Download docx - Tips Potret

Transcript
Page 1: Tips Potret

Kamera digital adalah alat untuk membuat gambar dari obyek untuk selanjutnya dibiaskan melalui lensa kepada sensor CCD (ada juga yang menggunakan sensr CMOS) yang hasilnya kemudian direkam dalam format digital ke dalam media simpan digital.

Karena hasilnya disimpan secara digital maka hasil rekam gambar ini harus diolah menggunakan pengolah digital pula semacam komputer atau mesin cetak yang daat membaca media simpan digital tersebut.

Lensa merupakan bagian utama dari kamera yang terdiri atas susunan elemen optik yang berfungsi untuk menangkap gambar di depan kamera sehingga bisa diterima oleh sensor atau film. Pada kamera saku maupun kamera prosumer, lensa ini dibuat menyatu dengan bodi kamera, namun lensa yang digunakan pada kamera SLR dijual terpisah. Baik lensa yang menyatu dengan kamera ataupun lensa khusus kamera SLR, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip kerja, desain optik serta karakteristiknya.

Lensa yang berkualitas tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang memuaskan dalam hal ketajaman, kontras maupun warna. Untuk menilai performa lensa para produsen menggunakan MTF chart yang bisa memberi gambaran kualitas lensa. Berkat teknologi manufaktur lensa modern dengan bantuan komputer, lensa masa kini semakin berkualitas dan sudah dilengkapi dengan fitur modern seperti lapisan khusus yang bisa meningkatkan ketajaman dan meredam flare. Dalam memilih lensa yang baik, diperlukan pemahaman dasar akan istilah-istilah yang umum dijumpai pada lensa, sekaligus mengenali pembagian atau penggolongan lensa berdasarkan jenisnya.

Panjang fokal (Focal Length)

Dalam membahas tentang lensa, hal pertama yang dilihat dari sebuah lensa adalah panjang fokal lensa. Secara difinisi, panjang fokal menandakan seberapa jarak antara sensor (atau film) terhadap lensa, saat kamera memfokus ke tak terhingga (infinity). Untuk menunjukkan panjang fokal lensa ini digunakan satuan milimeter (mm). Dalam pemahaman yang lebih umum, panjang fokal lensa menunjukkan seberapa besar sudut gambar (picture angle atau angle of view) yang bisa dihasilkan oleh sebuah lensa. Sudut gambar inilah yang akan menentukan luasnya bidang gambar yang bisa didapatkan pada panjang fokal tertentu. Perhatikan :

- Fokal lensa yang pendek (misal 28mm) menghasilkan sudut gambar yang besar sehingga mampu mendapat bidang gambar yang luas atau lebar (wideangle). Semakin pendek fokalnya maka semakin luas bidang gambar yang bisa dihasilkan. Maka lensa 18mm bisa disebut lebih ‘wide’ daripada lensa 28mm.

- Fokal lensa yang panjang (misal 200mm) menghasilkan sudut gambar yang kecil sehingga mampu mendapat bidang gambar yang sempit, cocok untuk keperluan foto jarak jauh (telephoto). Semakin panjang fokalnya maka semakin jauh kemampuan tele yang dimiliki lensa tersebut. Jadi lensa 400mm bisa disebut lebih ‘tele’ dari lensa 200mm.

Lensa yang panjang fokalnya dianggap sama dengan bidang gambar yang dilihat oleh mata manusia (sudut gambaarnya sekitar 46o) adalah lensa 50mm, sehingga lensa dengan fokal 50mm biasa disebut sebagai lensa normal. Lensa dengan fokal yang lebih kecil dari 50mm disebut lensa wide, benda yang difoto dengan lensa wide hasilnya akan tampak lebih jauh daripada kenyataannya. Lensa dengan fokal yang lebih besar dari 50mm disebut lensa tele, benda yang difoto dengan lensa tele hasilnya akan tampak lebih dekat daripada yang semestinya.

Jadi berdasarkan panjang fokal, setidaknya kita mengenal tiga jenis lensa yaitu lensa wide, lensa normal dan lensa tele. Lensa wide cocok dipakai untuk mendapat foto dengan kesan luas, seperti pemandangan ataupun arsitektur. Sedangkan lensa tele cocok untuk memotret benda yang jauh seperti saat outdoor atau meliput acara pertandingan olahraga. Lensa normal sendiri lebih cocok dipakai untuk potret wajah atau kebutuhan lain yang memerlukan sudut gambar normal.

