i
MAKALAH ILMU KEBUMIAN
GEOLOGI WAKTU
Dosen Pengampu : Muhamad Taufiq, M.Pd
OLEH :
KELOMPOK 1
1. DINIK TRISIANI SITI M. 4001414001
2. ENDANG MARINI 4001414015
3. DWI SETYO PRATIWI 4001414033
4. DWI SETYA NINGRUM S. 4001414039
5. NURUL HIDAYAH 4001414045
Unniversitas Negeri Semarang
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
2014/2015
ii
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Geologi
Waktu” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada : Bapak M.Taufiq, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Kebumian yang memberi kami kesempatan untuk
menyelesaikan pemenuhan tugas. Dan tak lupa seluruh anggota kelompok
1 yang berkontribusi dalam penyelesaian makalah.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................. ii
Daftar Isi ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep Waktu Geologi ..................................... 3
B. Pendekatan Waktu Geologi ........................................... 4
C. Penanggalan Relatif ....................................................... 5
D. Skala Waktu Geologi ..................................................... 6
BAB III PENUTUUP
A. Kesimpulan ................................................................... 8
B. Saran ............................................................................. 8
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo
yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu
yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang
mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan
sejarahnya.
Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai
komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam
memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama
yang dipelajari dalam geologi.
Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada dekade
1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton.
Mereka menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di
sepanjang sejarah hidup manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu
terukur adalah rentang hidup manusia dan bahwa umur planet Bumi hanya
6000 tahun (yang dihitung oleh Uskup Ussher berdasarkan kronologi
alkitab). Hutton dan kawan-kawan telah mempelajari batuan di sepanjang
pesisirSkotlandia dan menyimpulkan bahwa setiap formasi batuan,
betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan lain, yang jauh lebih tua.
Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu terentang sangat
jauhmelebihi manusia mampu bayangkan. Penemuan tersebut merubah
cara pandang manusia terhadap Bumi, planet, bintang, dan juga terhadap
kehadiran manusia itu sendiri. Sesungguhnya, konsep waktu yang
berdasarkan observasi formasi batuan tersebut berakar dari prinsip paling
dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip keseragaman
(uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern.
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan
untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di
halaman ini disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh
International Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode
warna dari United States Geological Survey. Bukti-bukti dari penanggalan
radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun.
Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa
yang terjadi pada tiap periode.
2
B. Rumusan Masalah
Waktu Geologi :
Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi.
Pendekatan Waktu Geologi.
Penanggalan Relatif.
Skala Waktu Geologi.
C. Tujuan
Mengetahui Konsep dasar mengenai waktu geologi dan bagaimana
pendekatan waktu geologi
Memahami mengenai waktu geologi dengan pendalaman penanggalan relatif
dan skala waktu geologi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep Waktu Geologi
Konsep waktu geologi (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada
dekade 1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James
Hutton. Mereka menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di
sepanjang sejarah hidup manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu
terukur adalah rentang hidup manusia dan bahwa umur planet Bumi hanya
6000 tahun (yang dihitung oleh Uskup Ussher berdasarkan kronologi
alkitab). Hutton dan kawan-kawan telah mempelajari batuan di sepanjang
pesisir Skotlandia dan menyimpulkan bahwa setiap formasi batuan,
betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan lain, yang jauh lebih tua.
Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu terentang sangat jauh
melebihi manusia mampu bayangkan. Penemuan tersebut merubah cara
pandang manusia terhadap Bumi, planet, bintang, dan juga terhadap
kehadiran manusia itu sendiri. Sesungguhnya, konsep waktu geologi yang
berdasarkan observasi formasi batuan tersebut berakar dari prinsip paling
dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip keseragaman
(uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern. Pendapat
paling dominan sebelum abad ke-18 dimiliki oleh kelompok gereja
berdasarkan kajian tekstual terhadap alkitab, mereka menyatakan umur
Bumi tidak lebih tua dari 6.000 tahun.
Penciptaan Bumi dan segala isinya dalam waktu sedemikian
singkat dipercaya melibatkan proses katastropis. Pendapat ini lazim
disebut sebagai teori penciptaan. Salah seorang ilmuwan pendukung teori
penciptaan adalah Baron Georges Cuvier (1769-1832). Pengamatannya
terhadap kumpulan fosil pada setiap lapisan batuan dianggapnya sebagai
bukti adanya peristiwa bencana alam bersifat katastropis yang
memusnahkan setiap makhluk hidup di setiap kurun waktu geologi
tertentu. Upaya ilmiah untuk menentukan umur Bumi telah dilakukan oleh
beberapa ilmuwan. Georges Louis de Buffon (1707-1788) menyatakan
Bumi mendingin perlahan-lahan dari suatu bola panas. Dengan membuat
percobaan laboratorium dengan beberapa bola besi berbagai diameter dan
dibiarkan dingin mengikuti temperatur kamar, de Buffon melakukan
ekstrapolasi terhadap diameter Bumi sesungguhnya dan menentukan usia
Bumi sekitar 75.000 tahun.
