TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
KAMPANYE APLIKASI QLUE HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA
(Survei Deskriptif : Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan
Kebijakan Aplikasi Qlue, Juni Tahun 2016)
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Oleh:
LUTHFI NOVALIANSYAH NIM. 4123136530
PROGRAM STUDI D III HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus
2017
ii
LUTHFI NOVALIANSYAH (4123136530) KAMPANYE APLIKASI QLUE HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA (Survei Deskriptif: Penolakan ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan kebijakan aplikasi Qlue Juni Tahun 2016); 121 Halaman; 33 lampiran; 23 buku, 2005-2013; 5 sumber lain; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017
ABSTRAK
Humas Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan kampanye yakni mengenai Aplikasi Qlue. Aplikasi Qlue adalah aplikasi berbasis media sosial di bawah PT Qlue. Aplikasi Qlue adalah salah satu solusi digital untuk menampung segala laporan masyarakat yang telah terintegrasi dengan Pemprov DKI mulai dari level kelurahan, kecamatan, kotamadya, dinas hingga staf pemerintah serta rekan bisnis. Program kampanye aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2015, Perumusan masalah penelitian adalah bagaimana Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori manajemen public relations dengan variabel kampanye, variabel ini memiliki 2 dimensi yang. Adapun dimensinya, yaitu Campaign model of successful Organization (Model kampanye Organisasi yang Sukses), dan Positioning Statement (Pernyataan posisi).
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di bulan Maret-April 2017. Penulis menggunakan data primer kuisioner dan data skunder wawancara, dengan menggunakan skala pengukuran interval. Populasi dalam penelitian ini adalah 70 ketua RT Kelurahan Tugu selatan yang menolak aplikasi qlue. Teknik penarikan sampel sensus. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan tendensi sentral mean.
Pada penelitian ini terdapat dimensi dengan nilai tertinggi yaitu Campaign model of successful Organization (Model kampanye Organisasi yang Sukses), artinya dalam Kampanye Aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta belum berhasil dalam melakukan kampanye aplikasi qlue kepada ketua RT di Kelurahan Tugu selatan. Selain itu juga terdapat dimensi dengan nilai terendah yaitu Positioning Statement (Pernyataan posisi), hal ini menunjukkan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta melakukan Kampanye Aplikasi Qlue kurang berhasil dalam mengedukasikan Aplikasi Qlue kepada ketua RT, sehingga terjadi penolakan. Dari hal tersebut Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue sebagai kepentingan sosial di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang menjawab sangat tidak setuju karena
iii
dengan adanya Aplikasi qlue ketua RT merasa Humas Pemprov DKI Jakarta tidak mementingkan kesejahteraan sebagai ketua RT malah memberatkan tugas sebagai ketua RT dengan wajib mengirimkan laporan tiga kali dalam sehari.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Humas Pemprov DKI Jakarta
telah melakukan tugasnya dalam mengkampanyekan Aplikasi qlue kepada
ketua RT. Selain itu, Humas Pemprov DKI Jakarta dalam mengkampanyekan
Aplikasi qlue belum optimal hal ini menunjukan bahwa ketua RT Tugu selatan
Jakarta utara masih merasa kurang puas oleh kebijakan dan sikap Humas
Pemprov DKI Jakarta dalam mengedukasi aplikasi Qlue.
Kata kunci: Manajemen Public Relations, Kampanye.
iv
LUTHFI NOVALIANSYAH (4123136530) QLUE APPLICATION CAMPAIGN BY JAKARTA’S PROVINCIAL GOVERNMENT’S PR (Descritive Survey: RT Tugu Selatan’s Refusal and Qlue’s application policy, June 2016); 121 Pages; 33 attachments; 23 source books, 2005-2013; 5 other sources; Scientific Work Final Project, August 2017
ABSTRACT
Jakarta’s Provincial Government’s PR is currently implementing a campaign about Qlue App. Qlue App is a social media based application developed by PT. Qlue. Qlue App is a digital solution to accommodate the people’s report and complaints which is integrated with Jakarta’s Provincial Government in all regional level, including government staff and business associates. This campaign have been socialized 6 (six) times from 13 January 2015. The Application policy, which states that “The Neighborhood Representative must report three times a day”. The Neighborhood Representatives feels that three times everyday is too much, and adding more burden to their work. Based on this, the author is interested to know how is the Qlue Application campaign in June 2016 by Jakarta’s Provincial Government’s PR with the rejection of Tugu Selatan’s neighborhood representative?
In this research, the author uses the theory of Public Relations Management, with Campaign as it’s research variable. The research variable have 2 (two) dimensions, which is Campaign Model of Successful Organization, and Positioning Statement.
The research approach used is quantitative research, with descriptive methods. The research is done in March until April 2017. The author uses questionnaire as primary data, and interviews as secondary data, with Interval scale as the research measurement technique. The population chosen for this research is 70 Neighborhood Representative of Tugu Selatan who refused Qlue App. The sampling technique used is sensus. The data analisys technique used is descriptive statistic, with Mean as the central tendency value.
In this research, the highest dimension value is Campaign Model of Successful Organization, which means in the Campaign of Qlue App done by Jakarta’s Provincial Government has not been successful in promoting Qlue App to the neighborhood representatives of Tugu Selatan. The lowest dimension value is Positioning Statement. This shows that Jakarta’s Provincial Government has not been optimal in educating the Qlue App, which results in rejections. Based on the information above, Jakarta’s Provincial Government’s PR aims to give understanding to the neighborhood representatives about Qlue app as a social necessity in South Tugu neighbourhood, north Jakarta. Some of the respondents does not agree with
v
the Qlue App policy, because it is seen as a burden to the neighborhood representative’s duty for having to report 3 (three) times a day, which doesn’t seem to increase their livelihood.
The conclusion of this research, is that Jakarta’s Provincial
Government PR campaign of Qlue App is done, but it is not successful and
optimal, which shows from the rejection of Tugu Selatan’s neighborhood
representatives because they are not satisfied with the policy and how
Jakarta’s Provincial Government PR’s way of educating the people about
Qlue App.
Keywords: Public Relations Management, Campaign.
vi
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah yang berjudul Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta (Survei Deskriptif : Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016) adalah benar-benar karya penulis dan sudah mengikuti ketentuan penulisan yang ada. Apabila kemudian hari ditemukan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini merupakan hasil plagiat, penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2017
LUTHFI NOVALIANSYAH
vii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : LUTHFI NOVALIANSYAH NIM : 4123136530 Judul : Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta (Survei
Deskriptif : Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016)
TIM PENGUJI
Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Dr. Kinkin Yuliaty S.P .............................. ….Agustus 2017 Ketua Sidang
2. Wina Puspita Sari, M.Si .............................. ….Agustus 2017 Penguji Ahli
3. Vera Wijayanti Sutjipto, M.Si .............................. ….Agustus 2017 Pembimbing
4. Asep Soegiarto, M.Si ............................... .…Agustus 2017 Sekretaris Sidang
Lulus Sidang, Juli 2017
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin penulis bersyukur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala penguasa segala sesuatu atas keridhoan Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah yang berjudul “Kampanye
Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai Penolakan ketua RT di
Kelurahan Tugu Selatan dan kebijakan aplikasi Qlue Juni Tahun 2016.”
Penulisan TAKI ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi DIII Hubungan Masyarakat
Universitas Negeri Jakarta.Dalam penyusunan dan penulisan proposal TAKI
ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih khususnya kepada kedua Orang Tua yang penulis cintai dan
senantiasa memberikan bantuan moril dan materi. Ucapan terima kasih serta
penghargaan penulis sampaikan pula kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Djaali selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta,
2. Dr. Muhammad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial,
3. Dr. Kinkin Yuliaty S. P selaku Koordinator Program Studi DIII Hubungan
Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta,
4. Vera Wijayanti Sutjipto, M.Si selaku Dosen Pembimbing TAKI 106,
5. Seluruh dosen program studi DIII Hubungan Masyarakat,
ix
6. Raides Aryanto, selaku Ketua bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi
Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta,
7. Teman-teman program studi DIII Hubungan Masyarakat TAKI 106,
8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
atas segala bantuannya kepada penulis.
Untuk membalas jasa semua pihak yang telah membantu, penulis
menyampaikan dan mendo’akan semoga kebaikan dari semua pihak kepada
penulis mendapat balasan yang baik di Dunia dan Akhirat dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan TAKI. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan segala kekurangan apapun dalam
penulisan TAKI ini, baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Jakarta, Agustus 2017 Penulis
Luthfi Novaliansyah
x
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ........................................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................... ii ABSTRACT ................................................................................................. iv LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................... vi LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 9 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9 1.4.1. Manfaat Akademis............................................. .............................. 9 1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 10 2.1. Manajemen Public Relations ........................................................... 10 2.2. Kampanye ....................................................................................... 10 2.2.1. Campaign Model of Successful Organization (Model Kampanye
Organisas yang Sukses) ................................................................. 12 2.2.2. Positioning Statement (Pernyataan Posisi) ..................................... 15 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ............................................................... 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 19 3.1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 19 3.2. Jenis Penelitian ............................................................................... 20 3.3. Metode Penelitian ........................................................................... 21 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 22 3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi ..................................................... 23 3.5.1. Unit Analisis ................................................................................... 23 3.5.2. Unit Observasi ................................................................................. 23 3.6. Populasi dan Sampel ...................................................................... 24 3.6.1 Populasi .......................................................................................... 24 3.6.2 Sampel ............................................................................................ 25 3.7. Teknik Penarikan Sampel ............................................................... 25 3.8. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26 3.8.1 Data Primer ..................................................................................... 27
xi
3.8.2. Data Sekunder ................................................................................. 28 3.9. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 29 3.9.1. Validitas ........................................................................................... 29 3.9.2. Reliabilitas ....................................................................................... 32 3.10. Skala Pengukuran ........................................................................... 35 3.11. Teknik Analisis data ......................................................................... 36 3.11.1 Analisis Data Kuantitatif .................................................................. 36 3.11.2 Tendensi Sentral ............................................................................. 36 3.12. Definisi Konsep ............................................................................... 39 3.13. Oprasional Konsep ......................................................................... 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 42 4.1. Gambaran Umum ............................................................................ 42 4.1.1. Profil Humas Pemprov DKI Jakarta ................................................. 42 4.2. Objek Kajian Penelitian .................................................................... 42 4.2.1. Kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta mengenai Aplikasi Qlue .. 42 4.3. Hasil Penelitian ................................................................................ 43 4.3.1. Campaign model of successful Organization (Model kampanye
Organisasi yang Sukses) ................................................................. 43 4.3.1.1. Indikator : Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang
diinginkan ........................................................................................ 43 4.3.1.2. Indikator : Budaya Perusahaan....................................................... 47 4.3.1.3. Indikator : Membangun Hubungan Publik yang positif .................... 50 4.3.1.4. Indikator : Reputasi Perusahaan..................................................... 53 4.3.2. Positioning Statement (Pernyataan posisi) ...................................... 56 4.3.2.1. Indikator : Public Awareness .......................................................... 59 4.3.2.2. Indikator : Offer Information ............................................................ 61 4.3.2.3. Indikator : Public Education ............................................................ 62 4.3.2.4. Indikator : Reinforce The Attitudes and Behavior (penguatan sikap
dan perilaku) .................................................................................... 65 4.3.2.5. Indikator : Behavior modification ..................................................... 68 4.4. Analisa Penelitian ............................................................................ 71 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 78
BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 82 5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 82 5.2. Saran ............................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 84 LAMPIRAN .................................................................................................. xvi
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien ..................................................... 30 Tabel 3.2. Validitas Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta,
mengenai penolakan ketua RT di kelurahan Tugu selatan dan kebijakan Aplikasi Qlue Juni tahun 2016 .................................. 32
Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas................................................................ 33 Tabel 3.4. Case Processing Summary Kampanye Aplikasi Qlue Humas
Pemprov DKI Jakarta, mengenai Penolakan ketua RT di kelurahan Tugu selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016 ......................................................................................... 34
Tabel 3.5. Reliability Statistics Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai Penolakan ketua RT di kelurahan Tugu selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016 ............. 34
Tabel 3.6. Hubungan Antara Analisis dan Variabel ................................... 38 Tabel 3.7. Operasional Konsep ................................................................. 41 Tabel 4.1. Menjelaskan tentang definisi midi aplikasi qlue untuk menjadi
masyarakat yang modern ......................................................... 43 Tabel 4.2. Menjelaskan manfaat aplikasi qlue untuk ketua RT .................. 45 Tabel 4.3. Menjelaskan tujuan aplikasi qlue untuk ketua RT ..................... 46 Tabel 4.4. Menyampaikan pesan tertentu dengan cerita sebuah program
yang sudah dicapai ................................................................... 47 Tabel 4.5. Menyampaikan pelayanan aplikasi qlue ................................... 48 Tabel 4.6. Mempunyai tim kerja yang professional .................................... 49 Tabel 4.7. Memberikan tanggung jawab yang tinggi dengan
mempertahankan pelayanan terbaiknya ................................... 50 Tabel 4.8. Menanamkan nilai kepercayaan kepada ketua RT ................... 51 Tabel 4.9 Mengomunikasikan aplikasi qlue secara interaktif dan lebih
intensif kepada ketua RT. ........................................................ 52 Tabel 4.10. Memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai-nilai
kepercayaan ketua RT .............................................................. 53 Tabel 4.11. Memiliki seragam kerja yang dapat diterima oleh ketua RT ..... 54 Tabel 4.12. Menampilkan moto aplikasi qlue yang dapat diterima oleh ketua
RT ............................................................................................. 55 Tabel 4.13. Memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi
qlue sebagai kepentingan sosiaL .............................................. 56 Tabel 4.14. Memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi
qlue sebagai pendidikan ........................................................... 57 Tabel 4.15. Memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi
qlue sebagai peraturan ............................................................. 58 Tabel 4.16. Memberikan informasi dari program aplikasi qlue kepada ketua
RT ............................................................................................. 59
xiii
Tabel 4.17. Menjelaskan panduan mengenai peraturan aplikasi qlue kepada ketua RT .................................................................................... 60
Tabel 4.18. Bantuan tenaga ahli aplikasi qlue kepada ketua RT .................. 61 Tabel 4.19. Mengajarkan aplikasi qlue kepada ketua RT secara emosional
yang tetap bersikap etis dan wajar ............................................ 62 Tabel 4.20. Materi secara lengkap tentang informasi aplikasi qlue .............. 63 Tabel 4.21. Menjelaskan tujuan suatu program aplikasi qlue yang bersifat
persuasif .................................................................................... 64 Tabel 4.22. Melakukan kegiatan program aplikasi qlue yang dilakukan
memperkuat nilai-nilai ................................................................ 65 Tabel 4.23. Mengubah perilaku ketua RT terhadap aplikasi qlue ................. 66 Tabel 4.24. Memberikan sikap dan perilaku yang baik dalam mengajarkan
aplikasi qlue kepada ketua RT .................................................. 67 Tabel 4.25. Melakukan tahapan kemampuan melaksanakan tahapan
kampanye .................................................................................. 68 Tabel 4.26. Mengubah perilaku untuk menyakinkan ketua RT mengenai
program aplikasi qlue................................................................. 69 Tabel 4.27. Memberikan arahan bahwa aplikasi sangat bermanfaat untuk
ketua RT .................................................................................... 70 Tabel 4.28. Rata-rata mean Dimensi Kampanye Aplikasi Qlue Humas
Pemprov DKI Jakarta ................................................................. 71 Tabel 4.29. Rata-rata indikator Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI
Jakarta, mengenai Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue, Juni Tahun 2016 .............. 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Diagram 4.1. Mean Per Dimensi ................................................................ 73
Diagram 4.2. Mean Per Indikator ............................................................... 76
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuisioner....................................................................... xvi LAMPIRAN 2 Berita Online ................................................................. xxii LAMPIRAN 3 Transkip Wawancara .................................................... xxix LAMPIRAN 4 Data Penolakkan Aplikasi Qlue .................................... xxxii LAMPIRAN 5 Cara Mengakses Aplikasi Qlue untuk ........................... xxxiv LAMPIRAN 6 Seragam Kampanye Aplikasi Qlue ............................... xxxvii LAMPIRAN 7 Kebijakan Aplikasi Qlue ................................................ xxxviii LAMPIRAN 8 Codding Sheet .............................................................. xxxix LAMPIRAN 9 Formulir kegiatan bimbingan ........................................ xli LAMPIRAN 10 Curriculum Vitae ......................................................... xlli
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu program kerja dan berbagai aktivitas Public Relations atau
Humas Kampanye adalah kegiatan komunikasi secara terencana yang lebih
moderat, terbuka, toleran, dengan waktu terbatas atau jangka pendek, dan
program yang jelas, persuasif serta dapat diidentifikasikan secara jelas nara
sumbernya (komunikator) dan selalu berkonotasi positif 1, dalam menciptakan
hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan
publiknya atau stakeholder, dan sasaran khalayak yang terkait.2
Dalam arti lebih luas, kampanye Public relations tersebut memberikan
penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat
terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik
komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai
publisitas dan citra yang positif.3
1 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 22
2 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2006, hlm.
147 3 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 66
2
Provinsi DKI Jakarta adalah kota yang mempunyai lima wilayah
kotamadya dan satu kabupaten administratif kepulauan seribu, kota jakarta
juga sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan perekonomian, pusat
perdagangan, pusat jasa perbankan dan keuangan, dan juga sebagai
gerbang utama wisatawan manca negara.
Pada struktur organisasi Pemprov DKI Jakarta terdapat Divisi Humas.
Tugas dari Divisi Humas Pemprov DKI Jakarta ialah melaksanakan
pengumpulan dan pengolahan data dan informasi, monitoring dan
menganalisa pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, melakukan
peliputan dan pendokumentasian serta mengelola kepustakaan data dan
informasi daerah.4
Saat ini Humas Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan kampanye
yakni mengenai Aplikasi Qlue. Aplikasi Qlue adalah aplikasi berbasis media
sosial dimana masyarakat dapat saling follow. Aplikasi Qlue di bawah PT
Qlue Performa Indonesia atau lebih dikenal Qlue Indonesia menjadi mitra
Pemprov DKI selama 10 tahun mendatang. Aplikasi Qlue adalah salah satu
solusi digital untuk menampung segala laporan masyarakat yang telah
terintegrasi dengan Pemprov DKI mulai dari level kelurahan, kecamatan,
kotamadya, dinas hingga staf pemerintah serta rekan bisnis.5
4 Mengenai tugas Divisi Humas Pemprov DKI Jakarta, http://www.jakarta.go.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2017, pukul 13:00 WIB
5 Informasi seputar Aplikasi qlue, https://seword.com, diakses pada 25 maret 2017, pukul 17.00 WIB
3
Berdasarkan keterangan hasil wawancara dari Raides Aryanto Kepala
bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI
Jakarta. Program kampanye aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI dilaksanakan
enam kali pada tanggal 13 Januari 2015 sampai dengan tanggal 15 Mei
2015.
“Mengkampanyekan aplikasi Qlue pada semua kelurahan yang diikuti oleh ketua RT di DKI Jakarta yang dilakukan dengan serentak dimulai pada tanggal 30 April 2015 dan 15 Mei 2015.”6
Tujuan dan target dari program kampanye aplikasi Qlue Humas
Pemprov DKI Jakarta ialah, bertujuan untuk mengedukasi aplikasi Qlue
kepada ketua RT di DKI Jakarta agar dapat memahami kewajiban sebagai
ketua RT untuk menggunakan aplikasi Qlue dalam mengirimkan laporan-
laporan melalui mobile aplikasi Qlue. Dalam kampanye aplikasi Qlue juga
ketua RT diajarkan bagaimana cara mengakses menu-menu untuk
mengirimkan laporan-laporan pada aplikasi Qlue, adapun dari setiap laporan
yang diunggah, harus ada foto, keterangan, dan lokasi pelapor memberikan
laporan tersebut. Fitur khusus yang telah disematkan ke dalam Qlue
membuat penggunanya tidak bisa membuat laporan-laporan palsu. Target
dari program kampanye aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta ialah
kelurahan, kecamatan, kotamadya, dinas hingga staf pemerintah serta rekan
bisnis.
6 Hasil wawancari Bapak Raides Aryanto Kepala bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, Kantor Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017, Pukul 09.00 WIB
3
4
Berdasarkan keterangan hasil wawancara dari Raides Aryanto Kabid.
Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta,
mengenai tujuan dibuatnya program kampanye Aplikasi Qlue.
“Tujuan nya untuk mengedukasi adalah agar elemen ketua RT/RW, kelurahan, kecamatan serta walikota dapat memahami pengoprasian dari aplikasi tersebut dengan mudah dan efisien serta mendidik agar kita menjadi lebih modern dengan memperkenalkan program baru.”7
Namun dalam perkembangannya program kampanye aplikasi Qlue
Humas Pemprov DKI Jakarta selama kampanye berjalan dengan tidak
lancar, karena telah penolakan dari ketua RT yang merasa diberatkan pada
tanggal 10 Juni 2016, dengan kebijakan dalam Pergub DKI Jakarta No 168
Tahun 20148 tentang “atas usul masyarakat dan atau hasil temuan di
lapangan dengan atau tanpa forum musyawarah RW berdasarkan
keterangan dari masyarakat dengan memperhatikan alat bukti dan atau
saksi”, dan perubahannya Pergub Nomor 1 tahun 2016 dalam pasal 30 ayat
(3) dan juga Keputusan Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang “ketua RT
harus membuat laporan tiga kali dalam sehari”.9
7 Hasil wawancari Bapak Raides Aryanto Kabid. Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, Kantor Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017, Pukul 09.00 WIB
8 Mengenai penolakan ketua RT Tugu Selatan terhadap program aplikasi Qlue, http://jakutnews.com,
diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 13:00 WIB 9 Mengenai peraturan uang operasional RT dalam aplikasi Qlue, http://www.kompasiana.com, diakses
pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 14:00 WIB
5
Seperti yang dikutip dalam media online merdeka.com mengenai
protes Ketua RT 02/RW 02, Koja, Tugu Selatan, Jakarta Utara dalam
program aplikasi Qlue sebagai berikut :
"Uang operasional sebesar Rp 975.000 perbulan itu pun cairnya 3 bulan sekali, Foto Qlue itu dikirim ke kelurahan. Ya kalau fotonya enggak masuk kriteria, fotonya enggak akan lolos dikirim ke pusat dan dipotong. Per fotonya dipotong Rp 10 ribu disuruh kirim tiga."10
Program Pelayanan masyarakat aplikasi qlue ini ternyata cukup
memberatkan tugas sebagai ketua RT, yang dimana dalam sehari harus
melaporkan kurang lebih 3 kali laporan, belum lagi rawan dengan oknum-
oknum yang ada niat kesengajaan untuk mendapatkan laporan palsu didalam
aplikasi qlue.
Berdasarkan keterangan hasil wawancara dari ketua RW 08
Kelurahan Tugu Selatan, ada beberapa Ketua RT/RW yang ikut serta dalam
menolak kebijakan aplikasi qlue termasuk dirinya, yang mewajibkan setiap
Ketua RT/RW harus melapor 3 kali dalam sehari didalam aplikasi tersebut,
sebagai berikut :
“Satu laporan cuma dibayar Rp 10.000 Rupiah mas perbulan, dan itu
juga kalo laporan nya bener nah kalau gak bener ada yang buat-buat
bagaiamana? Untung dong dia. Disini juga ada beberapa RT/RW juga yang
10
Ida Rosidah, Ketua RT 02/RW 02, Koja, Tugu Selatan, Jakarta Utara, mengenai protes program aplikasi Qlue, http://megapolitan.kompas.com, diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 13:00 WIB.
5
5
6
ikut menolak kebijakkan ini mas, tidak cuma saya saja, ada 37 RT/RW,
sisanya? Ya sisa nya terima-terima aja mas.”11
Ketua RT merasa keberatan dengan kebijakan dalam Pergub DKI
Jakarta No 168 Tahun 201412 dan perubahannya Pergub Nomor 1 tahun
2016 dalam pasal 30 ayat (3) dan juga Keputusan Gubernur Nomor 903
Tahun 2016.13, dengan ada nya kebijakan tersebut ketua RT pada kelurahan
Tugu selatan merasa bahwa tiga kali dalam sehari mengirimkan laporan
adalah memberatkan tugas sebagai ketua RT.
Berdasarkan keterangan hasil wawancara dari Raides Aryanto Kabid.
Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta,
mengenai perkembangan program kampanye aplikasi Qlue dan hanya
sebagian ketua RT yang kurang produktif merasa keberatan dengan
kebijakan aplikasi qlue yang mewajibkan ketua RT dalam 3X sehari harus
melaporkan laporan warga di lingkungannya.
“Cukup berjalan dengan lancar, dari semua pihak seperti walikota, kecamatan, dan kelurahan namun ada sedikit pelapor RT yang menolak dan merasa keberatan dengan kebijakan aplikasi qlue yang mewajibkan ketua RT dalam 3X sehari harus melaporkan laporan warga di lingkungannya.”14
11
Hasil wawancari Bapak Dudih, Ketua RW 08, Tugu Selatan, Jakarta Utara 12
Mengenai penolakan ketua RT Tugu Selatan terhadap program aplikasi Qlue, http://jakutnews.com,
diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 13:00 WIB 13
Mengenai peraturan uang operasional RT dalam aplikasi Qlue, http://www.kompasiana.com, diakses
pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 14:00 WIB 14
Hasil wawancara dengan Raides Aryanto Kabid. Informasi Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, Kantor Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017, Pukul 09.00 WIB
7
Menurut Humas Pemprov DKI Jakarta aplikasi Qlue sangat
sederhana, namun karena ada sebagian RT yang kurang produktif dan
merasa tugasnya diberatkan pada penolakan kebijakan Keputusan Gubernur
Nomor 903 Tahun 2016.
Seperti yang dikutip dalam media online jakutnews.com mengenai
penolakan Ketua RT 03/2, Koja, Tugu Selatan, Jakarta Utara dalam
penolakan kebijakan program aplikasi Qlue sebagai berikut :
“Kami keberatan dengan adanya laporan qlue yang di wajibkan. Setiap hari kami harus lapor dengan memberikan foto sebanyak tiga kali dalam satu hari, bila tidak melakukannya operasional kami akan hilang. Program laporan qlue menambah beban RT saja”.15
Tugas sebagai RT akan bertambah berat apabila tugasnya sebagai
ketua RT ditambah dengan mengirimkan laporan warga melalui aplikasi Qlue.
Dia mengeluhkan adanya potongan apabila dia tidak dapat memenuhi
kewajibannya dengan mengirimkan foto laporan warga ke aplikasi Qlue.
Head of Communication Qlue menilai, adanya penolakan terhadap
aplikasi tersebut dikarenakan Ketua RT belum terbiasa menggunakan
perangkat telepon genggam. Namun hal itu bisa dijadikan alasan karena
pihaknya juga memiliki tim pendamping dari kelurahan untuk membantu
mensosialisasikan Qlue.
15
Andi Zaenudin, Ketua RT 03/2, Koja, Tugu Utara, Jakarta Utara, mengenai penolakan kebijakan program aplikasi Qlue, http://jakutnews.com, diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 13:00 WIB
7
8
Seperti yang dikutip dalam media online news.detik.com mengenai
tanggapan atas keluhan RT terhadap kebijakan aplikasi Qlue, Head of
Communication Qlue Elita Yunanda menyebut seharusnya aplikasi Qlue
memudahkan RT setempat mengetahui permasalahan yang dihadapi
warganya. Sebagai berikut :
"Sebenarnya Qlue ini mempermudah laporan masyarakat karena kita basic-nya laporan. Jadi kalau ada masalah mereka bisa melaporkan dari Qlue. Jadi feedback bisa lebih cepat, Mungkin mereka belum terbiasa teknologi digital meskipun sudah disosialisasikan dari November 2015 mengenai Qlue. Memang ada beberapa RT/RW belum bisa memakai aplikasi Qlue."16
Berdasarkan wawancara, banyaknya penolakan dari ketua RT di
wilayah Jakarta utara, pada kelurahan Tugu Selatan daerah yang memiliki
tingkat penolakkan tertinggi yaitu 70 penolakkan dari program kampanye
aplikasi Qlue pemprov DKI Jakarta.
Penulis tertarik untuk meneliti ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan
karena daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki tingkat penolakan
tertinggi yaitu 70 Ketua RT dari Kelurahan Tugu Selatan banyak yang
menolak program kampanye aplikasi Qlue pemprov DKI Jakarta.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuraikan oleh
penulis, maka penulis bermaksud untuk meneliti Kampanye Aplikasi Qlue
16
Elita Yunanda, Head of Communication Qlue, mengenai tanggapan atas protes aplikasi Qlue, https://news.detik.com, diakses pada tanggal 28 Maret 2017, pukul 09:00 WIB.
9
Humas Pemprov DKI Jakarta (Survei Deskriptif: Penolakan Ketua RT di
Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, Perumusan
masalah penelitian adalah bagaimana kampanye aplikasi qlue Humas
Pemprov DKI Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu
selatan dan kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai penolakan
ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun
2016.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh baru
yang terkait Kampanye Public relations dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan mengenai Kampanye di instansi pemerintah.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis
Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi Public
Relations khususnya mengenai kampanye di instansi pemerintah.
9
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Public Relations
Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas
Public Relations atau humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan
harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya
atau stakeholder, sasaran khalayak yang terkait.
Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image),
kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual apreciation), saling
timbul pengertian (mutual understanding), toleransi (tolerance) antara kedua
belah pihak.13
2.2. Kampanye
Kampanye public relations (PR campaign) dalam arti sempit. Bertujuan
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target
audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini
yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi
(coporate activities) agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari
13
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations& Media Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2006, hlm.
147
11
masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses
komunikasi dari jangka waktu tertentu yang berkelanjutan.14
Dalam arti lebih umum atau luas, kampanye Public relations tersebut
memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi
masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses
dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk
mencapai publisitas dan citra yang positif.15
Dalam peranan atau praktik lapangan public relations sehari-hari
bahwa kampanye tersebut akan berbeda pengertiannya dengan
propaganda. Melakukan kampanye (PR campaign) di sini lebih
menitikberatkan untuk membangun suatu saling pengertian dan pemahaman
(soft selling) melalui persuasi dari khalayak sasaran. Sedangkan propaganda,
selain bertujuan untuk mencari pengikut atau dukungan, juga untuk tujuan
membangun suatu pengertian dari khalayak sasaran, tetapi lebih
menitikberatkan unsure “paksaan” (hard selling) disamping melakukan
persuasi. Keduanya sama aktivitasnya dalam penyampaian pesan atau isu
melalui proses berkomunikasi dengan menggunakan media massa dan
media non massa.16
Proses dalam komunikasi merupakan interaksi antar manusia yang
bertujuan untuk menumbuhkan suatu pengertian antara komunikasi
14
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 66 15
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 66 16
ibid hlm. 66
12
(penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Jadi, komunikasi
yang efektif terjadi: bila antara komunikator dengan komunikan saling tercipta
suatu pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan tersebut.17
2.2.1. Campaign Model of Successful Organization (Model Kampanye
Organisas yang Sukses)
Perusahaan dapat memulai suatu identifikasi program yang jelas untuk
pencapaian kegiatan tertentu dalam jangka panjang, dengan mengeluarkan
energy tenaga, waktu, dana, memanfaatkan sumber daya internal organisasi
secara optimal dan terencana baik, untuk selanjutnya menetapkan tujuan
pesan-pesan perusahaan dan sasaran yang hendak dicapai (position
statement), sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Newsom, Scott, &
Turk (1997:476), yaitu berdasarkan model kampanye organisasi secara
sukses dalam menetapkan program-program aktivitas perusahaan secara
efektif, dengan melalui tahap-tahapan sebagai berikut:18
1. Mendefinisikan misi atau penyataan nilai-nilai yang diinginkan
(definitive of values statement)oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a. Merupakan kepentingan utama untuk mengomunkasikan pesan-pesan
tentang keberadaan suatu organisasi melalui kegiatan operasional
perusahaan yang mampu mempengaruhi persepsi publiknya.
17
ibid hlm. 66 18
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 92
12
13
b. Menerapkan USP (unique, selling, & positioning), yaitu berkaitan
dengan positioning statement: dengan menetapkan nilai, manfaat,
hingga siapa sasaran, tujuan hendak dicapai, dan kebijakan
perusahaan yang siap berkompetisi melalui keunikan atau ciri khas
tertentu sebagai daya tarik utama perusahaan terhadap perhatian
khalayak publiknya.
2. Budaya Perusahaan (Corporate Culture)
a. Mengomunikasikan nilai-nilai budaya perusahaan yang mampu
menampilkan message tertentu dengan cerita kesuksesan perusahaan
melalui media komunikasi, kampanye iklan promosi korporat,
publikasi, dan pemberitaan bernilai positif disiarkan ke berbagai media
massa sebagai upaya menciptakan citra dengan manampilkan
reputasi perusahaan secara baik.
b. Menampilkan kemampuan pelayanan dan kinerja tim kerja
professional yang mengacu pada nilai-nilai budaya organisasi
bersangkutan dengan memiliki komitmen dan tanggung jawab yang
tinggi, tata kelola bisnis yang etis, tingkat kemampuan produktivitas
karyawan yang berkualitas tinggi, dan hingga perusahaan memberikan
pelayanan yang prima bagi pihak pelanggannya (khalayak
publiknya).19
19
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 93
14
3. Membangun Hubungan Publik yang Positif (Positive Public
Relationship)
a. Menekankan nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas akuntabilitas dan
tanggung jawab yang tinggi dengan mempertahankan pelayanan
terbaiknya, demi membangun hubungan publik secara positif yang
saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
b. Nilai perusahaan lebih mengutamakan demi membangun hubungan
baik dengan pihak pelanggannya, dan selain itu melakukan
penggiatan promosi pemasaran atau komunikasi secara interaktif
secara lebih intensif dengan pihak publik sasarannya.
4. Reputasi Perusahaan (Corporate Reputation)
a. Memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai-nilai kepercayaan,
penerimaan, reputasi dan citra baik perusahaan terhadap publiknya.
b. Memiliki jati diri (corporate identity) dan ciitra perusahaan (corporate
image) yang dapat diterima oleh khalayak publiknya.
c. Manampilkan moto perusahaan yang memiliki suatu nilai-nilai
penghargaan tertentu terhadap aspek kepentingan produknya, seperti
bertemakan dengan, “harga yang tak ternilai bagi setiap produknya
adalah lebih mengutamakan nilai penghargaan dan integritas
perusahaan.”
14
14
15
Kampanye perusahaan tersebut hendaklah dirancang dan
dikembangkan sedemikian rupa oleh pihak public relations-nya (PR), sesuai
dengan isu-isu yang sedang menjadi perhatian publik, untuk bertujuan
memecahkan suatu persoalan dan bahkan ingin mengoreksi atau
memperbaiki keadaan tertentu.
2.2.2. Positioning Statement (Pernyataan Posisi)
Kegiatan kampanye PR tersebut dapat menciptakan konstruksi
mengenai positioning statement pada suatu tujuan kegiatan operasional
organisasi atau kelembagaan yang bersangkutan melalui strategi komunikasi
dalam penyampaian pesan-pesan yang berkaitan dengan nilai, manfaat dan
tujuan mengubah persepsi tertentu agar mudah diterima oleh publiknya.20
Kaitan dengan positioning statement tersebut telah dirancang melalui
perencanaan kegiatan penyampaian pesan-pesan tertentu, merancang skala
waktu, alokasi dana, tim kerja pendukung yang solid hingga pelaksaan
strategi komunikasi pemasaran untuk mencanangkan suatu program
pembaruan serta target yang ingin dicapai di masa mendatang. Oleh karena
itu, kegiatan tersebut dinamakan kampanye (campaign activity).
1. Public Awareness
Kampanye secara umum yang dilakukan Public relations berupaya
untuk menciptakan ‘kesadaran publik’ (Public awareness) terhadap sesuatu
20
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 96
16
yang berkaitan dengan kepentingan sosial, seperti pendidikan, peraturan
kesehatan, kesejahteraan, kelestarian lingkungan hidup dan alam
sekitarnya.21
2. Offer Information
Menawarkan informasi yang lebih mendalam tentang suatu program
kampanye tertentu kepada pablik yang lebih tertarik atau ingin peduli, dan
berbeda jika dibandingkan dengan kampanye kesadaran (sederhana atau
umum). Biasanya informasi yang ditawarkan (offer information) tersebut telah
dipersiapkan melalui media brochure, majalah dan buku panduan mengenai
peraturan perundang-undangan secara lebih lengkap, termasuk bantuan
tenaga ahli (konsultan) dan alokasi dana khusus kepada publik, komunitas
dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memang membutuhkan untuk
melaksanakan program kegiatan kampanye bertujuan kepedulian sosial.22
3. Public Eeducation
Kemampuan praktisi PR untuk mendidik publik secara emosional yang
tetap bersikap etis dan wajar dalam mengekspresikan opininya menurut
metode pedagogik, didukung dengan bahan-bahan materi kampanye secara
lengkap tentang informasi dan tujuan sesuatu program kegiatan bersifat
21
Ibid, hlm. 96 22
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 96
16
17
persuasif atau bernilai pendidikan tertentu yang ingin dikampanyekan
terhadap masyarakat.23
4. Reinforce The Attitudes and Behavior
Kegiatan program kampanye yang dilakukan tertentu harus mampu
memperkuat nilai-nilai atau ingin mengubah perilaku publik yang berkaitan
melalui persetujuannya dengan positioning statement pihak nara sumber
(communicator).24
5. Behavior Modification
Tahapan kemampuan melaksanakan tahapan kampanye berikutnya
adalah memodifikasi atau ingin mengubah perilaku untuk menyakinkan publik
mengenai program keselamatan sosial tertentu.25
2.3. Keterkaitan Antar Konsep
Program kerja dan berbagai aktivitas Public Relations atau humas di
lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara
organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder,
sasaran khalayak yang terkait.
23
Ibid, hlm. 97 24
Ibid, hlm. 98 25
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hlm. 98
18
Dalam peranan atau praktik lapangan public relations sehari-hari
bahwa kampanye tersebut akan berbeda pengertiannya dengan
propaganda. Melakukan kampanye (PR campaign) di sini lebih
menitikberatkan untuk membangun suatu saling pengertian dan pemahaman
(soft selling) melalui persuasi dari khalayak sasaran.
18
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang syarat dengan
angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis
data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu
statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan
rumus-rumus statistik non-parametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun
berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variable.28
Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil perhitungan yang bersifat
penggambaran atau jalinan variabel yang ketika menyimpulkan hasil
penelitiannya, peneliti ilmu komunikasi dan Public Relations tidak cukup
hanya dari hasil statistik, tetapi harus ditambah dengan interpretasi atau
penafsiran peneliti.29
Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena penulis ingin
membuat deskriptif gambaran masalah mengenai penelitian yang berjudul
kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai penolakan
ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun
28
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untu Public Relations, Bandung:
Simbiosa Rekatama Medi, 2014, hlm. 47 29
Ibid, hlm. 47
20
2016. Penulis hanya menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan dan tidak terlalu mementingkan ke dalam atau analisis
data.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Metode
deskriptif hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari
sebuah fenomena diteliti. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi
atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi.30
Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan-keadaan nyata yang sekarang berlangsung karena, metode
deskripsi menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
pada saatu penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu.31
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
karena penelitian ini hanya mendeskriptifkan secara faktual dan akurat,
penulis hanya menggambarkan mengenai tujuan kampanye humas di suatu
lembaga pemerintahan.
30
Ibid, hlm. 49 31
Ibid, hlm. 49
21
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian kuantitatif dikenal dengan beberapa metode, antara
lain metode deskriptif, eksplanasi, survei, eksperimen, analisis isi, dan ex
post facto. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah
salah satu metode penelitian yang amat luas penggunaannya. Ciri khas
metode ini adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya
dengan menggunakan kuesioner. Dalam metode survei biasanya jumlah
populasi penelitiannya besar sehingga peneliti perlu menentukan sampel
penelitian dengan menggunakan teknik-teknik penentuan sampel yang
tersedia.32
Dalam penelitian tentang kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI
Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan
kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016.
Penulis membagikan kuesioner kepada sampel penelitian yang
menjadi instrumen pengumpulan data yaitu, Ketua RT Kelurahan Tugu
Selatan karena daerah tersebut yang paling tinggi tingkat penolakannya.
32
Ibid, hlm. 51
21
22
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dimensi waktu penelitian
cross sectional. Cross sectional adalah penelitian ini dilakukan dalam satu
waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian yang sama di lain waktu
yang berbeda untuk diperbandingkan, serta tidak mempunyai batasan yang
baku unuk menunjukan sesuatu waktu tertentu, sekalipun peneliti mendatangi
lokasi penelitian sebanyak dua kali. Konsep satu waktu tertentu dalam satu
penelitianlah yang menjadi tolak ukur dari dimensi waktu penelitian Cross
Sectional.33
Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada bulan
Maret-April 2017. Penulis melakukan penelitian didaerah Kelurahan Tugu
Selatan. Alasan pemilihan tempat ini karena daerah tersebut merupakan
daerah dengan presentase penolakkan aplikasi Qlue tertinggi diantara 39
kecamatan se-DKI Jakarta, dan diantara 7 Kecamatan se-Jakarta Utara, dan
diantara 7 Kelurahan se-Kecamatan Koja.34
Pada penelitian kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta,
mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan
aplikasi qlue Juni Tahun 2016.
33
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi), Raja
Grafindo Persada:Jakarta, 2005, hlm. 45 34
Hasil wawancari Bapak Raides Aryanto Kepala bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi
Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, Kantor Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017, Pukul 09.00 WIB
23
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1. Unit Analisis
Unit Analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis. Jika survei, unit
analisisnya adalah individu atau kelompok individu, sedangkan analisis isi
unit analisisnya adalah teks, pesan atau medianya sendiri.35
Dalam penelitian ini penulis menggunakan unit analisis adalah
individu. Individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketua RT
Kelurahan Tugu Selatan yang menolak aplikasi qlue.
3.5.2. Unit Observasi
Unit observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang diteliti.
Unit Observasi pada penelitian ini adalah organisasi/perusahaan.36 Unit
Observasi merupakan unit sosial yang lebih besar dari tingkatan unit
analisis.Unit observasi atau satuan pengamatan adalah unit tempat informasi
diperoleh tentang satuan analisis.37 Unit observasi pada penelitian kuantitatif
adalah organisasi atau perusahaan, dan masyarakat atau kelompok
masyarakat.38
Unit observasi yang diambil oleh penulis adalah kelompok, yakni
kelompok Ketua RT kelurahan Tugu Selatan.
35
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 237 36
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op.Cit, hlm 42 37
Rachmat Kriyantono, Op. Cit, hlm 77 38
BambangPrasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op. Cit hlm. 42
23
24
3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.39
Populasi dalam penelitian kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov
DKI Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan
kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016 adalah kelompok ketua RT di
Kelurahan Tugu Selatan, Alasan pemilihan tempat ini karena daerah tersebut
merupakan daerah dengan presentase penolakan aplikasi Qlue tertinggi
diantara 39 kecamatan se-DKI Jakarta, dan diantara 7 Kecamatan se-Jakarta
Utara, dan diantara 7 Kelurahan se-Kecamatan Koja. yaitu ketua RT dari
kelurahan Tugu Selatan adalah kelompok Ketua RT yang berada di
kelurahan Tugu Selatan sebanyak 70 Orang.40
39
Sugiono, Metedologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta 2014 hlm. 80 40
Hasil wawancari Bapak Raides Aryanto Kepala bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi
Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, Kantor Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017, Pukul 09.00 WIB
25
3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Karena itu,
sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan
populasi itu sendiri.41
Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada
tekniknya, dengan menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan
dapat mewakilkan populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel
digeneralisasikan menjadi kesimpulan populasi. Teknik yang digunakan
adalah teknik sensus.42
Dalam penelitian kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI
Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan
kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016 sampel yang diambil berjumlah 70
orang yaitu Ketua RT yang berada di Kelurahan Tugu Selatan.43
3.7. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability
sampling.Teknik penarikan sampel non-probability adalah sampel tidak
melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi belum tentu
41
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op. Cit, hlm. 119 42
Etta Mamang Sangadji, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Yogyakarta:
Refika Aditama, 2010, hlm. 26 43
Hasil wawancari Bapak Raides Aryanto Kepala bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi
Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, Kantor Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta, pada tanggal 24 Maret 2017, Pukul 09.00 WIB
25
26
memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh periset.44
Penulis menggunakan teknik samplingnon-probability sampling yaitu
sensus. Sensus pada dasarnya sebuah riset survei dimana periset
mengambil seluruh anggota populasi sebagai respondennya. Dengan
demikian sensus menggunakan total sampling, artinya sampel sama dengan
jumlah total populasi yang diriset.45
Pada penelitian yang penulis lakukan mengenai kampanye aplikasi
qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di
Kelurahan tugu selatan dan kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016. penulis
menggunakan teknik penarikan sampel non-probability yaitu sensus.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan periset untuk mengumpulkan data. Kegiatan pengumpulan data
adalah prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya riset.46 Data adalah
bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi
Penelitian.47
Pada penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data berupa
keterangan-keterangan kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI
44
Ibid, hlm. 158 45
Rachmat Kriyantono. Op. Cit., hlm. 161 46
Ibid, hlm. 95 47
M. Burhan Bungin. Op. Cit. hlm. 119
27
Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan
kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016.
3.8.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau
subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi.48
Tujuan penyebaran kuesioner dalam penelitian ini adalah mencari
informasi yang lengkap dalam penelitian kampanye aplikasi qlue Humas
Pemprov DKI Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu
selatan dan kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016.
Jenis kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup.Angket tertutup menurut Rachmat Kriyantono adalah
suatu angket dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh
periset. Responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan
realitas yang dialaminya, biasanya dengan memberikan tanda X atau √.49
Penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup dengan
memberikan alternatif jawaban dari yang sangat positif bernilai lima sampai
yang sangat negatif bernilai satu. Alternatif jawaban dalam penelitian ini
menggunakan skala interval yaitu 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3
(ragu-ragu), 4 (setuju), 5 (sangat setuju).
48
Ibid, hlm. 41 49
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hlm. 98
27
28
Skala interval adalah yaitu skala yang mempunyai rentang konstan
antara tingkat satu dengan yang aslinya, tetapi tidak mempunyai angka
mutlak 0.50 Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval dengan
bobot atau jarak atau interval yang konstan atau sama yaitu satu.
Pada penelitian ini penulis menetapkan cara mengisi kuesioner yaitu
dengan memberikan tanda ceklis (√) untuk setiap pernyataan kuesioner
kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai penolakan
ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun
2016.
Penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data tentunya telah
disertai pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sebagai instrumen ukur dalam
penelitian, angket harus memenuhi kriteria tertentu sehingga dapat
memberikan informasi yang terpercaya.Kriteria tersebut adalah angket harus
mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik.51
3.8.2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder.52 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data
sekunder yang bersumber dari website resmi, berita online jakut.news.com,
www.detik.com dan www.kompas.com yang menjelaskan tentang program
50
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya, Jakarta: Kencana, 2006, hlm 19 51
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta:
Salemba Humanika, 2009, hlm. 211. 52
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hlm. 42
29
pada aplikasi qlue, data keluhan tahun 2016 dari pihak Humas Pemprov DKI
Jakarta, wawancara langsung dengan narasumber yaitu Bapak Raides
Aryanto, dan beberapa buku referensi yang terdapat dalam daftar pustaka.
3.9. Validitas dan Reliabilitas
3.9.1. Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur53. Untuk mengetahui apakah pernyataan dari
kuesioner itu valid atau tidaknya, caranya dapat dilihat dari KMO dan Barlett
Test. Bila dalam variabel terdapat nilai KMO – MSA (Kaiser Mayer Olkin-
measure of sampling adequency) hasilnya lebih besar dari 0.5, maka dapat
melanjutkan proses analisis faktor. Pada hasil perhitungan diperoleh nilai
KMO – MSA adalah 0.505, artinya 0.505>0.5 maka proses analisis faktor
dapat dilanjutkan.54
Coefficient Alpha atau Cronbach’s Alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai Cronbach’s Alpha adalah nilai yang terkandung akan
53
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 121 54
Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta 2011, hlm. 174
29
30
meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala55. Pengukuran level
interval membiarkan kita untuk menentukan jumlah jarak antar kategorinya56.
Barlett’s Test Sphericity menggunakan ukuran statistik approximate
chi-square dan degree freedom (df) dengan nilai signifikansi di atas 0.557.
memiliki nilai signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrument telah memenuhi
syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan hasil yang
valid.58
Kriterianya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik)
0,4 - 0,6 Validitas sedang
0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang)
0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah
0,00 Tidak valid
Sumber :Wahyu Agung, 2010, hlm 9559
55
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 287
56 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson
Education, 2011, hlm. 219 57
Naresh K. Malhotra, Op. Cit.hlm. 607 58
Husen Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 175 59
Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm, 97
31
Pada tabel 3.1. di atas dapat dilihat bahwa untuk mengukur nilai
koefisien validitasnya, di atas 0,8 berarti sangat tinggi (sangat baik)
sedangkan 0,2 berarti sangat terendah.60
Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap.
Pertama, tujuan dan analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa
variabel dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tinggi (dari 0.5 –
1.0) menandakan bahwa analisis fakor sudah sesuai, sedangkan nilai
dibawah 0.5 menandakan bahwa analisis faktor tidak sesuai.61
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan penulis, hasil yang
diperoleh nilai KMO – MSA (Kaiser Mayer Olkin – Measure of Sampling
Adequancy) sebesar 0,615 ternyata melebihi 0,5 maka dinyatakan valid.
60
Ibid, Hlm. 230 61
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 67
31
32
Tabel 3.2.
Validitas Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta (Survei
Deskriptif: Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan
Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016)
N = 70
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .615
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1249.084
Df 351
Sig. .000
3.9.2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama.62 Reliabilitas memiliki tiga dimensi, yaitu stabilitas (stability),
konsisten internal (internal consistency), dan kesamaan (equivalency).63
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, penulis lakukan dengan pengujian
reliabilitas secara internal consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency yang dilakukan sekali uji coba saja.
62
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 121 63
Ibid, hlm. 146
33
Reliabilitas (r) Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang
0,2 – 0,39 Rendah
< 0,2 Sangat Rendah
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Cronbach alpha. Cronbach
alpha adalah skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai minimal
0,60.64
Berikut adalah klasifikasi yang digunakan:
Tabel 3.3.
Klasifikasi Reliabilitas
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2007, hal. 24565
Coefficient alpha atau Chronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai Chronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomer pada skala.66 Pengukuran level
interval membiarkan kita untuk menspesifikasikan jumlah jarak antar
kategorinya.67
64
Stanislaus Suyanto, Pedoman Analisa Data Dengan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu 2009, hlm. 273 65
Ibid, hlm 245 66
Naresh K Malhotra, Op.cit., hlm. 287 67
W. Laurence Neuman, Op.cit., hlm.219
33
34
Pada tabel di atas standar untuk mengukur nilai koefisien
reliabilitasnya di atas 0,8 berarti memiliki nilai sangat baik dan kurang dari
0,2 memiliki nilai sangat rendah.
Tabel 3.4.
Case Processing Summary Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta (Survei Deskriptif: Penolakan Ketua RT di
Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016) N = 70
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 70 100.0
Excludeda 0 .0
Total 70 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Berdasarkan tabel case processing summary tersebut, dapat dilihat
bahwa hasil yang penulis dapat dari menyebar kuesioner ke 70 responden
adalah valid dengan excluded 0. Presentase nilai valid yang penulis peroleh
adalah 100%.
Tabel 3.5. Reliability Statistics Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov
DKI Jakarta (Survei Deskriptif: Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016)
N = 70 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.962 .965 27
35
Berdasarkan keterangan hasil tabel Reliability Statistic di atas, penulis
melihat bahwa reliabilitas dari 27 pernyataan yang diajukan oleh penulis
kepada 70 responden mempunyai nilai Cronbach’s alpha = 0,962 dan
Cronbach’s alpha based on standarized items = 0,965. Maka data pada
penelitian kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai
penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan aplikasi qlue
Juni Tahun 2016 dapat dikatakan reliabel.
3.10. Skala Pengukuran
Pada proses skala pengukuran ada empat jenis skala, yaitu skala
nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Skala pengukuran yang
digunakan penulis dari beberapa skala tersebut adalah skala interval, karena
skala ini lebih baik dari dua skala sebelumnya ada konsep interval.68
Pengertian skala interval sendiri, skala yang menunjukkan bobot atau
jarak atau interval yang sama.69
Penjelasan skala dalam kuesioner yang disebarkan penulis:
a. Skala 5 = Sangat Setuju (SS)
b. Skala 4 = Setuju (S)
c. Skala 3 = Ragu-ragu (RR)
d. Skala 2 = Tidak Setuju (TS)
e. Skala 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)70
68
Elecom, Seri Kilat Belajar SPSS 17, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008, hlm. 49 69
Ibid, hal. 135
35
36
3.11. Teknik Analisis Data
3.11.1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang di gunakan adalah analisis univariat.
Analisis univariat adalah analisis terhadap suatu variabel.Jenis analisis ini
dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.Hasil
perhitungan statistik deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi perhitungan
analisis berikutnya.71
Penulis menggunakan teknik analisis univariat karena penulis
menggunakan metode kuantitatif yang hanya satu variabel dan dengan
tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
yaitu mengenai kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta,
mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan
aplikasi qlue Juni Tahun 2016.
3.11.2. Tendensi Sentral
Statistik deskriptif digunakan pada riset deskriptif, yang berupaya
menggambarkan gejala atau fenomena dari suatu variabel yang diteliti tanpa
berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Beberapa jenis teknik
yang termasuk kategori statistik deskriptif yang sering digunakan antara lain:
Tabel Distribusi Frekuensi, Tendensi Sentral, dan Standar Deviasi.72
70
Rosady Ruslan, Op. Cit, hal. 207 71
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hal. 168 72
Rachmat Kriyantono,Op.Cit, hal. 169
37
Tendensi sentral merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk
melihat seberapa besar kecenderungan data pusat pada nilai tertentu.Nilai
tertentu tersebut berupa nilai tunggal atau nilai pusat karena pada umumnya
nilai tersebut berlokasi dibagian tengah atau pusat dari suatu distribusi.73
Pada penelitian ini teknik statistik deskriptif yang penulis gunakan
adalah tendensi sentral. Tendensi sentral merupakan kecenderungan
terpusat dengan mencari seperti mean, median, dan modus.74 Penulis
menggunakan statistik deskriptif tendensi sentral tentang kegiatan dalam
bentuk kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta, mengenai
penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan kebijakan aplikasi qlue
Juni Tahun 2016.
Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu
dalam bentuk sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan
tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu:
mean, median, dan modus.75
a. Mean (nilai rata-rata) adalah nilai tengah dari total bilangan
b. Modus merupakan jenis tendensi sentral yang menunjukkan frekuensi
terbesar pada suatu kelompok data nominal tertentu. Jadi modus
merupakan frekuensi yang paling sering muncul.
73
Bambang Praasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Op. Cit, hlm. 186 74
Singgih Santoso, Panduan Lengkap Menguasi SPSS 11.5, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2008, hlm 150 75
Rachmat Kriyantono, Op. Cit, hlm 168
37
38
c. Median adalah nilai tengah sebuah data. Untuk mencarinya, data terlebih
dahulu diurutkan.76
Tabel 3.6.
Hubungan Antara Analisis Dan Variabel
Analisis Variabel
Nominal Ordinal Interval/Ratio
Distribusi Frekuensi Kategorik Kategorik Numerik
Diagram statistic Bar chart Bar chart, Histogram
Poligon
Ukuran tendensi pusat Modus Modus, median
Mean
Dispersi IVK IVK Standard deviasi
Estimasi Proporsi Proporsi Mean
Sumber: W. Gulo, Metodologi penelitian77
Pada penelitian ini, penulis menggunakan tendensi sentral mean.
Penulis menggunakan tendensi sentral mean karena penulis menggunakan
skala interval. Jika dalam suatu penelitian menggunakan skala interval / ratio
maka ukuran tendensi sentral yang digunakan adalah mean.
76
Ibid, hlm. 169 77
W. Gulo, Op.Cit, hlm. 150
39
3.12. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan. Menurut Bugin, mengartikan konsep sebagai
generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai fenomena yang sama.78
Konsep dalam penelitian kampanye aplikasi qlue Humas Pemprov DKI
Jakarta, mengenai penolakan ketua RT di Kelurahan tugu selatan dan
kebijakan aplikasi qlue Juni Tahun 2016 adalah Manajemen Public Relations.
Sedangkan variabelnya adalah Kampanye. Variabel ini memiliki 2 (dua)
turunan dimensi yaitu dan tiap-tiap dimensi memiliki indikator yaitu:
1. Campaign model of successful Organization (Model kampanye
Organisasi yang Sukses). Memiliki empat indikator yaitu,
Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan,
Budaya Perusahaan, Membangun Hubungan Publik yang positif,
Reputasi Perusahaan.
2. Positioning Statement (Pernyataan posisi). Memiliki lima indikator
yaitu, Public awareness, Offer information, Public education, Reinforce
the attitudes and behavior (penguatan sikap dan perilaku), Behavior
modification.
78
Ibid, hlm. 17
39
40
3.13. Operasionalisasi Konsep
Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep
dilakukan dengan memilih definisi konsep dan menurunkanya dalam definisi
operasional. Operasionalisasi konsep adalah “tahap mengubah konsep agar
menjadi variabel yang dapat diukur”.79
79
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., hlml. 84
41
Tabel 3.7.
KAMPANYE APLIKASI QLUE HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA
(Survei Deskriptif : Mengenai Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu
Selatan Atas Kebijakan Aplikasi Qlue Juni Tahun 2016)
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public Relations
(Manajemen
Public Relations &
Media Komunikasi,
Rosady Ruslan 2005)
Kampanye
(Kiat dan Strategi
Kampanye Public
Relations, Rosady
Ruslan 2005)
1.1. Campaign model of successful Organization (Model kampanye Organisasi yang Sukses)
a. Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan
Skala interval
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak
setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
b. Budaya Perusahaan
c. Membangun Hubungan Publik yang positif
d. Reputasi Perusahaan
1.2. Positioning Statement
(Pernyataan posisi)
a. Public
Awareness
b. Offer
Information
c. Public
Education
41
42
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public Relations
(Manajemen Public Relations
& Media Komunikasi,
Rosady Ruslan 2005)
Kampanye
(Kiat dan Strategi
Kampanye Public
Relations, Rosady Ruslan
2005)
d. Reinforce
The Attitudes and Behavior (penguatan sikap dan perilaku)
Skala interval
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak
setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
e. Behavior
modification
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil Humas Pemprov DKI Jakarta
Pada struktur organisasi Pemprov DKI Jakarta terdapat Divisi Humas.
Tugas dari Divisi Humas Pemprov DKI Jakarta ialah melaksanakan
pengumpulan dan pengolahan data dan informasi, monitoring dan
menganalisa pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, melakukan
peliputan dan pendokumentasian serta mengelola kepustakaan data dan
informasi daerah.72
4.2. Objek Kajian Penelitian
4.2.1. Kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta mengenai Aplikasi Qlue
Humas Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan kampanye yakni
mengenai aplikasi qlue. Aplikasi qlue adalah aplikasi berbasis media sosial
dimana masyarakat dapat saling follow. Aplikasi qlue di bawah PT Qlue
Performa Indonesia atau lebih dikenal qlue Indonesia menjadi mitra Pemprov
DKI selama 10 tahun mendatang. Aplikasi Qlue adalah salah satu solusi
digital untuk menampung segala laporan masyarakat yang telah terintegrasi
72
Mengenai tugas Divisi Humas Pemprov DKI Jakarta, http://www.jakarta.go.id, diakses pada tanggal
30 Maret 2017, pukul 13:00 WIB
43
dengan Pemprov DKI mulai dari level kelurahan, kecamatan, kotamadya,
dinas hingga staf pemerintah serta rekan bisnis.
Namun, dalam pelaksanaannya kampanye aplikasi qlue belum
maksimal banyak keluhan dan penolakan dari ketua RT yang merasa
diberatkan dengan kebijakan Pergub DKI Jakarta No 168 Tahun 201473 dan
perubahannya Pergub Nomor 1 tahun 2016 dalam pasal 30 ayat (3) dan juga
Keputusan Gubernur Nomor 903 Tahun 2016.74
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Campaign model of successful Organization (Model kampanye
Organisasi yang Sukses)
4.3.1.1. Indikator : Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang
diinginkan
Tabel 4.1.
Menjelaskan definisi aplikasi qlue untuk menjadi masyarakat yang
modern
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 43 61.4% 4 = (Setuju) 13 18.6% 4.26
3 = (Netral) 5 7.1% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 7 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.9%
Total 70 100.0%
73
Mengenai penolakan ketua RT Tugu Selatan terhadap program aplikasi Qlue, http://jakutnews.com,
diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 13:00 WIB 74
Mengenai peraturan uang operasional RT dalam aplikasi Qlue, http://www.kompasiana.com, diakses
pada tanggal 27 Maret 2017, pukul 14:00 WIB
44
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi empat puluh tiga
dengan nilai presentasi 61.4% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan definisi aplikasi qlue untuk menjadi masyarakat yang modern.
Nilai frekuensi terendah dua dengan nilai presentasi 2.9% menjawab
pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat tidak setuju
dengan Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan definisi aplikasi qlue untuk
menjadi masyarakat yang modern. Nilai rata-rata sebesar 4,26
menggambarkan rata-rata responden menjawab sangat setuju.
Hal ini menandakan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta telah
menjelaskan definisi Aplikasi qlue untuk menjadi masyarakat yang modern
dapat diterima dengan baik oleh ketua RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta
utara, sebagian responden banyak yang menjawab sangat setuju karena
mereka merasa untuk mengetahui definisi misi aplikasi qlue sangat penting.
Tabel 4.2.
44
45
Menjelaskan manfaat aplikasi qlue untuk ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 41 58.6% 4 = (Setuju) 16 22.9% 4.23
3 = (Netral) 4 5.7% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 8.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 4.3%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi empat puluh satu
dengan nilai presentasi 58.6% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan manfaat aplikasi qlue untuk ketua RT. Nilai frekuensi terendah
tiga dengan nilai presentasi 4.3% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak
setuju). Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta menjelaskan manfaat aplikasi qlue untuk ketua RT. Nilai rata-rata
sebesar 4,23 menggambarkan rata-rata responden menjawab sangat setuju.
Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan manfaat aplikasi qlue untuk ketua RT dengan baik kepada ketua
RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak
yang menjawab sangat setuju karena mengetahui manfaat dari Aplikasi qlue
sangat penting.
46
Tabel 4.3.
Menjelaskan tujuan aplikasi qlue untuk ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 23 32.9% 4 = (Setuju) 24 34.3% 3.81
3 = (Netral) 13 18.6% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 7 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 4.3%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh empat
dengan nilai presentasi 34.3% menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena
mereka setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan tujuan
aplikasi qlue untuk ketua RT. Nilai frekuensi terendah tiga dengan nilai
presentasi 4.3% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena
mereka sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan tujuan aplikasi qlue untuk ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 3,81
menggambarkan rata-rata responden menjawab setuju.
Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan tujuan aplikasi qlue untuk ketua RT dapat diterima dengan baik
oleh ketua RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden
banyak yang menjawab setuju karena mengetahui tujuan dari Aplikasi qlue
sangat penting.
46
47
4.3.1.2. Indikator : Budaya Perusahaan
Tabel 4.4.
Menyampaikan pesan tertentu dengan cerita sebuah program
yang sudah dicapai
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 9 12.9% 4 = (Setuju) 16 22.9% 2.86
3 = (Netral) 12 17.1% Netral
2 = (Tidak Setuju) 22 31.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 15.7%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi terendah sembilan dengan
nilai presentasi 12.9% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju). Karena
mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta menyampaikan
pesan tertentu dengan cerita sebuah program yang sudah dicapai. Nilai
frekuensi tertinggi dua puluh dua dengan nilai presentasi 31.4% menjawab
pernyataan 1 = (tidak setuju). Karena mereka tidak setuju dengan Humas
Pemprov DKI Jakarta Menyampaikan pesan tertentu dengan cerita sebuah
program yang sudah dicapai. Nilai rata-rata sebesar 2,86 menggambarkan
rata-rata responden menjawab Netral.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
Menyampaikan pesan tertentu dengan cerita sebuah program yang sudah
dicapai belum dapat diterima dengan baik oleh ketua RT di Kelurahan Tugu
selatan Jakarta utara, sebagian responden masih banyak yang menjawab
48
tidak setuju karena masih banyak pro dan kontra tentang cerita sebuah
program yang telah dicapai oleh pihak Humas Pemprov DKI Jakarta.
Tabel 4.5.
Menyampaikan pelayanan aplikasi qlue
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 13 18.6% 4 = (Setuju) 26 37.1% 3.40
3 = (Netral) 12 17.1% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 14 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 7.1%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh enam
dengan nilai presentasi 37.1% menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena
mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta menyampaikan
pelayanan aplikasi qlue. Nilai frekuensi terendah lima dengan nilai presentasi
7.1% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat
tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta menyampaikan pelayanan
aplikasi qlue. Nilai rata-rata sebesar 3,40 menggambarkan rata-rata
responden menjawab Setuju.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
menyampaikan pelayanan aplikasi qlue dengan baik kepada ketua RT di
Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang
menjawab setuju karena mereka merasa puas dengan pelayanan dari Humas
Pemprov DKI Jakarta dalam mengajarkan Aplikasi qlue kepada Ketua RT.
48
49
Tabel 4.6.
Mempunyai tim kerja yang professional
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 18 25.7% 4 = (Setuju) 20 28.6% 3.47
3 = (Netral) 15 21.4% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 11 15.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 8.6%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh dengan
nilai presentasi 28.6% menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena mereka
setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta mempunyai tim kerja yang
professional. Nilai frekuensi terendah enam dengan nilai presentasi 8.6%
menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat tidak
setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta mempunyai tim kerja yang
professional. Nilai rata-rata sebesar 3,47 menggambarkan rata-rata
responden menjawab Setuju.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
mempunyai tim kerja yang professional dapat diterima dengan baik oleh
ketua RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden
banyak yang menjawab setuju karena mereka merasa tim kerja dari Humas
Pemprov DKI Jakarta terlihat professional dalam mengajarkan dan
menjelaskan Aplikasi qlue kepada Ketua RT.
50
4.3.1.3. Indikator : Membangun Hubungan Publik yang positif
Tabel 4.7.
Memberikan tanggung jawab yang tinggi dengan mempertahankan
pelayanan terbaiknya
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 44 62.9% 4 = (Setuju) 10 14.3% 4.26
3 = (Netral) 8 11.4% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 8.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.9%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi empat puluh empat
dengan nilai presentasi 62.9% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan tanggung jawab yang tinggi dengan mempertahankan
pelayanan terbaiknya. Nilai frekuensi terendah dua dengan nilai presentasi
8.6% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat
tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan tanggung
jawab yang tinggi dengan mempertahankan pelayanan terbaiknya. Nilai rata-
rata sebesar 4,26 menggambarkan rata-rata responden menjawab Sangat
Setuju.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan tanggung jawab yang tinggi dengan mempertahankan
pelayanan terbaiknya dapat diterima dengan baik oleh ketua RT di Kelurahan
Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang menjawab
50
51
sangat setuju karena mereka merasa Humas Pemprov DKI Jakarta dapat
meyakinkan tujuan dan maksud dari Aplikasi qlue kepada Ketua RT.
Tabel 4.8.
Menanamkan nilai kepercayaan kepada ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 27 38.6% 4 = (Setuju) 17 24.3% 3.83
3 = (Netral) 16 22.9% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 7 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 4.3%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh tujuh
dengan nilai presentasi 38.6% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
Menanamkan nilai kepercayaan kepada ketua RT. Nilai frekuensi terendah
tiga dengan nilai presentasi 4.3% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak
setuju). Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta Menanamkan nilai kepercayaan kepada ketua RT. Nilai rata-rata
sebesar 4,26 menggambarkan rata-rata responden menjawab Setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta Menanamkan nilai kepercayaan kepada ketua RT dapat diterima
dengan baik oleh ketua RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara,
sebagian responden banyak yang menjawab setuju karena mereka merasa
Humas Pemprov DKI Jakarta dapat meyakinkan tujuan dan maksud dari
Aplikasi qlue kepada Ketua RT.
52
Tabel 4.9.
Mengomunikasikan aplikasi qlue secara interaktif dan lebih intensif
kepada ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 31.4% 4 = (Setuju) 26 37.1% 3.83
3 = (Netral) 12 17.1% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 8 11.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.9%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh enam
dengan nilai presentasi 37.1% menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena
mereka setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta Mengomunikasikan
aplikasi qlue secara interaktif dan lebih intensif kepada ketua RT. Nilai
frekuensi terendah dua dengan nilai presentasi 2.9% menjawab pernyataan 1
= (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas
Pemprov DKI Jakarta mengomunikasikan aplikasi qlue secara interaktif dan
lebih intensif kepada ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 3,83 menggambarkan
rata-rata responden menjawab Setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta telah mengomunikasikan aplikasi qlue secara interaktif dan lebih
intensif kepada ketua RT dapat diterima dengan baik oleh ketua RT di
Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang
menjawab setuju karena mereka merasa Humas Pemprov DKI Jakarta dapat
menyampaikan dan menjelaskan kegunaan Aplikasi qlue dengan baik
kepada Ketua RT.
52
53
4.3.1.4. Indikator : Reputasi Perusahaan
Tabel 4.10.
Memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai-nilai
kepercayaan ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 34 48.6% 4 = (Setuju) 17 24.3% 4.07
3 = (Netral) 11 15.7% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 8.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.9%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi tiga puluh empat
dengan nilai presentasi 48.6% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memperhatikan
eksistensi dalam menciptakan nilai-nilai kepercayaan ketua RT. Nilai
frekuensi terendah dua dengan nilai presentasi 2.9% menjawab pernyataan 1
= (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas
Pemprov DKI Jakarta memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai-
nilai kepercayaan ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 4,07 menggambarkan
rata-rata responden menjawab Setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memperhatikan eksistensi dalam menciptakan nilai-nilai kepercayaan
ketua RT dapat diterima dengan baik oleh ketua RT di Kelurahan Tugu
selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang menjawab sangat
setuju karena mereka merasa Humas Pemprov DKI Jakarta dapat
54
menyampaikan dan menjelaskan kegunaan Aplikasi qlue dengan baik
kepada Ketua RT sehingga ketua RT dapat mempercayai kampanye dari
Aplikasi qlue.
Tabel 4.11.
Memiliki seragam kerja yang dapat diterima oleh ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 31 44.3% 4 = (Setuju) 19 27.1% 3.97
3 = (Netral) 10 14.3% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 7 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 4.3%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi tiga puluh satu
dengan nilai presentasi 44.3% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memiliki
seragam kerja yang dapat diterima oleh ketua RT. Nilai frekuensi terendah
tiga dengan nilai presentasi 4.3% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak
setuju). Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta memiliki seragam kerja yang dapat diterima oleh ketua RT. Nilai
rata-rata sebesar 3,97 menggambarkan rata-rata responden menjawab
Setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memiliki seragam kerja yang dapat diterima oleh ketua RT di
Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang
menjawab setuju karena mereka merasa Humas Pemprov DKI Jakarta
54
55
memiliki identitas yang jelas dalam mengkampanyekan Aplikasi qlue kepada
ketua RT.
Tabel 4.12.
Menampilkan moto aplikasi qlue yang dapat diterima oleh ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 6 8.6% 4 = (Setuju) 15 21.4% 3.00
3 = (Netral) 25 35.7% Netral
2 = (Tidak Setuju) 21 30.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 4.3%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh lima
dengan nilai presentasi 35.7% menjawab pernyataan 3 = (Netral). Karena
mereka setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta menampilkan moto
aplikasi qlue yang dapat diterima oleh ketua RT. Nilai frekuensi terendah tiga
dengan nilai presentasi 4.3% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju).
Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
menampilkan moto aplikasi qlue yang dapat diterima oleh ketua RT. Nilai
rata-rata sebesar 3,00 menggambarkan rata-rata responden menjawab
Netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta menampilkan moto aplikasi qlue yang dapat diterima oleh ketua RT
di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara, sebagian responden banyak yang
menjawab Netral.
56
4.3.2. Positioning Statement (Pernyataan posisi)
4.3.2.1. Indikator : Public Awareness
Tabel 4.13.
Memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai kepentingan sosial
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 9 12.9% 4 = (Setuju) 14 20.0% 2.64
3 = (Netral) 9 12.9% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 27.1% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 19 27.1%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi sembilan belas
dengan nilai presentasi 27.1% menjawab pernyataan 1 = (tidak setuju) dan
sembilan belas dengan nilai presentasi 27.1% menjawab pernyataan 2 =
(sangat tidak setuju). Karena mereka tidak setuju dan sangat tidak setuju
dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan kesadaran publik kepada
ketua RT tentang aplikasi qlue sebagai kepentingan sosial. Nilai frekuensi
terendah sembilan dengan nilai presentasi 12.9% menjawab pernyataan 5 =
(sangat setuju) dan frekuensi sembilan dengan nilai presentasi 12.9%
menjawab pernyataan 4 (netral). Karena mereka sangat tidak setuju dengan
Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan kesadaran publik kepada ketua
RT tentang aplikasi qlue sebagai kepentingan sosial. Nilai rata-rata sebesar
3,97 menggambarkan rata-rata responden menjawab sangat tidak setuju.
56
57
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai kepentingan sosial di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara,
sebagian responden banyak yang menjawab sangat tidak setuju karena
dengan adanya Aplikasi qlue ketua RT merasa Humas Pemprov DKI Jakarta
tidak mementingkan kesejahteraan sebagai ketua RT malah memberatkan
tugas sebagai ketua RT dengan wajib mengirimkan laporan tiga kali dalam
sehari.
Tabel 4.14.
Memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai pendidikan
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 6 8.6% 4 = (Setuju) 11 15.7% 2.54
3 = (Netral) 13 18.6% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 25 35.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 15 21.4%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh lima
dengan nilai presentasi 35.7% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju).
Karena mereka tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue sebagai
pendidikan. Nilai frekuensi terendah enam dengan nilai presentasi 8.6%
menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju). Karena mereka sangat setuju
dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan kesadaran publik kepada
58
ketua RT tentang aplikasi qlue sebagai kepentingan sosial. Nilai rata-rata
sebesar 2,54 menggambarkan rata-rata responden menjawab tidak setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai pendidikan di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian
responden banyak yang menjawab tidak setuju karena dengan adanya
Aplikasi qlue, ketua RT merasa Humas Pemprov DKI Jakarta tidak melihat
latar belakang ketua RT dari kalangan orang tua yang sebagian dari mereka
kurang dapat memahami teknologi terkini.
Tabel 4.15.
Memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai peraturan
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 5 7.1% 4 = (Setuju) 8 11.4% 2.26
3 = (Netral) 10 14.3% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 24 34.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 23 32.9%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh empat
dengan nilai presentasi 34.3% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju).
Karena mereka tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue sebagai
peraturan. Nilai frekuensi terendah lima dengan nilai presentasi 7.1%
menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju). Karena mereka sangat setuju
dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan kesadaran publik kepada
58
59
ketua RT tentang aplikasi qlue sebagai peraturan. Nilai rata-rata sebesar
2,26 menggambarkan rata-rata responden menjawab tidak setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai peraturan di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian
responden banyak yang menjawab tidak setuju karena dengan adanya
Aplikasi qlue, ketua RT merasa Humas Pemprov DKI Jakarta peraturan yang
diberikan Humas Pemprov DKI Jakarta kepada ketua RT sangat
memberatkan tugas sebagai ketua RT.
4.3.2.2. Indikator : Offer Information
Tabel 4.16.
Memberikan informasi dari program aplikasi qlue kepada ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 31.4% 4 = (Setuju) 20 28.6% 3.66
3 = (Netral) 14 20.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 10 14.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 5.7%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh dua
dengan nilai presentasi 31.4% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan informasi dari program aplikasi qlue kepada ketua RT. Nilai
frekuensi terendah empat dengan nilai presentasi 5.7% menjawab
60
pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka sangat tidak setuju
dengan Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan informasi dari program
aplikasi qlue kepada ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 3,66 menggambarkan
rata-rata responden menjawab setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan informasi dari program aplikasi qlue kepada ketua RT di
Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden banyak yang
menjawab sangat setuju karena dengan adanya Aplikasi qlue, ketua RT
merasa Humas Pemprov DKI Jakarta sangat peduli dengan keluhan-keluhan
warga menjadi informasi yang penting untuk ketua RT.
Tabel 4.17.
Menjelaskan panduan mengenai peraturan aplikasi qlue kepada ketua
RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 7 10.0% 4 = (Setuju) 13 18.6% 2.83
3 = (Netral) 20 28.6% Netral
2 = (Tidak Setuju) 21 30.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 12.9%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh satu
dengan nilai presentasi 30.0% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju).
Karena mereka tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
menjelaskan panduan mengenai peraturan aplikasi qlue kepada ketua RT.
Nilai frekuensi terendah tujuh dengan nilai presentasi 10.0% menjawab
60
61
pernyataan 5 = (sangat setuju). Karena mereka sangat setuju dengan Humas
Pemprov DKI Jakarta menjelaskan panduan mengenai peraturan aplikasi
qlue kepada ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 2,83 menggambarkan rata-rata
responden menjawab netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta menjelaskan panduan mengenai peraturan aplikasi qlue kepada
ketua RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden
banyak yang menjawab tidak setuju karena dengan adanya Aplikasi qlue,
ketua RT merasa diberatkan oleh kebijakan yg diberikan Humas Pemprov
DKI Jakarta tentang kewajiban ketua RT harus wajib lapor tiga kali dalam
sehari.
Tabel 4.18.
Bantuan tenaga ahli aplikasi qlue kepada ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 15 21.4% 4 = (Setuju) 15 21.4% 3.06
3 = (Netral) 10 14.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 27.1% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 15.7%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi sembilan belas
dengan nilai presentasi 27.1% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju).
Karena mereka tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan bantuan tenaga ahli aplikasi qlue kepada ketua RT. Nilai
frekuensi terendah sepuluh dengan nilai presentasi 14.3% menjawab
62
pernyataan 3 = (netral). Karena mereka memilih netral dengan Humas
Pemprov DKI Jakarta memberikan bantuan tenaga ahli aplikasi qlue kepada
ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 3,06 menggambarkan rata-rata responden
menjawab netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan bantuan tenaga ahli aplikasi qlue kepada ketua RT di
Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden banyak yang
menjawab netral karena ketua RT merasa tenaga yang telah diberikan sudah
dapat diterima namun kinerja dalam mengajarkan Aplikasi qlue kepada ketua
RT kurang intensif.
4.3.2.3. Indikator : Public Education
Tabel 4.19.
Mengajarkan aplikas qlue kepada ketua RT secara emosional yang tetap
bersikap etis dan wajar
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 20 28.6% 4 = (Setuju) 8 11.4% 3.33
3 = (Netral) 22 31.4% Netral
2 = (Tidak Setuju) 15 21.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 7.1%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh dua
dengan nilai presentasi 31.4% menjawab pernyataan 3 = (netral). Karena
mereka lebih memilih netral dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
mengajarkan aplikas qlue kepada ketua RT secara emosional yang tetap
62
63
bersikap etis dan wajar. Nilai frekuensi terendah lima dengan nilai presentasi
7.1% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka
memilih sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
mengajarkan aplikas qlue kepada ketua RT secara emosional yang tetap
bersikap etis dan wajar. Nilai rata-rata sebesar 3,33 menggambarkan rata-
rata responden menjawab netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta mengajarkan aplikas qlue kepada ketua RT secara emosional yang
tetap bersikap etis dan wajar di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara.
sebagian responden banyak yang menjawab netral karena ketua RT merasa
tenaga ahli yang telah diberikan kurang pengertian melihat keadaan ketua RT
yang rata-rata dari kalangan orang tua, tenaga ahli dinilai kurang dalam
mengajarkan Aplikasi qlue kepada ketua RT.
Tabel 4.20.
Materi tentang informasi aplikasi qlue
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 21 30.0% 4 = (Setuju) 7 10.0% 3.26
3 = (Netral) 17 24.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 27.1% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 8.6%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh satu
dengan nilai presentasi 30.0% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
64
Karena mereka lebih memilih sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta materi tentang informasi aplikasi qlue. Nilai frekuensi terendah enam
dengan nilai presentasi 8.6% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju).
Karena mereka memilih sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta materi tentang informasi aplikasi qlue. Nilai rata-rata sebesar 3,26
menggambarkan rata-rata responden menjawab netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta materi tentang informasi aplikasi qlue di Kelurahan Tugu selatan
Jakarta utara. sebagian responden banyak yang menjawab netral karena
ketua RT merasa materi yang berisi tentang informasi Aplikasi qlue yang
telah diberikan telah cukup dimengerti oleh ketua RT.
Tabel 4.21.
Menjelaskan aplikasi qlue yang bersifat persuasif
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 4 5.7% 4 = (Setuju) 20 28.6% 2.50
3 = (Netral) 7 10.0% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 15 21.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 24 34.3%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh empat
dengan nilai presentasi 34.3% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak
setuju). Karena mereka sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta menjelaskan aplikasi qlue yang bersifat persuasif. Nilai frekuensi
64
65
terendah empat dengan nilai presentasi 5.7% menjawab pernyataan 5 =
(sangat setuju). Karena mereka sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta menjelaskan aplikasi qlue yang bersifat persuasif. Nilai rata-rata
sebesar 2,50 menggambarkan rata-rata responden menjawab tidak setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta menjelaskan aplikasi qlue yang bersifat persuasif di Kelurahan Tugu
selatan Jakarta utara. sebagian responden banyak yang menjawab tidak
setuju karena ketua RT merasa aplikasi qlue mempunyai kebijakan yang
memberatkan tugas sebagai ketua RT yaitu kewajiban melapor tiga kali
dalam sehari.
4.3.2.4. Indikator : Reinforce The Attitudes and Behavior (penguatan
sikap dan perilaku)
Tabel 4.22.
Kegiatan program aplikasi qlue yang dilakukan untuk memperkuat nilai-
nilai
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 18 25.7% 4 = (Setuju) 15 21.4% 3.27
3 = (Netral) 13 18.6% Netral
2 = (Tidak Setuju) 16 22.9% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 11.4%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi delapan belas
dengan nilai presentasi 25.7% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka lebih memilih sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI
66
Jakarta kegiatan program aplikasi qlue yang dilakukan untuk memperkuat
nilai-nilai. Nilai frekuensi terendah delapan dengan nilai presentasi 11.4%
menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka memilih
sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta kegiatan program
aplikasi qlue yang dilakukan untuk memperkuat nilai-nilai. Nilai rata-rata
sebesar 3,27 menggambarkan rata-rata responden menjawab netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta kegiatan program aplikasi qlue yang dilakukan untuk memperkuat
nilai-nilai di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden
banyak yang menjawab sangat setuju karena ketua RT merasa bahwa
Humas Pemprov DKI Jakarta telah menjelaskan aplikasi qlue berfungsi untuk
mengedukasi nilai-nilai sikap ketua RT dalam mengambil sikap dalam setiap
laporan dari warga nya.
Tabel 4.23.
Mengubah perilaku ketua RT terhadap aplikasi qlue
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 11 15.7% 4 = (Setuju) 17 24.3% 2.93
3 = (Netral) 10 14.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 20 28.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 17.1%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh dengan
nilai presentasi 28.6% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju). Karena
mereka lebih memilih tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
66
67
mengubah perilaku ketua RT terhadap aplikasi qlue. Nilai frekuensi terendah
sepuluh dengan nilai presentasi 15.7% menjawab pernyataan 3 = (netral).
Karena mereka memilih netral dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
mengubah perilaku ketua RT terhadap aplikasi qlue. Nilai rata-rata sebesar
2,93 menggambarkan rata-rata responden menjawab netral.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta mengubah perilaku ketua RT terhadap aplikasi qlue di Kelurahan
Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden banyak yang menjawab
tidak setuju karena ketua RT merasa bahwa aplikasi qlue tidak dapat
mengubah sikap mereka terhadap menolak kebijakan dari aplikasi qlue
tersebut.
Tabel 4.24.
Memberikan sikap dan perilaku yang baik dalam mengajarkan aplikasi
qlue kepada ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 18 25.7% 4 = (Setuju) 23 32.9% 3.57
3 = (Netral) 16 22.9% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 7 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 8.6%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh tiga
dengan nilai presentasi 32.9% menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena
mereka lebih memilih setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan sikap dan perilaku yang baik dalam mengajarkan aplikasi qlue
68
kepada ketua RT. Nilai frekuensi terendah enam dengan nilai presentasi
8.6% menjawab pernyataan 1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka
memilih sangat tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
memberikan sikap dan perilaku yang baik dalam mengajarkan aplikasi qlue
kepada ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 3,57 menggambarkan rata-rata
responden menjawab setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan sikap dan perilaku yang baik dalam mengajarkan
aplikasi qlue kepada ketua RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara.
sebagian responden banyak yang menjawab setuju karena ketua RT merasa
bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta dapat menyelaraskan perilaku dan
bersikap baik denegan ketua RT saat menjelaskan Aplikasi qlue.
4.3.2.5. Indikator : Behavior modification
Tabel 4.25.
Melaksanakan tahapan kampanye
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 5 7.1% 4 = (Setuju) 13 18.6% 2.57
3 = (Netral) 14 20.0% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 23 32.9% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 15 21.4%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh tiga
dengan nilai presentasi 32.9% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju).
68
69
Karena mereka lebih memilih tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta melaksanakan tahapan kampanye. Nilai frekuensi terendah lima
dengan nilai presentasi 7.1% menjawab pernyataan 5 = (sangat setuju).
Karena mereka memilih sangat setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
melaksanakan tahapan kampanye. Nilai rata-rata sebesar 2,57
menggambarkan rata-rata responden menjawab tidak setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta melaksanakan tahapan kampanye kepada ketua RT di Kelurahan
Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden banyak yang menjawab
tidak setuju karena ketua RT merasa bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta
kurang intensif lagi dalam mengedukasi ketua RT.
Tabel 4.26.
Mengubah perilaku untuk menyakinkan ketua RT mengenai program
aplikasi qlue
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 9 12.9% 4 = (Setuju) 8 11.4% 2.51
3 = (Netral) 11 15.7% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 24 34.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 18 25.7%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh empat
dengan nilai presentasi 34.3% menjawab pernyataan 2 = (tidak setuju).
Karena mereka lebih memilih tidak setuju dengan Humas Pemprov DKI
Jakarta mengubah perilaku untuk menyakinkan ketua RT mengenai program
70
aplikasi qlue. Nilai frekuensi terendah delapan dengan nilai presentasi 11.4%
menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena mereka memilih setuju dengan
Humas Pemprov DKI Jakarta mengubah perilaku untuk menyakinkan ketua
RT mengenai program aplikasi qlue. Nilai rata-rata sebesar 2,51
menggambarkan rata-rata responden menjawab tidak setuju.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta mengubah perilaku untuk menyakinkan ketua RT mengenai program
aplikasi qlue di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden
banyak yang menjawab tidak setuju karena ketua RT merasa bahwa Humas
Pemprov DKI Jakarta kurang lebih meyakinkan ketua RT tentang kebijakan
Aplikasi qlue yang mewajibkan setiap ketua RT wajib kirim laporan tiga kali
dalam sehari.
Tabel 4.27.
Memberikan arahan bahwa aplikasi sangat bermanfaat untuk ketua RT
N= 70
Pernyataan Frekuensi Presentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 11 15.7% 4 = (Setuju) 23 32.9% 3.30
3 = (Netral) 17 24.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 14 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 7.1%
Total 70 100.0%
Berdasarkan tabel di atas nilai frekuensi tertinggi dua puluh tiga
dengan nilai presentasi 32.9% menjawab pernyataan 4 = (setuju). Karena
mereka lebih memilih setuju dengan Humas Pemprov DKI Jakarta
70
71
memberikan arahan bahwa aplikasi sangat bermanfaat untuk ketua RT. Nilai
frekuensi terendah lima dengan nilai presentasi 7.1% menjawab pernyataan
1 = (sangat tidak setuju). Karena mereka memilih setuju dengan Humas
Pemprov DKI Jakarta memberikan arahan bahwa aplikasi sangat bermanfaat
untuk ketua RT. Nilai rata-rata sebesar 3,30 menggambarkan rata-rata
responden menjawab netral.
Hal ini mengartikan responden merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan arahan bahwa aplikasi sangat bermanfaat untuk ketua
RT di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara. sebagian responden banyak
yang menjawab setuju karena ketua RT merasa bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta sudah menjelaskan dengan baik manfaat apa yang akan didapat dari
aplikasi qlue tersebut.
4.4. Analisa Penelitian
Tabel 4.28.
Rata- rata mean Dimensi Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov
DKI Jakarta
No Dimensi Rata- rata
1 Campaign model of successful Organization (Model kampanye Organisasi yang Sukses)
3.75
2 Positioning Statement (Pernyataan posisi) 2.95
Tabel di atas merupakan hasil per dimensi dengan jumlah responden
sebanyak 70 orang. Dari tabel mean per dimensi di atas, dapat dilihat bahwa
mean dimensi tertinggi berada pada dimensi Campaign model of successful
72
Organization (Model kampanye Organisasi yang Sukses). Hal Ini menunjukan
bahwa mereka sadar bahwa kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta sangat
penting dalam kinerja dipemerintahan sebagai ketua RT, tetapi masih tinggi
tingkat keluhan dan penolakan ketua RT di Tugu selatan, Jakarta Utara
mengenai kebijakan Aplikasi qlue yang memberatkan tugas sebagai ketua
RT.
Dimensi terendah yaitu Positioning Statement (Pernyataan posisi). Hal
Ini menunjukan bahwa dalam praktiknya Kampanye Humas Pemprov DKI
Jakarta masih dirasakan kurang optimal dalam melakukan edukasi kepada
ketua RT.
72
73
Diagram 4.1
Mean per Dimensi
KAMPANYE APLIKASI QLUE HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA
(Survei Deskriptif : Mengenai Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu
Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue, Juni Tahun 2016)
N = 70
Diagram diatas adalah diagram batang yang merupakan hasil per
dimensi dengan jumlah responden sebanyak 70 orang. Dari diagram mean
per dimensi di atas, dapat dilihat bahwa mean per dimensi tertinggi berada
pada dimensi Campaign model of successful Organization (Model kampanye
Organisasi yang Sukses) memiliki nilai mean sebesar 3,75 dan mean
terendah berada pada dimensi Positioning Statement (Pernyataan posisi)
memiliki nilai mean per dimensi adalah 2,95.
3.75
2.95
1
2
3
4
5
Model kampanye Organisasi yang Sukses Pernyataan posisi
Indikator
74
Dimensi tertinggi, memiliki empat indikator, yaitu mendefinisikan misi
atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan, budaya perusahaan, membangun
hubungan publik yang positif, reputasi perusahaan. Pada dimensi ini ketua
RT lebih memilih untuk melakukan penolakan terhadap kebijakan dari
Aplikasi qlue yang dirasa sangat memberatkan tugas sebagai ketua RT.
Dimensi terendah, yaitu Positioning Statement (Pernyataan posisi)
memiliki lima indikator, diantaranya adalah public awareness, offer
information, public education, reinforce the attitudes and behavior (penguatan
sikap dan perilaku), behavior modification. Dimensi ini memiliki nilai mean
yang rendah yang mana dimensi ini Humas Pemprov DKI Jakarta masih
belum berhasil dalam menyeimbangkan kebutuhan ketua RT, dan membantu
berhubungan ketua RT dalam mengedukasi Aplikasi qlue. Hasil dari nilai
mean ini menunjukkan bahwa dimensi Positioning Statement (Pernyataan
posisi) belum sesuai dengan teori kampanye.
74
5
75
Tabel 4.29.
Rata – rata Indikator
KAMPANYE APLIKASI QLUE HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA
(Survei Deskriptif : Mengenai Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu
Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue, Juni Tahun 2016)
N = 70
No Indikator Rata-rata
1 Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan
4.10
2 Budaya Perusahaan 3.24
3 Membangun Hubungan Publik yang positif 3.97
4 Reputasi Perusahaan 3.68
5 Public Awareness 2.48
6 Offer Information 3.18
7 Public Education 3.03
8 Reinforce The Attitudes and Behavior (penguatan sikap dan perilaku)
3.26
9 Behavior Modification 2.80
Tabel di atas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari
sembilan indikator. Nilai mean tertinggi berada pada indikator Mendefinisikan
misi atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan, sedangkan nilai mean
terendah berada pada indikator Public Awareness. Pada indikator dengan
nilai mean tertinggi yaitu Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang
diinginkan bahwa ketua RT di Tugu selatan Jakarta utara ketua RT sadar
bahwa kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta sangat penting dalam kinerja
dipemerintahan sebagai ketua RT, namun ketua RT tetap melakukan
penolakan dari kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta dengan tidak
menggunakan Aplikasi qlue dalam menjalankan kinerja sebagai ketua RT,
76
karena pihak Humas Pemprov DKI Jakarta kurang dalam mengedukasi dan
menjelaskan Aplikasi qlue.
Pada indikator nilai mean terendah yaitu Public Awareness
menunjukan bahwa ketua RT Tugu selatan Jakarta utara belum merasakan
pelayanan Humas Pemprov DKI Jakarta dalam mengkampanyekan Aplikasi
qlue yang belum optimal dikarenakan kurangnya pengertian anggota Humas
Pemprov DKI Jakarta dalam mengedukasi ketua RT Tugu selatan Jakarta
utara.
Diagram 4.2
Mean Per Indikator
KAMPANYE APLIKASI QLUE HUMAS PEMPROV DKI JAKARTA
(Survei Deskriptif : Mengenai Penolakan Ketua RT di Kelurahan Tugu
Selatan dan Kebijakan Aplikasi Qlue, Juni Tahun 2016)
N= 70
4.10
3.24
3.97 3.68
2.48
3.18 3.03 3.26
2.80
1
2
3
4
5
Mendefinisikanmisi atau
pernyataannilai-nilai yang
diinginkan
MembangunHubunganPublik yang
positif
PublicAwareness
PublicEducation
BehaviorModification
Indikator
76
77
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat satu indikator dengan
nilai mean tertinggi Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang
diinginkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketua RT di Tugu selatan,
Jakarta utara melakukan penolakan dari Kampanye Humas Pemprov DKI
Jakarta dengan tidak menggunakan Aplikasi qlue dalam menjalankan kinerja
sebagai ketua RT, karena pihak Humas Pemprov DKI Jakarta kurang dalam
mengedukasi dan menjelaskan Aplikasi qlue.
Indikator terendah, Public Awareness yaitu bahwa ketua RT Tugu
selatan Jakarta utara belum merasakan pelayanan Humas Pemprov DKI
Jakarta dalam mengkampanyekan Aplikasi qlue yang belum optimal
dikarenakan kurangnya pengertian anggota Humas Pemprov DKI Jakarta
dalam mengedukasi ketua RT Tugu selatan Jakarta utara.
Dari hasil tabel di atas yang menunjukkan ketua RT menyatakan apa
yang mereka pikirkan dengan nilai mean tertinggi, yaitu Mendefinisikan misi
atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan dan dengan nilai mean terendah,
yaitu Public Awareness. Dari kedua hasil teresebut menunjukkan bahwa dua
indikator tersebut mempengaruhi penilaian ketua RT Tugu Selatan Jakarta
utara dalam kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta mengenai Aplikasi qlue.
78
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah
dilaksanakan berdasarkan konsep Manajemen Public Relations dengan
variabel Kampanye dikarenakan Kampanye sebagai tolak ukur dari
pelaksanaan Manajemen Public Relations. Penulis melakukan penelitian
terhadap Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta.
Program kampanye aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI dilaksanakan 6
(Enam) kali pada tanggal 13 Januari 2015 untuk wilayah Walikota Timur, 18
Februari 2015 untuk wilayah Walikota Pusat, 10 Februari 2015 untuk wilayah
Kecamatan Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, 26
Februari 2015 untuk wilayah Jakarta Pusat, lalu aplikasi qlue dikampanyekan
ke semua masing-masing kelurahan di DKI Jakarta yang diikuti oleh ketua RT
di DKI Jakarta yang dilakukan dengan serentak dimulai pada tanggal 30 April
2015 dan 15 Mei 2015.
Penulis memilih responden yaitu ketua RT Tugu selatan, Jakarta
utara. Penulis melakukan penelitian pada bulan Maret - April 2017. Penelitian
ini terdiri dari dua dimensi dan sembilan indikator.
Dimensi Campaign model of successful Organization (Model
kampanye Organisasi yang Sukses), yang memiliki nilai mean tidak setuju.
Indikator tertinggi yaitu Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang
diinginkan dengan nilai mean sangat setuju.
78
79
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta menjelaskan definisi Aplikasi qlue untuk menjadi masyarakat yang
modern dapat diterima dengan baik oleh ketua RT di Kelurahan Tugu selatan
Jakarta utara, sebagian responden banyak yang menjawab sangat setuju
karena mereka merasa untuk mengetahui definisi misi aplikasi qlue sangat
penting
Dimensi Positioning Statement (Pernyataan posisi), indikator terendah
adalah Public Awareness. Hal ini menunjukkan bahwa pihak Humas Pemprov
DKI Jakarta masih kurang dalam mengkampanyekan Aplikasi Qlue kepada
ketua RT Tugu selatan Jakarta utara.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas Pemprov DKI
Jakarta memberikan kesadaran publik kepada ketua RT tentang aplikasi qlue
sebagai kepentingan sosial di Kelurahan Tugu selatan Jakarta utara,
sebagian responden banyak yang menjawab sangat tidak setuju karena
dengan adanya Aplikasi qlue ketua RT merasa Humas Pemprov DKI Jakarta
tidak mementingkan kesejahteraan sebagai ketua RT malah memberatkan
tugas sebagai ketua RT dengan wajib mengirimkan laporan tiga kali dalam
sehari.
80
Pada indikator dengan nilai mean tertinggi yaitu Mendefinisikan misi
atau pernyataan nilai-nilai yang diinginkan bahwa ketua RT di Tugu selatan
Jakarta utara ketua RT sadar bahwa kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta
sangat penting dalam kinerja dipemerintahan sebagai ketua RT, namun ketua
RT tetap melakukan penolakan dari Kampanye Humas Pemprov DKI Jakarta
dengan tidak menggunakan Aplikasi qlue dalam menjalankan kinerja sebagai
ketua RT, karena pihak Humas Pemprov DKI Jakarta kurang dalam
mengedukasi dan menjelaskan Aplikasi qlue.
Pihak Humas Pemprov DKI Jakarta telah menjalankan kampanye
Aplikasi qlue kepada ketua RT Tugu Selatan, dalam kampanye nya Humas
Pemprov DKI Jakarta menjelaskan tujuan dari Aplikasi qlue serta
mengedukasikan Aplikasi qlue kepada ketua RT Tugu Selatan.
Kampanye Aplikasi qlue Humas Pemprov DKI Jakarta telah
mendapatkan apresiasi serta minat dari ketua RT Tugu Selatan dalam
mempelajari setiap konten dan menu yang ada didalam Aplikasi qlue,
sehingga ketua RT Tugu selatan dapat mengerti dan menggunakan Aplikasi
qlue pada kegiatan kerja sehari-hari untuk membuat laporan lalu dikirim
kepada pihak Pemprov DKI Jakarta setiap hari.
80
81
Pada indikator dengan nilai mean terendah yaitu Public Awareness
menunjukan bahwa ketua RT Tugu selatan Jakarta utara belum merasakan
pelayanan Humas Pemprov DKI Jakarta dalam mengkampanyekan Aplikasi
qlue yang belum optimal dikarenakan kurangnya pengertian anggota Humas
Pemprov DKI Jakarta dalam mengedukasi ketua RT Tugu selatan Jakarta
utara.
82
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Humas Pemprov DKI Jakarta telah melakukan tugasnya dalam
mengkampanyekan Aplikasi qlue kepada ketua RT. Namun, pihak
ketua RT tetap melakukan penolakan karena kebijakan Aplikasi qlue
memberatkan tugas sebagai ketua RT.
2. Humas Pemprov DKI Jakarta dalam mengkampanyekan Aplikasi qlue
belum optimal hal ini menunjukan bahwa ketua RT Tugu selatan
Jakarta utara masih merasa kurang puas oleh kebijakan yang
dikeluarkan oleh pihak Humas Pemprov DKI Jakarta dan sikap dalam
mengedukasi ketua RT Tugu selatan Jakarta utara.
83
5.2. Saran
1. Penulis menyarankan agar Humas Pemprov DKI Jakarta dapat
meningkatkan kinerja tim dalam menjelaskan setiap tujuan dan
maksud dibuatnya Aplikasi qlue kepada ketua RT yang masih belum
paham dengan Aplikasi qlue.
2. Penulis menyarankan agar Humas Pemprov DKI Jakarta dapat
mengerti dengan keadaan setiap ketua RT dalam mengedukasi
Aplikasi qlue.
84
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Ardianto, Elvinaro. 2013. Handbook of Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Buleang, Andi. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi.
Darmawan, Deni Darmawan. 2008. Metode penlitian kuantitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Gulo, W. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hermawan, Asep. 2007. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif.Jakarta: Grasindo.
Irianto, Agus. 2006. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
___________________, 2008. Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada.
Media Group. Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research Sixth Edition. New Jersey:
Pearson Education. Neuman, W Lawrence.2011. Social Research Methods: Seventh Edition.
Boston Person Education. Nisfianoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Riduwan, Adun Rusyana, Enas, 2011, Cara Mudah Belajar SPSS 16.0 dan
Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: ALFABETA
85
Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,
Jakarta: Rajawali Pers
Rosady, Ruslan. 2006 Kampanye Public Relations, Jakarta: Rajawali Pers
_____________. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sangadji, 2010. Etta Mamang. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: Refika Aditama.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Suyanto, Stanislaus. 2009. Pedoman Analisa Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu
Umar, Husein. 2007. Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka.
Uyanto, Stanislaus. 2009. Pedoman Analisa Data Dengan SPSS.Yogyakarta. GrahaI llmu.
Yuliaty, Kinkin. 2010. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Laboratorium
Sosial Politik Press.
86
Sumber Lain.
Website.
Informasi seputar Aplikasi qlue, https://seword.com/politik/rtrw-jakarta-ribut-qlue-hanya-modus-sebab-parkir-liar-diambil-upd/, diakses pada 25 maret 2017, pukul 17.00 WIB Informasi seputar penolakkan Aplikasi qlue pada daerah kecamatan koja,
http://www.tribunnews.com/video/2016/09/16/ketua-rt-dan-rw-protes-
kebijakan-ahok, diakses pada 22 maret 2017, pukul 07.00 WIB
Mengenai protes program aplikasi Qlue , Agus Iskandar, Ketua RW 12,
Kebon Melati, Jakarta Pusat,
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/05/29/22183071/ini.alasan.ketua.r
w.12.kebon.melati.menolak.qlue, diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul
13:00 WIB
Mengenai tanggapan atas protes aplikasi Qlue, Elita Yunanda, Head of
Communication Qlue, https://news.detik.com/berita/3221403/rt-rw-merasa-
terbebani-lapor-3-kali-qlue-mungkin-belum-terbiasa-teknologi, diakses pada
tanggal 28 Maret 2017, pukul 09:00 WIB
Mengenai protes program aplikasi Qlue , Ida Rosidah, Ketua RT 02/RW 02,
Koja, Jakarta Utara,
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/05/29/22183071/ini.alasan.ketua.r
w.12.kebon.melati.menolak.qlue, diakses pada tanggal 27 Maret 2017, pukul
13:00 WIB
86
xvi
LAMPIRAN 1
KUISIONER
Saya Luthfi Novaliansyah, Mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat, Universitas Negeri
Jakarta angkatan 2013. Saya sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir karya
ilmiah (TAKI).Penelitian ini dilakukan untuk menyusun tugas akhir, yang berjudul:
Kampanye Aplikasi Qlue Humas Pemprov DKI Jakarta
(Survei Deskriptif : mengenai Penolakan ketua RT di Kelurahan Tugu Selatan dan
kebijakan aplikasi Qlue Tahun 2016)
Dengan ini saya mohon Bapak/Ibu, saudara/saudari untuk mengisi kuisioner ini sesuai
dengan penilaian anda seobjektif mungkin. Atas bantuan dan kesediannya, saya
mengucapkan terimakasih
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom pernyataan sesuai dengan jawaban pilihan anda.
Keterangan:
5 = Sangat Setuju (SS)
4= Setuju (S)
3= Ragu-ragu (R)
2= Tidak Setuju (TS)
1= Sangat Tidak Setuju (STS)
No. Pernyataan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1. Memberikan solusi yang tepat
kepada anda
√
xvii
1. Dimensi : Campaign model of successful Organization (Model
kampanye Organisasi yang Sukses)
Indikator 1 : Mendefinisikan misi atau pernyataan nilai-nilai yang
diinginkan
Indikator 2 : Budaya Perusahaan
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
1. Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan
tentang definisi misi aplikasi qlue untuk
menjadi masyarakat yang modern
2. Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan
manfaat aplikasi qlue untuk ketua RT
3. Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan
tujuan aplikasi qlue untuk ketua RT
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
4. Humas Pemprov DKI Jakarta menyampaikan
pesan tertentu dengan cerita sebuah program
yang sudah dicapai
5. Humas Pemprov DKI Jakarta menyampaikan
pelayanan aplikasi qlue
6. Humas Pemprov DKI Jakarta mempunyai tim
kerja yang professional
xviii
Indikator 3 : Membangun Hubungan Publik yang positif
Indikator 4 : Reputasi Perusahaan
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
7. Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan
tanggung jawab yang tinggi dengan
mempertahankan pelayanan terbaiknya
8. Humas Pemprov DKI Jakarta menanamkan
nilai kepercayaan kepada ketua RT
9. Humas Pemprov DKI Jakarta
mengomunikasikan aplikasi qlue secara
interaktif dan lebih intensif kepada ketua RT
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
10. Humas Pemprov DKI Jakarta memperhatikan
eksistensi dalam menciptakan nilai-nilai
kepercayaan ketua RT
11. Humas Pemprov DKI Jakarta memiliki jati diri
(corporate identity) seperti seragam kerja yang
dapat diterima oleh ketua RT
12. Humas Pemprov DKI Jakarta Manampilkan
moto aplikasi qlue yang dapat diterima oleh
ketua RT
xviii
2. Dimensi : Positioning Statement (Pernyataan posisi)
Indikator 1 : Public Awareness
Indikator 2 : Offer Information
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
13. Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan
kesadaran publik kepada ketua RT tentang
aplikasi qlue sebagai kepentingan sosial untuk
khalayak
14. Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan
kesadaran publik kepada ketua RT tentang
aplikasi qlue sebagai pendidikan untuk
khalayak
15. Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan
kesadaran publik kepada ketua RT tentang
aplikasi qlue sebagai peraturan untuk
khalayak
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
16. Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan
informasi dari program aplikasi qlue kepada
ketua RT
17. Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan
panduan mengenai peraturan aplikasi qlue
kepada ketua RT
18. Humas Pemprov DKI Jakarta bantuan tenaga
ahli aplikasi qlue kepada ketua RT
xix
xviii
Indikator 3 : Public Education
Indikator 4 : Reinforce The Attitudes and Behavior (penguatan sikap
dan perilaku)
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
19. Humas Pemprov DKI Jakarta mengajarkan
aplikas qlue kepada ketua RT secara
emosional yang tetap bersikap etis dan wajar
20. Humas Pemprov DKI Jakarta didukung dengan
bahan-bahan materi secara lengkap tentang
informasi aplikasi qlue
21. Humas Pemprov DKI Jakarta menjelaskan
tujuan suatu program aplikasi qlue yang
bersifat persuasif
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
22. Humas Pemprov DKI Jakarta melakukan
Kegiatan program aplikasi qlue yang dilakukan
memperkuat nilai-nilai
23. Humas Pemprov DKI Jakarta mengubah
perilaku ketua RT terhadap aplikasi qlue
24. Humas Pemprov DKI Jakarta Memberikan
sikap dan perilaku yang baik dalam
mengajarkan aplikasi qlue kepada ketua RT
xx
xviii
Indikator 5 : Behavior Modification
No. Pernyataan SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
25.
Humas Pemprov DKI Jakarta melakukan
tahapan kemampuan melaksanakan tahapan
kampanye
26.
Humas Pemprov DKI Jakarta mengubah perilaku
untuk menyakinkan ketua RT mengenai
programaplikasi qlue
27.
Humas Pemprov DKI Jakarta memberikan
arahan bahwa aplikasi sangat bermanfaat untuk
ketua RT
xxi
xxii
LAMPIRAN 2
Berita Online
RT/RW Merasa Terbebani Lapor 3 Kali, Qlue:
Mungkin Belum Terbiasa Teknologi
Source : https://news.detik.com/berita/3221403/rt-rw-merasa-terbebani-
lapor-3-kali-qlue-mungkin-belum-terbiasa-teknologi
Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Jakarta - Pengurus RW 12 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat,
keberatan menggunakan aplikasi Qlue untuk melaporkan kegiatan di
lingkungannya. Sebab, mereka menilai hal itu membebani serta
merepotkan.
Menanggapi keluhan itu, Head of Communication Qlue Elita Yunanda
menyebut seharusnya aplikasi Qlue memudahkan RT/RW setempat
mengetahui permasalahan yang dihadapi warganya.
"Sebenarnya Qlue ini mempermudah laporan masyarakat karena kita
basic-nya laporan. Jadi kalau ada masalah mereka bisa melaporkan dari
Qlue. Jadi feedback bisa lebih cepat," ujar Elita saat dihubungi detikcom,
Senin (30/5/2016).
Elita menilai, adanya penolakan terhadap aplikasi tersebut dikarenakan
Ketua RT dan RW-nya belum terbiasa menggunakan perangkat telepon
genggam. Namun hal itu tidak serta merta bisa dijadikan alasan karena
pihaknya juga memiliki tim pendamping dari kelurahan untuk membantu
mensosialisasikan Qlue.
"Mungkin mereka belum terbiasa teknologi digital meskipun sudah
disosialisasikan dari November 2015 mengenai Qlue. Memang ada
beberapa RT/RW belum bisa memakai aplikasi Qlue dari kelurahan
melakukan bimbingan dan pendampingan teknologi," sambungnya.
"Seharusnya lebih coba digunakan jadi mereka bisa merasakan
manfaatnya. Kebanyakan dari mereka sudah menolak dulu, padahal kalau
dicoba banyak manfaatnya," tutup Elita.
Sebelumnya, Wakil Ketua RW 12 Boli Fiahaya mengungkapkan alasan
penolakan melapor dari aplikasi Qlue ini disebut Boli karena pengurus
tidak punya banyak waktu memposting kegiatan atau suasana di
lingkungannya sebanyak 3 kali dalam sehari. Apalagi yang dilaporkan
xxiii
menurut Boli adalah kegiatan yang bersifat kelembagaan seperti Karang
Taruna, Posyandu dan lain-lain.
Boli menolak menggunakan aplikasi khusus Qlue bagi para ketua RW dan
Ketua RT bukan karena masalah teknologi. "Kami menolak disebut gagap
teknologi, bukan karena tidak bisa menggunakan Qlue. Saya sudah
menggunakan Qlue sebelum disuruh Anda," kata Boli sambil
memperlihatkan aplikasi Qlue di ponsel Androidnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menilai
keributan terjadi karena ada 'lapak duit' RT dan RW yang dibongkar
olehnya sehingga tak lagi bisa mengalirkan keuntungan bagi RT dan RW
yang bersangkutan. Persoalan aplikasi Qlue, menurut Ahok, hanyalah
dalih yang digunakan oknum RT/RW untuk mempermasalahkan 'lapak
duit' mereka yang ditertibkan Ahok. Soalnya, tak enak pula bila para
oknum RT/RW secara vulgar meminta agar 'lapak duit' mereka jangan
digusur.
Berdasarkan SK Gubernur Nomor 903 Tahun 2016, ketua RT dan RW
diwajibkan melaporkan 3 kali sehari kegiatan di kawasan mereka bertugas
lewat aplikasi Qlue. Dengan pelaporan itu maka ketua RT dalam sebulan
akan mendapatkan uang operasional Rp 975 ribu dan ketua RW Rp 1,2
juta. Satu laporan di Qlue dihargai Rp 10.000. Ini merupakan alat Ahok
untuk mengetahui kinerja aparatnya.
Pemprov DKI Jakarta memanfaatkan aplikasi Qlue untuk mendukung
program paperless sebagai Smart City. Selama ini dalam sebulan
tumpukan kertas laporan RT/RW menggunung di kelurahan. Nah,
Pemprov ingin menyederhanakan dengan memakai aplikasi yang menurut
Ahok tinggal "pencet doang". Jumlah RT di Jakarta sebanyak 19.478 dan
RW sebanyak 1.950 yang tersebar di 267 kelurahan. Setiap laporan yang
masuk di Qlue dipantau oleh pekerja Jakarta Smart City untuk
ditindaklanjuti.
xxiv
Alasan Ketua RW 12 Kebon Melati Menolak Qlue
Source :
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/05/29/22183071/ini.alasan.ketu
a.rw.12.kebon.melati.menolak.qlue
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 12, Kebon Melati, Jakarta Pusat Agus Iskandar menilai kewajiban RT/RW untuk melaporkan tentang lingkungan setempat melalui aplikasi Qlue tiga kali dalam sehari dirasa memberatkan.
Pasalnya, menurut Agus, dia sudah melayani kebutuhan para warga sebagai ketua RW selama 24 jam.
"Capek dong Pak, saya sudah melayani masyarakat selama 24 jam sehari. Mulai dari urusan administrasi maupun menjaga kerukunan warga," ujar Agus di Kantor Sekertariat RW 12, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2016).
Agus menambahkan, seharusnya kewajiban melaporkan di aplikasi Qlue tidak ditargetkan. Menurutnya, dia pasti akan melaporkan jika ada kejadian di lingkunganya, sehingga tidak perlu ditargetkan.
"Saya enggak senang itu karena diwajibkan, Allah saja yang ciptakan saya hanya mewajibkan sholat lima waktu, masa Ahok kasih Rp 900.000 kita diwajibin tiga kali lapor," ucap dia.
Selain itu, Agus menilai aplikasi Qlue berbahaya. Menurut dia dengan adanya aplikasi tersebut bisa membuat adu domba antara Ketua RW dengan lurah.
" Qlue ini bahaya, bisa terjadi adu domba, hubungan antara Lurah yang tadinya baik bisa jadi tidak baik karena Qlue ini. Bisa aja kan laporanya
xxv
dibuat-buat, terus nanti jadinya Lurah dipecat gara-gara laporan itu," kata Agus.
Dia pun menegaskan tidak membenci Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok.
Ia mengaku hanya membenci kebijakan Ahok yang semena-mena. instruksi aduan Qlue oleh ketua RT/RW diatur dalam SK Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan tugas dan fungsi RT dan RW di DKI.
Setiap bulan, ketua RT mendapat insentif sebesar Rp 975.000, sedangkan ketua RW mendapat insentif sebesar Rp 1.200.000. Kemudian setiap laporan di Qlue dihargai Rp 10.000.
xxvi
Aplikasi lemot, ketua RT di Koja protes Ahok soal
Qlue Source : https://www.merdeka.com/jakarta/aplikasi-lemot-ketua-rt-di-koja-
protes-ahok-soal-qlue.html
Merdeka.com - Surat Keputusan (SK) Gubernur No 903 yang
menyatakan tentang pelaporan melalui aplikasi Qlue mendapat keluhan
dari sejumlah RT maupun RW yang tersebar di Ibu Kota Jakarta,
khususnya Jakarta Utara.
Sebab, dalam SK tersebut mengatur bahwa pengurus RT maupun RW
diwajibkan melaporkan kondisi lingkungan mereka sebanyak 90 kali dalam
sebulan atau minimal 3 kali laporan dalam sehari. Apabila permintaan
tersebut tidak mencapai target, maka uang operasional untuk pengurus
RT/RW tidak dapat dicairkan.
Hal ini dikeluhkan oleh Ida Rosidah selaku Ketua RT 02/RW 02, Koja,
Jakarta Utara. Dia merasa terbebani lantaran adanya kewajiban yang
mengharuskannya laporan minimal tiga hari sekali. Dia mengaku memiliki
pekerjaan lain yakni tukang jahit baju, bukanlah seorang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang dapat diatur oleh aparatur negara.
"Ya bagaimana ya mbak, menurut saya laporan lewat qlue itu beban
sekali, karena sistemnya terlalu terikat sedangkan RT enggak ada gajinya,
tapi hanya uang operasional sebesar Rp 975.000 perbulan itu pun cairnya
3 bulan sekali," keluh Ida saat dihubungi merdeka.com melalui
sambungan telepon, Senin (30/5).
Dilanjutkannya, bahwa tugasnya sebagai RT akan bertambah berat
apabila tugasnya sebagai ketua RT ditambah dengan mengirimkan
laporan warga melalui aplikasi Qlue. Dia mengeluhkan adanya potongan
xxvii
apabila dia tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan mengirimkan foto
laporan warga ke aplikasi Qlue.
"Foto Qlue itu dikirim ke kelurahan. Ya kalau fotonya enggak masuk
kriteria, fotonya enggak akan lolos dikirim ke pusat dan dipotong. Per
fotonya dipotong Rp 10 ribu sementara sehari kita disuruh kirim tiga,"
lanjutnya.
Ida mengaku, mendapat kendala aaat mengirimkan foto melalui aplikasi
Qlue. "Konyolnya itu mbak, foto yang dikirim melalui aplikasi Qlue itu
susah jadi bikin males, dan itu bukan cuma saya saja RT lain juga pernah
makanya mereka juga enggak setuju, sudah protes ke lurah, tindak
lanjutnya dari lurah belom tahu," pungkasnya.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta, asuki Tjahaja Purnama
mengungkapkan, SK Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang
penyelenggaraan tugas dan fungsi RT dan RW di DKI justru memudahkan
pejabat setempat untuk membuat laporan.
Sebab, di setiap laporan yang masuk lewat aplikasi 'Qlue' akan tercatat
langsung oleh sistem komputer.
"Kalau kamu enggak lapor di qlue itu enggak akan tercatat di sistem
komputer. Kalau kamu lapor di Qlue, begitu kamu lapor, itu ada tanda
merah yang ada di sistem komputer yang langsung terhubung ke lurah
sama SKPD setempat," tutur Basuki di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin
(30/5).
xxviii
Ketua RT dan RW Protes Kebijakan Ahok
Source : http://www.tribunnews.com/video/2016/09/16/ketua-rt-dan-rw-
protes-kebijakan-ahok
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Mereka long march dari Bundaran Patung Kuda hingga Balai Kota DKI Jakarta, sambil membentang spanduk bertuliskan caci-maki dan sumpah-serapah terhadap Gubernur Ahok.
Mereka memprotes Peraturan Gubernur 168 tahun 2014 tentang kewajiban ketua RT dan RW melaporkan situasi lingkungannya melalui aplikasi Qlue.
Kebijakan tersebut, mereka nilai, terlalu memaksakan dan arogan.
"Ada statement terakhir dari Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang menuding pengurus RT/RW yang tidak menjalankan Qlue, adalah pengurus RT/RW yang pemalas. Hanya mau terima uang sampah dan uang keamanan," kata Lukman Hakim, koordionator aksi.
"Padahal kita sudah sampaikan alasan substansi, kenapa kita menolak program Qlue itu? Karena itu sifatnya arogan memaksakan. Tidak mengajak kita berdialog, tidak memusyawarahkan terlebih dahulu," tambahnya.
xxix
LAMPIRAN 3
Transkip Wawancara
Narasumber : Raides Aryanto
Jabatan : Kepala bidang. Informasi Publik Dinas Komunikasi
Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta
Ket :
P : Pewawancara (Luthfi Novaliansyah)
N : Narasumber (Bapak Raides Aryanto)
Perkenalkan saya Luthfi Novaliansyah Mahasiswa Program Studi
Hubungan Masyarakat dari Universitas Negeri Jakarta, saya ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai kampanye program aplikasi Qlue untuk RT
dari Pemprov DKI Jakarta.
1. P : Selamat Pagi pak, mohon maaf mengganggu sebelumnya dengan
bapak siapa dan bagian apa ?
N : Selamat pagi mas, dengan saya Raides Aryanto, Kabid. Informasi
Publik Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan DKI Jakarta
2. P : Kapan dan berapa kali program aplikasi qlue dikampanye kan
kepada RT/RW? Lalu dimana saja program aplikasi qlue tersebut
dikampanye kan ?
xxx
N : Kita disini membagi beberapa waktu dalam mengkampanyekan
program aplikasi qlue tersebut, dimulai dari walikota dahulu yang
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2015 yang dimulai dari walikota
Timur, lalu diakhiri dengan Walikota Pusat pada tanggal 18 Februari
2015. Berikutnya kita mengkampanyekan aplikasi qlue ke semua
kecamatan di DKI Jakarta yang dimulai dari semua kecamatan yang
berada di Jakarta Timur pada tanggal 10 Februari 2015, lalu diakhiri
pada semua kecamatan yang berada di Jakarta Pusat pada tanggal 26
Februari 2015. Berikutnya yang terakhir kita mengkampanyekan
aplikasi qlue pada ke semua kelurahan di DKI Jakarta yang dilakukan
dengan serentak dimulai pada tanggal 30 April 2015 sampai tanggal
15 Mei.
P : Dan dihadiri dengan siapa dan dari mana saja ?
N: Kampanye aplikasi qlue, kami telah menargetkan untuk siapa saja
yang harus mengikuti kampanye ini dari staf walikota, staf kecamatan,
staf kelurahan sampai RT/RW DKI Jakarta.
3. P : Apakah kampanye program aplikasi qlue berjalan dengan lancar ?
N : Cukup berjalan dengan lancar, dari semua pihak seperti walikota,
kecamatan, dan kelurahan namun ada sedikit pelapor RT/RW yang
menolak dengan kebijakan aplikasi qlue yang mewajibkan ketua
RT/RW 3X sehari harus melaporkan laporan warga di lingkungannya.
4. P : Tujuan dari kampanye aplikasi qlue ini ?
N : Tujuan nya untuk mengedukasi adalah agar elemen ketua RT/RW,
kelurahan, kecamatan serta walikota dapat memahami pengoprasian
dari aplikasi tersebut dengan mudah dan efisien serta mendidik agar
kita menjadi lebih modern dengan memperkenalkan program baru.
xxxi
5. P : Ada berapa laporan ketua RT/RW yang menolak kebijakan aplikasi
qlue ?
N : ada 490 laporan yang menolak.
Sekian pertanyaan, dari saya. Saya harap sekiranya Bapak/Ibu
berkenaan dalam menjawab pertanyaan tersebut. Mohon maaf apabila ada
kata-kata yang kurang berkenaan dihati Bapak/Ibu. Terimakasih atas
kesediaan waktunya.
xxxii
LAMPIRAN 4
DATA PENOLAKKAN APLIKASI QLUE
Jakarta Utara : 200
Jakarta Barat : 30
Jakarta Timur : 110
Jakarta Selatan : 50
Jakarta Pusat : 100
Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Utara
Cengkareng : 5 Matraman : 10 Penjaringan : 20
Grogol : 5 Jatinegara : 20 Tanjung priok: 20
Petamburan : 5 Duren Sawit : 0 Koja : 70
Tambora : 0 Pulo Gadung : 35 Pademangan: 30
Kebon Jeruk : 15 Cakung : 5 Cilincing : 20
Lembangan : 0 Kramat jati : 10 Kelapa Gading:10
Kalideres : 0 Makasar : 20 Pulau Seribu : 30
Ciracas : 0
Pasar Rebo : 5
Cipayung : 5
xxxiii
Jakarta Pusat Jakarta Selatan
Gambir : 15 Kebayoran lama : 10
Sawah Besar : 15 Resenggrahan : 5
Kemayoran : 20 Pasar Minggu : 0
Senen : 10 Jagakarsa : 0
Cempaka putih: 10 Mampang Prapatan: 20
Menteng : 0 Pancoran : 5
Tanah abang : 20 Kebayoran baru : 10
Johor baru : 10 Setia budi : 0
Tebet : 0
Cilandak : 0
xxxiv
LAMPIRAN 5
CARA MENGAKSES APLIKASI QLUE UNTUK RT
Sistem pelaporan di Qlue oleh petugas RT/RW itu dikelompokkan berdasarkan
kelurahan masing-masing. Jika sudah menginstall Qlue, maka pilihan menu 'Forum' ada
di kanan atas. Hanya saja menu Forum Kelurahan hanya bisa diakses oleh anggotanya
saja.
Gambar 1.1.
Cara pengoprasian aplikasi Qlue untuk Ketua RT/RW
Cara Ketua RT/RW membuat laporan ternyata sangat sederhana. Mula-mula
masuk ke bagian menu forum. Lalu masuk kedalam bagian kelurahan ketua RT/RW
xxxv
yang terdaftar untuk mendiskusikan hal terkait kelurahan dan memberikan
pengumuman seperti kerja bakti, fogging, dan imbauan.
Gambar 1.2.
Cara pengoprasian aplikasi Qlue untuk Ketua RT/RW
Di menu forum itulah setiap ketua RT/RW memposting foto kegiatan lingkungan.
Caranya sama seperti saat memposting foto pada instagram, yaitu memilih foto
kemudian tuliskan deskripsinya. Untuk Qlue, selain deskripsi harus ditulis juga tema
fotonya. Lalu 'kirim', selesai. Foto yang baru diposting akan muncul di timeline Qlue
forum.
xxxvi
Gambar 1.3.
Cara pengoprasian aplikasi Qlue untuk Ketua RT/RW