MODUL PRAKTIKUM
TF-2106 LABORATORIUM TEKNIK FISIKA I
Tugas Besar: Sistem Kontrol ON-OFF
Oleh: Dr. Ir. Eko Mursito Budi, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
DAFTAR ISI
Tujuan 4
Sasaran 5
Waktu pelaksanaan 6
Pembagian Regu 6
Kriteria Penilaian 6
Kontrol ON-OFF 8
Aktuator 10
Sensor LM35 11
PENGONTROL 12
Membuat Wadah 13
Membuat PCB 13
Menyolder 13
Integrasi Sistem 14
Uji Rangkaian 14
Estimasi Parameter LM35 & Karakteristik Pemanas 16
Kalibrasi Pengontrol 18
Praktikum Lab TF 1 iii
LISENSI
Dokumen Praktikum
Dokumen ini disusun untuk praktikum "Laboratorium Teknik Fisika I" di lingkungan ITB.
Dilarang menggunakannya bagi keperluan lain diluar peruntukan tersebut, kecuali atas ijin tertulis
dari penyusun.
Penyusun
Dosen : Dr. Eko Mursito Budi dan Ayu Gareta Risangtuni, ST., MT.
Asisten Dosen : Irvan Budiawan, ST., MT.
Teknisi : Sutriana, Indra dan Rizky
Kontribusi Jika anda menemukan kekurangan dan atau mempunyai ide perbaikan untuk praktiukm ini,
silahkan layangkan e-mail ke:
Kontribusi anda sangat dihargai.
Praktikum Lab TF 1 iv
PEDOMAN UMUM
Pada tugas besar Lab TF I, seluruh kelas akan bekerja sama menghasilkan suatu produk rekayasa
yang kreatif dan berkualitas. Sebagai (calon) engineer, pegang teguh 4 prinsip berikut:
• AMAN: setiap produk dan kegiatan rekayasa harus mementingkan keselamatan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan
• JALAN: sistem bisa bekerja sesuai fungsi yang diminta, dengan menerapkan kecerdasan
maupun kecerdikan
• RAPI: buatlah sistem dengan rapi dan estetik, karena segi ini akan mendorong keindahan
(sehingga disukai orang), dan juga keandalan
• EFISIEN: sistem memerlukan biaya pembuatan maupun operasi yang relative rendah
dibanding hasilnya.
Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan:
• rangkaian elektronika pada suatu produk konsumer.
• ilmu statistik untuk kontrol kualitas produk.
Mahasiswa dapat melakukan ketrampilan:
• merancang dan membuat wadah produk
• merancang dan membuat PCB
• merangkai produk elektronika
• mengukur beberapa besaran fisis
• mengolah data statistik dengan perangkat lunak
• menulis laporan
Mahasiswa dapat memupuk sikap:
• Kerja sama dalam kelompok kecil untuk menghasilkan produk yang kreatif
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 5
• Bertanggung jawab sebagai bagian dari kelompok besar yang menghasilkan satu batch
produk dengan standar kualitas tertentu.
Sasaran
Sasaran khusus kegiatan ini adalah:
• Setiap regu (5 – 7 orang) dapat membuat sebuah produk, berupa sistem kontrol on-off
yang kreatif dan memenuhi standar kualitas tertentu.