Lensa Fix dan Lensa Zoom

Page 2: Tips Potret

Bila ditinjau dari desain fokalnya, lensa bisa digolongkan menjadi dua kelompok utama. Yang pertama adalah lensa fix / prime (punya panjang fokal yang tetap) dan kedua adalah lensa zoom / vario (punya panjang fokal yang bisa dirubah).

Lensa fix punya ukuran yang kecil, dengan sedikit elemen optik dan sesuai namanya, lensa fix hanya memiliki panjang fokal yang tetap. Lensa fix tersedia untuk berbagai macam panjang fokal mulai seperti :

- Lensa fix wideangle (24mm, 35mm) - Lensa fix normal (50mm, 60mm) - Lensa fix telephoto (85mm, 105mm)

Lensa zoom sendiri memiliki kelebihan dibanding lensa fix yaitu punya rentang fokal yang bisa dirubah, dari fokal terpendek hingga fokal terpanjang. Kemampuan zoom lensa diukur dengan membandingkan fokal terpanjang terhadap fokal terpendeknya, contoh bila lensa zoom 28-280mm maka panjang fokal terpendek adalah 28mm dan  fokal terpanjang adalah 280mm, sehingga lensa ini disebut dengan lensa zoom 10x (atau 280 dibagi 28). Lensa zoom memiliki kelebihan dalam hal kepraktisan karena dengan satu lensa bisa didapat berbagai variasi fokal lensa untuk berbagai kebutuhan fotografi dan perspektif yang diinginkan. Namun dalam hal ketajaman, lensa zoom memang tidak bisa menyamai lensa fix. Hal ini karena rumitnya susunan optik dalam lensa zoom sehingga berpotensi menurunkan ketajaman secara umum. Dalam lensa zoom, ketajaman pada fokal terpanjang dan fokal terpendek umumnya menurun.

Bukaan lensa (aperture)

Di dalam lensa kamera terdapat sebuah komponen mekanik yang dinamakan aperture atau diafragma, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke lensa. Diafragma tersusun atas sekumpulan lapisan logam tipis (blade) yang membentuk lingkaran iris dan ukuran lubangnya bisa dibuat membesar atau mengecil. Pengaturan masuknya cahaya dilakukan dengan mengubah besarnya bukaan diafragma dari bukaan terbesar hingga terkecil dalam satuan f-number. Bukaan besar dinyatakan dalam f-number kecil, dan sebaliknya bukaan kecil dinyatakan dalam f-number besar. Lensa dengan bukaan besar memiliki kemampuan memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk pemakaian kecepatan shutter yang lebih tinggi.

Gambar di atas adalah bentuk diafragma lensa, dimana gambar sebelah kiri menunjukkan bukaan kecil dan sebelah kanan menunjukkan bukaan besar.

Bukaan diafragma yang besar (misal f/1.4 atau f/1.8) lebih mudah diwujudkan dalam desain lensa fix. Maka itu mayoritas lensa fix memiliki bukaan diafragma yang besar yang juga punya keistimewaan dalam membuat blur alias out-of-focus pada latar. Namun tidak demikian halnya dengan lensa zoom, dimana untuk membuat lensa zoom dengan bukaan diafragma yang besar agak lebih sulit untuk dilakukan. Pada lensa zoom, bukaan maksimum yang umum dijumpai adalah f/2.8 meski kini mulai dijumpai ada kamera saku yang memiliki lensa yang bisa membuka amat besar hingga f/1.8.

Ditinjau dari desain aperturenya, lensa zoom sendiri terbagi atas dua kelompok :

- Lensa zoom bukaan konstan - Lensa zoom bukaan variabel

Page 3: Tips Potret

Lensa zoom dengan bukaan konstan, misalnya lensa 24-70mm f/2.8 atau lensa 70-200mm f/4 menandakan kalau bukaan maksimum lensa ini pada posisi fokal berapapun adalah tetap. Jadi misal lensa 24-70mm f/2.8 akan mampu membuka sebesar f/2.8 pada posisi fokal 24mm hingga 70mm. Lensa semacam ini lebih sulit untuk dibuat, juga punya ukuran yang lebih besar dan berat, sehingga lensa jenis ini tergolong dalam lensa zoom kelas mahal.

