipanasi dan tabung dibiarkan terbuka.

3. Tabung II, memasukkan air kaldu tidak dipanaskan kedalam tabung reaksi, lalu menyumbat tabung dengan sumbat gabus, setelah itu meneteskan lilin cair diantara sela mulut tabung dengan tutup tabung.

4. Tabung III, memasukkan air kaldu yang telah dipanaskan kedalam tabung reaksi dan membiarkan tabung reaksi terbuka.

5. Tabung IV, memasukkan air kaldu yang telah dipanaskan selama 10 menit,lalu tabung ditutup dengan penyumbat gabus, setelah itu meneteskan lilin cair diantara sela mulut tabung dan tutup tabung, sewaktu memanaskan air kaldu usahakan jangan sampai memanaskan menghadap orang lain yang bisa menyebabkan kecelakaan..

6. Meletakkan semua tabung kedalam rak tabung hindarkan dari gangguan/ menyimpannya di tempat yang aman.

7. Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari selama 5 hari dan melakukan pencatatan

VII. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

7.1 Hasil Pengamatan

Hari ke- Tidak dipanasi Dipanasi

Dibuka Ditutup Dibuka Ditutup

1.

2.

3.

4.

5. Jernih

Keruh ada endapan

Keruh

Keruh ada endapan

Keruh, terdapat endapan berbau Jernih

Keruh

Keruh

Keruh ada endapan

Keruh, terdapat endapan ber bau Jernih

Jernih

Jernih

Jernih

Keruh terdapat endapan ( tidak berbau) Jernih

Jernih

Jernih

Jernih

Keruh terdapat endapan ( tidak berbau)

7.2 Pembahasan

1. Pada hari pertama, keempat air kaldu yang berada dalam tabung reaksi yang dipanaskan maupun yang tidak dipanaskan, yang tertutup ataupun tidak tertutup masih kelihatan jernih. Karena dalam tabung reaksi air kaldunya yang awalnya mengandung mikroorganisme belum terkontaminasi dengan udara luar yang pada umumnya juga mengandung banyak mikroorganisme.

2. Pada hari kedua tabung I dan tabung II mengalami perubahan menjadi keruh, dan pada tabung I terdapat endapan, hal ini disebabkan karena air kaldu tidak dipanasi sehingga mikroorganisme yang berkonsentrasi dengan udara luar akan segera membentuk sehingga mikroorganisme hidup dalam tabung reaksi,sedangkan pada tabung kedua yang tidak berhubungan dengan udara luar mengalami perubahan karena air yang tidak dipanaskan awalnya terdapat mikroorganisme didalamnya,walaupun tidak berhubungan langsung dengan udara luar air kaldu akan mengalami perubahan diakibatkan mikroorganisme dalam tabung reaksi. Sedangkan pada tabung III dan IV tidak terjadi perubahan apapun karena air kaldu telah dipanaskan dan telah steril.

3. Pada hari ketiga, tabung I terdapat endapan, sedangkan pada tabung III dan IV masih kelihatan jernih.

4. Pada hari keempat tabung II juga terdapat endapan, sedang tabung III dan IV masih kelihatan jernih

5. Pada pengamatan terakhir, tabung I terlihat sangat keruh dan banyak terjadi endapan di dasar tabung serta menghasilkan bau, tabung II terlihat keruh dan terdapat endapan di atas permukaan air kaldu serta menghasilkan bau, tabung III terlihat agak keruh tetapi tidak menghasilkan bau, ada endapan, tabung IV terliht keruh dan ada endapan tapi tak berbau.

6. Kemungkinan kesalahan:

- Kurangnya pemanasan sehingga mikroba tidak mati dan memungkinkan hidup dalam tabung reaksi

- Adanya pori-pori pada penutup, atau kurang rapatnya penutup sehingga air kaldu yang terdapat dalam tabung reaksi berkontaminasi dengan udara luar yang mana mengandung banyak mikroorganisme. Adanya endapan lilin sehinga air kaldu pada tabung reaksi terlihat keruh dan ada endapan.

