Transcript
Page 1: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHIPERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA

A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2013

Page 2: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHIPERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA

A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA

NIM 1091662005

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2013

Page 3: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHIPERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

A.A. GEDE WIDYA MAHANTARANIM 1091662005

PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2013

Page 4: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS TELAH DISETUJUI

TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

Pembimbing I,

Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, Msi., Ak.

NIP. 19570911 198610 1 001

Pembimbing II,

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak

NIP. 19650323 199103 1 004

Mengetahui,

Ketua Program StudiMagister Akuntansi

Program PascasarjanaUniversitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak.NIP 19641224 199103 1 002

DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.s (K)NIP 19590215 198510 2 001

Page 5: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 16 Agustus 2013

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor

Universitas Udayana No.: 0050/H14.4/HK/2011 Tanggal 10 Januari 2011

Ketua: Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, MSi., Ak.

Anggota:

1. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak

2. Dr. I Gst Ayu Made Asri Dwija P, SE, Msi.

3. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, Msi., Ak.

4. Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak.

Page 6: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : A.A. Gede Widya Mahantara

NIM : 1091662005

Program Studi : Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Judul Tesis : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergantian Kantor AkuntanPublik pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka sayabersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 danPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 16 Agustus 2013

Yang membuat pernyataan,

A.A.Gede Widya Mahantara

Page 7: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke

hadapan Idâ Sang Hyang Widhi Waçâ, karena atas karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul: ”Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia .” Tesis ini merupakan hasil penelitian sebagai persyaratan

akhir studi jenjang Strata-2, di bidang Akuntansi, Program Studi Magister

Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.

Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini

sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE.,

M.Si.,Ak, sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE.,

M.Si.,Ak sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan penuh kesabaran

membimbing, memberi nasihat, dan semangat kepada penulis selama mengikuti

seluruh rangkaian penulisan proposal sampai dengan tahap penyelesaian tesis.

Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.

Ida Bagus Putra Astika, SE.,M.Si,Ak., Bapak Dr. Dewa Gede Wirama,SE.,

MSBA.,Ak., dan Ibu Dr. I G. A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si, sebagai tim

penilai yang telah berkenan memberi masukan konstruktif guna penyempurnaan

tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas

Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

Program Magister di Universitas Udayana. Terima kasih pula kepada Prof. Dr. dr.

A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku direktur Program Pascasarjana Universitas

Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi

mahasiswa di Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen

pengajar atas bimbingan, motivasi, dan arahannya selama penulis menjalankan

proses perkuliahan.

Page 8: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

vii

Terima kasih pula kepada segenap rekan-rekan MAKSI angkatan VII atas

dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyediaan data guna penyelesaian tesis

ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis persembahkan kepada kedua

orang tua tercinta, Bapak A.A. Gde Adnyana Wijaya dan Ibu I Gusti Ayu Tantri

atas doa restu dan dukungannya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan

tesis ini. Terima kasih juga kepada kakakku A.A.Ayu Putri Widyantari, atas

dukungan moral maupun material selama penulis mengikuti pendidikan hingga

penyelesaian tesis ini dan untuk pacar saya Ni Luh Anik Winda Sari atas

dukungan dan doanya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi

kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian

tesis ini. Penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

jika ada kekurangan yang pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis

ini bermanfaat.

Denpasar, Juli 2013

Penulis

Page 9: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

viii

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTORAKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan secara voluntary ataudiluar ketentuan KMK 423/KMK.06/2008 sering menimbulkan pertanyaan dikalangan para praktisi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan hal ini terjadi.Beberapa penelitian telah mencoba untuk meneliti mengenai faktor-faktor yangterkait dengan hal ini, tetapi hasil dari penelitian tersebut tidaklah konsisten.Penelitian ini mencoba kembali untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhipergantian kantor akuntan publik pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Faktor-faktor yang diuji adalah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasiauditor, kesulitan keuangan, opini going concern, ukuran perusahaan danpenurunan persentase ROA.

Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia sebagai populasi penelitian. Berdasarkan hasil purposive samplingdiperoleh 118 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Pengujian hipotesisdalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemenberpengaruh secara positif terhadap pergantian KAP. Variabel ukuran perusahaan,reputasi auditor, kesulitan keuangan, dan opini going concern berpengaruh secaranegatif terhadap pergantian KAP. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwavariabel pertumbuhan perusahaan dan penurunan persentase ROA tidakberpengaruh terhadap pergantian KAP.

Kata kunci: pergantian KAP, pergantian manajemen, ukuran perusahaan, reputasiauditor, kesulitan keuangan

.

Page 10: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

ix

ABSTRACTTHE AFFECTING FACTORS OF AUDITOR SWITCHING ONCOMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Auditor switching that is conducted voluntary or outside the provision ofKMK 423/KMK.06/2008 oftens raises questions among practitioners about thefactor that causes it. A number of research has been conducted concerning factorsthat influence to auditor switching. Yet, its result keeps showing inconsistency.This study objective is to reinvestigate factors that influence going concern auditopinion. The factors used on this research are management change, firm growth,auditor reputation, financial distress, going concern opinion, company’s size, anddecrease of ROA ratio.

This research using population of companies listed on Indonesian StockExchange. Based on purposive sampling, there are 118 companies which fulfilledthe sample requirements. Hypotesis testing on this research was done by thelogistic regression analysis.

The hypotesis testing showed that management change have positiverelationship to auditor switching. Variables of company size, auditor reputation,financial distress, and going concern opinion have negative relationship to goingconcern audit opinion. Variables of firm growth and decrease of ROA ratio haveno relationship to going concern audit opinion.

Keywords: auditor switching, management change, firm growth, auditorreputation, financial distress.

Page 11: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................................... iPERSYARATAN GELAR ................................................................................... iiUCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. iiiABSTRAK .......................................................................................................... vABSTRACT.......................................................................................................... viDAFTAR ISI.........................................................................................................viiDAFTAR TABEL............................................................................................... xDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 91.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 91.4 Kegunaan Penelitian......................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori ..............................................................................12

2.1.1 Teori keagenan (Agency theory)........................................122.1.2 Teori harapan .....................................................................142.1.3 Auditor switching...............................................................152.1.4 Opini audit .........................................................................172.1.5 Reputasi auditor .................................................................202.1.6 Kesulitan keuangan............................................................222.1.7 Pergantian manajemen.......................................................23

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya....................................24

BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESISPENELITIAN3.1 Rerangka Berpikir .........................................................................303.2 Konsep Penelitian..........................................................................373.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................39

3.3.1 Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantianKAP ...................................................................................39

3.3.2 Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP.........403.3.3 Pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP...403.3.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap

pergantian KAP .................................................................413.3.5 Pengaruh opini going concern terhadap pergantian

KAP ...................................................................................423.3.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian

KAP ...................................................................................42

Page 12: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

xi

3.3.7 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP ...43

BAB IV METODA PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................454.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................484.3 Data Penelitian...............................................................................48

4.3.1 Jenis data ...........................................................................484.3.2 Sumber data.......................................................................494.3.3 Metoda penentuan sampel.................................................49

4.4 Variabel Penelitian ........................................................................514.4.1 Identifikasi variabel...........................................................514.4.2 Definisi operasional variabel ............................................51

4.4.2.1 Pergantian manajemen.........................................514.4.2.2 Reputasi auditor...................................................524.4.2.3 Kesulitan keuangan .............................................524.4.2.4 Pertumbuhan perusahaan.....................................544.4.2.5 Opini going concern ............................................544.4.2.6 Penurunan persentase ROA.................................554.4.2.7 Ukuran perusahaan ..............................................564.4.2.8 Pergantian KAP ...................................................56

4.5 Analisis Data .................................................................................56

BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Deskripsi Sampel Penelitian..........................................................615.2 Statistik Deskriptif.........................................................................625.3 Analisis Regresi Logistik ..............................................................65

5.2.1 Menilai kelayakan model regresi.......................................665.2.2 Menilai keseluruhan model (overall model fit) .................665.2.3 Koefisien determinasi (Nagelkerke R square)...................675.2.4 Tabel klasifikasi.................................................................675.2.5 Uji multikolinearitas..........................................................685.2.6 Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian

hipotesis.............................................................................69

BAB VI PEMBAHASAN6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP ........736.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap pergantian KAP..................746.3 Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap pergantian KAP.............756.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap pergantian KAP.....766.5 Pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP ..........776.6 Pengaruh Penurunan Persentase ROA terhadap pergantian

KAP ...............................................................................................796.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pergantian KAP ..............80

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan........................................................................................82

Page 13: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

xii

7.2 Saran ............................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87LAMPIRAN........................................................................................................ 92

Page 14: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

xiii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel .....................................................................50

Tabel 5.1 Deskripsi Sampel Penelitian.................................................................61

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif................................................................................63

Tabel 5.3 Tabel Klasifikasi...................................................................................67

Tabel 5.4 Matriks Korelasi ...................................................................................68

Tabel 5.5 Variables in The Equation ....................................................................69

Page 15: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 3.1 Rerangka Berpikir ............................................................................37

Gambar 3.2 Konsep Penelitian..............................................................................38

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................47

Page 16: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel.............................................................92

Lampiran 2 Statistik Deskriptif .........................................................................95

Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Logistik .....................................................96

Lampiran 4 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 101

Page 17: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam setiap

pengambilan keputusan ekonomi. Dalam dunia bisnis, suatu informasi akan lebih

dipercaya apabila informasi tersebut dibuat atau dikuatkan oleh pihak yang

independen. Sehubungan dengan tuntutan yang semakin meningkat akan

informasi independen yang bisa dipercaya, dalam masyarakat dewasa ini banyak

dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang dilakukan oleh

para profesional. Salah satu jenis jasa penjaminan yang biasa diberikan adalah

jasa audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik

(KAP) sebagai pihak yang independen.

Laporan keuangan suatu entitas merupakan bentuk pertanggungjawaban

pihak manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik perusahaan

(principal), dan akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Pihak prinsipal sebagai pemilik perusahaan telah menyerahkan tanggung jawab

pengelolaan perusahaannya kepada pihak manajemen. Hal ini menyebabkan

informasi yang dimiliki prinsipal tentang operasional perusahaan menjadi terbatas,

dan akan menimbulkan keraguan pada prinsipal tentang kebenaran laporan

keuangan yang dihasilkan pihak manajemen, oleh karena itu pihak prinsipal akan

membutuhkan jasa pihak ketiga untuk menilai kewajaran laporan keuangan

tersebut, yaitu auditor independen. Auditor akan mencoba untuk menengahi

keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal dengan cara melakukan audit

Page 18: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

2

terhadap laporan keuangan perusahaan dan melaporkannya kepada para

stakeholder.

Profesi akuntan publik, khususnya auditor sebagai pihak ketiga yang

dipercaya oleh stakeholder dalam menilai kewajaran laporan keuangan

perusahaan akan selalu dituntut independensinya. Independensi merupakan kunci

utama bagi profesi akuntan publik. Independensi merupakan sikap mental yang

dimiliki oleh auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit (Halim, 2008).

Beragamnya jasa yang dapat diberikan oleh KAP terhadap suatu perusahaan dapat

menimbulkan keraguan terhadap independensi profesi akuntan publik.

Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) berpendapat bahwa independensi akan

hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini

dapat memengaruhi sikap mental dan opini mereka. Auditor yang memiliki

hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi

ketergantungan yang tinggi, sehingga dapat menciptakan hubungan kesetiaan

yang kuat dan pada akhirnya memengaruhi sikap mental serta opini mereka

(Sumarwoto, (2006) dalam Wijayani dan Januarti (2011)).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perikatan

yang cukup lama antara klien dan KAP adalah dengan cara melakukan

pembatasan jangka waktu perikatan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor.

Pembatasan yang dilakukan dengan cara melakukan pergantian auditor

diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor, sehingga kualitas audit dan

laporan keuangan juga ikut meningkat (Blouin et al. 2005). Di Indonesia,

pembatasan jangka waktu audit telah cukup lama diatur oleh pemerintah dengan

Page 19: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

3

dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan

diubah dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut mengatur bahwa sebuah KAP dapat

mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 5 tahun berturut-turut, dan bagi

seorang akuntan publik dapat mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 3

tahun berturut-turut. Peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan ini

diubah kembali dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, yaitu

perikatan sebuah KAP dengan klien yang sama diperbolehkan selama 6 tahun

berturut-turut.

Adanya peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan KAP

dengan kliennya belum menjamin suatu perusahaan tidak mengganti KAP-nya

sebelum batas waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut. Pergantian KAP

yang disebabkan karena adanya peraturan disebut bersifat mandatory, dan

pergantian KAP karena adanya keinginan perusahaan disebut bersifat voluntary.

Secara voluntary, perusahaan dapat melakukan pergantian KAP sebelum jangka

waktu yang ditentukan oleh peraturan pemerintah karena tidak ada aturan yang

menerangkan bahwa perusahaan tidak boleh mengganti KAP yang mengaudit

laporan keuangannya sebelum 6 tahun. Pergantian KAP secara voluntary dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam perusahaan (klien)

maupun faktor dari KAP yang melakukan audit. Penelitian ini mencoba untuk

meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian KAP secara voluntary pada

suatu perusahaan. Faktor yang diteliti adalah pergantian manajemen dalam

Page 20: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

4

perusahaan, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan, opini

audit going concern, ukuran perusahaan, dan penurunan persentase ROA.

Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan sering kali diikuti dengan

bergantinya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pergantian ini

umumnya berlaku pula dalam hal pemilihan KAP. Manajemen yang baru

memiliki harapan bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerja sama dan dapat

memberikan opini yang sesuai dengan harapan manajemen. Selain itu, adanya

preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakan oleh manajemen yang

baru, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan (Sinarwati, 2009).