Lensa zoom dengan bukaan variabel lebih mudah dan murah untuk dibuat, serta memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga ringkas dan ringan. Lensa jenis ini punya bukaan maksimal yang akan mengecil saat lensa di zoom dari posisi fokal terpendek ke fokal terpanjang. Untuk mengetahui bukaan maksimum lensa semacam ini bisa dilihat dari informasi yang ditulis pada lensa, misal lensa 18-105mm f/3.5-5.6 artinya lensa ini memiliki bukaan maksimal f/3.5 pada posisi fokal 18mm dan bukaan maksimal akan mengecil hingga menjadi f/5.6 pada posisi fokal 105mm. Meski tidak ditulis di lensa, sebenarnya bukaan minimum pun bisa mengecil saat lensa di zoom. Hal ini tergantung dari desain lensa, biasanya lensa yang memiliki bukaan minimum yang bisa mengecil saat lensa di zoom adalah lensa kamera SLR.

Karena dengan bukaan yang besar sebuah lensa bisa memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk memakai kecepatan shutter yang lebih tinggi, maka lensa dengan bukaan besar biasa disebut dengan lensa cepat. Untuk lensa fix, karena bukaan maksimumnya umumnya besar, maka hampir semua lensa fix disebut dengan lensa cepat. Namun berhubung amat sulit untuk membuat lensa zoom dengan bukaan yang besar, maka lensa zoom dengan bukaan konstan f/2.8 sudah bisa disebut dengan lensa cepat. Kebanyakan lensa zoom kamera SLR yang memiliki ukuran kecil adalah lensa lambat karena memiliki bukaan yang kecil dan akan semakin mengecil saat lensa di zoom.

Fitur Image Stabilizer

Beberapa lensa modern kini sudah dilengkapi dengan fitur image stabilizer yang berfungsi untuk meredam getaran yang terjadi saat kita memotret. Fitur ini menambahkan satu elemen lensa yang  berfungsi khusus untuk mengkompensasi getaran tangan yang terdeteksi oleh sensor, sehingga resiko gambar menjadi blur bisa dikurangi. Fungsi stabilizer sendiri diperlukan saat kamera dipakai memotret pada kecepatan shutter rendah atau saat memakai lensa tele.

Bila disimpulkan, penggolongan lensa bisa disusun berdasarkan :

Panjang fokal :

* Lensa wide * Lensa normal * Lensa tele

Jenis lensa :

* Lensa fix / prime (fokal tetap) * Lensa zoom / vario yang terbagi lagi menjadi :

o - Lensa zoom bukaan konstano - Lensa zoom bukaan variabel

Desain aperture lensa :

* Lensa cepat (punya bukaan besar) * Lensa lambat (punya bukaan kecil)

Selain dari penggolongan umum seperti di atas, masih terdapat lensa-lensa khusus yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti :

* Lensa fish-eye untuk sudut gambar ekstrim (180o)

Page 4: Tips Potret

* Lensa makro untuk memotret benda sangat dekat (perbesaran 1:1) * Lensa Tilt and Shift untuk kebutuhan profesional (kendali perspektif)

Page 5: Tips Potret

Jenis Filter Untuk Lensa Kamera DSLRSecara umum orang menggunakan dua jenis filter yaitu filter UV dan Filter Polarizing namun banyak fotografer yang punya alasan untuk menggunakan Filter ND Graduated  dan Filter Neutral Density  juga. Berikut ini adalah Jenis Filter yang saya ketahui :

Filter Polarizing

Filter polarisasi mengubah cara kamera teman – teman melihat dan memperlakukan cahaya. ketika menggunakannya anda akan melihat perubahan dalam bagaimana kamera Anda melihat refleksi, silau dan bahkan beberapa warna. Filter Polarizing  dapat memberikan langit biru, membantu menyingkirkan refleksi pada kaca atau air dll.Maka filter ini bagus untuk fotografi landscape atau dalam pemotretan outdoor.