VIII. Kesimpulan dan Saran

8.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: makhluk hidup berasal dari benda mati tetapi makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya, jadi teori biogenesis tidak diragukan lagi, dan dari percobaan ini bahwa perubahan-perubahan yang terjadi berasal dari makhluk hidup pula yaitu mikroba

8.2 Saran

1 Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum, praktikan berhati-hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan serta mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.

2. Sebaiknya praktikan menguasai prosedur kerja yang harus dilakukan agar praktikum berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati. 2000. Evolusi Kimia dan Biologi. Tira Pustaka. Jakarta.

Hadisumarti. 1997. Biologi terapan. Eralangga. Jakarta

Hariadi. 1991. Buku Saku Biologi. SIC. Surabaya

Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta

Syamsuri. 2000. Biologi 1 jilid 3. Erlangga. Jakarta

IX. Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas?

2. Darimanakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu?

3. Perubahan kaldu pada percobaan tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana, mengapa bisa terjadi demikian?

4. Pada tabung yang diperlakukan bagaimanakah yang kaldunya tidak mengalami perubahan? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?

5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul makhluk hidup baru?

6. Hasil percobaan di atas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea? Jelaskan.

Jawaban

1. yang menyebabkan perubahan air kaldu pada percobaan tersebut adalah disebabkan karena tabung tidak tertutup, sehingga tidak terhalang dengan udara luar, memungkinkan adanya partikel yang berupa organisme yang bisa masuk dalam tabung, yang menyebabkan air kaldu menjadi keruh begitu pula pada tabung yang dididihkan airnya walaupun itu ditutup tetapi air kaldunya tidak steril atau mengandung organisme yang menyebabkan air kaldu menjadi keruh.

2. makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya air kaldu tersebut, berasal dari udara luar yang masuk kedalam tabung dalam arti bahwa mikroorganisme tersebut masuk kedalam tabung bersama dalam udara.

3. Perubahan kaldu pada percobaan ini pada tabung yang dididihkan tetapi dibiarkan terbuka dan juga terjadi pada tabung yang tertutup air kaldunya yang tidak dididihkan karena mikroorganisme yang terkandung dalam air kaldu tidak mati.

4. Tabung yang tidak mengalami perubahan terjadi pada tabung yang tidak tertutup rapat dan airnya dipanaskan, karena air kaldu tidak berhubungan langsung dengan udara luar yang menyebabkan keluar masuknya mikroorganisme dan juga air kaldunya tidak dididihkan sehingga mikroorganisme dalam air kaldu tersebut mati.

5. Tidak mungkin dari bahan kaldu tersebut secara tiba-tiba muncul makhluk hidup baru.

6. hasil percobaan tersebut dapat digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea karena menurut teori abiogenesis kehidupan berasal dari materi yang tidak hidup atau benda mati dan terjadi begitu saja (Spontan). Hal ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula

Add comment May 15, 2009

Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

I. Judul

Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

II. Tinjauan Teori

Menurut Anonim (2006), Enzim merupakan biokatalisator yang sangat penting bagi reaksi-reaksi kimia didalam tubuh.

a. Pengertian enzim

Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi pemecahan dan pembentukan suatu zat yang terjadi dalam sel. Enzim terdiri dari polipeptida dan tidak mengandung gugus kimia.

b. Cara kerja enzim

Salah satu ciri khas enzim adalah cara kerjanya secara spesifik artinya enzim hanya bekerja pada substrat tertentu. Ada dua teori yang menjelaskan tentang cara kerja enzim yaitu :

1. Teori Lock and Key

enzim diumpamakan sebagai gembok yang mempunyai bagian kecil yang dapat mengikat substrak, bagian enzim yang dapat berkaitan sisi aktif enzim.

2. Teori Induced fit

Sisi aktif enzim bersifat fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan dengan bentuk substrat.

c. Menurut Anonim (2006) Sifat-sifat enzim yaitu :

1. Enzim merupakan biokatalisator

Artinya enzim dapat mempercepat reaksi tetapi tidak dapat ikut bereaksi.

2. Enzim bekerja secara spesifik

Artinya enzim dapat bekerja pada semua zat atau substrat tetapi hanya bekerja hanya pada substrat tertentu saja.

