Download docx - Thesis - Review Methodology

Transcript
Page 1: Thesis - Review Methodology

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mendapatkan lingkungan pekerjaan yang menyenangkan dengan kepuasan kerja

yang tinggi adalah keinginan setiap karyawan. Mendapatkan pekerjaan yang kurang

sesuai maupun lingkungan yang kurang cocok bisa mengakibatkan hasil pekerjaan yang

kurang optimal. Hal ini tidak hanya akan mendatangkan ketidakpuasan dari perusahaan

tempat karyawan bekerja, namun tentunya akan mendatangkan ketidakpuasan bagi si

karyawan atas apa yang ia capai dalam pekerjaan. Hal ini menjadi isu krusial yang

mengharuskan perusahaan menemukan treatment yang tepat, sehingga bisa dicapai hasil

pekerjaan yang optimal dan bisa mempertahankan karyawan terbaik mereka untuk

mendapatkan hasil yang optimal.

Dalam hierarki maslow diterangkan bahwa pada tingkatan tertentu, setelah

manusia mendapatkan hal-hal yang bersifat dasar seperti kebutuhan fisiologisnya,

kebutuhan akan rasa aman, serta kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu (belonging

needs), manusia memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya. Menurut

Maslow, Aktualisasi diri berarti ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya

sesuai dengan kemampuan yg ada di dalam dirinya.

GAMBAR 1.1

Hierarki Maslow

Page 2: Thesis - Review Methodology

Dalam konteks pekerjaan, tentunya seorang karyawan tidak hanya membutuhkan

hal-hal seperti renumerasi dan hal-hal berkaitannya. Mereka juga memperhatikan tingkat

pekerjaan yang mereka hadapi dan tekanan yang didapatkan. Dari sisi perusahaan sendiri

dalam prakteknya diperlukan pengaturan kerja (organizational system) yang . Tidak

terpenuhinya hal-hal seperti ini juga bisa mengakibatkan tidak bisanya perusahaan

mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal. Ketidakpuasan dari sisi karyawan bisa

mengakibatkan turnover yang tinggi dalam perusahaan.

Didalam perusahaan sendiri, pendelegasian sendiri bukan merupakan hal yang

mudah. Menentukan orang yang tepat untuk melaksanakan suatu tugas membutuhkan

pertimbangan yang matang tidak hanya untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal,

namun juga untuk keseimbangan organisasi perusahaan.

Di Indonesia sendiri, hal-hal seperti turnover karyawan yang tinggi, Hijacking

pada karyawan-karyawan dan sumberdaya manusia terbaik banyak terjadi. Hal ini

menjadi sangat signifikan pada industri-industri yang memang sangat mengandalkan

kemampuan sumberdaya manusianya, seperti industri keuangan, konsultan, periklanan

dan industri IT. Pengaturan workload kerja dan insentif lainnya menjadi sangat berperan.

Karena pendelegasian wewenang itu merupakan hal yang sangat signifikan, maka

saya hendak melakukan penelitian yang berfokus pada sebuah perusahaan yang bergerak

di bidang telekomunikasi (Information Technology). Dengan judul “Analisa Pengaruh

workload terhadap kepuasan kerja pada PT. XYZ”

1.2 Rumusah Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan di atas serta pengamatan

pada fenomena dilapangan, maka penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh

antara sistem pengaturan workload, yang diberikan oleh perusahaan terhadap turnover

intention didalam perusahaan.

Page 3: Thesis - Review Methodology

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sistem yang digunakan oleh PT. XYZ dalam pengaturan workload kerja dengan

karyawan, dan bagaimana pelaksanaannnya di lapangan?

2. Apakah pengaturan workload merupakan hal yang penting bagi karyawan PT. XYZ

dalam menentukan kepuasan kerja yang mereka dan kemungkinan mereka untuk

pindah pekerjaan?

3. Apakah PT. XYZ memberikan usaha-usaha tertentu untuk menjaga karyawannya

dengan melakukan pengaturan workload kerja yang memuaskan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem workload pekerjaan di PT. XYZ sehingga

menghasilkan performa perusahaan seperti saat ini.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari pengaturan workload kerja pada PT. XYZ dan

kepuasan kerja dan kemungkinan karyawannya untuk pindah ketempat lain.

3. Untuk mengetahui usaha bagaimana yang telah dilakukan PT. XYZ untuk menjaga

karyawannya dengan pengaturan workload kerja yang telah dilaksanakan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, diharapkan manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat akademik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian tentang

pendelegasian tugas dan performa organisasi perusahaan, untuk kemudian dapat

digunakan menjadi referensi penelitian-penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pengembangan yang berkelanjutan dan

referensi dari PT. XYZ untuk meningkatkan performan dan menemukan cara untuk

menjaga karyawan-karyawan terbaiknya untuk menjaga performa perusahaan pada

kondisi terbaik.