Filter UV

Alasan utama membeli filter UV untuk semua lensa adalah sebagai perlindungan lensa. Lensa tidak murah dan jika tergores atau retak elemen kaca depan pasti sangat mengerikan buat fotografer. lebih baik mengganti filter seharga Rp. 300.000 daripada mengganti lensa seharga Rp. 7.000.000. Filter UV juga bisa menjaga dari debu dan kotoran dari bagian depan lensa Anda.Filter UV berguna juga untuk mengurangi sinar ultra violet. Namun sebagian besar kamera digital memiliki kemampuan untuk mengurangi sinar UV dan inframerah.Hanya perlu diketahui ketika membeli filter UV kualitasnya yang bervariasi.

Filter ND Graduated

Jika pernah memotret gambar landscape dengan formasi awan yang mengesankan di dalamnya tapi anda kecewa ketika melihat di layar komputer teman – teman bagaimana langitnya pecah dan hilang detil, overexposure, teman – teman pasti membutuhkan filter ND Grad ini.

Filter Neutral Density

Filter Neutral Density adalah filter yang mengurangi cahaya yang masuk ke kamera Anda. Anda dapat membelinya pada tingkat yang berbeda yaitu 1 stop, 2 stop, 3 stop dll.

Jenis filter ini berguna dalam pengaturan di mana Anda ingin menggunakan aperture yang lebih besar dan/atau kecepatan rana lambat (slow shutter speeds) tapi dalam kondisi yang terang.Tapi dalam keadaan darurat anda bisa dengan hanya menggunakan filter polarisasi dalam kondisi seperti itu juga mengurangi cahaya masuk ke lensa Anda dengan cara yang sama.

Bagaimana ?? Jadi teman – teman semua dapat lebih memahi bukan mengenai Beberapa Jenis Filter Untuk Lensa Kamera DSLR yang saya berikan.Saat ini saya hanya menggunakan 1 filter yaitu filter UV yang saya gunakan untuk melindungi lensa saya.Sekian informasi sederhana saya mengenai Beberapa Jenis Filter Untuk Lensa Kamera DSLR.

Page 6: Tips Potret

Manfaat Lens Hood Untuk Lensa Kamera – Kali ini saya akan memberikan informasi mengenai Manfaat Lens Hood Untuk Lensa Kamera.Setelah beberapa saat yang lalu saya memberikan informasi mengenai Fungsi Filter CPL dan juga mengenai bagaimana Cara Memilih Dan Merawat Tripod kali ini saya akan memberikan sebuah informasi yang lumayan penting mengenai Manfaat Lens Hood Untuk Lensa Kamera.

Lens Hood bisa dibilang sifatnya tidak wajib alias kita ga harus menggunakannya. Tetapi, jika memang ada maka sangat dianjurkan untuk menggunakannya.Mungkin sebagian orang berpikir apa sebenarnya manfaat lens hood itu ?? Apakah hanya sebagai penghias untuk lensa dan kamera SLR Kita ??

Nah,mari kita lihat beberapa Manfaat Lens Hood Untuk Lensa Kamera kita.

Manfaat Lens HoodManfaat utama dari memasang lens hood pada lensa adalah mencegah cahaya agar tidak mengenai elemen lensa bagian depan secara langsung yang dapat mengurangi kontras dan menyebabkan flare. Gambar yang diambil menggunakan lens hood biasanya akan lebih kaya warna dan memiliki saturasi yang lebih dalam.

Page 7: Tips Potret

" FILTER PADA LENSA KAMERA "

07:18 fajar's site

Oke bagi anda yang sudah menggunakan kamera atau bergelu dengan dunia photography mungkin filter bagi anda - anda semua sudah biasa dan umum, tapi pada postingan saya kali ini semoga bisa membantu bagi orang - orang yang baru atau masih awam tentang filter , saya akan membahas secara singkat tentang FILTER PADA LENSA KAMERA .

Filter Lensa adalah sebuah alat aksesoris pada lensa kamera, Filter Lensa biasa dipasang di bagian depan lensa kamera. Walaupun Filter Lensa hanya aksesoris, tetapi alat tersebut banyak manfaat dan fungsinya. Banyak sekali jenis dari Filter Lensa Kamer, tetapi kebnyakan dari Fotografer umumnya mengunakan Filter Lensa jenis UV [UltraViolet]. Merek Filter Lensa bermacam-macam, misal yang sering kita dengar Hoya, B+W, Canon, Kenko, Kokai, dan masih banyak lagi. Untuk Fungsi, Filter Lensa Kamera mempunyai banyak fungsi. Fungsi Utama adalah tergantung dari masing-masing jenis filter, dan fungsi penting lainnya adalah untuk melindungi optik lensa kamera dari debu, kotoran, dan lain-lain secara tidak langsung.