3. Enzim dapat bereaksi dalam suasana asam maupun basa

Sisi aktif enzim mempunyai gugus R residu asam amino spesifik yang merupakan pemberi atau penerima proton.

Menurut Pratiwi (1994), Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim yaitu :

1. Suhu

Pada suhu terlalu renda atau suhu yang terlalu tinggi enzim tidak dapat bekerja. Suhu optimum adalah 37o

2. pH

Enzim akan bekerja optimal pada pH netral, pada suasanan terlalu asam enzim tidak dapat bekerja begitupun sebaliknya.

3. Konsentrasi enzim

Semakin banyak konsentrasi enzim yang bekerja maka reaksi akan semakin cepat.

III. Tujuan

Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase

IV. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada :

4.1 Waktu praktikum

Hari / Tanggal : Senin, 4 Desember 2006

Waktu : 07.30 10.00 WITA

4.2 Tempat

Tempat : Laboratorium Biologi Lt. III FMIPA UNM Makassar

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

1. Centri fuge dan Tabung sentri fuge

2. Mortar dan pistilum

3. Tabung reaksi

4. Pipet

5. Corong kecil

6. Rak tabung reaksi

7. Lampu spritus

8. Kertas saring

9. Kertas pH (indikator pH)

5.2 Bahan

1. Kecambah kacang hijau

2. Larutan amilum

3. Larutan Fehling A dan B

4. Larutan JKJ

5. HCl encer

6. Larutan NaOH

7. Aquades

VI. Cara Kerja

1. Mengambil segenggam kecambah kacang hijau. Memasukkan ke dalam mortar lalu menggelus. Menambahkan aquades 30 ml sambil digerus.

2. Menyaring cairan yang telah digerus lalu memasukkan ke dalam tabung centrifuge. Kemudian memutar centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan sedang.

3. Mengambil 2 tabung reaksi dan setiap tabung diisi dengan larutan kanji sebanyak 1 ml.

4. Pada tabung I larutan kanji tersebut ditambahkan dengan fehling A dan B dan dipanaskan sampai terjadi perubahan warna pada larutan biasanya akan berubah warna menjadi merah muda.

5. Pada tabung II larutan kanji tersebut ditambahkan dengan JKJ dan akan berubah warna menjadi biru tua, ungu, atau hitam.

6. Pada tabung III memasukkan larutan amilum sebanyak 3 ml, kemudian mengecek pHnya dengan menambahkan enzim amilase sebanyak 10 tetes. Setelah 10 menit kemudian mengambil 1 ml dari tabung tersebut dan dipindahkan kedalam tabung yang lain. Menambahkan fehling A dan B secukupnya dan juga dipanaskan hingga mendidih. Mencatat perubahan warna yang terjadi pada larutan, begitu pula setelah 10 menit ketiga. Mengambil 1ml dari larutan dan tambahkan fehling A dan B kemudian dipanaskan hingga mendidih, mencatat perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut.

7. Pada tabung IV, memasukkan larutan kanji kedalam tabung tersebut. Sebanyak 3 ml, kemudian larutan kanji tersebut ditambahkan dengan larutan HCl encer kemudian mengecek pHnya. Larutan kanji yang telah dicampur dengan HCl sebanyak 2 tetes, kemudian dicampur atau ditambahkan lagi dengan 10 tetes enzim amilase. Selanjutnya memperlakukan campuran larutan tersebut seperti perlakuan pada tabung III.

8. Pada tabung V, memasukkan 3 ml larutan kanji kedalam tabung tersebut dan kemudian menambahkan larutankanji terserbut dengan larutan NaOH secukupnya. Kemudian mengecek pHnya dan dicatat. Larutan kanji yang telah dicampurkan dengan larutan NaOH selanjutnya juga ditambahkan dengan 10 tetes enzim amilase. Selanjutnya memperlakukan campuran larutan tersebut seperti halnya pada perlakuan pada tabung III.

