i
TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA
MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Siwi Kristina Sari Matheus
NIM : 148114159
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN JUDUL
TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA
MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Siwi Kristina Sari Matheus
NIM : 148114159
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala Perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku
(Filipi 4:13)
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu
(Amsal 16:3)
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing ,
menjaga, dan menuntun disetiap langkah dan perjuanganku
Kedua orang tuaku, Bagus Hardjo dan Sukesi
serta kedua kakak ku Yohanita dan Dewi
Terima kasih yang selalu memberikan doa, semangat,
cinta, kasih, dan sayang
Almamater yang kubanggakan Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang
selalu diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan naskah skripsi
yang berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT
GENERIK PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA” dengan baik dan lancar.
Penulisan naskah skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Farmasi (S. Farm) Fakultas Farmasi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan atas bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. Selaku DPA dan Kepala Progam
Pendidikan Fakultas Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Maria Wisnu Donowati,M.Si., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.
Sc., Apt.selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam
berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk berdiskusi dan sangat sabar untuk
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo , Apt.
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang
membangun.
4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Wakil Rektor I yang telah memberikan ijin
penulis untuk melakukan penelitian di Kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis
selama proses perkuliahan.
7. Bapak Bagus Hardjo Wibowo Matheus, Ibu Sukesi Murdiningsih, kakak
Yohanita Maria dan kakak Dewi arsi, serta seluruh keluarga tercinta penulis
yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, cinta, kasih, sayang,
kesabaran, dan dukungan secara finansial dari awal hingga sampai selesai
penyusunan skripsi.
8. Sahabat-sahabat FSMD 2014 dan seluruh angkatan 2014 yang telah bersama-
sama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
9. Teman-teman KKN, yaitu Galih, Deon, Veny, Ika, Dina, Dista, dan Eca yang
selalu memberikan semangat dan dukungan doa.
10. Sahabat-sahabat “sambat”, yaitu Nadia, Amon, Meme, Senja, dan Kokoh
yang telah menemani dan memberikan semangat kepada penulis dalam proses
penulisan skripsi.
11. Sahabat-sahabat Kos, Chendri dan Th chintya yang telah membantu penulis
dalam pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv
HALAMAN PESEMBAHAN ....................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vii
PRAKATA ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii
ABSTRAK ..................................................................................................................... xiv
ABSTRACT ................................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 2
Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian .................................................. 2
Sampel Penelitian, Teknik Sampling, Lokasi, dan Waktu ................................. 3
Instrumen Penelitian .......................................................................................... 4
Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 5
Analisis Hasil Penelitian .................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
KESIMPULAN .............................................................................................................. 16
SARAN .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18
LAMPIRAN ................................................................................................................... 21
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik subjek penelitian ........................................................... 6
Tabel II. Tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ................................ 7
Tabel III. Dimensi I tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ................. 8
Tabel IV. Dimensi II tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ................ 10
Tabel V. Dimensi III tingkat pengetahuan penggunaan obat generik ............... 12
Tabel IV. Dimensi IV tingkat pengetahuan penggunaan obat generik .............. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Bagan jumlah responden ............................................................... 4
Gambar II. Dimensi I ....................................................................................... 8
Gambar III. Dimensi II ...................................................................................... 10
Gambar IV. Dimensi III .................................................................................... 13
Gambar V. Dimensi IV .................................................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data ....... 22
Lampiran 2 Ethical Clearance ..................................................................... 23
Lampiran 3 Lembar Pernyataan Validitas .................................................... 24
Lampiran 4 Uji Pemahaman Bahasa ............................................................ 29
Lampiran 5 Uji Reliabilitas .......................................................................... 31
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney ....................................... 32
Lampiran 7 Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden ......................... 33
Lampiran 8 Informed Consent ..................................................................... 34
Lampiran 9 Kuisioner Penelitian ................................................................. 35
Lampiran 10 Dokumentasi ............................................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non
Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Permasalahan yang
terjadi pada masyarakat selama ini adalah mereka masih menganggap bahwa obat
generik adalah obat yang murah dan tidak berkualitas.Tujuan dilakukan penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan obat generik mahasiswa
farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik observasional dengan
rancangan cross sectional.Responden dalam penelitian ini berjumlah 109
responden, terdiri dari 55 mahasiswa farmasi dan 54 mahasiswa non
farmasi.Teknik pengambilan sampel yang digunakan non random
sampling.Instrumen penelitian ini adalah berupa alat tulis dan kuisioner yang telah
dibuat oleh peneliti.Normalitas data diuji menggunakan Kolmogorov-Smirnov
dengan hasil data tidak terdistribusi normal (p<0,001).Untuk melihat perbedaan
tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non
farmasi digunakan uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan
non farmasi (p<0,001). Rerata tingkat pengetahuan tentang obat generik pada
mahasiswa farmasi lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non farmasi, dengan
perbandingannilai rerata pada mahasiswa farmasi sebesar 77,99sedangkan
mahasiswa non farmasi sebesar 31,58.
Kata Kunci: Obat Generik, Mahasiswa, Pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Generic is a medicine with the official International name Non-
Proprietary Names (INN), stipulated in the Indonesian Pharmacopoeia or other
standard books for the nutritious substances they contain. The problem that occurs
in the community so far is that they still think that generic medicine is cheap and
it is not a medicine that has high quality. The purpose of this research is to know
the description of generic medicine knowledge of pharmacy and non-pharmacy
students at Sanata Dharma University.