 

 

 

 

Page 8: Tips Potret

berikut ini adalah macam macam filter yang sering di pakai :Linear & Circular Polarizing (LPL / CPL)

Polarizing filter (polarizer) banyak digunakan oleh kalangan pecinta landscape ataupun pemandangan alam. Karena sifat dari filter ini yang membuat jumlah refleksi cahaya yang terjadi menjadi semakin berkurang, seperti halnya pada permukaan air, kaca, langit dan lain sebagainya. Efek paling menonjol yang terlihat dari penggunaan filter ini adalah warna langit yang ‘semakin kelihatan biru tua’ jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan filter ini.

(foto kiri : tanpa polarizer, kanan : dengan polarizer)

Linear vs Circular

Perbedaan utama antara linear polarizer (LPL) dan circular polarizer (CPL) adalah pada penggunaan metering dan autofokus otomatis pada kamera SLR Anda. Dimana filter CPL masih memungkinkan berfungsinya metering serta autofokus otomatis langsung dari kamera seperti halnya tidak dipakainya filter tersebut. Sedangkan pada LPL, selain harganya yang relatif lebih mahal daripada versi CPL nya, tapi autofokus serta metering yang menggunakan sistem Through The Lens (TTL) tidak dapat digunakan ketika filter LPL terpasang pada lensa Anda. Ada satu yang memungkinkan yaitu forego metering dan autofokus, tapi hal tersebut sangatlah jarang diinginkan oleh siapapun juga.

Graduated Neutral Density (GND)

Filter ini digunakan untuk ‘membatasi’ jumlah cahaya yang masuk kedalam sensor / film secara gradasi (separasi) yang mengikuti patern (pola) tertentu. Filter ini kadangkala disebut juga dengan ‘split filter’. Penggunaan filter ini biasa digunakan pada pemotretan landscape terutama untuk pemotretan dengan sistem pencahayaan yang dibuat secara gradasi dari terang ke gelap, seperti : sunset (matahari terbenam) / sunrise (matahari terbit).

Posisi ‘blend’ dari gradasi yang tepatlah yang bisa menghasilkan efek dramatis dari sebuah foto. Ada berbagai macam tipe blend gradasi yang bisa didapatkan di pasaran saat ini, antara lain : soft edge, hard edge dan radial edge. Dimana masing-masing ‘edge’ mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Page 9: Tips Potret

Satu hal penting lainnya didalam peletakan dari filter ini adalah jangan sampai Anda keliru menaruh posisi edge dari gradasi filter, yang bisa mengakibatkan hasil foto Anda menjadi ‘aneh’ dan ‘tidak realitis’. Contoh diatas adalah peletakan edge yang umum digunakan.

UltraViolet (UV) / Haze

Penggunaan filter UV / Haze dewasa ini lebih dikarenakan untuk melindungi lensa bagian depan agar tidak mudah tergores ataupun terkena kotoran. Karena sifat sinar UltraViolet (UV) yang tidak terlihat oleh mata telanjang, maka filter ini biasa disebut dengan ‘filter clear’. Jika filter ini digunakan pada kamera yang menggunakan film, maka akan mengurangi efek haze (haze) serta menambah kontras dari warna karena berkurangnya warna-warna UV. Sedangkan pada kamera digital yang menggunakan sensor, filter UV ini ‘hampir’ tidak ada pengaruhnya sama sekali, karena kepekaan sensor yang semakin canggih sehingga bisa tereduksi sinar-sinar UV oleh sistem yang ada pada sensor digital.

Pada beberapa filter UV yang biasa bisa menyebabkan penurunan kualitas gambar yang dihasilkan, serta menimbulkan efek flare terhadap cahaya. Tapi untuk filter UV yang telah multi-coated hal tersebut telah diminimalisir sehingga ‘mata awam’ seolah-olah tidak melihat perbedaan yang signifikan terhadap hasil akhirnya.