• Produk diuji sehingga kualitasnya dapat dijamin secara statistik
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 6
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan tugas besar ini adalah empat minggu, sebagai berikut:
Mg Di jam praktikum Di luar jam praktikum
1 • Pengenalan komponen
• Simulasi rangkaian pada LtSpiceIV
• Perancangan PCB melalui piranti
lunak Eagle
• Perancangan wadah dengan perangkat
lunak Solid work
• Belanja komponen elektronika
• Belanja bahan wadah
• Pembuatan PCB
2 • Pengukuran dan uji sensor
• Pengukuran dan uji aktuator
• Uji rangkaian pada bread-board
• Penyolderan PCB
• Pembuatan wadah
• Pemasangan komponen dan PCB ke
wadah
3 • Kalibrasi produk
• Pengujian sendiri
• Perakitan produk final
• Menulis panduan pemakai per tim
4 • Pengukuran data statistik
• Pengujian produk (penilaian)
• Pengumpulan data statistik satu shift
• Menulis laporan pengujian kualitas
secara statistik
Pembagian Regu
Dua regu pada praktikum regular akan bergabung menjadi satu tim (berisi 5-6 orang), bertugas
membuat satu produk. Pembagian kerja dalam tim diatur sendiri, meliputi tugas-tugas:
• Merancang dan membuat wadah
• Merancang dan membuat PCB, serta rangkaian elektronikanya
• Merakit produk
• Menguji dan mengukur produk
• Menulis laporan pengujian statistik
Kriteria Penilaian
Produk per tim, dinilai saat pengujian produk (nilai akan masuk ke kuliah Lab TF-1):
• Desain wadah (aman, ergonomis dan estetik) [15%]
• Desain PCB (tata letak komponen, kebenaran jalur) [20 %]
• Kualitas elektronika (penyolderan, kerapihan kabel) [20 %]
• Kualitas wadah (kuat, rapi) [15 %]
• Fungsi produk (bekerja dengan akurat dan presisi) [20%]
• Laporan (sesuai kaidah tulisan ilmiah) [10%]
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 7
PERMASALAHAN
Dalam kegiatan sehari-hari, sangat sering kita perlu menjaga sistem pada suhu tertentu, misalnya
saja pada oven, kulkas di rumah tangga, hingga boiler dan heater di industri.
Gambar 1. Contoh plant yang memerlukan kontrol suhu
Untuk menjaga suhu tersebut, diperlukan suatu pengontrol umpan balik. Pada tugas besar ini,
kita akan membangun suatu sistem kontrol on-off untuk menjaga suhu air pada suatu teko,
dimana:
• Kapasitas teko sekitar ½ liter.
• Memiliki pemanas 220V AC, sekitar 300 watt
• Air ingin dihangatkan sekitar 50o C.
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 8
IDE SOLUSI
Kontrol ON-OFF
Untuk mengatur suhu suatu alat, diperlukan suatu sistem kontrol umpan balik (Gambar 3.1).
Prinsip kerjanya adalah:
• Sistem yang akan dikontrol disebut plant. Pada plat ini ada sebuah variabel proses (PV)
yang ingin dikendalikan agar berada pada harga tertentu. Untuk kasus kulkas DC, PV ini
adalah suhu.
• PV harus diukur dengan suatu sensor, sehingga didapat sinyal PV* yang
merepresentasikan PV. Biasanya PV* berupa tegangan listrik.
• Sinyal PV* kemudian dibandingkan dengan sinyal set point (SP*), sehingga
menghasilkan error = SP*-PV*.
• Pengontrol adalah blok yang menentukan sinyal manipulated variable (MV*) berdasar
error. Ada berbagai macam metode untuk menghitung MV*, misalnya kontrol on-off,
kontrol PID, kontrol fuzzy dan lain-lain. Untuk kulkas DC ini akan digunakan kontrol on-
off yang akan dijelaskan kemudian.
• Luaran MV* yang masih berupa tegangan kemudian harus diubah menjadi besaran fisis
yang bisa mengubah PV pada plant. Pada kasus kulkas DC, MV ini berupa kalor. Untuk
itu diperlukan komponen yang disebut aktuator.
Gambar 0.1 Diagram blok sistem kontrol
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 9
Kontrol on-off adalah suatu metode pengontrol yang manipulated variabel-nya (MV) hanya bisa
berharga OFF (mati) atau ON (padam). Kontrol ini sangat sederhana, dan biasanya cocok dipakai
untuk plant yang relatif lambat (suhu, tangki air, dll). Dalam suatu kontrol on-off, ada satu
parameter yang bisa diatur yakni:
• Histerisis (H): menyatakan rentang toleransi terhadap set point
Sementara itu ada dua mode kerja kontrol on-off yakni mode negative-error-ON (Gambar 3.3 a)
dan mode positive-error-ON (Gambar 3.3 b).