This research is an observational analytic study with the cross-
sectional method. Respondents in this study were 109 respondents, including 55
pharmacy students and 54 non-pharmacy students. The sampling technique used
is non-random sampling. This research instrument is in the form of stationery and
questionnaires that have been made by the researcher. The data were tested using
Kolmogorov-Smirnov with the results of data not normally distributed (p
<0.001). The Mann-Whitney test is used to see the difference in the level of
knowledge of the use of generic medicine in pharmacy and non-pharmacy
students.
The results showed that there was a significant difference between the
level of knowledge of the use of generic medicine in pharmacy and non-pharmacy
students (p <0.001). The average level of knowledge about generic medicine in
pharmacy students is higher than non-pharmacy students, with a comparison of
average scores in pharmacy students is 77.99, while non-pharmacy students are
31.58.
Keywords: Generic Medicine, Students, Knowledge.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1. PENDAHULUAN
Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non
Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Obat Generik
Bermerek/Bernama Dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang
menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan. Sedangkan obat
paten adalah obat yang masih mempunyai hak patennya. Pada dasarnya, obat
generik merupakan salah satu sediaan farmasi yang telah memenuhi persyaratan
farmakope serta melewati proses pembuatan sesuai Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun turut mengawasi
standar umum tersebut. Hal ini yang membedakan dengan obat bermerek dan
banyak dipromosikan. Pada umumnya pemilihan kadar kandungan dalam rentang
standar farmakope (Kemenkes RI, 2010).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar informasi pengetahuan
masyarakat tentang obat generik, dalam skala nasional menunjukkan 31,9%
masyarakat yang mengetahui atau pernah mendengar tentang obat generik.
Sejumlah 85,9% tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang obat generik.
Sedangkan masyarakat Indonesia yang memiliki pengetahuan yang benar tentang
obat generik sebesar 14,1% (Kemenkes RI, 2013). Hal itu membuktikan bahwa
banyak masyarakat belum mempunyai pengetahuan yang benar tentang Obat
Generik.
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya, sedangkan menurut Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang
tentang suatu objek mengandung 2 aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif
dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu.
Permasalahan yang terjadi pada masyarakat selama ini adalah mereka
masih menganggap bahwa obat generik adalah obat yang murah dan tidak
berkualitas. Hal itu disebabkan oleh kurangnya edukasi dan sosiali dasar lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lanjut terhadap obat generik. Selain itu, selama ini masih banyak pihak medis
yang memilih untuk meresepkan obat selain generik karena adanya unsur
financial incentives. Dengan kondisi tersebut, Menteri Kesehatan mengeluarkan
peraturan tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan
pemerintah dengan peraturan Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010. Dengan
demikian semua lapisan masyarakat dapat mencapai tingkat kesehatan yang baik
(Kemenkes RI, 2010).
Mahasiswa farmasi merupakan calon tenaga kesehatan yang akan
bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi obat. Hasil
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan Qodria (2016) menunjukkan bahwa
mahasiswa kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa non
kesehatan (p<0,001). Begitu juga dengan hasil penelitian Debora (2018)
didapatkan perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman pada
mahasiswa kedokteran dan non kedokteran terhadap penggunaan obat generik.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang penggunaan obat generik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan perbedaan tingkat pengetahuan
mahasiswa farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
tentang penggunaan obat generik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menggambarkan tingkat pengetahuan tentang obat generik mahasiswa farmasi dan
non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. METODE PENELITIAN
a. Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik observasional dengan
rancangan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mahasiswa
farmasi dan non farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa
non farmasi terdiri dari mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yaitu mahasiswa dari Prodi Psikologi, Pendidikan Matematika,
Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Bimbingan
Konseling, Teknik Informatika, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Variabel tergantung adalah tingkat pengetahuan responden terhadap obat generik.
Variabel pengacau yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah informasi yang
telah diperoleh responden baik melalui pendidikan formal maupun informal
mengenai obat generik.
b. Sampel Penelitian, Teknik Sampling, Lokasi, dan Waktu
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
mahasiswa aktif yang berada di Universitas Sanata Dharma, pada Tahun Ajaran
2017/2018, yang berusia 18-20 tahun, pernah menggunakan obat, dan bersedia
menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah responden yang mengisi kuisioner
tidak lengkap.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan non random sampling,
yaitu Quota Sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019, setelah
mendapatkan surat ijin dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta (nomor 067/WR I/F/IV/2019, terlampir pada lampiran 1). Ethical
Clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana (nomor 972/C.16/FK/2019, terlampir pada
lampiran 2).
Perhitungan besar sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan
rumus Slovin (Sani, 2016) . 𝑛 =2315
1+(2315 𝑥 0,12 = 95.86 ≈ 96 orang
Untuk mengantisipasi hilangnya responden karena masuk kriteria eksklusi, maka
jumlah sampel ditambahkan 10%, sehingga jumlah sampel minimal yang
diperlukan adalah 106 orang. Total jumlah calon responden yang dihubungi dan
memenuhi inklusi adalah sebesar 114 orang, namun 5 diantaranya tidak mengisi
kuisioner dengan lengkap. Dengan demikian jumlah total responden adalah 109
responden yang terdiri dari 55 mahasiswa farmasi dan 54 terdiri dari mahasiswa
non farmasi. Detail perolehan responden dapat digambarkan dalam bagan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
114 Calon responden memenuhi kriteria inklusi
5 Teresklusi
Tidak mengisi kuisioner dengan lengkap.