Page 4: Thesis - Review Methodology

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber daya lainnya secara efektif untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, di dalamnya terdapat enam unsur yaitu : men, money,

method, materials, machines, dan market (Hasibuan, 2005). Adapun menurut

Mangkuprawira (2004), manajemen sumber daya manusia merupakan penerapan

pendekatan SDM dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai

dan tidak dapat dipisahkan. Kedua tujuan tersebut adalah tujuan perusahaan dan tujuan

karyawan.

2.2. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM adalah pengembangan dari strategi penyusunan karyawan yang

komperehensif untuk memenuhi kebutuhan SDM perusahaan di masa yang akan datang

dan sebagai awal dari pelaksanaan fungsi SDM. (Cahayani, 2005). Mangkuprawira

(2004) menyatakan perencanaan SDM adalah jumlah dari seluruh rencana yang

diformulasikan untuk rekrutmen, screening, kompensasi, pelatihan, struktur pekerjaan,

promosi dan aturan main dari SDM perusahaan.

Perencanaan sumber daya manusia merupakan sebuah proses yang dirancang

untuk menerjemahkan rencana organisasi dan tujuan ke dalam syarat-syarat pekerjaan,

baik kuantitatif maupun kualitatif. Sejalan dengan pengertian tersebut, Hasibuan (2005)

menerjemahkan perencanaan sumberdaya manusia adalah kegiatan merencanakan tenaga

kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu

terwujudnya tujuan. Adapun tujuan perencanaan sumberdaya manusia adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan

dalam perusahaan.

2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga

setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.

3. Untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

Page 5: Thesis - Review Methodology

4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) sehingga

produktivitas kerja meningkat.

5. Untuk menghindari kekurangan atau kelebihan karyawan.

6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan

pemberhentian karyawan.

7. menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertical atau horizontal) dan pensiun

karyawan.

8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.

Adapun pengertian perencanaan SDM secara luas menurut Nawawi (2001) adalah

proses menetapkan strategi untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan

mempertahankan SDM sesuai dengan kebutuhan organisasi/ perusahaan sekarang dan

pengembangannya di masa depan.

2.3 Analisis Pekerjaan

Hasibuan (2005), analisis pekerjaan perlu dilakukan agar dapat mendesain

organisasi serta menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi

pekerjaan. Analisis pekerjaan menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus

dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan mengapa pekerjaan harus dikerjakan dalam

suatu perusahaan agar tujuan tercapai.

Menurut Cahayani (2005), analisis pekerjaan merupakan suatu langkah penting

yang harus dilakukan oleh pelaksana fungsi SDM karena analisa pekerjaan sebagai muara

dari beragam informasi yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsifungsi SDM,

seperti perekrutan dan seleksi, pelatihan, kompensasi dan evaluasi kinerja. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Mangkuprawira (2004) mendefinisikan analisis pekerjaan

merupakan kegiatan pengumpulan data tentang pekerjaan yang dilakukan oleh

perusahaan dan kemudian dianalisis untuk berbagai keperluan. Di dalamnya terdapat

syarat-syarat teknis analisis pekerjaan yang diperlukan yaitu :

1. Harus dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan

eksternal.

Page 6: Thesis - Review Methodology

2. Prosedurnya harus dapat diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah, dan efisien

serta efektif.

3. Pelaksanaan analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang

memadai.

4. Melibatkan semua komponen karyawan dan pimpinan secara aktif.

2.3.1. Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan (Hasibuan, 2005) merupakan informasi tertulis yang

menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan

aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Adapun Cahayani

(2005) deskripsi pekerjaan merupakan gambaran pekerjaan (tanggung jawab) yang harus

dilaksanakan (baik secara singkat maupun panjang lebar) dan memuat pihak-pihak terkait

dengan posisi tersebut.

Deskripsi pekerjaan menurut Dessler (1997) merupakan suatu daftar tugas-tugas,

tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja dan tanggung jawab penyeliaan suatu

jabatan. Selain itu, menurut Arep dan Tanjung (2003) deskripsi pekerjaan menjelaskan

adanya identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan tanggung jawab, standar wewenang

dan pekerjaan, hal-hal seperti alat, mesin dan bahan baku yang akan dipergunakan,

ringkasan pekerjaan serta penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya.