(a) (b)
Gambar 0.1 Cara kerja sistem kontrol on-off
Untuk kontrol suhu pemanas, yang digunakan adalah mode negative-error-ON. Cara kerjanya
adalah:
• Dalam keadaan mati (MV=OFF),
◦ Jika PV lebih kecil daripada SP-H/2, maka ubah MV= ON, sehingga pemanas akan
menyala dan suhu air bertambah
• Dalam keadaan hidup (MV=ON),
◦ Jika PV lebih besar daripada SP+H/2, maka ubah MV = OFF, sehingga pemanas mati
dan suhu air akan turun karena kalor terdisipasi ke lingkungan
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 10
DESAIN
Aktuator
Untuk pemanas malam mini bisa dipakai teko elektrik yang banyak tersedia di pasaran. Berikut
salah satu contohnya:
Kompor elektrik
- Kapasitas 1.5 Lt
- Diameter 16cm
- Daya 450 watt
- Tegangan 220 V / 50 Hz
Untuk menjembatani rangkain elektronik DC dengan sumber AC akan digunakan relay. Diperlihatkan
pada Gambar 2. Struktur relay terdiri dari coil dan kontaktor yang bersifat Normally Open (NO) dan
Normally Close (NC). Cara kerja dari relay, jika coil tidak mendapatkan energy maka kontak common
akan terhubung dengan kontak NC, jika coil mendapatkan energy maka kontak common akan terhubung
dengan kontak NC.
Coil : dihubungkan ke 12 Volt DC, untuk
menghidupkan / mematikan relay
COM dan NO : dihubungkan ke listrik AC, akan
tersambung jika coil menghidupkan relay
COM dan NO bisa dipakai salah satu saja (fasa); atau
dua-duanya (fasa dan netral).
Relay terpasang pada soket
Gambar 2. Gambar Relay dan Simbol Relay
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 11
Sensor LM35
Sistem kontrol suhu memerlukan sensor untuk mengukur suhu, dan mengubahnya menjadi sinyal
tegangan. Ada berbagai macam sensor yang bisa digunakan (“Temperature Sensor Types for
Temperature Measurement” 2015), seperti:
• Resistive Temperature Detectors (RTD)
• Thermistor (NTC atau PTC)
• Termo-couple
• Sensor semi-konduktor (LM35)
Pada praktikum ini akan dipakai Sensor semi-konduktor LM35. Di pasaran, tersedia IC LM35
dengan spesifikasi dibawah:
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti terlihat
pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada
udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Gambar 0.3 LM35 dan kurva Error vs Temperature
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 12
PENGONTROL
Skema pengontrol diberikan pada Gambar di bawah ini, dimana fungsi komponen dalah sbb:
K1 Konektor ke sumber daya 12V
J1 Konektor ke sensor LM35
J2 Keluaran ke Relay (coil)
IC1 Op-Amp sebagai penguat non-inverting
R1, R3 Penentu penguatan IC1
IC2 Op-amp sebagai komparator
R4, POT1 Pengatur VREV bagi komparator
R2 Pembatas arus
Q1 Switching untuk relay
D1 Diode shunt, pelindung arus balik
TP1, TP2, TP3 Test point
Gambar 4.1. Kontrol suhu memakai op-amp
Pelajari benar cara kerja rangkaian ini, sebagai bekal dalam mendesain PCB maupun nanti mengujinya.
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 13
IMPLEMENTASI
Sistem kontrol suhu ini nantinya memerlukan catu daya 12 Volt, yang telah dibuat dalam tugas
sebelumnya. Diagram blok sistem keseluruhan adalah sebagai berikut:
Berikut ini adalah kegiatan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan sistem ini. Harap membaginya
diantara anggota regu, agar sistem dapat terwujud dengan baik.
Membuat Wadah
Rancanglah wadah (casing) bagi sistem ini memakai bahan apapun (misalnya papan), dengan
memperhatikan:
• Aman, a.l: jalur kabel AC harus terlindung, posisi pemanas (air) tidak akan membahayakan
rangkaian, sensor bisa terpasang di pemanas dengan baik tidak akan konslet
• Jalan: posisi steker mudah dijangkau, pengontrol mudah di-kalibrasi
• Rapi: posisi board nampak teratur, jalur kabel tidak saling silang
• Efisien: gunakan bahan yang murah, namun kuat dan mudah dikerjakan
Membuat PCB
Dari skematik yang ada, rancang PCB dengan Eagle, dan buatlah PCB tersebut. Selama merancang
perhatikan benar posisi penempatan konektor dan komponen agar:
• Aman, a.l: jalur daya pakai yang tebal (0.5 mil) sementara jalur sinyal bisa lebih kecil (0.24 mil).