109 Responden
Gambar I. Bagan Jumlah Responden
c. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah berupa kuisioner yang
telah dibuat oleh peneliti. Kuisioner ini digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data yang berisi tentang pengetahuan tentang obat generik.
Kuisioner dilengkapi dengan pengisian biodata responden, yang berupa nama dan
nim, usia, pendidikan terakhir, dan prodi/ fakultas responden.
Kuisioner ini telah melalui uji validitas kontent oleh Expert Judgement,
yaitu apoteker yang memiliki kompetensi untuk menilai konten kuisioner
berdasarkan literatur yang ada. Hasil uji validitas kontent terlampir dalam
lampiran 3. Setelah kuisioner dinyatakan valid, uji kuisioner dilanjutkan dengan
uji pemahaman bahasa. Uji pemahaman bahasa dilakukan pada 3 mahasiswa
farmasi dan 3 mahasiswa non farmasi yang memiliki karakterisktik yang serupa
dengan responden. Hasil uji pemahaman bahasa terlampir pada lampiran 4.
Uji reliabilitas juga dilakukan pada 15 mahasiswa farmasi dan 15
mahasiswa non farmasi, yang memiliki kriteria sama dengan responden
penelitian. Kuisioner yang berisi 16 pernyataan mendapatkan hasil uji reliabilitas
sebesar Alpha Cronbach 0.503 (r alpha < 0.6). Alpha Cronbach yang kurang dari
0,6 berarti pernyataan tersebut belum reliabel, hal ini disebabkan karena beberapa
item kuisioner belum valid secara statistik. Maka item kuisioner yang tidak valid
dihapus. Sehingga jumlah pernyataan yang digunakan dalam penelitian berjumlah
14 pernyataan. Kuisioner dengan 14 pernyataan mempunyai hasil perhitungan
Alpha Cronbach 0.664 (r alpha > 0.6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
d. Tata Cara Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan
kuisioner dan alat tulis kepada responden yang telah sesuai dengan kriteria
inklusi. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner di
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama bulan Mei 2019.
Calon responden yang bersedia mengikuti penelitian ini sebelum mengisi
kuisioner diberi penjelasan terkait tujuan penelitian. Calon responden diminta
menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan partisipasi dalam
penelitian.
e. Analisis Hasil Penelitian
Data pengetahuan obat generik diperoleh menggunakan kuisioner yang
telah diisi lengkap oleh responden. Data yang telah diperoleh kemudian dikoding
dan dimasukkan dalam Worksheet Excel. Data ini dihitung untuk nilai jawaban
yang benar setiap responden. Hasil nilai dari setiap responden akan diolah
menggunakan alat hitung komputer. Uji normalitas data reponden dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov data tidak
terdistribusi normal, dengan nilai kelompok responden farmasi p-value 0.000 dan
nilai kelompok responden non farmasi memperoleh p-value 0.021. Jika semua
data yang didapatkan terdistribusi normal maka dapat dilakukan uji T, sebaliknya
jika salah satu data yang didapatkan tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji
Mann-Whitney U dengan taraf kepercayaan 95% agar dapat diketahui apakah ada
perbedaan data antar kelompok. Didapat nilai p-value / Sig < 0,05 menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data, sedangkan
jika yang didapat nilai p-value / Sig > 0,05 maka menunjukkan perbedaan yang
tidak bermakna antara dua kelompok (Istyastono, 2016). Data dari penelitian ini
menggunakan uji Mann-Whitney U, nilai p-value yang diperoleh adalah <0,001.
Data penelitian ini mempunyai arti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
antara kelompok responden farmasi dan non farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Pada penelitian ini terdapat 55 responden yang merupakan mahasiswa
farmasi dan mahasiswa non farmasi 54 responden. Detail data karakteristik
responden tersaji dalam tabel I berikut:
Tabel I. Karakteristik subjek penelitian
Karakteristik Farmasi
(n=55)(%)
Non
Farmasi
(n=54)(%)
Total
(%)
Usia
18 14 (25,4) 6 (11,2) 20 (18,35)
19 31 (56,4) 24 (44,4) 55 (50,46)
20 10 (18,2) 24 (44,4) 34 (31,19)
Semester
II 39 (70,9) 25 (46,3) 64 (58,72)
IV 16 (29,1) 29 (53,7) 45( 41,28)
Pendidikan
Terakhir
SMA 51 (92,7) 52 (96,3) 103 (94,49)
SMK 4 (7,3) 2 (3,7) 6 (5,50)
Berdasarkan tabel I, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 19
tahun (50,46%), sedang menempuh semester II (58,72%) dengan pendidikan
terakhir SMA (94,49%). Dengan bertambahnya usia seseorang, maka seseorang
akan mengalami peningkatan sesuai dengan pengetahuan maupun pengalaman
yang didapatkan (Supriyadi, 2015). Mahasiswa dari program pendidikan diluar
farmasi yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari
Teknik Informatika sebanyak 9 orang (8,3%), Pendidikan Matematika sebanyak 8
orang (7,3%), Matematika 3 orang (2,7%), Psikologi sebanyak 14 orang (12,8%),
Bimbingan Konseling sebanyak 12 orang (11%), Pendidikan Fisika 2 orang
(1,8%), Pendidikan Biologi sebanyak 2 orang (1,8%), dan Teknik Elektro
sebanyak 4 orang (3,7%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Generik Responden
Tingkat pengetahuan penggunaan obat generik responden kelompok
farmasi dan non farmasi dituliskan pada tabel II berikut:
Tabel II. Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Generik
Kelompok Mahasiswa N Rerata Nilai p
Farmasi 55 77,99 <0,001
Non Farmasi 54 31,58
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi
(p<0,001). Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi. Nilai rata-rata tingkat pengetahuan
yang dilihat dari mahasiswa farmasi yaitu sebesar 77,99 dan mahasiswa non
farmasi sebesar 31,58. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Qodria (2016)
tentang “Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Pengalaman Penggunaan
Obat Generik di Kalangan Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan di
Universitas Jember”, yang dimana hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang obat generik pada
mahasiswa kesehatan dan non kesehatan (p<0,001), dengan rata-rata tingkat
pengetahuan tentang obat generik yang diperoleh mahasiswa kesehatan sebesar
4,63 dan mahasiswa non kesehatan sebesar 2,31.