Terdapat pula deskripsi pekerjaan menurut Mangkuprawira (2004)

menggambarkan tugas-tugas, tanggung jawab, syarat-syarat kerja dan kegiatan pekerjaan

utama.

2.3.2. Spesifikasi Pekerjaan

Menurut Hasibuan (2005) disusun bedasarkan uraian pekerjaan dengan menjawab

pertanyaan tentang ciri, karakteristik, pendidikan, pengalaman dan yang lainnya dari

orang yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan

menunjukkan persyaratan orang yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk

melaksanakan seleksi. Adapun menurut Cahayani (2005) spesifikasi pekerjaan memuat

karakter dari pribadi yang akan mengisi suatu jabatan seperti keterampilan, pengalaman

Page 7: Thesis - Review Methodology

serta kepribadian. Selain itu menurut Arep dan Tanjung (2003), spesifikasi pekerjaan

adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima dalam menjalankan

suatu jabatan dengan baik dan kompeten.

2,4, Beban Kerja

Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan

menurut jenis pekerjaannya. Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan mengidentifikasi

seberapa banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang ingin dicapai. Pada akhirnya

analisis beban kerja sangat erat kaitannya dengan fluktuasi permintaan pasar akan barang

dan jasa perusahaan sekaligus dengan pemenuhan SDM yang diperlukan untuk

memenuhi permintaan pasar komoditi (Mangkuprawira, 2004). Menurut BKN (2001),

beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu

tertentu.

Memperkirakan beban kerja dari masing-masing satuan organisasi dapat

dilakukan berdasarkan perhitungan atau berdasarkan pengalaman. Adapun menurut

Hasibuan (2005), analisis beban kerja adalah penentuan jumlah pekerja yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Simamora

(1995), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah karyawan maupun

kualifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan menurut PAN (2004) beban kerja merupakan aspek pokok yang

menjadi dasar untuk perhitungan formasi dari pekerja. Caranya berdasarkan perhitungan

tingkat produktivitas pekerja. Beban kerja juga merupakan sejumlah target pekerjaan atau

target hasil yang harus dicapai dalam suatu rata-rata pekerjaan pegawai. Dalam penetapan

jumlah pegawai diperlukan suatu pengukuran beban kerja. Pengukuran beban kerja (Biro

Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995) adalah teknik yang

diciptakan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang memenuhi persyaratan

dalammenyelesaikan suatu pekerjaan tertentu pada suatu tingkat prestasi yang telah

ditetapkan.

Page 8: Thesis - Review Methodology

2.5. Kinerja

Kinerja menurut Mangkuprawira dan Vitayala (2007) merupakan hasil dari proses

pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi

bersangkutan. Ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai

standar organisasi atau perusahaan. Adapun menurut Mangkunegara (2002), kinerja

merupakan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan, dimana

karyawan yang ditempatkan sesuai dengan keahliannya akan lebih mudah untuk

mencapai kinerja yang diharapkan dan faktor motivasi, dimana motivasi terbentuk dari

sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja dan motivasi sebagai kondisi terarah

untuk mencapai tujuan kerja atau organisasi.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut

Mangkuprawira dan Vitayala (2007) terdiri dari faktor instrinsik (personal/individual)

yaitu pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan

komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan dan faktor ekstrinsik yaitu

kepemimpinan (meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam menberikan

dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada karyawan), faktor tim (meliputi

dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap

sesama anggota tim, kekompakan dan keerataan anggota tim), faktor sistem (meliputi

sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi proses

organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi) dan faktor situasional (meliputi tekanan

dan perubahan lingkungan internal dan eksternal).

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adapula ukuran-ukuran penilaian

kinerja menurut Ruky dalam Wira (2007) dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu : (1) Hasil

pekerjaan, (2) Kecakapan kerja, (3) Kemampuan mengatur pekerjaan, (4) Tanggung

jawab atas pemeliharaan perlengkapan, (5) Tanggung jawab atas pekerjaan, (6)

Pengertian tentang tentang pekerjaan, (7) Minat terhadap pekerjaan, (8) Inisiatif, (9)

Loyalitas terhadap pekerjaan, (10) Kerjasama dalam tugas, (11) Sikap terhadap atasan,

(12) Sikap terhadap bawahan, (13) Sikap terhadap sesama rekan, (14) Kedisiplinan, (15)

Kreativitas, (16) Kejujuran, (17) Ketekunan bekerja, (18) Cara berpakaian, (19)

Page 9: Thesis - Review Methodology

Kepemimpinan efektif dalam membina kemampuan dan hasrat kerja, (20) Kemampuan

membuat perencanaan, (21) Penguasaan administrasi, (22) Pengetahuan pekerjaan, (23)

Cara berkomunikasi, (24) Kemampuan mengorganisasi, (25) Prestasi atau kehadiran.