Perusahaan akan cenderung untuk mencari KAP yang mampu untuk

melaksanakan audit yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi

perusahaan tersebut (Nagy, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan

Januarti (2011), Hubaib dan Cooke (2005), Ismail (2008) menemukan adanya

hubungan antara pergantian manajemen yang dilakukan oleh perusahaan dengan

pergantian KAP yang akan melaksanakan audit. Hasil penelitian tersebut

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma

(2007) dan Suparlan dan Andayani (2010) yang tidak menemukan adanya

hubungan antara pergantian manajemen dan pergantian KAP yang dilakukan oleh

perusahaan.

Reputasi dari KAP yang mengaudit suatu perusahaan memiliki pengaruh

yang penting terhadap tingkat kepercayaan investor akan laporan keuangan yang

dihasilkan oleh pihak manajemen. Perpindahan KAP yang dilakukan dari KAP

Big 4 ke KAP Non Big 4 umumnya akan membawa dampak pada penurunan

Page 21: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

5

kualitas audit yang tentunya menurunkan kepercayaan dari investor dan lebih

berisiko dibandingkan jika tetap menggunakan jasa KAP Big 4 (Chang et al,

2010, dan Rakow et al, 2010). Investor akan lebih cenderung menggunakan

laporan keuangan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi (Praptitorini dan

Januarti, 2007). Hal ini dikarenakan perusahaan audit yang besar memiliki

kualitas audit yang lebih tinggi dan reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005;

Francis dan Yu, 2009) dan juga karena terdapat hubungan yang positif antara

kualitas audit dan kualitas laba perusahaan (Balsam et al, 2003). Hal ini kemudian

menimbulkan kecenderungan dari sebuah perusahaan untuk tidak mengganti KAP

yang bereputasi dan memiliki kualitas hasil audit lebih baik. Faktor reputasi

auditor diteliti oleh Wijayani dan Januarti (2011), Damayanti dan Sudarma (2007)

dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh

secara signifikan terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian tersebut bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) yang menemukan hasil

bahwa variabel reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian

KAP.

Finansial distress atau kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan

oleh Sinarwati (2009). Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan

akan mendorong perusahaan untuk mengganti KAP dengan harapan mendapatkan

KAP yang menawarkan fee audit yang lebih murah. Hasil penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011)

serta Damayanti dan Sudarma (2007) yang menemukan bahwa variabel kesulitan

Page 22: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

6

keuangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP

dalam suatu perusahaan.

Pada perusahaan yang mengalami pertumbuhan, terdapat suatu harapan untuk

memilih KAP yang mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit yang akan

diperlukan dalam rangka peningkatan pertumbuhan perusahaan di masa depan.

KAP yang mampu untuk menyediakan layanan seperti yang diharapkan tentunya

KAP yang sudah lama berikatan dengan perusahaan karena memahami seluk

beluk perusahaan dan potensi yang dapat dikembangkan dari perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan yang berkembang diharapkan akan lebih cenderung

untuk mempertahankan KAP mereka dibandingkan dengan perusahaan lain yang

memiliki pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2010). Penelitian yang

dilakukan oleh Sinason (2001), Mardiyah (2002) serta Prastiwi dan Wilsya (2008)

menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap pergantian KAP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nabila

(2011) menemukan hasil bahwa tingkat pertumbuhan klien tidak berpengaruh

terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan dalam hal ini klien audit akan lebih menyukai apabila laporan

keuangan perusahaannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Kawijaya dan

Juniarti, 2002). Tandirerung (2006) menyatakan bahwa jika auditor tidak dapat

memberikan opini wajar tanpa pengecualian (qualified opinion) atau tidak sesuai

dengan harapan perusahaan, perusahaan akan cenderung untuk berpindah pada

KAP yang mungkin akan memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan

perusahaan. Opini going concern merupakan salah satu jenis opini wajar tanpa

Page 23: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

7

pengecualian dengan bahasa penjelas yang dapat diberikan oleh auditor atas

laporan keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan

Neal (2003) menyatakan bahwa pengaudit sering kali percaya bahwa mereka akan

lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini

barangkali terjadi karena manajemen percaya bahwa ketika auditor yang sedang

menjabat diganti, perusahaan akan menemukan seorang auditor yang lebih lunak

(Craswell, 1998 dalam Sinarwati, 2009). Aguilar dan Barbadillo (2003) dan Liu

dan Liu (2008) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti auditornya

menurunkan kemungkinan mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan

daripada perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat

digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset

yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai

ROA berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan

semakin baik pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008).

Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya

karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika

kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mengganti

auditornya dengan harapan akan mendapatkan auditor yang mampu untuk

menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut (Wijayani dan Januarti,

2011). Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) menemukan bahwa

terdapat pengaruh penurunan rasio ROA dalam suatu perusahaan terhadap

pergantian KAP.

Page 24: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

8

Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang

kompleks. Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan

perusahaan audit yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang

diperlukan (Suryandari, 2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk

meningkatkan kredibilitas perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan

besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk

mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai

pemecatan auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan (Carcello dan Neal,

2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil cenderung untuk melakukan

pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari KAP big 4 ke KAP non big

4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan (biaya monitoring)

(Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason, et al. (2001)

menemukan bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap

pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Perbedaan dari hasil penelitian di atas memberikan motivasi bagi peneliti

untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan di

Indonesia untuk melakukan pergantian KAP. Penelitian ini mencoba untuk

mengetahui apakah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi

auditor, kesulitan keuangan, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan

persentase penurunan ROA memengaruhi keputusan perusahaan di Indonesia

untuk melakukan pergantian KAP.

Page 25: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Bagaimana pengaruh pergantian manajemen pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh reputasi auditor pada pergantian Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh kesulitan keuangan pada pergantian Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan klien pada pergantian

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

5. Bagaimana pengaruh opini going concern pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

6. Bagaimana pengaruh penurunan persentase ROA pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

7. Bagaiamana pengaruh ukuran perusahaan pada pergantian Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Untuk mengetahui pengaruh pergantian manajemen pada pergantian

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.

Page 26: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

10

3. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan keuangan pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan klien pada

pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu

perusahaan.

5. Untuk mengetahui pengaruh opini going concern pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.

6. Untuk mengetahui pengaruh penurunan persentase ROA pada pergantian

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.

7. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan pada pergantian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat sebagai berikut ini.

(1) Kegunaan teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan

pengetahuan dan referensi penelitian pasar modal mengenai faktor-faktor

yang berpengaruh pada pergantian KAP perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat

digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Selain itu, hasil

penelitian ini diharapkan dapat mengonfirmasi hasil-hasil penelitian

sebelumnya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi sebuah perusahaan

melakukan pergantian KAP yang masih belum konsisten.

Page 27: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

11

(2) Kegunaan praktis

Bagi para pembuat regulasi, dapat dijadikan sebagai tambahan informasi

mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan melakukan pergantian

KAP yang erat kaitannya dengan UU PT dan UU Pasar Modal.

Page 28: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori keagenan (Agency theory)

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai suatu

kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)

untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal yang melibatkan

pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. McColgan

(2001) menyatakan bahwa teori keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu pihak

(principal) mempekerjakan pihak lain (agent) untuk melakukan pekerjaan atas nama

principal. Kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut akan berusaha

untuk memaksimalkan utilitas mereka, terdapat kemungkinan bahwa agen tidak akan

selalu bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Prinsipal akan mencoba untuk

memotivasi pihak agen untuk bekerja seperti yang diharapkan oleh prinsipal, dimana

untuk memotivasi, maka pihak prinsipal akan merancang sebuah kontrak. Kontrak

yang efisien merupakan kontrak yang memenuhi dua asumsi, yaitu sebagai berikut

ini.

(1) Agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun

prinsipal memiliki kualitas dan kuantitas informasi yang sama sehingga tidak

terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dari

pihak-pihak yang terlibat.

Page 29: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

13

(2) Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang

berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang

diterimanya.

Namun, pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya

memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan

dengan prinsipal sebagai pemilik perusahaan sehingga menimbulkan terjadinya

asimetri informasi.

Eisenhardt (1989) menyatakan ada tiga asumsi sifat manusia terkait teori

keagenan, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self

interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk

averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer akan cenderung

untuk bertindak oportunis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi, dimana hal ini

akan memicu terjadinya konflik keagenan sehingga diperlukan peran pihak ketiga

yang independen yaitu auditor untuk mengevaluasi pertanggungjawaban keuangan

manajemen dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen.

Auditor sebagai pihak yang independen dibutuhkan untuk melakukan

pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai dengan

kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan. Prinsipal mengharapkan auditor

memberikan peringatan awal mengenai kondisi keuangan perusahaan. Data-data

Page 30: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

14

perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan

lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan

perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2004).

2.1.2 Teori Harapan

Motivasi dapat diartikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya

yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu (Robins dan Coulter, 2004).

Teori motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu teori-teori yang lahirnya lebih awal atau

sering disebut sebagai teori dini tentang motivasi dan teori kontemporer tentang

motivasi yaitu deretan teori motivasi yang lebih baru. Salah satu teori kontemporer

yang mampu untuk menjelaskan motivasi secara lebih mendalam adalah teori

harapan. Teori ini dikemukakan oleh Vroom (1967) dalam Ardana dkk (2008) yang

menggambarkan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu

tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil

tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output

tersebut. Teori ini berdalih bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman seseorang

terhadap hubungan antara usaha dengan kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan

terhadap hasil (outcomes) yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja. Teori ini

melandaskan diri pada suatu logika bahwa: “orang akan melakukan apa yang mampu

dilakukan apabila ia mau untuk melakukan” (Ardana dkk, 2008). Teori ini

memfokuskan pada tiga hubungan, yaitu sebagai berikut.

Page 31: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

15

1) Hubungan upaya-kinerja, bahwa individu berpersepsi upaya yang dilakukan

akan mendorong kinerja.

2) Hubungan kinerja-ganjaran, berprestasi pada suatu tingkat tertentu akan

mendorong tercapainya suatu output yang diinginkan.

3) Hubungan ganjaran-tujuan pribadi, sejauh mana ganjaran memenuhi tujuan

pribadi individu dan potensi daya tarik dari ganjaran itu kepadanya.

2.1.3 Auditor Switching

Auditor switching merupakan perpindahan KAP yang dapat dilakukan oleh

perusahaan klien. Perpindahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

adanya merjer antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda,

ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik yang dahulu, dan merjer antara kantor

akuntan publik (Halim, 2008). Sinarwati (2010) menjelaskan bahwa pergantian

auditor bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pergantian yang bersifat peraturan

(mandatory) dan yang bersifat sukarela (voluntary). Klien yang mengganti auditornya

ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan mungkin

menghadapi dua masalah yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh

klien.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang

pergantian kantor akuntan publik dan partner audit bagi perusahaan di Indonesia.

Undang-undang tersebut pertama kali diberlakukan di tahun 2002 dengan

dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4

Page 32: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

16

dalam peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan

keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (Lima)

tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga)

tahun buku berturut-turut.

Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama, karena

pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang menjelaskan mengenai jangka waktu

pengauditan yang sama dengan peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang

mengatur mengenai jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5

Februari 2008, dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan No.

17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup berbeda dengan

peraturan tahun 2003 sebelumnya, dimana perbedaan tersebut terlihat pada jangka

waktu perikatan audit yang dilakukan oleh sebuah KAP yang semakin bertambah.

Pasal 3 dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa Pemberian jasa audit umum atas

laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6

(enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk

3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan ini berbeda dengan Peraturan di tahun

2002 dan 2003 yang menyatakan bahwa KAP diperbolehkan mengaudit paling lama

untuk 5 (lima) laporan keuangan sebuah perusahaan.

Page 33: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

17

2.1.4 Opini audit

Audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan suatu

perusahaan memiliki suatu tujuan. SA Seksi 110 paragraf 01 menerangkan mengenai

tujuan audit tersebut, dimana tujuannya adalah untuk menyatakan pendapat tentang

kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan

ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan

pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak

memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun

menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah

dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI, 2001). Pemberian opini audit oleh auditor dapat mengurangi terjadinya asimetri

informasi antara pihak manajemen dengan stakeholder perusahaan karena

memungkinkan pihak di luar perusahaan untuk memverifikasi validitas laporan

keuangan.

Menurut Halim (2008:75), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan

oleh auditor, yaitu sebagai berikut ini.

(1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah

dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian

laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan

Page 34: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

18

tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa

penjelasan.

(2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan

sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi

tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang

memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai

berikut:

(a) pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen

lain,

(b) adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI,

(c) laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material,

(d) auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern), dan

(e) auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam

penggunaan prinsip dan metode akuntansi.

(3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini

diberikan apabila:

Page 35: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

19

(a) tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan

lingkup audit yang material tapi tidak memengaruhi laporan keuangan

secara keseluruhan,

(b) auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari

prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi

tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak

memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.

(4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara

wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung

pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan

pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.

(5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila:

(a) ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien

maupun karena kondisi tertentu, dan

(b) auditor tidak independen terhadap klien.

Page 36: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

20

2.1.5 Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang

auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Rudyawan dan Badera, 2009).

Reputasi KAP merupakan salah satu proksi kualitas audit. Kualitas audit

didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan

adanya pelanggaran dalam sistem akuntansi suatu perusahaan (Mohamed, 2010).