• Jalan: semua jalur benar
• Rapi: posisi komponen Nampak teratur, sementara posisi konektor akan memudahkan kabel di
wadah.
• Efisien: gunakan PCB seminimum mungkin.
Menyolder
Setelah PCB jadi solderlah komponen-komponen pada tempatnya. Usahakan benar pekerjaan anda aman
dan rapi. Setelah menyolder sempatkanlan melakukan uji offline (uji konektifitas / konslet pada jalur).
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 14
Integrasi Sistem
Pasang seluruh eleman pada wadah dengan kabel-kabel yang benar. Perhatikan benar :
• Untuk jalur AC 220V, gunakan kabel AC (bisa dipotong sedikit dari yang ke trafo)
• Jalur DC atau AC 12V, gunakan kabel DC (yang merah hitam)
Untuk sensor, harap diamankan benar agar tidak konslet.
Uji Rangkaian
Untuk menguji rangkaian, pelajari dulu cara kerja sistem ini. Titik-titik penting pengukuran
adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini, sistem yang baik bekerja dalam dua kondisi yaitu:
• DINGIN: jika sensor LM35 mengukur suhu rendah, maka relay tidak menyala
• PANAS: jika sensor LM35 mengukur suhu tinggi, relay akan menyala.
Untuk itu coba perkirakan tegangan pada kedua kondisi tersebut sebagai berikut:
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 15
Titik Yang Diharapkan Hasil uji
DINGIN PANAS
A … …
B … …
C (VREF) … …
D 0 Volt …
E 12 Volt …
RELAY ON OFF
RELAY (NO) CLOSE OPEN
RELAY (NC) OPEN CLOSE
Untuk menguji, cobalah dengan prosedur pengukuran dari belakang ke depan sebagai berikut:
1 Siapkan seluruh rangkaian, namun tanpa beban teko dulu (relay saja)
2 Hidupkan rangkaian. Pada awal ini, sensor mendeteksi DINGIN, sehingga relay seharusnya
ON. Kita akan periksa dengan cara maju (dari A ke E):
• Ukur titik A, seharusnya terbaca dalam skala mili volt. Kalau tak terukur output
tsb, sensor anda rusak.
• Ukur titik B, seharusnya VB sekitar 10 kali VA. Kalau tidak ada penguatan,
rangkaian penguat anda ada yang salah. Periksa IC1, R1 atau R3.
• Ukur titik C, coba putar POT1 agar VC sedikit lebih besar dari VB. Jika diputar-
putar VC tak bisa berubah, maka POT1 perlu diperiksa.
• Ukur titik D, seharusnya kini dalam kondisi tinggi (hampir 12 Volt). Kalau tidak,
periksa IC2. Mungkin putus.
• Ukur titik E, seharusnya dalam kondisi rendah (dibawah 0,7 Volt). Jika tinggi,
maka Q1 atau R2 putus.
• Relay harusnya ON. Kalau tidak, mungkin coilnya sudah putus.
3 Kini kita coba uji kondisi PANAS. coba tempelkan sensor suhu pada benda panas, misalnya
ujung solder (namun jangan terlalu lama). Setelah cukup panasnya, maka relay akan ON.
Periksa:
• Ukur titik A, seharusnya terbaca dalam skala mili volt namun lebih tinggi dari saat
DINGIN.
• Ukur titik B, seharusnya akan naik hingga lebih dari VC.
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 16
• Ukur titik C, seharusnya masih sama seperti saat DINGIN.
• Ukur titik D, seharusnya kini dalam kondisi low (hampir 0 Volt). Kalau tidak, IC2
rusak.