VII. Hasil dan Pembahasan

Hasil Pengamatan

No. tabung pH Perubahan

1. I - Biru (tidak ada glukosa)

2. II - Biru tua (amilum)

3. III 7 a. Hijau

b. Hijau kecoklat-coklatan

c. Merah bata

4. IV 1 a. Hijau tua

b. Hijau

c. Hijau

5. V 11 a. Biru

b. Biru

c. Biru

Pembahasan

Dari hasil pengamatan diperoleh antara lain :

1. Pada tabung I, setelah larutan kanji dimasukkan kedalam tabung tersebut dan ditambahkan fehling A dan B dan setelah dipanaskan warna yang dihasilkan yaitu biru. Fungsi fehling A dan B yaitu untuk mengetahui adanya kandungan glukosa namun pada tabung tersebut tidak berubah warna menjadi merah bata. Ini menandakan bahwa larutan kanji tidak mengandung glukosa.

2. Pada tabung II, setelah larutan kanji ditambahkan dengan JKJ warna larutan tersebut berubah menjadi biru tua. Ini menandakan bahwa pada larutan kanji tersebut mengandung amilum karena berubah warna menjadi biru tua.

3. Pada tabung III, Setelah larutan kanji ditambahkan enzim amilase sebanyak 3 ml dan dilakukan penambahan fehling A dan B. Pada 10 menit pertama setelah fehling A dan B dan setelah dipanaskan maka terjadi perubahan warna yaitu warna hijau, hal ini menandakan larutan tersebut tidak memiliki kandungan glukosa pada 10 menit kedua, setelah pemanasan telah terjadi perubahan warna dari hijau menjadi hijau kecoklat-coklatan. Hal ini menandakan bahwa pada larutan ini sudah terdapat sedikit kandungan glukosa. Dan pada 10 menit ketiga terjadi perubahan warna menjadi merah bata hal ini menandakan bahwa larutan kanji tersebut memiliki kandungan glukosa, ini artinya enzim amilase telah bekerja mengubah amilum menjadi glukosa.

4. Pada tabung IV setelah larutan kanji tersebut ditambahkan dengan HCl encer pH larutannya sebesar 1 Ini menandakan bahwa larutan kanji setelah penambahan HCl larutan tersebut bersifat asam.. Setelah mengecek pH lalu ditambahkan juga dengan enzim amilase dan dilakukan penambahan fehling A dan B setiap 10 menit. Pada 10 menit pertama setelah penambahan fehling A dan B dan juga setelah dilakukan pemanasan hingga mendidih terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna hijau. Pada 10 menit kedua warna larutan tersebut tetap berwarna hijau begitu pula dengan 10 menit ketiga warnanya tetap hijau, hal ini menandakan larutan tersebut terdapat kandungan glukosa walaupun dalam jumlah sedikit artinya enzim mengubah amilum menjadi glukosa meskipun lambat akibat pH yang tidak optimum.

5. Pada tabung V setelah larutan kanji ditambahkan dengan NaOH pHnya yaitu 11 Hal ini membuktikan bahwa larutan kanji setelah ditambahkan NaOH bersifat basa, dan setelah ditambahkan enzim amilase kemudian dilakukan perlakuan yang sam setelah penambahan fehling A dan B. Pada 10 menit pertama setelah ditambahkan fehling A dan B dan setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahan warna menjadi biru. Sepuluh menit kedua setelah ditambahkan dengan fehling A dan B dan setelah dilakukan pemanasan warnanya tetap biru begitu pula dengan 10 menit ketiga. Hal ini menandakan bahwa terdapat kandungan glukosa dalam larutan namun dalam jumlah yang sedikit di bandingkan dengan tabung III enzim pada tabung kelima ini tidak bekerja secara optimum. Kandungan glukosa tadi berarti enzim telah bekerja namun dalam kerja yang lambat.

6. Dari ketiga tabung diatas, enzim bekerja baik pada tabung ke III karena konsentrasi pH nya yaitu pada pH yang optimum (4,5-4,7) sehingga enzim lebih cepat mengubah amilum menjadi glukosa dibandingkan dengan tabung keempat dan kelima.

