Download ppt - TNI/POLR I

Transcript
Page 1: TNI/POLR I

TNI/POLRI

dewan pertimbanga

n

kementerian negara badan-badan

lain yang fungsinya berkaitan dengan

kekuasaan kehakiman

KY

UUD 1945

kpu

bank sentr

al

DPR DPDMPR

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BPK MA MKPresiden

PUSAT

DAERAH

Lingkungan Peradilan TUN

Lingkungan Peradilan

Militer

Lingkungan Peradilan

Agama

Lingkungan Peradilan

Umum

Perwakilan BPK

Provinsi

Pemerintahan Daerah Provinsi

DPRDGubernur

Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota

DPRDBupati/

Walikota

1

Page 2: TNI/POLR I

2

PENYELENGGARAAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

UUUUD 1945

Presiden adalah sebagai penyelenggara atau pemegang kekuasaan Pemerintahan Negara

Dibantu oleh satu orang Wakil

Presiden

Dalam menjalankan

fungsinya

Dibantu oleh Menteri-Menteri

Negara

Page 3: TNI/POLR I

mengangkat dan menerima Duta[Pasal 13 (2)* dan (3)*]

memberi grasi dan rehabilitasi[Pasal 14 (1)*]

memberi amnesti dan abolisi[Pasal 14 (2)*]

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan

negara lain dan internasional lainnya[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]

memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan

undang-undang(Pasal 15 *)

menyatakan keadaan bahaya(Pasal 12)

denganpersetujuan

denganpertimbangan

denganpertimbangan

denganpertimbangan

PresidenDPR MA

3

Page 4: TNI/POLR I

Presiden

dibantumenteri-menteri negara

[Pasal 17 (1)]

yang diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden[Pasal 17 (2)*]

membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan[Pasal 17 (3)*]

membentuk suatu dewan pertimbangan

yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden

(Pasal 16) ****

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAKementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Pembentukan, pengubahan, dan

pembubaran kementerian negara diatur

dalam undang-undang

[Pasal 17 (4) ***]

14

4

Page 5: TNI/POLR I

MPR

selambat-lambatnya dalam

waktu 60 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih Wapres

Wapres terpilih

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden

[Pasal 8 (2)***]

mengajukan dua calon

Wapres

Presiden

5

Page 6: TNI/POLR I

MPR

Presidendan

Wapres

KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

selambat-lambatnya dalam

waktu 30 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk

memilih

parpol atau gabungan parpol

yang pasangan calon Presiden dan

Wapresnya meraih suara terbanyak pertama dalam

pemilu sebelumnya

mengusulkan pasangan

calon Presiden dan

Wapres

parpol atau gabungan parpol

yang pasangan calon Presiden dan

Wapresnya meraih suara terbanyak

kedua dalam pemilu sebelumnya

mengusulkan pasangan

calon Presiden dan

Wapres

6

Page 7: TNI/POLR I

7

1. Memegang kekuasaan tertinggi AL,AD dan AU2. Menyatakan perang, perdamaian3. Perjanjian dg neg. Lain dg persetujuan DPR4. Menyatakan keadaan bahaya ditetetapkan dg UU5. Mengangkat Duta dan Konsul memperhatikan DPR6. Memberi Grasi dan Rehabilitasi dg memperhatikan

pertimbangan MA7. Memberik Abolisi dan Amnesti dg memperhatikan

pertimbangan DPR8. Memberi gelar dan tanda jasa9. Membahas RUU utk mendapat persetujuan DPR10.Mengesahkan RUU yg telah disetujui bersama DPR