Pada penelitian ini terdapat 4 dimensi untuk mengukur pengetahuan
responden tentang obat generik. Dimensi I adalah definisi obat generik, dimensi II
adalah manfaat obat generik, dimensi III adalah kebijakan obat generik, dan
dimensi IV adalah penggolongan obat generik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B.1. Tingkat pengetahuan pada dimensi I: Definisi Obat Generik
Tabel III. Dimensi I: Definisi Obat Generik
Gambar II. Dimensi I: Definisi Obat Generik
Berdasarkan hasil uji dengan Mann-Whitney diperoleh nilai p yang
0,008, berarti terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan
tentang definisi obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi.
Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan lebih tinggi dengan nilai
rata-rata 62,28 dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai
nilai rata-rata 47,58.
Untuk mengukur tingkat pengtahuan tentang definisi obat generik
digunakan 3 pernyataan, yaitu pada nomor 1, 7, dan 10. Pernyataan nomor 1
tentang, “Obat generik merupakan obat yang belum habis masa patennya”. Jumlah
mahasiswa farmasi yang menjawab benar sebanyak 39 orang sedangkan
mahasiswa non farmasi yang menjawab benar sebanyak 18 orang. Menurut
peraturan menteri kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010, obat generik
Kelompok Mahasiswa N Rerata Nilai p
Farmasi 55 62.28 0,008
Non Farmasi 54 47.58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya. Obat paten adalah obat yang masih memiliki hak
paten. Masa hak paten berlaku selama 20 tahun atau 10 tahun, menurut
perundang-undangan Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001 tentang paten.
Obat generik ini disebut sebagai obat yang sudah tidak dilindungi oleh hak paten,
atau obat yang masa patennya telah berakhir. Dengan demikian mahasiswa non
farmasi tidak mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang definisi obat
generik yang tidak boleh diproduksi jika masa paten masih berlaku, kecuali
mempunyai perjanjian dengan pemilik patennya. Hal ini berbeda jika
dibandingkan dengan mahasiswa farmasi yang mendapat informasi atau materi
tersebut dalam mata kuliah Farmasetika dasar di semester I.
Pernyataan nomor 7 tentang, “Obat generik memiliki nama yang sama
dengan kandungan zat berkhasiat didalamnya, sesuai nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia”. Jumlah mahasiswa farmasi yang
menjawab benar sebanyak 54 orang sedangkan mahasiswa non farmasi yang
menjawab benar 46 orang. Obat generik ini diambil dari nama zat aktif yang
terkandung didalam obat tersebut, seperti paracetamol, asam mefenamat,
amoxicillin, dan sebagainya. Responden mahasiswa non farmasi dengan total 54
responden, sebagian besar telah menjawab benar pada pernyataan ini. Hal ini
sebabkan karena, mahasiswa non farmasi mempunyai pengalaman dan informasi
tentang obat generik. Pengalaman pada saat sakit dan memperoleh dari apotek
atau fasilitas kesehatan lainnya yang pada saat pengambilan obat telah dijelaskan
mengenai obat generik tersebut.
Dan pernyataan nomor 10 mahasiswa non farmasi yang menjawab
benar 36 orang dibandingkan dengan mahasiswa farmasi yang menjawab benar 35
orang. Pernyataan nomor 10 “Obat generik bukan merupakan obat program dari
pemerintah”. Pada pernyataan ini jumlah mahasiswa non farmasi yang menjawab
benar lebih tinggi, hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa farmasi yang
diambil sebagai responden merupakan mahasiswa semester 2 dan 4, dan yang
belum mendapatkan materi mendalam tentang obat generik. Pernyataan 10 terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tentang peraturan pemerintah tentang obat generik sebagai obat program
pemerintah, dimana mahasiswa farmasi juga belum menempuh mata kuliah
peraturan undang-undangan atau legalitas kefarmasian. Menurut Permenkes
nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota wajib membuat perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
penyediaan, pengelolaan dan pendistribusian obat kepada puskesmas dan
pelayanan kesehatan lain. Hal tersebut obat generik harus diwajibkan diberikan
kepada masyarakat, jika pemerintah melanggar peraturan tersebut akan dikenakan
peringatan lisan ataupun tertulis.