VIII. Kesimpulan

8.1 Kesimpulan

Enzim bekerja secara baik yaitu pada pH yang optimum antar 4,5-4,7 Aktivitas enzim terhambat pada suasana asam atau basa Warna merah bata menandakan adanya glukosa dalam larutan dengan diuji menggunakan larutan fehling A dan B. Warna biru tua sampai hitam menandakan larutan mengandung amilum dan diuji dengan menggunakan larutan JKJ.IX. Saran

9.1 Saran

Dalam melakukan percobaan agar lebih teliti dan juga setelah melakukan percobaan ini agar membersihkan tempat kerja dan alat-alat yang telah digunakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Pengaruh pH. //htp// Sifat Enzim. Diaskes tanggal 6 Desember 2006. Makassar

Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Biologi Umum. FMIPA UNM. Makassar

Pratiwi. 1994. Biologi SMU. Erlangga. Jakarta.

X. Pertanyaan dan Jawaban

9.1 Pertanyaan

1. Apa guna larutan fehling A dan B dan JKJ ?

2. Mengapa pada ekstrak enzim dari biji perlu di centrifuge ?

9.2 Jawaban

1. Fungsi larutan fehling A dan B adalah untuk menentukan adanya kandungan glukosa dalam cairan supernatan.

Fungsi laruran JKJ adalah sebagai indikator dalam penentuan ada tidaknya kandungan amilum dalam suatu larutan.

2. Ekstrat kecambah yang telah digerus perlu disentrifuge agar dapat diperoleh cairan supernatan yang murni dan bening yang akan digunakan sebagai bahan percobaan.

1 comment May 15, 2009

CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

I. Judul

CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

II. Tinjauan Teori :

Mikroskop ialah sebuah alat yang dipakai untuk mengamati benda-benda kecil. Alat ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. (Tim Pengajar, 2006).

Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut Perbesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang, hal iini disebut Penguraian. (Anonim, 2006)

Menurut Philip Golden, Mikroskop terbagi atas dua macam (berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati) yaitu :

1. Mikroskop dua dimensi (Mikroskop cahaya)

2. Mikroskop tiga dimensi (Mikroskop stereo)

Sedangkan berdasarkan sumber cahaya Mikroskop dibedakan menjadi

Mikroskop cahaya dan Mikroskop elektron. (Anonim 2006)

Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi ialah Mikroskop monokuler ( Latin : mono = Satu, Okulus = mata). Kebanyakan objek yang akan diselidiki dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek ini lebih banyak menyerap cahaya dari pada bagian-bagian yang lain. (Sumartono, Sabanni, 1983)

III. Tujuan praktikum

Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.

IV. Waktu dan Tempat

4.1 Waktu Praktikum

Hari / Tanggal : Senin, 06 November 2006

Waktu : Pukul 10.00 - 11.50 Wita

4.2 Tempat Praktikum

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III FMIPA UNM

V. Alat dan Bahan

5.1. Alat

1. Alat yang disediakan oleh laboratorium

a Mikroskop Biologi

b Kotak peralatan berisi :

1) Kaca benda

2) Kaca penutup

3) Cawan petri

4) Pinset

5) Pipet tangan

2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa

a. Pisau silet

b. Kain planel baru

c. Lap katun

d. Pensil

5.2. Bahan

1. Bahan yang disediakan oleh laboratorium

a. Air suling

b. Kertas saring atau kertas hisap

2. Bahan yang disediakan oleh mahasiswa

a. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

b. Daun waru (Hibiscus tiliaceus)

c. Daun labu (Cucurbita moschata)

d. Bawang merah (Allium cepa)

e. Kapas atau kapuk (Gassypium sp)

VI. Prosedur Kerja:

1. Menyiapkan Mikroskop

1.1 Meletakkan mikroskop di atas meja.

1.2 Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel.

1.3 Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup

2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus

2.1. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, darimana arah datangnya cahaya lalu mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya.

2.2. Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.

2.3. Menurunkan tubus sampai jarak maksimal dari ujung objektif dengan meja sediaan.

2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata usahakan tanpa memicingkan mata.

3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan sediaan

3.1. Memutar pengatur kasar (mikrometer) dan mikrometer (pengatur halus).

3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, kaca benda dijepit dengan sengkeling.