utk menjadi UU11.Mengangkat dan memberhentikan anggota komisi

yudisial dg persetujuan DPR

Sebagai Kepala Negara, Presiden

Page 8: TNI/POLR I

Pasal 24 (1)***Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan

yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan

Pasal 4 (1)Memegang kekuasaan

pemerintahan

Presiden

Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

Pasal 20 (1)*Memegang kekuasaan

membentuk UU

DPR

8

Page 9: TNI/POLR I

NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

9

Page 10: TNI/POLR I

PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

1945

Antara lain:•Amandemen UUD

1945•Penghapusan doktrin

Dwi Fungsi ABRI•Penegakan hukum,

HAM, dan pemberantasan KKN

•Otonomi Daerah•Kebebasan Pers•Mewujudkan

kehidupan demokrasi

Tuntutan Reformasi

• Pembukaan• Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan

Peralihan - 2 ayat Aturan

Tambahan•Penjelasan

Sebelum Perubahan

•Kekuasaan tertinggi di tangan MPR

•Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden

•Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir

•Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang

•Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi

Latar Belakang Perubahan

Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:

•Tatanan negara•Kedaulatan Rakyat•HAM•Pembagian kekuasaan•Kesejahteraan Sosial•Eksistensi negara

demokrasi dan negara hukum

•Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

Tujuan Perubahan

•Pasal 3 UUD 1945

•Pasal 37 UUD 1945

•TAP MPR

No.IX/MPR/1999

•TAP MPR

No.IX/MPR/2000

•TAP MPR

No.XI/MPR/2001

Dasar Yuridis

•Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

•Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

•Mempertegas sistem presidensiil

• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal

• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”

Kesepakatan Dasar

•Sidang Umum MPR

1999

Tanggal 14-21 Okt

1999

•Sidang Tahunan MPR

2000

Tanggal 7-18 Agt 2000

•Sidang Tahunan MPR

2001

Tanggal 1-9 Nov 2001

•Sidang Tahunan MPR

2002

Tanggal 1-11 Agt 2002

Sidang MPR

• Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan

Peralihan - 2 pasal Aturan

Tambahan

Hasil Perubahan

10

Page 11: TNI/POLR I

11

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KESELURUHAN ASPEK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA DIATUR DG BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TUJUANNYA ADALAH

1. Menjamin kepastian Hukum, krn Indonesia adalah Negara Hukum

2. Melindungi masy. Dari tindakan aparatur dan pihak lain yg sewenang-wenang

3. Melindungi aparatur dari tindakan masy. Melawan hukum

Page 12: TNI/POLR I

12

TAP MPR No. III/MPR/2000 ttg sumber hukum dan tata urutan peraturan perundangan-undangan adalah sbb :

1. UUD 1945 = Hukum dasar tertulis Negara RI2. TAP MPR = Putusan MPR sbg pengembangan kedaultan

rakyat yg ditetapkan dlm sidang MPR3. UU = dibuat oleh DPR bersama Presiden utk melaksanakan

UUD 45 dan TAP MPR4. PERPU = Dibuat oleh presiden dlm ikhwal kegentingan yg

memaksa dg ketentuan sbb: PERPU diajukan ke DPR dlm persidangan berikutnya DPR dpt menerima/menolaknya dg tdk mengadakan perobahan jika ditolak oleh DPR, Perpu tsb hrs dicabut.

5. PERATURAN PEMERINTAH = dibuat oleh pemerintah utk melaksanakan perintah undang-undang

6. KEPPRES dibuat oleh Presiden utk menjalankan fungsi dan tugas berupa pengaturan administrasi negara dan adm. pemerintahan

7. PERDA = merupakan peraturan utk melaksanakan aturan daerah hukum diatasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah ybs.

Page 13: TNI/POLR I

UUD 1945

TAP MPR

UU

PERPU

PP

KEPRES

PERDA

UUD 1945

PP

PERPRES

PERDA

UU/PERPU

TAP MPR RI No. III/MPR/2000 UU No. 10 Tahun 2004

Substansi:Substansi: Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003:

TAP TAP MPR Nomor MPR Nomor IIIIII/MPR//MPR/2000 T2000 Tentangentang Sumber Hukum danSumber Hukum dan Tata UrutanTata Urutan PeraturaPeraturan n Perundang-Perundang-uundanganndangan

Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003Pasal 4

Hasil Kajian

Page 14: TNI/POLR I

14

PERATURAN / KEPUTUSAN MA, BPK, BI, BADAN, LEMBAGA ATAU KOMISI SETINGKAT

TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DG KETENTUAN YG DLM ATURAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN

&SETIAP ATURAN HUKUM YG LEBIH RENDAH TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DG ATURAN YANG LEBIH

TINGGI

Page 15: TNI/POLR I

15

TATA CARA PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DARI PEMERINTAH DAN RANCANGAN PEMERINTAH SERTA

TEKNIK PENYUSUNANNYA

Presiden berhak mengajukan RUU kepada DPR, berhubungan dg itu dilingkungan Pemerintah telah diadakan pengaturan tata cara pembuatan RUU didasarkan pada Kepres No. 188 tahun 1998 dan diperbaharui dg No. 44 tahun 1999.

1. Pimpinan lembaga (Menteri/ Pimpinan LPND) dpt mengambil prakarsa penyusunan RUU untuk mengatur masalah yg menyangkut bidang tugas masing-masing. Prakarsa tsb hrs dimintakan persetujuan terlebih dahulu kpd Presiden dg disertai penjelasan selengkapnya yg meliputi :1. Latar Belakang dan tujuan penyusunannya2. Sasaran yang ingin diwujudkan3. Pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yg akan di atur4. Jangkauan dan arah pengaturan

Page 16: TNI/POLR I

16

Menteri/ pimpinan lembaga pemrakarsa penyusunan RUU wajib mengkonsultasikan terlebih dahulu konsepsi RUU-nya dg MENTERI KEHAKIMAN & HAM dan MENTERI serta pimpinan lembaga lainnya yg terkait

Persetujuan Presiden thd prakarsa penyusunan RUU diberitahukan secara tertulis oleh Sekretaris Kepada Menteri atau Pimpinan lembaga pemrakarsa dg tembusan Menteri Kehakiman dan HAM

Page 17: TNI/POLR I

17

PANITIA ANTAR DEPARTEMEN DAN LEMBAGA

BERDASARKAN PERSETUJUAN PRESIDEN THD PRAKARSA PENYUSUNAN RUU, MENTERI ATAU PIMPINAN LEMBAGA

PEMRAKARSA MEMBENTUK PANITIA ANTAR DEPARTEMEN DAN LEMBAGA YG DIKETUAI PEJABAT YG DITUNJUK UNTUK

MENYUSUN RUU

PERMINTAAN KEANGGOTAAN PANITIA INI DILAKUKAN LANGSUNG OLEH MENTERI ATAU PIMPINAN LEMBAGA PEMRAKARSA RUU KPD

SEKNEG, MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM, MENTERI / PIMPINAN LEMBAGA YG TERKAIT DG MATERI YG

DIATUR, DLM WAKTU 7 HARI KERJA SETELAH DITERIMANYA SURAT SEKNEG MENGENAI

PEMBERITAHUAN PERSETUJUAN PRAKARSA

Page 18: TNI/POLR I

18

KONSULTASI RUUKONSULTASI RUU

Penyampaian RUU kepada Menteri Kehakiman dan HAM dan Menteri atau pimpinan lembaga lainnya yg terkait, utk

memperoleh pendapat dan pertimbangan terlebih dahulu.

Penyampaian pendapat dan pertimbangan tsb dilakukan paling lambat 30 hr kerja sejak tanggal diterimanya

permintaan pendapat dan pertimbangan. Pendapat tsb dpt pula dimintakan kepada Perguruan Tinggi, Organisasi sosial,

Politik, Profesi atau kemasyarakatan lainnya sesuai dg kebutuhanApabila RUU tsb memperoleh kesepakatan, maka

Menteri/pimpinan lembaga pemraksa mengajukan RUU kepada Presiden dan sekaligus mempersiapkan amanat

Presiden bagi penyampaian RUU kepada pimpinan DPR.