2.6. Tinjauan Studi Terdahulu

2.6.1 The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment in Models of Employee Turnover

Douglas B. Currivan, peneliti dari University of Massachusets (1999) dalam

penelitiannnya ini melakukan analisa terhadap pengaruh kepuasan kerja karyawan,

komitmen organisasi, dan tingkat kemungkinan turnover yang terjadi didalam

perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada guru-guru di Chicago Public School di

Amerika Serikat pada rentang waktu 1989 – 1993.

Disini peneliti berusaha untuk membuktikan hal apa saja yang menentukan

kepuasan kerja dan komitmen dalam sebuah organisasi. Terdapat empat hipotesa yang

dicoba untuk dibuktikan, yakni :

1. Apakah Kepuasan Kerja datang terlebih dahulu, baru komitmen terhadap

perusahaan bisa dibangun?

2. Apakah keberadaan komitmen yang ada terlebih dahulu, lalu hal ini nantinya

akan mendatangkan kepuasan kerja?

3. Apakah kepuasan kerja dan komitmen memiliki kesaling-tergantungan?

4. Apakah kepuasan kerja dan komitmen malah sama sekali tidak memiliki

hubungan?

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa ternyata tidak ada hubungan sama sekali

antara kepuasan kerja dan komitmen pada guru-guru di Chicago Public School. Hal ini

menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen pada mereka tidak didasarkan pada

faktor-faktor yang sama.

2.6.2 Workload and Social Support : Effects on Performance and Stress

Penelitian ini dilakukan oleh Dale N. Glaser dan B. Charles Tatum dalam Jurnal

Human Performance tahun 1999. Mereka melakukan penelitian tentang pengaruh

Page 10: Thesis - Review Methodology

workload terhadap stress dan performance,dengan menempatkan support social sebagai

moderatin variabel. Dalam penelitian ini, hipotesa yag diuji adalah :

1. Stress merupakan variable yang mengintervensi tingkat workload dan

performance.

2. Support sosial mempengaruhi tingkat stress dalam melaksanakan workload

tertentu. Diduga bahwa support social yang tinggi membuat tingkat stress

lebih rendah dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa peran support secara social memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap penurunan stress dan kinerja dari karyawan.

Suharyono dan Wiku (2006) dalam artikel penelitian yang berjudul Analisis

Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Pekarya dengan Work Sampling di Unit Layanan Gizi

Pelayanan Kesehatan Bagian Pelayanan Kesehatan St. Carolus, Jakarta mengambil

sampel sebanyak tiga belas orang kemudian dianalisis datanya dengan menggunakan

metode Workload Indicators of Staffing Needs (WISN). Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah bahwa waktu produktif tenaga pekarya masih rendah dan terjadi

kelebihan jumlah tenaga pekarya di Unit Layanan Gizi Pelayanan Kesehatan St. Carolus

sebanyak enam orang. Penelitian Saragih (2002) dalam skripsinya yang berjudul Analisis

Beban Kerja, Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Puskesmas (studi kasus

puskesmas Bogor Timur) menyatakan bahwa beban kerja karyawan dilihat dari waktu

standar hariannya secara keseluruhan untuk seluruh karyawan melebihi waktu kerja

puskesmas, dan adanya karyawan yang bertanggung jawab terhadap lebih dari satu unit

pelayanan sehingga beban waktu standar hariannya bertambah. Penerapan kompensasi di

puskesmas berdasarkan beban kerja pada tiap karyawan. Penerapan kompensasi berasal

dari dana hasil tindakan di puskesmas yang sesuai dengan beban kerja yang ditetapkan

pada tiap-tiap karyawan. Rangking jabatan karyawan yang ditetapkan menjadi dasar

Page 11: Thesis - Review Methodology

pembagian dana yang diperoleh dari hasil tindakan tersebut. Sedangkan hubungan antara

beban kerja dan kompensasi tergolong sedang, untuk hubungan beban kerja dengan

kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berpengaruh nyata, dan untuk hubungan antara

kompensasi terhadap kepuasan kerja tergolong rendah dan tidak berhubungan nyata.

Karliati (2007) mengungkapkan dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perencanaan

Jumlah Pegawai Tata Usaha Fakultas (Dekanat) dan Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa terdapat

kekurangan jumlah pegawai untuk menangani pekerjaan yang ada, gaji dan insentif yang

masih kurang sesuai dengan beban kerja, serta beban kerja pegawai yang masih belum

sesuai. Terdapat perbedaan beban kerja antara TU Fakultas dan TU Departemen yaitu

beban kerja TU Fakultas lebih ringan dibanding dengan TU Departemen Manajemen.

