BAB I
PENDAHULUAN
Tonsilektomi merupakan tindakan pembedahan tertua, berupa tindakan pengangkatan
jaringan tonsila palatina dari fossa tonsilaris. Tonsilektomi didiskripsikan pertama kali di India
pada tahun 1000 SM. Pada tahun 30 SM, 2 Celsus melaporkan tindakan tonsilektomi untuk
pertama kali, menggunakan scalpel untuk eksisi tonsil, namun pengangkatan ini belum dapat
maksimal, karena belum semua jaringan berhasil diangkat. Selanjutnya Meyer (1867)
melaporkan kasus adenotonsilektomi pada wanita 20 tahun yang mengeluh hidung tersumbat dan
pendengaran menurun. Crow (1917) melaporkan tonsilektomi pada 1000 pasien dengan mouth
gauge, yang sekarang dikenal sebagai Crowe-Davis mouth gauge.
Teknik tonsilektomi terus mengalami perkembangan, tahun 1827 tonsil diangkat
menggunakan guillotine, pada saat itu dinamakan Primary enucleation, pertama kali digunakan
oleh Physick. Tahun 1867, Meyer menggunakan pisau berbentuk lingkaran, mengangkat tonsila
adenoid melalui cavitas nasi, pada pasien yang menderita penurunan pendengaran dan sumbatan
hidung. Pada tahun 1910 Wilis dan Pybus melaporkan pengangkatan tonsil lengkap dengan
kapsulnya. Pada tahun 1912, Sluder menemukan alat untuk mengambil tonsil sehingga
keberhasilan pengambilan tonsil lengkap dengan kapsulnya mencapai 99,6 %. Teknik
tonsilektomi lain terus dikembangkan seperti elektrokauter ditujukan untuk mengurangi
terjadinya efek yang tidak diharapkan dari tonsilektomi.
Pengaruh rangsangan bakteri yang terus menerus terhadap tonsil pada tonsilitis kronik
menyebabkan sistem imunitas lokal tertekan karena menurunnya respon imunologis limfosit
tonsil dan perubahan epitel akan mengurangi reseptor antigen. Hal ini menyebabkan terjadinya
kegagalan fungsi tonsil sebagai gatekeeper dan respon imunologi tonsil terhadap antigen.2
Pengobatan tonsilitis kronik sangat sulit dan lazim dilakukan tonsilektomi. Tonsilektomi dianggap sebagai tindakan yang kecil, namun dapat menimbulkan komplikasi baik durante maupun postoperasi, baik berupa abses paru dan pneumonitis yang diakibatkan aspirasi darah dan debris atau infeksi yang ada sebelumnya maupun perdarahan. Disamping itu tonsilektomi dapat menimbulkan berbagai masalah dan beresiko menimbulkan nyeri