Page 19: TNI/POLR I

19

PENYAMPAIAN RUU KEPADA DPR

Penyampaian RUU disertai amanat Presiden . Apabila dlm pembahasan masalah yg bersifat prinsipil arah

pembahasannya akan mengubah isi satu arah RUU

Menteri mewakili Presiden waji b terlebih dahulu melaporkan nya kpd Presiden dg disertai saran pemecahannya yg

diperlukan utk memperoleh keputusan

PENGESAHAN, PENGUNDANGAN DAN PENYEBARLUASAN

Sekneg menyiapkan naskah” RUU yg tlh disetujui DPR & selanjutnya mengajukannya kpd Presiden guna memperoleh

pengesahan & Sekneg mengundangkan RUU ke dalam lembaran Negara. Penyebarluasan jiwa dan substansi UU kpd

masy. Menjadi kewajiban pimpina lembaga pemrakarsa.

Page 20: TNI/POLR I

20

TEKNIK PENYUSUNAN RUU DAN RPP

Teknik penyusunan RUU dan RPP diatur oleh Keppres No. 44 tahun 1999. Adapun bentuk RUU meliputi

•RUU•RUU PENETAPAN

•RUU PENGESAHAN•RUU PERUBAHAN•RUU PENCABUTAN

Page 21: TNI/POLR I

21

LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH

Dlm Penyelenggaraan Pemerintah Negara Presiden Dibantu Oleh Wapres Dan Para Menteri Bersama-sama Dg Lembaga “ Penyelenggaraan Pemerintah Negara Yg Mrpkan Aparatur Pemerintah Atau Birokrasi, Presiden Menyelenggarakan Tugas “ Umum Pemerintahan Dan Pembangunan Dlm Rangka Mewujudkan Tujuan Nasional

Dg adanya lembaga” penyelenggaraan pemerintahan ini, maka tugas pemerintahan akan terbagi habis kpd lembaga” penyelenggaraan pemerintahan yg ada

Page 22: TNI/POLR I

22

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT

PP NO. 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM

PEMERINTAHAN PUSAT ADALAH PERANGAKAT NKRI YG TERDIRI DARI PRESIDEN DAN PARA MENTERI

KEWENGAN PEMERINTAH PUSAT :

•Kewenangan bidang politik luar negeri•Kewenangan pertahanan dan keamanan•Kewenangan peradilan•Kewenangan moneter dan fiskal•Kewenangan bidang agama serta kewenangan lainnya seperti kebijakan tentang perencanaan nasional dan perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan SDM, pendayagunaan SDA serta teknologi yg strategis, konservasi dan standarisasi nasional

Page 23: TNI/POLR I

23

Kewenagan bidang lain

PP no 25 tahun 2000PP no 25 tahun 2000

Dikelompokkan kedalam bidang• Pertanian, • kelautan, • pertambangan dan energi• kehutanan dan perkebunan• Perindustrian dan

perdagangan• Perkoperasian• Penanaman modal• Kepariwisataan• Ketenagakerjaan• Kesehatan• Pendidikan dan kebudayaan• Kependudukan• Olah raga

• Sosial• Penataan ruang• Pertanahan• Permukiman• Pekerjaan umum• Perhubungan• Lingkungan hidup• Politik dalam negeri• Administrasi publik• Pengembangan otonomi

daerah• Perimbagnan keuangan• Hukum dan perundang-

undangan• Penerangan

Page 24: TNI/POLR I

24

Disamping kewengan tersebut diatas , PEMPUS juga mempunyai 16 kewenangan

diantara untuk :• Menetapkan kebijakan guna mendukung

pembangunan secara makro• Menetapkan pedoman ttg standar pelayanan minimal

dalam bidang yg wajib dilaksanakan oleh kabupaten dan kota

• Menetapkan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang

• Menyusun rencana nasional secara makro• Mengatur ekspor impor dan melaksanakan karantina• Menanggulangi wabah dan bencana yg berskala

nasional• Menetapkan kebijakan sistim informasi nasional• Menetapkan persyaratan kualifikasi usaha jasa• Menetapkan sistem lembaga perekonomia negara