3.3. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan sampai muncul bayangan jika sudah mendapatkan bayangan tetapi kurang jelas maka mikrometer digerakkan naik atau turun sampai terlihat bayangan dengan jelas.

4. Membuat Preparat Sederhana

4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan.

4.2. Ditetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.

4.3. Membuat preparat / contoh yang akan diamati.

4.4. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air.

4.5. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamatinya.

5. Mengganti Perbesaran

5.1. Apabila pengamatan sudah berhasil, bayangan akan dibesarkan lagi usahakan tidak menyentuh posisi preparat atau tubus.

5.2. Memutar lensa objektif sampai lensa yang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik.

5.3. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar dan lebih jelas.

5.4. Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan preparat yang sudah diamati dikeluarkan kemudian kaca benda dan kaca penutup dibersihkan.

VII. Hasil dan Pembahasan

Hasil Praktikum

VIII. PERTANYAAN

1. Tulis nama bagian optik dari mikroskop !

2. Tulis nama bagian mekanik dari mikroskop !

3. Tulis fungsi bagian mekanik !

4. Kalau bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri-depan, kearah manakah kaca benda/ sediaan harus digeser ?Mengapa demikian ?

5. Tulis pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan kain atau kertas biasa / kasar !

Jawaban

1. Bagian optik dari mikroskop, yaitu :

a. cermin

b. kondensor

c. lensa objektif

d. lensa okuler

2. bagian mekanik dari mikroskop, yaitu :

a. pengatur kondensor

b. meja sediaan

c. makrometer

d. mikrometer

e. sengkeling

f. penggerak mekanis

g. tubus

h. revolver

i. kaki mikroskop

j. sumbu inklinasi

k. lengan/pemegang

l. diafragma

3. fungsi bagian mekanik :

a. Pengatur kondensor berfungsi sebagai alat untuk menaikkan atau menurunkan kondensor.

b. Meja sediaan berfungsi sebagai tempat meletakkan kaca benda (objek glass).

c. Makrometer berfungsi sebagai alat untuk menggerakkan tubus naik turun secara kasar.

d. Mikrometer berfungsi sebagai alat untuk mengamati bayangan pada objek yang diamati.

e. Sengkeling berfungsi sebagai penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).

f. Penggerak mekanis berfungsi sebagai alat pengatur letak kaca benda pada meja.

g. Tubus berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa okuler pada ujungnya.

h. Revolver berfungsi sebagai cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.

4. Apabila bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri-depan, maka kaca benda harus digeser pada arah yang berlawanan dengan bayangan dalam medan pandangan yaitu digeser kearah kanan-belakang. Digeser pada arah yang yang berlawanan karena sifat lensa okuler yang menerima bayangan dari lensa objektif yaitu: maya, terbalik, dan diperbesar.

5. Pengaruh negatif terhadap mikroskop apabila lensa digosok dengan kain atau kertas biasa / kasar adalah lensa dapat menjadi buram dan bahkan akan tergores sehingga lensa mikroskop sudah tidak baik untuk digunakan lagi atau sudah tidak layak pakai karena apabila lensa mikroskop yang telah tergores bila digunakan akan membentuk bayangan lain yang menyebabkan bayangan dari sediaan yang kita amati sudah tidak jelas lagi.

VIII. Saran

1. Sebelum melakukan percobaan hendaknya praktikan menyiapkan dan membersihkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Dalam melakukan percobaan hendaknya praktikan menggunakan alat dengan hati-hati, teliti, dan tepat sesuai dengan petunjuk percobaan agar percobaan berjalan lancar.

3. Setelah melakukan percobaan, praktikan membersihkan alat-alat yang telah digunakan dan membuang sisa-sisa bahan yang telah digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penggunaan Mikroskop. http://www.google.co.id Makassar.

Goldsten, Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 edisi 11. PT Ikrar

Mandiri Abadi. Jakarta.

Soemartono, Sabanni, Sri, dkk. 1983. Biologi Umum I edisi II. Djambatan.

Jakarta Pusat.

Tim Pengajar. 2006. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA

UNM. Makassar.