B.2. Tingkat pengetahuan pada dimensi II: Manfaat Obat Generik
Tabel IV Dimensi II: Manfaat Obat Generik
Gambar III. Dimensi II: Manfaat Obat Generik
Kelompok Mahasiswa N Rerata Nilai p
Farmasi 55 73,68 <0,001
Non Farmasi 54 35,97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Mann-
Whitney diperoleh nilai p<0,001, berarti data tersebut mempunyai perbedaan yang
bermakna pada tingkat pengetahuan masing-masing responden. Mahasiswa
farmasi mempunyai tingkat pengetahuan dengan rata-rata 73,68 lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai rata-rata 35,97.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggunaan obat generik
digunakan 5 pernyataan yaitu pada nomor 3, 6, 9, 12, dan 14. Pernyataan nomor 3
tentang “Mutu dan kualitas obat generik tidak sama dengan obat bermerek karena
harga lebih murah”. Jumlah mahasiswa farmasi memperoleh jawaban nilai benar
sebanyak 43 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 25 orang. Mutu (dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sebagai (ukuran) baik buruk suatu
benda, kadar, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). Mutu
obat generik tidak berbeda dengan obat bermerek atau obat paten karena bahan
bakunya sama. Harga obat generik lebih murah dibandingkan dengan obat
bermerek karena beberapa hal, salah satunya adalah harga obat generik
dikendalikan oleh pemerintah sedangkan harga obat bermerek dipengaruhi oleh
biaya kemasan dan biaya promosi atau iklan. Obat-obat generik biasanya lebih
murah karena perusahaan obat tidak memerlukan pengujian yang ekstensif karena
obat-obat ini telah menjalani uji keamanan dan efektivitas oleh perusahaan
farmasi yang pertama kali menemukannya (Kee dan Hayes, 1996).
Pernyataan nomor 6 tentang “Obat generik dan obat bermerek memiliki
manfaat yang sama karena kandungan zat aktifnya sama”. Mahasiswa farmasi
memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 54 orang dan mahasiswa non farmasi
sebanyak 34 orang. Nama generik merupakan nama obat “resmi”, atau nama obat
yang tidak hanya dimiliki pihak tertentu. Sedangkan nama merek atau nama
dagang, nama yang hanya dimiliki oleh suatu pihak tertentu, dipilih oleh
perusahaan obat dan biasanya merupakan merek terdaftar yang dimiliki
perusahaan tertentu (Kee dan Hayes, 1996). Keduanya memiliki manfaat yang
sama karena kandungan zat aktifnya (komponen utama obat), antara obat generik
dan obat bermerek adalah sama . Kemudian pernyataan nomor 9 tentang “Obat
generik memiliki mutu atau kualitas yang sama dengan obat bermerek”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Mahasiswa farmasi memperoleh jawaban nilai benar sebanyak 46 orang dan
mahasiswa non farmasi sebanyak 25 orang. Kualitas obat generik tidak kalah
dengan obat bermerek karena obat generik memenuhi persyaratan dalam Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan lulus uji bioavailabilitas/ bioekivalensi
(BA/BE) seperti yang distandarkan oleh BPOM.
Pernyataan nomor 14 tentang “Terdapat perbedaan khasiat antara obat
generik dan obat bermerek”. Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar
sebanyak 52 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 17 orang. Khasiat
(dalam KBBI) merupakan faedah, atau kegunaan yang bersifat khas. Khasiat obat
generik sendiri tidak kalah bagus dari obat paten, karena obat generik juga
memiliki kandungan zat aktif serta tingkat efektivitas yang sama dengan obat
paten.
Pernyataan nomor 12 tentang “Obat generik bermanfaat secara ekonomis
untuk masyarakat golongan menengah kebawah”. Mahasiswa farmasi
memperoleh jawaban nilai benar sebanyak 54 orang dan mahasiswa non farmasi
51 orang. Selisih jawaban benar antara mahasiswa farmasi dan non farmasi pada
pernyataan nomor 12 sangat sedikit, yang berarti mahasiswa non farmasi sudah
memahami tentang manfaat obat generik secara benar. Obat generik ini tidak
hanya untuk masyarakat yang golongan menengah kebawah saja tetapi untuk
semua kalangan, tetapi sering hal masyarakat untuk salah mempersepsikan hal
tersebut. Namun pada penelitian ini, terutama pada pernyataan nomor 12 ini
mahasiswa non farmasi sudah memahami tentang hal tersebut.