Sekelompok ilmuwan lainnya pada paruh abad ke-18 menghitung
kecepatan pengendapan berbagai sedimen dan melakukan ekstrapolasi
terhadap ketebalan batuan sedimen yang diketahui saat itu, menghasilkan
rerata umur Bumi sekitar 1 juta tahun. John Joly, seorang geolog Irlandia,
4
pada abad ke-19 berasumsi bahwa air laut pada mulanya bersifat tawar
namun kemudian menjadi asin akibat mineral garam yang dibawa oleh
sungai. Dengan menghitung volume seluruh airlaut yang ada di Bumi, dia
menentukan waktu 90 juta tahun untuk lautan mencapai kadar salinitas
saat ini, yang kemudian dianggap sebagai umur Bumi. Pada tahun 1785,
James Hutton (1726-1797), seorang geolog Skotlandia, berdasarkan studi
detail terhadap singkapan batuan dan proses alam yang tengah
berlangsung saat itu, mengemukakan prinsip keseragaman
(uniformitarianisme).
Konsep tersebut menyatakan proses geologi yang sama telah
bekerja pula pada waktu lampau, dan Hutton menuliskannya sebagai we
find no vestige of a beginning, and no prospect of an end. Keunggulan
prinsip ini lah yang mengantarkan Hutton sebagai Bapak Geologi Modern.
Pada tahun 1830, Charles Lyell, seorang murid James Hutton, menerbitkan
buku Principles of Geology. Konsep keseragaman menjadi diterima secara
luas oleh kalangan ilmuwan dan usia Bumi yang sangat tua diterima oleh
masyarakat. Kelak, buku tersebut juga sangat mempengaruhi teori evolusi
yang dikembangkan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Lord Kelvin
(1824-1907), seorang fisikawan Inggris yang sangat dihormati, pada tahun
1866 mengklaim telah mematahkan fondasi uniformitarianisme geologi.
Beranjak dari asumsi umum bahwa Bumi berawal dari sebuah bola panas,
Kelvin menghitung usia terbentuknya Bumi berdasarkan suhu leleh
batuan, dimensi Bumi dan koefisien pendinginan. Dia menyatakan umur
Bumi tidak mungkin lebih tua dari 100 juta tahun. Pendapat Kelvin
membuat masyarakat ilmuwan terbelah, antara mendukung konsep Hutton
atau menerima kalkulasi Kelvin (yang tampak sangat logis).
Pada akhirnya, kampanye Kelvin selama 40 tahun harus berakhir
dengan ditemukannya unsur radioaktif di penghujung abad ke-19. Materi
radioaktif dipercaya menjaga panas internal Bumi relatif konstan.
Penemuan radioaktif tersebut sekaligus membuat para geolog menghitung
umur batuan secara mutlak dan menemukan bahwa Bumi memang sangat
tua!
B. Pendekatan Waktu Geologi
Para geolog menggunakan dua pendekatan berbeda untuk
menentukan waktu geologi, yaitu:
a.) Penanggalan relatif (relative dating) yang menempatkan berbagai
peristiwa geologi dalam urutan kronologis berdasarkan posisinya dalam
rekaman data geologi.
b.) Penanggalan mutlak (absolute dating) menggunakan berbagai teknik
dan hasilnya dinyatakan dalam angka tahun sebelum sekarang. Yang
5
paling lazim adalah penanggalan radiometrik dengan menggunakan unsur-
unsur radioaktif di dalam batuan.
C. Penanggalan Relatif
Sebelum berkembangnya teknik penanggalan radiometrik, para
geologi tidak memiliki cara untuk menentukan umur mutlak dan hanya
berpegang kepada metode penanggalan relatif. Penanggalan relatif
menempatkan berbagai proses geologi dalam urutan kronologis tertentu,
metode ini tidak dapat mengetahui kapan suatu proses terjadi di masa
lampau.
Ada 6 prinsip yang dipergunakan dalam penanggalan relatif:
1. Prinsip superposition (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam suatu
urutan batuan sedimen yang belum terganggu, batuan yang paling
tua diendapkan paling bawah sedangkan batuan yang paling muda
diendapkan paling atas.
2. Prinsip original horizontality (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam
proses sedimentasi, sedimen diendapkan sebagai lapisan horisontal.
3. Prinsip lateral continuity (Nicolas Steno, 1638-1686): sedimen
melampar secara horisontal ke segala arah hingga menipis dan
berakhir di tepi cekungan pengendapan.
4. Prinsip cross-cutting relationship (James Hutton, 1726-1797):
intrusi batuan beku atau patahan harus lebih muda daripada batuan
yang diintrusi atau yang terpatahkan.
5. Prinsip inclusion: suatu inklusi (fragmen suatu batuan didalam
tubuh batuan lain) harus lebih tua daripada batuan yang
mengandungnya tersebut.
6. Prinsip fossil succession (William Smith, 1769-1839): fosil yang
ada di lapisan paling bawah lebih tua daripada fosil pada lapisan
atas.