Kualitas audit suatu KAP umumnya dikaitkan dengan ukuran KAP tersebut. KAP

dapat dikategorikan menjadi KAP besar maupun KAP kecil. Ukuran Kantor Akuntan

Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4, mempunyai

cabang dan kliennya perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga

profesional diatas 25 orang. Sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan

kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai kantor cabang dan

kliennya perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens,

2003). Kantor Akuntan Publik yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia

kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005;

Francis dan Yu, 2009). Blokdijk et al. (2006) menyatakan bahwa KAP Big 4

menggunakan lebih banyak waktu dalam perencanaan audit dan dalam melakukan

penilaian internal control dan relatif sedikit waktu untuk melakukan dan

menyelesaikan pengujian secara detail dibandingkan dengan KAP non Big 4. Nabila

(2011) menyimpulkan bahwa KAP Big Four memiliki tingkat independensi yang

lebih tinggi dibandingkan KAP Non Big Four karena kehilangan sebuah klien tidak

Page 37: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

21

akan memengaruhi pendapatan KAP tersebut, yang tentunya memiliki klien lebih

banyak dibandingkan KAP Non Big Four. Di Indonesia terdapat beberapa KAP yang

berafiliasi dengan KAP Big Four.

Pada tahun 2006-2008, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4

adalah sebagai berikut:

(1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,

(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu,

(3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,

(4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.

Pada tahun 2009, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 yaitu:

(1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,

(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu,

(3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,

(4) KAP Tanudireja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan

PricewaterhouseCoopers.

Pada tahun 2011, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 yaitu:

(1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,

(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu,

Page 38: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

22

(3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG, dan

(4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.

2.1.6 Kesulitan Keuangan

Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan

sebelum terjadinya kebangkrutan (Arsani, 2011). Kesulitan keuangan dimulai ketika

perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi

kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003). Ada beberapa definisi kesulitan keuangan,

sesuai tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency

in bankruptcy, dan legal bankruptcy (Brigham dan Gapenski, 1997).

(1) Economic failure

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan

perusahaan tidak dapat menutupi total biaya. Bisnis ini dapat melanjutkan

operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau

menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak

ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat juga

menjadi sehat secara ekonomi.

(2) Business failure

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan

akibat kerugian kepada kreditur.

Page 39: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

23

(3) Technical insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak

dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan

membayar hutang secara teknis menunjukkan kekurangan likuiditas yang

sifatnya sementara, yang jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar

hutangnya dan mampu tetap bertahan. Di sisi lain, jika technical insolvency

adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama

menuju bencana keuangan (financial disaster).

(4) Insolvency in bankruptcy

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankruptcy jika nilai

buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada technical

insolvency karena, umumnya, ini adalah tanda economic failure, dan bahkan

mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in

bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.

(5) Legal bankruptcy

Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara

resmi dengan undang-undang (Brigham dan Gapenski, 1997).

2.1.7 Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan dapat disebabkan karena hasil

keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena

kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru

Page 40: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

24

yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO) (Wijayani dan Januarti,

2011). Penelitian ini menggunakan proksi pergantian direktur utama atau CEO

sebagai indikasi terjadinya pergantian manajemen. Pergantian manajemen yang

diproksikan dengan pergantian CEO yang baru mungkin menyebabkan terjadinya

perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP

(Damayanti dan Sudarma, 2008), sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

pergantian manajemen dalam suatu perusahaan maka kemungkinan suatu perusahaan

klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan

kebijakan akuntansi perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan

yang tidak melakukan pergantian manajemen.

2.2 Pembahasan hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian empiris mengenai auditor switching sebelumnya pernah dilakukan

oleh beberapa peneliti, antara lain Damayanti dan Sudarma (2008), Sinarwati (2009),

Wijayani dan Januarti (2011), Hubaib dan Cooke (2005), Naser et al. (2006), dan

Wisnu (2011) namun hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih tidak konsisten.

Damayanti dan Sudarma (2008) melakukan penelitian dengan menguji 6 variabel

independen yaitu pergantian manajemen, opini audit, fee audit, kesulitan keuangan,

ukuran KAP, dan ukuran perubahan ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil

bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap

pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan empat variabel lainnya,

Page 41: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

25

yaitu pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan dan ukuran perubahan

ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP.

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma

(2008) adalah sama-sama meneliti variabel pergantian manajemen, kesulitan

keuangan, persentase perubahan ROA dan ukuran KAP. Perbedaan dengan penelitian

tersebut adalah penelitian ini tidak menggunakan variabel opini audit dan fee audit,

tetapi penelitian ini menambahkan variabel pertumbuhan perusahaan, opini going

concern dan reputasi auditor. Penelitian ini juga mengganti proksi yang digunakan

untuk mengukur variabel kesulitan keuangan, dimana pada penelitian yang dilakukan

oleh Damayanti dan Sudarma (2007) menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER)

sedangkan pada penelitian ini, variabel tersebut diukur dengan menggunakan nilai

Altman Z Score.

Sinarwati (2009) melakukan penelitian dengan menguji pengaruh 4 variabel

independen terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Variabel yang

digunakan adalah opini going concern, pergantian manajemen, reputasi auditor, dan

kesulitan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel pergantian

manajemen dan kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel opini going

concern dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

Page 42: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

26

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009)

adalah penelitian ini sama-sama menggunakan variabel pergantian manajemen,

reputasi auditor, kesulitan keuangan dan opini going concern. Perbedaan dengan

penelitian tersebut adalah penelitian ini menambahkan variabel ukuran perusahaan,

pertumbuhan klien dan persentase penurunan ROA. Perbedaan lainnya adalah pada

periode penelitian dan penelitian ini juga mengubah proksi dari variabel kesulitan

keuangan.

Wijayani dan Januarti (2011) melakukan pengujian dengan menggunakan

variabel pergantian manajemen, opini audit, financial distress, perubahan persentase

ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa

variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan

terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel opini

audit, financial distress, persentase penurunan ROA, dan ukuran klien tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh suatu

perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan

Januarti (2011) adalah penelitian ini menggunakan variabel pergantian manajemen,

kesulitan keuangan, ukuran perusahaan, reputasi auditor dan persentase perubahan

ROA. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menambahkan

variabel pertumbuhan klien, dan opini going concern, selain itu penelitian ini

mengganti proksi untuk pengukuran financial distress, dimana variabel kesulitan

Page 43: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

27

keuangan diukur dengan menggunakan Altman Z-score sedangkan pada penelitian

tersebut menggunakan nilai DER.

Penelitian yang dilakukan oleh Hubaib dan Cooke (2005) melakukan pengujian

terhadap variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan

berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh

perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini

menggunakan variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan, tetapi terdapat

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hubaib dan Cooke (2005) dimana

dalam penelitian ini menambahkan 5 variabel baru yaitu reputasi auditor,

pertumbuhan perusahaan, opini going concern, ukuran perusahaan, dan penurunan

persentase ROA.

Penelitian yang dilakukan oleh Naser et al. (2006) dilakukan dengan menguji

variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, perubahan pada asset, ukuran KAP,

tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan operasional, dan nilai pasar

ekuitas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan,

kesulitan keuangan, perubahan pada aset perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh

secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

Sedangkan variabel tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan

Page 44: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

28

operasional, dan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pergantian KAP.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini

menggunakan variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran KAP, dan

tingkat pertumbuhan klien, tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian tersebut,

dimana penelitian ini tidak menggunakan variabel ukuran perusahaan, perubahan

pada aset, perubahan pendapatan operasional, dan nilai pasar ekuitas. Penelitian ini

mengganti variabel-variabel tersebut dengan variabel opini going concern, pergantian

manajemen dan perubahan persentase ROA.

Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2011) menguji pengaruh variabel ukuran

perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran Kantor

Akuntan Publik dan opini audit terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh

perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel ukuran KAP berpengaruh

secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan,

sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini

menggunakan variabel ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan

keuangan, dan ukuran KAP. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian

tersebut adalah pada penelitian ini menambahkan variabel pergantian manajemen,

persentase perubahan ROA, dan opini going concern dan mengganti proksi dari

Page 45: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

29

variabel kesulitan keuangan dengan menggunakan nilai Altman Z-Score. Ringkasan

mengenai penelitian empiris dapat dilihat pada lampiran 4.

Page 46: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

30

BAB III

RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Rerangka Berpikir

Informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya sangat dibutuhkan dalam hampir

setiap pengambilan keputusan ekonomi. Suatu informasi dapat dipercaya apabila

adanya penjaminan dari pihak yang independen akan kewajaran informasi tersebut.

Salah satu pihak independen yang dapat memberikan jaminan atas suatu informasi

khususnya informasi keuangan adalah auditor. Jasa penjaminan yang dapat diberikan

oleh pihak auditor adalah jasa audit atas laporan keuangan.

Audit atas laporan keuangan merupakan suatu jaminan yang dapat diberikan oleh

pihak auditor kepada pihak prinsipal dalam hal ini pemilik perusahaan. Penjaminan

ini diberikan karena pihak prinsipal telah menyerahkan tanggung jawab pengelolaan

perusahaannya kepada pihak manajemen yang menyebabkan pihak prinsipal memiliki

pengetahuan yang terbatas akan kebenaran laporan keuangan perusahaan. Auditor

akan mencoba untuk menengahi keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal

dengan cara melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan

melaporkannya kepada para stakeholder.

Profesi akuntan publik, khususnya auditor sebagai pihak ketiga yang dipercaya

oleh stakeholder dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan akan selalu

dituntut independesinya. Independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah

dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukan selama proses

Page 47: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

31

penyelesaian pekerjaan. Beragam jasa yang dapat diberikan oleh KAP terhadap suatu

perusahaan juga menimbulkan keraguan terhadap independensi profesi akuntan

publik.

Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) menyatakan bahwa independensi akan

menghilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini

dapat memengaruhi sikap mental dan opini mereka. Perikatan antara klien dan auditor

yang cukup lama dapat mengakibatkan terjadinya ketergantungan yang tinggi dan

akan berdampak pada independensi auditor yang kemudian berpengaruh pada opini

yang diberikan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perikatan yang

cukup lama antara klien dan KAP adalah dengan cara melakukan pembatasan jangka

waktu perikatan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor. Di Indonesia,

pembatasan jangka waktu audit telah diatur cukup lama oleh pemerintah dengan

dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan diubah

dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003.

Peraturan tersebut mengatur bahwa sebuah KAP dapat mengaudit sebuah klien

dengan jangka waktu 5 tahun berturut-turut, dan bagi seorang akuntan publik dapat

mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 3 tahun berturut-turut. Peraturan

mengenai pembatasan jangka waktu perikatan ini diubah kembali dengan

dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

Page 48: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

32

17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, yaitu perikatan sebuah KAP dengan

klien yang sama diperbolehkan selama 6 tahun berturut-turut.

Pergantian KAP dalam suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh peraturan

tersebut. Suatu perusahaan dapat mengganti auditornya sebelum jangka waktu yang

telah ditetapkan oleh peraturan. Pergantian KAP yang disebabkan karena adanya

peraturan disebut bersifat mandatory, dan pergantian KAP karena memang keinginan

perusahaan disebut bersifat voluntary. Secara voluntary, perusahaan dapat melakukan

pergantian KAP sebelum jangka waktu yang ditentukan oleh peraturan pemerintah

karena tidak ada aturan yang menerangkan bahwa perusahaan tidak boleh mengganti

KAP yang mengaudit laporan keuangannya sebelum jangka waktu 6 tahun.

Pergantian KAP secara voluntary dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor

dari dalam perusahaan (klien) maupun faktor dari KAP yang melakukan audit.

Penelitian ini mencoba untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian

KAP secara voluntary pada suatu perusahaan. Faktor yang diteliti adalah pergantian

manajemen dalam perusahaan, reputasi auditor, financial distress, ukuran perusahaan,

pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern, dan penurunan persentase ROA.

Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan sering kali diikuti dengan

bergantinya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Begitu pula dalam

hal pemilihan KAP. Harapan dari manajemen yang baru bahwa KAP yang baru lebih

dapat diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan

oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang

Page 49: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

33

akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan (Sinarwati,

2009). Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009), Wijayani dan Januarti (2011)

menemukan adanya hubungan antara pergantian manajemen yang dilakukan oleh

perusahaan dengan pergantian KAP yang akan melaksanakan audit.

Reputasi dari KAP yang mengaudit suatu perusahaan memiliki pengaruh yang

penting terhadap tingkat kepercayaan investor akan laporan keuangan yang dihasilkan

oleh pihak manajemen. Investor akan lebih cenderung untuk menggunakan laporan

keuangan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi (Prapitorini dan Januarti,

2007). Hal ini menimbulkan kecenderungan sebuah perusahaan untuk tidak

mengganti KAP yang bereputasi dan memiliki kualitas audit lebih baik. Faktor

reputasi auditor diteliti oleh Wijayani dan Januarti (2011) dan Damayanti (2007)

dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh secara

signifikan terhadap pergantian KAP.

Financial distress atau kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan oleh

Sinarwati (2009). Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan akan

mendorong perusahaan untuk mengganti KAP dengan harapan mendapatkan KAP

yang menawarkan fee audit yang lebih murah. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasser et al. (2006) yang menemukan bahwa variabel

financial distress memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP dalam

suatu perusahaan.