B.3. Tingkat pengetahuan pada dimensi III: Kebijakan Obat Generik
Tabel V. Dimensi III: Kebijakan Obat Generik
Kelompok Mahasiswa N Rerata Nilai
p
Farmasi 55 74,17 <0,001
Non Farmasi 54 35,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar IV. Dimensi III: Kebijakan Obat Generik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Dimensi III adalah tentang
kebijakan obat generik yang menggunakan Mann-Whitney diperoleh nilai p
<0,001, berarti data tersebut mempunyai perbedaan yang bermakna pada tingkat
pengetahuan masing-masing responden. Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat
pengetahuan dengan rata-rata 74,17 lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa
non farmasi yang mempunyai rata-rata 35,47.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang kebijakan obat generik
digunakan 4 pernyataan yaitu pada nomor 2, 4, 11 dan 13. Pernyataan nomor 2
tentang “Obat generik diproduksi untuk mengendalikan harga obat”. Mahasiswa
farmasi mendapatkan jawaban nilai benar sebanyak 51 orang dan mahasiwa non
farmasi mendapatkan jawaban nilai benar sebanyak 45 orang. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/068/II/2010, bahwa
Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib
menyediakan obat esensial dengan nama generik untuk kebutuhan Puskesmas dan
Unit Pelaksana Teknis lainnya sesuai kebutuhan. Obat-obat generik biasanya lebih
murah karena perusahaan obat tidak memerlukan pengujian yang ekstensif karena
obat-obat ini telah menjalani uji keamanan dan efektivitas oleh perusahaan
farmasi yang pertama kali menemukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pernyataan nomor 4 tentang “Apoteker tidak dapat mengganti obat
generik menjadi merek dagang”. Mahasiswa farmasi mendapatkan nilai jawaban
benar sebanyak 44 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 6 orang.
Pernyataan nomor 4 tentang “Apoteker tidak dapat mengganti obat generik
menjadi merek dagang”. Mahasiswa farmasi mendapatkan nilai jawaban benar
sebanyak 44 orang dan mahasiswa non farmasi sebanyak 6 orang. Menurut
Permenkes nomor 9 tahun 2017 tentang apotek Bab IV tentang penyelenggaraan
Pasal 21 ayat 3, “Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di Apotek atau
pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam Resep, Apoteker dapat
mengganti obat setelah berkonsultasi dengan dokter penulis Resep untuk
pemilihan obat lain”. Mahasiswa non farmasi yang menjawab benar sebanyak 6
orang, maka dapat disimpulkan belum paham jika obat generik dapat diganti
dengan obat merek dagang lainnya, jika obat tersebut tidak tersedia di unit
fasilitas kesehatan dan telah mendapatkan persetujuan dari dokter penulis resep.
Pernyataan nomor 11 tentang “Obat generik tersedia di unit pelayanan
kesehatan yang dimiliki pemerintah”. Mahasiswa farmasi mendapatkan nilai
jawaban benar sebanyak 55 orang sedangkan mahasiswa non farmasi sebanyak 45
orang. Menurut Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang
Kewajiban menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah. Pada mahasiswa farmasi telah mengerti jika obat generik tersedia di
unit pelayanan kesehatan, tetapi mahasiswa non farmasi belum mengerti semua.
Hal tersebut mungkin mahasiswa non farmasi telah memperoleh obat generik di
unit pelayanan kesehatan, tetapi mereka tidak mengerti bahwa yang diberikan
obat generik.
Pernyataan nomor 13 tentang “resep dokter yang berisi obat merek
dagang tidak dapat digantikan dengan obat generik”. Mahasiswa farmasi
memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 45 orang sedangkan mahasiswa non
farmasi sebanyak 20 orang. Dimensi III ini mahasiswa farmasi lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi. Menurut permenkes nomor 9 tahun
2017 tentang apotek Bab IV tentang penyelenggaraan Pasal 21 ayat 2 “Dalam hal
obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka Apoteker dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya
atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien”. Pada
pernyataan ini obat generik dapat digantikan apabila komponen aktifnya sama.
mahasiswa non farmasi hampir setengah telah menjawab benar. Dengan demikian
mahasiswa non farmasipun telah mengetahui informasi tersebut.
B.4. Tingkat pengetahuan pada dimensi IV: Penggolongan Obat
Generik
Tabel VI. Dimensi IV: Penggolongan Obat Generik
Gambar V.Dimensi IV: Penggolongan Obat Generik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
Mann-Whitney diperoleh nilai p<0,001, berarti data tersebut mempunyai
perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan masing-masing responden.
Mahasiswa farmasi mempunyai tingkat pengetahuan dengan rata-rata 72,02 lebih
tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non farmasi yang mempunyai rata-rata
37,67.
Kelompok Mahasiswa N Rerata Nilai p
Farmasi 55 72,02 <0,001
Non Farmasi 54 37,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggunaan obat generik
responden digunakan 2 yaitu pada nomor 5 dan nomor 8. Pernyataan nomor 5
tentang “Panadol, Mylanta, dan Promag dikategorikan sebagai obat generik”.