• Ukur titik E, seharusnya dalam kondisi hampir 12 Volt. Kalau tidak, maka Q1
konslet.
• Relay harusnya OFF.
KALIBRASI
Estimasi Parameter LM35 & Karakteristik Pemanas
Pengujian ini ingin melihat hubungan input (suhu) terhadap output (tegangan) sensor suhu.
Konstruksi pengujian adalah sebagai berikut:
Siapkan tabel kalibrasi sebagai berikut:
Suhu (C) … (awal) 25 30 ….. 90 … (mendidih)
Tegangan VB (Volt)
Waktu (detik)
Cara melakukan kalibrasi adalah sebagai berikut:
• Siapkan pemanas, isi dengan air kira-kira setengahnya. Kalau nanti ternyata proses
pemanasan terlalu cepat (sehingga tak sempat diukur, tambahlah airnya).
• Tempelkan sensor pada pemanas (diluar).
• Siapkan termometer, ukur suhu pemanas di dekat sensor.
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 17
• Siapkan stop watch (bisa gunakan HP)
• Siapkan Volt meter, ukur tegangan pada titib B.
• Hidupkan rangkaian pengontrol ini.
• Koneksikan pemanas ke listrik AC (langsung, tidak lewat relay).
• Amati thermometer. Setiap kenaikan 5 derajat, ukur dan catat tegangan luaran volt meter
maupun waktunya.
• Lakukan hingga air mendidih.
Setelah air mendidih, matikan pemanas dan kini lakukan pengukuran proses pendinginan.
• Setiap penurunan 5 derajat, ukur dan catat tegangan luaran volt meter serta suhu dari
thermometer.
• Lakukan hingga suhu mendekati suhu awal.
Masukkan data percobaan ke excel, lalu coba buat grafik karakteristik sensor, yaitu luaran
tegangan terhadap input suhu. Gunakan nilai rata-rata dari dua pengukuran (pemanasan dan
pendinginan). Hasilnya akan Nampak pada Grafik berikut. Dari grafik ini, kita akan bisa
menurunkan rumus regresi linier sensor (ingat kuliah statistik). Pada contoh adalah:
Y = 10.13 X + 213.49
Dimana
Y : tegangan; X : suhu
Ilustrasi kalibrasi sensor suhu (angka di sini hanya simulasi, jangan dijadikan acuan)
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 18
Selain itu buatlah juga grafik suhu terhadap waktu untuk proses pemanasan dan pendinginan.
Hasilnya kira-kira nampak sebagai grafik berikut. Dari grafik, terlihat bahwa karakteristik itu
mirip seperti grafik sistem RC (praktikum rangkaian AC). Kita bisa membuat regresi
exponensial untuk proses pendinginan seperti nampak pada Gambar.
Gambar 0.1 Ilustrasi grafik karakteristik pemanas
Kalibrasi Pengontrol
Untuk pengujian, sistem ini akan mencoba mengatur air tetap hangat pada suhu sekitar 50 derajat
(kita sebut TREF). Untuk itu pertama-tama:
• Menggunakan rumus gradien yang didapat saat kalibrasi sensor, hitunglah tegangan
luaran sensor pada suhu 50 derajat C. Hasilnya kita sebut VREF.
Selanjutnya siapkan rangkaian komplit pengontrol suhu ini, namun tak perlu menyambungkan
teko pemanas dulu. Lakukan kalibrasi sebagai berikut:
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 19
• Siapkan obeng untuk memutar potensiometer POT2.
• Siapkan volt meter untuk mengukur tegangan titik C.
• Hidupkan catu daya, sehingga tegangan 12 Volt mengalir ke sistem.
• Putar POT2 naik atau turun (hati-hati, jangan kasar) sehingga pada Volt Meter terbaca
tegangan sekitar VREF.
Dengan langkah tersebut, maka sistem mestinya siap mengontrol pada suhu yang diinginknan
(TREF).
UJI KUALITAS PRODUK
Ada dua uji kualitas produk yang akan diukur, yaitu:
1. Akurasi (apakah suhu memang data dikontrol di sekitar TREF)
2. Histerisis (besarnya simpangan suhu selama pengontrolnan)
Untuk itu data yang dicari nampak pada Gambar berikut.