Page 50: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

34

Pada perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, maka permintaan akan

KAP yang tidak hanya mampu untuk melakukan penugasan audit tapi juga mampu

untuk menyediakan layanan jasa non-audit akan diperlukan untuk perluasan

peningkatan perusahaan. Oleh karena itu, bisnis yang berkembang diharapkan akan

lebih cenderung untuk mempertahankan KAP mereka dibandingkan dengan

perusahaan lain yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) dan Prastiwi dan Wilsya (2008)

menemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan

perusahaan dengan pergantian KAP yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Perusahaan dalam hal ini klien audit akan lebih menyukai apabila laporan

keuangan perusahaannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Kawijaya dan

Juniarti, 2002). Chow dan Rice (1982) dalam Wijayani dan Januarti (2011)

memperoleh bukti empiris yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk

berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Opini

going concern merupakan salah satu jenis qualified opinion yang dapat diberikan

oleh auditor atas laporan keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh

Carcello dan Neal (2003) menyatakan bahwa pengaudit sering kali percaya bahwa

mereka akan lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern.

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat

digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset

yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA

Page 51: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

35

berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik

pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki

nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan

kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan

menurun, manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan

mendapatkan auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase

ROA tersebut (Wijayani dan Januarti, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh

Mardiyah (2002) menemukan bahwa terdapat pengaruh penurunan rasio ROA dalam

suatu perusahaan terhadap pergantian KAP.

Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks.

Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit

yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari,

2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas

perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang

lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena

analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu

yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil

cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari

KAP Big 4 ke KAP non Big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan

(biaya monitoring) (Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al.

Page 52: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

36

(2001) menemukan bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap

pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan teknik analisis

regresi logistik. Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan

untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan

variabel bebasnya. Adapun rerangka berpikir dalam penelitian ini dapat disajikan

pada Gambar 3.1 berikut.

Page 53: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

37

Gambar 3.1 Rerangka Berpikir

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian

disusun konsep yang menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian ini.

Konsep penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian

TeoriKeagenan

&Teori Harapan

Kajian Empiris

1. Damayanti danSudarma (2008)2. Sinarwati (2010)3. Wijayani dan Januarti(2011)4. Hubabib dan Cooke(2005)5. Nasser et al. (2006)6. Wisnu (2011)

Hipotesis

Pengujian

Hasil danKesimpulan

Page 54: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

38

empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep tersebut dapat

disajikan dalam Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

Pergantian Manajemen

Kajian Teoritis

Teori Keagenan & Teori Harapan

H1

PergantianKAP

PertumbuhanPerusahaan

Opini Going Concern

Kesulitan Keuangan

Reputasi Auditor H2

H3

H4

H5

Ukuran Perusahaan

Penurunan PersentaseROA

H6

H7

Page 55: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

39

3.3. Hipotesis Penelitian

3.3.1 Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP

Pergantian manajemen dapat terjadi pada suatu perusahaan. Pergantian ini dapat

terjadi berdasarkan atas hasil keputusan rapat umum pemegang saham maupun terjadi

karena keinginan individu dari pihak CEO perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011).

Pergantian manajemen umumnya akan diikuti dengan perubahan kebijakan yang

terjadi dalam suatu perusahaan, dimana perubahan tersebut juga menyangkut dalam

hal pemilihan KAP. Harapan manajemen yang baru bahwa KAP yang baru lebih bisa

diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh

manajemen, dan juga disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor

yang akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan.

Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan

akuntansinya (Nagy, 2005), sehingga dengan adanya pergantian manajemen maka

kemungkinan akan terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

sepaham dengan kebijakan dari manajemen yang baru akan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H1: Pergantian manajemen berpengaruh positif pada pergantian KAP

Page 56: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

40

3.3.2 Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP

Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Hilda (2009) menyatakan bahwa

KAP besar dalam hal ini KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four akan

mempunyai kemampuan melakukan penugasan audit yang lebih tinggi dibandingkan

KAP kecil atau non Big Four, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang

lebih baik. Perusahaan tentunya akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih

baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata

pengguna laporan keuangan khususnya pemegang saham. Kualitas audit yang lebih

tinggi tentunya akan dibarengi dengan usaha dari KAP tersebut untuk

mempertahankan independensi yang dimiliki. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

suatu perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP besar akan memiliki

kemungkinan yang kecil untuk berganti KAP (Wijayani dan Januarti, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H2: Reputasi auditor berpengaruh negatif pada pergantian KAP

3.3.3 Pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP

Kesulitan keuangan yang dialami oleh sebuah perusahaan akan menjadi

pendorong yang kuat bagi perusahaan tersebut untuk berganti KAP. Penelitian yang

dilakukan oleh Schwartz dan Soo (1995) dalam Damayanti dan Sudarma (2007)

menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada

perusahaan yang tidak bangkrut. Penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke

Page 57: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

41

(2005) menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk

mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. Hal ini dilakukan

oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan mendapatkan KAP yang

menawarkan fee audit yang lebih rendah dibandingkan dengan KAP sebelumnya.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H3: Kesulitan keuangan berpengaruh positif pada pergantian KAP

3.3.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan klien terhadap pergantian KAP

Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, maka permintaan terhadap

KAP yang mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit diperlukan untuk

perluasan peningkatan perusahaan. Hal ini menyebabkan, perusahaan yang

bertumbuh diharapkan untuk lebih cenderung mempertahankan KAP mereka

daripada rekan-rekan mereka yang mengalami pertumbuhan yang lebih rendah

(Martina, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) meneliti 16.976

perusahaan COMPUSTAT di US selama periode 20 tahun dan menemukan bahwa

audit tenure secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien.

Literatur menunjukkan bahwa lamanya perikatan sebuah perusahaan dan KAP

dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien, dihipotesiskan lamanya perikatan pada

klien dengan pertumbuhan tinggi di Indonesia lebih panjang daripada klien dengan

pertumbuhan rendah (Martina, 2010). Hal ini menyebabkan klien dengan

pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk tidak berganti KAP.

Page 58: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

42

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP.

3.3.5 Pengaruh opini going concern terhadap pergantian KAP

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk

memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya

(SPAP, 2001). Opini audit ini merupakan bagian dari opini audit wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelas yang menjelaskan mengenai keraguan auditor

akan kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Jones (1996),

Melumad dan Ziv (1997) dalam Sinarwati (2010) menyatakan bahwa jika suatu

perusahaan mendapat opini going concern maka akan mendapatkan suatu respon

harga saham negatif sehingga besar kemungkinan akan dilakukan pergantian auditor

oleh manajemen jika auditor mengeluarkan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H5: Opini going concern berpengaruh positif pada pergantian KAP.

3.3.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP

ROA merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat digunakan untuk menilai

efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk

menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif

pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya

Page 59: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

43

(Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah

cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga

prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan menurun,

manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan mendapatkan

auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut

(Wijayani dan Januarti, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H6: Penurunan persentase ROA berpengaruh positif pada pergantian KAP.

3.3.7 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP

Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks.

Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit

yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari,

2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas

perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang

lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena

analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu

yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil

cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari

KAP big 4 ke KAP non big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan

(Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) menemukan

Page 60: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

44

bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang

dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H7: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP

Page 61: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

45

BAB IV

METODA PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menerangkan rencana dari struktur riset yang mengarahkan

proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan

efektif. Bab sebelumnya telah menjelaskan mengenai latar belakang, masalah, tujuan,

manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Peneliti setelah menjelaskan hal

tersebut, maka tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan data penelitian dan

menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang

diperoleh, masalah, dan hipotesis penelitian.

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang

diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD). Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu: variabel independen

yaitu pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern, persentase

penurunan ROA dan variabel dependen yaitu pergantian KAP.

Pengujian mengenai pengaruh pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan

keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern

dan persentase penurunan ROA pada pergantian KAP dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi logistik. Hasil pengujian regresi logistik kemudian

dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan juga disusun sesuai dengan

Page 62: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

46

masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan. Tahapan-tahapan tersebut dapat

disajikan dalam bentuk rancangan penelitian seperti pada Gambar 4.1 berikut.

Page 63: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

47

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

LATAR BELAKANG

MASALAHPENELITIAN

KAJIANPUSTAKA

HIPOTESISPENELITIAN

TUJUANPENELITIAN

MANFAATPENELITIAN

RancanganPenelitian

VariabelPenelitian

Data

PenelitianPurposiveSampling

Data SekunderICMD & BEI

Kuantitatif

Independen

1. PergantianManajemen

2. Reputasiauditor

3. KesulitanKeuangan

4. Pertumbuhan Perusahaan

5. Opini GC6. Penurunan

ROA7. Ukuran

Perusahaan

DependenPergantian KAP

Saran dan Implikasi

KesimpulanPenelitian

Hasil Pengujiandan

Pembahasan

Regresi Logistik

Page 64: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

48

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data

laporan keuangan auditan dengan mengakses dan mengunduh situs resmi Bursa Efek

Indonesia melalui website www.idx.co.id. Objek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

perioda 2008-2011. Perusahaan tersebut dipilih dari daftar perusahaan yang terbuka

(go public) dan ada dalam ICMD. Alasan sampel penelitian ini diambil dari ICMD

adalah (1) daftar perusahaan telah dikelompokkan dalam beberapa industri dan sub-

sub kelompok industri, dan (2) perusahaan yang bersifat terbuka akan berusaha

sekuat tenaga untuk meningkatkan reputasinya melalui berbagai informasi (Badera,

2008).

4.3 Data Penelitian

4.3.1 Jenis data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

(1) Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2007:13). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2011.

Page 65: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

49

(2) Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar

(Sugiyono, 2007:13). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah laporan

auditor independen dan laporan tahunan perusahaan.

4.3.2 Sumber data

Penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal, yaitu data yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen

(Sugiyono, 2007:129). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan ICMD.

4.3.3 Metoda penentuan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2011. Sampel

adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2007:73). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metoda purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria

tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kriteria yang dipertimbangkan dalam pengambilan

sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut selama perioda pengamatan

yaitu 2008-2011.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah

untuk perioda yang berakhir pada 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor

independen dari tahun 2008-2011.

Page 66: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

50

3. Perusahaan melakukan pergantian KAP selama tahun amatan.

4. Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory selama tahun

amatan.

5. Perusahaan memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti.

Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak dalamTabel 4.1.

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel

No KriteriaJumlah

Perusahaan1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

perioda 2008-2011. 394

2 Perusahaan yang tidak terdaftar secara berturut-turut diBursa Efek Indonesia selama perioda 2008-2011. (33)

3 Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangannya dalamRupiah, berakhir pada 31 Desember dan diaudit olehauditor independen.

(15)

4 Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP selamatahun amatan. (151)

5 Perusahaan yang melakukan pergantian KAP secaramandatory selama tahun amatan. (29)

6 Perusahaan tidak memiliki data yang lengkap (48)

Jumlah Sampel Akhir 118Tahun Pengamatan 4Jumlah Pengamatan 472

Sumber: BEI, Hasil Pengolahan Data

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Identifikasi variabel

Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 67: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

51

(1) Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:33). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP.

(2) Variabel bebas atau independen adalah variabel yang memengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat

(Sugiyono, 2007:33). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan, penurunan persentase ROA, dan opini

going concern.

4.4.2 Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada

variabel dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran

kriteria (Ikhsan, 2008:62). Definisi operasional harus memiliki acuan empiris untuk

mengukur variabel dengan cara mendapatkan informasi yang dapat dimengerti.

4.4.2.1 Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pergantian

presiden direktur dari suatu perusahaan (Damayanti, 2007). Variabel pergantian

manajemen dalam penelitian ini adalah variabel dummy, dimana nilai 1 diberikan

apabila terjadi pergantian manajemen dan nilai 0 diberikan apabila tidak terjadi

pergantian manajemen dari tahun sebelumnya.

Page 68: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

52

4.4.2.2 Reputasi auditor

Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang

auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Sinarwati, 2009). Reputasi

auditor dalam penelitian ini diproksikan dengan apakah KAP tersebut berafiliasi

dengan KAP The Big Four atau tidak. Variabel ini diukur menggunakan variabel

dummy, dimana KAP yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors diberi kode 1,

dan jika tidak diberi kode 0.

4.4.2.3 Kesulitan Keuangan

Kesulitan keuangan telah didefinisikan oleh banyak peneliti. Peneliti tersebut

antara lain Ross dan Westerfield (1996 : 808) yang mendefinisikan financial distress

sebagai suatu di mana cash flow operasi perusahaan tidak mampu menutupi atau

mencukupi kewajiban saat ini, financial distress dapat membawa suatu perusahaan

mengalami kegagalan (corporate failure) pada kontraknya yang akhirnya dapat

dilakukan restrukturisasi financial antara perusahaan, kreditur-kreditur dan investor-

investor. Penelitian ini memproksikan kesulitan keuangan dengan cara menggunakan

pengukuran yang dilakukan oleh Altman dengan Altman Z score. Perhitungan

Altman Z score dapat dirumuskan sebagai berikut:

Z Score = 0,717 WC/TA + 0,847 RE/TA + 3,107 EBIT/TA + 0,420 MVE/BVD +

0,998 S/TA

Page 69: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

53

Keterangan

1. WC/TA : Working Capital to Total Assets : perbandingan antara modal kerja

(bersih) dan total aset.

2. RE/TA : Retained Earning to Total Assets : perbandingan antara saldo laba

dan total aset.

3. EBIT/TA : Earning Before Interest and Tax to Total Assets : perbandingan

antara laba sebelum biaya bunga dan pajak dengan total aset.

4. MVE/BVD: Market Value Equity to Book Value of Debt : perbandingan

antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku utang.

5. S/TA : Sales to Total Assets : perbandingan antara penjualan dan total aset.

Dari model Altman Z-Score tersebut, maka kondisi perusahaan di bagi menjadi

tiga kategori, yaitu :

1. Apabila nilai Z-Score di atas 2,90 (Z-Score > 2,90) diklasifikasikan sebagai

perusahaan yang sehat dan diberikan nilai 1.