Berdasar hasil perhitungan, jumlah total pegawai yang efisien di TU Fakultas adalah 14

orang dan di TU Departemen adalah 8 orang.

Hartanto dan Fenny H (2002) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban

Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja dalam Usaha Meningkatkan Mutu Pelayanan

Restoran Padi Hotel The Ritz Carlton menyatakan bahwa dalam menentukan jumlah

beban kerja tertentu dalam suatu periode sangat ditentukan oleh rencana penjualan yang

ingin dicapai pada periode yang bersangkutan. Berdasarkan analisis beban kerja

pramusaji Restoran Padi di Hotel The Ritz-Carlton, Bali diketahui bahwa beban kerja

yang seharusnya diemban oleh masing- masing pramusaji sebesar 35 covers per 7 jam

dan pramusaji yang sebenarnya dibutuhkan adalah 22 orang. Penelitian yang dilakukan

bertujuan untuk mengetahui beban kerja dan jumlah pegawai yang efektif pada Head

Office (HO) PT. Lerindro Internasional. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode

penggunaan standar waktu penyelesaian rata-rata, waktu produktif serta target

penyelesaian suatu pekerjaan. Namun, kelebihan penelitian ini adalah dilakukan evaluasi

juga terhadap kinerja yang dihasilkan oleh karyawan berdasarkan beban kerja yang telah

diberikan.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Page 12: Thesis - Review Methodology

4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT XYZ, sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang telekomunikasi selular pada kantor pusatnya yang berada di Jakarta. Pemilihan

perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa adanya

kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan

sesuai dengan penelitian. Perusahaan dalam mencapai tujuannya haruslah memiliki

sumberdaya manusia yang berkualitas. Untuk menghasilkan sumberdaya manusia

tersebut perusahaan perlu melaksanakan kegiatan perencanaan SDM. Hal ini dapat

dilakukan dengan menyesuaikan beban kerja, tanggung jawab dan kemampuan yang

dimiliki oleh setiap SDM perusahaan. Dengan kesesuaian tersebut pada akhirnya akan

memberikan keuntungan kepada perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja

karayawan yang baik dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja perusahaan

secara keseluruhan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai

Oktober 2012.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data diperoleh dengan cara mengumpulkan data atau informasi yang berupa data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung di

lapangan (observasi), wawancara dengan pihak-pihak terkait dengan perusahaan yaitu

bagian yang berkaitan dengan sumberdaya manusia, serta melalui hasil pengisian

kuesioner oleh responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip data perusahaan

dan berbagai literatur, baik berupa buku yang memuat teori-teori, hasil penelitian

terdahulu, jurnal serta pencatatan data yang sudah ada di perusahaan.

4.3. Metode Pemilihan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan.

Penelitian dilakukan pada seluruh jabatan dan pada seluruh level jabatan (mulai dari

Page 13: Thesis - Review Methodology

manajer, supervisor hingga staf masingmasing divisi). Pengambilan responden dilakukan

secara stratified random sampling pada karyawan divisi operasi PT. XYZ Jakarta

sebanyak 50 orang dari berbagai tingkatan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang relevan dalam penelitian ini dilakukan cara wawancara

yang dibantu dengan instrumen penelitian yaitu kuesioner yang diberikan kepada

responden, pengamatan langsung, serta studi kepustakaan. Materi wawancara dan

kuesioner meliputi pertanyaanpertanyaan yang berkenaan dengan keadaan perusahaan

yang berkaitan dengan program perencanaan karyawan, beban kerja karyawan, serta

kinerja karyawan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan dilakukan pula wawancara

tak terstruktur untuk melengkapi informasi-informasi terkini. Studi kepustakaan

diperoleh dan dikumpulkan dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip pendapat

dari berbagai sumber buku, skripsi, laporan atau dokumen perusahaan dan sumber

lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1. Uji Coba Kuesioner

Uji ini dilakukan pada kuesioner untuk karyawan sebelum pengumpulan data dari

sampel, untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun merupakan alat ukur

yang sesuai dan apakah kuesioner secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama.