Mahasiswa farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 47 orang dan
mahasiswa non farmasi sebanyak 11 orang. Pernyataan nomor 8 tentang “Obat
generik bermerek dipasarkan dengan menggunakan nama zat aktif”. Mahasiswa
farmasi memperoleh nilai jawaban benar sebanyak 46 orang dan mahasiswa non
farmasi memperoleh sebanyak 31 orang. Pada semua obat baik obat bermerek
maupun obat generik, baik yang berisi zat tunggal maupun yang campuran
semuanya memiliki nama kimia (Widjajanti, 1988). Sebagai contoh Amoksisilin
yang dikenal sebagai nama generik dari Amoxil atau nama latinnya
Amoxicillinum. Obat tersebut merupakan antibiotik dengan zat aktif Asam
(2S,5R,6R)-6-[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil)asetamido]-3,3-dimetil-7-okso-
4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karbosila trihidrat (Athijah, 2011). Adapun
contoh obat generik lainnya yaitu Asetosal dengan nama kimia Asam
Asetilosalisilat, Vitamin C dengan nama kimia Asam Askorbinat, dan
Kloramfenikol dengan nama kimia p-nitrofenil-2dikloroaset-amidopropanediol-
1,3 (Widjajanti, 1988). Pada Dimensi IV ini dapat terlihat bahwa mahasiswa non
farmasi banyak yang belum mengetahui tentang penggolongan obat, khususnya
obat generik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya informasi serta pengetahuan
yang diperoleh. Sedangkan sebagian besar mahasiswa farmasi mengetahui tentang
penggolongan obat karena telah mendapatkan pengetahuan melalui mata kuliah
yang diajarkan, yaitu mata kuliah Farmakologi.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Hasil pada penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan penggunaan obat generik pada
mahasiswa farmasi dan non farmasi (p<0,001). Rerata tingkat pengetahuan
tentang obat generik pada mahasiswa farmasi lebih tinggi dari mahasiswa non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
farmasi, dengan perbandingan nilai rerata pada mahasiswa farmasi sebesar 77,99
sedangkan mahasiswa non farmasi sebesar 31,58.
b. Saran
Penelitian selanjutnya tidak hanya melihat perbedaan tingkat
pengetahuan mahasiswa farmasi dan non farmasi tetapi juga pemberian intervensi
edukasi pengetahuan obat generik pada mahasiswa non farmasi. Karena
berdasarkan temuan pada saat pemberian instrumen pada mahasiswa non farmasi
banyak pertanyaan terkait obat generik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Athijah, Umi, 2011. Buku Ajar Preskripsi Obat dan Resep Jilid 1. Universitas
Airlangga, Surabaya.
Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta.
Cahyono, 2018, Satistika Terapan & Indikator Kesehatan. Dee Publish,
Yogyakarta.
Cohen, L., et al, 2007. Research Methods In Education (Sixth Edition). New
York. Routledge.
Dinkes Kalbar, 2018. Pengertian Obat Generik dan Obat Paten.
https://dinkes.kalbarprov.go.id/pengertian-obat-generik-dan-obat-paten/ ,
diakses pada tanggal 12 februari 2019 pukul 20.25 WIB.
Dahlan, 2016. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika,
Jakarta.
Debora, 2018. Perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman
terhadap penggunaan obat generik pada mahasiswa kedokteran dan non
kedokteran di universitas Lampung. Majority, 7(2).
Effendi dan Tukiran, 2012. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.
Hermansyah, A. Athiyah, U, Setiawan, C. D dan Mufarrihah, 2013. Are Patients
Willing To Ask for Generic Drug Substitution ?. International Journal of
Pharmacy Teaching & Practiches, 4(4) : 832-837.
Husein, 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi II. Jakarta :
Rajawali Pers, Jakarta.
Istyastono, E.P. 2016. Uji Statistik di Ilmu Farmasi dengan Program Statistika
Komputasional R. Yogyakarta : Sanata Dharma University Press, hal. 22-
23, 48-53.
Kee, J.L. dan Hayes, E.R.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kemenkes RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013. Jakarta.
Kemenkes RI, 2015. Peraturan Mentri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 98
Tahun 2015 tentang Pemberian Informasi Harga Eceran Tertinggi Obat.
Jakarta
Kemenkes RI, 2017. Peraturan Mentri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta
Larasanty, 2016. Tingkat kepuasan pasien terhadap penggunaan obat generik dan
obat generik bermerek (branded generic) pada pasien rawat jalan di
badan rumah sakit umum tabanan. Jurnal Farmasi Udayana, 5(1), 24-27.
Morison, 2015. Analisis tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat kota
singkawang terhadap obat generic. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia,
4(1), hlm 39–48.
Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Qodria, 2016. Perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman
penggunaan obat generik di kalangan mahasiswa kesehatan dan non
kesehatan di universitas Jember. Skripsi. Universitas Jember.
Sani, F., 2016. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.
Dee Publish, Yogyakarta.
Supriyadi, 2015. Lanjut Usia dan Permasalahannya. Jurnal PPKn & Hukum.
10(2), 84-94.
WHO, 2014. Generic Drugs. http://www.who.int/trade/glossary/story034/en/.
Diakses pada tanggal 7 November 2018.
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta.
Widjajanti, N., 1988, Obat-Obatan, Yogyakarta, Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Widodo, 2004. Panduan Keluarga Memilih & Menggunakan Obat. Kreasi
Wacana, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 1. Surat Permohonan izin Penelitian dan Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 2. Ethical Clereance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 4. Uji pemahaman bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 5. Uji reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney
a. Hasil Data Perbandingan Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi
b. Hasil Data Perbandingan Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi Setiap
Dimensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 7. Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN
Saya, Siwi Kristina S Matheus dari Prodi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Penggunaan Obat Generik pada Mahasiswa Farmasi dan Non Farmasi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.
Maka saya mohon kesediaan teman-teman yang terdaftar sebagai mahasiswa
aktif di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menjadi responden dalam
penelitian ini.
A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian
Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Apabila anda telah
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, anda juga dapat memutuskan
untuk mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenakan denda ataupun
sanksi apapun. Tidak ada konsekuensi bagi anda jika tidak berpartisipasi untuk
menjadi responden dalam penelitian.
B. Prosedur Penelitian
Apabila anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, anda diminta
menandatangani lembar pernyataan kesediaan menjadi responden.