2. Apabila nilai Z-Score antara 1,80 sampai 2,90 (1,80 < Z-Score < 2,90)

diklasifikasikan sebagai perusahaan berada dalam daerah kelabu (grey area)

dan diberikan nilai 2.

3. Apabila nilai Z-Score di bawah 1,80 (Z-Score < 1,80) diklasifikasikan sebagai

perusahaan yang berpotensi bangkrut dan diberikan nilai 3.

Page 70: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

54

4.4.2.4 Pertumbuhan Perusahaan

Variabel pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio

pertumbuhan penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee.

Penggunaan rasio ini dikarenakan rasio ini dapat mengukur seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan

ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992 dalam Setyarno et al,

2006). Rasio ini diukur dengan cara mengurangi antara penjualan di tahun t dengan

penjualan di tahun t-1 dan kemudian hasil tersebut dibagi dengan penjualan pada

tahun t-1. Adapun cara menghitungnya sebagai berikut:

ΔS =1

1

t

tt

S

SS …………….………………..……………….(3.1)

Keterangan:

ΔS = pertumbuhan dalam penjualan periode t dari periode t-1

St = penjualan bersih pada periode t

St-1 = penjualan bersih pada periode t-1

4.4.2.5 Opini Going concern

Variabel opini going concern dalam penelitian ini adalah variabel dummy, jika

perusahaan mendapatkan opini going concern maka diberi kode 1 dan jika tidak

diberi kode 0. Perusahaan dikategorikan mendapatkan opini going concern jika dalam

laporan auditor independen terdapat pernyataan auditor atas kelangsungan hidup

entitas, baik yang tertera dalam paragraf ke empat laporan auditor independen

maupun dalam penjelasan atas laporan keuangan auditan (Sinarwati, 2009).

Page 71: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

55

Penerimaan opini going concern atas laporan keuangan periode sebelumnya akan di

bandingkan dengan pergantian KAP pada periode berikutnya.

4.4.2.6 Penurunan Persentase ROA

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menilai seberapa tingkat

pengembalian dari asset yang dimiliki. Nilai rasio diukur berdasarkan perbandingan

antara laba bersih setelah pajak perusahaan dibagi dengan total aset yang dimiliki

pada akhir tahun. Rumus perhitungan ROA adalah:

TA

EATROA

Keterangan:

ROA = Return On Asset

EAT = Laba setelah pajak

TA = Total Aset

Penurunan persentase ROA dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

cara yang dilakukan oleh Sudarma dan Damayanti (2007), yaitu dengan rumus:

%1001

1 xROA

ROAROAROA

t

tt

Keterangan:

ΔROA = perubahan dalam ROA periode t dari periode t-1

ROAt = ROA pada periode t

ROAt-1= ROA pada periode t-1

Page 72: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

56

4.4.2.7 Ukuran Perusahaan

Ukuran sebuah perusahaan dapat dilihat dengan cara menghitung besarnya aset

yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar total aset sebuah perusahaan

mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya. (Wijayani

dan Januarti, 2011). Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan

melakukan ln atas total aset perusahaan (Nasser et al, 2006).

4.4.2.8 Pergantian KAP

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP. Variabel

pergantian KAP diukur menggunakan variabel dummy. Nilai 1 diberikan apabila

terjadi pergantian KAP dibandingkan tahun sebelumnya, dan nilai 0 bila tidak terjadi

pergantian KAP dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

4.5 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi

logistik karena variabel terikatnya yaitu pergantian KAP merupakan data kualitatif

yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat, 2007:334) dan variabel

bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non-metrik. Ghozali

(2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah

probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya.

Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada

variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225), dan mengabaikan heteroskedastisitas

Page 73: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

57

(Gujarati, 2003:597). Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan

bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 15.0 for Windows.

Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam

persamaan berikut.

ROAGCPPUPKKRAPMPKAPP

PKAPPLn 7654321)(1

)(

Keterangan:

α = konstanta

PKAP = Pergantian KAP

PM = Pergantian Manajemen

RA = Reputasi Auditor

KK = Kesulitan Keuangan

UP = Ukuran Perusahaan

PP = Pertumbuhan Perusahaan

GC = Opini Going concern

ROA = Persentase Perubahan ROA

βi = koefisien regresi, dimana i=1,2,3,..dst

ε = error

Page 74: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

58

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan regresi logistik dapat dijelaskan

sebagai berikut.

(1) Menilai kelayakan model regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan

model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

sama dengan atau kurang dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol ditolak yang

menjelaskan adanya perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model tidak

dapat memprediksi nilai observasinya. Nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol tidak

dapat ditolak dan model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya

(Ghozali, 2006:233).

(2) Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -

2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya

memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir

(Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel

Page 75: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

59

bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1,

hal ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model

yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 233).

(3) Koefisien determinasi (Nagelkerke R square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan

dengan nilai Nagelkerke R square. Nilai Nagelkerke R square menunjukkan

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel

independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar

model penelitian (Ghozali, 2006:233).

(4) Tabel klasifikasi

Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat. Kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat

dinyatakan dalan persen.

(5) Uji multikolinearitas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi

yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam

regresi logistik menggunakan matriks korelasi antarvariabel bebas untuk

melihat besarnya korelasi antarvariabel bebas. Apabila nilai koefisien korelasi

antar variabel bebas lebih kecil dari 0,8 berarti tidak terdapat gejala

Page 76: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

60

multikolinearitas yang serius antar variabel bebas tersebut (Kuncoro,

2004:240).

(6) Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis

Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output Variable in the

Equation. Output Variable in the Equation menunjukkan nilai koefisien

regresi dan tingkat signifikansinya. Koefisien regresi dari tiap variabel-

variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antarvariabel. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji satu sisi yang dilakukan dengan

cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat

kesalahan (α) = 5%. Apabila sig < α maka dapat dikatakan variabel bebas

berpengaruh signifikan pada variabel terikat.

Page 77: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

61

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) sebagai populasi penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah

ditetapkan, diperoleh sebanyak 118 perusahaan sebagai sampel penelitian untuk

periode 4 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dengan total amatan

mencapai 472 amatan. Deskripsi dari sampel penelitian disajikan dalam tabel 5.1.

Tabel 5.1Deskripsi Sampel Penelitian

Variabel Dummy Jumlah Total amatanPKAP Kode 0

Kode 1278194

472

PM Kode 0Kode 1

37597

472

RA Kode 0Kode 1

40171

472

KK Kode 1Kode 2Kode 3

31433

125472

GC Kode 0Kode 1

38686

472

PP Nilai Minimum-3,94

Nilai Maksimum9,46

472

UP Nilai Minimum20,94

Nilai Maksimum32,75

472

ROA Nilai Minimum-29,66

Nilai Maksimum26,34

472

Sumber: Hasil pengolahan data

Kode 1 adalah simbol dari amatan yang melakukan pergantian KAP,

melakukan pergantian manajemen (PM), menggunakan auditor yang berafiliasi

dengan KAP Big 4 (RA), mendapatkan opini audit going concern (GC). Kode 0

Page 78: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

62

adalah simbol dari amatan yang tidak melakukan pergantian KAP, tidak

melakukan pergantian manajemen (PM), tidak menggunakan auditor yang

berafiliasi dengan KAP Big 4 (RA), dan tidak mendapatkan opini audit going

concern (GC). Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 472 amatan,

194 amatan melakukan pergantian KAP (PKAP) dan 278 tidak. Pengamatan

yang dilakukan terhadap variabel pergantian manajemen (PM) menunjukkan

bahwa terhadap 97 amatan yang melakukan pergantian manajemen, sedangkan

375 amatan tidak melakukan pergantian manajemen. Variabel reputasi auditor

(RA) menunjukkan bahwa dari 472 amatan, sebesar 71 amatan menggunakan

auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4 sedangkan sisanya sebesar 401 tidak

menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4, untuk variabel

kesulitan keuangan (KK), menunjukkan hasil bahwa dari 472 amatan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini, 314 amatan berada pada zona aman,

sebanyak 33 amatan berada pada zona abu-abu dan sebanyak 125 amatan berada

pada zona distress. Variabel opini going concern menunjukkan hasil bahwa dari

472 amatan, sebanyak 86 amatan mendapatkan opini audit going concern (GC),

sedangkan sisanya sebesar 386 tidak mendapatkan opini audit going concern.

5.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif disajikan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh

variabel yang dimasukkan dalam konsep penelitian. Tabel 5.2 menunjukkan statistik

deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 79: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

63

Tabel 5.2Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Standar DeviasiPKAP 472 0.00 1.00 0.4110 0.49254PM 472 0.00 1.00 0.2203 0.41491RA 472 0.00 1.00 0.1801 0.38467KK 472 1.00 3.00 1.6843 0.90524PP 472 -3.94 9.46 0.2303 0.96965GC 472 0.00 1.00 0.2225 0.41634ROA 472 -29.66 26.34 -0.0880 4.23484UP 472 20.94 32.75 27.4201 1.94501

Sumber: Lampiran 2

Statistik deskriptif pada tabel 5.2 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum,

mean dan standar deviasi masing-masing variabel. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat

diketahui bahwa:

1. Variabel pergantian kantor akuntan publik (PKAP) memiliki nilai terendah 0,00,

nilai tertinggi 1,00, mean 0,411 dan standar deviasi 0,49254. Nilai mean

pergantian kantor akuntan publik (PKAP) sebesar 0,411 yang lebih kecil

daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah 0,

yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.

2. Variabel pergantian manajemen menunjukkan nilai terendah 0,00, nilai tertinggi

1,00, mean 0,2203 dan standar deviasi 0,41491. Hal ini berarti bahwa rata-rata

amatan yang melakukan pergantian manajemen (PM) sebesar 0,2203 yang lebih

kecil daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah

0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian

manajemen.

Page 80: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

64

3. Variabel reputasi auditor menunjukkan nilai terendah 0,00, nilai tertinggi 1,00,

mean 0,1801 dan standar deviasi 0,38467. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan

yang menggunakan KAP yang bereputasi (berafiliasi dengan The Big Four)

sebesar 0,1801 yang lebih kecil daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang

paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang

tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four.

4. Variabel kesulitan keuangan (KK) yang diproksikan dengan The Altman Z score

menunjukkan nilai minimum 1,00; nilai maksimum 3,00; mean 1,6843 dan

standar deviasi 0,90524. Nilai rata-rata kesulitan keuangan yang kurang daripada

2,00 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel tergolong perusahaan

yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Dari 472 amatan, 314 amatan berada

pada zona aman, 33 amatan berada pada zona abu-abu dan 125 perusahaan

berada pada zona distress.

5. Variabel pertumbuhan perusahaan (PP) yang diukur dengan pertumbuhan

penjualan menunjukkan nilai minimum -3,94; nilai maksimum 9,46; mean

0,2303 dan standar deviasi 0,96965. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan

sebesar 0,2303 yang lebih besar dibandingkan 0, menunjukkan bahwa

perusahaan yang mengalami pertumbuhan lebih banyak dibandingkan

perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan, hal ini terlihat dari 472 sampel

pengamatan, 326 perusahaan mengalami pertumbuhan dan 146 perusahaan tidak

mengalami pertumbuhan.

Page 81: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

65

6. Variabel opini going concern (GC) menunjukkan nilai terendah 0,00; nilai

tertinggi 1,00, mean 0,2225 dan standar deviasi 0,41634. Hal ini berarti bahwa

rata-rata amatan mendapatkan opini going concern 0,2225 yang lebih kecil dari

0,50 dengan demikian nilai yang lebih sering muncul adalah 0, yang merupakan

kode untuk perusahaan yang tidak menerima opini going concern.

7. Variabel penurunan persentase ROA menunjukkan nilai terendah -29.66; nilai

tertinggi 26,34, mean -0,0880 dan standar deviasi 4,234. Dari 472 amatan yang

ada, 264 amatan memiliki nilai ROA yang positif dan sisanya sebanyak 208

amatan memiliki nilai ROA yang negatif.

8. Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum 20,94, nilai tertinggi

32,75, mean 27,42 dan standar deviasi 1,945. Nilai rata-rata ukuran perusahaan

sebesar 27,42 lebih cenderung pada nilai maksimum, hal ini menunjukkan bahwa

lebih banyak perusahaan sampel yang ukuran perusahaan tergolong skala besar.

5.3 Hasil Uji Regresi Logistik

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi

logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian KAP dan

tidak melakukan pergantian KAP). Ghozali (2006) menyatakan bahwa regresi logistik

digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat

diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak

memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006) dan

mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).

Page 82: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

66

5.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji

hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Hasil

pengujian menunjukkan nilai chisquare sebesar 4,087 dengan signifikansi sebesar

0,849 yang nilainya lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model mampu untuk memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Hasil Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test disajikan pada lampiran 3.

5.3.2 Menilai Keseluruhan Model (overall model fit)

Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0), dimana model hanya

memasukkan konstanta, dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block

Number=1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Nilai -2LL

awal adalah sebesar 639,304 dan setelah dimasukkan ketujuh variabel independen,

maka nilai -2LL akhirnya mengalami penurunan menjadi sebesar 585,096. Penurunan

nilai -2LL ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model

yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil penilaian keseluruhan model disajikan

pada lampiran 3.

Page 83: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

67

5.3.3 Koefisien determinasi (Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan

dengan nilai Nagelkerke R square. Berdasarkan hasil pengujian yang ditujukkan pada

Lampiran 3, nilai Nagelkerke R square adalah sebesar 0,146 yang berarti variabilitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar

14,6 persen, sedangkan sisanya sebesar 85,4 persen dijelaskan oleh variabel-variabel

lain di luar model penelitian.