Principles of Cross-cutting Relationship and Inclusions
(1) Aliran lava (lapisan 4) membakar lapisan dibawahnya, dan lapisan
5 mengandung inklusi dari aliran lava, sehingga lapisan 4 lebih
muda dari lapisan 3 namun lebih tua dari lapisan 5 dan 6.
(2) Lapisan batuan dibawah dan diatas sill (lapisan 3) terbakar,
menunjukkan bahwa sill tersebut lebih muda daripada lapisan 2
dan 4, namun umur lapisan 5 terhadap sill tidak dapat ditentukan.
(3) Granit lebih muda daripada batupasir karena batupasir terpanggang
pada bidang kontaknya dengan granit dan granit mengandung
inklusi batupasir.
6
(4) Inklusi granit didalam batupasir menunjukkan granit lebih tua
daripada batupasir.
Principle of Faunal Succession
William Smith mempergunakan fosil untuk mengidentifikasi
perlapisan yang sama umurnya dari berbagai lokasi terpisah, kelak metode
ini dikenal sebagai prinsip faunal succession.
Ketidakselarasan
Siccar Point, Berwickeshire, Skotlandia tenggara.Disinilah James
Hutton, James Hall dan John Playfair pada tahun 1788 menemukan prinsip
ketidakselarasan. Waktu geologis bersifat menerus/kontinyu, namun
informasi dimana waktu tersebut didapatkan berasal dari rekaman batuan
yang bersifat tidak menerus/diskontinyu. Bidang ketidakmenerusan dalam
urutan batuan yang menunjukkan terganggunya proses sedimentasi dalam
waktu yang cukup lama disebut sebagai bidang ketidakselarasan
(unconformity). Waktu geologi yang hilang dari rekaman batuan, karena
tidak adanya pengendapan batuan, disebut sebagai hiatus. Sehingga bidang
ketidakselarasan bisa juga disebut sebagai bidang dimana tidak adanya
pengendapan (non-deposisi) atau erosi yang memisahkan batuan yang
lebih muda terhadap batuan yang lebih tua.
Terdapat 3 jenis ketidakselarasan :
1. Disconformity (antara 2 unit batuan sedimen yang paralel).
2.Angular unconformity (antara 2 unit batuan sedimen yang menyudut).
3. Nonconformity (antara batuan kristalin dan batuan sedimen).
D. Skala Waktu Geologi
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan
untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di
halaman ini disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh
International Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode
warna dari United States Geological Survey. Bukti-bukti dari penanggalan
radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun.
Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut
peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala
waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi,
7
seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan
Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan
baerbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki
peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya, didefinisikan
dengan umur absolut.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada dekade
1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton.
Mereka menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di sepanjang
sejarah hidup manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah
rentang hidup manusia dan bahwa umur planet Bumi hanya 6000 tahun (yang
dihitung oleh Uskup Ussher berdasarkan kronologi alkitab). Hutton dan
kawan-kawan telah mempelajari batuan di sepanjang pesisirSkotlandia dan
menyimpulkan bahwa setiap formasi batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi
dari batuan lain, yang jauh lebih tua. Penemuan mereka memperlihatkan
bahwa waktu terentang sangat jauhmelebihi manusia mampu bayangkan.
Waktu Geologi terbagi menjadi 2 EON (Fanerozoikum dan
Prakambrium) yang masing-masing terbagi menjadi beberapa Era yaitu :
Kenozoikum, Mesozaikum, dan Paleozaikum ( Eon Fanerozoikum) serta era
Neoproterozaikum, Mesoproterozaikum, Paleoproterozaikum, Neoarkean,
Mesoarkean, Paleoarkean, dan era Eoarkean (Eon Prakambrium).
B. Saran
Pendapat paling dominan sebelum abad ke-18 dimiliki oleh kelompok
gereja berdasarkan kajian tekstual terhadap alkitab, mereka menyatakan umur
Bumi tidak lebih tua dari 6.000 tahun. Penciptaan Bumi dan segala isinya
dalam waktu sedemikian singkat dipercaya melibatkan proses katastropis.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Geologi. 2014. Konsep Waktu Geologi. Diakses pada 13 Desember 2014
melalui http://geologimekongga.blogdetik.com/category/jurnal-geologi/
Persada, Iqbal. 2011. Waktu geologi. Diakses pada 13 Desember 2014 melalui
http://iqbalpersada.blogspot.com/2011/02/makalah-waktu-geologi.html
Saputra, Hendra. 2014. Makalah Waktu Geologi. Diakses pada 13 Desember 2014
melalui http://teknik-sipil2013.blogspot.com/2014/02/makalah-waktu-
geologi_1204.html
Utomo, Agus S. 2011. Waktu Geologi Baru : Era Antroposen-Era Manusia. Diakses
pada 13 Desember 2014 melalui
http://utomoas.wordpress.com/2011/03/09/waktu-geologi-geofisika-baru-
antoposen-era-manusia/