Pelaksanaan uji coba kuesioner harus melalui dua tahapan yang harus dilalui secara

berurutan, yaitu :

a. Uji validitas

Uji coba kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan sudah mengukur apa yang harus diukur oleh alatmtersebut, dalam hal ini yang

dinaksud dengan alat ukur adalah kuesioner (Nasution, 2001). Asumsi pokok dari uji

validitas ini adalah bahwa setiap pertanyaan saling berkaitan antara satu dengan yang

Page 14: Thesis - Review Methodology

lainnya dan setiap pertanyaan juga berhubungan dengan obyek yang akan diteliti

(Anastasi dan Urbina, 1997). Uji validitas dilakukan untuk setiap pertanyaan dalam

kuesioner, yaitu sebanyak 30 responden, dengan menggunakan rumus korelasi Pearson

Product Moment (Walpole,1992):

r = N ( S XY ) – ( S X S Y ) ..................(1)

_ ( N S X2- ( S X)2 ) (N S Y2 – ( S Y ) 2)

Keterangan:

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap-tiap responden

Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan

kestabilan alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Keterandalan

ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach.

4.5.2. Skala Likert

Skala ini mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap

serangkaian pernyataan yang mengukur suatu objek (Istijanto, 2005). Skala Likert

digunakan untuk mengubah data kualitatif dalam kuesioner menjadi data kuantitatif.

4.5.3. Menganalisis Beban Kerja (workload)

Analisa terhadap beban Kerja Menggunakan kuesioner mengenai aspek-aspek

yang akan diperiksa. Kuesioner ini akan diperoleh dari deskripsi pekerjaan pegawai,

bagaimana persepsi pegawai dengan deskripsi pekerjaannya, frekuensi pelaksanaan

pekerjaan tersebut dalam setahun dan jumlah beban kerja berdasarkan waktu rata-rata

Page 15: Thesis - Review Methodology

pegawai menyelesaikan pekerjaan. Proses pengolahan data tersebut memiliki beberapa

tahapan proses, antara lain sebagai berikut :

1. Menghitung waktu kerja efektif yang tersedia bagi pegawai selama satu tahun.

Perhitungannya menurut Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara :

Hari kerja efektif = X1- (X2 + X3 + X4 + X5) ......................................(4)

Keterangan :

X1 = Jumlah hari menurut kalender

X2 = Jumlah hari sabtu & minggu dalam 1 tahun

X3 = Jumlah hari libur dalam 1 tahun

X4 = Jumlah cuti dalam 1 tahun

X5 = lain-lain (sakit, izin, dll)

Waktu efektif = 80% x jam kerja/ hari

Waktu produktif dalam setahun = Hari efektif x waktu efektif

2. Mengolah data dan menghitung beban kerja pegawai

3. Menghitung jumlah pegawai yang efektif dan efisien

4.5.4. Analisa terhadap Benefit yang Didapatkan oleh Karyawan

Dalam analisa ini akan dilakukan analisa terhadap komposisi benefit apa saja

yang diterima oleh karyawan pada PT. XYZ. Hal ini juga akan didapatkan dari kuesioner

yang akan diberikan. Adapun tingkat benefit ini nantinya akan dibuat rasio untuk melihat

secara rill perbandingan antara tingkat benefit yang didapatkan oleh karyawan dan beban

kerja yang harus ditanggung.

4.5.5 Rancangan Model

Page 16: Thesis - Review Methodology

Dalam penelitian ini, terutama untuk tahap pertama analisis akan digunakan

model estimasi umum, yang sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya oleh Wu (2011), seperti yang akan dijelaskan didalam gambar dibawah :

Gambar 4.1

Diagram Analisa

Dalam penelitian ini objek utama yang akan menjadi dependen variable adalah

tingkat kepuasan atau ketidakpuasan karyawan (satisfaction or dissatisfaction). Hal ini

nantinya akan coba dijelaskan oleh independen variable berupa benefit, workload dan

kemungkinan promosi yang didapatkan di dalam perusahaan.

Adapun variabel control yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah umur

(age) dan expertise dari karyawan. Adapun pemodelan regresi yang akan digunakan

adalah sebagai berikut :

SATISFACTION = a + b1 Benefit + b2 WorkLoad + b3 Promotion + E

Untuk lebih jelasnya, variable-variabel diatas didefinisikan kembali didalam

tabel dibawah :

Page 17: Thesis - Review Methodology

TABEL 3.2

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Variabel

Dependen

Definisi Satuan Penghitungan dan Penjelasan Ekspektasi

Arah

Satisfaction Tingkat kepuasan kerja

karyawan divisi

operasional PT. XYZ

Likert

Scale

Penghitungan dilakukan dengan

menggunakan berbagai pertanyaan

menggunakan skala likert (1-5)

Variabel

Independen

Definisi Satuan Perhitungan dan Penjelasan

Benefit Tingkat benefit yang

didapatkan oleh

karyawan divisi

operasional PT. XYZ per

satuan waktu bekerja

Rp/Hour Variabel ini didapatkan dengan

menghitung jumlah kompensasi yang

didapatkan oleh karyawan pada satu tahun

fiskal, dibagi dengan lamanya pekerjaan

tersebut dilaksanakan,

Positif

Workload Jumlah waktu kerja yang

digunakan oleh

karyawan divisi

operasional PT. XYZ

Hour Variabel ini akan didapatkan dari survey

tentang jumlah jam kerja yang dihabiskan

oleh karyawan pada satu periode waktu

Negatif

Promosi Persepsi karyawan

tentang seberapa besar

kemungkinan promosi

jabatan yang bisa

didapatkan di dalam

divisi operasional PT.