5.3.4 Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi probabilitas pergantian KAP oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan

dalam persen. Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel 5.3.

Tabel 5.3 Tabel Klasifikasi

Observed

PredictedPKAP Percentage

Correct0.00 1.00

Step 1 PKAP .00 208 70 74.81.00 105 89 45.9

Overall Percentage 62.9Sumber: Lampiran 3

Tampilan dalam Tabel tersebut menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 45,9

persen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi tersebut,

terdapat sebanyak 89 perusahaan (45,9%) yang diprediksi akan melakukan pergantian

KAP dari total 194 perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi

Page 84: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

68

dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak melakukan

pergantian KAP adalah 74,8 persen. Dengan model regresi tersebut, terdapat

sebanyak 208 perusahaan (74,8%) yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP

dari total 278 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.

5.3.5 Uji Multikolinearitas

Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak menunjukkan adanya gejala

korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam

regresi logistik menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat

besarnya korelasi antarvariabel bebas. Hasil pengujian ditampilkan dalam Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Matriks KorelasiConstant PM RA KK UP PP GC ROA

Step 1 Constant 1.000 -0.045 0.122 -0.083 -0.990 0.085 -0.181 0.045PM -0.045 1.000 -0.006 -0.121 0.025 0.029 -0.055 0.037RA 0.122 -0.006 1.000 -0.041 -0.144 0.070 0.021 -0.058KK -0.083 -0.121 -0.046 1.000 -0.028 -0.070 -0.185 -0.033UP -0.990 0.025 -0.144 -0.028 1.000 -0.099 0.173 -0.038PP 0.085 0.029 0.070 -0.070 -0.099 1.000 0.052 -0.134GC -0.181 -0.055 0.021 -0.185 0.173 0.052 1.000 -0.003

ROA 0.045 0.037 -0.058 -0.033 -0.038 -0.134 -0.003 1.000

Sumber: Lampiran 3

Menurut Ghozali (2006), jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup

tinggi diatas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinaritas. Hasil

pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel independen

yang nilainya lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan tidak terdapat indikasi

multikolinearitas antar variabel independen.

Page 85: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

69

5.3.6 Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis

Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi

paramater dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk

berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai

berikut ini.

PPUPKKRAPMPKAPp

PKAPp142.0130.0280.0026.1610.0830.3

)(1

)(ln

ROAGC 19.0894.0

Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikansinya dapat dilihat pada Tabel

5.5.

Tabel 5.5 Variables in The EquationB S.E. Wald Df Sig Exp(B)

Step 1a PM .610 .239 6.515 1 .011 1.840RA -1.026 .304 11.407 1 .001 .358KK -.280 .118 5.652 1 .017 .756UP -.130 .055 5.609 1 .018 .878PP .142 .106 1.773 1 .183 1.152GC -.894 .266 11.297 1 .001 .409

ROA 0.19 .024 .585 1 .444 1.019Constant 3.830 1.511 6.422 1 .011 46.071

Sumber: Lampiran 3

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat

signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan () = 5%. Berdasarkan Tabel 5.5 dapat

diinterpretasikan hasil sebagai berikut.

(1) Pengujian hipotesis pertama (H1)

Hipotesis pertama menyatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif

pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel pergantian

Page 86: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

70

manajemen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,610 dengan tingkat

signifikansi 0,011 yang lebih rendah dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap

pergantian KAP atau dengan kata lain H1 diterima.

(2) Pengujian hipotesis kedua (H2)

Hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif

pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel reputasi auditor

yang diproksikan dengan apakah memiliki perikatan dengan KAP Big Four

memiliki koefisien regresi negatif sebesar -1,026 dengan tingkat signifikansi

0,001 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP

atau dengan kata lain H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu

perusahaan memiliki perikatan dengan KAP Big Four, maka akan semakin kecil

kemungkinan perusahaan tersebut untuk mengganti KAP.

(3) Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif pada

pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel kesulitan keuangan yang

diproksikan dengan Altman Z-Score memiliki koefisien regresi negatif sebesar -

0,280 dengan tingkat signifikansi 0,017 yang lebih kecil dari (5%).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kesulitan keuangan

Page 87: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

71

berpengaruh terhadap pergantian KAP namun dengan arah yang berbeda dengan

yang dihipotesiskan atau dengan kata lain H3 ditolak.

(4) Pengujian hipotesis kelima (H4)

Hipotesis kelima menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh

negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel

pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan bersih

perusahaan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,142 dengan tingkat

signifikansi 0,183 yang lebih besar dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh

terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H4 ditolak.

(5) Pengujian hipotesis keenam (H5)

Hipotesis keenam menyatakan bahwa opini going concern berpengaruh positif

pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel opini going

concern yang diproksikan dengan variabel dummy memiliki koefisien regresi

negatif sebesar -0,894 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari

(5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel opini going

concern berpengaruh terhadap pergantian KAP namun arahnya berbeda dengan

yang dihipotesiskan atau dengan kata lain H5 ditolak.

(6) Pengujian hipotesis ketujuh (H6)

Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa penurunan persentase ROA berpengaruh

positif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel penurunan

Page 88: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

72

persentase ROA yang diukur dari rasio ROA memiliki koefisien regresi positif

sebesar 0.19 dengan tingkat signifikansi 0,444 yang lebih besar dari (5%).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H6 ditolak.

(7) Pengujian hipotesis keempat (H7)

Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh

negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural (ln) total aset memiliki

koefisien regresi negatif sebesar -0,130 dengan tingkat signifikansi 0,018 yang

lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP atau

dengan kata lain H7 diterima. Hal ini berarti bahwa semakin besar sebuah

perusahaan yang diukur dengan total aset yang dimiliki maka akan semakin kecil

kemungkinan perusahaan tersebut melakukan pergantian KAP.

Page 89: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

73

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP

Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan umumnya akan diikuti dengan

perubahan kebijakan, dimana perubahan tersebut juga menyangkut dalam hal

pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan

pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP.

Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,610 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,011 yang lebih rendah dibandingkan (5%).

Hal ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen yang terjadi dalam suatu

perusahaan akan memperbesar kemungkinan terjadinya pergantian KAP pada suatu

perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori harapan yang dicetuskan oleh Vroom dalam

Ardana dkk (2008) yang menyatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk

melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan,

bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya

tarik output tersebut. Output tersebut digambarkan oleh adanya harapan dari

manajemen yang baru bahwa mereka akan mendapatkan KAP yang selaras dengan

kebijakan akuntansi perusahaan dan mampu memberikan pendapat yang sesuai

dengan harapan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mardiyah (2002), Hudaib dan Cooke (2005), Sinarwati (2010), serta Wijayani dan

Page 90: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

74

Januarti (2011) yang menemukan fakta bahwa variabel pergantian manajemen

berpengaruh positif terhadap pergantian KAP dalam suatu perusahaan. Akan tetapi,

hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Damayanti dan Sudarma

(2008), Suparlan dan Handayani (2010) serta Suryandari (2011) yang membuktikan

bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.

6.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Pergantian KAP

Hasil penelitian terhadap variabel reputasi auditor menunjukkan bahwa reputasi

auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar -1,026 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,001 yang lebih rendah dibandingkan (5%). Penelitian ini menunjukkan

bahwa sebuah perusahaan yang sudah memiliki perikatan audit dengan KAP yang

berafiliasi dengan The Big Four memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan

pergantian KAP, sedangkan perusahaan yang memiliki perikatan dengan KAP yang

tidak berafilisi dengan The Big Four memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk

melakukan pergantian KAP dengan KAP yang memiliki perikatan dengan The Big

Four.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah

(2002), Naser et al. (2006), Damayanti dan Sudarma (2008) serta Wijayani dan

Januarti (2011) yang menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh

negatif terhadap pergantian KAP. Suatu perusahaan yang sudah memiliki perikatan

dengan KAP Big Four cenderung untuk tidak melakukan pergantian KAP

Page 91: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

75

(Rachmawati, 2011), hal ini disebabkan Kantor Akuntan Publik yang lebih besar

umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi

tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005; Francis dan Yu, 2009) sehingga reputasi

perusahaan pun akan ikut meningkat. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001), Sinarwati (2010) dan

Suryandari (2011) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh

terhadap pergantian KAP dalam sebuah perusahaan.

6.3 Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian KAP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan berpengaruh

terhadap pergantian KAP tetapi memiliki arah yang berbeda dengan yang

dihipotesiskan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar -0,280 dan nilai

signifikansi sebesar 0,017 yang lebih kecil dari (5%). Perusahaan yang mengalami

kesulitan keuangan lebih memilih untuk tetap menggunakan KAP yang lama

dibandingkan dengan mengganti dengan KAP yang baru. Alasan untuk tidak

melakukan pergantian KAP adalah karena pihak perusahaan tidak menginginkan

kesulitan keuangan yang terjadi pada perusahan tersebut diketahui oleh banyak orang.

Apabila perusahaan tersebut mengganti KAP, maka akan lebih banyak orang yang

mengetahui situasi kesulitan keuangan yang terjadi dan tentunya akan menurunkan

reputasi perusahaan tersebut dimata para stakeholder dan pemegang saham. Kesulitan

keuangan yang dialami oleh perusahaan tentunya akan terkait pula dengan fee audit

yang diberikan kepada pihak KAP. Pihak perusahaan tentunya akan lebih memilih

Page 92: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

76

KAP yang memberikan penawaran fee audit yang lebih rendah. Fee audit yang

rendah tersebut umumnya diberikan oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big

Four, sehingga sebuah perusahaan yang mengalami masalah keuangan dan sudah

berikatan dengan KAP non Big four cenderung untuk tidak melakukan pergantian

KAP. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa 401 amatan menggunakan KAP

yang tidak berafiliasi dengan The Big Four dan hanya 71 amatan yang menggunakan

KAP yang berafiliasi dengan The Big Four. Penelitian ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Suryandari (2011) yang menemukan bukti

bahwa kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan

Januarti (2011) serta Damayanti dan Sudarma (2008) yang menemukan hasil bahwa

kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.

6.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap pergantian KAP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini ditunjukkan oleh hasil koefisien

regresi sebesar 0,142 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,183 yang lebih besar

dibandingkan (5%). Hal ini menunjukkan bahwa walaupun suatu perusahaan

mengalami pertumbuhan dalam penjualannya, hal ini tidak serta merta mendorong

perusahaan mengambil keputusan untuk mempertahankan atau mengganti KAP yang

mengaudit. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan,

maka kegiatan bisnis yang dilakukan dalam perusahaan pun akan semakin kompleks,

Page 93: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

77

semakin kompleksnya kegiatan bisnis tersebut mengakibatkan pengambilan suatu

keputusan dalam perusahaan tidak hanya diambil dari satu pertimbangan. Perusahaan

yang mengambil keputusan untuk mempertahankan ataupun mengganti KAP tidak

hanya didasarkan pada pertimbangan perusahaan sedang mengalami pertumbuhan,

namun juga faktor-faktor lain dalam perusahaan. Perusahaan yang sedang bertumbuh

tentunya akan menarik perhatian dari publik sehingga setiap keputusan yang diambil

akan mendapatkan atensi yang lebih dari publik, selain itu perusahaan yang

mengalami pertumbuhan juga ingin memiliki reputasi yang baik dimata para

stakeholder dan pemegang sahamnya sehingga keputusan untuk mempertahankan

ataupun mengganti KAP yang mengaudit tersebut haruslah disertai dengan berbagai

pertimbangan dan tidak hanya dilihat dari pertumbuhan penjualan demi menjaga

reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Martina (2010), Nasser et al. (2006) dan

Prastiwi dan Wilsya (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP.

6.5 Pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan untuk memastikan

perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Penelitian

ini menunjukkan bahwa opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP.

Page 94: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

78

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,894 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.001 yang lebih kecil daripada 0,05, walaupun nilai signifikansi

ini lebih kecil dibandingkan (5%) namun hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel opini going concern ini memiliki arah yang berbeda dari yang

dihipotesiskan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung temuan Carcello dan

Neal (2003) yang menyatakan bahwa pengaudit lebih mungkin diganti jika

mengeluarkan opini going concern.

Opini going concern merupakan opini wajar tanpa pengecualian yang dikeluarkan

karena terdapat kondisi dan/atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan

hidup perusahaan atas kondisi itu terdapat kesangsian auditor, akan tetapi telah

terdapat rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut dan menurut penilaian

auditor, rencana tersebut dapat efektif dijalankan serta terdapat cukup pengungkapan,

sehingga opini going concern bukanlah opini yang buruk. Perusahaan yang menerima

opini going concern tidak serta merta melakukan pergantian KAP karena terdapat

harapan dari pihak perusahaan bahwa dengan adanya rencana-rencana dan usaha dari

pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang menimbulkan kesangsian

dari pihak auditor, maka auditor tersebut tidak akan memberikan kembali opini going

concern di tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suryandari (2012) yang menemukan hasil bahwa opini going concern

berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi hal ini bertentangan dengan hasil

Page 95: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

79

penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) yang menemukan hasil bahwa opini

going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.

6.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penurunan rasio Return On Asset

(ROA) tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini terlihat dari tingkat

signifikansi sebesar 0,444 yang lebih besar dari (5%). ROA merupakan salah satu

rasio keuangan yang menunjukkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba dari

total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Peningkatan dari persentase ROA

menunjukkan terjadinya peningkatan efektivitas dari manajemen untuk menghasilkan

laba dari aset yang dimiliki, akan tetapi ketika terjadi penurunan dari persentase

ROA, hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan efektivitas dari manajemen

perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika terjadi

penurunan persentase ROA, perusahaan tidak serta merta melakukan penggantian

KAP. Hal ini terjadi karena manajemen lebih mementingkan untuk mempertahankan

reputasi perusahaan dimata para stakeholder dengan cara mempertahankan untuk

menggunakan jasa KAP yang lama. Reputasi dari sebuah perusahaan akan

dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan perusahaan untuk mengganti KAP ketika

terjadi penurunan kinerja keuangan dalam perusahaan tersebut. Sampel perusahaan

yang diteliti dari penelitian sebagian besar merupakan perusahaan yang besar.