Page 25: TNI/POLR I

25

KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Sebagai daerah otonom, propinsi dan kabupaten adalah dua bentuk otonomi yg setara dan tidak bersifat hirarkisDalam kedudukan sbg daerah otonomi, keduanya dapat melakukan kerjasama dlm hubungan yg setara pulaPropinsi selain daerah otonom, juga berkedudukan sbg wilayah administrasi yg memperoleh pelimpahan kewenangan dari pemerintah kpd Gubernur sbg wakil pemerintah.Dlm kedudukan sbg wakil pemerintah pusat, kemudian propinsi membentuk hubungan dg kab/kota yg bersifat hirarkis, karena Propinsi menjalankan fungsi koordinasi, fasilitasi, pembinaan, pengawasan thd Kab/Kota sbgmna yg diatur dlm PP No. 39 Tahun 2001 ttg penyelenggaraan dekonsentrasi

Page 26: TNI/POLR I

26

KEWENANGAN PROPINSI DIKATEGORIKAN KEDALAM KRITERIA SBB :

a. Kewenangan dlm bidang pemerintahan yg bersifat lintas Kab/Kota serta kewenangan dlm bidang pemerintahan tertentu lainnya

b. Kewenangan yg tidak atau belum dpt dilaksanakan daerah Kab/Kota

c. Kewenangan dlm bidang pemerintahan yg dilimpahkan kpd Gubernur selaku wakil pemerintah

d. Kewenangan melaksanakan fungsi-fungsi yg berkaitan dg tugas yg menyangkut penyediaan pelayanan umum, pengaturan dan pembangunan bersifat lintas batas Kab/ Kota.

e. Kewenangan melaksanakan tugas yg dilakukan oleh satu Kab/Kota tertentu yg dpt merugikan Kab/Kota lainnya (pertentangan kepentingan antar Kab/Kota)

Page 27: TNI/POLR I

27

KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA

• Kewenangan daerah Kab/Kota mencakup kewenangan dlm seluruh bidang pemerintahan selain kewenangan pemerintahan pusat dan kewenangan pemerintahan propinsi.

• Kewenangan yg wajib dilaksanakan oleh daerah Kab/Kota meliputi : Pekerjaan Umun, Kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, perindustrian dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan dan koperasi dan tenaga kerja.

Page 28: TNI/POLR I

28

LEMBAGA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN

1. PRESIDEN DAN WAPRES2. DPR 3. DPD4. MPR5. MK6. MA7. BPK

LEMBAGA TINGGI NEGARA LEMBAGA NEGARA

1. MENTERI NEGARA2. TNI3. KEPOLISIAN NEGARA4. KOMISI YUDISIAL5. KPU6. BANK SENTRAL

PUSAT

DAERAH

PEMDA PROPGUBERNURDPRD PROP

PROPINSI KABUPATEN /KOTA

PEMDA KAB/KOTABUPATI/WAKODPRD KAB/KOTA

Page 29: TNI/POLR I

29

LEMBAGA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH DAERAH ADALAH KEPALA DAERAH BESERTA PERANGKAT DAERAH OTONOM LAIN SBG BADAN EKSEKUTIF DAERAH, DPRD ADALAH

BADAN LEGISLATIF DAERAH

PERANGKAT DAERAH ADALAH ORGANISASI/LEMBAGA PADA PEMERINTAH DAERAH YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DAN MEMBANTU KEPALA DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH. PERANGKAT PEMERINTAH DAERAH TERDIRI DARI SEKDA, DINAS, LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN BAGI KABUPATEN/KOTA MENCAKUP PULA KECAMATAN DAN KELURAHAN

APARATUR PEREKONOMIAN NEGARA

• BUMN UU No. 19 tahun 2003 • BUMD Inmendagri No. 5 thn 1990 ttg perubahan

bentuk BUMD kedalam dua bentuk : Perumda dan Perseroda

Page 30: TNI/POLR I

30

HUBUNGAN PRESIDEN DG LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN NEGARA