Gambar 0.1 Respon tunak kontrol on-off
Nampak bahwa pada suatu siklus (kontrol mati sampai nyala lagi) yang perlu diukur adalah:
1. Suhu ketika aktuator padam (Sa).
2. Suhu maksimal yang masih bisa dicapai plant, walau aktuator sudah padam (Saa).
3. Suhu ketika aktuator menyala (Sb).
4. Suhu minimal yang masih bisa dicapai plant (Sbb).
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 20
Untuk itu, siapkan tabel pengukuran sbb:
Siklus Sa Saa Sb Sbb
1
…
10
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan teko yang sudah dipasangi kontrol suhu. Isi dengan air 500 ml.
2. Pasang thermometer pada teko.
3. Hidupkan kontrol suhu. Aktuator seharusnya akan menyala, dan suhu mulai naik.
4. Tunggu sampai aktuator mati, catat suhunya (Sa).
5. Amati terus thermometer, catat suhu maksimal yang terjadi (Saa).
6. Suhu akan menurun, tunggu sampai aktuator menyala kembali, catat suhunya (Sb).
7. Amati terus thermometer, catat suhu minimal yang terjadi (Sbb), sebelum suhu naik lagi.
8. Ulangi langkah 4 sd 7 sebanyak 10 kali (sehingga didapat 10 set data, masing-masing 4
buah)
Masukkan data pengukuran ke spreadsheet. Pengolahan data yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
1 Hitunglah rata-rata suhu yang dijaga oleh pengontrol ini, yaitu:
Tsp = (Sa + Sb) / 2
Hitung rata-rata dari seluruh dataset
2 Hitunglah rentang histerisis sistem kontrol ini, yaitu:
Hs = (Sa – Sb)
Hitung rata-rata dari ke sepuluh set data.
3 Hitunglah rentang histerisis aktual sistem kontrol ini, yaitu:
Hss = (Saa – Sbb)
Hitung rata-rata dari ke sepuluh set data.
Buatlah analisis kinerja sistem ini, apakah memang akurat dan rentangnya histerisisnya cukup
kecil. Gunakan teori statistik yang sudah anda dapat di kuliah Probstat.
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 21
LAPORAN Buatlah laporan sesuai petunjuk umum. Setelah analisis, jawablah pertanyaan-pertanyaan khusus berikut.
SAMPUL: standard laporan ITERA
1. Kebutuhan
• Paparkan spesifikasi yang diinginkan
2. Skema
• Sampaikan gambar skematik rangkaian, dan daftar komponen yang dibuat memakai Eagle
3. Desain
• Sampaikan desain wadah yang anda lakukan
• Sampaikan desain PCB yang telah dilakukan pada Eagle.
• Secara khusus, sampaikan kreatifitas yang anda tambahkan dan tujuan/manfaatnya.
4. Implementasi
• Tuliskan tahap-tahap implementasi.
• Lampirkan foto hasil pekerjaan.
• Beri komentar hasil kerja anda (aman, kuat, rapih, dll) dan upaya untuk mencapai hal itu.
5. Pengujian
• Sampaikan hasil kalibrasi dan berikan analisisnya ?
• Sampaikan hasil pengujian kinerja. Analisis apakah spesifikasi yang diharapkan bisa dicapai ?
6. Kesimpulan
• Apabila rangkaian anda memang bekerja baik, simpulkan apakah sistem memang bekerja sesuai teori?
• Apabila kurang berhasil, sampaikan kegagalan dan saran perbaikan
7. Kerjasama Tim
Buat Tabel berikut, isikan sesuai peran masing-masing anggota
No NIM Nama Kompetensi *) Peran #)
Hardware Menejemen Sarana
*) Beri centang kompetensi utama yang dikuasai
#) Tuliskan peran yang dilakukan, misal menggambar skema, mendesain PCB, menyolder, menulis laporan,
dll.
Praktikum Lab TF I – Sistem Kulkas DC 22
DAFTAR PUSTAKA • http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf
• https://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_3.html
• https://www.electronics-tutorials.ws/opamp/op-amp-comparator.html