Perusahaan yang besar juga akan cenderung untuk mempertahankan KAP yang

mengauditnya karena perusahaan yang besar umumnya memiliki analis keuangan

Page 96: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

80

yang akan mencurigai kegiatan dari perusahaan untuk mengganti KAP sebelum

jangka waktu perikatannya berakhir (Carcello dan Neal, 2003). Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008),

serta Wijayani dan Januarti (2011) yang menemukan hasil bahwa variabel penurunan

ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP, akan tetapi hasil ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) dan Kartika (2006) yang

menemukan bahwa variabel penurunan persentase ROA berpengaruh terhadap

pergantian KAP.

6.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP

Hasil penelitian terhadap variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa

variabel ini berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.

Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar -0,130 dengan tingkat signifikansi

0,018 yang lebih kecil dari (5%). Semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka

akan semakin kompleks kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut,

maka dalam hal ini perusahaan membutuhkan KAP yang berpengalaman untuk

mengaudit perusahaan tersebut. KAP yang berpengalaman tersebut adalah KAP yang

telah memiliki perikatan yang lama dengan klien karena telah mengetahui operasional

perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kecenderungannya adalah sebuah perusahaan

yang besar akan memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan pergantian

KAP. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan Neal (2003), perusahaan

besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk

Page 97: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

81

mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai

pergantian auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001), Naser et al.

(2006), Suparlan dan Handayani (2010) yang menyatakan bahwa variabel ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Akan tetapi,

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2011)

dan Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Page 98: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

82

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Penelitian ini menggunakan tujuh variabel yaitu pergantian manajemen, reputasi

auditor, kesulitan keuangan, pertumbuhan perusahaan, opini going concern,

persentase penurunan ROA dan ukuran perusahaan, untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap pergantian KAP yang terjadi pada perusahaan. Penelitian ini menghasilkan

beberapa simpulan, yaitu:

1. Variabel pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP.

Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan umumnya akan diikuti dengan

adanya perubahan kebijakan, salah satunya terkait kebijakan pemilihan KAP.

Manajemen yang baru akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan

pelaporan akuntansinya sehingga diharapkan dapat memberikan opini yang

sesuai dengan keinginan manajemen.

2. Variabel reputasi auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP. Sebuah

perusahaan yang sudah berikatan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big

Four memiliki kecenderungan untuk tetap mempertahankan KAP tersebut

karena dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi untuk tetap menjaga

reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis.

3. Variabel kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi arah

dari hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dihipotesiskan. Perusahaan

Page 99: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

83

yang mengalami kesulitan keuangan tidak serta mengganti KAP yang mengaudit

perusahaan tersebut dengan harapan bahwa kesulitan keuangan yang terjadi

dalam perusahaan tersebut tidak diketahui oleh lebih banyak orang, apabila

perusahaan melakukan pergantian KAP maka akan lebih banyak orang yang

mengetahui kesulitan keuangan yang terjadi dan tentunya berpengaruh terhadap

reputasi perusahaan di lingkungan bisnis.

4. Variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.

Hal ini terjadi karena perusahaan yang bertumbuh tentunya memiliki kegiatan

operasional yang semakin kompleks, dan akan menarik perhatian dari publik

sehingga setiap keputusan yang diambil haruslah didasarkan pada beberapa

pertimbangan karena setiap keputusan tersebut akan mendapatkan atensi yang

lebih dari publik. Keputusan untuk melakukan pergantian atau mempertahankan

KAP tentunya tidak hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa perusahaan

mengalami pertumbuhan, tetapi juga pada pertimbangan lain karena hal ini

berpengaruh pada reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis.

5. Variabel opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi arah

dari hasil penelitian tidak sesuai dengan yang dihipotesiskan. Opini going

concern bukanlah suatu opini yang buruk bagi sebuah perusahaan, hal ini

dikarenakan didalam opini going concern tersebut terdapat rencana dari

perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan dari perusahaan tersebut

kedepannya. Hasil penelitian menunjukkan ketika perusahaan mendapatkan

Page 100: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

84

opini going concern, perusahaan tidak serta merta mengganti auditornya dengan

harapan bahwa dengan adanya rencana dan usaha dari pihak perusahaan untuk

melakukan perbaikan terhadap kondisi keuangan, maka KAP tersebut tidak akan

memberikan opini going concern kembali di periode berikutnya.

6. Variabel penurunan persentase ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian

KAP. Hal ini terjadi karena manajemen perusahaan lebih mementingkan reputasi

perusahaan dimata para stakeholdernya dengan cara tetap mempertahankan KAP.

Reputasi sebuah perusahaan akan dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan

perusahaan untuk mengganti KAP ketika terjadi penurunan kinerja keuangan

keuangan.

7. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Semakin

besar ukuran perusahaan maka memiliki kecenderungan untuk tetap

mempertahankan KAP yang mengauditnya karena perusahaan yang besar

memiliki analis keuangan yang akan meneliti pergantian dari KAP sebelum

jangka waktu yang telah ditentukan.

7.2 Saran-saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang apabila diperbaiki akan

mampu memberikan gambaran yang leih jelas mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan pergantian KAP pada suatu perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian

ini ada dua yaitu (1) kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen yang hanya sebesar 14,6% dan (2) variabel pertumbuhan perusahaan yang

Page 101: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

85

diproksikan dengan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap pergantian

KAP yang mungkin disebabkan ketidaktepatan dari proksi yang digunakan. Pertama,

keterbatasan mengenai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen diatasi dengan menambah jumlah variabel yang mungkin berpengaruh

terhadap pergantian KAP pada penelitian selanjutnya. Variabel-variabel lain yang

mungkin berpengaruh adalah fee audit, kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, dan opini audit tahun sebelumnya. Kedua, keterbatasan mengenai tidak

berpengaruhnya variabel pertumbuhan perusahaan diatasi dengan mengganti proksi

pertumbuhan penjualan dengan pertumbuhan laba operasi dari perusahaan. Saran

yang dapat diberikan oleh penulis bagi pihak perusahaan dan pihak auditor

berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan adalah:

(1) Bagi Perusahaan

Perusahaan dalam hal ini para pengambil keputusan (stakeholders) dapat

menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan atas kebijakan pergantian KAP

yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pihak stakeholders dapat melihat

motivasi dari manajemen untuk melakukan kebijakan mempertahankan

ataupun melakukan pergantian KAP, apakah kebijakan tersebut dimotivasi

oleh keinginan untuk mendapatkan KAP yang selaras dengan kebijakan

manajemen yang baru apabila terjadi pergantian manajemen ataukah

kebijakan tersebut dilakukan atas dasar desakan kesulitan keuangan yang

dihadapi oleh perusahaan. Pentingnya memahami kebijakan yang diambil

Page 102: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

86

oleh manajemen tersebut akan berakibat pada kualitas laporan keuangan dan

reputasi perusahaan tersebut.

(2) Bagi Auditor

Hasil penelitian ini khususnya terkait dengan variabel opini going concern

dapat dijadikan acuan bagi pihak auditor untuk tidak ragu dalam memberikan

opini going concern terhadap sebuah perusahaan. Pada umumnya, pihak

auditor memiliki keraguan untuk memberikan opini going concern pada suatu

perusahaan, karena terdapat suatu pernyataan yang disampaikan oleh Carcelo

dan Neal (2003) yang menyatakan bahwa pengaudit akan lebih sering diganti

ketika memberikan opini audit going concern, tapi hasil penelitian

menyatakan bahwa perusahaan tidak serta merta mengganti KAP yang

mengaudit setelah mendapatkan opini going concern, namun perusahaan lebih

cenderung untuk mempertahankan KAP yang mengauditnya tersebut.

Sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat tetap menjaga independensi

dan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor.

Page 103: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

87

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2000. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor AkuntanPublik). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Aguilar dan Barbadillo. 2003. Do Spanish Firms Change Auditors to Avoid aQualified Audit Report? International Journal of Auditing. Vol 7.

Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and thePrediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance. September: 589-609.

Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2008.Perilaku Keorganisasian. Yogayakarta: Graha Ilmu.

Arens dan Loebecke. 2003. Auditing: Pendekatan Terpadu (Terjemahan AmirAbadi Jusuf). Jakarta: Salemba Empat.

Arsani. 2011. Analisis Ketepatan Model Prediksi Financial Distress PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tesis). Denpasar: UniversitasUdayana.

Badera, I Dewa Nyoman. 2008. Pengaruh Kesesuaian Hubungan CorporateGovernance dengan Budaya Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan (Disertasi).Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Balsam, Krishnan dan Yang. 2003. Auditor Industry Specialization andEarnings Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 22 No. 2

Behn, Bruce K., Steven E. Kaplan, and Kip R. Krumwiede. 2001. FurtherEvidence on the Auditor’s Going-Concern Report: The Influence of ManagementPlans. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 20, No.1: 13-18.

Blokdijk, Drieenhuizen, Simunic dan Stein. 2006. An Analysis of Cross-Sectional Differences in Big and Non Big Public Accounting Firms Audit Programs.Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol 25 No 1.

Blouin, Jennifer, Barbara Grein, and Brian Rountree. 2005. The Ultimate Formof Mandatory Auditor Rotation: The Case of Former Arthur Andersen Clients. SSRN.

Page 104: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

88

Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. Audit Committee Characteristis and auditorDismissals Following New Going concern Reports. The Accounting Review. Vol. 78.No. 1.

Chang, Hsihui, C.S. Agnes Cheng and Kenneth J. Reichelt. 2010. MarketReaction to Auditor Switching from Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms.Auditing: A Journal of Practice &Theory, Vol. 29, No. 2.

Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. “Qualified Audit Opinions and AuditorSwitching”. The Accounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335.

Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang MemengaruhiPerusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak, hal. 1-13.

Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going concern:Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, danReputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). MakalahDisampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo: 15-16 September.

Francis dan Yu. 2009. Big 4 Office Size and Audit Quality. The AccountingReview. Vol 84 No 5

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics. 4th Ed. New York: McGraw-Hill,Inc.

Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1.Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hudaib, M. dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of Managing Director Changesand Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching. Journal ofBusiness Finance & Accounting. Vol. 32.

Iksan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Graha Ilmu.

Ismail, Shahnaz. 2008. Why Malaysian Second Board Companies SwitchAuditors?:evidence of Bursa Malaysia. International Research Journal of Finance andEconomics. ISSN 1450-2887. Issue 13. Diperoleh dari http://www.google.co.id

Page 105: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

89

Jensen, M. dan Meckling, W., 1976. Theory of the Firm: ManagerialBehaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,Vol. 3.

Joher, H.S.M., M. Ali dan M.N Annuar. 2000. The Auditor Switch Decision ofMalaysian Listed Firms: An Analysis of Its Determinants & Wealth Effect, diperolehdari http:/bear.cba.ulf/hackenbrack/paper 24.pdf

Kawijaya, N. dan Juniarti, 2002, Faktor-faktor yang Mendorong PerpindahanAuditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo,Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, November 2002:93-105.

Komalasari, Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan ProxyGoing concern terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No.2: 1-15.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Kuantitatif. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPPAMP YKPN.

Li, Song dan Wong. 2005. Audit Firm Size Effects in Chinas Emerging AuditMarket. China Financial Research.

Wei, Liu dan Liu Xing. 2008. Auditor switching, earnings manipulation andauditor independence: Evidence from A-share listed companies in China. Front. Bus.Res. China 2008, 2(2): 283–302.

Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadapAuditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (RecursiveModel Algorithm). Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, hal. 425-445.

Martina, Putri Wijayanti. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Semarang: UniversitasDiponogoro.

McColgan, Patrick. 2001. Agency Theory and Corporate Governance: aReview of the Literature from a UK Perspective.

Menteri Keuangan, 2003, Keputusan Menteri Keuangan Nomor359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.

Page 106: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

90

Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.

Mohamed, Diana Mostafa. 2010. The Impact of the Auditor Rotationon theAudit Quality: A Field Study From Egypt. www.ssrn.co.id

Nabila, 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching (StudiEmpiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Semarang:Universitas Diponogoro.

Nagy, A.L., 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial ReportingQuality and Client Bargaining Power, Accounting Horizons, Vol. 19 No. 2, June, 51-68.

Nasser, Wahid, Nazri, dan Hudaib. 2006. Auditor-Client Relationship: TheCase of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia. Managerial AuditingJournal, Vol. 21.

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh KualitasAudit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Goingconcern. Naskah Lengkap Simposium Nasional Akuntansi ke-X Makasar.

Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. 2009. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia.Jurnal Dinamika Akuntansi.

Rakow, K.C., Kenneth J. Reichelt and Samuel L. Tiras. 2010. Audit SwitchingRisk and Lending Decisions. Commercial Lending Review.

Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini AuditGoing concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, PertumbuhanPerusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Available at: http://www.google.co.id.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, PertumbuhanPerusahaan terhadap Opini Audit Going concern. Makalah Disampaikan dalamSimposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 23-26 Agustus.

Sinarwati, Ni Kadek. 2009. Pengaruh Opini Going concern, PergantianManajemen, Reputasi Auditor, dan Kesulitan Keuangan Terhadap Pergantian KantorAkuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-20.