C. Kewajiban Responden
Sebagai responden penelitian, anda berkewajiban untuk mengisi kuisioner secara
lengkap. Pertanyaan diisi dengan jawaban yang sejujurnya.
D. Risiko Penelitian
Dalam penelitian ini, tidak akan menimbulkan risiko karena tidak terdapat tindakan
(pemberian obat). Pengisian kuisioner dapat dilakukan selama 30 menit, sehingga
ada risiko kehilangan waktu selama pengisian kuisioner. Meskipun demikian, anda
dapat berhenti kapan saja jika merasa tidak nyaman ketika melakukan pengisian
kuisioner.
E. Manfaat Penelitian
Bagi peneliti informasi yang diberikan akan dapat diolah untuk mendapatkan tingkat
pengetahuan penggunaan obat generik pada mahasiswa farmasi dan non farmasi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya diketahui
oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden.
G. Kompensasi
Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi. Berupa souvenir
sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan sebagai.
H. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti
Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini dapat ditanyakan kepada peneliti Siwi
Kristina S M dengan nomor telepon 082138828686 atau kepada Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana dengan nomor telepon 0274-563929.
Yogyakarta, Mei 2019
Peneliti
Siwi Kristina S Matheus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 8. Informed Consent
LEMBAR KONFIRMASI PERSETUJUAN
UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
1. Saya …………………………………………… (mohon menuliskan nama)
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul
“TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK PADA
MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI DI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA”
2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar informasi”
yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan
dalam berpartisipasi sebagai responden.
3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk
memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah
memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidakakan secara langsung menerima manfaat
dari hasil penelitian tersebut.
5. Data yang dikumpulkan akan digunakan demi kepentingan penelitiandan data pribadi
saya akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan responden.
6. Saya juga telah diberitahu bahwa pelaksanaan penelitian ini telah mendapatkan izin
dari instansi berwenang.
7. Apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan, saya berhak memutuskan
mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini
Yogyakarta, Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
(…………………………...)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian
KUISIONER
B. Karakteristik Responden
Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
mengisi titik-titik atau kolom dengan memberi tanda checklist (√) atau silang (x) pada
jawaban yang sesuai:
1. Nama / NIM : ......................................................................
2. Usia : ......................................................................
3. Pendidikan terakhir :
( ) SMA ( ) SMK jurusan (…………..) /SMF
4. Prodi / Fakultas : …………………………………………...
C. SkriningPendahuluan
1. Apakah anda pernah menggunakan obat generik?
a. Pernah
b. Tidak pernah
(jika pernah, jawablah pertanyaan 2 dan 3)
2. Sebutkan obat generik yang pernah anda gunakan?
…………………………………………………………………………………
3. Dimanakah anda memperoleh obat tersebut?
a. Apotek
b. Rumah sakit
c. Warung terdekat
d. Lain-lain (sebutkan)
…………………………………………………………………………………
D. Kuisioner
Pilihlah salah satu jawaban terhadap pernyataan berikut yang menurut saudara benar.
No
.
Pernyataan Benar Salah
1. Obat generik merupakan obat yang belum habis masa patennya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Obat generik diproduksi untuk mengendalikan harga obat
3. Mutu dan kualitas obat generik tidak sama dengan obat bermerek karena
harga lebih murah
4. Apoteker tidak dapat mengganti obat generik menjadi merk dagang
5. Panadol, Mylanta, dan promag dikategorikan sebagai Obat Generik
6. Obat generik dan obat bermerek memiliki manfaat yang sama karena
kandungan zat aktifnya sama
7. Obat generik memiliki nama yang sama dengan kandungan zat berkhasiat
didalamnya, sesuai nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia
8. Obat Generik Bermerk dipasarkan dengan menggunakan nama zat aktif
9. Obat generik memilliki mutu/kualitas yang sama dengan obat bermerek
10 Obat generik bukan merupakan obat program dari pemerintah
11. Obat generik tersedia diunit pelayanan kesehatan yang dimiliki
pemerintah
12. Obat generik bermanfaat secara ekonomis untuk masyarakat golongan
menengah kebawah
13. Resep dokter yang berisi obat merek dagang tidak dapat digantikan
dengan obat generik
14. Terdapat perbedaan khasiat antara obat generik dan obat bermerek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 10. Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Penggunaan obat Generik pada Mahasiswa Farmasi dan
Non Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”
bernama Siwi Kristina S. Matheus. Penulis lahir di
Magelang, 30 April 1996 merupakan anak ke tiga dari
tiga bersaudara, anak dari pasangan Bagus Hardjo
Wibowo Matheus dan Sukesi Murdiningsih. Penulis
menempuh pendidikan formal di TK Tunas Rimba (2000-
2002), melanjutkan pendidikan ke SD Negeri Kedungsari 4 Magelang (2002-
2008), kemudian pendidikan menengah di SMP Negeri 4 Magelang (2008- 2011),
dan SMA Negeri 5 Magelang (2011-2014). Pendidikan dilanjutkan hingga
perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2014. Semasa kuliah, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kuliah dan
diluar kuliah, seperti Divisi Publikasi dan Dokumentasi Pharmalympic, UKF
Taekwondo dan berhasil menjuarai beberapa perlombaan. Selain itu, kegiatan
diluar kuliah, seperti komunitas photographer, “brewer” meracik kopi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI