Disusun Oleh :
Moch. Arif Setiawan
145020201111050
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang mememnuhi atau melebihi harapan
*Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan
*Kualitas mencangkup produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan
*Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Dapat dicapai dengan :
*Fokus pada pelanggan (internal dan eksternal)
*Memiliki obsesi tinggi pada kualitas
*Memiliki kesatuan tujuan
*Membutuhkan kerjasama tim
*Memperbaiki proses secara kontinue
*Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Sejak tahun 1980 lahirlah suatu sistem manajemen
kontemporer di Amerika Serikat disebut Total Quality
Manajement (TQM) dengan tokohnya Edward Deming.
Di lingkungan Angkatan Laut Amerika Serikat disebut
Total Quality Leadership (TQL), sedangkan di Jepang
disebut Total Quality Control (TQC) dan di Singapura
disebut Total Quality Process (TQP). Di Indonesia
berkembang tahun 1985 sampai sekarang.
*Pertengahan 1970 kualitas produk Jepang mengalahkan
produk Amerika.
*1980 ketika pangsa pasar Amerika menuruntajam, pilihan
generasi muda Amerika memuilih program MBA,
sementara sebagian besar mahasiswa FT Amerika adalah
mahasiswa asing.
*Jadi pada era tsb Amerika lebih fokus mengiklankan
produknya, sementara pesaingnya jepang lebih fokus pada
perbaikan kualitas produk.
*Kunci memenangkan persaingan adalah kualitas.
*Selesai PD II Produk Jepang kalah kualitas, murah harga
dibandingkan dg produk Amerika
*Melihat gejala itu Amerika berusaha menekan harga, dan
Jepang menyadari bahwa kunci persaingan sesungguhnya
adalah kualitas.
*Sementara pihak barat fokus pada penekanan biaya
produksi, Jepang fokus menaikkan mutu.
*Fokus Jepang pada perbaikan sdm,proses, dan
fasilitas.Kegiatan inti; pelatihan, pendidikan,
penterjemahan buku, melibatkan semua tenaga kerja
dalam perbaikan kualitas (quality control)
1. Sebagian besar teori dan tehnik manajemennya berasal
dari ilmu ilmu sosial; tehnik manajemen
keuangan(I.Ekonomi), pemasaran (psikologi), desain
organisasi (sosiologi), dan dasar teoritis TQM sendiri
adalah statistika yaitu sampling dan analisis varian.
2. Sumber innovasinya sebagian besar dihasilkan oleh para
pionir yg berasal dari pekerja industri/pemerintah
(insinyur, ahli fisika dll) sedangkan manajemen lain
bersumber dari sekolah bisnis dan konsultan
manajemen.
3. Sebagian besar konsep dalam bidang manajemenkeuangan,pemasaran,strategik, dan desain organisasiberasal dari AS yg menyebar keberbagai penjuru dunia.Sedangkan TQM memang berasal juga dari AS tetapilebih banyak dikembangkan di Jepang terus ke AmerikaUtara dan Eropah. Jadi merupakan kombinasiketerampilan tehnik dan analisis Amerika, keakhlianimplementasi dan pengorganisasian Jepang, dan tradisiserta integritas Eropah dan Asia.
4. Penyebaran/desiminasi manajemen lainnya bersifattop- down, sementara TQM bersifat bottom-up. Bahkanpenggerak utamanya adalah para manjerdepartemen/divisi.
1. Kepuasan pelanggan (internal/eksternal).
kebututuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam
segala aspek seperti harga, keamanan dan ketepatan
waktu.
2. Respek terhadap setiap orang (perhatian, pelibatan)
Setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan
diberi kesempatan untuk terlibat dan berpatisipasi dalam
pengambilan keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data bukan
feeling. Dua konsep pokok, pertama prioritasi yakni
memfokuskan usaha pada situasi yang vital dan kedua
variasi yakni memprediksi hasil dari setiap keputusan dan
tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan
Melaksanakan siklus Plan-do-check-act. Yang terdiri dari
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan,
dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Menurut Goetsch dan Davis (1995) terdapat 10 unsur utama yaitu :
1. Fokus pada pelanggan
2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekatan ilmiah
4. Komitmen jangka pajang
5. Teamwork
6. Perbaikan sistem secara kontinue
7. Pendidikan dan pelatihan
8. Kebeban yang terkendali
9. Kesatuan tujuan
10.Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
1. Usaha pelaksanaan setengah hati
TQM merupakan pendekatan baru dan menyeluruh yang
membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen
tradisional.
2. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik
Mendelegasikan tanggung jawab kepada pihak lain seperti
konsultant / pakar-pakar yang digaji maka peluang
kegagalan sangat besar.
3. Team Mania
Memaksimalkan kinerja team dengan memperhatikan dua
hal. Pertama penyelia dan karyawan harus memahami
dengan baik akan perannya. Kedua melakukan perubahan
budaya teamwork agar berhasil.
4. Proses penyebarluasan
Mengembangkan kualitas tanpa berbarengan dengan
mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam
elemen organisasi (finance, marketting dll) akan
menyebabkan potensi kegagalan.
5. Menggunakan pendekatan yang terbatas
Penggunaan pendekatan kualitas harus disesuaikan dengan
situasi, tujuan dan kebutuhan masing-masing organisasi.
Karena setiap organisasi memiliki pendekatan yang
berbeda.
6. Harapan yang terlalu berlebihan (hiperbola)
Membutuhkan waktu cukup lama untuk
mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru
untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap peningkatan
kualitas dan daya saing.
7. Empowerment yang bersifat prematur
Pemberian sasaran, tujuan dan tanggung jawab yang jelas
pada karyawan agar tidak salah dalam melakukan suaty
tindakan atau keputusan.
8. Kurang konsisten
Konsistensi dalam melaksanakan perbaikan kualitas harus
dilaksanakan secara konsisten untuk menghindari segala
perubahan dan daya saing.