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DENGAN MPR

• Presiden dan wapres dilantik oleh MPR• Dlm hal kekosongan Wapres selambat2nya dlm waktu

60 hari MPR menyelenggarakan sidang utk memilih Wapres dari dua calon yg diusulkan Presiden

• Presiden dan Wapres dpt diberhentikan oleh MPR sebelum habis masa jabatannya, atas usul DPR setelah disetujui oleh Mahkamah Kontitusi

• Sblm memangku jabatannya, bersumpah atau berjanji dg sungguh2 dihadapan MPR atau DPR. Jika MPR dan DPR tidak dpt mengadakan sidang. Presiden dan Wapres bersumpah dihadapan MPR disaksikan oleh Pimpinan DPA

Page 31: TNI/POLR I

31

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DG DPR antara lain :

1. Presiden tdk bertanggungjawab kepada DPR dan tidak dapat membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat memberhentikan Presiden

2. DPR memiliki fungsi legislatif, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan

3. Sebelum masa jabatan Presiden dan wapres berakhir, DPR dpt mengajukan usul pemberhentian Presiden dan Wapres kepada MPR setelah disetujui oleh Mahkaman Kontitusi

4. Sebelum memangku jabatan Presiden dan Wapres bersumpath menurut agama dengan sungguh2 dihadapan MPR atau DPR

5. DPR bersama Presiden menjalankan fungsi legislatif

Page 32: TNI/POLR I

32

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DG DPD :DPD Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang sepanjang menyangkut daerah, pengelolaan sumber daya dan ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak pendidikan dan agama

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DG BPK

1. BPK memeriksi semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara

2. Presiden meresmikan Anggota BPK yang dipilih oleh DPR

Page 33: TNI/POLR I

33

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DG MA

1. MA dapat memberikan pertimbangan2 hukum kepada Presiden, baik diminta maupun tidak

2. MA memberikan nasehat hukum kpd Presiden utk pemberian/penolakan grasi dan rehabilitasi

3. MA mempunyai wewenang menguji secara material hanya terhadap peraturan perundangan dibawah UU

4. Hakim Agung ditetapkan oleh Presiden dan calon yang diusulkan oleh Komite Yudisial dan disetujui oleh DPR

5. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan dberhentikan oleh Presiden dg persetujuan DPR.

Page 34: TNI/POLR I

34

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DG MK

1. MK memberikan putusan atas pendapat DPR tentang dugaan pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden menurut UUD

2. Pengangkatan dan pemberhentikan hakim konttitusi ditetapkan oleh Presiden

HUBUNGAN ANTARA PRESIDEN DENGAN BANK INDONESIA a.l

1. BI bertindak sebagai pemegang KAS pemerintah2. Untuk dan atas nama Pemerintah, BI dpt menerima

pinajaman luar negeri, menatausahaan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri

3. Disamping wajib berkonsultasi dg DPR, dlm hal Pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dg BI

Page 35: TNI/POLR I

35

1. PERENCANAAN

ADA 4 ASPEK SEBAGAI BERIKUT :

UUD 1945 Pasal 3 sebelum amandemen berbunyi MPR menetapkan UUD dan GBHN. GBHN adalah haluan negara ttg penyelenggaraan negara dlm garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat secara menyeluruh dan terpadu yg ditetapkan oleh MPR untuk 5 tahun, guna mewujudkan kesejahteraan yg berkeadilan. GBHN ditetapkan dg maksud untuk memberikan arah penyelenggaraan negara dg tujuan mewujudkan kehidupan yg demokratis.

Page 36: TNI/POLR I

36

PENGORGANISASIAN

•Fungsi pengorganisasi sangat erat kaitannya dengan perencanaan

•Pengorganisasian dapat diartikan sbg penetapan pekerjaan-pekerjaan yg harus dilaksanakan pengelompokan tugas-tugas dan pembagian pekerjaan kepada setiap pegawai

Page 37: TNI/POLR I

37

PELAKSANAAN

Dlm penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan, setiap aparatur pemerintah bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan.


Recommended