XYZ

Likert Variabel ini didapatkan dengan

menggunakan skala likert (1-5) dengan

berbagai macam pertanyaan yang

menerangkan tentang persepsi karyawan

tentang kemungkinan promosi yang bisa

mereka dapatkan

Positif

Page 18: Thesis - Review Methodology

Penelitian ini nantinya akan diolah dengan software. SPSS 13.0 dan hasilnya

akan dilaporkan pada lampiran penelitian.

3.4.2 Uji Statistik

Setelah pendekatan yang akan digunakan ditetapkan, maka langkah berikutnya

adalah melakukan pengujian secara statistik. Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir

nilai aktual dapat diukur dari goodnees of fitnya. Nilai goodeness of fit ini dapat diukur

dari nilai statistik t,f, dan koefisien determinasinya.

3.4.2.1 Uji Statistik t (uji signifikansi parsial)

Uji t-test ini bertujuan untuk melihat secara individual apakah suatu variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Pengambilan

keputusan hipotesis juga dapat dilihat dengan melihat probabilitasnya (p-value).

Hipotesis :

Ho : β = 0 peubah tidak mempengaruhi secara signifikan

Ha : β ≠ 0 peubah mempengaruhi secara signifikan

Jika nilai p-value lebih kecil dari nilai alpha (α), kita dapat menolak hipotesa H0

dengan tingkat keyakinan 1 – alpha (α).

3.4.2.2 Uji Statistik F (uji signifikansi serentak)

Berbeda dengan uji t-test yang melihat secara individual, uji F-test ini digunakan

untuk melihat secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Hipotesis :

Page 19: Thesis - Review Methodology

Ho : β1, 2,3,4,5 = 0 peubah tidak mempengaruhi secara signifikan

Ha : β1, 2,3,4,5βn ≠ 0 peubah mempengaruhi secara signifikan

Pengambilan kesimpulan hipotesis apakah H0 ditolak atau tidak ditolak dengan

membandingkan nilai F-stat dengan nilai kritisnya. Jika F stat lebih besar dari nilai kritis

maka H0 ditolak. Artinya variabel independen dalam model persamaan tersebut bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.

Perhitungan F-stat adalah :

(3.1)

K = Jumlah variabel independen dan dependen

n = Jumlah observasi

3.4.2.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa besar variasi dari

variabel dependennya yang dapat dijelaskan melalui variasi nilai dari variabel-variabel

bebasnya. Dengan kata lain, nilai R2 statistik mengukur tingkat keberhasilan model

regresi yang kita gunakan dalam memprediksi nilai variabel dependen atau mengetahui

kecocokan (goodness of fit) dari model regresi. Nilai R2 ini terletak antara nol sampai

satu. Semakin mendekati satu, maka model dapat kita katakan semakin baik dalam

memprediksi nilai dependen variabel yang dipertanyakan dalam penelitian.

Kelemahan dari pengukuran R2 adalah nilainya akan meningkat jika ditambah

variabel bebasnya. Oleh karena itu, diperlukan adjusted R2 yang akan memberikan

penalti terhadap penambahan variabel bebas yang tidak mampu menambah daya prediksi

suatu model. Dengan demikian, Adjusted R2 merupakan R2 yang telah dikoreksi dengan

Page 20: Thesis - Review Methodology

varian error. Nilai Adjusted R2 tidak akan pernah melebihi nilai R2 dan dapat turun jika

menambahkan variabel bebas yang tidak perlu. Bahkan untuk model yang memiliki

kecocokan (goodness of fit) yang rendah, adjusted R2 dapat memiliki nilai yang negatif.

Untuk mendapatkan nilai R2 digunakan rumus berikut :

R2 = 1 – MSE/MST (3.2)

MSE = Mean Square Error

MST = Mean Square Total

3.4.3 Uji Pemodelan Regresi

Selain melakukan uji statistik di atas, pada saat analisis regresi sering muncul

beberapa masalah yang termasuk dalam pengujian asumsi klasik, yaitu ada tidaknya

masalah otokorelasi, heteroskedasticity, multicolinearity.