Fungsi bonus dari filter UV ini adalah menaikkan harga jual kembali dari lensa tersebut. Karena kondisi dari lensa yang ‘terlindungi’ dari goresan / kotoran, sehingga lensa seken tersebut layaknya lensa baru.

Cool / Warm Filter

Filter ini digunakan untuk ‘mengubah’ white balance dari kamera sehingga menimbulkan efek yang lebih hangat / dingin dari foto yang dihasilkan. Filter ini sangat populer pada saat era kamera film, dan pada saat era kamera digital mulai marak filter ini mulai ditinggalkan oleh kalangan fotografer. Karena setting dari white balance bisa diatur secara ‘langsung’ didalam kamera digital masa kini.

Page 10: Tips Potret

Namun filter ini masih banyak digunakan untuk kalangan fotografer yang menekuni bidang ‘underwater photography”. Karena sifat dari pencahayaan yang sejenis (monocrome) dibawah air, maka dibutuhkan filter yang bisa memberikan sedikit ‘warna’ pada hasil akhirnya.

Page 11: Tips Potret

Jenis-Jenis Lensa Kamera DSLR (Digital Single-lens Reflex)

Lensa Normal/Lensa Standar

Lensa ini adalah lensa yang menghasilkan gambar dengan perspektif lebih natural jika dibandingkan dengan lensa jenis lain. Sebuah lensa dikategorikan sebagai lensa normal jika memiliki focal length yang setara dengan diagonal gambar yang diproyeksikan didalam sensor kamera.Pada format 35mm, dimensi gambar yang diproyeksikan kedalam kamera adalah 36 mm x 24 mm (panjang x lebar), sehingga diagonal gambar tersebut adalah 43,27 mm atau setara dengan 50 mm. itu sama dengan pandangan mata manusia dan menciptakan pemandangan alam – berbeda dengan sudut lebar yang mendistorsi dan memanfaatkan pandangan. Lensa ini biasanya memiliki focus tinggi, yang membuat lensa ini dapat sempurna untuk memotret dalam kondisi cahaya rendah.

Lensa ini juga dikategorikan sebagai lensa primer karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain :Memiliki bukaan diafragma maksimum yang lebih besar daripada lensa lain, seperti f.2, f:1,8 atau bahkan f1,2 sehingga dapat digunakan untuk memotret pada kondisi minim cahaya.Dapat menghasilkan gambar yang lebih kaya warna. Hal ini dimungkinkan karena dengan adanya bukaan diafragma yang maksimum, kamera dapat merekam lebih banyak cahaya.

Saat ini orang-orang banyak yang memilki kamera dengan lensa biasa, Sebuah lensa prime 50mm dengan lubang f/1.2-f/1.8. Lensa ini begitu banyak digunakan. salah satu alasan mengapa Lensa ini kini telah ditinggalkan bagi sebagian besar pemula dan amatir karena Lensa ini dipandang membosankan.

Page 12: Tips Potret

Nikon AF-Nikkor 50mm 1:1.4D

Lensa Potret Jarak Jauh

merupakan kebalikan Lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang, dan menghasilkan gambar yang tidak terdistorsi, lensa jenis ini merupakan lensa favorit untuk memotret pertandingan olahraga (sepakbola, basket, tenis, dll). Dan tak lupa juga untuk pementasan panggung (konser, teater, orkestra, dll). Tak luput pula para paparazzi pun menjadikan lensa jenis ini sebagai lensa andalannya. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Lensa telephoto dapat dikategorikan sebagai lensa telephoto normal (85mm, 100mm, 135mm, 200mm), lensa zoom telephoto (28-300mm, 55-200mm, 70-200mm, 90-300mm, 100-300mm) dan lensa super telephoto (300mm, 400mm, 500mm, 600mm). Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.

Page 13: Tips Potret

Lensa tele dengan panjang fokus lagi memerlukan cahaya yang lebih baik kondisi atau menggunakan tripod. Ada lensa tele cepat, seperti 400mm f/2.8, tapi ini seringkali sangat mahal dan di luar jangkauan ketika datang ke paling amatir – dan kebanyakan dari lensa ini terlalu berat untuk menjadi handheld. Dekade terakhir sebagian besar perusahaan telah mulai memproduksi lensa tele high end dengan Image Stabilizer (perusahaan yang berbeda memiliki nama yang berbeda untuk itu, tetapi efek yang sama) untuk membuat mereka lebih dapat digunakan tanpa tripod. Akhir-akhir ini fitur ini telah ditanam di lebih dan lebih lensa low-end juga.

Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens)Lensa ini kadang-kadang disebut lensa lebar. Seperti namanya lensa ini memiliki sudut pandang yang sangat lebar, bahkan pada beberapa lensa dapat memberikan sudut pandang mendekati 180 derajat.

Pada prakteknya lensa jenis ini sering digunakan untuk memotret ruangan yang sempit atau untuk mengambil gambar sebuah benda secara utuh ketika benda tersebut berada relatif dekat dari pemotret. Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit Namun perlu diperhatikan bahwa gambar yang dihasilkan dari sebuah lensa wide-angle cenderung memiliki tingkat distorsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gambar yang dihasilkan oleh lensa normal. Catatan lainnya, lensa ini tidak menghasilkan gambar sesuai dengan yang ditangkap oleh mata manusia, sebaliknya lensa ini memberikan kesan ‘lebih’ dari keadaan sebenarnya. Ruangan dapat terlihat ‘lebih’ tinggi, ‘lebih’ besar atau ‘lebih’ lebar dari ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan model lensa standart. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.

Page 14: Tips Potret

Lensa dengan berbagai sudut pandang telah menjadi standar kit-lensa pada kebanyakan low-end kamera D-SLR di pasar, selalu dikatakan sebagai lensa zoom. Lensa ini bagus untuk lanskap, arsitektur dan dalam fotografi. Dengan focal length pendek kamera ini bisa berfungsi dalam situasi cahaya rendah, karena mereka menerima cahaya dari sudut yang lebih luas dan karena kamera memiliki panjang fokus lebih lama.

Lensa MakroLensa dengan ukuran 50mm, 90mm,100mm sampai 200 mm biasanya memiliki maksimum besar aperture (f-number rendah) yang memberikan mereka berdua kemampuan untuk menjadi cepat serta benar-benar mengisolasi subjek. lensa makro merupakan lensa yang didesain khusus untuk memotret subyek yang sangat dekat dengan kamera atau benda-benda kecil lainnya. Perbedaan lensa 50mm biasa dengan lensa 50mm makro tentunya terletak pada jarak fokus terdekat lensa tersebut. Pada lensa 50mm biasa, jarak fokus terdekat dari lensa ke benda sekitar 50cm. Sedangkan untuk lensa 50mm makro, jarak fokus terdekatnya bisa hanya 2cm dari benda.Lensa makro dapat pula digunakan untuk memotret benda yang jauh, tetapi tingkat ketajamannya sedikit rendah dibandingkan dengan lensa jenis lain, biasanya lensa jenis ini digunakan untuk memotret bunga, koin, tetes embun, kancing, serangga dan benda-benda kecil lainnya.

Page 15: Tips Potret

Makro fotografi adalah fotografi close-up. Makro adalah sebuah kata yang telah sangat disalahgunakan akhir-akhir ini, setiap foto serangga atau bunga tidak makro, dan banyak orang tampaknya telah kehilangan sudut makro apa yang seharusnya. Benar fotografi makro adalah pada skala 1:1 atau lebih – ini berarti bahwa objek Anda harus memotret dengan ukuran yang sama atau lebih besar pada sensor.

Latar belakang dan depth-of-field adalah bagian yang sangat penting dari fotografi makro dan dapat mengambil cukup banyak waktu untuk menguasai.

Lensa Khusus

a. Lensa Fisheye (mata ikan)

Page 16: Tips Potret

Dalam dunia fotografi, lensa fisheye adalah sebuah lensa wide-angle dengan kelebaran sudut pandang yang ekstrim dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Area penglihatannya melebihi 100 derajat, atau bahkan kadang-kadang melampaui 180 derajat sehingga menghasilkan gambar-gambar dengan tingkat distorsi yang tinggi. Gambar yang dihasilkan melengkung.Ruang tajamnya secara otomatis tidak terbatas dan pengaturan fokus kamera tidak terlalu diperlukan. Awalnya lensa ini dikembangkan untuk digunakan