Page 107: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

91

Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton. 2001. An Investigation of Auditorand Client Tenure. Mid-American Journal of Business, Vol. 16.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung:Alfabeta.

Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika Pengantar. Edisi Kedua.Yogyakarta: BPFE.

Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. Analisis Empiris Pergantian KantorAkuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Makalah disampaikan dalamSimposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-15 Oktober.

Suryandari, Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PergantianKantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Tandirerung, Yunus Tulak. 2012. Independensi Auditor (KAP) dari AspekSistem Pembayaran Fee Audit. Jurnal Eksis Vol. 8 No.1.

Utomo, Bondan Dwi. 2009. Pengaruh Client Contracting Environment,Reputasi Klien dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEI (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. 2009. Faktor-Faktor Determinasi KualitasAudit-Suatu Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark. SimposiumNasional Akuntansi XII, Palembang, hal. 1-34.

Widiawan, Wisnu. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian KantorAkuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Tahun 2003-2008). Semarang: Universitas Diponogoro.

Widyantari, Putri. 2010. Opini Audit Going concern dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Tesis).Denpasar: Universitas Udayana

Wijayani, Evi dan Januarti. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Makalah disampaikan dalamSimposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.

Page 108: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

92

Lampiran 1Daftar perusahaan sampel

No Kode Nama Perusahaan1 ABBA PT. Abdi Bangsa2 ADES PT. Akasha Wira International3 ADHI PT. Adhi Karya4 AGRO PT. Bank Agroniaga5 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec6 AKSI PT. Asia Kapitalindo Securities7 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry8 APIC PT. Pan Pacific International9 APLI PT. Asiaplast Industries

10 ARGO PT. Argo Pantes11 ASBI PT. Asuransi Bintang12 BACA PT. Bank Capital Indonesia13 BAEK PT. Bank Ekonomi Raharja14 BASS PT. Bahtera Adimina Samudra15 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan16 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure17 BKDP PT. Bukit Darmo Property18 BKSL PT. Sentul City19 BKSW PT. Bank Kesawan20 BNGA PT. Bank CIMB Niaga21 BNII PT. Bank Internasional Indonesia22 BRAM PT. Indo Kordsa23 BRNA PT. Berlina24 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul25 BTON PT. Betonjaya Manunggal26 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional27 BVIC PT. Bank Victoria International28 CENT PT. Centrin Online29 CFIN PT. Clipan Finance30 CITA PT. Cita Mineral Investindo31 CLPI PT. Colorpak Indonesia32 CMNP PT. Citra Marga Nusaphala Persada33 CMPP PT. Centris Multipersada Pratama34 COWL PT. Cowell Development35 DKFT PT. Central Omega Resources36 DNET PT. Dyviacom Intrabumi37 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara38 ELTY PT. Bakrieland Development

Page 109: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

93

No Kode Nama Perusahaan39 FISH PT. FKS Multi Agro40 FORU PT. Fortune Indonesia41 FREN PT. Mobile-8 Telecom42 GMCW PT. Grahamas Citrawisata43 GMTD PT. Gowa Makassar Tourism Development44 GZCO PT. Gozco Plantations45 HADE PT. HD Capital46 IATA PT. Indonesia Air Transport47 IDKM PT. Indosiar Karya Media48 INAF PT. Indofarma49 INDS PT. Indospring50 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional51 INPP PT. Indonesia Paradise Property52 INTA PT. Intraco Penta53 INTD PT. Inter Delta54 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works55 JPRS PT. Jaya Pari Steel56 JSMR PT. Jasa Marga57 KAEF PT. Kimia Farma58 KARK PT. Dayaindo Resources International59 KARW PT. Karwell Indonesia60 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi61 KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka62 KKGI PT. Resource Alam Indonesia63 KOIN PT. Kokoh Inti Arebama64 KPIG PT. Global Land Development65 LAMI PT. Lamicitra Nusantara66 LCGP PT. Laguna Cipta Griya67 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri68 LPGI PT. Lippo General Insurance69 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional70 META PT. Nusantara Infrastructure71 MFIN PT. Mandala Multifinance72 MICE PT. Multi Indocitra73 MTFN PT. Capitalinc Investment74 NIPS PT. Nipress75 OCAP PT. JJ NAB Capital76 PBRX PT. Pan Brothers77 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara78 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah

Page 110: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

94

No Kode Nama Perusahaan79 PICO PT. Pelangi Indah Canindo80 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa81 PNIN PT. Panin Insurance82 PNLF PT. Panin Life83 PNSE PT. Pudjiadi and Sons84 POLY PT. Asia Pacific Fibers85 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal86 PSAB PT. Pelita Sejahtera Abadi87 PTBA PT. Bukit Asam88 PTSN PT. Sat Nusapersada89 PUDP PT. Pudjiadi Prestige90 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkotasejati91 RICY PT. Ricky Putra Globalindo92 RODA PT. Royal Oak Development Asia93 SAIP PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas94 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing95 SCPI PT. Schering-Plough Indonesia96 SDPC PT. Millennium Pharmacon International97 SDRA PT. Bank Himpunan Saudara 190698 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International99 SIMM PT. Surya Intrindo Makmur

100 SMDM PT. Suryamas Dutamakmur101 SMMT PT. Eatertainment International102 SMSM PT. Selamat Sempurna103 SPMA PT. Suparma104 SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia105 STTP PT. Siantar Top106 TINS PT. Timah (Persero)107 TIRA PT. Tira Austenite108 TMAS PT. Pelayaran Tempuran Emas109 TMPI PT. AGIS110 TOTL PT. Total Bangun Persada111 TRIL PT. Triwira Insanlestari112 TRUS PT. Trust Finance Indonesia113 TSPC PT. Tempo Scan Pasific114 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora115 VRNA PT. Verena Oto Finance116 WIKA PT. Wijaya Karya117 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada118 ZBRA PT. Zebra Nusantara

Page 111: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

95

Lampiran 2

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

472 .00 1.00 .4110 .49254472 .00 1.00 .2203 .41491472 .00 1.00 .1801 .38467472 1.00 3.00 1.6843 .90524472 -3.94 9.46 .2303 .96965472 .00 1.00 .2225 .41634472 -29.66 26.34 -.0880 4.23484472 20.94 32.75 27.4201 1.94501472

PKAPPMRAKKPPGCROAUPValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 112: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

96

Lampiran 3

Hasil analisis regresi logistik

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Case Processing Summary

472 100.00 .0

472 100.00 .0

472 100.0

Unweighted Casesa

Included in AnalysisMissing CasesTotal

Selected Cases

Unselected CasesTotal

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

01

Original Value.001.00

Internal Value

Iteration Historya,b,c

639.304 -.356639.302 -.360639.302 -.360

Iteration123

Step0

-2 Loglikelihood Constant

Coefficients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 639.302b.

Estimation terminated at iteration number 3 becauseparameter estimates changed by less than .001.

c.

Page 113: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

97

Classification Tablea,b

278 0 100.0194 0 .0

58.9

Observed.001.00

PKAP

Overall Percentage

Step 0.00 1.00

PKAP PercentageCorrect

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Variables in the Equation

-.360 .094 14.789 1 .000 .698ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equation

5.357 1 .02119.069 1 .00012.197 1 .0007.828 1 .0052.426 1 .119

13.208 1 .000.249 1 .618

49.519 7 .000

PMRAKKUPPPGCROA

Variables

Overall Statistics

Step0

Score df Sig.

Page 114: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

98

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

586.942 3.126 .537 -.790 -.224 -.107 .125 -.749 .016585.108 3.777 .605 -1.004 -.276 -.128 .141 -.885 .018585.096 3.830 .610 -1.026 -.280 -.130 .142 -.894 .019585.096 3.830 .610 -1.026 -.280 -.130 .142 -.894 .019

Iteration1234

Step1

-2 Loglikelihood Constant PM RA KK UP PP GC ROA

Coefficients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 639.302c.

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.d.

Omnibus Tests of Model Coefficients

54.206 7 .00054.206 7 .00054.206 7 .000

StepBlockModel

Step 1Chi-square df Sig.

Model Summary

585.096a .108 .146Step1

-2 Loglikelihood

Cox & SnellR Square

NagelkerkeR Square

Estimation terminated at iteration number 4 becauseparameter estimates changed by less than .001.

a.

Hosmer and Lemeshow Test

4.087 8 .849Step1

Chi-square df Sig.

Page 115: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

99

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

43 41.267 4 5.733 4738 37.208 9 9.792 4731 33.435 16 13.565 4727 30.271 20 16.729 4727 27.523 20 19.477 4728 25.161 19 21.839 4722 23.736 25 23.264 4721 22.240 26 24.760 4722 20.543 25 26.457 4719 16.616 30 32.384 49

12345678910

Step1

Observed ExpectedPKAP = .00

Observed ExpectedPKAP = 1.00

Total

Classification Tablea

208 70 74.8105 89 45.9

62.9

Observed.001.00

PKAP

Overall Percentage

Step 1.00 1.00

PKAP PercentageCorrect

Predicted

The cut value is .500a.

Variables in the Equation

.610 .239 6.515 1 .011 1.840 1.152 2.938-1.026 .304 11.407 1 .001 .358 .198 .650-.280 .118 5.652 1 .017 .756 .600 .952-.130 .055 5.609 1 .018 .878 .788 .978.142 .106 1.773 1 .183 1.152 .935 1.419

-.894 .266 11.297 1 .001 .409 .243 .689.019 .024 .585 1 .444 1.019 .971 1.068

3.830 1.511 6.422 1 .011 46.071

PMRAKKUPPPGCROAConstant

Step1

a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: PM, RA, KK, UP, PP, GC, ROA.a.

Page 116: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

100

Correlation Matrix

1.000 -.045 .122 -.083 -.990 .085 -.181 .045-.045 1.000 -.006 -.121 .025 .029 -.055 .037.122 -.006 1.000 -.046 -.144 .070 .021 -.058

-.083 -.121 -.046 1.000 -.028 -.070 -.185 -.033-.990 .025 -.144 -.028 1.000 -.099 .173 -.038.085 .029 .070 -.070 -.099 1.000 .052 -.134

-.181 -.055 .021 -.185 .173 .052 1.000 -.003.045 .037 -.058 -.033 -.038 -.134 -.003 1.000

ConstantPMRAKKUPPPGCROA

Step1

Constant PM RA KK UP PP GC ROA

Page 117: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

101

Lampiran 4

Penelitian sebelumnya

No

(1)

Peneliti

(2)

Judul

(3)

Variabel Penelitian

(4)

Hasil Penelitian

(5)

1 Ni KadekSinarwati(2009)

MengapaPerusahaanManufakturYang TerdaftarDi BEIMelakukanPergantianKantorAkuntanPublik?

Dependen:Pergantian KAPIndependen: Opiniaudit going concern,pergantianmanajemen, reputasiauditor, dankesulitan keuangan.

Variabelpergantianmanajemen dankesulitankeuanganberpengaruhsignifikanterhadappergantian KAP

Variabel opinigoing concern danreputasi auditortidak berpengaruhterhadappergantian KAP.

2. ShulamiteDamayanti danSudarma(2008)

Faktor-FaktorYangMemengaruhiPerusahaanBerpindahKantorAkuntan Publik

Dependen:PergantianKAPIndependen:pergantianmanajemen, opiniakuntan, fee audit,kesulitan keuangan,ukuran KAP, danperubahan persentaseROA

Variabel Fee Auditdan ukuran KAPberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.

Variabel opiniakuntan,pergantianmanajemen,kesulitankeuangan, danukuran perubahanROA tidakberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.

Page 118: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

102

No

(1)

Peneliti

(2)

Judul

(3)

Variabel Penelitian

(4)

Hasil Penelitian

(5)

3. Evi DwiWijayani danIndira Januarti(2011)

AnalisisFaktor-FaktorYangMemengaruhiPerusahaan DiIndonesiaMelakukanAuditorSwitching

Dependen:Pergantian KAPIndependen:pergantianmanajemen, opiniaudit, financialdistress, perubahanpersentase ROA,ukuran KAP,ukuran klien

Variabel pergantianmanajemen danukuran KAPberpengaruh secarasignfikan terhadappergantian KAP.Variabel opini audit,financial distress,perubahan persentaseROA, dan ukuranklien tidakberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.

4. M. Hubabibdan T.E. Cooke(2005)

The Impact ofManagingDirectorChanges andFinancialDistress onAuditQualificationand AuditorSwitching

Dependen:Pergantian KAPIndependen:PergantianManajememen dankesulitan keuangan

Variabel pergantianmanajemen dankesulitan keuanganberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.

5. Nasser (2006) Auditor-clientrelationship:thecase of audittenure andauditorswitching inMalaysia

Dependen:Pergantian KAPIndependen:ukuran perusahaan,kesulitan keuangan,perubahan padaaset, ukuran KAP,tingkatpertumbuhan klien,perubahan padapendapatanoperasional, dannilai pasar ekuitas.

Variabel ukuranperusahaan, kesulitankeuangan, perubahanpada asset perusahaan,dan ukuran KAPberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.

Page 119: the affecting factors of auditor switching on companies listed on

103

No

(1)

Peneliti

(2)

Judul

(3)

Variabel Penelitian

(4)

Hasil Penelitian

(5)

6. Wisnu (2011) Faktor-FaktoryangmemeengaruhipergantianKantorAkuntan Publik

Dependen:Pergantian KAPIndependen:variabel ukuranperusahaan klien,pertumbuhanperusahaan,kesulitan keuangan,ukuran KantorAkuntan Publik danopini audit

Variabel ukuran KAPberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP


Recommended