3.4.3.1 Heteroscedasticity

Heterocedasticity merupakan variasi dari error term tidak konstan atau E (ui2)=

ζi2.Hal tersebut mengakibatkan parameter yang kita duga menjadi tidak efisien akibat

besaran varians selalu berubah-ubah. Untuk mendeteksi adanya heterocedasticity dapat

dilihat dengan cara membandingkan sum of squared residual weighted (ssrw) dan sum of

squared residual unweighted (ssruw). Jika ssruw lebih kecil dari ssrw (ssruw < ssrw),

dapat disimpulkan tidak terjadi heterocedasticity.

Selain itu, adanya heterocedasticity dapat dilakukan dengan uji White

Heterocedasticity Test. Uji White Heterocedasticity Test yang mengikuti distribusi χ2 ini

memiliki 2 pilihan antara lain:

no cross term : apabila 5 x jumlah variabel bebas > jumlah observasi

cross term : apabila 5 x jumlah variabel bebas < jumlah obeservasi

Page 21: Thesis - Review Methodology

Pengujian hipotesis White Heterocedasticity Test adalah

H0 : homocedasticity

H1 : heterocedasticity

Jika nilai Obs* R- squared lebih besar dari nilai kritis maka H0 ditolak yang

berarti terdapat heterocedasticity atau P-value lebih kecil dari α maka H0 ditolak yang

berarti terdapat heterocedasticity.

Ada 2 cara untuk mengatasi adanya masalah heterocedasticity ini yaitu :

a. Menggunakan weighted least square atau Generalized Least Square.

b. (GLS) yakni regresi yang menggunakan pembobotan pada variabel yang signifikan

dan membobot observasi secara terbalik dengan variannya. Biasanya penggunaan

metode ini ketika ζi2 diketahui.

c. Menggunakan white heterocedasticity consistent variance and standard error atau

robust standard error. Metode ini digunakan ketika ζi2 tidak diketahui.

3.4.3.2 Multikolinearitas

Multikolienarity merupakan pelanggaran asumsi dasar berupa terdapatnya

hubungan antara variabel bebas sehingga nilai parameter yang BLUE tidak dapat

terpenuhi. Adanya multikolinearity ini dapat dideteksi dengan:

a. Nilai R-squared (R2) tinggi dan nilai F-stat yang signifikan, namun sebagian besar

nilai dari t-stat tidak signifikan.

b. Tingkat correlation yang cukup tinggi antar 2 variabel bebas yakni r > 0.8. Jika hal

tersebut terpenuhi maka diindikasikan terjadi masalah multikolinearitas dalam

persamaan tersebut. Multikolinearity ini terbagi menjadi 2 yakni multikolinearity

sempurna apabila r = 1 dan multikolinearity tidak sempurna apabila r <1.

c. Besarnya condition number yang berkaitan dengan variabel bebas bernilai lebih dari

20 atau 30. Nilai condition number dapat diperoleh dengan prosedur pemisahan

matriks variabel-variabel bebas.

Page 22: Thesis - Review Methodology

Beberapa cara untuk mengatasi masalah multicolinearity, antara lain:

a. Menggunakan data panel (jika model yang digunakan adalah model time series)

b. Menghilangkan variabel bebas yang tidak signifikan atau memiliki korelasi tinggi

c. Mentransformasikan variabel, misalnya mengubah menjadi bentuk first difference

d. Menambah data atau memilih sampel baru

e. Tidak melakukan apa-apa.

Namun demikian, dalam panel data, masalah multicollinearity biasanya tidak

terlalu mengganggu efisiensi sebuah model. Menurut Gujarati (2003),

a. Walaupun terdapat multikolinearity estimator dari OLS tetap tidak bias. Namun

properti tersebut terdapat dalam dalam multisample atau repeated sampling.

b. Adanya multikolinearity tidak merusak properti mínimum variance. Implikasinya

adalah estimator dari OLS akan tetap efisien

c. Multikolinearity merupakan fenomena yang terjadi dalam sampel. Walaupun secara

teoretik tidak berhubungan dalam populasi, namun bisa saja dalam sampel variabel

yang didapatkan mengandung multicolinearity.

3.4.3.3 Uji Normalitas

Salah satu asumsi penting dalam analisis regresi yang termasuk dalam analisa

parametrik adalah terpenuhinya asumsi data yang terdistribusi normal. Untuk menghitung

kenormalan data, akan digunakan uji saphiro wilk. Dari uji ini jika probabilita Z lebih

kecil dari 10% maka data bisa dianggap terdistribusi normal.

Page 23: Thesis - Review Methodology

Recommended