Page 17: Tips Potret

dibidang astronomi, dan disebut ‘whole-sky lenses’. Kemudian lensa fisheye cepat menjadi populer dalam bidang fotografi karena keunikan distorsinya. Lensa ini sering digunakan untuk memotret hamparan pemandangan yang sangat luas sekaligus menonjolkan bentuk lengkung bumi.

b. Lensa Tilt-Shift 

Lensa Tilt-shift yang umum di arsitektur fotografi untuk menghindari distorsi biasa lensa wide-angle menciptakan sekaligus mempertahankan seluruh gedung di fokus. Tilt-shift lensa mempunyai fitur lebih banyak daripada hanya memperbaiki distorsi, mereka juga memberikan fotografer total kontrol atas fokus dan kedalaman lapangan. Lensa dapat membuat foto terlihat agak aneh dimana bidang kedalaman terlihat “tidak wajar” dan seluruh adegan itu terlihat seperti foto miniatur.

Lensa Zoom

Page 18: Tips Potret

Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan. lensa ini dirancang untuk memiliki beberapa sudut pandang yang berbeda. Terdapat berbagai macam lensa zoom, mulai dari 2x zoom, 3x zoom (70 – 200mm), 10x zoom (35-350mm) sampai dengan 12x zoom. Untuk saat ini, lensa yang mempunyai lebih dari 3x zoom kurang mendapatkan gambar-gambar dengan kualitas yang konsisten. Oleh karena itu, pada umumnya pengguna lensa zoom profesional hanya menggunakan lensa 2x atau 3x zoom saja.Beberapa lensa zoom merupakan lensa telephoto (200 – 400mm), beberapa yang lain merupakan lensa wide-angle (10 – 20mm, 16 – 25mm) dan sisanya mencakup wide-angle sampai telephoto (28 – 200mm, 35 – 35mm). Lensa pada kategori terakhir sering disebut sebagai lensa zoom ‘normal’ dan telah menggantikan lensa primer sebagai solusi penggunaan satu lensa untuk berbagai kondisi.

Lensa Prime vs Lensa PerbesarAda dua jenis lensa, prima dan zoom. Sebuah lensa utama adalah lensa yang memiliki focal length tetap, lensa ini datang dalam segala bentuk dan harga kelas. Zoom lensa telah mengambil alih pasar hampir sepenuhnya pada akhir rendah; ini sebagian besar karena membesarkan lebih fleksibel. Lensa zoom dapat menjadi lensa sudut lebar, lensa normal dan lensa tele – semua dalam satu – di mana sebagai perdana hanya dapat apa itu. High-end lensa tele maupun lensa makro hampir selalu prima.

Page 19: Tips Potret

Jadi mengapa memilih perdana daripada lensa zoom itu?Kebanyakan lensa perdana jauh lebih tajam daripada membesarkan dalam kelas harga yang sama, bahkan ketika Anda pergi ke ujung sangat tinggi lensa yang prima lebih tajam namun perbedaannya tidak begitu berbeda. Tidak hanya bilangan prima tajam tapi mereka sering memiliki aperture maksimum yang lebih besar yang membuat mereka lebih cepat dan ideal dalam situasi cahaya rendah. Namun, teknologi bergerak maju pada kecepatan yang hebat sekarang dan tingkat kebisingan di ISO tinggi tidak seperti yang terlihat seperti sebelum yang membuat lensa zoom dapat lebih cepat juga.

Semua di dalam semua saya akan merekomendasikan bahwa orang-orang memiliki minimal satu perdana dalam tas kamera, lensa normal lebih baik, yang merupakan lensa yang sempurna untuk berbagai situasi – tajam, cepat dan ringan.

Kebanyakan lensa memiliki “sweet spot” di mana lensa berperforma lebih baik daripada pengaturan lain. Lensa zoom sering terbaik di tengah-tengah rentang dan ada beberapa penurunan kualitas baik pada maksimal dan panjang fokus minimal, tetapi berbeda dari lensa ke lensa sehingga terbaik adalah untuk mencoba dan melihat di mana anda menemukan hasil yang paling tajam. Aperture juga akan mempengaruhi ketajaman, dan sebagian besar lensa lebih lembut ketika mereka terbuka lebar (bukaan terbesar). Untuk mencegah hal ini Anda selalu dapat turun satu atau dua f-berhenti, jika situasi memungkinkan untuk itu.